Anda di halaman 1dari 4

Ummatal Islam,

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam sebuah hadits:

ِ ‫ب فِي اَأْل ْس َو‬


‫ ِجيفَ ٍة‬, ‫اق‬ ٍ ‫ص َّخا‬َ ‫اظ‬ ٍ ‫ِإ َّن هَّللا َ يُ ْب ِغضُ ُك َّل َج ْعظَ ِريٍّ َج َّو‬
‫ َجا ِه ٍل بِاآْل ِخ َر ِة‬, ‫ َعالِ ٍم بِال ُّد ْنيَا‬, ‫ار‬ ٍ ‫ ِح َم‬, ‫ِباللَّي ِْل‬
ِ َ‫ار بِالنَّه‬
“Sesungguhnya Allah benci kepada setiap orang yang sombong dan kasar, dan suka
berteriak-teriak seperti di pasar. Diwaktu malam bagaikan bangkai, dan diwaktu
siang bagaikan keledai. Dia berilmu tentang dunia tapi bodoh tentang
kehidupan akhirat.” (HR. Al-Baihaqi. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-
Jami’ no. 1878)
Inilah orang-orang yang Allah benci. Yaitu yang mempunyai sifat seperti itu. Allah
membenci yang pertama, yaitu:

1. ORANG-ORANG YANG SOMBONG


Orang-orang yang sombong; sombong kepada Allah dan sombong kepada makhluk-
makhluk Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menafsirkan makna
sombong:

ِّ ‫ْال ِك ْب ُر بَطَ ُر ْال َح‬


ِ َّ‫ق َو َغ ْمطُ الن‬
‫اس‬
“Sombong itu artinya menolak kebenaran dan menganggap remeh manusia.” (HR.
Muslim)

Ketika kita menolak kebenaran yang disampaikan oleh seseorang hanya karena dia
lebih muda misalnya, atau karena dia bawahan kita misalnya, lalu kita tolak, berarti
di dalam diri kita ada kesombongan.

Ketika kita menganggap remeh orang lain karena ia -misalnya- lebih kurang ilmunya
dari kita, atau karena lebih miskin dari kita, kemudian kita anggap ia remeh karena
kemiskinannya, berarti di dalam hati di dalam hati kita ada kesombongan. Dan
sesungguhnya orang yang sombong, kata Rasulullah:

‫ان فِي قَ ْلبِ ِه ِم ْثقَا ُل َذ َّر ٍة ِم ْن ِكب ٍْر‬


َ ‫اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ َم ْن َك‬
“Tidak akan masuk surga orang yang di hatinya ada sebesar biji sawi dari
kesombongan.” (HR. Muslim)
Manusia tidak berhak sombong, karena ia adalah milik Allah, dia butuh Allah, semua
kelebihan yang ia miliki adalah dari Allah Jalla wa ‘Ala.

2. KASAR
Yang kedua ia kasar di dalam ucapannya, kasar di dalam perbuatannya. Dan Allah
tidak menyukai orang-orang yang kasar, sebaliknya Allah cinta kepada orang-orang
yang lembut. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ٌ ‫ِإ َّن هَّللا َ َرفِي‬


َ ‫ق ي ُِحبُّ ال ِّر ْف‬
‫ق‬
“Sesungguhnya Allah itu lembut dan cinta kelembutan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mempunyai sifat yang
lemah lembut. Bahkan ketika Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk
menasehati Firaun, Allah mengatakan:

﴾٤٤﴿ ‫فَقُواَل لَهُ قَ ْواًل لَّيِّنًا لَّ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر َأ ْو يَ ْخ َش ٰى‬
“Dan ucapkan kepada Firaun dengan ucapan yang lemah-lembut, mudah-
mudahan ia mau ingat atau takut.” (QS. Tha-ha[20]: 44)
3. SUKA BERTERIAK-TERIAK
Saudaraku seiman, kemudian sifat selanjutnya yaitu:

ِ ‫ب فِي اَأْل ْس َو‬


‫اق‬ ٍ ‫ص َّخا‬
َ
“Suka berteriak-teriak seperti di pasar.”

Di mana lisannya itu pedas, lisannya suka menyakiti hati orang lain, dia tidak peduli
apakah orang itu akan marah atau tidak, dia tidak peduli. Dan sifat ini tentunya
sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dilaporkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seorang wanita dimana


wanita ini rajin dia shalat tahajudnya, banyak ia shalat sunnahnya, dan ia pun
sedekah dengan harta yang banyak sekali. Akan tetapi lisannya sering menyakiti
tetangganya. Apa kata Rasulullah?

‫هي من اهل النار‬


“Ia termasuk penduduk api neraka.”

Maka saudaraku, seorang mukmin itu: bukan orang yang suka mencela, bukan orang
yang suka melaknat, dan bukan orang yang suka berkata kotor.

Yakni berkata-kata yang membuat manusia yang lainnya sakit hati karena lisannya
tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ َم ْن َو َد َعهُ النَّاسُ اتِّقَا َء‬،‫اس َع َذابًا يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة‬


ِ َّ‫يَا َعاِئ َشةُ َأ َش ُّد الن‬
‫فُحْ ِش ِه‬
“Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya di antara orang yang paling keras adzabnya nanti
pada hari kiamat adalah orang tersebut ditinggalkan manusia karena ucapannya
yang menyakiti hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. DIWAKTU MALAM IA BAGAIKAN BANGKAI


Kemudian sifat berikutnya, saudaraku seiman.. Yaitu diwaktu malam ia bagaikan
bangkai, ia lewati malam sama sekali tidak untuk shalat malam, dia tidak
membutuhkan shalat malam, dia lebih senang dengan hal-hal yang sia-sia, dia sibuk
dengan ngobrol ataupun bergadang ataupun melihat dan menonton acara-acara
yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Atau ia lewati hanya sebatas dengan tidur
saja, tidak ada keinginan di hatinya untuk berdiri kepada Allah walaupun satu rakaat
di waktu malam.

Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang suka meninggalkan shalat witir,
apa kata Imam Ahmad?

‫فَهُ َو َر ُج ٌل س ُْو ٌء‬


“Ia dicap orang yang buruk,” kata Imam Ahmad bin Hanbal. Karena sesungguhnya
orang yang beriman, saudaraku, mereka sangat suka melewati malamnya dengan
berdiri beribadah kepada Allah. Allah berfirman menyifati ‘Ibadurrahman:

َ ‫َوالَّ ِذ‬
َ ُ‫ين يَبِيت‬
﴾٦٤﴿ ‫ون لِ َربِّ ِه ْم ُس َّج ًدا َوقِيَا ًما‬
“Dan mereka yang melalui malamnya itu dengan sujud dan berdiri bermunajat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Furqan[25]: 64)
Maka saudaraku, tidak pantas orang-orang yang mengharapkan kehidupan akhirat
ia melewati malamnya bagaikan bangkai. Akan tetapi ia berusaha untuk ada waktu
yang ia bermunajat kepada Allah, berdua-duaan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

5. SESEORANG BERILMU TENTANG DUNIA DAN DIA BODOH TENTANG


KEHIDUPAN AKHIRAT
Sifat yang kelima yang Allah tidak sukai, yaitu seseorang berilmu tentang dunia dan
dia bodoh tentang kehidupan akhirat. Dia berilmu tentang berbagai macam
pengetahuan dunia, tentang berita-berita dunia, yang ia semangat padanya adalah
mengikuti berita-berita hangat tentang kehidupan dunia, tapi ia malas, dia tidak
mau untuk mendalami ilmu akhirat. Ilmu agama dia pandang sebagai ilmu yang
remeh dimatanya. Sehingga kemudian ia menjadi orang yang jahil terhadap
kehidupan akhirat.

Anda mungkin juga menyukai