Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGARUH MINUMAN KERAS TERHADAP KESEHATAN


MANUSIA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Uyu Umawanah, M.Pd.

Disusun Oleh:

Sofie Fauziah
221340097

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN
BANTEN
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang
telah memberikan kita beribu-ribu nikmat, terutama nikmat sehat wa alfiat dan
nikmat iman wal islam. Sehingga sampai saat ini kita masih bisa merasakan
keindahan serta rahmat atas karunia dan nikmat-Nya.

Sholawat bertangkaikan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan


Baginda Alam Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita, dari
zaman jahiliyyah menuju zaman ilmiah seperti sekarang ini.

Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, yang
telah memberikan penulis amanah untuk membuat karya tulis ilmiah ini, sebagai
bentuk pembelajaran yang akan menjadi media bagi penulis untuk lebih
menambah pengalaman serta wawasan terkait pembuatan karya tulis ilmiah
seperti ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh elemen


yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ini, baik bantuan
secara materil maupun pemikiran, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.

Serang, 10 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
D. Metode Penulisan 2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Minuman Keras 3


B. Sebab-sebab Orang Mengkonsumsi Minuman Keras 8
C. Efek Samping Mengkonsumsi Minuman Keras 10
D. Mengatasi Penyalahgunaan Minuman Keras 13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan 18
B. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minuman keras (Miras) seringkali menjadi perdebatan dan juga banyak


diminati di banyak kalangan masyarakat, baik dari kalangan atas, menengah,
maupun kalangan bawah. Tentu saja, banyak alasan yang menjadi kontroversi
dilarang dan diperbolehkannya miras untuk dikonsumsi, entah menurut
pandangan medis, agama, hukum negara, bahkan adat.

Banyak negara yang telah melegalkan peredaran dan penjualan miras,


terutama negara-negara barat. Di negara-negara barat, mengkonsumsi miras
memang bukanlah hal yang tabu. Di sana, minuman keras menjadi bagian yang
tak terpisahkan mengingat efeknya untuk menghangatkan tubuh.

Di Indonesia sendiri, peredaran dan penjualan minuman keras sudah diatur


dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
86/Men.Kes/Per/IV/77 tentang Minuman Keras. Meskipun pemerintah telah
melegalkan peredaran dan penjualan minuman keras, namun tetap saja minuman
keras memiliki dampak positif dan negatif tersendiri setelah dikonsumsi yang
harus kita ketahui. Dan atas dasar itulah penulis mengangkat karya tulis ini
dengan judul “Pengaruh Minuman Keras Terhadap Kesehatan Tubuh Manusia”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu minuman keras ?

2. Apa sebab-sebab orang mengkonsumsi minuman keras ?

3. Apa dampak dari mengkonsumsi minuman keras ?

4. Bagaimana cara mengatasi penyalahgunaan minuman keras ?

1
2

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah;

1. Mengetahui pengertian dari minuman keras,

2. Mengetahui sebab-sebab orang mengkonsumsi minuman keras,

3. Mengetahui dampak-dampak setelah mengkonsumsi minuman keras,

4. Mengetahui cara mengatasi penyalahgunaan minuman keras.

D. Metode Penulisan

Karya tulis ini penulis susun dengan mengumpulkan sumber dari buku,
yang biasa disebut dengan metode studi pustaka.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Minuman Keras


Minuman keras atau yang biasa disebut miras adalah minuman yang
mengandung etanol (alkohol). Etanol adalah bahan psikoaktif (zat yang
mempengaruhi fungsi otak) dan konsumsinya dapat menyebabkan penurunan
kesadaran. Di berbagai negara, minuman ini memiliki legalitas pengedaran dan
penjualan secara bebas dengan batasan seperti usia, wanita hamil dan lain-lain. Di
indonesia, miras juga dilegalkan pula dengan batasan-batasan tersebut.
1. Sejarah Miras di Dunia
Alkohol telah ditemukan sejak lama dan telah mulai di buat dengan cara
yang terorganisir sejak 10.000 tahun lalu, ketika minuman fermentasi di produksi
dari madu dan ragi liar. Pada 6.000 SM, tanaman anggur dibudidayakan di
pegunungan antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, untuk tujuan pembuatan anggur.
Dalam 2.000 tahun berikutnya, Mesopotamia (sekarang Irak) memiliki perusahaan
pembuatan anggur yang berkembang pesat. Ketika mesir mencapai puncaknya
sekitar 3.000 SM, produksi dan pengiriman anggur ke seluruh Mediterania adalah
bisnis yang penting. Bangsa Romawi membuat anggur dari anggur liar yang
tumbuh di pedesaan dengan ragi yang diperlukan untuk fermentasi yang sudah
tumbuh di kulit mereka. Bangsa Romawi memiliki cara fermentasi yang bagus,
dengan menggunakan amphora (toples dua pegangan yang besar dan meruncing)
diisi dengan hampir tujuh galon anggur dan kemudian disegel, terlindung dari
udara saat matang.
Sekitar 1.500 SM, dewa Romawi Dionysus mulai muncul dalam literatur.
Dionysus (Bacchus dalam mitos Yunani) adalah dewa panen anggur dan
pembuatan anggur. Kultur tumbuh di sekitar keyakinan bahwa anggur dapat
digunakan dalam ritual untuk kembali ke keadaan yang lebih polos dan sadar.
Bahkan saat ini kata “bacchanal” digunakan untuk menggambarkan perayaan
mabuk.

3
4

Ritual Dionysian menjadi tidak terkendali setelah menyebar ke Italia, dan


itu dilarang oleh Senat. Kemabukan yang meningkat mulai menyertai kemunduran
Romawi dalam kesederhanaan dan kejujuran, serta peningkatan ambisi
pemerintah, korupsi, dan kebiasaan minum alkohol yang berlebihan. Disitulah
awal mula penyalahgunaan minuman keras.
Ada kemungkinan bahwa miras lebih dulu digunakan di China jauh
sabelum digunakan di barat. Diperkirakan bahwa minras digunakan sebagai
bagian dari perayaan pesta, saat mengambil sumpah jabatan atau pergi berperang,
serta acara-acara seperti kelahiran, kematian, dan pernikahan. Sementara moderasi
secara resmi didorong pada 1116 SM, negeri China dimarakkan dengan penjualan
miras. Pada 800 SM, barley dan bir beras mulai diproduksi dan dikembangkan di
india.
Kemudian, para filsuf satu demi satu mulai mengkritik budaya mabuk.
Karna menurut Plato (400 SM) anggur akan bermanfaat bagi tubuh dan
kebahagiaan bila dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Alexander Agung pada zaman itu dikenal dengan kemabukannya serta
kemampuannya untuk menaklukkan budaya lain. Antara 500 SM dan 300 SM,
orang Ibrani mengadopsi miras untuk dikonsumsi segala kelas dan usia. Miras
dimasukan sebagai bagian dari festival, obat-obatan, persediaan saat perang,
persediaan yang diperlukan untuk hidup mereka. Setelah itu miras mulai
digunakan dalam ritual dan upacara yahudi.
Dalam tulisan-tulisan Kristen selama masa kehidupan Yesus, mabuk
dikritik tapi konsumsi miras dengan kadar sedang dianjurkan untuk tujuan medis
dan tidak dilarang untuk tujuan lain. Di Roma, satu kaisar demi kaisar terkenal
karena minuman keras. Setelah 69 M, dilaporkan ini turun dan diperkirakan
bahwa minuman keras mungkin telah menurun secara substansial di seluruh
Kekaisaran Romawi. Pada 600 M, Nabi Muhammad memerintahkan pengikutnya
untuk menahan diri dari minum alkohol. Umat Buddha dan Brahmana Hindu juga
abstain.
5

Pada tahun 1100, sebuah sekolah kedokteran di Italia mengembangkan


distilasi, yang berarti minuman beralkohol yang lebih murni dan lebih kuat dapat
dikembangkan.
Abad Pertengahan di Eropa menyaksikan perkembangan ekstensif pilihan
anggur, bir, dan mead (minuman beralkohol yang terbuat dari madu). Anggur
tetap menjadi pilihan paling populer di wilayah yang menjadi Italia, Spanyol, dan
Prancis. Para biksu mulai menyeduh hampir semua bir berkualitas baik, yang saat
ini berisi hop, ditambah anggur untuk merayakan misa. Mereka akhirnya
menambahkan brendi ke daftar barang dagangan mereka.
Manufaktur bir mulai tumbuh di Jerman, dengan kota-kota bersaing untuk
mendapatkan produk terbaik. Pada akhir Abad Pertengahan, produksi bir dan
anggur menyebar ke Skotlandia dan Inggris dan dengan cepat menjadi industri
penting.
Pada tahun 1600-an, mabuk menjadi masalah yang meluas di Inggris,
dengan bir dan anggur sering disalahgunakan. Ketika kelompok agama melarikan
diri ke Amerika pada abad berikutnya, banyak yang membentuk masyarakat
pertarakan di negara baru.
Para pemimpin Protestan di Eropa menyatakan bahwa alkohol adalah
hadiah dari Tuhan dan dapat digunakan secukupnya untuk kesenangan,
kenikmatan dan kesehatan. Tapi kemabukan selalu merupakan dosa. Ketika
budaya berjuang untuk menyeimbangkan subjek, petani Spanyol dan Polandia
mengonsumsi rata-rata tiga liter bir per hari, dan di beberapa distrik di Inggris,
konsumsi bir dan ale rata-rata 17 pint per orang, per minggu. Ini sebanding
dengan tiga pint hari ini. Di Swedia dan Denmark, pelaut dan buruh diberi satu
galon bir per hari.
Penyulingan pertama Di Amerika didirikan di Staten Island dan hop
ditanam di Massachusetts untuk memasok tempat pembuatan bir. Massachusetts
juga memiliki penyulingan rum, dimulai pada 1657 di Boston. Ini akan segera
menjadi industri paling makmur di New England dan menimbulkan kegiatan
penyelundupan di sepanjang pantai, karena produksi alkohol dikenakan pajak di
koloni.
6

Awal 1700-an di Inggris terjadi produksi jutaan galon gin, alkohol yang
dibumbui dengan buah juniper. Pada 1733, wilayah London saja menghasilkan 11
juta galon gin. Orang miskin di London mendapatkan kelegaan dari kesulitan
kemiskinan perkotaan dengan minuman keras yang murah. Pajak atas gin segera
dinaikkan untuk mengurangi epidemi mabuk yang mengikutinya.
Ketika industrialisasi menyebar, budaya baru akan keandalan dan
ketenangan mulai menyebar, tidak diragukan lagi didorong oleh pemilik pabrik
yang membutuhkan karyawan yang bisa bekerja.
Amerika melakukan upaya yang tidak berhasil untuk sepenuhnya
melarang alkohol dengan Larangan tetapi tidak banyak membantu dalam
mengekang minuman keras dan itu menimbulkan kejahatan terorganisir yang
memperdagangkan alkohol ilegal.
Jelas bahwa kecanduan alkohol bukanlah hal baru. Tubuh dan pikiran
manusia telah berperang dengan alkohol selama ribuan tahun, dari keluarga,
majikan, dan komunitas telah menanggung akibatnya bersama dengan individu.
Tetapi kecanduan alkohol tidak harus menjadi hukuman mati. Seseorang hanya
perlu menemukan rehabilitasi yang efektif segera sebelum kerusakan lebih lanjut
terjadi.

2. Sejarah Miras di Indonesia

Menilik sejarahnya, minuman beralkohol telah sejak lama ada di


Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki minuman tradisional dari Sabang
sampai Merauke.Ada sopi di Flores dan Indonesia bagian timur lainnya, tuak
(Lombok), arak (Bali), ballo (Sulawesi Selatan), swansrai (Papua), cap tikus
(Minahasa), lapen (Yogyakarta), dan ciu (Sukoharjo)."Minuman ini ada dari Aceh
sampai Papua, kalau kita bicara Indonesia," terang peneliti antropologi budaya
Universitas Indonesia Raymond Michael Menot saat diskusi Membedah Minuman
Alkohol dalam Perpekstif Agama, Tradisi, dan Sejarah di Indonesia yang
bertempat di Lembaga Kajian dan Pengembangan Pengurus Wilayah Nahdhatul
Ulama DKI Jakarta, belum lama ini.
7

Secara garis besar terdapat dua metode pembuatan minuman tradisional


beralkohol, pertama ialah fermentasi seperti brem, baram, saguer, legen, lapen.
Metode kedua ialah destilasi seperti tuak, arak, anding, ciu, cap tikus, sopi, dan
moke. Umumnya, minuman beralkohol di Indonesia biasanya dihasilkan dari
beragam fermentasi buah-buahan atau tumbuhan.
Kebiasaan orang meneguk minuman beralkohol di Nusantara juga dapat
dirunut dari kitab Nagarakertagama yang ditulis pada masa keemasan Kerajaan
Majapahit abad ke-14. Dalam naskah lama itu diketahui miras pada zaman itu
merupakan bagian dari jamuan agung yang diselenggarakan kerajaan.Saat pesta
tahunan seusai panen raya, raja akan membuka perjamuan besar dengan
menyuguhkan tampo atau arak keras yang terbuat dari beras jenis terbaik.
Biasanya. disuguhkan pula bermacam minuman keras jenis lain seperti tuak yang
terbuat dari air kelapa dan lontar, arak dari aren, kilang, dan brem.Menurut
Raymond, minuman tradisional beralkohol digunakan dalam banyak hal, misalnya
untuk menghangatkan tubuh bagi petani atau nelayan, syarat upacara adat, obat,
jamu, dan solidaritas sosial. Minuman tersebut juga disajikan dalam upacara
khusus atau momen spesial seperti menjamu tamu kehormatan.
Adapun ciri minuman alkohol tradisonal itu yakni berasal dari nira, kelapa,
beras, dan semua bahan yang mengandung karbohidrat. Pembuatnya pun hanya
orang tertentu secara adat. Adapun kapasitas produksinya tidak massal atau tidak
dalam jumlah besar. Biasanya mereka hanya memproduksi skala rumahan.

3. Golongan-golongan Miras

Ada banyak sekali jenis minuman keras yang beredar di masyarakat,


berikut ini beberapa jenis minuman keras yang digolongkan menurut kadar
alkoholnya.

 Golongan A
Minuman keras golongan A memiliki kadar alkohol jenis ethanol
(C2H5OH) 1% – 5%. Mengkonsumsi minuman keras golongan pertama belum
menyebabkan mabuk, namun tetap berdampak kurang baik bagi kesehatan. Jenis
8

minuman keras yang termasuk dalam golongan A antara lain, Shandy, Minuman
ringan beralkohol, Bir/Beer, Larger, Ale, Hitam/Stout, Low Alcohol Wine,
Minuman Beralkohol Berkarbonasi, Anggur Brem Bali.
 Golongan B
Golongan B merupakan minuman beralkohol dengan kadar ethanol 5% -
20%. Dengan kadar alkohol yang cukup besar, minuman jenis golongan dua bisa
menyebabkan mabuk apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan bagi yang
belum terbiasa. Jenis minuman keras yang masuk ke dalam golongan B antara
lain, Reduced Alcohol Wine, Wine, Sparkling Wine/Champagne, Carbonated
Wine, Koktail Anggur/Wine Coktail, Quinine Tonic Wine, Meat Wine / Beef
Wine, Malt Wine, Fruit Wine, Cider, Anggur Sari Buah Pir/Perry, Sake, Honey
Wine/Mead, Koktail Anggur/Wine Coktail, Tuak/Toddy ,Anggur Ginseng.
 Golongan C
Minuman keras golongan C adalah minuman yang memiliki kadar alkohol
paling tinggi yang boleh dikonsumsi. kadar alkohol dari minuman keras golongan
C sebesar 20% – 45%. Jenis minuman yang termasuk dalam minuman keras
golongan C adalah Whisky/Whiskies, Rum, Gin,Geneva, Vodka. Jumlah
minuman alkohol yang boleh diminum berbeda beda, tergantung dari
golongannya. Untuk golongan A per hari tidak boleh lebih dari 285 Ml, golongan
B maksimal 120 Ml dan golongan C maksimal 30 Ml per hari. Meminum
minuman keras dalam jumlah yang melebihi batas selain merusak otak juga
berakibat buruk bagi kesehatan organ tubuh lainnya.

B. Sebab-sebab Orang Mengkonsumsi Minuman Keras

Di era sekarang ini, penggunaan minuman keras sudah tidak lagi asing di
kalangan masyarakat. Tidak hanya kalangan dewasa, bahkan kalangan remaja.
Dengan banyaknya alasan dan faktor pemicu pengonsumsian miras, jumlah
pengonsumsi miras makin banyak setiap tahunnya. Minuman beralkohol tidak lagi
menjadi obat dan penambah kebahagiaan seperti tujuan pertama kali ia dibuat,
saat ini miras sering kali disalahgunakan untuk dikonsumsi berlebihan hingga
menyebabkan mabuk berat. Prilaku konsumsi miras secara masif juga dapat
9

menyebabkan kecanduan, hal ini disebabkan karena miras adalah zat psikoaktif
yang juga termasuk dalam golongan zat adiktif. Banyak faktor-faktor yang
memicu pengonsumsian miras di kalangan masyarakat, bukan hanya kalangan
orang-orang dewasa, banyak juga remaja. Antara lain;

 Faktor Keluarga
Penyebab prilaku konsumsi miras dari faktor keluarga adalah budaya
konsumsi miras dari keluarga itu sendiri. Banyak sejumlah keluarga yang
memiliki budaya konsumsi miras di dunia, bahkan di Indonesia pun tak jarang
kita temukan budaya keluarga semacam ini. Prilaku konsumsi minuman keras
sudah menjadi gaya hidup keluarga, sehingga telah merasuk kedalam diri anggota
keluarga tersebut.
 Faktor Lingkungan
Budaya konsumsi miras di lingkup masyarakat juga mempengaruhi dan
masuk kedalam faktor penyebab orang mengkonsumsi miras. Karena jika satu
lingkungan masyarakat merupakan pengonsumsi miras, bukan tidak mungkin jika
ada orang baru yang masuk ke lingkungan tersebut untuk menetap akan terbawa
dalam suasana hidup mereka sebagai pengonsumsi miras. Yang awalnya tak
menyukai miras, atau bahkan tak kenal miras pun dapat terbawa karena faktor
lingkungan masyarakat pengonsumsi miras yang kuat.
 Budaya
Faktor ini adalah faktor kebiasaan mengkonsumsi miras dari zaman nenek
moyang, budaya mengkonsumsi miras ini telah banyak digunakan oleh beberapa
negara di dunia, termasuk mesir, china dan banyak negara lainnya. Di negara-
negara tersebut, miras sudah menjadi tradisi turun temurun yang harus ada dalam
beberapa perayaan-perayaan atau acara penting. Seperti, upacara adat, upacara
pernikahan, upacara keagaaman, bahkan upacara kematian. Tradisi ini seudah
dimulai sejak zaman romawi kuno.
 Faktor Cuaca
Tidak jarang, banyak orang yang beralasan meminum minuman beralkohol
karena faktor cuaca. Mengingat salah satu efeknya yang dapat menghangatkan
10

tubuh. Prilaku mengkonsumsi alkohol dengan faktor ini biasanya digunakan


orang-orang yang bertempat di wilayah yang dingin, seperti negara-negara barat.
 Faktor Diri Sendiri
Dan inilah alasan yang paling sering kita jumpai di dalam masyarakat.
Faktor diri sendiri yang memicu prilaku konsumsi miras juga beraneka ragam, ada
yang mengkonsumsi miras karena bingung, karena pusing, gelisah, galau, bahkan
ada yang menjadikan prilaku konsumsi miras ini adalah kewajiban untuk dirinya
sendiri.
Kebanyakan orang saat ini menggunakan miras karena ingin sejenak
melupakan beban hidup yang membuat penat. Dengan cara menyalahgunakan
miras hingga mabuk berat, membuat mereka lupa akan masalah dan kemudian
membuat mereka senang.
Tapi banyak hal yang mereka tidak ketahui tentang bahaya miras jika
digunakan secara berlebihan dengan masif. Dan tentu dampaknya pun akan selalu
negatif, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

C. Efek Samping Mengkonsumsi Minuman Keras

Nah, pada subbab ini kita akan mempelajari bagaimana efek samping
minuman keras saat dan sesudah dikonsumsi oleh manusia. Baik digunakan secara
anjuran, maupun penyalah gunaan sepert mengkonsumsi miras secara berlebihan
dalam satu waktu, dan digunakan secara masif. Efek samping konsumsi miras
mempengaruhi banyak hal, antara lain;
 Kesehatan

Meski disebut-sebut sebagai obat, Mengonsumsi miras bukanlah tanpa


risiko, apalagi jika sering dan secara berlebihan hingga mabuk. Simak berbagai
masalah kesehatan yang bisa muncul akibat sering mabuk miras.

Di Indonesia, orang dewasa berumur 21 tahun memang diperbolehkan


mengonsumsi minuman beralkohol. Ada banyak jenis minuman beralkohol,
dengan kadar alkohol yang berbeda-beda. Namun secara umum, alkohol yang
11

dikonsumsi sebaiknya tidak lebih dari 14 unit (sekitar 140 mililiter kadar alkohol
murni) per minggu.

Jika dikonsumsi secara berlebihan, miras dapat menyebabkan penurunan


konsentrasi dan kehilangan kendali diri, sehingga dapat meningkatkan risiko
kecelakaan. Sedangkan jika diminum terus-menerus dalam jangka waktu lama,
miras dapat mengakibatkan berbagai penyakit kronis, bahkan kematian.

Berikut adalah penyakit-penyakit yang bisa muncul akibat sering mabuk


miras dalam jangka panjang:

a. Penyakit hati

Ketika dikonsumsi, alkohol akan terserap ke dalam aliran darah, kemudian


terkumpul di hati untuk dipecah dan dinetralkan agar dapat dibuang dari tubuh.
Hanya saja, kemampuan hati dalam memproses alkohol sangat terbatas. Jika
alkohol yang diminum lebih banyak dari yang bisa diolah oleh hati, maka kadar
alkohol dalam darah akan meningkat. Jika terus menerus terjadi, organ hati akan
mengalami gangguan, mulai dari perlemakan hati, hepatitis, sirosis, hingga kanker
hati.

b. Penyakit jantung dan pembuluh darah

Akibat lainnya dari sering mabuk adalah gangguan detak jantung,


peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, pembesaran jantung, serta
meningkatnya risiko terkena stroke dan penyakit jantung.

c. Kanker

Semakin sering Anda minum alkohol, semakin besar pula risiko Anda
terkena kanker dan meninggal akibat penyakit tersebut. Selain kanker hati, jenis
kanker lain yang juga dapat terjadi akibat sering mabuk adalah kanker mulut,
kanker tenggorokan, kanker esofagus, kanker usus besar, bahkan kanker payudara.

d. Gangguan otak dan saraf


12

Terlalu banyak mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan gangguan


pada otak. Menurut penelitian, sering mabuk dapat membuat otak menyusut atau
mengecil. Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin besar pula
penyusutannya. Selain itu, terlalu banyak minum alkohol juga dapat menurunkan
kemampuan berpikir dan melemahkan daya ingat, serta membuat refleks dan
koordinasi gerakan tubuh terganggu.

 Depresi
Sebagian orang menganggap bahwa mabuk dapat membantu mengatasi
depresi. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mengonsumsi minuman keras
secara berlebihan justru dapat menyebabkan atau memperberat depresi. Penelitian
menunjukkan bahwa orang yang sering mabuk memiliki risiko lebih tinggi untuk
bunuh diri dan mengalami gangguan kecemasan.
Ketika Anda minum miras terlalu banyak, fungsi zat kimia otak yang
mengatur mood akan terganggu, sehingga muncul gejala depresi.
 Kecanduan alkohol
Sering mengonsumsi miras hingga mabuk juga dapat menyebabkan
kecanduan. Meskipun menyadari bahaya alkohol, orang yang kecanduan akan
terus-menerus mengonsumsi minuman beralkohol dan sulit untuk berhenti. Pada
akhirnya, kebiasaan tersebut akan berdampak pada kesehatan maupun kehidupan
sosialnya.
Seseorang yang kecanduan alkohol umumnya tidak pernah kehilangan
keinginan untuk terus mengonsumsi alkohol. Waktunya banyak dihabiskan untuk
mendapatkan dan mengonsumsi alkohol, bahkan dia bisa meninggalkan aktivitas
yang penting hanya untuk melakukan kebiasaannya tersebut.
Kebiasaan mengonsumsi alkohol di setiap waktu membuat individu yang
kecanduan alkohol sering berada dalam situasi yang berbahaya, misalnya
mengemudi atau berenang dalam pengaruh alkohol. Di sisi lain, penderita
kecanduan alkohol sering mencoba untuk mengurangi atau berhenti mengonsumsi
alkohol, namun selalu gagal.
13

Konsumsi alkohol terus berlanjut meski kebiasaan tersebut menimbulkan


masalah di hidupnya. Selain menimbulkan masalah dengan keluarga dan orang-
orang dekatnya, kecanduan alkohol juga menyebabkan kegagalan dalam
memenuhi tanggung jawab di rumah atau di pekerjaannya. Bahkan, penderita juga
tetap mengonsumsi alkohol meski kebiasaan tersebut menyebabkan gangguan
dalam kesehatannya.
Individu dengan kondisi kecanduan alkohol juga merasa jumlah alkohol
yang biasa dikonsumsi sudah tidak menghasilkan efek lagi baginya. Akibatnya,
dia mengonsumsi alkohol lebih banyak untuk mendapatkan efek yang diinginkan.
Namun demikian, saat efek alkohol menghilang, penderita akan mengalami gejala
putus zat, seperti gangguan tidur, tremor, gelisah, mual, berkeringat terus
menerus, jantung berdebar, halusinasi dan kejang.

D. Mengatasi Penyalahgunaan Minuman Keras

Dewasa ini, penyalahgunaan minuman keras semakin marak terjadi di


lingkungan masyarakat. Tidak hanya kalangan dewasa, banyak juga dari mereka
yang remaja bahkan anak-anak. Penyalahgunaan miras ini berdampak buruk bagi
setiap individu. Salah satu dampak buruk bagi pengonsumsinya adalah
kecanduan. Kecanduan alkohol bisa dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni
penyalahgunaan zat dan ketergantungan zat. Penyalahgunaan alkohol, biasanya
ditandai dengan pola konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan dan
memberi efek negatif bagi kesehariannya. Penyalahgunaan alkohol umumnya
terus mengonsumsi alkohol tanpa mengenal situasi dan kondisi, serta tanpa
memedulikan konsekuensinya, misalnya tetap minum alkohol hingga mabuk
sambil berkendara.

Seiring waktu, pecandu alkohol memerlukan jumlah alkohol yang lebih


banyak untuk bisa mencapai efek yang diharapkan, hingga mencapai tahap
ketergantungan. Lebih dari keluhan psikis, penderita ketergantungan alkohol
bahkan kerap mengalami keluhan secara fisik saat mereka tidak mengonsumsinya.
Pengaruh negatif kecanduan alkohol juga dapat dirasakan oleh orang-orang di
14

sekitar pecandu, terutama keluarga, misalnya karena tindak kekerasan dalam


rumah tangga yang dilakukan oleh pecandu alkohol.

Mengatasi kecanduan alkohol bisa menjadi proses yang panjang dan


membutuhkan niat yang kuat, juga didukung berbagai perawatan serta terapi.
Langkah paling awal adalah melawan kecanduan alkohol serta menerima bahwa
kebiasaan ini telah mendatangkan dampak negatif terhadap kehidupan Anda.
Berikut adalah cara-cara mengatasi kecanduan alkohol;

1. Mengatasi Kecanduan Alkohol dengan Strategi Individual

Ada beberapa strategi individual yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi
kecanduan alkohol, antara lain:

 Faktor lingkungan

Waspadai faktor lingkungan di sekitar Anda yang bisa memicu Anda


untuk mengonsumsi minuman beralkohol lagi. Anda bisa memulainya dengan
memberitahu keluarga dan teman bahwa Anda berhenti minum alkohol. Meminta
dukungan dari mereka untuk selalu mengingatkan tujuan Anda. Selain itu, Anda
mungkin juga perlu untuk menjauhkan diri sejenak dari teman-teman, situasi atau
tempat, yang bisa membuat Anda mengonsumsi minuman beralkohol lagi.

 Pola hidup sehat

Terapkan pola hidup sehat dengan makan makanan yang sehat dan teratur,
rutin berolahraga, dan menerapkan pola tidur yang baik. Kebiasaan ini akan
membantu mengatasi kecanduan alkohol yang dialami.

 Lakukan kegiatan positif

Hindari aktivitas yang melibatkan alkohol. Anda bisa melakukan hobi


Anda, misalnya bercocok tanam atau berkebun, memancing, membaca buku, dan
hobi lainnya yang tidak melibatkan alkohol.
15

Selain itu, Anda bisa mendukung upaya tersebut dengan kegiatan seperti
yoga, meditasi, dan akupuntur. Ketiganya bisa membuat Anda lebih rileks dan
mengurangi tingkat kecemasan dan stres, atau depresi yang mungkin ditimbulkan
karena berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.

2. Mengatasi Kecanduan Alkohol dengan Bantuan Medis

Jika Anda sudah mencoba berbagai cara di atas dan belum berhasil lepas
dari kecanduan alkohol, maka Anda perlu segera menemui dokter untuk mendapat
penanganan atau pengobatan yang efektif sesuai tingkat kecanduan Anda.

Berikut beberapa pilihan pengobatan yang biasa direkomendasikan dokter


atau tenaga ahli lainnya:

 Detoksifikasi

Program detoksifikasi akan ditawarkan sebagai penanganan pertama dan


langkah penting untuk lepas dari kecanduan alkohol. Detoksifikasi berfungsi
untuk mengeluarkan alkohol dari sistem tubuh Anda. Detoksifikasi dilakukan di
pusat terapi atau pun rumah sakit. Butuh waktu setidaknya tujuh hari untuk
prosedur detoksifikasi ini. Anda juga mungkin butuh tambahan obat untuk
mencegah gejala ketergantungan alkohol dalam proses detoksifikasi, seperti
gemetar, kebingungan, halusinasi, dan kejang.

 Konseling dan Terapi perilaku

Umumnya dokter akan merekomendasikan Anda kepada konselor atau


program penanganan kecanduan alkohol lainnya. Program ini bertujuan
membantu Anda mempelajari strategi dan cara mengatasi dorongan untuk kembali
minum. Umumnya, dorongan menjalani kebiasaan lama semakin kuat setelah
Anda kembali ke lingkungan. Konseling bisa dilakukan secara pribadi atau pun
berkelompok. Bergabung dengan orang yang sedang mengalami hal sama akan
membantu Anda untuk saling mendukung dalam mengatasi kecanduan alkohol.
16

Ada beberapa jenis terapi perilaku yang bisa membantu Anda untuk berhenti dari
kecanduan alkohol, antara lain:

a. Cognitive-behavioral therapy (CBT).


Terapi perilaku kognitif membantu Anda mengidentifikasi perasaan dan
situasi yang dapat menyebabkan Anda ingin mengonsumsi minuman ber
Anda akan diajarkan bagaimana mengelola stres dan mengubah pikiran
yang menyebabkan Anda ingin minum.
b. Terapi peningkatan motivasi.
Terapi ini membantu Anda membangun dan memperkuat motivasi untuk
mengubah perilaku Anda, terkait kecanduan alkohol.
c. Konseling keluarga
Mencakup pasangan dan anggota keluarga lainnya. Tak hanya membantu
memperbaiki hubungan keluarga, terapi ini juga merupakan wujud dari
dukungan keluarga terhadap tujuan Anda untuk bebas dari kecanduan
alkohol.

B. Obat-Obatan

Ada beberapa obat medis yang digunakan untuk mengatasi kecanduan


alkohol. Obat-obatan tersebut antara lain:

 Disulfiram

Disulfiram merupakan obat yang dapat digunakan sebagai terapi


pendukung dalam mengatasi ketergantungan alkohol.

 Acamprosate

Acamprosate adalah jenis obat terbaru untuk membantu memerangi


kecanduan alkohol. Obat ini mengubah kimia otak agar menurunkan rasa cemas,
kekesalan, serta rasa kecanduan akibat alkohol.

 Naltrexone
17

Naltrexone dapat diberikan dalam bentuk tablet atau obat suntik. Obat ini
bekerja dengan menghalangi efek "senang atau nyaman" yang ditimbulkan oleh
alkohol di otak Anda. Hal ini akan membantu Anda untuk merasa tidak perlu dan
enggan mengonsumsi minuman bir.

Dalam penerapannya, berbagai metode pengobatan di atas perlu


dikombinasikan untuk mendapatkan hasil terbaik dari usaha Anda membebaskan
diri dari kecanduan alkohol. Jika terdapat teman atau kerabat Anda menderita
kecanduan alkohol, pastikan untuk selalu memberikan dukungan dalam segala
usaha yang dilakukannya, jangan malah menjauhinya. Karena para pecandu yang
ingin melakukan rehabilitasi butuh dukungan dan semangat dari orang-orang
terdekatnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


penggunaan minuman keras (miras) atau minuman beralkohol telah diciptakan
sekitar 10.000 tahun lalu, minuman ini merupakan zat psikoaktif yang dapat
mempengaruhi fungsi otak, dan termasuk dalam zat adiktif yang dapat membuat
kecanduan karena penggunaan yang masif.

Minuman keras juga memiliki dampak yang buruk yang sangat banyak
bagi kesehatan disamping dampak positifnya yang sangat kecil. Bahaya minuman
keras ini juga tidak hanya mempengaruhi dan berdampak buruk pada diri
penggunanya sendiri, melainkan juga dapat mempengaruhi dan berdampak buruk
kepada orang lain.

Meskipun pemerintah telah melegalkan peredaran dan penjualan miras,


tetapi tetap saja penggunaan minuman keras akan berdampak buruk bagi manusia,
terlebih untuk remaja dan generasi muda lain. Karena efek dari minuman keras ini
tidak hanya mempengaruhi kesehatan, melainkan juga berpengaruh terhadap
fungsi otak manusia.

Demikian pula, penulis telah merangkum bagaimana cara kita untuk


menghindari penggunaan dan penyalahgunaan minuman keras, dan bagaimana
cara rehabilitasi bagi para pecandu minuman keras itu sendiri.

Cara mencegah penggunaan dan penyalahgunaan minuman keras ini


dimulai dari diri kita sendiri, langkah awalnya adalah melakukan self control dan
mendekatkan diri kepada tuhan agar kita tidak terjerumus dalam lembah
penyesalan atas prilaku konsumsi minuman keras tersebut. Begitupun cara
rehabilitasinya, jika bukan diri kita yang memulai untuk berniat untuk berhenti
dari prilaku konsumsi minuman keras, maka sulit untuk berhenti. Penanaman

18
19

mindset bahwa minuman beralkohol itu dapat merusak kehidupan harus kita
terapkan, setelah itu kita harus berusaha untuk terlepas dari jerat minuman keras.
Banyak cara agar terlepas dari jerat tersebut, yang telah penulis sajikan di bab
pembahasan sebelumnya.

Maraknya penyalahgunaan minuman keras ini tidak hanya dilakukan oleh


oknum kalangan dewasa, tidak sedikit pula oknum remaja yang melakukan
penyalahgunaan miras tersebut karena faktor lingkungan, tradisi, rasa penasaran
dan lain-lain.

B. Saran

Penulis tentu menyarankan kepada para pembaca yang telah membaca


makalah ini, agar kita semua tidak sekali-kali mencoba minuman keras. Karena
sifat minuman keras yang adiktif akan membuat siapa saja yang mencobanya akan
merasakan ketagihan, sehingga akan terus mengulanginya sampai akhirnya
mereka menjadi kecanduan akan minuman keras.

Penulis juga menyarankan kepada para pecandu minuman keras yang ingin
berhenti, untuk melakukan cara-cara rehabilitasi yang telah penulis sampaikan
pada bab pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati Nurwijaya, Zullies Ikawati. 2009. Bahaya Alkohol dan Cara Mencegah
Kecanduannya. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Sudarman. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Prilaku Konsumsi


Minuman Beralkohol Pada Remaja. Makassar : UIN Alauddin.

20

Anda mungkin juga menyukai