Anda di halaman 1dari 29

CASE STUDY PENGANTAR BISNIS

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


Fitri Hartati Sianturi ( 7213142016 )
Hanima Rosalia ( 7211142007 )
Hary Wahid Pratama ( 7212442004 )
Parida ( 7212442005 )

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
Coca-Cola
Coca-Cola's profile
Nama perusahaan :Coca-Cola
Nama penemu produk :John Stith pemberton
Nama pendiri perusahaan :Grigs Candler
Jenis perusahaan :Perusahaan Minuman bersoda
Tahun Berdiri : 1886
Negara asal : Atlanta, Georgia (AS)
Sejarah berdirinya : Dilansir dari Britania ,minuman coca-cola lahor pada tahun 1886
setelah seorang apoteker bernama John Stith Pemberton meracik
sebuah minuman sirup segar untuk mengobati berbagai macam
penyakit.minuman tersebut berbahan ekstrak daun koka yang
merupakan bahn baku kokain yang dicampur dengan tambahan
kafin dari kacang kola.itu sebabnya minuman tersebut diberi nama
Coka-cola.Pamberton menjual minuman dengan rasa sirup soda
tersebut dipasar.minuman tersebut laku keras
dipasaran .perusahaan tersebut kemudia beralih ke tangan candler
tahun 1891,seorang pengusaha yang juga berprofesi sebagai
apoteker.dia membeli usaha milik pamberton lalu dia mendirikan
perusahaan bernama Coca-cola Company setahun
setelahnya .lantaran semakin diterima di pasar ,Coca-cola
kemudian mendirikan beberapa pabrik di Dallas,Los Angeles, dan
Philadelphia penjualannya juga membuka cabang nya di
Kanada.pada tahun 1899 perusahaan perusahaan sempat
menandatangani perjanjian kerjasama dengan perusahaan produsen
dan distributor botol.pihak kedua itu diberikan hak lisensi untuk
membeli siruo ,memproduksi botol dan mendistribusikan minuman
dengan merek Coca-cola dari Coca-cola Company.perjanjian
lisensi itu menjadi dasar sistem distribusi unik yang sampai
sekarang menjadi ciri khas Coca-cola hingga saat ini.pada tahun
1892 nilai perusahaan tersebut adalah sebesar 100.000 dollar
AS.Nilainua melonjak menjadi 25 juta dollar AS pada tahun 1919
atau saat perusahaan itu dijual ke sekelompok investor yang
dipimpin pengusaha asal Atlanta ,Ernest Woodruff.kemudian di
tahun 1961,perusahaan mulai memperkenalkan minuman rasa
lemon bernama sprite,lalu minuman bermerek tab pada tahun 1963
yang di klaim sebgai minuman bebas gula.dan perusahaan tersebut
terus mengembangkan beberapa formula rasa baru agar
penjualannya tida menurun.namun beberapa varian rasa baru tidak
diterima dengan baik dan memicu kekesalan konsumen.hal
tersebut mendorong Coca-cola kembali menghidupkan formula
lama yang disebut sebagai Coca-cola Clasic.
Kebijakan dan pelaporan CSR Coca-Cola
1. Kebijakan Live Positively
Pada tahun 2007 Coca-Cola meluncurkan kerangka keberlanjutannya, Live Positively
yang tertanam dalam sistem di semua tingkatan, mulai dari produksi dan pengemasan
hingga distribusi. Kebijakan CSR perusahaan Hidup Positif menetapkan tujuh area inti di
mana perusahaan menetapkan tujuan terukur untuk meningkatkan praktik keberlanjutan
bisnis. Area inti adalah manfaat minuman, hidup sehat aktif, komunitas, energi dan iklim,
pengemasan berkelanjutan, pengelolaan air, dan tempat kerja.
2. Perusahaan telah mengadopsi pedoman CSR internasional seperti Global Compact dan
Kerangka Kerja Perlindungan, Penghormatan, dan Pemulihan Ruggie (Kerangka
Ruggie),tetapi pedoman ini tampaknya tidak diintegrasikan ke dalam Pedoman Bisnis.
3. Coca-Cola memiliki Kode Etik Bisnis yang bertujuan untuk memberikan pedoman
kepada karyawannya tentang – antara lain – masalah persaingan dan anti-korupsi
4. prinsip-prinsip UN Global Compact dirujuk silang dalam Tinjauan Keberlanjutan
tahunan perusahaan19 dan Kerangka Ruggie sebagian diadopsi dalam 'Pernyataan Hak
Asasi Manusia' perusahaan
5. setelah konflik di India, pada tahun 2007 Coca-Cola membentuk kemitraan dengan
World Wildlife Fund (WWF) dan menjadi anggota dari CEO Water Mandate, karena air
adalah salah satu perhatian utama perusahaan.
6. Setiap tahun Coca-Cola menerbitkan laporan direktur yang disebut “Laporan Tahunan
Perusahaan Coca-Cola” yang terakhir diterbitkan pada bulan Maret 2011 dan memuat
kegiatan perusahaan selama tahun 2010. Dalam laporan ini terdapat bagian kecil yang
didedikasikan untuk CSR dan mencakup deskripsi singkat tentang inisiatif dalam
pengembangan masyarakat dan pelestarian air yang telah dikembangkan perusahaan.
7. Coca-Cola juga setiap tahun menerbitkan laporan terpisah yang ditujukan untuk CSR
yang disebut 'The Coca-Cola Company Sustainability Review'. Ulasan ini, yang
diterbitkan setiap dua tahun, diverifikasi dan dijamin oleh pihak ketiga, perusahaan
pemeringkat keberlanjutan FIRA Sustainability Ltd Verifikasi ini memberikan “kepastian
moderat” atas keandalan informasi yang dilaporkan oleh Coca-Cola. Kedua laporan –
tinjauan perusahaan tahunan dan laporan keberlanjutan – dijabarkan berdasarkan
pedoman GRI G3, yang diadopsi oleh perusahaan pada tahun 2001.Karena relevansinya
dengan bisnis Coca-Cola, perusahaan juga setiap tahun melaporkan kemajuan air target
program kepengurusan.

Permasalahan/Konflik Coca-cola
Terdapat beberapa kampanye dan demonstrasi mengikuti publikasi laporan yang dikeluarkan
oleh LSM India Center for Science and Environment (CSE) pada tahun 2003. Laporan
tersebut memberikan bukti adanya pestisida, hingga tingkat yang melebihi standar
Eropa,dalam sampel selusin minuman Coca-Cola dan PepsiCo yang dijual di India.Dengan
bukti tersebut di Di sisi lain, CSE meminta pemerintah India untuk menerapkan standar air
yang dapat ditegakkan secara hukum. Laporan tersebut mendapat banyak perhatian publik
dan media, sehingga berdampak langsung pada pendapatan Coca-Cola. Tuduhan utama yang
dibuat oleh LSM terhadap Coca-Cola adalah bahwa mereka menjual produk yang
mengandung tingkat pestisida yang tidak dapat diterima, itu mengekstraksi air tanah dalam
jumlah besar dan telah mencemari sumber air.
1. Adanya pestisida dalam Minuman dalam kadar yang tinggi

Terkait dugaan minuman Coca-Cola yang mengandung residu pestisida dalam kadar tinggi,
pemerintah India melakukan berbagai penyelidikan. Pemerintah membentuk Komite
Bersama28 untuk melakukan pengujian sendiri terhadap minuman tersebut. Tes juga
menemukan adanya pestisida yang gagal memenuhi standar Eropa, tetapi masih dianggap
aman di bawah standar lokal. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa Coca-Cola tidak
melanggar hukum nasional mana pun. Namun, pemerintah India mengakui perlunya
mengadopsi standar yang sesuai dan dapat diterapkan untuk minuman berkarbonasi/bersoda.
Pada tahun 2006, setelah hampir tiga tahun tuduhan yang berkelanjutan, CSE menerbitkan
tes kedua pada minuman Coca Cola, juga menghasilkan kandungan residu pestisida yang
tinggi (24 kali lebih tinggi dari standar Uni Eropa, yang diusulkan oleh Biro Standar India
untuk diterapkan di India juga).CSE menerbitkan tes ini untuk membuktikan bahwa tidak ada
yang berubah, dengan menuduh bahwa standar yang lebih ketat untuk minuman berkarbonasi
dan minuman lainnya telah hilang dalam komite atau terhalang oleh kepentingan kuat di
pemerintah.Akhirnya, dalam 2008 sebuah studi independen yang dilakukan oleh The Energy
and Resources Institute (TERI) mengakhiri tuduhan lama dengan menyimpulkan bahwa air
yang digunakan dalam Coca-Cola di India bebas dari pestisida.Namun, karena institut
tersebut tidak menguji produk akhir, bahan lain bisa saja mengandung pestisida
2. Pencemaran air dan pengambilan air tanah yang berlebihan.

Coca-Cola juga dituduh menyebabkan kekurangan air diantaranya komunitas Plachimada di


Kerala, India selatan. Selain itu, Coca-Cola dituduh melakukan pencemaran air dengan
membuang air limbah ke ladang dan sungai di sekitar pabrik CocaCola di komunitas yang
sama. Air tanah dan tanah tercemar sedemikian rupa sehingga otoritas kesehatan masyarakat
India melihat perlunya memasang tanda-tanda di sekitar sumur dan pompa tangan yang
memberi tahu masyarakat bahwa air itu tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Pada tahun 2000, perusahaan mendirikan operasi produksinya di Plachimada. Masyarakat
setempat mengaku mulai mengalami kelangkaan air segera setelah operasi dimulai.
Pemerintah negara bagian memulai proses hukum terhadap CocaCola pada tahun 2003, dan
segera setelah itu Pengadilan Tinggi Kerala melarang Coca Cola mengambil air tanah secara
berlebihan.Pada tahun 2004 perusahaan telah menangguhkan operasi produksinya, sementara
berusaha memperbarui izin operasinya. . Coca-Cola berpendapat bahwa pola penurunan
curah hujan menjadi penyebab utama kondisi angin yang dialami di daerah tersebut. Setelah
prosedur peradilan yang panjang dan demonstrasi yang berkelanjutan, perusahaan berhasil
memperoleh pembaruan lisensi untuk melanjutkan operasinya.Pada tahun 2006 keberhasilan
pendirian kembali operasi Coca-Cola dibalik ketika pemerintah Kerala melarang pembuatan
dan penjualan Coca-Cola produk di Kerala dengan alasan tidak aman karena kandungan
pestisidanya yang tinggi.Namun, larangan tersebut tidak berlangsung lama dan kemudian
pada tahun yang sama Pengadilan Tinggi India membatalkan keputusan Pengadilan
Kerala.Baru-baru ini, pada bulan Maret 2010 , sebuah panel pemerintah negara bagian
merekomendasikan untuk mendenda anak perusahaan CocaCola di India sebesar total $47
juta karena kerusakan yang disebabkan oleh air dan tanah di Kerala.Juga, sebuah komite
khusus yang bertugas memeriksa klaim oleh anggota masyarakat yang terkena dampak
pencemaran air telah diatur.Pada tahun 2006, setelah hampir tiga tahun tuduhan yang
berkelanjutan, CSE menerbitkan tes kedua pada minuman Coca Cola, juga menghasilkan
kandungan residu pestisida yang tinggi (24 kali lebih tinggi dari standar Uni Eropa, yang
diusulkan oleh Biro Standar India untuk diterapkan di India juga).CSE menerbitkan tes ini
untuk membuktikan bahwa tidak ada yang berubah, dengan menuduh bahwa standar yang
lebih ketat untuk minuman berkarbonasi dan minuman lainnya telah hilang dalam komite
atau terhalang oleh kepentingan kuat di pemerintah.Akhirnya, dalam 2008 sebuah studi
independen yang dilakukan oleh The Energy and Resources Institute (TERI) mengakhiri
tuduhan lama dengan menyimpulkan bahwa air yang digunakan dalam Coca-Cola di India
bebas dari pestisida.Namun, karena institut tersebut tidak menguji produk akhir, bahan lain
bisa saja mengandung pestisida. Air tanah dan tanah tercemar sedemikian rupa sehingga
otoritas kesehatan masyarakat India melihat perlunya memasang tanda-tanda di sekitar sumur
dan pompa tangan yang memberi tahu masyarakat bahwa air itu tidak layak untuk
dikonsumsi manusia.Prosedur hukum yang panjang terhadap pemerintah India yang harus
dihadapi Coca-Cola bukanlah satu-satunya konsekuensi dari konflik tersebut. Merek tersebut
mengalami kehilangan kepercayaan konsumen yang besar dan kerusakan reputasi di India
dan luar negeri.Di India, penjualan secara keseluruhan turun sebesar 40% dalam waktu dua
minggu setelah rilis laporan CSE 2003. Dampak dalam penjualan tahunan adalah penurunan
15% dalam keseluruhan penjualan pada tahun 2003. dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan tahunan sebelumnya sebesar 25-30%. Konflik yang dipublikasikan di India ini
juga menarik perhatian konsumen di AS. Setelah serangkaian demonstrasi mahasiswa yang
tergabung dalam dua kelompok aktivis di AS, sepuluh universitas Amerika untuk sementara
menghentikan penjualan produk Coca-Cola di fasilitas kampus mereka.
Solusi untuk mengatasi konflik tersebut
Dua tahun sebelum konflik air di India pada tahun 2003, Coca-Cola mengadopsi Pedoman
GRI dan mulai melaporkan tentang keberlanjutan. Pada tahun 2003, perusahaan telah
mengalami beberapa konflik terkait CSR di belahan dunia lain.Namun, tidak satupun dari
mereka memiliki konsekuensi serius dari hilangnya kepercayaan terhadap perusahaan dan
produknya oleh konsumen dan masyarakat pada umumnya.
Menurut Pirson dan Malhotra, alasan utama mengapa kontroversi ini berakhir dengan sangat
buruk bagi Coca Cola terletak pada tanggapannya terhadap masalah tersebut.Coca-Cola
membantah telah memproduksi minuman yang mengandung kadar pestisida yang tinggi,
serta memiliki air yang dieksploitasi secara berlebihan dan tercemar. sumber daya.Dengan
menyangkal semua klaim dan mencoba membuktikan integritasnya, alih-alih menunjukkan
kepedulian terhadap situasi tersebut, Coca Cola gagal mendapatkan kembali kepercayaan
konsumen.Penduduk India memandang Coca-Cola sebagai penjahat perusahaan yang lebih
mementingkan keuntungan daripada publik. kesehatan.Sebagai perbandingan, konflik
sebelumnya yang dialami perusahaan di AS dan Belgia lebih baik ditangani karena
melibatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam strateginya.
Tampaknya perusahaan menyadari kesalahannya setelah kontroversi berlangsung selama
beberapa tahun. Pada tahun 2008 Jeff Seabright, wakil presiden Coca-Cola untuk lingkungan
dan sumber daya air, mengakui bahwa perusahaan tidak menangani kontroversi dengan baik.
Dia mengakui bahwa persepsi masyarakat lokal tentang operasi mereka penting, dan bahwa
bagi perusahaan harus memiliki niat baik di masyarakat sebagai hal yang penting'.
Meskipun Coca-Cola masih menyangkal sebagian besar tuduhan, kerusakan reputasi yang
dialami setelah kontroversi di India mendorong Coca-Cola untuk mengambil tindakan
pengendalian kerusakan. Langkah-langkah tersebut pada awalnya terdiri dari pernyataan
untuk mengkonfirmasi integritas Coca-Cola. Misalnya, Coca-Cola mendedikasikan sebuah
halaman di Corporate Responsibility Review tahun 2006 untuk mengatasi kontroversi
tersebut. Pernyataan itu sebagian besar terdiri dari penyediaan informasi yang mendukung
praktik yang baik dan pengelolaan air dari operasinya di India.Namun pernyataan ini tidak
banyak membantu mengatasi penurunan penjualan dan peningkatan kerugian yang melebihi
investasi.
Coca-Cola secara bertahap mengubah strateginya untuk memasukkan langkah-langkah
pengendalian kerusakan yang menangani keluhan masyarakat India. Pada tahun 2008
perusahaan menerbitkan laporan kinerja lingkungan pertamanya tentang operasi di India,
yang mencakup kegiatan dari tahun 2004 hingga 2007.Perusahaan juga mendirikan Coca-
Cola India Foundation, Anandana, yang bekerja dengan masyarakat lokal dan LSM untuk
mengatasi masalah air setempat.Tapi mungkin perubahan strategi yang paling menonjol oleh
Coca-Cola terdiri dari peluncuran berbagai proyek air komunitas di India. Contohnya adalah
proyek pemanenan air hujan, di mana operasi Coca Cola bermitra dengan Otoritas Air Tanah
Pusat, Dewan Air Tanah Negara Bagian, LSM dan masyarakat untuk mengatasi kelangkaan
air dan menipisnya tingkat air tanah melalui teknik pemanenan air hujan di 17 negara bagian
di India. Teknik-teknik ini terutama terdiri dari pengumpulan dan penyimpanan air hujan
sambil mencegah penguapan dan limpasan untuk pemanfaatan dan konservasi yang efisien.
Ide di balik ini adalah untuk menangkap sejumlah besar air berkualitas baik yang jika tidak
bisa menjadi limbah. Dengan mengembalikan ke ekosistem air yang digunakan dalam
operasinya di India melalui pemanenan air, perusahaan berharap bahwa proyek ini pada
akhirnya dapat mengubah perusahaan menjadi pengguna “net zero”air tanah pada tahun
2009.Dalam Laporan Penatagunaan dan Pengisian Air 2012, Coca- Cola menyatakan bahwa
operasinya di India telah 'mencapai keseimbangan penuh antara air tanah yang digunakan
dalam produksi minuman dan yang diisi ulang ke alam dan masyarakat – melampaui target
global'
Tampaknya kontroversi di India merupakan pembelajaran bagi perusahaan, dan hal itu
memotivasi perusahaan untuk mengadopsi kebijakan CSR yang lebih proaktif dalam skala
global yang berfokus pada pengelolaan air. Pada bulan Juni 2007, Coca-Cola menerapkan
program penatagunaan air dan berkomitmen untuk mengurangi jejak air operasionalnya dan
untuk mengimbangi air yang digunakan dalam produk Perusahaan melalui proyek yang
relevan secara lokal.Untuk mencapai komitmen tersebut Coca-Cola menetapkan tiga tujuan
yang dapat diukur:
1. Mengurangi penggunaan air dengan meningkatkan efisiensi air sebesar 20%
dibandingkan tingkat tahun 2004 pada tahun 2012. Data terbaru yang tersedia dari tahun
2010 menunjukkan peningkatan 16% dibandingkan baseline tahun 2004.
2. Mendaur ulang air melalui pengolahan air limbah dan mengembalikan semua air yang
digunakan dalam proses manufaktur ke lingkungan pada tingkat yang mendukung
kehidupan akuatik dan pertanian pada akhir tahun 2010. Pada September 2011, kemajuan
yang diamati mengenai target ini adalah 96%
3. Mengisi ulang air yang digunakan dengan mengganti liter air yang digunakan dalam
minuman jadi pada tahun 2020 melalui proyek-proyek lokal yang mendukung masyarakat
dan alam (yaitu perlindungan daerah aliran sungai dan pemanenan air hujan).Saat ini,
Coca-Cola melaporkan bahwa mereka memegang portofolio global 386 kemitraan air
masyarakat atau proyek pengisian ulang berbasis masyarakat.Pada tahun 2011, sekitar
35% air yang digunakan untuk minuman jadi telah diisi ulang.

Patut dicatat bahwa Coca-Cola menerbitkan, sebagai tambahan dan terpisah dari laporan
keberlanjutan, laporan air tahunan. Dalam laporan ini perusahaan menerbitkan penilaian dan
kemajuan dalam inisiatif airnya. Beberapa penilaian dilakukan oleh Global Environment &
Technology Foundation, sebuah LSM Amerika yang berpengalaman dalam memfasilitasi
terciptanya kemitraan publik-swasta. Juga pada tahun 2007, Coca-Cola mengadakan
kemitraan dengan WWF. Tujuan utamanya adalah meningkatkan pemahaman tentang daerah
aliran sungai dan siklus air untuk meningkatkan penggunaan air Coca-Cola, bekerja dengan
komunitas lokal di berbagai lokasi di seluruh dunia, dan mengembangkan kerangka kerja
umum untuk melestarikan air. Akhirnya, dan juga di tahun yang sama, perusahaan menjadi
anggota inisiatif publik-swasta CEO Water Mandate, yang merupakan inisiatif publik-swasta
yang membantu perusahaan dalam pengembangan, implementasi, dan pengungkapan
kebijakan dan praktik keberlanjutan air
WALLMART
 Profil Wal-Mart

Wal-Mart Stores, Inc. adalah perusahaan Amerika Serikat yang bergerak di


bidang pengoperasian jaringan department store. Perusahaan yang didirikan pada tahun 31
Oktober 1962 oleh Sam Walton in merupakan perusahaan publik terbesar di dunia
berdasarkan pendapatannya menurut Fortune Global 500 2008. Sahamnya telah dicatat
dalam Bursa Saham New York sejak 1972.Wal-mart berkantor pusat di Bentonville,
Arkansas.

Walmart juga merupakan pengecer kelontong terbesar di Amerika Serikat. Pada


tahun 2009, jaringan Wal-mart menghasilkan 51% dari penjualan $ 258 milyar AS di
bisnis grosir AS. Perusahaan ini juga memiliki dan mengoperasikan klub gudang ritel Sam
di Amerika Utara. Pada tahun 1988, Wal-Mart adalah pengecer paling menguntungkan di
Amerika Serikat, dan pada bulan November tahun 1990, Wal-mart mengalahkan penjualan
K-Mart. Pada 1991, Wal-mart juga mengalahkan penjualan Sears sehingga menjadi
peritel terbesar di Amerika.

Walmart memiliki 10,800 toko di 27 negara, di bawah 69 nama yang berbeda dan
e-commerce website di 10 negara. Perusahaan ini beroperasi di bawah nama Walmart di
Amerika Serikat, termasuk 50 negara bagian dan Puerto Rico. Sedangkan di Britania Raya
berdiri dengan nama ASDA, di Jepang dengan nama Seiyu, di Kanada, Meksiko dengan
nama Walmex. Wal-Mart pernah juga beroperasi di Jerman namun akhirnya tutup pada
tahun 2006 karena rugi. Selain itu, Wal-Mart pernah membuka tokonya di Indonesia (di
Supermal Karawaci) pada pertengahan tahun 1990-an namun juga ditutup karena kurang
menguntungkan.

Lalu pada 2 Juli 1962, Walton memutuskan membuka Walmart untuk pertama
kalinya di Rogers, Arkansas. Pendekatan pertama yang dilakukannya dengan menjual
barang dagang merek dengan harga murah milik Walmart ke ritel, agar segera menjadi
model pendorong bagi semua toko pengecer lain. Langkah yang dilakukannya tersebut
cukup sukses.
Seiring dengan perkembanggannya, pada 1967 Walton memiliki 24 cabang toko,
dengan pendapatan penjuan berkisar 12,7 juta dolar AS. Hingga Walmart meluaskan
pasarnya dengan membuka toko di Sikeston, Missouri dan Claremore Okolahoma pada
1968 serta di Delware, Kansas pada tahun berikutnya.
Kemudian pada 1970 Walmart menjadi perusahaan publik yang terdaftar di New
York Stock Exchange dua tahun setelahnya, yaitu pada tahun 1972. Saham pertama
Walmart dijual dengan harga 16,5 dolar AS per-saham.
Tahun 1975 Walmart melakukan ekspansi ke Texas, hingga memiliki lebih dari
125 toko yang beroperasi dengan jumlah 7.500 karyawan (rekanan) dan total angka
penjualan sebesar 340,3 juta dolas AS.Tidak hanya sampai disitu, pada tahun 1980
keluarga Walton mendirikan Walton Family Faoundation, ketika perusahaan telah
mencapai 1 miliar dolar AS dalam penjualan tahunan.
Pertumbuhan itu bahkan lebih cepat daripada perusahaan lain di waktu yang
sama. Lalu Walton membuka Sam's Club di Midwes, Oklahoma pada 1983.Tak lama,
dua tahun berselang, pada 1985 dia membuka lebih dari 880 toko dan memperoleh
penjualan 8,4 miliar dolar AS. Jumlah karyawan pun meningkat menjadi 104.000 orang
dari 7.500 pegawai dari tahun sebelumnya.
Walmart mulai menggunakan teknologi baru seperti sistem komputer di mesin
kasir dengan sistem point-on-sale terkomputerisasi. Sehingga memungkinkan
pembayaran cepat dan akurat, serta untuk memelihara dan melacak inventaris, penjualan
juga mengirim komunikasi instan ke toko-tokonya. Hari demi hari, perkembangan
Walmart semakin signifikan. Perusahaan milik Walton itu, untuk pertama kalinya
membuka toko cabang internasional di ibu kota Meksiko pada 1991.
 CSR Wal-Mart
Di AS sendiri tidak ada peraturan pemerintah yang mengatur khusus mengenai
CSR. Sebaliknya, menurut temuan dari Bennett American, perusahaan Amerika memiliki
kecenderungan yang jelas untuk menggunakan kode etik. Perspektif CSR Amerika dapat
digambarkan sebagai mengikuti pendekatan berbasis prinsip, dengan kode etik yang ada
maka nilai dan prinsip-prinsip yang ada harus dilakukan oleh semua anggota perusahaan.
CSR yang mulanya diawali pada awal abad ke 20 dan sekarang sudah
berkembang menjadi konsep yang kompleks dan menjadi komponen kunci dari
pengambilan keputusan perusahaan dari sejumlah perusahaan multinasional yang
dianggap sebagai pelopor dalam mengintegrasikan CSR. dikarenakan kurangnya
peraturan publik yang mengatur bagaimana parktek terbaik dalam melakukan tanggung
jawab oleh perusahaan di sebagian besar negara, pelaporan sustainability.

perusahaan menjadi semakin relevan. Meskipun tidak ada regulasi khusus dari
CSR, menurut Modernization Directive (2003/51 / EC) perusahaan besar wajib
memasukkan indikator kinerja utama yang bersifat keuangan dan non-keuangan dalam
laporan tahunan mereka. Dalam konteks ini, laporan tahunan dianggap sebagai laporan
direktur. Bersama dengan neraca dan akun untung rugi itu mewakili akun tahunan.
Laporan tahunan juga mencakup informasi tentang masalah lingkungan dan karyawan
yang bersifat non keuangan.

CSR Walmart Sejak 2007, Walmart menerbitkan laporan tahunannya di situs


webnya. Awalnya disebut 'Laporan Keberlanjutan Global' dan kemudian diubah menjadi
'Laporan Pertanggungjawaban Global' pada tahun 2011. Mike Duke, CEO Walmart,
mengatakan Perubahan ini mencerminkan dimensi sosial dan lingkungan baru yang telah
kami upayakan, dan kami percaya transparansi dan akuntabilitas adalah bagian dari
perusahaan yang baik dan bertanggung jawab. Laporan tahunan Walmart yang
diterbitkan menunjukkan penanganan masalah tanggung jawab social dengan baik.
Laporan Tanggung Jawab Global 2011 dibagi menjadi tiga parameter pelaporan utama:
Lingkungan, Sosial, dan tujuan / target. Laporan Walmart 2011 mencakup setiap sudut
masalah CSR, dengan menunjukkan adanya pengurangan emisi gas yang menyebabkan
efek rumah kaca pada seiap operasional perusahaan. Dan adanya pelaporan sumbangan
keuangan Walmart dalam bentuk barang, seperti investasi dalam pendidikan, kesehatan,
komitmen untuk memerangi kelaparan, dukungan untuk petani lokal dan akses ke
makanan yang lebih sehat dan terjangkau, juga dapat ditemukan dalam Laporan
Tanggung Jawab Global Walmart 2011.
Kinerja, kebijakan dan angka keuangan Walmart menggambarkan Walmart
sebagai perusahaan teladan dalam penerapan CSR. Konflik Walmart Permasalhan yang
dialami oleh Walmart sendiri digambarkan dengan 2 konflik yang ada yakni adanya
dugaan diskriminasi kaum wanita dan adanya tuduhan bila Walmart mempekerjakan anak
dibawah umur di Bangladesh. Penggugat Betty Dukes, Patricia Surgeson, Edith Arana
(‘penggugat’), atas nama diri mereka sendiri dan orang lain yang berada di tempat yang
sama, menuduh bahwa karyawan wanita di toko ritel Walmart dan Sam's Club
didiskriminasi berdasarkan jenis kelamin mereka. Mereka menyatakan bahwa mereka
didiskriminasikan mengenai pembayaran dan promosi ke posisi manajemen puncak,
sehingga melanggar Undang-undang Hak Sipil tahun 1964. Kasus ini menempuh
serangkaian siding dan Walmart mengajukanbanding dikarenakan penggugat tidak
selayaknya mendapatkan gaji yang diatur dikarenakan tidak sesuai dengan kelas pekerja
yang dicantumkan.

Kasus kedua adalah ditemukanya Anak-anak berusia 10-14 tahun bekerja di


pabrik dan digaji kurang dari $ 50 sebulan untuk membuat produk dari merek Walmart
untuk diekspor ke Kanada. Mengacu pada kebijakan Walmart pada waktu itu yang terdiri
dari pemotongan hubungan dengan pemasok ketika pelanggaran terjadi, LSM Jaringan
Solidaritas Maquila mengatakan bahwa memotong hubungan adalah kemungkinan respon
terburuk terhadap laporan pekerja anak atau pelanggaran sweatshop yang terjaid. Kritik
mengatakan bahwa hal itu hanya membuat pekerja enggan menceritakan kebenaran
kepada auditor pabrik karena takut kehilangan pekerjaan mereka dan mendorong
pemasok untuk menyembunyikan pelanggaran atau melakukan subkontrak kerja ke
pabrik lain yang akan lolos inspeksi. Namun demikian, Walmart tetap menghentikan
bisnis dengan dua pabrik tersebut. Walmart berdalih bahwa meskipun ada upaya untuk
memeriksa semua pabrik, sulit untuk menegakkan kode etik perusahaannya sendiri
dengan ribuan subkontraktor di seluruh dunia. Kebijakan CSR Walmart pasca-konflik
Setelah tejadi kasus yang ada saat ini, Walmart telah memenuhi syarat sebagai 'legislator
global' dalam kebijakan CSR.
Laporan 2005 tentang masalah etika melaporkan bahwa Walmart telah berhenti
berbisnis dengan 141 pabrik, terutama karena pelanggaran pekerja di bawah umur.
'Standard for Suppliers' secara tegas menetapkan bahwa Walmart tidak akan mentoleransi
penggunaan pekerja anak-anak dan menetapkan usia 14 tahun sebagai usia minimum
untuk pemasok dan subkontraktor dalam mempekerjakan pekerja. Jika dua pekerja di
bawah umur ditemukan, pabrik akan menerima peringatan dan harus merubah dan
memperbaiki dalam audit lanjutan. Jika lebih dari dua pekerja di bawah umur ditemukan
perusahaan maka pabrik tersebut secara permanen dilarang dan diputuskan kontraknya
oleh Walmart. Saat ini, Walmart menerbitkan laporan lengkap mengenai masalah CSR
yang disebut 'Laporan Tanggung Jawab Global' yang mencakup tiga dimensi 'Orang,
Planet, Laba'. Laporan ini menekankan kesetaraan gender dan tenaga kerja yang
beragam. 

Walmart memiliki kebijakan Kesetaraan Gender dan Keragaman yang dapat


ditemukan di 'Laporan Tahunan Tanggung Jawab Global'. Walmart juga berkomitmen
untuk mencapai tiga tujuan dalam Laporan sustainability perusahaan dengan cara:
menggunakan 100% energi terbarukan, tidak menciptakan limbah, dan menjual produk
yang menopang masyarakat dan lingkungan. Kriteria ini ditetapkan dan diukur
oleh Walmart pada akhir laporan 2012. Walmart menunjukkan setiap tahun tujuan yang
telah tercapai dan kemajuan dalam pencapaian target yang belum tercapai.

 Permasalahan yang dihadapi Wal-Mart

Pada tahun 1998, Walmart bergabung dengan perusahaan ritel untuk


membentuk sebuah perusahaan di Asia, setelah dua tahun sebelumnya Wal-Mart gagal
memasuki pasar ritel Korea akibat ketatnya persaingan sesama perusahaan ritel
Walmart juga pernah mencoba memasuki pasar internasional Eropa melalui Jerman.
Namun Walmart mengalami kesalahan strategi saat memasuki pasar Eropa melalui
Jerman. Kebanyakan perusahaan Amerika masuk pasar Eropa melalui UK, karena
kesamaan budaya, bahasa, lingkungan danperaturan hukum. Kesalahan anggapan
Walmart bahwa dengan menaklukkan pasar Jermanakan dapat menaklukan hampir ke
seluruh bagian besar pasar Eropa.Walmart tidak bisamengaplikasikan strategi
EDLP (Every Day Low Price) di Eropa yang sangat sensitifterhadap harga. Moral
pegawai dipengaruhi oleh pergantian aturan internal Walmart.
Eksekutifmengalami perubahan budaya saat dalam perjalanan bisnis, mereka
diminta untuk berbagikamar dengan alasan pengurangan biaya, dimana hal ini
tidak pernah dialami mereka diperusahaan terdahulu. Walmart kesulitan membina
hubungan dengan suppliernya di Jerman.Di Amerika perusahaan dengan pihak
supplier menyukai distribusi secara sentralisasi, namun supplier di Jerman tidak
menyukai distribusi secara sentralisasi.

Walmart juga mengalami masalah penyimpanan (inventory), hanya memiliki


satutempat untuk penyimpanan segala macam barang /stok, kondisi ini menyulitkan
pengaturan.Walmart kekurangan pegawai di bagian inventory karena biaya gaji pegawai
yang tinggi dijerman, sehingga perputaran stok barang sangat lambat. Walmart tidak
memahami budayakerja orang Jerman, dengan tidak menunjuk perwakilan serikat
pekerja. Walmart jugamembayar gaji pegawai dengan rendah, dan Walmart tidak
memenuhi Kondisi lingkungankerja yang baik, hingga terjadi pemecatan besar,
dikarenakan walmart harus mengurangibeban biaya pegawai. Walmart memiliki
kendala pada budaya di Jerman.

Wal-Mart mempunyai stategi“ten-foot ruless” namun tidak dapat diterapkan di


Jerman, karena orang Jerman tidak sukaorang asing ikut campur saat mereka berbelanja.
Walmart tidak bisa menugaskan seseorang di pintu masuk toko untuk menyapa selamat
datang pada pelanggan, karena orang Jermantidak memperdulikan hal tersebut. Walmart
tidak bisa memberikan “loyalty card” karena terbentur aturan pemerintahyang melarang
diskon tanpa penyesuaian. Walmart juga memiliki kendala pada bahasa diJerman.
Petinggi manajemen Amerika tidak belajar bahasa Jerman, English adalah bahasaresmi
di Walmart, kondisi ini mengakibatkan pekerja merasa asing, mereka tidak
dapatberbaur dan tertekan dengan kondisi seperti ini, bahkan pegawai Jerman kesulitan
denganpelafalan (Pronounce) Walmart dengan benar.
 Penyelesaian masalah

Dari hambatan yang diterangkan diatas, seharusnya manajeman Walmart


melakukan observasi terlebih dahulu sebelum membuka cabang atau toko-toko di
negara lain. Dari hambatan di atas kesalahan utama yang dilakukan oleh Walmart
adalah terlalu percaya diri saat membuka cabang di Jerman karena Walmart berpikir
jika ia dapat menguasai pasar Jerman maka ia dapat menaklukan sebagian besar pasar
Eropa. Selain itu wal mart membuat kebijakan atas kasus pencurian kecil oleh
karyawannya. Kebijakan ini merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir
kejadian tersebut. Kebijakannya adalah memberikan bonus kepada karyawan atas
loyalitasnya terhadap toko. Selain itu ada lagi mngenai 10 feet attitude, yang mana
karyawan harus menyapa, dan menanyakan apakah ada yang bisa di bantu. Kebijakan
tersebut dilakukan agar semakin membuat konsumen merasa nyaman. Para karyawan
juga berhak menerima inmbalan bagi hasil. Dengan syarat 1000 jam pertahunnya.
Dengan adanya kebijakan ini tentunya membuat karyawan merasa nyaman dan sejahtera.
Ketika pensiun juga diberi kebebasan untuk memilih memiliki saham di Wal Mart.

 Problem solving analysis

Walmart dapat menerapkan strategi IT. Berikut strategi dasar penggunaan IT yang
dilakukan oleh walmart :

Walmart membangun jaringan satelit canggih yang menghubungkan point of sales


di semua tokonya. Jaringan tersebut didesain untuk memberi para manajer dan bagian
penjualan terkait informasi status penjualan serta persediaan yang paling baru agar dapat
meningkatkan pemebelian produk. Walmart melakukan strategi inovasi dengan membuat
perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI secara dramatis sehingga akan
memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisensi, layanan pelanggan dan
memangkas waktu ke pasar. Walmart memiliki pusat-pusat distribusi yang berlokasi
strategis di daerah daerah niaga di seluruh AS, paling jauh jaraknya sekitar 350 mil (atau
satu hari berkendaraan) dari toko-toko yang mereka layani. Tiap barang yang ada di pusat
distribusi mereka dipasangi kode komputer, dan sebuah komputer melacak lokasi dan
pergerakan tiap kotak barang, saat barang tersebut disimpan dan dikirmkan. Walmart
mengonsolidasikan rincian penjualan dari 3000 toko. Hasilnya memungkinkan
Walmart untuk memprediksi penjualan setiap produk di setiap toko dengan keakuratan
yang sangat tinggi, yang kemudian menghasilkan penghematan besar dalam persediaan
dan hasil maksimum dari pengeluaran promosi. Dan sekarang, Walmart dan
Apple sedang melakukan kerjasama dalam pembangunan inovasinya dengan
memanjakan bagi pelanggan pengguna gadget dengan menggunakan system “ Scan
and Go” yang memungkinkan pelanggan melakuakan pembayaran hanya
dengan menggunakan I-phone. Strategi pertumbuhan yang digunakan Walmart adalah
menggunakan TI untuk mengelola perluasan bisnis secara regional dan global.
Perusahaan-perusahaan seperti Walmart mulai memperluas jaringan mereka ke para
pelanggan dan pemasok mereka, agar dapat membangun sistempengisian persedian
secara berlanjut yang akan mengamankan bisnis mereka. Penggunaan RFID dapat
meningkatkan efisiensi suppy chain, mengurangi kosongnya persediaan suatu produk
tertentu, mencegah pencurian dan pemalsuan barang.
APPLE

PROFILE APPLE Inc


Apple Inc. adalah perusahaan teknologi multinasional yang berpusat di Cupertino, California,
yang merancang, mengembangkan, dan menjual barang elektronik konsumen, perangkat lunak
komputer, dan layanan daring. Perangkat keras yang diproduksi Apple meliputi telepon pintar
iPhone, komputer tablet iPad, komputer pribadi Mac, pemutar media portabel iPod, jam pintar
Apple Watch, pemutar media digital Apple TV, dan pengeras suara pintar HomePod. Perangkat
lunak yang diproduksi Apple meliputi sistem operasi macOS dan iOS, pemutar media iTunes,
penjelajah web Safari, dan perangkat kreativitas dan produktivitas iLife dan iWork, serta
berbagai aplikasi profesional seperti Final Cut Pro, Logic Pro, dan Xcode. Layanan daringnya
meliputi iTunes Store, iOS App Store dan Mac App Store, Apple Music, dan iCloud.Apple
didirikan oleh Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne pada April 1976 untuk
mengembangkan dan menjual komputer pribadi Apple I buatan Wozniak. Perusahaan ini resmi
berdiri dengan nama Apple Computer, Inc. pada Januari 1977. Penjualan komputer-
komputernya, termasuk Apple II, menandai pertumbuhan perusahaan ini. Dalam kurun beberapa
tahun, Jobs dan Wozniak mempekerjakan banyak perancang komputer dan memiliki lini
produksi. Apple menjadi perusahaan terbuka pada tahun 1980 dan meraup laba yang sangat
besar. Selama beberapa tahun berikutnya, Apple memproduksi komputer-komputer baru yang
memiliki antarmuka pengguna grafis inovatif seperti Macintosh pertama tahun 1984. Iklan
produk Apple mendapat banyak pujian. Namun, harga produknya yang mahal dan perangkat
lunak yang sedikit menjadi sumber perpecahan antara petinggi perusahaan. Pada tahun 1985,
Wozniak keluar dari Apple dan Jobs mengundurkan diri. Jobs memboyong sejumlah karyawan
Apple dan mendirikan perusahaan baru pada tahun berikutnya.

Seiring berkembangnya pasar komputer pribadi, angka penjualan komputer Apple menurun
karena para pesaingnya menjual produk yang lebih murah, terutama komputer yang
menggunakan sistem operasi Microsoft Windows. Perombakan petinggi Apple terus berlangsung
sampai CEO Gil Amelio memutuskan pada tahun 1997 untuk membeli NeXT dan mengajak Jobs
kembali ke Apple. Jobs kembali memimpin perusahaan dan diangkat menjadi CEO tidak lama
kemudian. Ia mulai membangun kembali status Apple dengan membuka toko ritel pada tahun
2001, mengakuisisi sejumlah perusahaan perangkat lunak untuk membangun portofolio
perangkat lunak Apple, dan mengubah sebagian perangkat keras yang dipakai oleh komputer-
komputernya.
Apple kembali sukses dan untung besar. Pada Januari 2007, Jobs mengumumkan bahwa Apple
Computer, Inc. berganti nama menjadi Apple Inc. untuk mencerminkan peralihan fokus
perusahaan ke barang elektronik konsumen. Ia juga meluncurkan iPhone, telepon pintar yang
mendapat banyak pujian dan laris terjual. Pada Agustus 2011, Jobs mundur dari jabatannya
sebagai CEO karena masalah kesehatan dan digantikan oleh Tim Cook. Dua bulan kemudian,
Jobs meninggal dunia. Kematiannya menjadi awal era baru bagi perusahaan ini.

Pendapatan tahunan global Apple mencapai $229 miliar pada tahun fiskal 2017. Apple
merupakan perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia menurut pendapatan dan produsen
telepon genggam terbesar ketiga di dunia setelah Samsung dan Huawei. Pada Agustus 2018,
Apple menjadi perusahaan terbuka A.S. pertama yang nilainya di atas US$1 triliun.Perusahaan
ini mempekerjakan 123.000 karyawan purnawaktu dan memiliki 504 toko ritel di 24 negara
Apple mengoperasikan iTunes Store, penjual musik terbesar di dunia. lebih dari 1,3 miliar
produk Apple dipakai secara aktif di seluruh dunia. Perusahaan ini memiliki pelanggan dengan
kesetiaan merek yang sangat tinggi dan berkali-kali diberi gelar merek paling bernilai di dunia.
Namun, Apple mendapat banyak kritik atas praktik tenaga kerja oleh para kontraktornya,
dampak lingkungan dan praktik bisnisnya, termasuk sikap anti-persaingan, serta sumber bahan-
bahan produknya.

KEBIJAKAN CSR APPLE Inc

Sebagaimana disyaratkan oleh SEC, Apple telah menyediakan laporan tahunan Formulir 10-K di
situs webnya. Formulir 10-K berisi – antara lain – informasi tentang strategi dan organisasi
bisnis Apple, the faktor risiko perusahaan, proses hukum dan data keuangan. Ini juga termasuk
kebijakan perilaku bisnis Apple: 'Apple menjalankan bisnis secara etis, jujur, dan sepenuhnya
mematuhi semua undang-undang dan peraturan. Ini berlaku untuk setiap keputusan bisnis di
setiap area perusahaan di seluruh dunia, bisnis melakukan kesepakatan dengan tata kelola
perusahaan, keterbukaan informasi, non-korupsi dan penyuapan, Kesehatan dan Keamanan
Lingkungan. Apple telah mempertimbangkan indeks GRI G3.1 yang berkaitan dengan ekonomi,
lingkungan, hak asasi manusia, masyarakat dan tenaga kerja untuk publikasinya tentang Tata
Kelola, Laporan Lingkungan Produk, Daur Ulang dan Laporan Lingkungan Fasilitas dan
Tanggung Jawab Pemasok. Untuk Tanggung Jawab Pemasok, Apple, untuk misalnya, telah
mempertimbangkan indikator yang melaporkan tindakan yang telah diambil untuk berkontribusi
pada penghapusan pekerja anak. Berkenaan dengan Laporan Lingkungan Produk, Apple telah
menggunakan EN26 indikator kinerja, dan menetapkan inisiatif untuk mengurangi dampak
lingkungan dari produknya. apel mendesain produknya dengan tujuan menjadi energi yang
seefisien mungkin, dan ini adalah satu-satunya perusahaan yang dapat mengklaim semua barang
elektronik memenuhi syarat Energy Star. Produk Apple menjadi lebih kuat sementara, pada saat
yang sama, lebih sedikit bahan yang digunakan dan lebih sedikit emisi karbon yang dihasilkan.
Hampir semua produk Apple di-outsource untuk diproduksi di luar negeri. Pada Pemasoknya
Situs web tanggung jawab Apple menyatakan: 'Apple berkomitmen pada standar tanggung jawab
sosial tertinggi di seluruh rantai pasokan kami di seluruh dunia. Kami bersikeras bahwa semua
pemasok kami menyediakan kondisi kerja yang aman, memperlakukan pekerja dengan
bermartabat dan hormat, dan menggunakan proses manufaktur yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan. Tindakan kami – mulai dari audit lokasi menyeluruh hingga program pelatihan
terkemuka di industri – menunjukkan hal ini komitmen'. Kode Etik Pemasok (Supplier Code)
menguraikan harapan Apple untuk pemasok itu berbisnis dengan.Sebagai syarat untuk berbisnis
dengan Apple, pemasok harus berkomitmen untuk Kode penyuplai. Untuk Kode Pemasok, Apple
telah mengadopsi Kode Etik Industri Elektronik (EICC), pedoman dan standar untuk sektor
elektronik. Melalui audit di tempat, Apple memastikan bahwa pemasok mematuhi Kode
Pemasok. Manufaktur perakitan akhir diaudit setiap tahun dan pemasok komponen diaudit secara
sewenang-wenang. Apple mewajibkan pemasoknya untuk menghormati hak asasi manusia
pekerjanya, untuk menginformasikan pekerja tentang hak-hak mereka, dan untuk
memperlakukan mereka dengan bermartabat dan hormat. apel mensyaratkan dari pemasoknya
bahwa mereka mencegah diskriminasi, tenaga kerja paksa dan di bawah umur, berlebihan jam
kerja dan bahwa mereka membayar pekerja dengan upah dan tunjangan sesuai dengan hukum
yang berlaku dan peraturan

PERMASALAHAN YANG DI HADAPI APPLE Inc

Transparansi terbatas dari kebijakan keberlanjutan pemasok Apple sering dikritik di media.Pada
Februari 2010 Apple juga menolak proposal keberlanjutan dua pemegang saham untuk
mendirikan laporan keberlanjutan tentang kebijakan lingkungan Apple dan dampak perubahan
iklim terhadap perusahaan. Usulan lainnya adalah membentuk komite keberlanjutan dewan
direksi.dan permasalahan yang dialami oleh apple inc adalah sebagai berikut :
1). Tenaga kerja dan hak asasi manusia
Konflik terkenal yang melibatkan pemasok Apple adalah bunuh diri di Foxconn.ini adalah yang
terbesar yang dikontrak produsen elektronik di dunia, dengan transaksi yang melibatkan Dell dan
Sony. Foxconn adalah produsen iPhone dan iPad dan mempekerjakan lebih dari 900.000 pekerja,
di antaranya 420.000 karyawan bekerja di pabrik Foxconn Shenzhen. Pabrik ini mencakup 15
pabrik, termasuk asrama, rumah sakit, a bank, toko kelontong dan restoran. Para pekerja tinggal
dan bekerja di dalam kompleks. Pada tahun 2006 pers lokal China melaporkan jam kerja yang
terlalu panjang dan diskriminasi pekerja Cina daratan oleh atasan Taiwan. Pada Mei 2010
beberapa sumber media melaporkan beberapa kasus bunuh diri di Foxconn. Dari 2009 hingga
2010 total 13 pekerja telah melakukan bunuh diri. Itu pekerja pertama, Sun Danyong, bunuh diri
setelah dia diinterogasi karena kehilangan iPhone 4 prototipe yang dia miliki.Ketika mantan
CEO Steve Jobs ditanya tentang bunuh diri di Foxconn, dia menjawab: 'Foxconn bukan toko
keringat. Selama penyelidikan yang menyamar, ditemukan bahwa alasan untuk beberapa kasus
bunuh diri terkait dengan manajemen internal. 'Fasilitas Foxconn baik-baik saja, tetapi
manajemennya buruk,' ungkap Zhu Guangbing, yang mengorganisir penyelidikan. Menurut
Audrey Tsui, seorang profesor at National University of Singapore Business School, Foxconn
mempertahankan manajemen gaya militer mendekati. Para pekerja tidak diizinkan untuk
berinteraksi satu sama lain. Pekerja yang melanggar aturan adalah dihukum dengan denda atau
dianggap menghina oleh manajer. Jam kerja mingguan pekerja mencapai 70 jam, sepuluh jam di
atas jam maksimum yang ditetapkan oleh Kode Pemasok Apple. Pabrik Foxconn memiliki
fasilitas yang baik.
Para pekerja memiliki akses untuk berenang kolam renang dan lapangan tenis. Foxconn
menyelenggarakan kegiatan seperti klub catur, mendaki gunung, atau memancing ekspedisi.
Namun dengan jam kerja 70 jam seminggu, karyawan tidak sempat menikmati fasilitas tersebut.

2). Kesehatan dan keselamatan pekerja


Mengenai kondisi kesehatan dan keselamatan pekerja di pemasok, pada Mei 2010 dua pekerja
tewas dan enam belas karyawan terluka dalam ledakan di Foxconn. Seorang juru bicara Apple
menyatakan: 'Kami sangat sedih dengan tragedi di pabrik Foxconn di Chengdu, dan hati kami
pergi ke korban dan keluarganya. Kami bekerja sama dengan Foxconn untuk memahami apa
yang menyebabkan hal mengerikan ini event. Pada bulan yang sama, The Guardian melaporkan
bahwa pekerja dari Wintek telah diracuni oleh n-heksana, bahan kimia beracun yang digunakan
untuk membersihkan layar sentuh iPhone. Karyawan mengeluh bahwa kompensasi yang
ditawarkan Wintek untuk kerusakan kesehatan tidak cukup. Para pekerja yang menerima
kompensasi diminta untuk mengundurkan diri dari pekerjaan mereka

SOLUSI UNTUK PERMASALAHAN YANG DI HADDAPI APPLE Inc

Apple memastikan bahwa pemasok mematuhi Kode Pemasok dengan melakukan audit. Audit
mencakup kondisi kerja dan kehidupan, kesehatan dan keselamatan tetapi juga praktik
lingkungan di fasilitas.Menurut Laporan Tanggung Jawab Pemasok Apple 2010, Apple
melakukan 102 audit pada tahun 2009. Pada tahun 2011Apple melakukan 229 audit, meningkat
80% dibandingkan tahun 2010. Audit dilakukan oleh Apple auditor dan didukung oleh auditor
pihak ketiga lokal Dalam Laporan Tanggung Jawab Pemasok 2010, yang diterbitkan pada
Februari 2011, Apple menyertakan sebuah paragraf menanggapi kasus bunuh diri di Foxconn.
Dalam Laporan Tanggung Jawab Pemasok 2011, Apple melaporkan bahwa selama inspeksi
Apple menemukan sepuluh fasilitas dengan pelanggaran perburuhan di bawah umur. Salah satu
fasilitas memiliki banyak anak di bawah umur pekerja. Karena manajemen tidak ingin mengatasi
masalah, Apple menghentikan bisnis dengan fasilitas ini. Jika ditemukan pekerja di bawah umur,
pemasok diharuskan membayar biaya pendidikan pengeluaran, tunjangan hidup dan kehilangan
upah selama enam bulan atau sampai pekerja mencapai usia enam belas tahun. Pada November
2010, Apple membuat program pelatihan untuk mencegah perekrutan di bawah umur di masa
depan pekerja. Manajer sumber daya manusia dilatih dalam hukum perburuhan Cina. Melatih
sumber daya manusia manajer, bagaimanapun, tidak akan menyelesaikan masalah pekerja anak.
Ketika biaya tenaga kerja, energi dan bahan baku meningkat dan terjadi kekurangan tenaga kerja,
pemilik pabrik terpaksa memotong biaya atau mencari tenaga kerja yang lebih murah. Pekerja
anak dapat dengan mudah disembunyikan dengan memberikan upah palsu dan data jadwal kerja.
untuk mencegah pekerja anak ketika pekerja di bawah umur ingin bekerja untuk menghidupi
keluarganya. Pemasok Responsibility Report tahun 2012 menyatakan bahwa pemasok wajib
mengembalikan pekerja di bawah umur ke sekolah dan membiayai pendidikan mereka melalui
Program Remediasi Pekerja Anak Apple. Tentang penghapusan pekerja di bawah umur, Tim
Cook, CEO Apple, menyatakan: 'Kami ingin sepenuhnya menghilangkan setiap kasus pekerjaan
di bawah umur. Kami telah melakukan itu di semua pertemuan terakhir kami. Saat kami masuk
lebih dalam ke rantai pasokan, kami menemukan bahwa sistem verifikasi usia tidak cukup
canggih. Ini adalah sesuatu yang kami rasakan sangat kuat tentang dan kami ingin
menghilangkan sepenuhnya. Dalam Laporan Kemajuan Tanggung Jawab Pemasok tahun 2011
Apple membahas masalah penggunaann-heksana. Apple mewajibkan Wintek untuk berhenti
menggunakan n-heksana dan meminta Wintek untuk memperbaiki ventilasinya sistem dan
bekerja dengan konsultan untuk meningkatkan sistem kesehatan dan keselamatan
lingkungan.Untuk mengambil tindakan, penting bagi perusahaan untuk transparan tentang rantai
pasokan mereka.Pada Februari 2012 Apple mengumumkan akan menjadi perusahaan teknologi
pertama yang bergabung dengan Fair Labor Association (FLA) sebagai perusahaan peserta.
CANON
Canon profile’s
Nama perusahaan : Canon Inc.
Nama pendiri :1. Takesi Mitarai 2. Takeo Maeda 3. Goro Yoshida 4.Saburo Uchida
Jenis perusahaan :Perusahaan Elektronik
Tahun berdiri :1937
Negara asal : tokyo,Japan
Sejarah berdiri : Canon Inc. (selanjutnya disebut Canon) didirikan pada tahun 1937.
Kantor pusatnya berada di Jepang dan perusahaan tersebut terdaftar di
NYSE. Meskipun kamera digital adalah produk yang paling dikenal
konsumen, Canon juga memproduksi perangkat untuk keperluan kantor
dan industri.Canon berencana untuk berinvestasi lebih banyak dalam
peralatan perekaman gambar medis dan perangkat mata.Kantor pusat
regional Canon didirikan di setiap benua dan , bersama dengan perusahaan
lain, mereka membentuk Canon Group. Canon memiliki jaringan global
lebih dari 200 perusahaan dan mempekerjakan lebih dari 160.000 orang di
seluruh dunia. Canon Inc. sendiri mempekerjakan lebih dari 26.000
orang.Ini didedikasikan untuk kemajuan teknologi dan memberikan sekitar
10% dari total pendapatannya setiap tahun untuk Penelitian &
Pengembangan. Canon secara konsisten menjadi salah satu dari sedikit
perusahaan teratas yang mendapatkan jumlah paten terbanyak selama 18
tahun terakhir.Pada tahun 2010 penjualan bersih Canon Group
diperkirakan mencapai $45,764 juta.
Kebijakan dan pelaporan CSR Canon
1. Canon menginvestasikan banyak upaya dalam pelaporan CSR-nya. Ini menerbitkan
laporan keberlanjutan terpisah. Selain itu, banyak informasi mengenai kepatuhannya
terhadap standar yang berbeda dan peran positifnya dalam masyarakat (penggalangan
dana dan kegiatan lainnya) dapat ditemukan di halaman webnya. Perusahaan
memperkenalkan strategi CSR berdasarkan filosofi Kyosei pada tahun 1988.Saat itu
filosofi ini belum banyak digunakan, namun dalam beberapa tahun terakhir filosofi
tersebut menjadi umum digunakan di Jepang, dalam bisnis, politik dan dalam kehidupan
sehari- hari.digunakan untuk menyiratkan berbagai konsep dan makna. Canon mengacu
pada kyosei yang didefinisikan sebagai 'hidup dan bekerja sama untuk kebaikan bersama.
2. Canon memiliki kebijakan CSR dan pernyataan misi CSR.Canon memiliki Kode Etik
Global Canon. Canon mengikuti Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI 2006150 dan
laporan CSR-nya diperiksa oleh auditor eksternal. Para komentator eksternal ini diminta
untuk menggunakan bagian dari Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G3 sebagai dasar
untuk mengembangkan pendapat mereka, yaitu empat prinsip pelaporan yang berkaitan
dengan pendefinisian isi laporan.
3. Canon tercantum dalam indeks keberlanjutan yang berbeda, seperti Morningstar Socially
Responsible Investment Index (Jepang) dan Ethibel Sustainability Index Global
(Belgia).Di situs web Canon, informasi disertakan tentang upayanya untuk mengurangi
emisi CO2, menyiapkan proses konsultasi dengan pemangku kepentingan dan melakukan
manufaktur yang ramah lingkungan. Piagam Lingkungan Grup Canon membahas tema
memaksimalkan efisiensi sumber daya dari pendekatan ganda jaminan lingkungan dan
kegiatan ekonomi. Ini mempertimbangkan siklus hidup produk secara keseluruhan dan
menetapkan kegiatan jaminan lingkungan untuk seluruh kelompok.Kegiatan bantuan dan
kampanye penggalangan dana dilakukan di daerah yang terkena bencana mendadak
(gempa bumi, hujan salju lebat, banjir, topan, kebakaran).Perusahaan juga aktif dalam
daur ulang. Misalnya, di Singapura baru-baru ini bergabung dengan perusahaan lain
dalam proyek daur ulang kartrid.Filosofi 'Cradle-to-Cradle' digunakan untuk merancang
perangkat Canon generasi terbaru yang sesuai dengan Energy Star yang mengkonsumsi
lebih sedikit energi dalam pembuatan, transportasi dan menggunakan. Hasilnya adalah
total jejak karbon yang lebih kecil. Teknologi ini telah mengurangi emisi CO2 sekitar
11.000.000 ton dan menghemat 350 miliar Yen Jepang dalam biaya listrik dari tahun
2003 hingga 2010.

Conflict canon
1. Penyakit yang berhubungan dengan stres
Ketika mencoba menganalisis perilaku perusahaan, sulit untuk menemukan artikel
independen yang dapat diandalkan. Namun demikian, satu artikel dari tahun 2007 patut
mendapat perhatian.Di Canon Denmark masalah penyakit terkait stres terjadi. Penyakit
ini adalah hasil dari perubahan dalam organisasi dan meningkatnya tekanan untuk
bekerja. Karena hal ini menyebabkan banyak masalah bagi manajer bisnis, sumber daya
manusia (SDM) dan meningkatkan beban kerja bagi karyawan lain, Canon Denmark
mulai mengembangkan kebijakan untuk mengurangi stres di tempat kerja. Sembari
melakukan penelitian untuk kebijakan itu, pemerintah Denmark juga memperkuat
undang-undang anti rokok dan dewan kerja menuntut perubahan sejumlah kebijakan yang
ada. Perusahaan menyadari bahwa kebijakan pengurangan stres tertentu tidak cukup dan
mulai memeriksa tidak hanya kebijakannya sendiri, tetapi juga kebijakan Canon Eropa
dan global.
2. Karyawan tidak diperbolehkan duduk selama jam kerja
Riset internet juga mempresentasikan beberapa artikel yang berkaitan dengan Canon
Electronics Inc., sebuah perusahaan yang berbasis di Jepang, yang memaksa
karyawannya untuk berdiri selama bekerja dan menuntut agar mereka berjalan dengan
kecepatan tertentu. Karena tidak mungkin menemukan laporan LSM tentang topik ini
atau sumber lain yang sepenuhnya dapat dipercaya, penelitian ini didasarkan pada blog
dan komentar dari karyawan yang diduga. Dalam teori Hisashi Sakamaki (Direktur
Perwakilan Canon Electronics) memaksa karyawan untuk berdiri tidak hanya menghemat
uang tetapi juga meningkatkan produktivitas dan meningkatkan hubungan karyawan.
Dapat dipertanyakan apakah melepas kursi meningkatkan produktivitas dalam jangka
panjang. Adil untuk mengasumsikan bahwa orang merasa di bawah tekanan ketika
mereka tidak diizinkan untuk duduk atau ketika mereka dipaksa untuk berjalan dengan
kecepatan yang ditentukan. Kasus Canon Denmark yang disebutkan sebelumnya dengan
jelas menunjukkan bahwa stres terkait pekerjaan memiliki efek negatif pada keseluruhan
proses kerja dan bahwa manajemen yang baik yang berfokus pada pencegahan situasi
stres sangat penting. Praktik yang baik dari satu perusahaan harus diterapkan ke seluruh
grup. Laporan tahunan harus memberikan informasi tentang cara perusahaan mengikuti
praktik terbaik dalam operasinya di seluruh dunia dan ini harus melebihi persyaratan
hukum.162 Kesimpulan yang jelas tentang bagaimana kasus ini ditangani, jika ditangani
sama sekali, tidak dapat dibuat karena ketidakmampuan dari penulis artikel ini untuk
memahami bahasa Jepang. Tetapi pada saat yang sama menunjukkan kurangnya
transparansi dalam melaporkan masalah ini. Sebuah laporan resmi dari perusahaan akan
dihargai karena sulit untuk menilai situasi dari sudut pandang Eropa

Kebijakan CSR pasca konflik canon


1. Canon telah mempromosikan 'Health First' sebagai salah satu Prinsip Panduannya.
Bahkan dalam laporan keberlanjutan Canon Inc. tahun 2007 dapat dibaca bahwa
Canon mengambil tindakan dalam mencegah penyakit yang berhubungan dengan
gaya hidup. Dengan diberlakukannya kebijakan dan undang-undang yang
mempromosikan kesehatan oleh pemerintah, seperti Health Japan 21 dan Undang-
Undang Promosi Kesehatan, pemeriksaan dan tes gaya hidup dilakukan selama
pemeriksaan kesehatan berkala. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, semua perusahaan
Canon Group di Jepang telah menetapkan target numerik umum dengan tujuan
mencegah penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup. Fokus mereka adalah (dan
masih) pada tingkat kolesterol dan merokok.
2. Pengalaman Canon dalam mengelola stres, dari kasus Canon Denmark yang
disebutkan sebelumnya, telah meyakinkan perusahaan untuk fokus pada pencegahan,
daripada pengobatan masalah. Pergeseran yang jelas dari manajemen reaktif ke
proaktif telah dilakukan. Saat melihat melalui halaman webnya, ini sekarang terlihat
jelas. Canon juga mengambil kesempatan untuk mengembangkan kebijakan berbasis
tindakan. Pada bulan Agustus 2007 Canon meluncurkan kebijakan baru yang
mencakup topik-topik seperti: keseimbangan kehidupan kerja, tenaga kerja yang
menua, kesehatan dan keselamatan, manajemen stres, rasa hormat dan toleransi,
merokok, penyalahgunaan alkohol dan zat, nutrisi dan olahraga. Beberapa kebijakan
tersebut juga dapat diukur. Untuk memastikan keseimbangan kehidupan kerja yang
tepat, jam kerja yang berlebihan dibatasi melalui penerapan 'hari tanpa lembur' yang
ketat. Selama tahun 2009, rasio internal rata-rata dari kepatuhan 80% terhadap jam
kerja yang ditentukan pada 'hari tanpa lembur' tercapai dan jumlah total jam kerja
lembur per karyawan untuk tahun itu turun sekitar 100 jam dari tahun 2008.Pada
'tidak -hari lembur' pada tahun 2010 rata-rata 80% karyawan yang sama
meninggalkan pekerjaan pada waktu yang ditentukan seperti tahun sebelumnya.165
Data dapat ditemukan untuk target dan kinerja kolesterol dan merokok. Dari tahun
2004 hingga 2006, tingkat merokok turun dari 33 menjadi 30%, melebihi target 31%.
3. Canon menerapkan sistem untuk mempekerjakan kembali karyawan yang sudah
pensiun hingga usia 65 tahun. Pada tahun 2006, 73 dari 211 orang yang telah
mencapai usia pensiun memilih untuk bekerja kembali, dan pada akhir tahun itu 177
bekerja di bawah sistem ini. Pada tahun 2010, 139 dari 234 karyawan yang telah
mencapai usia pensiun memilih untuk bekerja kembali, dengan 451 bekerja di bawah
sistem ini pada akhir tahun itu.

SOLUSI ATAS KONFLIK

1. Canon tampaknya merupakan perusahaan dengan jumlah masalah paling sedikit.


Meskipun karena kurangnya informasi yang memadai tidak ada kesimpulan kuat
yang dapat ditarik, ada tiga pengamatan yang dapat dilakukan berdasarkan apa
yang ditemukan. Pertama, dalam penelitian ini menjadi jelas bahwa, dari empat
perusahaan multinasional yang diteliti, Canon adalah perusahaan dengan sejarah
terlama dalam menerapkan apa yang sekarang kita sebut sebagai CSR. Canon
tampaknya menjadi perusahaan yang setia pada asal-usul Jepangnya dengan
filosofi perusahaan kyoseisebagai bagian dari rencana korporat globalnya.Kasus
Canon kemudian dapat dilihat sebagai mengikuti jalan terbalik menuju tanggung
jawab korporat dibandingkan dengan tiga perusahaan lain yang diteliti di sini.
Alih-alih berargumen bahwa konflik memiliki efek yang relevan pada kebijakan
CSR perusahaan, dapat dikatakan bahwa ideologi kyosei yang telah lama
didirikan Canon sebagai bagian dari budaya Jepang merupakan faktor penting
yang mendorong perilaku yang bertanggung jawab dan mencegah konflik.
2. dalam studi kasus Canon bahwa, meskipun beberapa masalah yang ditemukan
tidak parah, Canon tampaknya serius dengan kasus penyakit yang berhubungan
dengan stres di Denmark. Pendekatan Canon terhadap masalah itu tampaknya
lebih proaktif dibandingkan dengan perusahaan lain yang diteliti. Sementara
perusahaan lain akan memandang penyakit yang berhubungan dengan stres
sebagai masalah yang tidak signifikan, Canon memandang peningkatan
kesejahteraan karyawan sebagai peluang untuk meningkatkan kebijakannya baik
di Denmark maupun dalam operasi globalnya; mungkin karena mengurangi stres
meningkatkan produktivitas. Ini bisa menjadi contoh yang baik tentang
bagaimana memiliki standar yang lebih tinggi saat menilai masalah dapat
mencegahnya menjadi lebih besar, atau hanya dapat meningkatkan perusahaan
secara keseluruhan – termasuk karyawannya. Namun, kami tidak akan mencoba
untuk mengklaim terlalu banyak berdasarkan kasus tunggal ini. Penting untuk
diingat bahwa pendekatan proaktif seperti itu diambil oleh anak perusahaan
Canon yang terletak di salah satu negara terkaya dan paling maju secara politik di
dunia. Mungkin perilaku tanggung jawab sosial seperti itu tidak diamati oleh anak
perusahaan Canon lainnya di negara berkembang, di mana peraturan dan
penegakan hukumnya kurang ketat. Tetapi bahkan ketika mengambil tindakan
pencegahan seperti itu, masih belum jelas mengapa Canon tidak mengalami
tuntutan hukum atau perhatian media yang memalukan seperti yang dilakukan
oleh perusahaan multinasional lain yang diteliti di sini. Pengamatan yang
membingungkan ini dapat menjadi topik yang menarik untuk penelitian lebih
lanjut yang berpotensi menemukan bagaimana sebuah perusahaan multinasional
berhasil menerapkan kebijakan CSR.
3. Dan ketiga, dibandingkan dengan perusahaan lain yang disebutkan yang
melaporkan atau mengakui, sampai batas tertentu, adanya konflik masa lalu,
laporan keberlanjutan Canon tidak mengacu pada masalah konkret. Ini mungkin
karena fakta bahwa, tidak seperti kasus perusahaan lain, tidak ada skandal besar
yang terjadi. Meskipun pelaporan keberlanjutan Canon sangat luas, hal itu tidak
membahas, misalnya, masalah penyakit terkait stres di Denmark. Hal ini dapat
menimbulkan keraguan tentang sejauh mana Canon bersikap transparan tentang
tantangan yang dihadapinya.

Anda mungkin juga menyukai