Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR TERHADAP KUAT TEKAN DAN

POROSITAS MORTAR

Sandy Meiswara1), Titik Penta Artiningsih2), Heny Purwanti3)

ABSTRAK
Masih banyak bangunan yang diperlukan seperti perumahan, gedung dan konstruksi lainnya.
Khusus untuk pekerjaan dinding saat ini banyak dijumpai dinding-dinding yang retak pada plesterannya
dan tidak kedap air. Mortar digunakan pada pekerjaan dinding rumah. kamar mandi, ataupun bak air saat
ini belum maksimal karena banyak dijumpai retak dan tidak kedap air. Mortar mempunyai fungsi yang
sangat penting dalam suatu bangunan seperti pada pekerjaan pasangan pondasi, pasangan batu bata dan
pekerjaan dinding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gula pasir terhadap
kuat tekan dan sifat kedap air pada mortar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang
dilakukan dilaboratorium dengan benda uji yang dipakai untuk pembuatan mortar berbentuk kubus
berukuran 5 x 5 x 5 cm, jumlah benda uji sebanyak 21 buah dan variasi penambahan gula pasir 0%, 0,08%,
0,17%, 0,25%, 0,33%, 0,42%, dan 0,50% dari berat semen. Kuat tekan maksimum adalah kuat tekan mortar
dengan penambahan gula pasir 0,15% yang menyebabkan kenaikan kuat tekan sebesar 16,37% dari kuat
tekan mortar normal. Porositas mortar yang paling kecil adalah 25,35% dari porositas mortar normal.

Kata Kunci: Gula pasir, kuat tekan, mortar dan porositas

I. PENDAHULUAN untuk membuat struktur bangunan. Hal yang


Mortar mempunyai fungsi yang sangat membedakan mortar dengan semen, sebenarnya
penting dalam suatu bangunan seperti pada mortar adalah semen siap pakai yang komponen
pekerjaan pasangan pondasi, pasangan batu bata pembentuknya pada umumnya adalah semen itu
dan pekerjaan dinding. Khusus untuk pekerjaan sendiri, agregat halus (pasir), air dan berbagai
dinding saat ini banyak dijumpai dinding-dinding jenis additive yang sesuai. (Saripoelman 2010).
yang retak pada plesterannya dan tidak kedap air Mutu mortar untuk di laboratorium dapat dilihat
terutama pada dinding rumah, dinding kamar pada Tabel 1.
mandi ataupun dinding bak air. Tabel 1. Mutu Mortar
Akibatnya pasangan dinding selalu
terlihat basah akibat rembesan air dari bagian luar
ataupun dari bagian dalam dinding yang dapat kuat tekan
retensi air kadar
rata-rata
menyebabkan rusaknya cat dan timbulnya jamur mortar tipe
28 hari min.
min udara maks
pada dinding. Oleh sebab itu diperlukan bahan (%) (%)
(MPa)
tambahan yang bisa mengatasi masalah ini.
Mortar dengan tambahan gula pasir dapat M 17,2 75 12
S 12,4 75 12
menjadi solusinya. Kapur
N 5,2 75 14 a)
Tujuan penelitian ini yaitu untuk Semen
O 2,5 75 14 a)
mengetahui pengaruh kadar gula terhadap kuat M 17,2 75 .....b)
tekan dan porositas mortar. Dengan metode Semen S 12,4 75 .....b)
penelitian eskperimental dilakukan di Pasangan N 5,2 75 .....b)
Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten O 2,5 75 .....b)
Sukabumi. (Sumber: SNI 03-6882-2002)
2.2 Semen Portland
Semen Portland merupakan salah satu
II. TINJAUAN PUSTAKA dari semen hidrolis dari bahan berkapur dan
2.1 Mortar lempung yang dibakar sampai meleleh untuk
Mortar adalah bahan bangunan berbahan dibentuk klingker yang kemudian dihancurkan
dasar semen yang digunakan sebagai perekat

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 1


(dihaluskan), digerus dan ditambah gips dalam pada gula pasir dapat dilihat pada tabel Tabel 3.
jumlah yang sesuai. Semen portland merupakan berikut:
produksi pabrik yang digunakan sehari-hari,
maka setiap semen yang diproduksi dan beredar Tabel 3. Kandungan Lignin dan Glukosa
dipasaran harus memenuhi standar mutu tertentu. Bahan Lignin (%) Glukosa (%)
Standar yang berlaku untuk semen adalah SNI Gula Pasir 0,171 0,639
15-2531-2004. Sumber: Harahap, 2011

2.3 Agregat 2.5 Air


Untuk menghasilkan mortar yang Air adalah salah satu bahan yang penting
bermutu baik, diperlukan agregat halus yang dalam pembuatan mortar, air diperlukan agar
bermutu baik pula sebagai komponen pengisi terjadi reaksi kimia dengan semen untuk
dalam adukan mortar. Agar dapat menghasilkan membasahi aggregat dan untuk melumas
suatu adukan yang kompak dan padat, aggregat agar mudah dalam pengerjaanya. Air
dibutuhkan suatu proporsi yang baik untuk bisa yang dapat diminum umumnya dapat digunakan
saling mengisi antara agregat halus dan semen. sebagai bahan untuk campuran adukan. Tetapi
Syarat-syarat agregat halus yang digunakan tidak semua air dapat memenuhi syarat tersebut
untuk adukan pasangan (mortar) menurut SNI 03- karena mengandung berbagai macam unsur yang
6820-2002 sebagai berikut: dapat merugikan.

1. Berbentuk bulat. 2.6 Sifat-sifat Mortar


2. Keras dan tidak mudah lapuk Berdasarkan SNI 03-6882-2002, dan
3. Tekstur halus (smooth texture). Sitorus (2009) menerangkan sifat mortar terdiri
4.Modulus kehalusan (fineness modulus), dari:
menurut SNI 03-1750-1990, mensyaratkan nilai 1. Sifat mortar segar
fm agregat halus mortar adalah 1,5-3,8. 2. Sifat mortar keras
5. Bersih dari lumpur.
2.6.1 Sifat Mortar Segar
Tabel 2. Gradasi Agregat Halus Mortar Pasangan 1. Kemudahan pengerjaan
Kemudahan pengerjaan mortar dapat dilihat dari
Persen Lolos nilai flow yang dihasilkan oleh adukan tersebut.
Saringan Pasir Pasir Olahan Salah satu unsur yang mempengaruhi kemudahan
Alam pengerjaan adalah jumlah air pencampur.
No. 4 (4,76 mm) 100 100 Semakin banyak air semakin mudah untuk
No. 8 (2,36 mm) 99 – 100 95 – 100 dikerjakan. Pengujian flow dilakukan untuk
No. 16 (1,18 mm) 70 – 100 70 – 100 mengetahui tingkat kemudahan pengerjaan pada
No. 30 (0,60 mm) 40 – 75 40 – 75 adukan mortar.
No. 50 (0,30 mm) 10 – 35 20 – 40 2. Waktu ikat
No. 100 (0,15 mm) 2 – 15 10 – 25 Waktu ikat merupakan waktu yang dibutuhkan
No. 200 (0,075 mm) 0 0 – 10 suatu adukan untuk mencapai kekuatan 500 psi.
(Sumber: SNI 03-6825-2002) Untuk mengetahui waktu ikat suatu adukan
mortar dilakukan dengan menggunakan alat
2.4 Gula penetrometer. Alat tersebut ditusukan kedalam
Gula pasir atau sukrosa adalah hasil dari adukan mortar segar sedalam 25 cm sampai
penguapan nira tebu (Saccharum officinarum). mencapai angka 500 psi. Waktu yang dicapai
Gula pasir berbentuk kristal berwarna putih dan untuk mendapatkan angka 500 psi itulah
mempunyai rasa manis. Gula pasir mengandung merupakan waktu ikat aduk mortar.
sukrosa 97,1%, gula reduksi 1,24%, kadar airnya
0,61%, dan senyawa organik bukan gula 0,7%
(Suparmo dan Sudarmanto, 1991). Menurut
Harahap (2011) kandungan lignin dan glukosa

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 2


2.6.2 Sifat Mortar Keras III. STUDI EKSPERIMENTAL
Sifat mortar keras merupakan sifat 3.1. Persiapan Penelitian
dimana mortar telah mengeras. Ada beberapa Metode yang digunakan dalam penelitian
sifat mortar keras diantaranya sebagai berikut: ini adalah metode eksperimental, yang dilakukan
di Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum
1. Porositas Kabupaten Sukabumi. Dalam penelitian ini,
Sitorus (2009) mengemukakan porositas adalah obyek yang digunakan adalah gula pasir sebagai
prosentase berat air yang mampu diserap oleh penambahan semen pada mortar dan pengujian
suatu agregat jika direndam oleh air. Dalam mortar pada umur 28 hari.
adukan mortar, air dan semen membentuk pasta
yang disebut pasta semen. Pasta tersebut 3.2. Persiapan Bahan Material
berfungsi sebagai pengisi rongga antar butiran- Adapun bahan material yang digunakan
butiran agregat halus serta bersifat pengikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
antara butiran-butiran agregat halus sehingga 1. Semen
membentuk suatu massa yang padat. Semen merupakan bahan pengikat utama dalam
Presentase porositas dapat diperoleh dengan pembuatan mortar. Semen yang digunakan dalam
menggunakan persamaan berikut sebagai berikut: penelitian ini menggunakan semen portland
komposit (PCC) tipe I sesuai SNI-7064-2004
halaman no 2. Dalam hal ini, penelitian sifat fisik
tidak dilakukan, data diambil dari data
PT.Indocement Tunggal Prakasarsa Tbk. dapat
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Sifat fisik semen portland komposit
Nilai Spesifikasi
2. Kuat Tekan Uraian Kekuatan SNI 15-
tekan : 7064-2004
Di dalam SNI 03-6825-2002 disebutkan bahwa
- 3 hari (kg/cm2) 236 > 125
kekuatan tekan mortar adalah gaya maksimum - 7 hari (kg/cm2) 303 > 200
persatuan luas yang bekerja pada benda uji - 28 hari (kg/cm2) 402 > 250
mortar berbentuk kubus dengan ukuran tertentu (Sumber: PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk)
dan umur tertentu. Kuat tekan mortar diwakili
oleh kuat tekan maksimum dengan satuan MPa. 2. Gula Pasir
Kekuatan tekan mortar sangat dipengaruhi oleh Gula Pasir yang digunakan dalam penelitian ini
proporsi campurannya. Selain itu juga, air sangat adalah merek Gulaku yang diproduksi oleh PT
berpengaruh terhadap kuat tekan mortar. Sugar Group Companies.
Semakin rendah faktor air semen, maka semakin 3. Air
tinggi kuat tekannya. Akan tetapi, jika faktor air Persiapan terhadap air disini sebenarnya tidak
semen rendah maka sulit dalam pengerjaannya. terlalu memerlukan persiapan khusus. Air yang
Menurut SNI 03-6825-2002 Kuat tekan mortar digunakan dalam penelitian ini adalah air di
dapat ditentukan dengan rumus, sebagai berikut: Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Sukabumi.
4. Agregat halus
Agregat halus yang digunakan adalah agregat
halus yang telah diuji di Laboratorium Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi.

3.3 Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (2006:60), variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
didapatkan sebuah informasi untuk diambil
sebuah kesimpulan, secara teoritis variabel dapat

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 3


didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau c. Susun saringan secara bertahap, dimulai dari
obyek, yang mempunyai variasi antara satu saringan paling besar diatas dan diakhiri dengan
dengan yang atau suatu obyek dengan obyek pan yang diletakan dibawah ukuran saringan
yang lain. Dalam penelitian ini akan digunakan terkecil.
variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: d. Timbang masing-masing saringan beserta
1. Variabel bebas benda uji.
- Kadar gula pasir 0,00%, 0,08%, 0,17%, 0,25%, 5. Perhitungan
0,33%, 0,42%, dan 0,50% dari berat semen.
2. Variabel terikat
- Kuat tekan dan porositas
Komposisi campuran yang digunakan untuk
membuat mortar adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Komposisi Campuran Mortar
Variabel
Umur Kode penelitian (%) Benda Uji
(Hari) sampel Gula (Buah)
Semen
pasir
3.4.2 Pemeriksaan kadar lumpur
GP1 0 100 3 1. Tujuan Pemeriksaan
GP2 0.08 100 3 Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan
28 GP3 0.17 100 3 kandungan lumpur dalam agregat halus baik
Hari GP4 0.25 100 3 sebelum maupun sesudah dilakukan pencucian
GP5 0.33 100 3 material. Kadar lumpur yang terkandung dalam
GP6 0.42 100 3 agregat halus tidak boleh melebihi 5% sesuai
GP7 0.30 100 3 yang ditetapkan oleh SNI No. 03-1750-1990 dan
Jumlah benda uji 21 kadar lumpur yang terkandung dalam agregat
kasar tidak boleh melebihi 1% sesuai yang telah
3.3 Pemeriksaan Agregat ditetapkan SNI No. 03-1750-1990.
3.3.1 Pemeriksaan Saringan
1. Tujuan pemeriksaan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan
pembagian butiran (gradasit) agregat halus.
2. Peralatan
a. Timbang dengan ketelitian 0,1 gram
b. Seperangkat saringan dengan ukuran seperti
yang terlihat pada tabel 6.
Tabel 6. Ukuran Saringan
Material Nomor Saringan
Agregat 3.5 Komposisi campuran mortar
4 8 16 30 50 100 Pan
halus Komposisi Campuran mortar yang
(Sumber: ASTM (American Society for Testing and digunakan adalah komposisi standar SNI 03-
Materials) C 109, 1992) 6825-2002 (SNI Metode Pengujian Kekuatan
Tekan Mortar Semen Portland Untuk Pekerjaan
c. wadah atau talam tahan panas Sipil) dan dilakukan penambahan gula pasir
d. kuas dan sendok dengan 0,00%, 0,08%, 0,17%, 0,25%, 0,33%,
3. Bahan 0,42%, dan 0,50% terhadap berat semen.
Bahan yang digunakan adalah pasir yang dibeli
ditempat terdekat yang telah dioven dengan suhu
3.6 Persiapan benda uji
temperatur (110±5)oC selama 24 jam
Pembuatan benda uji dilakukan
4. Prosedur pemeriksaan
berdasarkan hasil perhitungan perbandingan
a. Bersihkan saringan
berat bahan, yaitu adukan dibuat dari
b. Timbang benda uji yang akan digunakan
perbandingan semen dan agregat halus sebesar.
sekitar 1000 gram – 2000 gram.

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 4


Masing-masing campuran terdapat penambahan IV. HASIL EKSPERIMENTAL
sejumlah bahan campuran dengan menggunakan Penelitian ini merupakan penelitian
gula pasir sebanyak 0,00%, 0,08%, 0,17%, eksperimen di laboratorium. Pembuatan,
0,25%, 0,33%, 0,42%, dan 0,50% dari berat perawatan dan pengujian benda uji dilakukan di
semen. Uji kuat tekan pada benda uji tersebut laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Bidang
dilakukan saat benda uji berumur 28 hari. Total Alat Berat dan Laboratorium Kabupaten
seluruh benda uji mortar berjumlah 21 buah. Sukabumi. Pengujian yang dilakukan antara lain
pengujian sifat karakteristik material agregat
3.7 Proses pembuatan benda uji halus, serta pengujian kuat tekan dan porositas
Pembuatan campuran dimulai dari mortar.
persiapan bahan dan alat sesuai dengan
kebutuhan material pada saat perhitungan 4.1 Pengujian Agregat Halus Pasir
campuran mortar. Agregat yang digunakan untuk
pembuatan benda uji mortar adalah agregat halus
3.8 Perawatan benda uji (curing) alam yang berasal dari daerah Jebrod, Cianjur,
Benda uji mortar semen yang telah Jawa Barat. Pengujian yang dilakukan adalah
berumur 24 jam, cetakan mortar dilepas dan pengujian/analisis saringan dan pengujian kadar
benda uji diberi tanda, kemudian benda uji lumpur.
direndam dalam kolam perendaman selama 28
hari. Setelah proses tersebut benda uji 4.1.1 Analisis saringan
dikeluarkan dari dalam air dan dibiarkan dalam Pengujian saringan mendapatkan hasil
ruangan dengan udara terbuka sampai mortar siap nilai modulus kehalusan butir pasir, yaitu sebesar
diuji 2,52%. Data hasil pengujian analisis saringan
pasir Nilai modulus kehalusan ini memenuhi
3.9 Pengujian kuat tekan dan porositas syarat, seperti terlihat pada grafik Gambar 1
Pengujian yang dilakukan pada mortar
semen pada penelitian ini adalah pengujian kuat
tekan dan porositas
1. Pengujian kuat tekan
Pengujian kuat tekan mortar pada penelitian ini
menggunakan benda uji berbentuk kubus dengan
ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm yang telah berumur
28 hari dengan memberikan tekanan hingga
benda uji tersebut runtuh. Pengujian kuat tekan
dilakukan dengan menggunakan Compression Gambar 1 Grafik Analisa Saringan
Testing Machine (CTM). 4.1.2 Pemeriksaan kadar lumpur
Beban tekan maksimum dicatat. Kuat tekan Hasil pengujian menghasilkan nilai kadar
didapat dengan membagi beban maksimum (F) lumpur sebesar 3,18%. Nilai kadar lumpur
dengan luas bidang tekan benda uji (A). tersebut memenuhi syarat PUBI 1982, yaitu tidak
Besarnya kuat tekan mortar semen dihitung boleh lebih dari 5%.
dengan rumus:
4.2 Mix Design
Penelitian ini menyelidiki pengaruh
penambahan gula pasir terhadap kenaikan
kekuatan mortar. Kandungan gula pasir
berjumlah sembilan variasi, yaitu sebesar 0,00%,
0,08%, 0,17%, 0,25%, 0,33%, 0,42%, dan 0,50%
dari berat semen. Proporsi campuran material
pada penelitian ini menggunakan komposisi
campuran mortar dari SNI 03-6825-2002.
Komposisi campuran dapat dilihat pada Tabel 7.
di bawah

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 5


Tabel 7. Proporsi Campuran Setiap Variasi Benda Uji menunjukkan bahwa penambahan gula pasir
Material 0,08% (GP2), 0,17% (GP3), 0,25% (GP4), 0,33%
gula Jumlah (GP5), 0,42% (GP6), hingga 0,50% (GP7)
Kode semen Pasir
pasir Benda Uji menghasilkan kuat tekan lebih besar dari GP1.
[gram] [gram]
[gram] Dapat dikatakan bahwa penambahan gula pasir
GP-1 0,00 300 825 3 akan meningkatkan kuat tekan mortar. Kuat tekan
GP-2 0,25 300 825 3 terbesar terjadi pada GP4, yaitu mortar dengan
GP-3 0,50 300 825 3 kandungan gula pasir 0,17%, menghasilkan kuat
GP-4 0,75 300 825 3
tekan 8,53 N/mm2, atau naik 16,37% dari GP1.
Kuat tekan benda uji dengan kadar gula pasir
GP-5 1,00 300 825 3
lebih dari 0,17% kembali menurun, tetapi masih
GP-6 1,25 300 825 3
lebih tinggi dari GP1. Tidak diselidiki kadar gula
GP-7 1,50 300 825 3 pasir lebih dari 0,50%.
JUMLAH 5,25 2100 5775 21 Merujuk pada Tabel 2.1 Persyaratan
(Sumber, Perhitungan Penulis, 2020) Spesifikasi Mortar yang biasa digunakan untuk
4.3 Hasil Pengujian Kekuatan Tekan pekerjaan pasangan dinding dan plesteran adalah
Pengujian kuat tekan mortar dilakukan mortar tipe N yang mempunyai kuat tekan
menggunakan Compression Testing Machine minimum 5,2 MPa.
yang berkapasitas kuat tekan 250 kN dengan
4.4 Hasil Pengujian Porositas
benda uji mortar dalam keadaan kering. Hasil
pengujian kuat tekan mortar adalah nilai beban Pengujian porositas dilakukan untuk
tekan maksimum saat benda uji rusak atau mengetahui peningkatan kekedapan mortar bila
hancur, untuk setiap benda uji. ditambah gula pasir. Pengujian dilakukan dengan
mengukur berat air yang dikandung dalam benda
Benda uji dengan kode GP1 adalah benda uji
dengan kandungan gula pasir 0,00% atau tanpa uji yaitu dengan cara mengukur selisih berat
penambahan gula pasir. GP1 digunakan sebagai benda uji sebelum dan setelah dioven dibagi
tolok ukur. Tabel 8. dan Gambar 2 dengan volume benda uji. Hasil pengujian dapat
dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 4.3.
Tabel 8. Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji
Gaya Tekan Luas
Tabel 9. Hasil Pengujian Porositas
Kuat
Kadar [kN] Pena volu
Tekan Kandung mb ma
Kode gula mpan KOD porosit me
[N/mm an gula [gra [gra
[%] I II III rerata g 2 E as [%] [mm3
]
[mm2] [gram] m] m]
]
GP-1 0,00 19 18 18 18,33 2500 7,33 239.4 206.9
GP-1 0.00 26.008 125
GP-2 0,08 19 19 20 19,33 2500 7,73 9 8
GP-3 0,17 21 19 20 20,00 2500 8,00 239.8 203.5
GP-2 0.05 29.080 125
GP-4 0,25 22 21 21 21,33 2500 8,53 5 0
259.2 222.9
GP-5 0,33 23 19 21 21,00 2500 8,40 GP-3 0.10 29.008 125
0 4
GP-6 0,42 22 18 19 19,67 2500 7,87 228.9 194.5
GP-4 0.15 27.544 125
GP-7 0,5 21 19 18 19,33 2500 7,73 4 1
(Sumber, Hasil Penelitian, 2020) 232.0 198.7
GP-5 0.20 26.640 125
7 7
229.6 197.4
GP-6 0.25 25.744 125
0 2
225.2 193.5
GP-7 0.30 25.352 125
7 8
(Sumber, Hasil Penelitian, 2020)

Gambar 2 Grafik Hasil Uji Tekan Penambahan Gula Pasir


(Sumber, Hasil Penelitian, 2020)

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 6


2. Kuat tekan semua benda uji mortar dengan
tambahan gula pasir lebih besar dari kuat tekan
benda uji acuan GP1. Terjadi kenaikan kuat tekan
dari GP2 hingga GP4, kemudian kuat tekan
menurun kembali, tetapi masih lebih besar dari
GP1
3. Kuat tekan terbesar dihasilkan oleh benda uji
mortar GP4, yaitu benda uji dengan kandungan
gula pasir 0,25%, menghasilkan kuat tekan 8,53
N/mm2, atau naik 16,37% dari GP1
4. Porositas benda uji GP1 adalah 26,09%.
Terlihat bahwa nilai GP6 dan GP7 menurun
nilainya dari GP1. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa mortar dengan penambahan gula pasir
Gambar 3. Grafik Hasil Uji Porositas Mortar
(Sumber, Hasil Penelitian, 2020 pada GP6 dan GP7 memiliki porositas lebih kecil
GP1 adalah benda uji tanpa penambahan gula daripada mortar tanpa penambahan gula pasir.
pasir, yang digunakan sebagai tolok ukur. 5. Berdasarkan Spesifikasi Sifat Mortar, didalam
Porositas dalam benda uji GP1 adalah 26,01% hasil pengujian ini menghasilkan mortar tipe N
dapat dilihat pada Tabel 4.3. Grafik hasil yaitu dengan minimal kekuatan tekan 5,2 MPa.
pengujian porositas pada benda uji GP2, GP3,
GP4, GP5, GP6, dan GP7 tidak konstan kenaikan 5.2 Saran
ataupun penurunan grafiknya, tetapi nilainya Berdasarkan hasil penelitian yang telah
hampir serupa, dan semua bernilai lebih besar dilakukan, maka dapat diberikan saran-saran
dari GP1 kecuali pada GP6 dan GP7 mengalami sebagai berikut:
penurunan nilai porositas dari GP1, untuk 1. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan dengan
perbandingan terhadap GP1, GP6 mengalami penambahan 0,25% gula pasir dari berat semen
penurunan porositas sebesar 1,01% dan pada GP7 menghasilkan kuat tekan lebih besar dari kuat
mengalami penurunan porositas sebesar 2,52%. tekan mortar normal. Maka penambahan gula
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mortar pasir ini dapat diterapkan di lapangan misalnya
dengan penambahan gula pasir memiliki pada pekerjaan dinding dan plesteran.
porositas lebih kecil daripada mortar tanpa 2. Perlu dilakukan penelitian pengaruh
penambahan gula pasir terdapat pada mortar GP6 penambahan gula pasir terhadap kuat tarik
dan GP7. mortar.

V. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


5.1 Kesimpulan [1] ASTM Standards., 1992, ASTM C 270,
Penelitian yang dilakukan adalah Mortar Specifications for Mortar for Unit
penelitian eksperimental pengaruh penambahan Masonry, ASTM International, West
gula pasir terhadap kekuatan mortar. Jumlah Conshohocken, PA.
benda uji yaitu 21 buah, Variasi kandungan gula [2] Aprillia dan pranama. 2009. Kuat tekan
pasir yaitu sebesar 0,00%, 0,08%, 0,17%, 0,25%, mortar dan beton dengan bahan tambah gula pasir
0,33%, 0,42%, dan 0,50% dari berat semen, yang berumur 28, 56 dan 84 hari. Fakultas Teknik
dengan kode benda uji GP1, GP2, GP3, GP4, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang
GP5, GP6, dan GP7, dimana GP1 adalah benda [3] Badan Standarisasi Nasional.2002.
uji mortar tanpa gula pasir, yang digunakan Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan
sebagai tolok ukur. Benda uji berbentuk kubus (SNI 03-6882-2002). BSN, Bandung
dengan dimensi 5x5x5cm. Pengujian yang [4] Badan Standarisasi Nasional. 2002. Metode
dilakukan adalah pengujian kuat tekan dan pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland
porositas. Hasil pengujian dapat disimpulkan untuk pekerjaan sipil (SNI 03-6825-2002). BSN,
bahwa hasil pengujian adalah sebagai berikut: Bandung
1. Kuat tekan mortar acuan yaitu GP1 adalah 7,33 [5] Bunganaen. 2016. Pengaruh Penambahan
N/mm2 Gula Pasir terhadap Kuat Tekan dan Sifat Kedap

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 7


Air Mortar. Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Nusa Cendana, Kupang.
[6] Etnawati, Dina dan Armelia. 2008. Beton
dengan bahan tambah gula pasir 0,3% dari berat
semen. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Katolik Soegijabranata, Semarang
[7] Harahap, Rakhmita. 2011. Pengaruh Bahan
Tambah Berbasis Gula Terhadap Porositas Dan
Permeabilitas Beton Pada Lingkungan Agresif.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret, Surakarta
[9] Susilorini, Retno dan Kusno. 2011. Teknologi
Beton Lanjutan. Surya Perdana Semesa,
Semarang
[10] Tjokrodimuljo, Kardiyono. 2007. Teknologi
Beton.Biro Penerbit Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta

PENULIS
1. Sandy Meiswara, S.T., (Alumni tahun 2020)
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor (e-mail :
sandymeiswara@gmail.com)
2. Dr. Ir. Titik Penta Artiningsih, M.T., Dosen
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
3. Heny Purwanti, S.T., M.T., Dosen Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universitas Pakuan 8

Anda mungkin juga menyukai