Dosen Pengampu:
Uyu Umawanah, M.Pd.
Disusun Oleh:
Sofie Fauziah
221340097
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang
telah memberikan kita beribu-ribu nikmat, terutama nikmat sehat wa alfiat dan
nikmat iman wal islam. Sehingga sampai saat ini kita masih bisa merasakan
keindahan serta rahmat atas karunia dan nikmat-Nya.
Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, yang
telah memberikan penulis amanah untuk membuat karya tulis ilmiah ini, sebagai
bentuk pembelajaran yang akan menjadi media bagi penulis untuk lebih
menambah pengalaman serta wawasan terkait pembuatan karya tulis ilmiah
seperti ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
D. Metode Penulisan 2
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan 18
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
Karya tulis ini penulis susun dengan mengumpulkan sumber dari buku,
yang biasa disebut dengan metode studi pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Awal 1700-an di Inggris terjadi produksi jutaan galon gin, alkohol yang
dibumbui dengan buah juniper. Pada 1733, wilayah London saja menghasilkan 11
juta galon gin. Orang miskin di London mendapatkan kelegaan dari kesulitan
kemiskinan perkotaan dengan minuman keras yang murah. Pajak atas gin segera
dinaikkan untuk mengurangi epidemi mabuk yang mengikutinya.
Ketika industrialisasi menyebar, budaya baru akan keandalan dan
ketenangan mulai menyebar, tidak diragukan lagi didorong oleh pemilik pabrik
yang membutuhkan karyawan yang bisa bekerja.
Amerika melakukan upaya yang tidak berhasil untuk sepenuhnya
melarang alkohol dengan Larangan tetapi tidak banyak membantu dalam
mengekang minuman keras dan itu menimbulkan kejahatan terorganisir yang
memperdagangkan alkohol ilegal.
Jelas bahwa kecanduan alkohol bukanlah hal baru. Tubuh dan pikiran
manusia telah berperang dengan alkohol selama ribuan tahun, dari keluarga,
majikan, dan komunitas telah menanggung akibatnya bersama dengan individu.
Tetapi kecanduan alkohol tidak harus menjadi hukuman mati. Seseorang hanya
perlu menemukan rehabilitasi yang efektif segera sebelum kerusakan lebih lanjut
terjadi.
3. Golongan-golongan Miras
Golongan A
Minuman keras golongan A memiliki kadar alkohol jenis ethanol
(C2H5OH) 1% – 5%. Mengkonsumsi minuman keras golongan pertama belum
menyebabkan mabuk, namun tetap berdampak kurang baik bagi kesehatan. Jenis
8
minuman keras yang termasuk dalam golongan A antara lain, Shandy, Minuman
ringan beralkohol, Bir/Beer, Larger, Ale, Hitam/Stout, Low Alcohol Wine,
Minuman Beralkohol Berkarbonasi, Anggur Brem Bali.
Golongan B
Golongan B merupakan minuman beralkohol dengan kadar ethanol 5% -
20%. Dengan kadar alkohol yang cukup besar, minuman jenis golongan dua bisa
menyebabkan mabuk apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan bagi yang
belum terbiasa. Jenis minuman keras yang masuk ke dalam golongan B antara
lain, Reduced Alcohol Wine, Wine, Sparkling Wine/Champagne, Carbonated
Wine, Koktail Anggur/Wine Coktail, Quinine Tonic Wine, Meat Wine / Beef
Wine, Malt Wine, Fruit Wine, Cider, Anggur Sari Buah Pir/Perry, Sake, Honey
Wine/Mead, Koktail Anggur/Wine Coktail, Tuak/Toddy ,Anggur Ginseng.
Golongan C
Minuman keras golongan C adalah minuman yang memiliki kadar alkohol
paling tinggi yang boleh dikonsumsi. kadar alkohol dari minuman keras golongan
C sebesar 20% – 45%. Jenis minuman yang termasuk dalam minuman keras
golongan C adalah Whisky/Whiskies, Rum, Gin,Geneva, Vodka. Jumlah
minuman alkohol yang boleh diminum berbeda beda, tergantung dari
golongannya. Untuk golongan A per hari tidak boleh lebih dari 285 Ml, golongan
B maksimal 120 Ml dan golongan C maksimal 30 Ml per hari. Meminum
minuman keras dalam jumlah yang melebihi batas selain merusak otak juga
berakibat buruk bagi kesehatan organ tubuh lainnya.
Di era sekarang ini, penggunaan minuman keras sudah tidak lagi asing di
kalangan masyarakat. Tidak hanya kalangan dewasa, bahkan kalangan remaja.
Dengan banyaknya alasan dan faktor pemicu pengonsumsian miras, jumlah
pengonsumsi miras makin banyak setiap tahunnya. Minuman beralkohol tidak lagi
menjadi obat dan penambah kebahagiaan seperti tujuan pertama kali ia dibuat,
saat ini miras sering kali disalahgunakan untuk dikonsumsi berlebihan hingga
menyebabkan mabuk berat. Prilaku konsumsi miras secara masif juga dapat
9
menyebabkan kecanduan, hal ini disebabkan karena miras adalah zat psikoaktif
yang juga termasuk dalam golongan zat adiktif. Banyak faktor-faktor yang
memicu pengonsumsian miras di kalangan masyarakat, bukan hanya kalangan
orang-orang dewasa, banyak juga remaja. Antara lain;
Faktor Keluarga
Penyebab prilaku konsumsi miras dari faktor keluarga adalah budaya
konsumsi miras dari keluarga itu sendiri. Banyak sejumlah keluarga yang
memiliki budaya konsumsi miras di dunia, bahkan di Indonesia pun tak jarang
kita temukan budaya keluarga semacam ini. Prilaku konsumsi minuman keras
sudah menjadi gaya hidup keluarga, sehingga telah merasuk kedalam diri anggota
keluarga tersebut.
Faktor Lingkungan
Budaya konsumsi miras di lingkup masyarakat juga mempengaruhi dan
masuk kedalam faktor penyebab orang mengkonsumsi miras. Karena jika satu
lingkungan masyarakat merupakan pengonsumsi miras, bukan tidak mungkin jika
ada orang baru yang masuk ke lingkungan tersebut untuk menetap akan terbawa
dalam suasana hidup mereka sebagai pengonsumsi miras. Yang awalnya tak
menyukai miras, atau bahkan tak kenal miras pun dapat terbawa karena faktor
lingkungan masyarakat pengonsumsi miras yang kuat.
Budaya
Faktor ini adalah faktor kebiasaan mengkonsumsi miras dari zaman nenek
moyang, budaya mengkonsumsi miras ini telah banyak digunakan oleh beberapa
negara di dunia, termasuk mesir, china dan banyak negara lainnya. Di negara-
negara tersebut, miras sudah menjadi tradisi turun temurun yang harus ada dalam
beberapa perayaan-perayaan atau acara penting. Seperti, upacara adat, upacara
pernikahan, upacara keagaaman, bahkan upacara kematian. Tradisi ini seudah
dimulai sejak zaman romawi kuno.
Faktor Cuaca
Tidak jarang, banyak orang yang beralasan meminum minuman beralkohol
karena faktor cuaca. Mengingat salah satu efeknya yang dapat menghangatkan
10
Nah, pada subbab ini kita akan mempelajari bagaimana efek samping
minuman keras saat dan sesudah dikonsumsi oleh manusia. Baik digunakan secara
anjuran, maupun penyalah gunaan sepert mengkonsumsi miras secara berlebihan
dalam satu waktu, dan digunakan secara masif. Efek samping konsumsi miras
mempengaruhi banyak hal, antara lain;
Kesehatan
dikonsumsi sebaiknya tidak lebih dari 14 unit (sekitar 140 mililiter kadar alkohol
murni) per minggu.
a. Penyakit hati
c. Kanker
Semakin sering Anda minum alkohol, semakin besar pula risiko Anda
terkena kanker dan meninggal akibat penyakit tersebut. Selain kanker hati, jenis
kanker lain yang juga dapat terjadi akibat sering mabuk adalah kanker mulut,
kanker tenggorokan, kanker esofagus, kanker usus besar, bahkan kanker payudara.
Depresi
Sebagian orang menganggap bahwa mabuk dapat membantu mengatasi
depresi. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mengonsumsi minuman keras
secara berlebihan justru dapat menyebabkan atau memperberat depresi. Penelitian
menunjukkan bahwa orang yang sering mabuk memiliki risiko lebih tinggi untuk
bunuh diri dan mengalami gangguan kecemasan.
Ketika Anda minum miras terlalu banyak, fungsi zat kimia otak yang
mengatur mood akan terganggu, sehingga muncul gejala depresi.
Kecanduan alkohol
Sering mengonsumsi miras hingga mabuk juga dapat menyebabkan
kecanduan. Meskipun menyadari bahaya alkohol, orang yang kecanduan akan
terus-menerus mengonsumsi minuman beralkohol dan sulit untuk berhenti. Pada
akhirnya, kebiasaan tersebut akan berdampak pada kesehatan maupun kehidupan
sosialnya.
Seseorang yang kecanduan alkohol umumnya tidak pernah kehilangan
keinginan untuk terus mengonsumsi alkohol. Waktunya banyak dihabiskan untuk
mendapatkan dan mengonsumsi alkohol, bahkan dia bisa meninggalkan aktivitas
yang penting hanya untuk melakukan kebiasaannya tersebut.
Kebiasaan mengonsumsi alkohol di setiap waktu membuat individu yang
kecanduan alkohol sering berada dalam situasi yang berbahaya, misalnya
mengemudi atau berenang dalam pengaruh alkohol. Di sisi lain, penderita
kecanduan alkohol sering mencoba untuk mengurangi atau berhenti mengonsumsi
alkohol, namun selalu gagal.
13
Ada beberapa strategi individual yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi
kecanduan alkohol, antara lain:
Faktor lingkungan
Terapkan pola hidup sehat dengan makan makanan yang sehat dan teratur,
rutin berolahraga, dan menerapkan pola tidur yang baik. Kebiasaan ini akan
membantu mengatasi kecanduan alkohol yang dialami.
Selain itu, Anda bisa mendukung upaya tersebut dengan kegiatan seperti
yoga, meditasi, dan akupuntur. Ketiganya bisa membuat Anda lebih rileks dan
mengurangi tingkat kecemasan dan stres, atau depresi yang mungkin ditimbulkan
karena berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
Jika Anda sudah mencoba berbagai cara di atas dan belum berhasil lepas
dari kecanduan alkohol, maka Anda perlu segera menemui dokter untuk mendapat
penanganan atau pengobatan yang efektif sesuai tingkat kecanduan Anda.
Detoksifikasi
Ada beberapa jenis terapi perilaku yang bisa membantu Anda untuk berhenti dari
kecanduan alkohol, antara lain:
B. Obat-Obatan
Disulfiram
Acamprosate
Naltrexone
17
Naltrexone dapat diberikan dalam bentuk tablet atau obat suntik. Obat ini
bekerja dengan menghalangi efek "senang atau nyaman" yang ditimbulkan oleh
alkohol di otak Anda. Hal ini akan membantu Anda untuk merasa tidak perlu dan
enggan mengonsumsi minuman bir.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minuman keras juga memiliki dampak yang buruk yang sangat banyak
bagi kesehatan disamping dampak positifnya yang sangat kecil. Bahaya minuman
keras ini juga tidak hanya mempengaruhi dan berdampak buruk pada diri
penggunanya sendiri, melainkan juga dapat mempengaruhi dan berdampak buruk
kepada orang lain.
18
19
mindset bahwa minuman beralkohol itu dapat merusak kehidupan harus kita
terapkan, setelah itu kita harus berusaha untuk terlepas dari jerat minuman keras.
Banyak cara agar terlepas dari jerat tersebut, yang telah penulis sajikan di bab
pembahasan sebelumnya.
B. Saran
Penulis juga menyarankan kepada para pecandu minuman keras yang ingin
berhenti, untuk melakukan cara-cara rehabilitasi yang telah penulis sampaikan
pada bab pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati Nurwijaya, Zullies Ikawati. 2009. Bahaya Alkohol dan Cara Mencegah
Kecanduannya. Jakarta : Elex Media Komputindo.
20