Anda di halaman 1dari 45

6

Ekstraksi Cair Cair


Aida Nur Ramadhani, S.T., M.T.

Program Studi Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
2021
1
Pustaka:

Wankat, P.C., 1988, “Equilibrium Staged Separation”, Prentice Hall, New Jersey.
Chap.16 & 18
Geankoplis, C.J., 1985, “Transport Processes and Unit Operation”, 3th ed., Prentice Hall,
Inc., Singapore.
2
PENDAHULUAN

Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solvent) sebagai separating agent.

==== pemisahan berdasarkan prinsip beda kelarutan ======

SOLUBILITY?

3
1. Pengantar ekstraksi

2. Ekstraksi dipilih sebagai metode pemisahan OUTLINE


3. Alat ekstraksi

4. Perancangan alat ekstraksi (stage wise):

• a. Immiscible system

• b. Partially miscible system


4
PENDAHULUAN

▪ Solute dipisahkan dari cairan pembawa


(diluen) menggunakan solvent cair. A= solut
B= diluen
▪ Dicari solven yang hanya melarutkan solut,
S= solven
tanpa melarutkan diluen.

▪ Campuran diluen dan solven ini adalah


heterogen (immiscible, tidak saling
campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase,
yaitu fase diluen (rafinat) dan fase solven
decanter
(ekstrak)

5
A= solut
B= diluen
S= solven

decanter

▪ Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.

▪ Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.


6
7
Mixer-settler:

Fase rafinat

Fase ekstrak
8
Pemilihan solven menjadi sangat penting, dipilih solven yang memiliki sifat antara
lain:

▪ Solut mempunyai kelarutan yang besar dalam solven, tetapi solven sedikit atau
tidak melarutkan diluen,

▪ Tidak mudah menguap pada saat ekstraksi,

▪ Mudah dipisahkan dari solut, sehingga dapat dipergunakan kembali,

▪ Tersedia dan tidak mahal.

9
Leaching

▪ ekstraksi padat-cair;

▪ solut dipisahkan dari padatan pembawanya menggunakan solven cair.

10
Kapan pemisahan menggunakan metode ekstraksi dipilih?

▪ sistem air – asam asetat

▪ memerlukan jumlah stage


yang sangat banyak, jika
dipisahkan menggunakan
distilasi

11 11
▪ Perbandingan beberapa sistem VLE

12
Separation sequence:

DISTILASI:
Relative volatilitas > 1,2
𝐾𝐴
∝𝐴𝐵 = > 1,2
𝐾𝐵

13
▪ Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit pemungutan solven agar dapat digunakan
kembali (solvent recovery unit), seperti gambar di bawah ini:

Biasanya distilasi

14
Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2 sistem :

Immiscible extraction,

• solven (S) dan diluen (D) tidak saling larut.

Partially miscible extraction,

• solven (S) sedikit larut dalam diluen (D) dan sebaliknya

• meskipun demikian, campuran ini heterogen, jika dipisahkan akan terdapat fase
diluen dan fase solven.

15
Skema sistem itu :

Tugas : carilah 5 contoh immiscible system dan partially miscible system.


16
EKSTRAKTOR

Beberapa jenis alat ekstraksi disajikan di :

Fig. 16-2 (Wankat), Fig. 10.40 s/d 10.44 dan Fig. 10.51 s/d 10.56 (Treybal).

SINGLE MIXER-SETTLER
MULTI MIXER-SETTLER 17
18
19
Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka ekstraktor dibagi menjadi 2 yaitu:

▪ Kontak kontinyu (continuous contactor)

seperti Rotary Disc Contactor, Packed bed extractor, spray tower.

▪ Kontak bertingkat (stage wise contactor)

seperti menara plat/tray, mixer-settler → Arus ekstrak berkeseimbangan dengan


arus rafinat → stage ideal.

20
▪ Menara kontak kontinyu sering disebut menara transfer massa, sedangkan
menara plat sering disebut menara stage keseimbangan.

▪ Oleh karena itu, pada menara kontak kontinyu harus diperhatikan kecepatan
perpindahan massa solut dari fase pembawa ke fase pelarut.

▪ Tujuan perancangan alat ekstraksi dengan kontak bertingkat adalah menentukan


jumlah stage seimbang/ideal/teoritis yang dibutuhkan.

▪ Jumlah stage sesungguhnya merupakan rasio stage ideal dengan efisiensi


stagenya.
21
Perancangan alat ekstraksi (stage wise):

Immiscible system:

• #countercurrent
• #crossflow

Partially miscible system:

• #single stage
• #multistage ountercurrent
• #multistage crossflow

22
VARIABEL-VARIABEL PERANCANGAN

Di dalam merancang alat ekstraksi, seseorang harus mengetahui dan menentukan :


▪ Kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida umpan,
komposisi.
▪ Banyak solut yang harus dipisahkan,
▪ Jenis solven yang akan digunakan,
▪ Suhu dan tekanan alat,
▪ Kecepatan arus solven minimum dan kecepatan arus solven operasi,
▪ Diameter menara,
▪ Jenis alat kontak,
▪ Jumlah stage ideal, aktual, dan tinggi menara,
▪ Pengaruh panas.
23
IMMISCIBLE EXTRACTION
Pustaka: Wankat, chap. 16.

▪ Dalam sistem immiscible extraction, hanya solut yang terdistribusi di kedua fase.
▪ Keseimbangan solut dinyatakan dalam kadar solut di fase diluen (arus rafinat)
berkeseimbangan dengan kadar solut di solven (arus ekstrak).

▪ Kadar solut dalam rafinat = X


▪ Kadar solut dalam ekstrak = Y
24
Keseimbangan cair-cair immiscible
(liquid-liquid equilibrium, LLE)

Koefisien distribusi:

YA
Kd =
XA

YA = solubility A di kerosen;
XA= solubility A di air

25
Countercurrent immiscible extraction

Ditinjau:
▪ Data diketahui:
▪ kecepatan dan komposisi umpan,
▪ Kecepatan dan komposisi solven.

Data ditentukan:
▪ persentase recovery solut atau komposisi
dalam rafinat.

Data dicari:
▪ Jumlah stage ideal.
26
Countercurrent immiscible extraction

Penyelesaian:

Asumsi yang diambil:


▪ isotermal, isobar,
▪ panas pencampuran dapat diabaikan
▪ Diluen (D) dan solven (S) tidak saling larut.
▪ Keadaan seimbang telah tercapai di setiap stage→
solut di fase rafinat berkeseimbangan dengan solut
di fase ekstrak.

27
▪ Berdasarkan asumsi di atas, maka kecepatan D bebas
solut (FD) dan kecepatan pelarut S bebas solut (FS)
adalah konstan.
▪ Kadar solut dinyatakan perbandingan (rasio)
banyaknya solut dan banyaknya bahan bebas solut.
▪ Banyaknya bahan dapat dinyatakan dalam satuan
massa atau satuan mol.
▪ Contoh:
mol A
X= , mol solute/(mol diluen bebas solute)
mol D
mol A
Y= , mol solute/(mol solven bebas solute)
mol S 28
▪ Jika data yang tersedia adalah fraksi mol atau fraksi massa, maka data itu harus
dirubah menjadi rasio mol atau rasio massa.

x y
X= Y=
1− x 1− y

▪ dengan,
mol solut
▪ x = fraksi mol (atau massa) di fase rafinat, mol total rafinat

mol solut
▪ y = fraksi mol di fase ekstrak,mol total ekstrak

29
Latihan

▪ An 11.5 wt% mixture of acetic acid in water is to be extracted with 1-butanol at 1


atm pressure and 26.7℃. We desire outlet concentrations of 0.5 wt% in the water
and 9.6 wt% in the butanol. Inlet butanol is pure. Feed flow rate is 500 lb/hr.
▪ Assume that water-butanol is immiscible system and equilibrium data can be
represented as:
yA = 1.613 xA, mass fraction of acetic acid.
▪ How many number of equilibrium stages for countercurrent system? Calculate the
solute recovery.

30
Algoritma:

▪ Skema diagram alir arus → bisa bercerita sendiri. Sesuaikan satuannya.


▪ Neraca eksternal.
▪ Neraca internal:
Garis operasi (hub arus-arus di antara 2 stage berurutan) arus-arus keluar dari
setiap stage dalam keadaan berkeseimbangan.
▪ Hitung jumlah stage.

31
Neraca eksternal:
▪ hubungan arus-arus di sekitar menara (loop A):

▪ NM solut di sekitar menara:


INPUT = OUTPUT

▪ Maka kecepatan arus dan komposisi masuk


dan keluar menara dapat ditentukan.

32
▪ hubungan arus-arus di antara dua stage yang berurutan (loop B atau loop C) :

▪ NM Solut di sekitar loop B:


INPUT = OUTPUT

→ Yj+1 = f (Xj) .....?

▪ Persamaan ini disebut persamaan garis


operasi (GOP).

33
▪ Hubungan arus-arus keluar stage:
▪ Ditinjau stage ke-j :

▪ Xj berkeseimbangan dengan Yj

▪ Oleh karena itu dibutuhkan data keseimbangan atau persamaan keseimbangan.

34
▪ Menentukan jumlah stage ideal secara analitis :
▪ Perhitungan stage dimulai dari j=1 :

j =1: hitung: X1 = f ( Y1; keseimbangan)


Y2 = f ( X1; GOP ).

FD FD
YJ+1 = X
FS j
+ [ Y1 − FS X0 ]

j= 2 : hitung : X2 = f( Y2; keseimbangan )


Y3 = f( X2; GOP)

Dan seterusnya sampai diperoleh J=N dengan XN


35
36
▪ Menentukan jumlah stage secara grafis:

GOP dapat disajikan dalam grafik Y-X ( McCabe Thiele) dengan beberapa cara
yaitu:
▪ Diketahui slope GOP = FD/FS
Intersep GOP = Y1 – (FD/FS). X0
Dengan mengetahui slope dan intersept, maka GOP dapat diplotkan.

▪ Dari GOP, jika Xj= XN diketahui, maka:


titik (XN, YN+1) terletak di GOP.
titik (X0,Y1) juga terletak di GOP.
GOP diplot menggunakan dua titik ini.
37
Perhitungan stage by stage :

FD FD
YJ+1 = X + [ Y1 − FS X0 ]
FS j

How many number of equilibrium stages? 38


Skema:

39
40
41
42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai