PENDAHULUAN
Banyaknya pengangguran yang ada di Indonesia saat ini merupakan hal yang
perlu dipecahkan bersama. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus terus berjuang
untuk memerangi pengangguran yang semakin hari justru semakin meningkat. Salah
satu cara yang dapat kita tempuh adalah dengan menuntut ilmu baik di sekolah
maupun dilingkungan sekitar. Sementara pemerintah dalam memerangi
pengangguran dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya yaitu menarik
investor asing untuk membuka usahanya di Indonesia dengan harapan masyarakat
dapat bekerja pada perusahaan tersebut sehingga secara otomatis pengangguran yang
ada dapat berkurang.
Menyinggung masalah di atas, kami sebagai pelajar tertarik untuk membahas
dan mempelajari tentang sejarah singkat dan bagaimana proses produksi pada PT.
Coca cola. Dengan mempelajari tentang Coca cola ini, sudah tentu kami akan banyak
mendapatkan ilmu, baik ilmu tentang proses produksi maupun proses pemasaran yang
dilakukan oleh PT. Coca cola.
1
1.3 Tujuan Penelitian
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dimana Coca cola dapat dinikmati manusia di seluruh dunia. Tahun 1900 White Head
pindah ke Atlanta untuk membuka Pabrik Bottling yang kedua dan pada tahun 1916
botol Coca cola dengan resmi diperkenalkan sebagai design remi.
Perkembangan selanjutnya, The Coca cola Company dijual kepada Ernes
Woodrof presiden dari The Trusk Company of Gerio Bank. Pada tahun 1923 anak
dari Ernes Woodroff yaitu Robert Woodroff masuk di Coca Cola Company menjadi
presiden perusahaan. Beliau memperkenalkan kemasan dalam karton untuk Home
Market dengan isi 6 botol setiap kartonnya. Saat menjadi presiden perusahaan,
woodroff menciptakan Departemen Luar Negeri di NewYork dan ini merupakan
langkah pertama di jalan bisnis dunia yang sesungguhnya.
Pada tahun 1943, Jendral Eisenhower mengirim telegram, dia meminta agar
dikirim perlengkapan untuk membangun 10 Bottling Plant Coca Cola di Eropa. Pada
saat perang dunia dan karena bahan-bahan untuk membuat Coca cola tidak tersedia di
Jerman maka orang-orang Coca cola di sana berusaha agar perusahaan tetap hidup,
mereka menciptakan Formula Soft Drink yang disebut Fanta.
Selanjutnya PT. Coca cola Indonesia menawarkan kepada PT. Pan Java
Bottling Co, agar kebutuhan konsumen akan minuman ringan di daerah Sumatra
Selatan dapat terpenuhi. Dari kepercayaan yang diberikan PT. Coca cola Indonesia
kepada PT. Pan Java Bottling Co. menunjuk CV. Bukit Barisan selain sebagai
Distributor juga mensurvey kemungkinan didirikannya Pabrik Pembotolan Minuman
ringan di Palembang.
4
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh CV. Bukit Barisan ternyata di
Palembang sangat sulit untuk mendapatkan air tanah yang diharapkan. Perkiraan
tersebut diperkuat dengan mendatangi dan konsultasi dengan Dinas Meteorologi dan
Geofisika di Bandung. Keterangan yang diperoleh bahwa di Palembang sampai
dengan radius 100 Km akan ditemukan minyak bumi. Dengan demikian rencana
untuk mendirikan pabrik pembotolan minuman ringan di Palembang tidak
dilanjutkan.
Petugas-petugas CV. Bukit Barisan berpaling ke daerah Lampung dan ternyata
mendapat angin segar dari pihak Pemerintah daerah mengarahkan ke lokasi kawasan
Industri. Di samping Lampung memiliki kawasan Industri, letak Bandar Lampung
sangat strategis yang artinya kota Bandar Lampung merupakan pintu gerbang dari
Pulau Jawa dan sebaliknya dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatra.
Pertimbangan lain bahwa kota Bandar Lampung kota di luar Pulau Jawa yang
masih dekat dnegan ibu kota Negara. Dengan Akte Noteris Imran Ma’arif SH. No. 29
tanggal, 06 Oktober 1982 secara resmi berdirilah PT. Swarna Dwipa Mekar Bottling
Company.
Mengingat perkembangan-perkembangan yang terjadi, maka pada tanggal, 11
Agustus 1984 nomor 41 di depan Akte Notaris Imran Ma’arif SH diadakan perubahan
nama perusahaan dari PT. Swarna Dwipa Bottling Co. menjadi PT. Swarna Dwipa
Mekar Bottling Co.
Pengembangan Pabrik berjalan dengan lancar dan pada bulan September 1985
diadakan Produksi Percobaan. Selang 3 bulan tepatnya bulan Desember 1985
merupakan Produksi Komersial.
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Proses Perawatan Air (Water Treatment) dan Pembuatan Simple Syrup
Air yang akan digunakan untuk proses produksi, diolah/disterilkan dalam
“Preciptiator” dengan menambahkan bahan kimia Ferro Sulfat, Calcium Hydroksida
dan kaporit. Kemudian air tersebut dilewatkan ke dalam unit penyaringan pasir,
Carbon dan Micron Filter.
Setelah proses pengolahan air, selanjutnya adalah pemilihan gula. Gula yang
digunakan gula yang disuling (refined sugar) yang merupakan 100% gula tebu
berkualitas SHS-IA.
Air yang sudah diproses kemudian dipersiapkan, yang selanjutnya adalah
pembuatan simple syrup yaitu dengan refined sugar yang dicampur dengan air yang
sudah diproses dan telah steril dengan perbandingan tertentu yang kemudian akan
menghasilkan “simple syrup”.
6
Setelah melalui berbagai proses dan seluruh bahan dicampur termasuk CO 2 yag
berfungsi sebagai pengawet sekaligus penyagar, maka selanjutnya adalah proses
pembotolan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai peralatan canggih.
7
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Setelah kita mengetahui proses pembuatan dan sejarah singkat Coca cola,
hendaknya kita sebagai pelajar benar-benar dapat mengambil manfaat dari penelitian
ini. Selain itu, untuk PT. Coca cola sendiri dalam pengolahan limbah hendaknya terus
diperhatikan karena ini merupakan masalah yang sangat sensitif yang berhubungan
dengan lingkungan sekitar perusahaan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Brosur PT. Coca cola Amatil Indonesia Bottling Tanjung Bintang Lampung Selatan.
Hamzah Ahmad & Ananda Santoso, 1996. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Fajar
Mulya. Surabaya.