Anda di halaman 1dari 18

KERAJAA

N
BULELENG
KELOMPOK 7
X IPA 1
ANGGOTA
KELOMPOK :
Ni Komang Widya Pradnyawati (29)
Ni Luh Ayu Arin Kristina (30)
Ni Putu Putri Cahayadewi (31)
Ni Putu Ratih Indira Swari (32)
Putu Apriliantari (33)
SEJARAH
I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang sewaktu kecil bernama I Gusti Gede Pasekan
adalah putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir bernama Si Luh Pasek
Gobleg berasal dari Desa Panji wilayah Den Bukit. I Gusti Panji memiliki
kekuatan supranatural dari lahir. I Gusti Ngurah Jelantik merasa khawatir
kalau I Gusti Ngurah Panji kelak akan menyisihkan putra mahkota. Dengan cara
halus I Gusti Ngurah Panji yang masih berusia 12 tahun disingkirkan ke Den
Bukit, ke desa asal ibunya, Desa Panji. I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah
Den Bukit dan menjadikannya Kerajaan Buleleng, yang kekuasaannya pernah meluas
sampai ke ujung timur pulau Jawa (Blambangan). Setelah I Gusti Ngurah Panji
Sakti wafat pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah karena
putra-putranya punya pikiran yang saling berbeda. Kerajaan Buleleng tahun 1732
dikuasai Kerajaan Mengwi namun kembali merdeka pada tahun 1752. Selanjutnya jatuh dalam
kekuasaan raja Karangasem tahun 1780.
GALERI
I L L U S T R AT I O N S

I L L U S T R AT I O N S
Gusti Ketut Jelantik bersama
Puri Agung Singaraja, kediaman raja-
pengiringnya saat mengunjungi Anak Agung Putu Jelantik bersama
raja Buleleng di Singaraja.
Gubernur Jenderal L.A.J.W. Sloet van de keluarganya, sekitar tahun 1920-an.
Beele di Istana Buitenzorg, tahun 1864.
MASA
KEJAYAAN
Buleleng mengalami masa kejayaan di bawah
kekuasaan Dinasti Warmadewa yang diperintah
oleh Anak Wungsu. Hal ini dapat dibuktikan
pada prasasti yang disimpan di Desa Sembiran
yang berangka tahun 1065 M dan juga buleleng
berada di tepi pantai, sehingga buleleng
berkembang menjadi pusat perdagangan laut
Wangsa Panji Sakti
RAJA-RAJA 1
1.Gusti Anglurah Panji Sakti
2. Gusti Panji Gede Danudarastra

KERAJAAN 3. Gusti Alit Panji


4. Gusti Ngurah Panji
5. Gusti Ngurah Jelantik

BULELENG 6. Gusti Made Singaraja

Wangsa Karangasem
2
1. Anak Agung Rai
2. Gusti Gede Karang
3. Gusti Gede Ngurah Pahang
4. Gusti Made Oka Sori
5. Gusti Ngurah Made Karangasem

Wangsa Panji Sakti


3
1. Gusti Made Rahi
2. Gusti Ketut Jelantik
3. Anak Agung Putu Jelantik
4. Anak Agung Nyoman Panji Jelantik
5. Anak Agung Ngurah Ketut Jelantik
LETAK GEOGRAFIS
Kerajaan Buleleng berada di
Buleleng, Bali utara. Berlokasi di pesisir Buleleng
yang menyebabkan padatnya
kapal komersial dari Sumatera dan Jawa. Ciri khas
wilayah Buleleng terbagi
menjadi dua, yaitu dataran rendah di utara dan
dataran tinggi di selatan.
KEHIDUPAN EKONOMI
KERAJAAN BULELENG
Mayoritas penduduk bali di kerajaan Buleleng,
hidup dari penghasilan sektor agraris seperti
pertanian, peternakan, perikanan dan
mengumpulkan hasil hutan. Sebagian kecil
melakukan perdagangan, seperti pengepul hasil
bumi terutama beras untuk di jual kepada
saudagar-saudagar Cina. Seperti asem, bawang,
kemiri, kapas
KEHIDUPAN AGAMA
KERAJAAN BULELENG
Sebagian besar masyarakat Perkembangan agama Buddha di
Buleleng menganut agama Hindu Buleleng di tandai dengan
Syiwa. Meskipun demikian, penemuan unsur Buddha seperti
tradisi mengalitik masih Arca Buddha di Gua Gajah dan
mengakar kuat dalam masyarakat stupa di pura pegulingan. Selain
Buleleng. Kondisi ini dibuktikan agama Hindu Buddha, di
dengan penemuan beberapa Buleleng berkembang sekte-sekte
bangunan pemujaan seperti kecil yang menyembah dewa-
bunden berundak disekitar pura- dewa tertentu, misalnya sekte
pura Hindu. Pada masa Ganapatya (Penyembah Dewa
pemerintahan Janasadhu Gatna) dan sora (Penyembah
Warmadewa (975-983 Masehi) Dewa Matahari).
pengaruh Budha mulai
berkembang di Buleleng.
KEHIDUPAN POLITIK
KERAJAAN BULELENG
Pada tahun 989-1011 Kerajaan Lalu, Pemerintahan Marakatapangkaja
Buleleng diperintah oleh Udayana digantikan oleh adiknya, Anak Wungsu. Anak
Warmadewa. Kemudian, Raja Udayana Wungsu merupakan raja terbesar dari Dinasti
digantikan putranya, yaitu Warmadewa. Anak Wungsu berhasil menjaga
Marakatapangkaja. Rakyat Buleleng kestabilan kerajaan dengan menanggulangi
menganggap Marakatapangkaja berbagai gangguan, baik dari dalam maupun
sebagai sumber kebeneran hukum luar kerajaan. Dalam menjalankan
karena ia selalu melindungi pemerinahan, Raja Buleleng dibantu oleh badan
rakyatanya. Marakatapangkaja penasihat. Badan ini terdiri atas senapati dan
membangun beberapa tempat pendeta Siwa serta Buddha. Badan ini
peribadahan untuk rakyat. Salah satu berkewajiban memberi tafsiran dan nasihat
peninggalan Marakatapangkaja adalah kepada raja atas berbagai permasalahan yang
kompleks candi di Gunung Kawi muncul dalam masyarakat. Senapati bertugas di
(Tampaksiring). bidang kehakiman dan pemerintahan,
KEHIDUPAN SOSIAL & BUDAYA
KERAJAAN BULELENG
Pada masa pemerintahan udayana Pada masa ini kesenian dibedakan
masyarakat hidup berkelompok menjadi dua yakni seni keraton
dalam suatu daerah yang disebut dan seni rakyat. Dalam seni
wanua. Sebagian besar penduduk
keraton dikenal penyanyi istana
yang tinggal di wanua bermata
yang disebut pagending,Adapun
pencaharian sebagai petani.
Sebyah wanua dipimpin seorang jenis kesenian yang berkembang
tetua yang dianggap pandai dan di kalangan rakyat antara lain
mampu mengayomi masyarakat. awayang ambara
Masyarakat Buleleng sudah
mengembangkan berbagai kegiatan
kesenian, kesenian berkembang
pesat pada masa pemerintahan
Raja Udayana,
MASA
KERUNTUHAN
Keruntuhan kerajaan buleleng disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Wafatnya I Gusti Anglurah Panji pada tahun 1704


2. Mengalami beberapa kali pergantian raja
3. Terjadi konflik dengan belanda
4. Runtuhnya benteng jagaraga akibat serangan Belanda pada tahun 1849
PENINGGALA
N
KERAJAAN BULELENG
PRASASTI
BLANJONG
Ditemukan di dekat Banjar
blanjong, desa sanur kauh, Denpasar Bali.
Prasasti ini unik karena bertuliskan 2 huruf,
yaitu huruf pra-nagari dan huruf kawi.
Prasasti Blanjong dikeluarkan oleh seorang
raja Bali yang bernama Sri Kesari
Warmadewa. Pada prasasti ini disebutkan
kata Walidwipa, yang merupakan sebutan
untuk pulau Bali
PURA
TIRTA
EMPUL
Terletak di daerah
tampaksiring, bali. Dibangun pada tahun 967
M oleh raja Sri Candrabhaya
Warmadewa. Pura ini digunakan beliau untuk
melakukan hidup sederhana, lepas dari
keterikatan dunia materi. penamaan pura Tirta
Empul diambil dari nama mata air yang
terdapat didalam pura ini yang bernama Tirta
Empul yang artinya mengalir ke sungai
pakerisan
PRASASTI
PENEMPAHAN &
MALATGEDE

Ditemukan di tampaksiring
yang ditulis pada bagian paro bulan
gelap palguna 835 s atau bulan
februari 913
PURA
PENEGIL DHARMA
Didirikan dimulai pada 915 M.
Keberadaan pura ini berkaitan
dengan sejarah panjang Ugrasena,
salah seorang anggota keluarga
Raja Mataram I dan kedatangan
Maha Rsi Markandeya di Bali
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai