Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW

SkorNilai :

EVALUASI PEMBELAJARAN
( EVALUASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI KELAS AWAL
SEKOLAH DASAR, ASEP MUHYIDIN , 2017 )

NAMA : RIBKA PUTRI MARISA BR. TAMBUNAN


NIM : 7203344026
DOSEN PENGAMPU : ELLYS SIREGAR, S.Pd.,M.Pd
M.Pd.MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan critical jurnal
riview. Penulis menyadari laporan review jurnal ini bukanlah karya yang sempurna karena
memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang menbangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca.

Medan, 08 September 2021

Ribka Putri Marisa Br. Tambunan


PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review (CJR)


Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan
terutama buat mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu
jurnal maka mahasiswa/i ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua jurnal
dengan tema yang sama, dapat melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana
jurnal yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah
dilakukan oleh penulis jurnal tersebut, setelah dapat mengkritik jurnal maka
diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui
bagaimana kriteria jurnal yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah mengerti
bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam
penulisan jurnal tersebut.

B. Tujuan Penulisan Critical Journal Review (CJR)


Critical journal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui
pemenuhan tugas mata kuliah Profesi Kependidikan Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan untuk membuat Critical Journal Review
(CJR) sehingga dapat menambah pengetahuan untuk melihat sebuah jurnal yang
baik dan yang benar. Dan mengetahui bagaimana langkah-langkah pembuatan
jurnal.
C. Manfaat Critical Journal Review (CJR)
Manfaat penulisan Critical Journal Review ( CJR), yaitu :
1. Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari jurnal-jurnal penelitian
2. Supaya kita dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar.
3. Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari jurnal-jurnal penelitian.
REVIEW JURNAL
1 Judul EVALUASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI KELAS
AWAL SEKOLAH DASAR

2 Jurnal Jurnal Program Studi PGMI

3 Download https://www.researchgate.net/publication/327019852

4 Volume,Halaman, Volume 4 Nomor 2


dan ISSN Halaman 139 - 146
p-ISSN: 2442-3661
e-ISSN: 2477-667X, 139-146
5 Tahun 2017
6 Penulis Asep Muhyidin
7 Reviewer Mayang Lathifah Nuur
8 Tanggal 31 Maret 2020
9 Abstrak
-Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
secara kualitatif pembelajaran membaca permulaan
bahasa Indonesia di kelas II SD Negeri Serang 2 Kota
Serang
-Subjek Penelitian Guru bahasa Indonesia maupun peserta didik di kelas II
SD Negeri Serang 2 Kota Serang
-Assesment Data 1. Lembar tes untuk guru dan siswa
2. Dokumen dari guru berkenaan dengan pelaksanaan
evaluasi pembelajaran membaca
-Kata Kunci the early learning of reading, elementary school,
qualitative.
10 Pendahuluan
-Latar Belakang Membaca permulaan merupakan program pembelajaran
dan Teori yang diorientasikan kepada kemampuan membaca
permulaan di kelas-kelas awal pada saat peserta didik
mulai memasuki bangku sekolah (Halimah, 2014)1.
Pelajaran membaca permulaan di sekolah dasar sebagai
landasan bagi pengembangan berbahasa pada tingkat
yang lebih tinggi. Membaca permulaan bukanlah hanya
sekedar untuk dapat membaca saja, melainkan ditujukan
agar siswa dapat berkembang menjadi manusia dewasa
yang mampu menggunakan kepandaian membaca dengan
tujuan menambah pengetahuan dan memperkembangkan
pribadi lebih lanjut. Kemudian,ketika siswa menginjak di
kelas tinggi sudah siap mengikuti pelajaran-pelajaran
lainnya karena sudah mampu membaca dengan baik di
kelas awal sekolah dasar. Berdasarkan hal-hal di atas,
maka topik penelitian ini adalah “Evaluasi Pembelajaran
Membaca Permulaan di Kelas Awal Sekolah Dasar”.
Adapun masalah umum penelitian dirumuskan sebagai
berikut: “Bagaimanakah evaluasi pembelajaran yang
dipilih dan digunakan untuk mengukur kemampuan
membaca permulaan bahasa Indonesia di kelas II Sekolah
Dasar Negeri Serang 2 Kota Serang? Kemudian,
bagaimanakah cara guru melaksanakan evaluasi
pembelajaran membaca permulaan di kelas II Sekolah
Dasar Negeri Serang 2 Kota Serang? Menurut Slamet
evaluasi dalam pembelajaran membaca permulaan
ditekankan pada membaca teknik yaitu terbatas pada
kewajaran lafal dan intonasi. Dapat diuraikan bahwa
dalam mengevaluasi pembelajaran membaca permlaan
harus mencakup 1) ketepatan menyuarakan tulisan, 2)
kewajaran lafal, 3) kewajaran intonasi, 4) kelancaran, 5)
kejelasan suara, dan 6) pemahaman makna kata.4
Mulyono Abdurahman mengemukakan untuk
mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa dalam membaca
dapat dilakukan melalui 1) pertanyaan dari guru tentang
isi bacaan, 2) tugas menceritakan kembali bacaan yang
dibaca secara lisan, dan 3) memberikan tugas membuat
pertanyaan berdasarkan bacaan.
11 Metode penelitian
-Langkah Penelitian 1. Wawancara
2. observasi, dan
3. studi dokumen.

-Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II SD


Negeri Serang 2 Kota Serang tentang evaluasi dalam
pembelajaran membaca permulaan dikatakan bahwa
evaluasi yang digunakan, pertama evaluasi hasil, yang
terdiri evaluasi formatif (teknik tes dan non tes), dan
evaluasi sumatif (teknik tes dan non tes). Kedua, evaluasi
proses dilakukan terhadap tujuan instruksional,
perencanaan pembelajaran, dan pengelolaan proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan
pembelajaran membaca dan menulis permulaan, evaluasi
yang digunakan oleh guru adalah evaluasi formatif, yang
terdiri dari tes awal (pre-tes) dan evaluasi hasil (post-
tes).Guru melaksanakan evaluasi hasil (post-tes) dalam
bentuk tes perbuatan pada kegiatan akhir pembelajaran.
Guru membagi siswa menjadi lima kelompok. Masing-
masing siswa yaitu kelompok A,B,C,D, dan E untuk maju
ke depan memperagakan teks percakapan. Kemudian
guru melakukan penilaian. Masing-masing siswa
kelompok A,B,C,D, dan E bermain peran. Siswa
kelompok lain memperhatikan. Setelah siswa membaca
bersama-sama, guru menyuruh siswa membaca ke depan
setiap kelompok. Seluruh kelompok sudah
memperagakan percakapan di depan. Mulai dari
kelompok B, kemudian E, diikuti C, lalu A, dan terakhir
adalah D. Kemudian guru menilai penampilan setiap
kelompok. Guru berkata,”Berdasarkan penilaian Ibu dari
segi pelafalan dan ketepatan intonasi serta dari
penghayatan. Kelompok A yang paling bagus.” Tepuk
tangan untuk kelompok A.” Ibu beri nilai 85.” Guru
berkata lagi,” Kelompok B dan C, serta D tampil cukup
lumayan. Tinggal pelafalan yang diperbaiki Ibu beri nilai
70.” Guru berkata lagi,” Kelompok E masih banyak
kekurangan lain kali diperbaiki .” Ibu beri niai 60. Setelah
memberikan penilaian guru membimbing siswa dan
menyimpulkan pelafalan dan intonasi yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II, beliau
mengatakan cara melakukan evaluasi dalam pembelajaran
membaca permulaan sebagai berikut: evaluasi hasil
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
menetapkan alat tes, 2) melakukan kegiatan evaluasi, 3)
memeriksa, dan 4) memberi penilaian. Kemudian alat tes
yang digunakan berupa tes lisan, tertulis, objektif, dan
observasi. Pelaksanaan evaluasi berupa formatif,
misalnya melalui tes lisan. Evaluasi sumatif melalui tes
objektif. Kemudian, memeriksa hasil tes (penyekoran),
dan kemudian memberikan nilai. Evaluasi proses adalah
untuk meninjau tujuan pembelajaran, perencanaan proses
pembelajaran, dan pengelolaan proses pembelajaran, alat
evaluasi yang digunakan, yaitu daftar pertanyaan. Untuk
meninjau pelaksanaan proses pembelajaran membaca
permulaan di kelas, alat evaluasi yang digunakan, yaitu
daftar observasi. Evaluasi pembelajaran membaca
permulaan di kelas II dilaksanakan terhadap proses
pembelajaran dan pencapaian hasil. Penilaian formatif
menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik non tes
(observasi) digunakan pada waktu evaluasi proses.
Penilaian sumatif dilaksanakan sewaktu ujian semester
dengan cara teknik tes. Tes yang digunakan yaitu tes
tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Langkah evaluasi
sebagai berikut: 1) menentukan alat tes, 2) melakukan tes,
3) memeriksa hasil tes, 4) menafsirkan data, 5)
melaporkan nilai. Kemudian langkah evaluasi proses
sebagai berikut: 1) untuk meninjau tujuan instruksional,
perencanaan proses pembelajaran, dan evaluasi hasil,
saya menggunakan daftar pertanyaan yang dijawab oleh
guru senior. 2) untuk meninjau proses pembelajaran di
kelas, menggunakan daftar observasi. Kemudian guru
melakukan cara untuk menafsirkan data atau nilai siswa
sebagai berikut: Hasil tes ulangan harian ditentukan
dengan cara membandingkan hasil tes siswa dengan
patokan yang telah ditentukan. Hasil tes ujian semester
ditentukan dengan cara membandingkan hasil tes seorang
siswa dengan
temannya sekelas.
PEMBAHASAN
Penilaian/evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaannya
memiliki karakteristik kuantitatiff atau kualitatif.
Penilaian dalam hal ini diartikan sebagai suatu
pengukuran (measurenment) atau penilaian (evaluation)
terhadap suatu perencanan yang telah dilakukan oleh guru
yang biasa dilakukan pada awal pertemuan, akhir
pertemuan, pertengahan semester hingga akhir semester
(Baharun, 2016) Evaluasi pembelajaran membaca
permulaan di kelas II SD Negeri Serang 2 Kota Serang
terdiri atas evaluasi hasil dan evaluasi proses. Evaluasi
kemajuan membaca siswa adalah hal yang penting
dilakukan dalam pembelajaran pembaca permulaan di
kelas-kelas awal sekolah dasar. Menurut Syafii’e evaluasi
kemajuan membaca siswa adalah kegiatan
mengumpulkan data tentang kemajuan belajar siswa
dalam membaca, menganalisis data tersebut,
menginterpretasikan hasil analisis, serta menggunakannya
untuk kepentingan perbaikan proses belajar mengajar
membaca. Evaluasi kemajuan membaca siswa dibedakan
menjadi dua macan, yakni evaluasi proses dan evaluasi
produk. Evaluasi proses dalam pembelajaran membaca
permulaan adalah evaluasi pengajaran membaca yang
menekankan pada proses anak dalam belajar membaca.
Evaluasi ini dilaksanakan secara informal selama proses
berlangsungnya anak belajar membaca. Syafii’e
mengemukakan ada dua bentuk evaluasi proses dalam
pembelajaran membaca yaitu melalui observasi dan
portofolio.Observasi dilakukan oleh guru dengan melihat,
mendengarkan, serta mencatat hal-hal yang
berkaitan
dengan perkembangan kemampuan membaca siswa
secara individual. Untuk merekan hasil observasi ini guru
menggunakan catatan perorangan bagi setiap siswa.
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa dalam suatu
periode waktu tertentu. Evaluasi produk adalah evaluasi
pembelajaran membaca yang menekankan pada hasil
yang dicapai oleh siswa dalam belajar membaca.Evaluasi
ini dilaksanakan pada saat-saat tertentu secara formal
untuk melihat kemampuan membaca siswa Evaluasi yang
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran membaca
permulaan di kelas II tersebut sesuai dengan prinsip-
prinsip evaluasi yang disarankan di dalam pembelajaran
membaca dan menulis permulaan, yaitu melaksanakan
evaluasi hasil dan evaluasi proses. Evaluasi hasil
dilakukan terhadap membaca teknik dan membaca
pemahaman. Kemudian evaluasi proses dilakukan
terhadap tujuan instruksional, perencanaan pembelajaran,
proses pembelajaran, dan evaluasi hasil. Menurut Sudjana
dan Rivai, evaluasi terhadap proses pembelajaran
dilakukan oleh guru sebagai bagian integral dari
pembelajaran itu sendiri. Artinya evaluasi harus tidak
terpisahkan dalam penyusunan dan pelaksanaan
pengajaran.Evaluasi proses bertujuan menilai keefektifan
dan efisiensi kegiatan pengajaran sebagai bahan untuk
perbaikan dan penyempurnaan program dan
pelaksanaannya. Sasaran evaluasi proses adalah
komponen-kompoen system pengajaran itu sendiri, baik
yang berkenaan dengan masukan proses maupun keluaran
dengan semua dimensinya. Evaluasi hasil pada umumnya
telah dilakukan oleh guru, baik dalam bentuk formatif
maupun sumatif. Menurut Sudjana dan Rivai tes formatif
dilaksanakan dengan pertanyaan lisan atau tulisan pada
akhir pengajaran. Sedangkan tes sumatif dilakukan pada
akhir program, penilaian diberikan terhadap para siswa
untuk menentukan kemajuan belajarnya. Evaluasi
pembelajaran membaca permulaan di kelas dua
ditekankan pada kemampuan membaca teknik yang
masih terbatas pada kewajaran lafal dan intonasi. Sejalan
dengan tujuan tersebut maka alat evaluasi yang digunakan
haruslah dapat mengukur kemampuan melafalkan dan
intonasi. Melalui pembelajaran membaca, siswa
diharapkan mampu menyuarakan tulisan dengan lafal dan
intonasi yang wajar. Evaluasi seperti yang diuraikan di
atas merupakan evaluasi merupakan evaluasi terhadap
kemampuan yang bersifat mekani. Mengingat tujuan
pembelajaran membaca, agar siswa mampu memahami
dan menggunakan bahasa secara praktis maka
pengukurannya tidak cukup hanya didasarkan atas
kemampuan mekanik saja. Evaluasi terhadap kemampuan
membaca haruslah dilihat dari keseluruhan kemampuan
membaca secara utuh, maka dalam mengevaluasi
kemampuan di luar kemampuan mekanik, juga perlu
pengukuran pemahaman bacaan, misalnya pemahaman isi
atau makna kalimat. Dalam pembelajaran membaca
permulaan biasanya guru melakukan evaluasi dengan
cara, pertama wawancara, dengan wawancara secara
pribadi, guru dapat memancing tanggapan dan
memperoleh informasi yang mencerminkan sikap,
strategi, kesenangan, dan tingkat kepercayaan diri siswa
dalam waktu singkat. Kedua adalah tugas membaca buku.
Salah satu cara meevaluasi membaca nyaring ialah
meminta siswa memilih bagian buku yang disenangi yang
baru saja mereka baca, untuk dibacakan di depan kelas.
Guru dapat pula membuat foto kopi bagian suatu buku
yang telah dibaca siswa, kemudian meminta siswa
membacanya di depan kelas. Evaluasi hasil, mencakup
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi hasil
menekankan pada aspek membaca teknik dan
pemahaman. Evaluasi membaca teknik dilakukan
terhadap lafal dan intonasi, alat evaluasi yang digunakan,
yaitu tes perbuatan. Evaluasi membaca pemahaman,
dilakukan terhadap pemahaman isi bacaan, alat evaluasi
yang digunakan, yaitu: tes objektif, tes lisan dan tes
perbuatan. Evaluasi proses mencakup evaluasi terhadap
tujuan instruksional, perencanaan pembelajaran,
pengelolaan proses pembelajaran, penyelenggaraan
evaluasi hasil. Objek penilaian hasil belajar penilaian
hasil belajar menyangkut ketiga ranah taksonomi Bloom,
yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Secara teknis, hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan penilaian sebagai berikut: a) penilaian
aspek kognitif dilakukan setelah peserta didik
mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai,
akhir dari semester, dan jenjang satuan pendidikan. b)
penilaian terhadap aspek afektif yang dilakukan selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran baik di dalam
maupun di luar kelas. c) penilaian terhadap aspek
psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses
pembelajaran. Muslich mengatakan tujuan penilaian
proses pembelajaran lebih menekankan pada perbaikan
dan pengoptimalan kegiatan pembelajaran, seperti: 1)
efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan, bahan,
sumber, sarana, penilaian hasil dan proses pembelajaran,
2) produktivitas pembelajaran.Kemudian, Muslich
mengatakan dimensi penilaian proses pembelajaran
mencakup: 1) tujuan pembelajaran, 2) bahan
pembelajaran, 3) kondisi peserta didik dan kegiatan
pembelajaran, 4) kondisi guru dan kegiatan pembelajaran,
5) alat dan sumber belajar yang digunakan, 6) teknik dan
cara pelaksanaan penilaian
12 Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian A. Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik
dan jelas mulai dari judul penelitian, nama
penulis, abstrak , kata kunci, pendahuluan,
metode, hasil, pembahasan kesimpulan dan
pustaka.
B. Secara keseluruhan jurnal ini sudah cukup baik
dan telah memenuhi standard penulisan serta baik
dalam hal penelitian. Dan telah memiliki ISSN.
Dan identitas sudah lengkap
C. Isi materi yang dijelaskan baik, sangat
bermanfaat bagi kalangan tenaga pendidik
maupun calon tenaga pendidik pembahasan
metode yang digunakan juga sangat jelas dan
menggunakan bahasa sesuai EYD serta kalimat
yang efektif,
D. Menggunakan referensi yang cukup dan membuat
pembaca yakin terhadap isi jurnal tersebut.

-Kelemahan A. Abstrak dan kata kunci dalam jurnal tersebut hanya


Penelitian menggunakan bahasa inggris saja tidak ada bahasa
Indonesia , sehingga bagi pembaca yang kurang
menguasai bahasa inggris jurnal tersebut kurang
menarik untuk dipahami
B. Materi yang dijelaskan kurang lengkap , tidak ada
kelengkapan berupa tabel ataupun lainnya yang
mampu merincikan pembahasan sehingga pembaca
kurang memahami penelitian tersebut.
13 Kesimpulan Evaluasi pembelajaran membaca permulaan di kelas II SD
Negeri Serang 2 Kota Serang terdiri atas evaluasi hasil dan
evaluasi proses. Evaluasi hasil, mencakup evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi proses mencakup
evaluasi terhadap tujuan instruksional, perencanaan
pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran,
penyelenggaraan evaluasi. Kemudian, cara guru
melaksanakan evaluasi dilaksanakan dalam beberapa
tahap, yakni menentukan alat, penyelenggaraan evaluasi,
mengoreksi hasil tes, menafsirkan data dan pemberian
nilai, dan melaporkan.
14 Saran Guru hendaknya menggunakan membaca nyaring dalam
proses membaca teknik dan membaca dalam hati dalam
proses membaca pemahaman. Dengan membaca nyaring,
siswa hanya berkonsentrasi pada bagaimana melafal yang
benar. Guru menganggap membaca nyaring lebih baik
bagi siswa untuk memahami suatu bacaan dari pada
membaca dalam hati. Kemudian, guru sebaiknya
menggunakan teknik-teknik pembelajaran membaca
permulaan secara khusus. Dengan menggunakan teknik
membaca permulaan secara khusus maka hasil
pembelajaran akan lebih baik dibandingkan dengan
teknik-teknik yag terjadi pada umumnya
15 Referensi Abdurahman, Mulyono. (2003). Pendidikan bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Alwasilah, A. Chaedar. (2006). Pokoknya Kualitatif: Dasar-
dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta:
PT Dunia Pustaka Jaya.
Baharun, Hasan. (2016). Penilaian Berbasis Kelas Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah.
Modeling: Jurnal Program Studi PGMI. Vol.3.No.2. Hal. 205-
216
Dewi, Sri Soraya Utami. (2015). Pengaruh Metode
Multisensori dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca dan
Permulaan pada Anak Kelas Awal Sekolah Dasar. Modeling:
Jurnal Program Studi PGMI. Vol.3.No.1. Hal.1-13.
Djiwandono, M. Soenardi. (2008). Tes Bahasa Pegangan Bagi
Pengajar Bahasa. Jakarta: PT Indeks.
Halimah, Andi. (2014). Metode Pembelajaran Membaca dan
Menulis Permulaan di SD/MI.Jurnal Aladuna. Vol.1. No.2.
Hal. 190-200.
Harjono, Nyoto. (2012.) Evaluasi Pembelajaran Siswa Aktif
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar.
Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol.1
No. 1. Hal.17-28.
Muslich, Masnur. (2011). Authentic Assesment. Bandung: PT.
Refitika Aditama
Slamet, St. Y. (2014). Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Rendah dan Kelas Tinggi. Surakarta: UNS
Press, .
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2007). Teknologi
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta,.
Syafi’ie, Imam. (1999). Pengajaran Membaca di Kelas – kelas
Awal Sekolah Dasar. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Malang:
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni.
JURNAL PEMBANDING
1 Judul EVALUASI KINERJA GURU MATEMATIKA SMP
BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI KABUPATEN BANTUL
2 Jurnal Jurnal Evaluasi Pendidikan
3 Volume dan halaman Volume 3, no 2
4 Download http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/jep/article/view/
1270
5 Tahun September (2015)
6 Penulis - Marianus Supar Jelahut
-Suyata
7 Reviewer Ribka Putri Marisa Br. Tambunan
8 Tanggal 08 September 2021
9 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kinerja guru
Matematika bersertifikat pendidik tingkat SMP di Kabupaten Bantul
berdasarkan proses pembelajaran dalam kelas. Penelitian ini termasuk
penelitian evaluasi yang menggunakan model diskrepansi, dan
pendekatan deskriptif kuantatif dan kualitatif. Fokus penelitian adalah
kinerja guru dalam proses pembelajaran di kelas yaitu perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran
sesuai dengan standar proses dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Populasi penelitian adalah guru Matematika bersertifikat
pendidik tingkat SMP di Kabupaten Bantul. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Maret-Mei 2015.
10 Subjek Penelitian Guru Matematika bersertifikat pendidik di Kabupaten Bantul
11 Assesment Data Data yang disajikan lengkap dan jelas, serta real dengan pengujian
yang telah dilakukan
12 Kata Kunci Evaluasi, Kinerja Guru, Sertifikasi, Matematika
13 Metode Penelitian Model evaluasi Discrepancy
14 Langkah Penelitian Penelitian evaluasi ini dilakukan di beberapa SMP di Kabupaten
Bantul. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015. Po-
pulasi penelitian adalah guru-guru Matematika bersertifikat pendidik
tingkat SMP di kabupaten Bantul. Sekolah yang menjadi sampel
peneliti-an ini adalah SMP Negeri 1 Jetis, SMP Negeri 1 Piyungan,
SMP Negeri 1 Sedayu, SMP Ne-geri 1 Bambanglipuro, SMP Negeri 1
Sewon, dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 25 orang guru
Matematika yang sudah disertifikasi dan teknik penentuan besaran
sampelnya dilakukan dengan teknik cluster random sam-pling. Selain
itu, sampel peserta didik sebanyak 1065 peserta didik yang terlibat
dalam proses pembelajaran tahun ajaran 2014/2015 dan teknik
penentuan besaran sampelnya dilakukan dengan propotional random
sampling.

Teknik pengumpulan data yang diguna-kan dalam penelitian ini


adalah dokumentasi, angket, dan wawancara. Teknik dokumentasi
digunakan untuk memperoleh dan mengumpul-kan data kinerja guru
Matematika yang berser-tifikat pendidik berupa dokumen rencana
pelak-sanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat guru. Instrumen yang
digunakan adalah telaah doku-men. Angket dalam penelitian ini
digunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang kinerja
guru Matematika berkaitan dengan pe-laksanaan pembelajaran dalam
kelas. Instrumen yang digunakan adalah angket. Teknik wawan-cara
yang digunakan peneliti adalah wawancara terencana terstruktur.
Instrumen pedoman wa-wancara digunakan untuk melengkapi
informasi yang dikumpulkan dari instrumen angket dan telaah
dokumen.
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen merupakan suatu hal
yang sangat urgen dan substansial dalam penelitian ini untuk
memperoleh data yang baik. Instrumen-instru-men pengumpulan data
dalam penelitian ini diuji validitas isi dan validitas konstruknya.
Validitas isi perlu diuji dengan maksud untuk melihat bagaimana
butir-butir instrumen yang dirumuskan dan digunakan mencakup
keselu-ruhan isi objek yang diukur.Validitas konstruk digunakan
untuk mengetahui apakah hasil pengukuran yang diperoleh melalui
butir-butir instrumen memiliki korelasi atau hubungan dengan
konstruk teoritik yang mendasari penyusunan instrumen tersebut.

15 Hasil Penelitian Hasil penelitian Hesti Sadtyadi tentang pengembangan instrumen


penilaian kinerja guru sekolah dasar berbasis tugas pokok dan fungsi
menyatakan bahwa indikator tugas guru dalam mengajar terdiri dari
1) membuat rencana prog-ram mengajar, 2) melaksanakan program
meng-ajar, 3) melaksanakan tindak lanjut program mengajar
(Sadtyadi & Kartowagiran 2014, p.302). Dalam konteks ini, kinerja
guru ber-sertifikat pendidik SMP dalam proses pembel-ajaran
Matematika dapat diukur dengan melihat pelaksanaan tugas-tugas
tersebut. Kinerja guru Matematika bersertifikat pendidik tingkat SMP
yang dievaluasi dalam penelitian ini berkaitan dengan proses pembel-
ajaran dalam kelas yang dilakukan guru dalam tugasnya sebagai guru
yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran.

Kineja Guru Matematika SMP Bersertifikat Pendidik dalam


Perencanaan Pembelajaran Tahapan perencanaan pembelajaran adalah
tahapan yang berhubungan dengan kemampuan guru menguasai
bahan ajar. Kemampuan guru dapat dlilihat dari cara atau proses
penyusunan kegiatan pembelajaran yaitu mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan analisis isi yang dilakukan
para rater terhadap dokumen RPP yang dikum-pulkan dari 25 orang
guru Matematika berserti-fikat pendidik, skor rata-rata kinerja guru
dalam perencanaan pembelajaran Matematika sebesar 44,60, dengan
standar deviasi sebesar 3,06. Besaran rata-rata ini tergolong dalam
kategori baik. Fakta ini menunjukkan bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran Matematika yang dibuat oleh 25 guru bersertifikat
pendidik tergolong baik.
16 Daftar Pustaka  Abbas, H. (12 Juni 2013). Fokus kebijakan pendidikan.
Diakses tanggal 15 September 2014 dari
http://print.kompas.com
 Azwar, S. (2013). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
 Bactiar. (2011). Implementasi kebijakan sertifi-kasi guru
dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru di kota
Yogyakarta. Jurnal Studi Pemerintahan.2,2,1-20.
 Berk, R. A., (1986). Performance assesment. London: The
John Hopkins Press Ltd.
 Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Kabu-paten Bantul
(2014): Data Guru Sertifikasi dan SMP di Kabupaten Bantul.
 Harsono & Susilo, (2010). Pemberontakan guru. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
17 Kekuatan Penelitian Penulis menggunakan metode yang aman serta lengkap mulai dari
perhitungan dengan menggunakan grafik dan analisis datanya.

18 Kelemahan Penelitian Metode penelitian ini menggunakan subyek penelitian sebanyak-


banyak nya yang dimana semua subyek penelitiannya adalah guru
MTK yang sudah bersertifikat se-kota Bantul.

19 Kesimpulan Hasil evaluasi kinerja guru Matematika SMP bersertifikat pendidik di


kabupaten Bantul dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, kinerja
guru bersertifikat pendidik dalam perencanaan pembelajaran
Matematika di kabupaten Bantul baik. Hal ini bisa dilihat pada
indikator-indikator yang telah disusun oleh para guru tersebut. Kedua,
kinerja guru bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran
Matematika di SMP di kabupaten Bantul sudah sangat baik. Dalam
pelaksanaan pembelajaran, guru sudah menggunakan media dan
metode yang bervariasi, dan memanfaatkan sarana prasarana
pembelajaran yang ada di sekolah secara optimal. Dengan kata lain,
guru sudah menjalankan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
komponen-komponen yang ada atau sesuai dengan standar proses.
Ketiga, kinerja gurudalam penilaian pembelajaran Matematika baik.
Guru bersertifikat pendidik memberikan penilaian kepada peserta
didik sesuai dengan indikator-indikator yang dijabarkan.

20 Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran, antara


lain: Bagi remaja, diharpkan bisa memahami serta menguasai
emosinya, sehingga mampu mencapai kondisi emosional yang
adaptif, serta dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya
sehingga tidak perlu melakukan kegiatan yang tak berguna seperti
kenakalan remaja. Bagi orang tua, diharapkan orang tua mampu
mengetahui kebutuhan anak dan mampu bersikap bijaksana dalam
segala permasalahan yang dialami oleh anak, serta mendukung
kegiatan positif sianak dan diharapkan orang tua dapat berperan
dengan baik dalam membimbing dan menjaga anaknya masing-
masing.

21 Referensi  Kemendiknas. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan


Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
 Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan In-strumen Tes dan
Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
 Mardapi, D. (2012). Pengukuran, penilaian dan evaluasi
pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika.
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repub-lik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses Pembelajaran.
 Permendiknas Nomor 22, tahun 2006, tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Anda mungkin juga menyukai