Anda di halaman 1dari 5

Mustofa, Ratna Dewi Puspita Sari, dan Arif Yudho Prabowo|Osteoporosis pada Wanita Peri dan

Postmenopause

Osteoporosis pada Wanita Peri dan Postmenopause


Mustofa1, Ratna Dewi Puspita Sari2, Arif Yudho Prabowo3
1Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Osteoporosis adalah gangguan tulang yang ditandai dengan penurunan massa tulang dan mikro-arsitektur yang
menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Pengelompokan osteoporosis dibagi menjadai 2 bagian yaitu,
osteoporosis primer dan sekunder. Osteoporosis primer terjadi pada wanita pascamenopause dan pada wanita usia lanjut
dikarenakan gangguan hormonal. Hormon estrogen yang berfungsi melindungi tulang dalam tubuh, jumlahnya berkurang
sehingga menyebabkan menurunnya kekuatan tulang. Dalam proses remodelling tulang, estrogen sangat berperan dalam
hal keseimbangan antara osteoklas (sel yang berfungsi menyerap tulang yang sudah tua ataupun rusak) dan osteoblas (sel
pembentuk tulang). Estrogen memiliki peran skeletal dan ekstraskeletal dalam patogenesis osteoporosis. Peran skeletal
estrogen berhubungan dengan kerja langsung osteoklas dan hormon osteoprotegerin (OPG) yang bersifat menghambat
kerja osteoklas. Peran ekstraskeletal estrogen berhubungan dengan ekskresi kalsium pada ginjal dan absorbsi kalsium dari
usus. Serta terdapat pula peran dari hormon paratiroid hormon (PTH) serta mediator inflamasi seperti seperti interleukin
(IL)-1, IL-6, IL-7, TNF-a, dan prostaglandin E2 yang bekerja langsung terhadap Reseptor activator nuclear kappa-B ligand
(RANKL) yang menyebabkan osteoporosis.

Kata kunci: Estrogen, Menopause, Osteoporosis.

Osteoporosis in Pre and Postmenopausal Women


Abstract
Osteoporosis is a bone disorder characterized by a decrease in bone mass and micro-architecture which causes bones to
become brittle and easily broken. The grouping of osteoporosis is divided into 2 parts namely, primary and secondary
osteoporosis. Primary osteoporosis occurs in postmenopausal women and in elderly women due to hormonal disorders.
The hormone estrogen which functions to protect the bones in the body, the amount decreases, causing a decrease in bone
strength. In the process of bone remodeling, estrogen plays a role in terms of the balance between osteoclasts (cells that
function to absorb old or damaged bone) and osteoblasts (bone-forming cells). Estrogen has a skeletal and extraskeletal
role in the pathogenesis of osteoporosis. The role of skeletal estrogen is related to the direct action of osteoclasts and the
hormone osteoprotegerin (OPG) which is inhibited by osteoclasts. The role of extraskeletal estrogen is related to calcium
excretion in the kidneys and absorption of calcium from the intestine. And there are also roles of parathyroid hormon (PTH)
hormones and inflammatory mediators such as interleukin (IL) -1, IL-6, IL-7, TNF-a, and prostaglandin E2 which work directly
against nuclear kappa-B ligand (RANKL) activator receptors that cause osteoporosis.

Keywords: Estrogen, Menopause, Osteoporosis.

Korespondensi: Mustofa, alamat Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1, HP: 081377852146, e-mail: georgemustofa@gmail.com.

Pendahuluan penurunan massa tulang karena proses


Osteoporosis adalah kelainan penuaan.1
penulangan akibat gangguan metabolisme Dilaporkan bahwa di Eropa dan Amerika
dimana tubuh tidak mampumenyerap dan Serikat, 30% wanita adalah osteoporosis, dan
memanfaatkan zat-zat yang diperlukan untuk itu diperkirakan bahwa 40% wanita pasca-
proses pematangan tulang. Pada osteoporosis menopause. Saat inisaja 22-55 persenwanita
terjadi pengurangan masa/jaringan tulang per lansia Indonesiamenderita osteoporosis. Jika
unitvolume tulang dibandingkan dengan diubah dalam angka, maka ada sekitar 8,5 juta
keadaan normal. Padausia 60-70 tahun, lebih lansia yang mencapai total 17 juta dari 222 juta
dari 30% perempuan menderita osteoporosis penduduk Indonesia menderita osteoporosis.
dan insidennya meningkat menjadi 70%pada Seiring meningkatnya jumlah penduduk
usia 80 tahun ke atas. Hal ini berkaitan dengan menjadi 261 juta padatahun 2020, maka
defisiensi estrogen pada masa menopause dan jumlah penderita diperkirakan akan meningkat

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|200


Mustofa, Ratna Dewi Puspita Sari, dan Arif Yudho Prabowo|Osteoporosis pada Wanita Peri dan
Postmenopause

menjadi 5-11juta. Jika jumlah penduduk 273 berfungsi menghasilkan hormon progesteron
juta pada 2050, makajumlah penderitamenjadi dan estrogen. Pada fase perimenopause
5,2-11,5 juta.2.3 jumlah folikel mulai mengalami atresia, fungsi
Menopause merupakan suatu akhir GnRH yang menurun juga menyebabkan
proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadinya penurunan inhibin B dan penurunan
terjadi karena penurunan hormon estrogen jumlah dari FSH sehingga estrogen tidak
yang dihasilkan ovarium. Menopause mulai terbentuk. Inhibin B yang berfungsi sebagai
pada umur yang berbeda umumnya adalah penghambat stimulasi GnRH dalam
sekitar umur 50 tahun. Seseorang yang pembentukan FSH melakukan feedback
mengalami menopause akan mengalami fase negative yaitu menstimulasi pituitari
klimakseterium, yaitu terjadinya peralihan dari menghasilkan FSH. Korpus luteum yang tidak
fase reproduktif ke fase menopouse. Terdapat terbentuk juga menyebabkan, progesteron
3 fase yaitum premenopause, yang terjadi 4-5 menurun serta efek FSH yang meningkat
tahun sebelum menopause, fase menopause, menyebabkan siklus menstruasi yang ireguler
dan fase postmenopouse yaitu 4-5 tahun sampai dimana mentruasi benar-benar
setelah menopouse. Saat fase tersebut terjadi berhenti yaitu pada fase menopouse. Oleh
penurunan hormon estrogen menyebabkan karena itu, pada fase postmenopouse kadar
penurunan paratiroid hormon (PTH) dan FSH tetap meningkat akibat feedback negative
penurunan penyerapan vitamin d sehingga dari inhibin B,sedangkan estrogen terus
pembentukan tulang (osteoblast) akan menurun.7
berkurang dan akan terjadi ketidakseimbangan Osteoporosis adalah gangguan tulang
antara aktivitas osteoklas dan osteoblast yang yang ditandai dengan penurunan massa tulang
akan menyebabkan osteoporosis.4.5 dan penurunan mikro-arsitektur yang
menyebabkan tulang menjadi rapuh dan
Isi mudah patah.Penurunan mikro-arsitektur
Menoupase didefinisikan oleh WHO tampak sebagai spikulum tulang yang semakin
sebagai penghentian menstruasi secara
sedikit dan tipis serta adanya “topangan”
permanen akibat hilangnya aktivitas folikular
horizontal abnormal yang tidak menyatu untuk
ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-
turut, periode menstruasi terakhir secara membentuk trabekula.1
retrospektif ditetapkan sebagai saat Pengelompokan osteoporosis dibagi
menopause. Dalam sebuah menjadi 2 bagian yaitu, osteoporosis primer
penelitiandisebutkan bahwa usia wanita dan sekunder. Osteoporosis primer terjadi
menopause terbanyak adalah umur 45-54 pada wanita pascamenopouse dan pada wanita
tahun (73,1%) dengan usia rata-rata yaitu 50 usia lanjut. Hormon estrogen yang berfungsi
tahun. Sedangkan menurut penelitian lain melindungi tulang dalam tubuh, jumlahnya
menopause mulai pada umur 50-51 tahun berkurang sehingga menyebabkan
dengan usia menopause yang relatif sama menurunnya kekuatan tulang. Sementara itu,
antara di Indonesia maupun negara-negara pada osteoporosis primer yang terjadi pada
Barat dan Asia yaitu sekitar 50 tahun. Fase ini wanita usia lanjut biasa disebut osteoporosis
pada dasarnya di bagi menjadi 3 fase, yaitu
senilis.Hal ini terjadi karena berkurangnya
fase perimenopouse, menopouse dan fase
kalsium akibat akibat penuaan usia. Sedangkan
postmenopouse.4.6
Pada usia reproduktif, indung telur osteoporosis sekunder disebabkan oleh
wanita mengandung 200.000-400.000 folikel penyakit tertentu seperti diabetes melitus dan
yang berisi bahan yang diperlukan untuk reumatoid artritis, gangguan hormonal, dan
pembentukan ovum, selain itu ovarium juga juga kesalahan pada gaya hidup.8.9

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|201


Mustofa, Ratna Dewi Puspita Sari, dan Arif Yudho Prabowo|Osteoporosis pada Wanita Peri dan
Postmenopause

Gambar 1. Menopous transisi7

Osteoporosis sekunder disebabkan oleh meningkatan fungsi dari osteoblas dan


penyakit tertentu, gangguan hormonal, dan menghambat fungsi dari osteoklas. Estrogen
juga kesalahan pada gaya hidup seperti secara langsung dapat menginduksi apoptosis
konsumsi alkohol secara berlebihan, rokok, dari sel osteoklas, sedangkan pada sel
kafein, dan kurangnya aktivitas fisik.10Dalam osteoblast estrogen menghambat produksi
proses remodelling tulang, estrogen sangatlah sitokin TGF β yang dihasilkan oleh osteoblast
berperan dalam hal keseimbangan antara sebagai media diferensiasi pembentukan
osteoklas (sel yang berfungsi menyerap tulang osteoklast. (jurnal bimedik dan pathofisio
yang sudah tuaataupun rusak) dan osteoblas osteo).12.13
(sel yang berperan dalam proses pembentukan Sedangkan peran skeletal estrogen
tulang). Proses ini adalah aksi gabungan dari secara tidak langsung di perantarai oleh
sel osteoklas dan osteoblas, serta sel lainnya osteoprotegerin (OPG) yang memiliki fungsi
seperti adiposit, kondrosit,fibroblas, dan sebagai reseptor TNF yang penting dalam
mioblas. Sel-sel stoma dan osteoblas juga menghambat diferensiasi dan aktivitas
menghasilkan sitokin yang berperan penting osteoklas atau biasa disebut memiliki sifat anti
dalam pembentukan osteoklastogenesis yaitu resorptif pada tulang.14
faktor penstimulasi koloni makrofag dan Efek defisiensi estrogen berperan juga
Reseptor activator nuklear kappaB ligan pada ekstraskeletal terutama efek terhadap
(RANKL), yang merupakan bagian Tumor peningkatan ekskresi kalsium ginjal dan
Nekrosis Faktor (TNF).11 menurunnya penyerapan kalsium usus. Hal ini
Pada dasarnya estrogen memiliki peran berkorelasi dengan terjadinya peningkatan
skeletal dan ekstraskeletal dalam patogenesis kalsium plasma oleh peningkatan aktivitas
osteoporosis. Peran secara skeletal dibagi lagi osteoklas. Namun, peningkatan ekskresi
menjadi peran secara langsung dan tidak kalsium ginjal dan menurunnya penyerapan
langsung. Peran skeletal langsung ditunjukan kalsium usus menstimulasi kompensasi
oleh peran estrogen terhadap osteoklas dan yaitupembentukan parathiroid hormon (PTH).15
osteoblas, estrogen memiliki peran untuk

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|202


Mustofa, Ratna Dewi Puspita Sari, dan Arif Yudho Prabowo|Osteoporosis pada Wanita Peri dan
Postmenopause

Gambar 2. Efek penurunan estrogen pada osteoporosis14

Mekanisme kerja PTH mencakup tulang, Simpulan


ginjal dan intestinal (melalui pembentukan Osteoporosis pada wanita peri dan
vitamin D). Pada tulang PTH bekerja postmenopouse terjadi disebabkan oleh
meningkatan RANKL dengan, melalui ginjal PTH penurunan kadar estrogen yang menyebabkan
menghambat ekskresi kalsium, serta melalui efek skeletal dan non skeletal di dalam tubuh.
intestinal PTH meningkatkan absorpsi kalsium.
Peningkatan RANKL berpengaruh langsung Daftar Pustaka
terhadap peningkatan aktivitas osteoklas 1. Dennis KB, Ninay K. Sistem
sehingga terjadilah osteoporosis.16 Muskuloskeletal. In Robbins, Kumar,
Selain itu defisiensi estrogen juga Cotran. Buku Ajar Patologi. Edisi ke-7 Vol
berperan dalam osteoimunologi. Penurunan 2. Jakarta: EGC; 2007.
dari estrogen akan menstimulasi produksi dari 2. Ramadani, E. Osteoporosis dan
mediator inflamasi seperti interleukin (IL)-1, IL- Pencegahannya. Jakarta: FKUI; 2010.
6, IL-7, TNF-a, dan prostaglandin E2. Mediator 3. Wright NC, Looker AC, Saag KG, Curtis JR,
inflamasi tersebut akan berefek pada Delzell ES, Randall S, dkk. The recent
osteoklastogenesis. Peningkatan dari IL-7 akan prevalence of osteoporosis and low bone
mempengaruhi Sel T untuk menghasilkan mass in the United States based on bone
interferon (IFN)-g dan TNF-a, yang akan di mineral density at the femoral neck or
presentasikan major histocompatibity complex lumbar spine. J Bone Miner Res.
(MHC) kelas II yang kemudian akan 2014;29:2520-6.
menghasilkan lebih banyak RANKL dan TNF-a, 4. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Jakarta:
yaitu sitokin yang berperan dalam Yayasan Bina Pustaka Sarwono
aktivitasosteoklastogenik dan akan Prawirohardjo; 2008.
menyebabkan osteoporosis.17.18 5. Ross AC, Manson JE, Abrams SA, Aloia JF,
Brannon PM, dkk. The 2011 report on
dietary reference intakes for calcium and

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|203


Mustofa, Ratna Dewi Puspita Sari, dan Arif Yudho Prabowo|Osteoporosis pada Wanita Peri dan
Postmenopause

vitamin D from the Institute of Medicine: 12. Rauner M, Sipos W, Pietschmann P.


what clinicians need to know. J Clin Osteoimmunology. Int Arch Allergy
Endocrinol Metab. 2011;96(1):53-8. Immunol. 2008;143:31-48.
6. Ratna A, Tendean HMM, Suparman E. 13. Sipos W, Pietschmann P, Rauner M.
Hubungan Menarche terhadap Strategies for novel therapeutic
Menopause di Kecamatan Lalabata approaches targeting cytokines and
Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan. signalling pathways of osteoclasto- and
Manado: FK Unsrat; 2013. osteoblastogenesis in the fight against
7. Wong E. Menopausal transition. Ann immune-mediated bone and joint
Intern Med. 2009;150(7):ITC4-1-15. diseases. Curr Med Chem. 2008;15:127-
8. Holloway D. An overview of the 36.
menopause: assessment and 14. Pietschmann P. Pathophysiology of
management. Nursing Standard. osteoporosis. Wien Med Wochenschr.
2011;25(30):47-57. 2009;15(9-10): 230-4.
9. Lindsay R. Pathogenesis, detection and 15. Kentjono WA. Anatomi dan Fisologi
prevention of postmenopausal Kelnjar Paratiroid. Surabaya: FK Unair;
osteoporosis. In: Studd JW, Whitehead MI, 2012.
editors. The menopause. London: 16. Mulholland MW, Lillemoe KD, Doherty
Blackwell Scientific Publications; 2008. GM. Chapter 78 Parathyroid Glands.
10. Syam Y. Fraktur akibat osteoporosis. 2008.
Jurnal e-CliniC (eCl). 2014;2(2). 17. Pacifici R. T cells and post menopausal
11. Duque G, Troen BR. Understanding the osteoporosis in murine models. Arthritis
mechanisms of senile osteoporosis: new Res Ther. 2010;9:102.
facts for a major Geriatric syndrome. J Am 18. Robbie-Ryan M, Pacifici R, Weitzmann
Geriatr Soc. 2008; 56: 935-41. MN. IL-7 drives T cellmediated bone loss
following ovariectomy. Ann N Y Acad Sci.
2009;1068: 348-51.

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|204

Anda mungkin juga menyukai