1B - Sap Gizi Pada Lansia
1B - Sap Gizi Pada Lansia
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Anisa G1B119044
Erawati G1B119062
Mertisa G1B119072
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Kelompok 1B
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Sub pokok bahasan : Pengertian, Tujuan Gizi, Asupan Makanan, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kebutuhan Gizi, Masalah gizi, dan Perencanaan Makanan
Sasaran : Lansia di Daerah Kenali Jaya RT.15 Simpang Rimbo Kota Jambi
I. LATAR BELAKANG
Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya.
Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk penyembuhan dan
mencegah agar tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang dideritanya.Gizi merupakan
unsur penting bagi kesehatan tubuh dan gizi yang baik (Darmojo, 2011).
Pemenuhan gizi pada usia lanjut sangat penting. Pada usia lanjut
menunjukkan bahwa asupan energi pada usia lanjut sangat mempengaruhi ketahanan
tubuh. Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya utama
adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang
bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan
lebih baik. Perubahan status gizi pada lanjut usia disebabkan perubahan
lingkungan maupun faali dan status kesehatan mereka. Perubahan ini makin
nyata pada kurun usia dekade 70an. Faktor lingkungan antara lain meliputi
perubahan kondisi ekonomi yang terjadi akibat memasuki masa pensiun,
isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah pasangannya meninggal, dan
rendahnya pemahaman gizi menyebabkan mundurnya atau memburuknya
keadaan gizi lanjut usia.
Perubahan gizi lanjut usia merupakan salah satu masalah yang harus
dihadapi, hal ini terjadi oleh beberapa faktor antara lain : perubahan pola makan, faktor
ekonomi keluarga,perubahan fisik dan mental lanjut usia.
Perubahan fisik dan penurunan fungsi tubuh akan mempengaruhi konsumsi
dan penyerapan zat gizi. Zat gizi termasuk zat besi pada lanjut usia yang
mempunyai efek dari penurunan kemampuan lansia dalam beraktivitas dan
menurunkan kekebalan tubuh (Maryam,2008).
Kurangnya pengetahuan mengenai gizi lanjut usia dan cara
pengolahannya yang baik bagi lanjut usia adalah faktor yang mempengaruhi
status gizi lanjut usia, penyakait-penyakit kronis yang diderita lanjut usia,
pengaruh psikologis, kesalahan pola makan serta kurangnya faktor
ekonomi/ketebatasan ekonomi keluarga juga menyebabkan kurangnya gizi
pada lanjut usia. Keadaan sosial ekonomi keluarga seperti pendapatan,
pekerjaan, pendidikan keluarga juga mempengaruhi status gizi lanjut usia.
IV. PENGORGANISASIAN
1. Hari/Tanggal, Tempat dan Waktu
Hari/tanggal : Kamis, 31 Maret 2022
Tempat : Lansia di Daerah Kenali Jaya RT.15 Simpang Rimbo
Kota Jambi
Waktu : 09.00-09.30 WIB
2. Metode dan Media
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Laptop, Infokus, PPT, dan Leaflet
3. Tim Pelaksana
Pembimbing Akademik : Ns. Riska Amalya, M.Kep., Sp.Kep.J.
Erawati (G1B119062)
Anisa (G1B119044)
4. Fasilitator
Uraian tugas:
KETERANGAN
: Moderator
: Penyuluh
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Notulen
: Perlengkapan
: Dosen Pembimbing
: Dokumentasi
: Konsumsi
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
1. 3 menit Pembukaan :
2. 20 menit Pelaksanaan :
3. 5 Menit Evaluasi :
VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1) Klien bersedia menghadiri penyuluhan
2) Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
3) Peran dan tugas sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
2) Klien dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai
3) Klien berperan aktif selama kegiatan berjalan.
3. Evaluasi Hasil
1) Klien mampu menyebutkan tujuan gizi pada lansia
2) Klien mampu menyebutkan masalah gizi pada lansia
MATERI PENYULUHAN
b) Protein
Protein adalah suatu substansi kimia dalam makanan yang terbentuk dari
serangkaian atau rantai-rantai asam amino. Protein dalam makanan di dalam tubuh
akan berubah menjadi asam amino yang sangat berguna bagi tubuh yaitu untuk
membangun dan memelihara sel, seperti otot, tulang,enzim, dan sel darah merah.
Selain fungsinya sebagai pembangun dan pemelihara sel,protein juga dapat berfungsi
sebagai sumber energi dengan menyediakan 4 kalori per gram, namun sumber energi
bukan merupakan fungsi utama protein.
Pemilihan protein yang baik untuk lansia sangat penting mengingat sintesis
protein di dalam tubuh tidak sebaik saat masih muda, dan banyak terjadi kerusakan sel
yang harus segera diganti. Kebutuhan protein untuk usia 40 tahun masih tetap sama
seperti usia sebelumnya.
Pakar gizi menganjurkan kebutuhan protein lansia dipenuhi dari yang bernilai
biologis tinggi seperti telur, ikan, dan protein hewani lainnya karena kebutuhan asam
amino esensial meningkat pada usia lanjut. Akan tetapi, harus diingat bahwa
konsumsi protein yang berlebihan akan memberatkan kerja ginjal dan hati
(Fatmah,2010).
c) Lemak
Lemak adalah penyumbang energi terbesar per gramnya dibandingkan
penghasil energi yang lain (karbohidrat dan protein). Satu gram lemak menghasilkan
9 kilokalori, sedangkan satu gram protein dan karbohidrat masing-masing
menghasilkan 4 kilokalori. Fungsi lain dari lemak adalah sebagai pelarut vitamin A,
D, E, dan K untuk keperluan tubuh (Fatmah,2010).
Lemak jenuh adalah lemak yang dalam struktur kimianya mengandung asam
lemak jenuh. Konsumsi lemak jenis ini dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan
kolesterol dalam darah. Lemak jenis ini cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan
trigliserida yang merupakan komponen- komponen lemak di dalam darah yang
berbahaya bagi kesehatan(Fatmah,2010).
Lemak tak jenuh merupakan lemak yang memiliki ikatan rangkap yang
terdapat di dalam minyak (lemak cair) dan dapat berada dalam dua bentuk yaitu
isomer cis dan trans. Asam lemak tak jenuh alami biasanya berada sebagai asam
lemak cis,hanya sedikit yang berada dalam bentuk trans. Jumlah asam lemak trans
(trans-fatty acid-TFA) dapat meningkatdi dalam makanan berlemak terutama
margarin akibat proses pengolahan yang diterapkan (Fatmah, 2010).
Karena kebutuhan energi telah menurun saat seseorang berada di atas usia 40
tahun, maka dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak terutama
lemak hewani yang kaya akan asam lemak jenuh dan kolesterol. Lemak nabati
umumnya tidak berbahaya karena banyak mengandung asam lemak tak jenuh dan
tidak mengandung kolesterol (Fatmah, 2010).
b) Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang,
penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak
bersemangat.
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/27/gizi-pada-lansia/