Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LANGKAH-LANGKAH PENGUMPULAN BAHAN


DAN TAHAP PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH.

Dosen Pengampu : SUSILOWATI, M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 3

1. AI WATIPAH
2. FIRDA AMANDA
3. MUMFAATUN
4. SHINTIA
5. SYAHRIYATUL BAROKAH
6. VEMAS AJI PANGESTU

PROGRAM STUDISEMESTER 3
INSTITUT AGAMA ISLAM AN NUR SIDOMULYO
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
makalah tentang “Langkah-langkah Pengumpulan Bahan dan Tahap Penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.”ini dapat terselesaikan . Saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan kita semua.

Sidomulyo, 27November 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1.LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1


1.2.RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 1
1.3.TUJUAN ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2

2.1.Langka-Langkah Pengumpulan Bahan Tulisan .............................................. 2


2.2.Kerangka Penulisan Karya Ilmiah .................................................................... 5
2.3.Penggunaan Ragam Ilmiah .............................................................................. 8
2.4.Asas-Asas Penyusunan Gagasan Dalam Karya Ilmiah ................................... 9

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 13

3.1.KESIMPULAN ................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan

tersebut biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh

masyarakat akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga

tahapan, yaitu: tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.

Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung

komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan

penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang

digunakan, dan adanya hasil penelitian yang diperoleh.

Selain itu, pentingnya belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran

atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga dalam pembahasannya dapat

disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh pembaca.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana penggunaan ragam ilmiah?

2. Bagaimana asas-asas penyusunan gagasan dalam karya ilmiah?

3. Bagaimana teknik mengatur perwajahan karangan?

4. Bagaimana aspek penalaran dalam karangan ilmiah?

5. Bagaimana pengertian dari penalaran induktif dan deduktif?

1.3.TUJUAN

Adapun tujuan ditulisnya makalah ini antara lain guna menjawab segala rumusan

masalah yang ada. Diharapkan makalah ini dapat membantu pemahaman mengenai

langkah-langkah pengumpulan bahan dan tahap penyusunan karya tulis ilmiah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.LANGKA-LANGKAH PENGUMPULAN BAHAN TULISAN


Dalam menyusun karya ilmiah ada berbagai tahapan yang diperlukan antara lain
adalah sebagai berikut :
2.1.1. TahapPersiapan
Pada tahap persiapan, penulis suatu karya ilmiah harus mempersiapkan topik. Hal
ini berarti penulis harus menentukan apa yang dibahas dalam tulisan. Kadang-kadang
topic ditentukan oleh dosen, tetapi kadang pemilihan topic ditentukan oleh mahasiswa
itu sendiri secara bebas.Topik dapat dipilih misalnya mengenai persoalan
kemasyarakatan, pertanian, manajemen, sumber daya manusia, hukum, dan
sebagainya.
Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri,
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah
informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca,
mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses
selanjutnya.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
2.1.1.1.Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
1. Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
2. Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yangada.
3. Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
4. Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
5. Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
6. Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa
dijadikan referensi.

2.1.1.2.Pembatasan topik atau penentuan judul


1. Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah
dilakukan.
2. Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau
setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.

2
3. Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang
mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who
(siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
4. Pembuatan kerangka karangan (outline)
5. Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
6. Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi
tumpang tindih dalam penulisannya.
7. Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah.

2.1.2. Tahap Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan peristiwa, mencari
informasi melalui wawancara informan, mencari informasi melalui pencatatan
dokumen dalam kartu data, melakukan eksperimen di laboratorium, melakukan
rekaman audio, dan catatan lapangan yang lengkap yang diperlukan dalam tahap-
tahap penelitian.

Pada tahap pengumpulan data hal yang di lakukan antara lain sebagai berikut :

1. Pencarianberbagai keterangan dari bahan bacaan atau referensitentangkaryatulis


yang kitabuat.
2. Pengumpulan keterangan daripihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan
dijadikan tema dalam karya ilmiah.
3. Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema
dari karya ilmiah.
4. Melakukan percobaan di labolatorium atau pengujian data di lapangan.

2.1.3. TahapPengorganisasianatauPengonsepan
Setelah kita mengumpulkan berbagai data yang kita peroleh, maka tahap
selanjutnya tahap pengonsepan data. Pada tahap pengonsepan ini adalah kita
melakukan penyeleksian data yang kita peroleh dari berbagai refensi dan sumber
media yang membantu proses dalam karya ilmiah kita dan kemudian kita
mengelompokan bahan dari berbagai referensi.

1. Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk


dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan
sesuai jenis, sifat dan bentuk data.

3
2. Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka
karangan yang telah ditetapkan.

2.1.4. TahapPenyuntinganKonsep
Sebelum mengetik konsep, penelitian harus memeriksa data yang sudah
dianalisis tersebut.Hal-hal yang tidak koheren atau penjelasan yang berulang-ulang
dapat diedit.Pada tahap ini bertujuan untuk
1. Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
2. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan
pokok bahasan karya ilmiah.
3. Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-
bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan
tulisan yang lain.
4. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian
bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata,
penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan
sesuai EYD.

2.1.5. TahapPenyajian.
Dalam tahap penyajian, peneliti siap menyusun karya ilmiah tersebut untuk dibaca
orang lain. Maka, penataan segi teknis dan materi harus diperhatikan dengan cermat
oleh peneliti karyai lmiah.

Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :

1. Segi kerapian dan kebersihan karya ilmiah itu.


2. Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada
halaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar table, daftar grafik, daftar
gambar, daftar pustaka, dll.
3. Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, misal standar
penulisan kutipan, catatan kaki, dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.

4
2.2.KERANGKA PENULISAN KARYA ILMIAH
2.2.1. BAB I – PENDAHULUAN

Bagian pertama dalam kerangka karya tulis ilmiah adalah Pendahuluan dan
merupakan Bab 1 atau bab pertama. Pendahuluan merupakan bagian karya ilmiah yang
memperkenalkan kepada para pembaca mengenai masalah yang akan dibahas dan diteliti
oleh penulis. Pendahuluan di dalam karya ilmiah biasanya akan menjelaskan mengenai
bahan atau barang apa yang menjadi pokok pembahasan dan penelitian. Pada bab
pertama ini nantinya akan terdiri dari beberapa pokok pembahasan yang memaparkan
semua dasar dilakukannya kegiatan penelitian, Bagian-bagian di bab Pendahuluan ini
antara lain:

a. Latar Belakang Masalah


Bagian pertama di dalam bab Pendahuluan adalah Latar Belakang Masalah.
Sesuai dengan namanya pada bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai latar
belakang kenapa suatu tema penelitian dijadikan pilihan diantara tema penelitian
menarik lainnya. Misalnya dari hasil diskusi dengan para ahli, penjelasan mengenai
pengalaman pribadi, hasil pengamatan di suatu tempat atau lingkungan, dan lain
sebagainya. Sehingga di bagian ini penulis akan meyakinkan pembaca bahwa tema
penelitian yang diambil memang layak untuk diangkat.
b. Rumusan Masalah
Dalam susunan kerangka penulisan karya ilmiah berikutnya di bab
Pendahuluan ada Rumusan Masalah. Rumusan Masalah merupakan bagian yang
menyatakan berbagai masalah yang akan dicari jawabannya. Biasanya berbentuk
sebagai kalimat tanya dan merupakan suatu pernyataan.
c. Hipotesis
Berikutnya di dalam bab Pendahuluan adalah Hipotesis yang merupakan
bagian dengan menyatakan sejumlah jawaban dan sifatnya sementara. Maksudnya di
bagian Hipotesis ini penulis akan menjelaskan jawaban atas pertanyaan di bagian
Rumusan Masalah dan merupakan jawaban sementara.
d. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisanmenjelaskan tentang sasaran yang ingin dicapai dari suatu
kegiatan penelitian. Tujuan Penulisan bisa disusun dalam bentuk daftar, hanya saja
pada Rumusan Masalah berbentuk kalimat tanya. Maka di Tujuan Penulisan berbentuk
kalimat pernyataan.
5
e. Metode Penulisan
Bagian selanjutnya di dalam bab Pendahuluan adalah Metode Penulisan.
Metode Penulisan merupakan bagian yang akan memaparkan metode penulisan yang
digunakan oleh penulis.
f. Manfaat Penulisan
Berikutnya ada Manfaat Penulisan yang kemudian juga disebut dengan nama Manfaat
Penelitian. Pada bagian ini penulis akan memaparkan berbagai bentuk manfaat yang
bisa didapatkan penulis dan pembaca dari penelitian yang dilakukan.
g. Sistematika Penulisan
Terakhir di bab Pendahuluan ada Sistematika Penulisan yang menjelaskan tentang
gambaran keseluruhan dari isi karya tulis ilmiah yang disusun. Pada bagian isi, akan
dijelaskan mengenai konten karya tulis dan bagian akhir berisi penjelasan tentang data
pelengkap dan data pendukung penulisan karya tulis ilmiah.

2.2.2. BAB II – LANDASAN TEORI

Bab kedua di dalam susunan kerangka penulisan karya ilmiah adalah Landasan Teori.
Sesuai dengan namanya pada bab 2 ini penulis akan menjelaskan tentang teori-teori atau
ilmu-ilmu yang menjadi dasar dilakukannya kegiatan penelitian. Bab ini terbilang bab
yang mudah untuk diselesaikan para penulis karya ilmiah.

Sebab teori diambil dari buku dan sumber lain yang dijadikan referensi atau rujukan
dalam menyusun karya tulis ilmiah. Pada bagian ini juga sering dijumpai sitasi atau
mengambil kutipan dan kemudian dicantumkan sitasi atau kreditnya. Penulis bisa menulis
kutipan langsung dengan menyalin semua kalimat sumber.

Penulis tidak perlu mengejar jumlah halaman dengan memperbanyak teori. Apalagi
proses menyusun bab dua ini bisa tinggal menyalin dan mengkopi saja. Namun, karena
hal ini pula yang sering membuat bab dua memaparkan teori tidak sesuai tema penelitian.
Hal ini perlu dihindari.

2.2.3. BAB III – METODOLOGI PENULISAN

Bab berikutnya atau bab ketiga dalam struktur kerangka penulisan karya ilmiah adalah
bab Metodologi Penelitian. Bab ini sendiri secara umum memiliki 4 (empat) bagian,
yaitu:

6
a. Metode Penelitian
Bagian pertama dari Metodologi Penelitian adalah Metode Penelitian yang
menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian yang
dilakukan penulis. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang apa dan siapa yang diteliti,
cara memilih sampel, data yang dikumpulkan, dan teknik analisis data.
b. Teknik Pengambilan Data
Berikutnya adalah Teknik Pengambilan Data yang menjelaskan tentang teknik
yang dipakai penulis dalam mengambil data penelitian.
c. Teknik Sampling
Dalam sampling peneliti mengambil contoh sampel dari suatu populasi yang
merupakan subjek penelitian. Sebab melakukan penelitian terhadap keseluruhan
populasi bisa memakan waktu lama, menguras banyak biaya, dan lain-lain.
d. Teknik Analisis
Selanjutnya penulis akan menyusun bagian Teknik Analisis di mana
dipaparkan proses analisis data penelitian untuk bisa dijelaskan menjadi bentuk data
lain yang mudah dipahami oleh banyak orang.

2.2.4. BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV (empat) adalah bab inti yang juga disebut bab pokok, sebab berisi Pembahasan
Hasil Penelitian. Jadi, hasil penelitian yang dilakukan selama berbulan-bulan akan
dipaparkan pada bab ini. Secara lengkap, detail, menyeluruh, dan tentunya tetap
sistematis. Sebagai bab inti, maka bab Pembahasan ini biasanya yang paling dicermati
oleh penilai atau penguji. Jadi untuk mahasiswa tingkat akhir biasanya bab 4 menjadi
poin utama dalam meraih nilai tinggi saat sidang skripsi digelar. Sehingga harus teliti dan
memastikan isinya menyampaikan betul data hasil penelitian, bukan rekayasa.

2.2.5. BAB V – PENUTUP

Bab berikutnya dan merupakan bab terakhir dari rangkaian kerangka penulisan karya
ilmiah berisi bab pokok adalah bab Penutup. Bab Penutup berisi dua bagian, yakni:

a. Kesimpulan
Bagian pertama dari bab Penutup adalah Kesimpulan yang memang
menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian yang dipaparkan di bab Pembahasan.
Isinya akan menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dan
digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis.
7
b. Saran
Bagian berikutnya adalah Saran yang berisi saran dari penulis terhadap semua
pihak yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Saran ini bisa menjadi masukan
untuk proses implementasi hasil penelitian ketika mampu memperbaiki kondisi atau
menyelesaikan masalah di lapangan.

2.2.6. BAB VI – DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka yang masuk ke bab tersendiri yakni di bab 6 (enam). Pada bab ini
penulis menyusun daftar dari semua rujukan atau referensi yang digunakan untuk
melakukan penelitian dan menulis laporan hasil penelitian tersebut. Daftar ini berisi detail
rujukan dimulai dari nama penulis, judul tulisan, tahun terbit, nama penerbit, dan kota
terbit.

2.3.PENGGUNAAN RAGAM ILMIAH

Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal dan

lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah

yang jelas, tepat, tidak berbelit-belit dan struktur paragraf yang runtut.

Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan menggunakan kalimat

pasif, kata-kata yang tidak emotif dan tidak berbunga-bunga. Hindarilah penggunaan kata

seperti saya atau kita. Jika terpaksa menyebutkan kegiatan yang dilakukan oleh penulis

sendiri istilah yang dipakai bukan kami atau saya, melainkan penulis atau peneliti.

Namun, istilah penulis atau peneliti hendaknya digunakan seminimal mungkin.

Skripsi yang mengikuti paradigma positivistik wajib ditulis dengan ragam bahasa

ilmiah, tidak menggunakan ragam bahasa sastra, orasi, daerah, pasar, populer dan

sejenisnya. Dalam ragam bahasa ilmiah positivistik berlaku ketentuan-ketentuan antara

lain: baku, logis, terukur, tepat, denotatif, efektif, terjalin kesinambungan urutan serta

bahasa yang baik dan benar.

8
2.4.ASAS-ASAS PENYUSUNAN GAGASAN DALAM KARYA ILMIAH

2.4.1. Kejelasan (clarity)

Karangan ilmiah harus konkret dan jelas. Kejelasan itu tidak saja berarti

mudah dipahami, mudah dibaca, tetapi juga harus tidak memberi ruang untuk

disalahtafsirkan, tidak boleh bersifat sama-samar, kabur dan tidak boleh ada di

wilayah abu-abu. (Bahasa Jawa: ‘kedah gamblang wijang-wijang’). Kejelasan di

dalam karangan ilmiah itu ditopang oleh hal-hal berikut:

a. Pemakaian bentuk kebahasaan yang lebih dikenal daripada bentuk kebahasan

yang masih harus dicari-cari dulu maknanya, bahkan oleh penulisnya.

b. Pemakaian kata-kata yang pendek, ringkas, tajam, lugas, daripada kata-kata

yang berbelit, panjang, rancu dan boros (verbose).

c. Pemakaian kata-kata dalam bahasa sendiri daripada kata-kata dalam bahasa

asing.

Kata-kata asing dapat digunakan hanya kalau memang istilah itu sangat

teknis sifatnya sehingga tidak (belum) ada istilah/kata yang pas dalam bahasa

indonesia.

2.4.2. Ketepatan (accuracy)

Karangan ilmiah menjujung tinggi keakuratan. Hasil penelitian ilmiah dan

cara penyajian hasil penelitian itu haruslah tepat/akurat. Supaya karangan ilmiah

menjadi sungguh-sungguh akurat, penulis/peneliti harus sangat cermat, teliti, tidak

bleh sembrono, atau ‘main-main dengan ilmu’.

Dalam penyampaiannya di dalam karangan ilmiah itu harus terwadahi butir-

butir gagasan dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksudkan oleh

peneliti/penulisnya. Kualifikasi demikian itulah yang dimaksud dengan istilah

‘efektif-‘sangkil’.

9
2.4.3. Keringkasan (brevity)

Karangan ilmiah haruslah ringkas. Ringkas tidak sama dengan pendek.

Karangan yang tebalnya 500 halaman dapat dikatakan ringkas sejauh di dalamnya

tidak terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang bertele-tele, kalimat-kalimat yang

bertumpukan (running-on sentences), dan sarat dengan kemubaziran dan

kerancuan.

Jadi, karya ilmiah itu tidak boleh menghamburkan kata-kata, tidak boleh

mengulang-ulang ide yang telah diungkapakan, dan tidak berputar-putar dalam

mengungkapkan maksud atau gagasan. Karangan ilmiah harus dibangun dari ide

yang kaya dengan bahasa yang hemat dan sederhana. Jadi bukan sebaliknya, ide

yang miskin namun dengan bahasa berbunga-bunga.

Karangan ilmiah harus ditulis dengan hati dan diteliti kembali, dibenahi dan

diedit kembali dengan pikiran. Jadi, peganglah prinsip ’writing with heart, editing

with brain’ di dalam praktik menulis karangan ilmiah.

2.5.Teknik Mengatur Perwajahan Karangan

Yang dimaksud dengan perwajahan adalah tata letak (lay out) unsur-unsur skripsi serta

aturan penulisan unsur-unsur tersebut, yang berkaitan dengan segi keindahan dan estetika

naskah. Tata letak dan penulisan unsur-unsur skripsi, tesis, atau disertasi harus diusahakan

sabaik-baiknya agar skripsi, tesis, atau disertasi tersebut tampak rapi dan menarik. Dalam

pembicaraan tentang perwajahan, dikemukakan secara ringkas mengenai masalah kertas

pola ukuran dan penomoran.

10
2.5.1. Kertas Pola Ukuran

Supaya tiap halaman ketikan rapi, sebaiknya digunakan kertas pola ukuran.

Kertas pola ukuran tersebut dipasang setiap kali mengganti halaman dan kertas

pola ukuran itu harus ditaati agar hasil ketikan tampak rapi. Jika menggunakan

komputer, program-program tertentu harus dikuasai terlebih dahulu agar format

yang dikehendaki terwujud.

Pada umumnya garis pembatas pada kertas pola ukuran tersebut diatur

dengan ukuran sebagai berikut:

a) Pias (margin) atas 4 cm,

b) Pias bawah 3 cm,

c) Pias kiri 4 cm, dan

d) Pias kanan 3 cm.

2.5.2. Penomoran

1. Angka yang digunakan

Angka untuk nomor yang lazim digunakan dalam skripsi, tesis, disertasi,

atau karangan ilmiah umumnya adalah angka Romawi kecil, angka Romawi

besar, dan angka Arab. Angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, v) dipakai untuk

menomori halaman judul, halaman yang bertajuk prakata, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lain (jika ada). Angka Romawi

besar (I, II, III, IV, V) digunakan untuk menomori tajuk bab pendahuluan,

tajuk bab analisis, tajuk bab simpulan, misalnya BAB I PENDAHULUAN.

Angka Arab (1, 2, 3, 4, dan seterusnya) digunakan untuk menomori halaman-

halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai dengan halaman terakhir dan

untuk menomori nama-nama tabel, grafik, histogram, bagan, dan skema.

11
2. Letak Penomoran

Halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar lampiran,

menggunakan angka Romawi kecil yang diletakkan pada bagian bawah, tepat

di tengah-tengah (simetris). Halaman yang bertajuk bab pendahuluan, bab

analisis, bab simpulan, daftar pustaka/rujukan, indeks, dan lampiran,

menggunakan angka Arab yang diletakkan pada bagian bawah, tepat di tengah-

tengah (simetris). Halaman-halaman naskah lanjutan menggunakan angka

Arab yang diletakkan pada bagian kanan atas.

3. Penomoran Subbab

Subbab dan subsubbab dinomori dengan angka Arab sistem digital. Angka

terakhir dalam digital ini tidak diberi titik (seperti 1.1, 1.2, 2.1, 1.1.2, 2.2.3,

3.2.1, dan seterusnya). Dalam hubungan ini, angka digital tidak lebih dari tiga

angka (maksimal, misalnya 1.1.1, 1.4.3, 1.1.2, 3.2.2, 3.3.3, 4.4.1), sedangkan

penomoran selanjutnya menggunakan a, b, c, kemudian 1), 2), 3), selanjutnya

a), b), c), dan seterusnya.

Artikel berbentuk feature dapat lebih dinikmati, kalau artikel tersebut diberi

ilustrasi. Lebih-lebih bila isinya mengenai sesuatu keilmuan atau petunjuk teknis.

Informasi akan menjenuhkan bila diungkapkan dengan kata, karena bertele-tele, lebih

baik disajikan berupa gambar ilustrasi.

Ilustrasi memang gambar, tetapi tidak hanya gambar tangan yang dibuat dengan

pensil, ballpen atau tinta Cina saja, melainkan dapat juga berupa foto jepretan lensa,

gambar pandangan pancungan, peta, denah, bagan dan diagram.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Tahapan Pembuatan Karya Ilmiah

Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.


1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengumpulan data.
3. Tahap Pengorganisasian.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
5. Tahap Penyajian.
Sedangkan untuk kerangka karya ilmiah secara keseluruhan sejak lembar pertama
secara umum bentuknya adalah sebagai berikut:

A. Judul

B. Kata pengantar

C. Abstrak

D. Daftar Isi

E. Pendahuluan

1. Latar belakang masalah


2. Perumusan masalah
3. Tujuan dan Manfaat
4. Metode penelitian
F. Tinjauan pustaka

G. Hasil dan pembahasan

H. Penutup

1. Simpulan
2. Saran
I. Daftar pustaka

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.duniadosen.com/kerangka-penulisan-karya-ilmiah/

https://www.academia.edu/38522174/Makalah_Perencanaan_Karya_Ilmiah_docx

http://rdenanda.blogspot.com/2010/03/tahapan-pembuatan-karya-ilmiah.html

14

Anda mungkin juga menyukai