Oleh :
Kelompok VI
NIS : 9390
NIS : 9487
NIS : 9512
NIS : 9336
NIS : 9508
NIS : 9155
KATA PENGANTAR
Puji syukur Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesai makalah
ini dengan judul “Pembebasan Irian dan Konfrontasi terhadap Malaysia”. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada guru bidang studi sejarah yaitu bapak Syafrizalman,M.pd.
dan kepada semua pihak yang berpartisipasi baik moril maupun materil dalam pembuatan
makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia dan kajian
terhadap pemahaman pembaca mengenai pembebasan irian dan konfrontasi terhadap
malaysia. Dengan memaparkan materi antara lain: Perjuangan pembebasan Irian Barat, akhir
dari pembebasan Irian Barat dan Konfrontasi terhadap Malaysia.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari semua pihak terkait dengan relevansi
makalah ini agar bisa menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
Kelompok VI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.4Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perjuangan pembebasan Irian Barat dilatar belakangi oleh perbedaan penafsiran antara
Indonesia dan Belanda setelah KMB. Bangsa Indonesia menafsirkan bahwa Belanda
akan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Tetapi ternyata, Belanda menafsirkan
hanya akan merundingkan masalah Irian Barat dan bukan diserahkan ke Republik
Indonesia.
Perjuangan pembebasan Irian Barat dilatar belakangi oleh hasil dari Konferensi Meja
Bundar ( KMB ) yang terjadi pada tanggal 3 Agustus - 2 November 1949. Dalam
konferensi yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, baik delegasi Indonesia maupun
delegasi Belanda berselisih mengenai wilayah Irian Barat. Delegasi Indonesia menilai
bahwa Irian Barat harus bergabung dengan Republik Indonesia Serikat ( RIS ).
Sedangkan delegasi Belanda menilai jika Irian Barat tidak memiliki hubungan dengan
wilayah Indonesia. Karna belum mendaapatkan titik terang, akhirnya permasalahan
Irian Barat ditunda hingga satu tahun sejak KMB.
Selama masa penundaan tersebut, bangsa Indonesia menafsirkan bahwa Belanda akan
menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia setelah satu tahun masa KMB. Tetapi
ternyata, Belanda menafsirkan hanya akan merundingkan masalah Irian Barat dan
bukan diserahkan ke Republik Indonesia. Hal ini kemudian memulai perjuangan
pembebasan Irian Barat yang diawali dengan pemutusan hubungan Uni Indonesia-
Belanda pada 15 Februari 1956 dan pembatalan persetujuan KMB secara sepihak pada
27 Maret 1956.
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan perjuangan pembebasan Irian Barat .
2. Mendeskripsikan akhir dari pembebasan Irian Barat.
3. Mendeskripsikan konfrontasi terhadap Malaysia.
1.4 Manfaat
1. Bagi siswa, makalah ini dapat dijadikan pembelajaran untuk mengetahui tentang
perjuangan pembebasan Irian Barat dan konfrontasi terhadap Malaysia.
2. Bagi guru, makalah ini dapat digunakan sebagai bahan ajar tambahan dalam
proses belajar mengajar
BAB II PEMBAHASAN
Dalam sidang Majelis Umum PBB, Indonesia selalu berisaha meyakinkan bahwa
masalah Irian Barat perlu mendapatkan perhatian karena masalah Irian Barat
tersebut menunjukkan adanya penindasan suatu bangsa terhadap hak bangsa
lain. Setelah upaya diplomasi tidak membawa hasil, pemerintah mengambil
sikap dengan membatalkan Uni Indonesia-Belanda dan pembatalan persetujuan
KMB pada tahun 1956.
Pada tahun 1957, Menteri Luar Negeri RI dalam sidang Majelis Umum PBB
menyatakan bahwa Indonesia akan menempuh jalan lain jika usaha dalam
forum PBB tidak membawa hasil. Dalam menganggapi usaha Indonesia tersebut,
Belanda meyakinkan bahwa masalah Irian Barat adalah masalah bilateral antara
Indonesia dan Belanda. Pernyataan tersebut mendapat dukungan dari Negara
Eropa Barat, akibatnya resolusi penyerahan Irian Barat gagal.