Anda di halaman 1dari 3

Nama : Vania Cleosa Olivia Sinaga

Kelas : XII MIPA 4

KHOTBAH (AYUB 1 : 21)


Kesalehan Ayub dicoba
Syalom bapak ibu saudara saudari sidang perkabungan yang dikasihi oleh Tuhan
Tidak ada seorangpun dari kita yang akan merasa senang jika mengalami kehilangan.
Semakin dalam cinta, samakin banyak peran dan semakin banyak kenangan bersama
orang tersebut akan membuat semakin sakit pula hati dan duka kita ketika ia pergi
meninggalkan kita. Suka tidak suka tapi ini pasti akan kita lalui karna hidup adalah
perjalanan yang diawali dengan kelahiran dan ditutup dengan kematian. Tidak ada
yang akan mampu melewatinya dengan kemapuannya sendiri.
Alkitab mencatat seorang yang begitu saleh seorang yang begitu takut akan Tuhan
mengalami kehilangan hampir semua yang ia miliki hanya dalam sekejap saja anak,
harta kekayaan dan kesehatannya. Yang tersisa hanya nyawanya dan isteri yang
memintanya untuk mengutuki Allah. Tapi satu hal yang begitu luar biasa dari Ayub
yang kita bisa lihat, disaat semuanya begitu menyakitkan begitu memilukan ia tunduk
menyembah Tuhan “ TUHAN YANG MEMBERI, TUHAN YANG MENGAMBIL.
TERPUJILAH TUHAN”
Ayub menanggapi semua musibah yang menimpa dirinya dengan kesedihan yang
sangat tetapi dengan kerendahan hati dan takut akan Tuhan. Dengan iman yang murni
dan keluar dari Ayub kata-kata yang rasanya tidak mungkin dapat dikatakan tapi ia
mampu mengatakannya. Tuhan mengijinkan ada sesuatu yang hilang dari dalam
hidup kita. Mungkin kita akan merasa marah, sedih, kecewa, tidak adil karna Tuhan
seakan-akan tidak peduli dan melupakan. Tetapi sesungguhnya kita yang melupakan
bahwa apa yang ada dalam diri adalah milik Tuhan yang dipercayakan, dikelola,
dijaga dan dirawat. Jika Tuhan mengambilnya tentu ini adalah hak Tuhan bukan
hanya harta yang dipercayakan pada kita tetapi juga diri dan orang yang kita kasihi.
Ketika Tuhan mengijinkan kita mengalami kehilangan jangan biarkan kasih-Nya
kepada kita ikut hilang.
Disaat keluarga mengalami kesedihan dan kedukaan karena orang yang dikasihi pergi
meninggalkan kita bukan berarti ia pergi dalam kesakitan. Bukan berarti ia pergi
meninggalkan kita karna kesakitan tetapi karna pertandingannya dalam dunia sudah
berakhir, rancangan Tuhan dalam dirinya sudah terlaksana, tugasnya sudah tercapai.
Buktinya ada pada keluarga sendiri berapa banyak kasih yang sudah diberikan oleh
itak terkasih berapa banyak hal yang sudah dirasakan, teladan, ajaran, tuntunan dari
itak bagi keluarga dan itulah rencana Tuhan melalui itak kepada keluarga dan kita
semua. Kita melihat bagaimana rencana Tuhan itu indah pada setiap orang yang
percaya dan saat Tuhan membawanya kembali kita percaya bahwa ini yang terbaik.
Walau raganya pergi tetapi nama, ajaran, teladan dan tuntunannya selama ini tidak ada
yang bisa mengambil dari kita. Kedukaan memang sakit tapi dalam iman kita percaya
bahwa Yesus telah menyediakan tempat yang terbaik. Maka dalam iman kita juga
menyadari bahwa Tuhan memberi yang terbaik dan disaat Tuhan mengambil dari kita
Tuhan punya hal yang lebih baik bagi kita. Inilah perharapan kita Tuhan Yesus
memberkati dan memampukan keluarga dan kita semua dalam kasihnya. Amin
Nama : Vania Cleosa Olivia Sinaga
Kelas : XII MIPA 4

KESAKSIAN (Matius 6)
Hal Kekuatiran
Rasa khawatir pastinya selalu ada dalam diri manusia, sama seperti saya yang ingin
berkesaksian tapi mungkin bisa dikatakan lebih ke sharing.
Tidak terasa waktu begitu cepat terlewati dan sebentar lagi sudah akan memasuki dunia
kuliah, ada beberapa hal yang membuat kekhawatiram tersendiri. Dimulai dari bingung
memilih jurusan apa yang akan diambil, tidak disetujui oleh orang tua dengan jurusan yang
saya pilih.
Awal mulanya saya bingung tuk memilih jurusan apa yang akan saya ambil nantinya karena
bisa dikatakan orang tua sudah mendesak dan bertanya tanya jurusan apa yang akan saya
pilih. Sampai pada akhirnya saya sudah menentukan pilihan tuk masuk di jurusan Psikologi,
tetapi mama saya tidak menyetujuinya karena memang dari mama saya sendiri dan juga
keluarga besar inginnya saya kuliah kedokteran. Namun saya tidak ingin masuk kedokteran
karena saya memang tidak tertarik dengan itu. Sedangkan papa saya selalu mensupport saya
dan selalu berkata terserah saya saja mau memilih apa yang penting saya bisa
mempertanggungjawabkan pilihan saya dan bertekun dalam kuliah. Di situ saya merasa
sangat bingung dan khawatir, bingung karena kedua orang tua saya memiliki pendapat yang
berbeda, yang satunya mendukung dan satunya tidak mendukung pilihan saya. Khawatir
karena jurusan yang saya pilih hingga saat ini belum disetujui oleh mama saya, kemudian
mama saya memberi penawaran jika tidak ingin masuk kedokteran berarti pilih saya
pertambangan. Di situ saya merasa putus asa, karena jujur saya lebih sangat tidak tertarik
dengan yang namanya pertambangan. Tetapi setelah saya pikir-pikir untuk apa saya
mengkhwatirkan sesuatu yang belum terjadi, seperti yang dikatakan dalam kitab Matius 6: 34
"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Setiap harinya pasti ada kekhawatiran tetapi tidak usah terlalu dipikirkan hingga membuat
beban pada pikiran. Jadi percaya lah pada Tuhan dan juga pada setiap rencana yang sudah
Dia rancangkan tuk kehidupan kita di setiap harinya.

Anda mungkin juga menyukai