Anda di halaman 1dari 17

KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA

DI KOTA BANDUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen :
Reza Saeful Rachman.,SS.M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Fajar Munajat


NPM : 2112181003

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya


sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Kesalahan Berbahasa
Indonesia di Kota Bandung”

.Tidak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikiran.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Penyusun yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

                                                                                       Bandung, April 2019

                                                                                               Penyusun
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
2.1.1 Rumusan Masalah......................................................................................2
2.1.2 Tujuan Penelitian........................................................................................2
2.1.3 Manfaat Penelitian.....................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................3
2.1 Bahasa Indonesia................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Bahasa......................................................................................3
2.1.2 Hakikat Bahasa...........................................................................................3
2.1.3 Unsur-Unsur Dasar Bahasa........................................................................4
2.1.4 Sejarah Bahasa Indonesia...........................................................................4
2.1.5 Kesalahan Berbahasa di Indonesia.............................................................6
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................10
3.1 Kesalahan kata.................................................................................................10
3.2 Kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan penggunaan huruf kapital.......11
3.3 ketidakjelasan penulisan terhadap produk minuman......................................12
3.4 Kesalahan penggunaan kosa kata.....................................................................13
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................14
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
4.2 Saran................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit
kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem
kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang
menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana
dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. S. Piet
Corder dalam bukunya Introducing Applied Linguistik menjelaskan bahwa
kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode bahasa. Pelanggaran ini
disebabkan kurang sempurnanya penguasaan dan pengetahuan terhadap
kode.Kesalahan berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B2
(bahasa yang dipelajari siswa), tetapi juga dibuat siswa yang belajar B1 (bahasa
ibu).

Kekeliruan dalam berbahasa disebabkan karena faktor performansi, sedangkan


kesalahan berbahasa disebabkan faktor kompetensi. Faktor performansi meliputi
keterbatasan ingatan atau kelupaan sehingga menyebabkan kekeliruan dalam
melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat. Kekeliruan
ini bersifat acak, maksudnya dapat terjadi pada berbagai tataran linguistik.
Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki sendiri dengan cara lebih mawas diri dan
lebih memusatkan perhatian pada pembelajaran. Sedangkan kesalahan yang di
sebabkan faktor kompetensi adalah kesalahan yang disebabkan orang belum
memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan berbahasa
akan sering terjadi apabila pemahaman orang tentang sistem bahasa kurang.
Kesalahan berbahasa dapat berlansung lama apabila tidak diperbaiki.

1|Page
2.1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kesalahan Berbahasa Indonesia di Kota Bandung ?

2.1.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk memperbaiki kesalahan Berbahasa Indonesia di Kota Bandung.

2.1.3 Manfaat Penelitian


Penulisan makalah Kesalahan Berbahasa Indonesia di kota Bandung
ini bertujuan agar masyarakat mengetahui dan mau memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang selama ini terjadi agar tidak terjadi terus-
menerus.

2|Page
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Bahasa Indonesia


2.1.1 Pengertian Bahasa
DalamKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 66) bahasa

diartikan sebagai  sistem lambang bunyi  berartikulasi  yang bersifat

sewenang-wenang dan konvensional  yang dipakai sebagai alat

komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.Sedangkan Bahasa

dalam Linguistik menurut Krida laksana (1993:21) mengartikannya

sebagai sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan

oleh para anggota suatu masyarakat  untuk bekerja sama,

berinteraksi,  dan mengidentifikasikan diri.

2.1.2 Hakikat Bahasa


1. Bahasa itu sistematik,

Sistematik artinya beraturan atau berpola. Bahasa memiliki sistem


bunyi dan sistem makna yang beraturan.

2. Bahasa itu manasuka (Arbitrer)

Manasuka  atau arbiter adalah acak , bisa muncul tanpa alasan.Kata-


kata (sebagai simbol) dalam bahasa  bisa muncul tanpa hubungan logis
dengan yang disimbolkannya.

3. Bahasa itu vokal

Vokal dalam hal ini berarti bunyi. Bahasa mewujud dalam bentuk

4. Bahasa itu simbol

Simbol adalah lambang sesuatu,  bahasa juga adalah lambang sesuatu.

5. Bahasa itu mengacu pada dirinya

3|Page
Sesuatu disebut bahasa jika ia mampu dipakai untuk menganalisis
bahasa itu sendiri.

6. Bahasa itu manusiawi

Bahasa itu manusiawi dalam arti bahwa  bahwa itu adalah kekayaan


yang hanya dimiliki umat manusia.

7. Bahasa itu komunikasi

Fungsi terpenting dan paling terasa dari bahasa adalah  bahasa sebagai


alat komunikasi dan interakasi.

2.1.3 Unsur-Unsur Dasar Bahasa


1. Fonem, adalah unsure terkecil dari bunyi ucapan yang biasa digunakan
untuk membedakan arti dari suatu kata.

2. Morfem, adalah unsure terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan


dengan aturan suatu bahasa.

3. Sintaksis adalah penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan


aturan sistemtis yang berlaku pada bahasa tertentu.

4. Semantik mempelajari arti dari makna dari suatu bahasa yang dibentuk
dalam suatu kalimat.

5. Diskurs adalah mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragrap, bab,


cerita, atau literatur.Sintaksis adalah penggabungan kata menjadi
kalimat berdasarkan aturan sistemtis yang berlaku pada bahasa tertentu.

6. Semantik mempelajari arti dari makna dari suatu bahasa yang dibentuk
dalam suatu kalimat.

7. Diskurs adalah mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragrap, bab,


cerita, atau literatur.

2.1.4 Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu

merupakan sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua

4|Page
franca (bahasa pergaulan) di Nusantara. Untuk pertama kalinya, istilah

Bahasa Melayu disebutkan sekitar 683-686 M. Angka ini tercantum

pada beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuna dari Palembang dan

Bangka. Prasasti-prasasti ini sudah menggunakan aksara Pallawa atas

perintah raja Sriwijaya yang berjaya pada abad ke-7 dan ke-8. Selain

itu, Wangsa Syailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu

Kuna di Jawa Tengah. Berbagai batu bertulis (prasasti) yang

ditemukan itu seperti Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 di Palembang,

Prasasti Talang Tuo tahun 684 di Palembang, Prasasti Kota Kapur

tahun 686 di Bangka Barat, dan Prasasti Karang Brahi tahun 688

antara Jambi dan Sungai Musi.

Bahasa Melayu memiliki dua bentuk, yaitu melayu pasar dan

melayu tinggi. Melayu Pasar sering dipakai dalam kehidupan sehari-

hari. Bentuk ini mudah dimengerti, memiliki toleransi kesalahan yang

tinggi, dan fleksibel dalam menyerap istilah dari bahasa lain.Melayu

Tinggi merupakan bentuk yang lebih resmi. Pada masa lalu bentuk ini

digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya,

dan Jawa. Bentuk ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus,

penuh sindiran, agak sulit dimengerti disbanding Melayu Pasar,

tingkat toleransi kesalahan yang rendah, dan tidak ekspresif sperti

bahasa Melayu Pasar.

Bahasa Indonesia dianggap lahir atau diterima keberadaannya

pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang menyebut sebagai

bahasa persatuan. Namun, secara resmi, bahasa Indonesia baru diakui

5|Page
keberadaannya pada tanggal 18 Agustus 1945. Undang-Undang

Dasar RI 1945 Pasal 36 menyebut bahasa Indonesia sebagai bahasa

resmi.

Fungsi Bahasa Indonesia berdasar Kedudukannya :

1. Bahasa Indonesiasebagai Bahasa Nasional, berfungsi:

1. Lambang kebanggaan nasional


2. Lambang identitas nasional
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang
berbeda-beda latar social, budaya, & bahasa
4. Alat perhubungan antar budaya dan antar
daerah

2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara, berfungsi:

1. Bahasa resmi kenegaraan


2. Bahasa pengantar di Lembaga Pendidikan
3. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat
nasional untuk Pembangunan dan Pemerintahan
4. Bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi
2.1.5 Kesalahan Berbahasa di Indonesia
Kesalahan berbahasa dapat terjadi dalam setiap tataran

linguistik (kebahasaan). Ada kesalahan yang terjadi dalam tataran

fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan semantik. Kesalahan

berbahasa dapat disebabkan oleh intervensi (tekanan) bahasa pertama

(B1) terhadap bahasa kedua (B2). Kesalahan  berbahasa yang paling

umum terjadi akibat penyimpangan kaidah bahasa. Hal itu terjadi oleh

perbedaan kaidah (struktur) bahasa pertama (B1) dengan bahasa kedua

6|Page
(B2). Selain itu kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau

intervensi B1 pada B2. Dalam pengajaran bahasa, kesalahan

berbahasa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya: kurikulum,

guru, pendekatan,pemilihan bahan ajar, serta cara pengajaran bahasa

yang kurang tepat (Tarigan, 1997). Burt, Dulay, maupun Krashen

(1982) membedakan wilayah (taksinomi) kesalahan berbahasa

menjadi kesalahan atau kekhilafan:

 taksonomi kategori linguistik;


 taksonomi kategori strategi performasi;
 taksonomi kategori komparatif;
 taksonomi kategori efek komunikasi.

Anda dapat mempelajari taksonomi tersebut dalam sajian

berikut. Taksonomi kesalahan berbahasa itu, menurut Nurhadi (1990),

dibedakan sebagai berikut. Taksonomi kategori linguistik

membedakan kesalahan berdasarkan komponen  bahasa dan konsisten

bahasa. Berdasarkan komponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan

menjadi:

1. Kesalahan fonologi;
Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah

bahasa dan distribusinya.Berdasarkan asal usul kata, fonologi berasal

dari gabungan kata fon yang artinya bunyi dan logi  yang artinya ilmu.

Sebagai sebuah cabang ilmu, fonologi diartikan sebagai kajian bahasa

yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh

alat ucap manusia.

7|Page
Bidang kajian fonologi ialah bunyi bahasa sebagai satuan

terkecil dari ujaran dengan gabungan bunyi yang membentuk suku

kata. Fonologi terdiri dari dua  bagian, yaitu Fonetik dan Fonemik 

2. Kesalahan morfologi
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang

berarti “bentuk” dan kata logi yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah

kata morfologi berarti “ Ilmu yang mempeajari tentang bentuk-bentuk

dan pembentukan kata”. Sedangkan di dalam kajian biologi

morfologi berarti “ilmu mengenai bentuk -bentuk sel tumbuhan atau

jasad- jasad mahkluk hidup”.

 Berbicara mengenai pembetukan kata akan melibatkan

komponen atau unsur  pembentukan kata, yaitu morfem, baik

morfem dasar ( bebas ) maupun morfem terikat ( afiks dan dasar ),

dengan berbagai alat proses pembentukan kata itu, yaitu afiks dalam

proses pembentukan kata melalui proses afiksasi, duplikasi ataupun

pengulangan dalam proses pembentukan kata melalui proses

reduplikasi,  penggabungan dalam proses pembentukan kata melalui

proses komposisi. Jadi, ujung dari proses morfologi adalah

terbentuknya kata dalam bentuk dan dan makna sesuai dengan

keperluan dalam satu tindak pertuturan.

3. Kesalahan sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan

struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian

partikel. Analisis kesalahan dalam bidang tata kalimat menyangkut

8|Page
urutan kata, kepaduan, susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika

kalimat (Lubis Grafura : 2008). Bidang tata kalimat menyangkut

urutan kata dan frase dikaitkan dengan hukum-hukumnya (DM, MD)

(Maharsiwi : 2009). kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat

dengan kesalahan pada morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-

kata itu sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan misalnya

dengan kalimat yang

 berstruktur tidak baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang

tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang menbentuk kalimat, kalimat

mubazir, kata serapan yang digunakan di dalam kalimat dan logika

kalimat.

4. Kesalahan semantik

Kesalahan berbahasa dalam semantik dapat berkaitan dengan

bahasa tulis maupun bahasa lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat

terjadi pada tataran fonolgi, morfologi, dan sintaksis. Kesalahan

berbahasa dalam tataran semantik ini  penekanannya pada

penyimpangan makna, baik yang b pada penyimpangan makna, baik

yang berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Jadi,

jika ada sebuah bunyi, bentuk kata, ataupun kalimat yang maknanya

menyimpang dari makna yang seharusnya, maka tergolong ke dalam

kesalahan berbahasa ini.

 Kesalahan penggunaan kata-kata yang mirip  

 Kesalahan pilihan kata atau diksi

9|Page
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kesalahan kata

Kesalahan :

1. Kesalahan kata “CERVICE” yang seharusnya “SERVICE”

2. Kesalahan kata “ACESORIS” yang seharusnya “ACCESSORIES”

3. Kesalahan kata “SECON” yang seharusya “SECOND”

Saran :

1. Seharusnya “SERVICE”

2. Seharusnya “ACCESSORIES”

3. Seharusya “SECOND”

10 | P a g e
3.2 Kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan penggunaan huruf
kapital

Kesalahan:

1. Penggunaan kata baca tidak sesuai

Saran :

1. Seharusnya itu kata yang tepat adalah “SERVICE”

11 | P a g e
3.3 ketidakjelasan penulisan terhadap produk minuman

Kesalahan :

1. Ketidakjelasan penulis terhadap produk minuman

2. Kalimat yang tidak lengkap

Saran :

1. Seharusnya produk ‘MIZON” itu penulisannya “MIZONE”

2. Seharusnya produk ‘PULPI ORANGE” itu penulisannya “PULPY

ORANGE”

12 | P a g e
3.4 Kesalahan penggunaan kosa kata

Kesalahan : Penggunaan kosa kata

Saran : Seharusnya kata yang tepat bukan “KEDELE” melainkan

“KEDELAI”

13 | P a g e
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

kesalahan berbahasa merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau

tulisan. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi

yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa

orang dewasa. Hal itu dapat diketahui bahwa kesalahan adalah penyimpangan

norma-norma bahasa yang telah ditetapkan dalam penggunaan bahasa. Kesalahan

berbahasa ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Kesalahan berbahasa erat kaitannya

dengan pengajaran  bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran

kedua. Kesalahan  berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran

bahasa. Kesalahan  berbahasa harus dikurangi bahkan dapat dihapuskan.

Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan banyak terjadi pada penulisan-

penulisan ilmiah.

4.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah pemilihan kata merupakan mutu

dan kelengkapan kata pada suatu kalimat yang dikuasai seseorang sehingga

mampu menggunakan secara tepat dan cermat, sehingga pemilihan kata dan

penulisan kata sangat penting dalam membuat sebuah kalimat/artikel.

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai