Anda di halaman 1dari 43

KONSELING MASA SEBELUM HAMIL, PERENCANAAN KEHAMILAN

DAN PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA PADA NY. H


DENGAN KEK DI PUSKESMAS SEDINGINAN

Laporan Kasus Kelompok Stase Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas


Perempuan dan Prakonsepsi

Disusun oleh:
Kelompok I

Nama NIM
1. Desi Evalita (231132041)
2. Farida Anum (231132051)
3. Fitri Aprinora (231132054)
4. Nofriza (231132072)
5. Noraiydah (231132073)
6. Wenny Indriani (231132089)
7. Yulina (231132091)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI AL INSYIRAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun

dapat membuat Laporan Kasus (LK) Stase Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas

Perempuan dan Prakonsepsi yang berjudul “Konseling Masa Sebelum Hamil,

Perencanaan Kehamilan dan Persiapan Menjadi Orang Tua pada Ny. H dengan

KEK di Puskesmas Sedinginan”.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing dan

terima kasih banyak penulis ucapkan kepada Preceptor Klinik di Puskesmas

Sedinginan yaitu Juniar Pince Siallagan, S.Tr.Keb dan Preceptor Akademik Bdn.

Fajar Sari Tanberika, M.Kes yang telah memberikan arahan dan bimbingan

selama dinas, sehingga tugas laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan, ucapan

terima kasih juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu memberikan

motivasi dan dorongan dalam pembuatan laporan kasus ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa laporan ini memiliki berbagai

kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada

penulis guna penyempurnaan masalah berikutnya. Semoga laporan kasus ini dapat

bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada

umumnya dan khususnya bagi seluruh mahasiswa profesi bidan.

Rokan Hilir, Juni 2023

Penulis

i
LEMBAR PERSETUJUAN

KONSELING MASA SEBELUM HAMIL, PERENCANAAN KEHAMILAN


DAN PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA PADA NY. H DENGAN KEK
DI PUSKESMAS SEDINGINAN

Laporan Kelompok Stase Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas Perempuan


dan Prakonsepsi
Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Tanggal 10 Juni 2023

Disusun oleh:
Kelompok I
Nama NIM
1. Desi Evalita (231132041)
2. Farida Anum (231132051)
3. Fitri Aprinora (231132054)
4. Nofriza (231132072)
5. Noraiydah (231132073)
6. Wenny Indriani (231132089)
7. Yulina (231132091)

Disetujui Oleh
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

(Juniar Pince Siallagan, S.Tr.Keb) (Bdn. Fajar Sari Tanberika, M.Kes)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

KONSELING MASA SEBELUM HAMIL, PERENCANAAN KEHAMILAN


DAN PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA PADA NY. H DENGAN KEK
DI PUSKESMAS SEDINGINAN

Laporan Kelompok Stase Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas Perempuan


dan Prakonsepsi

Telah Diseminarkan pada Tanggal 10 Juni 2023

Disusun oleh:
Kelompok I
Nama NIM
1. Desi Evalita (231132041)
2. Farida Anum (231132051)
3. Fitri Aprinora (231132054)
4. Nofriza (231132072)
5. Noraiydah (231132073)
6. Wenny Indriani (231132089)
7. Yulina (231132091)

Disetujui Oleh
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

(Juniar Pince Siallagan, S.Tr.Keb) (Bdn. Fajar Sari Tanberika, M.Kes))

Ketua Prodi Profesi Bidan

(Bdn. Wira Ekdeni Aifa, SST, M.Kes)

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 5
C. Tujuan Umum dan Khusus................................................... 5
1. Tujuan Umum................................................................ 5
2. Tujuan Khusus............................................................... 6
D. Manfaat................................................................................. 6
1. Manfaat Teoritis............................................................. 6
2. Manfaat Praktis.............................................................. 7

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................... 8


A. Masa Sebelum Hamil, Perencanaan Kehamilan dan
Persiapan Menjadi Orang Tua.............................................. 8
B. Definisi KEK........................................................................ 11
C. Tanda dan Gejala KEK........................................................ 12
D. Penyebab KEK..................................................................... 13
E. Patofisiologi KEK................................................................ 16
F. Pemeriksaan Fisik................................................................ 16
G. Pemeriksaan Penunjang....................................................... 18
H. Terapi/Tindakan Penanganan............................................... 18
I. Komplikasi KEK.................................................................. 20

BAB III LAPORAN KASUS................................................................... 22


A. Subjektif............................................................................... 22
B. Objektif................................................................................. 25
C. Assesment............................................................................. 26
D. Planning................................................................................ 26

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 30

BAB V PENUTUP.................................................................................. 34
A. Kesimpulan........................................................................... 34
B. Saran..................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Orangtua merupakan seseorang yang mempunyai tanggung jawab besar

dalam mempersiapkan seorang anak yang sehat dan berkualitas. Menjadi

orangtua adalah suatu anugerah yang tiada duanya, namun untuk menjadi

orangtua yang tidaklah mudah. Memerlukan banyak pengalaman dan juga

harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan dalam mengasuh anak, agar

kualitas hidup dan masa depan anak menjadi lebih baik. Untuk menjadi orang

tua, para calon orangtua wajib mempersiapkan diri mereka masing-masing.

Para calon ayah dan ibu terutama yang baru menikah perlu memiliki kesiapan

dalam merawat anak (Emilia et al., 2018).

Kesiapan merawat anak diperlukan oleh para calon ibu, terutama ibu

hamil yang belum pernah memiliki anak. Kesiapan merawat anak dapat

dimulai sejak masa sebelum kehamilan. Salah satu kesiapan dalam merawat

anak oleh calon ibu adalah menerima perubahan fisiologis dan psikologis pada

dirinya sendiri. Salah satu permasalahan pada calon ibu adalah permasalahan

gizi (Idayanti et al., 2022).

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia,

kekurangan gizi akan mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja dan menurunkan

daya tahan tubuh yang berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian.

Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih

di dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, dewasa, sampai usia

1
2

lanjut. Ibu atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan

gizi yang cukup sehingga harus dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat

melahirkan bayi yang sehat (Wulandari et al., 2021).

Wanita Usia Subur (WUS) dengan kelompok usia 20 sampai 35 tahun

merupakan kelompok yang memiliki risiko paling tinggi mengalami kurang

energi kronis (KEK) pada kehamilan. Status gizi ibu sebelum dan selama

hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila

status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan

besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan

normal, dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat bergantung

keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Fatimah & Nuryaningsih, 2017).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan

karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein,

sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang

menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa

perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).

Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2020, sekitar 146.000 bayi

usia 0 – 1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap

tahun di Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 32 per 1000

Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian bayi adalah

latar belakang gizi (Purnamayanti et al., 2022).

KEK merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang berada pada

kondisi yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya

konsumsi pangan dan sumber energi yang mengandung zat gizi makro.
3

KEK pada wanita merupakan suatu keadaan wanita kurangnya asupan

protein dan energi yang dapat mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan.

Wanita yang berisiko mengalami KEK dapat dilihat dari pengukuran Lingkar

Lengan Atas (LILA) dengan nilai kurang dari 23,5 cm. Wanita yang

mengalami KEK selama masa kehamilan akan berdampak negatif pada siklus

kehidupan keturunannya. Ibu KEK umumnya memiliki kenaikan berat badan

hamil yang rendah (tidak memadai untuk mendukung kehamilannya).

Akibatnya berat badan bayi yang dilahirkan rendah atau biasa disebut dengan

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang ditandai dengan berat badan lahir

kurang dari 2.500 gram (Dartiwen & Nurhayati, 2019).

Akibat lain yang ditimbulkan karena wanita menderita KEK saat

kehamilan adalah terus menerus merasa letih, kesemutan, muka tampak pucat,

kesulitan sewaktu melahirkan dan air susu yang keluar tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada

waktu menyusui. Akibat pada janin yang dikandung ibu adalah bisa

menyebabkan keguguran, pertumbuhan janin terganggu, perkembangan otak

janin terhambat hingga kemungkinan nantinya kecerdasan anak kurang, bayi

lahir sebelum waktunya (prematur) dan kematian pada bayi (Nuraisya, 2022).

Penyebab utama terjadinya KEK pada seorang wanita yaitu sejak

sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena kebutuhan

orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam keadaan hamil. Kehamilan

menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi

dan zat gizi lainnya meningkat selama hamil. Penyebab dari KEK dapat dibagi
4

menjadi dua, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung (Afriyanti et al.,

2022).

Penyebab terjadinya KEK pada wanita adalah kurangnya konsumsi

pangan terutama energi dan protein, penyakit infeksi, dan pantangan makanan.

Kekurangan asupan energi juga akan mempengaruhi kebutuhan protein. Jika

seseorang kekurangan zat energi maka fungsi protein untuk membentuk

glukosa akan didahulukan. Pemecahan protein tubuh ini pada akhirnya akan

menyebabkan melemahnya otot-otot dan jika hal ini terjadi secara terus

menerus, akan terjadi deplesi masa otot karena salah satu fungsi dari protein

adalah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel (Almatsier, 2016).

Konsumsi pangan dapat berpengaruh terhadap status kesehatan wanita,

dimana asupan makanan yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan

kesehatan. Jika jumlah asupan makanan selama satu hari diukur dengan

makanan yang bergizi, maka konsumsi pangan tersebut dalam kategori baik

apabila terpenuhi kriteria tersebut dan pengukuran konsumsi pangan baik

apabila kebutuhan energi, karbohidrat dan protein tercukupi (Longgupa et al.,

2021).

Penyebab lain KEK terdiri dari hambatan utilitas zat-zat gizi, hambatan

absorbsi karena penyakit infeksi. Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai

pemula terjadinya kurang gizi sebagai akibat menurunya nafsu makan, adanya

gangguan penyerapan dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan

zat gizi oleh adanya penyakit. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi

kurang merupakan hubungan timbal balik, yaitu hubungan sebab akibat.

Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang jelek
5

dapat mempermudah infeksi. Penyakit yang umumnya terkait dengan masalah

gizi antara lain diare, tuberculosis, campak, HIV, hepatitis C, hepatitis B, batuk

rejan, meningitis, varisella zooster, influenza, parotitis, rubeola, virus

pernafasan, enterovirus, parfovirus, rubella, sitomegalovirus, Streptokokus

grup A, Streptokokus grup B, Listeriosis, Salmonella, Shigella, Mourbus

Hansen, Toksoplasmosis, Amubiasis, amubiasis, infeksi jamurn(Khairoh et al.,

2019).

Kewenangan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan untuk

melakukan konseling pada calon ibu. Oleh karena itu peran bidan sangat

penting dalam memberikan asuhan kebidanan seperti memberikan informasi

dan dukungan moril. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan studi kasus yang berjudul “Konseling Masa Sebelum Hamil,

Perencanaan Kehamilan dan Persiapan Menjadi Orang Tua pada Ny. H dengan

KEK di Puskesmas Sedinginan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana memberikan konseling masa sebelum hamil,

perencanaan kehamilan dan persiapan menjadi orang tua pada Ny. H dengan

KEK di Puskesmas Sedinginan menggunakan manajemen kebidanan SOAP?”

C. Tujuan Umum dan Khusus

1. Tujuan Umum

Menganalisa dan melakukan konseling masa sebelum hamil,

perencanaan kehamilan dan persiapan menjadi orang tua pada Ny. H


6

dengan KEK di Puskesmas Sedinginan menggunakan manajemen

kebidanan SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian data dasar yang meliputi data subjektif pada

Ny. H dengan KEK di Puskesmas Sedinginan Kabupaten Rokan Hilir.

b. Melaksanakan pemeriksaan yang meliputi data objektif pada Ny. H

dengan KEK di Puskesmas Sedinginan Kabupaten Rokan Hilir.

c. Menetapkan analisis data untuk mengidentifikasi diagnosa kebidanan

dan masalah pada Ny. H dengan KEK di Puskesmas Sedinginan

Kabupaten Rokan Hilir.

d. Membuat perencanaan asuhan konseling masa sebelum hamil,

perencanaan kehamilan dan persiapan menjadi orang tua pada Ny. H

dengan KEK di Puskesmas Sedinginan Kabupaten Rokan Hilir.

D. Manfaat

Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah:

1. Manfaat Teoritis

Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam

mempelajari asuhan kebidanan dan kasus-kasus pada saat praktik dalam

bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar

pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan

bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan

kebidanan secara maksimal terhadap klien. Laporan kasus ini juga


7

diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa

dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung

peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan

yang berkualitas serta mampu melakukan pendokumentasian secara baik

dan benar.

2. Manfaat Praktis

Bagi profesi untuk tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan

untuk meningkatkan kualitas asuhan kebidanan khususnya mengenai

konseling masa sebelum hamil, perencanaan kehamilan dan persiapan

menjadi orang tua pada Ny. H dengan KEK. Laporan kasus ini juga

diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan agar

masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Masa Sebelum Hamil, Perencanaan Kehamilan dan Persiapan Menjadi

Orang Tua

Konseling Perencanaan kehamilan sehat harus diberikan kepada

pasangan yang hendak menikah atau merencanakan kehamilan dengan tujuan

untuk mempersiapkan kehamilan sehat sehingga dapat meminimalkan resiko

komplikasi saat kehamilan maupun persalinan. Adapun konseling perencanaan

kehamilan sehat menurut Kemenkes (2018) pada lembar balik kesehatan

reproduksi dan seksual bagi calon pengantin yang diberikan dalam

perencanaan kehamilan sehat meliputi sebagai berikut (Seriana et al., 2023):

1. Persiapan Fisik

Persiapan fisik meliputi persiapan tanda-tanda vital, pemeriksaan

status gizi (TB, BB, IMT, LILA, Tanda-tanda anemia), pemeriksaan

golongan darah rutin, pemeriksaan urin rutin, dan pemeriksaan lain atas

indikasi seperti gula darah, malaria, TORCH, Hepatitis B, HIV/AIDS,

tiroid, dan lain-lain).

2. Persiapan Gizi

KIE persiapan gizi penting untuk dilakukan untuk memastikan calon

ibu sudah melakukan perbaikan status gizi sebelum hamil. Pada persiapan

gizi terlebih dahulu di ukur status gizi ibu, kemudian bidan menghitung

IMT sebagai dasar memberikan konseling gizi seimbang. Dalam persiapan

gizi, calon pengantin diedukasi untuk mengkonsumsi asam folat untuk

menghindari terjadinya defisiensi asam folat yang dapat menyebabkan

8
9

gangguan pada masa organogenesis. dalam merencanakan kehamilan

sehat, calon pengantin/calon ibu harus memahami mengenai gizi seimbang

dan menerapkan 4 pilar gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari dan

ditambah mengkonsumsi asam folat untuk membantu memenuhi

kebutuhan asam folat dalam tubuh. Untuk calon pengantin yang

mengalami anemia defisiensi besi, suplementasi Fe sangat dibutuhkan dan

perlu dilakukan evaluasi kenaikan kadar Hb sebelum terjadi kehamilan.

3. Skrining Status Imunisasi TT

Imunisasi TT menjadi salah satu program yang wajib dilakukan oleh

calon pengantin sebagai syarat mendaftar menikah. Hal ini merupakan

upaya untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum.

4. Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi

KIE yang dapat diberikan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi

wanita meliputi (Ahmad et al., 2022):

a. Menggunakan pakaian dalam berbahan katun menyerap

b. Cebok dari arah vagina ke dubur

c. Mengganti pembalut maksimal 4 jam sekali

d. Tidak perlu menggunakan cairan pembersih vagina terlalu sering

e. Jangan mengenakan pembalut tipis terlalu sering

f. Gunakan handuk kering dan bersifat pribadi

5. Kondisi kesehatan yang perlu di waspadai

Beberapa kondisi kesehatan sebelum hamil harus menjadi perhatian

khusus agar tidak mempengaruhi kehamilan. Beberapa kondisi kesehatan


10

yang perlu di waspadai yaitu anemia, hepatitis B, DM, malaria, TORCH,

penyakit genetik thalasemia, hemofilia.

Dalam merawat anak, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan

oleh calon orang tua, diantaranya yaitu (Permatasari et al., 2022):

1. Persiapan Fisik

a. Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.

Himbauan ini berlaku bagi calon ayah dan ibu.

b. Calon orangtua harus mulai mengonsumsi makanan dengan gizi tinggi.

c. Lakukanlah tes kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan calon

ibu.

d. Melakukan vaksinasi yang perlu dilakukan oleh ibu untuk melindungi

janinnya selama kehamilan dan menjalani proses persalinan.

2. Persiapan Psikologis

Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga melahirkan akan

menjadi pengalaman istimewa. Namun, pengalaman yang luar biasa akan

dirasakan ketika pasangan suami-istri menjadi orangtua. Jadi sebelum

memiliki anak sebaiknya diskusikan perubahan dan tantangan hidup yang

akan dialami sehingga calon orangtua telah siap dengan segala

kemungkinan yang akan terjadi.

3. Persiapan Finansial

Selain dua hal di atas, persiapan finansial memang bukan segalanya.

Namun faktor ini bisa dikatakan paling penting. Persiapan yang dimaksud

adalah perencanaan keuangan untuk mencukupi keperluan anak sejak

masih berada dalam kandungan hingga lahir. Kehadiran seorang bayi


11

berarti pertambahan biaya tetap bagi sebuah keluarga, yang secara tetap

akan meningkat seiring kebutuhan pertumbuhan anak. Orangtua adalah

penentu kehidupan anak selanjutnya dan orang tualah yang memiliki

tanggung jawab untuk mendidik anak agar baik dalam hal kepribadian,

sosialisasi, penyesuaian dan pengendalian diri, kemampuan berpikir dan

lain hal yang kelak akan menentukan keberhasilan dan kemandirian anak

yang juga menentukan keberhasilan anak saat menjadi orangtua.

B. Definisi KEK

Pengertian dari Kurang Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana

seseorang kekurangan asupan energi dan protein yang terjadi pada yang

berlangsung secara terus menerus dan menimbulkan gangguan kesehatan pada

dirinya. Kurangnya asupan energi dan protein tersebut terjadi pada waktu

yang lama sehingga menyebabkan ukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) berada

di bawah normal, kurang dari 18,5 untuk orang dewasa (Hatini, 2019).

KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi

(energi dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Risiko KEK

adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan

menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita KEK bilamana LILA < 23,5

cm (Widiyastuti et al., 2022).

Masa pranikah yaitu mempersiapkan kehamilan sehat. Kehamilan

merupakan suatu proses faali yang menjadi awal kehidupan generasi

berikutnya. Salah satu kebutuhan esensial untuk proses reproduksi sehat

adalah terpenuhinya kebutuhan energi, protein, karbohidrat, vitamin, mineral


12

dan cairan termasuk air serta serat yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat,

protein dan lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D,

asam folat, zat besi, seng kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita

usia subur yang berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan),

mengakibatkan terjadinya KEK pada masa kehamilan yag diawali dengan

kejadian risiko KEK dan ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam

jangka waktu cukup lama yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LILA)

(Hatini, 2019).

Tabel 2.1. Klasifikasi KEK menggunakan dasar IMT (kg/m2)

Tingkatan KEK IMT (kg/m2)


Tingkat I 17,0-18,4
Tingkat II 16,0-16,9
Tingkat III < 16,0
Sumber: (Arisman, 2014)

Tabel 2.2. Klasifikasi KEK menggunakan dasar LILA (cm)


Klasifikasi Batas Ukur
KEK < 23,5 cm
Normal ≥ 23,5 cm

Kelompok usia yang memiliki resiko paling tinggi dalam masalah KEK

adalah wanita dan anak-anak. Gangguan gizi pada wanita dipengaruhi oleh

berbagai faktor yaitu kebiasaan makan yang buruk, pemahaman gizi yang

salah, masuknya produk makanan dari luar yang kurang bergizi dan penyakit

infeksi kronik (Nuraisya, 2022).

C. Tanda dan Gejala KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang

dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas

(LILA) kurang dari 23,5 cm. Gejala yang sering dialami oleh wanita pengidap
13

KEK yaitu rasa lelah yang datang terus-menerus, merasa kesemutan, wajah

pucat dan tidak bugar, sangat kurus (indeks massa tubuh kurang dari 18,5),

lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm, mengalami penurunan berat

badan dan kekurangan lemak, menurunnya kalori yang terbakar saat istirahat,

menurunnya kemampuan beraktivitas fisik. Salah satu gangguan yang

berpotensi menyebabkan KEK adalah gangguan gizi (Syatriani et al., 2023).

D. Penyebab KEK

Penyebab KEK adalah WUS dengan faktor resiko sebagai berikut

(Nelwan, 2019):

1. Asupan Makan

Asupan makan merupakan salah satu dari berbagai faktor yang

berperan penting dalam terjadinya KEK. Pola makan masyarakat

Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi heme (hewani) yang

rendah dan tinggi sumber besi non heme (nabati), menu makanan juga

banyak mengandung serat yang merupakan faktor penghambat penyerapan

besi. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada umumnya

wanita lebih memberikan perhatian khusus pada bentuk tubuhnya. Mereka

selalu takut pada hal yang membuat mereka terlihat gemuk. Sehingga

kebanyakan dari wanita takut akan mengkonsumsi makanan yang

mengandung kalori banyak. Jika kebiasaan atau pandangan ini terus

terjadi, maka kejadian KEK akan terjadi pada wanita yang memiliki pola

makan tersebut. Jika wanita punya kebiasaan buruk seperti merokok, maka

akan bertambah pula faktor resiko dari kejadian kurang energi kronik ini

(Ekawati et al., 2020).


14

2. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan adalah hasil dari mengetahui suatu objek dan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan merupakan fungsi dari sikap manusia yang mempunyai

dorongan dasar ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk

mengaplikasikan pengalamannya (Boimau et al., 2022).

Pengetahuan tentang gizi akan membantu dalam mencari

pemecahan masalah tentang gizi yang ada saat ini. Perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih baik dibandingkan tanpa didasari oleh

pengetahuan, karena hal tersebut akan sangat penting untuk membentuk

tindakan seseorang. Sehingga orang tersebut akan paham bagaimana

permasalahan gizi yang ada dapat dipelajari. Sehingga kedepannya

permasalahan gizi ini tidak ada lagi oleh karena orang sudah mengerti

tentang pengetahuan gizi (Ekawati et al., 2020).

3. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu faktor utama yang dapat

mempengaruhi kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena

itu setiap individu berhak dan harus menjaga kesahatan. Sehingga

pekerjaan merupakan salah satu modal yang cukup penting untuk dapat

hidup produktif, bahagia, dan sejahtera. Secara tidak langsung pekerjaan

ini adalah merupakan modal yang penting untuk dapat memenuhi status

gizi, agar masalah kurang energi kronis (KEK) dapat berkurang. Saat ini

sedang terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan. Sehingga dapat

menyebabkan banyak keluarga tidak mampu memperoleh gizi yang layak


15

karna harga yang melambung tinggi. Oleh karena itu, pekerjaan

merupakan modal penting untuk menghasilkan jumlah pendapatan yang

cukup. Sehingga, orang tersebut dapat mencukupi kebutuhan gizi

secukupnya (Anggraeni et al., 2022).

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam meningkatkan

pengetahuan sumber daya manusia. Orang yang memiliki tingkat

pendidikan yang lebih tinggi akan mengubah orientasi pada tindakan dan

perilaku dirinya, tahu lebih banyak tentang masalah kesehatan dan

memiliki status kesehatan yang baik. Pada perempuan, semakin tinggi

tingkat pendidikan maka semakin rendah angka kesakitan dan angka

kejadian KEK (Wardani et al., 2023).

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam hidup, agar

wanita tahu pentingnya pertumbuhan dan perkembangan dirinya sehingga

dapat mempunyai hidup yang produktif. Pendidikan ini akan mendapatkan

pengetahuan untuk mengatur konsumsi makanan dengan pola menu

seimbang. Hal ini sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang wanita.

Pengetahuan gizi ini dapat diperoleh melalui pendidikan baik formal

maupun nonformal. Pengetahuan gizi nonformal dapat diperoleh melalui

berbagai media. Pengetahuan gizi saat ini sudah dapat di akses melalui

media masa (koran, majalah) dan media elektronik (televisi, radio)

(Wardani et al., 2022).


16

E. Patofisiologi KEK

Kekurangan asupan zat-zat gizi didukung dengan adanya faktor

lingkungan dan faktor manusia merupakan akibat dari terjadinya KEK, maka

simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila

keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya

terjadi kemerosotan jaringan. Patofisiologi atau perjalanan penyakit gizi

kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu (Ahmad et al., 2022):

1. Ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat gizi ini berlangsung

lama maka persediaan/cadangan jaringan akan digunakan untuk

memenuhi ketidakcukupan itu.

2. Apabila ini berlangsung lama, maka akan terjadi kemerosotan jaringan,

yang ditandai dengan penurunan berat badan.

3. Terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan

laboratorium.

4. Terjadi perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda yang khas.

5. Terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda klasik

F. Pemeriksaan Fisik

Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang

dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas

(LILA) kurang dari 23,5 cm. Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran

antropometri yang dapat menggambarkan keadaan status gizi dan untuk

mengetahui risiko KEK atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang
17

dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA. Tujuan pengukuran LILA

(Lontaan et al., 2023):

1. Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil

maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko

melahirkan bayi berat lahir rendah.

2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan

dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

3. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.

4. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang

menderita KEK

5. Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita

KEK.

Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko KEK

di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau

dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK.

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah ditetapkan,

pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter.

Terdapat 7 urutan pengukuran LILA yaitu (Wirenviona et al., 2021):

1. Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah pertengahan lengan

atas sebelah kiri dan lengan dalam keadaan tidak tertutup kain/pakaian.

2. Letakkan pita antara bahu dan siku.

3. Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.

4. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.


18

5. Pita jangan terlalu kekat atau longgar.

6. Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.

7. Catat hasil pengukuran LILA.

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang memiliki peran penting untuk menilai

keterlibatan organ dan komplikasi yang terjadi. Pasien dengan manifestasi

yang mengarah ke KEK tidak perlu dievaluasi dengan pemeriksaan penunjang

(Idayanti et al., 2022).

H. Terapi/Tindakan Penanganan

Tujuan pemberian terapi untuk mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya dalam persiapakn kehamilan, masa kehamilan dan

menjelang persalinan. Asuhan kebidanan pada WUS dengan KEK yaitu

(Idayanti et al., 2022):

1. Menganjurkan WUS untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan

harus meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang mengandung protein

(hewani dan nabati), susu dan olahannnya (lemak), roti dan biji-bijian

(karbohidrat), buah dan sayur-sayuran

2. Menyusun menu seimbang. WUS membutuhkan tambahan energi/kalori

untuk tubuhnya. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu

27.000 – 80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang

dibutuhkan oleh janin untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95

Kkal/hari. Kebutuhan tersebut terpenuhi dengan mengkonsumsi sumber

tenaga (kalori/energi) sebanyak 9 porsi, sumber zat pembangun (protein)


19

sebanyak 10 porsi dan sumber zat pengatur sebanyak 6 porsi dalam sehari.

Setelah menyusun menu seimbang perlu juga dibuat prosentase pembagian

makan dalam sehari yaitu:

(a) Makan pagi: jam 07.00 : 25%

(b) Selingan pagi: jam 10.00 : 10%

(c) Makan siang: jam 12.00 : 25%

(d) Selingan sore: jam 15.00 : 10%

(e) Makan malam: jam 18.00 : 20%

(f) Selingan malam: jam 20.00 : 10%

3. Memberikan makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil). PMT pemulihan

bumil KEK adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil

sebagai makanan tambvahan untuk pemulihan gizi, PMT Pemulihan bagi

ibu hamil dimaksudkan sebagai tambahan makanan, bukan sebagai

pengganti makanan sehari-hari. PMT dilakukan berbasis bahan makanan

lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi

setempat. Mulai tahun 2012, Kementrian Kesehatan RI menyediakan

anggaran untuk kegiatan PMT pemulihan bagi balita kurang gizi dan ibu

hamil KEK melalui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). PMT

diberikan kepada ibu yang hamil setiap hari selama 90 hari berturut-turut

atau dikondisikan dengan keadaan geografis dan sumber daya kader

masyarakat yang membantu proses memasak PMT (Panduan

Penyelenggaraan PMT (Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu

Hamil).
20

4. Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan memperbaiki

sistem distribusi dan monitoring secara terintegrasi dengan program

lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll.

5. Rutin memeriksakan diri pada masa sebelum hamil dan masa

kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan pelayanan

secara maksimal

6. Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA Pengukuran dilakukan

dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan batas ambang

23,5 cm (batas antara merah dan putih). Berat badan adalah salah satu

parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat

sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena

terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya

jumlah makanan yang dikonsumsi (Yuliani et al., 2021).

I. Komplikasi KEK

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada WUS KEK adalah sebagai

berikut (Sari et al., 2022):

1. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada WUS dapat menyebabkan resiko kehamilan yang

tidak sehat dan komplikasi pada calon ibu antara lain: anemia, pendarahan,

berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit

infeksi.

2. Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya


21

(premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan

operasi cenderung meningkat.

3. Terhadap janin

Kekurangan gizi pada WUS dan calon ibu dapat mempengaruhi

proses pertumbuhan janin dan menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir

mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra

partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah

(BBLR).
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Subjektif

1. Hari/ tanggal : 3 Juni 2023

2. Pukul : 10.00 WIB

3. Tempat : Puskesmas Sedinginan

4. Identitas pasien :

Nama : Ny. H Nama : Tn. M

Umur : 22 tahun Umur : 28 tahun

Suku : Melayu Suku : Melayu

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Sedinginan Alamat : Sedinginan

5. Keluhan utama

Pasien mengatakan sering merasa lemas, pusing dan mudah lelah.

Pasien mengatakan sudah 6 bulan menikah dan ingin segera memiliki

keturunan.

6. Riwayat perkawinan

Menikah 1 kali, umur menikah 22 tahun. Usia pernikahan 6 bulan

7. Riwayat mentruasi

a. Menarche : 14 tahun

b. Siklus : 28-30 hari

c. Durasi : 5-7 hari

22
23

d. Disminorhea : Pada hari pertama menstruasi

8. Riwayat Imunisasi: Imunisasi TT 2 (waktu SD dan sebelum menikah).

9. Riwayat keluarga berencana

Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB.

10. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas: G0P0A0

11. Riwayat kesehatan yang lalu

a. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menurun

b. Ibu tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang serius seperti jantung,

diabetes mietus, ataupun maag akut.

c. Ibu tidak sedang menderita penyakit berat seperti jantung, diabetes

miletus ataupun maag akut.

d. Ibu tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan juga makanan.

12. Riwayat kesehatan dan penyakit keluarga

a. Pasien tidak memiliki riwayat obesitas dalam keluarga

b. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dalam keluarga

seperti hipertensi, asma, DM, jantung dan penyakit menular lainnya.

13. Riwayat sosial budaya, psikologi dan spiritual

a. Suami adalah pengambil keputusan dalam keluarga

b. Suami adalah pencari nafkah dalam keluarga

c. Ibu tidak sedang memiliki masalah yang serius

d. Ibu mengaku menjalankan sholat 5 waktu.


24

14. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

1) Pasien mengatakan makan 2x/hari dengan porsi makan setengah

piring.

2) Minum 5-6 gelas/hari,

3) Pola makan komposisi nasi, sayur dan lauk.

b. Eliminasi

1) BAB 1-2 × sehari, konsistensi lunak

2) BAK 6-7 × sehari

c. Istirahat/tidur

1) Tidur siang ± 1 jam sehari

2) Tidur malam 6- 8 jam sehari

d. Aktivitas

Pasien melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu,

mengepel, masak dll. Pasien jarang melakukan olahraga.

e. Aktivitas seksual

Pasien mengatakan melakukan hubungan seksual dengan suami kurang

lebih 3-4x seminggu.

f. Personal hygiene

1) Mandi 2x sehari

2) Menggosok gigi 2x sehari

3) Mengganti baju setiap kali mandi atau kotor.

g. Perilaku kesehatan

Pasien tidak pernah merokok dan minum minuman beralkohol.


25

B. Data Objektif

1. Keadaan umum : Pasien tampak baik

2. Kesadaran : Komposmentis

3. Tanda-tanda vital:

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Suhu : 36oC

Nadi : 85x/ menit

Pernapasan : 22x/ menit

TB : 160 cm

BB : 45 kg

LILA : 22 cm

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Wajah : Pucat, tidak terdapat oedema, tidak terdapat kloasma.

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.

b. Abdomen

Tidak ada bekas luka operasi, tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri

tekan.

c. Ekstremitas

Tangan kanan dan kiri tidak ada oedema, kuku tidak tampak pucat.

Kaki kanan dan kiri tidak terdapat oedema pada kedua kaki, tidak ada

varices.

d. Anus

Tidak terdapat haemorhoid


26

5. Pemeriksaan penunjang

Hb 11,5gr%.

C. Assesment

Ny. H 22 tahun masa sebelum hamil dengan KEK. Ibu memerlukan

perencanaan kehamilan dan persiapan menjadi orang tua.

D. Planning

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga bahwa pasien

mengalami KEK.

2. Memberikan konseling masa sebelum hamil dan perencanaan kehamilan,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menjelaskan tujuan KIE pada calon ibu

b. Memberitahu bahwa ibu perlu untuk mengkonsumsi makanan bergizi

seimbang

c. Menjelaskan bahwa setiap calon ibu dianjurkan mengkonsumsi tablet

tambah darah yang mengandung zat besi dan asam folat minimal

seminggu sekali

d. Menjelaskan manfaat imunisasi TT

e. Menjelaskan jangka waktu pemberian imunisasi TT

f. Menjelaskan mengenai anemia dan bahayanya

g. Menjelaskan mengenai kekurangan gizi dan bahayanya

h. Menjelaskan mengenai hepatitis B dan upaya pencegahan pada calon

ibu
27

i. Menjelaskan mengenai diabetes melitus dan resikonya

j. Menjelaskan mengenai malaria dan dampaknya bagi calon ibu

k. Menjelaskan mengenai TORCH dan dampaknya bagi calon ibu

l. Menjelaskan mengenai thalasemia dan dampaknya pada calon ibu

m. Menjelaskan mengenai pencegahan thalasemia bagi calon ibu

n. Menjelaskan mengenai hemofilia dan dampaknya pada calon ibu

o. Menjelaskan mengenai pencegahan hemofilia pada calon ibu

3. Memberikan KIE kepada pasien tentang risiko Kekurangan Energi Kronik

(KEK) yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi, nafsu makan

berkurang, lingkar lengan atas pada usia subur kurang dari 23,5cm Lila

pasien yaitu 22 cm, Akibat bila pasien hamil kekurangan energi kronik

maka akan terjadi perdarahan, anemia, pengaruh waktu persalinan yaitu

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya, perdarahan

setelah persalinan, dan pengaruh pada janin yaitu keguguran, bayi lahir

mati, cacat bawaan, bayi dengan berat badan lahir rendah.

4. Menganjurkan pasien untuk lebih meningkatkan pola makanan dari

sebelumnya yaitu peningkatkan porsi makan sebanyak 4-5 kali sehari.

Meningkatkan jumlah protein yang di konsumsi dari ikan, telur, dan

daging dari sebelumnya. Meningkatkan jumlah buah-buahan yang

dimakan misalnya setiap hari mengonsumsi buah-buahan, dan sayur-

sayuran hijau yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah sedikit

menjadi lebih banyak porsi perharinya.


28

5. Memberitahukan pasien untuk tidak terlalu bekerja berat, hindari

mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat

di siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari.

6. Menganjurkan pasien untuk tetap menjaga personal hygiene terutama

daerah genitalia seperti mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab

atau basah agar tidak ada jamur yang dapat menyebabkan keputihan.

7. Menganjurkan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat yaitu makan

makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup dan olahraga teratur.

8. Beritahu pasien tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur

(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa

subur dan cara mengenali masa subur:

a. Perubahan suhu basal tubuh merupakan suhu saat tubuh istirahat atau

suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal tubuh diukur saat baru

bangun, saat mendekati masa subuh suhu tubuh menurun dan

meningkat saat ovulasi disebabkan kerna peningkatan estrogern.

b. Peningkatan libido atau hasrat seksual kerap dialami oleh wanita yang

sedang dalam masa ovulasi.

c. Perubahan cairan serviks, saat ovulasi cairan serviks akan lebih lengket

dan berwarna bening menyerupai putih telur dan jumlahnya lebih

bayak dari biasanya. Perubahan ini menudahkan sperma untuk menuju

rahim.

d. Cara memprediksi masa subur dengan melihat catatan menstruasi jika

menstruasi normal dan teratur atau setiap 28 hari maka akan


29

mengalami ovulasi sekitar 14 hari sebelum menstruasi selanjutnya dan

menggunakan alat prediksi kesuburan.

9. Memberikan dukungan mental dan mempersiapkan kehamilan yang sehat

kepada pasien. Beritahu ibu untuk bersabar dalam menunggu

kehamilannya dan menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa.

10. Memberikan pasien tablet Fe dan asam folat untuk mempersiapkan

kehamilan.

11. Anjurkan ibu untuk mengunjungi dokter spesialis kandungan untuk

program kehamilan.

12. Menganjurkan pasien untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan

kemudian untuk evaluasi.

13. Melakukan pendokumentasian.


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan pada

Ny. H dengan KEK. Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada Ny. H dilakukan

pada tanggal 3 Juni 2023 dengan hasil analisa data didapatkan beberapa hasil

pemeriksaan kebidanan sesuai dengan SOAP. Penulis membandingkan antara

konsep teori dengan asuhan kebidanan yang dialami oleh Ny. H.

Berdasarkan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan, didapatkan

LILA 22 cm. Pengkajian pada WUS dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)

secara teori didapatkan tanda dan gejala yaitu lelah, letih, lesu, lunglai, susah

buang air besar, nafsu makan berkurang, LILA <23,5 cm (Hasnidar, 2021). Dari

pengkajian ini didapatkan kesenjangan antara teori dengan letih, lesu, lunglai,

sedangkan pada kasus Ny. H tidak mengalami lelah, letih, lesu, lunglai, sehingga

asuhan kebidanan dilakukan sesuai dengan kondisi yang dialami Ny. H.

Analisa data terdiri dari penentuan diagnosis, menentukan masalah, dan

kebutuhan pada WUS. Analisa data ini ditentukan berdasarkan hasil pengkajian

data subjektif dan objektif. Pada kasus ini penulis dapat menegakkan diagnosa

kebidanan yaitu WUS pranikah dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK). Dalam

penegakkan diagnosa ini sesuai dengan teori bahwa diagnosa potensial yang

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Pada

langkah ini penting sekali untuk memberikan atau melakukan asuhan yang aman

pada WUS dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Putri et al., 2022).

Asuhan yang diberikan diantaranya menjelaskan hasil pemeriksaan pada

pasien dan keluarga bahwa pasien mengalami KEK. Selanjutnya yaitu

30
31

memberikan konseling prakehamilan yaitu mengenai komunikasi yang baik

dengan pasangan, keterbukaan, keyakinan dan nilai, peran dalam pernikahan,

hubungan keluarga, pengambilan keputusan serta pengendalian amarah.

Memberikan dukungan mental dan mempersiapkan kehamilan yang sehat kepada

pasien. Memberikan KIE kepada pasien tentang risiko Kekurangan Energi Kronik

(KEK) yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi, nafsu makan

berkurang, lingkar lengan atas pada usia subur kurang dari 23,5cm Lila pasien

yaitu 22 cm, Akibat bila pasien kekurangan energi kronik maka akan terjadi

perdarahan, anemia, pengaruh waktu persalinan yaitu persalinan sulit dan lama,

persalinan sebelum waktunya, perdarahan setelah persalinan, dan pengaruh pada

janin yaitu keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, bayi dengan berat badan

lahir rendah.

Asuhan lainnya yang diperlukan yaitu menganjurkan pasien untuk lebih

meningkatkan pola makanan dari sebelumnya yaitu peningkatkan porsi makan

sebanyak 4-5 kali sehari. Meningkatkan jumlah protein yang di konsumsi dari

ikan, telur, dan daging dari sebelumnya. Meningkatkan jumlah buah-buahan yang

dimakan misalnya setiap hari mengonsumsi buah-buahan, dan sayur-sayuran hijau

yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah sedikit menjadi lebih banyak

porsi perharinya. Memberitahukan pasien untuk tidak terlalu bekerja berat,

hindari mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat

di siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari. Menganjurkan pasien

untuk tetap menjaga personal hygiene terutama daerah genitalia seperti mengganti

celana dalam setiap kali merasa lembab atau basah agar tidak ada jamur yang

dapat menyebabkan keputihan. Menganjurkan pasien untuk makan makanan


32

bergizi yang mengandung karbohidrat seperti nasi dan roti. Sayuran hijau, yang

mengandung protein seperti telur, daging, tahu dan tempe. Mengkonsumsi buah-

buahan dan juga susu untuk menambah kebutuhan nutrisi pasien. Menganjurkan

pasien untuk menerapkan pola hidup sehat yaitu makan makanan yang bergizi

seimbang, istirahat yang cukup dan olahraga teratur.

Beritahu pasien tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur

(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa subur

dan cara mengenali masa subur yaitu perubahan suhu basal tubuh merupakan

suhu saat tubuh istirahat atau suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal

tubuh diukur saat baru bangun, saat mendekati masa subuh suhu tubuh menurun

dan meningkat saat ovulasi disebabkan kerna peningkatan estrogern. Cara

memprediksi masa subur dengan melihat catatan menstruasi jika menstruasi

normal dan teratur atau setiap 28 hari maka akan mengalami ovulasi sekitar 14

hari sebelum menstruasi selanjutnya dan menggunakan alat prediksi kesuburan.

Berdasarkan penatalaksanaan diatas, salah satu penatalaksanaan yang

diberikan yaitu menjelaskan kepada pasien bahwa Kekurangan Energi Kronik

(KEK) adalah salah satu adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan

protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Kekurangan gizi

akut dapat disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang

cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode

tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein yang cukup.

Penatalaksanaan lain yang diberikan kepada pasien Kekurangan Energi Kronik

(KEK) yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yaitu biskuit. WUS dengan

Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang menerima PMT mengandung kurang


33

lebih 600-700 kkal dan 15-20 gram protein setiap hari dapat meningkatkan berat

badan pasien dengan cepat dan pasien dianjurkan untuk kunjungan ulang 1 bulan

kemudian.

Dalam memberikan asuhan kepada klien, penulis mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, diantaranya bidan di lahan praktik yang memberi kepercayaan,

bimbingan serta saran dosen pembimbing yang membantu penulis agar

memaksimalkan pengaplikasian asuhan sesuai dengan teori yang ada. Serta klien

dan suami yang bersedia kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis

untuk melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan asuhan sesuai kebutuhan

klien. Dalam melakukan asuhan pada klien, penulis didampingi oleh tenaga

kesehatan yang telah memiliki sertifikasi dari lembaga pelatihan yang berwenang.

Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang

timbul. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mahasiswa mampu memberikan asuhan dan didapatkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dan mengumpulkan data

subjektif untuk konseling masa sebelum hamil, perencanaan kehamilan

dan persiapan menjadi orang tua pada Ny. H dengan KEK.

2. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data objektif berupa

pemeriksaan fisik dan penunjang untuk konseling masa sebelum hamil,

perencanaan kehamilan dan persiapan menjadi orang tua pada Ny. H

dengan KEK.

3. Diagnosa yang ditetapkan yaitu Ny. H 22 tahun dengan KEK.

4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan konseling masa sebelum hamil,

perencanaan kehamilan dan persiapan menjadi orang tua pada Ny. H

dengan KEK.

B. Saran

1. Untuk Klien

a. Mematuhi setiap asuhan yang diberikan agar kondisi calon ibu dan

calon anak selalu sehat.

b. Jelaskan kepada pasien tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat

KEK.

34
35

c. Beritahu pasien tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur

(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri

masa subur dan cara mengenali masa subur.

2. Untuk Bidan

a. Bidan harus memperdalam ilmu mengenai hal-hal apa saja yang

menjadi wewenangnya dan apa saja yang tidak boleh untuk dilakukan

dan tindakan apa saja yang harus melakukan penanganan segera

maupun kolaborasi dengan dokter mengenai KEK.

b. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan

pelayanan yang baik mengenai KEK agar pasien bisa merasa puas dan

nyaman dengan pelayanan yang diberikan.

3. Untuk Institusi

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya

pembelajaran tentang penerapan manajemen asuhan kebidanan dalam

pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan mengingat

proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna

menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan profesional.


DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti, D., Astuti, W. W., Yunola, S., Anggraini, H., Megawati, Setyani, R. A.,
… Caraka, L. D. (2022). Buku Ajar Asuhan Kehamilan S1 Kebidanan Jilid I.
Jakarta: Mahakarya Citra Utama.
Ahmad, E. H., Jamir, A. F., Lindriani, Amaliah, A. R., Susiyanti, E., Sanghati, …
Iskandar, I. (2022). Seputar Kesehatan Reproduksi. Makassar: Erye Art.
Almatsier, S. (2016). Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Dartiwen, & Nurhayati, Y. (2019). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Emilia, O., Prabandari, Y. S., & Supriyati. (2018). Promosi Kesehatan dalam
Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fatimah, & Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Febriyeni, F., Medhyna, V., Oktavianis, O., Zuraida, Z., Delvina, I., Kasoema, R.
S., … Fitri, N. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif. Jakarta:
Yayasan Kita Menulis.
Hatini, E. E. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang: Wineka Media.
Idayanti, T., Umami, S. F., Mulyati, I., Khasanah, R. N., Yaner, N. R., Pastuty, R.,
… Khayati, N. (2022). Kesehatan Reproduksi Pada Wanita. Banjarmasin:
Media Sains Indonesia.
Khairoh, M., Rosyariah, A., & Ummah, K. (2019). Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Surabaya: Jakad Media Publishing.
Longgupa, L. W., Entoh, C., Noya, F., Sitorus, S. B. M., Siregar, N. Y.,
Nurfatimah, … Lailatul, M. F. (2021). Asuhan Kehamilan dalam Lembar
Rencana Catatan SOAP dan Implementasinya. Yogyakarta: Nas Media
Pustaka.
Munir, R., Kusmiati, M., Zakiah, L., Lestari, F., & Rahmadini, A. F. (2023). Buku
Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Klaten: Lakeisha.
Nuraisya, W. (2022). Buku Ajar Teori Dan Praktik Kebidanan Dalam Asuhan
Kehamilan Disertai Daftar Tilik. Yogyakarta: Deepublish.
Permatasari, D., Hutomo, C. S., Istiqomah, S. B. T., Purba, J., Akhlaq, M. N. El,
Sirait, S. H., … · L. G. (2022). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Purnamayanti, N. M. D., Ariyani, F., Hernawati, E., Anggraini, P. D., Ekajayanti,
P. P. N., Lismawati, … Danti, R. R. (2022). Buku Ajar Asuhan Kehamilan S1
Kebidanan Jilid II. Jakarta: Mahakarya Citra Utama.
Putri, N. R., Sebtalesy, C. Y., Sari, M. H. N., Prihartini, S. D., Argaheni, N. B.,
Hidayati, N., … Putri, H. A. (2022). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Yayasan Kita Menulis.
Seriana, I., Bakoil, M. B., Fitriani, A., Lindayani, I. K., Astari, R. Y., Usman, H.,
… · B. R. (2023). Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana (KB). Bandung: Media Sains Indonesia.
Syaiful, Y., & Fatmawati, L. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya:
CV. Jakad Media Publishing.
Wulandari, C. L., Risyati, L., Maharani, Saleh, U. K. S., Kristin, D. M., Mariati,
N., … Wariyaka, M. R. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bandung:
Media Sains Indonesia.
Yuliani, D. R., Saragih, E., Astuti, A., Wahyuni, W., Ani, M., Muyassaroh, Y., …
Azizah, N. (2021). Asuhan Kehamilan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai