Anda di halaman 1dari 5

Generasi Muda dan Perubahan Zaman

KHUTBAH PERTAMA

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Perubahan zaman diiringi dengan perkembangan teknologi serta informasi yang


begitu cepat saat ini haruslah diimbangi dengan bekal keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt. Inilah yang akan menjadikan kita mampu mengarunginya dengan
baik melalui maksimalisasi hal-hal positif yang muncul, sekaligus mampu menepis
dampak-dampak negatif yang muncul akibat disrupsi yang terjadi di berbagai
sektor kehidupan. Sehingga sangat relevan sekali dalam setiap khutbahnya, khatib
wajib mengingatkan, mengajak, dan menguatkan ketakwaan kepada Allah swt
melalui banyak ayat Al-Qur’an.

Artinya:“Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.


Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (Al-
Baqarah: 197)  

Jamaah Jumat rahimakumullah, Perubahan zaman adalah sebuah keniscayaan.


Perkembangan ilmu dan teknologi menjadikan semakin cepatnya perubahan
peradaban. Jika dulu untuk memberi kabar pada orang lain harus mengirim surat
dan menunggu balasan selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan, saat ini dalam
hitungan detik hal itu sudah bisa dilakukan. Jika dulu informasi hanya dimiliki oleh
segelintir orang, saat ini semua orang bisa mengakses informasi kapan pun dan di
mana pun. Dunia seolah sudah ada dalam genggaman. Apa pun yang kita inginkan
bisa difasilitasi oleh berbagai perangkat hasil dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan inovasi teknologi seperti melalui internet.
Namun perlu kita ingat bahwa perubahan ini bukan hanya membawa dampak
positif bagi peradaban. Ancaman dekadensi moral dan hilangnya kemanusiaan juga
terancam oleh derasnya perubahan jika tidak disikapi dan diantisipasi dengan baik.
Teknologi diibaratkan pisau yang bisa memberi manfaat besar jika dipegang dan
digunakan oleh seorang koki atau tukang masak. Namun akan mendatangkan
bencana bila dipegang dan dikuasai oleh penjahat. Oleh sebab itu perubahan
zaman akibat cepat dan masifnya perkembangan teknologi harus diimbangi
dengan kesadaran bahwa teknologi adalah wasilah (alat) bukan ghayah (tujuan).  
Kita harus bentengi diri kita dan orang lain dari efek negatif perkembangan
teknologi untuk menghindari sebuah tatanan peradaban yang menghantarkan
pada jurang kehancuran. Ada kalimat bijak yang mengatakan: “Dengan teknologi
hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah, dan dengan agama hidup
menjadi terarah”. Agar semuanya bisa kita jalankan maka perlu kita pegang kaidah
yang populer di lingkungan pesantren:

Artinya: “Memelihara (menjaga) hal lama yang baik, dan mengambil hal baru yang
lebih baik”  

Jamaah Jumat rahimakumullah, Yang juga sangat penting kita sadari dan lakukan di
era saat ini adalah membekali para generasi muda kita dengan nilai-nilai spiritual,
karakter, dan akhlak yang baik di tengah gempuran berbagai macam hal negatif
akibat cepatnya perubahan zaman. Mau tidak mau, merekalah yang akan
meneruskan tongkat estafet kepemimpinan peradaban. Jika mereka tidak dibekali
dengan karakter mulia sejak dini, maka bisa jadi mereka akan terseret dan tergerus
oleh arus negatif perubahan zaman.   Mestinya kita bisa melihat sendiri bagaimana
nilai-nilai etika, tata krama, kepedulian sosial sudah mulai pudar akibat sebagian
generasi sekarang lebih menikmati kehidupan di dunia maya. Mereka betah untuk
tidak bersosialisasii dengan orang lain di dunia nyata dan memilih menghabiskan
waktunya untuk berselancar di dunia maya. Secara tidak langsung mereka
menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh sehingga tidak peduli dengan
orang-orang di sekitarnya. Padahal Rasulullah sudah mengingatkan dalam
haditsnya agar kita menjaga akhlak yang baik kepada orang lain:

Artinya: “Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun berada. Iringilah perbuatan
buruk yang sudah dilakukan dengan perbuatan baik yang dapat menghapusnya.
Dan berakhlaklah kepada orang-orang dengan akhlak yang baik” (HR at-Tirmidzi).  
Selain berubahnya akhlak dan sikap generasi muda, penetrasi budaya luar dari
derasnya konten yang mengalir melalui media sosial juga membawa dampak
semakin lunturnya nilai-nilai luhur warisan nenek moyang. Hal ini bisa terlihat dari
sikap, model, dan gaya pakaian generasi muda saat ini yang gampang terbawa tren
tanpa dilandasi nilai-nilai agama. Jika ini dibiarkan, bagaimana nasib masa depan
mereka dan peradaban dunia?   Allah swt telah mengingatkan kita semua untuk
tidak boleh mewariskan generasi yang lemah dalam meneruskan dan merawat
peradaban. Agama Islam mendorong para generasi penerus untuk menjadi
generasi yang kuat dan mampu menunjukkan optimisme masa depan cerah serta
tidak mengkhawatirkan para orang tua. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat
An-Nisa ayat 9:

  Artinya : “Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati)


meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir
terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata
yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).”  

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Semua ini menjadi bahan renungan dan menjadikan kita untuk lebih peduli pada
para generasi penerus dengan berupaya semaksimal mungkin melindungi dan
menjadikan mereka pribadi yang mengenal diri dan Tuhan. Perintah untuk
melindungi diri dan keluarga juga sudah ditegaskan Allah swt dalam Al-Qur’an Surat
At-Tahrim ayat 6:

Artinya : “Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati)


meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir
terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata
yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).”   Jamaah Jumat
rahimakumullah, Semua ini menjadi bahan renungan dan menjadikan kita untuk
lebih peduli pada para generasi penerus dengan berupaya semaksimal mungkin
melindungi dan menjadikan mereka pribadi yang mengenal diri dan Tuhan.
Perintah untuk melindungi diri dan keluarga juga sudah ditegaskan Allah swt dalam
Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6:
  Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah
malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”  

Wujud menjaga diri dan keluarga ini bisa dilakukan dengan terus mendekatkan diri
pada Allah swt melalui penguatan ketaatan menjalankan ibadah, memberi
pendidikan dan teladan yang terbaik untuk diri dan keluarga, memberi nafkah dari
rezeki yang halal, dan senantiasa berdoa agar keluarga dan keturunan-keturunan
kita senantiasa menjadi generasi yang shalih dan shalihah.  

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Akhirnya, marilah kita bina para generasi muda kita dengan akhlak yang baik dan
bekali mereka dengan kewaspadaan terhadap dampak negatif perubahan zaman.
Bukan harta atau materi duniawi yang menjadi warisan terbaik bagi mereka untuk
menghadapi peradaban di masa yang akan datang. Ilmu agama dan nilai-nilai
kemanusiaanlah yang harus kita wariskan sehingga masa depan peradaban akan
terus berada pada garis yang diridhai oleh Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai