Makalah Seminar
Makalah Seminar
Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
ILMU ADINISTRASI PUBLIK
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia terkenal memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Kekayaan itu
berupa sumber daya alam. Sumber daya alam yang paling besar adalah kekayaan alam di
bidang energi dan mineral. Kekayaan energi dan mineral kini semakin dimanfaatkan untuk
pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia. Salah satu yakni dengan memanfaatkannya
sebagai energi listrik. Kebutuhan sumber energi listrik menjadi kebutuhan wajib masyarakat
modern saat ini untuk menunjang kebutuhan setiap hari. pemerintah Indonesia sebelumnya
setiap tahunnya memberikan subsidi terhadap pengguna litrik. Pemerintah sebagai komponen
dari proses administrasi harus benar-benar bisa merumuskan sebuah perencanaan yang
memiliki tujuan yang akan dicapai. Di dalam konsep Administrasi, Administrasi merupakan
kegiatan kerja sama yang dilaksanakan oleh sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja
sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumber-sumber untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien”. (Silalahi, 2005:7). Kegiatan atau perencanaan
yang dilakukan oleh pemerintah harus memiliki tujuan secara efektif dan efesien yang telah
disepakati bersama.
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian ESDM berencana untuk menghapus subsidi untuk
pelanggan Listrik yang dinilai tidak tepat sasaran. Wacana atau rencana ini haruslah memiliki
tujuan dan mekanisme yang tepat agar tidak mengganggu stabilitas ekonomi. Produk dari
sebuah administrasi adalah kebijakan. Pemerintah sebagai aktor negara di dalam perumusan
sebuah perencanaan yakni diwujudkan di dalam sebuah kebijakan. Menurut pendapat Harold
Laswell, kebijakan diartikan sebagai tugas intelektual pembuatan keputusan yang meliputi
berbagai hal yaitu : penjelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai dari suatu kebijakan yang
telah dibuat, penguraian kecenderungan untuk memilih beberapa tujuan yang sesuai dengan
keadaan, pengembangan dampak dan kinerja kebijakan di masa depan, melakukan penulisan
dan evaluasi. Anderson mengartikan kebijakan publik sebagai serangkaian tindakan yang
mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atau sekelompok
pelaku guna memecahkan masalah tertentu (Anderson dalam Widodo, 2001:190). Pendapat
diatas menjelaskan kebijakan merupakan suatu produk dari pemerintah untuk mewujudkan
2
rencana yang akan di implmentasikan kepada masyarakat sebagai tugas dan fungsi
pemerintah sebagai aktor negara.
Kebijakan penghapusan subsidi listrik yang direncanakan oleh pemerintah merupakan wujud
dari evaluasi terhadap penggunaan subsidi listrik yang selama ini dirasa tidak tepat sasaran.
Selain itu, setiap tahun anggaran untuk subsidi listrik sangat membebani APBN negara.
Melihat kondisi ini pemerintah bernecana untuk mengimplmentasikan kebijakan ini dengan
mengeluarkan sebuah peraturan yang mengikat. Namun, isu dan rencana pemerintah ini
mendapat kecaman dan demo dari masyarakat dan pihak yang tidak setuju atas rencana dari
pemerintah ini. Pengelolaan listrik secara keseluruhan dikelola oleh PT PLN (persero)
sebagai perusahaan BUMN yang mengatur dan peyedia listrik negara. Pada tahun 2015
pemerintah berencana mengahapus subsidi listrik per 1 Desember 2015. Pengahapusan
subsidi tersebut dikenakan kepada pelanggan yang memakai daya 450V,900V,1300V, dan
2200V. Pemerintah beralasan pemberian subsidi selama ini dinilai tidak tepat sasaran dan
lebih kepada pemborosan anggaran. Melihat rencana kebijakan tersebut PT PLN sebagai
pemegang hak listrik di indonesia berencana membuat penyesuaian tarif dasar listrik (TDL).
PT PLN akan menaikan tarif dasar listrik bagi pengguna pada daya 900V dan 1300V dimana
tarif listrik yang dikenakan dari semula Rp1.352/kWh menjadi Rp1.509/kWh atau naik
sebesar 11 persen. Sementara untuk daya 450V masih di subsidi oleh pemerintah sampai
pertengahan tahu 2016.
Kebijakan penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) dan penghapusan subsidi terhadap pengguna
listrik untuk kalangan menengah ke bawah mendapat kecaman dari masyarakat dan berbagai
pihak. Melihat kondisi ini saya tertarik untuk mengangkat isu dan permaslaahan ini, sehingga
kami mengambil judul “Polemik Kebijakan Penghapusan Subsidi Listrik Oleh Pemerintah”
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Administrasi
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan
administrasi. Administrasi merupakan salah satu unsur yang mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan. Secara etimologi
istilah administrasi berasal dari bahasa Inggris dari kata administration yang bentuk
infinitifnya to administer. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current
English (1974), kata to admister diartikan sebagai to manage ( mengelola) atau to
direct (menggerakan).
Kata Administrasi juga berasal dari bahasa Belanda dari kata administratie
yang mempunyai pengertian yang mencakup stelselmatige verkrijging en verwerking
van gegeven (tatausaha), dan beheer (manajemen dari sumber daya, seperti finansial,
personal, gudang). Sedangkan menurut Siagian “Administrasi adalah keseluruhan
proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat
dalam suatu bentuk usaha kerja demi tercapainya tujuan yang ditentukan
sebelumnya”. (Sondang P. Siagian, 1980).
Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan dan pencatatan dan
informasi secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta
memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungan satu
sama lain. Data dan informasi yang dimaksud berhubungan dengan aktivitas
organisasi, baik untuk kepentingan intern atau ekstern”. (Silalahi, 2005:5). Menurut
Handayaningrat, administrasi dalam arti sempit yaitu berasal dari kata “administratie (
bahasa belanda) yaitu meliputi kegiatan : catat mencatat, surat menyurat, pembukuan
ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagianya yang bersifat teknis ketatausahaan/
crucial work. Jadi, tata usaha adalah bagian kecil dari kegiatan administrasi dalam arti
luas. (Masry, 2003:14). Sementara Administrasi dalam Arti Luas merupakan kegiatan
kerja sama yang dilaksanakan oleh sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja
sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumber-sumber
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien”. (Silalahi, 2005:7).
Administrasi dalam arti luas dapat ditinjau dari 3 (tiga) sudut pandang
pengertian, yaitu sudut :
4
o -Proses
o -Fungsi, dan
o -Kepranataan (instutision)
Ditinjau dari sudut proses, administrasi merupakan keseluruhan proses yang
dimulai dari proses pemikiran, perencanaan, pengaturan, penggerakan/bimbingan,
pengawasan sampai dengan proses pencapaian tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan,
orang harus memikirkan dul, kemudian mengatur/menentukan baagaimana caranya
untuk mencapai tujuan itu lalu pencapainya sendiri sampai tujuan yang dikehendaki.
Keseluruhan aktivitas-aktivitas tersebut dirangkum dalam suatu pengertian
administarasi. Ditinjau dari sudut fungsi atau tugas, admisnitrasi berarti keseluruhan
tindakan (aktivitas) yang mau tidak mau harus dilakukan dengan sadar oleh seseorang
atau kelompok organisasi orang yang berkedudukan sebagai “administrator” atau
yang menduduki manajemen puncak suatu organisasi. Ditinjau dari sudut
kepranataan, administrasi diartikan sebagi suatu lembaga, misalnya PN
Pembangunanperumahan (sekarang PT Pembangunan perumahan). (Maringin, 2003:
15-16)
Di dalam perkembangan tentang ilmu administrasi berkembang kajian tentang
administrasi yang membahas tentang pemerintah atau negara yakni administrasi
publik. Pengertian administrasi publik ada beberapa ahli yang memberikan
pendapatnya tentang pengertian dari administrasi publik diantaranya adalah: Henry
(1995:31) “menyatakan bahwa administrasi Negara dimaksudkan untuk lebih
memahami hubungan antara peme-rintah dengan masyarakatnya serta meningkatkan
responsibilitas kebijakan negara terhadap ber-bagai kebutuhan sosial dan juga
melembagakan praktek-praktek manejerial agar terbiasa lebih efektif dan efisien”.
Sedangkan Pasolong (2008 :8) “mengartikan administrasi publik adalah ker-jasama
yang dilakukan oleh sekelompok orang atau lembaga dalam melaksanakan tugas-
tugas pemerintahan dalam memenuhi kebutuhan publik secara efektif dan efisien”.
Keban (2004:7) “me-nyatakan bahwa ada beberapa makna penting yang harus diingat
berkenan dengan hakikat administrasi publik, yaitu:
Bidang tersebut lebih berkaitan dengan dunia eksekutif, meskipun juga
berkaitan dengan dunia yudikatif dan legislatif.
Bidang tersebut berkenaan dengan formulasi dan implementasi
kebijakan publik.
5
Bidang tersebut juga berkaitan dengan berbagai masalah manusiawi
dan usaha kerjasama untuk mengerjakan tugas-tugas pemerintah.
Meskipun bidang tersebut berbeda dengan admnistrasi swasta tetapi ia
overlapping de-ngan administrasi swasta.
Bidang tersebut diarahkan untuk mengha-silkan public goods dan
services.
Bidang ini memiliki aspek teoritis dan prak-tis.”
6
oleh pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu (Anderson
dalam Widodo, 2001:190).
Berdasarkan pengertian di atas, kebijakan publik merupakan serangkaian
instruksi dari para pembuat keputusan kepada pelaksana kebijakan yang
mengupayakan baik tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Kebijakan publik ini dipengaruhi oleh beberapa lingkungan yaitu lingkungan
pembuatan, lingkungan implementasi, dan lingkungan evaluasi. Kartasasmita juga
mengemukakan pengertian kebijakan merupakan upaya untuk memahami dan
mengartikan :
apa yang dilakukan (atau tidak dilakukan) oleh pemerintah mengenai
suatu masalah.
apa yang menyebabkan atau yang mempengaruhinya.
apa pengaruh dan dampak dari kebijakan tersebut.
(Widodo, 2001:189).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diketahui kebijakan merupakan
suatu kumpulan keputusan. Keputusan tersebut diambil oleh seorang pelaku atau oleh
kelompok politik yaitu dalam hal ini pemerintah, yaitu berusaha untuk memilih tujuan
dan cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dahlan Thaib dan Jazim Hamidi
dalam bukunya Teori dan Hukum Konstitusi, mengemukakan pengertian kebijakan
adalah segala tindakan atau perilaku seseorang maupun penguasa dalam
ketatanegaraan (Thaib, 2001:77).
Sehingga dapat ditarik kesimpulan, dapat ditemukan elemen yang terkandung
dalam kebijakan publik sebagaimana apa yang dikemukakan oleh Anderson dalam
buku Joko Widodo yang berjudul Good Governance telaah dari Dimensi :
Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
Elemen tersebut antara lain mencakup :
o Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan
tertentu.
o Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat
pemerintah.
o Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, dan
bukan apa yang bermaksud akan dilakukan.
7
o Kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah
mengenai sesuatu masalah tertentu) dan bersifat negatif (keputusan
pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu).
o Kebijakan publik (positif), selalu berdasarkan pada peraturan
perundangan tertentu yang bersifat memaksa (otoritatif). ( Widodo,
2001:190).
Elemen yang terkandung dalam kebijakan sebagaimana disebutkan di atas,
maka dapat di ambil kesimpulan bahwa kebijakan publik dibuat dalam kerangka
untuk memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang
diinginkan. Kebijakan publik ini berkaitan dengan apa yang senyatanya dilakukan
oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan.
8
Menurut Muhammad Hassanudin (2004) “Subsidi dapat mendorong
peningkatakan output produk-produk yang dibantu akan tetapi mengganggu proses
alokasi sumber daya domestik secara umum dan memberi dampak yang merugikan
terhadap perdagangan internasional “.
Dari beberapa defenisi para ahli yang dikemukakan diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa subsidi :
a. Cadangan dari pemerintah untuk mendukung suatu kegiatan usaha
perorangan.
b. Bantuan keuangan untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.
c. Merupakan bantuan dari non-pemerintah yang sering disebut sebagai
sumbangan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
saat ini tidak berhak menikmati subsidi listrik. Melihat data tersebut ada lebih dari
setengah masyarakat yang tidak berhak untuk menikmati subsidi listrik.
Namun alasan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi polemik dan
kecaman dari masyarakat serta pihak pihak yang merasa dirugikan. Presiden Jokowi
melalui rapat terbatas bersama menteri ESDM dan Dirut PLN untuk menunda
penghapusan subsidi ini serta mengalkulasi pilihan pengalihan subsidi ke arah yang
lebih baik. Sementara itu Fraksi Partai Golkar melalui Sekretaris Fraksi Bambang
Soesatyo meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan mencabut subsidi listrik
yang menyengsarakan rakyat (Suara Karya, Selasa (3/11). Sejumlah pengamat seperti
dari Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Riyanto juga
mengingatkan penghapusan subsidi tarif dasar listrik (TDL) terhadap 23,3 juta kepala
keluarga (KK) akan berpotensi meningkatkan jumlah warga miskin. Padahal kondisi
di lapangan belum semuanya masyarakat di Indonesia menikmati listrik seperti di
daerah pedalaman dan jauh dari hiruk pikuk pembangunan. Kebijakan ini juga akan
berpengaruh luas terhadap perekonomian secara umum, terutama pada komponen
pertumbuhan ekonomi dan inflasi Kepala Negara mengatakan, perlu ada pencocokan
data dengan jumlah keluarga miskin dan rentan miskin di Indonesia. Meski
sebelumnya sudah dikatakan ada 23,3 juta pelanggan yang akan dicabut subsidinya,
pencocokan data tetap diperlukan. Presiden Jokowi menambahkan, subsidi haruslah
tepat sasaran dan jangan sampai pencabuta subsidi nanti menimbulkan masalah baru
di masyarakat. Selain itu Kepala Negara juga mengatakan, PLN sebagai pihak yang
berhubungan langsung dengan masyarakat wajib mencermati kelompok pelanggan
yang benar-benar membutuhkan diskon, seperti yang sebelumnya diberikan kepada
kelompok industri.
11
Salah satu penghapusan subsidi kini adalah penghapusan subsidi listrik yang
dicanangkan oleh pemerintah. Meski mendapat keluhan terutama dari masyrakat
kalangan menengah kebawah. Total subsidi pada APBN 2016 hanya sebesar Rp 182,6
triliun. Subsidi energi hanya sebesar Rp 102,1 triliun, terdiri dari subsidi BBM dan
gas sebesar Rp 63,7 triliun serta subsidi listrik sebesar Rp 38,4 triliun. Subsidi listrik
itu turun 37,6 triliun dari APBN-P 2015 yang Rp 76 triliun. Artinya, subsidi listrik
pada APBN 2016 dipangkas 49,47 persen dari APBN-P 2015. Dari subsidi listrik 38,4
triliun itu hanya sekitar Rp29,39 triliun untuk subsidi berdaya 450 VA-900 VA yang
selama ini masih mendapat subsidi. Sisanya adalah untuk membayar kurang bayar
(carry over) tahun ini. Akibat dari pemangkasan subsidi listrik itu, Pemerintah hanya
akan memberikan subsidi listrik untuk rumah tangga pengguna 450VA dan 900VA
yang terkategori miskin. Berdasarkan catatan Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), pelanggan listrik yang boleh memakai dua
klasifikasi tersebut hanya mencapai 24,7 juta rumah tangga. Dengan begitu, dari 45
juta rumah tangga pengguna 450VA dan 900VA, sebanyak 22,3 juta rumah tangga
pada tahun 2016 tidak lagi boleh menerima subsidi. Mereka diberi pilihan untuk naik
daya ke 1300VA secara gratis. Jika tidak, mereka harus membayar harga listrik tanpa
subsidi. Untuk pengguna 450VA akan mengalami kenaikan tarif 250 persen dan
pengguna 900VA akan naik 150 persen.
Pemangkasan subsidi dilakukan seiring dengan penurunan alokasi subsidi
listrik dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016.
Anggaran subsidi listrik yang tahun ini sebesar Rp 66,15 triliun, di 2016 dipangkas
menjadi Rp 38,39 triliun.Pemangkasan bahkan disetujui DPR dalam rapat Panitia
Kerja (Panja) Badan Anggaran (Banggar) DPR tanggal 30 September 2015. Dari
jumlah subsidi listrik tahun depan, sebanyak Rp 29,39 triliun akan diberikan untuk
24,7 pelanggan rumah tangga. Sebanyak Rp 2,20 triliun untuk pelanggan industri, dan
Rp 1,16 triliun untuk 15 golongan pelanggan listrik lain. Nantinya dana yang semula
untuk subsidi listrik akan dialihkan jadi subsidi langsung. Pemerintah juga harus
membuat mekanisme kontrol yang jelas agar subsidi untuk keperluan produktif.
Pengalihan subsidi ini diharapkan mampu mengurangi beban yang nanti akan dialami
masyarakat. Pasalnya, pemangkasan subsidi akan berdampak terhadap 20,6 juta
pelanggan PLN yang sebelumnya menikmati tarif murah. Data PLN menunjukkan,
per September tahun 2015 ini, jumlah pelanggan golongan 450 VA dan 900 VA
mencapai 45,36 juta. Golongan R1 450 VA sebanyak 22,9 juta dan R1 900 VA
12
sebanyak 22,47 juta pelanggan. Selama ini, pelanggan listrik 450 VA membayar tarif
subsidi Rp 415,5 per KWh. Sedangkan pelanggan listrik 900 VA membayar tarif
subsidi Rp 586,23 per KWh. Untuk pelanggan tarif non-subsidi R1 1.300 VA sampai
R1 6.600 VA membayar antara Rp 1.347,72 sampai dengan Rp 1.492,51 per KWh.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan,
selisih subsidi listrik di tahun depan akan digunakan untuk menambal defisit APBN.
Selain memotong subsidi listrik, pemerintah juga memangkas subsidi bahan
bakar minyak (BBM). Dalam RAPBN 2016, pemerintah dan DPR menyepakati target
pendapatan negara sebesar Rp 1.822,5 triliun dan belanja Rp 2.095,7 triliun. Alhasil,
defisit akan mencapai Rp 273,2 triliun atau 2,15 persen dari Produk Domestik Bruto
(PDB). Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan,
dengan potensi kenaikan defisit, penghematan anggaran perlu dilakukan. Namun,
pemerintah perlu membatasi dampak kebijakan pencabutan subsidi listrik itu terhadap
daya beli masyarakat. Di sisi lain pemerintah juga perlu menaikan daya beli agar
menjadi motor penggerak ekonomi. Salah satu pengalihan ialah mengalihkan subsidi
energi dialihkan ke subsidi non-energi yang lebih produktif, seperti subsidi pupuk,
benih atau menambah anggaran penanaman modal negara demi mendongkrak kinerja
BUMN. Awalnya, skenario itu akan diterapkan mulai 1 Januari 2016, namun
akhirnya ditunda setidaknya enam bulan. Artinya, itu akan diberlakukan pada Juli
2016. Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM memastikan menunda pencabutan
subsidi tarif dasar listrik hingga enam bulan mendatang. Penghapusan subsidi tarif
listrik itu akan menambah jumlah penduduk miskin. Menurut Kepala BPS, Suryamin,
penghapusan subsidi listrik secara otomatis akan semakin menekan pendapatan dan
daya beli masyarakat. Penghapusan subsidi tarif listrik itu bakal menyumbang inflasi
nasional sekitar 0,4 persen. Menurut Riyanto, peneliti ekonomi dari Lembaga
Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Univeritas Indonesia, jika tarif dasar
listrik naik maka orang miskin bertambah 3-5 juta orang. Berdasarkan BPS, jumlah
penduduk miskin di Indonesia per Maret 2015 mencapai 28,59 juta jiwa.
13
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Listrik merupakan kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan oleh manusia di era
modern ini. Setiap tahunya kebutuhan akan listrik terus bertambah dikarenakan juga
pesatnya pertumbuhan penduduk. Indonesia merupakan negara besar dengan wilayah
yang luas. Di tahun 2016 ini Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan
listrik kepada masyarakat. Belum mampu memenuhi kewajibanya, pemerintah kini
mencanangkan untuk menghapus subsidi listrik untuk daya 450V dan 900V. Padahal
pelanggan untuk daya itu adalah kalangan masyarakat menengah kebawah.
Pemerintah beralasan penghapusan ini untuk efesiensi APBN Negara. APBN 2016
dianggap sebagai APBN non subsidi. Banyak sekali penurunan anggaran subsidi dari
tahun 2015 ke 2016. Pemerintah mengaharapkan kedepan tidak ada lagi subsidi untuk
masyarakat. Pemerintah berencana untuk mengalihkan subsidi ke hal lain yang lebih
produktf dan memberdayakan masyarakat. Melihat rencana dari pemerintah ini
banyak sekali kecaman dari masyarakat dan pihak-pihak yang merasa terbebani
karena nantinya akan berdampak semakin naiknya daya beli masyarakat. Sehingga
kebijakan ini menjadi polemik yang berkembang saat ini. Pemerintah berencana
mengimplementasikan kebijakan ini pada pertengahan tahun 2016.
14
DAFTAR PUSTAKA
Keban, T. Yeremias. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep, Teori
dan Isu. Yogyakarta: Gaver Media.
Tarif Listrik Rumah Tangga Naik 11%”, Media Indonesia, 30 November 2015.
“Penaikan Tarif Listrik Ditetapkan atas Usul BI”, Media Indonesia, 1 Desember 2015.
“Subsidi Dicabut, Tarif Listrik 1.300 VA dan 2.200 VA Naik”, Kompas, 1 Desember 2015.
http://bisniskeuangan.kompas.com/
Mulai.1.Januari.2016.Subsidi.Listrik.Hanya.untuk.Si.Miskin
http://www.banuasyariah.com/apbn-2016-wajah-asli-rezim-anti-subsidi-membebani-rakyat
http://www.suarakarya.id/2015/11/05/presiden-tunda-pencabutan-subsidi-listrik
15