Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN

SELF HELP GROUP (SHG)


Metode Self Help Grroup mulai berkembang pada tahun 1930-an. Self Help Group (SHG)
merupakan model asli dari Alcoholic Anonymmous (AA), didirikan pada tahun 1935 oleh Bill
Wilson dan Dr. Bob Smith dari Akron, Ohio (Ahmadi, 2016). Smith dan Wilson merupakan
seorang pecandu minuman beralkohol bertemu pada tanggal 12 Mei 1935 melalui Oxford
Group di New York, Prinsip dari 12 langkah yang di ciptakan oleh Bill W dan smith ini
bertujuan saling membantu sesama penguna alkohol serta kecanduan lainnya, dan dilakukan
secara kelompok yang mempunyai tujuan kesembuhan. Self help group adalah suatu bentuk
terapi kelompok yang biasa dilakukan dalam berbagai situasi maupun kondisi yang terdiri
dari beberapa orang yang mempunyai masalah yang sama untuk saling bercerita pengalaman
dan cara menemukan solusi masalah bersama, membangun hubungan yang saling
mendukung (Mugihartadi, et all. 2015).
Self help group merupakan kelompok informal di mana anggotanya saling berbagi
pengalaman yang dialami, saling bekerja sama untuk mencapai tujuan dan menggunakan
kekuatan dalam melawan masalah dalam hidupnya (Stuart, 2016). Self help group
mempunyai tujuan agar dapat membuat klien mempertahankan dan meningkatkan fungsi diri
dan sosial melalui kerjasama dan berbagi dalam menghadapi tantangan dalam kehidupnya.
Indikasi
Terapi SHG dapat diberikan pada kondisi klien yang mengalami ansietas, masalah emosional
ataupun fisik, adiksi, isolasi social, perasaan takut dan terisolasi (Aviv, Michal, Adi &
Michael, 2015; Townsend, 2013).
Prinsip Pelaksanaan Terapi
Nothingham, 2005
1. Mutuality
Keputusan yang diambil dengan melibatkan kelompok merupakan hal yang sangat baik
dan sebagai upaya pemberdayaan.
2. Reciprocity
Anggota kelompok akan belajar untuk saling mengetahui kebutuhan mereka dan
mempunyai informasi tambahan. Dapat tukar menukar peran sesame anggota, saling
memahami, mengetahui berdasarkan kesetaraan, peduli dan terjalin hubungan saling
menyayangi (Asparianti & Sugiyo, 2016)
3. Berbagi tanggung jawab dan manfaat
Keistimewaan dari terapi Self Help Group adalah perasaan akan menjadi lebih baik
dengan saling membantu, meningkatkan harga diri dan mampu memberi perbaikan pada
self worth dan self value.
Terapi kelompok ini dilakukan melalui 5 sesi, kegiatan masing-masing sesi yaitu :
Sesi 1: Memahami masalah: kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan masalah oleh
masing-masing peserta. Setiap peserta mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Hasil
dari langkah pertama adalah kelompok memiliki daftar masalah.
Sesi 2: Cara untuk menyelesaikan masalah: kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling
berbagi informasi bagaimana cara mengatasi permasalahan yang terjadi berdasarkan
daftar masalah yang sudah dibuat. Berdasarkan daftar permasalahan yang dipilih masing-
masing, tiap anggota mengungkapkan cara mengatasi permasalahan. Bila penyelesaian
masalah tidak ditemukan kelompok dapat meminta tenaga kesehatan jiwa atau orang yang
ditunjuk dan sepakati oleh kelompok untuk memberikan cara peneyelesaian masalah
untuk memberikan materi tentang masalah kesehatan jiwa. Hasil dari langkah kedua
adalah kelompok memiliki daftar cara penyelesaian masalah.
Sesi 3: Memilih cara pemecahan masalah: kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan
tiap-tiap cara penyelesaian masalah yang ada dalam daftar penyelesaian masalah dan
memilih cara penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan faktor pendukung dan
penghambat dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Sesi 4: Melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah: kegiatan yang dilakukan adalah
tiap peserta melakukan role play (bermain peran) cara penyelesaian masalah yang telah
dipilih. Hasil dari langkah ke empat adalah kelompok memiliki daftar penyelesaian
masalah yang sudah dilatih.
Sesi 5: Pencegahan kekambuhan: kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara–
cara mencegah kekambuhan, tanda dan gejala kekambuhan dan tindakan yang dilakukan
saat kekambuhan terjadi. Hasil dari langkah kelima adalah daftar cara mencegah
kekambuhan dan tindakan yang dilakukan jika kekambuhan terjadi. Jika masih ada yang
perlu disampaiakan dalam setiap langkah, maka dapat diungkapkan pada pertemuan
berikutnya.
Faktor yang mempengaruhi efektifitas terapi (Adhiputra N. A.A., 2016) yaitu:
a. Tidak semua orang dapat menyesuaikan diri jika berada dalam kelompok. Beberapa di
antaranya membutuhkan perhatian dan intervensi dari individu.
b. Perhatian volunteer dapat menjadi lebih menyebar, oleh karena menghadapi banyak
orang bukan hanya satu orang.
c. Sulit untuk membina kepercayaan. Oleh sebab itu dibutuhkan  norma atau aturan
main khusus mengenai konfidensialitas. 
d. Sering klien berharap terlalu banyak dari kelompok, sehingga menyebabkan tidak ada
usaha untuk berubah. 
e. Sering kelompok tidak dijadikan sebagai sarana untuk berlatih melakukan perubahan,
melainkan justru digunakan sebagai tujuan. Oleh karena seseorang merasa teralalu
nyaman didalam kelompok, ia tidak mau mencoba perilakunya yang baru karena takut
meninggalkan rasa nyaman yang diperolehnya di dalam kelompok 

TKT BAYI
Masa bayi merupakan titik awal dimana kepribadian dan kemampuan yang dibentuk pada
rentang usia 0-18 bulan. Usia bayi memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi yaitu
kepercayaan dan kecurigaan, yang tidak terpenuhi maka dapat mengakibatkan rasa takut tidak
akan ada kenyamanan dari lingkungannya sehingga bayi tersebut mengembangkan rasa
curiga kepada orang lain dan tidak percaya pada dirinya sendiri. Terapi kelompok Terapeutik
(TKT) pada bayi dibedakan antara usia 0-6 bulan, 6-12 bulan, dan 12-18 bulan, disesuaikan
dengan perkembangan kognitif, psikomotor, serta afektif pada bayi. Terapi Kelompok
Terapeutik (TKT) pada Bayi usia 0-6 bulan berfokus pada peningkatan kemampuan stimulasi
dan perkembangan aspek motorik (kasar dan halus) bayi (Oktaviana & Anna Keliat, 2020).
Tujuan dari terapi kelompok terapeutik bayi adalah meningkatkan kemampuan keluarga baik
secara kognitif maupun psikomotor dalam mengembangkan kemampuan bayi dalam
mencapai tugas perkembangan rasa percaya.
Indikasi
Terapi kelompok terapeutik merupakan salah satu mental health promotion dimana terapi ini
bertujuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan jiwa pada tiap tahap perkembangan usia
menjadi semakin optimal (Kohlhoff & Morgan, 2014). Terapi kelompok terapeutik bayi
diberikan pada keluarga yang memiliki anggota keluarga bayi, dalam hal ini setiap anggota
keluarga memiliki peran, tugas dan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan bayinya sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Sehingga
terapi ini dapat mengatasi stress emosional yang diakibatkan oleh penyimpangan perilaku
bayi akibat tidak terpenuhi perkembangan, penyakit fisik, krisis tumbuh kembang dan
penyesuaian sosial.
Aspek Perkembangan
Aspek Perkembangan Bayi
0-6 bulan 6-12 bulan 12-18 bulan
Aspek Motorik Motorik Kasar Motorik Kasar Motorik Kasar
 Menggerakan kepala  Merangkak  Berjalan mundur,
kanan/kiri  Berdiri menangkap bola, menendang
 Mengangkat tangan ke  Berjalan dengan bimbingan bola, berjalan naik turun
wajahnya atau berpegangan tangga
 Mengangkat kepala untuk  Membungkuk Motorik Halus
sesaat Motorik Halus  Menyusun dua kotak
 Membuka dan menutup  Memegang dan  Memasukkan kubus dalam
tangan memasukkan benda dua kotak
 Mendorong kaki ke bawah  Membuat bunyi-bunyian  Menumpuk balok
jika kaki ditempatkan diatas  Mencari mainan
permukaan sebuah benda
 Menggapai barang-barang
yang menggantung
 Menggenggam dan
mengguncang mainan yang
ia pegang
 Mendekatkan kedua tangan
Motorik Halus
 Bereaksi terhadap bunyi
 Berkedip bila ada cahaya
terang
 Senyum
 Mengikuti benda dengan
matanya
 Mulai mengembangkan
senyum sosial
 Mulai tertarik pada pola
melingkar atau spiral
 Dapat fokus pada benda
dengan jarak dekat
Aspek Kognitif  Lebih menyukai wajah  Menunjukkan gambar  Mengikuti perintah
manusia dibandingkan  Mengulang kata-kata sederhana
bentuk lain  Menunjuk bagian-bagian  Meniru kegiatan orang lain
 Mengenal benda dan orang- tubuhnya
orang yang dekat/familiar
 Menendang-nendang saat
lapar
Aspek Bahasa  Membuat suara lain selain  Mengeluarkan suara tanpa  Dapat mengatakan lima
menangis arti sampai sepuluh kata
 Dapat mengulangi bunyi  Mencari sumber suara
"ah" "oh"  Menirukan kata-kata
 Mulai menggumam
 Mengeluarkan suara seperti
mendengkur/berdengung
untuk mengungkapkan
perasaannya

Aspek Emosi  Terpenuhinya kebutuhan  Menangis saat merasa tidak  Memperlihatkan rasa
rasa aman dan nyaman nyaman (basah, lapar, haus, cemburu dan bersaing
 Mengenal lingkungan diluar sakit dan gerah)  Menangis saat merasa tidak
rumah  Menangis saat digendong nyaman (basah, lapar, haus,
orang yang tidak dikenalnya, sakit dan gerah)
menolak saat akan  Menangis saat digendong
digendong orang yang tidak orang yang tidak dikenalnya,
dikenal menolak saat akan
digendong orang yang tidak
dikenal
Aspek Kepribadian  Melihat diri didepan kaca  Berusaha meraih mainan  Mengekspresikan rasa takut
 Terpenuhinya rasa nyaman  Terpenuhinya kebutuhan dan malu
rasa nyaman
Aspek Moral  Menggunakan tangan kanan  Menggunakan tangan kanan  Menggunakan tangan kanan
dalam memberikan sesuatu saat makan saat makan
dengan arahan orang lain  Menggunakan tangan kanan  Menggunakan tangan kanan
 Menggunakan tangan kanan saat memberikan sesuatu saat memberikan sesuatu
dalam menerima sesuatu  Menggunakan tangan akan  Menggunakan tangan akan
dengan arahan orang lain saat menerima sesuatu
saat menerima sesuatu
Aspek Spiritual  Tampak nyaman dan  Tampak memperhatikan dan  Tampak memperhatikan dan
mendengarkan ketika ibunya mendengarkan ketika ibunya mendengarkan ketika ibunya
membacakan kitab suci membacakan kitab suci membacakan kitab suci
 Tampak nyaman ketika  Tampak senang ketika  Tampak senang ketika
dibacakan doa dibacakan doa makan dibacakan doa makan
Aspek Psikososial  Tumbuhnya kemampuan  Bisa bermain ciluk ba  Mengeksplorasi sekeliling
sosialisasi  Menoleh ketika dipanggil rumah
 Senang/nyaman ketika namanya
diberikan pujian

Tindakan Pada Bayi


Tindakan Ners pada Bayi
0-6 bulan 6-12 bulan 12-18 bulan
a. Latih bayi untuk mengangkat kepala a. Latih bayi untuk membungkukkan badan a. Latih bayi berjalan mundur, menangkap
b. Latih bayi untuk membalikkan badan dari tanpa berpegangan bola, menendang bola, dan berjalan naik
telentang ke telungkup sampai bayi dapat b. Latih bayi untuk merangkak, berdiri, turun tangga.
membalikkan badannya sendiri berjalan dengan berpegangan dan berjalan b. Latih bayi untuk menumpuk balok.
c. Latih bayi untuk menggenggam sendiri c. Latih bayi untuk menyebutkan nama-
benda/mainan c. Latih bayi untuk mengungkapkan nama bagian tubuhnya.
d. Segera menggendong, memeluk dan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata d. Latih bayi untuk mrngucapkan perkataan
membuai bayi saat bayi menangis yang sama yang terdiri dari 2 suku kata.
e. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, d. Segera menggendong, memeluk dan e. Segera menggendong, memeluk dan
basah, sakit) membuai bayi saat bayi menangis membuai bayi saat bayi menangis.
f. Beri selimut saat bayi kedinginan e. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, f. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus,
g. Ajak bayi berbicara basah, sakit) basah, sakit).
h. Panggil bayi sesuai namanya f. Beri selimut saat bayi kedinginan g. Beri selimut saat bayi kedinginan.
i. Ajak bayi bermain (bersuara lucu, g. Ajak bayi berbicara h. Ajak bayi untuk berbicara.
menggerakkan benda, memperlihatkan h. Panggil bayi sesuai Namanya i. Panggil bayi sesuai dengan namanya.
benda berwarna menarik, benda berbunyi) i. Ajak bayi bermain (bersuara lucu, j. Ajak bayi bermain (bersuara lucu,
j. Pangku saat menyusui dan perhatikan menggerakkan benda, memperlihatkan menggerakkan benda, memperlihatkan
kepala bayi benda berwarna menarik, benda berbunyi) benda berwarna menarik, benda
j. Pangku dan perhatikan saat menyusui dan berbunyi).
memberi makan k. Dudukkan bayi bersama-sama saat
makan keluarga.

Prinsip dan Pelaksanaan


Prinsip terapi kelompok terupetik (TKT) pada bayi usia 6 sampai 12 bulan ini mengunakan area komunitas bisa dilakukan di rumah, posyandu,
balai pertemuan maupun sarana yang tersedia di masyarakat. Pelaksanaan TKT (Keliat, 2019):
1. Tindakan keperawatan Ners; Edukasi kelompok ibu/orang tua/ pengasuh
2. Tindakan keperawatan spesialis : TKT bayi umur 6-12 bulan
a. Sesi 1 : Pengkajian respons perkembangan bayi dan stimulasi perkembangan aspek motorik
b. Sesi 2 : Stimulasi Perkembangan aspek kognitif dan bahasa
c. Sesi 3 : Stimulasi aspek emosional dan kepribadian
d. Sesi 4 : Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
e. Sesi 5 : stimulasi perkembangan aspek psikososial
f. Sesi 6 : monitoring dan evaluassi pengalaman dan manfaat latihan
TKT ANAK PRASEKOLAH
Tahap usia prasekolah adalah tahap perkembangan anak rentang usia 3 – 6 tahun. Usia
prasekolah sering disebut sebagai masa kritis (critical period) atau masa keemasan (golden
period) karena perkembangan anak prasekolah terjadi sangat cepat (Black et al, 2017., Daelmans
et al, 2017). Anak usia prasekolah merupakan individu yang berusia 3 hingga 6 tahun yang
memiliki potensi yang cukup besar untuk segera berkembang, potensi tersebut akan terus
berkembang, jika anak terus dilatih untuk diberikan stimulasi (Keliat, 2015). Menurut Lestari &
Livana (2019) perkembangan anak usia pra sekolah dapat mengalami penyimpangan apabila
tidak diberikan stimulasi. Tujuan terapi kelompok terapeutik ini bersifat mental health promotion
sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan setiap aspek perkembangan anak prasekolah
(Khoirunnisa, 2017). Terapi kelompok terapeutik pada anak prasekolah bertujuan untuk
meningkatkan anak untuk berinisiatif, memberi gagasan dan ide melakukan kegiatan sendiri
dengan tujuan tertentu (Keliat et.al, 2019).
Indikasi
Terapi kelompok terapeutik ini merupakan upaya promotif kesehatan jiwa yang diharapkan
mampu memberikan stimulasi perkembangan pada anak prasekolah (Yunalia, 2016). Terapi ini
diberikan pada usia anak prasekolah karena usia ini merupakan masa kritis yang berdampak
sangat besar terhadap keberhasilan proses tumbuh kembang yang harus dicapai oleh individu
dewasa (Shoshani & Slone, 2017).
Aspek Perkembangan
Berikut tugas perkembangan anak prasekolah (inisiatif vs rasa bersalah):
Perkembangan Normal (Inisiatif)
Perilaku yang ditunjukkan:
 Mengkhayal dan kreatif
 Berinisiatif untuk bermain dengan alat-alat yang ada dirumah
 Belajar keterampilan fisik baru
 Menikmati bermain bersama dengan anak seusianya
 Mudah berpisah dengan orang tua
 Mengetahui hal-hal yang salah dan benar serta mengikuti aturan
 Mengenal minimal empat warna
 Merangkai kata-kata dalam bentuk kalimat
 Mengenal jenis kelamin
Perkembangan Menyimpang (Rasa Bersalah)
 Tidak percaya diri, malu untuk tampil
 Pesimis, tidak memiliki minat dan keinginan
 Takut salah dalam melakukan sesuatu
 Sangat membatasi aktivitasnya sehingga terkesan malas dan tidak mempunyai inisiatif
Aspek perkembangan yang harus dicapai anak pada tahap usia prasekolah meliputi delapan
aspek yaitu:
1. Aspek Motorik
a. Motorik kasar
 Berjalan di atas papan titian
 Bermain lompat tali
 Bermain lompat karung
 Bersepeda roda tiga
 Melompat dengan jarak yang jauh
 Berjalan di ujung jari kaki (jinjit)
 Seimbang saat satu kaki dinaikan selama beberapa detik
 Menapakkan kaki sepenuhnya dari tumit ke ujung kaki saat berjalan
b. Motorik halus
 Menggunting mengikuti bentuk gambar
 Menggambar bentuk (bulatan, kotak,
 matahari, bulan, bintang, rumah, orang)
 Memasukkan kacang kedalam botol
 Mulai menggunakan garpu
 Mulai menggunakan pisau tumpul untuk memotong
 Menggambar orang dengan kurang lebih 6 bagian anatomis tergambar di lokasi yang
tepat
2. Aspek Kognitif
 Mengelompokkan benda berdasarkan bentuk dan ukuran
 Mengenal 4 warna atau lebih
 Mengikuti tiga perintah sekaligus
3. Aspek Bahasa
 Bercerita dengan fantasi
 Bercerita dengan menggunakan kalimat lengkap (3-4 kata)
 Menyebutkan nama-nama hari dalam seminggu dan nama-nama bulan
 Berbicara tanpa henti kepada siapapun yang mau mendengarkan, termasuk mainan
 Menanyakan banyak hal yang sering diawali dengan “mengapa?”
4. Aspek Emosional
 Mengenal dan mengekspresikan perasaan yang sedang dialami (gembira, sedih, takut,
bangga)
 Menunda/ tidak memaksakan keinginan
5. Aspek Kepribadian
 Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan dan jenis kelamin
 Mengenal, menerima dan membandingkan ukuran/ bentuk tubuh
 Memiliki keberanian tampil di depan umum
6. Aspek Moral
 Mengikuti peraturan keluarga yang telah disepakati
 Mengikuti aturan main dalam kelompok sebaya
 Melakukan perbuatan baik
7. Aspek Spiritual
 Berdoa sebelum & sesudah melakukan kegiatan
 Beribadah bersama keluarga
 Mendengarkan dan membaca kitab suci
8. Aspek Psikososial
 Membantu pekerjaan sederhana di rumah (misalnya: merapikan mainan, meletakkan
mainan pada tempatnya, membantu pekerjaan ibu/ayah)
 Bermain dengan alat dapur dan alat rumah tangga lainnya
 Bermain dengan teman sebaya dengan permainan sesuai jenis kelamin
 Bermain peran “berjualan” dengan uang buatan sebagai penjual & pembeli
Prinsip dan Pelaksanaan
Pelaksanaan terapi ini biasanya menggunakan area di komunitas, dapat dilakukan di rumah atau
pada kegiatan posyandu, balai pertemuan ataupun sarana lainnya yang tersedia di masyarakat.
Dengan jumlah anggota 7–10 orang keluarga yang memiliki anak usia prasekolah, tinggal satu
rumah dengan anaknya, bersedia untuk berpartisipasi penuh, serta dapat mengikuti terapi
kelompok ini dengan sukarela. Metode yang dilakukan adalah dinamika kelompok, diskusi,
tanya jawab dan role play. Terapi kelompok terapeutik ini dilaksanakan dalam 6 sesi yaitu:
1. Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek motorik
2. Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa
3. Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan kepribadian
4. Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
5. Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek psikososial
6. Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan

Anda mungkin juga menyukai