Anda di halaman 1dari 6

DOI: https://doi.org/10.25311/jkt/Vol2.Iss1.

559 Volume 02, Nomor 01 Tahun 2022

Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal)


e-ISSN 2776-625X

https://jom.htp.ac.id/index.php/jkt

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL


DI PMB HASNA DEWI KOTA PEKANBARU
Reza Octaviani Chairunnisa1), Widya Juliarti2)
Program Studi DIII Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru
rezaoctavianchairunnisa1999@gmail.com1)widyajuliarti@htp.ac.id2)

Histori artikel Abstrak


Received: Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentase belakang kepala melalui
25 januari 2022 vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu,
dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus
Accepted: adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu (0-28) yang mengalami proses
24 Maret 2022 kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra
uterin. Tujuan asuhan ini adalah mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi
Published: Baru Lahir Normal di PMB Hasna Dewi secara menyeluruh dan berkesinambungan.
27 April 2022 Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan latar belakang Asuhan Kebidanan
pada Bayi Baru Lahir Normal. Pada studi kasus dilakukan wawancara dari anamnesis
dan berlanjut dengan memberikan Asuhan sampai Evaluasi dan dokumentasi. Studi
kasus ini yaitu Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal. Hasil asuhan yang
diperoleh dari pengumpulan kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara
praktik lapangan dengan teori yang ada. Hasil tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik lapangan atau asuhan. Dari hasil analisis didapatkan yaitu neonatus normal
dengan IMD berhasil dan dapat disimpulkan neonatus normal keadaan umum baik. Dan
diharapkan penyedia layanan asuhan kebidanan yang sedang menjalani praktik untuk
selalu mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kebidanan yang sudah ada.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Bayi Baru Lahir Normal

Jurnal Kebidanan Terkini ( Current Midwifery Journal) 23


DOI: https://doi.org/10.25311/jkt/Vol2.Iss1.559 Volume 02, Nomor 01 Tahun 2022

Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa
memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan
2500-4000 gram, nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan Menurut Unicef angka kelahiran bayi baru lahir
normal didunia pada awal tahun 2020 adalah 13.020 bayi akan lahir dan bayi dari Indonesia akan
menyumbang sekitar 3,32 persen dari total 392.078 bayi ‘tahun baru’. Berdasarkan Sustainable
Development Goals (SDGs) pada goals ketiga mengenai Kesehatan dan Kesejahteraan, Angka Kematian
Neonatal di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup. Provinsi dengan jumlah
kematian neonatal tertinggi di Indonesia yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Sulawesi Selatan. Penurunan angka kematian neonatal merupakan hal yang sangat penting,
karena kematian neonatal memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap Angka Kematian Bayi (World
Health Organization (WHO), 2018)
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan 2 per 3
nya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah
komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang
lebih 98% kematian ini terjadi di negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah
dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat (Marmi, 2015)
Standar Asuhan pada bayi baru lahir menurut (Firmansyah Fery, 2020) yaitu membersihka jalan nafas
dan memelihara kelancaran pernafasan, dan perawatan tali pusat. Menjaga kehangatan dan menghindari
panas yang berlebihan. Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR. Membersihkan badan bayi dan
memberikan identitas. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan screening untuk
menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup.
Mengatur posisi bayi pada waktu menyusui. Memberikan imunisasi pada bayi. Melakukan tindakan
pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, seperti bernafas/asfiksia, hypotermi, hypoglikemia.
Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan apabila dimungkin. Dan
mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
Penatalaksana an persalinan dikata kan berhasil, apabila ibu dan bayi yang dilahirkan juga berada
dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan segara, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan
bagian esensial dari asuahn bayi baru lahir. Asuhan bayi baru lahir esensial adalah persalinan bersih dan
aman, segera setelah bayi lahir lakukan penilaian awal secara cepat dan tepat (0-30 detik) yaitu pernafasan
spontan (apakah bayi menangis atau megap-megap) serta penilain tonus tidak kehilangan panas
,melakukan pemotongan tali dan perawatan tali pusat, memfasilitasi pemberian ASI, mencegah terjadi
pendarahan dengan pemberian Vit K, pencegahan infeksi mata, melakukan pemeriksaan fisik dan
pemberian imunisasi. (APN, 2017).

Jurnal Kebidanan Terkini ( Current Midwifery Journal) 24


DOI: https://doi.org/10.25311/jkt/Vol2.Iss1.559 Volume 02, Nomor 01 Tahun 2022

Berdasarkan Survey yang telah dilakukan di PMB Hasna Dewi, pada tahun 2020 dari bulan Januari-
Desember didapatkan jumlah Bayi Baru Lahir di PMB berjumlah 69 orang dan pada tahun 2021 dari bulan
januari-april jumlah Bayi baru lahir berjumlah 14 orang.
Metode

Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan latar belakang Asuhan Kebidanan pada Bayi
Baru Lahir Normal. Pada studi kasus dilakukan wawancara dari anamnesis dan berlanjut dengan
memberikan Asuhan sampai Evaluasi dan dokumentasi. Studi kasus ini yaitu Asuhan kebidanan pada Bayi
Baru Lahir Normal. Lokasi Studi kasus ini telah dilakukan di PMB Hasna Dewi Kota Pekanbaru Tahun 2021.
Pada studi kasus asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal waktu pengambilan kasus dilakukan pada
tanggal 02 September 2021.

Hasi

Dari hasil asuhan yang dilakukan pada By Ny. E didapatkan hasil yaitu neonatus cukup bulan, dan
hasil asuhan dilakukan pendokumentasian pasien menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment,
Planning). Setelah melakukan pengkajian pada bayi baru lahir normal cukup bulan usia 1 jam, IMD berhasil
maka akan dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil bahwa bayi dengan keadaan umum baik, tidak
mempunyai kelainan dalam pemeriksaan fisik, semua reflex bagus, bayi mau menyusu dan bayi menangis
kuat, gerakan bayi aktif. Bayi menangis kuat dan bergerak aktif merupakan tanda-tanda bayi baru lahir
normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain : appearance color (warna kulit), seluruh tubuh kemerah-
merahan, pulse (frekuensi jantung) > 100 x/menit, Grimace (reaksi terhadap rangsangan), menangis, activity
(tonus otot), gerak aktif, respiration (usaha nafas), bayi menangis kuat (Rukiyah, 2011)
Dan setelah itu hasil dari antropometri didapatkan ukuran Lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm,
berat badan 3900, panjang badan 50 cm. Kemudian setelah pemeriksaan fisik dilakukan maka memberitahu
ibu hasil pemeriksaan dan memberikan injeksi vitamin K agar membantu proses pembekuan darah dan
mecegah perdarahan yang bisa saja terjadi pada bayi, kemudian memberikan salep mata setelah 1 jam
untuk mencegah infeksi pada mata bayi, serta menjaga kehangatan bayi dengan membedongnya
menggunakan pakaian yang hangat dan bersih serta menjaga suhu ruangan agar tetap hangat.
Dari hasil asuhan yang dilakukan pada By.Ny. E dengan bayi baru lahir cukup bulan usia 6 jam
didapatkan hasil bahwa bayi sudah bisa menyusu, bayi sudah BAK dan BAB. Kemudian keadaan umum
bayi baik, menangis kuat, aterm. Setelah semua diperiksa memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan
kemudian setelah memberitahu ibu dilanjutkan dengan meminta izin untuk memandikan bayi dan melakukan
perawatan tali pusat untuk mencegah infeksi dengan membersihkan menggunakan kasa. Kemudian
melakukan injeksi HB 0 secara IM untuk mencegah terjadinya infekssi hepatitis B dan setelah selesai maka
jaga kehangatan bayi dengan membedongnya menggunakan pakaian yang hangat dan bersih. Setelah itu
kembalikan bayi pada ibu dan memberikan KIE kepada ibu tentang ASI ekslusif sampai usia bayi 6 bulan

Jurnal Kebidanan Terkini ( Current Midwifery Journal) 25


DOI: https://doi.org/10.25311/jkt/Vol2.Iss1.559 Volume 02, Nomor 01 Tahun 2022

tanpa memberikan makanan tambahan apapun. Serta memberikan kolostrum pada bayi nya, dan
mengajarkan ibu cara menyusu yang benar yaitu dengan bayi menghisap dimana putting dan aerola
mammae harus masuk seluruhnya ke mulut bayi untuk menghindari putting susu lecet. Dan kemudian
melakukan pemijatan laktasi pada ibu untuk memperlancar ASI yang tersumbat
Pembahasan

Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada By Ny. E dengan melakukan anamnesa. Hasil yang
didapatkan bayi menangis kuat dan bergerak aktif, bayi nya sudah menyusu dan ASI nya masih sedikit.
Pada pelaksanaan asuhan kebidanan segera setelah bayi lahir dan 1 jam setelah lahir keadaan umum
pada bayi baik 1 jam setelah lahir bayi dilakukan injeksi Vit.K untuk membantu pencegahan pembekuan
darah dan membantu mencegah perdarahan pada bayi, kemudian bayi diberikan salep mata untuk
mencegah terjadinya infeksi pada mata.
Pada kasus By Ny.E penulis juga melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan fisik. Dari
hasil yang diperoleh keadaan umum baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, pernafasan 40 x/menit, nadi
138 x/menit, suhu 36,5°C, berat badan 3900 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada
34 cm, semua reflex bagus, genetalia testis sudah turun ke scrotum dan penis berlubang, anus normal dan
tidak ada cacat bawaan. Hal ini sesuai dengan teori (Noordiati, 2018)
Assessment pada studi kasus ini telah sesuai dengan teori (Oktarina, 2016) neonatus cukup bulan
dengan usia kehamilan 39 minggu dengan keadaan fisik normal dan keadaan umum baik, dan IMD berhasil.
Planning pada asuhan memberikan pendidikan kesehatan tentang melakukan perawatan rutin BBL yaitu
menyuntikkan vit k, untuk membantu proses pembekuan darah dan mencegah perdarahan yang bisa terjadi
pada bayi. Kemudian memberikan salep mata (cloramphenicol) untuk mencegah terjadinya infeksi pada
mata bayi. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan bayi pakaian, popok, bedong bayi mengunakan
kain yang bersih. Serta melakukan rawat gabung untuk memberikan bantuan emosional bagi ibu dan
keluarganya untuk mendapat pengalaman menjaga bayinya, agar bayi dapat segera mungkin mendapatkan
ASI, dan menambahkan produksi asi, mencegah infeksi dan mencegah kehilangan panas.(Marmi, 2015)
Ada pun cara melakukan pencegahan kehilangan panas dengan cara : pastikan tubuh bayi dikeringkan
dengan handuk atau kain bersih, selimut bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat, pastikan bagian
kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat, anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayi nya, pelukan
ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan menjaga kehilangan panas, tempatkan bayi pada
ditempat yang hangat, menempatkan bayi bersama ibu nya adalah cara paling mudah untuk menjaga bayi
tetap hangat (Yongki, 2012).
Pada penatalaksanaan catatan perkembangan By Ny.E didapatkan teori menurut (Prasetyawati, 2012)
bayi post partum 6 jam baru dapat dimandikan untuk membersihkan bayi dan kemudian dilanjutkan dengan
menyuntikkan HB0 pada paha sebelah kiri bayi untuk mencegah terjadinya infeksi hepatitis B. Kemudian
melakukan perawatan tali pusat pada bayi dan kemudian memberikan KIE kepada ibu untuk melakukan ASI
ekslusif pada bayi selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apa pun dan mengajarkan ibu cara menyusui

Jurnal Kebidanan Terkini ( Current Midwifery Journal) 26


DOI: https://doi.org/10.25311/jkt/Vol2.Iss1.559 Volume 02, Nomor 01 Tahun 2022

yang benar agar bayi puas saat diberi ASI, dan memberikan kolostrum pada bayi, melakukan pemijatan
laktasi pada ibu dan memberitahu ibu tentang nutrisi selama masa menyusui (Jenny, 2013)
Cara melakukan perawatan tali pusat adalah dengan cara: jangan membungkus tali pusat dan
mengoleskan cairan atau bahan apapun pada tali pusat bayi, lipat popok dibawah puntung tali pusat, jika tali
pusat kotor bersihkan dengan air DTT dan sabun lalu keringkan dengan kain bersih. (Rukiyah, 2010).
Kemudian cara pemberian ASI yaitu dengan cara memberikan dukungan kepada ibu untuk mengenali saat
bayi siap untuk disusui, disusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir, memberikan kolostrum kepada bayi, tetap
mengusahakan bayi menghisap untuk merangsang produksi ASI, menyusu bayi dari kedua payudara secara
bergantian, masing-masing 15-25 menit, memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama, mempertahankan
posisi tubuh bayi saat ibu menyusui dengan cara bayi menghisap dimana putting dan aerola mammae masuk
seluruhnya ke mulut untuk menghindari putting susu lecet.
(Sembiring, 2017)
Penatalaksaan pada bayi usia 6 jam penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan
infeksi, kehilangan panas, perawatan tali pusat, dan pemberian ASI. Pencegahan infeksi menurut (Marmi,
2015) pencegahan infeksi yaitu dengan cara : mencuci tangan sebelum melakukan kontak dengan bayi,
memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi dalam keadaan
bersih, menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari,
membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal di PMB Hasna
Dewi pada By Ny. E neonatus cukup bulan usia 1 jam. Asuhan yang dilakukan adalah melakukan ijeksi vit.k,
melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri, kemudian melakukan IMD dan menjaga kehangatan bayi
baru lahir normal. yang dilaksanakan menggunakan metode pendekatan SOAP (subjektif, objektif,
assessment, planning). Pada kasus Ny. E proses yang dilakukan adalah memberikan konseling tentang cara
menyusui yang baik dan benar. Dan hasil nya terlihat bahwa bayi Ny.E saat menyusui tidak menangis dan
gelisah. Setelah penulis mengumpulkan data secara keseluruhan maka dapat dibuat kesimpulan yaitu,
Analisis sesuai dengan data yang telah dikumpulkan. Analisis data yang diperoleh yaitu neonatus normal,
keadaan umum baik.

Daftar Pustaka

Aisa. (2018). Panduan Penulisan Catatan Soap Dalam Pendokumentasian Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Anita. (2014). Asuhan Kebidanan,Neonatus Normal dan Patologis. Tangerang : Binarupa aksara.
APN. (2017). Buku Acuan Persalinan Normal. JNPK-KR.
Armini. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta : Andi.
Buda. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi dan Balita. Surabaya : Griya Husada.
Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012.
Jurnal Kebidanan Terkini ( Current Midwifery Journal) 27
DOI: https://doi.org/10.25311/jkt/Vol2.Iss1.559 Volume 02, Nomor 01 Tahun 2022

Firmansyah Fery. (2020). Sosialisasi Buku KIA Edisi Revisi Tahun 2020. In Kementrian kesehatan RI.
Fridely, P. V. (2017). Pentingnya Melakukan Pengukuran Suhu Pada Bayi Baru Lahir Untuk Mengurangi
Angka Kejadian Hipotermi. 2(2), 9–12.
Harahap, Dermawan Indriati, Ganis. dan Wofers, R. (2019). Hubungan Pemberian Makanan Prelakteal
Terhadap Kejadian Sakit Pada Neonatus. JOM FKp, 6(1), 72–80.
Herman, H. (2020). the Relationship of Family Roles and Attitudes in Child Care With Cases of Caput
Succedeneum in Rsud Labuang Baji, Makassar City in 2018.
Husanah, 2016. (2016). Teknik Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif
Ilmu Ilmu Sosial.
Indrayani. (2013). Asuhan Persalinan dan bayi Baru Lahir. CV. Trans Info Media.
Jenny. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahi. PT Gelora Aksara Pratama.
Jitowiyono. (2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Mulia Medika.
Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan Indonesia. In
Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.
Lutfiani, A. K. (2015). ( Midwifery Care In Newborn Care At The Rope Centre In Bpm Ny . Beautiful Village 1
.
Marmi. (2015). Asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah. pustaka pelajar.
Noordiati. (2018). Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Pra Sekolah.
Oktarina. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Deepublish.
Prasetyawati. (2012). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Nuha Medika.
Prianti, A. T. (2019). Seminar nasional sains, teknologi, dan sosial humaniora uit 2019. Sains, Seminar
Nasional Penelitian, Lembaga Pengabdian, D A N Uit, Masyarakat, 4–12.
rukiyah. (2019). Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Rendah Serta Hipotermi Umur 1 Hari di RSUD Sumbawa
Besar.
Rukiyah. (2011). Asuhan Kebidanan. I. CV. Trans Info Media.
Sembiring, B. (2017). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Prasekolah (Pertama). CV Budi Utama.
Widiastini. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan BBL. IN MEDIA.
World Health Organization (WHO). (2018). Deafness and hearing loss.
Yongki. (2012). Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, persalinan, Neonatus, Bayi dan Balita. Nuhamedika.

Jurnal Kebidanan Terkini ( Current Midwifery Journal) 28

Anda mungkin juga menyukai