KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala
berkat dan rahmatNya sehingga dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan Rumah Potong Unggas. Tak lupa Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Sallallahu
Alaihi Wassalam. Penulisan makalah ini untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah pengembangan ternak unggas.
Makalah ini disusun dengan tujuan memberikan informasi dalam
mengetahui alat-alat serta kondisi dan keadaan bangunan dari rumah
potong unggas dan juga mengenai cara pengoperasian nya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah
pengembangan
ternak
unggas
yang
telah
membimbing,
Penulis.
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................
ii
iii
PENDAHULUAN ....................................................................
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1
3
3
3
PEMBAHASAN.......................................................................
4
12
III. KESIMPULAN.........................................................................
15
3.1. Kesimpulan.......................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................
16
I.
II.
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan di Indonesia ditekankan kepada
1.2
Identifikasi Masalah
Adapun rumusan masalah yang disusun dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1) Bagaimana prosedur pelaksanaan pemotongan unggas.
2) Apa syarat yang harus dipenuhi untuk menjalankan usaha rumah
potong unggas.
3) Faktor apa yang mempengaruhi kualitas karkas.
1.3
sebagai berikut :
1) Mengetahui prosedur pelaksanaan pemotongan unggas.
2) Mengetahui syarat yang harus dipenuhi untuk menjalankan usaha
rumah potong unggas.
3) Mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas karkas.
1.4
Kegunaan
Adapun kegunaan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
II
PEMBAHASAN
2.1
adanya
marbling
dalam
daging
tersebut.
Marbling
sehingga
penyimpangan
dalam
penanganan
dan
unggas.
Dalam
kompleks
Rumah
Pemotongan
Unggas
ke
air
panas
(Scalding
tank)
5)
Pencabutan
bulu
dan yang menjadi tidak kalah pentingnya adalah luas lahan yang harus
cukup luas untuk pengembangan Rumah Potong Unggas (SNI).
Sarana yang harus dimiliki oleh RPU diantaranya adalah sarana
jalan yang baik yang dapat dilalui kendaraan pengangkut unggas hidup
dan daging unggas, sumber air yang cukup dan memenuhi persyaratan
baku mutu air minum sesuai dengan SNI 01-0220-1987, yang mana
persediaan air yang minimum harus disediakan yaitu 25-35 liter/ekor/hari,
selain itu harus memiliki tenaga listrik yang memadai, memiliki persediaan
air bertekanan 1,05 kg/cm2 (15 psi), serta fasilitas air panas dengan suhu
minimal 82 0C, selain itu RPU juga harus memiliki kendaraan pengangkut
daging unggas.
Dalam komplek RPU, secara umum harus memiliki Bangunan
utama, tempat penurunan unggas hidup, kantor tempat istirahat pegawai,
ruang ganti pakaian dan locker, kamar mandi dan WC, sarana
penanganan limbah, insenerator, tempat parkir, rumah jaga, menara air,
dan gardu listrik. Kompleks RPU ini harus dipagar untuk mencegah keluar
masuk orang yang tidak berkepentingan dan hewan liar. Pintu masuk
unggas hidup sebaiknya terpisah dari pintu keluar daging unggas. Selain
itu
dalam
kompleks
RPU
semestinya
dilengkapi
dengan
Ruang
Sistem saluran pembuangan limbah cair harus cukup besar dan didesain
agar aliran limbah mengalir dengan lancar, terbuat dari bahan yang
mudah dirawat dan dibersihkan, kedap air agar tidak mencemari tanah,
mudah diawasi dan dijaga agar tidak menjadi sarang tikus atau rodensia
lain. Saluran pembuangan ini harus dilengkapi dengan penyaring yang
mudah diawasi dan dibersihkan. Sistem saluran pembuangan limbah cair
ini harus selalu tertutup agar tidak menimbulkan bau. Di dalam bangunan
utama, saluran pembuangan dilengkapi dengan grill yang mudah dibuka
ditutup dan terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah korosif. (SNI).
Persyaratan bangunan utama meliputi tata ruang bangunan yang
didesain agar searah dengan alur proses serta memiliki ruang yang cukup
sehingga seluruh kegiatan pemotongan dapat berjalan baik dan higienis.
Tempat
pemotongan
harus
didesain
sedemikian
rupa
sehingga
terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah mengelupas, kuat, mudah
dibersihkan serta dihindarkan adanya lubang atau celah terbuka pada
langit-langit. Untuk mencegah masuknya serangga, maka bangunan harus
dilengkapi pintu, jendela atau ventilasi dengan kawat, kasa atau
menggunakan
metode
pencegahan
serangga
lainnya.
Kontruksi
intensitas
penerangan
sebesar
540
Luks
ditempat
pemeriksaan ante mortem dan post mortem, serta 220 Luks di tempat
lainnya. Untuk ruangan- ruangan pendukung seperti kantor, tempat
istirahat karyawan, kantin, mushola, tempat penyimpanan barang, ruang
ganti harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya memiliki
ventilasi dan penerangan yang baik, luas ruangan disesuaikan dengan
kebutuhan, kontruksi yang mudah dibersihkan dan didesain untuk
keamanan dan kenyamanan karyawan. Kamar mandi dan WC terletak
pada bagian yang tidak mengarah ke ruang produksi, memiliki
penerangan dan ventilasi yang baik, memiliki saluran pembuangan khusus
(tidak menjadi satu dengan saluran pembuangan limbah proses
pemotongan). Dinding bagian dalam dan lantai harus terbuat dari bahan
yang kedap air, tidak mudah korosif, mudah dirawat, dibersihkan dan
didesinfeksi.
Dalam penanganan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair,
sarana penanganan limbah ini harus sesuai dengan rekomendasi Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL).
pendukung dan penunjang di RPU harus terbuat dari bahan yang tidak
mudah korosif, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta mudah dirawat.
Untuk peralatan yang berhubungan dengan daging ditambah dengan
persyaratan terbuat dari bahan yang tidak toksik.
Di dalam bangunan utama harus dilengkapi dengan sistem rel
(Railing System) dan alat penggantung karkas yang didesain khusus dan
disesuaikan dengan alur proses. Sarana untuk mencuci tangan harus
didesain sedemikian rupa sehingga setelah mencuci tangan tidak
menyentuh kran lagi serta dilengkapi sabun dan pengering tangan.
Sarana untuk mencuci tangan tersebut harus disediakan di setiap tahap
proses pemotongan dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau, di
tempat penurunan unggas hidup, kantor dan ruangan lainnya. Pada pintu
masuk bangunan utama juga harus dilengkapi sarana untuk mencuci
sepatu boat.
Peralatan yang digunakan untuk menangani pekerjaan bersih harus
berbeda dengan yang digunakan untuk pekerjaan kotor. Di setiap ruang
bersih dan kotor harus disediakan sarana untuk membersihkan dan
mengdesinfeksi
ruang
dan
peralatan.
Permukaan
meja
tempat
penanganan atau pemrosesan produk tidak terbuat dari kayu, tidak toksik,
tidak
mudah
rusak,
mudah
dibersihkan,
mudah
mengering
dan
dikeringkan. Mesin pencabut bulu dan alat semprot pencuci karkas harus
ditempatkan dan didesain sedemikian rupa sehingga percikan air, bulubulu atau bahan- bahan yang dapat berperan sebagai kontaminan karkas
dapat dihindarkan penyebarannya. Perlengkapan standar untuk pekerja
pada proses pemotongan dan penanganan daging adalah pakaian kerja
khusus, apron plastik, penutup kepala, penutup hidung dan sepatu boat.
Setiap RPU harus memiliki tenaga dokter hewan yang bertanggung
jawab terhadap dipenuhinya syarat-syarat dan prosedur pemotongan
unggas, penanganan daging serta sanitasi dan higiene. Kendaraan
pengangkut daging harus tertutup, terbuat dari bahan yang tidak toksik,
tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta memiliki
sifat insulasi yang baik, suhu boks harus dapat mempertahankan suhu
bagian dalam daging maksimum 4 oC, sedangkan untuk daging unggas
beku suhu maksimum adalah -18 oC.
dibersihkan
dan
tidak mudah
mengelupas. Sudut
Ruangan didesain agar tidak ada aliran air atau limbah cair lainnya
dari ruang lain yang masuk kedalam ruang pembeku. Ruangan memiliki
alat pendingin yang dilengkapi dengan kipas (Blast freezer) dengan suhu
maksimum -35 oC dengan kecepatan udara minimum 2 meter/detik.
Bentuk ruangan penyimpanan beku secara umum sama dengan ruang
pembekuan cepat, perbedaannya adalah terdapat pada suhu yaitu
maksimum-20 oC.
2.3
Manajemen Transportasi
Pada umumnya lokasi produksi karkas ayam jauh dari konsumen
Manajemen Pemotongan
Seluruh ayam dari unit budidaya ditampung di RPA sesuai dengan
bobot yang diminta oleh RPA.Apabila ayam besar dari unit budidaya tidak
memenuhi standar dan kualitas RPA, maka ayam tersebut dapat dijual ke
pasar luar. Di unit RPA ini dibutuhkan cold storage dengan kapasitas yang
cukup besar, yang sewaktu-waktu dipakai apabila harga ayam besar turun
sehingga RPA dapat memotong ayam dalam jumlah yang sangat banyak
dan apabila harga sudah membaik kembali, maka RPA tinggal
mengeluarkan stok ayam di gudang. RPA yang dipakai sebaiknya RPA
kelas
menengah/semi
modern,
mengingat
RPA
yang
modern
Manajemen Pengolahan
Untuk mencegah perkembangan bakteri, maka pada proses
IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa rumah potong unggas merupakan kompleks bangunan dengan
desain konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higienis
tertentu serta digunakan sebagai tempat pemotongan unggas bagi
konsumsi masyarakat.
Secara umum ruang pemrosesan unggas tersebut dibagi menjadi 2
bagian, yaitu daerah kotor dan daerah bersih. Daerah kotor adalah daerah
dengan tingkat pencemaran biologik, kimiawi dan fisik yang tinggi
sedangkan daerah bersih adalah daerah dengan tingkat pencemaran
biologik, kimiawi dan fisik yang rendah.
Dalam RPA harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu sebagai
berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Daging