Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN SENAM UNTUK PASIEN DIABETES MELITUS


DI DUSUN PURWOSARI 2 DESA NEGARA RATU KECAMATAN NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
7 Mei 2017

Oleh :

KELOMPOK II

1. AGITYA YOHANA,S.Kep
2. DIAN TRI PUSPITA,S.Kep
3. DIAN PRAMANA,S.Kep
4. EVA CAROLINE,S.Kep
5. MARLENA,S.Kep
6. MARSAULINA,S.Kep
7. MERRY KRISTIA NINGSIH,S.Kep
8. MIA KURNIA SARI,S.Kep
9. RENNY YANUANTATI,S.Kep
10. YULI SUSANTI,S.Kep

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MITRA LAMPUNG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
TAHUN 2017
LAPORAN PENDAHULUAN
SENAM DENGAN DIABETES MELITUS
DUSUN PURWOSARI 2 DESA NEGARA RATU KECAMATAN NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
7 MEI 2017

A. LATAR BELAKANG

Usia lanjut merupakan masa usia di mana terjadi perubahan-perubahan yang


menyebabkan terjadinya kemunduran fungsional pada tubuh. Salah satunya adalah
terjadinya penurunan produksi dan pengeluaran hormon yang diatur oleh enzim-enzim
yang juga mengalami penurunan pada usia lanjut.
Salah satu hormon yang menurun sekresinya pada usia lanjut adalah insulin. Hal
ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya diabetes mellitus pada usia lanjut.
Namun demikian, beberapa faktor resiko seperti resistensi insulin akibat kurangnya massa
otot dan terjadinya perubahan vaskular, kegemukan akibat kurangnya aktivitas fisik yang
tidak diimbangi dengan asupan makanan yang adekuat, sering mengkonsumsi obat-obatan,
faktor genetik, dan keberadaan penyakit lain yang memperberat diabetes mellitus, juga
memegang peran penting.
Diabetes melitus pada usia lanjut mempunyai gambaran klinis yang bervariasi luas,
dari tanpa gejala sampai dengan komplikasi nyata dan kadang-kadang menyerupai
penyakit atau perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut. Keluhan umum pasien DM
seperti poliuria, polidipsia dan polifagia, pada DM usia lanjut tidak ada. Umumnya pasien
datang dengan keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan
saraf. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada usia lanjut, respon tubuh terhadap
berbagai perubahan/gejala penyakit mengalami penurunan.Oleh karena itu, dipandang
perluuntuk mengadakan therapy modalitas lansia yang bertujuan untuk menjaga kesehatan
dan meningkatkan kesehatan termasuk fungsi kognitif dan kesehatan fisik.
Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik
dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia, 2000).
B. PROSES KEPERAWATAN

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

Resiko meningkatnya kasus penyakit degenerative diabetes Melitus pada lansia

b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit, diit diabetes melitus, kurangnya

peran serta masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan dan kegiatan

olahraga/senam.

2. TUJUAN

a) Tujuan Umum

Setelah dilakukan latihan senam Diabetes Melitus, diharapkan klien lansia

dapat mempraktekkan secara mandiri untuk dapat mencegah peningkatan

penyakit Diabetes Melitus didusun purwosari 2.

b) Tujuan Khusus

Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan Diabetes Melitus selama 30

menit di posbindu, maka diharapkan klien lansia mampu:

a. Pengetahuan lansia tentang manfaat senam Diabetes Melitus

meningkat.

b. Klien lansia mampu mempraktekkan latihan senam lansia dengan

Diabetes Melitus.
3. PERENCANAAN

a) Hari/tanggal : Minggu 7 Mei 2017

b) Waktu : 07.00 WIB

c) Sasaran : Semua Lansia di dusun Purwosari 2 yang

menderita penyakit Diabetes Melitus.

d) Kegiatan : Senam lansia Diabetes Melitus

e) Metode : Praktik senam

f) Media : 1. Televisi

2. VCD

3. Sound system

4. Pelaksanaan

a) Struktur Organisasi

1. Ketua : Marsaulina,S.Kep

2. Moderator : Yuli Susanti,S.Kep

3. Instruktur : -Agitya Yohana,S.Kep

-Renny Yanuantati,S.Kep

4. fasilitator : Eva Caroline,S.Kep

5. Seksi konsumsi : -Mia Kurnia, S.Kep

-Dian Tri Puspita,S.Kep

6. Observer : - Merry Cristia Ningsih,S.Kep

- Marlena,S.Kep

7. Seksi dokumentasi dan perlengkapan : Dian Pramana, S.Kep


b) Uraian Tugas

1. Ketua

Bertanggung jawab akan pelaksanaan kegiatan.

2. Moderator

Memimpin jalannya acara kegiatan.

3. Instruktur

Mengajarkan para Lansia untuk senam lansia dengan Diabetes Melitus.

4. Fasilitator

Mengarahkan dan membentu lansia dalam melakukan senam.

5. Dokumentasi

Mendokumentasikan jalannya kegiatan.

6. Konsumsi

Menyediakan konsumsi untuk para peserta senam.


c) Setting Tempat

Denah Ruangan

Keterangan :
: Layar
: Klien lansia
: Instruktur
: Dokumentasi
: Moderator

: Fasilitator
5. EVALUASI

a) Evaluasi Struktur

Meliputi persiapan-persiapan pelaksanaan kegiatan

a. Setting tempat telah disesuaikan dengan rencana metode pelaksanaan

kegiatan yaitu disiapkan meja untuk pendaftaran, meja untuk pemeriksaan

tanda-tanda vital yang berada diposisi di samping pintu masuk, selanjutnya

peserta berbaris di posbindu unrtuk persiapan senam.

b. Alat-alat sudah disiapkan dan siap pakai yaitu VCD senam, tivi, Materi dan

SAP sudah dipersiapkan.

b) Evaluasi Proses

1. Jalannya kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

2. Pembawa acara mampu membawakan acara dengan baik.

3. Instruktur mampu mempraktekkan senam dengan baik.

4. Moderator mampu memandu jalannya acara dengan baik, dan mampu

mengatur waktu dengan baik

5. Observer mampu memantau jalannya pelaksanaan kegiatan dan mampu

mengevaluasi jalannya kegiatan

6. Fasilitator mampu memfasilitasi dan memotivasi peserta agar aktif dalam

mengikuti kegiatan

7. Sie dokumentasi mampu mendokumentasikan jalannya kegiatan

8. Sie perlengkapan mampu menyiapkan semua perlengkapan dan peralatan

siap pakai

9. Peserta kegiatan dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

10.Peserta berperan aktif dalam kegiatan


c. Evaluasi Hasil

80% senam oleh instruktur mampu di pahami dan diikuti oleh peserta di tandai

dengan peserta mampu Lansia di dusun Purwosari 2 dapat mengikuti senam

Diabetes Melitus.

Lampiran Materi
PENYAKIT DIABETES MELITUS
(SENAM DIABETES MELITUS)

A. Pengertian diabetes Meelitus

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”

(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit

diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak

dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang

ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas

sel terhadap insulin (Corwin, 2009).

B. Pengertian senam Diabetes Melitus

Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan
merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia, 2000).

C. Manfaat tersebut didapat karena olah raga memberi pengaruh pada:

a. Jantung
Otot jantung bertambah kuat dan bilik jantung bertambah besar, sehingga
denyutan kuat dan daya tampung besar. Kedua hal ini akan meningkatkan
efisiensi kerja jantung. Dengan efisiensi kerja yang tinggi, jantung tak perlu
berdenyut terlalu sering (Strauss, 1979 dalam Kushartanti, 2007).
b. Pembuluh darah
Elastisitas pembuluh darah akan bertambah, karena berkurangnya timbunan
lemak dan penambahan kontraktilitas otot dinding pembuluh darah. Elastisitas
pembuluh darah yang tinggi akan memperlancar jalannya darah dan mencegah
timbulnya hipertensi (Sukarman, 1987 dalam Kushartanti, 2007).
c. Paru-paru
Elatisitas paru-paru akan bertambah, sehingga kemampuan berkembang kempis
juga akan bertambah (McArdle, 1986 dalam Kushartanti, 2007).
d. Otot
Kekuatan, kelentukan dan daya tahan otot akan bertambah. Hal ini disebabkan
oleh bertambah besarnya serabut otot dan meningkatnya sistem penyediaan
energi di otot (Brooks, 1984 dalam Kushartanti, 2007).
e. Tulang
Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan meningkatkan kekuatan, kepadatan
dan besarnya tulang, selain mencegah pengeroposan tulang (Fox, 1988 dalam
Kushartanti, 2007).
f. Ligamentum dan tendo
Ligamentum dan tendo akan bertambah kuat, demikian juga perlekatan tendo
pada tulang (Teitz, 1989 dalam Kushartanti, 2007).

D. Pedoman program latihan bagi penderita diabetes melitus

Pedoman program latihan bagi penderita diabetes melitus (Rifkin: 1984 dalam Long,
1996).
a. Jenis senam; aerobik
b. Durasi; 30-60 menit (pemanasan, inti, dan pendinginan)

Tahapan senam: masing-masing tahap senam meliputi:


1) Lima sampai 10 menit pemanasan peregangan tungkai
2) 20-30 menit latihan aerobik dengan denyut jantung pada zona target (75-80%
denyut jantung maksimal)
3) 15-20 menit latihan ringan dan peregangan untuk pendinginan

Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah setiap program latihan, apapun macamnya
harus mengandung unsur pemanasan, latihan inti dan pendinginan. Pemanasan
dimaksudkan untuk mempersiapkan organ-organ tubuh beserta perangkatnya
(termasuk enzim) agar mampu melakukan gerakan-gerakan dengan baik dan terhindar
dari cedera. Lebih dari itu pemanasan juga dimaksudkan untuk mempersiapkan
menghadapi latihan. Latihan inti disesuaikan dengan kemampuan, kemauan,
keharusan dan keadaan. Latihan ini sangat spesifik, setiap kasus berbeda dan pada
kasus yang sama pun satu orang dengan orang lain akan berbeda. Pendinginan
dilakukan dengan cara mengurangi gerakan secara bertahap sebelum berhenti sama
sekali. Merupakan suatu keharusan untuk melakukan pendinginan setelah latihan,
sebab tanpa pendinginan dapat timbul rasa pusing, mual, muntah, bahkan bisa sampai
pingsan. Pendinginan juga bermanfaat untuk mempercepat hilangnya rasa capai
setelah latihan, sebab zat pelelah (asam laktat) akan segera kembali ke peredaran
darah.

E. Tahap-tahap senam seperti yang diungkapkan Sumarni (2008) adalah:

1) Pemanasan 1
Berdiri di tempat. Angkat kedua tangan keatas seluuh bahu. Kedua tangan
bertautan. Lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh.
2) Pemanasan 2
Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu.
Kemudian, gerakkan kedua jari seperti hendak meremas. Lalu, buka lebar.
Lakukan secara bergantian, namun tangan diangkat ke kanan-kiri tubuh hingga
lurus bahu.
3) Inti 1
Posisi tegap berdiri, kaki kanan maju selangkah ke depan. Kaki kiri tetap di
tempat. Tangan kanan diangkat diangkat ke kanan tubuh selurus bahu. Sedangkan
tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara
bergantian.
4) Inti 2
Posisi berdiri tegap. Kaki kanan diangkat hingga paha dan betis bentuk sudut 90
derajat. Kaki kiri tetap ditempat. Tangan kanan diangkat kekanan tubuh selurus
bahu. Sedangkan tangan kiri di tekuk hingga telapak tagan mendekati dada.
Lakukan secara bergantian.
5) Pendinginan 1
Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus kedepan selurus
bahu. Tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan secara bergantian.
6) Pendinginan 2
Posisi kaki bentuk hurut V terbalik. Kedua tangan direntangkan ke atas dengan
membentuk huruf V.

F. Gerakan Senam Diabetes


Adapun langkah-langkah pelaksanaan senam kaki diabetes menurut Setyoadi dan
Kushariyadi (2011), yang dapat dilakukan oleh pasien DM secara teratur dengan sendiri
atau bersama-sama sebagai berikut :
1. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai.

2. Dengan meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua kaki diluruskan ke atas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke
atas. Dilakukan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak
10 kali.
4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

5. Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

6. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakkan jari-jari ke depan turunkan
kembali secara bergantian kiri dan kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.

7. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan
ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai.

8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke-7, namun gerakan kedua kaki
secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
9. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakkan
pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.

10. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan
pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.

11. Letakkan sehelai Koran/kertas di lantai. Bentuklah kertas itu menjadi seperti bola
dengan kedua kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunaka kedua kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja.
a. Lalu robek Koran menjadi dua bagian, pisahkan kedua bagian Koran.
b. Sebagian Koran disobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.

c. Pindahkan kumpulan sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan


sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
d. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

Anda mungkin juga menyukai