Ketika kita menolak kebenaran yang disampaikan oleh seseorang hanya karena dia
lebih muda misalnya, atau karena dia bawahan kita misalnya, lalu kita tolak, berarti
di dalam diri kita ada kesombongan.
Ketika kita menganggap remeh orang lain karena ia -misalnya- lebih kurang ilmunya
dari kita, atau karena lebih miskin dari kita, kemudian kita anggap ia remeh karena
kemiskinannya, berarti di dalam hati di dalam hati kita ada kesombongan. Dan
sesungguhnya orang yang sombong, kata Rasulullah:
2. KASAR
Yang kedua ia kasar di dalam ucapannya, kasar di dalam perbuatannya. Dan Allah
tidak menyukai orang-orang yang kasar, sebaliknya Allah cinta kepada orang-orang
yang lembut. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mempunyai sifat yang
lemah lembut. Bahkan ketika Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk
menasehati Firaun, Allah mengatakan:
﴾٤٤﴿ فَقُواَل لَهُ قَ ْواًل لَّيِّنًا لَّ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر َأ ْو يَ ْخ َش ٰى
“Dan ucapkan kepada Firaun dengan ucapan yang lemah-lembut, mudah-
mudahan ia mau ingat atau takut.” (QS. Tha-ha[20]: 44)
3. SUKA BERTERIAK-TERIAK
Saudaraku seiman, kemudian sifat selanjutnya yaitu:
Di mana lisannya itu pedas, lisannya suka menyakiti hati orang lain, dia tidak peduli
apakah orang itu akan marah atau tidak, dia tidak peduli. Dan sifat ini tentunya
sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka saudaraku, seorang mukmin itu: bukan orang yang suka mencela, bukan orang
yang suka melaknat, dan bukan orang yang suka berkata kotor.
Yakni berkata-kata yang membuat manusia yang lainnya sakit hati karena lisannya
tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang suka meninggalkan shalat witir,
apa kata Imam Ahmad?
َ َوالَّ ِذ
َ ُين يَبِيت
﴾٦٤﴿ ون لِ َربِّ ِه ْم ُس َّج ًدا َوقِيَا ًما
“Dan mereka yang melalui malamnya itu dengan sujud dan berdiri bermunajat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Furqan[25]: 64)
Maka saudaraku, tidak pantas orang-orang yang mengharapkan kehidupan akhirat
ia melewati malamnya bagaikan bangkai. Akan tetapi ia berusaha untuk ada waktu
yang ia bermunajat kepada Allah, berdua-duaan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.