Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN CORONARY


ARTERY DISEASE 3 VESSEL POST PCI RCA DAN LAD
DI RUANG CARDIAC INTENSIVE CARE UNIT (CICU)
RSUP DR. HASAN SADIKIN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Program Profesi Ners Angkatan
XLII Stase Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis

DISUSUN OLEH:
Istikomah
220112210574

PROGRAM PROFESI NERS XLIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2022
I. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S

No. RM : 22005875

Tanggal lahir : 30/11/1950

Umur : 74 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Suku : Sunda

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Terusan Cikutra Baru no. 10

Dx Medis : Corronary Artery Disease 3 Vessel Post PCI di RCA


dan LAD

Tgl MRS : 03 Oktober 2022

Tgl Pengkajian : 29 Oktober 2022

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Christina Rumanti


Umur : 41 tahun
Hubungan : Anak

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama/ Alasan MRS

Klien mengatakan nyeri dada.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan nyeri dada. Nyeri dirasakan di dada bagian sebelah kiri,
menjalar ke area bahu dan leher. Nyeri disertai keluhan mudah lelah dan
lemas. Saat dilakukan pengkajian, klien masih merasa lemas. Setelah
dikaji menggunakan skala nyeri visual analog scale, nyerinya 6/10.
c. Riwayat Penyakit Dahulu

Dari rekam medis didapatkan bahwa sebelumnya klien pernah dipadang


PCI di RS Santosa di bagian arteri coroner sebelah kanan.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti pasien.
e. Riwayat Kesehatan Psikososiospiritual

1) Psikologis

Klien terlihat tenang selama dilakukan pengkajian.

2) Hubungan Sosial

Klien berkomunikasi dengan baik, terbuka, dan kooperatif, namun klien


terkendala karena rasa nyeri yang diderita sehingga untuk berbicara
kadang terbata-bata. Klien juga sering dijenguk oleh keluarganya ketika
jam besuk.

3) Spiritual

Selama dirawat klien klien sering berdoa Bersama keluarganya


untuk kesembuhannya.
3. PEMERIKSAAN FISIK)

a. Kondisi Umum

Kesadaran : komposmentis (E4M6V5)

Penampilan : Klien tampak lemas dan pucat.

b. Tanda-Tanda Vital (07.00-18.00 WIB)

Tekanan darah : 80-110/55-65 mmHg MAP 55-85 mmHg

Frekuensi nadi : 122-166 x/menit

Frekuensi napas : 18-27x/menit

Suhu : 36,5-36,7 C

IABP : 90-105/45-55 mmHg MAP 55-70 mmHg

SpO2 : 98-100% (nasal canul 5LPM)

c. Sistem Respirasi

Hidung simetris, tidak ada hambatan jalan napas, 18-27x/menit, tidak ada
PCH, pernapasan cepat dan dangkal, suara napas vesikuler.

d. Sistem Kardiovaskular

Tekanan darah 80-110/55-65 mmHg MAP 55-85 mmHg, CRT <2


detik, frekuensi nadi 122-166 x/menit, konjungtiva anemis, sklera
ikterik, pulsasi lemah, suhu akral hangat, suara jantung murmur (+)

e. Sistem Gastrointestinal

Warna kulit rata, terdapat gigi tangal, mukosa kering, klien tidak
mengalami penurunan napsu makan, reflek menelan baik, tidak ada
keluhan mual muntah. Bising usus 7x/menit, klien makan 2 kali, BB 60
kg,TB 165 cm, balance cairan – 1926/10 jam.
f. Sistem Urinaria

Klien terpasang kateter urin. Saat dilakukan pengkajian warna urin kuning
dan tidak ada keluhan.

g. Sistem Reproduksi

Tidak ada keluhan.

h. Sistem Persepsi Sensori

Mata: kedua mata simetri, sklera ikterik, konjungtiva anemis, reflek


cahaya (+).

Hidung: hidung simetris, tidak ada hambatan jalan napas.

Telinga: Terdapat sedikit serumen di kedua telinga, tidak terdapat lesi atau
kemerahan, tidak terdapat gangguan pendengaran.

Mulut: tidak ada lesi, mukosa bibir kering, tidak ada keluhan pengecapan.

i. Sistem Muskuloskeletal

Ekstremitas Atas: Kedua tangan simetris , kekuatan otot 0/2, tidak ada nyeri
tekan.

Ekstremitas Bawah: Kaki simetris, tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot
0/3.

j. Sistem Integumen

Kulit berwarna sawo matang, kering, tidak ada kemerahan.


4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi


Hematologi
7,6 g/dL 12,0 - 16,0 Rendah
Hemoglobin
23,7 % 35 - 47 Rendah
Hematokrit
23,58 /mm3 4.4-11.3 Tinggi
Leukosit
3,63 Juta/mm3 4.5-5.9 Rendah
Eritrosit
198000 /mm3 150 - 440 Normal
Trombosit
Index Eritrosit
MCV 65.3 FL 80-98 Rendah

MCH 20,9 Pq 27,5 - 33,2 Rendah

MCHC 32,1 % 33,4 - 35,5 Rendah

Ureum 154.1 mg/dL 18,0 - 55 Tinggi

Natrium 139 mg/dL 135 - 145 Normal

Kalsium 4,4 mg/dL 4,5 - 5,6 Rendah

b. Hasil Radiologi
1) Angiography Preoperasi

Berdasarkan hasil angiography terakhir terpasang PCI di semua otot jantung coroner,
yaitu di RCA LAD dan LCX
c. Pemeriksaan Resiko Jatuh (Morse Fall Scale)

Skor : 60 (Resiko Jatuh Tinggi)


d. EKG

Atrial fibrillation with rapid ventricular response


5. TERAPI
Nama Obat Dosis Golongan Fungsi
Dobutamine Titrasi 7 Inoprotik Membantu meningkatkan
mg/kg/menit kontraksi otot jantung
dalam meningkatkan
jumlah darah yang dipompa
oleh jantung.

Vascon Titrasi 0,05 Membuat pembuluh darah


mg/kg/menit pada tubuh menyempit,
sehingga tekanan dan kadar
gula darah akan mengalami
peningkatan.

Furosemide Titrasi 30 mg/jam Diuretik Mengatasi penumpukan


cairan di dalam tubuh atau
edema. Obat yang termasuk
ke dalam kelompok diuretik
ini juga bisa digunakan
untuk mengatasi tekanan
darah tinggi atau hipertensi.
Furosemide bekerja dengan
cara menghalangi
penyerapan natrium di
dalam sel-sel tubulus ginjal.
Spironolactone 1 x ½ tab Diuretik Obat ini bekerja dengan
cara menghambat
penyerapan garam
(natrium) dan air berlebih
ke dalam tubuh serta
menjaga agar kadar kalium
darah tidak terlalu rendah.

Clopidogrel 1 x 1 tab Antiplatelet Mencegah trombosit atau


sel keping darah saling
menempel dan membentuk
gumpalan darah. Obat ini
umumnya digunakan untuk
mencegah stroke atau
serangan jantung
Aspilet 1x1 mg tab PO Antikoagulan Untuk menghambat
agregasi trombosit dan
memperlambat kerja
prostaglandin untuk
mencegah infark.

Simvastin 1 x 2 tab Statin Bekerja sebagai inhibitor


kompetitif pada HMG-CoA
reduktase (enzim yang
mempercepat proses sistesis
kolesterol). Hal ini dapat
menurunkan kadar
kolesterol total, LDL,
trigliserida, dan
meningkatkan kadar HDL
dalam darah.
Digoxin 25/24 jam Mengurangi beban kerja
jantung, membantu
mengembalikan irama
jantung menjadi normal dan
stabil, serta memperkuat
detak jantung.

Alprazolam 1 x 0,5 PO Benzodiazepine Bekerja dengan cara


meningkatkan aktivitas zat
kimia alami
GABAA (gamma-
aminobutyric acid-A) di
sistem saraf pusat.

VIP Albumin 3x1 VipAlbumin adalah


suplemen
makanan untuk meningkatk
an kadar albumin dan
hemoglobin sekaligus
menjaga daya tahan tubuh
NAC 3 x 2 tab Mukolitik Obat yang
digunakan untuk mengencer
kan dahak pada beberapa
kondisi, seperti asma, cystic
fibrosis, atau PPOK.

Acetazolamide 2 x 250 tab Diuretik Untuk mencegah atau


mengurangi gejala dari
altitude sickness atau
penyakit ketinggian,
keluhan dari penyakit ini
diantaranya merasa sakit
kepala, lelah, muntah
pusing hingga nafas yang
sesak.
Meropenen 3 x 1 IV Beta laktam Antibiotik ini merupakan
antibiotik spektrum luas
yang digunakan melawan
infeksi bakteri berat seperti
meningitis, sepsis,
appendicitis ataupun infeksi
kulit yang luas.
Amikacin 1 x 1 IV Aminoglikosida Untuk mengatasi infeksi
bakteri, seperti infeksi pada
selaput yang mengelilingi
otak dan sumsum tulang
belakang (meningitis),
infeksi pada darah, perut,
paru-paru, kulit, tulang,
persendian, atau saluran
kemih
Trimetazidine 2 x 35 PO Anti Anginal Obat ini mengandung
Trimetazidine HCl yang
diindikasikan
untuk mengobati nyeri dada
atau ketidaknyamanan yang
disebabkan penyakit
jantung koroner.

Ivabradin 2 x 2,5 PO blocker saluran Obat ini juga digunakan


nukleotida gated untuk meredakan nyeri
dada atau angina stable
kronis pada penderita
penyakit jantung koroner.
Ivabradine akan membantu
memperlambat laju denyut
jantung dengan
mempengaruhi aktivitas
kelistrikan di jantung.
Ca Glukonas 1 siklus Untuk menaikan kadar
kalsium pada pasien
hipokalsemia. Obat ini juga
bisa digunakan sebagai
antidotum misalnya pada
keadaan overdosis calcium
channel blocker dan luka
bakar asam hidrofluorik
Lidocaine 1 x 3 PO Antiaritmia Untuk menghilangkan rasa
sakit.
II. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah Keperawatan


Data Subjektif: Penurunan Curah Jantung
Penumpukan plak dalam arteri
Klien mengeluh merasa ↓
lemas. Aterosklerosis

Data Objektif: Penyempitan arteri coroner
jantung
1. Tekanan darah 80-110/55-

65 mmHg
Aliran darah menjadi terhambat
2. MAP 55-85 mmHg ↓
Penurunan perfusi jaringan
3. Nadi 122-166 x/menit
jantung
4. Frekuensi napas 18- ↓
27x/menit Penurunan suplai oksigen ke
5. Terdapat murmur (+) jantung

6. Berdasarkan hasil Penurunan kerja otot jantung
angiography terakhir ↓
terpasang PCI di semua Penurunan stroke volume
otot jantung coroner, ↓
yaitu di RCA LAD dan
Penurunan curah jantung
LCX
Data Subjektif: Nyeri akut
Penumpukan plak dalam arteri
Klien mengeluhkan ↓
merasa nyeri di bagian Aterosklerosis
dada kiri. ↓
Penyempitan arteri coroner
Data Objektif: jantung

1. Tekanan darah 80-
110/55-65 mmHg Aliran darah menjadi terhambat

2. MAP 55-85 mmHg Penurunan perfusi jaringan
3. Nadi 122-166 x/menit jantung

4. Frekuensi Napas 18- Penurunan suplai oksigen ke
27x/menit
jantung

Hipoksia jantung

Infark miokard

Glikolisis anaerob

Peningkatan produksi asam laktat

Penumpukan asam laktat

Mengaktifkan mediator kimiawi
nyeri

Nyeri akut
Data Subjektif: Aterosklerosis Pola napas tidak efektif

-
Penyempitan arteri coroner
jantung
Data Objektif:

1. Frekuensi Napas 18- Penurunan suplai oksigen ke
27x/menit jantung
2. Napas cepat dan ↓
dangkal Hipoksia jantung

3. Menggunakan nasal
canul 5LPM Infark miokard

Glikolisis anaerob

Penumpukan asam laktat

Asidosis

Menstimulasi system saraf
simpatis

HR dan RR meningkat

Napas dangkal dan cepat

Pola napas tidak efektif
Data Subjektif: Penurunan suplai oksigen ke Risiko Jatuh
jantung
-

Hipoksia jantung
Data Objektif:

1. Klien tirah baring Infark miokard
2. Risiko Jatuh tinggi, ↓
skor 65 morse. Mudah lelah

Tirah baring

Risiko jatuh
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload


ditandai dengan klien mengeluh merasa lemas, MAP 55-85 mmHg, tekanan
darah 80-110/55-65 mmHg, frekuensi nadi 122-166 x/menit, Berdasarkan
hasil angiography terakhir terpasang PCI di semua otot jantung coroner,
yaitu di RCA LAD dan LCX.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
klien mengeleuh nyeri dada menjalar ke bahu dan leher, tekanan darah 80-
110/55-65 mmHg MAP 55-85 mmHg, frekuensi nadi 122-166 x/menit,
frekuensi napas 18-27x/menit.

3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan suplai oksigen


jantung ditandai dengan frekuensi napas 18-27x/menit, napas cepat dan
dangkal.

4. Risiko jatuh ditandai dengan klien tirah baring, skor MFS risiko jatuh tinggi.
IV. Rencana Asuhan Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
1. Nyeri akut
selama 2x24 jam diharapkan tingkat
nyeri menurun dengan kriteria hasil: Observasi Observasi

Tingkat Nyeri (L.08066) 1. Identifikasi faktor yang 1. Untuk memodifikasi faktor


memperberat dan meredakan yang mempengaruhi nyeri.
1) Keluhan nyeri menurun (5). nyeri.
2. Perubahan yang terjadi pada
2. Monitor hemodinamik. hemodinamik dapat menjadi
2) Tekanan darah membaik (4).
indikasi respon nyeri, Infark
Terapeutik miokard dapat dilihat dari
3) Skala nyeri menurun (3).
adanya segmen ST elevasi dan
3. Berikan teknik nonfarmakologis gelombang Q abnormal.
untuk mengurangi nyeri.
Terapetik
5. Kontrol lingkungan yang
3. Pemberian kompres dingin
memperberat nyeri.
mengakibatkan
7. Fasilitasi istirahat dan tidur.
vasokontriksi pembuluh
darah yang dapat mengurangi
8. Posisikan semifowler.
peradangan, edema dan
ketidaknyamanan. Teknik
Kolaborasi
napas dalam membantu
meminimalkan nyeri.
6. Kolaborasi pemberian
lidocaine. 4. Istirahat dan tidur yang
adekuat dapat membantu
meminimalisir nyeri.

5. Posisi semifowler
memaksimalkan asupan
pertukaran oksigen.

Kolaborasi

6. Untuk menghilangkan rasa
sakit dan antiaritmia.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Perawatan Jantung (I.02075) Observasi
2. Penurunan curah jantung
selama 2x24 jam diharapkan curah
jantung meningkat dengan kriteria Observasi 1. Gejala primer penurunan
hasil: curah jantung dapat berupa
1. Identifikasi tanda atau gejala dispnea, kelelahan, edema,
Curah Jantung (L.02008)
primer penurunan curah ortopnea, peningkatan CVP.
jantung.
1. Kekuatan nadi perifer 2. Gejala sekunder penurunan
meningkat (5). 2. Identifikasi tanda atau gejala curah jantung dapat berupa
sekunder penurunan curah hepatomegali, distensi vena
2. Gambaran EKG normal.
jantung. jugularis, palpitasi, ronkhi
basah, oliguria, batuk, kulit
3. Tekanan darah membaik (4). 3. Monitor tekanan darah.
pucat.

4. Monitor intake dan output 3. Tekanan darah merefleksikan


CRT membaik (5).
cairan. fungsi jantung melalui cardiac
5. Monitor saturasi oksigen. output.
4. Keseimbangan intake dan juga
6. Monitor EKG.
output cairan menunjukkan
Terapetik fungsi kardiovaskular dan
fungsi organ vital masih
1. Posisikan semifowler
berfungsi dengan baik.
atau fowler.
5. Melihat jumlah oksigen yang

Kolaborasi terikat dalam darah


mencukupi kebutuhan oksigen
tubuh.
1. Kolaborasi pemberian
vasodilator. 6. EKG menggambarkan kondisi
kelistrikan jantung.

Terapetik

1. Posisi semifowler dapat


mengoptimalkan oksigen.

Kolaborasi

1. Vasodilator melebarkan
pembuluh darah sehingga
aliran darah ke otot jantung
lebih lancar
Setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen Jalan Napas Observasi
3. Pola napas tidak efektif
selama 2x24 jam diharapkan volume 1) Mengetahui apakah ada
Observasi
cairan membaik dengan kriteria kelainan pada suara napas.
1) Monitor bunyi napas
hasil: Terapeutik
tambahan.
1. Frekuensi nadi membaik (4). Terapeutik 1) Dapat mengoptimalkan
ekspansi paru
1) Posisikan semifowler.
2. Membran mukosa membaik (5). 2) Dapat mengencerkan dahak
2) Berikan minum hangat.
3) Dapat melegakan jalan napas
3) Berikan oksigen.

Observasi Observasi
4. Risiko Jatuh Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 2x24 jam
1. Identifikasi faktor risiko jatuh. 1. Mengetahui hal-hal yang
diharapkan tingkat jatuh menurun
2. Identifikasi faktor lingkungan dapat menyebabkan jatuh.
dengan kriteria hasil:
yang meningkatkan risiko jatuh. 2. Memodifikasi lingkungan
1. Jatuh dari tempat tidur tidak
menjadi lebih aman
terjadi.
Terapetik
Terapetik
1. Pastikan roda tempat tidur
dalam kondisi terkunci. 1. Mengurangi faktor risiko.

2. Pasang handrall tempat tidur.


3. Mengurangi faktor risiko dan
meningkatkan keamanan.
3. Dekatkan bel pemanggil.

Kolaborasi
Kolaborasi 1. Untuk memudahkan
pasien dalam meminta
bantuan sehingga
1. Anjurkan memanggil
meminimalisir terjadinya
perawat jika membutuhkan
jatuh
bantuan.
V. IMPLEMENTASI
Tanggal No. Dx Implementasi Respon Paraf

29/10/22 1. Tekanan darah 80-


1. Memonitor status
110/55-65 mmHg MAP
hemodinamik.
55-85 mmHg, frekuensi
2. Memposisikan semifowler. nadi 122-166 x/menit,
frekuensi napas 18-
3. Melatih teknik relaksasi.
27x/menit.

2. Klien tampak baik, tidak


4. Memonitor saturasi
ada tanda-tanda
oksigen.
keluhan.
5. Memonitor intake dan
3. Melakukan terapi
output.
relaksasi seperti yang
6. Memasang handrall tempat diajarkan.
tidur.
4. Saturasi oksigen pasien
98-100% (nasal canul
5LPM)

5. Balance cairan -1926


cc/10 jam

6. Mencegah risiko jatuh

29/10/202 1. Memonitor status 1. Tekanan darah 80-110/55-

2 hemodinamik. 65 mmHg MAP 55-85


2. Memonitor intake mmHg, frekuensi nadi 122-
dan output. 166 x/menit, frekuensi
napas 18-27x/menit.
3. Memposisikan klien.
2. Balance cairan -1926 cc/10
4. Mempertahankan tirah jam
baring.
3. Klien mengatakan nyaman
5. Memantau akses IV. dengan posisi yang
diberikan.

4. Klien mempertahankan
posisi tirah baring dan
tidak banyak bergerak
5. Tidak ada bengkak di area
penusukan.

29/10/202 1. Mengkaji keluhan dan 1. Klien masih merasa nyeri

2 kondisi saat ini. 2. Tekanan darah 80-110/55-65


mmHg MAP 55-85 mmHg,
2. Memonitor status
frekuensi nadi 122-166 x/menit,
hemodinamik.
frekuensi napas 18-27x/menit.
3. Mempertahankan tirah
3. Klien melakukan tirah baring
baring.
4. Memposisikan klien yg 4. Klien mengatakan posisi
nyaman. nyaman.

5. Memasang handrall. 5. Handrall klien selalu


terpasang.
6. Memonitor intake dan output.
6. Balance cairan -1926cc/10
jam.
VI. EVALUASI
Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf

31/10/22 Nyeri akut S: Klien mengatakan sudah tidak


merasakan nyeri, klien merasa
nyaman dengan posisi yang
diberikan.
7. O: Klien tampak rileks, Tekanan
darah 80-110/55-65 mmHg MAP
55-85 mmHg, frekuensi nadi 122-
166 x/menit, frekuensi napas 18-
27x/menit.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi
manajemen nyeri oleh perawat
ruangan.

31/10/22 Penurunan S: Klien mengatakan masih


Curah Jantung merasakan lemas

O: Klien tampak rileks, Tekanan


darah 80-110/55-65 mmHg MAP
55-85 mmHg, frekuensi nadi 122-
166 x/menit, frekuensi napas 18-
27x/menit.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi
31/10/22 Pola napas S: Klien masih merasa sesak,
tidak efektif klien mengatakan sudah merasa
lebih baik dari pada kemarin.

O: Klien tampak rileks, Tekanan


darah 80-110/55-65 mmHg MAP
55-85 mmHg, frekuensi nadi 122-
166 x/menit, frekuensi napas 18-
27x/menit.

A: Masalah teratasi.

P: Hentikan intervensi.
31/10/22 Risiko jatuh S: Klien mengatakan tidak pernah
turun dari tempat tidur dan tidak
pernah menurunkan handrall.

O: handrall terpasang, klien


dalam posisi semi fowler di
tengah tempat tidur.

A: Masalah teratasi.

P: Hentikan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai