Anda di halaman 1dari 12

BERFIKIR KREATIF B

EVOLUSI MINUMAN BERSODA

Dosen Pengampu
Sabri, S.Sn., M.Sn.

Disusun Oleh:
Mohamad Cipto Fransetio
1900030129

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS SASTRA BUDAYA DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2022
LATAR BELAKANG

Manusia selalu berfikir kreatif dengan menciptakan penemuan yang baru.


Penemuan-penemuan tersebut sangat membantu manusia pada saat ini. Salah satu
penemuan yang dinik mati hingga saat ini adalah minuman bersoda. Minuman
bersoda adalah air yang dikarbonasikan dan dibuat bersifat efervesen dengan
penambahan gas karbon dioksida di bawah tekanan. Air soda mendapatkan
namanya dari garam natrium yang dikandungnya mengatakan senyawa bergaram,
menambah kualitas yang berbeda bagi sejumlah minuman beralkohol dan tanpa
alkohol. Minuman bersoda atau bisa juga disebut sebagai minuman berkarbonasi
merupakan salah satu jenis minuman yang populer di dunia.

Adanya minuman bersoda di latar belakangi oleh seseorang ilmuan yang


bereksperimen untuk menambahkan karbonasi ke air. Ilmuan Inggris yang
menciptakan pertama kali yaitu Joseph Priestley yang berhasil memproses air hasil
destilasi dan mencampurnya dengan CO2. Ilmuwan Inggris yang lain yaitu John
Mervin Nooth, yang berhasil meningkatkan kualitas dan memperbaiki hasil
penemuan Priestley dan menjualnya secara komersial alat untuk memproduksi air
soda yang pertama untuk digunakan di bidang farmasi.

Karbonasi merupakan proses dari karbon dioksida (CO2) yang dimasukan ke


dalam cairan dengan tekanan tinggi, sehingga menghasilkan gelembung dalam
minuman dengan cita rasa “menggigit” atau “krenyes”. Karbon dioksida yang
digunakan pada proses karbonasi pada dasarnya sama dengan gas alam yang kita
keluarkan saat bernafas dan dihirup oleh tanaman saat proses respirasi.

Saat ini sudah sangat banyak minuman bersoda yang berada di pasaran
dengan berbagai macam merek dagang dan banyak di temukan di sekitar kita, mulai
dari perdesaan hingga perkotaan. Walaupun sudah banyak kita temui minuman
bersoda di sekitar, namun banyak yang tidak mengetahui asal usul minuman
tersebut. Maka dari itu penulis akan memaparkan sejarah minuman bersoda hingga
perkembangannya hingga saat ini.

1
SEJARAH MINUMAN BERSODA DI DUNIA

Awal mula soda menurut sejarah dimulai pada tahun 1767. Penemunya
adalah Joseph Priestley, beliau seorang filsuf, rohaniawan, teolog, pengajar, ahli
ilmu politik dan ahli kimia berkebangsaan Inggris yang telah menerbitkan lebih dari
150 buku. Joseph Priestley terkenal karena berkontribusi pada kimia gas; ia
menemukan keberadaan 10 gas, beberapa diantaranya adalah oksigen, nitrogen,
oksida nitrat, dan amonia.

Terinspirasi oleh filosofi Bacon dari Francis bahwa "kemajuan sosial


membutuhkan pengembangan perdagangan berbasis sains dan dipengaruhi oleh
banyaknya penyakit yang melanda populasi manusia yang terus meningkat di kota
besar," Priestley pun merancang sebuah peralatan untuk menambahkan karbonasi
ke air.

Air soda merupakan air yang terbentuk dari proses karbonasi, sehingga di
dalamnya terdapat buih gas karbon dioksida. Proses karbonasi tersebut dapat terjadi
secara alami di mata air atau secara buatan dengan menambahkan gas karbon
dioksida ke dalam air.

Priestley berteori bahwa air yang berkarbonasi dapat mengobati seseorang


yang memiliki penyakit kudis dan penyakit lainnya. Priestley tidak memasarkan
penemuannya itu, namun menawarkan resepnya kepada Kapten James Cook serta
krunya ketika mereka berangkat dalam pelayaran Pasifik. Minuman itu aslinya
tidak ampuh digunakan sebagai obat, tapi ini adalah terobosan pertama seseorang
membuat dan mengonsumsi air berkarbonasi di luar laboratorium.

2
PERKEMBANGAN MINUMAN BERSODA DARI TAHUN KE TAHUN

Minuman berkarbonasi Thomas Henry tahun 1770-an

Menurut pamflet Minuman Ringan 1991: Origins and History, apoteker


Thomas Henry dari Manchester, Inggris merupakan orang yang pertama kali
menjual air mineral buatan ke masyarakat untuk tujuan pengobatan, yang dimulai
pada tahun 1770-an.

Thomas Henry berhasil secara komersial membuat resep untuk "Bewley's


Mephitic Julep," dengan menambahkan fosil alkali ke air. Henry mengatakan
bahwa ramuan ini digunakan untuk menghilangkan "demam, penyakit kudis,
disentri, muntah empedu, dll." Ia juga menyarankan agar botol yang berisi air
ditutup rapat untuk mempertahankan karbonasi.

Minuman bersoda Schweppes tahun 1783

Menurut DrinkingCup.net, Johann Jacob Schweppe seorang pembuat jam


Jerman yang tinggal di Jenewa, Swiss membaca makalah Priestley dan terinspirasi
untuk melakukan percobaan sendiri. Dia belajar untuk menyederhanakan karbonasi
melalui penerapan dua senyawa - natrium bikarbonat dan asam tartarat, agar air
lebih bergelembung dalam waktu yang singkat melalui pengembangannya, yakni
pompa kompresi engkol manual, seperti yang dilansir dari Collectors Weekly. Dia
menyebutnya sebagai proses "Sistem Jenewa" dan memulai produksi massal pada
tahun 1783 dengan nama Schweppes.

Schweppes memindahkan operasinya ke London pada tahun 1792 dan


memulai pabrik Schweppes pertamanya, ia memasarkan tiga gelembung yang
berbeda untuk gangguan pencernaan, gangguan ginjal, dan batu ginjal, seperti yang
dikutip laman DrinkingCup.net. Produk Schweppes tetap populer hingga hari ini,
meskipun hanya untuk hidrasi dan penyegar, dan juga dikenang karena iklan
kreatifnya selama berabad-abad.

3
Minuman bersoda Anggur Koka tahun 1800-an

Industri soda seperti yang kita kenal sekarang tidak akan ada tanpa tren
anggur koka di pertengahan tahun 1800-an. Menurut The DrinksBusiness.com,
orang Eropa sadar akan efek stimulasi daun koka ketika penjelajah mencapai Peru
dan mengamati orang Peru mengunyah daun tersebut. Salah satu pengusaha sukses
yang juga ahli kimia Korsika Angelo Mariani, mengembangkan "campuran koka
dan anggur Bordeaux, yang diperkuat dengan brendi lalu dimaniskan". Alkohol
bekerja untuk mengekstrak kokain dari daun koka; Vin Mariani tercipta dan
langsung sukses di pasaran, karena memberikan efek seperti merangsang dan
mengatasi kelelahan.

Ekspor ke Amerika Serikat dimulai dan penirunya mulai bermunculan,


termasuk dari Kolonel James Pemberton, yang terluka dalam Perang Saudara lalu
menjadi kecanduan morfin. Pemberton berusaha untuk membuat 'tonik otak' yang
akan mengatasi kecanduan dan menjadi stimulan. Ia menggabungkan daun koka
dan anggur dengan ekstrak kacang kola yang berkafein, Pemberton memulai
debutnya di Pemberton French Wine Coca di Columbus, Georgia pada tahun 1885.

Terbentuknya Coca Cola tahun 1984

French Wine Coca Pemberton akhirnya diserang oleh otoritas setempat, tetapi
pada saat itu, kokain tidak menjadi masalah. Sebelum adanya Larangan Alkohol
Amerika Serikat pada tahun 1920, Georgia sudah melarang untuk memproduksi
dan menjual alkohol pada tahun 1907, seperti yang diungkapkan laman
GeorgiaEncyclopedia.org. Pemberton akhirnya membuat versi sirup non-alkohol
dari toniknya untuk digunakan di toko soda fountains; dia menamakannya Coca-
Cola.

4
Menurut TheDrinksBusiness.com, resep asli ini mengandung "5 ons daun
koka per galon," yang berarti mengandung banyak kokain. Pemberton kemudian
mengurangi jumlahnya hingga 90 persen sebagai ketidaksetujuan publik terhadap
kokain.

Coca-Cola pertama kali dibotolkan pada tahun 1894, dan kokain telah
dihapus dari resepnya pada tahun 1903. Namun, Coca-Cola masih bergantung pada
daun koka sebagai bagian dari resep rahasianya yang dijaga ketat; Business
Insider melaporkan bahwa Coca-Cola Company memiliki kesepakatan khusus
dengan Drug Enforcement Administration yang memungkinkan mereka
mengimpor daun koka dari Peru dan Bolivia.

Kokain dikeluarkan dari daun dan digunakan oleh perusahaan lain untuk
membuat kokain hidroklorida, anestesi topikal legal. Sama seperti era Pemberton,
daun koka ditambahkan ke dalam sirup yang akhirnya menciptakan minuman
ringan paling populer di dunia dan menjadikan Coca-Cola Company sebagai
perusahaan minuman paling menguntungkan di dunia,
menurut CaffeineInformer.com.

Terbentuknya Pepsi tahun 1890-an

Pada pertengahan 1890-an, perang soda sedang berlangsung.


Menurut PepsiStore.com, Pepsi memulai sejarah panjangnya dalam mengejar
Coca-Cola pada tahun 1893 ketika apoteker Caleb Davis Bradham dari Toko Obat
Bradham mencampurkan gula, air, karamel, minyak lemon, pala, dan bahan
tambahan alami lainnya untuk membuat Brad's Drink. Pada tahun 1898, Bradham
mengganti nama minumannya menjadi Pepsi-Cola. "Pepsi" merujuk pada
keyakinan Bradham bahwa minuman itu lebih dari sekadar penyegar tetapi juga
sehat, membantu pencernaan, yang berakar dari kata dispepsia, yang berarti
gangguan pencernaan.

5
Pada tanggal 31 Maret 1923, Craven Holden Corporation membeli
Perusahaan Pepsi-Cola seharga 30.000 US dolar. Dan terus melanjutkan
persaingannya dengan Coca-Cola tahun demi tahun.

SEJARAH MINUMAN BERSODA DI INDONESIA

Saat diberikan pertanyaan merek minuman soda yang berada di Indonesia


pasti banyak yang akan menjawab Pepsi atau Coca Cola. Dua merek tersebut
memang cukup populer di Indonesia. Namun nyatanya, sebelum dua produk
tersebut tersebar di Indonesia sudah ada merek minuman soda buatan dalam negeri
yang hits pada masanya. Minuman bersoda tersebut adalah Badak.

Badak merupakan merek minuman bersoda yang berusia lebih dari satu abad.
Pabrik minuman merek Badak ini sudah ada sejak tahun 1916 dengan nama NV Ijs
Fabriek Siantar di Pematangsiantar. Minuman bersoda merek Badak juga
menghasilkan varian rasa, antara lain jeruk, anggur, sarsaparila, dan soda murni.
Bahkan mungkin bagi sebagian orang Medan, minuman cap Badak ini sudah sangat
melegenda lantaran banyak ditemui di restoran Tionghoa dan rumah makan Batak
Toba.

6
EVOLUSI KEKINIAN MINUMAN BERSODA

1. Fanta

Harga kemasan botol ukuran 390 ml: Rp5.800

Harga kemasankaleng ukuran 330 ml: Rp8.700

Harga kemasan botol ukuran 1 liter: Rp13.200

Minuman soda Fanta, mungkin, sudah tidak asing lagi bagi kamu. Minuman
soda yang satu ini tersedia dalam berbagai varian rasa. Meski begitu, rasa yang
menjadi ciri khas Fanta adalah stroberi dan jeruk. Tidak heran apabila kedua rasa
itu masih diproduksi dan dijual hingga sekarang.

Fanta juga hadir dalam berbagai jenis kemasan. Minuman yang diproduksi
oleh The Coca-Cola Company ini hadir melalui kemasan botol plastik dan kaleng.

2. Sprite

Harga kemasan botol ukuran 390 ml: Rp5.700

7
Harga kemasan kaleng ukuran 330 ml: Rp8.500

Harga kemasan botol ukuran 1 liter: Rp12.900

Sprite merupakan salah satu produk terkenal lainnya dari The Coca-Cola
Companya. Ia pertama kalinya hadir di AS pada tahun 1961 sebagai pesaing dari 7
Up yang diproduksi oleh Dr Pepper Snapple Group.

Sprite sendiri digemari di Indonesia karena memiliki rasa lemon dan jeruk
nipis yang begitu segar ketika diminum. Sebagian orang percaya, Sprite yang
dicampurkan dengan garam bisa menyembuhkan atau meredakan beberapa jenis
penyakit. Meski begitu, belum ada penelitian ilmiah yang mendukung kepercayaan
tersebut.

3. Green Sands

Harga kemasan kaleng ukuran 250 ml: Rp7.200

Harga kemasan kaleng ukuran 330 ml: Rp8.500

Minuman soda Green Sands pada awalnya dikenal sebagai minuman beralkohol.
Meski begitu, kandungan alkoholnya tidak terlalu besar, hanya 1%. Dengan
berjalannya waktu, PT Multibintang, produsen dari Green Sands, menghilangkan
alkohol dari minuman segar ini.

Saat ini, sudah ada empat varian rasa dari Green Sands, yakni Original Lime &
Apples; Lime & Lychee; lime & strawberry dan Lemon & Grape.

8
4. Schweppes

Harga kemasan kaleng ukuran 330 ml: Rp7.200

Minuman soda dengan merek Schweppes mungkin terdengar asing di telinga


kamu. Meski begitu, minuman ini sebenarnya sudah dijual di seluruh dunia,
termasuk Indonesia. Schweppes sendiri merupakan merek minuman asal Swiss.
Perusahaan ini didirikan oleh Johann Jacob pada tahun 1783. Bisa dikatakan,
minuman ini sudah sangat melegenda.
Minuman soda Schweppes sendiri hadir dalam beberapa rasa, salah satu yang
paling terkenal adalah Tonic Water. Selain itu, minuman ini juga hadir dalam rasa
Soda Water dan Ginger Ale. Pilihan rasa yang unik membuatnya disukai.

5. Bintang Radler

Harga kemasan kaleng ukuran 330 ml: Rp16.600


Harga kemasan kaleng 4 x 330 ml: Rp60.500
Harga kemasan kaleng 10 x 330 ml: Rp302.100

9
Awalnya, minuman soda ini memiliki kandungan alkohol 2%. Sukses dengan versi
alkohol, produsen PT Multibintang memutuskan untuk mengeluarkan versi non-
alkohol. Bintang Radler 0.0% alkohol adalah minuman malt bersoda dengan
campuran sari buah lemon. Ini merupakan rasa paling terkenal dari Bintang Radler
yang ada di pasaran saat ini.

6. Fayrouz

Harga kemasan kaleng ukuran 330 ml: Rp7.000


Harga kemasan kaleng 8 x 330 ml: Rp46.500
Minuman soda ini diproduksi oleh PT Tirta Prima Indonesia yang
merupakan joint venture antara PT Multibintang Indonesia dengan PT Heineken
Asia Pacific Pte. Ltd. Perusahaan joint venture tersebut ditunjuk untuk
memproduksi minuman soda tanpa alkohol, termasuk Fayrouz.

Minuman ini berasal dari Mesir dan uniknya disebut sebagai minuman soda
halal. Ada tiga rasa yang tersedia di Indonesia, yakni nanas, pir, dan kurma.

7. A & W

10
A&W dikenal juga sebagai Rootbeer. Meski mengandung nama “beer”,
minuman A&W Rootbeer ini sama sekali tidak mengandung alkohol. A&W
merupakan minuman soda dengan rasa sarsaparilla yang diambil dari olahan
tanaman bernama Smilax Ornata. Rasanya unik dan yang pasti segar!

8. Polaris

Harga kemasan kaleng 330 ml: Rp7.900

Nama Polaris mungkin masih jarang kamu dengar. Padahal, Polaris


memiliki rasa yang cukup unik untuk ukuran minuman soda. Apabila kebanyakan
minuman soda memiliki rasa buah, Polaris berbeda sendiri karena memiliki rasa
kopi.

KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk yang sangat kreatif dan inovatif, kerena


dengan ide-ide yang dimiliki dapat menciptakan minuman berkarbonasi. Yang
awalnya di temukan oleh Joseph Priestley seorang ilmuan yang menambahkan karbonasi
kedalam air. Selanjutnya tahun demi tahun di lakukan inovasi-inovasi baru dari orang-
orang yang terjun dalam bisnis minuman berkarbonasi sehingga tercipta berbagai jenis rasa
yang dapat kita temui hingga saat ini yang beredar di pasaran.

11

Anda mungkin juga menyukai