Anda di halaman 1dari 51

“Critical Thinking for better

decision making”
SILVERIUS “SONNY” Y. SOEHARSO
SC GNIK // Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Pancasila, Jakarta
18 Mei 2022
Outline
•Apakah berpikir kritis itu ?
•Contoh Berpikir Kritis
•Mengapa Perlu Berpikir Kritis ?
•Bagaimana Belajar Berpikir Kritis
•Apakah Logical fallacy itu ?
•Manfaat Berpikir Kritis
•Diskusi dan Tanya Jawab
•Tugas Kelompok
Benarkah makan permen karet membuat usus
anda lengket ?
What is Critical thinking ?
Pengertian: Berpikir Kritis adalah….

• “……suatu usaha olah pikir yang dilakukan secara sistematis dan


mengikuti prinsip-prinsip logika serta mempertimbangkan berbagai
sudut pandang untuk memahami dan mengevaluasi informasi dengan
tujuan menentukan apakah informasi itu diterima, ditolak atau
ditangguhkan penilaiannya.” (Takwin, 2005; merujuk Moore dan Parker
(1986), Mayer & Goodchild (1990); Feldman & Schwartzberg (1990).
• “Berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif dan teliti mengenai
sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja.”
(John Dewey, 1859-1952).
Pengertian Berpikir Kritis meliputi:

• Berpikir kritis sebagai suatu usaha


• Berpikir kritis sebagai proses yang aktif
• Berpikir kritis sebagai proses yang sistematis
• Berpikir kritis didasarkan atas penalaran dengan
dasar “logika” (prinsip, metode dan aturan berpikir)
• Berpikir kritis menggunakan berbagai sudut pandang
• Berpikir kritis mencakup pemahaman akan informasi
yang umumnya berwujud argumentasi.
• Berpikir kritis mencakup proses mengevaluasi
informasi/argumen
• Berpikir kritis bertujuan membuat keputusan
Ciri Orang Berpikir Kritis

• Critical thinking atau berpikir kritis merupakan keterampilan yang


memungkinkan seseorang membuat keputusan yang logis, berdasarkan informasi
yang didapat dan diolah sesuai kemampuan. Merupakan sebuah pemikiran yang
jelas, rasional, logis dan mandiri. Hal itu tentang meningkatkan pemikiran dengan
cara menganalisis, menilai dan merekonstruksi ide atau pemikiran.

• Ciri-ciri Seorang Critical Thinking

• Memiliki Rasa Ingin Tahu (Curiosity)


• Kreativitas
• Tekun
• Obyektif
• Seorang critical thinker dalam menghadapi sebuah persoalan/permasalahan akan
berusaha untuk menemukan informasi yang relevan, menanyakan pertanyaan
yang bermakna, mempertimbangkan sudut pandang alternatif, mengaplikasikan
logika dan alasan yang masuk akal, menghindari asumsi dan mempertimbangkan
segala kesempatan.
Inti Berpikir Kritis

•Tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu


•Tidak begitu saja menerima apa yang ada
•Tidak menerima berita atau informasi yang di-share dan
“diyakini” oleh sebagian besar orang
•Tidak menolak pendapat atau pandangan yang berbeda yang
disuarakan oleh suatu kelompok yang dianggap “minoritas”.
•Berasal dari Bahasa Yunani “critikos” berarti “yang
membedakan”; “orang yg memeberikan alasan beralasan” atau
“analisis”
Berpikir Kritis Bukanlah:

• Skeptis (skeptis adalah suatu sikap meragu / kurang yakin terhadap


sesuatu informasi ataupun pengetahuan)
• Ragu-ragu
• Bawel
• Sinis
• Negativistik
• Sarkasme
• Nyinyir
• Menjatuhkan atau mencari-cari kesalahan orang lain

 Tetapi mendukung dan membangun penguatan konsep/gagasan.


• Ranah Kognitif (pikiran)
• Ranah Afektif (perasaan)
Berpikir • Ranah Psikomotorik/konatif (tindakan)
Kritis
mencakup: Dengan demikian melibatkan juga:
• Kecerdasan emosional: pengenalan,
pengendalian dan pengelolaan emosi.
• Perasaan dan kehendak (diri dan orang)
• Pikiran menyimpulkan sesuatu setelah
Berpikir Kritis mempertimbangkan perasaan dan kehendak
Mempertimbangkan: • Pikiran yang mengabaikan perasaan dan kehendak
cenderung menghasilkan kesimpilan yang tidak
realistis dan mengarahkan manusia menjadi “tidak
seimbang”.
Berpikir Kritis
melibatkan
metakognisi
Kemampuan
dalam Berpikir
Kritis
1. Berpikir tidak reflektif
2. Berpikir karena ditantang
3. Bderpikir Untuk Tumbuh Dan Berkembang
4. Berpikir Aktif (memanfaatkan waktu, berani
menangani masalah, internalisasi standar
intelektual, membuat jurnal intelektual, praktik
strategi intelektual, membentuk karakter rasional,
berdamai dengan masa lalu, mendefinisikan ulang
Level Berpikir cara melihat masalah)
5. Berpikir Maju
Kritis 6. Berpikir Kritis Ulung
7. Berpikir Pemula
8. Berpikir Praktis
9. Berpikir Mahir
10. Berpikir Unggul

(Richard Paul dan Linda Elder, 2013)


1. Tujuan
2. Sudut Pandang
3. Konsep
4. Informasi
Elemen Berpikir 5. Penyimpulan

Kritis 6.
7.
Pertanyaan
Asumsi
8. Implikasi
9. Kesimpulan
(Richard Paul dan Linda Elder, 2013)
Berpikir Kritis
Pentingnya Berpikir Kritis …..

• Menghindari kerugian atau kecelakaan yang disebabkan oleh


penggunaan informasi yang salah.
• Berpikir kritis memperbesar kemungkinan manusia memperoleh
informasi yang benar dan mengarahkan pada Tindakan yang tepat.
• Sbg bgn dari masyarakat ilmiah, mhs harus mampu mengajukan
pertanyaan dan menemukan kekurangan dari teori terdahulu.
• Mhs adalah calon profesional. Profesional dituntut untuk memperbaiki
keadaan masyarakat; bisa melihat sesuatu yang perlu diperbaiki; tidak
begitu saja menerima apa yang sudah ada.
Critical Thinking Tell Us:
• what there is
• what is happening • Because whenever we
• what our problems are are dealing with human
• what our options are
life, we are almost
• what threatens us
• what is important always dealing with
• what is unimportant thinking. There is no
• who our friends are way to understand
• who our enemies are
• what our “history” is
anything except through
• who we are thinking.
• who loves us
Alasan
Perlunya
Berpikir
Kritis Bagi
Mhs.?
Secara fisiologis, benak manusia memiliki
tiga fungsi:

Perasaan Merasa

Kehendak / Keinginan Menghendaki

Pikiran Berpikir
Secara psikologis: “fast &
slow thinking”
• Secara alami, manusia cenderung berpikir
melibatkan perasaan dan keinginan:
Pikiran Tingkat I (cepat, irrasional)
• Dengan menimbang-nimbang (pikir-pikir)
secara cermat & hati-hati diperoleh
pikiran tingkat II yang bersih dari
perasaan dan keinginan (rasional).
Red Thinking:
Higher order executive
functioning.
Thinking that analyzes,
assesses and improves green
Thinking.

Green Thinking:
Instinctive, automatic,
spontaneous thinking.
Unconsciously guided
Green Thinking
Unconscious Mixture Of High Quality
And Low Quality Thinking
Spontaneous Subconscious Uncontrolled
Impulsive Self protecting Unanalyzed
Reflexive Self validating

Includes ideas that are valid, as well as nonsense, confusion,


stereotypes, prejudices. The key is that we cannot distinguish
the difference between high and low quality thought in green
thinking mode.
Green thinking goes without assessing itself.
Red Thinking
Red Thinking stops and assesses itself before going
forward.

Disciplined Seeks the truth Self assessing


Critical ThinkingSelf correcting Probing
In red thinking mode, we actively work to eliminate
prejudices, biases, dysfunctional thinking from our
thinking. We actively work on our thinking.
We rigorously apply intellectual standards to our thinking.
• Setiap profesi bertujuan untuk membantu orang
lain menyelesaikan masalah.
• Untuk dapat mengenali masalah, kita tidak bisa
Alasan hanya menerima atau menolak begitu saja apa yang
ada.
Profesional • Setiap profesi perlu “tidak begitu saja menerima
atau menolak apa yang ada.
• Setiap profesi perlu mencermati dan mengevaluasi
apa yang ada  berpikir kritis.
1) Memperjelas pernyataan yang diterima
atau diajukan (mengulangi). Contoh:
“Aborsi adalah perbuatan tercela”.
Berikan argumentasi dan pertanyaan kritis
Kegiatan Anda ?
2) Mencari tambahan informasi (hasil riset
Berpikir dalam jurnal, majalah kesehatan dll.)
Kritis 3) Mencari yang tersirat dari yang tersurat
atau maksud-maksud yang tersembunyi
(asumsi, dan
4) Mengevaluasi pernyataan berdasarkan
hasil dari ketiga kegiatan (1,2,3) di atas.
Langkah merumuskan Argumentasi

Mengapa jalan Tol Cipali “amblas” atau “longsor” kembali ?


• Analisis argumen:
1)Temukan dan kenali kesimpulan yg
diajukan.
2)Temukan dan kenali alasan yang tak
Dekonstruksi terungkapkan atau tersirat (asumsi)

argumen 3)Temukan dan kenali alasan yang


diungkapkan atau tersurat
4)Temukan, kenali dan atasi irelevansi
5)Periksa struktur argumen
6)Simpulkan
Ajukan pertanyaan untuk klarifikasi seperti:
1.Mengapa ?
2.Apa pikiran utama Anda ?

Langkah 3.Apa yang Anda maksud dengan….?


4.Apa contohnya ?
Memperjelas 5.Apa yang mungkin menjadi pengecualian ?

argumen 6.Bgm itu dapat diterapkan dalam kasus ini ? (jelaskan sebuah kasus, yang
mungkin menjadi contoh yang menyanggah argumen)
7.Apa perbedaan pendapat Anda dengan pendapat lain yang membahas kasus
serupa ?
8.Apa faktanya ?
9.Apakah Anda mengatakan bahwa…..?
10.Bisakah Anda menjelaskan lebih jauh tentang hal itu ?
• Nilai kredibilitas sebuah sumber
• Kriteria utama (tetapi bukan kondisi
niscaya):
1. Keahlian
2. Kecilnya kemungkinan ada konflik
Mengetahui atau kepentingan
Menganalisis 3. Persetujuan diantara sumber
Sumber Informasi 4. Reputasi atau risiko atas reputasi
5. Menggunakan prosedur mapan
6. Kemampuan memberikan alasan
masuk akal (logis)
7. Didukung oleh sejumlah data objektif
(speak by data)
Langkah- • Cek apakah dasar untuk membuat keputusan yang kuat dan

Langkah
memadai.
• Observasi langsung merupakan bukti yang kuat dengan syarat:

Berpikir 1.
2.
Penyimpulan subyektif minimal
Interval waktu pendek antara observasi dan laporan

Kritis: 3. Dilaporkan oleh pengamat, bukan orang lain (bukan


kata orang, dan dapat diverifikasi)

Mengetahui 4. Dapat dilakukan pengecekan langsung atau


kemungkinan untuk pengecekan langsung besar

dasar untuk
5. Akses yang baik ke bukti fisikal actual
6. Penggunaan teknologi yang kompeten dan sesuai
kegunaanya
keputusan 7. Ada jaminan dari observer bahwa observasi itu
memadai
• Kesenjangan antara keinginan / harapan
dengan kenyataan.
• Dengan kata lain: Kesenjangan antara kondisi
Masalah yang ideal dengan kondisi faktual.
adalah: • Identifikasi masalah memerlukan berpikir kritis:
tidak begitu saja menerima atau menolak apa
yang ada, termasuk informasi atau data yang
diperoleh dari media sosial.
1. Mempertanyakan secara cermat kemampuan
akal budi (pikiran) sendiri dan orang yang
menyampaikan informasi;
2. Mempertanyakan secara cermat kondisi dan
dinamika masyarakat serta obyek lain
Apa saja 3.
disekitarnya; dan
Mempertanyakan secara cermat kondisi psikis
yang perlu diri sendiri dan orang yang menyampaikan
informasi.
dikritik ? Dengan kata lain: a) Kritis terhadap pikiran (akal
budi) sendiri; b) Kritis terhadap masyarakat atau
penyelenggara negara dan hal-hal di sekitar kita;
c) Kritis terhadap kondisi psikis sendiri (sehat,
moody atau sedang emosi).
Cara meningkatkan Berpikir Kritis
• Membiasakan diri berpikir kritis dan logis.

Belajar • Membiasakan diri berkomunikasi dengan


banyak orang dari berbagai kalangan.
• Belajar untuk membiasakan diri mengenal,

Berpikir mencermati, mengevaluasi dan


memperbaiki diri sendiri.
• Membiasakan diri untuk memahami proses

Kritis
terjadinya sesuatu, bertanya mengapa
sesuatu terjadi; memahami alur dari proses
berpikir mulai dari input, process, output,
outcome hingga impact.
Keutamaan Berpikir Kritis
1.Kerendahan Hati
2.Keberanian Intektual
3.Integritas Intelektual
4.Empati Intelektual
5.Keyakinan akan Rasionalitas
Hambatan Berpikir Kritis
• Berpikir Egosentris Berlebihan (selfishness
thinking & self-serving)
• Berpikir Relativis
• Wishful Thinking
• Berpikir Kolektivistis
• Berpikir dengan Asumsi yang Tak Teruji
• Berpikir Teknofil
Logical Fallacy (Sesat Pikir) dalam
Kehidupan Sehari-hari
• Logical fallacy adalah kesalahan dalam menyusun logika yang tepat dalam
sebuah argumen. Dalam hal ini, argumen tersebut tidak mempunyai keterkaitan
antara kesimpulan serta premis. Kalaupun premis yang disampaikan tepat, tetapi
kesimpulannya salah, dapat dianggap sebagai sesat pikir. Dalam bahasa lebih
sederhana, argumentasi yang mereka sampaikan tidak nyambung.

Dalam kehidupan sehari-hari, Mhs bakal cukup sering menjumpai penggunaan


logical fallacy, baik disengaja ataupun tidak. Ada banyak tujuan kenapa
seseorang menggunakan cara berpikir yang sesat dalam berargumentasi, termasuk
di antaranya adalah propaganda, tipu muslihat, mengecoh lawan bicara (dalam
debat public) atau sarana mempengaruhi orang lain.

Kemampuan dalam mengidentifikasi logical fallacy adalah modal penting yang


perlu kamu miliki ketika ingin berinvestasi atau menjalankan bisnis. Dengan modal
kemampuan tersebut, kamu dapat terhindar dari risiko penipuan yang bisa terjadi
kapan saja. Apalagi, pengambilan kesimpulan yang salah akibat logical fallacy bisa
membuat kita mengambil keputusan yang tidak tepat.
Jenis-jenis Logical Fallacy

1. Strawman
2. Circular argument
3. Ad hominem
4. False dilemma
5. Appeal to popularity
6. Gambler’s fallacy
7. Slippery slope
a. Strawman

• Logical fallacy yang pertama adalah strawman. Dalam kesesatan


berpikir ini, lawan bicara akan menyederhanakan argumen kamu. Hal
itu mereka lakukan agar bisa menyerang argumen kamu dengan lebih
mudah. Biasanya, mereka akan menggunakan argumen lain yang
sepenuhnya tidak berkaitan.

• Contoh logical fallacy strawman adalah ketika kamu berargumen


kalau nelayan dan petani tidak nyaman dengan praktik koperasi di
lapangan. Alasannya, karena manfaat dari koperasi hanya dirasakan
oleh pengurus. Di sisi lain, lawan bicara menganggap kamu menolak
keberadaan koperasi. Bahkan, mereka beranggapan kalau kamu
menolak keberadaan koperasi bagi nelayan dan petani.
b. Circular Argument

• Selanjutnya, kamu akan menjumpai logical fallacy yang disebut


circular argument. Sesat pikir yang satu ini akan membawa kamu
dalam proses adu argumen yang berputar-putar dan tidak ada
habisnya.

• Contoh, seseorang menganggap kalau kuliah itu sia-sia kalau ujung-


ujungnya bakal jadi pengangguran. Argumen ini dilontarkannya
berdasarkan fakta bahwa ada banyak lulusan kuliah yang
menganggur.

• Pernyataan itu sekilas memang terlihat logis. Namun, fakta bahwa ada
banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur tidak secara
langsung membuat kuliah yang mereka jalani sia-sia. Apalagi, proses
kuliah tidak hanya bertujuan untuk mencari pekerjaan semata.
c. Adhominem

• Menyerang pribadi dari orang yang melontarkan sebuah argumen atau


ad hominem termasuk sebagai salah satu contoh sesat pikir. Cara ini
kerap dilakukan dengan tujuan untuk melemahkan argumen dari
lawan bicara.

• Contoh ad hominem bisa anda dapati ketika berbicara tentang prestasi


akademik di sekolah. Kamu beranggapan kalau peringkat tinggi di
sekolah itu bukan pencapaian penting. Sebaliknya, kamu lebih
mengutamakan sikap jujur dan pemahaman ilmu yang mendalam.
Lalu, ada orang lain yang berseloroh, “Kamu bicara seperti itu karena
belum pernah rangking satu sih !”.
d. False dilemma

• Selanjutnya, kamu perlu mengetahui jenis sesat pikir false dilemma.


Dalam logical fallacy yang satu ini, seseorang melontarkan
argumennya dengan memberikan hanya dua pilihan.  Contoh: Kamu
itu orang yang tak punya pendirian kalau cuma bisa mengikuti
pendapat orang lain”. 

• Ayo coba Berikan Contohmu ! Bisa nggak ?


e. Appeal to popularity

• Berikutnya, anda perlu mengetahui sesat pikir yang dikenal sebagai


appeal to popularity. Kesesatan berpikir yang satu ini dilakukan
dengan menggunakan pernyataan sebagian besar masyarakat.
Contoh, “Banyak orang yang berinvestasi emas. Jadi, emas adalah
jenis investasi yang paling tepat”. Padahal, di sisi lain ada banyak
opsi investasi yang menjanjikan potensi keuntungan tidak kalah
dibanding emas.

• Contoh lain: “Kebanyakan pejabat menggunakan Garuda Indonesia


bila bepergian ke luar kota. Jadi Garuda Indonesia tak mungkin
rugi”. Banyak faktor yang menyebabkan Garuda Indonesia merugi,
dan tidak semua penumpang Garuda adalah pejabat.
f. Gambler’s fallacy

• Kesalahan berikutnya yang termasuk logical fallacy adalah gambler’s fallacy. Pola


pikir ini beranggapan kalau penyimpangan yang terjadi dalam jangka pendek akan
terkoreksi secara alami. Contoh, “Harga saham perusahaan X dalam beberapa hari
terakhir terus menurun. Besok pasti naik”. 

• Coba Berikan Contohmu !


g. Slippery slope

• Dalam kesesatan berpikir ini, seseorang memiliki kecenderungan berasumsi


sebab akibat yang salah. Padahal, tidak ada penalaran yang masuk akal di antara
keduanya. Sebagai contoh, “Kalau kamu memberikan minuman gratis untuk satu
orang, maka kamu perlu memberikan perlakuan serupa untuk semua orang”.

• Berikan contohmu !
Latihan
• Perkuliahan “offline” di masa PPKM, Setuju atau Tidak ?
Person / Group A states his/her understanding of what has been said, then elaborates.

Person / Group B agrees or disagrees with the interpretation, or adds to the


interpretation, then gives an example of it, relating the idea to something in study life.
Game Berpikir Kritis
Selamat Berlatih !
Membiasakan Diri Berpikir
Kritis, Hindari Hoax

TUGAS KELOMPOK

Anda mungkin juga menyukai