Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN MATERI

NEOCLASSICAL THEORY OF DISTRIBUTION


MATA KULIAH EKONOMI BISNIS

OLEH
ANDI ARMAYANI
K1121020
PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS KALLA


TAHUN AJARAN 2021/2022
Teori Distribusi Neoklasik

Ide yang mendasari teori distribusi neoklasik adalah pendapatan hanya bisa diperoleh dari
produksi barang dan jasa dengan adanya kontribusi nilai faktor produksi terhadap total produk.
Meskipun adanya ide dasar ini telah diakui sejak awal abad ke-19 oleh ekonom Prancis J.B, tetap
ada hal hal yang menghambat perkembangannya yakni ada kesulitan memisahkan pengaruh dari
berbagai input. Pada konsidi tertentu mereka semua diperlukan untuk mencapai output.
Misalnya, tanpa tenaga kerja tentu proses produksi akan terhambat, dan tanpa modal, total output
akan menjadi minimal dan tidak memuaskan. Namun kesulitan ini dipecahkan oleh J.B. Clark,
dengan teorinya tentang produk marginal.

Produk marjinal suatu input, seperti tenaga kerja, didefinisikan sebagai hasil tambahan yang
diperoleh dari penambahan satu unit input ke pada faktor-faktor produksi yang ada. Clark
menunjukkan bahwa dalam kondisi menguntungkan, besaran upah akan sama dengan produk
marjinal tenaga kerja, sedangkan besaran bunga akan sama dengan produk modal marjinal.

Mekanisme produk marjinal ini dimulai dengan pengusaha yang memaksimalkan keuntungan,
dengan mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja ketika tingkat upah lebih kecil dari produk
marjinal pekerja tambahan dan akan menggunakan lebih banyak modal ketika tingkat bunga
lebih rendah dari produk marjinal dan modal.

Secara sederhana, nilai output akhir dipisahkan oleh produk marjinal, yang juga dapat
diartikan sebagai kontribusi positif dan menghasilkan dari berbagai input. Harga faktor-faktor
produksi ditentukan oleh penawaran dan permintaan, sedangkan permintaan suatu faktor berasal
dari permintaan barang akhir yang membantu produksinya.

Salah satu keuntungan besar dari teori distribusi neoklasik, atau marginalis, yaitu upah,
bunga, dan sewa tanah diperlakukan dengan cara yang sama, tidak seperti teori lama yang
memberikan penjelasan berbeda. Keuntungan kedua dari teori neoklasik adalah terintegrasi
dengan teori produksi. Kemudian yang ketiga adalah, teori neoklasik tentang pembagian
distribusi relateble untuk pernyataan matematis yang cukup sederhana.

Lalu apa sih yang menentukan nilai dari produk marjinal? Jawabannya adalah kuantitas dan
kualitas faktor produksi. Dimana kualitas berupa pendidikan dan pelatihan bagi pekerja dan
kemampuan teknologi untuk permodalan. Jika angkatan kerja lebih terdidik dan terlatih dengan
baik untuk industri tempat mereka bekerja maka sudah barang tentu mereka akan mampu
menghasilkan lebih banyak output yang berkualitas dan karenanya MPL akan lebih tinggi.
Padahal kesehatan tenaga kerja juga penting; misalnya jika pekerja kurang gizi maka MPL
mereka mungkin lebih rendah jika mereka memiliki lebih sedikit energi untuk bekerja. Untuk
modal sendiri, semakin baik teknologi dan kualitas produk maka semakin tinggi produk marjinal,
misalnya, mesin dengan kualitas lebih tinggi mungkin dapat menghasilkan lebih banyak barang
dalam waktu tertentu (dan karenanya akan ada MPK yang lebih tinggi) daripada sepotong
kualitas yang lebih rendah.

Referensi: https://www.britannica.com/topic/distribution-theory/Substitution-problems

Anda mungkin juga menyukai