Anda di halaman 1dari 6

Coca-Cola 

adalah minuman ringan berkarbonasi yang dijual di toko, restoran dan mesin penjual


di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The Coca-Cola
Company asal Atlanta, Georgia, dan sering disebut Coke saja (merek dagang terdaftar The
Coca-Cola Company sejak 27 Maret 1944). Awalnya dibuat sebagai obat paten saat ditemukan
pada akhir abad ke-19 oleh John Pemberton, Coca-Cola akhirnya dibeli oleh pebisnis Asa
Griggs Candler yang taktik pemasarannya berhasil membuat Coke mendominasi pasar minuman
ringan dunia sepanjang abad ke-20.
Perusahaan ini memproduksi formula konsentrat yang kemudian dijual ke pabrik Coca-Cola
berlisensi di seluruh dunia. Pabrik botol yang memegang kontrak eksklusif dengan perusahaan
ini memproduksi produk akhir dalam bentuk kaleng dan botol dari konsentrat tersebut, dicampur
dengan air yang telah disaring dan pemanis. Pabrik-pabrik tersebut kemudian menjual,
mendistribusikan, dan memasarkan Coca-Cola ke toko-toko eceran dan mesin penjaja. Coca-
Cola Enterprises adalah contoh pabrik Coca-Cola, yang merupakan pabrik Coca-Cola terbesar
di Amerika Utara dan Eropa Barat. The Coca-Cola Company juga menjual konsentrat untuk air
mancur soda di sejumlah restoran besar dan distributor jasa makanan.
The Coca-Cola Company juga pernah mengeluarkan minuman cola lain dengan merek Coke,
yang paling umum adalah Diet Coke, kemudian Caffeine-Free Coca-Cola, Diet Coke Caffeine-
Free, Coca-Cola Cherry, Coca-Cola Zero Sugar, Coca-Cola Vanilla, dan beberapa versi khusus
berperisa lemon, jeruk nipis atau kopi.
Menurut Interbrand pada tahun 2011, Coca-Cola adalah merek termahal di dunia.[1]

Sejarah

John Pemberton

John Styth Pemberton merupakan seorang eks-kolonel tentara Konfederasi Amerika yang


menderita kecanduan morfin demi mengurangi rasa sakit akibat luka yang didapatnya
saat Perang Saudara Amerika. Pria yang kemudian menekuni dunia farmasi ini berusaha
mencari resep obat untuk mengurangi kecanduannya tersebut.[2] Mulanya John berhasil meracik
minuman wine bernama "Pemberton's French Wine Coca";[3][4][5][6] namun karena di tahun
selanjutnya kota tempat tinggalnya, Atlanta memberlakukan pelarangan alkohol, lahirlah Coca-
Cola yang kita kenal sekarang ini.[7] Coca-Cola pertama kali dijual di toko obat Jacob's di Atlanta
pada 8 Mei 1886[8] dengan harga 5 sen[9] sebagai sebuah obat paten, bukannya minuman ringan
seperti saat ini. Selain untuk mengurangi kecanduan alkohol dan morfin, saat itu Coca-Cola juga
diklaim bisa menyembuhkan gangguan pencernaan, impotensi, sakit kepala, penyakit syaraf dan
lainnya.[10]
Adapun nama "Coca-Cola" diambil dari daun koka dan kacang kola yang menjadi formula awal
minuman ini, sedangkan logonya diciptakan oleh Frank M. Robinson, sahabat
sekaligus akuntan John. Robinson menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir dan
dua huruf C yang akan tampak menonjol untuk periklanan, yang kini menjadi salah satu logo
paling terkenal di dunia. Dalam perkembangannya di tahun 1888, Coca-Cola sudah diproduksi
oleh tiga bisnis yang berbeda, dengan hak mereknya dipegang putra John, Charley.
[11]
 Tersebutlah kemudian pemilik toko obat bernama Asa Griggs Candler, yang tertarik dengan
minuman baru ini. Candler kemudian mulai membeli sebagian kepemilikan formula Coca-Cola di
tahun 1887,[12] yang disusul pembelian lainnya pada 14 dan 17 April 1888.[13] Diperkirakan Candler
mengeluarkan US$ 2.300 untuk pembelian tersebut.[14]

Iklan Coca-Cola dari tahun 1943, di Minden, Louisiana, Amerika Serikat

Tidak lama setelah penjualan itu, John Pemberton meninggal pada 16 Agustus 1888, yang
memudahkan Candler untuk berekspansi dengan Coca-Cola miliknya. Awalnya, ia hanya
memiliki hak formula, sedangkan hak mereknya tetap dipegang putra John, Charley Pemberton.
Charley yang merupakan seorang pemabuk dan pecandu narkoba, kemudian menjual begitu
saja hak merek "Coca-Cola" ke Candler dengan harga US$ 300 pada 30 Agustus 1988.[15]
[16]
 Sejak 1 Mei 1889, seluruh hak formula dan merek Coca-Cola sudah ada di tangan Candler.
[17]
 Pada tahun 1892 didirikan perusahaan yang memayungi Coca-Cola saat ini, The Coca-Cola
Company.[18] Candler dikenal piawai menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat
berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut
kemudian dibagikan di lokasi-lokasi penjualan penting secara berkesinambungan. Gaya
periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca,
serta serangkaian cinderamata seperti kipas, kalender dan jam dipakai untuk memasyarakatkan
nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.[19]
Di bawah Candler jugalah, citra Coca-Cola berubah dari minuman obat berbentuk sirup (yang
harus diencerkan kembali) menjadi minuman ringan siap saji.[20] Coca-Cola dibuat dalam versi
botol siap minum pertama kali oleh Biedenharn Candy Company yang berbasis di Vicksburg,
Mississippi pada 12 Maret 1894.[21] Joseph A. Biedenharn merupakan pelopor teknik pembotolan
ini,[22] dengan bentuk botol yang berbeda dengan model yang digunakan sekarang.
Namun produksi massal Coca-Cola diperkenalkan oleh Benjamin F. Thomas dan Joseph B.
Whitehead dari Chattanooga, Tennessee, yang membeli kontrak produksi dari Candler dengan
hanya seharga US$ 1[23] dan memulai produksinya di tahun 1899. Model bisnis The Coca-Cola
Company pun lahir di saat bersamaan dengan hanya menjual formula konsentrat kepada para
pembotol.[24]
Pada 12 September 1919, Candler menjual The Coca-Cola Company kepada sejumlah investor
di bawah pimpinan Ernest Woodruff.[25][26] Putra Ernest, Robert W. Woodruff yang terpilih menjadi
direktur utamanya di tahun 1923, berusaha memperluas pemasaran Coca-Cola ke seluruh
dunia. Ia juga memperkenalkan Coca-Cola yang mudah dibawa-bawa dalam kemasan six pack.
[27]
 Upaya mengiklankan merek Coca-Cola pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata
Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut:
"Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong
penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan
akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera pasar. Tahun itu juga, nama dagang
Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945,
Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
Periode 1970-an dan 1980-an diwarnai upaya Coca-Cola untuk mengubah komposisinya. Pada
tahun 1974, penggunaan gula dalam produk Coca-Cola di AS diganti dengan sirup jagung
fruktosa tinggi dikarenakan harganya yang semakin meningkat.[28][29] Lalu di tanggal 23 April 1985,
menghadapi persaingan ketat dengan Pepsi, The Coca-Cola Company memperkenalkan formula
baru minuman ini yang disebut "Coke Baru" (New Coke, kemudian menjadi Coke II) untuk pasar
AS dan Kanada. Bukannya berhasil, justru publik menolak membeli produk baru tersebut,
sehingga Coca-Cola terpaksa mengembalikan formulanya pada 10 Juli 1985. Memasuki abad
ke-21, Coca-Cola semakin memperluas jangkauannya, dengan memasuki kembali
pasar Irak pada 5 Juli 2005[30] dan Myanmar pada tahun 2012.[31][32]

Jenis-jenis Coca-Cola

Coca-Cola dalam gelas

Sejumlah botol Coke yang bersejarah

 New Coke (baru)
 Diet Coke (bebas gula dan kalori)
 Coca-Cola C2
 Coca-Cola Zero Sugar (bebas gula namun rasanya tetap)
 Cherry Coke (buah ceri)
 Vanilla Coke (vanilli)
 Coca-Cola with Lime (jeruk nipis)
 Raspberry Coke (frambus)
The Coca-Cola Company juga telah memperkenalkan beberapa minuman kola lainnya di bawah
merek Coke. Yang paling terkenal adalah Diet Coke, yang telah menjadi kola diet utama. Selain
itu, ada juga Caffeine free Coke, Cherry Coke, Coke ZERO, Vanilla Coke, dan edisi khusus
lainnya dengan rasa lemon, jeruk nipis dan kopi.
Komposisi Coca-Cola umumnya adalah air berkarbonasi, gula, pewarna karamel (kelas IV),
konsentrat kola, pengatur keasaman (asam fosfat) dan kafein. Isi dari konsentrat kola milik Coca-
Cola merupakan salah satu rahasia dagang paling dikenal di dunia. Kini formula tersebut
disimpan di brankas yang ditampilkan di museum World of Coca-Cola, Atlanta, AS.[33] Namun dua
komponen utamanya yang diketahui adalah daun koka dan kacang kola (cola nut). Mulanya
daun koka yang dipakai juga mengandung kokain (9 mg/gelas);[34] pada tahun 1903 kokain
dihilangkan dari produk Coca-Cola[35] dan sejak saat itu hanya menggunakan daun koka yang
sudah dihilangkan/diekstraksi kokainnya.[36] Sedangkan kacang kola membuat Coca-Cola
memiliki sekitar 2-3,5% kafein sehingga rasanya agak pahit.
Mulanya, Coca-Cola dikemas dalam botol kaca berbentuk khusus yang sangat terkenal,
bernama "botol kontur" (contour bottle). Botol ini diciptakan oleh Earl R. Dean dan Harold
Hirsch di tahun 1915, ketika The Coca-Cola Company membuka kompetisi untuk menciptakan
botol "yang jika ada di dalam gelap maupun pecah, orang bisa tahu dari mana asalnya".[37][38][39]
[40]
 Uniknya, botol ini terinspirasi bukan dari daun koka atau kacang kola, melainkan biji kakao.
[37]
 Setelah beberapa penyempurnaan, botol tersebut mulai digunakan secara resmi pada tahun
1920.[41] Botol ini kemudian juga diadaptasi dalam bentuk kemasan plastik dan dibuat
menyesuaikan ukuran. Sedangkan untuk versi kalengnya sendiri, baru diluncurkan pada tahun
1955.[42]

Penyebaran dan kompetisi


Coca-Cola merupakan salah satu merek yang penyebarannya paling luas di dunia, dengan
mencapai sekitar 1,8 miliar sajian perharinya di tahun 2013.[43] Secara resmi, ada dua negara
yang tidak memiliki pemasaran/produksi Coca-Cola, yaitu Kuba dan Korea Utara, meskipun
faktanya minuman ini tetap dapat ditemukan di sana lewat grey import.[44][45] Produk Coca-Cola
biasanya diproduksi oleh pembotol-pembotol yang telah diberikan lisensi produksi oleh The
Coca-Cola Company untuk suatu/beberapa daerah tertentu. The Coca-Cola Company nantinya
akan menyuplai konsentrat kola, sedangkan para pembotol akan mengolahnya menjadi
minuman jadi, mengemas dan mendistribusikannya ke tangan konsumen atau usaha-usaha
seperti restoran.[46] Model bisnis ini dikenal sebagai franchised system (waralaba).[19] Adapun
status kepemilikan dari para pembotol tersebut mayoritas independen/tidak dimiliki oleh The
Coca-Cola Company, namun dalam beberapa produsen Coca-Cola raksasa seperti Coca-Cola
Enterprises, Coca-Cola Europacific Partners, Coca-Cola Hellenic Bottling Company dan Coca-
Cola FEMSA, The Coca-Cola Company dapat memiliki saham minoritas.[47]
Pesaing utama Coca-Cola adalah Pepsi, produk PepsiCo yang umumnya menjadi nomor dua
setelah Coca-Cola dalam pangsa pasar produk kola ataupun mengunggulinya di beberapa
kawasan tertentu; serta RC Cola (dari Dr Pepper Snapple Group/RC Global Beverages Inc.)
yang tersedia di sejumlah negara.[48] Sedangkan untuk pasar yang lebih spesifik, Coca-Cola
mendapat tantangan dari merek-merek seperti Big Cola (Kola Real) di Amerika Latin,[49] Corsica
Cola (buatan Pietra beer) di pulau Korsika, Julmust di Swedia, Breizh Cola di Brittany (Prancis),
[50]
 Irn-Bru di Skotlandia (sebelum 2005),[51] Vita Cola di eks-Jerman Timur, Mecca-Cola,[52] Qibla
Cola[53] Zamzam Cola dan Parsi Cola di Timur Tengah, Cola Turka di Turki, Future
Cola di Tiongkok, Kofola di Republik Ceko dan Slowakia, Cockta dan Mercator Cola di Slovenia,
serta Classiko Cola di Madagaskar.[54] Di beberapa negara, The Coca-Cola Company juga
mengakuisisi merek kola lokal yang populer, seperti Inca Kola (Peru) dan Thums Up (India).
Munculnya pesaing-pesaing tersebut salah satunya disebabkan oleh citra Coca-Cola yang
nampak lekat dengan kultur kebudayaan Barat (atau Amerika) yang dapat disebutkan
sebagai Cocacolonisasi. Tercatat Coca-Cola sempat tidak beredar di Tiongkok dari 1949-1979,
karena pemerintah baru dari Partai Komunis menganggap produk tersebut sebagai simbol
kebudayaan Barat yang dekaden dan ekonomi kapitalisme; minuman ini baru bisa muncul
kembali setelah normalisasi hubungan RRC-AS.[55] Hal yang sama juga terjadi di Kuba (dimana
produk kola lokal Tropicola dihadirkan sebagai substitusinya), di Indonesia pada 1964-1965
(ketika pemerintah saat itu sedang menggalakkan semangat anti-Barat)[56] dan Uni Soviet. Pada
negara yang terakhir ini, Coca-Cola sampai membuat produk yang disebut "Coke Putih" (White
Coke) dengan botol yang dibuat seperti vodka tanpa logo Coca-Cola dan berwarna transparan
bagi petinggi militer Soviet Georgy Zhukov yang menyukainya namun tidak ingin terlihat
melanggar ideologi Soviet saat itu.[57] Di beberapa negara Dunia Arab, Coca-Cola sempat
diboikot beberapa kali karena investasinya di Israel.[58]

Produksi Coca-Cola di Indonesia

Kemasan botol kaca Coca-Cola (1996-2009) di Indonesia pada tahun 2007

Artikel utama: Coca-Cola Europacific Partners Indonesia


Coca-Cola pertama kali hadir di Indonesia sekitar tahun 1927, ketika sebuah teknisi Belanda
bernama Bernie Konings mengimpornya ke Hindia Belanda. Di tahun 1932, pembotol Coca-Cola
pertama di Indonesia, De Nederlands-Indische Mineral Water Fabriek (Pabrik Air Mineral Hindia
Belanda) berdiri di Batavia (Jakarta).[59] Produksi Coca-Cola lumpuh pada zaman penjajahan
Jepang (1942-1945), tetapi sesudah kemerdekaan Republik Indonesia, pabrik tersebut
beroperasi kembali di bawah nama NV Indonesian Bottlers Ltd. (IBL) dengan status perusahaan
nasional.
Pada tahun 1971, dengan pertambahan mitra usaha dan modal, didirikan pabrik pembotolan
modern pertama di Indonesia yaitu PT Djaya Beverages Bottling Company yang berlokasi di
Jakarta. Secara berturut-turut, 10 pabrik pembotol Coca-Cola lainnya kemudian beroperasi di
berbagai provinsi di Indonesia, yaitu Medan (1973), Surabaya (1976), Semarang (1976), Ujung
Pandang/Makassar (1981), Bandung (1983), Padang (1985), Bali (1985), Manado (1985),
Lampung (1985) dan Banjarmasin (1991).
Sejak tahun 1991, Coca-Cola Amatil yang berpusat di Australia mengakuisisi semua perusahaan
pembotol Coca-Cola di Indonesia, kecuali PT Bangun Wenang Beverages Company yang
berlokasi di Manado. Hasil akuisisi ini membuat pembotol-pembotol tersebut menjadi satu
perusahaan dengan nama Coca-Cola Amatil Indonesia (kini menjadi Coca-Cola Europacific
Partners Indonesia). Secara resmi Coca-Cola Europacific Partners Indonesia terbagi menjadi 2
entitas legal, yaitu PT Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) sebagai pemegang lisensi produksi
dan produsen minuman serta PT Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI) sebagai perusahaan
penyalur.[60] Selain keduanya, ada juga PT Coca-Cola Indonesia yang menjadi perwakilan
langsung dari The Coca-Cola Company, dengan menjadi penyalur konsentrat Coca-Cola dan
mensupervisi produksi yang dilakukan pembotolnya.
Saat ini terdapat tiga versi Coca-Cola yang dipasarkan di Indonesia, yaitu:

 Coca-Cola Rasa Original, minuman berkarbonasi rasa kola


 Coca-Cola Light (bebas gula)
 Coca-Cola Zero Sugar (bebas gula)

Anda mungkin juga menyukai