Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hadi Saputra

NIM : 041777364
UPBJJ : UT-SAMARINDA
Mata Kuliah : HKUM4500 ( Tugas Akhir Program )

TUGAS 2

1. Urutkan lebih baik urutan kejadian!

Jawab :

Pada tahun 2010 pihak Kepolisian RI yakni Kanit Cyber Crime Bareskrim Polri Kombes
Pol Sulistyo dan anggotanya mendapat laporan dari korban seorang warga Qatar,
Alqawani pada tahun 2010 "Tim Cyber Bareskrim Mabes Polri menangkap
Christianto alias Craig, seorang anggota komplotan penipuan jual beli kertas online,
di Medan.

Sejak dari itu Polri telah membidik sindikat toko palsu ini sejak akhir 2010 setelah
korban melaporkan toko tersebut ke KBRI di Qatar, setahun kemudian di Medan
sudah tertangkap satu orang oleh tim Cyber yang dipimpin oleh Kanit Cyber Crime
Bareskrim Polri Kombes Pol Sulistyo, pelaku yang ditangkap yakni Christianto alias
Craig. Sementara, dua pelaku utama yang menjadi otak kejahatan dunia maya ini
masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DOP) alias buronan kepolisian. Keduanya
adalah Muhammad Redha dan Tunggalika Nusandra alias Dodi.

Untuk barang bukti sudah ditemukan berupa buku tabungan BCA yang sudah disita
dari para pelaku saat menggeledah rumah mereka

Modus Operandi yang dilakukan oleh para pelaku yakni awalnya Alqawani, seorang
warga Qatar yang tertarik membeli kertas di toko online milik Craig dan Dodi,
www.tunggalika nusandra dan nexianexpres pada Maret 2010. Setelah memesan,
Craig sempat mengirim sampel kertas sebanyak satu rim ke Qatar. Alqawani yang
puas kemudian memesan lebih banyak. Ia kemudian mentransfer Rp 200 juta ke
nomor rekening toko tersebut. Setelah itu, Craig menghilang bersama uang Alqawani
tanpa bisa dihubungi kembali.

Jika dikemudian hari setelah pemberitaan ini kemudian ada yang melaporkan hal
yang sama mungkin akan pihak kepolisian akan menemukan pelaku lainnya selain
pelaku utama diatas.
2. Sebutkan pihak-pihak yang terlibat !

Jawab :

Pelaku :
Pihak yang terlibat yang menjadi pelaku yakni Christianto alias Craig dan dua pelaku
Sebagai Pelaku utama ( Otak ) yang masih dalam status Daftar Pencarian Orang
(DPO) yaitu Muhammad Redha dan Tunggalika Nusandra alias Dodi.

Korban :
Saudara Alqwani yang menjadi korban karena telah mendapat perbuatan penipuan
oleh pihak Christianto alias Craig dan dua pelaku lainnya yang menjadi otak
kejahatan Cybercrime tersebut.

3. Sebutkan motif dan unsur-unsur kejahatan yang telah dipenuhi menurut


ketentuan undang-undang cyber-crime?

Jawab :

Penipuan secara online pada prinisipnya sama dengan penipuan konvensional. Yang
membedakan hanyalah pada sarana perbuatannya yakni menggunakan Sistem
Elektronik (komputer, internet, perangkat telekomunikasi). Sehingga secara hukum,
penipuan secara online dapat diperlakukan sama sebagaimana delik konvensional
yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Dasar hukum yang digunakan untuk menjerat pelaku penipuan saat ini adalah Pasal
378 KUHP, yang berbunyi sebagai berikut:

"Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan
tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain
untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang
maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara
paling lama 4 tahun."

Sedangkan, jika dijerat menggunakan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE), maka pasal yang dikenakan adalah Pasal 28 ayat (1),
yang berbunyi sebagai berikut:
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.

Ancaman pidana dari pasal tersebut adalah penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar (Pasal 45 ayat [2] UU ITE).

Untuk pembuktiannya, Aparat Penegak Hukum (APH) bisa menggunakan bukti


elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagai perluasan bukti sebagaimana Pasal 5 ayat
(2) UU ITE, di samping bukti konvensional lainnya sesuai dengan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Bunyi Pasal 5 UU ITE:

(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya


merupakan alat bukti hukum yang sah. (2) Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara
yang berlaku di Indonesia.
Namun untuk menentukan apakah seseorang melanggar Pasal 28 ayat (1) UU ITE
atau tidak, terdapat beberapa pedoman implementasi yang harus diperhatikan
sebagai berikut:
a. Delik pidana dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE bukan merupakan delik pemidanaan
terhadap perbuatan menyebarkan berita bohong (hoaks) secara umum,
melainkan perbuatan menyebarkan berita bohong dalam konteks transaksi
elektronik seperti transaksi perdagangan daring.
b. Berita atau informasi bohong dikirimkan melalui layanan aplikasi pesan, peyiaran
daring, situs/media sosial, lokapasar (marketplace), iklan, dan/atau layanan
transaksi lainnya melalui sistem elektronik.
c. Bentuk transaksi elektronik bisa berupa perikatan antara pelaku usaha/penjual
dengan konsumen atau pembeli.
d. Pasal 28 ayat (1) UU ITE tidak dapat dikenakan kepada pihak yang melakukan
wanprestasi dan/atau mengalami force majeur.
e. Pasal 28 ayat (1) UU ITE merupakan delik materiil, sehingga kerugian konsumen
sebagai akibat berita bohong harus dihitung dan ditentukan nilainya
f. Definisi ”konsumen” pada Pasal 28 ayat (1) UU ITE mengacu pada Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
4. Sebutkan modus operandi yang dilakukan para tersangka?

Jawab :

Modus Operandi yang dilakukan para pelaku yakni memasang iklan palsu di
www.tunggalika nusandra dan nexianexpres, kemudian ketika ada yang tertarik para
pelaku melakukan serangkaian kebohongan dan penipuan agar mendapat
kepercayaan korban dengan mengirim sampel.

Anda mungkin juga menyukai