Oleh :
Kelompok 6
Fajar Musafak D0A013017
Arif Kristianto D0A013026
Resti Wardani D0A013027
Adief Haryagung Nugraha D0A013028
Rina Suryani D0A013029
Dimas Pringga Digda D0A013030
Iwan Risnawan D0A013031
Windu Sasiana D0A013033
Contents
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
II. LOKASI ........................................................................................................... 3
III. PROSESING ................................................................................................ 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 5
4.1. Hasil ............................................................................................................. 5
5.2 Pembahasan ................................................................................................... 6
V. KESIMPULAN ................................................................................................ 9
i
I. PENDAHULUAN
hewani guna mendapatkan generasi bangsa yang sehat dan cerdas . Akan tetapi
ketersediaan pangan hewani ini sangat ditentukan pula oleh tingkat pendapatan
masyarakat dan kesadaran akan gizi yang baik. Dari berbagai jenis pangan hewani
asal peternakan, maka negara Indonesia sudah dapat berswasembada untuk telur
dan daging ayam broiler, akan tetapi belum dapat mencukupi kebutuhan akan
mempunyai rasa yang enak dan kandungan zat gizi yang tinggi. Salah satu sumber
daging yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah ayam.
Daging ayam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat diperoleh dari pemotongan
1
yang layak konsumsi harus sesuai dengan standar SNI mulai dari cara
bahan tambahan, mutu produk akhir hingga pengemasan.Untuk itu perlu ada
penerapan manajemen yang baik sejak masih di sektor hulu sampai ke sektor hilir.
1.2 Tujuan
2
II. LOKASI
3
III. PROSESING
Tahapan pertama dalam proses pemotongan ayam di CV. Agro Jaya yaitu
penurunan ayam dari truck yang dilaksanakan di unloading room. Setiap harinya
CV. Agro Jaya memotong 5000 ekor ayam. Setelah ayam diturunkan kemudian
ayam akan digantung pada alat bernama conveyor. Pada saat digantung inilah
akan terhitung secara otomatis jumlah ayam yang dipotong. Conveyor akan
berjalan berputar melewati bak air yang telah dialiri listrik sebesar 90 ampere, hal
ini bertujuan untuk memingsankan ayam. Setelah itu ayam akan dipotong secara
manual menggunakan tenaga manusia, hal ini bertujuan supaya daging yang
dihasilkan adalah daging halal. Setelah itu ayam dimasukan ke dalam scalder yang
berisi air panas dengan tujuan untuk mempermudah pencabutan bulu. Setelah bulu
tercabut, ayam kemudian masuk kedalam ruang berbeda yang disebut evis
creating room. Di dalam ruangan ini ayam dipisahkan kepala dan cekernya
kemudian dikeluarkan organ dalamnya. Setelah itu karkas masuk kedalam chilling
tank dengan suhu -5°C, di dalam chilling tank karkas akan bergerak menuju
chilling room, disini karkas akan dikemas sesuai dengan permintaan pesanan.
Sebelum dikirim, karkas yang telah dikemas akan dimasukkan terlebih dahulu ke
dalam cold storage. Namun ada sebagian karkas yang tidak segera dipasarkan
sehingga karkas disimpan di dalam blast freezer karena di sini karkas akan
4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Pihak CV. Agro Jaya tidak mengizinkan kami untuk mendokumentasikan
dari internet yang mendekati dengan alat sebenernya saat dilaksanakan praktikum
kunjungan.
5
5.2 Pembahasan
Rumah potong ayam (RPA) merupakan kompleks bangunan dengan
desain konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higienis tertentu
serta digunakan sebagai tempat pemotongan unggas bagi konsumsi masyarakat.
(Beri, 2006). Adapun tujuan utaman dari RPA itu sendiri adalah untuk
mendapatkan karkas ayam yaitu bagian tubuh ayam setalah dilakukan
penyembelihan, pencabutan bulu, dan pengeluaran jeroan, baik disertakan atau
tanpa kepala leher, dan/atau kaki mulai dari tarsus dan/atau paru-paru dan ginjal.
Karkas di RPA CV. Agro Jaya bukan hanya menghasilkan daging ayam dalam
bentuk daging ayam segar, melainkan daging ayam dingin dan daging ayam beku,
pernyataan ini sesuai dengan pendapat (Cahyono, 2014) karkas ayam dapat
menghasilkan daging ayam segar, daging ayam dingin dan daging ayam beku.
RPA CV. Agro Jaya memproduksi ayam potong setiap harinya yaitu
sebanyak 5000 ekor, ayam tersebut didapatkan dari purbalingga, kebumen dan di
daerah purwokerto. Menurut sumber yang kami dapat, pemotongan dimulai
sekitar pukul 09.00. Tahapan pertama sebelum pemotongan dilakukan pengecekan
terhadap status kesehatan dan asal ayam kemudian diistirahatkan untuk
mengurangi stress akibat transportasi, penimbangan, pemeriksaan ante mortem
serta penggantungan ayam. Setelah penggantungan ayam, dilakukan pemingsanan
dengan aliran listrik melalui air yang mengalir dengan tegangan 15-25 volt, dan
daya 0,1-0,3 ampere selama 5-10 detik. Tujuan dilakukan pemingsanan adalah
untuk mengurangi penderitaan, memudahkan dalam penyembelihan,
meningkatkan pengeluaran darah (>45%). Kriteria ayam tersebut pingsan adalah
leher dan sayap terkulai, mata terbuka lebar dan kaki kaku (DSN, 1995). Namun
tahapan pertama yang dilakukan di CV. Agro Jaya berbeda dengan pemaparan
dari Dewan Standarisasi Nasional (DSN), karena tahapan awal yang di lakukan di
CV. Agro Jaya yaitu ayam yang sudah tiba di lokasi langsung dihitung jumlahnya
dengan menggunakan conveyor. Adapun cara menggunakan alat tersebut yaitu
dengan menjepitkan kedua kaki ayam pada alat tersebut dan alat itu akan bergerak
dan secara otomatis akan menghitung jumlah ayam tersebut. Selanjutnya adalah
penyembelihan dan pengeluaran darah.
6
Penyembelihan dilakukan secara syariat Agama Islam (halal) dengan
memotong trakhea, oesophagus, vena dan arteri (prakoso, 2012) Pemotongan
yang dilakukan di CV. Agro Jaya yaitu menggunakan pisau secara manual oleh
pegawainya. Ayam yang keluar dari alat conveyor satu persatu di sembelih.
Kemudian setelah itu dilakukan penirisan darah. Penirisan darah dilakukan selama
3-5 menit. Jika pengeluaran darah ini tidak sempurna maka akan terlihat
kemerahan di leher, bahu, sayap, kehitaman pada folikel bulu dan jantung berisi
darah (DSN, 1995). Sedangkan di CV. Agro Jaya pengeluaran darah dilakukan
selama conveyor berjalan dari tempat penyembelian ke scalder yaitu kurang lebih
selama satu menit.
Setelah darah dikeluarkan dilakukan pencelupan ke air panas. Pencelupan
ini dilakukan dengan air bersuhu 60°c selama kurang dari satu menit. Sedangkan
menurut (cahyono, 2013) pencelupan ayam dilakukan dengan menggunakan suhu
50-55° selama 2,5 menit. Setelah itu dilakukan pencabutan bulu yang dibantu juga
menggunakan mesin pencabut bulu otomatis selama kurang lebih 2 menit. Tahap
selanjutnya yang dilakukan setelah pencabutan bulu yaitu pemisahan ayam dari
kepala dan cekernya secara manual menggunakan pisau, selanjutnya pengeluaran
jeroan juga dilakukan secara manual. Setelah itu karkas masuk kedalam chilling
tank dengan suhu -5°C, di dalam chilling tank karkas akan bergerak menuju
operator kemudian ayam dipotong secara manual dan mekanik. Di CV. Agro Jaya
ayam dipotong menjadi 8 bagian atau sesuai pesanan. Langkah ini sesuai dengan
pemaparan dari (prakoso, 2012)yang mengatakan bahwa pendinginan dilakukan
pada suhu 0-5° C.
Setelah semua ayam di potong pengemasanpun dilakukan. Ayam dikemas
secara manual. Secara bertahap, karkas dimasukan ke dalam cold storage selagi
menunggu semua karkas di kemas. Apabila karkas tidak langsung dikirim karkas
akan disimpan di blast freezer karena di sini karkas akan menjadi beku dan tahan
lebih lama. Menurut (Cahyono, 2014), untuk penyimpanan beku dilakukan di
dalam cold storage pada suhu -20° C. Untuk pengiriman segar dilakukan pada
suhu 4°C dan pengiriman beku pada suhu -18°C .
7
Karkas akan dipasarkan ke rumah makan sekitar purwokerto dan sebagian
karkas akan dipasarkan ke daerah Jakarta. Menurut (cahyadi, 2013) karkas yang
baik adalah:
1. Kulit berwarna putih bersih dan mengikat dan tidak dijumpai memar.
2. Bau spesifik ayam
3. Pembuluh darah diseluruh tubuh tidak terlihat.
4. Serabut otot berwarna agak pucat bekas pemotongan di leher regangannya
besar dan tidak merata.
5. Konformasi sempurna dan tidak ada cacat.
6. Bersih dari kototran.
7. Tidak dijumpai bulu jarum pada karkas atau daging ayam.
Menurut kami, karkas yang diproduksi di CV. Agro Jaya sudah memenuhi
standar pemasaran karena disana sebelum karkas di kemas, karkas akan dipilih
terlebih dahulu antara karkas yang layak di produksi dan karkas yan tidak layak di
produksi.
Menurut (abubakar, 2003) Aktivitas yang tidak dilakukan oleh RPA
adalah menggantung ternak sebelum dipotong, pemingsanan ternak,
penggantungan kembali setelah dipotong, pemotongan pundi-pundi secara
langsung, pemeriksaan karkas/daging dan organ dalam, pengambilan paru-paru,
pemotongan retail, trimmer, pencucian akhir, penyimpanan dingin, pengkelasan,
pengepakan, dan penyimpanan akhir. Dibandingkan dengan konsep HACCP yang
disyaratkan tersebut, maka hanya 50% kegiatan/aktivitas yang dapat dilakukan
oleh RPA. Namun, setelah kami membandingkan dengan RPA CV. Agro Jaya,
disana hanya tidak melakukan pemingsanan dan penggantungan kembali setelah
dipotong. Selebihnya prosedur yang lain sesuai dengan pernyataan dari Abubakar
(2003).
8
V. KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
cahyadi. (2013, januari minggu). mengetahui kualitas karkas ayam yang baik. apa
itu karkas ayam ?
DSN. (1995). SNI 01-3924-1995 tentang Mutu Karkas dan Daging Ayam
Pedaging. Jakarta: Departemen Pertanian.