Wankat, P.C., 1988, “Equilibrium Staged Separation”, Prentice Hall, New Jersey.
Chap.16 & 18
Geankoplis, C.J., 1985, “Transport Processes and Unit Operation”, 3th ed., Prentice Hall,
Inc., Singapore.
2
PENDAHULUAN
Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solvent) sebagai separating agent.
SOLUBILITY?
3
1. Pengantar ekstraksi
• a. Immiscible system
5
A= solut
B= diluen
S= solven
decanter
Fase rafinat
Fase ekstrak
8
Pemilihan solven menjadi sangat penting, dipilih solven yang memiliki sifat antara
lain:
▪ Solut mempunyai kelarutan yang besar dalam solven, tetapi solven sedikit atau
tidak melarutkan diluen,
9
Leaching
▪ ekstraksi padat-cair;
10
Kapan pemisahan menggunakan metode ekstraksi dipilih?
11 11
▪ Perbandingan beberapa sistem VLE
12
Separation sequence:
DISTILASI:
Relative volatilitas > 1,2
𝐾𝐴
∝𝐴𝐵 = > 1,2
𝐾𝐵
13
▪ Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit pemungutan solven agar dapat digunakan
kembali (solvent recovery unit), seperti gambar di bawah ini:
Biasanya distilasi
14
Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2 sistem :
Immiscible extraction,
• meskipun demikian, campuran ini heterogen, jika dipisahkan akan terdapat fase
diluen dan fase solven.
15
Skema sistem itu :
Fig. 16-2 (Wankat), Fig. 10.40 s/d 10.44 dan Fig. 10.51 s/d 10.56 (Treybal).
SINGLE MIXER-SETTLER
MULTI MIXER-SETTLER 17
18
19
Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka ekstraktor dibagi menjadi 2 yaitu:
20
▪ Menara kontak kontinyu sering disebut menara transfer massa, sedangkan
menara plat sering disebut menara stage keseimbangan.
▪ Oleh karena itu, pada menara kontak kontinyu harus diperhatikan kecepatan
perpindahan massa solut dari fase pembawa ke fase pelarut.
Immiscible system:
• #countercurrent
• #crossflow
• #single stage
• #multistage ountercurrent
• #multistage crossflow
22
VARIABEL-VARIABEL PERANCANGAN
▪ Dalam sistem immiscible extraction, hanya solut yang terdistribusi di kedua fase.
▪ Keseimbangan solut dinyatakan dalam kadar solut di fase diluen (arus rafinat)
berkeseimbangan dengan kadar solut di solven (arus ekstrak).
Koefisien distribusi:
YA
Kd =
XA
YA = solubility A di kerosen;
XA= solubility A di air
25
Countercurrent immiscible extraction
Ditinjau:
▪ Data diketahui:
▪ kecepatan dan komposisi umpan,
▪ Kecepatan dan komposisi solven.
Data ditentukan:
▪ persentase recovery solut atau komposisi
dalam rafinat.
Data dicari:
▪ Jumlah stage ideal.
26
Countercurrent immiscible extraction
Penyelesaian:
27
▪ Berdasarkan asumsi di atas, maka kecepatan D bebas
solut (FD) dan kecepatan pelarut S bebas solut (FS)
adalah konstan.
▪ Kadar solut dinyatakan perbandingan (rasio)
banyaknya solut dan banyaknya bahan bebas solut.
▪ Banyaknya bahan dapat dinyatakan dalam satuan
massa atau satuan mol.
▪ Contoh:
mol A
X= , mol solute/(mol diluen bebas solute)
mol D
mol A
Y= , mol solute/(mol solven bebas solute)
mol S 28
▪ Jika data yang tersedia adalah fraksi mol atau fraksi massa, maka data itu harus
dirubah menjadi rasio mol atau rasio massa.
x y
X= Y=
1− x 1− y
▪ dengan,
mol solut
▪ x = fraksi mol (atau massa) di fase rafinat, mol total rafinat
mol solut
▪ y = fraksi mol di fase ekstrak,mol total ekstrak
29
Latihan
30
Algoritma:
31
Neraca eksternal:
▪ hubungan arus-arus di sekitar menara (loop A):
32
▪ hubungan arus-arus di antara dua stage yang berurutan (loop B atau loop C) :
33
▪ Hubungan arus-arus keluar stage:
▪ Ditinjau stage ke-j :
▪ Xj berkeseimbangan dengan Yj
34
▪ Menentukan jumlah stage ideal secara analitis :
▪ Perhitungan stage dimulai dari j=1 :
FD FD
YJ+1 = X
FS j
+ [ Y1 − FS X0 ]
GOP dapat disajikan dalam grafik Y-X ( McCabe Thiele) dengan beberapa cara
yaitu:
▪ Diketahui slope GOP = FD/FS
Intersep GOP = Y1 – (FD/FS). X0
Dengan mengetahui slope dan intersept, maka GOP dapat diplotkan.
FD FD
YJ+1 = X + [ Y1 − FS X0 ]
FS j
39
40
41
42
43
44
45