II
a. Intravena
Regional
TIVA : Hal 2 total intra vena
b. Inhalasi : GA – Intubasi Hal 2 secara
c. Intramuskular
d. Rectal
rate pemberian
2. Anestesi Regional Abdomen extremity
If I
a. Subarachnoid → L3-L4 / L4-L5 (sejajar dengan SIAS) abdomen
➢ Indikasi :
Bedah extremitas bawah, bedah regio pelvis, SC, hemorhoid, urologi, abdomen bawah (apendixitis,
hernia).
➢ Kontraindikasi :
APS
Absolut : Pasien menolak, infeksi tempat suntikan, syok hipovolemi, koagulopati / terapi
antikoagulan, TIK tinggi.
Relatif : sepsis, kelainan neurologis dan psikis (ODGJ), penyakit jantung, nyeri punggung kronis. LBP
➢ Komplikasi : infeksi
Lokal : abses, hematom, nekrosis
to
Sistemik : intravasasi, hipersensitif, overdosis → urtikaria, syok anafilaktik, menggigil, mual, diruang
e
muntah, hipotensi, bradikardi RRy
Akut : hipotensi (dilatasi PD berlebihan), bradikardi & hipoventilasi (blok terlalu tinggi hingga T2),
mual, muntah.
e ter
Pasca tindakan : nyeri tempat suntikan, nyeri punggung, nyeri kepala, retensi urin.
➢ Keuntungan :
Perdarahan lebih berkurang, lebih murah, mengurangi respon terhadap stress, kontrol nyeri yang
lebih sempurna, menurunkan mortalitas pasca operasi
➢ Prosedur :
1) Persiapan : Informed consent, pasang monitor (ukur tanda vital), preload RL/NS 500cc (15
ml/kgBB)
Alat dan Obat :
- Bak besi steril + duk lubang & handscoon steril + povidone iodine + klem + spuit kosong (3cc) +
O kasa steril trolianestesi
- Spinocain uk. 25/26 (dewasa, kuning) uk. 27 (anak-anak, putih)
- Analgesik Lokal
Bucain : 1 vial 5mg/cc. untuk operasi lama seperti laparatomi, TURP, Femur, PPDS dll.
Lidodex (lidocain 5%) : 1 vial 100mg/2cc. untuk operasi cepat seperti SC inhibitNaion movement
- Epinephrine : 1 vial 1mg/cc
2) Posisi
Punggung pada tepi meja, fleksi paha & leher, dagu mendekati leher maksimal. Tarik garis sejajar
SIAS.
b. Epidural
c. Caudal
3. Anestesi Lokal
a. IV Regional
b. Infiltrasi (Ganglion)
c. Blok nervus (pleksus)
I
a. Tiopol : 1 vial 500mg. diencerkan dengan PZ 20 cc, dikocok dan
rbiturat diambil dengan 2 spuit 10 cc. 1 spuit 10cc/250 mg → 1cc/25mg.
p Dosis 3-5 mg/kgBB.
b. Propofol : 1 vial 200mg/20cc → 1cc/10mg. Dosis 1-2 mg/kgBB
2. Analgetik narkotik opioid
Fentanyl : 1 vial 100mcg/2cc → 1cc/50mcg/0,05mg. Dosis 1-2
mcg/kgBB
3. Muscle relaxant
NJ
Rocuronium Bromide : 1 vial 50mg/5cc → 10mg/cc. Dosis 0,6-1,2
mg/kgBB
- + obat emergency set :
1) Efedrin : 1 vial 50mg/cc. diencerkan dengan PZ 9cc → 10cc/50mg → 1cc/5mg. Dosis 0,1-
0,3mg/kgBB stimulasiadrenergic a B COPVKA
2) Sulfas Atropin : 1 vial 0,25mg/cc. Dosis 0,005mg/kgBB
3) Dexamethason : 1 vial 5mg/cc
- 1 Spuit Propofol 10 cc
- 1 Spuit Tiopol 10 cc
- 1 Spuit Morfin 5 cc
- 1 Spuit Fentanyl 2 cc
- 1 Spuit Rokuronium 5 cc
B. TIVA (Total Intravena Anestesi)
- Indikasi : Operasi durasi singkat, ex : kuret, eksisi, insisi, ortho extremitas atas
- Kontraindikasi : tanda vital tidak stabil, sulit dilakukan resusitasi
- Obat : antagonisglutamatedicortex limbik
1. Ketamin : 1 vial 1000mg/10cc → ambil 1cc + diencerkan PZ 9cc → 10cc/100mg → 1cc/10mg.
Dosis 1-2,5 mg/kgBB
2. Midazolam : 1 vial 5mg/5cc → 1cc/1mg. Dosis 0,07-0,1mg/kgBB
3. Analgesia
a. Fentanyl : 1 vial 100mcg/2cc → 1cc/50mcg. Dosis 1-2 mcg/kgBB
b. Pethidin : 1 vial 100mg/2cc. diencerkan dengan PZ 8cc → 10cc/100mg → 1cc/10mg Dosis 0,5-
2 mg/kgBB
- + obat GA & Emergency set
Pet
T K E
Nurlayli Hidayati Husein 2
NURLAYLI HIDAYATI HUSEIN
stimulant AB
Antiinflamasi supresing
• Obat emergency dalam emergency box : 3 amp efedrin, 3 amp sulfas atropin, 1 amp dexamethasone, mig
neutrophil
timed
1 amp ketorolac, 1 amp ondancetron, 1 amp lidocain, 1 amp prostigmin / neostigmine, 1 amp furosemide
coth limn
C sat
(khusus furosemid), 3 amp oxytosin / metergin (khusus obgyn), 1 amp asam traneksamat
IPG vagalhere
➢ Alat Anestesi
MALES
• M → Masker dewasa ukuran 3/4/5, Margil Forcep untuk pasien bedah mulut / laminectomi yg ETT
nya lewat nasal + role tampon
• A → Airway / Mayo dewasa ukuran 9/10 (kuning / merah), anak ukuran 7/8 (hijau / putih)
• L → Laringoskop Blade dewasa ukuran 3/4, anak-anak ukuran 0,1,2. Handle dewasa besar dan anak-
anak ramping
• E → Elektroda letak di kanan kiri dan apex. ETT dewasa ukuran 7,0 (perempuan) / 7,5 (laki-laki) atau
rumus (umur+2)/2. Elastic Plaster untuk fiksasi dan nulis nama obat di spuit.
• S → Sarung tangan sesuai ukuran, Suction dewasa ukuran 12 (putih), anak-anak hitam, bayi ungu.
Stylet dewasa besar, anak kecil. Spuit 3/5/10 cc secukupnya, Stetoskop pendek dan panjang yang
panjang untuk menilai irama jantung
STATICSES
• S : Scope = Laringoskop
• T: Tube = ETT
• A : Airway = Mayo
• T : Tape = Plaster
• I : introducer = Stylet dan Magill forceps
• C : Conector
• S : Suction
• E : Elektroda
• S : Sarung tangan, spuit dan stetoskop pendek & panjang
Agonis Gaba
mengatasi kejang pankreas, myotonia, activity at GABA
muskuler distropo, receptor in the
ggn faal hepar dan polysynaptic midbrain
canalion
ginjal →
pengurangan dosis 4-
reticular formation
(controls CNS arousal) PKalivm prolong
5mg/kgBB → hiperpolarisasi →
sedasi
sedative
hiperpolangan
bent 6mg/kgBB
• Sediaan :
untuk induksi syok
• tindakan operasi •
cerebral
Tekanan
distribusinya / pemulihan
10-15 menit
• Respirasi → ↓RR,
apneu pada
1000mg/10cc. ambil 1cc kecil intraokuler tinggi • Ketamin bekerja pada penyuntikan cepat
lalu encerkan dengan PZ • pasien asma • Trauma mata daerah asosiasi korteks • Nausea vomiting
9cc → 100mg/10cc → (sebagai terbuka otak, sedangkan obat lain • Mata → kelopak
10mg/cc bronkodilator) • Hipertensi tak bekerja pada pusat mata terbuka
• hipotensi terkontrol retikular otak spontan, pupil
ice • prosedur diagnostic • Hipertiroid • Metabolisme di hepar berdilatasi sedang,
long
pada bedah • Eklampsia & dengan mengubah diplopia, timbul
saraf/radiologi preeklampsia ketamin menjadi nistagmus, dan ↑
(arteriograf). • Gagal jantung norketamin (metabolit tekanan intraokuler
• Tindakan orthopedic • Unstable angina & aktif) • mimpi buruk dan
(reposisi, biopsy) infark myocard halusinasi
s
2. Analgetik → opioid
Nama Obat Dosis & Sediaan Indikasi Kontraindikasi Farmakokinetik Efek Samping
Morfin • Morfin IV 0,03-015 • Mengatasi nyeri berat • Obstruksi sal.nafas • Onset 5-10mnt (IV) • Mual dan muntah
mg/kgBB, IM 0,05-0,2 (nyeri tumpul dan terus • Depresi nafas • Durasi 4jam • Kontraksi otot (pupil,
mg/kgBB menerus) • Ileus paralytic • Volume distribusi : 1- sphincter usus,
• Sediaan : 10mg/cc. • Membebaskan dari 6L/kg konstriksi pylorus,
diencerkan dengan PZ 9 cemas terapi status • Aksi analgesi terjadi peristaltik lambung
cc → 1mg/1cc convulsivus pada sinaps antara berkurang →
• Mengatasi kejang reseptor neuron dan konstipasi, sphincter
Sms You
dan thalamus. Efek BP
analgesi timbul akibat • Endokrin →
SON depresi pada pusat
fasilitasi supraspinal dan
peningkatan ADH
dan katekolamin →
depresi pada pusat gluconeogenes
refleks spinal. • Gatal pada hidung,
mulut dan bibir
Rocuronium
e
3. Muscle Relaxant
Nama Obat Dosis
• Dosis : 0,6-1,2 mg/kgBB
Indikasi
- General anestesi →
Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
Farmakokinetik
- Muscle relaksan tipe
Efek samping
- Carvas : hypotensi
bromide • Sediaan 1 vial 50mg/5cc Intubasi endotrakea, neuromuscular nondepolarizing → transient, hipertensi,
→ 10mg/cc ventilasi mekanik blocking agent antagonis reseptor takikardi, abnormal
- Relaksasi lapangan - Gangguan hepar kolinergik sehingga EKG
Ant operasi
- Menghilangkan
dan ginjal menghambat
depolarisasi
- Respirasi : apneu
- Edema tempat
Ach spasme laring dan - Onset : 45-90 detik injeksi
mencegah skulus
refleks jalan nafas - Durasi : 15-150 menit - Gatal, cegukan
- Mencegah fasikulasi - Metabolisme oleh hepar - Nausea
depolarisan
neuroma otot akibat - Eksresi : urin 30%, feces
di suksinikolin 70%
Vecuronium • Dosis : 0,08-0.1 - Hipersensitivitas - Muscle relaksan tipe - Kelemahan /
Bromide mg/kgBB neuromuscular nondepolarizing → paralisis otot skletal
• Sediaan : 1ampul blocking agent antagonis reseptor - Respiratory
4mg/ml - Penyakit kolinergik sehingga insufisienso / apnea
neuromuscular menghambat - Gatal
- Obstruksi depolarisasi - Akut kuadriplegi
hepatobilier - Onset : 1-3 menit myopathy syndrome
- Ggn ginjal - Durasi : 25-30 menit
- Metabolisme : belum
jelas (medscape)
- Ekskresi : urin 30%,
bile/feces 45%
Atracurium • Dosis : 0,3-0,5 mg/kgBB - Hipersensitivitas - Muscle relaksan tipe - Skin flush, eritema
Besylate • Sediaan : 1 ampul neuromuscular nondepolarizing → - Wheezing,
10mg/ml blocking agent antagonis reseptor peningkatan sekresi
4. Emergency
Nama Obat Dosis & Sediaan Indikasi Kontraindikasi Farmakokinetik Efek Samping
Ephedrin • Dosis : - Advanced cardiac - Hipersensitivitas
Epinephrine, an active - Nyeri epigastrik
• Sediaan : 1 vial 50 mg/cc → life support - Hipertensi principle of the adrenal - Hiperglikemi
dioplos PZ 9cc → 50mg/10 cc = - Syok anafilaktik - Glukoma sudut medulla, is a direct- - Dispneu
5mg/cc - Asma akut terbuka acting - Keringat berlebih
vasokonstriktor - Hipertensi okular, - aritmia sympathomimetic. It - Hipersalivasi
glukoma sudut stimulates α- and β- - Ekstremitas dingin
terbuka adrenergic receptors - hipokalemi
resulting in relaxation
pCO of smooth muscle of
the bronchial tree,
vasokoustriki cardiac stimulation and
dilation of skeletal
muscle vasculature. It
is frequently added to
local anaesthetics to
retard diffusion and
limit absorption, to
prolong the duration of
effect and to lessen the
danger of toxicity.
Atropin Sulfate • Dosis : 0,005 mg/kgBB - Bradikardi - Glaukoma sudut Atropine is an
• Sediaan : 1 vial 0,25mg/cc - Preanestesi tertutup anticholinergic agent
anti - - Ileus paralitik which competitively
5. Inhalasi
A. N2O : obat dasar anastesi umum inhalasi dan dikombinasikan dengan oksigen perbandingan 70:30.
B. Isofluran : merupakan halogenasi eter berbentuk cairan. Bersifat iritatif terhadap jalan nafas menimbulkan batuk dan menahan napas.
Bersifat hipnotik, analgetik ringan dan muscle relaxant ringan.
PRE-MEDIKASI
• Identitas
Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, BB & TB, Alamat, Tanggal MRS
• Anamnesis
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat penyakit sosial
- Riwayat operasi dahulu
- Riwayat alergi
- Riwayat konsumsi obat
- Riwayat kebiasaan : perokok, alkohol, gigi palsu
- Puasa
• Pre-Operasi Anestesi B6
- Breath → Airway (tanda obstruksi, buka mulut, leher, skor mallampati, kondisi gigi), Breath (look,
feel, listen)
cormak
Lehame
Grading
Skor Malampati
- Blood → Akral hangat kering merah, CRT, Nadi, Tensi, Auskultasi jantung, Lab Darah lengkap)
- Brain → GCS, Kondisi pupil (PBI, Diameter, Refleks Cahaya)
- Bladder → Kateter (Volume, warna), Lab RFT
- Bowel → Abdomen Inspeksi, Auskultasi, Perkusi, Palpasi, Lab LFT
- Bone → Look, Feel, Move
• Pmx Fisik PreAnestesi
- Kesadaran
- Berat badan dan tinggi badan
- Tensi, Nadi, RR, Suhu, SpO2
• Skor ASA
- ASA 1
- Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik selain penyakit yang akan dioperasi.
- ASA 2
- Pasien yang memiliki kelainan sistemik ringan sampai dengan sedang selain penyakit yang akan
dioperasi. Misalnya diabetes mellitus yang terkontrol atau hipertensi ringan, hamil, obesitas, penyakit
paru irngan, kadang minium alkohol
- ASA 3
- Pasien memiliki kelainan sistemik berat selain penyakit yang akan dioperasi, tetapi tidak mengancam
jiwa. Misalnya diabetes mellitus yang tak terkontrol, asma bronkial, hipertensi tak terkontrol, COPD,
CKD dengan HD rutin, TIA, CVA, ACS (>3 bulan terakhir)
- ASA 4
- Pasien memiliki kelainan sistemik berat yang mengancam jiwa selain penyakit yang akan dioperasi.
Misalnya asma bronkial yang berat, koma diabetikum, HF, CKD tidak rutin HD, RHD, TIA, CVA, ACS
(<3 bulan terakhir)
- ASA 5
- Pasien dalam kondisi yang sangat jelek dimana tindakan anestesi mungkin saja dapat menyelamatkan
tapi risiko kematian tetap jauh lebih besar. Misalnya operasi pada pasien koma berat, ruptur aneurisma
abdomen / thoracal, perdarahan masif, perdarahan intracranial, multiple dysfunction organ.
- ASA 6
- Pasien yang telah dinyatakan telah mati otaknya yang mana organnya akan diangkat untuk kemudian
diberikan sebagai organ donor bagi yang membutuhkan.
POST-OPERASI
RESUSITASI CAIRAN
• Tujuan terapi cairan
- Mengganti cairan yang hilang
intracel 4 40 6
- Mengganti kehilangan cairan yang sedang berlangsung
Y
extracel 20 interlitial
- Mencukupi kebutuhan per hari
- Mengatasi syok g intravascular
- Mengoreksi dehidrasi
- Mengatasi kelainan akibat terapi yang lain (pemberian diuretic)
• Jenis Cairan dan indikasinya
1) Cairan pemeliharaan / rumatan (maintenance)
1. Tujuan : mengganti kehilangan (kebutuhan sehari-hari) air tubuh lewat urine, feses, paru, dan
keringat (sesuai dengan umur)
▪ Dewasa 1,5 - 2 ml/kg/jam
▪ Anak-anak 2 – 4 ml/kg/jam 4481451hr
▪ Bayi 4 - 6 ml/kg/jam
▪ Neonatus 3 ml/kg/jam
2. Cairan penggantinya bersifat hipotonis-isotonis :
- Sedikit mengandung elektrolit / Hipotonis
- Dextrose 5% dalam NaCl 0,9% (D5NaCl 0,9) / D5NS
- Dextrose 5% dalam NaCl 0,45% (D5NaCl 0,45) / D5 ½ NS / N2
- Dextrose 5% dalam NaCl 0,225% (D5NaCl 0,225) / D5 ¼ NS / N4
- Dextrose 5% dalam Ringer Laktat
- Dextrose 5% dalam Ringer
- Maltose 5% dalam Ringer
- Non elektrolit / Isotonis
- Dextrose 5% atau 10% dalam air (D5W atau D10W)
- Maltose 5% atau 10%
2) Cairan pengganti (replacement)
– Tujuan : mengganti kehilangan air tubuh yang disebabkan oleh sekuestrasi atau proses patologi
seperti fistula, efusi pleura, asites, drainase lambung, dehidrasi, perdarahan pada pembedahan atau
cedera.
– Cairan penggantinya bersifat isotonis :
• Cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat)
• Cairan koloid (Dextrans (jarang) 40 dan 70, Expafusin, HES, gelatin (Gelofusin), albumin, dan
plasma)
3) Cairan untuk tujuan khusus
– Cairan bersifat hipertonis yang digunakan khusus → koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
(hipernatremi, hiperkalemi, hiperkalsemi)
• Natrium bikarbonat 7,5%
• NaCl 3%
• Kalsium glukonas, dll.
4) Cairan nutrisi
– Nutrisi parenteral pada pasien yang tidak mau makan, tidak boleh makan, dan tidak bisa makan per
oral.
– Komposisi → parenteral parsial / total untuk penyakit tertentu (tabel produk lengkap dengan
kemasan, komposisi, sifat kimia, dan fisik), harus tau isinya apa aja → baca tabel
• Penilaian invasif
1. Pemasangan kateter vena sentral (vena subclavia, vena jugularis) → mengukur tekanan vena
sentral (penuntun dalam pemberian terapi cairan)
1
• A. Kanulasi vena perifer
dorsalis V dorsalis
1. Pilihan vena : pedis
▪ Pilihan pertama → daerah ekstremitas atas (lengan bawah, lengan atas)
▪ Pilihan kedua → daerah ekstremitas bawah
▪ Hindari vena daerah kepala → tidak stabil fiksasinya, mudah terjadi hematom
▪ Bayi baru lahir → vena umbilikalis (kanulasi darurat)
2. Lokasi insersi atau tusukan :
▪ Dari paling distal pada vena yang besar dan lurus → hindari daerah persendian (mudah mengalami
pergerakan, mengganggu aliran infus)
▪ Vena seksi → vena perifer sulit diidentifikasi secara langsung (bayi, anak-anak, pasien gemuk,
kolaps kardiovaskular) 30’
3. Kanul atau kateter
▪ Kanul teflon atau kanul sejenis yang fleksibel
▪ Hindari penggunaan jarum infus yang merupakan satu kesatuan dengan set infus
▪ Pemakaian jarum bersayap → prosedur singkat
4. Asepsis
▪ Untuk mencegah infeksi
5. Fiksasi yang adekuat
• Kanulasi vena perifer dilakukan untuk :
o Terapi cairan pemeliharaan dalam waktu singkat (tidak lebih dari 3 hari)
▪ > 3 hari → pindah lokasi vena, set infus harus diganti
o Terapi cairan pengganti dalam keadaan darurat, untuk mengganti kehilangan cairan tubuh atau
perdarahan akut
▪ Beberapa kanulasi di tempat yang berbeda
o Terapi obat lain secara intravena yang diberikan secara kontinyu atau berulang
B. Kanulasi vena sentral
1. Pilihan vena :
▪ Kanulasi jangka panjang (nutrisi parenteral total) →
vena subclavia atau vena jugularis interna
▪ Kanulasi jangka pendek → vena ekstremitas atas
(kubiti), atau vena seksi
2. Pelaksana : dokter yang terlatih
3. Kanul atau kateter : khusus
4. Asepsis : mutlak harus diperhatikan
▪ Kanul atau kateter langsung masuk ke dalam jantung
5. Fiksasi harus adekuat
▪ Mencegah keluar masuknya kateter yang berada di luar
kulit
• Resusitasi Cairan
• Pemberian cairan adekuat dalam waktu relatif cepat pada penderita gawat akibat kekurangan cairan
→ perdarahan akibat kecelakaan atau sebab lain
• Kehilangan cairan tubuh sebanyak lebih dari sepertiga cairan tubuh → berakibat fatal
• Cairan tubuh :
1. Intrasel → ion kalium, protein, PO4-
2. Ekstrasel → bantalan terhadap cairan intrasel
▪ Cairan interstitial → Na+, Cl-
▪ Cairan intravaskuler→ darah
• Contoh: Ringer-Laktat (RL), dan normal saline / larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%)
C. Cairan Hipertonik
• Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum ( 285 mOsmol/L), sehingga “menarik” cairan dan
elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
• Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).
• Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl
0,9%, produk darah (darah), dan albumin
• Koloid
• Jenis :
• Albumin
• Larutan gelatine
• Larutan dextrans
• Larutan HES (hidroxyethyl starch)
• Efektif untuk penggantian volume cairan selama perdarahan hebat →lebih efisien
dibandingkan kristaloid
• Tetap dalam sirkulasi 1 – 4 jam → mengisi ruang intravaskuler (sangat efektif pada keadaan
hipovolemik)
• Harga lebih mahal
• Dapat menyebabkan reaksi anafilaktoid (jarang)
• Darah
• Transfusi diberikan bila :
• Dewasa : perdarahan > 15% EBV
• Bayi : perdarahan > 10% EBV
• Mengisi ruang intravaskuler → pengganti utama bila terjadi syok karena perdarahan
• Cairan intravaskuler (5% BB) bila ditambah eritrosit (3% BB) → volume darah berkisar 8%
dari BB
• Jumlah volume darah berdasarkan estimated blood volume (EBV) :
• Neonatus 90 mL/kgBB
• Bayi dan anak 80 mL/kgBB 60kg70mL
• Dewasa 70 mL/kgBB
• Bila ada indikasi perubahan fisiologik jelas
• Whole blood : (Hbx – Hbpasien) x BB X 6 = ... mL
78.70 5
• Packed red cell : (Hbx – Hbpasien) x BB X 3 = ... mL 5460
• Klasifikasi Perdarahan
Syok Hipovolemi
40me
to20
394
2
5460 44 5961
ux
• Ukur ETT →
Guedel
Berman
B. Nasopharyngeal Airways (NPA)
• Indikasi : pasien sadar dan setengah sadar dengan nafas spontan, jika ada kesulitan OPA karena
terdapat trauma mulut atau trismus
tragus hidung
C. Tracheal Intubation
letti
• Intubasi endotrakea : proses memasukkan pipa endotrakea ke dalam trakea pasien
• Indikasi : henti jantung, gagal nafas, pasien sadar tetapi ventilasi tidak adekuat, proteksi jalan
nafas pada pasien tidak sadar, bila semua cara lain gagal
• Keuntungan :
- Menjaga jalan nafas atas terbuka
- Mengurangi risiko aspirasi
- Fasilitas suction cairan di trakea
- Membantu pemberian oksigen konsentrasi tinggi
- Memfasilitasi pemberian ventilasi dengan volume tidal yang tepat sehingga pengembangan
paru adekuat
• Kesulitan
- Leher pendek berotot
- Mandibula dan maxilla menonjol
- Uvula tidak terlihat (skot mallampati grade 3/4)
- Gerak sendi temporomandibular terbatas
- Gerak vertebrae cervical terbatas
Class Pilar Faring Uvula Palatum molle
1 + + +
2 - + +
3 - - +
arensfaring
Nurlayli Hidayati Husein 28
NURLAYLI HIDAYATI HUSEIN
4 - - -
durum
hang
• Laringoskopi : alat untuk melihat laring secara langsung agar dapat memasukkan pipa trakea.
Ada 2 macam laringoskop.
Eg
• Cara pemasangan endotrakeal tube
1. Pastikan keaadaan steril dan tidak ada yang cacat.
2. Cuci tangan, memakai masker dan
handscoon
3. Pasang blade pada handle laringoskop dan
pastikan lampu menyala terang
4. Arahkan asisten untuk imobilisasi manual
(head tilt chin lift / jaw thrust) dengan
kepala ekstensi
5. Pegang laringoskop dengan tangan kiri dan
masukkan pada mulut sisi kanan pasien,
geser lidah ke kiri
➢ Airway
- Buka jalan nafas
- Head tilt – chin lift
- Jaw thrust
- Dilakukan setelah 30 kompresi
➢ Breathing
- Bantuan nafas sampai dada mengembang selama
1 detik, melalui mulut ke mulut, mulut ke
hidung, mulut ke sungkum, menggunakan baging
- Dilakuan setelah 30 kompresi dada
➢ Pada anak fokus penanganan airway!! Paling banyak karena kegawatan nafasnya. Yang membedakan
dengan rasio 15:2
• Menekan sternum sedalam 4 kemudian angkat tanpa melepas jari dari sternum dengan kecepatan 100-
120x/menit
• Buka jalan napas, berikan napas buatan
• Setelah 30 kali kompresi, buka jalan napas dan berikan 2 kali
napas buatan sampai dada terangkat (1 penolong)
• Kompresi dan napas buatan dengan rasio 15 : 2 (2 penolong)
➢ Prosedur Hemlich
➢ 1. Pasien dewasa ukuran tubuh lebih kecil dari penolong
Tangan kanan genggam, tangan kiri melingkupi → letakkan di ulu hati →
beri hentakan kuat dan mendadak ke arah supero posterior untuk menarik
diafragma ke atas → akibatnya udara di paru-paru akan keluar ke saluran
nafas dan mengeluarkan benda asing
➢ 2. Pasien dewasa ukuran tubuh lebih besar dari penolong atau pasien
tidak sadar
Pasien berbaring → bebaskan airways → kepala pasien ekstensi → kedua
tangan di ulu hati → posisi penolong ada di atasnya bukan disamping →
dorong ke arah supero posterior
➢ 3. Pasien bayi
➢ Pasien berbaring → dada atau perut ada di paha
penolong → bahu dan dagu disangga dengan tangan
kiri sambil kepala ditengadahkan/ekstensi → beri
hentakan kuat di punggung dengan telapak tangan
kanan → paru-paru tertekan, udara mengalir, benda
asing keluar → pasien nangis
➢ *bahu disangga agar tekanan paru tetap positif
➢ *jangan lupa kepala pasien ekstensi!
➢ Contoh Kasus : Datang ke IGD dengan obstruksi parsial karena koin. Koin menyangkut di jalan mau ke
esophagus. Pasien masih bisa nafas karena koin tidak menutupi pita suara
Darah
• Komponen Darah
- Pada dewasa 60-70 kg, 1 pool platelet mengandung 240 x 109 trombosit → meningkatkan trombosit
20-40 x 109/L
- 1 labu TC menaikkan kadar trombosit ± 5000