Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN USIA REMAJA

Oleh :
Naila Fajriati (1411020080)

Munova Anjarwati (1411020081)

Tri Desianto (1411020085)

Mukti Nurhidayati (1411020096)

Dimas Bagus R (1411020097)

Alfika Nindi G (1411020102)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2016
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN

Dilaksanakan pada tanggal 20 April 2016 dengan menggunakan pendekatan model


konseptual struktural function model dari Marlyn Friedman.

I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bapak D
2. Usia : 44 tahun
3. Pendidikan :SLTP
4. Pekerjaan : Pekerja bangunan
5. Alamat : Sokaraja tengah
6. Komposisi anggota keluarga

No Nama Umur L/P Agama Hub dg kaka Pend Pek Ket


1. Ibu S 46 tahun P Islam Istri SLTP IRT
2 An S 18 tahun P Islam Anak SMK
3. An D 12 tahun L Islam Anak SD
4. AnK 3 tahun L Islam Anak Prasekol
Genogram

Sering pusing

Ibu S 46
Bpk D th
44 th thtahun

An. S 18 th An. D 12 An. K 3


tahun tahun

7. Tipe/Bentuk Keluarga :
Keluarga Inti, terdiri dari Ibu, Ayah, dan Anak
8. Suku Bangsa :
Bpk D dan Ibu S berasal dari suku sunda yang mempunyai kebiasaan masak sayur
yang asin dan gurih dan pedas.
9. Agama :
Keluarga Bpk S menganut agama Islam, Ibu S mengajarkan dan memberikan contoh
kepada anak-anaknya agar sholat lima waktu tidak ditinggalkan
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
Saat ini keluarga mengandalkan uang penghasilan dari Bpk D yang dikirim sebulan
sekali
11. Aktivitas keluarga :
Bpk S bekerja di Bandung dan istri serta anak-anaknya bertemu Bpk S setiap kurang
lebih dua bulan sekali, keluarga Bpk S jarang untuk pergi berekreasi, rekreasi paling
pasti dilakukan pada saat Idul fitri.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
12. Tahap Perkembangan Keluarga :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja,ketiga orang
anaknya tinggal dalam satu rumah, 2 diantaranya masih sekolah dan anak bungsu
masih dalam usia prasekolah. Ibu S sudah menjalankan tugas perkembangan yaitu
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa
dan semakin mandiri, Ibu S sudah berkomunikasi secara terbuka antara orangtua
dengan anak-anak.
13. Tahap Perkembangan Keluarga :
Keluarga (Bapak S dan Ibu H) belum memfokuskan hubungan perkawinan anak-
anaknya.
14. Riwayat Keluarga Inti :
Bpk S dan Ibu H menikah atas dasar saling mencintai. Pernikahan terjadi saat Bpk S
berusia 22 tahun dan Ibu H berusia 24 tahun.
15. Riwayat Keluarga Sebelumnya :
Bapak D adalah anak ke empat dari lima bersaudara.. Dari keluarga Ibu S anak 1 dari
empat bersaudara. Ada keluarga yang terkena asam urat yaitu Bpk dari Ibu S.

III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah :
Rumah milik sendiri ukuran 12x7 m mengahadap utara, jenis rumah permanen, lantai
rumah keramik. Rumah cukup bersih, anak pertama Ibu S biasa membersihkan rumah
2 X sehari, ventilasi : ada jendela di ruang tamu dan kamar setiap pagi dibuka. Kamar
mandi agak gelap dan pengap. Sumber air yang digunakan adalah pompa air, kualitas
air tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Berdasarkan observasi penilaian
rumah sehat.
Denah Rumah :
12 m

Halaman depan

kamar Dapur

Ruang tamu

Kamar Kamar
mandi
Ruang keluarga

Rumah tetangga mepet


7m
Keterangan :
U

Pintu B T
Jendela
S
17. Karakeristik Tetangga dan Komunitas :
Jarak rumah Ibu S berdekatan dengan tetangga. Hubungan dengan tetangga cukup
akrab, terlihat saat perawat berkunjung ada beberapa tetangga yang main ke rumahnya.
Sebagian besar tetangga bekerja sebagai pedagang dan karyawan. Fasilitas posyandu ,
masjid dekat dengan rumah Ibu S. Jarak dari rumah ke Puskesmas adalah 1 Km alat
transportasi yang digunakan sepeda motor.
18. Mobilitas Geografi Keluarga :
Keluarga Ibu S baru tiga tahun tinggal di wilayah
19. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Bpk D bekerja di Bandung sering menengok keluarganya yang di Bandung tetapi tidak
bersama anak dan istrinya, namun biasanya pada saat hari raya Idul fitri keluarga Bpk
D mengunjungi keluarganya di Bandung. Bpk D jarang sekali mengikuti kegiatan yang
ada di lingkungan rumahnya karena hanya pulang dua bulan sekali.
20. Sistem pendukung keluarga :
Anaknya sulungnya suka membantu pekerjaan rumah, seperti menyapu, mencuci dan
menyetrika. Struktur Keluarga
IV. Struktur Keluarga
21. Pola dan Proses Komunikasi :
Komunikasi Ibu S dengan anak-anaknya atau keluarga yang lain baik dan terbuka,
anak yang sulung lebih memilih bertukar pendapat dengan ibunya dibandingkan
dengan temannya. Anak yang kedua lebih dekat dan terbuka dengan Ibunya
dibandingkan dengan Bpk.nya. Ibunya ingin selalu memberikan dukungan dan ingin
selalu memberikan solusi dan motivasi yang baik pada perkembangan anak-anaknya.
22. Struktur Kekuatan :
Apabila ada permasalahan keluarga Ibu S berkompromi dengan anak-anaknya dan Bpk
D untuk mengambil sebuah keputusan
23. Sumber Peran :
Bapak D sebagai kepala keluarga mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, Ibu S melakukan peran sebagai Ibu memperhatikan dan merawat anak-
anaknyadan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya. An. S sebagai seorang anak
yang masih remaja kalau ada waktu luang membantu pekerjaan ibunya.
24. Nilai-nilai dan norma-norma budaya :
Nilai-nilai yang dianut keluarga sesuai dengan nilai atau masyarakat dimana keluarga
tersebut tinggal. Ibu S memberi contoh dan menanamkan nilai-nilai kepada anak-
anaknya untuk hidup bermasyarakat dan beragama, Ibu S selalu mengingatkan kepada
anak-anaknya untuk menghargai dan memperhatikan kepada anak-anaknya
menghargai Bpk D sebagai orang tua meskipun paling tidak pulang satu bulan 2 kali.
V. Fungsi-Fungsi Keluarga
25. Fungsi Afektif :
Semua anggota keluarga antara anak-anak dan orang tua saling menyayangi dan
menghargai Ibu S dan Bpk D sebagai orang tua yang dihormati. Ibu S sering
memberikan hukuman dengan cara menjewer anaknya yang tidak patuh terhadap Ibu
S, contohnya saat waktunya sholat dan makan anak belum pulang maka akan dicari
dan dijemput oleh Ibu S dan menjewernya saat sudah di rumah.

26. Fungsi Sosialisasi :


Semua anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan baik dalam lingkungan rumah
maupun di masyarakat namun karena Bpk D bekerja di Bandung sehingga jarang
sekali mengikuti kegiatan masyarakat
27. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Bpk D dan Ibu S tidak memiliki riwayat penyakit menurun. Bpk D bekerja di Bandung
sehingga Ibu S merasa kesulitan mengurus anak-anaknya sendirian, terutama anak
yang kedua yang sering main di luar rumah dan telat pulang menurut Ibu S. Anak
kedua setelah pulang sekolah hanya ganti baju setelah itu pergi bermain ke warnet dan
pada saat waktu makan siang dan waktu sholat tidak pulang, sehingga Ibu S harus
menjemput anaknya di warnet. Setelah sampai di rumah anaknya dimarahi dan di beri
hukuman dengan dipotong uang jajannya serta di jewer, anaknya tidak melawan dan
hanya diam namun merasa kesal kepada Ibu S, namun keesokan harinya hal serupa
tetap diulangi. Anak-anak keluarga Bpk D mengatakan lebih nyaman di Bandung dari
padadi Sokaraja
VI. Koping Keluarga
28. Stressor keluarga jangka pendek :
Ibu S merasa kesulitan merawat anaknya sendirian, anak-anaknya yang tidak mau
menuruti perintah Ibunya sehingga Ibu S sering marah-marah, padahal sudah merasa
cape ditambah dengan di jari tengah tangan kanannnya merasa nyeri, karena Ibu S
memiliki asam urat.
29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :
Saat asamurat kambuh Ibu S menjadi lebih pemarah kepada anak-anaknya.
30. Strategi koping yang digunakan :
Jika ada masalah anak-anaknya cenderung bercerita kepada ibunya. Ibu S jika
mengalami kesulitan menghadapi kelakuan anak-anaknya selalu bercerita dengan
suaminya melalui telfon.
31. Strategi adaptasi disfungsional
Anak-anak Ibu S apabila sedang dihukum tidak melawan dan hanya diam namun
merasa kesal kepada Ibu S. Ibu S apabila kesal menghadapi anaknya selalu
menghukum dengan memotong uang saku atau menjewer.

32. Pemeriksaan fisik

N Aspek yang Ibu S An.S


o. diperiksa
1. Tekanan 120/80 mmHg 110/0 mmHg
darah 89x/mnt
79x/mnt 22x/mnt
Nadi 19 x/mnt
Respirasi
2. Kepala dan Bersih Bersih
leher
 Rambut dan
kulit kepala
Mata

 Konjungtiv  Anemis  Anemis


a
 Sklera  Tidak ikterik  Tidak ikterik

Hidung Simetris, bersih Simetris, bersih


Fungsi Dapat mebedakan macam- Dapat mebedakan macam-
penciuman macam bau macam bau
Telinga dan Bersih, dapat mendengar detik Bersih, dapat mendengar detik
fungsi jam jam
pendengara
n
 Mulut Simetris, bersih Simetris, bersih

 Gigi Tidak ada caries Tidak ada caries

 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar


kelenjar
3. Dada Bunyi nafas vesikuler, bentuk Bunyi nafas vesikuler, bentuk
simetris simetris
4. Abdomen Tidak ada distensi BU Tidak ada distensi BU
21x/menit 20x/menit
5. Ekstermitas
 Kekuatan 5 5 5 5
otot
5 5 5 5

 Pengaruh Bebas Bebas

sendi

6. Genetalia
BAB BAB 1x/hari BAB 1x/hari
BAK 3x/hari
BAK BAK 3x/hari

VII. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga


Keluarga berharap asuhan keperawatan keluarga dilakukan terus secara teratur, sehingga
bisa bertanya apabila mempunyai masalah kesehatan yang dihadapi.

Sokaraja, 20 April 2016

(.............................................)

Anlisa data
Data (DS/D0) Problem
DATA SUBJEKTIF : Domain 7 : hubungan
 Ibu S mengatakan tadinya berat merawat anak Peran
sendiri Kelas Peran Pemberi
 Ibu S mengatakan terkadang susah atau Asuhan
kewalahan mengurus anaknya khusus nya anak 00061 Ketegangan
kedua karena tingkah lakunya masih sangat labil Peran Pemberi
 Ibu S mengatakan jika sudah sangat marah dan Asuhan
asam uratnya kambuh akan memberikan
hukuman dengan menjewer serta mengurangi Sumber : NANDA
uang jajan anak ( An. D) international. Nursing
DATA OBJEKTIF Diagnoses,
 Ekspresi wajah ibu S terlihat kesal Definitions and
Classification 2015 –
2017. Hal 297 – 299

DATA SUBJEKTIF : Domain 12 :


 Anak – anak keluarga Bpk D mengatakan lebih Kenyamanan
nyaman lingkungan diBandung dari pada di Sokaraja Kelas 1 : Kenyamanan
 Anak – anak keluarga Bpk D mengatakan teman – Fisik
temannya enakan di Bandung dari pada di Sokaraja Kelas 2 : kenyamanan
 Anak – anak keluarga Bpk D mengatakan akan merasa lingkungan
kesal saat ibu marah – marah dan mendapat hukuman Kelas 3 : kenyamanan
sosial
DATA OBJEKTIF : 00214 Gangguan Rasa
 Ekspresi anak – anak kel Bpk D saat ditaya terlihat nyaman
kurang bersemangat dan lesu

DATA SUBJEKTIF : Domain 7 :


 Ibu S mengatakan tahu teman main anak – anaknya HubunganPeran
 Ibu S mengatkantahutempat yang Kelas 1 :
biasanyadidatangianak – anaknya main peranPemberiAsuhan
 Ibu S mengatakanseringmendengarkancurhatananak – 00164 :
anaknya Kesiapanmeningkatkan
 Ibu S dananaknyamembuatkesepakatandurasiuntuk menjadi orang tua
main diluar
 Ibu S mengatakanakanmenghukumanak –
anaknyajikamelanggarkesepakatan
 Ibu S
mengatakaninginselalumemberikandukungandaningin
selalumemberikansolusi – solusi yang
baikuntukperkembangananak – anaknya
DATA OBJEKTIF :
 Ekspresiibu S terlihatseriusdanmembuatharu

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perumusan masalah
a. Ketegangan peran pemberi asuhan
b. Gangguan rasa nyaman
c. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua

2. Skoring Prioritas
a. Ketegangan preran pemberi asuhan
NO Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah resiko 2/3x1 =2/3 Keluarga bapak D mengalami
ketegangan peran dalam
pemberian asuhan ditandai
denangIbu S sering marah marah
kepada anak anaknya
2 Kemungkinan masalah 1/2x2=1 Anak Ibu S mempunyai
dapat diubah sebagian keinginan untuk patuh terhadap
orangtuanya tetapi terkadang jika
main kewarnet suka lupa waktu
3 Potensi masalah untuk 2/3x1= 2/3 Masalah yang lebih lanjut sudah
dicegah cukup terjadi tetapi dengan pemantauan
dari Bpk D dapat memperbaiki
pemberi asuhan
4 Menonjolnya masalah, 1/2x1=1/2 Ketegangan peran pemberi
ada masalah tidak perlu asuhan pada Ibu S perlu diatasi
segera ditangani tetapi tidak segera karena dengan
berjalannya waktu anak anak Ibu
S akan sembuh
Total skor 25/6

b. Gangguan rasa nyaman


NO Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah resiko 2/3x1=2/ Anak anak keluarga Bpk D
3 mengatakan gangguan rasa
nyaman karena mengatakan lebih
enak di bandung dari pada tempat
tinggal yang baru disokaraja
2 Kemungkinan masalah 0/2x2=0 Anak anak keluarga Bpk D sering
tidak dapat diubah kesal dan merah marah karena
merasa tidak nyaman
3 Potensi masalah rendah 1/3x1=1/ Masalah yang lebih lanjut sudah
3 terjadi tetapi Ibu S memberikan
pengertiankepada anak anaknya
untuk berusaha nyaman ditempat
tinggal yang baru
4 Menonjolnya masalah, 1/2x1=1/ Gangguan rasa nyaman anak anak
tetapi tidak perlu segera 2 keluarga Bpk D perlu diatasi tetapi
di tangani tidak segera karena seiring
berjalannya waktu anak nyman
sendiri
Total skor 12/3

c. Kesiapan meningkatkan menjadi orangtua


NO Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah potensial 1/3x1=1/ Ibu S mengalami kesiapan
3 meningkatkan menjadi orangtua
karena Ibu S mengenal semua
teman teman anak ibu S
2 Kemungkinan masalah 2/2x1=1 Ibu S mempunyai keinginan untuk
mudah menjadi orang tua yang lebih baik
dengan memahami anak anaknya.
3 Potensi masalah tinggi 3/3x1=1 Masalah lebih lanjut belum terjadi
dan dapat tinggal dengan
pendekatan Ibu S dengan anak
anaknya
4 Menonjolnya masalah, 0/2x1=0 Masalah tidak perlu diatasi
tidak di rasakan

Total skor 21/3

Urutan prioritas diagnose keperawatan/ masalah adalah


a. Ketegangan peran pemberi asuhan dengan skore 25/6
b. Kesiapan meningkatkan menjadi orangtua dengan skore 2 1/3
c. Gangguan rasa nyaman dengan skore 12/3

Anda mungkin juga menyukai