Pada umumnya usia madya atau usi setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewasa inin banyak yang mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun garis batas tradisionalnya masih Nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pada usia enampuluhan sengaja ataupun tidak sengaja usia tersebut dianggap sebagai garis batas antara usia madya dengan usia lanjut, jadi batasnya bukan usia 65 tahun. Usia Madya merupakan periode yang Panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi-bagi kedalam dua subbagian, yaitu: Usia Madya dini yang membentang dari usia 40 hingga 50 tahun dan Usia Madya lanjut yang berbentang antara usia 50 hingga 60 tahun. Selama usia madya lanjut, perubahan fisik dan psikologis yang pertama kali mulai selama 40 an awal menjadi lebih keliatan. Usia Madya pada kebudayaan amerika serikat ini, merupakan masa yang paling sulit dalam rentang kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya individu-individu tersebut berusaha untuk menyesuaikan diri, hasilnya akan tergantung pada dasar-dasar yang ditanamkan pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran dan harapan sosial dari masyarakat dewasa. B. KARAKTERISTIK USIA MADYA Setiap periode dalam rentang kehidupan, Usia madya di asosiakan dengan karakteristik tertentu yang membuatnya berbeda. Berikut ini akan diuraikan sepuluh karakteristik yang amat penting. 1. Usia Madya merupakan periode yang sangat ditakuti Ciri Pertama dari usia madya adalah bahwa masa tersebut merupakan periode yang sangat menakutkan. Diakui bahwa semakin mendekat usia tua, periode usia madya semakin terasa lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu orang-orang dewasa tidak akan mengakui bahwa mereka telah mencapai usia tersebut, sampai kalender dan cermin memaksa mereka untuk mengakui hal itu. Seperti dikatakan oleh Desmond, “Orang-orang amerika memasuki usi madya dengan rasa segan, susah, dan ketakutan” (21) 2. Usia Madya Merupakan Masa Transisi Ciri kedua dari Usia Madya adalah bahwa usia ini merupakan masa transisi. Seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja dan kemudian dewasa., demikian pula usia madya merupakan masa dimana pria dan Wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri ciri jasmani dan perilaku baru. Periode merupakan periode masa dimana pria mengalami perubahan keperkasaan dan Wanita dalam kesuburan. Dlam membahas masalah transisi alami pada usia ini, Bardwick mengatakan bahwa “Orang Amerika tampaknya menghadapi usia lanjut dengan merubah peranan, khususnya dalam pekerjaan, dan mengubah pasangan” (4) 3. Usi Madya Adalah Masa Stres Ciri ketiga dari usia ketiga adalah bahwa usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian secra radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak hormon statis fisik dan psikologis seseorang dan membawa ke masa stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan dirumah, bisnis, dan aspek sosial kehidupan mereka. 4. Usia Madya Adalah “Usia yang Berbahaya” Ciri keempat dari Usia Madya adalah bahwa umumnya usia ini dianggap atau dipandang sebagai usia berbahaya dalam rentang kehidupan. Cara biasa menginterpretasi “usia berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki usia lanjut, Seperti yang dikemukakan oleh Acher (3) “Terhadap apa saja yang ada di sekelilingynya,keliatannya bahwa orang yang berusia madya berusaha mencari percontohan kegiatan dan pengalaman baru. Periodeb ini dapat didramatisasi dengan lolosnya episodic kedalam hubungan ekstra-marital, atau dengan bentuk alkoholisme. Bagi beberapa orang kasus usia madya dapat berakhir dengan kesusahan yang permanen dan semakin pendeknya usia mereka”. Usia madya dapat menjadi dan merupakan berbahaya dalam beberapa hal lain juga. Saat ini merupakan suatu masa dimana seorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurang memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa dating dengan cepat dikalangan pria dan Wanita, dan gangguin ini berpusat pada suisid (bunuh diri) khususnya dikalangan pria. 5. Usia Madya adalah “Usia Canggung” Ciri kelima dari “Usia madya dekenal dengan istilah “Usia serba canggung (Awkward age)”. Sama seperti remaja, bukan anak-anak dan bukan juga dewasa, demikian juga pria dan Wanita berusia madya bukan “muda” lagi tapi bukan juga tua. “orang yang berusia madya seolah-olah berdiri diantara generasi pemberontak yang lebih muda dan generasi warga senior”. Mereka secara terus menerus menjadi sorotan dan menederita karena hal hal yang tidak menyenangkan dan memalukan yang disebabkan oleh kedua generasi tersebut (24). Merasa bahwa keberadaan mereka dalam masyarakat tidak dianggap, orang orang yang berusia madya sedapat mungkin berusaha untuk tidak dikenal oleh orang lain. Keinginan untuk tidak diikenal bagi pria dan Wanita berusia madya Nampak dalam cara mereka berpakaian. Sevagian besar dari mereka berusaha untuk berpakaian sesederhana mungkin namun masih menggunakan gaya yang berlaku pada masa seterusnya (86) 6. Usia Madya Adalah Masa Berprestasi Ciri keenam dari usia madya adalah bahwa usia tersebut merupakan masa berprestasi. Menurut Ericson, Usia Madya merupakan masa krisis dimana baik “Generasivitas” (generativity)- kecenderungan untuk menghasilkan-maupun stagnasi-kecenderungan untuk tetap berhenti-akan dominan. Menurut Ericson, Selama usia madya orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti dan tidak akan mengerjakan sesuatu apapun lagi (26). Apalagi orang yang berusia madya mempunyai kemampuan yang kuat untuk berhasil, mereka akan mencapai puncaknya pada usia ini dan memungut hasil dari masa masa persiapan dan kerja keras yang dilakukan sebelumnya. Usia Madya seyogyanya menjadi masa tidak hanya untuk keberhasilan keuangan dan sosial tapi juga untuk kekuasaan dan prestasi. Biasanya pria meraih puncak karir mereka antara usia 40-50 tahun, yaitu setelah mereka puas terhadap hasil yang diperoleh dan menikmati hasil dari kesuksesan mereka sampai mereka mencapai awal usia enampuluhan. Yaitu Ketika mereka dianggap terlalu tua dan biasanya harus mewariskan pekerjaannya kepada karyawan yang lebih muda dan lebih kuat. Oleh karena peran kepemimpinan umumnya dipegang oleh orang orang berusia madya, mereka menyebut diri sebagai “Generasi pemimpin” Time (95) menjelaskan: Pria dan Wanita berusia madya sekalipun mereka masih dibawah komando orang lain, namun mereka memahami bahwa mereka merupakan kelompok umur yang penuh tenaga dibandingkan dengan kelompok umur lain;mereka adalah pembawa norma dan pembuat keputusan mereka hidup dalam suatu masyarakat yang sekalipun berorientasi ke masa muda, perlu di kedalikan oleh kelompok berusia Madya. 7. Usia Madya Merupakan Masa Evaluasi Ciri ketujuh dari usia madya adalah bahwa usia ini terutama sebagai masa evaluasi diri. Karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan Wanita mencapai puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan harapan orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman. Archer menyatakan: “Pada usia dua puluhan kita mengikat diri pada pekerjaan atau perkawinan. Selama akhir tiga puluhan dan awal empat puluhan adalah umum bagi pria untuk melihat Kembali keterikatan keterikatan masa awal tersebut” (3) Sebagai hasil dari evaaluasi diri, Archer lebih lanjut lagi mengatakan, “Usia Madya menurut perkembangan perasaan yang lebih nyata dan berbeda dari orang lain. Dlam perkembangan setiap orang memiliki fantasia tau ilusi mengenai apa dan bagaimana dirinya. Tanggung jawab lain pada usia madya menyangkut hal fantasi dan ilusi tersebut”. (3) 8. Usia Madya Dievaluasi dengan standar Ganda Ciri Kedelapan dari usia madya adalah bahwa masa itu dievaluasi dengan standar ganda, Standar bagi pria dan satu lagi bagi Wanita. Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan Wanita baik di rumah, perusahaan, perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan sosial, namun masih terdapat standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan Wanita usia madya tetapi, ada dua aspek khusus yang perlu di perhatikan. Pertama adalah Aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani. Dan Bidang yang Kedua Dimana standar ganda dapat terlihat nyata terdapat pada cara mereka (pria dan Wanita) menyatakan sikap terhadap usia tua. Ada dua pandangan filosofis yang berbeda tentang bagaimana orang harus menyesuaikan diri dengan usia madya. 9. Usia Madya Merupakan Masa Sepi Ciri Kesembilan dari usia madya adalah bahwa masa ini dialami sebagai masa sepi (Empty Nest), Masa Ketika anak anak tidak lama lagi tinggal Bersama orang tua. Kecuali dalam beberapa kasus dimana pria dan Wanita menikah lebih lambat dibandingkan dengan usia rata rata, atau menunda kelahiran anak hingga mereka lebih mapan dalam karir atau mempunyai keluarga besar sepanjang masa, usia madya merupakan masa sepi dalam kehidupan perkawinan. Terbukti juga bahwa, Periode masa sepi mada usia madya lebih bersifat traumatic bagin Wanita dari pada bagi pria. Hal ini benar khususnya pada Wanita yang telah menghabiskan masa masa dewasa mereka dengan pekerjaan trumah tangga dan bagi mereka yang kurang memiliki minat atau sumber daya untuk mengisi waktu senggang mereka pada waktu pekerjaan rumah tangga berkurang atau selesai. Abanyak yang mengalami tekanan batin karena di pensiunkan (retirement-shock). Kondisi yang serupa juga dialami pria Ketika mereka mengundurkan diri dari pekerjaan. 10. Usia Madya Merupakan Masa Jenuh Ciri kesepuluh usia madya adalah bahwa seringkali periode ini merupakan masa yang penuh kejenuhan. Banyak atau hamper seluruh pria dan Wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia tigapuluhan dan empatpuluhan. Para pria menjadi jenuh dengan kegiatan rutin sehari hari dan kehidupan Bersama keluarga yang memberikan sedikit hiburan. Wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak anaknya, bertanya tanya apa yang akan mereka lakukan pada usia setelah dua atau tiga puluh tahun kemudian (45). Wanita yang tidak menikah yang mengabdikan hidupnya untuk bekerja atau berkarir, menjadi bosan dengan alas an yang sama dengan pria. Archer menerangkan tentang kejenuhan yang dialami pria sebagai berikut: Apabila saatnya anda berusia empat puluh tahun, semua orang termasuk anda mengetahui bahwa anda dapat melakukan apa saja yang sedang anda kerjakan. Dan pada waktu yang sama beberapa orang pria menjadi jenuh. Beberapa orang mulai mencari kekuasaan baru, bagamanapun juga umurnya pada keadaan ini diketahui dengan harapan semoga seseorang telah menggunakan kesempatannya yang terakhir untuk mengubah arah dan untuk memilih sasaran sasaran baru. Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan ataupun kepuasan pada usia manapun. Akibatnya, Usia madya seringkali merupakan periode yang tidak menyenangkan dalam hidup. Dalam studi mengenai kenangan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan sepanjuang tahun. Pada usia madya khususnya pada umur 40-49 tahun terbukti sebagai masa yang paling sedikit terdapat kebahagiaan. Hanya pada tahun tahun setelah usia 60 tahun, mereka menemukan masa masa tersebut sebagai masa yang hampir tidak menyenangkan.