Kelompok 1 Sedinginan Konseling Sebelum Hamil
Kelompok 1 Sedinginan Konseling Sebelum Hamil
Disusun oleh:
Kelompok I
Nama NIM
1. Desi Evalita (231132041)
2. Farida Anum (231132051)
3. Fitri Aprinora (231132054)
4. Nofriza (231132072)
5. Noraiydah (231132073)
6. Wenny Indriani (231132089)
7. Yulina (231132091)
Segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
dapat membuat Laporan Kasus (LK) Stase Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas
Perencanaan Kehamilan dan Persiapan Menjadi Orang Tua pada Ny. H dengan
Sedinginan yaitu Juniar Pince Siallagan, S.Tr.Keb dan Preceptor Akademik Bdn.
Fajar Sari Tanberika, M.Kes yang telah memberikan arahan dan bimbingan
selama dinas, sehingga tugas laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan, ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu memberikan
kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada
penulis guna penyempurnaan masalah berikutnya. Semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada
Penulis
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh:
Kelompok I
Nama NIM
1. Desi Evalita (231132041)
2. Farida Anum (231132051)
3. Fitri Aprinora (231132054)
4. Nofriza (231132072)
5. Noraiydah (231132073)
6. Wenny Indriani (231132089)
7. Yulina (231132091)
Disetujui Oleh
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Kelompok I
Nama NIM
1. Desi Evalita (231132041)
2. Farida Anum (231132051)
3. Fitri Aprinora (231132054)
4. Nofriza (231132072)
5. Noraiydah (231132073)
6. Wenny Indriani (231132089)
7. Yulina (231132091)
Disetujui Oleh
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 5
C. Tujuan Umum dan Khusus................................................... 5
1. Tujuan Umum................................................................ 5
2. Tujuan Khusus............................................................... 6
D. Manfaat................................................................................. 6
1. Manfaat Teoritis............................................................. 6
2. Manfaat Praktis.............................................................. 7
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 30
BAB V PENUTUP.................................................................................. 34
A. Kesimpulan........................................................................... 34
B. Saran..................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
orangtua adalah suatu anugerah yang tiada duanya, namun untuk menjadi
kualitas hidup dan masa depan anak menjadi lebih baik. Untuk menjadi orang
Para calon ayah dan ibu terutama yang baru menikah perlu memiliki kesiapan
Kesiapan merawat anak diperlukan oleh para calon ibu, terutama ibu
hamil yang belum pernah memiliki anak. Kesiapan merawat anak dapat
dimulai sejak masa sebelum kehamilan. Salah satu kesiapan dalam merawat
anak oleh calon ibu adalah menerima perubahan fisiologis dan psikologis pada
dirinya sendiri. Salah satu permasalahan pada calon ibu adalah permasalahan
daya tahan tubuh yang berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian.
Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih
1
2
lanjut. Ibu atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan
gizi yang cukup sehingga harus dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat
energi kronis (KEK) pada kehamilan. Status gizi ibu sebelum dan selama
status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan
besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan
normal, dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat bergantung
keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Fatimah & Nuryaningsih, 2017).
sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang
perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).
usia 0 – 1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap
Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian bayi adalah
KEK merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang berada pada
kondisi yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya
konsumsi pangan dan sumber energi yang mengandung zat gizi makro.
3
Wanita yang berisiko mengalami KEK dapat dilihat dari pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) dengan nilai kurang dari 23,5 cm. Wanita yang
mengalami KEK selama masa kehamilan akan berdampak negatif pada siklus
Akibatnya berat badan bayi yang dilahirkan rendah atau biasa disebut dengan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang ditandai dengan berat badan lahir
kehamilan adalah terus menerus merasa letih, kesemutan, muka tampak pucat,
kesulitan sewaktu melahirkan dan air susu yang keluar tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada
waktu menyusui. Akibat pada janin yang dikandung ibu adalah bisa
lahir sebelum waktunya (prematur) dan kematian pada bayi (Nuraisya, 2022).
orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam keadaan hamil. Kehamilan
dan zat gizi lainnya meningkat selama hamil. Penyebab dari KEK dapat dibagi
4
menjadi dua, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung (Afriyanti et al.,
2022).
pangan terutama energi dan protein, penyakit infeksi, dan pantangan makanan.
glukosa akan didahulukan. Pemecahan protein tubuh ini pada akhirnya akan
menyebabkan melemahnya otot-otot dan jika hal ini terjadi secara terus
menerus, akan terjadi deplesi masa otot karena salah satu fungsi dari protein
dimana asupan makanan yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan
kesehatan. Jika jumlah asupan makanan selama satu hari diukur dengan
makanan yang bergizi, maka konsumsi pangan tersebut dalam kategori baik
2021).
Penyebab lain KEK terdiri dari hambatan utilitas zat-zat gizi, hambatan
pemula terjadinya kurang gizi sebagai akibat menurunya nafsu makan, adanya
zat gizi oleh adanya penyakit. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi
Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang jelek
5
gizi antara lain diare, tuberculosis, campak, HIV, hepatitis C, hepatitis B, batuk
2019).
melakukan konseling pada calon ibu. Oleh karena itu peran bidan sangat
Perencanaan Kehamilan dan Persiapan Menjadi Orang Tua pada Ny. H dengan
B. Rumusan Masalah
perencanaan kehamilan dan persiapan menjadi orang tua pada Ny. H dengan
1. Tujuan Umum
kebidanan SOAP.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat
dan benar.
2. Manfaat Praktis
menjadi orang tua pada Ny. H dengan KEK. Laporan kasus ini juga
Orang Tua
1. Persiapan Fisik
golongan darah rutin, pemeriksaan urin rutin, dan pemeriksaan lain atas
2. Persiapan Gizi
ibu sudah melakukan perbaikan status gizi sebelum hamil. Pada persiapan
gizi terlebih dahulu di ukur status gizi ibu, kemudian bidan menghitung
8
9
1. Persiapan Fisik
ibu.
2. Persiapan Psikologis
Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga melahirkan akan
3. Persiapan Finansial
Namun faktor ini bisa dikatakan paling penting. Persiapan yang dimaksud
berarti pertambahan biaya tetap bagi sebuah keluarga, yang secara tetap
tanggung jawab untuk mendidik anak agar baik dalam hal kepribadian,
lain hal yang kelak akan menentukan keberhasilan dan kemandirian anak
B. Definisi KEK
seseorang kekurangan asupan energi dan protein yang terjadi pada yang
dirinya. Kurangnya asupan energi dan protein tersebut terjadi pada waktu
yang lama sehingga menyebabkan ukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) berada
di bawah normal, kurang dari 18,5 untuk orang dewasa (Hatini, 2019).
(energi dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Risiko KEK
menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita KEK bilamana LILA < 23,5
dan cairan termasuk air serta serat yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat,
protein dan lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D,
asam folat, zat besi, seng kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita
kejadian risiko KEK dan ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam
jangka waktu cukup lama yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LILA)
(Hatini, 2019).
Kelompok usia yang memiliki resiko paling tinggi dalam masalah KEK
adalah wanita dan anak-anak. Gangguan gizi pada wanita dipengaruhi oleh
berbagai faktor yaitu kebiasaan makan yang buruk, pemahaman gizi yang
salah, masuknya produk makanan dari luar yang kurang bergizi dan penyakit
dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas
(LILA) kurang dari 23,5 cm. Gejala yang sering dialami oleh wanita pengidap
13
KEK yaitu rasa lelah yang datang terus-menerus, merasa kesemutan, wajah
pucat dan tidak bugar, sangat kurus (indeks massa tubuh kurang dari 18,5),
lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm, mengalami penurunan berat
badan dan kekurangan lemak, menurunnya kalori yang terbakar saat istirahat,
D. Penyebab KEK
(Nelwan, 2019):
1. Asupan Makan
rendah dan tinggi sumber besi non heme (nabati), menu makanan juga
selalu takut pada hal yang membuat mereka terlihat gemuk. Sehingga
terjadi, maka kejadian KEK akan terjadi pada wanita yang memiliki pola
makan tersebut. Jika wanita punya kebiasaan buruk seperti merokok, maka
akan bertambah pula faktor resiko dari kejadian kurang energi kronik ini
2. Pengetahuan Gizi
pemecahan masalah tentang gizi yang ada saat ini. Perilaku yang didasari
permasalahan gizi ini tidak ada lagi oleh karena orang sudah mengerti
3. Pekerjaan
pekerjaan merupakan salah satu modal yang cukup penting untuk dapat
ini adalah merupakan modal yang penting untuk dapat memenuhi status
gizi, agar masalah kurang energi kronis (KEK) dapat berkurang. Saat ini
4. Pendidikan
pendidikan yang lebih tinggi akan mengubah orientasi pada tindakan dan
seimbang. Hal ini sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang wanita.
berbagai media. Pengetahuan gizi saat ini sudah dapat di akses melalui
E. Patofisiologi KEK
lingkungan dan faktor manusia merupakan akibat dari terjadinya KEK, maka
simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila
keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya
laboratorium.
5. Terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda klasik
F. Pemeriksaan Fisik
dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas
(LILA) kurang dari 23,5 cm. Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran
mengetahui risiko KEK atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang
17
dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA. Tujuan pengukuran LILA
1. Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil
menderita KEK
KEK.
Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko KEK
di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau
dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK.
1. Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah pertengahan lengan
atas sebelah kiri dan lengan dalam keadaan tidak tertutup kain/pakaian.
G. Pemeriksaan Penunjang
H. Terapi/Tindakan Penanganan
(hewani dan nabati), susu dan olahannnya (lemak), roti dan biji-bijian
sebanyak 10 porsi dan sumber zat pengatur sebanyak 6 porsi dalam sehari.
bumil KEK adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil
anggaran untuk kegiatan PMT pemulihan bagi balita kurang gizi dan ibu
diberikan kepada ibu yang hamil setiap hari selama 90 hari berturut-turut
Hamil).
20
secara maksimal
dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan batas ambang
23,5 cm (batas antara merah dan putih). Berat badan adalah salah satu
I. Komplikasi KEK
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada WUS KEK adalah sebagai
1. Terhadap Ibu
tidak sehat dan komplikasi pada calon ibu antara lain: anemia, pendarahan,
berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
2. Terhadap Persalinan
3. Terhadap janin
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra
partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Subjektif
4. Identitas pasien :
5. Keluhan utama
keturunan.
6. Riwayat perkawinan
7. Riwayat mentruasi
a. Menarche : 14 tahun
22
23
b. Ibu tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang serius seperti jantung,
d. Ibu tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan juga makanan.
a. Nutrisi
piring.
b. Eliminasi
c. Istirahat/tidur
d. Aktivitas
e. Aktivitas seksual
f. Personal hygiene
1) Mandi 2x sehari
g. Perilaku kesehatan
B. Data Objektif
2. Kesadaran : Komposmentis
3. Tanda-tanda vital:
Suhu : 36oC
TB : 160 cm
BB : 45 kg
LILA : 22 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
b. Abdomen
Tidak ada bekas luka operasi, tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri
tekan.
c. Ekstremitas
Tangan kanan dan kiri tidak ada oedema, kuku tidak tampak pucat.
Kaki kanan dan kiri tidak terdapat oedema pada kedua kaki, tidak ada
varices.
d. Anus
5. Pemeriksaan penunjang
Hb 11,5gr%.
C. Assesment
D. Planning
mengalami KEK.
seimbang
tambah darah yang mengandung zat besi dan asam folat minimal
seminggu sekali
ibu
27
(KEK) yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi, nafsu makan
berkurang, lingkar lengan atas pada usia subur kurang dari 23,5cm Lila
pasien yaitu 22 cm, Akibat bila pasien hamil kekurangan energi kronik
setelah persalinan, dan pengaruh pada janin yaitu keguguran, bayi lahir
mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat
di siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari.
daerah genitalia seperti mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab
atau basah agar tidak ada jamur yang dapat menyebabkan keputihan.
makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup dan olahraga teratur.
8. Beritahu pasien tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur
(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa
a. Perubahan suhu basal tubuh merupakan suhu saat tubuh istirahat atau
suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal tubuh diukur saat baru
b. Peningkatan libido atau hasrat seksual kerap dialami oleh wanita yang
c. Perubahan cairan serviks, saat ovulasi cairan serviks akan lebih lengket
rahim.
kehamilan.
program kehamilan.
Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan pada
Ny. H dengan KEK. Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada Ny. H dilakukan
pada tanggal 3 Juni 2023 dengan hasil analisa data didapatkan beberapa hasil
LILA 22 cm. Pengkajian pada WUS dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
secara teori didapatkan tanda dan gejala yaitu lelah, letih, lesu, lunglai, susah
buang air besar, nafsu makan berkurang, LILA <23,5 cm (Hasnidar, 2021). Dari
pengkajian ini didapatkan kesenjangan antara teori dengan letih, lesu, lunglai,
sedangkan pada kasus Ny. H tidak mengalami lelah, letih, lesu, lunglai, sehingga
kebutuhan pada WUS. Analisa data ini ditentukan berdasarkan hasil pengkajian
data subjektif dan objektif. Pada kasus ini penulis dapat menegakkan diagnosa
kebidanan yaitu WUS pranikah dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK). Dalam
penegakkan diagnosa ini sesuai dengan teori bahwa diagnosa potensial yang
langkah ini penting sekali untuk memberikan atau melakukan asuhan yang aman
pada WUS dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Putri et al., 2022).
30
31
pasien. Memberikan KIE kepada pasien tentang risiko Kekurangan Energi Kronik
(KEK) yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi, nafsu makan
berkurang, lingkar lengan atas pada usia subur kurang dari 23,5cm Lila pasien
yaitu 22 cm, Akibat bila pasien kekurangan energi kronik maka akan terjadi
perdarahan, anemia, pengaruh waktu persalinan yaitu persalinan sulit dan lama,
janin yaitu keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, bayi dengan berat badan
lahir rendah.
sebanyak 4-5 kali sehari. Meningkatkan jumlah protein yang di konsumsi dari
ikan, telur, dan daging dari sebelumnya. Meningkatkan jumlah buah-buahan yang
yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah sedikit menjadi lebih banyak
hindari mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat
di siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari. Menganjurkan pasien
untuk tetap menjaga personal hygiene terutama daerah genitalia seperti mengganti
celana dalam setiap kali merasa lembab atau basah agar tidak ada jamur yang
bergizi yang mengandung karbohidrat seperti nasi dan roti. Sayuran hijau, yang
mengandung protein seperti telur, daging, tahu dan tempe. Mengkonsumsi buah-
buahan dan juga susu untuk menambah kebutuhan nutrisi pasien. Menganjurkan
pasien untuk menerapkan pola hidup sehat yaitu makan makanan yang bergizi
Beritahu pasien tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur
(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa subur
dan cara mengenali masa subur yaitu perubahan suhu basal tubuh merupakan
suhu saat tubuh istirahat atau suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal
tubuh diukur saat baru bangun, saat mendekati masa subuh suhu tubuh menurun
normal dan teratur atau setiap 28 hari maka akan mengalami ovulasi sekitar 14
(KEK) adalah salah satu adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan
protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Kekurangan gizi
akut dapat disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang
cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode
(KEK) yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yaitu biskuit. WUS dengan
lebih 600-700 kkal dan 15-20 gram protein setiap hari dapat meningkatkan berat
badan pasien dengan cepat dan pasien dianjurkan untuk kunjungan ulang 1 bulan
kemudian.
memaksimalkan pengaplikasian asuhan sesuai dengan teori yang ada. Serta klien
dan suami yang bersedia kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis
klien. Dalam melakukan asuhan pada klien, penulis didampingi oleh tenaga
kesehatan yang telah memiliki sertifikasi dari lembaga pelatihan yang berwenang.
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang
timbul. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
dengan KEK.
dengan KEK.
B. Saran
1. Untuk Klien
a. Mematuhi setiap asuhan yang diberikan agar kondisi calon ibu dan
KEK.
34
35
c. Beritahu pasien tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur
(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri
2. Untuk Bidan
menjadi wewenangnya dan apa saja yang tidak boleh untuk dilakukan
pelayanan yang baik mengenai KEK agar pasien bisa merasa puas dan
3. Untuk Institusi
Afriyanti, D., Astuti, W. W., Yunola, S., Anggraini, H., Megawati, Setyani, R. A.,
… Caraka, L. D. (2022). Buku Ajar Asuhan Kehamilan S1 Kebidanan Jilid I.
Jakarta: Mahakarya Citra Utama.
Ahmad, E. H., Jamir, A. F., Lindriani, Amaliah, A. R., Susiyanti, E., Sanghati, …
Iskandar, I. (2022). Seputar Kesehatan Reproduksi. Makassar: Erye Art.
Almatsier, S. (2016). Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Dartiwen, & Nurhayati, Y. (2019). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Emilia, O., Prabandari, Y. S., & Supriyati. (2018). Promosi Kesehatan dalam
Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fatimah, & Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Febriyeni, F., Medhyna, V., Oktavianis, O., Zuraida, Z., Delvina, I., Kasoema, R.
S., … Fitri, N. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif. Jakarta:
Yayasan Kita Menulis.
Hatini, E. E. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang: Wineka Media.
Idayanti, T., Umami, S. F., Mulyati, I., Khasanah, R. N., Yaner, N. R., Pastuty, R.,
… Khayati, N. (2022). Kesehatan Reproduksi Pada Wanita. Banjarmasin:
Media Sains Indonesia.
Khairoh, M., Rosyariah, A., & Ummah, K. (2019). Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Surabaya: Jakad Media Publishing.
Longgupa, L. W., Entoh, C., Noya, F., Sitorus, S. B. M., Siregar, N. Y.,
Nurfatimah, … Lailatul, M. F. (2021). Asuhan Kehamilan dalam Lembar
Rencana Catatan SOAP dan Implementasinya. Yogyakarta: Nas Media
Pustaka.
Munir, R., Kusmiati, M., Zakiah, L., Lestari, F., & Rahmadini, A. F. (2023). Buku
Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Klaten: Lakeisha.
Nuraisya, W. (2022). Buku Ajar Teori Dan Praktik Kebidanan Dalam Asuhan
Kehamilan Disertai Daftar Tilik. Yogyakarta: Deepublish.
Permatasari, D., Hutomo, C. S., Istiqomah, S. B. T., Purba, J., Akhlaq, M. N. El,
Sirait, S. H., … · L. G. (2022). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Purnamayanti, N. M. D., Ariyani, F., Hernawati, E., Anggraini, P. D., Ekajayanti,
P. P. N., Lismawati, … Danti, R. R. (2022). Buku Ajar Asuhan Kehamilan S1
Kebidanan Jilid II. Jakarta: Mahakarya Citra Utama.
Putri, N. R., Sebtalesy, C. Y., Sari, M. H. N., Prihartini, S. D., Argaheni, N. B.,
Hidayati, N., … Putri, H. A. (2022). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Yayasan Kita Menulis.
Seriana, I., Bakoil, M. B., Fitriani, A., Lindayani, I. K., Astari, R. Y., Usman, H.,
… · B. R. (2023). Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana (KB). Bandung: Media Sains Indonesia.
Syaiful, Y., & Fatmawati, L. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya:
CV. Jakad Media Publishing.
Wulandari, C. L., Risyati, L., Maharani, Saleh, U. K. S., Kristin, D. M., Mariati,
N., … Wariyaka, M. R. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bandung:
Media Sains Indonesia.
Yuliani, D. R., Saragih, E., Astuti, A., Wahyuni, W., Ani, M., Muyassaroh, Y., …
Azizah, N. (2021). Asuhan Kehamilan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
LAMPIRAN