Pak Am Kelompok III - Docx444454
Pak Am Kelompok III - Docx444454
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
NAMA:
Bulan Mulandari
Andi Fahrizal
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. Atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “PERBANDINGAN
ADMINISTRASI INDONESIA NEGARA, MESIR DAN SENEGAL” dapat kami selesaikan
dengan baik. penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa
keseharian. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karunia-NYA
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka maupun melalui media internet.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan Makalah ini, baik
dari segi EBI, kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian akan penulis jadikan
sebagai evaluasi.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu keguanaan
penting sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan perbandingan bagi
negara lain. Jadi, negara-negara lainpun dapat mencari dan menemukan beberapa
persamaan dan perbedaan antara sistem pemerintahannya. Tujuan selanjutnya adalah
negara dapat mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang dianggap lebih baik dari
sebelumnya setelah melakukan perbandingan tadi. Mereka bisa pula mengadopsi sistem
pemerintahan negara lain sebagai sistem pemerintahan negara yang bersangkutan.
Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan kondisi
sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan. Sebagaimana
dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan parlementer merupakan
2 model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Amerika Serikat
dan Inggris-lah yang masing-masing dianggap pelopornya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan Administrasi Negara antara Indonesia, Mesir dan Senegal?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbandingan administrasi Negara antara Indonesia, Mesir dan
Senegal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Negara Indonesia
(1) Sistem Administrasi Indonesia
Cakupan makna administrasi negara, tidak saja bersangkutan dengan aktivitas lembaga
eksekutif saja dalam Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara, namun mencakup
aktivitas seluruh lembaga negara dalam mencapai tujuan negara, yang sebagai sistem
tersebut, disebut Sistem Penyelenggaraan Negara.
Aspirasi publik dalam pencerahan dan pencerdasan bangsa untuk mewujudkan “Clean
and Good Governance” sebagai bagian dan upaya membangun sistem administrasi
negara sesuai jiwa kedaulatan rakyat, merupakan hal yang perlu dikedepankan. Hal
tersebut dimaksudkan untuk membangun kinerja sistem administrasi Negara nasional.
Hal ini penting dalam mewujudkan apa yang disebut sebagai responsibility atas dasar
nilai etis, asas-asas kapatutan umum dan nilai moral dalam mengelola administrasi
negara.
Negara Kesatuan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu negara
kesatuan dengan sistem sentralisasi dan negara kesatuan dengan sistem
desentralisasi. Menurut Pasal 18 UUD 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik dengan sistem
desentralisasi. Desentralisasi adalah sistem dimana daerah-daerah diberikan
kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
yang dinamakan dengan daerah otonom (otonomi daerah). Dalam hal ini pemerintah
daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
Sejak tahun 2000-an, laju reformasi struktural (termasuk kebijakan fiskal dan moneter,
perpajakan, privatisasi dan undang-undang bisnis baru) membantu Mesir bergerak menuju
ekonomi yang lebih berorientasi pasar dan mendorong peningkatan investasi asing.
Reformasi dan kebijakan telah memperkuat hasil pertumbuhan ekonomi makro tahunan.
Ketika ekonomi Mesir pulih, isu-isu menonjol lainnya seperti pengangguran dan kemiskinan
mulai menurun secara signifikan. Negara ini mendapat manfaat dari stabilitas politik;
kedekatannya dengan Eropa , dan peningkatan ekspor. Ia juga menikmati mata uang yang
kuat. Dari perspektif investor, Mesir stabil dan didukung dengan baik oleh pemangku
kepentingan eksternal .
Mesir merupakan salah satu negara paling maju di benua Afrika. Adapun sistem ekonomi
yang dianut negara ini masih bergantung pada hasil alam, seperti pertanian, ekspor minyak
bumi, dan ekspor gas alam. Selain itu, negara ini juga mendapatkan pemasukan dari media,
pariwisata, dan devisa dari tenaga kerja di luar negeri yang bekerja di Arab Saudi, Teluk
Persia, dan Eropa. Sebagai negara agraris, Mesir sangat bergantung pada keberadaan Sungai
Nil. Penyelesaian Bendungan tinggi Aswan (1970) dan resultan Danau Nasser telah
menghasilkan tempat yang dihormati sepanjang masa dari Sungai Nil dalam pertanian dan
ekologi negara Mesir.
5. Struktur Kelembagaan
Lembaga Eksekutif
Kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden, perdana menteri dan para
menteri, namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat pada presiden.
MEKANISME PEMILIHAN PIMPINAN EKSEKUTIF Dipilih langsung
oleh rakyat melalui pemilu yang diadakan 4 tahun sekali.
Lembaga Legislatif
Menggunakan Sistem Unikameral, hanya ada 1 lembaga legislatif yaitu
Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat, yang berjumlah 568 anggota.
Mekanisme Pemilihan Legislatif Sebanyak 448 anggota parlemen akan dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilu, sedangkan 120 orang lainnya dipilih
melalui sistem perwakilan di empat distrik dengan kuota khusus untuk wanita,
umat Kristen dan pemuda.
Lembaga Yudikatif
Mahkamah Konstitusi Agung Mesir adalah Mahkamah Agung di Republik
Arab Mesir (MA dan MK satu tubuh) Bertugas mengontrol hukum agar sesuai
dengan konstitusi dan menghapus hukum yang tidak sesuai dengan konstitusi
Mesir.
2) Negara Berkembang
Pengelompokkan negara berkembang berdasarkan IPM adalah negara-negara yang memiliki
nilai IPM antara 0.5000-0.7999. Berdasarkan nilai tersebut, maka negara-negara di kawasan
ATT yang termasuk kedalam negara berkembang adalah Tunisia, Mesir, Afrika Selatan,
Namibia, Kenya, Nigeria, dan Yaman. Nilai IPM Tunisia adalah 0.721 dan masuk kedalam
peringkat 90, Mesir memiliki nilai 0.682 dengan peringkat 110, Afrika Selatan sebesar 0.658
termasuk peringkat 118, nilai IPM Namibia sebesar 0.624 menempati peringkat 127, Kenya
sebesar 0.535 yang masuk peringkat 147 dunia, Nigeria memiliki nilai 0.504 peringkat 152,
dan terkahir adalah Yaman dengan nilai sebesar 0.500 peringkat 154 menurut klasifikasi
World Bank tahun 2013. Klasifikasi negara berkembang di wilayah Afrika-Timur Tengah
mengidentifikasi tujuh negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi berbeda-beda. Tiga
negara (Mesir, Afrika Selatan dan Namibia) memiliki pertumbuhan ekonomi yang menurun,
sedangkan keempat negara lainnya meningkat pertumbuhannya. Konsumsi merupakan sektor
yang memberikan kontribusi terbesar terhadap GDP.
Peran sektor pertanian bagi negara berkembang terhadap pertumbuhan ekonomi cukup
penting. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor pertanian terhadap GDP tiap negara
berkisar antara 10 hingga 20% kecuali Afrika Selatan yang tidak mengandalkan kemajuan
perekonomian dari sektor pertanian. Pentingnya peran sektor pertanian terhadap
perekonomian membuat pemerintah tiap-tiap negara menerapkan kebijakan pertanian yang
berbeda agara dapat melindungi pasar domestiknya.
Ketatnya kebijakan tarif yang dilakukan oleh Mesir bertolak belakang dengan yang
dilakukan oleh Afrika Selatan. Pemerintah Afrika Selatan sejak tahun 1980 hingga 1990
memangkas seluruh subsidi pertanian. Setelah tergabung dalam Agreement on Agriculture
tahun 1990an, pemerintah Afrika Selatan langsung menurunkan tarif di sektor pertanian.
Namun pada tahun 1997 pemerintah Afrika Selatan merombak seluruh kebijakan pertanian
untuk mendukung sektor pertanian yang dinamakan “The Big Bang”. Kebijakan pertanian
Afrika Selatan yang menganut liberalisme menyebabkan penurunan kontribusi pertanian
terhadap GDP setiap tahunnya. Nilai produk pertanian terhadap GDP yang hanya sebesar
2.39% pada tahun 2013. Pertumbuhan pertanian bahkan pernah mencapai nilai -0.11% pada
tahun 2011. Angkatan kerja di Afrika Selatan yang bergerak di sektor pertanian hanya 4.6%
karena pertanian bukanlah sektor utama. Lahan pertanian di Afrika Selatan juga terus
mengalami penurunan konversi lahan menyebabkan lahan pertanian di Afrika Selatan terus
menurun pada tahun 2010 proporsi lahan pertanian dari luas area hanya 79.8% dibandingkan
tahun 2005 yang mencapai 80.36%. Pendapatan nasional Afrika Selatan sebagian besar
berasal dari konsumsi masyarakat dan swasta. Pada tahun 2013, GDP Afrika Selatan
mencapai USD 352 miliar turun dari tahun 2010 sebesar USD 363 miliar. Turunnya GDP
disebabkan jumlah impor lebih besar dibandingkan jumlah ekspor. Jumlah penduduk Afrika
Selatan pada tahun 2013 mencapai 52.8 juta jiwa. Jumlah penduduk tersebut menjadikan
Afrika Selatan memiliki pendapatan perkapita USD 6.679.
3) Sistem
Ekonomi -- Senegal
Ekonomi pertanian menjadi sumber penghidupan. Ekspor utama adalah kacang tanah dan fosfat.
Kemiskinan dan tingginya angka pengangguran mendorong banyak orang berusaha bermigrasi secara
ilegal ke Eropa. Kiriman uang ke Senegal dari warganegara yang bekerja di luar negeri merupakan
hal yang penting, seperti halnya bantuan asing. Banyak utang luar negeri Senegal yang sudah
Peringkat IPM 166/182.
4) SJkldA
5) KLKD;LWO
6) JDAWLQ
Ketatnya kebijakan tarif yang dilakukan oleh Mesir bertolak belakang dengan yang
dilakukan oleh Afrika Selatan. Pemerintah Afrika Selatan sejak tahun 1980 hingga 1990
memangkas seluruh subsidi pertanian. Setelah tergabung dalam Agreement on Agriculture
tahun 1990an, pemerintah Afrika Selatan langsung menurunkan tarif di sektor pertanian.
Namun pada tahun 1997 pemerintah Afrika Selatan merombak seluruh kebijakan pertanian
untuk mendukung sektor pertanian yang dinamakan “The Big Bang”. Kebijakan pertanian
Afrika Selatan yang menganut liberalisme menyebabkan penurunan kontribusi pertanian
terhadap GDP setiap tahunnya. Nilai produk pertanian terhadap GDP yang hanya sebesar
2.39% pada tahun 2013. Pertumbuhan pertanian bahkan pernah mencapai nilai -0.11% pada
tahun 2011. Angkatan kerja di Afrika Selatan yang bergerak di sektor pertanian hanya 4.6%
karena pertanian bukanlah sektor utama. Lahan pertanian di Afrika Selatan juga terus
mengalami penurunan konversi lahan menyebabkan lahan pertanian di Afrika Selatan terus
menurun pada tahun 2010 proporsi lahan pertanian dari luas area hanya 79.8% dibandingkan
tahun 2005 yang mencapai 80.36%. Pendapatan nasional Afrika Selatan sebagian besar
berasal dari konsumsi masyarakat dan swasta. Pada tahun 2013, GDP Afrika Selatan
mencapai USD 352 miliar turun dari tahun 2010 sebesar USD 363 miliar. Turunnya GDP
disebabkan jumlah impor lebih besar dibandingkan jumlah ekspor. Jumlah penduduk Afrika
Selatan pada tahun 2013 mencapai 52.8 juta jiwa. Jumlah penduduk tersebut menjadikan
Afrika Selatan memiliki pendapatan perkapita USD 6.679