Anda di halaman 1dari 6

PENJAHITAN PERINEUM

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
01 1/6
2305/SPO/PONEK/2022
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,

STANDAR 26 Juni 2022


PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. M. Agust Fariono, MMRS
Pembina
NIP. 19730817 200212 1 003

Menyatukan kembali jaringan tubuh dan mencegah kehilangan


PENGERTIAN darah yang tidak perlu

TUJUAN Acuan pemberian pelayanan pada pasien

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Padangan


Kabupaten Bojonegoro Nomor 445 / 96 / 412.202.40 / 2022
KEBIJAKAN
Tentang Kebijakan Pelayanan Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Padangan Kabupaten Bojonegoro
PROSEDUR A. Kriteria penjahitan
Dilakukan tindakah ini pada kasus robekan perineum
berdasarkan tingkat robekan

 Tingkat I : Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina


dengan atau tanpa mengenai kulit perineum
 Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan
otot perineum transversalis, tetapi tidak mengenai otot
spingter ani
 Tingkat III : robekan mengenai perineum sampai otot
spingter ani
 Tingkat IV : Robekan mengenai perineum sampai degan otot
spingter ani dan mukosa rectum

B. Kriteria pelaksanaan
1. Persiapan alat :
- 1 pasang sarung tangan Steril
- 1 buah nald folder / pemegang jarum
- 2 jarum jahit tajam ( ukuran 9 dan 11 ) jarum kulit dan
jarum otot.
- Benang kromik dan cut gut no 2/0 atau 3/0

PENJAHITAN PERINEUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2305/SPO/PONEK/2022 01 2/6

- Kassa steril secukupnya


- 1 buah pinset sirurgis
- Underpad
- Spuit 5 cc
- Lidocain
- Bethadine
- Tempat sampah infeksius
- Tempat sampah non infeksius
- Tempat cairan clorin 0.5 %
- Lampu

2. Pelaksanaan :
- Instruksikan asisten untuk membantu ibu mengambil
posisi litotomi sehingga bokongnya berada di tepi
tempat tidur atau meja. Topang kakinya dengan alat
penopang atau minta asisten untuk memegang kaki ibu
sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi.
- Tempatkan underpad di bawah bokong ibu.
PROSEDUR
- Atur dan tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga
perineum bisa dilihat dengan jelas.
- Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang
mengalir.
- Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau yang
steril.
- Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapkan
peralatan dan bahan-bahan disinfeksi tingkat tinggi
untuk penjahitan
- Gunakan kain / kasa disinfeksi tingkat tinggi atau bersih
untuk menyeka vulva, vagina dan perineum ibu dengan
lembut, bersihkan darah atau bekuan darah yang ada
sambil menilai dalam dan luasnya luka.
- Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap.
Masukkan jari yang bersarung tangan ke dalam anus
dengan hati-hati dan angkat jari tersebut perlahan-lahan
untuk mengidentifikasi sfingter ani. Raba tonus atau
ketegangan sfingter
PENJAHITAN PERINEUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2305/SPO/PONEK/2022 01 3/6

- Ganti sarung tangan dengan sarung tangan disinfeksi


tingkat tinggi atau steril yang baru setelah melakukan
pemeriksaan rektum
- Berikan anestesia lokal
- Siapkan jarum dan benang. Gunakan benang kromik 2-0
atau 3-0.
- Jelaskan pada ibu apa yang akan anda lakukan dan
bantu ibu merasa santai. Beritahu ibu akan terasa nyeri
dan menyengat
- Tusukan jarum suntik pada ujung luka / robekan
perineum, masukkan jarum suntik secara subkutan
sepanjang tepi luka.
- Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang
terhisap . bila ada darah , tarik jarum sedikit dan kembali
masukan. Ulangi melakukan aspirasi
- Suntikan anastesi sambil menarik jarum suntik pada tepi
luka daerah perineum.
- Tanpa menarik jarum suntik ke luka. Arahkan jarum
suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina. Ulangi
proses ini di sisi lain dari luka tersebut.
- Tunggu 1- 2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk
mendapatkan hasil optimal dari anastesi lokal.
- Tunggu selama dua menit dan biarkan anestesia tersebut
bekerja dan kemudian uji daerah yang dianestesia
dengan cara dicubit dengan forseps atau disentuh
dengan jarum yang tajam. Jika ibu merasakan jarum atau
cubitan tersebut, tunggu dua menit lagi dan kemudian uji
kembali sebelum mulai menjahit luka.
- Penjahitan laserasi pada perineum
- Setelah memberikan anestesia lokal dan memastikan
bahwa daerah tersebut sudah di anestesi, telusuri dengan
hati-hati menggunakan satu jari untuk secara jelas
menentukan batas-batas luka.
- Nilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang
terluka.
Untuk penjahitan robekan derajat I dan II
PENJAHITAN PERINEUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2305/SPO/PONEK/2022 01 4/6

- Sebagian besar robekan pada derajat I menutup secara


spontan tanpa dijahit
- Tinjau kembali prinsip perawatan umum
- Minta asisten memeriksa uterus dan memastikan bahwa
uterus berkontraksi
- Setelah dipastikan tidak ada cedera pada spingter ani tindak
lanjuti dengan penjahitan
- Dekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara
menjahitnya menjadi satu dengan mudah.
- Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung
laserasi di bagian dalam vagina. Setelah membuat tusukan
pertama, buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih
pendek dan ikatan.Tutup mukosa vagina dengan jahitan
jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen
- Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam
mukosa vagina lalu ke bawah cincin himen sampai jarum
ada di bawah laserasi. Periksa bagian antara jarum di
perineum dan bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa
dekat jarum ke puncak luka.
- Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka,
menggunakan jahitan jelujur, hingga mencapai bagian
bawah laserasi.
- Pastikan bahwa jarak setiap jahitan sama dan otot yang
terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas ke dalam otot,
mungkin perlu untuk melakukan satu atau dua lapis jahitan
terputus-putus untuk menghentikan perdarahan dan/atau
mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
- Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan
teruskan penjahitan, menggunakan jahitan jelujur untuk
menutup lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi
jahitan lapis ke dua Periksa lubang bekas jarum Jahitan
lapis kedua ini akan meninggalkan luka yang tetap terbuka
berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka ini akan menutup
dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
- Tusukkan jarum dan robekan perineum ke dalam vagina.
Jarum harus keluar dari belakang cincin himen.
PENJAHITAN PERINEUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2305/SPO/PONEK/2022 00 5/6

- Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina .


Potong ujung benang dan sisakan sekitar 1,5 cm.
Penjahitan robekan perineum tingkat III
- Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat
robekan
- Jika ada robekan berdasarkan yang terlihat menutupi luka
perineum , pasang tampon atau kassa ke dalam vagina
( sebaliknya digunakan tampon berekor benang )
- Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian
kunci pemegang jarum
- Pasang benang jahit (kromik no. 2/0 ) pada mata jarum
- Tentukan dengan jelas batas luka robekan perineum
- Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan,
di klem dengan menggunakan klem lurus
- Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dengan
melakukan 2-3 jahitan angka 8 . Selanjutnya dilakukan
jahitan lapis demi lapis seperti melakukan jahitan pada
robekan perineum tingkat II
- Jahit rectum dengan jahitan putus putus menggunakan
benang 3-0 atau 4-0 dengan jarak 0.5 cm untuk
menyatukan mukosa
- Jika spingter robek, pegang setiap ujung spingter dengan
klem, jahit spingter dengan dua atau tiga jahitan putus
putus menggunakan benang 2-0
- Periksa anus dengan jari untuk memastikan penjahitan
rektum spingter ani, lanjutkan dengan penjahitan mukosa
vagina, otot perineum dan kulit
- Penjahitan robekan perineum tingkat IV
- Lakukan ispeksi vagina dan pirenium untuk melihat
robekan
- Jika ada pendaran yang terlihat menutupi jika perineum ,
pasang tampon atau kasa ke dalam vagina ( sebaiknya di
gunakan tampon berekor benang )
- Pasang jaram jahit pada pemegang jarum kemudian
kunci pemegang jarum
- Pasang benang jahit ( kromik no 2/0 ) pada mata jarum
- Tentukan dengan jelas batas luka robekan perineum
PENJAHITAN PERINEUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2305/SPO/PONEK/2022 01 6/6

- Mula mula dinding depan rectum yang robek di jahit dengan


jahitan jelujur menggunakan catgut kromik no. 2/0.
- Jahit fasia perirectal dengan menggunakan benang yang
sama, sehingga bertemu kembali.
- Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh robekan. Di klem
dengan menggunakan garis lurus.
- Kemudian tautkan ujung otot sfingter aniyang terpisah oleh
karena robekan, diklem dengan menggunakan pean lurus.
- Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dengan melakukan
2-3 jahitan angka 8 (figure of eight) catgut kromik no. 2/0
sehingga bertemu kembali.
- Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti
melakukan jahitan pada robekan perineum tingkat II.
- Dengan perlahan masukkan jari kelingking ke dalam anus.
Raba apakah ada jahitan pada rektum. Jika ada jahitan yang
teraba, ulangi pemeriksaan rektum enam minggu pasca
persalinan. Jika penyembuhan belum sempurna (misalkan
jika ada fistula rektovaginal anjurkan ibu untuk segera
control
- Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk
memastikan bahwa tidak ada kasa atau peralatan yang
tertinggal di dalam
- Minta asisten untuk mencuci daerah genital secara lembut
dengan sabun dan air disinfeksi tingkat tinggi, kemudian
keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman.
1. PONEK
UNIT TERKAIT 2. Kamar Bersalin
3. Ruang Nifas

Anda mungkin juga menyukai