Anda di halaman 1dari 3

APRESIASI NILAI AGAMA MORAL DALAM PROSA

2.1 Agama dan Prosa

Nilai agama adalah nilai yang berasal dari ajaran agama. Nilai agama memiliki kebenaran yang
mutlak. Nilai agama biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, makhluk ghaib,
dosa-pahala, serta surge-neraka.

Sastra sebagai pedoman tentu saja berperan dalam memberikan makna. Tidak melulu berbicara
hanya pada tataran keindahan dan kebebasan, ada isi yang disampaikan di dalamnya. Sejatinya
dengan kebebasan dan keindahan itulah sastra merepresentasikan makna. Karena itu, Horace
menyebut sastra sebagai dulce et utile, yakni yang menghibur dan yang bernilai, keduanya (yang
menghibur dan yang bernilai) harus selalu bersamaan dalam sastra.Kesamaan agama dan sastra tidak
hanya bermuara pada klaim pencerahan. Agama dan sastra juga sejatinya sama-sama bermuara pada
jiwa. Sastra dengan chatarsis-nya adalah cara bagi manusia untuk membebaskan jiwa dari
kegelisahan-kegelisahan atas kesemrawutan tatanan sosial dan kaburnya kemanusiaan di dunia.
Manusia mencari kembali kemanusiaan-nya yang hilang dengan sastra, memuaskan diri dengan
bersajak atau berprosa, mencari ketenangan darinya.Sama halnya dengan agama, agama menuntun
manusia untuk membersihkan dirinya,menyucikan dirinya dari segala keruwetan jiwa. Meskipun
agama memberikan berbagaiaturan formal bagi pemeluknya, namun agama juga sekaligus
memberikan sentuhan jiwa.

2.2 Moral dan Prosa

     Sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh
sastrawan tentang kehidupan manusia.Karya sastra amat penting bagi kehidupan rohani
manusia.Karena sastra adalah karya seni yang bertulangpunggung pada cerita, maka mau tidak mau
karya sastra dapat membawa pesan atau imbauan kepada pembaca (Djojosuroto,2006:80).Pesan ini
dinamakan moral atau amanat. Dengan demikian, sastra dianggap sebagai sarana pendidikan moral
(Darma, 1984:47). 

Nilai moral merupakan nilai yang menjadi standar baik dan buruk. Secara umum, nilai moral adalah
nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh
pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. Perbuatan moral yang baik antara lain adalah
menghargai orang lain, berderma, setia, dan jujur.

2.3 Contoh Apresiasi

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL “KEMBANG TURI” KARYA BUDI SARDJONO

Berdasarkan pada hasil penelitian terhadap karya sastra, terutama novel “Kembang Turi” karya Budi
Sardjono yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat dua sisi nilai moral, moral baik dan buruk, yang terdapat dalam tokoh utama di dalam
karya novel “Kembang Turi” karya Budi Sardjono, dengan uraian sebagai berikut:

a. Dirman atau nama lengkap Sudirman, seorang pemuda dari Dusun Karang Mading memiliki nilai
moral baik sebanyak 29 (58%), dan nilai moral buruk sebanyak 14 (43,75%). Ini berarti Dirman adalah
sosok yang baik, jujur, hidup lurus, berupaya mencari kebenaran yang telah dicampakkan oleh Pak
Lurah, tidak mengenal rasa putus asa dan frustrasi. Keinginan yang paling buruk hanya membalaskan
dendam atas kematian kedua orang tuanya, namun tertahan oleh nasihat kakaknya, Marni.

b. Marni atau Sumarni, memiliki moral baik 16 (32%) dan moral buruk sebesar 5 (15,62%), yang
berarti memiliki karakter baik. Marni merupakan kakak kandung Dirman yang terpisah di stasiun Tugu
dengan sang adik. Kemudian terhempas pada dunia prostitusi sampai menjadi germo terkenal di
Semarang dengan nama samaran, Kembang Turi. Meskipun menjadi majikan dari para wanita penjaja
kenikmatan (germo), Marni memiliki moral yang baik, yaitu tidak memeras anak buahnya,
memberikan kebebasan kepada mereka jika ingin keluar dari dunia kelam, tidak pendendam, dan
ingin berbakti kepada kedua almarhum orang tuanya di daerah Gunung Kidul, dusun Karang Mading.

c. Manaf, memiliki nilai moral baik 5 (10%) dan nilai moral buruk sebanyak 13 (40,62%). Karena
berprofesi sebagai calo tanah di dusun Karang Mading, maka karakter yang ditonjolkan dalam novel
“Kembang Turi” memperlihatkan beberapa nilai moral buruk yang lebih dominan. Manaf memiliki
sifat curang, senang memainkan harga tanah kepada calon pembeli agar mendatangkan keuntungan
yang lebih, menghalalkan segala cara untuk memperoleh hasil, namun memiliki sifat ramah dan
mudah dalam berkomunikasi.

2. Nilai-nilai posittif yang dimiliki oleh tokoh-tokoh utama di dalam karya novel “Kembang Turi” karya
Budi Sardjono adalah, tidak mudah dendam, tahan terhadap kesulitan hidup, tidak mengeksploitasi
anak buah, sabar

2.4 Moralitas dalam Prosa

     Menurut Poespoprodjo (1999: 118), moral dan moralitas didefinisikan sebagai kualitas dalam
perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk.
Sedangkan moralitas mencakup pengertian tentang baik-buruknya perbuatan manusia.

Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga
berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan, dan kelakuan (akhlak). Nilai moral dapat diperoleh di
dalam nilai moralitas. Moralitas adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan hukum atau norma
batiniah, yakni dipandang sebagai kewajiban.

Bila dikatakan bahwa karya sastra itu semata-mata tiruan alam, maka dengan sendirinya sastra itu
bisa dipandang sebagai sesuatu yang tidak memperjuangkan kebenaran. Dalam kenyataan ukuran
kebenaran merupakan ukuran yang sering digunakan dalam menilai suatu karya sastra. Pembaea
sering mempertanyakan tentang sesuatu yang diungkapkan pengarang itu mempunyai hubungan
dengan kebenaran. Nilai-nilai moral atau lainnya dalam kehidupan sehari-hari, sikap dan tingkah laku
tokoh tersebut hanyalah model-model atau sosok yang sengaja ditampilkan pengarang sebagai sikap
dan tingkah laku yang baik atau diikuti minimal dicenderungi oleh pembaca.

Menurut Magnis-Suseno (1989: 129), membagi moral ke dalam dua dimensi, yaitu:

a) Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang
mau diambil.

b) Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif memberikan penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

DAFTAR PUSTAKA

academia.edu/33744761/DASAR_TEORI_Apresiasi_Prosa_Fiksi_Dengan_Pendekatan_Moral_dan_P

sikologis

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-nilai-nilai-dalam-hikayat-9416/

https://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/gm/article/download/128/117

Anda mungkin juga menyukai