STRANDAR-STANDAR
BERPIKIR KRITIS
Kasdin Sihotang
PENYIMPULAN
SUDUT
PANDANG
PERTANYAAN
KONSEP
ASUMSI
STANDAR BERPIKIR KRITIS
1 • Kejelasan ( Clarity)
2 • Ketepatan (Accuracy)
3 • Presisi (Precision)
4 • Relevansi (Relevance)
5 • Kedalaman (Depth)
6 • Keluasan (breadth)
7 • Kelogisan (Logicalness)
a) Ruangan ini bebas dari asap rokok = tidak boleh merokok.
Free from…
Free to…. Ruangan ini bebas untuk berbicara.
b) Karena tidak mengerjakan tugas, dosen itu menghukum mahasiswa.
Karena tidak mengerjakan tugas, mahasiswa itu dihukum oleh dosen.
c) Penjahat itu berhasil ditangkap oleh polisi pada hari Jumat yang lalu.
Pada hari Jumat yang lalu, polisi berhasil menangkap penjahat itu.
d) Antara mahasiswa STIK Sint Carolus dan Unika Atma Jaya memiliki
perbedaan yang sangat jelas.
- Mahasiswa STIK Sint Carolus dan Unika Atma Jaya memiliki perbedaan
yang sangat jelas.
- Ada perbedaan yang sangat jelas antara mahasiswa STIK Sint Carolus dan
Unika Atma Jaya.
• Para mahasiswa sering tidak mengerti materi
perkuliahan karena mereka tidak memiliki
buku.
A. KEJELASAN (CLARITY)
• Apa yang dapat
dilakukan untuk
- Kejelasan untuk mengukur ketepatan dan kebenaran. memperbaiki sistem
pendidikan di Indonesi?”
Bicara tentang apa?
Subjeknya siapa?
Pelakunya siapa?
B. KETEPATAN
• Pernyataan tidak hanya jelas, tetapi juga perlu tepat.
• Ketepatan lahir melalui sikap skeptis dan sikap hati-hati.
• Dua sasaran kaji:
1. Informasi yang diterima.
2. Informasi yang kita miliki.
C. PRESISI
• Disertai dengan data yang rinci
dan mendatail.
• Masalah dinyatakan secara
lengkap dan terinci.
D. RELEVANSI
• Data berkaitan dengan permasalahan yang • Untuk
dibahas. mendukung
• Data yang digunakan mendukung objek yang keberhasilan
diteliti. studi, apa
yang perlu
• Yang tidak diperlukan disingkirkan.
diperhatikan?
E. KEDALAMAN (DEPTH)
• Menjadi pembeda orang yang
berpikir kritis dengan yang tidak
berpikir kritis.
• Memiliki ketajaman analisa.
• Wawasan yang luas.
F. KELUASAN (Breadth)
• Meliputi sudut pandang
yang relevan.
• Berlawanan dengan
berpikir myopik.
G. LOGIKA
• Logika berkaitan dengan
penalaran.
• Penyimpulannya benar-
sahih.
• Premis dan kesimpulan.
Contoh: Penalaran Tidak Langsung
Penalaran langsung:
Semua guru dapat membaca.
P: Semua mahasiswa dapat membaca.
Rindi dapat membaca.
K: Semua yang dapat membaca adalah mahasiswa.
Jadi, Rindi adalah guru.
Kesimpulan: Sahih? Mengapa?
Kesimpulan: SAHIH? Mengapa?