Anda di halaman 1dari 2

BAB III

ANALISIS JURNAL

A. Populasi
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dengan cara mereview dokumen yang bersifat teks . pada kondisi pasien penyakit
kulit gawat darurat ini ada cairan tubuh mengandung elektrolit yang merupakan
mineral yang membawa muatan, baik muatan positif maupun muatan negatif.
Terjadinya penyakit kegawatdaruratan kulit masih belum pasti penyebabnya,
namun berdasarkan beberapa analisa dari berbagai sumber menyatakan trauma dan
pemakaian beberapa obat. Selanjutnya terjadi respons inflamasi terkait dengan
infiltrasi eosinofil yang menyebabkan pemisahan dermal-epidermal, contohnya
pada kasus pemphigus vulgaris, autoantibodi akan diarahkan untuk melawan
protein desmoglein 1 dan 3 yang terlibat dalam fungsi desmosom (struktur sel yang
berperan untuk adhesi seluler), saat desmosome mengalami disfungsi
mengakibatkan hilangnya adhesi sel dalam epidermis maka terbentuklah lesi
intraepidermal, selanjutnya sel akan menyusut karena kekurangan air, dampak dari
kekurangan cairan berakibat pada bentuk sel tidak dapat dipertahankan
sebagaimana mestinya dan sel tidak dapat berfungsi dengan baik, dampak ini
dikompensasi dengan pemasokan cairan ekstraseluler ke epidermal dan
membentuk bula, kompensasi ini menyebabkan terjadinya penurunan volume pada
cairan ekstraseluler, hal ini terjadi terutama pada kegawatdaruratan penyakit kulit
serta burn injury dimana bula dapat mencapai 10-30% BSA (Body Surface Area)
atau lebih. Penurunan cairan dalam tubuh harus segera diatasi agar prognosis
pasien menjadi lebih baik dan keseimbangan cairan tubuh normal kembali, untuk
mengatasi penurunan volume cairan yang terjadi dapat dilakukan dengan resusitasi
cairan. Resusitasi cairan pada kegawatdaruratan penyakit kulit dan burn injury
memiliki tata laksana sama, tahap inisiasi yang dilakukan adalah mengukur luas
kulit yang mengalami luka bakar atau yang membentuk bula.

B. Intervention
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang tidak diikuti dengan uji
statistik, tetapi dengan penggunaan waktu ringan, namun informasi yang di dapat
lebih mendalam. Dengan Resusitasi cairan yang merupakan tindakan medis
berfungsi untuk menggantikan cairan yang hilang dengan tujuan mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit yang ada di instraseluler dan ekstraseluler agar
relatif konstan. Resusitasi cairan dapat dilakukan melalui oral, namun dengan
kondisi pasien gawat darurat disarankan resusitasi cairan dilakukan secara
intravena. Pemberian cairan secara intravena lebih efektif karena reaksi cepat
langsung ke sistem sistemik, laju infus dapat dengan mudah diatur sesuai
kebutuhan, mudah diberikan untuk pasien gawat darurat yang sulit atau tidak dapat
menerima cairan secara peroral, dan pemberian cairan, nutrisi serta elektrolit dapat
dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Cairan yang diberikan kepada pasien
melalui intravena bermacam-macam, tergantung pada kondisi pasien, Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku, ketersediaan, dan biaya, namun cairan
yang paling sering digunakan adalah crystalloid dan colloid.

C. Compare
Dari analisis kedua jurnal yaitu “ Resusitasi Cairan Pada Pasien Penyakit
Kulit Gawat Darurat “ penelitian yang ditulis oleh Farida Aisyah dan “ Terapi
Cairan dan Elektrolit Pada Keadaan Gawat Darurat Penyakit Kulit “ penelitian
yang ditulis oleh Oki Suwarsa, memiliki kesamaan yaitu menjelaskan cairan yang
berperan penting untuk menjamin kehidupan normal dari semua proses yang
berlangsung didalam hidup. Kedua jurnal tersebut juga memuat penjelasan tentang
bagaimana cara pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pada pasien dengan
penyakit kulit gawat darurat.

D. Outcome
Berdasarkan penelitian dalam jurnal tersebut, kegawatdaruratan penyakit
kulit, seperti penyakit TEN dan SJS serta burn injury yang mengakibatkan
terbentuknya bula akan berdampak pada ketidakseimbangan cairan akibat hilangnya
cairan berlebih melalui kulit. Dapat disimpulkan bahwa keadaan ini dapat ditangani
dengan tindakan medis, yaitu resusitasi cairan. Resusitasi cairan dapat
menggembalikan cairan tubuh yang hilang pada pasien, oleh karena itu resusitasi
cairan dapat digunakan sebagai terapi suportif pada pasien kegawatdaruratan
penyakit kulit.

Anda mungkin juga menyukai