Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS KELOMPOK 5 MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY D DENGAN HIPOGLIKEMI DI


RUANG PERINA LANTAI 5
RS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Dosen Pembimbing : Tiyas Kusumaningrum, S.Kep.,Ns.,M.Kep


Pembimbing Klinik: Widya Yanuarti, S.Kep.,Ns
Oleh:

Kelompok 5 – Stase Keperawatan Maternitas

1. Kinmei Leon Laurensius (132229036)


2. Nophyaningtyas Tri Widya Ningsih (132229001)
3. Jeakline Ismi (132229007)
4. Fauziah Dinda Pratama (132229012)
5. Marthalia Oktavianty Dwi Cahyani (132229017)
6. Mustika Milenia Dwi Tunjung Biru (132229022)
7. Nabilla Farhana Febriyanti (132229029)
8. Nanda Farhana Auliasani (132229035)
9. Hani Salsabila Deva (132229041)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KASUS SEMINAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Y DENGAN ULKUS
DIABETIKUM DI RUANG GRHA TRIMED 5 RSKI SURABAYA
Halaman Pengesahan

Oleh Kelompok 3

Angkatan 2022

Daftar Nama Kelompok

1. Kinmei Leon Laurensius (132229036)


2. Nophyaningtyas Tri Widya Ningsih (132229001)
3. Jeakline Ismi (132229007)
4. Fauziah Dinda Pratama (132229012)
5. Marthalia Oktavianty Dwi Cahyani (132229017)
6. Mustika Milenia Dwi Tunjung Biru (132229022)
7. Nabilla Farhana Febriyanti (132229029)
8. Nanda Farhana Auliasani (132229035)
9. Hani Salsabila Deva (132229041)

Oleh Pembimbing Akademik: Oleh Pembimbing Akademik:

Tiyas Kusumaningrum S.Kep., Ns., M.Kep Widya Yanuarti S.Kep., Ns


NIP. 198307032014042001 NIP.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan kasus seminar “Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny. Y
dengan Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS UNAIR” ini dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Akademik, Ibu
Tiyas Kusumaningrum, S.Kep., Ns., M.Kep serta Pembimbing Klinik, Ibu Widya
Yanuarti, S.Kep.,Ns yang telah memberikan dukungan serta bimbingan kepada
kami.
Kami menyadari, laporan yang kami buat jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, guna menghasilkan makalah yang lebih baik lagi di
masa mendatang. Kami berharap, laporan ini bisa memberikan manfaat dan
inspirasi bagi pembaca.

Surabaya, 27 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KASUS SEMINAR ..............................i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 6
1.3.1. Tujuan Umum .................................................................................... 6
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................... 6
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7
2.1 Definisi Hiperglikemia .............................................................................. 7
2.2 Etiologi Hiperglikemia .............................................................................. 7
2.3 Patofisiologi Hiperglikemia ...................................................................... 8
2.4 Manifestasi Klinis Hiperglikemia ............................................................. 9
2.5 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................. 9
2.6 Penatalaksanaan ......................................................................................... 9
2.7 Web Of Coution (WOC) .......................................................................... 11
BAB 3 LAPORAN KASUS .................................................................................. 13
FORMAT PENGKAJIAN NENONATUS ........................................................ 14
ANALISA DATA .............................................................................................. 22
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN ................................................. 23
RENCANA INTERVENSI ................................................................................ 24
FORMAT MODEL PIE (PROBLEM INTERVENSI EVALUASI) ................. 26
BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................................ 32
4.1 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah .................................................... 32
4.2 Termoregulasi Tidak Efektif ................................................................... 32
4.3 Risiko Jatuh ............................................................................................. 33
BAB 5 KESIMPULAN .......................................................................................... 34
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 34
5.2 Saran ........................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 35

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan
prevalensi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, penyakit ini dapat mengenai semua
organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Saat ini, Diabetes Mellitus telah
menjadi penyakit epidemik, ini dibuktikan dalam 10 tahun terakhir terjadi peningkatan kasus
2 sampai 3 kali lipat. Hal ini dapat disebabkan oleh pertambahan usia, berat badan, kehamilan
dan gaya hidup (Sukmawati, 2019). Oleh karena itu, seiring dengan banyaknya penderita
diabetes yang disebabkan karena kehamilan (DM Gestasional), berpotensi menurunkan
riwayat penyakit diabetes pada bayinya. Hipoglikemia merupakan suatu kelainan metabolik
dan endokrin yang sering terjadi pada bayi dan anak yang berakibat kerusakan otak yang
menetap. Hipoglikemia menyebabkan suplai glukosa yang rendah ke alat-alat organ vital
khususnya otak. Hipoglikemia yang berulang dan menetap menyebabkan kerusakan otak dan
kematian. Hipoglikemia adalah kadar gula plasma kurang dari 2,6 mmol/L (< 47 mg/dl).
Untuk neonatus aterm berusia kurang dari 72 jam dipakai batas kadar gula plasma 35 mg/dL.
Sedangkan untuk neonatus prematur dan KMK yang berusia kurang dari 1 minggu, disebut
hipoglikemia bila kadar gula darah plasma kurang dari 25 mg/dl. Hipoglikemia ditandai
dengan adanya penurunan kadar glukosa darah <70 mg/dl (<4,0 mmol/L) dengan atau tanpa
gejala gejala hipoglikemia seperti kadar glukosa darah yang rendah, tremor, palpitasi, rasa
lapar berlebihan dan mudah berkeringat.
Terdapat berbagai adaptasi terhadap kehidupan diluar uterus dan homeostasis glukosa.
Dalam keadaan normal kadar gula darah bayi lebih rendah daripada anak-anak. Kadar
glukosa darah janin sebesar 70% kadar glukosa darah ibu. Pada waktu bayi baru lahir,
masukan glukosa dari ibu berhenti secara mendadak sehingga homeostasis pasca lahir
dipertahankan dengan peningkatan glucagon 3-5 kali lipat, kadar insulin menurun dan tidak
segera meningkat setelah makan, peningkatan katekolamin, peningkatan GH, peningkatan
FFA (Free Fatty Acid) dan badan keton, menjadi enzim glukogenik dan pelepasan glukosa
darah dari simpanan glikogen (biasanya cukup untuk bayi normal bisa bertahan puasa selama
4 jam). Hipoglikemia merupakan keadaan yang berbahaya karena glukosa merupakan
kebutuhan pokok otak. Kurangnya asupan makanan diketahui menjadi salah satu faktor risiko
terjadinya hipoglikemia. Tingginya brain-to-body-weight ratio pada neonatus ditemukan

4
sehingga mengakibatkan kebutuhan glukosa pada neonates secara proposional lebih tinggi
dibandingkan dengan kapasitas produksi glukosa serebral yang mencakup 90% dari total
konsumsi glukosa tubuh. Walaupun bahan alternatif seperti laktat dan badan keton dapat
digunakan sebagai substrat untuk produksi energi, respon kontraregulatorik neonates yang
imatur membatasi ketersediaan molekul glukosa, sehingga neonatus sangat rawan terhadap
berbagai kondisi yang mengganggu keseimbangan homeostasis glukosa normal selama
transisi dari intrauterine ke kehidupan extrauterine yang independen (Rusdi, 2020)
Bayi dari ibu diabetes menunjukkan makrosomia dan organomegali karena
hiperinsulinemia fetal. Keadaan ini merupakan bentuk yang paling sering ditemukan dalam
kelompok hipoglikemia karena hiperinsulinemia sementara. Pada umumnya, bayi-bayi ini
cenderung gelisah karena hipoglikemia, namun dapat pula menunjukkan gejala hipotonia,
letargi dan malas minum yang disebabkan oleh hipokalsemia. Masalah hipoglikemia pada
neonatus bersifat sementara karena masukan glukosa yang kurang (kelaparan), hipotermi,
syok pada bayi dari ibu menderita diabetes maupun dapat menetap atau berulang akibat
defisiensi hormone, hiperinsulinisme serta kelainan metabolism karbohidrat dan asam amino.
Gejala klinis yang dapat timbul pada pasien neonatus dengan hipoglkemi yaitu ditemui
tremor, sianosis, hipotermia, kejang, apneu atau pernapasan tidak teratur, letargis atau apatis,
berkeringat, takipnea atau takikardi serta enggan minum. Pada neonatus yang berisiko tinggi,
gula darah diukur setiap 2 jam dengan dekstrostik selama 12 jam pertama, selanjutnya setiap
6 sampai 48 jam. Kalau dekstrostik menunjukkan nilai yang rendah, maka pemeriksaan kadar
gula darah kuantitatif harus terus dilakukan. Pada kejadian hipoglikemia, segera lakukan
perbaikan terhadap faktor yang memperburuk keadaan seperti segera atur suhu lingkungan
dan berikan oksigenasi. Hasil pemeriksaan glukosa darah yang rendah harus segera diterapi
dengan memberikan minum glukosa 10% yang kemudian diikuti susu formula pada 2-3 jam
berikutnya. Lakukan pemantauan glukosa darah setiap 30-60 menit hingga gula darah stabil
atau setiap kali akan minum (3 jam). Apabila kadar glukosa setelah pemberian secara oral
tetap menunjukkan angka <45 mg/dL atau timbul gejala (simptomatik), maka glukosa secara
intravena harus diberikan (Hoffman, 2018).
Pada umumnya hipoglikemia pada anak dapat dicegah, walaupun demikian dapat
terjadi hipoglikemia yang tidak terduga. Komplikasi yang dapat terjadi apabila bayi
mengalami hipoglikemi adalah terjadonya, asfiksia, hipotermi, hipertermi dan gangguan
pernapasan bahkan kejang yang berakibat hipoksia pada otak. Berdasarkan paparan tentang
diabetes di atas, maka kelompok kami tertarik mengambil sebuah studi kasus tentang
“Asuhan Keperawatan pada Klien Neonatus dengan Hipoglikemi di Ruang Pediatri Lantai 5
5
RSP Universitas Airlangga” Diabetes Mellitus di IRNA 5 Grha Trimed RSP Universitas
Airlangga September tahun 2022”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah “Bagaimana Asuhan
Keperawatan pada Klien Neonatus dengan Diagnosa Medis Hipoglikemi di Ruang Perina
Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya?”

1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Keperawatan pada Klien Neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian keperawatan pada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
2) Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
3) Menyusun perencanaan keperawatan pada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya
5) Melakukan evaluasi keperawatan pada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RS Universitas Airlangga Surabaya

1.4 Manfaat
1) Bagi Mahasiswa Pendidikan Keperawatan
Diharapkan laporan seminar kasus ini dapat dijadikan acuan dalam penentuan diagnosis
keperawatan pada klien dengan neonatus dengan Diagnosa Medis Hipoglikemi di
Ruang Perina Lantai 5 RSUA Surabaya, sehingga dapat tercapai tujuan dengan baik
2) Perawat Praktik.
Diharapkan laporan seminar kasus ini dapat membantu perawat praktik ruangan dalam
memberikan pelayanan terapeutik kepada klien neonatus dengan Diagnosa Medis
Hipoglikemi di Ruang Perina Lantai 5 RSUA Surabaya.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hiperglikemia


Hipoglikemia merupakan keadaan kadar glukosa darah yang rendah atau di bawah
rentang normal. Normalnya kadar glukosa darah pada bayi adalah > 45 mg/dL, sedangkan
pada dewasa adalah < 200 mg/dl. Pada bayi aterm yang sehat, serum glukosa jarang berada di
bawah nilai 35 mg/dl dalam 1-3 jam pertama kehidupan, di bawah nilai 40 mg/dl dalam 3-24
jam pertama kehidupan , dan kurang dari 45 mg/dl setelah 24 jam kehidupan. Konsentrasi
glukosa di bawah 45 mg/dl dinyatakan sebagai hipoglikemia pada bayi (Budi W et al., 2020).

2.2 Etiologi Hiperglikemia


Hipoglikemia dibedakan menjadi dua berdasarkan umur yaitu yaitu hipoglikemia
transien pada neonatus atau bayi dan hipoglikemia pada masa kanak. Pembagian yang
sekarang didasarkan pada proses patofisiologi yaitu defek keberadaan glukosa plasma
(produksi glukosa kurang) dan peningkatan pemakaian glukosa plasma. Kelainan yang dapat
menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan yaitu (Budi W et al., 2020) :
1) Hiperinsulinemia
Hiperinsulinemia dapat menyebabkan pemakaian glukosa secara berlebihan
akibat rangsangan dari pengambilan glukosa oleh otot. Pada bayi, keadaan ini terjadi
karena defek genetik yang dapat menyebabkan aktivasi reseptor sulfonylurea akibat
dari sekresi insulin yang menetap. Bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes memiliki
kadar insulin yang tinggi setelah lahir karena tingginya paparan glukosa in utero yang
diakibatkan kurangnya kontrol kadar glukosa selama kehamilannya. Keadaan ini dapat
menyebabkan terjadinya hiperinsulinemia pada bayi.
2) Defek pada pelepasan glukosa (siklus krebs)
Kelainan ini jarang terjadi. Biasanya apabila terjadi akibat proses pembentukan
ATP dari oksidasi glukosa yang terganggu.
3) Defek pada produksi energi alternatif
Kelainan ini dapat mengganggu penggunaan lemak sebagai energi, sehingga
tubuh sangat tergantung pada glukosa.
4) Sepsis atau penyakit dengan hipermetabolik termasuk hipertiroid.

7
Kelainan yang dapat menyebabkan kekurangan produksi glukosa yaitu :
1) Simpanan glukosa yang tidak adekuat, misalnya prematur, hipoglikemia ketotik dan
malnutrisi
Kelainan ini sering menjadi penyebab dari hipoglikemia, disamping hipoglikemia
yang terjadi akibat pemberian insulin pada diabetes. Kelainan ini dapat dibedakan dari
gejala klinis dan adanya hipoglikemia ketotik.
2) Kelainan pada produksi glukosa di hepar
Kelainan produksi glukosa yang menurun dapat terjadi melalui beberapa defek
termasuk blockade pada pelepasan dan sintesa glukosa atau blockade glukoneogenesis.
3) Kelainan hormonal
Kelainan ini diakibatkan oleh hormon pertumbuhan dan kortisol yang berperan
pada proses pembentukan energi alternatif dan merangsang dari produksi glukosa.
4) Toksin dan penyakit lain (etanol, salisilat, malaria)
Etanol berperan menghambat proses glukoneogenesis melalui hepar sehingga
dapat menyebabkan hipoglikemia. Biasanya terjadi pada penderita diabetes, dimana
pemakaian insulin tidak dapat mengurangi sekresi insulin sebagai respon apabila terjadi
hipoglikemia. Intoksikasi salisilat dapat mengakibatkan hipoglikemia karena
menambah sekresi insulin dan hambatan pada glukoneogenesis.

2.3 Patofisiologi Hiperglikemia


Hipoglikemia merupakan keadaan kadar glukosa darah rendah atau di bawah rentang
normal. Hipoglikemia menyebabkan suplai glukosa yang rendah organ vital khususnya otak.
Dalam hal ini insulin merupakan hormone yang memegang peran penting dalam
metabollisme glukosa. Selain itu, terdapat hormone lain yang memiliki sifat meningkatkan
gula darah seperti growth hormone (GH), kortisol, glucagon dan epinefrin, sedangkan insulin
untuk menurunkan gula darah. Sekitar 90% glukosa digunakan oleh sistem saraf pusat. Organ
lain yang mutlak membutuhkan glukosa adalah sel darah merah, adrenal, dan medulla ginjal.
Pengaturan kadar glukosa darah Sebagian besar bergantung pada hati. Terdapat
beberapa kinerja hati yaitu mengekskresi glukosa, menyintesis glikogen, melakukan
gluconeogenesis, dan jaringan – jaringan perifer hingga otot dan adiposa juga berperan dalam
mempertahankan kadar glukosa plasma.
Hipoglikemia pada bayi dapat terlihat saat terjadi gangguan pada keseimbangan normal
antara produksi dan pemakaian glukosa, kelainan sekresi hormone, substrat, dan mobilisasi

8
bahan bakar metabolik berperan dalam menyebabkan kelainan pada produksi dan
penggunaan glukosa atau bisa pada kombinasi keduanya (Melinda & Wartono, 2021).

2.4 Manifestasi Klinis Hiperglikemia


Tanda-tanda klinis yang ditemukan merupakan tanda nonspesifik dan akibat dari
gangguan pada lebih dari satu aspek fungsi sistem saraf pusat, meliputi (Melinda & Wartono,
2021) :
1) Pola pernapasan abnormal, seperti takipnea (nafas tersengal-sengal, kulit , kuku, bibir
ke abuan), distress napas.
2) Tanda-tanda kardiovaskuler, seperti takikardia (denyut jantung cepat)
3) Letargis, kemampuan mengisap yang lemah, instabilitas suhu tubuh, dan kejang,
hipotermi.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Untuk mengetahui tingkat gula darah dari bayi dapat dilakukan dengan beberapa hal
selain menggunakan alat hand holding glucose meter yaitu dengan:
1) Pemeriksaan darah lenghap untuk mengetahui glukosa darah, keton, laktat, piruat, asam
amino, ammonia, asam urat, serum elektrolit, pH, bikarbonat, AST, ALT, CPK, insulin,
C peptide, growth hormone, kortisol, glucagon, epinefrin, free fatty acid, asetoasetat,
karnitin, asikarnitin
2) Pemeriksaan urin berupa keton, reduksi di urin, asam organic, dan asiglisin (Thinesh et
al., 2018)

2.6 Penatalaksanaan
Bayi dengan hipoglikemia dapat ditangani secara sederhana dengan beberapa cara yaitu
adalah dengan:
1) Mempertahankan suhu tubuh dengan membungkus bayi dengan kain hangat, jauhkan
dari hal-hal yang menyerap panas bayi
2) Segera beri ASI (Air Susu Ibu)
3) Observasi keadaan bayi seperti tanda-tanda vital, warna kulit, reflek, dan tangisan bayi
4) Bila tidak ada perubahan kurang lebih 24 jam, segera rujuk ke rumah sakit (Soeharti,
2018)

9
Jika terdapat gejala, maka pelaksanaannya seperti berikut (Soeharti, 2018):
1) Glukosa darah <25 mg/dl (1.1mmol/l) atau terdapat tanda hipoglikemia, maka:
a. Pasang jalur IV umbilical, berikan D10 2ml/kgBB secara pelan dalam 5 menit
b. Infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan
c. Periksa kadar glukosa darah 1 jam setelah bols glikosa dan kemudian 3 jam sekali
d. Jika kadar glukosa darah masih <25 mg/dl, ulangi pemberian air gula dan
lanjutkan pemberian infus
2) Jika kadar glukosa darah 24-25 mg/dl, lanjutkan infus dan ulangi pemeriksaan kadar
glukosa tiap 1 jam sampai kadar glukosa 45 mg/dl atau lebih.
3) Jika glukosa darah 45 mg/dl atau lebih dalam dua kali pemberian berturut-turut,
lanjutkan infus glukosa
4) Anjurkan ibu untuk menyusui, jika bayi tidak menyusu, berikan ASI perah dengan
menggunakan sendok
5) Bila kemampuan bayi meningkat, turunkan pemberian cairan infus tiap hari secara
bertahap. Anjurkan ibu menyusui bayinya secara on demand, jangan hentikan infus
glukosa secara tiba-tiba.
Tatalaksana pemberian ASI pada bayi dengan hipoglikemia dapat dibedakan menjadi
dua yaitu pada:
1) Hipoglikemia Asimtomatik (tanpa manifestasi klinis): berikan ASI sedini mungkin dan
sesering mungkin, sehingga dapat menstabilkan glukosa darah. Teruskan menyusui
bayi kira-kira setiap 1-2 jam atau beri 2-10ml/kgBB ASI perah atau berikan
suplementasi (ASI donor atau susu formula).
2) Hipoglikemia Simtomatik (dengan manifestasi klinis) atau kadar glukosa darah <20-
25mg/dl: Berikan glukosa 200mg/kgBB atau 2ml/kgBB cairan deskstrosa 10%.
Lanjutkan terus pemberian glukosa 10% intra vena dengan kecepatan 6-
8mg/kgBB/menit. Koreksi hipoglikemia yang ekstrim atau simtomatik dengan
mempertahankan kadar glukosa pada >45mg/dl (Soeharti, 2018).

10
2.7 Web Of Coution (WOC)

11
12
BAB 3
LAPORAN KASUS

Bayi Ny.D lahir caesar tanggal 18 Oktober 2022 pukul 15.21 WIB dengan berat badan 4595 gram, PB
53 cm, LK 36 cm, LD 53 cm. Jenis kelamin perempuan, lahir usia kehamilan 39 minggu, letak
sungsang, ketuban jernih, keadaan umum cukup, gerak aktif,menangis kuat, bayi lahir langsung
menangis kuat, bernapas spontan. Tidak ada retraksi dada. Diagnosa NASC + hipoglikemia.

13
FORMAT PENGKAJIAN NENONATUS

Identitas Bayi: Identitas Orang Tua:


Nama Bayi : By Ny D Nama Ayah : Tn.F
Jenis Kelamin : Perempuan Nama Ibu : Ny. D
Tanggal lahir : 18 Oktober 2022 Pekerjaan Ayah/Ibu : Guru/Ibu rumah tangga
Anak ke :1 Pendidikan Ayah/Ibu : S1/S1
Umur : 0 hari Agama : Islam
BB/PB : 4595 gram/ 53 cm Suku/Bangsa : Indonesia
Apgar Score : 8 (bayi normal) Alamat : Surabaya

RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama : Kulit by.D terasa dingin
Lama Keluhan : sejak lahir
Akibat timbulnya keluhan : perubahan suhu, ketidakefektifan suplai lemak subkutan
Faktor yang memperberat : suhu dingin ruangan

2. Riwayat Kesehatan lalu :


By.Ny.D lahir dengan berat badan 4595 gram, PB 53 cm, LK 36 cm, LD 53 cm. Lahir SC tanggal
18 Oktober 2022 pukul 15.21 WIB usia kehamilan 39 minggu, letak sungsang, ketuban jernih,
keadaan umum cukup, gerak aktif,menangis kuat. Bayi lahir menangis langsung, rangsang taktil,
bernapas spontan dengan O2 ruangan. Riwayat ibu G1P1001 37/38 minggu + DM Gestasional +
Obessitas grade II.

PENGKAJIAN FISIK NEONATUS


Instruksi : Beri tanda cek (√) pada istilah yang tepat/sesuai dengan data-data dibawah ini. Gambarkan
semua temua abnormal secara objektif, gunakan kolom data tambahan bila perlu.

1. Reflek
Moro (√) Menggenggam (√) Menghisap (√) Startle (√)
Tonik leher (√) Neck-righting (√) Reflek Gallant (√)

2. Tonus Aktifitas
a. Aktif (√) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
b. Menangis keras (√) Lemah ( ) Melengking ( )
Sulit menangis ( )

3. Kepala/Leher
a. Fontanel Anterior : Lunak (√) Tegas ( )
Datar ( ) Menonjol (√) Cekung ( )
b. Sutura Sagitalis : Tepat (√) Terpisah ( ) Menjauh ( )
c. Gambaran Wajah : Simetris (√) Asimetris ( )
d. Molding : Caput sucedanum (√) Cephalohematoma ( )

14
4. Mata:
a. Simetris (√) Tidak simetris ()
b. Sekresi : Ada ( ) Tidak ada (√)
c. Purulen : Ada ( ) Tidak ada (√)
d. Jaundice: ada ( ) tidak ada (√)
e. Sklera : Putih bersih (√) Jundice ( ) Kemerahan ( )
f. Konjunctiva : Merah muda (√) Anemis ( ) Hiperemi ( )
g: Gerakan bola mata : Normal (√) Tidak normal ( )

5. THT
a. Telinga Normal (√) Abnormal ( )
Bentuk/posisi :Simetris kanan kiri
Sekresi/cairan : Ada/tidak ada
b. Hidung
Bentuk : Normal (√) tidak normal ( )
Simetris : √
Cuping Hidung: -
Septum: -
Sekresi: -

6. Abdomen
a. Lunak (√) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( )
b. Auskultasi Abdomen : tymphani hiperthimpani
c. Bising Usus : Tidak terdengar Ada : 15 x/menit
d. Perkusi Abdomen : Sonor. Pekak
e. Tali pusat :Arteri: 2 buah Vena: 1 buah
Normal Layu lain-lain: -
f. Lingkar perut: ............................. cm

7. Toraks
a. Simetris (√) Asmetris ( )
b. Retraksi: Ada ( ) Tidak Ada (√)
c. Kalvikula: Normal (√) Abnormal ( )

8. Paru-paru
a. Suara nafas Dextra & Sinistra : Sama (√) Tidak sama ( )
b. Bunyi nafas di semua lapang paru : Terdengar (√)
Tidak terdengar ( )
Menurun ( )
c. Suara nafas : Bersih (√) Ronchi ( ) Rales ( ) Sekresi ( )
d. Respirasi : Spontan (√)
Alat Bantu
:.........................................................................

9. Jantung
a. Bunyi : Normal Sinus Rhythm (NSR) (√ )
Frekuensi:138 x/menit
b. Murmur ( - ) Gallop ( - )
c. Waktu pengisian kapiler : 2 detik

15
10. Ekstremitas
a. Gerakan Bebas (√) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
b. Ekstremitas Atas : Normal (√) Abnormal ( ), sebutkan:........
c. Ekstremitas Bawah : Normal (√) Abnormal ( ), sebutkan:........
d. Panggul : Normal (√) Abnormal ( ), sebutkan:........
e.
Nadi perifer Keras Lemah Tidak ada
Brakial kanan √
Brakial kiri √
Femoral kanan √
Femoral Kiri √

11. Umbilikus
Normal (√) Abnormal ( )
Inflamasi ( ) Drainase ( )
Jumlah pembuluh darah: Tidak terkaji

12. Genital
Perempuan normal (√) Laki-laki normal ( ) Abnormal ( )

13. Anus : Paten (√) Imperforata ()

14. Spina : Normal (√) Abnormal ( )

15. Kulit
a. Warna: pink (√) Pucat ( ) Jaundice ( )
Sianosis pada Kuku ( ) Sirkumoral ( )
Periorbital ( ) Seluruh tubuh ( )
b. Kemerahan (rash) (-)
c. Tanda lahir: Tidak ada

16. Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian (√) Pengaturan Suhu (√) (36,5oC)
Inkubator ( ) Suhu Ruang ( ) Boks Terbuka ( )
b. Suhu kulit: 36oC

16
DATA IBU
Nama Ibu : Ny. D Nama Ayah : Tn.F
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Guru
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Alamat : Surabaya

RIWAYAT PRANATAL (ANC)


 Jumlah Kunjungan :9
 Bidan/Dokter : dokter
 Pend-Kes yang didapat :-
 HPHT : 25 Januari 2022
 Kenaikan BB selama Hamil : 11 kg
 Komplikasi kehamilan : Diabetes saat hamil
 Komplikasi obat :-
 Obat-obatan yang didapat : Novorapid
 Pengobatan yang didapat : Novorapid
 Riwayat hospitalisasi :-
 Golongan darah Ibu hamil :O
 Kehamilan direncanakan/tidak : Direncanakan

RIWAYAT PERSALINAN (INTRA NATAL)

 Awal persalinan : 18 Oktober 2022


 Lama persalinan : 2 jam
 Komplikasi persalinan : Tidak terkaji
 Terapi yang diberikan - jenis dan jumlah : Tidak terkaji
- lama pemberian : Tidak Terkaji

 Lama antara ruptur vagina saat partus : Tidak terkaji


 Jumlah cairan ketuban : Tidak terkaji
 Anestesi yang diberikan : Tidak terkaji
 Ada/tidak mekonium : Tidak terkaji

CATATAN MONITORING FETUS

 Indikasi dilakukan monitoring : Tidak terkaji


 Monitoring internal/eksternal : Tidak terkaji
 Pola FHR (Fetal Hearth Rate) : Tidak terkaji
 Analisa Gas Darah : Tidak terkaji

17
RIWAYAT KELAHIRAN

 Lama kala II : Tidak terkaji


 Cara melahirkan : Pervaginam ( )
Bantuan forceps/vacum extrasi ( )
Caesar (√)
 Tempat melahirkan : Rumah bersalin/RS (√) Rumah ( ) Tempat lain ( )
Anestesi yang didapat : Tidak terkaji
Obat-obatan : Tidak terkaji
Pola FHR (Fetal Hearth Rate) Kala II :-
Presentasi : distosi Bahu ( ) compoun ( )

RIWAYAT POST NATAL


 Usaha nafas dengan bantuan ( ) Tanpa bantuan (√)
 Apgar score menit pertama (√) menit kelima (√)
 Kebutuhan resusitasi : tidak ada
 Adanya trauma lahir ( tidak ada )
 Adanya narkosis ( tidak ada )
 Keluarnya urin (√) BAB (√)
 Respon fisiologis atau perilaku yang bermakana :
 Prosedur yang dilakukan
Aspirasi gaster ( )
Suksion trakea ( )
Lain-lain ( )

RIWAYAT SOSIAL
 Strukstur Keluarga (Genogram)

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

 Budaya
Suku : Jawa : Pasien
Agama : Islam
Bahasa : Indonesia
 Perencanaan makanan bayi : Asi ekslusif
 Problem sosial yang penting :-
Kurang sistem pendukung sosial ( Tidak ada )
Perbedaan bahasa ( Tidak ada )
Riwayat penyalahgunaan zat adiktif (X )
Lingkungan rumah yang kurang memadai (X)

18
Keuangan ( )
Lain-lain ( )
 Hubungan orang tua dan bayi :
IBU TINGKAH LAKU AYAH
√ Menyentuh √
√ Memeluk √
√ Berbicara √
√ Berkunjung √
- Memanggil nama -
√ Kontak mata √

Penerimaan ibu terhadap kehadiran bayinya : bahagia saat bayinya lahir

Penerimaan suami dan keluarga terhadap kehadiran bayi :


keluarga dan suami bahagia dengan kelahiran bayinya

Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : baik

Keluarga yang masih tinggal serumah: Mertua kakak kandung


Orang tua sendiri lain-lain:….
 Orang terdekat yang dapat dihubungi : Tidak Terkaji
 Orang tua berespon terhadap penyakit : Ya (√) Tidak ( )
Respon :

 Orang tua berespon terhadap hospitalisasi : Ya ( ) Tidak (√)


Respon :

 Anak Lain :
Jenis Kelamin Anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi
Perempuan 1 Hbo, Vitamin K

RIWAYAT NUTRISI
ASI : Ya √ Tidak
Colostrums : Ya Tidak, alasan……………
PASI : Ya √ (Sufor) Tidak
Alasan : Bayi D hipoglikemia dan untuk menjaga bayi dan dehidrasi
Jenis : Susu Formula

RIWAYAT ELEMINASI
Miksi : Belum Sudah: ................... x/24 jam (Tidak terkaji)
Mekonium : Belum Sudah: ................... x/24 jam (Tidak terkaji)
Konsistensi : Tidak terkaji
Warna : Tidak terkaji

19
DATA TAMBAHAN

 Pemeriksaan Penunjang

18 Oktober 2022 (15.30 WIB) GDA lahir 45 mg/dl

18 Oktober 2022
1. Hemoglobin : 17,1 g/dl (15,2 – 23,6 g/dl)
2. Lekosit : 31,19 10³/µL (9,4-31,0 10³/µL)
3. Eritrosit : 4,87 10⁶ / µL (4,0-6,0 10⁶ / µL)
4. Trombosit : 178 10³/µL (150-440 10³/µL)
5. Hematokrit : 55,6% (35-45%)
6. MCHC : 30,8 g/dl (31-35 g/dl)
7. RDW : 20,1 % (11,5-14,5%)
8. MPV : 11,7 fL (6,8-10 fL)
9. Monosit % : 11,6% (1-11%)
10. Eosinofil% : 0,3% (1-5%)
11. Neutrofil% : 65,8% (17-60%)
12. GDS : 19 mg/dl (neonatus >60 mg/dl)

Skor resiko jatuh humpty dumpty


- Usia < 3 tahun : 4
- Perempuan :1
- Hipoglikemia : 3
- Tidak mengetahui keterbatasan dirinya : 3
- Bayi diletakkan di box bayi : 2
- Penggunaan medikal lainnya : 1
Total : 14 (resiko tinggi jatuh)

 Terapi
18 Oktober 2022 jam 15.23 WIB
o Salep mata / topikal ODS
o Vit K / 1MG / IM
o Hbo / o,5 ml / IM

19 Oktober 2022
o D10 -> IV bolus 9 ml
o Susu Formula 30 ml + 30 ml

Surabaya, 18 Oktober 2022


Ners

£
(Perawat)

20
Ringkasan Kasus :

1. Identitas Bayi:
Bayi Ny.D lahir caesar tanggal 18 Oktober 2022 pukul 15.21 WIB dengan berat badan 4595
gram, PB 53 cm, LK 36 cm, LD 53 cm. Jenis kelamin perempuan, lahir usia kehamilan 39
minggu, letak sungsang, ketuban jernih, keadaan umum cukup, gerak aktif,menangis kuat,
bayi lahir langsung menangis kuat, bernapas spontan. Tidak ada retraksi dada. Diagnosa
NASC + hipoglikemia.
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
1. Refleks By.Ny.D : menghisap, menggenggam, tonic, rooting, morro, babinsky, menelan,
eyeblink, pupilary.
2. Tonus aktivitas : aktif, bayi menangis kuat
3. Kepala : simetris, lunak
4. Mata : simetris, sklera putih bersih, gerakan bola mata normal
5. THT : telinga normal simetris, hidung normal, tidak ada cuping hidung
6. Abdomen : perut lunak, bising usus terdengar 15x/menit, perkusi abdomen sonor, tali
pusat normal
7. Thoraks: simetris, tidak ada retraksi dada, klavikula normal
8. Paru-paru : suara napas normal, respirasi spontan
9. Ekstremitas : gerakan bebas, ekstremitas atas-bawah normal
10. Umbilikus : normal
11. Genital : normal
12. Anus : paten
3. Pemeriksaan penunjang:
18 Oktober 2022 (15.30 WIB) GDA lahir 45 mg/dl
18 Oktober 2022
1. Hemoglobin : 17,1 g/dl (15,2 – 23,6 g/dl)
2. Lekosit : 31,19 10³/µL (9,4-31,0 10³/µL)
3. Eritrosit : 4,87 10⁶ / µL (4,0-6,0 10⁶ / µL)
4. Trombosit : 178 10³/µL (150-440 10³/µL)
5. Hematokrit : 55,6% (35-45%)
6. MCHC : 30,8 g/dl (31-35 g/dl)
7. RDW : 20,1 % (11,5-14,5%)
8. MPV : 11,7 fL (6,8-10 fL)
9. Monosit % : 11,6% (1-11%)
10. Eosinofil% : 0,3% (1-5%)
11. Neutrofil% : 65,8% (17-60%)
12. GDS : 19 mg/dl (neonatus >60 mg/dl)

Skor resiko jatuh humpty dumpty


- Usia < 3 tahun : 4
- Perempuan : 1
- Hipoglikemia : 3
- Tidak mengetahui keterbatasan dirinya : 3
- Bayi diletakkan di box bayi : 2
- Penggunaan medikal lainnya : 1
Total : 14 (resiko tinggi jatuh)
4. Terapi:
18 Oktober 2022 jam 15.23 WIB
o Salep mata / topikal ODS
o Vit K / 1MG / IM
o Hbo / o,5 ml / IM

21
ANALISA DATA

TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH


18/10/2022 Ds : - Riwayat ibu bayi dengan Ketidakstabilan
Do : diabetes gestasional kadar glukosa
1. GDA lahir By.Ny. D : darah (D.0027)
45 mg/dl Gula darah yang tinggi pada
2. Badan By.Ny. D tampak ibu dapat mengalir ke
gemetar peredaran darah bayi
Badan
By.Ny. Memicu produksi insulin
D dalam tubuh bayi
tampak
berkeri Saat bayi lahir, asupan glukosa
ngat dari palsenta menurun, kadar
setelah insulin dalam tubuh bayi masih
2 jam tinggi
setelah
lahir Bayi mengalami hipoglikemia

Ketidakstabilan kadar
glukosa darah
18/10/2022 Ds : - BBL Termoregulasi Tidak
Do : Efektif (D.0149)
1. Kulit bayi Ny. D dingin Sedikitnya lemak dibawah
2. By. Ny. D tampak jaringan kulit
menggigil
3. Tampak pucat Kehilangan panas melalui kulit
4. Kulit kemerahan
5. Suhu 36oC Peningkatan kebutuhan kalori

Sistem termogulasi yang


imatur

Termoregulasi tidak efektif

18/10/2022 Ds : - Bayi baru lahir Resiko Jatuh


Do : (D.0143)
1. Bayi baru lahir pukul Gerakan bebas
15.21 WIB
2. Skor resiko jatuh Tidak ada pengaman di
humpty dumpty sekeliling bayi
didapatkan : 14 (resiko
jatuh tinggi) Resiko jatuh

22
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. (D.0027) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan toleransi glukosa darah d.d
mengangis karena lapar, gemetar, berkeringat, kadar glukosa dalam darah rendah 45 mg/dl
2. (D.0149) Termoregulasi Tidak Efektif b.d perubahan suhu d.d kulit dingin, menggigil, kulit
kemerahan, pucat
3. (D.0143) Resiko Jatuh d.d bayi baru lahir

23
RENCANA INTERVENSI

HARI/ DIAGNOSIS KEPERAWATAN


WAKTU INTERVENSI
TANGGAL (Tujuan, Kriteria Hasil)
Selasa, 18/10/2022 15.21 (D.0149) Termoregulasi Tidak Efektif (I.14578) Regulasi Temperatur
Observasi
(L.14134) Termoregulasi 1. Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5-37,5 oC)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2. Monitor suhu tubuh bayi 6 jam
selama 3 x 24 jam diharapkan 3. Monitor frekuensi pernapasan, nadi dan SPO2
termoregulasi membaik dengan kriteria Terapeutik
hasil : 4. Pasang alat pemantau suhu
1. Menggigil menurun (5) 5. Bedong bayi segera setelah lahir untuk mencegah
2. Pucat menurun (5) kehilangan panas
3. Suhu tubuh membaik (5) 6. Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan panas
{ 36,5 – 37,5 oC} bagi bayi baru lahir
7. Tempatkan bayi baru lahir di bawah radiant warmer

Selasa, 18/10/2022 15.25 (D.0024) Ketidakstabilan kadar glukosa (I.03115) Manajemen Hipoglikemia
darah Observasi
1. Monitor kadar glukosa darah
(L.03022) Kestabilan glukosa darah 2. Monitor tanda gejal hipoglikemia
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3. Monitor intake dan output cairan
selama 3 x 24 jam diharapkan kestabilan Terapeutik
glukosa darah meningkat dengan kriteria 4. Berikan asupan cairan oral
hasil : 5. Berikan asupan cairan infus
1. Rasa haus menurun (5)
2. Kadar glukosa dalam darah
membaik (5)
{normalnya >45 mg/dl}

24
Selasa, 18/10/2022 15.30 (D.0143) Risiko Jatuh (I.14540) Pencegahan Jatuh
Observasi
(L.14133) Tingkat Jatuh 1. Identifikasi faktor risiko jatuh
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2. Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatan risiko
selama 3 x 24 jam diharapkan tingkat jatuh
jatuh menurun dengan kriteria hasil : Terapeutik
1. Jatuh dari box bayi tidak terjadi 3. Pastikan roda box bayi/radiant warmer selalu dalam
(5) kondisi terkunci
4. Pasang pelindung kaca radiant warmer
5. Mengukur skor risiko jatuh humpty dumpty

25
FORMAT MODEL PIE (PROBLEM INTERVENSI EVALUASI)

MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI


(D.0024) Ketidakstabilan 15.40 Mengukur kadar glukosa darah S: -
kadar glukosa darah Respon: GDA: 43 mg/dl 19.40 O: GDA baru lahir 45 mg/dl
A: Masalah Ketidakstabilan kadar
20.00 Asistensi pemasangan iv cath pada bayi glukosa darah belum teratasi
18 Oktober 2022 Respon: iv cath terpasang di kaki kanan P: lanjutkan Intervensi

Melakukan kolaborasi pemberian glukagon


21.54 Respon: bayi diberikan dextrose (D10%) 9 ml melalui S: -
23.10
iv O:
1) GDA bayi 46 mg/dl dari kaki kanan,
23.08 Melakukan cek GDA bayi dan 44 mg/dl dari kaki kiri
Respon: 46 mg/dl kaki kanan, 44 mg/dl kaki kiri 2) Bayi nampak lemah
3) Kadar glukosa bayi belum mencapai
normal
A: Masalah Ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi sebagian
P:
1) Cek GDA pagi
2) Kolaborasi pemberian D10%

26
(D.0149) Termoregulasi 15.21 Menempatkan bayi Ny.D di radiant warmer 19.30 S: -
Tidak Efektif O:
15.25 Mengukur suhu tubuh bayi Ny.D 1. Kulit bayi hangat (36,5℃)
18 Oktober 2022 Respon: suhu bayi Ny.D 36OC 2. Bayi sudah tidak menggigil
3. Kulit kemerahan
15.27 Mengukur frekuensi pernapasan, nadi dan spo2 A: Masalah termoregulasi teratasi
Respon: RR:138x/menit, N: 58x/menit, spo2: 95% sebagian
P: lanjutkan Intervensi
15.28 Memasang alat pemantau suhu
Respon: alat sudah terpasang
20.30 S: -
15.35 Membedong bayi Ny.D segera setelah lahir untuk O:
mencegah kehilangan panas dan memasangkan topinya 1. Kulit bayi hangat (36,8℃)
2. Bayi sudah tidak menggigil
20.00 Mengukur tanda-tanda vital bayi 3. Kulit kemerahan
Respon: SPO₂ 98% , Suhu 36.8℃, RR 49 x/menit, A: Masalah termoregulasi teratasi
Nadi 135 x/menit sebagian
P: lanjutkan Intervensi
20.05 Memonitor warna dan suhu tubuh bayi
Respon: merah dan hangat

20.07 Membedong bayi Ny.D untuk mencegah kehilangan


panas dan memasangkan topinya
(D.0143) Risiko Jatuh 15.21 Memastikan roda radiant warmer dalam keadaan 19.55 S: -
terkunci O: roda dan pelindung radiant warmer
18 Oktober 2022 Respon: roda radiant warmer sudah aman terkunci aman terkunci untuk mencegah jatuh,
skor resiko jatuh :14 (risiko jatuh tinggi),
15.24 Memasang pelindung kaca radiant warmer jatuh dari tempat tidur tidak terjadi
Respon: sudah terpasang A: Masalah risiko jatuh teratasi sebagian
P: lanjutkan Intervensi
15.30 Mengukur skor resiko jatuh humpty dumpty
Respon: sko didapatkan 14 (risiko jatuh tinggi)

27
20.00 Memastikan roda box bayi dalam keadaan
terkunci 20.30 S: -
Respon: roda box bayi sudah aman terkunci O: roda dan pelindung box bayi aman
terkunci untuk mencegah jatuh, skor
resiko jatuh :14 (resiko jatuh tinggi),
jatuh dari tempat tidur tidak terjadi
A: Masalah resiko jatuh teratasi sebagian
P: lanjutkan Intervensi

(D.0024) Ketidakstabilan 04.00 Melakukan cek GDA bayi S: -


kadar glukosa darah Respon: 52 mg/dl 04.15 O:
1) GDA bayi 52 mg/dl
04.05 Melakukan kolaborasi pemberian glukagon 2) Bayi nampak lemah
19 Oktober 2022 Respon: bayi diberikan dextrose (D10%) 9 ml melalui 3) Kadar glukosa bayi belum
iv mencapai normal
A: Masalah Ketidakstabilan kadar
08.00 Memberikan cairan oral glukosa darah teratasi sebagian
Respon : Bayi menghabiskan sufor 50 ml P:
4) Cek GDA sore
08.30 Mengukur kadar glukosa darah 5) Kolaborasi pemberian D10%
Respon : GDA = 45 mg/dl 6) Pemberian susu formula

11.00 Memberikan cairan oral


Respon : Bayi menghabiskan sufor 40 ml 13.00 S : Bayi sudah lumayan berkurang
tidurnya dan sering menangis
11.30 Mengukur kadar glukosa darah O : GDA = 59 mg/dl
Respon: GDA = 59 mg/dl A : Masalah ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi sebagian
P : 1) Cek GDA sore

28
2) Kolaborasi pemberian D10%
3) Pemberian susu formula
19.40
S: -
15.15 Memberikan cairan oral O: GDA sore 43 mg/dl
Respon: susu formula 30 ml A: Masalah Ketidakstabilan kadar
glukosa darah belum teratasi
17.00 Mengukur kadar glukosa darah
Respon: GDA: 43 mg/dl P: lanjutkan Intervensi
(D.0149) Termoregulasi 04.00 Mengukur tanda-tanda vital bayi 04.15 S: -
Tidak Efektif Respon: SPO₂ 98% , Suhu 36℃, RR 49 x/menit, O:
Nadi 131 x/menit 1. Kulit bayi hangat (36℃)
19 Oktober 2022 2. Bayi sudah tidak menggigil
04.05 Memonitor warna dan suhu tubuh bayi 3. Kulit kemerahan
Respon: merah dan hangat A: Masalah termoregulasi teratasi
sebagian
04.07 Membedong bayi Ny.D untuk mencegah kehilangan P: lanjutkan Intervensi
panas dan memasangkan topinya

19.35 S: -
14.30 Mengukur suhu tubuh bayi Ny.D O:
Respon: suhu bayi Ny.D 37OC 1. Kulit bayi hangat (37C)
2. Bayi sudah tidak menggigil
14.33 Mengukur frekuensi pernapasan, nadi dan spo2 3. Kulit tidak kemerahan
Respon: RR:108x/menit, N: 45x/menit, spo2: 97% A: Masalah termoregulasi teratasi
sebagian
14.42 Membedong bayi Ny.D segera setelah lahir untuk P: Intervensi dilanjutkan
mencegah kehilangan panas dan memasangkan topinya

29
(D.0143) Risiko Jatuh 04.05 Memastikan roda box bayi 04.15 S: -
Respon: roda box sudah aman terkunci O: roda box bayi aman terkunci untuk
19 Oktober 2022 mencegah jatuh, skor risiko jatuh :14
04.07 Mengukur skor risiko jatuh humpty dumpty (resiko jatuh tinggi)
Respon: skor didapatkan 14 (risiko jatuh tinggi) A: Masalah risiko jatuh teratasi sebagian
P: lanjutkan Intervensi

07.30 Mengukur skor risiko jatuh humpty dumpty 13.05 S: -


Respon: skor didapatkan 14 (risiko jatuh tinggi) O: roda box bayi aman terkunci untuk
mencegah jatuh, skor resiko jatuh :14
11.00 Mengukur skor risiko jatuh humpty dumpty (risiko jatuh tinggi)
Respon: sko didapatkan 14 (risiko jatuh tinggi) A: Masalah resiko jatuh teratasi sebagian
P: lanjutkan Intervensi

13.30 Memastikan roda box bayi dalam keadaan terkunci 19.55 S: -


Respon: roda box bayi sudah aman terkunci O: roda box bayi aman terkunci untuk
mencegah jatuh, skor risiko jatuh :14
13.35 Mengukur skor risiko jatuh humpty dumpty (risiko jatuh tinggi)
Respon: sko didapatkan 14 (risiko jatuh tinggi) A: Masalah risiko jatuh teratasi sebagian
P: lanjutkan Intervensi

(D.0024) Ketidakstabilan 08.00 Melakukan cek GDA bayi 08.10 S: -


kadar glukosa darah Respon: 60 mg/dl O:
1) GDA bayi 52 mg/dl
20 Oktober 2022 08.03 Melakukan kolaborasi pemberian glukagon 2) Bayi nampak lemah
Respon: bayi diberikan dextrose (D10%) 9 ml melalui 3) Kadar glukosa bayi belum
iv mencapai normal
A: Masalah Ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi sebagian
P:
4) Cek GDA sore

30
5) Kolaborasi pemberian D10%
6) Pemberian susu formula

16.00 Memberikan cairan oral 19.45 S: -


Respon: susu formula 30 ml O: GDA terakhir 56 mg/dl
A: Masalah Ketidakstabilan kadar
18.30 Memberikan cairan oral glukosa darah belum teratasi
Respon : susu formulla 54 ml P:
1. Pemberian susu formula tiap 3jam
20.00 Mengukur kadar glukosa darah 2. Kolaborasi pemberian D10%
Respon: GDA: 56 mg/dl 3. Cek GDA setelah pemberian sufor
30 menit
(D.0149) Termoregulasi 08.00 Mengukur tanda-tanda vital bayi 08.10 S: -
Tidak Efektif Respon: SPO₂ 99% , Suhu 35.8℃, RR 48 x/menit, O:
Nadi 135 x/menit 1. Kulit bayi hangat (35.8℃)
20 Oktober 2022 2. Bayi sudah tidak menggigil
08.03 Memonitor warna dan suhu tubuh bayi 3. Kulit kemerahan
Respon: merah dan hangat A: Masalah termoregulasi teratasi
sebagian
08.05 Membedong bayi Ny.D untuk mencegah kehilangan P: lanjutkan Intervensi
panas dan memasangkan topinya
(D.0143) Risiko Jatuh 08.00 Memastikan roda box bayi dalam keadaan terkunci 08.15 S: -
Respon: roda box bayi sudah aman terkunci O: roda box bayi aman terkunci untuk
20 Oktober 2022 mencegah jatuh (risiko jatuh tinggi)
13.30 Memastikan roda box bayi dalam keadaan terkunci A: Masalah risiko jatuh teratasi
Respon: roda box bayi sudah aman terkunci P: Intervensi Dihentikan

15.30 Mengukur skor risiko jatuh humpty dumpty 19.55 S: -


Respon: skor didapatkan 14 (risiko jatuh tinggi) O: roda box bayi aman terkunci untuk
mencegah jatuh (risiko jatuh tinggi)
17.30 Memastikan roda box bayi dalam keadaan terkunci A: Masalah risiko jatuh teratasi
Respon: roda box bayi sudah aman terkunci P: lntervensi Dihentikan

31
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah


Merupakan variasi kadar glukosa darah naik/turun darir rentang normal (SDKI, 2017).
Pada kasus ini didapatkan bayi mengalami penurunan kadar glukosa darah yang jauh dari
rentang normalnya yakni 40-60 mg/dl. Sehingga pada kasus ini timbul tanda gejala yang
menunjukkan kondisi hipoglikemia. Rendahnya kadar glukosa darah yang dialami bayi
disebabkan oleh gangguan metabolik bawaan akibat ibu mengalami DM Gestasional.
Plasenta yang terputus pada saat proses melahirkan menyebabkan penurunan asupan glukosa
dari ibu ke bayi. Namun, kadar insulin yang dimiliki bayi masih tinggi akibat suplai gula
darah yang tinggi selama plasenta masih terhubung. Hal inilah yang menyebabkan bayi
mengalami hipoglikemi. Adapun tanda dan gejala yang dialami bayi yakni bayi cenderung
sering tidur dan lapar ditandai dengan sangat lahap ketika diberikan susu formula. Kondisi
lapar yang dialami bayi disebabkan oleh tingginya kadar insulin dalam tubuh sehingga
meningkatkan kebutuhan glukosa dalam darah. Selain itu, hipoglikemia ditunjukan dengan
rendahnya kadar glukosa bayi saat lahir hingga beberapa jam setelah melahirkan, yakni
dalam rentang 40-50 mg/dl.

4.2 Termoregulasi Tidak Efektif


Merupakan kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (SDKI,
2017). Pada kasus ini didapatkan bayi mengalami perubahan suhu yang masih dalam tahap
stabil namun tidak selalu dalam rentang normal. Sehingga hal ini merupakan reaksi dimana
adanya gangguan dalam termoregulasi. Penyebab ini menjadi etiologi yang berhubungan
dengan termoregulasi tidak efektif. Didukung dengan tanda mayor dan minor yaitu:
1) Mayor
Kulit bayi dingin, menggigil dan suhu tubuh fluktuatif. Bayi dalam kasus ini menggigil
dikarenakan adanya penurunan suhu. Suhu bayi menurun karena tidak adekuatnya ATP
dalam bayi. Bayi mengalami hipotermia dikarenakan pembentukan ATP (energi)
membutuhkan glukosa dalam darah yang melalui proses metabolisme, dalam hal ini
bayi mengalami kekurangan glukosa dalam darah. Dimana kondisi ini menyebabkan
proses pembakaran dalam tubuh bayi tidak sempurna atau belum matang, sehingga bayi
merespon dengan tanda suhu tubuh menurun.

32
2) Minor
Bayi tampak pucat dan kulit kemerahan. Bayi dalam kasus ini menunjukkan tanda-
tanda hipoglikemia, dimana hipoglikemia sering menyebabkan hipotermia. Seringkali
hipotermia akan memberikan respon pada kulit, dimana pasien akan merasakan lemah,
pucat dan kulit kemerahan.

4.3 Risiko Jatuh


Merupakan risiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh
(SDKI, 2017). Pada kasus ini didapatkan bayi Ny.D baru lahir pukul 15.21 sehingga berisiko
untuk mengalami jatuh dari drainer warmer/box bayi, dan skor risiko bayi Ny.D dengan
humpty dumpty falls scale didapatkan skor 14 yaitu risiko tinggi jatuh. Penyebab ini menjadi
etiologi yang berhubungan dengan risiko jatuh. Didukung dengan faktor risiko dalam SDKI
yang cocok dengan kasus bayi Ny.D yaitu:
1) Usia ≤2 tahun (pada bayi)
Anak usia dibawah ≤2 tahun terutama pada pasien bayi baru lahir sangat memiliki
risiko tinggi untuk mengalami jatuh. Pada bayi baru lahir memiliki risiko tinggi
mengalami cedera karena jatuh dikarenakan bayi Ny.D yang gerakan tubuhnya bebas
dan reflek bayi Ny.D cukup bagus aktif bergerak. Untuk itu perlu dilakukan
pencegahan atau penilaian pasien bayi baru lahir agar tidak jatuh dari drainer
warmer/box bayi. Penilaian risiko jatuh menggunakan humpty dumpty falls scale
merupakan alat ukur penilaian risiko jatuh pada pasien anak dengan 7 (tujuh) item
yakni usia, jenis kelamin, diagnosis, gangguan kognitif, faktor lingkungan, respons.

33
BAB 5
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Asuhan Keperawatan pada By.Ny.D dengan Hipoglikemi, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1) Keluhan utama yang dirasakan klien saat pengkajian adalah kulit pasien terasa dingin.
Keluhan ini dikarenakan perubahan suhu ruangan.
2) Diagnosa keperawatan yang muncul
a. (D.0027) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan toleransi glukosa
darah d.d mengangis karena lapar, gemetar, berkeringat, kadar glukosa dalam
darah rendah 45 mg/dl
b. (D.0149) Termoregulasi Tidak Efektif b.d perubahan suhu d.d kulit dingin,
menggigil, kulit kemerahan, pucat
c. (D.0143) Resiko Jatuh d.d bayi baru lahir
3) Intervensi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan prioritas masalah yang
muncul pada klien.

5.2 Saran
1) Bagi Perawat
Diharapkan kepada perawat untuk menjelaskan kepada keluarga penyebab dari
hipoglikemia. Serta mejelaskan diet yang harus diikuti agar nutrisi pasien tetap tejaga.
2) Bagi Mahasiswa.
Bagi mahasiswa keperawatan yang melakukan praktek di rumah sakit diharapkan
mampu untuk melakukan asuhan keperawatan secara holistic mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi keperawatan.

34
DAFTAR PUSTAKA
Budi W, G., Sriami, & Fauziah, R. (2020). IBU DIABETES MELLITUS GESTATIONAL (
DMG ) DENGAN HIPOGLIKEMIA NEONATORUM Guntur Budi W ., Sriami , Riska
Fauziyah Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Alamat E-mail : Jurnal
Penelitian Kesehatan Jurnal Penelitian Kesehatan. Jurnal Penelitian Kesehatan, 05,
130–136.
Melinda, R. O., & Wartono, M. (2021). Berat badan lahir dan kejadian hipoglikemia pada
neonatus. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 4(4), 164–169.
https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2021.v4.164-169
Soeharti, S. (2018). Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By.Ny.I Umur 1 Jam dengan
Hipoglikemia di Puskesmas Karangrayung I Kabupaten Grobogan. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Thinesh, K. J., Vaideeswaran, M., & Arasar, S. T. (2018). Hypoglycemia in Newborns with
risk factors of hypoglycemia. International Journal of Contemporary Pediatrics, 5(5),
1952–1955. https://doi.org/10.29309/tpmj/2019.27.01.3333

35

Anda mungkin juga menyukai