Anda di halaman 1dari 10

TERMINATION

Design DT
Thinking
BELLY

Kelompok 2
Design ● Design Thinking adalah proses berulang dimana kita

Thinking berusaha memahami pengguna, menantang asumsi,


dan mendefinisikan kembali masalah dalam upaya
mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang
mungkin tidak langsung terlihat dengan tingkat awal
pemahaman kita. Pada saat yang sama, Design
Thinking menyediakan pendekatan berbasis solusi
untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah cara
berpikir dan bekerja serta kumpulan metode
langsung.
Tahapan dalam Proses Design
Thinking

● Empathise

● Define

● Ideate

● Prototype

● Test
Alasan memilih produk ini
Memasuki siang hari tak jarang kita menggunakan waktu tersebut sebagai
saran rehat di tengah penatnya tumpukan pekerjaan. Namun, waktu rehat
tersebut bisa terganggu apabila ada serangga, seperti lalat atau nyamuk.
Hewan kecil ini cukup lincah dan sulit untuk ditangkap. Selain
mengganggu waktu istirahat di siang hari, lalat memiliki sisi buruk yaitu
bisa menebarkan kuman dan virus jahat saat hinggap di makanan,
minuman ataupun peralatan rumah tangga lainnya sehingga menjadi
sumber penyakit. Mencari cara mengusir lalat pun perlu dilakukan demi
menjaga kesehatan keluarga dan sanak kerabat. Hal inilah yang
mendorong kami untuk membuat cairan pengusir serangga dari bahan
alami  yang mudah ditemukan disekitar rumah. Cairan alami ini berbahan
dasar serai dan cengkeh.
Product
fly away
● Fly away atau dengan artian terbang menjauh ini
merupakan produk penghusir lalat yang secara alami
tanpa ada kandungan zat kimia dan praktis digunakan
di segala tempat seperti di dalam mobil , di tempat
makan dll. Seperti yang kita lihat banyak di rumah
makan dan di rumah kita sendiri, banyak masyarakat
Indonesia untuk mengusir lalat sendiri masih
menggunakan lilin atau spray pembunuh lalat . Dan
kalau bisa dilihat itu masih banyak berbahaya maka
dari itu kami ingin menciptakan inovasi baru tanpa
berbahaya dan makanan masih higenis
Bahan berbahaya yang digantikan
1. Propoxur
Ini merupakan jenis senyawa karbamat yang juga racun kelas menengah. Senyawa ini biasanya ditemukan di
dalam antinyamuk semprot dan antinyamuk bakar. Di Amerika, propoxur hanya diizinkan terbatas untuk
perkebunan dan pertanian dengan catatan para pekerjanya harus menggunakan peralatan pelindung.
Jika terhirup, propoxur dapat menyebabkan kaburnya penglihatan, keringat berlebih, pusing, sakit kepala, dan
badan lemah. Selain itu dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada saraf transmisi, hingga
berpengaruh buruk pada kesehatan hati dan sistem reproduksi.

2. Transfluthrin
turunan pyrethroid sintetis lain yang juga dipergunakan sebagai insektisida. Transfluthrin dosis tinggi dapat
mengiritasi kulit dan mata, meningkatkan kepekaan terhadap suara dan sentuhan, menimbulkan perasaan
seperti ada sesuatu yang merayap di kulit, dan mati rasa. Racun menyerang sistem saraf pusat menyebabkan
sakit kepala, pusing, mual, muntah, diare, air liur berlebihan, lelah, dan kejang. Pada kasus yang berat bisa
timbul cairan dalam paru-paru.
Bahan berbahaya yang digantikan
● 3. Dichlorovinyl Dimethyl Phospate (DDVP)
DDVP adalah jenis insektisida dari golongan organospospat dan berdaya racun yang sangat tinggi. DDVP
paling sering digunakan di dalam antinyamuk semprot. Namun menurut Annisa, DDVP sudah tidak
dipakai di dalam produk antinyamuk yang dijual di Indonesia.
Dampak dari terlalu banyak menghirup zat ini akan menyebabkan rusaknya sistem saraf, kanker, merusak
kemampuan reproduksi, menghambat pertumbuhan organ. Jika sampai termakan akan menyebabkan mual,
muntah, gelisah, keringat berlebih, dan tubuh gemetar. Bahkan, DDVP dapat menyebabkan koma hingga
kematian jika seseorang keracunan parah.

4. Diethyltoluamid (DEET)
DEET berbahaya jika tertelan dan akan memasuki saluran pencernaan seperti usus halus. Karena jika
sampai tertelan akan menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare.
Terdapat beberapa kasus akibat tertelan bahan kaustik seperti DEET. Sekitar 80% kasus ini terjadi pada
anak-anak dan 50% diantaranya terjadi pada anak kurang dari 4 tahun karena tidak sengaja terminum.
Kesimpulan
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai