Anda di halaman 1dari 5

Kelompok V

DINA SARTIKA SARI

LD RIO SUBAGIO

WD DWI APRIANI .D

ZEHAN ANANDA

MAKALAH KERAJAAN BULELENG

dan DINASTI WARMADEWA

Kata pengantar :

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. Puji syukur kita panjatkan kepada Allah


SWT, yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah kerajaan Buleleng dan
Dinasti Warmadewa ini dapat diselesaikan. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw, keluarganya, sahabatnya,dan kepada kita
selaku umatnya. Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran
sejarah.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerajaan Buleleng merupakan kerajaan tertua di Bali. Kerajaan ini berkembang pada abad
IX-XI Masehi. Kerajaan Buleleng diperintah oleh Dinasti Warmadewa. Keterangan mengenai
kehidupan masyarakat kerajaan Buleleng pada masa Dinasti Warmadewa dapat dipelajari dari
beberapa prasasti seperti prasasti Belanjong, penempahan, dan Melatgede.

Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali Utara yang didirikan sekitar pertengahan
abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849. Kerajaan ini di bangun oleh I Gusti
Anglurah Panji Sakti dari wangsa kepakisan dengan cara menyatukan seluruh wilayah wilayah
Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan Buleleng?

2. Bagaimana kehidupan politik kerajaan Buleleng masa Dinasti Warmadewa?

3. Bagaimana kehidupan sosial kerajaan Buleleng masa Dinasti Warmadewa?

4. Bagaimana kehidupan ekonomi kerajaan Buleleng masa Dinasti Warmadewa?

5. Bagaimana kehidupan agama kerajaan Buleleng masa Dinasti Warmadewa?

6. Keruntuhan Dinasti Warmadewa

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya kerajaan Buleleng

Kerajaan Buleleng dibangun berkat campur tangan dari Gusti I Anglurah Panji Sakti
yang saat kecil memiliki nama panggilan l Gusti Ngurah Jelantik dan ibunya merupakan selir
yang memiliki nama Ni Luh Pasek yang berasal dari desa Panji. Sebagai seorang yang memiliki
andil dalam membangun kerajaan Buleleng, l Gusti Anglurah dibekali oleh sesuatu kekuatan
sihir yang berasal dari orang tuanya. Ayahnya sendiri, l Gusti Ngurah Jelantik merasa terbebani
dengan adanya kekuatan yang dimiliki karena itu bisa membuatnya mencelakakan putra
mahkota. Dan karena itulah l Gusti Ngurah Jelantik menyingkirkan l Gusti Anglurah yang kala itu
masih berusia 12 tahun ke daerah asal ibunya yaitu desa Panji. Dan pada saat itulah akhirnya l
Gusti Ngurah Panji Sakti yang berada di Den Bukit dan menguasai daerah tersebut membangun
sebuah kerajaan yang dinamakan kerjaan Buleleng, yang mana kekuasaannya tersebut meluas
hingga ujung Timur Jawa. Setelah l Gusti Ngurah Panji Sakti telah meninggal pada tahun 1704,
barulah kerajaan Buleleng menjadi mulai goyang karena adanya perbedaan pendapat oleh putra
putranya yang saling menyerang.

B. Kehidupan politik kerajaan Buleleng masa Dinasti Warmadewa

Dinasti Warmadewa didirikan oleh Sri kesari Warmadewa. Berdasarkan prasasti


Belanjong,Sri kesari Warmadewa merupakan keturunan bangsawan Sriwijaya yang gagal
menaklukkan kerajaan tarumanegara di Jawa barat. Kegagalan tersebut menyebabkan Sri
kesari Warmadewa pergi ke Bali dan mendirikan sebuah pemerintahan baru di wilayah Buleleng.

Pada tahun 989-1011 kerajaan Buleleng diperintah oleh Udayana Warmadewa.


Udayana memiliki 3 putra, yaitu Airlangga, Marakatapangkaja, dan anak wungsu. Kelak
Airlangga akan menjadi raja terbesar kerajaan Medang kamulan di Jawa timur. Menurut prasasti
yang terdapat di pura batu madeg, raja Udayana menjalin hubungan erat dengan Dinasti Isyana
di Jawa timur. Hubungan ini dilakukan karena permaisuri Udayana bernama Gunapriya
Dharmapatni merupakan keturunan Mpu Sindok.

C. Kehidupan sosial kerajaan Buleleng masa Dinasti Warmadewa

Para ahli memperkirakan keadaan masyarakat Buleleng pada masa Dinasti


Warmadewa tidak begitu jauh berbeda dengan masyarakat pada saat ini. Pada masa
pemerintahan Udayana, masyarakat hidup berkelompok dalam suatu daerah yang disebut
Wanua. Sebagian besar penduduk yang tinggal di Wanua bermata pencaharian sebagai petani.
Sebuah Wanua dipimpin oleh seorang tetua yang dianggap pandai dan mampu mengayomi
masyarakat.

Pada masa pemerintahan anak wungsu, masyarakat Buleleng dibagi menjadi 2


kelompok besar, yaitu golongan caturwarna dan golongan luar kasta (Jaba). Pembagian ini
didasarkan pada kepercayaan Hindu yang dianut masyarakat Bali. Raja anak wungsu juga
mengenalkan sistem penamaan bagi anak pertama, kedua, ketiga, dan keempat dengan nama
pengenalan sebagai berikut.

1. Anak pertama dinamakan Wayan. Kata Wayan berasal dari wayahan yang berarti tua
2. Anak kedua dinamakan Made. Kata Made berasal dari kata madya yang berarti tengah.

3. Anak ketiga dinamakan Nyoman. Kata Nyoman berasal dari kata nom yang berarti muda.

4. Anak keempat dinamakan Ketut. Kata Ketut berasal dari kata Tut yang berarti belakang.

D. Kehidupan ekonomi kerajaan Buleleng masa Dinasti Warmadewa

Kegiatan ekonomi masyarakat Buleleng bertumpu pada sektor pertanian. Keterangan


kehidupan ekonomi masyarakat Buleleng dapat dipelajari dari prasasti Bulian. Dalam prasasti
Bulian terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan sistem bercocok tanam seperti
sawah, parlak (sawah kering), Gaga (ladang), kebwan (kebun), mmal (ladang di pegunungan),
dan kasuwakan (pengairan sawah). Pada masa pemerintahan Marakatapangkaja kegiatan
pertanian berkembang pesat. Perkembangan tersebut erat kaitannya dengan penemuan urut-
urutan menanam padi yaitu mbabaki (pembukaan tanah), mluku (membajak), tanem (menanam
padi), matun (menyiangi), ani-ani (menuai padi), dan nutu (menumbuk padi). Dari keterangan
tersebut sangat jelas bahwa pada masa pemerintahan Marakatapangkaja penggarapan tanah
sudah maju dan tidak jauh berbeda dengan pengolahan tanah pada saat ini.

E. Kehidupan agama kerajaan Buleleng masa Dinasti Warmadewa

Agama Hindu syiwa mendominasi kehidupan masyarakat Buleleng. Akan tetapi tradisi
megalitik masih mengakar kuat dalam masyarakat Buleleng. Kondisi ini dibuktikan dengan
penemuan beberapa bangunan pemujaan seperti punden berundak disekitar pura-pura Hindu.
Pada masa pemerintahan janasadhu Warmadewa (975-983) pengaruh Budha mulai
berkembang di Buleleng. Agama Buddha berkembang di beberapa tempat di Buleleng seperti
pejeng, bedulu, dan Tampaksiring. Perkembangan agama Buddha di Buleleng ditandai dengan
penemuan unsur-unsur Buddha seperti arca Buddha di gua gajah dan stupa di pura pegulingan.

F. Keruntuhan Dinasti Warmadewa

Banyak spekulasi mengenai mundur dan hancurnya dinasti Warmadewa, akan tetapi
beberapa ahli mengatakan bahwa hala yang menjadikan mundurnya dinasti Warmadewa karena
adanya kerajaan baru yang terbentuk. Dan kerajaan Buleleng merupakan kerajaan yang di sebut
sebagai penyebab runtuhnya kerajaan Warmadewa yang menggantikan dinasti Warmadewa.
Namun kerajaan Buleleng sendiri hancur akibat dari serangan VOC pada tahun 1850.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Kerajaan Buleleng dibangun berkat campur tangan l Gusti Anglurah Panji Sakti
yang saat kecil memiliki nama panggilan l Gusti gede pasukan. Ayahnya sendiri bernama l Gusti
Ngurah Jelantik dan ibunya merupakan selir yang memiliki nama Ni Luh Pasek yang berasal dari
desa Panji.

Sebagai seorang yang memiliki andil dalam membangun kerajaan Buleleng,l Gusti
Anglurah dibekali oleh sesuatu kekuatan sihir yang berasal dari orang tuanya. Ayahnya sendiri l
Gusti Ngurah Jelantik merasa terbebani dengan adanya kekuatan yang dimiliki karena itu bisa
membuatnya mencelakakan putra mahkota.

Anda mungkin juga menyukai