Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS PADA LANSIA “TUNAS ABADI”

KELURAHAN JELUTUNG KOTA JAMBI

Dosen Pembimbing:
Ns. Luri Mekeama, S.Kep.,M. kep

Disusun Oleh Kelompok II:

Siska G1B120014
Indah Ahsya Putri G1B120015
Mutmainah G1B120016
Putri Fadila G1B120017
Sherli Aprilia G1B120018
Syarifatul Istianah G1B120019
Dewi Aryani G1B120021
Jajang Domo Supriatna G1B120022
Nur Alfi Syahri G1B120023
Rifki Wahyudi G1B120024
Desta Fitrah Alfarid G1B120025
Ellysha Azzahra Ummami G1B120026
Thresyanty Elsye Sasmita G1B120027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia, taufik dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan “Satuan Acara Penyuluhan” dengan judul
“Diabetes Melitus”
Satuan Acara Penyuluhan ini disusun untuk memenuhi tugas Skillab mata
kuliah Blok Keperawatan Komunitas II. Kami sangat menyadari tugas Satuan
Acara Penyuluhan ini masih banyak kekurangan dalam penyusunan dan penulisan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan Satuan Acara Penyuluhan ini.
Demikin Satuan Acara Penyuluhan ini kami susun. Semoga penyuluhanini
dapat memberikan tambahan ilmu bagi penulis dan juga untuk peserta penyuluhan.

Jambi, 18 Februari 2023

Kelompok II
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELITUS PADA
LANSIA “TUNAS ABADI” KELURAHAN JELUTUNG KOTA JAMBI

Topik/Judul kegiatan : Diabetes Melitus Pada Lansia


Sasaran : Lansia di RT 10 Kelurahan Jelutung Kota Jambi
Hari/tanggal : Kamis, 23 Februari 2023
Jam : 08:00-08:50 wib
Alokasi Waktu : 50 menit
Tempat Pelaksanaan : Rumah Kader Lansia “Tunas Abadi” RT 10
Kelurahan Jelutung Kota Jambi

Penyuluh : Mahasiswa Keperawatan unja

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit metabolik kronis
paling umum di dunia yang disebut juga dengan pembunuh secara diam-
diam atau dikenal sebagai “silent killer”. Diabetes Mellitus merupakan
penyakit gangguan metabolik yang disebabkan oleh gagalnya organ
pankreas dalam memproduksi hormon insulin secara memadai. Penyakit ini
bisa dikatakan sebagai penyakit kronis karena dapat terjadi secara menahun
(Nasution et.al, 2021).

Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular


dengan proporsi tertinggi di Indonesia dan merupakan penyebab kematian
tertinggi keenam di Indonesia. Jumlah kasus Diabetes mellitus semakin
bertambah sampai beberapa tahun yang akan datang. Menurut survei yang
dilakukan World Health Organization (WHO), Indonesia menempati urutan
ke-4 dengan jumlah penderita Diabetes mellitus terbesar di dunia setelah
India, Cina dan Amerika Serikat. Sedangkan dari data Departemen
Kesehatan, jumlah pasien diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah
sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin. Melihat
permasalahan tersebut, menurut Menteri Kesehatan (Menkes), jika tidak
diintervensi secara serius, permasalahan diabetes akan bertambah besar
sehingga akan sulit untuk menanggulanginya.

Berdasarkan laporan dari International Diabetes Federation (IDF)


2021, Prevalensi DM di dunia pada tahun 2021 sebesar (10,5%) 537 juta
jiwa, pada tahun 2030 menjadi (11,3%) 643 juta jiwa dan pada tahun 2045
menjadi (12,2%) 783 jiwa diperkirakan meningkat 46%. Sedangkan di
wilayah asia tenggara jumlah penderita DM mencapai (10%) 90 juta jiwa
diperkirakan meningkat (10,9%) 113 juta di tahun 2030 dan (11,3%) 151
jiwa di tahun 2045 (IDF, 2021). Menurut International Diabetes Federation
(2019) diprediksi adanya peningkatan kasus DM di Indonesia dari 10,7 juta
pada tahun 2019 menjadi 13,7 juta pada tahun 2030. Berdasarkan
pengelompokan usia, penderita DM terbanyak ada pada kelompok usia 55-
64 tahun dan 65-74 tahun. Diabetes melitus pada lansia terjadi karena
faktor usia yang menyebabkan penurunan sel fungsi pankreas dan sekresi
insulin. Hal ini terjadi karena kurangnya massa otot dan perubahan
vaskuler, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi obat yang
bermacam-macam, faktor genetik, riwayat penyakit lain dan sering
menderita stress (ADA, 2019).

Lansia dengan Diabetes mellitus yang cukup lama pada umumnya


memiliki kualitas hidup yang kurang baik karena memiliki pengaruh
negatif terhadap fisik dan psikologis para penderita. Penderita Diabetes ini
biasanya sudah tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan tidak dapat
beraktifitas social. Berdasarkan hasil survei kelompok 2 pada hari Jumat,17
Februari 2023 di Rt.10 Kelurahan Jelutung Kota Jambi, masalah yang
terjadi pada lansia didaerah tersebut adalah Diabetes Melitus. Oleh karena
ini kelompok 2 mengambil penyuluhan mengenai Diabetes Melitus Pada
Lansia.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diabetes melitus diharapkan
lansia memahami tentang diabetes melitus.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan Lansia “tunas abadi” dapat
memahami :

a. Lansia mengetahui pengertian Diabetes Melitus,

b. Lansia mengetahui klasifikasi Diabetes Melitus,

c. Lansia menyebut tanda dan gejala Diabetes Melitus,

d. Lansia mengetahui penatalaksanaan Diabetes melitus,

e. Lansia mengetahui diet pada komplikasi Diabetes Melitus,

f. Lansia mengikuti senam kaki diabetes

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Judul Kegiatan
“Penyuluhan Diabetes Melitus Pada Lansia”
2. Peserta
Lansia Sebanyak 15 orang
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
4. Media Dan Alat
Media
a. Leafleat
b. Power point
Alat
a. Infocus
b. Laptop
c. Microfon
d. Tensimeter
e. Koran

D. Pengorganisasian
1. Tim Pelaksana
1) Moderator : Sherli Aprilia G1B120018
Penyuluh : Dewi Aryani G1B120021
2) Observer : Siska G1B120014
Fasilitator : Indah Ahsya Putri G1B120015
Mutmainah G1B120016
Syarifatul Istianah G1B120019
Jajang Domo Supriatna G1B120022
Rifky Wahyudi G1B120024
Desta Fitra Alfarid G1B120025
Thresyanti Elsye Sasmita G1B120027

3) Konsumsi : Putri Fadilah G1B120017


Ellysha Azzahra Umami G1B120026

4) Dokumentasi : Nur Alfi Syahri G1B120023

2. Uraian tugas
1) Moderator : Sherli Aprilia
Uraian tugas:
1. Membuka acara penyuluhan dan memperkenalkan diri, Dosen
Pembimbing serta tim kepada perserta
2. Membuat kontrak waktu penyuluhan
3. Memimpin jalannya penyuluhan
4. Menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.
5. Menutup acara penyuluhan.
2) Penyaji : Dewi Aryani
Uraian tugas:
1. Menggali pengetahuan lansia terhadap topik yang akan dilakukan
2. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta.
3. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
4. Memberikan umpan balik terhadap pertanyaan lansia

3) Fasilitator : Indah Ahsya Putri


Mutmainah
Syarifatul Istianah
Jajang Domo Supriatna
Rifky Wahyudi
Desta Fitra Alfarid
Thresyanti Elsye Sasmita
Uraian tugas:
1. Menyiapkan tempat dan media sebelum penyuluhan
2. Memotivasi peserta yang kurang aktif
3. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
4. Membantu penyaji memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
dan memfasilitasi anggota kelompok
5. Membagikan leaflet kepada peserta.

4) Observer : Siska
Uraian tugas:
1. Mencatat nama dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
2. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3. Mengamati perilaku verbal dan non-verbal peserta selama proses
penyuluhan.
4. Mengevaluasi hasil penyuluhan.
5. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa
tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.
6. Membuat laporan hasil terhadap kegiatan penyuluhan

5) Dokumentasi : Nur Alfi Syahri


Uraian tugas:
1. Mendokumentasikan setiap bagian dalam acara dalam bentuk
foto dan video.
2. Bertanggung jawab dalam publikasi hasil acara.
E. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyuluh

: Moderator

: Dosen Pembimbing

: Observer

: Peserta

: Fasilitator

: Dokumentasi

: Komsumsi

F. Kegiatan Penyuluhan
NO Tahapan Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Fase orientasi Pembukan :
10 menit 1. Moderator membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan mengucapkan salam 2. Melihat dan mendengar dengan
2. Moderator memperkenalkan aktif
diri,dosen pembimbing dan 3. Memperkenalkan diri dan alamat
semua anggota tim 4. Melihat dan mendengarkan
3. Moderator meminta dengan aktif
perkenalan pada lansia 5. Melihat dan mendengarkan
4. Moderator menjelaskan tujuan dengan aktif
dari penyuluhan 6. Melihat dan mendengarkan
5. Moderator menyampaikan dengan aktif
topik penyuluhan
6. Moderator mengontrak waktu

2. Fase kerja Penyampaian Materi :


30 menit 1. Penyaji menggali 1. Menjawab dan menyampaikan
pengetahuan lansia tentang apa yang diketahui tentang
Diabetes Melitus Diabetes Melitus
2. Penyaji memberikan 2. Memperhatikan dan antusias
reinforcement positif terhadap 3. Melihat dan mendengarkan
lansia yang menjawab dengan aktif
3. Penyaji menjelaskan tentang 4. Menjawab dan menyampaikan
definisi Diabetes Melitus apa yang diketahui tentang
4. Penyaji menggali klasifikasi Diabetes Melitus
pengetahuan lansia terhadap 5. Memperhatikan dan antusias
klasifikasi Diabetes Melitus 6. Melihat dan mendengarkan
5. Penyaji memberikan dengan aktif
reinforcement positif terhadap 7. Menjawab dan menyampaikan
lansia yang menjawab apa yang diketahui tentang tanda
6. Penyaji menjelaskan tentang dan gejala Diabetes Melitus
klasifikasi Diabetes Melitus 8. Memperhatikan dan antusias
7. Penyaji menggali 9. Melihat dan mendengarkan
pengetahuan lansia terhadap dengan aktif
tanda dan gejala Diabetes 10. Menjawab dan menyampaikan
Melitus apa yang diketahui tentang
8. Penyaji memberikan penatalaksanaan Diabetes
reinforcement positif terhadap Melitus
lansia yang menjawab 11. Memperhatikan dan antusias
9. Penyaji menjelaskan tentang 12. Melihat dan mendengarkan
tanda dan gejala Diabetes dengan aktif
Melitus 13. Menjawab dan menyampaikan
10. Penyaji menggali apa yang diketahui tentang diet
pengetahuan lansia terhadap pada Diabetes Melitus
penatalaksanaan Diabetes 14. Memperhatikan dan antusias
Melitus 15. Melihat dan mendengarkan
11. Penyaji memberikan dengan aktif

reinforcement positif terhadap 16. Memberikan pertanyaan kepada

lansia yang menjawab penyaji

12. Penyaji menjelaskan tentang 17. Memperhatikan dan antusias

penatalaksanaan Diabetes 18. Melihat dan mendengarkan


Melitus dengan aktif
13. Penyaji menggali 19. Mengikuti senam kaki Diabetes
pengetahuan lansia terhadap Melitus
diet pada Diabetes Melitus
14. Penyaji memberikan
reinforcement positif terhadap
lansia yang menjawab
15. Penyaji menjelaskan tentang
diet pada Diabetes Melitus
16. Moderator membuka sesi
diskusi pada lansia untuk
bertanya tentang materi yang
belum dipahami
17. Penyaji memberikan
reinforcement positif terhadap
lansia yang menjawab
18. Penyaji memberikan umpan
balik pada pertanyaan lansia
19. Moderator membuka sesi
senam kaki Diabetes Melitus
3. Fase Terminasi Penutup : 1. Menjawab dan mengungkapkan
10 menit 1. Moderator melakukan perasaannya
evaluasi subjektif dan objektif 2. Memperhatikan dan antusias
pada lansia 3. Melihat dan mendengarkan dengan
2. Melakukan reinforcement aktif
positif terhadap lansia 4. Menjawab salam penutup
3. Moderator menyimpulkan 5. Mengambil leaflet dan konsumsi
materi penyuluhan 6. Ikut serta dalam sesi foto bersama
4. Mengakhiri kegiatan dengan
salam
5. Pembagian leaflet oleh
fasilitator dan konsumsi oleh
tim konsumsi
6. Dokumentasi dan sesi foto
bersama

G. EVALUASI
1) Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan dirumah kader Lansia
“Tunas Abadi” Rt.10 Kel. Jelutung Kota Jambi
b. 90% peserta menghadiri penyuluhan
c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
d. Peran dan tugas sesuai dengan perencanaan

2) Evaluasi proses
a. Peserta berada ditempat sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan
b. Peserta antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
c. Peserta menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
d. Penyelenggara dapat memfasilitasi jalannya peyuluhan
e. Penyelenggara dapat menjalankan perannya sesuai tugas

3) Evaluasi hasil
a. 10 dari 15 peserta yang mengikuti penyuluhan mampu
mengetahui Defenisi Diabetes Melitus
b. 10 dari 15 peserta yang mengikuti penyuluhan mampu
menyebutkan Klasifikasi Diabetes Melitus
c. 10 dari 15 peserta yang mengikuti penyuluhan mampu
menyebutkan Tanda dan gejala Diabetes Melitus
d. 10 dari 15 peserta yang mengikuti penyuluhan mampu
mengetahui penatalaksanaan Diabetes Melitus
e. 10 dari 15 peserta yang mengikuti penyuluhan mampu
menyebutkan diet pada Diabetes Melitus

f. 10 dari 15 peserta yang mengikuti penyuluhan mampu


mengikuti senam kaki Diabetes Melitus
MATERI PENYULUHAN
DIABETES MELITUS

1. Definisi
Penyakit Kencing Manis atau dalam istilah medisnya disebut Diabetes
Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) dalam
darah sebagai akibat dari kekurangan insulin, yang ditandai dengan
berlebihnya gula dalam darah (hiperglikemia) dan terdapat gula dalam air
kencing (glukosuria). (Misnadiarly, 2006). Gula darah Normal menurut
KEMENKES adalah normal Gula Darah Sewaktu (GDS)/tanpa puasa <
200 mg/dl; Gula Darah Puasa (GDP) < 126 mg/dl.

2. Klasifikasi

1. DM tipe 1 : DM yang disebabkan tidak adanya produksi insulin sama


sekali. Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang terjadi
ketika tubuh kurang atau sama sekali tidak dapat menghasilkan hormon
insulin. Padahal, insulin dibutuhkan untuk menjaga kadar gula darah
tetap normal. Kondisi ini lebih jarang terjadi dibandingkan DM tipe 2.
Umumnya, diabetes tipe 1 terjadi dan ditemukan pada anak-anak,
remaja, atau dewasa muda, meski bisa terjadi pada usia berapa pun.
Diabetes tipe 1 kemungkinan besar disebabkan oleh sistem kekebalan
tubuh yang seharusnya melawan patogen (bibit penyakit) malah keliru
sehingga menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas (autoimun).
Kekeliruan sistem imun pada tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor
genetik dan paparan virus di lingkungan. Oleh karena itu, orang yang
memiliki riwayat keluarga dengan jenis diabetes ini berisiko tinggi
terkena penyakit ini. Sering kali penderita DM tipe 1 memerlukan terapi
insulin seumur hidup untuk mengendalikan gula darahnya.
2. DM tipe 2 : DM yang disebabkan tidak cukup dan tidak efektifnya kerja
insulin. Secara umum, jenis diabetes ini dapat menyerang siapa saja
pada semua kalangan usia. Namun, diabetes tipe 2 biasanya lebih
mungkin terjadi pada orang dewasa dan lansia karena faktor gaya hidup
yang tidak sehat, seperti kurang gerak dan kelebihan berat badan. Gaya
hidup tak sehat menyebabkan sel-sel tubuh kebal atau kurang sensitif
merespons hormon insulin. Kondisi ini disebut juga dengan resistensi
insulin. Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat memproses glukosa dalam
darah menjadi energi dan glukosa pun akhirnya menumpuk di dalam
darah. Untuk mengatasi gejala diabetes tipe 2, pasien perlu menjalani
polah hidup diabetes yang lebih sehat, seperti mengatur pola makan dan
memperbanyak aktivitas fisik. Dokter juga mungkin akan memberikan
obat diabetes untuk menurunkan gula darah yang tinggi dalam
perawatan DM tipe 2.Tidak seperti DM tipe 1 yang memerlukan
tambahan insulin, pengobatan melalui terapi insulin tidak umum
dilakukan untuk mengendalikan gula darah pada DM tipe 2.

3. Tanda dan Gejala

1. Polidipsi (banyak minum)

Akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang
menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti
dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH
dan menimbulkan rasa haus.
2. Poliuri (banyak kencing)

Pada orang nondiabetes, semua glukosa yang difiltrasi ke dalam urin


akan diserap secara aktif kembali ke dalam darah. Pengangkut-
pengangkut glukosa di ginjal yang membawa glukosa keluar urin untuk
masuk kembali ke darah akan mengalami kejenuhan dan tidak dapat
mengangkut glukosa lebih banyak. Karena glukosa di dalam urin
memiliki aktivitas osmotik, maka air akan tertahan di dalam filtrat dan
diekskresikan bersama glukosa dalam urin sehingga terjadi poliuria
3. Polipagi (banyak makan)

Akibat keadaan pasca absorptif yang kronik, katabolik protein dan


lemak, dan kelaparan relatif sel-sel. Sering terjadi penurunan berat
badan.
4. Kelemahan tubuh, mudah merasa lelah

Akibat katabolisme protein di dalam otot dan ketidakmampuan


sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
5. Seringnya terjadi luka (infeksi), gatal-gatal, dan luka yang tidak
sembuh-sembuh
Ini Kadar gula yang tinggi dan berlangsung terus menerus dapat
menyebabkan pembuluh darah menyempit (vasokonstriksi) dan
menjadi kaku (elastisitasnya menurun), akibatnya sirkulasi darah
menjadi terganggu. Transportasi nutrisi, oksigen pada luka menjadi
terganggu sehingga sangat wajar bila penyembuhan luka berjalan
sangat lambat. Disamping itu kadar gula yang tinggi juga akan
menghambat dan mengurangi fungsi sel-sel darah merah ( eritrosit )
untuk membawa nutrisi ke seluruh jaringan tubuh, dan juga
mengurangi fungsi dari sel-sel darah putih yang mempunyai peranan
melawan infeksi.
6. Kesemutan, rasa baal pada bagian tubuh terutama pada tangan atau kaki
Penyakit kencing manis dengan kadar gula yang tinggi dan tidak
terkontrol lama kelamaan akan membuat saraf mengalami kerusakan
pada saraf perifer hal ini terjadi karena darah yang mengalir pada ujung
saraf yang menurun.
4. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

1. Kontrol kadar gula teratur


Mengukur dan memantau kadar glukosa darah menggunakan alat
pengukur gula darah juga merupakan cara efektif mengontrol gula
darah. Rutin melakukan cek gula darah dapat membantu mengetahui
bagaimana tubuh bereaksi terhadap makanan tertentu. Dengan terus
memantau perubahan kadar gula darah, akan lebih mudah untuk
menentukan apakah harus melakukan penyesuaian pola makan atau
konsumsi obat.
2. Terapkan pola hidup sehat (merokok dan minum alkohol)
Jika memiliki kebiasaan merokok maka sebaiknya berhenti mulai
sekarang. Rokok meninggalkan nikotin dalam saluran pernafasan
kemudian akan diambil oleh darah. Darah yang mengandung nikotin
akan merusak sistem insulin pada pankreas sehingga resiko diabetes
menjadi semakin tinggi. Bahaya merokok selain menjadi penyebab
diabetes juga dapat menimbulkan ratusan penyakit paling mematikan
di dunia lainnya. Alkohol adalah salah satu pemicu beberapa jenis
penyakit dalam tubuh seperti jantung, stroke, kanker hati dan beberapa
jenis penyakit lain. Jantung menjadi salah satu potensi besar untuk
merusak kemampuan tubuh dalam menghasilkan insulin. Karena itulah
bahaya alkohol bisa meningkatkan potensi diabetes.
3. Olah raga secara teratur

Berbagai macam gerakan dan latihan fisik bisa menghindari tubuh dari
penumpulan lemak, resiko obesitas dan membuat jantung menjadi
lebih sehat. Dengan gaya hidup seperti ini maka tubuh akan
meningkatkan produksi insulin dan digunakan untuk membantu
menormalkan kadar gula dalam darah. Anda bisa memilih beberapa
aktifitas fisik seperti berenang, senam dan lari. Latihan fisik 20 menit
setiap hari sudah bisa menurunkan resiko terkena diabetes.
4. Minum obat secara teratur
Untuk mengendalikan gula darah memerlukan obat antidiabetes.
Namun, penggunaan obat antidiabetes tidak boleh sembarangan dan
harus sesuai dengan resep dokter. Obat ini biasanya dianjurkan pada
penderita yang sudah terdiagnosis diabetes untuk mencegah komplikasi,
misalnya gagal ginjal, kerusakan mata, atau kerusakan saraf pada kaki
dan tangan. Beberapa contoh obat penurun gula darah yang dapat
digunakan adalah metformin, glibenclamide, linagliptin, dan
sulfonilurea, atau kombinasi obat-obatan tersebut. Jika penggunaan obat
tersebut tidak berhasil mengontrol gula darah, bisa saja membutuhkan
suntikan insulin.

5. Menghindari stress

Pasien yang mengalami stres akan terjadi peningkatan sekresi kortisol


yang menyebabkan peningkatan gula darah. Stres yang berkepanjangan
juga bisa berdampak pada meningkatnya kadar gula darah. Ini karena
hormon kortisol yang dihasilkan tubuh saat stres dapat memengaruhi
kinerja insulin. Oleh karena itu dianjurkan untuk mengendalikan stres
agar kadar gula darah tetap normal, seperti melakukan berbagai
kegiatan yang disenangi, misalnya membaca buku, melukis, menonton
film, atau mendengarkan music. Selain itu juga bisa melakukan
berbagai teknik relaksasi dan mencukupi waktu istirahat, yaitu dengan
tidur 7–9 jam setiap harinya, untuk mengurangi stres.
6. Makan sesuai diet (menghindari makanan yang manis-manis, yang
mengandung gula, dan makanan yang banyak tepungnya)
Minuman manis yang mengandung gula dan bahan pemanis lain telah
meningkatkan resiko diabetes. Minuman manis memang dibutuhkan
oleh tubuh sebagai sumber tenaga tapi dalam jumlah yang kecil. Selain
minuman manis maka minuman yang mengandung soda dan berbagai
bahan pengawet juga harus dihindari. Minuman manis akan
meningkatkan kadar glikemik dalam tubuh sehingga bisa meningkatkan
resiko obesitas dan diabetes.

5. Diet Pada Diabetes Melitus

1. Selalu mengonsumsi makanan dengan pola gizi seimbang


menggunakan prinsip piring makan model T untuk makanan utama dan
mengutamakan konsumsi buah-buah untuk makanan selingan.
2. Batasi makanan berikut ini, dan sangat baik jika dapat dihindari :
a) Mengandung banyak gula sederhana
- Gula Pasir
- Gula Jawa/Gula Aren/Gula Merah
- Sirup/Minuman Ringan/Minuman kemasan
- Selai
- Jelly /Agar /Puding Manis
- Manisan Buah /Buah yang diawetkan dengan gula
- Susu Kental Manis/Krimer Kental Manis
- Es Krim
- Dodol/Lempok
- Cake/Bolu
- Cokelat
b) Mengandung banyak Lemak
- Semua makanan yang diolah dengan cara digoreng
- Fast Food / Makanan Cepat Saji
c) Mengandung banyak Natrium
- Ikan Asin
- Telur Asin
- Makanan kaleng / makanan yang diawetkan

6. Senam Kaki Diabetes


Manfaat senam kaki diabetes :
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5. Mengatasi keterbatasan gerak
Langkah langkah senam kaki diabetes :
a) Mengcengkram jari-jari kaki sebanyak 8 kali
b) Angkat salah satu kaki lalu lakukan gerakan memutar sebanyak
8 kali. Dan lakukan hal yang sama pada kaki satunya
c) Angkat salah satu tumit bagian belakang lalu lakukan gerakan
memutar sebanyak 8 kali. Dan lakukan hal yang sama pada
kakinya satunya.
d) Gerakan mengayunkan telapak kaki ke depan dan belakang
sebanyak 8 kali
e) Angkat kedua kaki sejajar dengan paha sebanyak 8 kali
f) Angkat kedua kaki, lalu lakukan gerakan jari kaki ke depan dan
wajah sebanyak 8 kali.
g) Angkat salah satu kaki lalu lakukan gerakan membuat angka
dari 0 sampai 10 dan lakukan hal yang sama pad kaki satunya.
h) Membuat bola koran dengan menggunakan kaki. Lalu buka
kembali bola koran menggunakan kaki
i) Belah koran menjadi 2 bagian menggunakan kaki. Dan sisihkan
salah satu bagian koran
j) Robek salah satu bagian koran menjadi bagian-bagiab kecil.
Pindahkan sobekan kecil koran ke koran yang sudah disisihkan
sebelumnya lalu bentuk seperti bola koran lagi.
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (2020). Type 1 Diabetes – Symptoms, Causes,


Treatment. https://www.diabetes.org/diabetes/type-1
Lanny lingga. 2010. Bebas diabetes tipe II tanpa obat. Jakarta. Pt agromedika
pustaka.
Mayo Clinic. (2020). Type 1 diabetes – Symptoms and causes.
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-1-diabetes/sympto
ms-causes/syc-20353011
Misnadiarly. 2006.Diabetes mellitus. Jakarta. Pustaka popular obor.
Mistral. 2008. 3 jenis melawan diabetes melitus. Jakarta. Puspa swara anggota
IKAPI.
NHS. (2020). Type 2 diabetes. https://www.nhs.uk/conditions/type-2-diabetes/

Anda mungkin juga menyukai