Anda di halaman 1dari 11

NAMA :DEMARCE.

MAURI

TUGAS UJIAN

Kasus pada kampung x ada beberapa Kepala Keluarga ( KK ) yang


mendapat masalah infertilitas selama 3 tahun .

Penanganan Infertilitas
Penanganan infertilitas diarahkan kepada penyebab itu sendiri.
Oleh karena itu dibutuhkan kejelian dalam langkah langkah
pemeriksaan dalam mencari penyebabnya.
Secara praktis pemeriksaan pada kasus infertilitas pada istri ada
tiga tahapan

a) Tahap pertama (fase pertama)

 Pemeriksaan riwayat infertilitas(anamnesis) Anamnesis masih


merupakan cara terbaik untuk mencari penyebab infertilitas pada
wanita.
Faktor faktor yang berkaitan dengan infertilitas yang harus
ditanyakan mengenai usia pasien, riwayat kehamilan
sebelumnya, panjang siklus haid, riwayat penyakit sebelumnya
dan sekarang, riwayat operasi, frekwensi koitus dan waktu
koitus. Perlu juga diketahui pola hidup dari pasien seperti
merokok, alkohol dan stress
Hal ini semua dapat mempengaruhi penyebab terjadinya
infertilitas.

 Pemeriksaan fisik Disini perlu diperiksa indeks masa tubuh,


pemeriksaan kelenjar tiroid, disini juga dilakukan pemeriksaan
pelvik untuk mengetahui apakah ada kelainan di vagina, servik
dan uterus.

 Penilaian ovulasi Cara sederhana untuk mengetahui ovulasi


adalah dengan mengukur suhu basal badan (SBB).SBB juga
digunakan untuk menentukan kemungkinan hari ovulasi.
Cara lain yang digunakan untuk penilaian ovulasi adalah dengan
pemeriksaan USG transvaginal dan pemeriksaan progesteron
darah. Pada pemeriksaan dengan USG transvaginal dapat dilihat
pertumbuhan folikel, bila diameternya mencapai 18-25 mm
berati menunjukan folikel yang matang dan akan terjadi ovulasi.

 Uji paska senggama


Merupakan cara pemeriksaan yang sederhana namun dapat
memberi informasi mengenai interaksi antara sperma dan getah
seviks.
Uji pasca senggama dilakukan 2-3 hari sebelum masa perkiraan
ovulasi. Pengambilan lendir serviks dari kanalis-endo serviks
dilakukan setelah 2-12 jam senggama.
Pemeriksaan dilakukan dibawah mikroskop.
Uji pasca senggama dikatakan positif apabila ditemukan paling
sedikit 5 sperma perlapangan pandang besar.
Uji pasca senggama dapat memberikan informasi gambaran
tentang kualitas sperma, fungsi getah serviks dan keramahan
getah serviks terhadap sperma

b) Tahap kedua( Fase kedua)


Pada tahap ini dilakuakan HSG untuk menilai potensi tuba.Uji ini
dilakukan pada paruh pertama siklus haid dimana sebelum
dilkukankan tindakan pasien dianjurkan tidak senggama paling
sedikit 2 hari sebelumnya.

c) Tahap ketiga (fase ketiga)


Akhir akhir ini laparoskopi dianggap cara terbaik untuk menilai
fungsi tuba fallopii. Dengan laparoskopi dapat sekaligus melihat
adanya kemungkinan kelainan terhadap rongga peritoneal
seperti endometriosis, perlengketan serviks dan patologi ovari.
Pemeriksaan sperma Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah
spermatozoa, bentuk dan pergerakannya.
Sperma yang ditampung atau diperiksa adalah sperma yang
keluar dari suami yang tidak melakukan senggamaselama 3 hari.

Pemeriksaan sperma dilakukan satu jam setelah sperma keluar.


Ejakulat normal : volume 2-5 cc,jumlah spermatozoa 100- 120
juta per cc, pergerakan 60 %, masih bergerak selma 4 jam setelah
dikeluarkan, bentuk abnormal 25 %.Spermatozoa pria fertil : 60
juta per cc atau lebih, subfertil 20-60 juta per cc, steril : 20 juta
per cc atau kurang.

Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan adalah


pemeriksaan hormon ( FSH, LH, Testosteron) dan USG skrotum.
Peningkatan hormon FSH (hormon yang memberi instruksi testis
untuk memproduksi spermatozoa) disertai penurunan LH dan
testosteron menunjukan adanya gangguan dalam pembentukan
spermatozoa.Dari pemeriksaan USG dapat diketahui ukuran
testis dan adanya pelebaran saluran spermatozoa.
7. Penatalaksanaan
 Pasangan suami istri harus dipandang sebagai satu kesatuan
biologis
 Kekurangan dari satu diantara mereka akan diatasi oleh yang
lainnya sehingga kehamilan dapat berlangsung
 Pemeriksaan penyebabnya harus diketahui, diselesaikan selama
tiga siklus
 Pasangan infertilitas sebaiknya mengikuti pemeriksaaan sesuai
dengan yang dijadwalkan
 Suami dilakukan pemeriksaan fisik umun, fisik khusus dan
pemeriksaan sperma ( Manuaba, 1999).

8. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk pasangan infertil


 Hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang
berlebihan
 Untuk pria jangan terlalu sering berendam air panas atau
bersauna (suhu tinggi bisa mempengaruhi produksi dan gerakan
sperma, meski bersifat sementara)
 Mengkonsumsi makanan yang meningkatkan kesuburan
 Menerapkan pola hidup sehat
 Olahraga secara teratur dan tidak berlebihan
 Jaga berat badan (kelebihan atau kekurangan berat badan bisa
mempengaruhi produksi hormon reproduksi)
 Batasi konsumsi kafein dan pemakaian obat-obatan tertentu
 Menghitung masa subur

 Meminta pasangan infertil mengubah teknik hubungan seksual


dengan memperhatikan masa subur.
 Untuk pasangan dianjurkan berhubungan intim 2-3 kali
seminggu bisa meningkatkan fertilitas (Kasdu, 2001).

Pasangan Usia Subur ( PUS ) Pasangan suami istri yang terikat


dalam perkawinan yang sah yang istrinya berumur antara 15 s.d
49 tahun dan secara operasional juga berarti pasangan suami istri
yang istrinya berumur kurang dari 49 tahun tetapi belum
menopause ( BKKBN, 2006) Secara empirik diketahui bahwa PUS
sebaiknya melahirkan pada periode umur 20-35 tahun, sehingga
resiko-resiko medik tidak terjadi. Masa mengakhiri kehamilan
berada pada periode PUS berumur 30 tahun keatas. Sebab secara
empirik diketahui melahirkan anak diatas usia 30 tahun banyak
mengalami resiko medik.

Penanganan infertilitas di Puskesmas


 Mengatasi kemandulan, diperlukan serangkaian penanganan
medis. Di antaranya melalui obat-obatan, tindakan operasi, hingga
pemanfaatan teknologi reproduksi berbantu.
Perencanaan Pengobatan
Ada baiknya kita dan pasangan membuat rencana mengenai
seberapa jauh pasangan berdua akan menjalani pengobatan
infertilitas. Contohnya kita bersedia untuk menjalani pengobatan,
namun tidak sampai pada proses operasi.
Meski selama proses, bisa saja Anda berubah pikiran namun lebih
baik Anda membuat perencanaan.
Jika biaya merupakan hal yang berpotensi menjadi hambatan bagi
Anda dan pasangan, diskusikan bersama mengenai seberapa
banyak biaya yang dapat dikeluarkan. Membuat perencanaan
seperti ini dapat mencegah dari terjadinya pembengkakan biaya
yang bisa diperburuk dengan gejolak emosional selama proses
pengobatan.

Mencari Tempat dan Tenaga Medis yang Tepat


Jika Anda memiliki masalah kesuburan, sangat penting untuk
memilih rumah sakit atau klinik, dan tenaga medis yang
memenuhi persyaratan. Beberapa hal yang perlu Anda
pertimbangkan, antara lain:

 Ketersediaan layanan yang Anda butuhkan.


 Jenis pengobatan apa saja yang disediakan.
 Tingkat keberhasilan dari pengobatan yang sudah dilakukan.
 Seberapa banyak pasien yang sedang dalam daftar tunggu.
 Biaya pengobatan.

Kemudian apa saja yang akan dilakukan dokter untuk pengobatan


kemandulan? Beberapa proses yang biasanya dilakukan terdiri
dari pemberian obat-obatan, tindakan operasi, inseminasi buatan,
hingga teknologi reproduksi berbantu (assisted reproductive
technology). Tidak jarang langkah-langkah tersebut merupakan
kombinasi.
Dokter akan menentukan pengobatan berdasarkan:

 Hasil pemeriksaan fisik dan tes penunjang.


 Seberapa lama pasangan sudah berusaha untuk memiliki
keturunan.
 Usia dari masing-masing individu.
 Kondisi kesehatan secara keseluruhan.
 Preferensi dari pasangan.

Pilihan Pengobatan
Untuk menentukan obat mandul yang tepat, masing-masing
pasangan akan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesuburan.
Hasil dari pemeriksaan tersebut yang kemudian akan
ditindaklanjuti oleh pihak dokter.
Pengobatan untuk pria
Untuk pria, kemungkinan pengobatan termasuk mengatasi
kemungkinan masalah seksual secara umum atau
kurangnya sperma yang sehat. Beberapa jenis pengobatan antara
lain:

 Mengobati infeksi. Penggunaan antibiotik kemungkinan


mampu mengatasi infeksi pada saluran reproduksi. Kabar
buruknya, hal itu tidak selalu berarti mampu mengembalikan
kesuburan.
 Obat-obatan dan terapi hormon.Jika penyebab
kemandulan disebabkan kadar hormon tertentu yang terlalu
rendah atau tinggi, atau masalah tubuh dalam memanfaatkan
hormon, maka dokter akan merekomendasikan obat-obatan
atau terapi penggantian hormon. Dokter juga mungkin dapat
memberikan obat untuk memperbaiki fungsi testis dan
meningkatkan kualitas dan jumlah sperma.
 Penanganan masalah seksual. Kemungkinan
diperlukan konseling atau obat mandul untuk meningkatkan
kesuburan dalam kondisi disfungsi ereksi atau ejakulasi dini.
 Tindakan operasi.Salah satu kondisi yang kerap menjadi
penyebab kemandulan adalah varikokel. Kondisi ini dapat
diatasi dengan operasi. Sperma biasanya akan kembali
muncul dari testis setelah sebelumnya tidak ditemukan pada
saat ejakulasi.

Pengobatan untuk wanita


Untuk memulihkan kesuburan seorang wanita, mungkin akan
diperlukan beberapa jenis pengobatan, antara lain:

 Obat kesuburan untuk merangsang ovulasi. Obat jenis ini


merupakan perawatan utama bagi perempuan yang tidak
subur akibat gangguan ovulasi. Obat-obatan ini akan
mengatur atau merangsang ovulasi. Misalnya, obat jenis
clomifene atau tamoxifen akan membantu memulai ovulasi
atau membuatnya menjadi teratur. Bicarakan dengan dokter
Anda mengenai obat yang tepat, sekaligus manfaat dan
risikonya.
 Tindakan operasi untuk memperbaiki kesuburan. Ada
beberapa prosedur yang dapat dilakukan. Misalnya, operasi
histeroskopi dapat membantu mengatasi polip
endometrium atau masalah dinding penyekat rahim dan
jaringan parut dalam rahim. Jika masalahnya berupa
sumbatan tabung saluran indung telur (tuba Falopi
tersumbat), maka dapat dilakukan operasi pada saluran
tersebut agar sel telur bergerak lebih mudah.
 Inseminasi Intrauterin. Disebut juga inseminasi buatan,
dalam proses ini, dilakukan pemilihan sperma dengan
kualitas terbaik, kemudian ditempatkan ke dalam rahim
dengan alat bantu. Prosedur ini biasanya dilakukan saat
ovulasi untuk memperbesar kemungkinan dan sebelumnya
diberikan hormon kadar rendah untuk menstimulasi sel telur.

Memanfaatkan Teknologi Reproduksi Berbantu


Jika upaya pengobatan belum membuahkan hasil, kemajuan
teknologi saat ini dapat membantu mewujudkan upaya pasangan
suami istri yang ingin memiliki anak. Dikenal sebagai teknologi
reproduksi berbantu (assisted reproductive technology). Dalam
proses ini, tidak hanya melibatkan melibatkan dokter spesialis
kandungan namun juga tim medis dari berbagai bidang lain.
Teknik yang dapat dilakukan:

 Fertilisasi In Vitro (FIV)

Merupakan teknik yang paling umum dilakukan. Prosedur FIV


atau bayi tabung diawali dengan menstimulasi sel telur agar lebih
banyak dari biasanya, kemudian pertemukan dengan sel sperma
untuk pembuahan di luar rahim. Sekitar 3-5 hari setelah
pembuahan, maka embrio akan ditanamkan kembali ke dalam
rahim.

 Pelepasan cangkang (assisted hatching)

Teknik ini akan membantu implantasi dari embrio ke dalam


lapisan rahim dengan membuka lapisan luar yang membungkus
embrio.

 Injeksi sperma ke dalam sel telur.

Pada prosedur ini, satu sperma sehat langsung disuntikkan ke sel


telur yang sudah matang. Umumnya prosedur ini dilakukan pada
kondisi sperma yang terlalu sedikit, masalah pada air mani, atau
kegagalan upaya pembuahan dengan prosedur FIV.
 Donasi sel telur atau sperma.

Timbul berbagai pro kontra terhadap hal ini, termasuk di


Indonesia. Donasi sel telur atau sperma diperoleh dari pendonor,
jika salah satu dari pasangan bermasalah dengan kesuburannya.
Proses donor sel telur biasanya menggunakan prosedur FIV.

Memahami Risiko Tindakan dan Komplikasi  


Penggunaan obat-obatan atau hormon untuk menstimulasi ovulasi
yang bertujuan memperbesar kemungkinan kehamilan, memiliki
risiko untuk wanita. Sementara, komplikasi untuk pria lebih
jarang ditemui. Untuk itu, tanyakan lebih lanjut kepada dokter
mengenai:

 Risiko sindrom hiperstimulasi ovarium akibat penggunaan


obat-obat penyubur, karena ovarium membengkak dan
menimbulkan rasa sakit. Timbul dengan gejala beragam,
mulai sakit perut ringan, kembung dan mual, hingga
penambahan berat badan yang cepat, serta sesak napas yang
memerlukan penanganan darurat.
 Risiko pendarahan dan infeksi pada pelaksanaan prosedur
teknologi reproduksi berbantu.
 Risiko mengandung bayi kembar. Dewasa ini, diperkirakan
30 – 50% bayi kembar lahir dari ibu yang menjalani bayi
tabung. Tanyakan mengenai kemungkinan prosedur yang
dapat meminimalisasi kemungkinan tersebut. Minta
penjelasan lebih lanjut terkait dengan mengandung janin
lebih dari satu, mengingat kehamilan tersebut termasuk
berisiko tinggi.
 Risiko melahirkan prematur dengan usia bayi belum cukup
umur.

Proses untuk mengatasi kemandulan membutuhkan berbagai


pertimbangan dan kerja sama berbagai pihak, selain Anda dan
pasangan. Konsultasikan tiap perkembangan kepada dokter dan
ahli medis yang bekerjasama demi mendapatkan obat mandul
sesuai hasil yang diharapkan.

Karena peran dan fungsi Puskesmas sebagai fasilitator selain


memberikan pelayanan medis dasar diharapkan mampu
melaksanakan tugas penggerakan dan pemberdayaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai