Anda di halaman 1dari 4

MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM

Nomor
: SOP/ UKP/RB/07/X/2017
Dokumen
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 2 Oktober 2017
Halaman : 01 / 05
PUSKESMAS drg. Wahyu Wuryaningsih. M.Kes
MUNTILAN II NIP. 19960731 199312 2 001

Pengertian Menjahit robekan perineum adalah menyatukan jaringan yang


robek akibat proses persalinan dengan tujuan untuk
menghentikan perdarahan dan mempercepat penyembuhan
luka.

Derajat 1; jika terjadi robekan yang hanya melibatkan selaput


lendir vagina dan kulit perineum.
Derajat 2; jika terjadi robekan hingga melibatkan otot
perineum.
Derajat 3; jika terjadi robekan mencapai otot sfingter anal
eksterna bahkan interna.
Derajat 4; jika terjadi robekan menembus dari vagina hingga
ke epitel anus.
Tujuan Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkahdalam
menjahit robekan perineum
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Muntilan II tentang

Referensi 1. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan


Dasar dan Rujukan, Kementrian Kesehatan RI, Tahun 2013.
2. Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED,
2013
3. Dep.Kes RI,2003, Standar Pelayanan Kebidanan,Jakarta
4. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ,2002,Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal,Jakarta
Prosedur 1. Bidan memposisikan bokong pasien pada sudut ujung
tempat tidur dengan posisi litotomi.
2. Bidan memasang alas yang bersih dibawah bokong
pasien.
3. Bidan mengatur lampu sorot kearah vulva/perineum
pasien
4. Bidan melakukan penilaian derajat rupture pada
perineum. Bila lebih dari derajat 3 maka dilakukan
rujukan.
5. Bidan memakai sarung tangan
6. Bidan mengisi tabung suntik 10 ml dengan larutan
lidokain 1% tanpa epinefrin
7. Bidan menggunakan kasa bersih, untuk membersihkan
daerah luka dari darah atau bekuan darah, dan menilai
kembali luas dan dalammya robekan pada daerah
perineum.
8. Bidan memberitahu pasien akan disuntik dan mungkin
timbul rasa kurang nyaman
9. Bidan menusukkan jarum suntik pada ujung luka/
robekan perineum, memasukkan jarum suntik secara
subkutan sepanjang tepi luka
10. Bidan melakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada
darah terhisap. Bila ada darah, Bidan menarik jarum
sedikit dan kembali memasukkan. Bidan mengulangi
lagi aspirasi (cairan lidokain yang masuk kedalam
pembuluh darah menyebabkan denyut jantung tidak
teratur).
11. Bidan menyuntikan cairan lidokain 1% sambil menarik
jarum suntik pada tepi luka daerah perineum
12. Bidan Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka,
Bidan mengarahkan jarum suntik sepanjang tepi luka
pada mukosa vagina, melakukan aspirasi,
menyuntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum
suntik. ( bila robekan besar dan dalam anestesi daerah
bagian dalam robekan alur suntikan anestesi akan
berbentuk seperti kipas : tepi perineum, dalam luka, tepi
mukosa vagina)
13. Bidan melakukan langkah no. 06 s/d 11 untuk ke dua
tepi robekan
14. Bidan menunggu 1-2 menit sebelum melakukan
penjahitan untuk mendapatkan hasil optimal dari
anestesi
15. Bidan melakukan inspeksi vagina dan perineum untuk
melihat robekan
16. Bidan memasang tampon atau kasa kedalam vagina
( sebaiknya menggunakan tampon berekor benang) Jika

2
ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi,
17. Bidan menempatkan jarum jahit pada pemegang jarum,
kemudian Bidan mengunci pemegang jarum
18. Bidan memasang benang jahit (chromic 2-0) pada mata
jarum
19. Bidan melihat dengan jelas batas luka episiotomi
20. Bidan melakukan penjahitan pertama kurang lebih 1
cm diatas puncak luka robekan didalam vagina,Bidan
mengikat jahitan pertama dengan simpul mati.
21. Bidan memotong ujung benang yang bebas (ujung
benang tanpa jarum) hingga tersisa kurang lebih 1 cm
22. Bidan menjahit mukosa vagina dengan menggunakan
jahitan jelujur hingga tepat dibelakang lingkaran himen.
23. Bidan menusukkan jarum pada mukosa vagina dari
belakang lingkaran himen hingga menembus luka
robekan bagian perineum
24. Bidan meneruskan jahitan jelujur pada luka robekan
perineum sampai kebagian bawah luka robekan
25. Bidan menjahit jaringan subkutis kanan-kiri kearah atas
hingga tepat dimuka lingkaran hymen
26. Bidan menusukkan jarum dari depan lingkaran himen
ke mukosa vagina di belakang lingkaran himen. Bidan
membuat simpul mati dibelakang lingkaran himen dan
memotong benang hingga tersisa kurang lebih 1 cm
27. Bidan mengeluarkan tampon/kasa bila menggunakan
tampon/kasa di dalam vagina.
28. Bidan memasukkan jari telunjuk kedalam rektum dan
meraba dinding atas rektum ( bila teraba jahitan ganti
sarung tangan dan lakukan penjahitan ulang)
29. Bidan membereskan alat, memasukkan kedalam
larutan klorin 5 %0
30. Bidan melepas sarung tangan dalam posisi terbalik dan
memasukkan ke dalam larutan klorin 5%
31. Bidan mencuci tangan
32. Bidan mencatat dalam lembar catatan dan lengkapi
lembar partograph
33. Bidan memberi nasehat kepada pasien
agar :Membasuh perineum dengan sabun dan air
terutama setelah buang air besar ( arah basuhan dari

3
bagian muka kebelakang) dan menjaga nya agar tidak
lembab (dikeringkan setelah cebok)
34. Bidan memberitahukan kepada pasien untuk
kunjungan tindak lanjut setelah satu minggu untuk
pemeriksaan jahitan dan rektum (segera rujuk jika
terjadi fistula).
35. Bidan melakukan penilaian perdarahan, bila masih
dicurigai terdapat perdarahan. BIdan melakukan
pemeriksaan inspekulo menggunakan speculum SIM.
Bila ditemukan rupture pada porsio, maka dilkakukan
penjepitan pembuluh menggunakan klem ovarium.
Segera Lakukan rujukan.
Diagram alir -
Hal-hal yang perlu di-  Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan,
perhatikan tidak perlu dilakukan penjahitan.
 Selalu mengguakan tekhnik aseptik.

Unit terkait Ruang Bersalin


Dokumen terkait Rekam Medis
Blangko Rujukan
Informes Consent
Buku KIA
Buku Register

Rekaman historis perubahan


Tgl mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
berlaku
1 Format Sesuai Buku Pedoman Penyusunan Dokumen 2 Oktober
2017
Akreditasi Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai