Anda di halaman 1dari 19

“ PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA ANTARA INDONESIA,

MESIR DAN SENEGAL“

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

NAMA:

Mega Sapta Wardani

Bulan Mulandari

Dea Nada Gunawan

Dwi Arini Oktaviani S

Andi Fahrizal

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA) SUMBAWA BESAR

TAHUN AJARAN 2022

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. Atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “PERBANDINGAN
ADMINISTRASI INDONESIA NEGARA, MESIR DAN SENEGAL” dapat kami selesaikan
dengan baik. penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa
keseharian. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karunia-NYA
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka maupun melalui media internet.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan  Makalah ini, baik
dari segi EBI, kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian akan penulis jadikan
sebagai evaluasi.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Sumbawa, 31 Oktober 2022

Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu keguanaan
penting sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan perbandingan  bagi
negara lain. Jadi, negara-negara lainpun dapat mencari dan menemukan beberapa
persamaan dan perbedaan antara sistem pemerintahannya. Tujuan selanjutnya adalah
negara dapat mengembangkan suatu sistem  pemerintahan yang dianggap lebih baik dari
sebelumnya setelah melakukan perbandingan tadi. Mereka bisa pula mengadopsi sistem
pemerintahan negara lain sebagai sistem  pemerintahan negara yang bersangkutan.
Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan kondisi
sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan. Sebagaimana
dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan parlementer merupakan
2 model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Amerika Serikat
dan Inggris-lah yang masing-masing dianggap pelopornya.

Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial antara lain ;


Amerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir, Indonesia dan Argentina. Sedangkan yang
menganut sistem  pemerintahan parlementer, antara lain Inggris, India, Jepang, Malaysia
dan Australia. Meskipun sama-sama menggunakan sistem presidensial atau parlementer,
terdapat variasi yang disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan negara.
Misalnya, Indonesia yang menganut sistem presidensial tidak akan benar-benar sama
dengan  pemerintahan Amerika Serikat. Bahkan negara-negara tertentu memakai sistem
campuran antara presidensial dan parlementer (mixed parliamentary presidential system).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan Administrasi Negara antara Indonesia, Mesir dan Senegal?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbandingan administrasi Negara antara Indonesia, Mesir dan
Senegal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Negara Indonesia
(1) Sistem Administrasi Indonesia
Cakupan makna administrasi negara, tidak saja bersangkutan dengan aktivitas lembaga
eksekutif saja dalam Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara, namun mencakup
aktivitas seluruh lembaga negara dalam mencapai tujuan negara, yang sebagai sistem
tersebut, disebut Sistem Penyelenggaraan Negara.

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) adalah


administrasi negara sebagai sistem yang dipraktekkan untuk mendukung
penyelenggaraan NKRI agar upaya Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuan bernegara dapat terlaksana secara berdaya guna dan berhasil guna.

Aspirasi publik dalam pencerahan dan pencerdasan bangsa untuk mewujudkan “Clean
and Good Governance” sebagai bagian dan upaya membangun sistem administrasi
negara sesuai jiwa kedaulatan rakyat, merupakan hal yang perlu dikedepankan. Hal
tersebut dimaksudkan untuk membangun kinerja sistem administrasi Negara nasional.
Hal ini penting dalam mewujudkan apa yang disebut sebagai responsibility atas dasar
nilai etis, asas-asas kapatutan umum dan nilai moral dalam mengelola administrasi
negara.

(2) Bentuk Negara Indonesia


Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Setiap
negara pada dasarnya memiliki bentuk negara yang berbeda-beda. Bentuk suatu negara
dapat dibedakan menjadi dua, yakni negara kesatuan dan negara
serikat (federal). Negara Indonesia terdiri dari banyak kepulauan, suku, adat, dan
keyakinan. Menurut Konstitusi, Negara Indonesia menganut bentuk Negara Kesatuan.
Istilah lain dari Negara Kesatuan ini adalah Eenheidstaat. Pada sebuah negara
kesatuan, kedaulatan negara tersebut bersifat tunggal dan di dalamnya tidak terdapat
negara bagian. Negara kesatuan menempatkan pemerintah pusat sebagai otoritas
tertinggi. Sementara wilayah-wilayah administratif di bawahnya hanya menjalankan
kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat. Republik Indonesia dalam riwayatnya
juga pernah menganut bentuk negara berupa Federasi yang dikenal dengan sebutan
Republik Indonesia Serikat (RIS) atau yang dalam bahasa Belanda disebut dengan
Verenigde Staten Van Indonesie. Namun, bentuk negara Republik Indonesia Serikat
tidak berlangsung lama. Hal ini karena bentuk Negara Federasi memang tidak cocok
dengan kondisi Bangsa Indonesia dengan latar belakang yang sangat beragam.

Negara Kesatuan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu negara
kesatuan dengan sistem sentralisasi dan negara kesatuan dengan sistem
desentralisasi. Menurut Pasal 18 UUD 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik dengan sistem
desentralisasi. Desentralisasi adalah sistem dimana daerah-daerah diberikan
kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
yang dinamakan dengan daerah otonom (otonomi daerah). Dalam hal ini pemerintah
daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

(3) Sistem Pemerintahan Indonesia


Sistem Pemerintahan negara Indonesia adalah sistem presidensial. Sistem presidensial
adalah sistem negara yang dipimpin oleh seorang presiden sebagai kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden secara langsung dipilih
oleh rakyat melalui pemilihan umum. Masa jabatan Presiden adalah 5 tahun dalam 1
periode. Dalam menjalankan pemerintahannya, presiden dibantu oleh para menteri
yang dipilih. Presiden mempunyai hak untuk mengangkat dan memberhentikan para
menteri. Para menteri atau biasa disebut sebagai kabinet bertanggung jawab terhadap
presiden. Dalam menjalankan pemerintahannya, presiden diawasi oleh parlemen yaitu
Dewan Perwakilan Rakyat  (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Sebagaimana dirumuskan dalam Penjelasan UUD 1945, Sistem Pemerintahan
Negara merupakan : “pedoman dasar dan kerangka mekanisme bagi penyelenggaraan
Sistem Administrasi Negara Indonesia”.
- Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum
Diamandemen
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum
Diamandemen. Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan
UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang
tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut ;
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Berdasarkan 7 kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan


Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial.
Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah
kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah
adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua
kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa
melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu
tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden
sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan,
kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden
dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu
menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih
stabil, tidak mudah jatuh atau berganti.
Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam
praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang
besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada
keuntungan yang didapatkanya.

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan


sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan
yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi.
Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi ;
1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan


perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD
1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk
sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas
UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada tahun
1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen
itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.

- Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah


Diamandemen
Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi.
Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil
amandemen keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih
mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya
transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan baru
diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.
- Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut ;
(1) Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah
negara terbagi dalam beberapa provinsi.
(2) Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan
presidensial.
(3) Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden
dan wakil presiden  dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
(4) Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden.
(5) Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan
anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi
jalannya pemerintahan.
(6) Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.

(4) Sistem Politik Indonesia


Sistem Politik Indonesia adalah sebuah sistem politik yang berlaku di Indonesia.
Faktor yang mempunyai nilai abadi sebagai fundamen dan merupakan konsekuensi
pendirian Negara Indonesia,seperti falsafah Negara dan lain sebagainya, dalam banyak
hal, walaupun bersifat transcendental tapi sudah nyata diterima sebagai suatu
kenyataan kiranya perlu dipertimbangkan pengaruhnya terhadap sistem politik
Indonesia, walaupun dipergunakan pendekatan yang menyisihkan pengaruh falsafah
sebagai hasil aktivitas merenun-renung. Kemudian dapat diuraikan lebih lanjut bahwa
pada sistem politik Indonesia akan ditemui faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Suatu sistem, termasuk sistem politik, harus secara terbuka pengaruh dari
lingkungannya, disamping juga dapat mengubah lingkungannya. Artinya bahwa sistem
politik Indonesia merupakan sistem politik yang dianut oleh Indonesia yang
berdasarkan nilai budaya Indonesia yang bersifat turun-temurun dan juga bisa diadopsi
dari nilai Adat dan budaya asing yang positif bagi pembangunan sistem politik
Indonesia. Sedangkan sistem politik di Indonesia lebih menekankan bahwa sistem ini
adalah sistem politik yang pernah dilaksanakan di Indonesia pada masa lalu. Contoh,
pada masa pemerintahan Orde lama, Orde baru dan bahkan jaman pra kemerdekaan
dari Abad ke-16 Masehi.

- Perkembangan Sistem Politik Indonesia


Sistem politik Indonesia berdasar pada ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945.
Sistem politik Indonesia mengalami banyak perubahan setelah ada amendemen
terhadap UUD 1945. Perbandingan sistem politik Indonesia sebelum amendemen
dan sesudah amendemenUUD 1945 adalah sebagai berikut ;
1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu berarti
bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan sepenuhnya dijalankan oleh
MPR, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensiil artinya
presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur kedudukan
dan tanggung jawab penyelenggaraan negara, kewenangan, tugas, dan
hubungan antara lembaga-lembaga negara. UUD 1945 juga mengatur hak
dan kewajiban warga negara. Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang
merupakan lembaga tertinggi negara dan DPR. Lembaga eksekutif terdiri
atas presiden dan menjalankan tugasnya yang dibantu oleh seorang wakil
presiden serta kabinet. Lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan
kehakiman yang dilakukan oleh MA sebagai lembaga kehakiman
tertinggibersama badan-badan kehakiman lain yang berada dibawahnya.

2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945


Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amendemen UUD 1945
adalah sebagai berikut ;
(1) bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan
adalah republik. NKRI terbagi dalam 34 daerah provinsi dengan
menggunakan prinsip desentralisasi yang luas, nyata, dan
bertanggung jawab. Dengan demikian, terdapat pemerintah pusat
dan pemerintah daerah.
(2) kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden adalah
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden beserta
wakilnya dipilih dalam satu paket secara langsung oleh rakyat.
Presiden tidak bertanggung jawab pada parlemen, dan tidak dapat
membubarkan parlemen. Masa jabatan presiden beserta wakilnya
adalah 5 tahun dan setelahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali
masa jabatan.
(3) tidak ada lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Yang ada
lembaga-lembaga negara seperti MPR, DPR, DPD, BPK, presiden,
MK, KY dan MA.
(4) DPA ditiadakan yang kemudian dibentuk sebuah dewan
pertimbangan yang berada langsung dibawah presiden.
(5) kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu DPR
menetapkan anggaran belanja negara dan mengawasi jalannya
pemerintahan. DPR tidak dapat dibubarkan oleh presiden beserta
kabinetnya, tetapi dapat mengajukan usulan pemberhentian presiden
kepada MPR.

3. Sistem Ekonomi Indonesia


Sistem Ekonomi yang dianut oleh Indonesia ; Indonesia menganut sistem
ekonomi Pancasila (SEP). Pada laman Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila (BPIP) dijelaskan bahwa SEP merupakan sistem ekonomi yang
sesuai dengan nilai kebangsaan seperti gotong royong dan saling
menguatkan. Sistem ekonomi Pancasila telah tercantum dalam UUD 1945
pasal 33. Dalam pasal dijelaskan terkait susunan perekonomian dan
wewenang negara mengatur kegiatan ekonomi. Konstitusi ekonomi
Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila dengan arah kebijakan ekonomi
yang mengutamakan kemakmuran masyarakat daripada kemakmuran
individu. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya
tertuju pada individu atau golongan tertentu, tetapi secara merata.

- Nilai – nilai Dasar Sistem Ekonomi Indonesia


Nilai - nilai ini berfungsi sebagai rambu-rambu untuk menjalankan sistem ekonomi
yaitu ;
(1) Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan menjadi satu hal yang penting dalam penyelenggaraan
kegiatan ekonomi di Indonesia. Kegiatan ekonomi harus berlandaskan
sesuai dengan sifat-sifat Tuhan, seperti kejujuran dan keadilan.
(2) Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan dimaksudkan untuk menempatkan manusia sesuai
dengan derajat kemanusiaannya. Dalam kaitannya, manusia adalah
makhluk yang berakal, merdeka, dan memiliki derajat sama di hadapan
Tuhan dan makhluk sosial lainnya. Jadi, sistem ekonomi di Indonesia harus
menempatkan manusia di posisi yang paling tinggi dari pada faktor
produksi, modal, dan lain-lainnya.

(3) Nilai Persatuan


Sistem ekonomi Indonesia harus dibangun berdasarkan pondasi persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia. Kegiatan ekonomi harus dilandasi oleh
semangat persatuan dan kesatuan para pelaku ekonomi.
(4) Nilai Kerakyatan
Pada nilai kerakyatan ditunjukkan dengan tegaknya demokrasi ekonomi.
Berarti, bentuk sistem ekonomi di Indonesia harus berdasarkan pada
kedaulatan rakyat. Inti ekonomi yang berkedaulatan rakyat, adalah
ekonomi yang bersumber dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi,
sistem ekonomi dapat terlaksana setelah mendapat mandat dari rakyat.
B. Negara Mesir
Mesir atau dalam Bahasa Inggris disebut Egypt merupakan sebuah negara yang terletak
di dua benua (trans-benua) yaitu benua Afrika dan benua Asia. Negara dengan nama
lengkap Republik Arab Mesir ini sebagian besar wilayahnya terletak di bagian timur laut
Afrika sehingga sering digolongkan sebagai negara yang berada di benua Afrika.

1. Sistem Administrasi Mesir


Sistem Administrasi Mesir sudah ada sejak zaman Mesir Kuno, yaitu sebagai berikut ;
a) Telah menerapkan sistem desentralisasi,
b) Organisasi proyek kolektif,
c) Eksploitasi mineral dan lembah dan wilayah gurun di sekitarnya,
d) Perdagangan dengan wilayah Afrika Timur dan Tengah serta Mediterania Timur,
e) Irigasi teratur terhadap Sungai Nil,
f) Penggunaan staf penasihat dalam pemerintahan.

2. Sistem Politik Mesir


Politik Mesir berdasarkan pada negara Republikanisme dengan pemerintahan semi
presidensial berlangsung sejak Revolusi Mesir 2011 yang ditandai dengan lengsernya
Presiden Hosni Mubarak. Presiden Mesir menjabat selama 6 tahun dan parlemen bersifat
unikameral. Presiden dapat menunjuk hingga 5% dari jumlah total kursi di Parlemen, dan
juga dapat membubarkannya. Parlemen juga bisa memakzulkan Presiden. Mesir dipimpin
oleh kerajaan hingga 1952 dengan raja terakhirnya Farouk dari Mesir, tetapi pemilu kembali
dilaksanakan pada tahun 2011 setelah Revolusi Mesir 2011. Parlemen Mesir adalah Dewan
Perwakilan tertua di Afrika dan Timur Tengah.

3. Sistem Ekonomi Mesir


Perekonomian Mesir dulunya merupakan ekonomi yang sangat terpusat , berfokus pada
substitusi impor di bawah presiden Gamal Abdel Nasser (1954–1970). Selama pemerintahan
presiden Abdel Fattah el-Sisi (2014–sekarang), ekonomi mengikuti Visi 2030 Mesir.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi Mesir . Ekonomi negara ini
adalah yang terbesar kedua di Afrika setelah Nigeria dalam hal PDB nominal , dan peringkat
ke-33 di dunia pada 2022.

Sejak tahun 2000-an, laju reformasi struktural (termasuk kebijakan fiskal dan moneter,
perpajakan, privatisasi dan undang-undang bisnis baru) membantu Mesir bergerak menuju
ekonomi yang lebih berorientasi pasar dan mendorong peningkatan investasi asing.
Reformasi dan kebijakan telah memperkuat hasil pertumbuhan ekonomi makro tahunan.
Ketika ekonomi Mesir pulih, isu-isu menonjol lainnya seperti pengangguran dan kemiskinan
mulai menurun secara signifikan. Negara ini mendapat manfaat dari stabilitas politik;
kedekatannya dengan Eropa , dan peningkatan ekspor. Ia juga menikmati mata uang yang
kuat. Dari perspektif investor, Mesir stabil dan didukung dengan baik oleh pemangku
kepentingan eksternal .

Mesir merupakan salah satu negara paling maju di benua Afrika. Adapun sistem ekonomi
yang dianut negara ini masih bergantung pada hasil alam, seperti pertanian, ekspor minyak
bumi, dan ekspor gas alam. Selain itu, negara ini juga mendapatkan pemasukan dari media,
pariwisata, dan devisa dari tenaga kerja di luar negeri yang bekerja di Arab Saudi, Teluk
Persia, dan Eropa. Sebagai negara agraris, Mesir sangat bergantung pada keberadaan Sungai
Nil. Penyelesaian Bendungan tinggi Aswan (1970) dan resultan Danau Nasser telah
menghasilkan tempat yang dihormati sepanjang masa dari Sungai Nil dalam pertanian dan
ekologi negara Mesir.

4. Kelebihan & Kelemahan Administrasi Negara Mesir


 Kelebihan
 Sistem pemerintahan semi-presidensil. Sehingga pemerintahan berjalan lebih
stabil karena kekuasaan tersebar.
 Ideologi yang dianut Mesir yaitu Demokrasi Islam yang fleksibel dan tidak
kaku.
 Perekonomian Mesir dibantu dengan sumber daya alam, seperti Sungai Nil.
 Sistem pendidikan di Mesir memudahkan siswa lulus sekolah dengan waktu
yang cepat dan tidak ada ujian kenaikan kelas.
 Kelemahan
 Suara rakyat terhadap pemegang kekuasaan terpilih kurang berpengaruh.
 Dikhawatirkan akan menimbulkan sikap kurang tenggang rasa terhadap warga
negara Mesir yang tidak menganut agama Islam.
 Sangat bergantung pada Sungai Nil, sehingga jika sungai mengalami
kekeringan akan menimbulkan pengangguran musiman.
 Dikhawatirkan siswa lupa dengan materi yang telah diajarkan oleh guru
karena tidak diujikan setiap tahunnya.

5. Struktur Kelembagaan
 Lembaga Eksekutif
 Kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden, perdana menteri dan para
menteri, namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat pada presiden.
 MEKANISME PEMILIHAN PIMPINAN EKSEKUTIF Dipilih langsung
oleh rakyat melalui pemilu yang diadakan 4 tahun sekali.
 Lembaga Legislatif
 Menggunakan Sistem Unikameral, hanya ada 1 lembaga legislatif yaitu
Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat, yang berjumlah 568 anggota.
 Mekanisme Pemilihan Legislatif Sebanyak 448 anggota parlemen akan dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilu, sedangkan 120 orang lainnya dipilih
melalui sistem perwakilan di empat distrik dengan kuota khusus untuk wanita,
umat Kristen dan pemuda.
 Lembaga Yudikatif
 Mahkamah Konstitusi Agung Mesir adalah Mahkamah Agung di Republik
Arab Mesir (MA dan MK satu tubuh) Bertugas mengontrol hukum agar sesuai
dengan konstitusi dan menghapus hukum yang tidak sesuai dengan konstitusi
Mesir.

Konstitusi Mesir (UndangUndang Republik Arab Mesir) Konstitusi di Mesir


memberi penekanan lebih pada hukum syariah, tidak secara eksplisit melarang
diskriminasi gender dan memperbesar wewenang militer.
C. Negara Senegal
Senegal (dalam bahasa Prancis: Sénégal; Wolof: Senegaal), secara resmi Republik
Senegal adalah sebuah negara di sebelah selatan Sungai Senegal di Afrika Barat. Negara
ini berbatasan dengan Samudra Atlantik di sebelah barat, Mauritania di utara, Mali di
timur,serta Guinea dan Guinea Bissau di selatan. Gambia merupakan
sebuah enklave (daerah kantong) di wilayah Senegal. Sungai Gambia sepanjang 300 km
mengalir di Gambia. Tanjung Verde terletak 560 km dari pesisir Senegal. Ibu kota
Senegal adalah Dakar. Nama "Senegal" berasal dari bahasa Wolof "Sunuu Gaal", yang
berarti "Perahu Kita". Senegal mempunyai luas daratan sebesar hampit 197,000 kilometer
persegi dan mempunyai populasi sebanyak kira-kira 15 juta penduduk. Iklim di Senegal
berupa iklim Sahel, tetapi juga mengalami musim hujan. Senegal memiliki populasi lebih
dari 13,5 juta,[9] sekitar 42 persen di antaranya tinggal di daerah pedesaan. Kepadatan di
daerah ini bervariasi dari sekitar 77 jiwa per kilometer persegi di wilayah barat-tengah ke
2 per kilometer persegi di bagian timur.

1) Hubungan Kerjasama Afrika Selatan dan Indonesia


Hubungan kerjasama antara Afrika Selatan dan Indonesia dapat dilihat pada penandatangan
MoU between The Government of The Republic of South Africa and The Government of
The Republic of Indonesia on Agriculture Development Cooperation pada tahun 2005.
Implementasi dari MoU hanya sebatas pada perumusan TOR pelaksanaan JACC (Joint
Agriculture Cooperation Committee) ke-1 dan telah disepakati kedua pihak untuk dilakukan
penandatanganan. Adapun dalam kerangka kerjasama tersebut diusulkan adanya 3 Technical
Working Group (TWG) yaitu yaitu TWG on Crops; TWG on Livestock dan TWG on Food
Safet. Namun hingga saat ini belum adanya tindak lanjut dari MoU tersebut sehingga
prioritas kerjasama yang harus dilakukan yaitu tindak lanjut dari implementasi MoU tersebut
terutama dalam aspek promotion trade untuk peningkatan pasar ekspor ke Afrika Selatan.

2) Negara Berkembang
Pengelompokkan negara berkembang berdasarkan IPM adalah negara-negara yang memiliki
nilai IPM antara 0.5000-0.7999. Berdasarkan nilai tersebut, maka negara-negara di kawasan
ATT yang termasuk kedalam negara berkembang adalah Tunisia, Mesir, Afrika Selatan,
Namibia, Kenya, Nigeria, dan Yaman. Nilai IPM Tunisia adalah 0.721 dan masuk kedalam
peringkat 90, Mesir memiliki nilai 0.682 dengan peringkat 110, Afrika Selatan sebesar 0.658
termasuk peringkat 118, nilai IPM Namibia sebesar 0.624 menempati peringkat 127, Kenya
sebesar 0.535 yang masuk peringkat 147 dunia, Nigeria memiliki nilai 0.504 peringkat 152,
dan terkahir adalah Yaman dengan nilai sebesar 0.500 peringkat 154 menurut klasifikasi
World Bank tahun 2013. Klasifikasi negara berkembang di wilayah Afrika-Timur Tengah
mengidentifikasi tujuh negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi berbeda-beda. Tiga
negara (Mesir, Afrika Selatan dan Namibia) memiliki pertumbuhan ekonomi yang menurun,
sedangkan keempat negara lainnya meningkat pertumbuhannya. Konsumsi merupakan sektor
yang memberikan kontribusi terbesar terhadap GDP.

Peran sektor pertanian bagi negara berkembang terhadap pertumbuhan ekonomi cukup
penting. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor pertanian terhadap GDP tiap negara
berkisar antara 10 hingga 20% kecuali Afrika Selatan yang tidak mengandalkan kemajuan
perekonomian dari sektor pertanian. Pentingnya peran sektor pertanian terhadap
perekonomian membuat pemerintah tiap-tiap negara menerapkan kebijakan pertanian yang
berbeda agara dapat melindungi pasar domestiknya.

Ketatnya kebijakan tarif yang dilakukan oleh Mesir bertolak belakang dengan yang
dilakukan oleh Afrika Selatan. Pemerintah Afrika Selatan sejak tahun 1980 hingga 1990
memangkas seluruh subsidi pertanian. Setelah tergabung dalam Agreement on Agriculture
tahun 1990an, pemerintah Afrika Selatan langsung menurunkan tarif di sektor pertanian.
Namun pada tahun 1997 pemerintah Afrika Selatan merombak seluruh kebijakan pertanian
untuk mendukung sektor pertanian yang dinamakan “The Big Bang”. Kebijakan pertanian
Afrika Selatan yang menganut liberalisme menyebabkan penurunan kontribusi pertanian
terhadap GDP setiap tahunnya. Nilai produk pertanian terhadap GDP yang hanya sebesar
2.39% pada tahun 2013. Pertumbuhan pertanian bahkan pernah mencapai nilai -0.11% pada
tahun 2011. Angkatan kerja di Afrika Selatan yang bergerak di sektor pertanian hanya 4.6%
karena pertanian bukanlah sektor utama. Lahan pertanian di Afrika Selatan juga terus
mengalami penurunan konversi lahan menyebabkan lahan pertanian di Afrika Selatan terus
menurun pada tahun 2010 proporsi lahan pertanian dari luas area hanya 79.8% dibandingkan
tahun 2005 yang mencapai 80.36%. Pendapatan nasional Afrika Selatan sebagian besar
berasal dari konsumsi masyarakat dan swasta. Pada tahun 2013, GDP Afrika Selatan
mencapai USD 352 miliar turun dari tahun 2010 sebesar USD 363 miliar. Turunnya GDP
disebabkan jumlah impor lebih besar dibandingkan jumlah ekspor. Jumlah penduduk Afrika
Selatan pada tahun 2013 mencapai 52.8 juta jiwa. Jumlah penduduk tersebut menjadikan
Afrika Selatan memiliki pendapatan perkapita USD 6.679.

3) Sistem

Ekonomi -- Senegal
Ekonomi pertanian menjadi sumber penghidupan. Ekspor utama adalah kacang tanah dan fosfat.

Kemiskinan dan tingginya angka pengangguran mendorong banyak orang berusaha bermigrasi secara

ilegal ke Eropa. Kiriman uang ke Senegal dari warganegara yang bekerja di luar negeri merupakan

hal yang penting, seperti halnya bantuan asing. Banyak utang luar negeri Senegal yang sudah

dikurangi oleh IMF.

Peringkat IPM 166/182.

Utang negara 21,4% dari PDB.

Pendapatan per kapita $1.066 (2% dari AS).

4) SJkldA
5) KLKD;LWO
6) JDAWLQ

Ketatnya kebijakan tarif yang dilakukan oleh Mesir bertolak belakang dengan yang
dilakukan oleh Afrika Selatan. Pemerintah Afrika Selatan sejak tahun 1980 hingga 1990
memangkas seluruh subsidi pertanian. Setelah tergabung dalam Agreement on Agriculture
tahun 1990an, pemerintah Afrika Selatan langsung menurunkan tarif di sektor pertanian.
Namun pada tahun 1997 pemerintah Afrika Selatan merombak seluruh kebijakan pertanian
untuk mendukung sektor pertanian yang dinamakan “The Big Bang”. Kebijakan pertanian
Afrika Selatan yang menganut liberalisme menyebabkan penurunan kontribusi pertanian
terhadap GDP setiap tahunnya. Nilai produk pertanian terhadap GDP yang hanya sebesar
2.39% pada tahun 2013. Pertumbuhan pertanian bahkan pernah mencapai nilai -0.11% pada
tahun 2011. Angkatan kerja di Afrika Selatan yang bergerak di sektor pertanian hanya 4.6%
karena pertanian bukanlah sektor utama. Lahan pertanian di Afrika Selatan juga terus
mengalami penurunan konversi lahan menyebabkan lahan pertanian di Afrika Selatan terus
menurun pada tahun 2010 proporsi lahan pertanian dari luas area hanya 79.8% dibandingkan
tahun 2005 yang mencapai 80.36%. Pendapatan nasional Afrika Selatan sebagian besar
berasal dari konsumsi masyarakat dan swasta. Pada tahun 2013, GDP Afrika Selatan
mencapai USD 352 miliar turun dari tahun 2010 sebesar USD 363 miliar. Turunnya GDP
disebabkan jumlah impor lebih besar dibandingkan jumlah ekspor. Jumlah penduduk Afrika
Selatan pada tahun 2013 mencapai 52.8 juta jiwa. Jumlah penduduk tersebut menjadikan
Afrika Selatan memiliki pendapatan perkapita USD 6.679

Anda mungkin juga menyukai