Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH : ETNOGRAFI PAPUA

NAMA: DEMARCE . MAURI

NIM : 2020075015009

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA

TAHUN 2021
A. BUDAYA SAIRERI ( YAPEN )
Kabupaten Kepulauan Yapen adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Papua yang terletak di
pinggiran pesisir teluk cenderawasih yaitu antara Waropen dan Biak yang di pisahkan oleh dua
selat yaitu selat Saireri dan selat SorenNarwa.
Kabupaten Kepulauan Yapen dahulu disebut Kabupaten Yapen Waropen .
Kabupaten Yapen Waropen terdiri dari 2 suku yaitu :
1. Suku Yapen
2. Suku Waropen
1. Suku Yapen terdiri dari 4 bagian yaitu :
1. Yapen Barat
2. Yapen Selatan
3. Yapen Utara
4. Yapen Timur
2. Suku Waropen terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Waropen Bawah
2. Waropen Tengah
3. Waropen Atas

Suku Yapen atau pulau Yapen bermulai dari tanjung Oka (kampung poom ) sampai terakhir di
tanjung Andey ( kampung Barawai ). Sedangkan suku Waropen bermulai dari kali wapoga sampai
terakhir di kali Indomba ( kampung Tamakuri ). Kabupaten yapen dan waropen masing-masing
suku mempunyai adat istiadat yang berbeda-beda . Dan masing-masing suku juga mempunyai
Bahasa yang berbeda-beda. Pada tahun 2002 terjadi perubahan Otonomi Khusus maka pemekaran
kabupaten Waropen terpisah dari Kabupaten Yapen. Yang sekarang disebut dengan Kabupaten
Kepulauan Yapen .

Pada tahun 2007 pemecahan pemekaran Kabupaten Waropen dengan batas wilayah dari kali
wapoga sampai kali indomba atau sering disebut Waropen Bawah, Waropen Tengah dan Waropen
Atas . Maka batas wilayah Waropen yang disebut Waropen Atas terpaksa jatuh ke tapal batas
Kabupaten baru yang disebut Kabupaten Mamberamo Raya.
Walaupun tapal batas Waropen Atas jatuh ke Kabupaten Mamberamo Raya,tetapi adat istiadat
tetap, tidak berubah sampai turun-temurun Anak Cucu kita.

Kabupaten Kepulauan Yapen mempunyai banyak pulau-pulau dan teluk-teluk yang menghiasi
panorama dan keindahan pulau Yapen .
Antara lain pulau yang terapung sendiri yang dipisahkan oleh 3 selat yaitu :

1. Selat Saireri
2. Selat Sasorai
3. Selat Saipai

Pulau yang terapung dan dipisahkan oleh 3 selat inilah Aku dilahirkan dan dibesarkan dengan adat
istiadat dan bahasa daerah yang membuat aku pergi jauh dirantau orang, tetapi kerinduanku sangat
tertarik pada Panorama dan keindahan alam yang menghiasi pantai pasir putih dan rindangnya
pepohonan yang mengintari alam sekitar pulau tersebut.

Selat yang memisahkan pulau Yapen dan pulau Kurudu Kaipuri adalah selat Sasorai . Pulau Kurudu
Kaipuri mempunyai 2 teluk yaitu :

1. Teluk Sondiyendi
2. Teluk Sausampari

Kata Pulau dengan bahasa daerah disebut Myobo. Myobo dibagi 2 yaitu :

1. Myobo Krudu
2. Myobo Mnupui
Myobo Krudu disebut pulau Kurudu, sedangkan Myobo Mnupui disebut pulau Kaipuri, tetapi tujuannya
satu, Cuma sebutan ini menandakan bahwa kalau ada orang yang bertanya ‘ko orang apa atau ko dari
kampung mana .
Myobo Mnupui atau pulau Kaipuri terdiri dari 5 keret atau marga yaitu :
1. Marga Iwanggin Doom
2. Marga Mauri Maitindom
3. Marga Ayomi
4. Marga Askowai meliputi : watori dan Sumbari
5. Marga Samberius meliputi : Runtuboy dan Wapai
Myobo Mnupui adalah pulau yang kecil tapi kaya dengan hasil laut dan darat yang terdiri dari :
a. Hasil Darat ( Hutan )
1. Melinjo atau Sayur genemo,buah genemo dan bunga genemo
2. Buah Matoa yang sangat lezat rasanya
3. Buah Kenari
4. Sagu kering yang sudah diolah yang disebut sagu bambu
5. Buah gayang dan
6. buah ketapang

b. Hasil Laut
1. Ikan Tarusi atau Ikan Tengiri
2. Ikan Merah Yang di Mancing Pada Malam Hari di Sebut Manyambo
3. Ikan Kasyem ( Gorango ) atau hiu
4. Teturuga atau Penyu dengan Bahasa di Sebut Syara
5. Ikan Teri atau ( Puri )
6. Gurita atau di sebut dengan Bahasa Knor
7. Dan Sejumlah Kerang

Myobo Mnupui di Hiasi dengan Dua Teluk Yaitu

1. Teluk Dorei Amini


2. Teluk Dorei Sau Sampari

Myobo Mnupui di bagi dalam Tiga Kampung yang terdiriri dari

1. Kampung Dorei Amini


2. Kampung Kaipuri
3. Kampung Mansyei

Kampung Dorei Amini didiami oleh 2 Keret atau Marga :

1. Marga Iwanggin Doom


2. Marga Mauri Maitindom
Kampung Kaipuri didiami oleh 2 Keret :

1. Marga Samberius meliputi : Runtuboy, Samber, dan Wapai


2. Marga Ayomi meliputi : Mamprainusi dan Runggawawi

Kampung Mansyei didiami oleh 1 Keret :

1. Marga Askowai meliputi :Watori dan Sumbari

A. Acara adat memperingati orang meninggal Dunia


Myobo Mnupui mempunyai tradisi atau adat yaitu memperingati arwah orang meninggal dunia dengan
sebutan Mnu-Mnu. Yang berperang penting adalah Manionsa. Manionsa mempunyai 2 sebutan yaitu :
1. Mambaisen ( Raja )
2. Mambriw ( Prajurit atau panglima perang )
Kebiasaan yang terjadi kalau Anak mambaisen yang meninggal dunia maka akan diadakan acara adat
yaitu satu hari sesudah pemakaman, keesokan harinya pagi-pagi sekitar jam 5 subuh, Mambriw akan
membawa Mambaisen sekeluarga yang berduka untuk mandi di Air garam atau Air asin dengan maksud
untuk membuang semua beban duka ke dalam laut sehingga melepaskan semua kenangan,kasih
sayang,cintai dan damai dari seseorang anggota keluarga yang telah meninggalkan mereka .
Sebelum 40 hari Mambriw akan datang ke rumah mambaisen dengan membawa ikan besar seperti peyu
( teteruga ), ikan tenggiri atau dalam bahasa masyarakat myobo mnupui disebut Dian Pramde untuk
membongkar bekas tungku rumah yang pernah di pakai oleh almarum atau almarumah dari Mambaisen
( Raja ) saat Ia masih hidup . Tapi kalau dia Mambaisen laki-laki, maka Mambriw akan bawa jalan istri
dan anak-anaknya untuk melewati tempat-tempat yang pernah dia Mambaisen laki-laki tinggal mencari
ikan atau berkebun dan sebagainya. Setelah prosesi itu selesai Mambriw akan membayar Mambaisen
dengan piring dan Mambaisen akan memberi makanan kepada Mambriw entah itu makanan yang sudah
masak atau masih mentah kepada Mambriw.
Ada pun lagu yang sering dipakai atau di nyanyikan oleh Mambriw disaat prosesi acara adat peringatan
orang meninggal dunia disebut Ambong . Lagu ini di nyanyikan saat Mambriw membongkar pintu rumah
bekas keluar masuk Mambaisen (Raja ) dan tungku dapur bekas masak Mambaisen ( Raja ) .
B . TRADISI MEMBAYAR EMASKAWIN ( MAHAR )
Myobo Mnupui mempunyai Adat Istiadat atau Tradisi Membayar Emaskawin ( Mahar ) adalah :
Pihak Laki – laki akan pergi ke Rumah Orang Tua Perempuan Untuk Minang Perempuan dengan
membawa Barang Seperti :
1. Piring Besar
2. Piring Gantung
3. Mole – mole atau Guci
4. Piring Besar yang di sebut Resa – Resa
5. Gelang Besi yang di sebut Sarak
6. Paseda

Di saat Pihak lalki – laki datang ke Rumah Pihak Perempuan,di iringi Nyanyian Adat sampai ke Rumah
Kediaman Pihak Perempuan Dalam keadaan Tertutup, Piahak Perempuan sudah siap untuk menerima
pihak laki – laki, maka pihak Laki – laki akan mengetuk - ngotok pintu Rumah Pihak Perempuan dan
Akan Bertanya Siapa Kamu atau dengan Bahasa Eron Ami , Kamu Kenapa atau cari apa atau dengan
Bahasa Wesnome Mimbewir Pitome .

Maka Pihak Laki – Laki akan menjawab,saya misalnya An. Aris. Pihak perempuan bertanya Aris cari
siapa,maka pihak laki-laki menjawab pihak perempuan bahwa kami mencari putri atau kembang bunga
yang indah dan ingin saya petik An. Linda . Lalu pintu rumah dibuka dan pihak perempuan menerima
pihak laki-laki masuk dengan segala harta yang sudah disiapkan untuk membayar putri atau gadis yang
telah dicari tadi.

Akhirnya kedua belah pihak saling berjaba tangan dan langsung pihak perempuan menyerahkan putri
atau gadis tadi kepada calon suaminya. Setelah itu kedua duduk bersama, lalu acara prosesi adat
penyerahan barang emaskawin dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang terdiri dari :

1. Barang Umum
Yang berhak menerima barang umum adalah Bapak atau orang tua dari perempuan, dan barang
tersebut akan dibagikan kepada kakak-beradik atau saudara-saudaranya dari bapak seperti; bapa tua-
bapa tua,bapa ade-bapa ade dan tanta-tanta dari keluarga pihak perempuan .
2. Barang Pangkuan atau Uang susu
Sedangkan yang berhak menerima barang pangkuan atau uang susu adalah Mama atau ibu,orang tua
perempuan yang melahirkan anak tersebut. Maka dari barang pangkuan atau uang susu akan dibagikan
pada kakak-beradik atau saudara-saudaranya dari mama seperti ; om-om,mama tua dan mama ade.

Setelah selesai pihak perempuan harus siap makanan, baik itu makanan yang sudah masak maupun
makanan mentahuntuk pihak laki-laki. Maka berakhirlah sudah prosesi acara adat pembayaran
emaskawin.

B. Tradisi Acara Adat Tikam Telinga dan Cukur Rambut


1. Prosesi Acara Adat
Setelah pembayaran emaskawin dari pihak laki-laki,maka suatu waktu terjadilah pengembalian harta
dari pihak perempuan . Dimana kedua pasangan menjadi satu, hidup bersama didalam satu rumah
sebagai suami istri selama beberapa tahun, kemudian pasangan tersebut dikaruniai atau mendapat
keturunan,baik anak laki-laki maupun perempuan , maka pihak perempuan atau om-om akan membuat
suatu acara yaitu Acara Tikam Telinga dan Cukur Rambut. Pihak perempuan atau om-om akan
mengumpulkan harta atau barang seperti :
1. Piring besar
2. Piring gantug
3. Guci
4. Resa-resa
5. Uang
Untuk prosesi acara adat tikam telinga dan cukur rambut oleh pihak perempuan atau om-om, mereka
akan menyanyi Ambong,Toki Tifa dan Danza Adat atau disebut juga Yosim, untuk mengantarkan harta
atau barang ke pihak laki-laki atau saudara perempuan mereka.
Tetapi dalam prosesi acara mengumpulkan harta atau barang oleh pihak perempuan atau om-om ,
biasanya mereka danza adat atau yosim selama 3 hari dalam mengumpulkan harta tersebut .
Dan pada hari k-3 prosesi acara mulai berlansung diadakan toki tifa dan menyanyi ambong sambil danza
adat atau yosim oleh pihak perempuan atau om-om untuk mengantarkan harta benda yang sudah
dikumpul oleh pihak perempuan atau om-om kepada pihak laki-laik yang disebut juga Ipar.
Mereka akan danza adat atau yosim dengan harta benda serta memasang Bendara Merah Putih sebagai
symbol atau Tanda Kebesaran, dimana Negara Kesatuan Republik Indonesia Kaya akan berbagai ragam
Suku Bangsa dan Bahasa serta Budaya yang berbeda-beda tetapi tetap Satu.
Mereka akan danza adat atau yosim dengan harta atau barang putar sampai pihak laki-laki harus bayar
pihak perempuan atau om-om punya Bendera, tusuk-tusuk rambut atau sisir, topi atau bulu-bulu kasuari
atau bulu-bulu cenderawasih yang mereka pake dikepala sampai habis . Biasanya mereka bayar pake
piring besar, uang dan minuman seperti Bobo atau saguru sampai selesai baru pihak perempuan atau
om-om Danza adat atau yosim masuk halaman rumah dari pihak laki-laki.
Pihak perempuan atau om-om akan danza adat atau yosim mengelilingi tempat acara yang sudah
disiapkan oleh pihak laki-laki yang disebut dengan bahasa Sobua.
Setelah itu pihak perempuan atau om-om akan menyerahkan harta atau barang yang mereka ambil tadi
kepada pihak laki-laki.

2. Penyerahan Harta Benda


Penyerahan harta benda dibagi dalam 4 bagian yaitu :
1. Barang untuk bayar tungku dapur
2. Brang untuk bayar meja makan
3. Barang untuk tikam telinga
4. Barang untuk cukur rambut
Setelah harta atau barang diserahkan oleh pihak perempuan atau om-om kepada pihak laki-laki, lalu
mereka makan bersama. Selesai makan bersama maka acara akan berlanjut dari malam sampai pagi
subuh sekitar jam 5 subuh. Maka pihak perempuan atau om-om akan membawa atau pegang anak-
anak yang mau tikam telinga dan cukur rambut,naik ke atas parah-parah yang sudah disiapkan oleh
pihak laki-laki. Pihak perempuan atau om-om sambil menyanyi ambong,lalu pegang lobe atau obor dari
belahan bamboo sambil danza adat atau yosim dengan anak-anak dan mereka tunjuk anak-anak itu
dengan Bintang Pagi atau disebut Bintang Timur atau juga disebut Bintang Kejora, dengan Bahasa
Daerah disebut” AntunSan”.
Setelah selesai tunjuk Bintang Pagi buat anak-anak,pihak perempuan atau om-om akan membawa anak-
anak turun dari parah-parah dan langsung menuju ke tempat yang sudah disiapkan oleh pihak laki-laki
untuk prosesi tikam telinga dan cukur rambut .
Pihak perempuan toki tifa, menyanyi danza adat atau yosim mengelilingi tempat dimana anak-anak itu
duduk untuk persiapan tikam telinga dan cukur rambut. Maka acara tikam telinga dan cukur rambut
dilakukan oleh pihak perempuan atau om-om.
No Nama Barang / Buah Bahasa Daerah
1 Papeda Anun
2 Sagu Bakar Taun
3 Kelapa Anggadi
4 Pisang Krey/Manderi
5 Sayur Enggoy
6 Keladi Atuwo
Setelah 7 Noken Besar Namete prosesi tikam
8 Noken Kecil Aderi
telinga dan cukur rambut
9 Kayu Apray
selesai, lalu merekaakan
10 Kayu Bakar Aimasa
makan 11 Piring Naiwem bersama.
Pihak laki-laki akan
12 Loyang Bokor
menyerahkan
13 Belangga Aso/hurm
kepada 14 Buaya Aremmari pihak perempuan
atau 15 Kusuh Mnoy om-om makanan
mentah 16 Kelelawar Manan seperti :
1. 17 Guranu Kassyem Sagu Tumang
2. 18 Peyu Syarah Pisang
3. 19 Tenggiri Pramde Keladi
4. 20 Air Marya Ikan
5. 21 Minyak Manni Babi
6. Beras
22 Parang Sondu/Sumber
Dengan 23 Pisau Hinoy menyerahkan
24 Kapak Tamman makanan mentah
tersebut, maka
25 Bia/Kerang Fido
berakhirlah sudah
26 Babi Beir
acara adat tersebut.
27 Kasuari Manswan
28 Bayu Kemeja Sansun Man
C. 29 Tanah Kosomo Kebiasaan Ucapan
30 Celana Panjang Sansun Were
Bahasa
31 Kapur Wan
32 Pinang Wen
33 Sirih Inanggoy
34 Perahu Wa
34 Dayung/Penggayu
35 Daun Kelapa Anggadi Koy

36 Daun Pisang Krey Koy


37 Daun Mangga Andari Koy

38 Daun Singkong Timori Koy


39 Daun Pepaya Kandiain Koy
40 Daun Petatas Ransna Koy
41 Adik kaka Mandu Mangba
D. 42 Batu Arokmi Makanan
43 Gatah/ penjepit Asket/Ampende Tradisional
1. 44 Betatas Ransna Papeda Kairosi
45 Kasbi/Singkong Timori
46 Jagung Kateray
47 Sayur Gedi Ernaikoy
48 Labu Kasimi
49 Udang Kawaroy
50 Ular
Papeda Kairosi adalah makanan khas Myobo Mnupui,dimana papeda ini dibuat atau dimasak dalam
kuali. Kuali diisi air dan perasan air jeruk,setelah itu kualinya dinaikan diatas tungku api, sampai airnya
mendidi,lalu sagu diayak dan diaduk pelan-pelan dalam kuali sampai merata dan kental seperti kue
ondel-ondel,setelah papeda kental diangkat dan ditaburi kelapa yang sudah diparut,lalu dimakan pakai
ikan kuah atau ikan kering.
Adakalanya papeda kairosi dibuat juga pakai gemuk ikan atau kuah ikan gemuk seperti gemuk dan telur
ikan tenggiri,air peras jeruk dan sagu diayak dan diaduk-aduk sampai merata dan mengental lalu
dimakan pakai ikan kuah atau ikan kering.

2. Sagu Sarwar
Sagu sarwar adalah sagu yang dibakar dan dicampur dengan gemuk babi atau gemuk teteruga atau
penyu dan bisa pakai gemuk dan telur ikan tenggiri. Sagu dibakar dalam kuali sampai masak diputus-
putus dalam Loyang lalu kuah gemuk babi atau gemuk teteruga atau penyu, di timba dari belangga dan
di campur dalam sagu tadi.
Setelah diaduk-aduk sampai rata lalu dimakan pakai daging babi atau daging teteruga atau penyu tadi.

3. Sagu Kelapa atau Taun Anggadi


Sagu kelapa atau taun anggadi adalah sagu yang dicampur pakai kelapa parut. Sagu diayak lalu kelapa
diparut,setelah itu sagu dan kelapa diaduk-aduk sampai merata lalu diberi gula pasir diaduk-aduk lagi
sampai merata kemudian dibungkus pakai daun bambu atau disebut dengan daun loleba, dililit dengan
tali setelah selesai di aturdiatas parah-parah, dibakar atau dipangang diatas barah api.
Setelah masak lalu dimakan,pakai ikan tenggiri kuah atau asar atau bakar.

4. Sagu Bambu atau Taun Angginabo


Sagu Angginabo adalah sagu kering yang sudah diayak dan akan dimasukan dalam bambu atau disebut
juga buluh . Sagu kering yang sudah diayak dimasukan kedalam lalu ditutup mulut bambu dengan daun
kasbi, kemudian di buat parah-parah, sagu bambu diangkat diatur diatas parah-parah .
Lalu sagu bambu di bakar pakai daun kelapa kering yang sudah diikat. Daun kelapa yang diikat dibakar
bergantian sampai bambu yang diisi sagu tadi sampai luar goson atau sampai kelihatan hitam berarti
sagu dalam bambu tadi sudah masak. Sagu bambu dibiarkan sampai dingin.Lalu diangkat dibelah
bambunya dan dikeluarkan sagunya. Sagu bambu diiris tipis-tipis lalu dijemur sampai kering .
Kemudian sagu bambu yang sudah kering disimpang dalam Kapimboki dan siap untuk dimakan atau
dijual ke Kota-kota.

5. Buah Gayang
Bauh gayang adalah salah satu pohon yang tumbuh di pinggiran pantai yang biasa buah nya dimakan
oleh masyarakat Myobo Mnupui . Pada musim buah gayang,mama akan sibuk mencari buah gayang .
Pagi-pagi subuh mama akan pergi menyusuri pinggiran pantai untuk mencari buah gayang yang jatuh
dipinggiran pantai untuk mengumpulkan buah gayang, kalau sudah banyak jumlahnya maka akan
dipotong atau dibersihkan,kulitnya dibuang dan isinya diambil, lalu direbus sampai isi gayang benar-
benar lombo atau sudah masak. Maka buah gayang tadi sudah bisa dimakan, rasanya enak dan gurih
seperti buah Ketapang.

Inilah sekilas Budaya Singkat Dari Suku Saireri yang mendiami Pulau Yang Terapung terpisah jauh
dari Pualau Yapen, yang di sebut Myobo Mnupui yang dipisahkan oleh kedua selat yaitu selat Saireri
dan Selat Sasorai.

Akhirnya dengan cerita Budaya singkat ini dijadikan sebagai Cerita-cerita Rakyat Kecil.

Anda mungkin juga menyukai