Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI PADA LANSIA

Dosen Pembimbing:

Ns. Riska Amalya Nasution, Sp.Kep.J.

Disusun Oleh:

Ira Adelia G1B119002

Fira Dilla Zaskia G1B119012

Silvi Salsabila G1B119016

Indah Widya Astuti Nasution G1B119022

Okti Maghfirawati G1B119032

Nanda Poniar G1B119036

Anisa G1B119044

Syafril Manurung G1B119052

Dina Indriani G1B119056

Erawati G1B119062

Mertisa G1B119072

Marini Amaliya Muslim G1B119076

Rika Fitria G1B119080

Mita Amalia G1B119088

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Satuan Acara Penyuluhan ini yang berjudul “Gizi Pada
Lansia”.
Satuan Acara Penyuluhan ini disusun untuk memenuhi tugas. Kami sangat menyadari
dalam penyusunan dan penulisan tugas Satuan acara penyuluhan ini masih ada banyak sekali
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan dan memperluas wawasan penulis.
Semoga penyuluhan ini dapat memberi tambahan ilmu bagi kami pada khususnya dan
juga untuk peserta penyuluhan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jambi, 23 Maret 2022

Kelompok 1B
SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI PADA LANSIA

Pokok bahasan : Gizi pada lansia

Sub pokok bahasan : Pengertian, Tujuan Gizi, Asupan Makanan, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kebutuhan Gizi, Masalah gizi, dan Perencanaan Makanan

Sasaran : Lansia di Daerah Kenali Jaya RT.15 Simpang Rimbo Kota Jambi

I. LATAR BELAKANG

Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya.
Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk penyembuhan dan
mencegah agar tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang dideritanya.Gizi merupakan
unsur penting bagi kesehatan tubuh dan gizi yang baik (Darmojo, 2011).

Pemenuhan gizi pada usia lanjut sangat penting. Pada usia lanjut
menunjukkan bahwa asupan energi pada usia lanjut sangat mempengaruhi ketahanan
tubuh. Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya utama
adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang
bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan
lebih baik. Perubahan status gizi pada lanjut usia disebabkan perubahan
lingkungan maupun faali dan status kesehatan mereka. Perubahan ini makin
nyata pada kurun usia dekade 70an. Faktor lingkungan antara lain meliputi
perubahan kondisi ekonomi yang terjadi akibat memasuki masa pensiun,
isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah pasangannya meninggal, dan
rendahnya pemahaman gizi menyebabkan mundurnya atau memburuknya
keadaan gizi lanjut usia.

Perubahan gizi lanjut usia merupakan salah satu masalah yang harus
dihadapi, hal ini terjadi oleh beberapa faktor antara lain : perubahan pola makan, faktor
ekonomi keluarga,perubahan fisik dan mental lanjut usia.
Perubahan fisik dan penurunan fungsi tubuh akan mempengaruhi konsumsi
dan penyerapan zat gizi. Zat gizi termasuk zat besi pada lanjut usia yang
mempunyai efek dari penurunan kemampuan lansia dalam beraktivitas dan
menurunkan kekebalan tubuh (Maryam,2008).
Kurangnya pengetahuan mengenai gizi lanjut usia dan cara
pengolahannya yang baik bagi lanjut usia adalah faktor yang mempengaruhi
status gizi lanjut usia, penyakait-penyakit kronis yang diderita lanjut usia,
pengaruh psikologis, kesalahan pola makan serta kurangnya faktor
ekonomi/ketebatasan ekonomi keluarga juga menyebabkan kurangnya gizi
pada lanjut usia. Keadaan sosial ekonomi keluarga seperti pendapatan,
pekerjaan, pendidikan keluarga juga mempengaruhi status gizi lanjut usia.

II. TUJUAN UMUM


Memberikan penyuluhan mengenai Gizi pada Lansia agar para lansia di Daerah Kenali
Jaya RT.15 Simpang Rimbo Kota Jambi memahami informasi mengenai Gizi pada
Lansia.

III. TUJUAN KHUSUS


1. Memberikan informasi mengenai pengertian gizi dan lansia
2. Memberikan informasi mengenai tujuan gizi pada lansia
3. Memberikan informasi mengenai asupan makanan pada lansia
4. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
gizi pada lansia
5. Memberikan informasi mengenai masalah gizi pada lansia
6. Memberikan informasi mengenai perencanaan makanan untuk lansia

IV. PENGORGANISASIAN
1. Hari/Tanggal, Tempat dan Waktu
Hari/tanggal : Kamis, 31 Maret 2022
Tempat : Lansia di Daerah Kenali Jaya RT.15 Simpang Rimbo
Kota Jambi
Waktu : 09.00-09.30 WIB
2. Metode dan Media
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Laptop, Infokus, PPT, dan Leaflet
3. Tim Pelaksana
Pembimbing Akademik : Ns. Riska Amalya, M.Kep., Sp.Kep.J.

Moderator : Silvi Salsabila (G1B119016)


Penyuluh : Nanda Poniar (G1B119036)

Notulen : Rika Fitria (G1B119080)

Fasilitator : Mertisa (G1B119072)

Ira adelia (G1B119002)

Indah Widya Astuti Nasution (G1B119022)

Erawati (G1B119062)

Anisa (G1B119044)

Observer : Okti Maghfirawati (G1B119032)

Konsumsi : Dina Indriani (G1B119056)

Mita Amalia (G1B119088)

Perlengkapan : Syafril Manurung (G1B119052)

Fira Dilla Zaskia (G1B119012)

Dokumentasi : Marini Amaliya Muslim (G1B119076)

V. TUGAS DAN FUNGSI TIM PELAKSANA


1. Moderator
Uraian tugas:

1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada


peserta.
2) Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi.
4) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh / Presenter
Uraian tugas:
1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
3) Menjawab pertanyaan peserta.
3. Notulen
Uraian tugas: Mencatat hasil dari diskusi, dan tanya jawab.

4. Fasilitator
Uraian tugas:

1) Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta.


2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
4) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta.
5) Membagikan leaflet kepada peserta.
5. Observer
Uraian tugas:
1) Mencatat nama dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
VI. SETTING TEMPAT

KETERANGAN

: Moderator

: Penyuluh

: Peserta

: Fasilitator

: Observer

: Notulen

: Perlengkapan

: Dosen Pembimbing

: Dokumentasi

: Konsumsi
VII. KEGIATAN PENYULUHAN

No WAKTU KEGIATAN PENYULUH


KEGIATANKLIEN

1. 3 menit Pembukaan :

 Membuka kegiatan dengan


 Menjawabsalam
mengucapkan salam.
 Mendengarkan
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari
 Mendengarkan
penyuluhan
 Mendengarkan
 Menyebutkan materi yang akan
 Menyetujui kontrak
diberikan
waktu
 Menjelaskan kontrak waktu

2. 20 menit Pelaksanaan :

 Menggali pengetahuan klien  Menjawab


tentang Gizi pada Lansia
 Menjelaskan pengertian Gizi dan  Mendengarkan
Lansia
 Menjelaskan tujuan Gizi pada  Mendengarkan
lansia
 Menjelaskan Asupan makanan  Mendengarkan
pada lansia
 Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan gizi pada  Mendengarka
lansia
 Menjelaskan masalah gizi pada  Mendengarkan
lansia
 Menjelaskan perencanaan  Mendengarkan
makanan untuk lansia
 Memberikan kesempatan kepada
klien untuk bertanya mengenai  Bertanya
materi yang telah disampaikan
 Penyuluh menjawab seluruh  Mendengarkan
pertanyaan yang diajukan oleh
klien

3. 5 Menit Evaluasi :

 Menanyakan kembali kepada klien  Menjawab


tentang materi yang telah
diberikan
4. 2 Menit Penutup :
 Mendengarkan
 Mengucapkan terimakasih atas
peran serta klien.  Menjawabsalam
 Mengucapkan salam penutup

VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1) Klien bersedia menghadiri penyuluhan
2) Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
3) Peran dan tugas sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
2) Klien dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai
3) Klien berperan aktif selama kegiatan berjalan.
3. Evaluasi Hasil
1) Klien mampu menyebutkan tujuan gizi pada lansia
2) Klien mampu menyebutkan masalah gizi pada lansia
MATERI PENYULUHAN

GIZI PADA LANSIA

A. Pengertian Gizi dan Lansia


Istilah gizi berasal dari bahasa arab Giza yang berarti zat makanan, dalam
bahasa inggris dikenal dengan istilah Nutrition yang berarti bahan makanan atau zat
gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi.
Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan,
penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk
menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006:2)
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
di kategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses penuaan.
Berdasarkan definisi diatas, gizi lansia adalah nutrisi yang di peruntukan pada
pada seseorang yang usianya telah beranjak 60 tahun ke atas. Lansia bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan.

B. Tujuan Gizi pada Lansia


a) Memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan usia.
b) Terpenuhinya kebutuhan jasmani.
c) Terlaksananya kegiatan-kegiatan yang bermakna bagi lanjut usia.

C. Asupan Makanan Pada Lansia


a) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen, dan oksigen. Sebagai salah satu zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah
penghasil energi di dalam tubuh. Seiring dengan bertambahnya usia, gangguan-
gangguan fungsional tubuh pada lansia sangat mempengaruhi aktivitas sel tubuh. Hal
ini tentunya akan mempengaruhi sistem pencernaan dan metabolisme pada lansia
dapat berupa kekurangan bahkan kelebihan gizi. Munculnya gangguan-gangguan ini
dapat menimbulkan penyakit tertentu atau sebagai akibat dari adanya suatu penyakit
tertentu (Fatmah,2010).

b) Protein
Protein adalah suatu substansi kimia dalam makanan yang terbentuk dari
serangkaian atau rantai-rantai asam amino. Protein dalam makanan di dalam tubuh
akan berubah menjadi asam amino yang sangat berguna bagi tubuh yaitu untuk
membangun dan memelihara sel, seperti otot, tulang,enzim, dan sel darah merah.
Selain fungsinya sebagai pembangun dan pemelihara sel,protein juga dapat berfungsi
sebagai sumber energi dengan menyediakan 4 kalori per gram, namun sumber energi
bukan merupakan fungsi utama protein.
Pemilihan protein yang baik untuk lansia sangat penting mengingat sintesis
protein di dalam tubuh tidak sebaik saat masih muda, dan banyak terjadi kerusakan sel
yang harus segera diganti. Kebutuhan protein untuk usia 40 tahun masih tetap sama
seperti usia sebelumnya.
Pakar gizi menganjurkan kebutuhan protein lansia dipenuhi dari yang bernilai
biologis tinggi seperti telur, ikan, dan protein hewani lainnya karena kebutuhan asam
amino esensial meningkat pada usia lanjut. Akan tetapi, harus diingat bahwa
konsumsi protein yang berlebihan akan memberatkan kerja ginjal dan hati
(Fatmah,2010).

c) Lemak
Lemak adalah penyumbang energi terbesar per gramnya dibandingkan
penghasil energi yang lain (karbohidrat dan protein). Satu gram lemak menghasilkan
9 kilokalori, sedangkan satu gram protein dan karbohidrat masing-masing
menghasilkan 4 kilokalori. Fungsi lain dari lemak adalah sebagai pelarut vitamin A,
D, E, dan K untuk keperluan tubuh (Fatmah,2010).
Lemak jenuh adalah lemak yang dalam struktur kimianya mengandung asam
lemak jenuh. Konsumsi lemak jenis ini dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan
kolesterol dalam darah. Lemak jenis ini cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan
trigliserida yang merupakan komponen- komponen lemak di dalam darah yang
berbahaya bagi kesehatan(Fatmah,2010).

Lemak tak jenuh merupakan lemak yang memiliki ikatan rangkap yang
terdapat di dalam minyak (lemak cair) dan dapat berada dalam dua bentuk yaitu
isomer cis dan trans. Asam lemak tak jenuh alami biasanya berada sebagai asam
lemak cis,hanya sedikit yang berada dalam bentuk trans. Jumlah asam lemak trans
(trans-fatty acid-TFA) dapat meningkatdi dalam makanan berlemak terutama
margarin akibat proses pengolahan yang diterapkan (Fatmah, 2010).

Karena kebutuhan energi telah menurun saat seseorang berada di atas usia 40
tahun, maka dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak terutama
lemak hewani yang kaya akan asam lemak jenuh dan kolesterol. Lemak nabati
umumnya tidak berbahaya karena banyak mengandung asam lemak tak jenuh dan
tidak mengandung kolesterol (Fatmah, 2010).

d) Vitamin dan Mineral


Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolisme tubuh, yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh, sedangkan mineral sendiri merupakan unsur pelengkap
yang membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan di dalam tubuh.
Contoh : sayur-sayuran, buah-buahan, air minearal, dll.(Fatmah ,2010)

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia


a) Kehilangan gigi
Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurangnya
kenyamanan atau munculnya rasa sakit saat mengunyah makanan (Fatmah,2010).
b) Kehilangan indera perasa dan penciuman. Hilangnya indera perasa dan
penciuman akan menurunkan nafsu makan. Selain itu, sensitivitas rasa manis
dan asin berkurang (Fatmah, 2010).
c) Berkurangnya cairan saluran cerna (sekresi pepsin), dan enzim-enzim
pencernaan proteolitik. Pengurangan ini mengakibatkan penyerapan protein
tidak berjalan efisien (Fatmah, 2010).
d) Berkurangnya sekresi saliva. Kurangnya saliva dapat menimbulkan kesulitan
dalam menelan dan dapat mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi
(Fatmah, 2010).
e) Penurunan motilitas usus. Terjadinya penurunan motilitas usus yang
memperpanjang waktu singgah(transit time) dalam saluran gastrointestinal
mengakibatkan pembesaran perut dan konstipasi(Fatmah, 2010).

E. Masalah gizi pada lansia


a) Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga
karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang
Dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai
dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan kerusakan sel yang tidak
dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

b) Kekurangan vitamin

Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang,
penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak
bersemangat.

F. Perencanaan Makanan Untuk Lansia


Perencanaan makan secara umum :
a) Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam,
yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
b) Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan
hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering
dengan porsi yang kecil.
c) Banyak minum dan kurangi garam. Dengan banyak minum dapat
memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang
terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan
terjadinya darah tinggi.
d) Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega dll.
e) Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal hal sebagai berikut :
1) Makanlah makanan yang mudah dicerna
2) Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang
baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang
3) Makan dalam porsikecil tetapi sering
4) Makanan selingan atau snack,susu,buah,dan sari buah sebaiknya
diberikan
f) Batasi minum kopi atau teh.
g) Dianjurkan makan makanan yang mengandung zat besi seperti : kacang-
kacangan, hati, telur, daging rendah lemak,bayam,dan sayuran hijauh.
h) Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng.
LEAFLET GIZI PADA LANSIA
DAFTAR PUSTAKA

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1996. ILMU GIZI. Jakarta:Dian Rakyat


Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/27/gizi-pada-lansia/

Anda mungkin juga menyukai