Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN STUDI KASUS

DI RUMAH POTONG AYAM SIDO URIP


KARANGDOWO KLATEN

Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Analisis
Pengembangan Kehalalan Produk pada BAB Rumah Pemotongan Hewan (RPH)

Disusun Oleh :
1. Rosyadatul Izzah (SC119001)
2. Kurnia Arini Safitri (SC119002)
3. Nanda Daning Wulandari (SC119011)
4. Diana Ramadhani (SC119013)

Dosen Pengampu:
Daryanto, S.Ag., M.P.I

PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAMBA’UL ‘ULUM
SURAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Rumah potong adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan beserta
peralatannya dengan desain yang memenuhi persyaratan sebagai tempat
meyembelih hewan. Hewan yang disembelih antara lain sapi, kerbau,
kambing domba, babi dan unggas bagi konsumsi masyarakat. Pemotongan
hewan di rumah potong dimaksudkan untuk mencegah penularan penyakit
zoonosis (SNI, 1999).
Teknik pemotongan ayam ada dua yaitu teknik pemotongan secara
langsung (tradisional) dan secara tidak langsung. Pemotongan secara
langsung (tradisional) dilakukan setelah ayam dinyatakan sehat dengan
tanpa dilakukan proses pemingsanan ayam langsung disembelih secara
benar. Ayam disembelih pada bagian leher dengan memotong 3 saluran
yaitu arteri karotis, vena jugularis dan esofagus. Pemotongan ayam secara
tidak langsung dilakukan melalui proses pemingsanan. Ayam dipotong
setelah ayam benar-benar pingsan (Soeparno, 2009).
Pemotongan ayam yang dilakukan secara halal dan baik (halalan
thayyiban) serta memenuhi persyaratan higiene sanitasi akan menghasilkan
karkas utuh atau karkas potongan yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal).
Proses pemotongan harus dilakukan segera setelah ayam dibawa masuk ke
rumah potong dan harus dilaksanakan dengan prosedur yang baik agar tidak
mencemari tempat diluar ruang pemotongan. Proses pemotongan ayam
meliputi penerapan kesejahteraan hewan sebelum pemotongan, pemeriksaan
antemortem, penyembelihan ayam, pemeriksaan postmortem, penyelesaian
penyembelihan dan karkas/daging ayam (Ditjennak, 2010).
Penyembelihan hanya dilakukan sekali sayat untuk memotong ketiga
saluran yaitu saluran pernafasan (trakhea/hulqum), saluran makan
(esofagusfmarik) dan dua urat lehernya (pembuluh darah di kanan dan kiri
leher/wadajain). Pengeluaran darah harus cepat dan keluar sebanyak
mungkin, oleh karena itu ayam perlu diistirahatkan sebelum disembelih.
Ayam diistirahatkan selama 1 jam sebelum dipotong tergantung iklim, jarak
dari asal ayam dengan rumah potong dan jenis transportasi. Pengistirahatan
dimaksudkan agar ayam tidak stres, darah dapat keluar sebanyak mungkin
saat dipotong dan cukup energi sehingga proses rigor mortis berlangsung
secara sempurna (Soeparno, 2009).
Proses pencabutan bulu dipengaruhi oleh kombinasi antara suhu dan
temperatur. Pelepasan bulu (scalding) pada suhu 53,35oC (128oF) selama
120 detik disebut soft scalding. Hard scalding merupakan pencelupan dalam
air pada suhu 62 sampai 64oC (145 sampai 148oF) selama 45 detik dan
dapat menghilangkan kutikula (Soeparno, 2009).

B. Tujuan
a. Mengetahui syarat-syarat pemotongan ternak di RPH
b. Mengetahui tata cara pemotongan di RPH
BAB II
PEMBAHASAN

Rumah Potong Ayam (RPA) “SIDO


URIP” berdiri sejak tahun 2014. Rumah
Potong Ayam (RPA) “SIDO URIP” ini
berlokasi di Jatirogo, RT 02/13 Ringinputih,
Karangdowo, Klaten.
Nama pemilik Rumah Potong Ayam
ini bernama bapak Heri dan Ibu Estikomah yang memiliki beberapa mitra kerja
untuk membantu kelancaran usahanya, ada yang sebagai peternak ayam yang akan
dipotong dan ada sebagai distributor ayam yang sudah di potong. Disini bapak
Heri dan ibu Estikomah berperan sebagai pemotong ayam dan distributor ayam
potong kepada pedagang ayam potong yang ada dipasaran, selain jasa
pemotongan ayam RPA ini juga melayani jual beli ayam potong secara kiloan
maupun grosir partai besar.
Proses produksi RPA “SIDO URIP” dilakukan secara kontinyu dan
waktunya tergantung jumlah ayam yang dipotong setiap harinya. aktivitas
pemotongan ayam dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB
tergantung banyaknya ayam yang akan disembelih dan dipotong.
Rumah potong Ayam ini masih menggunakan cara tradisional yaitu
dengan menggunakan pisau yang tajam untuk proses penyembelihan, proses
penyembelihannya juga dilakukan sesuai syariat islam dengan membaca
Basmallah terlebih dahulu.
Tahap pemotongan ayam dimulai dari penyembelihan, pengumpulan ayam
yang telah disembelih, perebusan untuk mempermudah perontokan bulu,
pembersihan ayam dan pengeluaran jeroan, kemudian yang terakhir adalah jual
beli ayam secara eceran maupun grosir.
Pemasaran Ayam setelah pemotongan di lakukan secara langsung di
Rumah Potong Ayam (RPA) “SIDO URIP” dan kemudian ada juga yang di
pasarkan melalui penjual ayam di pasar-pasar daerah Kecamatan Karangdowo
Klaten.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Standarisasi Nasional. 1999. SNI 01-6160-1999. Rumah Pemotongan


Unggas. Departemen Pertanian, Jakarta.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2010. Pedoman Produksi


dan Penanganan Daging Ayam yang Higienis. Kementerian Pertanian,
Jakarta.

Setiyono. 2000. Abatoir dan Tehnik Pemotongan. Fakultas Peternakan.


Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Soeparno.2009. Ilmu dan Teknologi Peternakan. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai