Anda di halaman 1dari 31

RINGKASAN

1. Propinsi : Bali
2. Kabupaten : Karangasem
3. Kecamatan : Karangasem
4. Desa : Pertima
5. Banjar : Banjar Dinas Timbrah Beji
6. Kondisi umum dan : Jumlah penduduk di Banjar Dinas Timbrah Beji
permasalahannya sebanyak 134 KK, terdiri dari 194 jiwa laki laki dan
208 jiwa perempuan. Dari jumlah tersebut yang
memiliki jamban sendiri hampir 80%. Untuk
memenuhi kebutuhan sanitasi pada umumnya
mereka menggunakan kamar mandi/WC sendiri.
Sementara yang lainya, kebutuhan tentang
pelayanan sanitasi memakai sarana MCK bersama .
Mereka yang telah memiliki WC/KM sendiri
umumnya sudah menggunakan septik tank,
walaupun dengan kondisi yang jauh dari persyaratan
yang ditetapkan. Mereka cenderung membuang
limbah tanpa melalui proses pengolahan terlebih
dulu sehingga dikhawatirkan limbahnya akan
mencemari air tanah di sekitarnya.
Pada umumnya masyarakat menggunakan air bersih
dari sumur , Pancoran (mata air) dan PDAM.
7. Jumlah pengguna : 55 KK / 250 jiwa

RKM –PERTIMA SEHAT 1


8. Sistem terpilih : Sistem IPAL Komunal:
1. Komponen toilet: di rumah-rumah (kamar
mandi, WC, mandi, dapur).
2. Komponen pemipaan: bak kontrol, sambungan
rumah, perpipaan primer dan sekunder.
3. Komponen pengolahan: Sedimentasi, Baffle
reactor.
4. Komponen pembuangan: dibuang ke saluran
drainase terdekat.
5. Komponen O&M: pemeliharaan rutin oleh
operator KSM Sanitasi 2018 Pertima Sehat
9. Kualitas efluen : pH 7, BOD5 40 mg/l, dan COD 70 mg/l. Sesuai Baku
Mutu Air Limbah Domestik berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003
dan SK Gubernur Bali No. 515/Tahun 2000 Tentang
Standar Baku Mutu Lingkungan Daerah Bali
10. Total RAB : Rp 600.000.000, -
Enam Ratus Juta Rupiah

11. Sumber dana : 1. Pemerintah melalui sumber (DAK) 2018.


 Rp.600.000.000,-
12. Tahunpelaksanaan : 7 Juni 2018 – 18 Desember 2018
konstruksi
13 Pelaksana : KSM Pertima Sehat

RKM –PERTIMA SEHAT 2


BAB I
LATAR BELAKANG, TUJUAN PROYEK
DAN METODE PENDEKATAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah penduduk terpadat didunia,
dari data statistik nasional tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia tercatat 213 juta, dengan
40% penduduk tinggal di wilayah perkotaan. Tahun 2020 diproyeksikan sekitar 60% akan
tinggal di daerah perkotaan dengan konsentrasi penduduk tetap terpusat di kota/kabupaten di
Pulau Jawa dan Bali.

Saat ini, tiap daerah kota/kabupaten di kedua pulau ini memiliki antara 10 – 15 lokasi
kampung kumuh/miskin dengan minimnya akses terhadap sarana sanitasi. Penggunaan septic
tank individual sekitar 61,3% tanpa pernah dikuras dan kebanyakan masyarakat yang tinggal
di kampung kumuh/miskin perkotaan masih membuang limbah tinja langsung ke sungai.

Untuk Kabupaten Karangasem, sesuai data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem,
hampir semua desa/kelurahan mempunyai wilayah yang terkesan kumuh. Salah satunya
terletak diDesa Pertima, dengan sebagian besar kondisi sanitasinya sangat memprihatinkan.
Artinya sistem sanitasi yang cenderung mencemari lingkungan. Sampai saat ini, pola
penanganan masalah sanitasi di Kabupaten Karangasem baru dilaksanankan di beberapa
lokasi yaitu: Desa Padang tunggal Kec Selat, di Lingkungan Kertasari Kec Karangasem dari
tahun 2010, dan di Br Bujaga Desa Nongan tahun 2013, Br. Saren Kelod Nongan tahun 2014,
Lingkungan Segara Katon, Lingkungan Batannyuh Kelod, Bugbug tahun 2015, Lingkungan
Nyuling, Lingkungan Penaban tahun 2016, Balepunduk , Dausa, Lingkungan Jasri pada tahun
2017 dengan pola pendekatan SANIMAS (Sanitasi oleh Masyarakat).

RKM –PERTIMA SEHAT 3


1.2. TUJUAN

Adapun tujuan dari pelaksanaan proyek SLBM ini adalah:

1. Memperbaiki sarana sanitasi masyarakat yang tinggal di perkampungan


kumuh/miskin dengan pendekatan Sanitasi Langsung Berbasis
Masyarakat/SLBM
2. Sarana Sanitasi Langsung Berbasis Masyarakat/SLBM sebagai alternatif pilihan
teknologi sanitasi oleh Pemerintah kota/kabupaten

1.3. METODE PENDEKATAN

Skema pendekatan proyek SLBM mengedepankan prinsip Demand Responsive


Approach/DRA yaitu pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan. Hanya
kampung/desa/banjar yang tertarik, berminat dan siap berkontribusi cash (tunai) dan inkind
(material) terhadap proyek ini yang akan ditindaklanjuti, sehingga diharapkan rasa memiliki
dan bertanggung jawab atas keberlanjutan sarana bisa tetap dijaga.

Partisipasi masyarakat juga menjadi hal yang ditekankan pada proyek ini, tidak saja pada saat
konstruksi tapi pada saat perencanaan dan juga operasional dan pemeliharaan sarana sanitasi
yang dipilih. Masyarakat di fasilitasi untuk membentuk suatu kelompok (KSM) yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan ini.

Opsi pilihan teknologi pada saat perencanaan didiskusikan dengan masyarakat agar
masyarakat tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing teknologi dan konsekuensinya
operasional dan pemeliharaan sarana.

Pemilihan kampung/banjar/desa/lingkungan melalui suatu mekanisme yang disebut Proses


Metode SELOTIF. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

• Pengumpulan data sekunder 4 kampung kumuh / padat / miskin di Kecamatan


Karangasem dan peninjauan kelayakan teknis kampung secara cepat
• Presentasi kepada stakeholder kampung/desa/banjar/lingkungan yang memenuhi syarat
teknis di balai pertemuan masyarakat oleh Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Kab. Karangasem.

RKM –PERTIMA SEHAT 4


• Surat Undangan dari masyarakat / desa / banjar/lingkungan dikirimkan kepada Pelaksana
untuk melaksanakan seleksi kampung melalui penilaian metode SELOTIF.
• Pelaksanaan penilaian metode SELOTIF di masing-masing kampung/ desa/banjar/
lingkungan dilanjutkan dengan Proses Seleksi Kampung oleh TFL dan masyarakat (Self-
selection Stakeholders Meeting)

Implementasi SLBM juga dilakukan melalui kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat


melalui:

• Pengarahan teknis konstruksi kepada mandor, tukang dan panitia SLBM


• Pelatihan Manajemen KSM dan pengelolaan keuangan KSM
• Kampanye kesehatan masyarakat kepada seluruh calon pengguna
• Pelatihan teknis pengoperasian dan perawatan kepada operator

RKM –PERTIMA SEHAT 5


BAB II
PROFIL LOKASI
Desa Pertima terdiri dari berbagai Banjar Dinas salah satunya adalah Banjar Dinas Timbrah
Beji, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Secara administratif, batas wilayah
Banjar Dinas Timbrah Beji adalah sebagai berikut:
- Utara : Asak
- Selatan : Perasi
- Barat : Bugbug
- Timur : Jasri

Kondisi topografi Banjar Dinas Timbrah Beji merupakan daerahberada pada posisi 8°
28’.35’S Garis Lintang dan 115° 35’56’B Garis bujur dengan kemiringan 3-30 dari barat
dengan luas wilayah 4,05 Km2, yang merupakan lahan persawahan 350 Ha dan sisanya
merupakan lahan pekarangan dan tegalan/Kebun. Luas wilayahyang menjadi lokasi SLBM
2018 adalah 4,8 ha. Jumlah penduduknya134 KK atau + 402 jiwa. Pada umumnya,penduduk
di wilayah ini merupakan penduduk yang sudah menetap dari dulu dan sebagian penduduk
dari berbagai daerah di Bali dengan mata pencahariaan sebagai Pegawai Negeri Sipil, buruh,
petani,pekerja bangunan/tukang, guru dan wira usaha dengan kisaran pendapatan sekitar Rp.
500.000,- sampai dengan Rp. 2.000.000,- per bulan

Masyarakat menggunakan air bersih yang bersumber dari air sumur dangkal dan suplai
PDAM (Sambungan Rumah). Rata-rata kebutuhan air bersih per-KK adalah 130 liter/hari,
terutama untuk keperluan memasak, mandi, mencuci dsb. Rata-rata biaya yang harus
dikeluarkan tiap rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan air bersih adalah Rp 20.000
/bulan.

Sarana kesehatan masyarakat terdekat yang dimanfaatkan masyarakat adalah berupa


Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, sebanyak 3 (tiga) tempat/buah, tenaga kesehatan atau
penyuluh kesehatan ada sekitar 3 orang. Jarak dari rumah ke sarana-sarana tersebut adalah
sekitar 1-2 km.

Untuk memenuhi kebutuhan sanitasi pada umumnya mereka menggunakan kamar mandi dan
WC di rumah-rumah. Sayangnya sarana-sarana tersebut tidak dilengkapi dengan septic tank
yang memadai sehingga kotoran mengalir begitu saja dan mencemari air tanah/sungai.
Akibatnya air tanah/ sumur menjadi tidak layak minum. Saat musim hujan dan curah hujan
cukup tinggi dengan rata rata 2.500 mm, kawasan ini kerap banjir saat hujan turun.

RKM –PERTIMA SEHAT 6


BAB III
KETERSEDIAAN LAHAN

Lahan untuk tempat pengolahan limbah adalah syarat mutlak dalam Program SLBM ini. Luas
lahan yang dibutuhkan minimal antara 100 - 200 meter persegi. Letak lahan tersebut juga
harus memenuhi syarat teknis dan elevasinya, dan memenuhi syarat status legal formal dan
sosial, yakni jelas status kepemilikannya, tidak dalam sengketa, serta tidak ada keberatan dari
rumah tangga sekitarnya. Hal itu semua harus dibuktikan dengan surat-surat resmi.
Ketersediaan lahan tersebut dibuktikan pada saat pelaksanaan seleksi kampung.

Sesuai persyaratan di atas, lahan yang ada luasnya adalah ±100 meter persegi:panjang 20
meter, lebar 3 meter. Lahan tersebut merupakan lahan milik Desa Pertima. Para warga juga
telah menyatakan tidak keberatan apabila lahan tersebut digunakan sebagai tempat instalasi
pengolahan air limbah/IPAL, yang telah dinyatakan dengan Surat Pernyataan Tidak
Keberatan yang ditulis diatas kertas bermeterai (lihat lampiran).

RKM –PERTIMA SEHAT 7


BAB IV
PENENTUAN CALON PENGGUNA

4.1. PROSES

Untuk menentukan calon pengguna sarana SLBM digunakan pendekatan partisipatif, dimana
masyarakat sendiri yang harus menentukan siapa saja calon pengguna atau penerima manfaat
proyek. Untuk menentukan hal tersebut harus berdasarkan kriteria tertentu, dan kriteria itu
harus disusun bersama oleh masyarakat sendiri. Apabila kriteria telah ditentukan dan
perkiraan jumlah calon penerima manfaat sudah diputuskan, kemudian harus diidentifikasi
nama-nama dan jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah untuk menentukan
tingkat aksesibilitas kepada sarana sanitasi yang akan dibangun. Alat yang digunakan
Klasifikasi Kesejahteraan (Wealth Classification) dan Pemetaan oleh Masyarakat
(Community Mapping).

Secara singkat penggunaan alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Klasifikasi Kesejahteraan (Wealth Classification)


 Klasifikasi Kesejahteraan digunakan untuk mengidentifikasi jumlah calon pengguna
dari kelompok sosial masyarakat miskin, menengah atau kaya, sesuai kriteria
masyarakat sendiri. Alat ini penting untuk menghindarkan proyek dimanfaatkan oleh
segelintir golongan yang dekat dengan elit Lingkungan/Desa dan dimanfaatkan untuk
kepentingan politik.
 Caranya adalah pertama-tama masyarakat diajak untuk membuat klasifikasi sosial
berdasarkan klasifikasi kaya-menengah-miskin. Kemudian mereka diminta untuk
menentukan ciri-ciri (indikator) dari setiap klasifikasi sosial tersebut.
 Selanjutnya, mereka diminta untuk menentukan jumlah/persentase dari masing-
masing kelompok sosial tersebut berdasarkan keadaan riil.
 Terakhir, mereka diminta untuk menentukan kelompok sosial masyarakat yang mana
yang akan menjadi prioritas calon penerima manfaat proyek.

RKM –PERTIMA SEHAT 8


b.Pemetaan oleh Masyarakat (Community Mapping)
 Pemetaan oleh Masyarakatatau lebih tepatnya disebut sebagai pemetaan calon
pengguna potensialdigunakan untuk menentukan tingkat aksesibilitas calon pengguna
tersebut terhadap sarana yang akan dibangun, sekaligus menghitung jumlah jiwa
calon pengguna.
 Caranya, pertama-tama masyarakat diajak untuk menggambarkan rumah-rumah calon
pengguna yang telah disepakati ke dalam peta. Kemudian mereka diminta untuk
menganalisis tingkat aksesibilitas masing-masing ke sarana sanitasi yang akan
dibangun; apabila terlalu jauh mungkin tidak layak. Kemudian masyarakat diberi
waktu satu minggu untuk mendiskusikan dan mengklarifikasikan calon pengguna
tersebut dengan anggota masyarakat yang lain serta menghitung jumlah jiwa dari
setiap KK calon pengguna, sekaligus membuat daftar dan tandatangan pernyataan
persetujuan dari masing-masing KK tersebut.

4.2. HASIL

1. Kriteria calon pengguna:

o Tinggal di wilayah Banjar Dinas Timbrah Beji


o Diutamakan warga yang belum memiliki jamban sendiri dan tidak mempunyai
saluran pembuangan air limbah
o Golongan ekonomi miskin, sedang dan kaya

2. Daftar KK Calon Pengguna ( Data terlampir )

RKM –PERTIMA SEHAT 9


BAB V
PEMILIHAN TEKNOLOGI SARANA SANITASI

5.1. PROSES

Pemilihan teknologi sarana sanitasi yang akan dibangun sesuai kesepakatan masyarakat calon
pengguna dilakukan dengan menyajikan dan membahas Pilihan Teknologi yang ada.

Pertama, fasilitator Pemberdayaan terlebih dahulu menjelaskan kelebihan dan kekurangan


masing-masing pilihan yang sesuai dengan kondisi di wilayah Banjar Dinas Timbrah
Beji.Berbagai alternatif pilihan teknologi sanitasi, kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing jenis teknologi, serta konsekuensi kebutuhan biaya masing-masing jenis teknologi.
Untuk melengkapi perencanaan yang memadai, survey teknis dilakukan bersama-sama antara
fasilitator teknis dengan masyarakat.

Adapun model-model pilihan yang disampaikan yang kemungkinan menjadi alternative dan
sesuai dengan kondisi di wilayah Banjar Dinas Timbrah Beji yaitu :

a. Septiktank bersama
b. IPAL Sistem Komunal dengan Pemipaan sederhana
c. Pembuatan MCK atau KM/WC umum

Setelah masyarakat merasa puas dan cukup mendapat informasi, maka pilihan jatuh pada
IPAL Sistem Komunal dengan Pemipaan Sederhana (Simple Sewerage System). Dengan
beberapa pertimbangan:

 Masing-masing rumah sudah memiliki kamar mandi dan WC atau jamban sendiri.
 Selama ini beberapa rumah membuang limbah WCnya dengan cara memipakannya ke
saluran air terdekat.
 Tidak ada lahan yang cukup memadai untuk menempatkan/membangun septic tank di
masing-masing lahan/rumah.

DED atau Detail Enginering Design dibuat setelah dilakukan seleksi atau pemilihan jenis
teknologi yang akan digunakan oleh masyarakat.

RKM –PERTIMA SEHAT 10


5.2. HASIL
Setelah melalui proses diskusi yang cukup panjang sekaligus mempertimbangkan saran dan
masukan dari Tenaga Fasilitator Lapangan, masyarakat kemudian memutuskan untuk
menggunakan Sistem Pemipaan Sederhana secara komunal dengan pertimbangan antara lain:

 Hampir 80% masyarakat sudah mempunyai fasilitas jamban/WC di rumah sendiri,


sisanya menggunakan WC/KM bersama yang umumnya terdapat di lokasi kos-
kosan/rumah sewa.
 Untuk limbah dapur/cuci langsung menuju ke saluran drainase di depan rumah.
 Kondisi lahan memungkinkan untuk menyambung sumber limbah dari rumah-rumah
menuju ke lokasi terendah (lokasi Pengolahan Air Limbah).
 Pembuangan efluen air limbah dari pengolahan menuju drainase terdekat.

Komponen-komponen sistem SLBM di Wilayah Banjar Dinas Timbrah Beji ini terdiri atas:

1. Komponen Toilet
Merupakan sumber limbah dari masyarakat yang berasal dari WC, kamar mandi, air
dapur (setelah melalui penyaringan), dan air cucian.

2. Komponen Sambungan dari Rumah ke Pipa Utama


Sambungan ini berasal dari 55 KK, dimana terdapat 54 rumah utama (pemilik tanah)
Sambungan ini menggunakan pipa PVC khusus limbah diameter 3” dan 4“.
Komponen ini dilengkapi juga dengan bak kontrol dari Chamber Beton yang diaci dengan
diameter 40 cm yang berfungsi sebagai bak kontrol dan penghubung pertemuan pipa-
pipa.

3. Komponen Pemipaan Utama


Pemipaan yang menghubungkan pipa-pipa sambungan dari rumah maupun pipa utama
menuju ke unit pengolahan limbah dengan menggunakan pipa PVC khusus limbah
dengan diameter 6” sepanjang 227 m’, dilengkapi dengan bak kontrol dari manhole beton
yang diaci dengan diameter 40 cm.

RKM –PERTIMA SEHAT 11


4. Pengolahan Limbah
Unit pengolahan limbah membutuhkan lahan seluas kurang lebih 100 m2. Lokasi
pengolahan limbah terletak di elevasi terendah dari lingkungan yang dilayani system
SLBM. Lahan IPAL memanfaatkan tanah kosong di wilayah Banjar Dinas Timbrah
Beji ,Desa Pertima. Untuk itu struktur konstruksi IPAL harus dibangun dengan kekuatan
menahan beban berjalan maksimal 10 ton. Sistem pengolahan yang digunakan adalah
teknologi pengolahan Anaerobikyang terdiri dari:

 Bak sedimentasi, menggunakan 1 unit saja. Bak ini berfungsi untuk menyeragamkan
limbah dan sebagai bak pengendap.
 Septik tank bersusun (Baffled Reactor), sistem dengan aliran air dari bawah ke atas
(up-flow), dirancang untuk menurunkan tingkat konsentrasi limbah sampai dengan
80%.

Spesifikasi konstruksi IPAL ini adalah sebagai berikut:

 Pasir urug sebagai dasar lantai kerja setebal 10 cm.


 Lantai kerja berupa campuran beton 1pc:3ps:5kr, setebal 10 cm
 Beton bertulang 1pc:2ps:3kr untuk plat lantai, dindingsekat - sekat setebal 15 cm,
 Plat lantai atas/penutup setebal 20 cm,
 Kolom 15/15 untuk kolom-kolom utama,
 Kolom 15/15 untuk kolom beton antara,
 Balok 15/20 untuk konstruksi lantai dasar/ sloof,
 Balok 15/25 untuk konstruksi bak atas/penutup/ ring,
 Pipa PVC 6’4’ , 3” untuk pemipaan dari rumah-rumah ke unit IPAL,
 Pasangan batako 1pc:6ps dinding penahan tanah / begesting bak IPAL,
 Plesteran 1pc:3ps untuk plesteran bagian dalam unit IPAL,
 Plesteran 1pc:3ps untuk plesteran bagian luar unit IPAL,
 Pemasangan buis beton dia 40 cm
 Acian semen dan waterproofing bagian dalam bak IPAL .
 Pengisian botol aqua dan karang kayu.
.
LAMPIRAN
 Detail Engineering Design (DED)
 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

RKM –PERTIMA SEHAT 12


BAB VI
KELEMBAGAAN SLBM

6.1. KEPANITIAAN

Kelembagaan SLBM berdasarkan tugas dan tanggungjawabnya bisa dibagi menjadi 2 yaitu
Panitia Pembangunan dan Badan Pengelola. Kelembagaan SLBM di masyarakat disebut
sebagai KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)

Panitia pembangunan akan bertanggungjawab mulai dari persiapan sampai kontruksi


selesai. Tugas-tugas yang harus dilakukan antara lain: mengumpulkan iuran pembangunan,
belanja material, pelaksanaan konstruksi IPAL sampai dengan perpipaan dan sambungan ke
rumah-rumah. Tugas Panitia Pembangunan akan selesai ketika pekerjaan kontruksi selesai
dan bangunan sudah diserahkan. Tapi jika warga menghendaki panitia ini dapat juga
melanjutkan tugasnya sebagai Badan Pengelola.

Badan Pengelola akan bertanggungjawab pada pasca kontruksi untuk pengoperasian dan
perawatan instalasi pengolah limbah termasuk pemipaan. Tugas-tugasnya antara lain:
mengumpulkan iuran pengguna, pengoperasian dan perawatan akan diserahkan kepada Badan
Pengelola.

SKEMA KELEMBAGAAN KSM

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

Seksi Seksi Seksi Tim


Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan Pengadaan

RKM –PERTIMA SEHAT 13


6.2. STRUKTUR ORGANISASI & MEKANISME KERJA
Panitia Pembangunan, yang nanti dilanjutkan oleh Badan Pengelola telah memiliki pedoman
berupa Anggaran Dasar/AD dan Anggaran Rumah Tangga/ART sederhana sebagai pedoman
kerjanya. AD/ART tersebut telah disepakati oleh seluruh calon pengguna/penerima. Panitia
pembangunan berbentuk KSM yang diberi nama Kelompok Swadaya Masyarakat, Pertima
Sehat. Untuk memperkuat status KSM ini telah dibuatkan SK Perbekel Pertima dengan
Nomor 6 Tahun 2018 pada tanggal 22 Mei 2018 dengan alamat sekretariat KSM di Banjar
Dinas Timbrah Beji.

Pemanfaatan lahan yang akan digunakan untuk IPAL telah mendapatkan legalisasi dari
Kepala Desa Pertima,serta Tetangga Sebelah-Menyebelah (penyanding). Surat Keputusan
Kepala Desa Pertima, Daftar Calon Pengguna dan Surat Pernyataan Penyanding terlampir.

6.3. KEPENGURUSAN KSM PERTIMA SEHAT


Pengurus dan anggota KSM adalah sebagai berikut:
Susunan Pengurus :

1. Ketua : I NYOMAN SUDARSANA


2. Sekretaris : I NENGAH JATI
3. Bendahara : I NYOMAN SUARMADIYASA
4. Seksi Perencana : 1. I NENGAH TUGAS
2. NI WAYAN WAHYU CANDRA
LESTARI
5. Seksi Pelaksana : 1. I MADE MERTAYASA
2. I NYOMAN SILUR
3. I NYOMAN KARYA
6. Seksi Pengawasan : 1. I NYOMAN SUKERTA
2. I NENGAH SUPARTHA
7. Seksi Pejabat Pengadaan Barang : 1. NI PUTU SUDIARTINI, SE
2. I KETUT RENI
3. I NENGAH ADNYANA
4. I WAYAN WARTA
5. NI NYOMAN SUKENI

RKM –PERTIMA SEHAT 14


6.4. TUGAS-TUGAS PENGURUS

Ketua :
1. Mengkordinir perencanaan kegiatan pembangunan
2. Memimpin pelaksanaan tugas tim yang telah dibentuk dan kegiatan rapat - rapat

Sekretaris
1. Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata usaha dan dokumentasi
2. Melaksanakan surat menyurat
3. Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap
4. Mendokumentasikan seluruh laporan kegiatan
5. Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat

Bendahara
1. Menerima dan menyimpan uang .
2. Mengeluarkan/ membayar tagihan sesuai dengan progres fisik
3. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan
4. Melakukan penarikan konstribusi dari masyarakat berupa uang
5. Menyusun realisasi pembukuan serta laporan pertanggungjawaban keuangan pada :

1) Tahap Konstruksi
 Laporan keuangan mingguan untuk diumumkan (ditempel
dipapanpengumuman/ tempat strategis) sehingga dapat dilihat dengan
mudah oleh masyarakat.
 Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana sesuai
format yang ditentukan untuk kemudian diserahkan kepada PPK
sanitasi.

2) Pasca konstruksi (Tahap Operasi dan pemeliharaan)


Laporan mingguan dan laporan bulanan yang diumumkan (ditempel dipapan
pengumuman/ tempat strategis) sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh
masyarakat.

RKM –PERTIMA SEHAT 15


Seksi Perencanaan

Seksi perencanaan mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam menyusunDED,


membuat gambar rencana kerja dan/ spesifikasi teknis. Tim perencana terdiri dari seksi
perencana, seksi konstribusi dan seksi tenaga kerja . secara rinci tugas tim perencana adalah :

a. Mensosialisasikan pilihan teknologi sanitasi pada masyarakat


b. Mengevaluasi dan menentukan pilihan teknologi sanitasi yang akan dibangun,
sesuai dengan pilihan, kemampuan masyarakat serta kondisi lingkungan
c. Dengan difasilitasin TFL menyusun analisa teknis, membuat DED lengkap
dengan Gambar,RAB dan Spesifikasi Teknis sesuai dengan teknologi sanitasi
yang dipilih masyarakat
d. Menyusun jadwal rencana kegiatan konstruksi
e. Melakukan iventarisasi tenaga kerja
f. Mengorganisir kegiatan kampanye kesehatan dimasyarakat

Seksi Pelaksanaan:

Seksi pelaksanaan mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan yang direncanakan, membuat gambar pelaksanaan serta membuat laporan
pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas tim pelaksana adalah :

a. Melakukan rekrutmen tenaga kerja


b. Mengatur tenaga kerja di lapangan
c. Mengatur dan mengkoordinir material yang diperlukan
d. Menerima dan menyetujui material/ barang masuk
e. Bertanggung jawab terhadap keamanan material selama pembangunan
f. Membuat laporan tentang keadaan material
g. Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan pekerjaan konstruksi.
h. Melakukan monitoring terhadap upaya penyehatan lingkungan
i. Membuat As built drawing setelah pekerjaan konstruksi selesai

RKM –PERTIMA SEHAT 16


Seksi Pengawasan

Tim pengawasan mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam melaksanakan pengawasan


terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik fisik maupun administrasi pekerjaan swakelola.
Secara rinci tugas tim pengawas adalah :

a. Pengawas kepada pekerja dengan difasilitasi oleh TLF


b. Bertanggung jawab terhadap pengawasan administrasi, teknis dan keuangan
c. Di fasilitasi oleh TLF bertanggung jawab/ menilai atas kualitas dan progress
pekerjaan fisik
d. Menyusun laporan pekerjaan untuk diteruskan dan/ atau ditindaklanjuti ke PPK

Panitia/ Pejabat Pengadaan

Berdasarkan Perpes No. 54 Tahun 2010 (dan perubahannya sesuai perpres No. 70 Tahun
2012 tentang mekanisme pengadaan barang dan jasa), Panitia/ Pejabat pengadaan diangkat
oleh penanggungjawab kelompok masyarakat (KSM) untuk melakukan pengadaan barang/
jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola dan panitia/ pejabat pengadaan
diperbolehkan bukan PNS.

a. Bertanggung jawab dan melaksanakan survey harga pasar material setempat


b. Mengundang supplier (penyedia barang) untuk mendapatkan harga terendah
c. Melaksanakan kegiatan proses pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi

LAMPIRAN
1. SK Kepala Desa Pertima
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
Struktur kepengurusan KSM Pertima Sehat

RKM –PERTIMA SEHAT 17


BAB VII
SKEMA DAN MEKANISME PENDANAAN

7.1. SUMBER PENDANAAN

SLBM 2018 ini dibiayai dengan sistem pendanaan multi-sumber:


Pemerintah Pusat yang di kelola oleh Dinas PUPR Kab. Karangasem dan
masyarakat. Masing-masing stakeholders memberikan komitmen sebesar:
1. Pemerintah Pusat ( DAK) : Rp.600.000.000,-
2. Masyarakat (in Kind) : Rp. 500.000,-

7.2. MEKANISME PENCAIRAN

1. Pemerintah Pusat

Dana berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN )yang selanjutnya di
kelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kab. Karangasem. Setelah
selesai buku Rencana Kerja dari masyarakat. selanjutnya Dinas PUPR Kab. Karangasem
dapat langsung mencairkan dana sesuai dengan yang ada di DED/ RAB ke masyarakat
lokasi SLBM dengan tahapan 40%, 30%,30% dari anggaran yang disediakan

2. Masyarakat

Dana kontribusi pembangunan yang dikumpulkan dari masyarakat calon pengguna,


dimasukkan langsung ke rekening KSM. Dana berasal dari kontribusi warga sebesar
Rp.500.000,- dengan total jumlah KK yang akan dilayani sebanyak 55 KK.

Alur mekanisme pencairan dana ditunjukkan pada diagram pada halaman berikut:

RKM –PERTIMA SEHAT 18


MEKANISME PENCAIRAN DANA SANIMAS
PEMERINTAH PUSAT

KONTRIBUSI PEMERINTAH PUSAT

PROPOSAL
BENDAHARA
satker PPLP
Prov Bali

 MOU
 Kwitansi Satker
PPLP Bali

SPP
(Surat Permintaan
Pembayaran)

KANTOR BAGIAN
DPUPR KAB KEUANGAN
KARANGASEM

SPM
BPD CABANG (Surat Perintah
AMLAPURA Membayar)

REKENING
BERSAMA

KEBUTUHAN
PENGGUNAAN

CATATAN :
- Dana dari PEMDA BEBAS PAJAK
- Pencairan dana 3x sesuai tahap tahap swakelola

RKM –PERTIMA SEHAT 19


KONTRIBUSI MASYARAKAT
Calon Pengguna Calon Pengguna

Panitia

Rekening
KSM

RKM –PERTIMA SEHAT 20


BAB VIII
PENGELOLAAN KEUANGAN SLBM

8.1. REKENING KSM

Seluruh pencairan dana kontribusi dari masing-masing stakeholders dalam bentuk


tunai akan masuk ke dalam rekening bersama KSM Pertima Sehat agar dapat diaudit.
Rekening tersebut dibuka di Bank:

Bank Pembangunan Daerah


Cab Karangasem- Kab Karangasem,
No. Rekening: 02202.02.45606-9
Atas nama KSM Pertima Sehat

Rekening ditandatangani oleh tiga pihak:

1. Ketua KSMPertima Sehat, I Nyoman Sudarsana


2. Bendahara KSMPertima Sehat, I Nyoman Suarmadiyasa
3. Wakil Selaku Tokoh Masyarakat Pertima, I Nengah Jati

Pencairan dana dari rekening bersama harus ditandatangani oleh ketiga pihak di atas.
(lihat lampiran copy rekening).

8.2. Mekanisme Pembayaran Tenaga Kerja dan Kebutuhan Material.

A. Pembayaran Tenaga Kerja :

1. Mandor Mengajukan Permohonan Pembayaran Tenaga Kerja/sewa alat kepada


Bendahara KSM yang dilampiri Absen Tenaga Kerja yang diketahui Oleh Seksi
Pelaksanaan dan Tokoh Masyarakat.
2. Bendahara melakukan Pembayaran berdasarkan rekapitulasi perhitungan ongkos tenaga
kerja / sewa alat sesuai dengan absen tenaga kerja / nota penyewaan alat kepada Kepala
Tukang.

RKM –PERTIMA SEHAT 21


3. Kepala Tukang Melakukan Pembayaran kepada Tenaga Kerja sesuai dengan rincian
pembayaran kepada tenaga kerja yang diketahui oleh Tokoh Masyarakat dan dibuatkan
tanda terima Pembayaran.

B. Kebutuhan Material
1. Kepala Tukang mengajukan permintaan pengadaan material kepada bagian logistik.
Pengajuan dilakukan dengan cara mengisi buku logistik dan meminta persetujuan Seksi
Logistik
2. Bagian logistik melakukan pemesanan material ke supliyer/ rekanan yang sudah ditunjuk.
3. Toko mengirim material sesuai pesanan (buku order), kualitas barang disetujui oleh Seksi
Pelaksanaan , dan dimasukkan gudang logistik (buku logistik),
4. Logistik mengeluarkan barang – material kepada Kepala Tukang sesuai dengan
permintaan

ADMINISTRASI PEMBUKUAN

Untuk pengelolaan keuangan, panitia pembangunan SLBM akan menggunakan pembukuan


dengan system pembukaan standard agar bisa diaudit dan dilakukan secara
transparan/terbuka. Adapun contoh pembukuan yang disiapkan adalah sebagai berikut:

Laporan Keuangan

Untuk tetap mengawasi pengelolaan keuangan maka akan dilakukan pelaporan keuangan
secara berkala oleh Bendahara, yakni setiap akhir minggu. Laporan keuangan akan dibuat
rekap pengeluaran, pemasukan, saldo kas dan bank. Laporan keuangan akan menggunakan
papan yang besar agar bisa dibaca oleh semua pihak yang berkepentingan (lihat lampiran).

RKM –PERTIMA SEHAT 22


KWITANSI
No. Kw :

Sudah diterima dari : Bendahara KSM Pertima Sehat


Jumlah uang : .......................................................................................

Buat pembayaran :..........................................................................................


...........................................................................................

Terbilang : Rp. ...........................

Karangasem,

Bendahara Yang Menerima,


KSM Pertima Sehat

( I Nyoman Suardamiyasa) (………………………………..)

Mengetahui,
Wakil Tokoh masyarakat Ketua
KSM Pertima Sehat

(I Nengah Jati) (I Nyoman Sudarsana)

RKM –PERTIMA SEHAT 23


BUKU BANK
Nama Bank/Cabang : BPD Cabang Karangasem
No. Rekening : ……………….

Tanggal : …… s/d …… Bulan :……………… 2018


Tanggal Uraian Pemasukan Pengeluaran Saldo
(1) (2) (3) (4) (5)

Karangasem, ………………......2018

Mengetahui: Dibuat oleh :

(I Nengah Jati) I Nyoman Sudarsana I Nyoman Suardamiyasa


TOKOH MASYARAKAT KETUA KSM BENDAHARA KSM

RKM –PERTIMA SEHAT 24


BUKU PEMASUKAN KAS
KSM PERTIMA SEHAT

Tanggal : …… s/d …… Bulan :……………… 2018


Tanggal No. Bukti Uraian Jumlah
(1) (2) (3) (4)

Jumlah

Karangasem, ……..………….....2018
Mengetahui: Dibuat oleh :

(I Nengah Jati) I Nyoman Sudarsana I Nyoman Suarmadiyasa


TOKOH MASYARAKAT KETUA KSM BENDAHARA KSM

RKM –PERTIMA SEHAT 25


BUKU PENGELUARAN KAS
KSM PERTIMA SEHAT

Tanggal : …… s/d …… Bulan :…………… 2018


Tanggal No. Bukti Uraian Jumlah
(1) (2) (3) (4)

Jumlah

Karangasem, ……..………….....2018
Mengetahui: Dibuat oleh :

(I Nengah Jati) I Nyoman Sudarsana I Nyoman Suarmadiyasa


TOKOH MASYARAKAT KETUA KSM BENDAHARA KSM

RKM –PERTIMA SEHAT 26


REKAPITULASI
KSM PERTIMA SEHAT
Tanggal : …… s/d …… Bulan :……………… 2018
URAIAN Bank Masuk Bank Keluar Kas Masuk Kas Keluar
(1) (2) (3) (4) (5)
Saldo minggu lalu
BANK
Jumlah Bank Masuk
Bunga Bank
Jumlah Bank Keluar
Pajak Bunga
Biaya Administrasi
KAS
Jumlah Kas Masuk
Jumlah Kas Keluar
Sub Total

Saldo Bank (6) = (2) – (3)


Saldo Kas (7) = (4) – (5)
Total Saldo = (6) + (7)
Karangasem, …………………. 2018
Mengetahui: Dibuat oleh :

(I Nengah Jati) I Nyoman Sudarsana I Nyoman Suarmadiyasa


TOKOH MASYARAKAT KETUA KSM BENDAHARA KSM

27
BAB IX
RENCANA KERJA MASYARAKAT/RKM

9.1PROSES
Rencana Kerja Masyarakat ini terdiri dari Rencana Kontruksi, Rencana Kontribusi
Masyarakat, Rencana Pelatihan, Rencana Pengoperasian dan Perawatan/O&M. Dalam
penyusunan RKM ini dibantu oleh TFLdengan menggunakan pendekatan Community
Participatory Approach/CPA agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat sendiri.

Untuk menyusun Rencana Kontribusi Masyarakat menggunakan alat-alat sebagai


berikut:
 Klasifikasi Kesejahteraan (Wealth Clasification) untuk melihat sebaran calon
penerima manfaat;
 Ladder II untuk menyusun rencana kontribusi masyarakat;
 Identifikasi kebutuhan pelatihan untuk menyusun rencana pelatihan;
 “Siapa melakukan Apa” untuk menyusun perencanaan pelaksanaan konstruksi.

Hasil dari penyusunan rencana tersebut adalah sebagai berikut:

1. Rencana Konstruksi

Total kebutuhan waktu untuk konstruksi adalah 195 hari. Sesuai dengan kesepakatan
antara tim SLBM, Panitia Pembangunan dan Tenaga Fasilitator Lapangan/TFL
Kabupaten Karangasem, pekerjaan konstruksi akan dilaksanakan mulai , 7 Juni 2018
Pelaksanaan konstruksi mencakup :

1. Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


2. Pekerjaan Pemipaan Utama
3. Pekerjaan Sambungan Pipa dari Rumah
4. PEmbuatan MCK atau KM/WC umum

29
Tabel Rencana Jadwal Kontruksi terlampir.

30
2. Rencana Kontribusi Masyarakat

Total kontribusi masyarakat adalah sebesar Rp..1.500.000,- atau sebesar 0,002%


dari total RAB. Kontribusi masyarakat diberikan dalam bentuk tunai dan
swadaya. Total kontribusi tunai adalah sebesar Rp.500.000,00 (lima ratus ribu
rupiah). Sedangkan kontribusi swadaya akan berupa pengerahan tenaga kerja saat
pembersihan lahan IPAL dan biaya upacara adalah senilai Rp. 1.000.000,00 ( Satu
Juta Rupiah).

Tabel Rencana Kontribusi terlampir.

3. Rencana Pelatihan

SLBM akan memberikan 3 jenis pelatihan kepada masyarakat yaitu:

a) Pelatihan/pengarahan teknis untuk tukang, tenaga kerja kontruksi, dan


operator,
b) Pelatihan pengelolaan Kelompok Swadaya Masyarakat/KSM SLBM
c) Pelatihan Kesehatan Masyarakat.

Adapun topik pelatihan sudah disusun sesuai dengan kebutuhan warga sendiri.

Tabel Rencana Pelatihan terlampir.

4. Rencana Pengoperasian & Perawatan

Untuk menjamin berfungsinya seluruh system dalam SLBM maka sekaligus


direncanakan juga untuk pekerjaan pengoperasian dan perawatan pada tahap pasca
konstruksi. Termasuk didalamnya adalah iuran penggunaan, penunjukan operator,
dan jadwal perawatan.

Rencana Anggaran Biaya Operasional dan Perawatan yang dikeluarkan tiap KK


per bulan sebesar Rp. 20.000,00 sehingga total kontribusi yang terkumpul jika

31
jumlah pengguna Program SLBM 2018sebanyak 54 KK per bulannya sebesar Rp.
1.080.000,00 ,-.atau sesuai AD/ART KSM Pertima Sehat

Demikian Buku Rencana Kerja Masyarakat (RKM) ini dibuat untuk dapat
digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan Sanitasi Lingkungan
Berbasis Masyarakat yang dilaksanakan oleh KSM Pertima SehatTahun 2018

Karangasem,...........................2018

Penyusun :

TFL TEKNIS TFL PEMBERDAYAAN KSM Pertima Sehat Ketua

I MADE DIRGANATA, ST I KETUT KUMARAJAYA, SE I NYM SUDARSANA

32

Anda mungkin juga menyukai