Revisi-MAKALAH SEMINAR
Revisi-MAKALAH SEMINAR
Disusun Oleh :
Kelompok 2B – Stase Profesi Keperawatan Maternitas
1. Iffah Ismiyah (132229132)
2. Christin Natalia Core Mega (132229136)
3. Maria Yenilodia Nahak (132229140)
4. Umi Ida Maulidah (132229196)
5. Desy Kaita Anamah (132229144)
6. Anggraini Rambu May Hary (132229145)
7. Konstantiana Yustina Jango Wolo (132229146)
8. Natalia Rosa Correia Barros (132229147)
9. Imelda Adelwati Kaba’u (132229148)
Oleh Kelompok 2B
1. Iffah Ismiyah (132229132)
2. Christin Natalia Core Mega (132229136)
3. Maria Yenilodia Nahak (132229140)
4. Umi Ida Maulidah (132229196)
5. Desy Kaita Anamah (132229144)
6. Anggraini Rambu May Hary (132229145)
7. Konstantiana Yustina Jango Wolo (132229146)
8. Natalia Rosa Correia Barros (132229147)
9. Imelda Adelwati Kaba’u (132229148)
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
pembuatan dan penyusunan laporan seminar kasus yang berjudul " ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY Z. DENGAN KETUBAN PECAH DINI
PRIORITAS MASALAH NYERI MELAHIRKAN DI RUANG KAMAR
BERSALIN RS UNIVERSITAS AIRLANGGA " untuk memenuhi tugas
Praktik Profesi Ners pada stase Keperawatan Maternitas bersama dengan ini kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes.
serta pihak-pihak yang telah terlibat berpartisipasi dan juga membantu kami
dalam pembuatan dan penyusunan laporan seminar kasus ini. Semoga laporan
seminar kasusini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tugas pembuatan dan penyusunan laporan seminar kasus kami in tentu
saia masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran kami
terima dengalebar dan lapang dada demi perbaikan dan penyempumaan
pembuatan dan penyusunan laporan seminar kasus ini untuk menjadi sebuah
laporan kasus yang jauh lebih baik dan juga untuk pembelajaran bagi kami dan
anda dalam menyclesaikan tugas-tugas laporan kasus lain di kemudian hari.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RS Universitas Airlangga.
2. Tujuan Khusus
1. Mereview konsep teori masalah kesehatan Ketuban Pecah Dini
2. Mengkaji Ny “L” dengan diagnosas Ketuban Pecah Dini di Ruang
Kamar Bersalin RS Unair
3. Menentukan diagnosa keperawatan pada Ny “Z” dengan diagnosa
medis Ketuban Pecah Dini di Ruang Kamar Bersalin RS Unair.
4. Merencanakan asuhan keperawatan pada Ny “Z” dengan diagnosa
medis Ketuban Pecah Dini di Ruang Kamar Bersalin RS Unair
5. Melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny “Z” dengan
diagnosa medis Ketuban Pecah Dini di Ruang Kamar Bersalin RS Unair
6. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Ny “Z” dengan diagnosa medis
Ketuban Pecah Dini di Ruang Kamar Bersalin RS Unair
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny “Z” dengan
diagnosa medis Ketuban Pecah Dini di Ruang Kamar Bersalin RS
Unair.
1.4 Manfaat
1. Bagi akademis
7
BAB 2
TINJAUAN TEORI
air yang berasal dari ibu, setelah sekitar duapuluh minggu urin janin
membentuk sebagian besar AK
5. Mengandung nutrien, hormon dan antibodi yang melindungi dari
penyakit.
6. Air ketuban berkembang dan mengisi kantong ketuban mulai dua
minggu sesudah pembuahan. Setelah sepuluh minggu kemudian AK
mengandung protein, karbohidrat, lemak, fosfolipid, urea, dan
elektrolit, untuk membantu pertumbuhan janin. Pada saat akhir
kehamilan sebagian besar AK terdiri dari urin janin.
7. Air ketuban secara terus menerus ditelan, “dihirup” dan diganti lewat
proses ekskresi seperti juga dikeluarkan sebagai urin. Merupakan hal
yang penting bahwa AK dihirup ke dalam paru janin untuk membantu
paru mengembang sempurna, AK yang tertelan membantu
pembentukan mekonium keluar saat ketuban pecah. Apabila ketuban
pecah terjadi selama proses persalinan disebut ketuban pecah spontan,
apabila terjadi sebelum proses persalinan disebut sebagai ketuban
pecah dini. Sebagian besar AK tetap berada dalam rahim sampai
neonatus lahir (Kosim, 2010).
2.1.7 WOC
3. Penatalaksanaan lanjutan
a. Kaji denyut jantung janin setiap jam, suhu, nadi setiap 2 jam.
b. Lakukan DJJ setiap jam sebelum persalinan.
c. Hindari pemeriksaan dalam yang tidak perlu untuk menghindari
terjadinya infeksi (Lockhart dan Lyndon, 2014).
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Ketuban pecah dini
2.2.1 Pengkajian
b) Tekanan Darah
Untuk mengetahui faktor risiko hipertensi atau hipotensi.
Keadaan normal 110/60 sampai 140/90 dan diastolik antara 70-
90 mmHg. Hipertensi jika tekanan sistolik sama dengan atau
>140 mmHg dan Hipotensi jika tekanan diastolik sama dengan
atau 70 mmHg (Astuti, 2012).
c) Suhu
21
b) Wajah
Dikaji untuk mengetahui keadaan wajah pasien pucat atau tidak,
adakah kelainan, adakah oedema.
c) Mata
Dikaji untuk mengetahui warna konjungtiva dan sklera,
kebersihan mata, ada kelainan atau tidak dan adakah gangguan
penglihatan (rabun jauh/rabun dekat). Pada wanita dengan
ketuban pecah dini konjungtiva pucat.
d) Hidung
Dikaji bagaimana kebersihannya, ada polip atau tidak, ada
gangguan penciuman atau tidak.
e) Telinga
Dikaji kebersihannya, ada serumen atau tidak dan ada tidak
gangguan pendengaran.
f) Mulut dan Gigi
Untuk menilai warna, integritas jaringan, gangguan pada mulut,
karies gigi, gusi berdarah atau tidak.
g) Leher
Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tiroid,
kelenjar limfe dan parotitis atau tidak.
2) Dada dan Axila
Untuk mengetahui bentuk dada simetris atau tidak, ada
benjolan atau tidak pada payudara, nyeri atau tidak, keadaan
puting, hiperpigmentasi areola dan kolostrum ASI sudah keluar
atau belum.
3) Abdomen
a) Inspeksi
Inspeksi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pembedahan,
ada luka bekas operasi atau tidak, striae gravidarum, linea agra
atau alba (Rahmatina, 2018).
b) Palpasi
- Kontraksi : pada kasus ibu dengan ketuban pecah dini terjadi
23
4) Pemeriksaan panggul
Pada lingkar panggul jarak antara tepi atas simfisis pubis
superior kemudian ke lumbal kelima ke sisi sebelahnya sampai
kembali ke tepi atas simfisis pubis diukur dengan metlin
normalnya 80-90 cm.
5) Anogenital
Menurut Ratnawati (2016), pemeriksaan anogenital terdiri atas
a) Vulva – Vagina
- Varices : ada varices atau tidak, oedem atau tidak
- Luka : ada luka bekas operasi atau tidak
- Kemerahan : ada kemerahan atau tidak
- Nyeri : ada nyeri atau tidak
- Pengeluaran pervaginam : terjadi pengeluaran pervaginam
atau tidak. Pada kasus ibu dengan ketuban pecah dini keluar
cairan ketuban merembes melalui vagina.
b) Perineum
- Bekas luka : ada bekas luka perineum atau tidak
- Lain-lain : ada bekas luka lain atau tidak, ada kemerahan dan
nyeri atau tidak
c) Anus
- Haemorhoid : terjadi haemorhoid atau tidak
- Lain-lain : terdapat kelainan lain pada anus atau tidak
d) Inspekulo
- Vagina : ada benjolan atau tidak, ada kemerahan serta infeksi
atautidak
- Portio : ada erosi atau tidak
e) Vagina Toucher
- Pembukaan : sudah ada pembukaan serviks atau belum.
Pada kasus ketuban pecah dini terjadi pada pembukaan serviks
< 4 cm.
- Presentasi : untuk mengetahui presentasi bawah janin
apakahkepala atau bokong.
25
4. Risiko cedera pada janin dibuktikan dengan faktor risiko persalinan lama
kala 1, induksi persalinan.
1) Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan tingkat
infeksimenurun.
2) Kriteria Hasil Tingkat Cedera (SLKI, L.14136).
Kejadian cedera pada janin menurun
3) Intervensi : Pemantauan Denyut Jantung Janin (SIKI, 1.02056)
a. Identifikasi status obstetrik
b. Identifikasi riwayat obstetrik
c. Atur posisi pasien
d. Lakukan manuver leopold untuk menentukan posisi janin
e. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit
f. Monitor denyut jantung janin
g. Monitor tanda vital ibu
h. Informasikan hasil pemantauan
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
1) Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan tingkat
pengetahuan meningkat
2) Kriteria Hasil : Tingkat Pengetahuam (SLKI, L.12111; 146).
a. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
b. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
c. Perilaku membaik
3) Intervensi : Edukasi Proses Penyakit (SIKI, 1.12444; 106)
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
c. Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
d. Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
e. Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang dirasakan
f. Informasikan kondisi pasien saat ini
g. Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala memberat atau
tidak biasa
29
Riwayat penyakit/prenatal/ intranatal/ postpartum (coret yang tidak perlu) saat ini:
pasien datang ke RS karena keluar air jam 06.00 setelah bangun tidur. Tidak ada
kontraksi, cairan yang keluar jernihdan lendir berwarna pink
G1P0A0
Usia KB/
Hamil Usia Jenis
Penolong Penyulit BB/PB anak Jenis/
ke- kehamilan persalinan
Riwayat Obstetri
: laki laki
: perempuan
: pasien
Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis
Observasi
Rambut:
Mata: konjungtiva : ananemis; Sklera : anikterik ; Pupil : isokhor
O Edema palpebra ; O Penglihatan kabur ; lain-lain: tidak ada masalah
Hidung: O Epistaksis ; lain-lain: tidak ada masalah
Kepala dan leher
Keterangan:
Jenis: dispnoe / kusmaul / ceyne stokes, Keterangan:
Batuk: tidak ada; Sputum : tidak ada; Nyeri: tidak ada
Payudara: konsistensi : lunak; areola : hiperpigmentasi; papilla : menonjol
Simetris/asimetris ; Produksi ASI : tidak ada ; Nyeri : tidak ada
Lain-lain: tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
Ginekologi:
Pembesaran: ada / tidak ; benjolan: ada / tidak , area: -
Ascites: ada / tidak ; Bising usus: 10x/menit; Nyeri tekan : tidak ada
Luka: tidak ada; Lain-lain: tidak ada
Prenatal dan Intranatal:
Inspeksi: Striae: ada; Línea: negra
Palpasi: Leopold I : 29 cm, 3 jari dibawah PX dan bagian fundus teraba
lunak, kurang bundar dan tidak melenting yaitu bokong
Leopold II : pada bagian kiri perut ibu teraba
datar,memanjang,keras dan seperti tahanan yaitu punggung dan
Perut (Abdomen)
pada bagian kanan perut ibu teraba bagian terkecil janin yaitu
ekstremitas
Leopold III: bagian terendah teraba bulat, keras dan melenting yaitu
kepala yang sudah masuk PAP
Leopold IV: posisi tangan konvergen,teraba kepala janin sudah
masuk PAP
DJJ: 142x/menit
Lain-lain:tidak ada
Postpartum:
Fundus uteri: _______________ ; Kontraksi uterus:
___baik____________________
Luka: ____terdapat luka hecting_________________ ; Lain-lain:
_____________________________
Lain-lain: tidak ada
Masalah keperawatan: Nyeri melahirkan
Perawatan bayi/diri (coret yang tidak perlu): klien rutin kontrol kehamilan ke
puskesmas dan ke dokter kandungan
Merokok: tidak
Kesehatan
Ners,
(Kelompok 2B)
LEMBAR KHUSUS PERSALINAN (INTRANATAL)
1. Pemeriksaan Awal
Tanggal : 31-5-2023 Jam : 19.00 WIB
TTV : TD 110/60 mmHg Nadi : 60x/menit
0
Suhu : 36 C RR : 18x/menit
Pemeriksaan Palpasi abdomen : TFU 31
Vaginal Touche : 4 cm
Discharge Vagina : Lendir dan darah
Kontraksi uterus : Frekuensi: 2x10’ Kekuatan : 30” Lamanya :
DJJ : 138 x/mnt
Status Janin : Hidup/Tidak Jumlah : 1 Presentase : Kepala
2. Kala persalinan
KALA I
a. Mulai persalinan : Tanggal : 31-5-2023 Jam: 19.15 WIB
b. Tanda – tanda vital : TD : 110/63 mmHg Nadi: 70x/menit Suhu: 360C
RR 20x/menit
c. Lama kala I : 3 Jam 20 Menit 2 detik
d. Keadaan psikososial : Ibu tampak meringis kesakitan
e. Keluhan : Nyeri perut menjalar ke punggung
f. Tindakan : tidur dengan posisi miring kekiri dan lakukan teknik relaksasi
nafas dalam
g. Terapi :-
h. Observasi kemajuan kala I
Kontraksi Pembukaan Keterangan
Tanggal/Jam Ketuban DJJ
uterus cerviks
31-5-2023
19.00 4x10’ 30’’ 7 Menkonial 138
20.00 4x10’ 30’’ Menkonial 140
21.00 5x10’ 45’’ Menkonial 139
21.30 5x10’ 50’ 10 Menkonial 152
KALA II
1. Kala II dimulai : Tanggal : 31-5-2023 Jam: 21.30 WIB
2. Tanda – tanda vital : TD 120/60 mmHg Nadi: 90x/menit Suhu:360C
RR 20x/menit
3. Lama kala II : 2 Jam 30 menit
4. Upaya meneran : Ya
5. Keadaan psikososial : baik
6. Bayi lahir jam : 21.32
7. Jenis kelamin : Laki – laki/Perempuan BB : 2300 gram PB: ……cm
8. Nilai APGAR menit I : 8/9 Menit V: 10
9. Perineum : Utuh/Episiotomi/Ruptur
10. Rupture derajat :1/2/3/4
11. Penjahitan perineum : Ya/Tidak
12. IMD : Ya/Tidak
13. Terapi : …………………………………………………………
14. Masalah lain : …………………………………………………………
KALA III
1. Plasenta lahir jam : 21.42 WIB
2. Cara lahir plasenta : massage fundus uterus dan peregangan tali pusat terkendali
3. Karakteristik plasenta:
Ukuran : ……………………..…………………………………..
Panjang tali pusat : ±45 cm
Jumlah pembuluh darah: …………. Arteri: ………….. Vena: …………..
Keutuhan : lengkap
4. Kontraksi uterus : + baik
5. Perdarahan : ±200 cc
6. Intervensi : massage uterus 15x
7. Terapi : oksitosin 10 IU via IM Paha
KALA IV
1. Mulai jam : 22.30 WIB
2. Tanda – tanda vital : TD 120/80 mmHg Nadi: 90 x/menit Suhu: 360C
RR 20 x/menit
3. Kontraksi uterus : baik
4. Perdarahan : ±110 ml
5. Tindakan :
- Pamol 3x500mg
- KIE untuk vulva hygiene
PARTOGRAF (dilampirkan)
FORMAT ANALISA DATA
DO:
- Pasien tampak turun
dari tempat tidur dan
berjalan
DS:
- Klien mengatakan Ketidakefektifan pertahanan Resiko Infeksi
ketuban pecah perifer (D.0142)
sebelum HPL
DO:
- Ketuban merembes
berwarna jernih +
merah muda
29-05-2023
1. Ansietas b.d kekhawatiran mengenai kegagalan d.d tampak tegang, tampak gelisah
2. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d tidak mengetahui penyebab
yang dialami
3. Resiko cedera pada janin b.d ketuban pecah dini
4. Resiko infeksi b.d ketidakefektifan pertahanan tubuh primer (ketuban pecah sebelum
waktunya)
31-05-2023
5. Nyeri melahirkan b.d pengeluaran janin d.d mengeluh nyeri, perineum terasa tertekan,
tampak meringis, berposisi meringankan nyer
FORMAT INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Rencana (Intervensi)
Tanggal Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
Keperawatan
(P-E-S)
29-05-2023 Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (I.12444) 1. Mengetahui tanda
kekhawatiran keperawatan selama 1x1 jam Observasi : ansietas secara verbal
mengenai kegagalan diharapkan Tingkat Ansietas 1. Monitor tanda tanda dan nonverbal
d.d tampak tegang (L.09093) menurun dengan ansietas (verbal dan 2. Menumbuhkan rasa
kriteria hasil : nonverbal) percaya pasien
1. Verbalisasi khawatir Terapeutik : 3. Mengurangi kecemasan
menurun 2. Ciptakan lingkungan pasien
2. Perilaku gelisah terapeutik 4. Agar pasien dapat
menurun 3. Temani pasien untuk mengungkapkan
3. Perilaku tegang mengurangi kecemasan perasaan yang sedang
menurun Edukasi : dirasakan
4. Pucat menurun 4. Anjurkan 5. Mengurangi ketegangan
5. Tekanan darah mengungkapkan pasien
menurunfrejuensi nadi perasaan dan persepsi 6. Agar pasien lebih rileks
menurun 5. Latih kegiatan sehingga dapat
6. Pola berkemih pengalihan mengurangi kecemasan
membaik 6. Latih teknik relaksasi yang dirasakan pasien
29-05-2023 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Proses Penyakit 1. Mengetahui waktu yang
b.d kurang terpapar keperawatan selama 1x6 jam (I.12444) tepat untuk pasien
informasi d.d tidak diharapkan Tingkat Observasi : diberi informasi
mengetahui penyebab Pengetahuan (L.1211) 1. Identifikasi kesiapan dan 2. Memberi informasi
yang dialami menurun dengan kriteria hasil kemampuan menerima pada klien
: informasi 3. Agar klien bisa kenali
1. Kemampuan Edukasi : dini penyebabnya
menjelaskan 2. Jelaskan penyebab dan 4. Agar klien bisa tahu
Diagnosa
Rencana (Intervensi)
Tanggal Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
Keperawatan
(P-E-S)
pengetahuan tentang faktor resiko penyakit komplikasi sehingga
suatu topik meningkat 3. Jelaskan tanda dan gejala menghindari faktor
2. Pertanyaan tentang penyakit pencetus yang bisa
masalah yang dihadapi 4. Ajarkan cara meredakan diubah
menurun atau mengatasi gejala 5. Agar tidak
3. Perilaku membaik yang dirasakan memperberat gejala
5. Informasikan kondisi 6. Agar klien tahu kondisi
pasien saat ini terkini
6. Anjurkan melapor jika 7. Agar bisa tertangani
merasakan tanda dan lebih dini untuk
gejala memberat atau mencegah komplikasi
tidak biasa
29-05-2023 Risiko cedera pada Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Denyut Jantung 1. Mengetahui riwayat
janin b.d risiko kehamilan yang pernah
keperawatan selama 1x6 jam Janin (1.02056)
ketuban pecah dini dialami pasien
diharapkan menurun dengan Observasi : 2. Mengetahui nilai DJJ
untuk
kriteria hasil Tingkat Cedera 1. Identifikasi status
mengetahuikeadaan
obstetrik
(L.14136) menurun dengan janin
2. Identifikasi riwayat
3. Memposisikan pasien
Kriteria Hasil : obstetrik
untuk memudahkan
3. Monitor denyut jantung
1. Kejadian cedera pada pemeriksaan
janin
janin menurun 4. Menentukan posisi
Terapeutik :
2. DJJ dalam batas janin
4. Atur posisi pasien
normal 5. Mengetahui nilai DJJ
5. Lakukan manuver
untuk
leopold untuk
mengetahuikeadaan
menentukan posisi janin
Diagnosa
Rencana (Intervensi)
Tanggal Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
Keperawatan
(P-E-S)
6. Periksa denyut jantung janin
janin selama 1 menit 8. Menginformasikan
Edukasi : keadaan janin dari hasil
Informasikan hasil pemantauan DJJ
29-05-2023 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.4539) 1. Memantau adanya
ketidakefektifan keperawatan selama 1x6 jam Observasi : infeksi lokal ataupun
pertahanan tubuh diharapkan Tingkat Infeksi 1. Monitor tanda dan gejala sistemik
primer (ketuban pecah (L.14137) menurun dengan infeksi lokal dan 2. Memutus rantai
sebelum waktunya) kriteria hasil : sistemik dengan transmisi atau penyebab
1. Cairan ketuban yang mengukur suhu mikroorganisme yang
merembes menurun Terapeutik : dapat memperburuk
2. Suhu dalam rentang 2. Mencuci tangan sebelum kondisi pasien
normal (36,5-37,5C) dan sesudah kontak 3. Untuk mencegah
dengan pasien dan masuknya
lingkungan sekitar pasien mikroorganisme yang
3. Pertahankan teknik dapat memperburuk
aseptik pada pasien kondisi pasien
beresiko tinggi 4. Untuk mencegah
Edukasi : masuknya
4. Jelaskan tanda dan gejala mikroorganisme yang
infeksi dapat menyebabkan
5. Anjurkan meningkatkan terjadinya infeksi
asupan nutrisi 5. Dapat mempercepat
6. Anjurkan meningkatkan proses penyembuhan
asupan cairan 6. Agar membantu proses
rehidrasi
Diagnosa
Rencana (Intervensi)
Tanggal Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
Keperawatan
(P-E-S)
31-05-2023 Manajemen Nyeri (I.08238) 1. Mengetahui
Nyeri melahirkan b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi : karakteristik, lokasi,
pengeluaran janin d.d keperawatan selama 1x1 jam 1. Identifikasi lokasi, durasi, frekuensi,
diharapkan Tingkat Nyeri karakteristik, durasi, kualitas, dan intensitas
mengeluh nyeri, (L.08066) menurun dengan frekuensi, kualitas dan nyeri
perineum terasa kriteria hasil : intensitas nyeri 2. Mengetahui skala nyeri
3. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri yang dirasakan
tertekan, tampak menurun 3. Identivikasi respon nyeri 3. Mengetahui respon
meringis, berposisi 4. Perineum terasa nonverbal nyeri yang dirasakan
tertekan menurun Terapeutik : 4. Mengurangi nyeri
meringankan nyeri 5. Meringis menurun 4. Berikan teknik 5. Agar pasien nenahami
6. Berfokus pada diri nonfarmakologi untuk penyebab dan
sendiri menurun mengatasi nyeri (teknik pemicunyeri
nafas dalam) 6. Paham cara mengontrol
Edukasi : nyeri
5. Jelaskan penyebab, 7. Memantau sejauh mana
periode, dan pemicu tingkat nyeri yang
nyeri dirasakan
6. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
7. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi :
8. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tanggal Implementasi Tanggal Evaluasi (SOAP) Paraf
Keperawatan dan Jam dan Jam
ᴂ
Ansietas b.d 29-05-2023 29-05-2023 S:
kekhawatiran 14.00 1. Mencuci tangan sebelum kontak 21.00 - Pasien mengatakan
mengenai kegagalan 14.10 dengan pasien khawatir dengan
d.d tampak tegang 2. Memantau keadaan umum pasien bayinya karena
14.10 R : kesadaran composmentis, ketuban sudah rembes
GCS 456 tapi belum ada
3. Melakukan TTV kontraksi
R : TD : 103/65 mmHg ; N : O:
15.00 87x/mnt - Pasien tampak gelisah,
RR : 20x/mnt ; S : 36C ; SpO2 : tegang
15.00 98% - TD : 111/68 mmHg
DJJ : 143x/mnt - Nadi : 66x/menit
15.01 4. Memantau tanda tanda ansietas - RR : 19x/menit
R : Pasien tampak tegang dan A : Masalah belum teratasi
gelisah P : Lanjutkan intervensi no 1-
15.03 5. Menciptakan lingkungan 8
terapeutik dengan
15.05 memperkenalkan diri
6. Menanyakan kepada pasien
mengenai hal yang membuat
cemas
R : Pasien cemas akan kondisi
bayinya
7. Melatih kegiatan pengalihan
untuk mengalihkan perhatian dari
pikiran buruk
8. Melatih teknik relaksasi
pernapasan sederhana
R : ibu memahami dan dapat
mempraktikkan
ᴂ
Defisit pengetahuan 29-05-2023 29-05-2023 S:
b.d kurang terpapar 15.08 1. Mengidentifikasi kesiapan dan 21.00 - Pasien mengatakan
informasi d.d tidak kemampuan menerima informasi sudah tau cara
tau penyebab yang R: klien dinilai mampu menerima mencegah ketuban
dialami 15.09 informasi keluar dengan bedrest
2. Menjelaskan penyebab dan faktor O:
yang dapat menyebabkan ketuban - Pasien memahami apa
15.11 pecah dini yang sudah
R : Ibu mengerti disampaikan
3. Menjelaskan tanda dan gejala saat - Pasien tidak tampak
15.12 terjadi ketuban pecah dini bingung terkait bayi
R : Ibu mengerti dan dirinya
4. Mengajarkan cara meredakan atau - Pasien bertanya setiap
15.14 mengatasi gejala yang dirasakan ada hal baru di KIE
dengan relaksasi pernapasan
R : Ibu memahami dan dapat A : Masalah teratasi sebagian
mempraktikkan P : Lanjutkan intervensi no 6
5. Menginformasikan kondisi bayi
bahwa DJJ 143x/menit, DJJ
dalam batas normal
R : Ibu paham dan mengerti
6. Menganjurkan melapor jika
merasakan tanda dan gejala
memberata tau tidak biasa
R: Ibu mengertii
ᴂ
Resiko cedera pada 29-05-2023 29-05-2023 S:
janin berhubungan 16.00 1. Mengidentifikasi status dan 21.00 - Pasien mengatakan
dengan Ketuban riwayat obstetrik ketuban merembes
Pecah Dini 16.00 R : kehamilan saat ini G1POOO O:
dengan masalah KPD - DJJ : 138x/menit
16.02 2. Mengatur tur posisi pasien - Leopold I : TFU 29
telentang cm, 3 jadi dibawah PX
R : pasien kooperatif dan bagian fundus
16.04 3. Melakukan manuver leopold teraba lunak, kurang
R: bundar dan tidak
- Leopold I : TFU 29 cm, 3 jadi melenting yaitu
dibawah PX dan bagian fundus bokong
teraba lunak, kurang bundar dan - Leopold II : pada
tidak melenting yaitu bokong bagian kiri perut ibu
- Leopold II : pada bagian kiri teraba
perut ibu teraba datar,memanjang,keras
datar,memanjang,keras dan dan seperti tahanan
seperti tahanan yaitu punggung yaitu punggung dan
dan pada bagian kanan perut ibu pada bagian kanan
teraba bagian terkecil janin yaitu perut ibu teraba bagian
ekstremitas terkecil janin yaitu
- Leopold III: bagian terendah ekstremitas
teraba bulat, keras dan melenting - Leopold III: bagian
yaitu kepala yang sudah masuk terendah teraba bulat,
PAP keras dan melenting
- Leopold IV: posisi tangan yaitu kepala yang
konvergen,teraba kepala janin sudah masuk PAP
sudah masuk PAP - Leopold IV: posisi
16.06 4. Memeriksa denyut jantung janin tangan
selama 1 menit konvergen,teraba
R : DJJ : 138x/mnt kepala janin sudah
16.07 5. Informasikan hasil pemantauan masuk PAP
DJJ -
R : pasien memahami A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi no 1-5
ᴂ
Resiko infeksi b.d 29-05-2023 29-05-2023 S:
ketidakefektifan 16.08 1. Mempertahankan teknik aseptik 21.00 - Pasien mengatakan
pertahanan tubuh dengan menggunakan sarung ketuban merembes
primer (ketuban tangan O:
pecah sebelum 16.08 2. Memantau tanda dan gejala - Tidak ada tanda
waktunya) infeksi dengan mengukur suhu infeksi
R : suhu ibu 36C - Suhu 36C
16.09 3. Menjelaskan tanda dan gejala - Ketuban merembes
infeksi yaitu peningkatan suhu, A : Masalah belum teratasi
R : ibu memahami P : Lanjutkan intervensi no 1-
16.10 4. Menganjurkan untuk 5
meningkatkan asupan nutrisi
R : ibu memahami
16.10 5. Menganjurkan untuk
meningkatkan asupan cairan
R : Ibu memahami
ᴂ
Nyeri melahirkan b.d 31-05-2023 31-05-2023 S:
pengeluaran janin d.d 20.00 1. Mengidentifikasi lokasi, 21.00 - Pasien mengatakan
mengeluh nyeri, karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri area perut tak
perineum terasa kualitas dan intensitas nyeri tertahankan
tertekan, tampak R: - P: Nyeri dirasakan saat
meringis, berposisi P : Nyeri dirasakan saat terjadi terjadi kontraksi
meringankan nyeri kontraksi - Q: mules karena ada
Q: mules karena ada kontraksi kontraksi bayi
bayi - R : pada jalan lahir
R : pada jalan lahir - S : skala 8/10
S : skala 8/10 - T : hilang timbul
T : hilang timbul dalam 30 dalam 30 detik
detik O:
2. Mengidentifikasi respon nyeri - Pasien tampak
20.00 nonverbal meringis menahan
R : Ibu tampak meringis dan nyeri
memposisikan diri untuk - TD : 120/80 mmHg
mengurangi nyeri - Nadi : 90 x/menit
3. Memberikan teknik - RR : 24x/menit
20.01 nonfarmakologi nafas dalam A : Masalah belum teratasi
untuk untuk mengatasi nyeri P : Lanjutkan intervensi no 1-
R : ibu memahami dan mampu 6
mempraktikkan
4. Menjelaskan penyebab nyeri
20.03 R : pasien mengatakan nyeri
sekali dan tidak sanggup menahan
nyeri
5. Menjelaskan strategi meredakan
20.05 nyeri
R : ibu memahami
6. Menganjurkan memonitor nyeri
20.07 secara mandiri
R : pasien mengatakan nyeri
timbul ketika ada kontraksi bayi
BAB 4
PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan pemberian teknik relaksasi napas dalam untuk mengontrol nyeri
melahirkan kala I pada ibu primigravida dengan persalinan normal yang dilakukan pada
tanggal 31 Mei 2023 yang Dokumentasi pasien dilakukan pada tanggal 31 Mei 2023, pasien
berusia 25 tahun G1P000. Uraian data sudah disesuaikan dengan tahapan proses asuhan
data yaitu pasien dengan no RM. 0000XXXX, berusia 25 tahun. Pasien diterima di VK RSUA
tanggal 29 Juni Pukul 13.45 WIB dikarenakan ketuban pecah dini cairan yang keluar jernih
dan lendir berwarna pink belum ada kontraksi dan di observasi di ruang VK . dan mulai kala 1
pada tanggal 31 Mei 2023 jam 19:15. Pasien mengalami perut mulas dan nyeri hilang timbul.
Pasien mengeluh nyeri hilang timbul, pasien tampak ekspresi wajah meringis, berposisi
meringankan nyeri dan uterus teraba membulat sehingga gejala dan tanda tersebut merupakan
gejala dan tanda nyeri melahirkan. Setelah dilakukan pemeriksaan, keadaan umum pasien
TFU : ½ pusat precesus xyfoideus, Mcd : 31 cm, DJJ:+138X/menit, bukaan 4cm. Sehingga
dalam pada pasien,tindakan relakasi napas dalam dilakukan selama proses kala I berlangsung.
2) Menginformasikan hasil dan rencana tindakan. 3) Memposisikan untuk miring kanan dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fadlun & Feryanto, (2011) Ibu yang
menjalani persalinan normal akan mengalami nyeri melahirkan akibat dilatasi serviks. Dilatasi
serviks terjadi karena komponen muskulofibrosa tertarik dari serviks ke arah atas akibat
kontraksi uterus yang kuat. Prosedur teknik relaksasi napas dalam yang merupakan bagian dari
asuhan keperawatan yang digunakan oleh perawat dengan pasien diagnosis nyeri melahirkan
dengan persalinan normal, pada pasien 1 . Menurut Andarmoyo (2013), terapi non
farmakologis yang dapat diterapkan dalam mengatasi nyeri salah satunya adalah teknik
relaksasi napas dalam untuk mengontrol nyeri melahirkan kala I dengan persalinan normal.
Teknik relaksasi napas dalam dapat mengontrol nyeri dengan meminimalkan aktifitas
simpatik dan system saraf otonom. Ibu meningkatkan aktifitas komponen saraf parasimpatik
vegetative secara simultan. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri yang di rasakan
dan mengontrol intensitas reaksi ibu tuntuk mengurangi nyeri pada ibu inpartu kala I di RS
BPM Kota Yogyakarta pre test nilai rata-rata sebesar (63,3%) setelah post test menjadi
(49,0%). Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari teknik relaksasi napas
dalam berpengaruh pada nyeri ibu inpartu kala I di RS BPM Kota Yogyakarta
(Sulistyaningsih, 2011).
49
50
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pemberian manajemen nyeri pada ibu dengan nyeri melahirkan kurang efektif
untuk menurunkan tingkat nyeri
2. Pengukuran tingkat nyeri menggunakan skala numerik yaitu skala tingkat
nyeri dalam rentang 1-10, dan memudahkan perawat untuk menilai penurunan
tingkat nyeri
3. Diagnosa keperawatan nyeri melahirkan masih ada, penurunan tingkat nyeri
belum maksimal dikarenakan perawatan dengan manajemen nyeri dilakukan
selama 1 jam tanpa menggunakan analgesik.
4. Hasil yang didapatkan sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), keluhan nyeri tidak menurun, perineun tertekan tidak menurun,
meringis tidak menurun, perineum terasa tertekan tidak menurun, berfokus
pada diri sendiri tidak menurun.
5.2 Saran
Hasil makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan untuk melakukan asuhan keperawatan pada ibu bersalin sehingga
mampu memberikan pelayanan yang profesional
51
DAFTAR PUSTAKA
Andalas, Mohd dkk. (2019). Ketuban Pecah Dini dan Tata Laksananya. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala. Volume 19 Nomor 3. Diakses pada 30 Juni 2022.
Retrieved from http://jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/view/18119
Astuti, P. H. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Yogyakarta:
Rohima Press.
Hasan, Nurul Annisa. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan
Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Kehamilan Aterm di RSUD Lanto DG.
Pasewang Jeneponto Tahun 2016-2019. Skripsi. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Izati, Diffa Khuni’. (2020). Asuhan Keperawatan pada Ny. Y dengan Diagnosa
Medis “Post Sectio Caesarea dengan Indikasi Ketuban Pecah Dini” di Ruang
Nifas RSUD Bangil Pasuruan. Karya Tulis Ilmiah. Sidoarjo: Akademi
Keperawatan Kerta Cendekia.
Jazayeri, Allahyar. (2015). Premature Rupture of Membranes. Amerika: Medscape
Reference: Drugs, Diseases & Procedure.
Kennedy, Betsy B. (2014). Modul Manajemen Intrapartum. Jakarta: EGC.
Lazuarti, Selvy. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Partum dengan
Ketuban Pecah Dini yang Dirawat di Rumah Sakit. Karya Tulis Ilmiah.
Samarinda: Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur.
Legawati & Riyanti. (2018). Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di
Ruang Cempaka RSUD DR Doris Sylvanus Palangkaraya. Jurnal Surya
Medika. Volume 3 Nomor 2, 95-105. Diakses pada 24 Juni 2022. Retrieved
from https://www.neliti.com/publications/258707/determinan-kejadian-
ketuban-pecah-dini-kpd-di-ruang-cempaka-rsud-dr-doris-sylvan
Lockhart, Anita & Lyndon Saputra. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus Normal
dan Patologis. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara Publisher.
Mochtar, Rustam. (2012). Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Edisi III. Jakarta: EGC.
Nugroho, T. (2012). Patologi Kebidanan: Ketuban Pecah Dini. Yogyakarta: Nuha
Medika.
POGI. (2016). Ketuban Pecah Dini. Indonesia: Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia.
Prastuti, Ananda. (2016). Perbandingan Morbiditas Perinatal pada Ketuban Pecah
Dini ≥ 18 Jam dengan < 18 Jam di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.
Skripsi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Prabantori, dkk. (2011). Peran Endinuclease-G sebagai Biomark Kehamilan dengan
52
Ketuban Pecah Dini. JBP. Volume 13 Nomor 1. Diakses pada 12 Juli 2022.
Retrieved from http://journal.unair.ac.id
Rahmatina, Yanti. (2018). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Ketuban
Pecah Dini di Ruangan Bersalin Rawat Inap Puskesmas Sikumana Tanggal
13 s/d 15 November Tahun 2019. Karya Tulis Ilmiah. Kupang: Stikes Citra
Husada Mandiri.
Rahmawati, Wiwin R., Siti Arifah & Anita Widiastuti. (2019). Pengaruh Pijat
Punggung terhadap Adaptasi Nyeri Persalinan Fase Aktif Lama Kala II dan
Perdarahan Persalinan pada Primigravida. Artikel Penelitian. Program Studi
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
Ratnawati, Nopi A. (2016). Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. S Umur 34
Tahun G2P1A0 Umur Kehamilan 39 Minggu dengan Ketuban Pecah Dini di
RSU Assalam Gemolong Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Stikes
Kusuma Husada.
Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi Jawa Timur Riskesdas 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Rohmawati, Nur & Arulita Ika Fibriana. (2018). Ketuban Pecah Dini di Rumah
Sakit Umum Daerah Ungaran. Higeia Journal of Public Health Research and
Development, Volume 2 Nomor 1. Diakses pada 24 Juni 2022. Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia
Saifuddin, A. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sudarmi. (2013). Hubungan Ketuban Pecah Dini ≥12 Jam dengan Gawat Janin di
Ruang Bersalin RSUP NTB. Media Bina Ilmiah, Volume 7 Nomor 5. Diakses
pada 24 Juni 2022. Retrieved from https://docobook.com/5-hubungan-
ketuban-pecah-dini-12-jam-dng-gawat-janin-sudarmi.html
Syarwani, Teuku I., Hermie M. M. Tendean., & John J. E. Wantania. (2020).
Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Tahun 2018. Medical Scope Journal (MSJ). Volume 1
Nomor 2, 24-29. Diakses pada 24 Juni 2022. Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/msj/article/view/27462
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2019). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Wulandari, I. A., Febrianti, M., & Octaviani, A. (2019). Faktor-Faktor yang
Berhubungan Terhadap Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di RSIA Sitti