Anda di halaman 1dari 17

I.

Pendahuluan

Bahwa Rumah Sakit sebagai tempat dan sarana jasa Pelayanan Kesehatan pada
dasarnya adalah tempat dan sarana untuk mengupayakan penyelamatan
terhadap pasien. Untuk dapat memberikan jasa pelayanan secara maksimal
maka Rumah Sakit harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai,
siap pakai aman dan nyaman. Dan dalam upaya mewujudkan fasilitas yang
aman dan siap pakai, pengawasan secara terencana dan berkelanjutan mutlak
diperlukan.

Program pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah program untuk


mengelola bahan berbahaya seperti : bahan kimia dan bahan biologi yang dapat
membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak
langsung.

Pelaksanaan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun di RS. Graha Juanda


mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
472/MENKES/Per/V/1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya bagi
kesehatan.

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang digunakan di RS. Graha Juanda
bermacam karakteristiknya dimana bahan tersebut beresiko menyebabkan
kecelakaan dan bahaya bagi pengguna dan lingkungannya. Untuk itu perlu
dibuat program pengelolaan B3 agar resiko-resiko tersebut dapat
diminimalisasi. Dalam program tersebut harus mencantumkan pemberian
penjelasan tentang ancaman/bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan B3,
cara penanganan/penanggulangannya bila terjadi kecelakaan atau keracunan.

Program kesiapan menghadapi bencana (Disaster) adalah program yang menitik


beratkan pada program hazard control untuk mencegah bahaya sebelum
bencana terjadi, sehingga kewaspadaan bencana dan keselamatan di RS Graha
Juanda dapat ditanggulangi dengan baik.
Manajemen penanganan bencana di RS Graha Juanda dituangkan dalam buku
pedoman yang menjelaskan tentang struktur organisasi untuk penanganan
bencana baik internal maupun eksternal

1
Program kesiapan menghadapi bencana (Disaster) bermanfaat untuk
menyiapkan rumah sakit didalam menanggulangi bencana dan mengatur proses
pelayanan sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Program pengamanan kebakaran adalah upaya pencegahan dan


penanggulangan kebakaran dalam rangka mengendalikan risiko dan bahaya
serta kerugian akibat kebakaran terhadap karyawan, pengunjung dan
masyarakat umum disekitar RS Graha Juanda.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan RS Graha Juanda dalam bidang
keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana, maka perlu
dilakukan upaya pengamanan kebakaran.
Kebakaran merupakan suatu peristiwa bencana yang dapat menimbulkan
korban dari yang ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan korban
kematian dan kerugian materil yang tidak sedikit. RS Graha Juanda sangat
memperhatikan hal ini, agar tidak membahayakan karyawan, pasien dan
pengunjung serta lingkungan sekitar RS Graha Juanda maka dibuatlah program
pengamanan kebakaran ini. Program pengamanan kebakaran dibuat untuk
menghindari terjadinya kebakaran dilingkungan RS Graha Juanda dan untuk
memperbaiki sarana dan prasarana pendukung dalam pencegahan dan
pengendalian kebakaran.

Rumah Sakit Graha Juanda Sebagai sebuah rumah sakit yang mempunyai misi
salah satunya meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka
pelayanan menjadi perhatian khusus dalam setiap kegiatan rumah sakit.
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) sebagai salah satu bagian
menunjang pelayanan yang mempunyai bidang tugas melakukan pemeliharaan
sarana prasarana dan peralatan di rumah sakit harus turut serta meningkatkan
mutu pelayanan secara berkesinambungan yang mengarah pada
profesionalisme dan terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi guna terjaminnya kondisi sarana dan peralatan tetap pada kondisi
aman dan laik pakai. Pemeliharaan terencana, Pemeliharaan tak terencana
dan Program Pengembangan merupakan kegiatan pokok yang mendasari
seluruh kegiatan IPSRS.
Dalam melaksanakan 3 kegiatan pokok tersebut dibutuhkan program kerja

2
sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan. Program kerja tersebut
meliputi kegiatan pokok, rincian kegiatan, cara melaksanakan kegiatan, sasaran
dan evaluasi. Program kerja Peralatan Kesehatan RS Graha Juanda tahun 2016
merupakan program jangka pendek (1 tahun).
Pemeliharaan terencana (preventif maintenance) adalah proses pemeliharaan
yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi
terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Pemeliharaan terencana
merupakan bagian dari manajemen pemeliharaan yang terdiri atas
pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.
Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu
tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk
mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi
kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif adalah
mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi dan pekerjaan lain yang bukan
penggantian suku cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu agar
peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan
pabrik pembuatnya.
Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan
secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari
pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat
tersebut. Apabila pemeliharaan preventif dikelola dengan baik maka akan dapat
memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan diganti sebagian
komponennya.
Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara
tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan atau rusak
saat akan digunakan. Dalam manajemen pemeliharaan, cara tersebut dikenal
dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat (emergency maintenance).
Pada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah
metode darurat dan tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan
alat yang terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan
kembali peralatan tersebut harus dilakukan perbaikan atau reparasi.
Program Pengembangan adalah kegiatan penambahan, penggantian, modifikasi
baik terhadap sarana dan peralatan maupun terhadap sumber daya lain di

3
bagian IPSRS. Sasaran yang akan dicapai dengan dilaksanakannya program
pengembangan adalah dalam rangka upaya meningkatkan mutu dan pelayanan
rumah sakit di bidang sarana dan peralatan.

Program Utilitas adalah suatu kegiatan perawatan rutin yang dilakukan


terhadap semua aspek utilitas, baik pemeliharaan yang dilakukan oleh user,
tehnisi RS. Graha Juanda . Dalam pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan
mengacu kepada aspek-aspek bahan dan fungsi pelayanannya serta prosedur
yang telah ditetapkan.
Dalam upaya untuk menjamin bahwa kegiatan operasional RS Graha Juanda
selalu dalam keadaan siap memberikan pelayanan kesehatan maka seluruh
utilitas penunjang di RS Graha Juanda harus melakukan pemeliharaan dengan
baik sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan yang akan mengakibatkan
terganggunya kelancaran pelayanan kesehatan.
Program Utilitas ini dibuat agar RS Graha juanda dapat menyediakan fasilitas
pelayanan yang memadai. Bangunan RS Graha Juanda beserta seluruh aspek
penunjangnya adalah sarana tempat dimanan pelayanan kesehatan
dilaksanakan. Keadaan dan kelengkapan bangunan RS Graha Juanda sangat
menentukan kualitas pelayanan kesehatan disamping aspek-aspek yang
menentukan pelayanan kesehatan seperti fasilitas peralatan, tenaga kesehatan,
parakesehatan, obat-obatan dan kelengkapan pelayanan kesehatan lainnya.

II. Latar Belakang

Di RS. Graha Juanda terdapat banyak sarana dan prasarana berupa


bangunan,halaman dan lahan parkir, peralatan baik peralatan umum maupun
medis, dan serta fasilitas–fasilitas lain yang harus selalu siap pakai dan aman
khususnya bagi pasien, pengunjung, dokter dan staff/karyawan, Agar seluruh
sarana dan prasarana Rumah Sakit selalu dalam kondisi siap pakai dan aman
maka perlu dilakukan kegiatan pengawasan secara rutin dan berkelanjutan
dalam upaya keselamatan dan keamanan di lingkungan RS. Graha Juanda

4
Kondisi sarana dan peralatan yang aman dan laik pakai merupakan suatu hal
yang harus dijamin oleh rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan. Fungsi peralatan baik sebagai alat-alat pemeriksaan (diagnose),
sebagai alat penyembuhan (terapy), maupun alat ukur (instrumentasi) harus
terjamin akurasi dan keselamatannya sehingga perlu dilakukan pemeliharaan
secara baik dan benar.

Pada program kerja tahun 2016, telah dilakukan banyak hal dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan RS dalam bidang peralatan. namun beberapa
hambatan seperti kekurangan tenaga teknisi, menyebabkan realisasi program
sedikit terhambat antara lain :

1.Pencapaian Pembuatan Protap masih kurang.


2.Penjadwalan kegiatan harian teknisi belum tersusun dengan baik.
3.Pencapaian pemeliharaan rutin masih kurang dari angka yang di targetkan.
4.Program diklat IPSRS belum mempunyai panduan yang jelas
Namun beberapa pencapaian positif perlu menjadi catatan untuk diteruskan
pada program 2017 ini sehingga dapat ditingkatkan lagi.

Perkembangan RS Graha Juanda harus disertai dengan peningkatan kualitas RS,


termasuk di dalamnya tersedia dan berfungsinya sistem Utilitas RS dengan baik.
Belum optimalnya pelaksanaan pemeliharaan dan pemantauan terhadap sistem
kunci akan berdampak pada penurunan kualitas pelayanan. Dengan
ditetapkannya sistem Utilitas di RS Graha Juanda, maka perlu dibuat program
sistem Utilitas RS Graha Juanda agar kegiatan tersebut dapat berjalan secara
efektif dan efisien.

III. Tujuan
Tujuan umum

Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit melalui suatu sistim dimana Rumah
Sakit mampu mewujudkan kondisi aman dan nyaman baik bagi pasien dalam
upaya memberikan pelayanan kesehatan, maupun untuk para
pengunjung,dokter dan staff/karyawan.

5
Terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan dalam
meminimalisasi resiko dari bahaya yang ditimbulkan oleh Limbah B3

Program kesiapan menghadapi bencana ditujukan agar RS Graha Juanda siap


dan mampu dalam menghadapi kemungkinan bencana yang diidentifikasi akan
terjadi.

Program kerja ini disusun sebagai sebagai acuan bagi semua unit terkait untuk
peran sertanya dalam melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan peralatan
kesehatan di RS Graha Juanda.

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


Kegiatan Pokok.

1. Pengawasan terhadap fasilitas Keamanan dan Keselamatan


2. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
3. Emergensi kesiapan menghadapi bencana
4. Pengamanan kebakaran
5. Peralatan medis

6. Utilitas

Rincian Kegiatan

1. Pengawasan terhadap fasilitas Keamanan dan Keselamatan


a) Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan proaktif untuk
mengidentifikasi bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan dan fasilitas
lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera
b) Melakukan asesmen risiko prakontruksi (pra construction risk
assessment/PCRA)
c) Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan fasilitas
pendukung yang aman
d) Menciptakan lingkungan yang aman dengan penggunaan kartu identitas oleh
seluruh staf dan semua individu yang bekerja di rumah sakit
e) Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau
pengrusakanbarang milik pribadi

6
f) Melakukan monitoring pada daerah terbatas seperti ruang bayi dan kamar
operasi, daerah yang berisiko lainnya seperti ruang anak, lanjut usia dan
keluarga pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau
memberi tanda minta bantuan terjadi bahaya
g) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
h) Menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf

2.Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun


a) Data iventarisasi B3 dan limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan lokasi
b) Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 dan limbahnya
c) Pengguanaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur
bila terjadi tumpahan, atau paparan/pajanan
d) Pemberian label atau rambu-rambu yang tepat pada B3 dan limbahnya
e) Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur(terpapar) dan insiden
lainnya
f) Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya
Pengadaan/ pembelian B3, pemasok (supplier) wajib melampirkan MSDS
(lembar data pengaman)

3.Emergensi kesiapan menghadapi bencana


a) Menentukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman
dan kejadian
b) Menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada
dan bila terjadi bencana
c) Menetukan peran rumah sakit dalam peristiwa atau kejadian tersebut
d) Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian
e) Mengelola sumber daya selama kejadian, termasuk sumber-sumber
alternatif
f) Mengelola kegiatan klinis selama kejadian, termasuk tempat pelayanan
alternatif pada waktu kejadian
g) Mengidentifikasi dan menetapkan peran dan tanggung jawab staf selama
kejadian

7
h) Mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dengan tanggung jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan
pelayanan pasien

4.Pengamanan kebakaran
a) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan
dan penanganan bahan-bahan mudah terbakar secara aman, termasuk gas-
gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen
b) Penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang
berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien
c) Penyediaan sarana jalan keluar yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi
kebakaran
d) Penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm
kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols)
e) Penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia
pemadaman api atau sistem sprinkler
f) Frekuensi dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan sistem
pencegahan dan keselamatan kebakaransecara konsisiten sesuai dengan
persyaratan
g) Program evakuasi yang aman jika terjadi kebakaran atau asap
h) Proses pengujian setiap bagian dalam kurun waktu 12 bulan
i) Edukasi yang diperlukan bagi staf untuk melindungi dan mengevakuasi
pasien secara efektif jika terjadi keadaan darurat
j) Partisipasi staf dalam uji coba/simulasi penanganan kebakaran minimal sekali
setahun

5.Peralatan medis
a) Melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis
yang dimiliki rumah sakit, peralatan medis kerjasama operasional (KSO)
milik pihak ketiga
b) Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
c) Melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan
pabrik

8
d) Melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi
e) Staf diberi pelatihan untuk memelihara sistem utilitas sesuai uraian
tugasnya dan dilakukan tes secara berkala

6.Utilitas
a) Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu tujuh hari
dalam seminggu secara terus menerus
b) Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas dan
memetakan pendistribusiannya dan melakukan update secara berkala
c) Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua komponen utilitas
yang ada di daftar inventaris
d) Jadwal pemeriksaan, testing, dan pemeliharaan semua sistem utilitas
berdasar atas kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko, dan
pengalaman rumah sakit
e) Pelabelan pada tuas-tuas kontrol utilitas untuk membantu pemadaman
darurat secara keseluruhan atau sebagian
f) Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standar dan
peraturan perundang-undangan
g) Menyelenggarakan pelatihan untuk menjalankan dan memelihara peralatan
medis dan sistem utilitas sesuai dengan tugasnya dan dilakukan tes secara
berkala

V. Cara Melaksanakan Kegiatan

1.Pengawasan terhadap fasilitas Keamanan dan Keselamatan


a) Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan proaktif untuk
mengidentifikasi bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan dan fasilitas
lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera : melakukan rapat atau sirkulir
dengan
b) Melakukan asesmen risiko prakontruksi (pra construction risk
assessment/PCRA) : Melakukan rapat dan audit
c) Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan fasilitas
pendukung yang aman : melakukan rapat dan melakukan audit

9
d) Menciptakan lingkungan yang aman dengan penggunaan kartu identitas oleh
seluruh staf dan semua individu yang bekerja di rumah sakit : melakukan
sosialisasi dan pelatihan kepada seluruh staff
e) Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau
pengrusakan barang milik pribadi : Monitoring dan audit
f) Melakukan monitoring pada daerah terbatas seperti ruang bayi dan kamar
operasi, daerah yang berisiko lainnya seperti ruang anak, lanjut usia dan
keluarga pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau
memberi tanda minta bantuan terjadi bahaya : melakukan audit oelh tim
pengawas
g) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan perundang-
undangan : melengkapi fasilitas
h) Menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf :
dilakukan secara periode minimal setahun sekali dan membuat evaluasi

2. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun


a) Data inventarisasi B3 dan limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan lokasi :
menginventarisasi B3 dan limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan lokasi

pada setiap unit.


b) Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 dan limbahnya : Koordinasi
dengan bagian pengadaan dan pengguna dalam hal memantau penggunaan B3 dan
melakukan sosialisasi mengenai APD kepada seluruh staff
c) Pengguanaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur
bila terjadi tumpahan, atau paparan/pajanan : menyelenggarakan pelatihan
dan sosialisasi mengenai APD kepada seluruh staff
d) Pemberian label atau rambu-rambu yang tepat pada B3 dan limbahnya :
Memasang simbol – simbol B3 pada setiap tempat penyimpanan
e) Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur(terpapar) dan insiden
lainnya : Melatih petugas dalam hal penanggulangan kontamisasi/insiden B3
dan melakukan pelaporan dan evaluasi jika terjadi tumpahan B3
f) Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya
Pengadaan/ pembelian B3, pemasok (supplier) wajib melampirkan MSDS
(lembar data pengaman) : Membuat inventarisasi MSDS, menempelkan label dan
penyuluhan di unit pengguna.

10
3.Emergensi kesiapan menghadapi bencana
a) Menentukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman
dan kejadian : melakukan rapat atau sirkulir kepada selurus unit
b) Menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada
dan bila terjadi bencana : Membentuk Tim Cede Green
c) Menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa atau kejadian tersebut :
Pemantauan ulang tim dalam kesiapan menghadapi bencana (Disaster)
d) Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian :
e) Mengelola sumber daya selama kejadian, termasuk sumber-sumber
alternatif
f) Mengelola kegiatan klinis selama kejadian, termasuk tempat pelayanan
alternatif pada waktu kejadian :
g) Mengidentifikasi dan menetapkan peran dan tanggung jawab staf selama
kejadian : Pemantauan ulang tim dalam kesiapan menghadapi bencana (Disaster)
h) Mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dengan tanggung jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan
pelayanan pasien : Melakukan Simulasi

4. Pengamanan kebakaran
a) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan dan
penanganan bahan-bahan mudah terbakar secara aman, termasuk gas-gas medis
yang mudah terbakar seperti oksigen : Melakukan pemantauan jumlah APAR sesuai
kebutuhan, Pemeliharaan APAR
a) Penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang
berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien : melakukan
pemantauan
b) Penyediaan sarana jalan keluar yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi
kebakaran : penempatan jalur evakuasi yang benar dan tepat
c) Penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm
kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols) : Disetiap ruangan disediakan
alat deteksi Api/Asap yang dapat berfungsi secara automotis sesuai dengan
fungsinya.

11
d) Penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia
pemadaman api atau sistem sprinkler : Pengadaan mekanisme pemadaman
api
e) Frekuensi dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan sistem
pencegahan dan keselamatan kebakaransecara konsisiten sesuai dengan
persyaratan : melakukan uji coba sistem peringatan dini dan deteksi dini
f) Program evakuasi yang aman jika terjadi kebakaran atau asap : jalur evakuasi
yang tepat dan benar
g) Proses pengujian setiap bagian dalam kurun waktu 12 bulan : di uji coba
minimal 1 tahun sekali
h) Edukasi yang diperlukan bagi staf untuk melindungi dan mengevakuasi
pasien secara efektif jika terjadi keadaan darurat : menyelenggarakan
pelatihan dan simulasi proteksi kebakaran
i) Partisipasi staf dalam uji coba/simulasi penanganan kebakaran minimal sekali
setahun : Jenis Pelatihan berupa (Pelatihan Penggunaan APAR, Pemadaman Api)

5.Peralatan medis

a) Melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang


dimiliki rumah sakit, peralatan medis kerjasama operasional (KSO) milik pihak
ketiga : Menginventaris alkes tiap 1 tahun sekali
b) Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur : Menyusun jadwal
pemeliharaan setiap bulan
c) Melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan

pabrik :
d) Melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi
a. Pemeliharaan harian
Tujuan: menjaga kebersihan tampak luar pada alat dan memastikan alat
dalam kondisi siap pakai, kegiatan harian ini pada umumnya dilaksanakan
oleh operator

b. Pemeliharaan bulanan
Tujuan: Menjaga kebersihan pada bagian alat vital pada peralatan seperti
elektrode, tranduser, filter, kegiatan service dan uji fungsi . Memastikan alat
dalam kondisi siap pakai, kegiatan umum ini pada umumnya dilaksanakan

12
oleh teknisi dan membuat evaluasi pemeliharaan bulanan setiap 6 bulan
sekali.

c. Pemeliharaan Tahunan
Tujuan:

a) Menjaga kondisi alat dalam kondisi siap pakai dengan cara melakukan
kegiatan service, uji fungsi dan kalibrasi per triwulan. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh teknisi RS atau pihak ketiga.
b) Pemeliharaan alat Medix Air sterilisator
c) Penggantian filter Incubator
d) Penggantian Filter monitor Ventilator
e) Penggantian oxygen cell sensor
f) Penggantian filter untuk compressor ventilator
g) Penggantian Selenoid valve drain autoclave no 2
h) Penggantian Finger sensor over life time
i) Penggantan lampu blue light per 2000 jam pemakaianPenggantian
battery syringe pumpPenggantian battery Infusion pumpPenggantian
Lampu operasi
j) Penggantian battery UPS
k) Pada pemeliharaan bulanan sampai dengan tahunan kegiatan yang
dilakukan adalah kegiatan service dan maintenance
1. Pemeliharaan Korektif
Melakukan pemeliharaan untuk memperbaiki suatu bagian alat atau
seluruh termasuk penyetelan,penggantian komponen yang telah
rusak untuk memenuhi kondisi yang dapat diterima.

e. Staf diberi pelatihan untuk memelihara sistem utilitas sesuai uraian tugasnya
dan dilakukan tes secara berkala : Melakukan pelatihan dan pemeliharaan sistem

6.Utilitas
h) Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu tujuh hari
dalam seminggu secara terus menerus : mengajukan kerjasama dengan
perusahaan air bersih dan persediaan solar yg tercukupi
i) Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas dan
memetakan pendistribusiannya dan melakukan update secara berkala :

13
j) Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua komponen utilitas
yang ada di daftar inventaris :
k) Jadwal pemeriksaan, testing, dan pemeliharaan semua sistem utilitas
berdasar atas kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko, dan
pengalaman rumah sakit
l) Pelabelan pada tuas-tuas kontrol utilitas untuk membantu pemadaman
darurat secara keseluruhan atau sebagian : melebel semua tuas – tuas
kontrol utilitas
m) Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standar dan
peraturan perundang-undangan : kabel dan instalasi lainnya berstandar SNI
n) Menyelenggarakan pelatihan untuk menjalankan dan memelihara peralatan
medis dan sistem utilitas sesuai dengan tugasnya dan dilakukan tes secara
berkala : Menyelenggarakan pelatihan peralatan medis disetiap user

IV. SASARAN

1.Pengawasan terhadap fasilitas Keamanan dan Keselamatan


a) Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan proaktif untuk
mengidentifikasi bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan dan fasilitas
lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera : 100%
b) Melakukan asesmen risiko prakontruksi (pra construction risk
assessment/PCRA) : 100%
c) Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan fasilitas
pendukung yang aman : 100 %
d) Menciptakan lingkungan yang aman dengan penggunaan kartu identitas oleh
seluruh staf dan semua individu yang bekerja di rumah sakit : 100%
e) Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau
pengrusakanbarang milik pribadi : 100%
f) Melakukan monitoring pada daerah terbatas seperti ruang bayi dan kamar
operasi, daerah yang berisiko lainnya seperti ruang anak, lanjut usia dan
keluarga pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau
memberi tanda minta bantuan terjadi bahaya : 100%

14
g) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan perundang-
undangan : 80 %
h) Menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf :
100%

2.Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun


a) Data iventarisasi B3 dan limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan lokasi :
100%
b) Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 dan limbahnya : 100%
c) Pengguanaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur
bila terjadi tumpahan, atau paparan/pajanan : 100%
d) Pemberian label atau rambu-rambu yang tepat pada B3 dan limbahnya :
100%
e) Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur(terpapar) dan insiden
lainnya : 100%
f) Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya
Pengadaan/ pembelian B3, pemasok (supplier) wajib melampirkan MSDS
(lembar data pengaman) : 100&

3.Emergensi kesiapan menghadapi bencana


a) Menentukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman
dan kejadian : 100%
b) Menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada
dan bila terjadi bencana : 100%
c) Menetukan peran rumah sakit dalam peristiwa atau kejadian tersebut : 100%
d) Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian ; 100%
e) Mengelola sumber daya selama kejadian, termasuk sumber-sumber
alternatif : 100%
f) Mengelola kegiatan klinis selama kejadian, termasuk tempat pelayanan
alternatif pada waktu kejadian : 100%
g) Mengidentifikasi dan menetapkan peran dan tanggung jawab staf selama
kejadian : 100%

15
h) Mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dengan tanggung jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan
pelayanan pasien : 100%

4. Pengamanan kebakaran
a) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan
dan penanganan bahan-bahan mudah terbakar secara aman, termasuk gas-
gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen : 100%
b) Penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang
berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien : 100%
c) Penyediaan sarana jalan keluar yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi
kebakaran : 100%
d) Penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm
kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols) : 100%
e) Penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia
pemadaman api atau sistem sprinkler : 100%
f) Frekuensi dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan sistem
pencegahan dan keselamatan kebakaransecara konsisiten sesuai dengan
persyaratan : 100%
g) Program evakuasi yang aman jika terjadi kebakaran atau asap : 100%
h) Proses pengujian setiap bagian dalam kurun waktu 12 bulan : 100%
i) Edukasi yang diperlukan bagi staf untuk melindungi dan mengevakuasi
pasien secara efektif jika terjadi keadaan darurat : 100%
j) Partisipasi staf dalam uji coba/simulasi penanganan kebakaran minimal sekali
setahun : 100%
5.Peralatan medis
a) Melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis
yang dimiliki rumah sakit, peralatan medis kerjasama operasional (KSO) milik
pihak ketiga : 100%
b) Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur : 100%
c) Melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan
pabrik : 100%
d) Melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi : 100%

16
e) Staf diberi pelatihan untuk memelihara sistem utilitas sesuai uraian tugasnya
dan dilakukan tes secara berkala : 100%

6.Utilitas
a) Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu tujuh hari
dalam seminggu secara terus menerus : 100%
b) Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas dan
memetakan pendistribusiannya dan melakukan update secara berkala : 100%
c) Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua komponen utilitas
yang ada di daftar inventaris : 100%
d) Jadwal pemeriksaan, testing, dan pemeliharaan semua sistem utilitas
berdasar atas kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko, dan
pengalaman rumah sakit : 100%
e) Pelabelan pada tuas-tuas kontrol utilitas untuk membantu pemadaman
darurat secara keseluruhan atau sebagian : 100%
f) Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standar dan
peraturan perundang-undangan : 100%
g) Menyelenggarakan pelatihan untuk menjalankan dan memelihara peralatan
medis dan sistem utilitas sesuai dengan tugasnya dan dilakukan tes secara
berkala : 100%

17

Anda mungkin juga menyukai