Oleh Kelompok 3
Angkatan 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan kasus seminar “Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny. Y
dengan Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS UNAIR” ini dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Akademik, Ibu
Tiyas Kusumaningrum, S.Kep., Ns., M.Kep serta Pembimbing Klinik, Ibu Widya
Yanuarti, S.Kep.,Ns yang telah memberikan dukungan serta bimbingan kepada
kami.
Kami menyadari, laporan yang kami buat jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, guna menghasilkan makalah yang lebih baik lagi di
masa mendatang. Kami berharap, laporan ini bisa memberikan manfaat dan
inspirasi bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KASUS SEMINAR ..............................i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 6
1.3.1. Tujuan Umum .................................................................................... 6
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................... 6
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7
2.1 Definisi Hiperglikemia .............................................................................. 7
2.2 Etiologi Hiperglikemia .............................................................................. 7
2.3 Patofisiologi Hiperglikemia ...................................................................... 8
2.4 Manifestasi Klinis Hiperglikemia ............................................................. 9
2.5 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................. 9
2.6 Penatalaksanaan ......................................................................................... 9
2.7 Web Of Coution (WOC) .......................................................................... 11
BAB 3 LAPORAN KASUS .................................................................................. 13
FORMAT PENGKAJIAN NENONATUS ........................................................ 14
ANALISA DATA .............................................................................................. 22
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN ................................................. 23
RENCANA INTERVENSI ................................................................................ 24
FORMAT MODEL PIE (PROBLEM INTERVENSI EVALUASI) ................. 26
BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................................ 32
4.1 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah .................................................... 32
4.2 Termoregulasi Tidak Efektif ................................................................... 32
4.3 Risiko Jatuh ............................................................................................. 33
BAB 5 KESIMPULAN .......................................................................................... 34
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 34
5.2 Saran ........................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 35
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
sehingga mengakibatkan kebutuhan glukosa pada neonates secara proposional lebih tinggi
dibandingkan dengan kapasitas produksi glukosa serebral yang mencakup 90% dari total
konsumsi glukosa tubuh. Walaupun bahan alternatif seperti laktat dan badan keton dapat
digunakan sebagai substrat untuk produksi energi, respon kontraregulatorik neonates yang
imatur membatasi ketersediaan molekul glukosa, sehingga neonatus sangat rawan terhadap
berbagai kondisi yang mengganggu keseimbangan homeostasis glukosa normal selama
transisi dari intrauterine ke kehidupan extrauterine yang independen (Rusdi, 2020)
Bayi dari ibu diabetes menunjukkan makrosomia dan organomegali karena
hiperinsulinemia fetal. Keadaan ini merupakan bentuk yang paling sering ditemukan dalam
kelompok hipoglikemia karena hiperinsulinemia sementara. Pada umumnya, bayi-bayi ini
cenderung gelisah karena hipoglikemia, namun dapat pula menunjukkan gejala hipotonia,
letargi dan malas minum yang disebabkan oleh hipokalsemia. Masalah hipoglikemia pada
neonatus bersifat sementara karena masukan glukosa yang kurang (kelaparan), hipotermi,
syok pada bayi dari ibu menderita diabetes maupun dapat menetap atau berulang akibat
defisiensi hormone, hiperinsulinisme serta kelainan metabolism karbohidrat dan asam amino.
Gejala klinis yang dapat timbul pada pasien neonatus dengan hipoglkemi yaitu ditemui
tremor, sianosis, hipotermia, kejang, apneu atau pernapasan tidak teratur, letargis atau apatis,
berkeringat, takipnea atau takikardi serta enggan minum. Pada neonatus yang berisiko tinggi,
gula darah diukur setiap 2 jam dengan dekstrostik selama 12 jam pertama, selanjutnya setiap
6 sampai 48 jam. Kalau dekstrostik menunjukkan nilai yang rendah, maka pemeriksaan kadar
gula darah kuantitatif harus terus dilakukan. Pada kejadian hipoglikemia, segera lakukan
perbaikan terhadap faktor yang memperburuk keadaan seperti segera atur suhu lingkungan
dan berikan oksigenasi. Hasil pemeriksaan glukosa darah yang rendah harus segera diterapi
dengan memberikan minum glukosa 10% yang kemudian diikuti susu formula pada 2-3 jam
berikutnya. Lakukan pemantauan glukosa darah setiap 30-60 menit hingga gula darah stabil
atau setiap kali akan minum (3 jam). Apabila kadar glukosa setelah pemberian secara oral
tetap menunjukkan angka <45 mg/dL atau timbul gejala (simptomatik), maka glukosa secara
intravena harus diberikan (Hoffman, 2018).
Pada umumnya hipoglikemia pada anak dapat dicegah, walaupun demikian dapat
terjadi hipoglikemia yang tidak terduga. Komplikasi yang dapat terjadi apabila bayi
mengalami hipoglikemi adalah terjadonya, asfiksia, hipotermi, hipertermi dan gangguan
pernapasan bahkan kejang yang berakibat hipoksia pada otak. Berdasarkan paparan tentang
diabetes di atas, maka kelompok kami tertarik mengambil sebuah studi kasus tentang
“Asuhan Keperawatan pada Klien Neonatus dengan Hipoglikemi di Ruang Pediatri Lantai 5
5
RSP Universitas Airlangga” Diabetes Mellitus di IRNA 5 Grha Trimed RSP Universitas
Airlangga September tahun 2022”.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Keperawatan pada Klien Neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian keperawatan pada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
2) Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
3) Menyusun perencanaan keperawatan pada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
5) Melakukan evaluasi keperawatan pada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
1.4 Manfaat
1) Bagi Mahasiswa Pendidikan Keperawatan
Diharapkan laporan seminar kasus ini dapat dijadikan acuan dalam penentuan diagnosis
keperawatan pada klien dengan neonatus dengan Diagnosa Medis Hipoglikemi di
Ruang Perina Lantai 5 RSUA Surabaya, sehingga dapat tercapai tujuan dengan baik
2) Perawat Praktik.
Diharapkan laporan seminar kasus ini dapat membantu perawat praktik ruangan dalam
memberikan pelayanan terapeutik kepada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RSUA Surabaya.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
Kelainan yang dapat menyebabkan kekurangan produksi glukosa yaitu :
1) Simpanan glukosa yang tidak adekuat, misalnya prematur, hipoglikemia ketotik dan
malnutrisi
Kelainan ini sering menjadi penyebab dari hipoglikemia, disamping hipoglikemia
yang terjadi akibat pemberian insulin pada diabetes. Kelainan ini dapat dibedakan dari
gejala klinis dan adanya hipoglikemia ketotik.
2) Kelainan pada produksi glukosa di hepar
Kelainan produksi glukosa yang menurun dapat terjadi melalui beberapa defek
termasuk blockade pada pelepasan dan sintesa glukosa atau blockade glukoneogenesis.
3) Kelainan hormonal
Kelainan ini diakibatkan oleh hormon pertumbuhan dan kortisol yang berperan
pada proses pembentukan energi alternatif dan merangsang dari produksi glukosa.
4) Toksin dan penyakit lain (etanol, salisilat, malaria)
Etanol berperan menghambat proses glukoneogenesis melalui hepar sehingga
dapat menyebabkan hipoglikemia. Biasanya terjadi pada penderita diabetes, dimana
pemakaian insulin tidak dapat mengurangi sekresi insulin sebagai respon apabila terjadi
hipoglikemia. Intoksikasi salisilat dapat mengakibatkan hipoglikemia karena
menambah sekresi insulin dan hambatan pada glukoneogenesis.
8
bahan bakar metabolik berperan dalam menyebabkan kelainan pada produksi dan
penggunaan glukosa atau bisa pada kombinasi keduanya (Melinda & Wartono, 2021).
2.6 Penatalaksanaan
Bayi dengan hipoglikemia dapat ditangani secara sederhana dengan beberapa cara yaitu
adalah dengan:
1) Mempertahankan suhu tubuh dengan membungkus bayi dengan kain hangat, jauhkan
dari hal-hal yang menyerap panas bayi
2) Segera beri ASI (Air Susu Ibu)
3) Observasi keadaan bayi seperti tanda-tanda vital, warna kulit, reflek, dan tangisan bayi
4) Bila tidak ada perubahan kurang lebih 24 jam, segera rujuk ke rumah sakit (Soeharti,
2018)
9
Jika terdapat gejala, maka pelaksanaannya seperti berikut (Soeharti, 2018):
1) Glukosa darah <25 mg/dl (1.1mmol/l) atau terdapat tanda hipoglikemia, maka:
a. Pasang jalur IV umbilical, berikan D10 2ml/kgBB secara pelan dalam 5 menit
b. Infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan
c. Periksa kadar glukosa darah 1 jam setelah bols glikosa dan kemudian 3 jam sekali
d. Jika kadar glukosa darah masih <25 mg/dl, ulangi pemberian air gula dan
lanjutkan pemberian infus
2) Jika kadar glukosa darah 24-25 mg/dl, lanjutkan infus dan ulangi pemeriksaan kadar
glukosa tiap 1 jam sampai kadar glukosa 45 mg/dl atau lebih.
3) Jika glukosa darah 45 mg/dl atau lebih dalam dua kali pemberian berturut-turut,
lanjutkan infus glukosa
4) Anjurkan ibu untuk menyusui, jika bayi tidak menyusu, berikan ASI perah dengan
menggunakan sendok
5) Bila kemampuan bayi meningkat, turunkan pemberian cairan infus tiap hari secara
bertahap. Anjurkan ibu menyusui bayinya secara on demand, jangan hentikan infus
glukosa secara tiba-tiba.
Tatalaksana pemberian ASI pada bayi dengan hipoglikemia dapat dibedakan menjadi
dua yaitu pada:
1) Hipoglikemia Asimtomatik (tanpa manifestasi klinis): berikan ASI sedini mungkin dan
sesering mungkin, sehingga dapat menstabilkan glukosa darah. Teruskan menyusui
bayi kira-kira setiap 1-2 jam atau beri 2-10ml/kgBB ASI perah atau berikan
suplementasi (ASI donor atau susu formula).
2) Hipoglikemia Simtomatik (dengan manifestasi klinis) atau kadar glukosa darah <20-
25mg/dl: Berikan glukosa 200mg/kgBB atau 2ml/kgBB cairan deskstrosa 10%.
Lanjutkan terus pemberian glukosa 10% intra vena dengan kecepatan 6-
8mg/kgBB/menit. Koreksi hipoglikemia yang ekstrim atau simtomatik dengan
mempertahankan kadar glukosa pada >45mg/dl (Soeharti, 2018).
10
2.7 Web Of Coution (WOC)
11
12
BAB 3
LAPORAN KASUS
Bayi Ny.D lahir caesar tanggal 18 Oktober 2022 pukul 15.21 WIB dengan berat badan 4595 gram, PB
53 cm, LK 36 cm, LD 53 cm. Jenis kelamin perempuan, lahir usia kehamilan 39 minggu, letak
sungsang, ketuban jernih, keadaan umum cukup, gerak aktif,menangis kuat, bayi lahir langsung
menangis kuat, bernapas spontan. Tidak ada retraksi dada. Diagnosa NASC + hipoglikemia.
13
FORMAT PENGKAJIAN NENONATUS
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama : Kulit by.D terasa dingin
Lama Keluhan : sejak lahir
Akibat timbulnya keluhan : perubahan suhu, ketidakefektifan suplai lemak subkutan
Faktor yang memperberat : suhu dingin ruangan
1. Reflek
Moro (√) Menggenggam (√) Menghisap (√) Startle (√)
Tonik leher (√) Neck-righting (√) Reflek Gallant (√)
2. Tonus Aktifitas
a. Aktif (√) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
b. Menangis keras (√) Lemah ( ) Melengking ( )
Sulit menangis ( )
3. Kepala/Leher
a. Fontanel Anterior : Lunak (√) Tegas ( )
Datar ( ) Menonjol (√) Cekung ( )
b. Sutura Sagitalis : Tepat (√) Terpisah ( ) Menjauh ( )
c. Gambaran Wajah : Simetris (√) Asimetris ( )
d. Molding : Caput sucedanum (√) Cephalohematoma ( )
14
4. Mata:
a. Simetris (√) Tidak simetris ()
b. Sekresi : Ada ( ) Tidak ada (√)
c. Purulen : Ada ( ) Tidak ada (√)
d. Jaundice: ada ( ) tidak ada (√)
e. Sklera : Putih bersih (√) Jundice ( ) Kemerahan ( )
f. Konjunctiva : Merah muda (√) Anemis ( ) Hiperemi ( )
g: Gerakan bola mata : Normal (√) Tidak normal ( )
5. THT
a. Telinga Normal (√) Abnormal ( )
Bentuk/posisi :Simetris kanan kiri
Sekresi/cairan : Ada/tidak ada
b. Hidung
Bentuk : Normal (√) tidak normal ( )
Simetris : √
Cuping Hidung: -
Septum: -
Sekresi: -
6. Abdomen
a. Lunak (√) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( )
b. Auskultasi Abdomen : tymphani hiperthimpani
c. Bising Usus : Tidak terdengar Ada : 15 x/menit
d. Perkusi Abdomen : Sonor. Pekak
e. Tali pusat :Arteri: 2 buah Vena: 1 buah
Normal Layu lain-lain: -
f. Lingkar perut: ............................. cm
7. Toraks
a. Simetris (√) Asmetris ( )
b. Retraksi: Ada ( ) Tidak Ada (√)
c. Kalvikula: Normal (√) Abnormal ( )
8. Paru-paru
a. Suara nafas Dextra & Sinistra : Sama (√) Tidak sama ( )
b. Bunyi nafas di semua lapang paru : Terdengar (√)
Tidak terdengar ( )
Menurun ( )
c. Suara nafas : Bersih (√) Ronchi ( ) Rales ( ) Sekresi ( )
d. Respirasi : Spontan (√)
Alat Bantu
:.........................................................................
9. Jantung
a. Bunyi : Normal Sinus Rhythm (NSR) (√ )
Frekuensi:138 x/menit
b. Murmur ( - ) Gallop ( - )
c. Waktu pengisian kapiler : 2 detik
15
10. Ekstremitas
a. Gerakan Bebas (√) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
b. Ekstremitas Atas : Normal (√) Abnormal ( ), sebutkan:........
c. Ekstremitas Bawah : Normal (√) Abnormal ( ), sebutkan:........
d. Panggul : Normal (√) Abnormal ( ), sebutkan:........
e.
Nadi perifer Keras Lemah Tidak ada
Brakial kanan √
Brakial kiri √
Femoral kanan √
Femoral Kiri √
11. Umbilikus
Normal (√) Abnormal ( )
Inflamasi ( ) Drainase ( )
Jumlah pembuluh darah: Tidak terkaji
12. Genital
Perempuan normal (√) Laki-laki normal ( ) Abnormal ( )
15. Kulit
a. Warna: pink (√) Pucat ( ) Jaundice ( )
Sianosis pada Kuku ( ) Sirkumoral ( )
Periorbital ( ) Seluruh tubuh ( )
b. Kemerahan (rash) (-)
c. Tanda lahir: Tidak ada
16. Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian (√) Pengaturan Suhu (√) (36,5oC)
Inkubator ( ) Suhu Ruang ( ) Boks Terbuka ( )
b. Suhu kulit: 36oC
16
DATA IBU
Nama Ibu : Ny. D Nama Ayah : Tn.F
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Guru
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Alamat : Surabaya
17
RIWAYAT KELAHIRAN
RIWAYAT SOSIAL
Strukstur Keluarga (Genogram)
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
Budaya
Suku : Jawa : Pasien
Agama : Islam
Bahasa : Indonesia
Perencanaan makanan bayi : Asi ekslusif
Problem sosial yang penting :-
Kurang sistem pendukung sosial ( Tidak ada )
Perbedaan bahasa ( Tidak ada )
Riwayat penyalahgunaan zat adiktif (X )
Lingkungan rumah yang kurang memadai (X)
18
Keuangan ( )
Lain-lain ( )
Hubungan orang tua dan bayi :
IBU TINGKAH LAKU AYAH
√ Menyentuh √
√ Memeluk √
√ Berbicara √
√ Berkunjung √
- Memanggil nama -
√ Kontak mata √
Anak Lain :
Jenis Kelamin Anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi
Perempuan 1 Hbo, Vitamin K
RIWAYAT NUTRISI
ASI : Ya √ Tidak
Colostrums : Ya Tidak, alasan……………
PASI : Ya √ (Sufor) Tidak
Alasan : Bayi D hipoglikemia dan untuk menjaga bayi dan dehidrasi
Jenis : Susu Formula
RIWAYAT ELEMINASI
Miksi : Belum Sudah: ................... x/24 jam (Tidak terkaji)
Mekonium : Belum Sudah: ................... x/24 jam (Tidak terkaji)
Konsistensi : Tidak terkaji
Warna : Tidak terkaji
19
DATA TAMBAHAN
Pemeriksaan Penunjang
18 Oktober 2022
1. Hemoglobin : 17,1 g/dl (15,2 – 23,6 g/dl)
2. Lekosit : 31,19 10³/µL (9,4-31,0 10³/µL)
3. Eritrosit : 4,87 10⁶ / µL (4,0-6,0 10⁶ / µL)
4. Trombosit : 178 10³/µL (150-440 10³/µL)
5. Hematokrit : 55,6% (35-45%)
6. MCHC : 30,8 g/dl (31-35 g/dl)
7. RDW : 20,1 % (11,5-14,5%)
8. MPV : 11,7 fL (6,8-10 fL)
9. Monosit % : 11,6% (1-11%)
10. Eosinofil% : 0,3% (1-5%)
11. Neutrofil% : 65,8% (17-60%)
12. GDS : 19 mg/dl (neonatus >60 mg/dl)
Terapi
18 Oktober 2022 jam 15.23 WIB
o Salep mata / topikal ODS
o Vit K / 1MG / IM
o Hbo / o,5 ml / IM
19 Oktober 2022
o D10 -> IV bolus 9 ml
o Susu Formula 30 ml + 30 ml
£
(Perawat)
20
Ringkasan Kasus :
1. Identitas Bayi:
Bayi Ny.D lahir caesar tanggal 18 Oktober 2022 pukul 15.21 WIB dengan berat badan 4595
gram, PB 53 cm, LK 36 cm, LD 53 cm. Jenis kelamin perempuan, lahir usia kehamilan 39
minggu, letak sungsang, ketuban jernih, keadaan umum cukup, gerak aktif,menangis kuat,
bayi lahir langsung menangis kuat, bernapas spontan. Tidak ada retraksi dada. Diagnosa
NASC + hipoglikemia.
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
1. Refleks By.Ny.D : menghisap, menggenggam, tonic, rooting, morro, babinsky, menelan,
eyeblink, pupilary.
2. Tonus aktivitas : aktif, bayi menangis kuat
3. Kepala : simetris, lunak
4. Mata : simetris, sklera putih bersih, gerakan bola mata normal
5. THT : telinga normal simetris, hidung normal, tidak ada cuping hidung
6. Abdomen : perut lunak, bising usus terdengar 15x/menit, perkusi abdomen sonor, tali
pusat normal
7. Thoraks: simetris, tidak ada retraksi dada, klavikula normal
8. Paru-paru : suara napas normal, respirasi spontan
9. Ekstremitas : gerakan bebas, ekstremitas atas-bawah normal
10. Umbilikus : normal
11. Genital : normal
12. Anus : paten
3. Pemeriksaan penunjang:
18 Oktober 2022 (15.30 WIB) GDA lahir 45 mg/dl
18 Oktober 2022
1. Hemoglobin : 17,1 g/dl (15,2 – 23,6 g/dl)
2. Lekosit : 31,19 10³/µL (9,4-31,0 10³/µL)
3. Eritrosit : 4,87 10⁶ / µL (4,0-6,0 10⁶ / µL)
4. Trombosit : 178 10³/µL (150-440 10³/µL)
5. Hematokrit : 55,6% (35-45%)
6. MCHC : 30,8 g/dl (31-35 g/dl)
7. RDW : 20,1 % (11,5-14,5%)
8. MPV : 11,7 fL (6,8-10 fL)
9. Monosit % : 11,6% (1-11%)
10. Eosinofil% : 0,3% (1-5%)
11. Neutrofil% : 65,8% (17-60%)
12. GDS : 19 mg/dl (neonatus >60 mg/dl)
21
ANALISA DATA
Ketidakstabilan kadar
glukosa darah
18/10/2022 Ds : - BBL Termoregulasi Tidak
Do : Efektif (D.0149)
1. Kulit bayi Ny. D dingin Sedikitnya lemak dibawah
2. By. Ny. D tampak jaringan kulit
menggigil
3. Tampak pucat Kehilangan panas melalui kulit
4. Kulit kemerahan
5. Suhu 36oC Peningkatan kebutuhan kalori
22
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. (D.0027) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan toleransi glukosa darah d.d
mengangis karena lapar, gemetar, berkeringat, kadar glukosa dalam darah rendah 45 mg/dl
2. (D.0149) Termoregulasi Tidak Efektif b.d perubahan suhu d.d kulit dingin, menggigil, kulit
kemerahan, pucat
3. (D.0143) Resiko Jatuh d.d bayi baru lahir
23
RENCANA INTERVENSI
Selasa, 18/10/2022 15.25 (D.0024) Ketidakstabilan kadar glukosa (I.03115) Manajemen Hipoglikemia
darah Observasi
1. Monitor kadar glukosa darah
(L.03022) Kestabilan glukosa darah 2. Monitor tanda gejal hipoglikemia
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3. Monitor intake dan output cairan
selama 3 x 24 jam diharapkan kestabilan Terapeutik
glukosa darah meningkat dengan kriteria 4. Berikan asupan cairan oral
hasil : 5. Berikan asupan cairan infus
1. Rasa haus menurun (5)
2. Kadar glukosa dalam darah
membaik (5)
{normalnya >45 mg/dl}
24
Selasa, 18/10/2022 15.30 (D.0143) Risiko Jatuh (I.14540) Pencegahan Jatuh
Observasi
(L.14133) Tingkat Jatuh 1. Identifikasi faktor risiko jatuh
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2. Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatan risiko
selama 3 x 24 jam diharapkan tingkat jatuh
jatuh menurun dengan kriteria hasil : Terapeutik
1. Jatuh dari box bayi tidak terjadi 3. Pastikan roda box bayi/radiant warmer selalu dalam
(5) kondisi terkunci
4. Pasang pelindung kaca radiant warmer
5. Mengukur skor risiko jatuh humpty dumpty
25
FORMAT MODEL PIE (PROBLEM INTERVENSI EVALUASI)
26
(D.0149) Termoregulasi 15.21 Menempatkan bayi Ny.D di radiant warmer 19.30 S: -
Tidak Efektif O:
15.25 Mengukur suhu tubuh bayi Ny.D 1. Kulit bayi hangat (36,5℃)
18 Oktober 2022 Respon: suhu bayi Ny.D 36OC 2. Bayi sudah tidak menggigil
3. Kulit kemerahan
15.27 Mengukur frekuensi pernapasan, nadi dan spo2 A: Masalah termoregulasi teratasi
Respon: RR:138x/menit, N: 58x/menit, spo2: 95% sebagian
P: lanjutkan Intervensi
15.28 Memasang alat pemantau suhu
Respon: alat sudah terpasang
20.30 S: -
15.35 Membedong bayi Ny.D segera setelah lahir untuk O:
mencegah kehilangan panas dan memasangkan topinya 1. Kulit bayi hangat (36,8℃)
2. Bayi sudah tidak menggigil
20.00 Mengukur tanda-tanda vital bayi 3. Kulit kemerahan
Respon: SPO₂ 98% , Suhu 36.8℃, RR 49 x/menit, A: Masalah termoregulasi teratasi
Nadi 135 x/menit sebagian
P: lanjutkan Intervensi
20.05 Memonitor warna dan suhu tubuh bayi
Respon: merah dan hangat
27
20.00 Memastikan roda box bayi dalam keadaan
terkunci 20.30 S: -
Respon: roda box bayi sudah aman terkunci O: roda dan pelindung box bayi aman
terkunci untuk mencegah jatuh, skor
resiko jatuh :14 (resiko jatuh tinggi),
jatuh dari tempat tidur tidak terjadi
A: Masalah resiko jatuh teratasi sebagian
P: lanjutkan Intervensi
28
2) Kolaborasi pemberian D10%
3) Pemberian susu formula
19.40
S: -
15.15 Memberikan cairan oral O: GDA sore 43 mg/dl
Respon: susu formula 30 ml A: Masalah Ketidakstabilan kadar
glukosa darah belum teratasi
17.00 Mengukur kadar glukosa darah
Respon: GDA: 43 mg/dl P: lanjutkan Intervensi
(D.0149) Termoregulasi 04.00 Mengukur tanda-tanda vital bayi 04.15 S: -
Tidak Efektif Respon: SPO₂ 98% , Suhu 36℃, RR 49 x/menit, O:
Nadi 131 x/menit 1. Kulit bayi hangat (36℃)
19 Oktober 2022 2. Bayi sudah tidak menggigil
04.05 Memonitor warna dan suhu tubuh bayi 3. Kulit kemerahan
Respon: merah dan hangat A: Masalah termoregulasi teratasi
sebagian
04.07 Membedong bayi Ny.D untuk mencegah kehilangan P: lanjutkan Intervensi
panas dan memasangkan topinya
19.35 S: -
14.30 Mengukur suhu tubuh bayi Ny.D O:
Respon: suhu bayi Ny.D 37OC 1. Kulit bayi hangat (37C)
2. Bayi sudah tidak menggigil
14.33 Mengukur frekuensi pernapasan, nadi dan spo2 3. Kulit tidak kemerahan
Respon: RR:108x/menit, N: 45x/menit, spo2: 97% A: Masalah termoregulasi teratasi
sebagian
14.42 Membedong bayi Ny.D segera setelah lahir untuk P: Intervensi dilanjutkan
mencegah kehilangan panas dan memasangkan topinya
29
(D.0143) Risiko Jatuh 04.05 Memastikan roda box bayi 04.15 S: -
Respon: roda box sudah aman terkunci O: roda box bayi aman terkunci untuk
19 Oktober 2022 mencegah jatuh, skor risiko jatuh :14
04.07 Mengukur skor risiko jatuh humpty dumpty (resiko jatuh tinggi)
Respon: skor didapatkan 14 (risiko jatuh tinggi) A: Masalah risiko jatuh teratasi sebagian
P: lanjutkan Intervensi
30
5) Kolaborasi pemberian D10%
6) Pemberian susu formula
31
BAB 4
PEMBAHASAN
32
2) Minor
Bayi tampak pucat dan kulit kemerahan. Bayi dalam kasus ini menunjukkan tanda-
tanda hipoglikemia, dimana hipoglikemia sering menyebabkan hipotermia. Seringkali
hipotermia akan memberikan respon pada kulit, dimana pasien akan merasakan lemah,
pucat dan kulit kemerahan.
33
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Asuhan Keperawatan pada By.Ny.D dengan Hipoglikemi, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1) Keluhan utama yang dirasakan klien saat pengkajian adalah kulit pasien terasa dingin.
Keluhan ini dikarenakan perubahan suhu ruangan.
2) Diagnosa keperawatan yang muncul
a. (D.0027) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan toleransi glukosa
darah d.d mengangis karena lapar, gemetar, berkeringat, kadar glukosa dalam
darah rendah 45 mg/dl
b. (D.0149) Termoregulasi Tidak Efektif b.d perubahan suhu d.d kulit dingin,
menggigil, kulit kemerahan, pucat
c. (D.0143) Resiko Jatuh d.d bayi baru lahir
3) Intervensi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan prioritas masalah yang
muncul pada klien.
5.2 Saran
1) Bagi Perawat
Diharapkan kepada perawat untuk menjelaskan kepada keluarga penyebab dari
hipoglikemia. Serta mejelaskan diet yang harus diikuti agar nutrisi pasien tetap tejaga.
2) Bagi Mahasiswa.
Bagi mahasiswa keperawatan yang melakukan praktek di rumah sakit diharapkan
mampu untuk melakukan asuhan keperawatan secara holistic mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi keperawatan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Budi W, G., Sriami, & Fauziah, R. (2020). IBU DIABETES MELLITUS GESTATIONAL (
DMG ) DENGAN HIPOGLIKEMIA NEONATORUM Guntur Budi W ., Sriami , Riska
Fauziyah Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Alamat E-mail : Jurnal
Penelitian Kesehatan Jurnal Penelitian Kesehatan. Jurnal Penelitian Kesehatan, 05,
130–136.
Melinda, R. O., & Wartono, M. (2021). Berat badan lahir dan kejadian hipoglikemia pada
neonatus. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 4(4), 164–169.
https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2021.v4.164-169
Soeharti, S. (2018). Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By.Ny.I Umur 1 Jam dengan
Hipoglikemia di Puskesmas Karangrayung I Kabupaten Grobogan. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Thinesh, K. J., Vaideeswaran, M., & Arasar, S. T. (2018). Hypoglycemia in Newborns with
risk factors of hypoglycemia. International Journal of Contemporary Pediatrics, 5(5),
1952–1955. https://doi.org/10.29309/tpmj/2019.27.01.3333
35