1. Propinsi : Bali
2. Kabupaten : Karangasem
3. Kecamatan : Karangasem
4. Desa : Pertima
5. Banjar : Banjar Dinas Timbrah Beji
6. Kondisi umum dan : Jumlah penduduk di Banjar Dinas Timbrah Beji
permasalahannya sebanyak 134 KK, terdiri dari 194 jiwa laki laki dan
208 jiwa perempuan. Dari jumlah tersebut yang
memiliki jamban sendiri hampir 80%. Untuk
memenuhi kebutuhan sanitasi pada umumnya
mereka menggunakan kamar mandi/WC sendiri.
Sementara yang lainya, kebutuhan tentang
pelayanan sanitasi memakai sarana MCK bersama .
Mereka yang telah memiliki WC/KM sendiri
umumnya sudah menggunakan septik tank,
walaupun dengan kondisi yang jauh dari persyaratan
yang ditetapkan. Mereka cenderung membuang
limbah tanpa melalui proses pengolahan terlebih
dulu sehingga dikhawatirkan limbahnya akan
mencemari air tanah di sekitarnya.
Pada umumnya masyarakat menggunakan air bersih
dari sumur , Pancoran (mata air) dan PDAM.
7. Jumlah pengguna : 55 KK / 250 jiwa
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah penduduk terpadat didunia,
dari data statistik nasional tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia tercatat 213 juta, dengan
40% penduduk tinggal di wilayah perkotaan. Tahun 2020 diproyeksikan sekitar 60% akan
tinggal di daerah perkotaan dengan konsentrasi penduduk tetap terpusat di kota/kabupaten di
Pulau Jawa dan Bali.
Saat ini, tiap daerah kota/kabupaten di kedua pulau ini memiliki antara 10 – 15 lokasi
kampung kumuh/miskin dengan minimnya akses terhadap sarana sanitasi. Penggunaan septic
tank individual sekitar 61,3% tanpa pernah dikuras dan kebanyakan masyarakat yang tinggal
di kampung kumuh/miskin perkotaan masih membuang limbah tinja langsung ke sungai.
Untuk Kabupaten Karangasem, sesuai data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem,
hampir semua desa/kelurahan mempunyai wilayah yang terkesan kumuh. Salah satunya
terletak diDesa Pertima, dengan sebagian besar kondisi sanitasinya sangat memprihatinkan.
Artinya sistem sanitasi yang cenderung mencemari lingkungan. Sampai saat ini, pola
penanganan masalah sanitasi di Kabupaten Karangasem baru dilaksanankan di beberapa
lokasi yaitu: Desa Padang tunggal Kec Selat, di Lingkungan Kertasari Kec Karangasem dari
tahun 2010, dan di Br Bujaga Desa Nongan tahun 2013, Br. Saren Kelod Nongan tahun 2014,
Lingkungan Segara Katon, Lingkungan Batannyuh Kelod, Bugbug tahun 2015, Lingkungan
Nyuling, Lingkungan Penaban tahun 2016, Balepunduk , Dausa, Lingkungan Jasri pada tahun
2017 dengan pola pendekatan SANIMAS (Sanitasi oleh Masyarakat).
Partisipasi masyarakat juga menjadi hal yang ditekankan pada proyek ini, tidak saja pada saat
konstruksi tapi pada saat perencanaan dan juga operasional dan pemeliharaan sarana sanitasi
yang dipilih. Masyarakat di fasilitasi untuk membentuk suatu kelompok (KSM) yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan ini.
Opsi pilihan teknologi pada saat perencanaan didiskusikan dengan masyarakat agar
masyarakat tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing teknologi dan konsekuensinya
operasional dan pemeliharaan sarana.
Kondisi topografi Banjar Dinas Timbrah Beji merupakan daerahberada pada posisi 8°
28’.35’S Garis Lintang dan 115° 35’56’B Garis bujur dengan kemiringan 3-30 dari barat
dengan luas wilayah 4,05 Km2, yang merupakan lahan persawahan 350 Ha dan sisanya
merupakan lahan pekarangan dan tegalan/Kebun. Luas wilayahyang menjadi lokasi SLBM
2018 adalah 4,8 ha. Jumlah penduduknya134 KK atau + 402 jiwa. Pada umumnya,penduduk
di wilayah ini merupakan penduduk yang sudah menetap dari dulu dan sebagian penduduk
dari berbagai daerah di Bali dengan mata pencahariaan sebagai Pegawai Negeri Sipil, buruh,
petani,pekerja bangunan/tukang, guru dan wira usaha dengan kisaran pendapatan sekitar Rp.
500.000,- sampai dengan Rp. 2.000.000,- per bulan
Masyarakat menggunakan air bersih yang bersumber dari air sumur dangkal dan suplai
PDAM (Sambungan Rumah). Rata-rata kebutuhan air bersih per-KK adalah 130 liter/hari,
terutama untuk keperluan memasak, mandi, mencuci dsb. Rata-rata biaya yang harus
dikeluarkan tiap rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan air bersih adalah Rp 20.000
/bulan.
Untuk memenuhi kebutuhan sanitasi pada umumnya mereka menggunakan kamar mandi dan
WC di rumah-rumah. Sayangnya sarana-sarana tersebut tidak dilengkapi dengan septic tank
yang memadai sehingga kotoran mengalir begitu saja dan mencemari air tanah/sungai.
Akibatnya air tanah/ sumur menjadi tidak layak minum. Saat musim hujan dan curah hujan
cukup tinggi dengan rata rata 2.500 mm, kawasan ini kerap banjir saat hujan turun.
Lahan untuk tempat pengolahan limbah adalah syarat mutlak dalam Program SLBM ini. Luas
lahan yang dibutuhkan minimal antara 100 - 200 meter persegi. Letak lahan tersebut juga
harus memenuhi syarat teknis dan elevasinya, dan memenuhi syarat status legal formal dan
sosial, yakni jelas status kepemilikannya, tidak dalam sengketa, serta tidak ada keberatan dari
rumah tangga sekitarnya. Hal itu semua harus dibuktikan dengan surat-surat resmi.
Ketersediaan lahan tersebut dibuktikan pada saat pelaksanaan seleksi kampung.
Sesuai persyaratan di atas, lahan yang ada luasnya adalah ±100 meter persegi:panjang 20
meter, lebar 3 meter. Lahan tersebut merupakan lahan milik Desa Pertima. Para warga juga
telah menyatakan tidak keberatan apabila lahan tersebut digunakan sebagai tempat instalasi
pengolahan air limbah/IPAL, yang telah dinyatakan dengan Surat Pernyataan Tidak
Keberatan yang ditulis diatas kertas bermeterai (lihat lampiran).
4.1. PROSES
Untuk menentukan calon pengguna sarana SLBM digunakan pendekatan partisipatif, dimana
masyarakat sendiri yang harus menentukan siapa saja calon pengguna atau penerima manfaat
proyek. Untuk menentukan hal tersebut harus berdasarkan kriteria tertentu, dan kriteria itu
harus disusun bersama oleh masyarakat sendiri. Apabila kriteria telah ditentukan dan
perkiraan jumlah calon penerima manfaat sudah diputuskan, kemudian harus diidentifikasi
nama-nama dan jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah untuk menentukan
tingkat aksesibilitas kepada sarana sanitasi yang akan dibangun. Alat yang digunakan
Klasifikasi Kesejahteraan (Wealth Classification) dan Pemetaan oleh Masyarakat
(Community Mapping).
4.2. HASIL
5.1. PROSES
Pemilihan teknologi sarana sanitasi yang akan dibangun sesuai kesepakatan masyarakat calon
pengguna dilakukan dengan menyajikan dan membahas Pilihan Teknologi yang ada.
Adapun model-model pilihan yang disampaikan yang kemungkinan menjadi alternative dan
sesuai dengan kondisi di wilayah Banjar Dinas Timbrah Beji yaitu :
a. Septiktank bersama
b. IPAL Sistem Komunal dengan Pemipaan sederhana
c. Pembuatan MCK atau KM/WC umum
Setelah masyarakat merasa puas dan cukup mendapat informasi, maka pilihan jatuh pada
IPAL Sistem Komunal dengan Pemipaan Sederhana (Simple Sewerage System). Dengan
beberapa pertimbangan:
Masing-masing rumah sudah memiliki kamar mandi dan WC atau jamban sendiri.
Selama ini beberapa rumah membuang limbah WCnya dengan cara memipakannya ke
saluran air terdekat.
Tidak ada lahan yang cukup memadai untuk menempatkan/membangun septic tank di
masing-masing lahan/rumah.
DED atau Detail Enginering Design dibuat setelah dilakukan seleksi atau pemilihan jenis
teknologi yang akan digunakan oleh masyarakat.
Komponen-komponen sistem SLBM di Wilayah Banjar Dinas Timbrah Beji ini terdiri atas:
1. Komponen Toilet
Merupakan sumber limbah dari masyarakat yang berasal dari WC, kamar mandi, air
dapur (setelah melalui penyaringan), dan air cucian.
Bak sedimentasi, menggunakan 1 unit saja. Bak ini berfungsi untuk menyeragamkan
limbah dan sebagai bak pengendap.
Septik tank bersusun (Baffled Reactor), sistem dengan aliran air dari bawah ke atas
(up-flow), dirancang untuk menurunkan tingkat konsentrasi limbah sampai dengan
80%.
6.1. KEPANITIAAN
Kelembagaan SLBM berdasarkan tugas dan tanggungjawabnya bisa dibagi menjadi 2 yaitu
Panitia Pembangunan dan Badan Pengelola. Kelembagaan SLBM di masyarakat disebut
sebagai KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)
Badan Pengelola akan bertanggungjawab pada pasca kontruksi untuk pengoperasian dan
perawatan instalasi pengolah limbah termasuk pemipaan. Tugas-tugasnya antara lain:
mengumpulkan iuran pengguna, pengoperasian dan perawatan akan diserahkan kepada Badan
Pengelola.
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
Pemanfaatan lahan yang akan digunakan untuk IPAL telah mendapatkan legalisasi dari
Kepala Desa Pertima,serta Tetangga Sebelah-Menyebelah (penyanding). Surat Keputusan
Kepala Desa Pertima, Daftar Calon Pengguna dan Surat Pernyataan Penyanding terlampir.
Ketua :
1. Mengkordinir perencanaan kegiatan pembangunan
2. Memimpin pelaksanaan tugas tim yang telah dibentuk dan kegiatan rapat - rapat
Sekretaris
1. Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata usaha dan dokumentasi
2. Melaksanakan surat menyurat
3. Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap
4. Mendokumentasikan seluruh laporan kegiatan
5. Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat
Bendahara
1. Menerima dan menyimpan uang .
2. Mengeluarkan/ membayar tagihan sesuai dengan progres fisik
3. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan
4. Melakukan penarikan konstribusi dari masyarakat berupa uang
5. Menyusun realisasi pembukuan serta laporan pertanggungjawaban keuangan pada :
1) Tahap Konstruksi
Laporan keuangan mingguan untuk diumumkan (ditempel
dipapanpengumuman/ tempat strategis) sehingga dapat dilihat dengan
mudah oleh masyarakat.
Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana sesuai
format yang ditentukan untuk kemudian diserahkan kepada PPK
sanitasi.
Seksi Pelaksanaan:
Seksi pelaksanaan mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan yang direncanakan, membuat gambar pelaksanaan serta membuat laporan
pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas tim pelaksana adalah :
Berdasarkan Perpes No. 54 Tahun 2010 (dan perubahannya sesuai perpres No. 70 Tahun
2012 tentang mekanisme pengadaan barang dan jasa), Panitia/ Pejabat pengadaan diangkat
oleh penanggungjawab kelompok masyarakat (KSM) untuk melakukan pengadaan barang/
jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola dan panitia/ pejabat pengadaan
diperbolehkan bukan PNS.
LAMPIRAN
1. SK Kepala Desa Pertima
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
Struktur kepengurusan KSM Pertima Sehat
1. Pemerintah Pusat
Dana berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN )yang selanjutnya di
kelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kab. Karangasem. Setelah
selesai buku Rencana Kerja dari masyarakat. selanjutnya Dinas PUPR Kab. Karangasem
dapat langsung mencairkan dana sesuai dengan yang ada di DED/ RAB ke masyarakat
lokasi SLBM dengan tahapan 40%, 30%,30% dari anggaran yang disediakan
2. Masyarakat
Alur mekanisme pencairan dana ditunjukkan pada diagram pada halaman berikut:
PROPOSAL
BENDAHARA
satker PPLP
Prov Bali
MOU
Kwitansi Satker
PPLP Bali
SPP
(Surat Permintaan
Pembayaran)
KANTOR BAGIAN
DPUPR KAB KEUANGAN
KARANGASEM
SPM
BPD CABANG (Surat Perintah
AMLAPURA Membayar)
REKENING
BERSAMA
KEBUTUHAN
PENGGUNAAN
CATATAN :
- Dana dari PEMDA BEBAS PAJAK
- Pencairan dana 3x sesuai tahap tahap swakelola
Panitia
Rekening
KSM
Pencairan dana dari rekening bersama harus ditandatangani oleh ketiga pihak di atas.
(lihat lampiran copy rekening).
B. Kebutuhan Material
1. Kepala Tukang mengajukan permintaan pengadaan material kepada bagian logistik.
Pengajuan dilakukan dengan cara mengisi buku logistik dan meminta persetujuan Seksi
Logistik
2. Bagian logistik melakukan pemesanan material ke supliyer/ rekanan yang sudah ditunjuk.
3. Toko mengirim material sesuai pesanan (buku order), kualitas barang disetujui oleh Seksi
Pelaksanaan , dan dimasukkan gudang logistik (buku logistik),
4. Logistik mengeluarkan barang – material kepada Kepala Tukang sesuai dengan
permintaan
ADMINISTRASI PEMBUKUAN
Laporan Keuangan
Untuk tetap mengawasi pengelolaan keuangan maka akan dilakukan pelaporan keuangan
secara berkala oleh Bendahara, yakni setiap akhir minggu. Laporan keuangan akan dibuat
rekap pengeluaran, pemasukan, saldo kas dan bank. Laporan keuangan akan menggunakan
papan yang besar agar bisa dibaca oleh semua pihak yang berkepentingan (lihat lampiran).
Karangasem,
Mengetahui,
Wakil Tokoh masyarakat Ketua
KSM Pertima Sehat
Karangasem, ………………......2018
Jumlah
Karangasem, ……..………….....2018
Mengetahui: Dibuat oleh :
Jumlah
Karangasem, ……..………….....2018
Mengetahui: Dibuat oleh :
27
BAB IX
RENCANA KERJA MASYARAKAT/RKM
9.1PROSES
Rencana Kerja Masyarakat ini terdiri dari Rencana Kontruksi, Rencana Kontribusi
Masyarakat, Rencana Pelatihan, Rencana Pengoperasian dan Perawatan/O&M. Dalam
penyusunan RKM ini dibantu oleh TFLdengan menggunakan pendekatan Community
Participatory Approach/CPA agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat sendiri.
1. Rencana Konstruksi
Total kebutuhan waktu untuk konstruksi adalah 195 hari. Sesuai dengan kesepakatan
antara tim SLBM, Panitia Pembangunan dan Tenaga Fasilitator Lapangan/TFL
Kabupaten Karangasem, pekerjaan konstruksi akan dilaksanakan mulai , 7 Juni 2018
Pelaksanaan konstruksi mencakup :
29
Tabel Rencana Jadwal Kontruksi terlampir.
30
2. Rencana Kontribusi Masyarakat
3. Rencana Pelatihan
Adapun topik pelatihan sudah disusun sesuai dengan kebutuhan warga sendiri.
31
jumlah pengguna Program SLBM 2018sebanyak 54 KK per bulannya sebesar Rp.
1.080.000,00 ,-.atau sesuai AD/ART KSM Pertima Sehat
Demikian Buku Rencana Kerja Masyarakat (RKM) ini dibuat untuk dapat
digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan Sanitasi Lingkungan
Berbasis Masyarakat yang dilaksanakan oleh KSM Pertima SehatTahun 2018
Karangasem,...........................2018
Penyusun :
32