Anda di halaman 1dari 386

Syaikh Dr.

Musthofa Dib Al-Bugha

AT-TADZHIB
Fiqih Islam Komperensif

Terjemah kitab At-Tadzhib fi Adillati Matan Ghoyah Wa Taqrib

Alih Bahasa: Ust. Khoirul Anwar El-Rosyadi

Mengurai Kitab Matan Ghoyah wa Taqrib berdasarkan Al-Qur’an


dan Hadits

1
2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah semata yang telah berfirman dalam


kitab-Nya:
‫ قَوْ َمهُ ْم اِ َذا‬:‫{فَلَوْ اَل نَفَ َر ِم ْن ُك ِّل فِرْ قَ ٍة ِّم ْنهُ ْم طَ ِٕاىفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْ ا فِى ال ِّدي ِْن َولِيُ ْن ِذرُوْ ا‬
] 185 :‫ اِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُوْ نَ } [البقرة‬:‫َر َجع ُْٓوا‬
“Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak
pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali,
agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)
Shalawat dan Salam semoga tercurah limpahkan kepada
baginda Nabi Muhammad, yang tiada nabi sesudahnya. Dalam
untaian sabda Jawami’ul Kalim1 yang dianugerahkan kepadanya,
beliau bersabda:
»‫« َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْيرًا يُفَقِّ ْههُ فِي ال ِّدي ِْن‬
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah
akan menjadikannya fakih dalam beragama.” (HR. Muttafaq
‘Alaih).
Beserta seluruh keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
mengikuti mereka dalam kebaikan sehingga mereka memahami
agama Allah, kemudian mengetahui dan mengajarkannya.
Wa Ba’du, sesungguhnya kitab Matan Al-Ghayah wa At-
Taqrib adalah salah satu kitab fiqih madzhab Imam Syafi’i terbaik,
baik bentuk maupun isinya. Meskipun kitab tersebut memiliki
bentuk kecil, tetapi kitab tersebut mencangkup seluruh bab fiqih,
sebagian besar hukum-hukum, dan permasalahan-permasalahannya
dalam masalah ibadah, mu’amalah dan lain sebagainya. Disertai
dengan ungkapan yang mudah, bahasa yang indah, dan susunan
yang baik. Disamping itu, kitab ini memiliki keunggulan dengan
1
) Jawami’ul kalim adalah lafadz yang memiliki susunan ringkas namun
memiliki arti yang banyak.
3
penguraian klasifikasi yang bersifat tematik sehingga semakin
membuat mudah pelajar yang hendak mempelajari dan memahami
ilmu agama Allah.
Keistimewaan kitab yang dikenal dengan nama Taqrib ini
adalah Allah menjadikannya diterima oleh masyarakat luas.
Sehingga banyak dijumpai para santri pencari ilmu, dan para ulama’,
semenjak zaman dahulu dan sekarang senantiasa mengkaji,
mempelajari, memahami, menghafalkan, menjelaskan dan
menjabarkan kitab tersebut.
Dikarenakan kitab ini hanya menyebutkan hukum-hukum
fiqih secara ringkas tanpa menyertakan dalil-dalilnya. Sedangkan
para santri pencari ilmu saat ini berambisi mengambil hukum syara’
beserta dalil-dalilnya, maka kami ingin berkhidmah kepada agama
Allah. Kami mempersembahkan kepada pemuda muslim terpelajar,
ahli fiqih, dan pelajar fi qih kitab yang disukari orang banyak
ini dihiasai dengan dalil-dalil yang akan menuntun mereka untuk
mengetahui agamanya, serta menambah keyakinan mereka akan
syariatnya, konsisten dengan akidahnya, tenang beribadah, dan
istiqomah dalam setiap tindakan dan mu’amalahnya.
Sungguh anugerah yang Allah limpahkan kepada kami itu
sangat besar. Sehingga Allah melimpahkan Taufiq kepada kami
untuk melaksanakan pekerjaan ini setelah kami bermusyawarah
kepada guru-guru kami dalam bidang Fiqih khususnya, dan bidang
Ilmu Sya’riat pada umumnya. Mereka sangat bahagia, dan
mendorong serta memberanikan kami untuk melakukannya.
Pekerjaan kami hanyalah fokus menyebutkan dalil-dalil
Naqli, dari Al-Qur’an, Sunnah, dan Atsar sahabat. Sedikit juga kami
menyinggung Ta’lilat Al-aqliyyah (alasan-alasan logis), dan Istiqlat
Al-Qiyasiyyah (Analogi) meskipun terkadang kami
menyebutkannya. Pada umumnya, kami berpegang pada dalil-dalil
yang telah diuraikan dalam kitab-kitab Madzhab. Namun apabila
kami menemukan dalil yang lebih kuat dan jelas, maka kami akan
berpindah pada dalil tersebut dan menjelaskannya.
Kami menekankan diri kami untuk mengembalikan dalil-
4
dalil aslinya kepada referensi asli, selama hal tersebut masih
memungkinkan terutama kitab-kitab hadits agar kami bisa menukil
nash-nya. Disamping itu, kami juga tetap mempertahankan nomer-
nomer hadits apabila diketemukan, dan menulis halaman dan juz
yang memuat hadits tersebut. Dan dalam masalah Takhrij Hadits
terkadang kami bertendensi dengan sumber akhir. Sedangkan ayat-
ayat Al-Qur’an, maka kami menyebutkan nomer ayat dan suratnya.
Kemudian kami akan membahas penjelasan lafadz-lafadz asing pada
nash yang dijadikan dalil, sehingga menjadi mudah memahaminya,
dan menjadi jelas inti Istidlalnya.
Terkadang kami juga menyinggung penjelasan sebagian
redaksi kitab Matan, atau menguraikan sebagian definisi apabila hal
ini memang diperlukan. Namun kami tidak akan melakukan secara
kontinyu, karena kami tidak bertujuan untuk membuat kitab Syarah
karena kitab-kitab Syarah Matan Taqrib telah sempurna.
Apabila kami menemukan sebuah Qaul Dhaif pada kitab
Matan, maka kami akan menjelaskan Qaul Ashah dan yang lebih
kuat dengan mencari petunjuk dari kitab Madzahab yang Mu’tamad.
Terkadang kami memberi isyarat kepada kitab referensi, terkadang
juga tidak. Disamping itu, terkadang kami menghadirkan sebagian
hukum, atau faidah untuk lebih menyempurnakan kemanfaatan, serta
mengharapkan Allah melipatgandakan pahala dan balasan-Nya.
Kami menghadirkan redaksi kitab asli berada pada bagian
atas halaman, dan melaksanakan tugas dan pekerjaan saya pada
catatan kaki disertai nomer yang kami letakkan pada bagian
bawahnya. Kami menamakan kitab ini At-Tadzhib fi adillah matan
Al-Ghayah wa At- Taqrib. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalil-dalil
itu adalah bintang emas yang mengatur hukum-hukum Syari’at.
Hanyalah kepada Allah, kami memohon apabila pekerjaan
kami ini sebagai pekerjaan yang ikhlas karena-Nya. Semoga Allah
menerima kitab ini sebagai sodaqoh jariyyah untuk kami, orang tua,
dan orang-orang yang kami memiliki hak kepada mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala yang Dia kehendaki,
dan mampu mengabulkan.
5
Malam Ahad, 21 Muharram 1398
1 Januari 1978

Musthafa Dib Al-Bugha

6
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................3
Daftar Isi.............................................................................................7
Muqadimmah...................................................................................14
Kitab Bersuci....................................................................................16
Klasifikasi air................................................................................16
Kulit bangkai................................................................................20
Wadah Emas dan Perak................................................................21
Siwak............................................................................................21
Fardhu wudhu’ dan Sunnah-sunnahnya........................................23
Istinja’...........................................................................................28
Perkara yang Membatalkan Wudhu’............................................32
Mandi Wajib.................................................................................34
Fardhu Mandi wajib dan Sunnah-sunnahnya...............................36
Mandi Sunnah...............................................................................38
Mengusap Muzzah........................................................................41
Syarat Tayamum...........................................................................43
Klasifikasi Najis............................................................................46
Hukum Haidl, Nifas, dan Istihadhoh............................................50
Kitab Shalat......................................................................................58
Waktu-waktu Shalat......................................................................58
Syarat Wajib Shalat......................................................................62
Syarat-syarat Shalat......................................................................69
Rukun Shalat.................................................................................73
Sunnah-sunnah Shalat...................................................................78
Perbedaan shalat Wanita dan laki-laki..........................................87

7
Perkara yang Membatalkan Shalat...............................................90
Jumlah Roka’at dan Rukun Shalat Wajib.....................................91
Meninggalkan pekerjaan Shalat....................................................92
Waktu-waktu yang tidak diperbolehkan Shalat............................95
Shalat Jama’ah..............................................................................96
Shalat Jama’ dan Qashar...............................................................98
Shalat Jum’at..............................................................................101
Shalat Idul Fitri dan Idul Adha...................................................106
Shalat Gerhana............................................................................108
Shalat Istisqo’.............................................................................110
Shalat Khauf...............................................................................115
Pakaian dan Perhiasan................................................................117
Kitab Perawatan Jenazah.............................................................118
Memandikan...............................................................................119
Mengkafani.................................................................................120
Menshalati...................................................................................120
Menguburkan..............................................................................124
Kitab Zakat....................................................................................129
Harta yang wajid dizakati...........................................................129
Hewan Ternak.............................................................................129
Barang berharga..........................................................................131
Tanaman.....................................................................................132
Buah-buahan dan Harta dagangan..............................................132
Nisab Unta..................................................................................134
Nisab Sapi...................................................................................135
Nisab kambing............................................................................135
Zakat ternak campuran................................................................136
Nisab Emas dan perak................................................................137
Nisab tanaman dan buah.............................................................139
8
Zakat dagangan, tambang, dan Rikaz.........................................140
Zakat Fitrah.................................................................................141
Golongan penerima Zakat...........................................................142
Kitab Puasa....................................................................................146
Syarat wajib dan Fardhu Puasa...................................................146
Perkara yang Membatalkan Puasa..............................................148
Perkara yang disunnahkan dan dimakruhkan.............................149
Qadha’ dan Kafarat Puasa...........................................................151
I’tikaf..........................................................................................155
Kitab Haji.......................................................................................157
Syarat Wajib dan Rukun Haji.....................................................157
Rukun Umrah..............................................................................160
Wajib Haji...................................................................................160
Sunnah-sunnah haji.....................................................................162
Perkara yang haram bagi orang Ihram........................................166
Dam Haji dan Umrah..................................................................170
Hukum-hukum Jual beli...............................................................177
Macam-macam Jual beli.............................................................177
Riba.............................................................................................178
Khiyar (Memilih barang)............................................................182
Salam (Akad pemesanan barang)...............................................184
Rahn (Pegadaian)........................................................................187
Hajr (Pencegahan membelanjakan harta)...................................189
Suluh (Perdamaian)....................................................................191
Hawalah (Peralihan hutang)........................................................193
Dhoman (Jaminan)........................................................................194
Kafalah (Penanggungan badan)..................................................196
Syirkah (Perserikatan)................................................................197
Wakalah (Perwakilan).................................................................198
9
Iqrar.............................................................................................200
I’arah (Peminjaman)...................................................................202
Ghasab........................................................................................203
Syuf’ah (Hak Pembelian Paksa).................................................204
Qiradl (Mudharabah atau Pembagian hasil)...............................205
Musaqah (Siraman).....................................................................207
Ijarah (Persewaan)......................................................................208
Ju’alah (Sayembara)...................................................................209
Muzara’ah wa Mukhabarah........................................................210
Ihya’ul Mawat (Menghidupkan lahan kosong)...........................211
Waqaf..........................................................................................213
Hibah...........................................................................................214
Luqatah (Barang temuan)...........................................................217
Laqit (Anak yang ditemukan).....................................................220
Wadi’ah (Titipan).......................................................................221
Kitab Faraidl dan Wasiat.............................................................223
Ahli Waris...................................................................................223
Bagian yang tidak gugur seketika...............................................223
Bagian-bagian pasti....................................................................225
Wasiat.........................................................................................231
Kitab Nikah dan perkara lain yang berhubungan.....................234
Hukum Menikah.........................................................................234
Hukum melihat wanita Ajnabi....................................................235
Rukun Nikah...............................................................................238
Wanita Mahram..........................................................................242
Mahar..........................................................................................246
Walimatul Arusy.........................................................................249
Hukum giliran dan Nusyuz.........................................................250
Hukum Khulu’............................................................................252
10
Klasifikasi Talaq.........................................................................253
Seputar Talaq..............................................................................256
Ruju’...........................................................................................259
Sumpah Ila’.................................................................................262
Dhihar.........................................................................................263
Hukum Qadzaf............................................................................265
Wanita ‘Iddah.............................................................................268
Kewajiban Wanita ‘Iddah...........................................................272
Istibra’.........................................................................................274
Hukum persusuan.......................................................................275
Nafkah.........................................................................................278
Hak Asuh anak............................................................................284
Kitab Hukum Pidana....................................................................287
Had Pembunuhan........................................................................287
Syarat Wajib Qisas.....................................................................292
Diyat...........................................................................................295
Pendakwaan................................................................................301
Kitab Hukuman.............................................................................304
Klasifikasi Zina...........................................................................304
Had Qadzaf (menuduh Zina)......................................................309
Had Minum Arak........................................................................312
Had Pencuri................................................................................315
Had Perampok............................................................................318
Hukum pembuat jahat dan perusakan binatang..........................321
Bughat (Pemberontak)................................................................324
Murtad.........................................................................................328
Orang yang meninggalkan shalat................................................330
Kitab Jihad.....................................................................................333
Syarat Wajib Jihad......................................................................333
11
Ghanimah (Harta rampasan perang)...........................................337
Harta Fai’....................................................................................340
Jizyah (Pajak)..............................................................................342
Kitab Hewan Buruan dan Kurban..............................................346
Penyembelihan dan Hewan buruan.............................................346
Hewan Halal dan haram..............................................................353
Hewan Kurban............................................................................355
Sunnah-sunnah dalam menyembelih..........................................358
Aqiqah.........................................................................................361
Kitab Perlombaan dan Memanah................................................364
Kitab Sumpah dan Nadzar...........................................................368
Sumpah dan Kafarah...................................................................368
Nadzar.........................................................................................373
Kitab Hukum Pengadilan dan Persaksian..................................377
Syarat Qadli’...............................................................................377
Hukum Pembagian......................................................................387
Hukum Pendakwaan...................................................................389
Persaksian...................................................................................392
Klasifikasi Hak...........................................................................394
Kitab Memerdekakan Budak.......................................................400
Memerdekakan budak.................................................................400
Wala’...........................................................................................404
Budak Mudabbar........................................................................405
Budak Mukatab...........................................................................406
Ummu Walad..............................................................................408

12
MUQADIMMAH

Segala puji bagi Allah, Tuhan ‫لَّى‬: ‫ص‬ َ ‫الَ ِم ْينَ َو‬::‫ْال َح ْم ُد هلِل ِ َربِّ ْال َع‬
semesta Alam. Sholawat semoga ‫ ِه‬:ِ‫هللاُ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد النَّبِ ِّي َوآل‬
tercurah limpahkan kepada baginda
. َ‫ص َحابَتَ ِه َأجْ َم ِع ْين‬َ ‫الطَّا ِه ِر ْينَ َو‬
kita, Nabi Muhamad, berserta
keluaganya yang suci, dan seluruh
sahabat-sahabatnya.
Al-Qadhi Abu Syuja’ bin Ahmad ُ‫اع َأحْ َم ُد بْن‬
ٍ ‫ضي َأبُو ُش َج‬ ِ ‫قَا َل ْالقَا‬
Al-Asfahani, semoga rahmat Allah ‫فَهَانِ ُّي‬::‫ص‬ ْ ‫ َد اَأْل‬::‫ ْي ِن ب ِْن َأحْ َم‬::‫ُس‬ َ ‫ْالح‬
terlimpahkan atasnya, berkata:
ُ‫َألَنِي بَعْض‬: ‫ َس‬:‫الَى‬::‫َر ِح َمهُ هللاُ تَ َع‬
“Sebagian sahabat karibku, semoga
Allah menjaga mereka, memintaku ‫الَى َأ ْن‬::‫ء َحفِظَهُ ُم هللاُ تَ َع‬:ِ ‫ ِدقَا‬:‫ص‬ ْ ‫اَأْل‬
untuk membuat sebuah kitab Fiqih ‫ ِه َعلَى‬:‫في ْالفِ ْق‬ ِ ً‫را‬: ‫َص‬ َ ‫ل ُم ْخت‬: َ :‫َأ ْع َم‬
ringkas2) menurut madzhab Imam ُ‫ ة‬:‫افِ ِع ِّي َرحْ َم‬: ‫الش‬َّ ‫ام‬: ِ :‫ب ْاِإل َم‬ِ َ‫ذه‬: ْ :‫َم‬
Syafi’i, semoga rahmat dan ridha ِ ‫ة‬::َ‫في غاَي‬ ِ ‫ َوانِ ِه‬::‫ض‬ ْ ‫ ِه َو ِر‬::ْ‫هللاِ َعلَي‬
Allah terlimpahkan atasya, dalam َ ِ‫اِإْل ْخت‬
bentuk sangat ringkas dan amat
ِ ‫ ِة اِإْل ْي َج‬:::َ‫ار َونِهَاي‬
‫از‬::: :ِ :::‫ص‬
ُ‫ه‬:::::‫ُب َعلَى ْال ُمتَ َعلِّ ِم َدرْ َس‬ َ ‫ر‬:::::‫لِيَ ْق‬
singkat 3) agar memudahkan para
pencari ilmu mempelajari dan ُ‫َويَ ْسه َُل َعلَى ْال ُم ْبتَ ِدى ِء ِح ْفظُه‬
menghafalnya.
Dan (mereka juga meminta) apabila ِ ‫ ْي َما‬: ‫ ِه ِمنَ التَّ ْق ِس‬: ‫َوَأ ْن ُأ ْكثِ َر فِ ْي‬
‫ت َو‬
2
) Arti “‫( ”المختصر‬ringkas) adalah sebuah kitab yang lafadznya sedikit, memiliki
arti yang banyak.
3
) Dalam redaksi kitab Matan, mushanif menyebutkan “‫ة‬::‫ار و نهاي‬::‫ة اإلختص‬::‫غاي‬
‫”اإليجاز‬. Maksud dari “‫ ”اإلختصار‬adalah seseorang menempuh jalan yang dekat
dengan tujuan. Sedangkan “‫ ”اإليجاز‬maksudnya adalah lebih dekat lagi. Dalam
kitab Al-Misbah dijelaskan bahwa maksudnya adalah ringkas yang bisa
membuat paham dengan cepat. Sedangkan lafadz “‫ ”غاية‬dan “‫ ”نهاية‬itu hanya
sinonim saja. Dengan arti puncak suatu perkara yang mungkin bisa dicapai.
13
saya memperbanyak klasifikasi, dan ‫هُ ِإلَى‬::ُ‫ فََأ َج ْبت‬، ‫ا ِل‬::‫ص‬ َ ‫ ِر ْال ِخ‬::‫ص‬ ْ ‫َح‬
membatasi permasalahan- َ ً
ِ‫ب َرا ِغبا ِإلى هللا‬ َّ ً
ِ ‫ك طالِبا لِلث َوا‬َ َ ِ‫َذل‬
permasalahannya4). Maka oleh
karena itu, saya menyambutnya ِ ‫في التَّوْ فِي‬
‫ق‬:::ْ ِ ‫الَى‬:::‫ ْب َحانَهُ َوتَ َع‬:::‫ُس‬
seraya memohon karunia pahala dan ‫ا ُء‬::‫ا يَ َش‬::‫ ِإنَّهُ َعلَى َم‬، ‫ب‬ ِ ‫ َوا‬::‫لص‬ َّ ِ‫ل‬
taufiq Allah menuju jalan ٌ َ
‫ر َوبِ ِعبَا ِد ِه ل ِطيْف َخبِ ْي ٌر‬:ٌ ‫قَ ِد ْي‬
kebenaran. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala yang Dia
kehendaki, dan Maha Lemah lembut
serta Maha Mengetahui kepada
hamba-hamba-Nya.

4
) Lafadz “‫ ”خصال‬adalah bentuk Jama’ dari lafadz “‫”خصلة‬, maksudnya adalah
permasalahan-permasalahan fiqih yang dibutuhkan.
14
‫َاب الطَّ َها َر ِة‬
ُ ‫ ِكت‬
KITAB BERSUCI

۩ KLASIFIKASI AIR ۩
(Fasal) Air yang boleh digunakan ‫ ا ْل ِميَاهُ الَّتِي يَ ُج ْو ُز بِ َها‬: )‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
untuk bersuci itu ada 7, yaitu: 1) Air ‫ َم^^^^ا ُء‬:‫س^^^^ ْب ُع ِميَ^^^^ا ٍه‬ َ ‫التَّ ْط ِه ْي^^^^ ُر‬
hujan, 2) air laut, 3) air sungai, 4) ‫ َو َم^^ا ُء‬، ‫ َو َم^^ا ُء ا ْلبَ ْح^ ِر‬، ‫س َما ِء‬ َّ ‫ال‬
air sumur, 5) air dari mata air, 6) air ‫ َو َم^^^^ا ُء‬، ‫ َو َم^^^ا ُء ا ْلبِْئ ِر‬، ‫النَّ ْه^^^^ ِر‬
salju, 7) air embun5). ‫ َو َم^^^^ا ُء‬، ‫ج‬ ِ ‫ َو َم^^^^ا ُء الثَّ ْل‬، ‫ا ْل َع ْي ِن‬
‫ا ْلبَ َر ِد ؛‬
Air dibagi menjadi 4 macam, antara : ‫س ^ ٍام‬ َ ‫ثُ َّم ا ْل ِميَ^^اهُ َعلَى َأ ْربَ َع ^ ِة َأ ْق‬
lain: 1) Air suci mensucikan tidak ‫طَا ِه ٌر ُمطَ ِّه ٌر َغ ْي ُر ا ْل َم ْك ُر ْو ِه َوه َُو‬
makruh digunakan, yaitu Air
mutlak6), 2) Air suci mensucikan
‫ َوطَ^^ا ِه ٌر ُمطَ ِّه ٌر‬، ‫^ق‬ ِ ^َ‫ا ْل َما ُء ا ْل ُم ْطل‬
،‫س‬ ِ ‫ش ^ َّم‬َ ‫َم ْك ُر ْوه َوه َُو ا ْل َم^^ا ُء ا ْل ُم‬
5
) Dari keterangan ini bisa dikatakan dengan ringkas: Seseorang bisa bersuci
dengan air yang menyumber dari bumi, dan turun dari langit. Dalil-dalil yang
memperbolehkan bersuci menggunakan air-air tersebut adalah:
 Ayat Al-Qur’an: diantaranya adalah Firman Allah:
] 11 :‫{ َويُنَ ِّز ُل َعلَ ْي ُك ْم ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء لِيُطَهِّ َر ُك ْم بِ ِه} [األنفال‬
“Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu
dengan (hujan) itu.” (QS. Al-Anfal: 11)
 Hadits, diantaranya: adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah, ia berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah. Ia
berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami menaiki perahu di lautan,
dan kami hanya membawa sedikit air. Apabila kami berwudhu dengan air
tersebut, niscaya kami akan kehausan. Apakah kami bisa berwudhu
menggunakan air lautan. Rasulullah bersabda:
» :ُ‫ ْال ِحلُّ َم ْيتَتُه‬، ُ‫« ه َُو الطَّهُوْ ُر َماُؤ ه‬
“Air laut itu suci airnya, dan halal bangkainya.” (HR. Lima imam hadits, Imam
Tirmidzi (69) berkata: Hadits ini adalah hadits Hasan dan Shahih).
Maksud dari “Halal bangkainya” adalah hewan yang hidup di lautan
(baik ikan dan lain sebagainya) halal dikonsumsi tanpa disembelih sesuai
Syara’ terlebih dahulu.
15
tapi makruh digunakan, yaitu air ‫َوطَا ِه ٌر َغ ْي ُر ُمطَ ِّه ٍر َو ُه^ َو ا ْل َم^^ا ُء‬
Musyammas7), 3) Air suci tapi tidak ُ‫ستَ ْع َم ِل َوا ْل ُمتَ َغيِّ ُر بِ َما َخالَطَ^^ه‬
ْ ‫ا ْل ُم‬
mensucikan, yaitu air Musta’mal8),
dan air yang berubah sebab
،‫ت‬ ِ ‫ِمنَ الطَّا ِه َرا‬
bercampur dengan suatu perkara
suci9),
4) Air Najis, yaitu air yang ْ‫ُ^^^و الَّ ِذي َحلَّت‬ ٌ ‫َو َم^^^ا ٌء نَ ِج‬
َ ‫س َوه‬
6
) Dalil yang menjelaskan hukum sucinya air Mutlak adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (217) dan lainnya dari Abu Hurairah, ia
berkata: Suatu ketika, seorang Badui berdiri dan kencing di dalam masjid. Para
sahabat segera berdiri untuk menghentikan badui itu. Rasulullah bersabda:
‫ َولَ ْم‬، َ‫ ِرين‬:‫ا ب ُِع ْثتُ ْم ُميَ ِّس‬::‫ فَِإنَّ َم‬،‫ا ٍء‬:‫ا ِم ْن َم‬::ً‫ َأوْ َذنُوب‬،‫ا ٍء‬:‫« َدعُوهُ َوه َِريقُوا َعلَى بَوْ لِ ِه َسجْ اًل ِم ْن َم‬
ِ ‫تُ ْب َعثُوا ُم َعس‬
» َ‫ِّرين‬
“Biarkanlah ia, Tuangkan saja setimba atau seember air. Sesungguhnya
kalian diutus untuk mempermudah, bukan untuk mempersulit.”
7
) Maksudnya adalah air yang dipanaskan dalam bejana yang terbuat dari logam
di daerah beriklim panas. Hukum Makruh air Musyammas disebabkan bahwa
air Musyammas bisa menyebabkan penyakit Baras, atau membuat penyakit itu
lebih parah. Air Musyammas hukumnya diperbolehkan (tidak Makruh) apabila
digunakan untuk selain badan, dan air tersebut berada pada daerah beriklim
panas, seperti Hijaz.
8
) Air yang telah digunakan untuk menghilangkan hadats. Dalil air tersebut
hukumnya suci adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (191) dan
Imam Muslim (1616) dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: “Suatu ketika,
Rasulullah datang menjengukku, sedangkan aku sakit sampai tidak sadarkan
diri. Rasulullah kemudian berwudhu lantas membasuh air bekas wudhu’nya
kepadaku.”
Sedangkan dalil air Musyta’mal tidak bisa menyucikan adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim (283) dan lainnya, dari Abu Hurairah:
Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
» ٌ‫في ْال َما ِء ال َّداِئ ِم َوه َُو ُجنُب‬
ِ ‫«الَ يَ ْغتَ ِس ُل َأ َح ُد ُك ْم‬
''Janganlah kalian mandi di air yang diam sedangkan ia junub".
Lantas orang-orang bertanya: Wahai Abu Hurairah, bagaimana ia
melakukan itu? Abu Hurairah menjawab: Dia mengambil air itu.”
Hadits di atas memberikan pengertian: Sesungguhnya mandi di air tersebut
bisa menghilangkan sifat suci air itu. Apabila tidak, maka Rasulullah tidak
16
kejatuhan najis dan air itu kurang ‫^و د ُْونَ ا ْلقُلَّتَ ْي ِن‬ َ ^‫اس ^ةٌ َو ُه‬ َ ‫فِ ْي^ ِه نَ َج‬
dari 2 qullah10), atau 2 qullah
ِ ‫ َوا ْلقُلَّت‬،‫َأ ْو َك^^انَ قُلَّتَ ْي ِن فَتَ َغيَّ َر‬
‫َ^^ان‬
kemudian air itu berubah11). Air 2
qullah adalah air yang kurang lebih
ً ‫ي تَ ْق ِر ْيب ^ا‬ ٍّ ‫س ِماَئ ِة ِر ْط ٍل بَ ْغ^ دَا ِد‬
ُ ‫َخ ْم‬
berjumlah 500 َ ‫في ْاَأل‬
‫ص ِّح‬ ِ
Kati Baghdad, menurut Qaul
Ashah12).
akan melarang hal tersebut. Sehingga hadits tersebut diarahkan atas air yang
sedikit. Dan hukum wudhu’ pada air seperti ini adalah sama dengan hukum
mandi. Karena keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menghilangkan
hadats.
9
1) Perkara-perkara suci yang lazimnya air tidak membutuhkannya, perkara
suci yang bercampur dengan air sehingga tidak bisa dipisahkan dari air, seperti
minyak Misk, garam, dan lain sebagainya. Dan air yang berubah sebab
bercampur dengan perkara suci ini, hukumnya tidak bisa menyucikan (ghairu
Muthahir), karena air tersebut dalam keadaan seperti ini sudah tidak
dinamakan air.
10
) Lima imam hadits meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Aku
mendengar Rasulullah ditanyai mengenai air yang berada di atas tanah lapang,
dan air yang binatang buas dan binatang ternak silih berganti meminumnya.
Rasulullah bersabda:
َ َ‫« ِإ َذا َكانَ ال ْما َ ُء قُلَّتَ ْي ِن لَ ْم يَحْ ِم ِل ال َخب‬
»‫ث‬
“Apabila air itu dua Qullah, maka air itu tidak membawa kotoran.”
Sedangkan dalam redaksi Imam Abu Daud (65):
» ْ‫« فَاِنَّهُ لَ ْم يَ ْنجُس‬
“Maka air tersebut tidak bisa menjadi najis.”
Pemahaman hadits tersebut adalah: Apabila air kurang dari dua Qullah
maka air tersebut menjadi najis meskipun tidak berubah. Pemahaman seperti
ini dikuatkan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (278) dari
Abu Hurairah: sesungguhnya Rasulullah bersabda:
ِ ُ‫« ِإ َذا ا ْستَ ْيقَظَ َأ َح ُد ُك ْم ِم ْن نَوْ ِم ِه فَالَ يَ ْغ ِمسْ يَ َده‬
‫ ْد ِري‬: َ‫ فَِإنَّهُ الَ ي‬، ‫في اِإْل نَا ِء َحتَّى يَ ْغ ِسلَهَا ثَالَثًا‬
» ُ‫َت يَ ُده‬ ْ ‫َأ ْينَ بَات‬
“Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, maka janganlah dia
memasukkan tangannya ke dalam bejana sampai dia mencucinya sebanyak
tiga kali. Dikarenakan dia tidak mengetahui di mana tangannya bermalam.”
Rasulullah menyegah orang yang baru bangun tidur memasukkan
17
۩ KULIT BANGKAI ۩

tangannya ke dalam wadah air karena khawatir tangannya terkena najis yang
tidak terlihat. Dan ma’lum bahwa najis yang tidak bisa dilihat itu tidak bisa
merubah air. Apabila bukan karena najis yang tidak bisa dilihat bisa
menjadikan air tersebut najis hanya karena memasukannya, niscaya Rasulullah
tidak akan melarang hal tersebut.
11
) Dalil hal ini adalah Ijma’. Imam Nawawi dalam kitab “Al-Majmu’” berkata:
Imam Ibnu Mundzir berkata: Para Ulama telah sepakat bahwa air yang sedikit
atau banyak, apabila kemasukan najis, kemudian najis itu merubah rasa,
warna, atau bau air tersebut, maka air itu hukumnya najis.
Adapun hadits:
»ُ‫«ِإ َّن ال َما َء طَهُوْ ٌر ال يُنَ ِّج ُسهُ َشي ٌء اِالَّ َما تَ َغيَّ َر طَ ْع ُمهُ اَوْ ِر ْي ُحه‬
“Sesungguhnya air yang suci tidak ada yang bisa menjadikannya najis,
kecuali perkara yang merubah rasa, atau baunya.”
Maka sesungguhnya sanad hadits ini adalah dhaif. Imam Nawawi
berkomentar atas hadits inu: Tidak sah bertendensi dengan hadits ini. Dan ia
berkata: Imam Syafii menukil kedhaifan hadits ini dari ahli hadits. (Al-
Majmu’: 1/160)
12
) Yaitu air yang menyamai ukuran yang kurang lebih 190 liter. Atau persegi
panjang yang panjang sisinya 58 cm.
18
(Fasal) Kulit-kulit bangkai bisa suci ‫^و ُد ا ْل َم ْيتَ^ ِة تَ ْط ُه^ ُر‬ ْ ُ‫ َو ُجل‬:)‫ص^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
dengan cara disamak13), kecuali kulit ‫ب َوا ْل ِخ ْن ِز ْي ^ ِر‬
ِ ‫اغ ِإ َّال ِج ْل ^ َد ا ْل َك ْل‬
anjing, babi14), dan sesuatu yang ِ ‫ِبال ^ ِّد َب‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ْ
‫َو َما ت ََول َد ِمن ُه َما ْو ِمنْ َح^^ ِد ِه َما‬ َّ
dilahirkan dari keduanya atau salah
satunya. Dan tulang bangkai serta ‫س‬ ٌ ‫ش^^^ ْع ُرهَا نَ ِج‬ َ ‫َو َع ْظ ُم ا ْل َم ْيتَ^^^ ِة َو‬
bulunya itu najis kecuali milik ‫ِإالَّ اآْل َد ِم َّي‬

13
) Imam Muslim meriwayatkan (306) dari Abdullah bin Abbas, ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah bersabda:
َ ‫« اِ َذا ُذبِ َغ ااْل ِ هَابُ فَقَ ْد‬
» ‫طه َُر‬
“Ketika kulit telah disamak, maka ia hukumnya suci”
14
) Karena jika anjing dan babi saat masih hidup hukumnya najis, maka bagian
tubuh keduanya tetap tidak bisa suci setelah mati itu lebih utama.
19
manusia15).

۩ WADAH EMAS DAN PERAK ۩


(Fasal) Tidak diperbolehkan ْ َ‫ َواَل ي‬:)‫ص^^ ٌل‬
ْ ِ‫ج^^و ُز ا‬
‫س^^تِ ْع َما ُل‬ ْ َ ‫(ف‬
menggunakan wadah yang terbuat ‫ض^ ِة َويَ ُج^ ْو ُز‬ َّ ِ‫ب َوا ْلف‬ َّ ^‫َأ َوانِي ال‬
ِ ‫^ذ َه‬
dari emas dan perak16). Diperboleh-
15
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 3:‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ} [المائدة‬
ْ ‫{ ُح ِّر َم‬
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai” (QS. Al-Maidah: 3)
Bangkai adalah setiap hewan yang mati tanpa disembelih sesuai aturan
Syari’at. Maka masuk dalam kategori ini semua hewan yang tidak
diperbolehkan untuk dikonsumsi dagingnya seperti keledai, dan hewan yang
diperbolehkan dikonsumsi ketika disembelih tidak memenuhi syarat seperti
sembelihan orang murtad, meskipun tidak ada suatu efek bahaya untuk
kesehatan. Berdasarkan hal ini, keharaman daging bangkai itu adalah dalil
najisnya bangkai tersebut. Dikarenakan pengharaman hewan yang tidak
memiliki efek bahaya, dan tidak ada kemuliaan baginya adalah dalil
kenajisannya. Dan kenajisannya diikutkan dengan kenajisan bagian-bagian
tubuhnya.
Sedangkan hukum mayat manusia, maka hukumnya suci (tidak najis),
begitu juga anggota tubuhnya. Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 70 :‫{ َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِ ٓي ٰا َد َم} [اإلسراء‬
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam” (QS. Al-Isra: 70)
Ayat ini kontradiksi dengan pendapat yang mengatakan kenajisan mayat
manusia setelah mati, dan keharaman mengkonsumsi dagingnya karena
kemuliaan manusia.
16
) Imam Bukhari (5110) dan Imam Muslim (2067) meriwayatkan dari
Hudzaifah Ibnul Yaman, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
‫ض ِة َواَل تَْأ ُكلُوا فِي‬
َّ ِ‫ب َو ْالف‬ َّ ‫«اَل ت َْلبَسُوا ْال َح ِري َر َواَل الدِّيبَا َج َواَل تَ ْش َربُوا فِي آنِيَ ِة‬
ِ َ‫الذه‬
»‫ص َحافِهَا فَِإنَّهَا لَهُ ْم فِي ال ُّد ْنيَا َولَنَا فِي اآْل ِخ َر ِة‬
ِ
“Janganlah kalian memakai sutera atau kain bersulam sutera (dibaj). Jangan
minum dari bejana emas dan perak, dan jangan makan dengan piring mereka.
Sesungguhnya barang-barang itu adalah untuk mereka di dunia dan untuk kita
di akhirat kelak.”
20
kan menggunakan wadah yang ‫ستِ ْع َما ُل َغ ْي ِر ِه َما ِمنَ اَأْل َوانِي‬
ْ ِ‫ا‬
terbuat dari selain keduanya17).

۩ SIWAK ۩
(Fasal) Bersiwak itu disunnakan ‫في‬
ِ ‫س^ت ََح ٌّب‬ ْ ‫س َوا ُك ُم‬ ِّ ‫ َوال‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
dalam semua keadaan18) kecuali َّ ‫ُك ِّل َحا ٍل ِإالَّ بَ ْع َد ال َّز َوا ِل لِل‬
‫صاِئ ِم‬
setelah tergelincirnya matahari bagi
orang yang berpuasa19).

Hukum segala bentuk penggunaan wadah dari emas dan perak selain
makan minum, hukumnya diqiyaskan dengan makan dan minum. Dan hukum
keharaman ini mencangkup kepada orang laki-laki dan wanita.
17
) Wadah lainnya yang hukumnya suci. Dikarenakan hukum asli adalah
diperbolehkan selama tidak ada dalil yang menjelaskan keharamannya.
18
) Imam Nasa’i (1/10) dan lainnya meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah:
Sesungguhnya baginda Rasulullah bersabda:
» ِّ‫ضاةٌ لِلرَّب‬ ْ ‫ك َم‬
َ ْ‫طهَ َرةٌ لِ ْلفَ ِم َمر‬ ُ ‫«الس َِّوا‬
“Siwak itu menyucikan mulut, dan mendatangkan keridhaan Allah.”
Imam Bukhari juga meriwayatkan hadits ini dalam bentuk Hadits Mu’allaq.
Siwak adalah alat yang digunakan untuk menggosok gigi. Kata siwak
juga disebut untuk pekerjaan menggosok gigi itu. Kesunnahan siwak bisa
dihasilkan dengan menggunakan setiap perkara kasar yang bisa
menghilangkan kotoran gigi. Sedangkan menggunakan kayu ‘ark yang
diketahui sebagai siwak itu lebih utama.
19
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (1795) dan
Imam Muslim (1151) dari Abu Hurairah: dari Rasulullah, beliau bersabda:
ِ ‫يح ْال ِمس‬ ْ
»‫ْك‬ ِ ‫«لَ ُخلُوفُ فَ ِم الصَّاِئ ِم َأطيَبُ ِع ْن َد هللاِ تَ َعالَى ِم ْن ِر‬
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah, itu lebih harum
daripada minyak misik.”
Maksud dari “bau mulut (khuluf)” adalah perubahan bau mulut orang
yang berpuasa. Sementara umumnya hal ini terjadi setelah tergelincirnya
matahari. Penggunaan siwak bisa mengilangkan bau mulut ini, oleh karena itu
hal itu dimakruhkan.
21
Bersiwak sangat disunnahkan pada ‫ش^^ ُّد‬ َ ‫اض^^ َع َأ‬
ِ ‫في ثَاَل ثَ^^ ِة َم َو‬ ِ ‫َوهُ^^ َو‬
3 tempat: 1) Ketika berubahnya bau َ ْ َ ْ ً
ْ‫ ِعن^^^ َد تَغيُّ ِر الف ِّم ِمن‬:‫اس^^^تِ ْحبَابا‬ ْ
mulut sebab diam lama dan
selainnya20). 2) bangun tidur21), 3)
َ‫^ام ِمن‬ ِ ^َ‫ َو ِعن ^ َد القِي‬، ‫َأ ْز ٍم َوغ ْي^ ِر ِه‬
ْ ْ َ
berdiri hendak melasanakan ‫صالَ ِة‬ َّ ‫ َو ِع ْن َد ا ْلقِيَ ِام ِإلَى ال‬، ‫النَّ ْو ِم‬
shalat22).

FARDHU WUDHU’ DAN SUNNAH-SUNNAHNYA

20
) Atau karena tidak makan dan minum, dan selainnya seperti mengkonsumsi
perkara yang memiliki bau yang tidak sedap.
21
) Imam Bukhari (242), Imam Muslim (255) dan lainnya meriwayatkan dari
Khudzaifah, ia berkata:
ِ ‫ ِإ َذا قَا َم ِم ْن اللَّي ِْل يَ ُشوصُ فَاهُ بِال ِّس َو‬ ‫« َكانَ النَّبِ ُّي‬
»‫اك‬
“Apabila Rasulullah bagung di malam hari, maka beliau menggosok giginya
dengan siwak.”
Imam Abu Daud (57) dan lainnya meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah:
»‫ضَأ‬
َّ ‫ك قَب َْل َأ ْن يَت ََو‬
َ ‫ار فَيَ ْستَ ْيقِظُ ِإاَّل تَ َس َّو‬ َّ ِ‫« َأ َّن النَّب‬
ٍ َ‫ َكانَ اَل يَرْ قُ ُد ِم ْن لَ ْي ٍل َواَل نَه‬ ‫ي‬
“Sesungguhnya baginda Rasulullah tidaklah bangun dari tidurnya baik malam
maupun siang, kecuali beliau bersiwak terlebih dahulu sebelum beliau
berwudhu’.”
22
) Begitu juga ketika hendak berwudhu’. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (847) Imam Muslim (252) dan lainnya dari
Abu Hurairah, dari Rasulullah:
َ ِّ‫ك َم َع ُكل‬
»‫صاَل ٍة‬ ِ َّ‫ق َعلَى ُأ َّمتِي َأوْ َعلَى الن‬
ِ ‫اس َأَل َمرْ تُهُ ْم بِالس َِّوا‬ َّ ‫«لَوْ اَل َأ ْن َأ ُش‬
“Sekiranya tidak memberatkan ummatku atau manusia, niscaya aku akan
perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat”
Dalam riwayat Imam Ahmad (6/325):
ِ ‫« َأَل َمرْ تُهُ ْم بِال ِّس َو‬
»‫اك َم َع ُك ِّل ُوضُوْ ٍء‬
“Niscaya aku akan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak
wudhu’”
Maksudnya: “Aku akan perintahkan mereka dengan perintah yang
wajib.” Dan hadits ini adalah dalil siwak hukumnya Sunnah Muakkad.
22
Fasal) Fardhu’ Wudhu’ itu ada 6, ‫وْ ِء‬:::‫ض‬ ُ ‫رُوْ ضُ ْال ُو‬:::ُ‫ َوف‬:)‫ص^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
antara lain: 1) Niat ketika ‫ ِل‬::‫َس‬ْ ‫ َد غ‬::‫ةُ ِع ْن‬::َ‫ اَلنِّي‬:‫يَا َء‬::‫تَّةُ َأ ْش‬::‫ِس‬
membasuh wajah. 2) Membasuh
‫ ُل‬::‫َس‬ ْ ‫ ِه َوغ‬::ْ‫ ُل ْال َوج‬::‫َس‬ ْ ‫ ِه َوغ‬::ْ‫ْال َوج‬
wajah, 3) Membasuh kedua tangan
sampai siku-siku, 4) Mengusap ‫ ُح‬:::‫رْ فَقَ ْي ِن َو َم ْس‬:::‫ َد ْي ِن ِإلَى ْال ِم‬:::َ‫ْالي‬
‫رِّجْ لَي ِْن‬: ‫ ُل ال‬: ‫َس‬
ْ ‫س َوغ‬ ‫ْأ‬
sebagaian kepala, 5) Membasuh ِ ‫ َّر‬: ‫ْض ال‬ ِ ‫بَع‬
kedua kaki sampai mata kaki, 6) ‫ا‬::::‫ِإلَى ْال َك ْعبَ ْي ِن َوالترْ تِيْبُ َعلى َم‬
َ َّ
Tertib sesuai dengan apa yang telah ُ‫َذكَرْ نَاه‬
kami sebutkan23).

23
) Dalil yang menjelaskan disyari’atkannya wudhu’ dan fardhu-fardhunya
adalah firman Allah:
ِ ِ‫ ِديَ ُك ْم اِلَى ْال َم َراف‬::ْ‫وْ هَ ُك ْم َواَي‬::ُ‫لُوْ ا ُوج‬::‫ ٰلو ِة فَا ْغ ِس‬::‫الص‬
‫ق‬:: ْٓ ُ‫ا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬::َ‫{ ٰيٓاَيُّه‬
َّ ‫وا اِ َذا قُ ْمتُ ْم اِلَى‬::
] 6 :‫َوا ْم َسحُوْ ا بِ ُرءُوْ ِس ُك ْم َواَرْ ُجلَ ُك ْم ِالَى ْال َك ْعبَ ْي ِن} [المائدة‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan
salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.” (QS. Al-
Maidah: 6)
Maksud “sampai ke…” pada dua ayat di atas memiliki arti bersamaan.
Maka siku dan mata kaki masuk pada anggota yang wajib dibasuh.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (246)
dari Abu Hurairah: “Sesungguhnya baginda Rasulullah membasuh kepalanya
kemudian beliau menyempurnakan wudhu’. Lantas beliau membasuh tangan
kanannya sampai membasuh ke siku, lalu tangan kiki sampai membasuh siku.
Beliau lalu mengusap kepalanya, dan beliau lantas membasuh kaki kanannya
sampai membasuh mata kaki, dan beliau membasuh kaki kirinya sampai
membasuh mata kaki.”
Lalu Abu Hurairah berkata: “Seperti inilah aku melihat baginda
Rasulullah berwudhu’.”
Maksud “kepalamu” adalah salah satu bagiannya. Hal ini berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (274) dan lainnya dari Mughirah:
»‫صيَتِ ِه َو َعلَى ْال ِع َما َم ِة‬
ِ ‫ضَأ فَ َم َس َح بِنَا‬ َّ ِ‫«َأ َّن النَّب‬
َّ ‫ ت ََو‬ ‫ي‬
“Sesungguhnya baginda Rasulullah mengusap bagian depan kelapanya, dan
di atas imamahnya.”
Bagian depan kepala adalah sebagian dari kepala. Kecukupan membasuh
bagian depan kepala adalah dalil bahwa mengusap sebagian kepala adalah
yang diwajibkan. Dan hal ini bisa dihasilkan dengan mengusap bagian mana
23
saja.
Dalil yang menerangkan kewajiban niat di awal wudhu (begitu juga pada
semua tempat ibadah yang dituntut melakukan niat) adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (1927) dari hadits Umar bin Khattab, ia
berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
ِ ‫ِإنَّ َما اَأْل ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬ «
»‫ت‬
“Sesungguhnya amal ibadah itu tergantung dengan niat.”
Maksudnya adalah amal ibadah tidak dinilai secara Syara’ kecuali apabila
diniati.
Dalil yang menjelaskan kewajiban tertib (seperti yang telah disebutkan)
adalah perbuatan Rasulullah yang telah ditetapkan oleh hadits-hadits Shahih,
diantaranya adalah hadits Abu Hurairah yang telah disebutkan.
Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ berkata: “Al-Ashab membuat
hujjah dari As-Sunnah dengan hadits-hadits Shahih yang masyhur dari
sekelompok sahabat Nabi mengenai sifat wudhu’ baginda Rasulullah. Mereka
semua menyifati wudhu baginda Rasulullah tertib. Padahal mereka berjumlah
sangat banyak, tempat-tempat yang mereka saksikan beliau melakukannya
juga banyak, dan juga banyaknya perbedaan mereka mengenai jumlah wudhu’
beliau satu kali, dua kali, tiga kali, dan lain sebagainya. Disamping itu, dalam
sifat wudhu’ baginda Rasulullah (dengan adanya perbedaan macam-
macamnya) tidak ditemukan cara yang tidak tertib. Sedangkan perbuatan
Rasulullah itu menjelaskan tata cara wudhu’ yang diperintahkan. Apabila
diperbolehkan meninggalkan tertib, niscaya beliau akan meninggalkannya
dalam sebagian keadaan untuk menjelaskan kebolehannya tersebut. Seperti
halnya beliau meninggalkan bilangan wudhu’ pada sebagian waktu.” (1/484)
24
Sunnah-sunnah Wudhu’ ada 10, ُ‫ ِميَة‬: ‫ اَلتَّ ْس‬:‫يَا َء‬: ‫ َرةُ َأ ْش‬: ‫َش‬
ْ ‫نَنُهُ ع‬: ‫َو ُس‬
antara lain: 1) Membaca َ ‫ ُل ْال َكفَّي ِْن قَب‬:::‫َس‬
‫ا‬:::‫ل ِإ ْدخَالِ ِه َم‬:::ْ ْ ‫َوغ‬
Basmalah24), 2) Membasuh kedua ْ
ُ‫ضةُ َوااْل ِ ْستِ ْن َشاق‬ َ ‫اِإْل نَا َء َوال َمضْ َم‬
telapak tangan sebelum ‫ْأ‬
memasukkannya ke dalam wadah, ‫س‬ِ ‫َو َم ْس ُح َج ِمي ِْع ال َّر‬
3) Berkumur dan menghirup air ke
dalam hidung, 4) Mengusap seluruh
kepala25.

24
) Imam Nasa’i (1/61) meriwayatkan dengan sanad yang baik dari Anas, ia
berkata: Suatu hari, sebagian sahabat Rasulullah mencari air wudhu’ tapi
mereka tidak menemukannya. Rasulullah bersabda: “Apakah salah seorang
kalian memiliki air?” Kemudian beliau diberikan air yang sedikit. Rasulullah
meletakkan tangan beliau ke dalam wadah air tersebut yang memiliki air
sedikit di dalamnya. Rasulullah bersabda:
َ ‫«تَ َو‬
»ِ‫ضُؤا بِس ِْم هللا‬
“Berwudhu’lah dengan menyebut nama Allah.” Maksudnya dengan
mengucapkannya.
Aku kemudian melihat air mengalir dari sela-sela jari-jemari Rasulullah,
sampai sekitar 70 orang sahabat bisa melakukan wudhu’ dari air tersebut.”
25
) Dalil yang menjelaskan kesunnah empat perkara ini adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (183) dan Imam Muslim (235) dari hadits
Abdullah bin Zaid. Ia ditanyai mengenai wudhu’ Rasulullah. Kemudian ia
mengambil wadah air, lantas ia melakukan wudhu’ untuk mereka semua
dengan wudhu’ Rasulullah: Abdullah mengalirkan air dari wadah kepada
tangannya. Lalu membasuh kedua tangannya tiga kali. Kemudian ia
memasukkan tangannya ke dalam wadah itu. Lalu ia berkumur, menyesap air
melalui hidung, dan Istinsyar (mengeluarkan air dari hidung) dengan
menggunakan tiga cidukan. Kemudian ia memasukkan tangannya dan
membasuh wajahnya tiga kali. Lalu memasukkan kedua tangannya dua kali
sampai siku. Lantas ia memasukkan tangannya dan mengusap kepalanya,
dengan cara mengusap ke depan lalu menariknya ke belakang sebanyak satu
kali. Kemudian ia membasuh kedua kakinya sampai mata kaki.
25
5) Mengusap kedua telinga, baik :‫ ا‬::::::‫ ُح اُأْل ُذنَ ْي ِن ظَا ِه ِر ِه َم‬::::::‫َو َم ْس‬
bagian luar dan dalam ‫ ُل‬: ‫ ٍد َوت َْخلِ ْي‬: ‫ا ٍء َج ِد ْي‬::‫ بِ َم‬:‫ ا‬:‫اطنِ ِه َم‬
ِ َ‫َوب‬
menggunakan air yang baru26),
‫ابِ ِع‬:::‫ص‬ َ ‫ ُل‬:::ْ‫ ِة الكث ِة َوتَخلِي‬:::َ‫ْاللِحْ ي‬
‫َأ‬ ْ َّ َ ْ
6) Menyela-nyela jenggot yang ‫ ِد ْي ُم ْاليُ ْمنَى‬:‫رِّجْ لَ ْي ِن َوتَ ْق‬:‫ْاليَ َدي ِْن َوال‬
tebal27), 7) Menyela-nyela jemari
kedua tangan dan kaki28), 8) ‫ا‬::ً‫ا َرةُ ثَاَل ث‬::َ‫ َرى َوالطَّه‬::‫عَل َى ْالي ُْس‬
Mendahulukan sisi kanan daripada ُ‫ثَاَل ثًا َو ْال ُم َوالَة‬
sisi kiri29)
26
) Imam Tirmidzi (36) meriwayatkan hadits dan menshahihkan hadits tersebut.
Ia dari Ibnu Abbas:
َ ‫ه‬:ِ ‫ َم َس َح بِ َرْأ ِس ِه َوُأ ُذنَ ْي‬ ‫ي‬
»‫ظا ِه ِر ِه َما َوبَا ِطنِ ِه َما‬ َّ ِ‫«َأ َّن النَّب‬
“Sesungguhnya baginda Rasulullah mengusap kepala dan kedua telinganya,
bagian luar dan dalamnya.”
Dalam riwayat Imam Nasa’i (1/74): “Rasulullah mengusap kepala dan
kedua telinganya. Bagian dalamnya menggunakan jari telunjuk, sedangkan
bagian luarnya menggunakan jempol.”
Imam Hakim (1/151) meriwayatkan dari hadits Abdullah bin Zaid
mengenai sifat wudhu’ Rasulullah: “Sesungguhnya beliau berwudhu’, lalu
mengusap kedua telinganya menggunakan air yang tidak digunakan untuk
mengusap kepala.”
Imam Al-hafidz Adz-Dzahabi berkata: “Hadits ini adalah Shahih.”
27
) Imam Abu Daud (145) meriwayatkan dari Anas: Sesungguhnya Rasulullah
ketika melakukan wudhu’ mengabil setangkup air, memasukkan ke bawah
dagunya, lalu menyela-nyela janggutnya. Rasulullah bersabda:
»‫«هَ َك َذا َأ َم َرنِي َربِّي َع َّز َو َج َّل‬
“Seperti inilah, Tuhanku memerintahku.”
28
) Imam Abu Daud (142) Imam Tirmidzi (38) dan lainnya meriwayatkan dari
Luqait bin Shabrah, ia berkata: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, beritahulah
saya mengenai wudhu’.” Rasulullah bersabda:
َ َ‫اق ِإاَّل َأ ْن تَ ُكون‬
»‫صاِئ ًما‬ َ ‫«َأ ْسبِ ْغ ْال ُوضُو َء َو َخلِّلْ بَ ْينَ اَأْل‬
ِ ‫صابِ ِع َوبَالِ ْغ فِي ااِل ْستِ ْن َش‬
“Sempurnakanlah wudhu, sela-selalah di antara jari-jemarimu. Masukkanlah
air ke dalam hidung kecuali jika kau sedang berpuasa.”
29
) Imam Bukhari (140) meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia tengah
berwudhu’. Dalam riwayat hadits itu disebutkan: “Kemudian ia mengambil
setangkup air dan membasuh tangan kanannya. Lalu ia mengambil setangkup
26
9) Bersuci tiga kali tiga kali30), 10)
Terus menerus31).

ISTINJA’
(Fasal) Istinja’ (bersuci) dari buang َ‫ َوااْل ِ ْستِ ْن َجا ُء َوا ِجبٌ ِمن‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
air besar dan kecil itu hukumnya ‫ل َأ ْن‬:ُ ::::‫ض‬
َ ‫ط َواَأْل ْف‬:ِ ‫وْ ِل َو ْالغَاِئ‬::::َ‫ْالب‬
Wajib. Yang lebih utama apabila

air dan membasuh tangan kirinya. Kemudian ia mengusap kepalanya. Lantas ia


mengambil setangkup air, dan menyipratkannya ke kaki kanannya sampai ia
membasuhnya. Lalu ia mengambil setangkup air dan membasuh kaki kirinya.
Kemudian ia berkata: “Seperti inilah, aku melihat baginda Rasulullah
berwudhu’.”
Silahkan lihat catatan kaki nomer: 1 halaman: 16.
30
) Imam Muslim (230) meriwayatkan bahwa Utsman berkata: “Apakah kalian
mau aku tunjukkan wudhu’ Rasulullah?” Lantas ia melakukan wudhu’ tiga kali
tiga kali.
31
) Maksudnya Muwalah adalah terus menerus mensucikan anggota wudhu’,
sekira anggota badan pertama tidak kering sebelum pembasuhan anggota yang
kedua. Dalil-danya.
Tanbih: Setiap dalil hadits yang terdapat dalam berbagai kitab Sunan yang
secara dhahir menunjukkan kewajiban, akan tetapi dalil yang menjelaskan
ketidakwajibannya terdapat pada ayat-ayat wudhu’ yang menguraikan fardhu-
fardhu wudhu’ tersebut dan dalil-dalil lain yang tidak kami sebut karena
khawatir memperpanjang materi pembahasan.
Faidah: Setelah melakukan wudhu’ disunnahkan untuk membaca doa:
‫ولُهُ اللهم اجْ َع ْلنِى‬:‫ ُدهُ َو َر ُس‬:‫هَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب‬:‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِريكَ لَهُ َوَأ ْش‬
، َ‫ك َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإالَّ َأ ْنت‬
َ ‫ ُس ْب َحانَكَ اللهم َو بِ َح ْم ِد‬، َ‫ِمنَ التَّوَّابِينَ َواجْ َع ْلنِى ِمنَ ْال ُمتَطَه ِِّرين‬
‫ك‬َ ‫ك َوَأتُوْ بُ ِإلَ ْي‬
َ ‫َأ ْستَ ْغفِ ُر‬
“Saya bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa,
tiada ada sekutu-Nya, dan saya bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikan saya sebagian dari orang-orang yang
bertaubat, dan jadikanlah saya sebagian dari orang-orang yang suci. Maha Suci
Engkau, Ya Allah, dengan memuji kepada Engkau, saya bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan selain Engkau, hamba memohon ampun, dan saya bertaubat
kepada-MU.”
Kumpulan doa ini diriwayatkan dari Rasulullah dalam beberapa hadits
27
seseorang menggunakan beberapa ِ ‫تَ ْن ِج َي بِاَأْلحْ َج‬:::‫يَ ْس‬
‫ا‬:::َ‫ار ثُ َّم يُ ْتبِ ُعه‬:::
batu kemudian diikuti mengguna- ‫بِ ْال َما ِء‬
kan air.
Seseorang diperbolehkan meringkas ‫ا ِء‬::‫ َر َعلَى ْال َم‬: ‫َص‬ ِ ‫وْ ُز َأ ْن يَ ْقت‬::‫َويَ ُج‬
ٍ ‫َأوْ َعلَى ثَاَل ثَ ِة َأحْ َج‬
hanya dengan menggunakan air atau ‫ار يُ ْنقِي بِ ِه َّن‬::
tiga batu yang bisa member-sihkan
tempat yang terkena najis. Apabila
‫ار َعلَى‬ َ ِ‫ْال َم َح َل فَِإ َذا َأ َرا َد ااْل ِ ْقت‬
:َ : ‫ص‬
‫ض ُل‬ َ ‫َأ َح ِد ِه َما فَ ْال َما ُء َأ ْف‬

yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (234) Imam Tirmidzi (55) dan Imam
Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah.
28
ia ingin meringkas dengan salah
satunya maka menggunakan air itu
lebih utama32).
Ketika membuang air, seseorang ‫ ِة‬::::::::َ‫تِ ْقبَا َل ْالقِ ْبل‬::::::::‫اس‬
ْ ُ‫َويَجْ تَنِب‬
dianjurkan menghindari mengha-
dap kiblat dan membelakanginya
‫حْ َرا ِء‬:::::‫الص‬ َّ ‫في‬ ِ :‫ارهَا‬ ِ َ‫تِ ْدب‬:::::‫اس‬
ْ ‫َو‬
‫في‬ َ ْ ْ
ِ ‫وْ َل َوالغَاِئط‬:::::::::َ‫َويَجْ تَنِبُ الب‬
apabila berada di tanah lapang33),
32
) Imam Bukhari (149) dan Imam Muslim (271) meriwayatkan dari Anas bin
Malik, ia berkata: “Suatu ketika, Rasulullah memasuki jamban maka kami
(saya dan seorang budak seumuranku) membawa wadah air kecil dan tombak
kecil. Kemudian Rasulullah ber-istinja’ menggunakan air.”
Tombak kecil digunakan sebagai penghalang seperti yang ditancapkan
ketika shalat sebagai sutrah (penghalang dan pembatas).
Imam Bukhari (155) dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia
berkata:
ٍ ‫ ْالغَاِئطَ فََأ َم َرنِي َأ ْن آتِيَهُ بِثَاَل ثَ ِة َأحْ َج‬ ‫«َأتَى النَّبِ ُّي‬
»‫ار‬
“Rasulullah pergi ke jamban. Kemudian beliau memerintahkanku untuk
mencarikan beliau 3 buah batu.”
Imam Abu Daud (40) dan lainnya meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah:
ٍ ‫َب َأ َح ُد ُك ْم ِإلَى ْالغَاِئ ِط فَ ْليَ ْذهَبْ َم َعهُ بِثَاَل ثَ ِة َأحْ َج‬
»ُ‫ار يَ ْستَ ِطيبُ بِ ِه َّن فَِإنَّهَا تُجْ ِزُئ َع ْنه‬ َ ‫«ِإ َذا َذه‬
“Apabila salah seorang di antara kalian pergi ke jamban, maka hendaklah ia
membawa tiga batu untuk beristinja, sesungguhnya itu mencukupinya.”
Imam Abu Daud (44), Imam Tirmidzi (3099) dan Imam Ibnu Majah
(357) meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasulullah, beliau bersabda:
] 108 :‫ { فِي ِه ِر َجا ٌل ي ُِحبُّونَ َأ ْن يَتَطَهَّ ُروا } [التوبة‬:‫ت هَ ِذ ِه اآْل يَةُ فِي َأ ْه ِل قُبَا ٍء‬
ْ َ‫نَ َزل‬ «
“Ayat ini turun berkaitan dengan penduduk Quba: “Di dalamnya ada orang-
orang yang ingin membersihkan diri.”
Rasulullah kembali bersabda:
ْ َ‫« َكانُوا يَ ْستَ ْنجُونَ بِ ْال َما ِء فَنَزَ ل‬
»ُ‫ت فِي ِه ْم هَ ِذ ِه اآْل يَة‬
Rasulullah berkata; "Mereka beristinja dengan air, maka ayat ini turun
berkaitan dengan mereka."
33
) Imam Bukhari (387) dan Imam Muslim (264) meriwayatkan dari Abu Ayyub
Al-Anshari, dari Rasulullah, beliau bersabda:
»‫ِإ َذا َأتَ ْيتُ ْم ْالغَاِئطَ فَاَل تَ ْستَ ْقبِلُوا ْالقِ ْبلَةَ َواَل تَ ْستَ ْدبِرُوهَا َولَ ِك ْن َشرِّ قُوا َأوْ َغ ِّربُوا‬ «
29
dan tidak buang air di air yang tidak َّ َ‫ ِد َوتَحْ ت‬:::‫ا ِء الرَّا ِك‬:::‫ْال َم‬
‫ َج َر ِة‬:::‫الش‬
mengalir34), dan dibawah pohon ‫ال ُم ْث ِم َر ِة‬
yang berbuah,
Dan tidak di tengah jalan raya, ِ َ‫ق َوالظِّ ِّل َوالثَّق‬:::::::ْ
‫ب‬ ِ ‫في الطَّ ِري‬ :ِ ‫َو‬
tempat berteduh35) lubang36), dan ‫وْ ِل َواَل‬::::::::::::َ‫َواَل يَتَ َكلَّ ُم َعلَى ْالب‬
ketika buang air ia tidak berbicara37) ‫ َر َواَل‬:::‫س َو ْالقَ َم‬ َّ ‫تَ ْقبِ ُل‬:::‫يَ ْس‬
dan tidak menghadap matahari dan
َ ‫ ْم‬:::‫الش‬
rembulan, serta tidak ‫يَ ْستَ ْدبِ ُرهُ َما‬

"Apabila kalian pergi ke jamban, maka janganlah kalian menghadap ke arah


kiblat dan jangan pula membelakanginya. Tetapi menghadaplah ke timur atau
barat."
Hal ini hanya dikhususkan apabila berada di tanah lapang atau tempat-
tempat lain seperti itu yang tidak memiliki penutup. Dalil kekhususan ini
adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (148), Imam Muslim
(266) dan lainnya dari Ibnu Umar, ia berkata: “Aku naik ke atas rumah
Hafshah karena suatu kebutuhan. Aku melihat Rasulullah membuang hajat
dengan membelakangi kiblat dan menghadap ke Syam.”
Dari dua dalil di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa dalil pertama
diarahkan pada tempat yang tidak disediakan untuk membuang hajat, dan
tempat lain yang tidak memiliki penutup. Sedangkan dalil kedua pada tempat
yang memiliki tutup dan sejenisnya. Hal ini dilakukan untuk menggabungkan
antara dua dalil (Jam’u bainal adillah). Tidak menutup kemungkinan
hukumnya menjadi makruh apabila melakukannya pada tempat yang tidak
disediakan tetapi memiliki penutup.
34
) Imam Muslim (281) dan lainnya meriwayatkan dari Jabir, dari Rasulullah:
“Sesungguhnya Rasulullah melarang membuang air kecil di air yang tidak
mengalir”. Sedangkan membuang air besar itu lebih kotor dan lebih utama
dicegah. Larangan pada hadits tersebut adalah larangan Makruh. Dinukil dari
Imam Nawawi bahwa itu larangan pada hadits itu menunjukkan larangan
pengharaman. (Silahkan simak kitab Syarah Muslim: 3/187).
35
) Imam Muslim (269) dan lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah:
Sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Takutlah dengan dua hal yang
menyebabkan laknat?” Sahabat bertanya: “Apa dua hal itu, wahai Rasulullah?”
Rasulullah bersabda:
»‫اس َأوْ فِي ِظلِّ ِه ْم‬ ِ ‫«الَّ ِذي يَتَخَ لَّى فِي طَ ِر‬
ِ َّ‫يق الن‬
“Orang yang membuang air besar di jalan manusia atau tempat mereka
berteduh."
30
membelakanginya38).

PERKARA YANG MEMBATALKAN WUDHU’


(Fasal) Perkara yang membatalkan ‫ َوالَّ ِذي يَ ْنقُضُ ْال ُوضُوْ َء‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
Wudhu’ itu ada 6, antara lain: 1) َ‫ َر َج ِمن‬:::َ‫ا خ‬:::‫ َم‬: ‫يَا َء‬:::‫تَّةُ َأ ْش‬:::‫ِس‬
Perkara yang keluar dari dua jalan
(qubul dan dubur)39), 2) Tidur ِ ‫ال َّسبِ ْيلَي ِْن َوالنَّوْ ِم َعلَى َغي‬
‫ر هَيَْئ ِة‬::ْ
ْ‫ ْك ٍر َأو‬: ‫ْال ُمتَ َم ِّك ِن َو َز َوا ُل ْال َع ْق ِل بِ ُس‬
36
) Imam Abu Daud (29) dan lainnya meriwayatkan dari Abdullah bin Sarjas, ia
berkata: “Rasulullah melarang membuang air kecil di lubang (yang ada di atas
tanah).”
37
) Imam Muslim (370) dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Umar: “Suatu
ketika, seorang laki-laki tengah berjalan, sedang Rasulullah sedang membuang
air kecil. Laki-laki itu mengucapkan salam kepada beliau, namun beliau tidak
menjawabnya.”
Imam Abu Daud (15) dan lainnya meriwayatkan dari Abu Sa’id: Aku
mendengar Rasulullah bersabda:
ِ ‫ان ْالغَاِئطَ َك‬
‫ َّل‬:‫ َّز َو َج‬:‫ِإ َّن هللاَ َع‬: َ‫اشفَ ْي ِن ع َْن عَوْ َرتِ ِه َما يَتَ َح َّدثَا ِن ف‬ ِ َ‫اَل يَ ْخرُجْ ال َّر ُجاَل ِن يَضْ ِرب‬ «
»‫ك‬ َ ِ‫ت َعلَى َذل‬ ُ ُ‫يَ ْمق‬
"Janganlah dua orang laki-laki pergi ke tempat buang hajat dalam keadaan
membuka aurat, dan berbicara. Karena sesungguhnya Allah membenci hal
tersebut."
38
) Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ (1/103) menjelaskan bahwa hadits
yang menganjurkan hal ini hukumnya dhaif (lemah), bahkan hadits itu
hukumnya batil. Sedangkan yang Shahih dan masyhur adalah yang
dimakruhkan itu hanyalah menghadap kiblat bukan membelakanginya. Imam
Khatib dalam kitab Iqna’ (1/46) berkata: “Pendapat ini adalah pendapat yang
Mu’tamad.”
Faidah: Disunnahkan bagi seseorang yang akan membuang hajat untuk
membaca dzikir dan doa yang diriwayatkan dari Rasulullah sebelum memasuki
toilet atau setelah keluar.
Sebelum masuk membaca:
ِ ‫ث َو ْالخَ بَاِئ‬
‫ث‬ ِ ُ‫بِس ِْم هللاِ اللهم ِإنِّي َأ ُعوْ ُذبِكَ ِمنَ ْال ُخب‬
Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, hamba berlindung kepada-MU dari
setan laki-laki dan setan wanita. (HR. Imam Bukhari: 142, Imam Muslim:
375, Imam Tirmidzi: 606)
31
dengan selain keadaan orang yang ‫ض‬
ٍ ‫َم َر‬
menempelkan pantat ke lantai, 3)
Hilangnya akal sebab mabuk, atau
sakit40),
4) Menyentuhnya seorang laki-laki َ‫رْ َأةَ اَأْلجْ نَبِيَّة‬:::‫ل ْال َم‬:::ُ
ِ ‫َولَ ْمسُ ال َّرج‬
kepada wanita bukan Mahram tanpa ‫رْ ج‬:::::َ‫حاِئ ٍل َومسُّ ف‬
adanya penghalang41), 5) Menyentuh ِ َ َ
َ ِ ‫ِم ْن َغي‬
َ ‫ر‬:::::ْ
ْ ‫آْل‬
‫ا َد ِم ِّي بِبَا ِط ِن الكَفِّ َو َمسُّ َحلق ِة‬
Setelah keluar membaca:
‫ ْال َح ْم ُد هلِل ِ الَّ ِذي َأ َذاقَنِي لَ َذتَهُ َو َأ ْبقَى‬، ‫َب َعنِّى ااْل َ َذى َوعَافَانِى‬
َ ‫ك اَ ْل َح ْم ُد هلِل ِ الَّ ِذيْ َأ ْذه‬
َ َ‫ُغ ْف َران‬
‫َأ‬
ُ‫ي قُ َّوتَهُ َو َدف َع َعني ذاه‬
َ ِّ َ َّ ِ‫ف‬
“Ya Allah, hamba memohon ampunan-MU. Segala puji bagi Allah yang
menghilangkan penyakit dari hamba dan menyebuhkan hamba. Segala puji
bagi Allah yang membiarkan hamba menyicipi kenikmatan-Nya, membiarkan
kekuatan-Nya, dan menghilangkan penyakit-Nya dari hamba.” (HR. Imam
Abu Daud: 30, Imam Tirmidzi: 7, Imam Ibnu Majah: 301, dan Imam
Thabarani).
39
) Dalil yang menjelaskan hal ini adalah:
 Al-Qur’an, Allah berfirman:
]6 :‫{ اَوْ َجا َء اَ َح ٌد ِّم ْن ُك ْم ِّمنَ ْالغَاِئ ِط} [المائدة‬
“Atau kembali dari tempat buang air (toilet).” (QS. Al-Maidah: 6)
 Hadits, Imam Bukhari (135) dan Imam Muslim (225) meriwayatkan dari
Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda:
»‫ضَأ‬ َ ‫صاَل ةَ َأ َح ِد ُك ْم ِإ َذا َأحْ د‬
َّ ‫َث َحتَّى يَت ََو‬ َ ُ‫«اَل يَ ْقبَ ُل هللا‬
“Allah tidak menerima shalat salah seorang diantara kalian jika ia memiliki
hadast sampai ia wudhu.”
Setiap perkara yang keluar dari dubur dan qubul hukumnya diqiyaskan
dengan perkara yang telah diuraikan. Meskipun perkara yang keluar itu adalah
suci.
40
) Imam Abu Daud (203) dan lainnya meriwayatkan dari Ali, ia berkata:
Rasulullah bersabda:
»‫ضْأ‬
َّ ‫َان فَ َم ْن نَا َم فَ ْليَتَ َو‬
ِ ‫« ِو َكا ُء ال َّس ِه ْال َع ْين‬
"Tali pantat adalah kedua mata, maka barangsiapa yang tidur hendaklah dia
berwudhu."
Maksud dari “Tali pantat adalah kedua mata” adalah keadaan terjaga
32
kemaluan manusia dengan telapak ‫ُدب ُِر ِه َعلَى ْال َج ِد ْي ِد‬
tangan42), 6) Menyentuh lubang
dubur manusia menurut Qaul
Jadid43).

MANDI WAJIB
(Fasal) Perkara yang mewajibkan ‫ َل‬:‫وْ ِجبُ ْال ُغ ْس‬::ُ‫ َوالَّ ِذي ي‬:)‫ص ^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
mandi ada 6, yaitu: 3 perkara itu ُ ‫ت َِر‬: ‫ ثَالَثَةٌ ت َْش‬: ‫ِستَّةُ َأ ْشيَا َء‬
‫ا‬::َ‫ك فِ ْيه‬
bisa menjaga perkara yang berada dalam tubuh seseorang untuk keluar, karena
dalam keadaan seperti itu orang tersebut bisa merasakan apa yang keluar dari
tubuhnya.
Maksud “keadaan orang yang menempelkan pantat ke lantai” adalah
orang yang tidur dengan menempelkan pantat ke lantai sekira orang tersebut
tidak terjatuh apabila ia tidak bersandar pada sesuatu. Wudhu’ orang tersebut
hukumnya tidak batal karena ia bisa merasakan apa yang akan keluar dari
dirinya. Hilangnya akal hukumnya diqiyaskan dengan keadaan tidur karena
keadaan itu lebih parah.
41
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 6 :‫{اَوْ ٰل َم ْستُ ُم النِّ َسا َء} [المائدة‬
“Atau menyentuh perempuan.” (QS. Al-Maidah: 6)
42
) Lima imam hadits meriwayatkan dan Imam Tirmidzi menshahihkannya (82)
dari Bisrah binti Shafwan: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»‫ُصلِّي َحتَّى يَت ََوضَّأ‬
َ ‫« َم ْن َمسَّ َذ َك َرهُ فَاَل ي‬
“Barang siapa yang menyentuh dzakarnya maka janganlah shalat sampai ia
berwudhu’.”
Dalam riwayat Imam Nasa’i (1/100):
»‫ضُأ ِم ْن َمسِّ ال َّذ َك ِر‬
َّ ‫«ويَت ََو‬
َ
“Dan ia berwudhu’ karena menyentuh dzakar.”
Hal ini mencangkup kemaluannya sendiri atau orang lain. Dalam riwayat
Imam Ibnu Majah (481) yang diriwayatkan oleh Sayyidah Ummi Habibah:
»‫« َم ْن َمسَّ فَرْ َجهُ فَ ْليَت ََوضَّأ‬
“Barang siapa yang menyentuh kemaluannya maka berwudhu’lah.”
Hadits ini mencangkup orang laki-laki dan wanita, seperti halnya hadits
tersebut mencangkup kemaluan dan pantat.
33
bisa terjadi pada laki-laki dan ‫ا ُء‬::َ‫ ْالتِق‬: ‫ا ُء َو ْه َي‬: ‫ ا ُل َوالنِّ َس‬:‫ال ِّر َج‬
perempuan, yaitu: 1) Bertemunya ُ ْ‫ْال ِختَانَ ْي ِن َوِإ ْنزَ ا ُل ْال َمنِ ِّي َو ْال َمو‬
‫ت‬
dua alat kelamin44) 2) Keluarnya
mani45), 3) mati46).
Dan 3 hal lainnya hanya khusus ‫ا ُء‬::::‫ا النِّ َس‬::::َ‫ةٌ يَ ْختَصُّ بِه‬::::َ‫َوثَالَث‬
untuk kaum wanita, yaitu: 4) ُ‫اس‬::::::::::::َ‫ ْال َحيْضُ َوالنِّف‬: ‫َو ْه َي‬
Haidl47), 5) Nifas48), 6) ُ‫َو ْال ِواَل َدة‬
43
) Qaul Jadid adalah madzhab Imam Syafi’i yang ia fatwakan ketika ia berada
di Mesir, baik itu berupa tulisan atau fatwa. Qaul Jadid inilah yang selamanya
diamalkan, kecuali dalam beberapa masalah Qaul Qadim yang telah dikuatkan
oleh beberapa imam dan mereka mengungkapkan nashnya.
44
) Maksud “khitan” disini adalah tempat khitan. Tempat khitan bagi orang laki-
laki adalah kulit yang menutupi kepala kemaluan sebelum dikhitan, sedangkan
bagi wanita adalah kulit yang terdapat di atas qubul dekat tempat keluarnya
kencing. Sedangkan yang maksud dengan “bertemunya dua alat kelamin”
adalah saling berhadapannya dua alat kelamin. Hal tersebut terjadi dengan
masuknya kelamin laki-laki ke dalam kelamin wanita. Ini adalah kinayah dari
hubungan badan.
Imam Bukhari (287) dan Imam Muslim (348) meriwayatkan dari Abu
Hurairah dari Rasulullah, beliau bersabda:
»‫ب ْال َغ ْس ُل‬
َ ‫س بَ ْينَ ُش َعبِهَا اَأْلرْ بَ ِع ثُ َّم َجهَ َدهَا فَقَ ْد َو َج‬
َ َ‫«ِإ َذا َجل‬
“Apabila seseorang duduk di antara empat anggota badan istrinya, lalu
membuatnya payah, maka ia wajib mandi.”
Maksud “empat anggota badan istri” adalah paha, dan kedua betis
wanita. Sedangkan maksdu dari “membuatnya payah” adalah sebuah kiasan
dari hubungan badan seorang laki-laki kepada istrinya.
Hadits di atas merupakan dalil wajibnya mandi sebab berhubungan badan
meskipun tidak sampai keluar mani. Seperti yang telah dijelaskan dalam hadits
riwayat Imam Muslim.
45
) Imam Bukhari (278) dan Imam Muslim (313) meriwayatkan dari Sayyidah
Ummi Salamah, ia berkata: Ummi Sulaim datang menemui Rasulullah. Ia
berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dari perkara yang
benar. Apakah seorang wanita diwajibkan mandi apabila ia bermimpi keluar
mani?” Rasulullah bersabda:
»‫ت ْال َما َء‬
ِ ‫«نَ َع ْم ِإ َذا َرَأ‬
“Iya, ketika melihat air mani.”
34
Melahirkan49).

FARDHU MANDI WAJIB DAN SUNNAH-


SUNNAHNYA
(Fasal) Fardhu mandi itu ada 3, ُ‫ة‬:َ‫ َوفَ َراِئضُ ْال ُغس ِْل ثَاَل ث‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
yaitu: 1) Niat , 2) menghilangkan ‫ اَلنِّيَةُ َوِإزَ الَةُ النَّ َجا َس ِة ِإ ْن‬: ‫َأ ْشيَا َء‬
50)

najis, apabila najis tersebut terdapat


‫ا ِء‬::‫ا ُل ْال َم‬: ‫ْص‬
َ ‫َت َعلَى بَ َدنِ ِه َوِإي‬ ْ ‫َكان‬
Atau cairan yang keluar dari seorang wanita saat ia berhubungan badan.
Imam Abu Daud (236) dan lainnya meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah,
ia berkata: Rasulullah ditanyai mengenai seorang laki-laki yang menemukan
basah pada dirinya, tetapi ia tidak ingat mimpi keluar mani. Rasulullah
bersabda: “Ia wajib mandi.”
Beliau juga ditanyai mengenai seorang laki-laki yang bermimpi keluar
mani tapi tidak menemukan basah. Rasulullah bersabda: “Ia tidak wajib
mandi.” Ummi Sulaim kemudian berkata: “Apabila seorang wanita melihat hal
itu pada dirinya, apakah ia wajib mandi?” Rasulullah bersabda:
» ‫ال‬ ُ ‫«نَ َع ْم النِّ َسا ُء َشقَاِئ‬
ِ ‫ق ال ِّر َج‬
“Benar, wanita itu sepertihalnya laki-laki.”
Maksud dari “sepertihalnya laki-laki” adalah seperti dalam keadaan fisik
dan tabiat. Seakan-akan mereka diambil dari laki-laki.
46
) Imam Bukhari (1195) dan Imam Muslim (939) meriwayatkan dari Sayyidah
Ummi Salamah: “Rasulullah menemui kami saat putrinya meninggal dunia.
Beliau bersabda:
» ... ‫«ا ْغ َس ْلنَهَا ثَالَثًا‬
“Mandikan ia tiga kali …”
Imam Bukhari (1208) dan Imam Muslim (1206) meriwayatkan dari Ibnu
Abbas: Sesungguhnya terdapat seorang laki-laki yang dilempar untanya dan
diinjak lehernya. Kami bersama Rasulullah yang tengah ihram. Rasulullah
bersabda:
»‫«ا ْغ ِسلُوهُ بِ َما ٍء َو ِس ْد ٍر َو َكفِّنُوهُ فِي ثَوْ بَ ْي ِن‬
"Mandikanlah dia dengan air yang dicampur daun bidara dan
kafanilah dengan dua helai kain.”
47
) Allah berfirman:
‫ْأتُوْ ه َُّن ِم ْن‬: َ‫طهَّرْ نَ ف‬ ْ َ‫وْ ه َُّن َح ٰتّى ي‬::ُ‫ْض َواَل تَ ْق َرب‬
َ َ‫ا ِ َذا ت‬: َ‫رْ نَ ف‬::ُ‫طه‬ ِ ‫ا َء فِى ْال َم ِحي‬: ‫ا ْعت َِزلُوا النِّ َس‬::َ‫{ف‬
] 222 :‫رة‬::::::::‫ َر ُك ُم هللاُ ِا َّن هللاَ يُ ِحبُّ التَّوَّابِ ْينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّر ْينَ } [البق‬::::::::‫ْث اَ َم‬ ُ ‫َحي‬
35
pada anggota badan51), 3) meratakan ‫ْر َو ْالبَ َش َر ِة‬
ِ ‫ِإلَى َج ِمي ِْع ال َّشع‬
air ke seluruh rambut dan kulit52).
Sunnah-sunnah mandi itu ada 5, ُ‫ ِميَّة‬: ‫ اَلتَّ ْس‬: ‫يَا َء‬: ‫ةُ َأ ْش‬: ‫َو ُسنَنُهُ َخ ْم َس‬
yaitu: 1) Membaca Basamalah53), 2) ‫ ِّد‬::َ‫را ُر ْالي‬:: َ ‫هُ َوِإ ْم‬::َ‫ء قَ ْبل‬:ُ ْ‫و‬::‫ض‬ ُ ‫َو ْال ُو‬
Berwudhu’ sebelum mandi54, 3)
‫ ِد ْي ُم‬:::‫ َواَل ةُ َوتَ ْق‬:::‫ ِد َو ْال ُم‬:::‫َعلَى ْال َج َس‬
Menggerakkan tangan ke seluruh
badan55), 4) terus menerus56), 5) ‫ْاليُ ْمنَى َعلَى ْاليُ ْس َرى‬

“Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai
dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah
menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.” (QS.
Al-Baqarah: 222)
Imam Bukhari (314) meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah: Sesungguhnya
Rasulullah bersabda kepada Fatimah binti Abi Khubaisy:
»‫صلِّي‬ ْ ‫صاَل ةَ َوِإ َذا َأ ْدبَ َر‬
َ ‫ت فَا ْغتَ ِسلِي َو‬ َ ‫ت ْال َح ْي‬
َّ ‫ضةُ فَ َد ِعي ال‬ ْ َ‫«فَِإ َذا َأ ْقبَل‬
“Apabila haid datang, maka tinggalkanlah shalat dan jika telah selesai maka
mandilah dan shalatlah."
48
) Hukum Nifas diqiyaskan dengan Haidl. Karena darah nifas adalah darah
haidl yang berkumpul.
49
) Dikarenakan bayi yang keluar dari rahim seorang wanita terbentuk dari mani.
Biasanya darah keluar bersama bayi tersebut.
50
) Hal ini disebabkan hadits:
ِ ‫ِإنَّ َما اَأْل ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬ «
»‫ت‬
“Sesungguhnya amal ibadah itu tergantung dengan niat.”
Silahkan simak kembali keterangan lengkap seputar niat pada halaman 15.
51
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (246) dari
Sayyidah Maimunah mengenai tatacara mandi Rasulullah: “Rasulullah
membasuh kemaluannya, dan setiap kotoran (najis) yang mengenainya.”
Imam Nawawi dalam kitabnya menjelaskan bahwa menghilangkan najis
cukup dengan membasuh karena menghilangkan hadats. Pendapat ini adalah
yang Mu’tamad. Sehingga hukum menghilangkan kotoran sebelum
mengalirkan air ke anggota badan hukumnya Sunnah. Demikianlah uraian
yang ditulis dalam kitab Al-Iqna’.
52
) Imam Bukhari (245) dan Imam Muslim (316) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah: “Sesungguhnya ketika Rasulullah mandi karena janabat, beliau
36
Mendahulukan anggota badan sisi
kanan daripada sisi kiri57).

MANDI SUNNAH
(Fasal) Mandi yang disunnahkan itu ‫ت‬ ُ ‫ااَل‬::::::::‫ َوااْل ِ ْغتِ َس‬:)‫ص^^^^^^^^ ٌل‬ْ َ ‫(ف‬
ada 17, yaitu: 1) Mandi Jum’at58), 2) : ‫اًل‬:‫س‬
ْ ‫ر ُغ‬:‫َش‬ َ ‫ ْب َعةَ ع‬:‫نُوْ نَةُ َس‬:‫ْال َم ْس‬
Mandi shalat dua hari raya (idul fitri
memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu
sebagaimana wudlu untuk shalat. Lantas beliau memasukkan jari-jarinya ke
dalam air lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya. Lalu beliau menyiramkan
air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga
kali. Kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.”
Imam Abu Daud (279) dan lainnya meriwayatkan dari Sayyidina Ali, ia
berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
ِ َّ‫ض َع َش ْع َر ٍة ِم ْن َجنَابَ ٍة لَ ْم يَ ْغ ِس ْلهَا فُ ِع َل بِهَا َك َذا َو َك َذا ِم ْن الن‬
»‫ار‬ َ ‫« َم ْن تَ َر‬
ِ ْ‫ك َمو‬
"Barangsiapa yang meninggalkan tempat rambut tatkala mandi junub, dan ia
tidak membasuhnya, maka ia diperlakukan begini dan begini dari api neraka."
Sayyidina Ali berkata: “Maka aku bermusuhan dengan rambut kepalaku.”
Dan Sayyidina Ali menggundul rambut kepalanya.
53
) Hal ini dikarenakan hadits:
ِ ‫ال ال يُ ْب َدُأ فِي ِه بِبِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬
» ‫َّح ِيم فَه َُو َأ ْقطَ ُع‬ ٍ َ‫« ُكلُّ َأ ْم ٍر ِذي ب‬
“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan (membaca): ‘Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Peyayang’, maka
perkara itu terputus (kurang barokah)” (Kasyful Khifa: 1964).
54
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah pada
catatan kaki nomer 3 pada halaman sebelumnya.
55
) Sebagai jalan keluar dari perselisihan orang-orang yang mewajibkannya,
yaitu ulama’ Madzhab Maliki.
56
) Seperti keterangan yang diterangkan dimuka mengenai wudhu’. Simak
catatan kaki nomer: 2 halaman: 31.
57
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (166) dan
Imam Muslim (268) dari Sayyidah Aisyah: “Rasulullah menyukai
mendahulukan bagian kanan ketika memakai sandal, menyisir, bersuci (wudhu
dan mandi), dan setiap perkara baik lainnya.”
58
) Imam Bukhari (837) dan Imam Muslim (844) serta lainnya meriwayatkan
dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah bersabda:
37
dan idul Adha)59), 3) Mandi Shalat ‫ َد ْي ِن‬:::::ْ‫ ِة َو ْال ِعي‬:::::‫ ُل ْال ُج ْم َع‬:::::‫َس‬
ْ ‫غ‬
Istisqo’, 4) Mandi karena gerhana ُ‫وْ ف‬:::::::‫قَا ُء َو ْال ُخ ُس‬:::::::‫َوااْل ِ ْستِ ْس‬
matahari dan, 5) Mandi karena ُ‫َو ْال ُكسُوْ ف‬
gerhana rembulan60).
6) Mandi setelah memandikan ‫ ِل ْال َميِّت‬::::::‫ ُل ِم ْن ُغ ْس‬::::::‫َو ْال ُغ ْس‬
jenazah61), 7) Mandinya orang kafir ُ‫وْ ن‬:::ُ‫لَ َم َو ْال َمجْ ن‬:::‫افِ ُر ِإ َذا َأ ْس‬:::‫َو ْال َك‬
yang baru masuk Islam62), 8)
‫ ُل‬::‫ َعلَ ْي ِه ِإ َذا َأفَاقَا َو ْال ُغ ْس‬:‫َو ْال ُم ْغ َمى‬
» ْ‫ِإ َذا َجا َء َأ َح ُد ُك ْم ْال ُج ُم َعةَ فَ ْليَ ْغتَ ِسل‬ «
"Apabila salah seorang dari kalian hendak mendatangi shalat jum'at,
maka hendaknya ia mandi."
Sedangkan dalil yang menjelaskan perubahan hukumnya dari wajib
menjadi Sunnah adalah hadits Imam Tirmidzi (497):
َ ‫ت َو َم ْن ا ْغتَ َس َل فَ ْال ُغ ْس ُل َأ ْف‬
»‫ض ُل‬ ْ ‫ضَأ يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة فَبِهَا َونِ ْع َم‬
َّ ‫« َم ْن تَ َو‬
“Barang siapa yang berwudlu' pada hari Jum'at, maka ia telah mengambil
Sunnah dan sebaik-baik sunnah. Dan barang siapa yang mandi, maka mandi
itu lebih utama.”
59
) Imam Malik meriwayatkan dalam kitab Muwattho’ (1/177): “Sesungguhnya
Abdullah bin Umar mandi pada hari raya Idul Fitri sebelum berangkat pagi ke
tempat shalat.”
Sedangkan mandi karena shalat Idul Adha hukumnya diqiyaskan dengan
mandi shalat Idul Fitri.
60
) Kami tidak menemukan dalil Naqli yang menjelaskan disunnahkannya mandi
karena tiga shalat ini. Kemungkinan para ulama’ memfatwakan tentang
kesunnahan mandi pada tiga shalat ini karena diqiyaskan dengan mandi shalat
Jum’at dan dua hari raya. Dikarenakan ketiga shalat tersebut sama dengan
shalat-shalat ini dari segi disyari’atkannya berjama’ah di dalamnya, dan orang-
orang berkumpul untuk melaksanakannya.
61
) Lima imam hadits meriwayatkan, dan Imam Tirmidzi menilai Hasan (993),
dari Abu Hurairah, dari Rasulullah, beliau bersabda:
»‫ضْأ‬
َّ ‫« َم ْن َغ َّس َل َميِّتًا فَ ْليَ ْغتَ ِسلْ َو َم ْن َح َملَهُ فَ ْليَت ََو‬
“Barangsiapa yang memandikan mayit, maka mandilah. Dan barangsiapa yang
mengusung mayit, maka berwudhu’lah.”
Dalil yang menjelaskan perubahan kewajiban mandi setelah memandikan
mayit menjadi Sunnah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Hakim
(1/386):
38
Mandinya orang gila, 9) dan َ‫ل َم َّكة‬:ِ ْ‫ِع ْن َد اِإْل حْ َر ِام َولِ ُد ُخو‬
epilepsy ketika sadar63), 10) Mandi
ketika hendak Ihram64), 11) Mandi
karena hendak memasuki
Makkah65).
12) Mandi karena Wuquf di ‫ت‬ِ ‫ةَ َولِ ْل َمبِ ْي‬::::::َ‫ف بِ َع َرف‬
ِ ْ‫و‬::::::ُ‫َولِ ْل ُوق‬
ِ َ‫ار الثَّال‬:: ِ ‫بِ ُم ْز َدلِفَةَ َولِ َر ْم ِي ْال ِج َم‬
Arafah66), 13) Mandi karena Mabit ‫ث‬
»ُ‫في َغس ِْل َميِّتِ ُك ْم َغ ْس ٌل ِإ َذا َغس َّْلتُ ُموْ ه‬
ِ ‫ْس َعلَ ْي ُك ْم‬
َ ‫«لَي‬
“Kalian tidak diwajibkan mandi karena memandikan mayit kalian ketika
kalian telah memandikannya.”
62
) Imam Abu Daud (355) dan Imam Tirmidzi (605) meriwayatkan dari Qais bin
‘Ashim, ia berkata: “Aku datang menemui Rasulullah karena hendak masuk
Islam. Lantas beliau memerintahkanku untuk mandi dengan air dan daun
bidara.”
Imam Tirmidzi setelah meriwayatkan hadits ini berkata: “Ulama’ ahli ilmu
mengamalkan hadits ini. Mereka mensunnahkan bagi seseorang yang masuk
Islam untuk mandi dan mencuci pakaiannya.”
Mandi ini hukumnya tidak wajib dikarenakan Rasulullah tidak memerintahkan
semua orang yang masuk Islam untuk mandi.
63
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (655) dan
Imam Muslim (418) dari Sayyidah Aisyah, ia berkata: (Ketika itu) Rasulullah
sedang sakit parah. Beliau lalu bersabda: “Apakah orang-orang sudah shalat?”
Kami berkata: “Belum, mereka menunggu Engkau, wahai Rasulullah.”
Rasulullah bersabda: “Letakkan air di bejanaku.” Kami pun melakukannya.
Beliau lalu mandi kemudian bangkit dengan kesulitan. Kemudian beliau
pingsan lagi, lalu tersadar.
Rasulullah bersabda: “Apakah orang-orang sudah shalat?” Kami berkata:
“Belum, mereka menunggu Engkau, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda:
“Letakkan air di bejanaku” Kami pun melakukannya. Beliau lalu mandi
kemudian bangkit dengan kesulitan. Lalu beliau pingsan lagi, dan sadar…”
Mandi karena sembuh dari gila hukumnya disamakan dengan mandi
sesudah sadar dari pingsan atau epilepsy karena maknanya sama, bahkan gila
lebih tinggi tingkatannya.
64
) Imam Tirmidzi (830) meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit: Sesungguhnya
dirinya melihat Rasulullah melepas pakaiannya untuk Ihram dan mandi.
65
) Imam Bukhari (1478) dan Imam Muslim (1259), lafadz hadits menggunakan
39
di Muzdalifah67), 14) Mandi karena ‫ل‬:ِ ْ‫ ُد ُخو‬::::ِ‫ْي َول‬ ِ ‫َولَلطَّ َو‬
َّ ِ‫اف َول‬
ِ ‫ع‬::::‫لس‬
melempar 3 Jumrah, 15) Mandi  ِ‫َم ِد ْينَ ِة َرسُوْ ِل هللا‬
karena Thawaf 68), 16) Mandi karena
Sa’i, 17) Mandi karena memasuki
kota Madinah Rasulullah.

Mengusap Muzzah
(Fasal) Mengusap dua Muzzah itu ‫ ُح َعلَى ْال ُخفَّي ِْن‬::‫ َو ْال َم ْس‬:)‫ص^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
hukumnya boleh dengan 3 syarat, ‫دَِئ‬: َ‫ َأ ْن يَ ْبت‬: :َ‫ش َراِئط‬
69)
َ ‫ث‬ ِ َ‫جاَِئ ٌز بِثَال‬
antara lain: 1) Apabila permulaan
‫ار ِة َوَأ ْن‬:َ :َ‫ا ِل الطَّه‬::‫لُ ْب َسهُ َما بَ ْع َد َك َم‬
memakai dua muzah itu setelah
bersuci dengan sempurna70), 2) ‫ ِل‬:::‫َس‬ ْ ‫اتِ َر ْي ِن لِ َمحِّ ِل غ‬:::‫ا َس‬:::َ‫يَ ُكوْ ن‬
riwayatnya, meriwayatkan dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Ibnu Umar tidak
tiba di Makkah kecuali ia akan menginap di Dzi Thuwa hingga subuh
kemudian mandi. Kemudian ia masuk ke Makkah pada siang hari. Dan ia
menyebutkan bahwa Rasulullah juga melakukannya.
66
) Imam Malik meriwayatkan dalam kitab Muwattho’ (1/322) dari Ibnu Umar:
“Bahwa ia mandi karena Ihram sebelum melakukannya, masuk ke Makkah,
dan karena wuquf di ‘Arafah pada sore harinya.
67
) Menurut pendapat yang Ashah, mandi tersebut tidak disunnahkan. Demikian
keterangan dalam kitab An-Nihayah.
68
) Menurut pendapat yang Mu’tamad mandi karena Thawaf hukumnya tidak
disunnahkan. Demikian keterangan dalam kitab Al-Iqna’.
69
) Dalil yang menjelaskan diperbolehkannya mengusap muzzah sangat banyak,
diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (380) dan
Imam Muslim (272) lafadz hadits menggunakan riwayatnya, dari Jarir
bahwasannya ia kencing kemudian berwudhu’ lalu mengusap kedua
muzahnya. Seseorang bertanya: “Apakah kau melakukan itu?” Jarir berkata:
“Benar, aku melihat Rasulullah kencing, setelah itu melakukan wudhu’,
kemudian mengusap kedua muzahnya.”
Imam Hasan Al-Basri berkata: “Terdapat 70 orang yang meriwayatkan masalah
mengusap muzah ini. Baik berupa perbuatan, atau perkataan dari Rasulullah.”
70
) Imam Bukhari (203) dan Imam Muslim (274) meriwayatkan dari Mughirah
bin Syu’bah, ia berkata: Pada suatu malam aku bersama Rasulullah dalam
suatu perjalanan. Lantas aku menuangkan sebuah wadah kepada Rasulullah.
Beliau lalu membasuh wajah, kedua siku, dan mengusap kepalanya. Lantas
40
Apabila kedua muzah itu menutup ‫ا‬::َ‫ َد َم ْي ِن َوَأ ْن يَ ُكوْ ن‬: َ‫ض ِمنَ ْالق‬ِ ْ‫ْالفَر‬
tempat membasuh wajib dari dua ‫ِم َّما يُ ْم ِكنُ تَتَابُ ُع ْال َم ْش ِي َعلَ ْي ِه َما‬
mata kaki, 3) Apabila kedua muzah
itu dimungkinkan untuk digunakan
untuk perjalanan jauh
Orang Mukim mengusap Muzzah ً‫ة‬::::َ‫ا َولَ ْيل‬::::‫ ُح ْال ُمقِ ْي ُم يَوْ ًم‬::::‫َويَ ْم َس‬
selama satu hari satu malam, ‫الِ ْي ِه َّن‬:::َ‫ةَ َأي ٍَّام بِلَي‬:::َ‫افِ ُر ثَاَل ث‬:::‫َو ْال ُم َس‬
sedangkan orang yang bepergian ُ ‫ ِد‬::ْ‫ َّد ِة ِم ْن َح ْي ِن يُح‬::‫دَا ُء ْال ُم‬::ِ‫َوا ْبت‬
‫ث‬
selama 3 hari 3 malam71. Dan
‫ْس ْال ُخفَّي ِْن‬
ِ ‫بَ ْع َد لُب‬

aku hendak turun untuk melepas muzah Rasulullah. Rasulullah bersabda:


»‫« َد ْعهُ َما فَِإنِّي َأ ْد َخ ْلتُهُ َما طَا ِه َرتَي ِْن‬
“Biarkan saja, karena aku memakainya dalam keadaan suci.” Kemudian
Rasulullah mengusap kedua muzahnya.
71
) Imam Muslim (276) dan lainnya meriwayatkan dari Syuraikh bin Hani’, ia
berkata: Aku mendatangi Sayyidah Aisyah untuk bertanya masalah mengusap
dua muzah. Ia berkata: “Datanglah kepada Ali. Karena ia lebih mengetahuinya
daripada aku pada masalah ini. Ia pernah bepergian bersama Rasulullah.”
Maka Aku segera bertanya kepada Ali. Ali menjawab: “Rasulullah
menetapkan 3 hari 3 malam untuk orang yang bepergian, dan 1 hari 1 malam
bagi orang yang muqim.”
41
permulaan waktu mengusap muzah
dihitung dari hadatsnya seseorang
setelah memakai kedua muzah.
Apabila seseorang mengusap ‫افَ َر‬:‫ ثُ َّم َس‬:‫ر‬:‫ض‬ َ ‫في ْال َح‬
ِ ‫ َح‬:‫فَِإ ْن َم َس‬
Muzzah ketika di rumah kemudian ‫ا َم َأتَ َّم‬::َ‫فَ ِر ثُ َّم َأق‬::‫الس‬
َّ ‫في‬ِ ‫ َح‬::‫َأوْ َم َس‬
melakukan bepergian atau
‫َم ْس َح ُمقِي ٍْم‬
mengusap ketika bepergian

42
kemudian mukim maka orang itu
menyempurnakan mengusap orang
yang mukim.
Mengusap kedua muzah itu batal : ‫يَا َء‬: ‫ ِة َأ ْش‬: َ‫ ُح بِثَالَث‬: ‫ ُل ْال َم ْس‬: ُ‫َويَ ْبط‬
karena 3 perkara, antara lain: 1) ‫ا‬::‫ َّد ِة َو َم‬::‫ا ُء ْال ُم‬::‫ض‬
َ ِ‫ا َوا ْنق‬::‫بِ َخ ْل ِع ِه َم‬
Melepas kedua muzah, 2) Habisnya
‫يُوْ ِجبُ ْال ُغس َْل‬
masa membasuh muzah, 3) Perkara
yang mewajibkan mandi72).

Syarat Tayamum
(Fasal) Syarat-syarat Tayamum itu ُ‫ة‬::‫ التَّيَ ُّم ِم َخ ْم َس‬:ُ‫ َو َش َراِئط‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
ada 5, antara lain: 1) Adanya udzur ْ‫فَ ٍر َأو‬: ‫ذ ِر بِ َس‬:ْ :‫وْ ُد ْال ُع‬::‫ ُو ُج‬:‫يَا َء‬: ‫َأ ْش‬
sebab bepergian atau sakit73), 2)
Masuknya waktu shalat74), 3)
‫اَل ِة‬::‫الص‬
َّ ‫ت‬ ِ ‫وْ ُل َو ْق‬::‫ض َو ُد ُخ‬ ٍ ‫ َر‬::‫َم‬
ْ
‫َوطَلَبُ ال َما ِء‬
Mencari air,

72
) Imam Tirmidzi (96) dan Imam Nasa’i (1/83), redaksi hadits menggunakan
riwayatnya, meriwayatkan dari Shafwan bin ‘Assal, ia berkata:
‫الِي ِه َّن ِإاَّل ِم ْن‬::َ‫ةَ َأي ٍَّام َولَي‬:َ‫ا ثَاَل ث‬::َ‫ز َع ِخفَافَن‬: ‫ْأ‬
ِ :‫فَرًا َأ ْن اَل نَ ْن‬:‫ يَ ُم ُرنَا ِإ َذا ُكنَّا َس‬ ِ‫« َكانَ َرسُو ُل هللا‬
» ‫َجنَابَ ٍة َولَ ِك ْن ِم ْن غَاِئ ٍط َوبَوْ ٍل َونَوْ ٍم‬
“Rasulullah memerintahkan kami saat kami bepergian, apabila kami tidak
membuka muzah kami selama tiga hari tiga malam kecuali ketika kami junub.
(Dan tetap boleh mengusap) karena buang air besar, buang air kecil dan tidur.”
73
) Allah berfirman:
‫ضى اَوْ ع َٰلى َسفَ ٍر اَوْ َجا َء اَ َح ٌد ِّم ْن ُك ْم ِّمنَ ْالغَاِئ ِط اَوْ ٰل َم ْستُ ُم النِّ َسا َء فَلَ ْم ت َِج ُدوْ ا‬
ٓ ٰ ْ‫{ َواِ ْن ُك ْنتُ ْم َّمر‬
] 6 :‫وْ ا} [المائدة‬::::::::::::::::::::::::‫ا ًء فَتَيَ َّم ُم‬::::::::::::::::::::::::‫َم‬
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air,
maka bertayamumlah.” (QS. Al-Maidah:6)
Imam Bukhari (241) dan Imam Muslim (682) meriwayatkan dari Imran bin
Husain, ia berkata: Kami bepergian bersama Rasulullah. Kemudian beliau
melaksanakan shalat berjamaah bersama orang-orang. Kemudian beliau
bertemu dengan seorang laki-laki yang menyendiri.” Rasulullah bersabda:
“Mengapa kau tidak shalat?” Laki-laki itu menjawab: “Saya junub dan tidak
memiliki air.” Rasulullah bersabda:
43
4) Tidak bisa menggunakan air, 5) َ :‫تِ ْع َمالِ ِه َوِإ ْع‬: ‫ر اِ ْس‬:ُ ‫َوتَ َع ُّذ‬
‫ َد‬:‫وا ُزهُ بَ ْع‬:
Butuhnya seseorang pada air setelah ‫ب َو التُّ َرابُ الطَّا ِه ُر الَّ ِذي‬ ِ َ‫الطَّل‬
mencari air, 6) Debu suci yang
harus berdebu. Apabila debu itu
ْ‫هُ َجصٌّ َأو‬: َ‫ِإ ْن خَالَط‬: َ‫ا ٌر ف‬::َ‫هُ ُغب‬: َ‫ل‬
bercampur dengan kapur atau pasir ‫َر ْم ٌل لَ ْم يَج ُْز‬
maka tidak diperbolehkan
digunakan Tayamum
Fardhu Tayamum itu ada 4, yaitu: 1) ُ‫ة‬: َ‫ اَلنِّي‬:‫يَا َء‬: ‫ ةُ َأ ْش‬:‫هُ َأرْ بَ َع‬: ‫ض‬
ُ ‫َوفَ َراِئ‬
Niat, 2) Mengusap wajah, 3) ‫ َع‬:‫ َد ْي ِن َم‬:َ‫َو َم ْس ُح ْال َوجْ ِه َو َم ْس ُح ْالي‬
Mengusap kedua tangan sampai
ُ‫ْال ِمرْ فَقَ ْي ِن َوالتَّرْ تِيْب‬
siku, 4) Tertib75).
Sunnah-sunnah Tayamum itu ada 3, ُ‫ ِميَّة‬::‫ اَلتَّ ْس‬:‫يَا َء‬::‫ةُ َأ ْش‬::َ‫نَنُهُ ثَاَل ث‬::‫َو ُس‬
yaitu: 1) Membaca Basmalah, 2) ‫ َرى‬::::‫ ِد ْي ُم ْاليُ ْمنَى َعلَى ْالي ُْس‬::::‫َوتَ ْق‬
» َ‫ك‬::::::::::::::::::::::::‫د فَِإنَّهُ يَ ْكفِ ْي‬:ِ ‫ ِع ْي‬::::::::::::::::::::::::‫ص‬ َ ::::::::::::::::::::::::‫« َعلَ ْي‬
َّ ‫ك بِال‬
“(Bertayamumlah) dengan tanah karena itu sudah cukup untukmu.”
74
) Imam Bukhari (328) meriwayatkan dari Jabir: Sesungguhnya Rasulullah
bersabda:
» ِّ‫ل‬::‫ُص‬ َّ ُ‫ه‬::‫ل ِم ْن ُأ َّمتِي َأ ْد َر َك ْت‬::ُ
َ ‫اَل ةُ فَ ْلي‬::‫الص‬ ٍ ‫ا َرج‬::‫ورًا فََأيُّ َم‬::ُ‫ ِجدًا َوطَه‬::‫ت لِي اَأْلرْ ضُ َم ْس‬
ْ َ‫« َوج ُِعل‬
“Dijadikan bumi untukku sebagai tempat sujud dan suci. Siapa saja seorang
laki-laki dari umatku mendapati waktu shalat, hendaklah ia shalat.”
Dalam riwayat Imam Ahmad (2/222):
ُ ‫صلَي‬
»‫ْت‬ ُ ْ‫صالَةَ تَ َمسَّح‬
َ ‫ت َو‬ ُ ‫«َأ ْينَ َما َأ ْد َر ْك‬
َّ ‫ت ال‬
“Dimana saja Aku mendapatkan waktu shalat, maka aku akan mengusap
(tanah) dan shalat.”
Kedua riwayat hadits di atas menunjukkan bahwa seseorang diperbolehkan
untuk shalat ketika tidak menemukan air setelah masuknya waktu shalat.
75
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
]  :‫هُ } [المائدة‬:::::‫ ِد ْي ُك ْم ِّم ْن‬:::::ْ‫وْ ِه ُك ْم َواَي‬:::::ُ‫حُوْ ا بِ ُوج‬:::::‫ا فَا ْم َس‬:::::ً‫ ِع ْيدًا طَيِّب‬:::::‫ص‬
َ ‫وْ ا‬:::::‫{فَتَيَ َّم ُم‬
“Maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan
tanganmu dengan (debu) itu.” (QS. Al-Maidah:6)
Maksud “bertayamumlah” (‫ )فَتَيَ َّم ُموْ ا‬adalah bersengajalah. Hal ini adalah dalil
kewajiban niat dalam tayamum. Dan juga karena hadits:
ِ ‫ِإنَّ َما اَأْل ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬ «
»‫ت‬
“Sesungguhnya amal ibadah itu tergantung dengan niat.”
44
Mendahulukan anggota badan sisi ُ‫َو ْال ُم َوالَة‬
kanan dari sisi kiri, 3) Terus
menerus76).
Perkara yang membatalkan :‫َوالَّ ِذي يُ ْب ِط ُل التَّيَ ُّم َم ثَاَل ثَةُ َأ ْشيَا َء‬
Tayamum itu ada 3, yaitu: 1) Setiap ‫ا ِء‬::‫ةُ ْال َم‬:َ‫َما َأ ْبطَ َل ْال ُوضُوْ َء َو ُرْؤ ي‬
perkara yang membatalkan Wudhu’,
2) Melihat air di selain waktu
ُ‫صاَل ِة َوال ِّر َّدة‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ‫في َغي ِْر َو ْق‬ ِ
Shalat77). 3) Murtad
Orang yang memakai perban harus ‫ا‬::َ‫ ُح َعلَ ْيه‬:‫اِئ ِر يَ ْم َس‬::َ‫احبُ ْال َجب‬ِ ‫ص‬ َ ‫َو‬
mengusap bagian tubuh yang َ ‫اَل‬
‫ ِه‬:‫ا َدةَ َعل ْي‬::‫صلي َو ِإ َع‬ ِّ َ ُ‫م َوي‬:ُ ‫َويَتَيَ َّم‬
diperban, bertayamum, dan shalat. ُ َ
‫ِإ ْن َكانَ َوضْ ُعهَا َعلى طه ٍْر‬
Ia tidak wajib mengulangi
shalatnya, apabila memasang perban
dalam keadaan suci78).

76
) Hal ini karena memperhatikan wudhu’, sebab tayamum adalah penggantinya.
Silahkan simak catatan kaki nomer: 2 halaman: 31.
77
) Maksudnya tidak dalam keadaan shalat, dan sebelum melakukan shalat.
Imam Tirmidzi (124) dan lainnya meriwayatkan dari Abu Dzar: Sesungguhnya
Rasulullah bersabda:
ُ‫ِّب طَهُو ُر ْال ُم ْسلِ ِم َوِإ ْن لَ ْم يَ ِج ْد ْال َما َء َع ْش َر ِسنِينَ فَِإ َذا َو َج َد ْال َما َء فَ ْليُ ِم َّسه‬
َ ‫د الطَّي‬:َ ‫ص ِعي‬ َّ ‫ِإ َّن ال‬ «
»‫بَ َش َرتَهُ فَِإ َّن َذلِكَ َخ ْي ٌر‬
“Debu yang baik itu adalah bersuci seorang muslim, meskipun ia tidak
mendapatkan air selama sepuluh tahun. Maka jika ia telah mendapatkan air,
maka hendaklah ia berwudhu’ karena itu lebih baik."
Hadits ini adalah dalil yang menjelaskan bahwa tayamum orang yang menemukan
air hukumnya menjadi batal.
78
) Imam Abu Daud (336) dan lainnya meriwayatkan dari Jabir, ia berkata: Kami
keluar bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan. Tiba-tiba salah seorang
laki-laki diantara kami terkena batu dan terluka pada bagian kepalanya.
Lantas ia bermimpi keluar mani, dan ia bertanya kepada sahabat-
sahabatnya: “Apakah kalian menemukan keringanan bagiku untuk melakukan
tayamum?” Mereka menjawab: “Kami tidak menemukan keringanan bagimu
karena kau masih mampu menggunakan air.” Maka laki-laki itu mandi, dan
meninggal dunia. Kemudian kami datang menemui Rasulullah, maka kami
memberitahu beliau mengenai laki-laki itu. Rasulullah bersabda:
45
Seseorang melakukan tayamum ‫لِّي‬:::‫ُص‬
َ ‫ ٍة َوي‬:::‫ْض‬َ ‫ ِّل فَ ِري‬:::‫م لِ ُك‬:ُ ‫َويَتَيَ َّم‬
hanya digunakan untuk satu shalat ‫بِتَيَ ُّم ٍم َوا ِح ٍد َما َشا َء ِمنَ النَّ َوافِ ِل‬
Fardhu79). Dan seseorang
diperbolehkan menggunakan satu
Tayamum untuk melakukan
beberapa shalat Sunnah.

KLASIFIKASI NAJIS

‫ ِه َأ ْن يَتَيَ َّم َم‬: ‫انَ يَ ْكفِي‬::‫ا َك‬::‫«قَتَلُوهُ قَتَلَهُ ْم هللاُ َأاَل َسَألُوا ِإ ْذ لَ ْم يَ ْعلَ ُموا فَِإنَّ َما ِشفَا ُء ْال ِع ِّي السَُّؤ ا ُل ِإنَّ َم‬
»‫ب جُرْ َحهُ ثُ َّم يَ ْم َس َح َعلَ ْي ِه َويَ ْغ ِس َل َساِئ َر َج َس ِد ِه‬ َ ‫ص‬ ِ ‫ص َر َأوْ يَ ْع‬ ِ ‫َويَ ْع‬
"Mereka telah membunuhnya, semoga Allah membunuh mereka. Tidakkah
mereka bertanya apabila mereka tidak mengetahui, karena obat dari
kebodohan adalah bertanya! Sesungguhnya cukuplah baginya untuk
bertayammum dan meneteskan air pada lukanya -atau mengikat lukanya-
kemudian mengusapnya dan membasuh seluruh tubuhnya yang lain."
79
) Imam Baihaqi dengan sanad Shahih (1/221) meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia
berkata: “Seseorang bertayamum untuk setiap shalat fardhu, meskipun ia tidak
hadats.”
46
(Fasal) Setiap benda cair yang َ :‫اِئ ٍع َخ‬::‫لُّ َم‬::‫ َو ُك‬:)‫ص^ ٌل‬
َ‫ر َج ِمن‬: ْ َ ‫(ف‬
keluar dari qubul dan dubur ‫ي‬َّ ِ‫ال َّسبِ ْيلَ ْينَ نَ ِجسٌ ِإاَّل ْال َمن‬
hukumnya najis80) kecuali mani81)

Membasuh semua kencing, dan ِ ‫ال َواَأْلرْ َوا‬


‫ث‬ ِ ‫َو َغ ْس ُل َج ِمي ِْع اَأْلب َْو‬
kotoran hukumnya wajib82) kecuali ‫بِ ِّي الَّ ِذي لَ ْم‬:‫الص‬
َّ ‫وْ َل‬::َ‫َوا ِجبٌ ِإالَّ ب‬
kencing bayi yang belum
ِّ‫رش‬:
َ :ِ‫ ُر ب‬:ُ‫طه‬ ْ َ‫ام فَِإنَّهُ ي‬: ِ :‫يَْأ ُك‬
ِ :‫ل الطَّ َع‬:
80
) Imam Bukhari (214) meriwayatkan dari Anas, ia berkata:
»‫ ِإ َذا تَبَ َّر َز لِ َحا َجتِ ِه َأتَ ْيتُهُ بِ َما ٍء فَيَ ْغ ِس ُل بِ ِه‬ ‫« َكانَ النَّبِ ُّي‬
"Apabila baginda Rasulullah buang hajat maka aku akan mendatang menemui
beliau dengan membawa air, sehingga beliau bisa membasuh.”
Maksud “buang hajat” adalah membuang air kecil atau air besar. Maksud
“bisa membasuh” adalah membasuh segala bekas kotoran yang keluar dari
dubur dan qubul.
Imam Bukhari (176) dan Imam Muslim (303) meriwayatkan dari Ali, ia
berkata: Aku adalah laki-laki yang sering keluar madzi, sedangkan aku malu
apabila bertanya langsung kepada Rasulullah, maka aku memerintahkan
Miqdad bin Aswad bertanya kepada beliau. Rasulullah menjawab: “(Apabila
keluar madzi), maka harus berwudhu’.” Dalam riwayat Imam Muslim: “Laki-
laki itu membasuh dzakarnya lalu berwudhu’.”
Imam Bukhari (155) meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata:
Rasulullah masuk ke dalam jamban. Lantas beliau memerintahkanku
mengambilkan 3 batu. Aku mendapatkan 2 batu, dan mencari batu ketiga tapi
tidak menemukannya. Aku kemudian mengambil kotoran dan membawanya.
Rasulullah mengambil dua batu, dan melempatkan kotoran itu seraya
bersabda: “Ini adalah najis.”
Maksud dari “Ini adalah najis” adalah kotoran hewan yang halal
dikonsumsi dagingnya.
Hadits-hadits di atas menjelaskan hukum najisnya perkara-perkara yang
disebutkan di dalamnya. Dikarenakan Rasulullah membasuh perkara-perkara
itu, atau perintah beliau untuk membasuhnya, atau menjelaskan kenajisannya.
Maka perkara yang keluar dari qubul dan dubur yang tidak disebutkan pada
hadits tersebut hukumnya diqiyaskan dengan jenis perkara yang disebutkan
tadi.
81
) Mani yang berasal dari manusia, semua hewan selain anjing dan babi.
Adapun dalil yang menjelaskan hukum air mani manusia adalah hadist
47
mengkonsumsi makanan. ‫ْال َما ِء َعلَ ْي ِه‬
Sesungguhnya air kencing bayi itu
bisa suci dengan memercikkan air
padanya83).
Beberapa najis tidak dima’fu َ‫ ْي ٍء ِمن‬:::::::::::::‫َواَل يُ ْعفَى ع َْن َش‬
(dimaafkan) kecuali dari darah yang ‫ َّد ِم‬::‫ي َْر ِمنَ ال‬::‫ت ِإالَّ ْاليَ َس‬ ِ ‫ا‬::‫اس‬ َ ‫النَّ َج‬
sedikit, hewan yang tidak memiliki
darah yang mengalir apabila hewan
‫ َع‬: َ‫اِئلَةٌ ِإ َذا َوق‬: ‫هُ َس‬: َ‫س ل‬ َ ‫ا اَل نَ ْف‬::‫َو َم‬
itu jatuh ke dalam wadah dan mati ‫ ِه فَِإنَّهُ اَل‬:::ْ‫اتَ فِي‬:::‫ا ِء َو َم‬:::َ‫في اِإْل ن‬
ِ
di dalamnya. Sesungguhnya hewan ُ‫يُنَجِّ ُسه‬
itu tidak menjadikan wadah tersebut

yang diriwayatkan Imam Muslim (288) dan lainnya, dari Sayyidah Aisyah, ia
berkata: “Aku menggosok bekas mani dari baju Rasulullah. Kemudian beliau
pergi dan shalat memakai baju itu.”
Apabila air mani itu najis, maka tidak cukup hanya dengan menggosoknya
saja.
Adapun mani selain manusia dikarenakan hukum asal semua hewan adalah
suci, maka hukum mani hewan menyerupai mani manusia. Sedangkan mani
anjing dan babi, dikarenakan keduanya memang najis.
82
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam
Muslim dan lainnya mengenai perintah Rasulullah dengan timba yang berisi
air pada salah satu tempat di Masjid yang dikencingi oleh laki-laki badui.
Simak catatan kaki nomer:1 halaman: 17, nomer: 2 halaman: 55.
83
) Imam Bukhari (221) Imam Muslim (227) dan lainnya, meriwayatkan dari
Ummi Qais binti Mikhshan: “Sesungguhnya ia datang bersama bayinya yang
belum mengkonsumsi makanan menemui Rasulullah. Lantas Rasulullah
mendudukan bayi itu ke dalam pangkuan beliau. Lalu bayi itu mengencingi
baju Rasulullah. Kemudian Rasulullah mengambil air, memercikkan air
tersebut dan tidak mencuci baju itu.”
Maksud “memercikan” adalah sekira percikan air tersebut rata pada tempat najis
dan menutupinya tanpa mengalirkan air itu.
48
najis84).
Semua hewan hukumnya suci85) ‫ب‬ َ ‫ا ِه ٌر ِإالَّ ْال َك ْل‬::َ‫ َوانُ ُكلُّهُ ط‬: َ‫َو ْال َحي‬
kecuali anjing, babi, dan hewan ْ‫ا َأو‬::‫ا تَ َولَّ َد ِم ْنهُ َم‬::‫ َر َو َم‬::ْ‫َو ْال ِخ ْن ِزي‬
yang dilahirkan dari keduanya atau ٌ‫ة‬:‫ا نَ ِج َس‬::َ‫ِم ْن َأ َح ِد ِه َما َو ْال َم ْيتَةُ ُكلُّه‬
dari salah satunya86). Semua bangkai
itu hukumnya najis, kecuali bangkai َّ ‫ك َو ْال َج َرا َد َواآْل َد ِم‬
‫ي‬ َ ‫ِإالَّ ال َّس َم‬
ikan, belalang, dan manusia87).

84
) Imam Bukhari (5445) dan lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah:
Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
‫فَا ًء َوفِي‬::‫َاح ْي ِه ِش‬ ْ َ‫الذبَابُ فِي ِإنَا ِء َأ َح ِد ُك ْم فَ ْليَ ْغ ِم ْسهُ ُكلَّهُ ثُ َّم لِي‬
َ ‫ط َرحْ هُ فَِإ َّن فِي َأ َح ِد َجن‬ ُّ ‫«ِإ َذا َوقَ َع‬
»‫اآْل َخ ِر دَا ًء‬
"Apabila seekor lalat hinggap di tempat minum salah seorang dari
kalian, hendaknya ia mencelupkannya ke dalam minuman tersebut, kemudian
membuangnya. Karena pada salah satu sayapnya terdapat obat dan pada
yang lainnya terdapat penyakit."
Pengambilan dalil dari hadits di atas adalah apabila lalat itu membuat wadah air
menjadi najis, maka Rasulullah tidak akan memerintahkan untuk
menenggelamkan lalat itu. Semua hewan yang tidak mengalir darahnya yang
memiliki arti sama dengan lalat hukumnya diqiyaskan dengan hukum lalat
tersebut.
85
) Maksudnya semua hewan badannya suci ketika masih hidup.
86
) Karena keduanya najis. Allah berfirman:
] 145 :‫{اَوْ لَحْ َم ِخ ْن ِزي ٍْر فَاِنَّهُ ِرجْ سٌ } [األنعام‬
“Atau daging babi karena itu kotor.” (QS. Al-An’am: 145)
Dan dikarenakan hadits yang menjelaskan perintah mensucikan wadah dari jilitan
anjing yang akan diterangkan nanti.
87
) Maksudnya semua bangkai hukumnya najis kecuali bangkai ikan, belalang,
dan manusia. Silahkan simak catatan kaki nomer: 4 halaman: 21.
Hadits yang menjelaskan kesucian bangkai ikan dan belalang adalah sabda
Rasulullah:
ْ َّ‫«ُأ ِحل‬
»‫ت لَنَا َم ْيتَتَا ِن‬
“Kami dihalalkan dua bangkai.”
Penjelasan hadits ini akan diuraikan pada bab “Kitab hewan buruan dan
kurban”.
49
Wadah yang terkena jilatan anjing ِ ‫ ْال َك ْل‬:‫غ‬
‫ب‬ ِ ْ‫و‬::ُ‫ا ُء ِم ْن ُول‬::َ‫َويُ ْغ َس ُل اِإْل ن‬
dan babi dibasuh 7 kali salah ‫ دَاه َُّن‬:ْ‫ت ِإح‬ٍ ‫ رَّا‬:‫ ْب َع َم‬:‫َو ْال ِخ ْن ِزي ِْر َس‬
satunya dicampur dengan debu88).
ِ ‫بِالتُّ َرا‬
‫ب‬
Dan untuk najis-najis selainnya ‫ت‬
ِ ‫ا‬:::‫اس‬ َ ‫اِئ ِر النَّ َج‬:::‫ ُل ِم ْن َس‬:::‫َويُ ْغ َس‬
cukup dibasuh satu kali saja sampai ‫ ُل‬::‫ض‬َ ‫ةُ َأ ْف‬::َ‫َم َّرةً تَْأتِي َعلَ ْي ِه َوالثَّالَث‬
mengenai benda yang terkena
najis89. Sedangkan membasuh
َ ‫ت ْالخَ ْم‬
‫هَا‬:::::‫رةُ بِنَ ْف ِس‬::::: ِ َ‫َوِإ َذا تَخَ لَّل‬
sampai 3 kali itu lebih utama. ‫ح َش ْي ٍء‬ ِ ْ‫ت بِطَر‬ ْ َ‫ت َوِإ ْن خَ لَّل‬ ْ ‫طَه َُر‬
Ketika arak berubah menjadi cuka ْ ‫فِ ْيهَا لَ ْم ت‬
ْ‫َطهُر‬
dengan sendirinya, maka hukumnya
suci90). Apabila berubah menjadi
88
) Imam Bukhari (170) dan Imam Muslim (279) meriwayatkan dari Abu
Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»‫ب ْال َك ْلبُ فِي ِإنَا ِء َأ َح ِد ُك ْم فَ ْليَ ْغ ِس ْلهُ َس ْبعًا‬
َ ‫«ِإ َذا َش ِر‬
"Apabila anjing menjilat wadah salah seorang dari kalian, maka cucilah
hingga tujuh kali."
Dalam riwayat Imam Muslim:
ِ ‫ت ُأواَل ه َُّن بِالتُّ َرا‬
»‫ب‬ ٍ ‫«طَهُو ُر ِإنَا ِء َأ َح ِد ُك ْم ِإ َذا َولَ َغ فِي ِه ْال َك ْلبُ َأ ْن يَ ْغ ِسلَهُ َس ْب َع َمرَّا‬
"Sucinya wadah kalian ketika dijilat oleh anjing adalah dengan mencucinya
tujuh kali, yang pertama dengan tanah."
Dalam riwayat Imam Daruqthni (1/65): “Salah satunya dengan debu.”
Hukum najis babi diqiyaskan dengan anjing karena babi lebih berat
daripada anjing. Sedangkan anggota badan selain mulut diqiyaskan dengan
mulut itu lebih utama. Hal ini sebagaimana jilatan anjing tersebut menujukkan
kenajisannya.
89
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar: “Pada mulanya
shalat itu sebanyak 50 kali, mandi jinabat sebanyak 7 kali, membasuh air
kencing sebanyak 7 kali. Rasulullah terus meminta (kepada Allah untuk
diberikan keringanan) sampai shalat dijadikan 5 kali, mandi dari jinabat 1 kali,
dan membasuh air kencing 1 kali.” (HR. Imam Abu Daud: 247) Ia tidak
menilai hadits ini dhaif. Hukum perkara selain air kencing diqiyaskan
dengannya.
90
) Sebab alasan kenajisan arak adalah memabukkan, dan itu telah hilang ketika
menjadi cuka.
50
cuka disebabkan kemasukan sesuatu
ke dalamnya, maka hukumnya tidak
suci91).

HUKUM HAIDL, NIFAS, DAN ISTIHADHOH


(Fasal) Darah yang keluar dari alat ِ ْ‫ر‬:::َ‫ ُر ُج ِمنَ ْالف‬:::‫ َويَ ْخ‬:)‫ص^^^ ٌل‬
‫ج‬ ْ َ ‫(ف‬
ِ ‫ َد ُّم ْال َحي‬: ‫ثَاَل ثَةُ ِد َما ٍء‬
kemaluan wanita ada 3, yaitu: 1)
ِ َ‫ْض َوالنِّف‬
‫اس‬

91
) Dikarenakan perkara yang dimasukkan ke dalam arak, akan menjadi najis
begitu menyentuhnya, dan tetap menjadi najis. Ketika arak berubah menjadi
cuka, sedangkan perkara itu masih berada di dalamnya, maka perkara itu
membuat cuka menjadi najis.
51
Haidl, 2) Nifas, 3) Istihadhah َ ‫َوااْل ِ ْستِ َحا‬
‫ض ِة‬
Haid adalah darah yang keluar dari ِ ‫ هُ َو ال َّد ُم ْالخ‬: ُ‫فَ ْال َحيْض‬
‫ار ُج ِم ْن‬::َ
kemaluan wanita dalam keadaan ِّ ‫بِي ِْل‬:‫ج ْال َمرْ َأ ِة َعلَى َس‬
‫ َح ِة‬:‫الص‬ ِ ْ‫فَر‬
sehat bukan sebab melahirkan92).
Warna darah Haidl itu kehitaman ِ :‫ب ْال‬
ُ‫ه‬: ُ‫واَل َد ِة َولَوْ ن‬: ِ َ‫ب‬: ‫ر َس‬: ِ :‫ِم ْن َغ ْي‬
merah, dan baunya menyengat93). ٌ ‫َأ ْس َو ٌد ُمحْ تَ ِد ٌم لَ َذا‬
‫ع‬

Nifas adalah darah yang keluar ‫ار ُج‬:::َ‫خ‬


ِ ‫ َّد ُم ْال‬:::‫ َو ال‬:::ُ‫ ه‬: ُ‫اس‬:::َ‫َوالنِّف‬
ِ ‫ب ْال‬
setelah melahirkan. Istihadhah :ُ‫ة‬:::‫اض‬ َ ‫واَل َد ِة َو ااْل ِ ْستِ َح‬::: َ ِ‫َعق‬
adalah darah yang keluar di selain ‫َأ‬ ْ َّ
‫ر ي َِّام‬: َ
ِ :‫في غ ْي‬ ِ ‫ار ُج‬: َ
ِ :‫د ُم الخ‬: ‫و ال‬: َ :ُ‫ه‬

92
) Imam Bukhari (290) dan Imam Muslim (1211) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah, ia berkata: “Kami keluar dan tidak ada tujuan selain untuk ibadah haji.
Ketika tiba di Sarif aku mengalami haid. Kemudian Rasulullah masuk
menemuiku sementara aku menangis. Beliau bersabda: "Apa yang terjadi
denganmu, Apakah kamu datang haid?" Aku jawab: "Ya." Rasulullah
bersabda:
ِ ‫ضي ْال َحاجُّ َغ ْي َر َأ ْن اَل تَطُوفِي بِ ْالبَ ْي‬
»‫ت‬ ِ ‫ضي َما يَ ْق‬ ِ ‫«ِإ َّن هَ َذا َأ ْم ٌر َكتَبَهُ هللاُ َعلَى بَنَا‬
ِ ‫ت آ َد َم فَا ْق‬
"Sesungguhnya ini adalah perkara yang telah Allah tetapkan bagi kaum
wanita dari anak cucu Adam. Lakukanlah apa yang dilakukan oleh orang-
orang yang haji, kecuali thawaf di Ka’bah." 
93
) Imam Abu Daud (286) dan lainnya meriwayatkan dari Fatimah binti Abi
Khubaisy: Sesungguhnya ia tengah haidl. Kemudian Rasulullah bersabda:
َّ ‫ ِكي ع َْن‬:‫ك فََأ ْم ِس‬
َ‫ان‬::‫ِإ َذا َك‬:َ‫اَل ِة ف‬:‫الص‬ َ :ِ‫انَ َذل‬::‫ِإ َذا َك‬:َ‫ض ِة فَِإنَّهُ َأ ْس َو ُد يُع َْرفُ ف‬َ ‫ِإ َذا َكانَ َد ُم ْال َح ْي‬ «
»‫ق‬ٌ ْ‫صلِّي فَِإنَّ َما ه َُو ِعر‬ َ ‫ضِئي َو‬ َّ ‫اآْل َخ ُر فَت ََو‬
“Apabila itu darah haidl, maka itu berwarna hitam sebagaimana yang
diketahui (oleh wanita). Apabila seperti itu, maka tinggalkanlah shalat.
Namun apabila darah itu lain, maka berwudhu’ dan kerjakanlah shalat,
karena itu hanyalah cucuran darah.”
52
hari-hari Haidl dan Nifas94). ِ َ‫ْض َوالنِّف‬
‫اس‬ ِ ‫ْال َحي‬
Minimal masa Haidl adalah satu ُ‫ ُره‬::َ‫ْض يَوْ ٌم َولَ ْيلَةٌ َوَأ ْكث‬
ِ ‫َوَأقَلُّ ْال َحي‬
hari satu malam. Masa maksimal ‫ت‬ٌّ :‫هُ ِس‬:ُ‫ا ً َوغالِب‬:‫خَ ْم َسةَ َع َشر يَوْ م‬
Haidl adalah 15 hari. Sedangkan
masa normal Haidl adalah 6 hari.
ٌ‫ة‬::َ‫اس لَحْ ظ‬:: ِ َ‫لُّ النِّف‬::َ‫ ْب ٌع َوَأق‬::‫َأوْ َس‬
Minimal masa Nifas adalah ُ‫ه‬:::ُ‫ا ً َوغَالِب‬:::‫تُّوْ نَ يَوْ م‬:::‫ ُرهُ ِس‬:::َ‫َوَأ ْكث‬
sebentar. Masa maksimal Nifas ً ‫َأرْ بَعُوْ نَ يَوْ ما‬

94
) Imam Bukhari (226) dan Imam Muslim (333) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah: Fatimah binti Abu Hubaisy datang menemui Rasulullah. Ia berkata:
"Wahai Rasulullah, saya tengah Istihadah dan tidak suci. Apakah saya boleh
meninggalkan shalat?" Rasulullah bersabda:
َ ‫ِإ َذا َذه‬: َ‫اَل ةَ ف‬: ‫الص‬
‫ ْد ُرهَا‬: َ‫َب ق‬ َ ‫ت ْال َح ْي‬
َّ ‫ضةُ فَا ْت ُر ِكي‬ ْ َ‫ض ِة فَِإ َذا َأ ْقبَل‬
َ ‫ْس بِ ْال َح ْي‬ َ ‫ق َولَي‬ٌ ْ‫ك ِعر‬ ِ ِ‫ِإنَّ َما َذل‬ «
»‫صلي‬ ِّ ِ ‫فَا ْغ ِسلِي َعن‬
َ ‫ك ال َّد َم َو‬ ْ
"Sesungguhnya itu adalah cucuran darah bukan darah haidl. Apabila haidlmu
datang, maka tingalkanlah shalat. Apabila kadar masanya telah hilang, maka
bersihkanlah darah darimu lalu shalatlah."
53
adalah 60 hari, dan masa normal
Nifas adalah 40 hari.
Minimal masa suci diantara dua ‫تَي ِْن‬:::‫ْض‬ َ ‫ر بَ ْينَ ْال َحي‬:::ْ
ِ ‫الطه‬ ُّ ُّ‫ل‬:::َ‫َوَأق‬
Haidl adalah 15 hari, dan tidak ada ‫ َّد‬:::‫ا ً َواَل َح‬:::‫ َر يَوْ م‬:::‫َش‬ َ ‫ةَ ع‬:::‫خَ ْم َس‬
batas maksimal masa suci diantara
‫ ِه‬: ‫لُّ زَ َم ٍن ت َِحيْضُ فِ ْي‬::َ‫ر ِه َوَأق‬: ِ :َ‫َأِل ْكث‬
dua Haidl. Perempuan Haidl itu
minimal berumur 9 tahun95). َ‫ْال َمرْ َأةُ تَ ْس ُع ِسنِ ْين‬
Minimal usia kehamilan adalah 6 ُ‫ ُره‬:َ‫ه ٍُر َوَأ ْكث‬:‫َوَأقَلُّ ْال َح ْم ِل ِستَّةُ َأ ْش‬
bulan, dan maksimal usia kehamilan ُ‫تَّة‬:‫ ِل ِس‬:‫لُّ ْال َح ْم‬::َ‫نِ ْينَ َو َأق‬:‫َأرْ بَ ُع ِس‬
adalah 4 tahun, dan usia kehamilan
َ‫نِ ْين‬:::‫ ُع ِس‬:::َ‫ َأرْ ب‬:‫ا‬:::َ‫ه ٍُر َوَأ ْكثَ ُره‬:::‫َأ ْش‬

95
) Semua kadar haidl, nifas, dan masa suci berasal dari penelitian, yakni
meneliti berbagai kejadian dan realita. Banyak kejadian-kejadian realita yang
telah membuktikan kebenaran penelitian ini.
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (311) dan lainnya dari
Sayyidah Ummi Salamah, ia berkata: “Wanita-wanita yang nifas pada zaman
Rasulullah adalah selama 40 hari.” Hadits ini diarahkan pada waktu normal
nifas, dan hadits ini tidak meniadakan bertambahnya waktu keluar darah nifas.
54
normal adalah 9 bulan96). ‫َوغَالِبُهُ تِ ْس َعةُ َأ ْشه ٍُر‬

Diharamkan sebab Haidl dan Nifas ُ‫اس ثَ َمانِيَّة‬


ِ َ‫ْض َوالنِّف‬ ِ ‫م بِ ْال َحي‬:ُ ‫َويَحْ ُر‬
melakukan 8 perkara, antara lain: 1) َّ ‫الَةُ َو‬::::‫لص‬
‫م‬:ُ ْ‫و‬::::‫الص‬ َّ َ‫ ا‬: ‫يَا َء‬::::‫َأ ْش‬
Shalat97), 2) Puasa98), 3) Membaca
‫ف‬ :ِ ‫َوقِ َرا َءةُ ْالقُرْ آ ِن َو َمسُّ ْال ُمصْ َح‬
Al-Qur’an99, 4) Menyentuh Mushaf
dan membawanya100), 5) Masuk ‫ ِج ِد‬:::::‫وْ ُل ْال َم ْس‬:::::‫هُ َو ُد ُخ‬:::::ُ‫َو َح ْمل‬

96
) Dalil yang menjelaskan masa minimum hamil adalah firman Allah:
] 15 :‫صلُهُ ثَ ٰلثُوْ نَ َش ْهرًا} [األحقاف‬
ٰ ِ‫{ َو َح ْملُهُ َوف‬
“Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan.”
(QS. Al-Ahqaf: 16)
Bersama Firman Allah:
] 14 :‫صالُهُ فِ ْي عَا َم ْي ِن} [لقمان‬
َ ِ‫ َّوف‬ {
“Dan menyapihnya dalam usia dua tahun.” (QS. Luqman: 14)
Apabila jumlah total masa mengandung dan menyapih adalah 30 bulan,
sedangkan masa menyapih pada 2 tahun, maka masa mengandung adalah 6
bulan. Sedangkan dalil masa normal dan maksimum mengandung berdasarkan
penelitian.
97
) Silahkan simak catatan kaki nomer: 2 halaman: 61, nomer: 1 halaman 63.
98
) Imam Bukhari (298) dan Imam Muslim (80) meriwayatkan dari Abu Sa’id:
Sesungguhnya Rasulullah bersabda mengenai wanita. Lantas beliau diberi
pertanyaan mengenai kurangnya agama mereka. Rasulullah bersabda:
ُ َ‫ص ِّل َولَ ْم ت‬
» ‫ص ْم‬ ْ ‫ض‬
َ ُ‫ت لَ ْم ت‬ َ ‫« َألَي‬
َ ‫ْس ِإ َذا َحا‬
“Dan bukankah seorang wanita apabila sedang haid dia tidak shalat dan puasa?"
Wanita yang haidl dan nifas hanya diwajibkan mengqadha’i puasa, dan tidak
diwajibkan mengqadha’ shalat.
Imam Bukhari (315) dan Imam Muslim (335), redaksi hadits menggunakan
riwayatnya, meriwayatkan dari Mu’adzah, ia berkata: Aku bertanya kepada
Sayyidah Aisyah. Aku berkata: “Bagaimana seorang wanita yang haidl hanya
mengqadha’i puasa dan tidak mengqadha’ shalat?” Sayyidah Aisyah berkata:
“Kami juga tertimpa hal itu saat bersama Rasulullah. Lantas beliau
memerintahkan kami untuk mengqadha’ puasa, dan tidak memerintahkan kami
mengqadha’ shalat.”
99
) Imam Ibnu Majah (596) meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata:
Rasulullah bersabda:
55
masjid101), 6) Thowaf102), 7) ُ ‫تِ ْمتَا‬: ‫ط ُء َوااْل ِ ْس‬
‫ع‬ ْ ‫و‬:َ :‫َوالطَّ َوافُ َو ْال‬
Bersetubuh103), 8) Bersenang- ‫بِ َما بَ ْينَ ال ُّس َّر ِة َوالرُّ ْكبَ ِة‬
senang dengan perkara yang terletak
diantara pusar dan lutut104).
Diharamkan bagi orang yang Junub ُ‫ة‬:::::‫ب خَ ْم َس‬ ِ ُ‫م َعلَى ْال ُجن‬:ُ ‫ ُر‬:::::ْ‫َويَح‬
melakukan 5 perkara, yaitu: 1) ‫رْ آ ِن‬::ُ‫ َرا َءةُ ْالق‬: ِ‫صالَةُ َوق‬
َّ ‫ اَل‬: ‫َأ ْشيَا َء‬
Shalat105),
ُ‫ه‬:::::::ُ‫ف َو َح ْمل‬ :ِ ‫ َح‬:::::::‫ص‬ ْ ‫َو َمسُّ ْال ُم‬
» ُ‫«اَل يَ ْق َرُأ ْالقُرْ آنَ ْال ُجنُبُ َواَل ْال َحاِئض‬
"Orang junub dan wanita haidl tidak boleh membaca Al Qur`an."
100
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 79 :‫{اَل يَ ُم ُّسهُ ِإالَّ ْال ُمطَهَّرُوْ نَ } [الواقعة‬
“Tidak mencetuhnya kecuali mereka yang disucikan.” (QS. Al-Waqi’ah: 79)
Dan sabda Rasulullah:
»ٌ‫«َأ ْن اَل يَ ُمسَّ ْالقُرْ اَنَ ِإالَّ طا َ ِهر‬
“Tidak ada yang boleh menyentuh Al-Qur’an kecuali orang yang suci.” (HR.
Imam Daruqthni: 1/121, Imam Malik dalam kitab Muwattho’: 1/199)
101
) Jika ia khawatir mengotori masjid (karena darahnya menetes). Apabila tidak,
maka ia hanya diharamkan berdiam lama dan mondar mandir di dalamnya,
bukan semata-mata karena masuk. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (232) dari Sayidah Aisyah dari Rasulullah
beliau bersabda:
‫ُُأ‬
ٍ ُ‫ض َو اَل لِ ُجن‬
»‫ب‬ ِ ‫«الَ ِحلُّ ْال َمس‬
ٍ ‫ْج َد لِ َحاِئ‬
“Aku tidak menghalalkan masjid bagi wanita haid dan orang yang junub.”
Hadits di atas diarahkan pada perkara yang telah diuraikan. Hall ini dikuatkan
dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (298) dan lainnya, dari
Sayyidah Aisyah, ia berkata: Rasulullah bersabda kepadaku: “Berikanlah
kepadaku sajadah dari masjid.” Kemudian aku berkata: “Sesungguhnya saya
sedang haid.” Beliau bersabda:
»‫ك‬
ِ ‫في يَ ِد‬
ِ ‫ت‬ْ ‫ك لَ ْي َس‬ َ ‫«ِإ َّن َحي‬
ِ َ‫ْضت‬
“Sesungguhnya haidmu tidak ada di tanganmu.”
Menurut riwayat Imam Nasa’i (1/147) dari Sayyidah Maimunah, ia berkata:
“Salah seorang dari kami berdiri di masjid dengan membawa sajadah,
kemudian membentangkannya, pada hal ia sedang haid.”
102
) Imam Hakim (1/459) dan ia katakana shahih, meriwayatkan dari Ibnu Abbas
56
2) Membaca Al-Qur’an, 3) ِ ‫في ْال َمس‬
‫ْج ِد‬ ِ ‫ْث‬ ُ ‫َوالطَّ َوافُ َو ْاللُب‬
Menyentuh dan Membawa Mushaf,
4) Thawaf, 5) Berdiam diri di dalam
masjid106)
Diharamkan bagi orang yang ُ‫ة‬:::َ‫ث ثَاَل ث‬ِ ‫ ِد‬:::ْ‫ ُر ُم َعلَى ْال ُمح‬:::ْ‫َويَح‬
memiliki hadats melakukan 3 ُّ‫اف َو َمس‬ :ُ ‫صالَةُ َو الطَّ َو‬ َّ ‫ اَل‬:‫َأ ْشيَا َء‬
perkara, yaitu: 1) Shalat, 2) Thawaf, ُ ْ :ِ ‫ال ُمصْ َح‬
ُ‫ف َو َح ْمله‬
ia berkata: Rasulullah bersabda:
َّ‫ ِه فَالَ يَتَ َكلَّ ْم ِإال‬:‫ فَ َم ْن تَ َكلَّ َم فِي‬،‫ ِه‬:‫ونَ فِي‬::‫ ِإالَّ َأنَّ ُك ْم تَتَ َكلَّ ُم‬، ‫الَ ِة‬:‫الص‬
َّ ‫ ُل‬:‫ت ِم ْث‬
ِ ‫البَ ْي‬::ِ‫« ِإ َّن الطَّ َوافَ ب‬
»‫بِ َخي ٍْر‬
“Sesungguhnya thawaf di baitullah itu seperti shalat, kecuali dalam thawaf
kamu diperbolehkan berbicara, barang siapa yang berbicara, janganlah
berbicara kecuali pembicaraan yang baik.” Dan simak catatan kaki nomer: 1
halaman 59.
103
) Berdasarkan firman Allah:
ْ َ‫وْ ه َُّن َح ٰتّى ي‬::ُ‫ْض َواَل تَ ْق َرب‬
‫ْأتُوْ ه َُّن ِم ْن‬: َ‫ا ِ َذا تَطَهَّرْ نَ ف‬: َ‫رْ نَ ف‬::ُ‫طه‬ ِ ‫ا َء فِى ْال َم ِحي‬: ‫ا ْعت َِزلُوا النِّ َس‬::َ‫{ ف‬
ْ
]11 :‫ْث اَ َم َر ُك ُم هللاُ اِ َّن هللاَ يُ ِحبُّ التَّوَّابِ ْينَ َويُ ِحبُّ ال ُمتَطَه ِِّر ْينَ } [األنفال‬ ُ ‫َحي‬
“Jauhilah olehmu isteri yang sedang haid, dan janganlah kamu setubuhi dia
sampai dia suci, apabila dia sudah bersuci, maka datangilah sesuai dengan
perintah Allah, sesungguhnya Allah amat menyukai orang-orang yang
bertaubat dan orang-orang yang suci” (QS. Al-Baqoroh: 222).
104
) Imam Abu Daud (212) meriwayatkan dari Abdullah bin Sa’id bahwasanya
dia bertanya kepada Rasulullah: “Apa saja yang halal bagiku dari isteriku yang
sedang haidl?” Rasulullah bersabda:
ِ َ‫ق اِإْل ز‬
»‫ار‬ َ َ‫«ل‬
َ ْ‫ك َما فَو‬
“Halal bagimu apa-apa yang di atas izar.”
Maksud “Izar” adalah pakaian yang menutup bagian tengah badan, yakni antara
pusar dengan lutut pada umumnya. 
Tanbih: Ulama sepakat, bahwa nifas disamakan dengan haid, dalam semua
yang dihalalkan atau diharamkan, yang dimakruhkan dan yang disunnatkan.
105
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
‫ارى َح ٰتّى تَ ْعلَ ُموْ ا َما تَقُوْ لُوْ نَ َواَل ُجنُبًا اِاَّل عَابِ ِريْ َسبِي ٍْل َح ٰتّى‬
ٰ ‫{اَل تَ ْق َربُوا الص َّٰلوةَ َواَ ْنتُ ْم ُس َك‬
] 43 :‫اء‬::::::::::::::::::::::::::::::::‫لُوْ ا} [النس‬::::::::::::::::::::::::::::::::‫تَ ْغت َِس‬
“Janganlah kamu mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai
kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid
57
3) Menyentuh dan membawa
Mushaf107).

ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja.” (QS.
An-Nisa: 43) 
Maksud dari “sholat” adalah tempat-tempat Sholat. Karena melewati itu
pasti tidak dalam keadaan sedang sholat. Sedangkan firman Allah di atas
adalah larangan bagi orang Junub untuk mendirikan sholat adalah lebih utama.
Imam Muslin (224) dan lainnya, meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia
berkata: “Sesungguhnya Aku mendengar Rasulullah bersabda:
»‫وْ ٍر‬::::::::::::::::::::::ُ‫ر طَه‬::::::::::::::::::::::ْ
ِ َّ ‫ ُل‬::::::::::::::::::::::َ‫«الَ تُ ْقب‬
‫الَةُ بِ َغي‬::::::::::::::::::::::‫الص‬
“Sholat tidak diterima selain dalam keadaan suci.”
Hadits ini mencangkup suci dari hadats dan junub. Disamping itu hadits ini juga
menunjukkan keharaman sholat dalam dua keadaan tersebut.
106
) Silahkan simak catatan kaki nomer:1 halaman: 64, nomer: 1, 2, halaman: 65,
nomer: 3, halaman: 63, nomer: 1 halaman: 66.
107
) Imam Bukhari (6553) dan Imam Muslim (225) meriwayatakan dari Abu
Hurairah, dari Rasulullah, beliau bersabda:
»‫ضَأ‬ َ ‫صاَل ةَ َأ َح ِد ُك ْم ِإ َذا َأحْ د‬
َّ ‫َث َحتَّى يَتَ َو‬ َ ُ‫«الَ يَ ْقبَ ُل هللا‬
“Allah tidak menerima sholat seseorang diantara kalian apabila berhadats,
sampai ia berwudhu.”
Simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 64, nomer: 1 halaman: 66.
58
‫صالَ ِة‬
َّ ‫َاب ال‬
ُ ‫ ِكت‬
Kitab Shalat

Waktu-waktu Shalat
Shalat yang difardukan itu ada 5108), : ٌ‫ةُ خَ ْمس‬:::::‫ض‬ َ ْ‫اَل ةُ ْال َم ْفرُو‬:::::‫الص‬
َّ
antara lain: 1) Dzuhur: Permulaan ‫ َز َوا ُل‬:‫ا‬:::::َ‫ َوَأ َّو ُل َو ْقتِه‬:ُ‫ر‬:::::ْ‫الظه‬ُّ
waktu shalat Dzuhur adalah َّ
tergelincirnya matahari109). Akhir
ُّ‫ ل‬:‫ار ِظ‬
َ :‫ص‬ َ ‫ ُرهُ ِإ َذا‬:‫آخ‬ ِ ‫س َو‬ِ ‫ ْم‬: ‫الش‬

108
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya sholat 5 waktu adalah:
 Al-Qur’an, diantaranya adalah firman Allah:
ْ ‫اِ َّن الص َّٰلوةَ َكان‬ {
] 103 :‫َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِك ٰتبًا َّموْ قُوْ تًا} [النساء‬
“Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 103)
 Hadits, diantaranya adalah hadits Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari (8), Imam Muslim (16) dan lainnya: Rasulullah bersabda:
ِ َ‫ َو ِإق‬، ِ‫وْ ُل هللا‬::‫هَ ِإاَّل هللاُ َو َأ َّن ُم َح َّمدًا َر ُس‬::‫هَا َد ِة َأ ْن اَل ِإل‬::‫ َش‬: ‫س‬
‫ام‬:: ٍ ‫اَل ُم َعلَى َخ ْم‬::‫«بُنِ َي اِإْل ْس‬
» َ‫ضان‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫م‬ ْ‫و‬
َ َ َ ِ َ َ ِ َ ‫ص‬ ‫و‬ ، ‫ت‬ ْ
‫ي‬ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ج‬ِّ َ َ ، ‫ َو ِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة‬، ‫صاَل ِة‬
‫ح‬ ‫و‬ َّ ‫ال‬
"Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan
Ramadhan.”
Dalam hadits yang mengisahkan peristiwa Isra’ disebutkan:
َ :َ‫ْت َربِّي فَق‬
‫ونَ اَل‬:‫ال ِه َي َخ ْمسٌ َو ِه َي خَ ْم ُس‬: َ َ‫ض هللاُ َعلَى ُأ َّمتِي َخ ْم ِسين‬
ُ ‫ فَ َرا َجع‬... ً‫صاَل ة‬ َ ‫فَ َر‬
‫ي‬َّ ‫يُبَ َّد ُل ْالقَوْ ُل لَ َد‬
“Allah mewajibkan kepada umatku lima puluh shalat
… Maka akupun kembali menghadap Tuhanku, maka Allah berfirman: 'Lima
waktu dan itu sama dengan lima puluh; keputusan-Ku tidak dapat dirubah.”
Maksud dari “'Lima waktu dan itu sama dengan lima puluh” adalah lima
waktu pekerjaan sholat sama dengan pahala lima puluh sholat.
109
) Hadits yang mengumpulkan waktu-waktu lima sholat wajib adalah hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (613) dan lainnya, dari Abu Hurairah,
dari Rasulullah: Suatu ketika, ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah
59
waktu shalat Dzuhur adalah ketika ِ ‫ُك ِّل َش ْي ٍء ِم ْثلَهُ بَ ْع َد ال َّز َو‬
‫ال‬
bayang-bayang suatu benda
menyamai panjang benda tersebut
setelah bayang-bayang saat
tergelincirnya matahari110).
2) Ashar: Permulaan waktu shalat ُ‫ا َدة‬::َ‫ا ال ِّزي‬::َ‫ َوَأ َّو ُل َو ْقتِه‬: ‫ ُر‬: ‫ص‬
ْ ‫َو ْال َع‬
ِ ُ‫ ُره‬:::‫ ِل َوآ ِخ‬:::‫ ِّل ْال ِم ْث‬:::‫َعلَى ِظ‬
asar yaitu ketika bayangan suatu ‫في‬
benda melebihi panjang benda
:ِ ‫ ِّل ْال ِم ْثلَي ِْن َو‬::‫ار ِإلَى ِظ‬::
‫في‬ :ِ َ‫ااْل ِ ْختِي‬
tersebut111). Akhir waktu shalat
mengenai waktu-waktu sholat, namun beliau sama sekali tidak menjawab
pertanyaan laki-laki itu.
Abu Hurairah berkata: “Rasulullah kemudian mendirikan shalat Subuh
ketika fajar baru merekah, sementara orang-orang belum bisa mengenal antara
satu dengan yang lain (karena keadaan yang masih gelap). Lantas beliau
memerintahkan (untuk mendirikan shalat shubuh). Setelah itu beliau
mendirikan shalat zhuhur ketika matahari tergelincir. Seseorang berkata:
"Siang telah berlalu separuhnya." Padahal beliau adalah orang yang
mengetahui diantara mereka.
Kemudian Rasulullah memerintahkan mendirikan shalat, lalu beliau
mendirikan shalat Ashar saat matahari masih tinggi. Lantas beliau
memerintahkan mendirikan shalat maghrib ketika matahari tenggelam. Setelah
itu, beliau memerintahkan mendirikan shalat isya`, yaitu ketika mega merah
telah hilang.
Keesokan harinya, beliau mengakhirkan shalat fajar, seusai shalat
(Subuh), seseorang berkata; 'Matahari telah terbit atau hampir terbit.” Setelah
itu beliau mengakhirkan shalat Dhuhur hingga mendekati waktu 'Ashar seperti
waktu kemarin. Lantas beliau mengakhirkan shalat Ashar hingga beliau
menyelesaikannya. Lantas seseorang berkata: "Matahari telah memerah."
Lalu Rasulullah mengakhirkan shalat Maghrib hingga mega merah
menghilang. Kemudian beliau mengakhirkan shalat Isya` hingga sepertiga
malam pertama berlalu. Di pagi hari, beliau memanggil laki-laki yang
bertanya, lalu beliau bersabda:
ُ ‫« ْال َو ْق‬
» ‫ت بَ ْينَ هَ َذ ْي ِن‬
“Waktu-waktu shalat ada diantara dua waktu ini."
Di samping itu pada masalah ini terdapat beberapa hadits yang
menjelaskan perkara-perkara yang masih global, atau menambahkan
keterangan seperti yang akan kita saksikan.
110
) Bayang-bayang yang muncul ketika diketahui matahari telah tergelincir.
60
Ashar pada waktu Ikhtiyar112) yaitu ِ ‫ب ال َّش ْم‬
‫س‬ ِ ‫ْال َج َو‬
ِ ْ‫از ِإلَى ُغرُو‬
sampai bayangan suatu benda dua
kali lebih panjang dari benda
tersebut, pada waktu Jawaz yaitu,
sampai matahari terbenam113).
3) Maghrib: Waktu shalat Maghrib َ :ُ‫ ٌد َوه‬:‫ا َوا ِح‬::َ‫ َو َو ْقتُه‬: ُ‫رب‬:
‫و‬: ِ :‫َو ْال َم ْغ‬
ِ ‫د‬::‫س َوبِ ِم ْق‬
itu ada satu, yaitu terbenamnya ‫ا‬::‫َار َم‬ َّ ُ‫ رُوْ ب‬::‫ُغ‬
matahari dengan kadar seseorang
ِ ‫ ْم‬::‫الش‬
َ‫وْ َرة‬::‫ر ْال َع‬:ُ ُ‫ت‬:‫ُأ َويَ ْس‬:‫ض‬
َّ ‫َؤ ِّذنُ َويَت ََو‬::ُ‫ي‬
melakukan adzan, wudlu,
mengiqomahi shalat, dan shalat lima ‫س‬ َ ‫ َخ ْم‬:‫لِّى‬:::‫ُص‬ َ ‫اَل ةَ َوي‬:::‫الص‬َّ ‫َويُقِ ْي ُم‬
rakaat114). ٍ ‫َر َك َعا‬
‫ت‬
111
) Yakni dengan bertambahnya bayang-bayang sedikit saja, maka waktu sholat
Ashar sudah diketahui.
112
) Maksudnya waktu yang dipilih oleh seseorang untuk tidak mengakhirkan
sholat.
113
) Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (553) dan Imam Muslim (608),
dari Abu Hurairoh: Bahwasanya Rasulullah bersabda:
َ ‫ب َْح َو َم ْن َأ ْد َر‬: ‫الص‬
ً‫ ة‬:‫ك َر ْك َع‬ ُّ ‫ك‬ ْ ‫« َم ْن َأ ْد َركَ ِم ْن الصُّ بْح َر ْك َعةً قَب َْل َأ ْن ت‬
َ ‫ ْد َأ ْد َر‬: َ‫َطلُ َع ال َّش ْمسُ فَق‬ ِ
»‫ُب ال َّش ْمسُ فَقَ ْد َأ ْد َركَ ْال َعصْ َر‬ َ ‫ِم ْن ْال َعصْ ِر قَ ْب َل َأ ْن تَ ْغر‬
“Barang siapa yang mendapatkan satu roka’at shalat shubuh sebelum
terbitnya matahari, maka ia telah mendapatkan shalat shubuh. Barang siapa
yang mendapatkan satu roka’at shalat Ashar sebelum matahari terbenam,
berarti ia mendapatkan sholat Ashar.”
114
) Keterangan ini adalah Madzhab Jadid Imam Syafi’i. Dalilnya adalah hadits
Jibril yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (393), Imam Tirmidzi (149)
dan lainnya, dari Ibnu Abbas. Dalam hadits tersebut dikatakan bahwasannya
malaikat Jibril melaksanakan Sholat maghrib bersama Rasulullah dalam dua
hari berturut-turut saat orang berbuka puasa. Yakni dalam satu waktu yang
sama, maksudnya setelah matahari terbenam.
Sedangkan menurut Madzhab Qadim waktu sholat menjadi Panjang
sampai mega yang berwarna merah hilang. Imam-imam Madzhab lantas
mengukuhkan pendapat ini karena kuatnya dalil-dalilnya. Seperti hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim (simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 71)
yang terjadi di Madinah. Hadits ini lebih kuat daripada hadits Jibril yang
terjadi di kota Makkah. Dikarenakan perkara yang ditetapkan adalah yang
terjadi pada waktu akhir.
61
4) Isya: Permulaan waktu shalat َ :‫ ِإ َذا َغ‬:‫ َوَأ َّو ُل َو ْقتِهَا‬: ‫َو ْال ِع َشا ُء‬
‫اب‬:
Isya yaitu ketika hilangnya mega ‫في‬
ِ ُ‫ ُره‬::::‫آخ‬ ِ ‫ ُر َو‬::::‫ق اَأْلحْ َم‬ َّ
ُ َ‫ف‬::::‫الش‬
berwarna merah. Akhir waktu shalat
Isya pada waktu Ikhtiyar itu sampai ِ ‫ ِل َو‬::::ْ‫ث ْاللَي‬
‫في‬ ِ ُ‫ار ِإلِى ثُل‬::::
:ِ َ‫ااْل ِ ْختِي‬
1/3 malam dan pada waktu Jawaz ‫ع ْالفَجْ ِر الثَّانِي‬ ِ ْ‫از ِإلَى طُلُو‬ ِ ‫ْال َج َو‬
sampai terbitnya fajar yang
kedua115).

Dalam hadits tersebut dijelaskan: “Lantas Rasulullah mengakhirkan


sholat magrib saat mega merah menghilang”. Dan telah diriwayatkan bahwa
Rasulullah bersabda:
»ُ‫ب ال َّشفَق‬ ِ ‫صاَل ِة ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫ب َما لَ ْم يَ ِغ‬ ُ ‫« َو ْق‬
َ ‫ت‬
“Waktu sholat maghrib selama belum hilangnya mega merah.”
(HR. Imam Muslim: 612).
115
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (681) dan
lainnya, dari Abu Qotadah bahwasanya Rasulullah bersabda:
ُ ‫اَل ةَ َحتَّى يَ ِجي َء َو ْق‬: ‫الص‬
‫ت‬ َ ‫طُ َعلَى َم ْن لَ ْم ي‬: ‫ْس فِي النَّوْ ِم تَ ْف ِريطٌ ِإنَّ َما التَّ ْف ِري‬
َّ ‫ ِّل‬: ‫ُص‬ َ ‫«َأ َما ِإنَّهُ لَي‬
»‫صاَل ِة اُأْل ْخ َرى‬
َّ ‫ال‬
“Ketahuilah, bahwa di dalam tidur tidak ada yang dinamakan sembrono,
sesungguhnya kesembronoan itu adalah bagi orang yang tidak melaksanakan
sholat sampai dengan datangnya waktu sholat berikutnya.”
Hadits ini menunjukkan bahwa waktu sholat tidak keluar selain dengan masuknya
sholat berikutnya. Waktu sholat Subuh dikecualikan dari dalil keumuman
hadits ini berdasarkan dalil (yang bisa disimak pada catatan kaki nomer: 1
halaman: 71, nomer: 2 halaman: 73) Sedangkan sholat yang lain tetap
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh dalil.
Fajar kedua adalah terpancarnya cahaya melintang di cakrawala angkasa
yang diikuti dengan makin terangnya cahaya. Berbeda dengan fajar awal,
sesungguhnya fajar awal itu terbit memanjang ke atas seperti ekor serigala,
kemudian gelap lagi.
62
5) Subuh: Permulaan waktu shalat ُ ْ‫و‬::ُ‫ا طُل‬::َ‫ َوَأ َّو ُل َو ْقتِه‬: ‫ ْب ُح‬::‫الص‬
‫ع‬ ُّ ‫َو‬
ِ ُ‫ ُره‬:::::::‫ ِر الثانِي َوآ ِخ‬:::::::ْ‫ْالفَج‬
َّ
subuh adalah terbitnya fajar yang ‫في‬
kedua. Akhir waktu shalat subuh
pada waktu Ikhtiyar adalah sampai
‫في‬ِ ‫ار َو‬ِ َ‫ف‬:::::‫ار ِإلَى ااْل ِ ْس‬:::::
ِ َ‫ااْل ِ ْختِي‬
terlihat agak terang, dan pada waktu ِ ‫ع ال َّش ْم‬
‫س‬ ِ ْ‫از ِإلَى طُلُو‬ ِ ‫ْال َج َو‬
Jawaz sampai terbitnya matahari116).

SYARAT WAJIB SHALAT


(Fasal) Syarat wajib shalat ada 3, ‫ب‬ِ ْ‫و‬::::ُ‫ ُوج‬:ُ‫ َراِئط‬::::‫ َو َش‬:)‫ص^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
yaitu: 1) Islam, 2) Baligh, 3) ‫اَل ُم‬:‫ اِإْل ْس‬: ‫ياء‬:‫ةُ َأ ْش‬:َ‫اَل ِة ثَاَل ث‬:‫الص‬َّ
Berakal, yakni batasan ْ
‫ ُّد‬:::‫و َح‬:::ُ ْ
َ ‫ ُل َوه‬:::‫غ َوال َعق‬ :ُ ْ‫و‬:::‫َو ْالبُل‬
ُ
diwajibkannya melakukan
kewajiban syari’at117). ِ ‫التَّ ْكلِي‬
‫ْف‬

116
) Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 71, nomer: 2 halaman: 73.
117
) Ketika ketiga syarat itu telah terkumpul, maka ditemukan taklif (kewajiban)
dengan sholat dan lain-lainnya dari hukum Furu’ syari’at lainnya. Namun
apabila tiga syarat ini tidak kumpul, maka tidak ada taklif.
Dalil yang menjelaskan tentang disyaratkannya Islam adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (1331) dan Imam Muslim (19) dari Ibnu
Abbas: Sesungguhnya Rasulullah mengutus Muadz ke Yaman. Rasulullah
bersabda:
‫«فَقَا َل ا ْد ُعهُ ْم ِإلَى َشهَا َد ِة َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوَأنِّي َرسُو ُل هللاِ فَِإ ْن هُ ْم َأطَاعُوا لِ َذلِكَ فََأ ْعلِ ْمهُ ْم‬
»‫ت فِي ُك ِّل يَوْ ٍم َولَ ْيلَ ٍة‬
ٍ ‫صلَ َوا‬
َ ‫س‬ َ ‫ض َعلَ ْي ِه ْم خَ ْم‬َ ‫َأ َّن هَّللا َ قَ ْد ا ْفت ََر‬
“Ajaklah mereka untuk mengucapkan syahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan aku adalah utusan Allah, apabila mereka taat yang demikian itu,
maka beritahukan kepada mereka, bahwa Allah menfardhukan kepada mereka
lima kali sholat setiap sehari semalam”.
Dalil yang menjelaskan disyaratkannya berakal dan baligh, adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (4403) dan lainnya, dari Ali, dari
Rasulullah:
ِ ُ‫صبِ ِّي َحتَّى يَحْ تَلِ َم َوع َْن ْال َمجْ ن‬
‫ون‬ َّ ‫« ُرفِ َع ْالقَلَ ُم ع َْن ثَاَل ثَ ٍة ع َْن النَّاِئ ِم َحتَّى يَ ْستَ ْيقِظَ َوع َْن ال‬
» ‫َحتَّى يَ ْعقِ َل‬
“Diangkat pena dari tiga orang: orang yang tidur sampai ia bangun, dari
anak-anak sampai ia bermimpi (baligh), dan dari orang gila sampai ia berakal
kembali”
63
Shalat yang disunahkan118) ada 5, : ٌ‫َات خَ ْمس‬ ُ ‫نُوْ ن‬::‫ات ْال َم ْس‬:ُ ‫صلَ َو‬
َّ ‫َوال‬
yaitu: 1) Shalat dua hari raya, (Idul َ ‫اْل‬
ِ ‫ان َوا ِ ْس ِت ْسق‬
‫اء‬ َ ُ ْ
ِ ‫َان َوالكسُوْ ف‬ ِ ‫ْال ِع ْيد‬
Ftiri dan Adha), 2) Shalat gerhana
matahari dan bulan, 3) Shalat
Istisqo’,
Shalat sunah yang mengikuti shalat ‫ ْب َع‬:‫ض َس‬ ِ ‫ َراِئ‬:َ‫ ةُ لِ ْلف‬:‫نَنُ التَّابِ َع‬:‫الس‬
ُّ ‫َو‬
fardlu ada 17 rakaat, yaitu: 2 rakaat َ ْ ْ ً
‫ ِر‬::ْ‫ا الفج‬::َ‫ َرك َعت‬:‫ ة‬::‫ َرة َرك َع‬::‫َش‬ْ َ ْ ‫ع‬
sebelum Subuh119), 4 rakaat sebelum ُّ ‫ َل‬::ْ‫ ٌع قَب‬::َ‫َوَأرْ ب‬
Dzuhur120) 2 rakaat setelah Dzuhur, ِ ‫ر َو َر ْك َعت‬::ْ
‫ان‬::َ ِ ‫الظه‬
‫َان‬ِ ‫بَ ْع َدهُ َوَأرْ بَ ٌع َقب َْل ْال َعصْ ِر َو َر ْك َعت‬
118
) Maksudnya Sunnah Muakkad yang lebih ditekankan daripada sunnah
lainnya. Karena indepensi sholat tersebut dan dianjurkannya dilaksanakan
dengan berjama’ah. Sholat-sholat ini akan dijelaskan secara terperinci dalam
bab-bab masing-masing. Insya Allah.
119
) Imam Bukhari (1116) dan Imam Muslim (724), meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah, ia berkata:
‫ َعلَى َش ْي ٍء ِم ْن النَّ َوافِ ِل َأ َش َّد ِم ْنهُ تَ َعاهُدًا َعلَى َر ْك َعت َْي ْالفَجْ ِر‬ ‫لَ ْم يَ ُك ْن النَّبِ ُّي‬
“Rasulullah tidak melakukan sunnat yang paling lebih diperhatikan
dibandingkan dengan sholat dua roka’at fajar (sebelum shubuh).”
120
) Imam Bukhari (1127) meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah:
»‫الظه ِْر َو َر ْك َعتَي ِْن قَ ْب َل ْال َغدَا ِة‬
ُّ ‫ع َأرْ بَعًا قَ ْب َل‬
ُ ‫« َكانَ اَل يَ َد‬
“Rasulullah tidak pernah meninggalkan empat raka’at sebelum Dhuhur, dan
dua rakaat sebelum shalat Shubuh.”
 Dari riwayat Muslim (730):
َ ‫اس ثُ َّم يَ ْد ُخ ُل فَي‬
‫ُصلِّي‬ َ ‫الظه ِْر َأرْ بَعًا ثُ َّم يَ ْخ ُر ُج فَي‬
ِ َّ‫ُصلِّي بِالن‬ ُّ ‫صلِّي فِي بَ ْيتِي قَ ْب َل‬
َ ُ‫« َكانَ ي‬
» ‫َر ْك َعتَ ْي ِن‬
“Rasulullah shalat di rumahku sebelum Dhuhur empat rakaat, kemudian
beliau keluar untuk sholat berjama’ah bersama orang-orang. Lalu beliau
masuk ke rumah lagi dan shalat dua rakaat.”
Seseorang juga diperbolehkan menambahkan dua rakaat setelahnya,
berdasarkan hadits yang diriwayatkan lima imam hadits dan dishahihkan oleh
Imam Tirmidzi (427-428), dari Sayyidah Ummi Habibah. Ia berkata: Saya
mendengar Rasulullah bersabda: 
ُّ ‫ت قَ ْب َل‬
ِ َّ‫ َح َّر َمهُ هللاُ َعلَى الن‬،‫ َوأرْ بَ ٍع بَ ْع َدهَا‬،‫الظه ِْر‬
» ‫ار‬ ٍ ‫صلَّى َأرْ بَ َع َر َك َعا‬
َ ‫« َم ْن‬

“Barang siapa yang sholat empat rakaat sebelum Dhuhur dan empat rakaat
64
4 rakaat sebelum Ashar121), dan 2 ِ ‫َبعْ َد ْال َم ْغ ِر‬
‫ب‬
rakaat setelah Maghrib122)
3 rakaat setelah Isya yang mana ِ ‫ر بِ َو‬:ُ ِ‫ث بَ ْع َد ْال ِع َشا ِء يُوْ ت‬
‫اح َد ٍة‬ ٌ ‫َوثَاَل‬
seseorang menjalankan shalat Witir : ‫َات‬ ٌ ‫ل ُمَؤ َّكد‬:َ :::ِ‫ث نَ َواف‬ ُ ‫ِم ْنه َُّن َوثَاَل‬
dengan satu rakaat dari tiga rakaat
tersebut123). Dan 3 Shalat Sunnah
‫ َحى‬: ‫الض‬ ُّ ُ‫اَل ة‬: ‫ص‬ َ ‫ ِل َو‬: ‫اَل ةُ ْاللَ ْي‬: ‫ص‬ َ
Muakkad124), yaitu: 1) Shalat ‫ْح‬
ِ ِ َ ‫َو‬
‫ي‬ ‫او‬‫ر‬ َّ ‫ت‬‫ال‬

sesudahnya, maka Allah mengharamkannya dari api neraka”. 


Sholat Jum’at itu sama seperti sholat Dhuhur dari keterangan yang lalu,
karena sholat Jum’at adalah penggantinya dan dikarenakan hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim (881) dari Abu Hurairah, ia berkata:
Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»‫صلِّ بَ ْع َدهَا َأرْ بَعًا‬
َ ُ‫صلَّى َأ َح ُد ُك ُم ْال ُج ُم َعةَ فَ ْلي‬
َ ‫«ِإ َذا‬
“Apabila salah seorang dari kalian mendirikan shalat Jum’ah, maka
hendaklah ia shalat empat raka’at sesudahnya.”
Imam Tirmidzi (523) meriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud melakukan
shalat sebelum sholat Jum’ah empat raka’at dan sesudahnya empat raka’at.
Jelasnya hal itu adalah tauqifi, artinya ia mengetahuinya dari perbuatan
Rasulullah.
121
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (430) dan
Ia hasankan, dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Rasululullah bersabda:
»‫صلَّى قَ ْب َل ْال َعصْ ِر َأرْ بَعًا‬
َ ً‫« َر ِح َم هللاُ ِإ ْم َرءا‬
“Allah memberikan rahmat kepada seseorang yang melakukan shalat 4 rakaat
sebelum shalat Ahsar.”
Seseorang yang melaksakan sholat tersebut dengan dua rakaat, dua
rakaat. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi
(425) dan lainnya dari Ali:
» ‫ص ُل بَ ْينَه َُّن بِالتَّ ْسلِ ِيم‬ ٍ ‫ُصلِّي قَ ْب َل ْال َعصْ ِر َأرْ بَ َع َر َك َعا‬
ِ ‫ت يَ ْف‬ َ ‫ ي‬ ‫« َكانَ النَّبِ ُّي‬
“Rasulullah melaksanakn sholat sebelum Ashar empat raka’at dipisahkan
dengan salam.”
122
) Imam Bukhari (1126) dan Muslim (729) meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia
berkata: “Saya hafal sepuluh rakaat yang dilaksanakan oleh Rasulullah: dua
rakaat sebelum Dhuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah
Maghrin di rumah beliau, dua rakaat sesudah Isya’ di rumah beliau, dan dua
rakaat sebelum Shubuh. Itu merupakan waktu dimana beliau tidak menerima
tamu.
65
malam125), 2) Shalat Dhuha126), 3)
Shalat Tarawih127)

Kesepuluh rakaat yang disebutkan di atas hukumnya lebih Muakkad


daripada lainnya. Dan dalil-dalil yang menjelaskan disunnahkannya sholat-
sholat lainnya adalah dalil lain yang telah disebutkan.
Disunnahkan melaksanakan dua rakaat yang ringan sebelum mendirikan
shalat Maghrib. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari (599) dan Imam Muslim (837), dari Anas ia berkata: “Kami tengah
berada di Madinah. Saat muadzin selesai adzan sholat Maghrib, orang-orang
bergegas ke tiang masjid. Mereka kemudian sholat dua rakaat, sampai seorang
pengelana menduga bahwa sholat maghrib sudah dimulai, sebab banyaknya
orang melaksanakan sholat sebelum maghrib.”
  Maksud dari “dua rakaat yang ringan” adalah seseorang tidak
memperpanjang bacaan sholat.
Disunnahkan juga apabila seseorang melaksanakan dua rakaat yang
ringan sebelum shalat Isya’. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari (601) dan Muslim (838), dari Abdullah bin Mufaddlol ia
berkata: Rasulullah bersabda:
َ ‫صاَل ةٌ بَ ْينَ ُك ِّل َأ َذانَ ْي ِن‬
»‫ «لِ َم ْن َشا َء‬:‫صاَل ةٌ» ثُ َّم قَا َل فِي الثَّالِثَ ِة‬ َ ‫«بَ ْينَ ُك ِّل َأ َذانَي ِْن‬
“Di antara dua adzan ada sholat, di antara dua adzan ada sholat.” Kemudian
beliau bersabda untuk yang ketiga: “Bagi orang yang mau”.
Maksud dari “dua adzan” adalah Adzan dan Iqomah. 
123
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar yang telah lalu.
(Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman 79).
Ini adalah jumlah rakaat yang paling sedikit, yang sedang 3 rakaat, yang paling
banyak adalah 11 rakaat.
Imam Bukhari (1071) Imam Muslim (736), redaksi hadits menggunakan
riwayatnya, dan lainnya meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah: “Rasulullah
mendirikan shalat antara sesudah shalat Isya’ sampai terbit fajar, sebanyak 11
rakaat. Beliau salam setiap dua roka’at, dan berwitir satu rakaaat. Apabila
muadzin sudah selesai adzan Shubuh, dan sudah jelas bagi beliau fajar, serta
muadzin sudah datang menjemput beliau, maka beliau melakukan sholat dua
66
Syarat-syarat Shalat
(Fasal) Syarat-syarat sebelum َّ ُ‫ َراِئط‬:‫ َو َش‬:)‫ص ٌل‬
َ :‫اَل ِة قَ ْب‬:‫الص‬
‫ل‬: ْ َ ‫(ف‬
melakukan shalat ada 5, yaitu: 1) :‫يَا َء‬:::‫ةُ َأ ْش‬:::‫ا خَ ْم َس‬:::َ‫ ُّد ُخوْ ِل فِ ْيه‬:::‫ال‬
Beberapa anggota badan suci dari
hadast128) ِ ‫ضا ِء ِمنَ ْال َح َد‬
‫ث‬ َ ‫طَهَا َرةُ اَأْل ْع‬

rakaat ringan, lalu tidur-tiduran sejenak miring ke kanan sampai datang


waktunya iqomah.”
Maksud dari “dua rakaat ringan” adalah sholat sunnah Qabliyyah Subuh.
Imam Abu Dawud (1422) dan lainnya, meriwayatkan dari Abu Ayyub ia
berkata: Rasulullah bersabda:
ٍ ‫س فَ ْليَ ْف َعلْ َو َم ْن َأ َحبَّ َأ ْن يُوتِ َر بِثَاَل‬
‫ث‬ ٍ ‫ق َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم فَ َم ْن َأ َحبَّ َأ ْن يُوتِ َر بِ َخ ْم‬ ٌّ ‫« ْال ِو ْت ُر َح‬
» ْ‫فَ ْليَ ْف َعلْ َو َم ْن َأ َحبَّ َأ ْن يُوتِ َر بِ َوا ِح َد ٍة فَ ْليَ ْف َعل‬
“Sholat witir itu hak, barang siapa yang suka berwitir lima rakaat, maka
lakukanlah. Barang siapa yang suka berwitir 3 rakaat, maka lakukanlah.
Barang siapa yang suka berwitir 1 rakaat, maka lakukanlah.”
124
) Maksudnya setelah sholat-sholat sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan
dengan berjamaah, sholat sunnah rawatib yang mengikuti sholat wajib. Hal ini
disebabkan keutamaan berjamaah pada sholat sunnah yang pertama, dan
bersambungnya sholat sunnah pada jenis kedua dengan sholat wajib.
125
) Imam Muslim (1163) dan lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah:
Rasulullah ditanyai: “Sholat apakah yang lebih utama setelah sholat wajib?”
Rasulullah bersabda:
»‫ف ْاللَ ْي ِل‬ ِ ُ‫صالَة‬
ِ ْ‫في َجو‬ َّ ‫«ال‬
“Sholat di tengah malam.”
Maksud “tengah malam” adalah saat pertengahan malam, dan waktu
luang yang digunakan untuk beribadah.
Sholat tersebut dinamakan Qiyamul Lail atau Tahajud apabila
dilaksanakan setelah tidur. Allah berfirman:
َ َّ‫{ َو ِمنَ الَّي ِْل فَتَهَ َّج ْد بِه نَافِلَةً ل‬
] 79 :‫ك} [اإلسرأ‬
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah)
tambahan bagimu.” (QS. Al-Isra’: 79)
Maksudnya adalah: “Tinggalkanlah tidur, berdirilah, lakukan sholat, dab
bacalah Al-Qur’an sebagai (ibadah) tambahan dari kewajiban yang telah
67
dan najis129), 2) Menutup aurat ٍ ‫ا‬::َ‫وْ َر ِة بِلِب‬::‫ ْت ُر ْال َع‬::‫س َو َس‬
‫س‬ ِ ‫َوالنَّ َج‬
dengan pakaian yang suci130) 3) ‫ا ٍن‬:::‫ف َعلَى َم َك‬ :ُ ْ‫و‬:::ُ‫ا ِه ٍر َو ْال ُوق‬:::َ‫ط‬
Berdiri pada tempat yang suci131), 4)
Mengetahui masuknya waktu
‫ت‬ َ ‫ ُد ُخوْ ِل ْال‬:::ِ‫ا ِه ٍر َو ْال ِع ْل ُم ب‬:::َ‫ط‬
ِ ‫و ْق‬:::
shalat132), dan 5) Menghadap ‫َوا ْستِ ْقبَا ُل ْالقِ ْبلَ ِة‬
qiblat133).

ditentukan kepadamu.”
126
) Imam Bukhari (1880) dan Imam Muslim (721) meriwayatkan dari Abu
Hurairah:
َ ‫صوْ ِم ثَاَل ثَ ِة َأي ٍَّام ِم ْن ُكلِّ َشه ٍْر َو‬
‫صاَل ِة‬ َ َ‫ث اَل َأ َد ُعه َُّن َحتَّى َأ ُموت‬ َ ْ‫« َأو‬
ٍ ‫صانِي َخلِيلِي بِثَاَل‬
ْ
» ‫الضُّ َحى َونَوْ ٍم َعلَى ِوت ٍر‬
“Kekasihku memberi wasiat kepadaku tiga hal: berpuasa tiga hari di setiap
bulan, dua rakaat Dhuha, dan sholat witir sebelum tidur.” 
Sholat Dhuha paling sedikit 2 rakaat, seperti yang disebutkan
pada hadits di atas, paling banyak 8 rakaat, berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (350), Imam Muslim (336), redaksi hadits
menggunakan riwayatnya pada hadits yang diriwayatkan oleh Ummi Hani’:
“Saat terjadinya Fathu Makkah, Ummi Hani’ datang menemui Rasulullah.
Beliau berada di Makkah dataran tinggi. Rasulullah kemudian mandi,
sedangkan Fatimah menutupinya. Lantas beliau mengambil pakaiannya, dan
memakainya. Setelah itu beliau melaksanakan 8 rakaat sholat sunnah Dhuha.”
Sholat Dhuha paling utama dipisah setiap dua rakaat. Hal ini berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (1290):
ٍ ‫صلَّى ُس ْب َحةَ الضُّ َحى ثَ َمانِ َي َر َك َعا‬
‫ت يُ َسلِّ ُم ِم ْن ُكلِّ َر ْك َعتَ ْي ِن‬ ِ ‫ يَوْ َم ْالفَ ْت‬ ِ‫َأ َّن َرسُو َل هللا‬
َ ‫ح‬
“Pada waktu Fathu Makkah, baginda Rasulullah melaksanakan sholat Dhuha
sebanyak 8 rakaat. Beliau salam setiap dua rakaat.”
Waktu sholat Dhuha mulai dari terbitnya matahari sampai tergelincir.
Sedangkan yang paling utama adalah melakukan sholat Dhuha saat sudah
seperempat siang. Imam Muslim (747) dan lainnya meriwayatkan dari Zaid bin
Arqam, ia berjata: Rasulullah keluar menuju penduduk Quba’. Saat itu mereka
sedang melakukan sholat Dhuha. Rasulullah bersabda:
َ ِ‫ت ْالف‬
»‫صا ُل ِمنَ الضُّ َحى‬ َ ‫صاَل ةُ اَأْلوَّابِينَ ِإ َذا َر ِم‬
ْ ‫ض‬ َ «
“Sholat orang-orang yang Kembali kepada Allah adalah saat anak unta
merasa kepanasan pada waktu Dhuha.”
127
) Sholat Tarawih disebut juga Qiyam Ramadhan. Sholat Tarawih dilakukan
68
Dibolehkan meninggalkan ِ ‫ك ْالقِ ْبلَ ِة‬
: ‫الَتَي ِْن‬::‫في َح‬ ُ ْ‫َويَجُوْ ُز تَر‬
menghadap Qiblat pada 2 keadaan,
ِ ‫ ِة‬: َ‫في النَّافِل‬
‫في‬ :ِ ‫ف َو‬ ِ ْ‫في ِش َّد ِة ْال َخو‬
ِ
yaitu: 1) Dalam keadaan yang
‫َّاحلَ ِة‬
ِ ‫ال َّسفَ ِر َعلَى الر‬
sangat menakutkan134), 2) Ketika
melakukan shalat sunnah saat
bepergian dalam keadaan naik
kendaraan135).

sebanyak 20 rakaat pada setiap malam di malam Romadlon. Setiap dua rakaat
diakhiri dengan satu salam. Waktunya adalah antara shalat Isya’ dan shalat
Shubuh, serta dilaksanakan sebelum shalat witir.
Imam Bukhari (37) dan Muslim (659) dan lainnya, meriwayatkan dari
Abu Hurairoh, ia berkata: Rasulullah bersabda:
»‫ضانَ ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
َ ‫« َم ْن قَا َم َر َم‬
“Barang siapa yang berdiri di malam Ramadhan dengan penuh iman dan
ikhlas karena Allah, maka semua dosanya yang telah lampau akan diampuni.”
Imam Bukhari (882) dan Imam Muslim (761) redaksi hadits
menggunakan riwayatnya, meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah: bahwasanya
suatu malam Rasulullah mengerjakan sholat di dalam masjid. Maka banyak
orang yang sholat bersama beliau. Kemudian beliau sholat pada malam
berikutnya, makin banyak orang yang ikut sholat beliau. Lantas mereka
berkumpul pada malam ke tiga atau ke empat, tetapi beliau tidak keluar
menemui mereka. Ketika pagi hari beliau bersabda:
‫ض َعلَ ْي ُك ْم‬ َ :‫يت َأ ْن تُ ْف‬
َ ‫ر‬: ِ ‫ُوج ِإلَ ْي ُك ْم ِإاَّل َأنِّي‬
ُ : ‫خَش‬ ِ ‫صنَ ْعتُ ْم فَلَ ْم يَ ْمنَ ْعنِي ِم ْن ْال ُخر‬ ُ ‫« قَ ْد َرَأي‬
َ ‫ْت الَّ ِذي‬
»
“Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian perbuat. Tidak ada yang
menghalangiku untuk keluar kepada kalian, kecuali aku khawatir apabila
sholat itu diwajibkan kepada kalian.” Hal tersebut terjadi pada bulan
Ramadhan.
Imam Bukhari (906) meriwayatkan dari Abdur Rohman bin Abdul Qori,
ia berkata: “Saya keluar bersama Umar bin Khattab pada malam Ramadhan ke
masjid. Ternyata orang-orang berkelompok secara terpisah-pisah. Ada yang
sholat sendirian, ada juga seseorang yang sholat kemudian diikuti beberapa
orang.
Umar berkata: “Aku berpendapat seandainya mereka sholat berjama’ah
dengan satu qari’ (imam), niscaya lebih baik.” Kemudian Umar berniat
menyatukan mereka kepada Ubay bin Ka’ab sebagai imam.
Lalu pada malam lainnya, saya keluar bersama Umar. Sedangkan orang-
69
RUKUN SHALAT
(Fasal) Rukun-rukun shalat itu ada َّ ‫ َوَأرْ كَانُ ال‬:)‫ص ٌل‬
َ‫صالَ ِة ثَ َمانِيَة‬ ْ َ ‫(ف‬
18, antara lain: 1) Niat 2) Berdiri ‫ َع‬:‫ا ُم م‬:َ‫ةُ َو ْالقِي‬:َ‫ النِّي‬:ً‫ا‬:‫ش َرةَ ُر ْكن‬
136)
ْ ‫َع‬
َ
ketika mampu137, 3) Membaca ُ‫ َراءة‬: ِ‫ْالقُ ْد َر ِة َوتَ ْكبِ ْي َرةُ اِإْل حْ َر ِام َوق‬
Takbirotul Ihram, 4) Membaca surat َ

orang telah sholat berjama’ah dengan (satu) qari’ mereka. Umar berkata:
“Sebaik-baik bid’ah adalah ini. Mereka yang melakukan di achir malam lebih
baik dibandingkan orang-orang yang sholat di permulaan malam.”
Maksud “sebaik-baik bid’ah” adalah sungguh baik perbuatan ini.
Bid’ah adalah sesuatu yang terjadi tanpa ada contoh sebelumnya. Bid’ah
itu menjadi baik dan disyari’atkan apabila sesuai dengan syari’at dan termasuk
pada perkara yang dinilai baik. Bid’ah menjadi tercela dan dibuang apabila
bertentangan dengan syari’at. atau termasuk ke dalam sesuatu yang dinilai
buruk oleh Syari’at. Apabila tidak bertentangan dengan syari’at dan tidak
memiliki dasarnya, maka hukumnya adalah Mubah.
Imam Baihaqi dan lainnya meriwayatkan dengan sanad Shahih (2/996):
“Bahwa mereka mendirikan shalat Tarawih pada masa Umar bin Khattab pada
bulan Ramadhan sebanyak 20 rakaat.
Imam Malik dalam kitab Muwatto’ (1/115) meriwayatkan: “Orang-orang
pada masa Umar bin Khattab mendirikan shalat pada bulan Ramadhan
sebanyak 33 roka’at.” Imam Baihaqi kemudian menyatukan dua riwayat di
atas: “Sesungguhnya yang tiga (dari 33 rakaat) adalah shalat witir.
128
) Baik dari hadats kecil dan besar. Hal ini berdasarkan firman Allah:
ِ ِ‫ ِديَ ُك ْم اِلَى ْال َم َراف‬::ْ‫وْ هَ ُك ْم َواَي‬::ُ‫لُوْ ا ُوج‬::‫ ٰلو ِة فَا ْغ ِس‬::‫الص‬
‫ق‬:: ْٓ ُ‫ا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬::َ‫ا َأيُّه‬::َ‫{ي‬
َّ ‫وا اِ َذا قُ ْمتُ ْم اِلَى‬::
َّ ْ
] 6 :‫ن َواِ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُبًا فَاطهَّرُوْ ا} [المائدة‬:ِ ‫َوا ْم َسحُوْ ا بِ ُرءُوْ ِس ُك ْم َواَرْ ُجلَ ُك ْم اِلَى ال َك ْعبَ ْي‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan
salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu
junub, maka mandilah.” (QS. Al-Maidah: 6)
Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 37, nomer: 2, halaman: 68.
129
) Dalil yang menjelaskan disyaratkannya suci dari najis adalah perintah
Rasulullah untuk membasuh najis. Semisal sabda Rasulullah kepada Fatimah
binti Abu Hubaisy:
»‫صلِّي‬ ِ ‫َب قَ ْد ُرهَا فَا ْغ ِسلِي َع ْن‬
َ ‫ك ال َّد َم َو‬ َ ‫ت ْال َحي‬
َّ ‫ْضةُ فَا ْت ُر ِكي ال‬
َ ‫صاَل ةَ فَِإ َذا َذه‬ ْ َ‫« فَِإ َذا َأ ْقبَل‬
70
Al-Fatihah, adapun Basmallah itu ‫رَّحْ َم ِن‬::::‫ ِم هللاِ ال‬::::‫ ِة َوبِ ْس‬::::‫ْالفَاتِ َح‬
termasuk ayat dari surat Al-Fatihah. ‫ال َّر ِحي ِْم آيَةٌ ِم ْنهَا‬

5) Ruku’, 6) Tuma’ninah didalam ‫ ِه‬::::ْ‫ةُ فِي‬::::َ‫الط َمْأنِ ْين‬


ُّ ‫ع َو‬ :ُ ْ‫و‬::::‫َوالرُّ ُك‬
Ruku’, 7) Bangun dari rukuk, dan ‫ْأ‬ ُّ ‫دَا ُل َو‬: ِ‫ع َوااْل ِ ْعت‬:ُ : ‫َوال َّر ْف‬
ُ‫ة‬: َ‫الط َم نِ ْين‬
I’tidal, 8) Tuma’ninah di dalam
‫ ِه‬: ‫ةُ فِ ْي‬::َ‫الط َمْأنِ ْين‬
ُّ ‫جُوْ ُد َو‬: ‫الس‬
ُّ ‫ ِه َو‬::ْ‫فِي‬
I’tidal, 9) Sujud, 10) Tuma’ninah di
‫جْ َدتَي ِْن‬::::::‫الس‬ َّ َ‫وْ سُ بَ ْين‬::::::ُ‫َو ْال ُجل‬
"Apabila haidlmu datang, maka tingalkanlah shalat. Apabila kadar masanya
telah hilang, maka bersihkanlah darah darimu lalu shalatlah."
Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 62.
Disamping itu, hal ini juga disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Sayyidina Ali mengenai membersihkan air madzi. Silahkan simak catatan
kaki nomer: 2 halaman: 56. Dan diqiyaskan dengan perintah untuk mensucikan
pakaian yang telah dijelaskan dalam firman Allah:
] 4 :‫ك فَطَهِّرْ } [المدثر‬
َ َ‫{ َوثِيَاب‬
“Dan bersihkanlah (sucikanlah) pakaianmu.” (QS. Al-Mudasir: 4)
130
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 31 :‫ ُخ ُذوْ ا ِز ْينَتَ ُك ْم ِع ْن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد} [األعراف‬ {
“Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid.” (QS. Al-
A’raf: 31)
Ibnu Abbas berkata: “Maksud dari ‘pakaianmu’ adalah pakaian saat
sholat.” (Mughnil Muhtaj: 1/184)
Imam Tirmidzi (377) dan menhasankan hadits tersebut, meriwayatkan
dari Sayyidah Aisyah, ia berkata: Rasulullah bersabda:
ٍ ‫ض ِإاَّل بِ َخ َم‬
»‫ار‬ َ ‫«الَ تُ ْقبَ ُل‬
ِ ‫صاَل ةُ ال َحاِئ‬
“Sholat tidak diterima sholat wanita yang pernah keluar haidl (baligh) kecuali
mengenakan kerudung.”
Maksud dari “Wanita yang haidl” adalah Wanita yang baligh. Karena
Wanita tersebut telah mencapai usia mengeluarkan darah haidl. Sedangkan
“kerudung” adalah pakaian yang digunakan Wanita untuk menutupi kepala
mereka. Ketika menutup kepala diwajibkan, maka hukum kewajiban menutupi
anggota badan selainnya itu lebih utama. Hal ini juga ditunjukkan oleh hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (365) dari Sayyidah Aisyah, ia berkata:
“Rasulullah mengerjakan shalat subuh dan wanita-wanita yang beriman juga
ikut berjamaah Bersama beliau. Mereka tertutup dengan pakaian mereka.
Kemudian mereka kembali ke rumah mereka masing-masing tanpa diketahui
71
dalam sujud, 11) Duduk di antara ‫الط َمْأنِ ْينَةُ فِ ْي ِه‬
ُّ ‫َو‬
dua sujud, 12) Tuma’ninah di
dalamnya138),
13) Duduk terakhir139), 14) ‫ ِه‬:‫د فِ ْي‬:ُ ُّ‫ه‬:‫ ُر َوالتَّ َش‬:‫َو ْال ُجلُوْ سُ اَأْل ِخ ْي‬
Membaca Tasyahud di dalam duduk ‫ ِه‬::::ْ‫ فِي‬ ‫الَةُ َعلَى النَّب ِِّي‬::::‫الص‬ َّ ‫َو‬
tersebut140), 15) Membaca shalawat ْ ُ ‫ُأْل‬ ُ
di dalamnya141), 16) Mengucapkan
‫ج‬ِ ْ‫ رُو‬:‫َوالتَّ ْسلِ ْي َمة ا وْ لى َونِيَة الخ‬
ُ َ
salam yang pertama142), 17) Niat ِ ‫رْ تِيْبُ اَأْلرْ َك‬::َ‫الَ ِة َوت‬::‫الص‬
‫ان‬:: َّ َ‫ِمن‬
oleh seorangpun.”
Sedangkan dalil yang menjelaskan disyaratkannya pakaian suci adalah
perintah Allah:
] 4 :‫ك فَطَهِّرْ } [المدثر‬
َ َ‫{ َوثِيَاب‬
“Dan bersihkanlah (sucikanlah) pakaianmu.” (QS. Al-Mudasir: 4)
Imam Abu Daud (365) meriwayatkan dari Abu Hurairah: Khaulah binti
Yasar mendatangi Rasulullah. Ia berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya
saya hanya mempunyai satu baju, sementara saya memakainya ketika haidl.
Apa yang saya lakukan?” Rasulullah bersabda: "Apabila kamu telah suci,
maka cucilah baju itu, kemudian shalatlah dengannya.” Ia berkata: “Jika darah
tersebut tidak hilang?” Beliau bersabda:
»ُ‫ك َأثَ ُره‬ ِ ‫«يَ ْكفِي‬
ِ ُّ‫ك َغ ْس ُل ال َّد ِم َواَل يَضُر‬
"Cukuplah kamu mencuci darah itu, dan bekas darah itu tidak
membahayakanmu.”
131
) Hal ini berdasarkan perintah Rasulullah untuk menyiram kencing seorang
badui yang membuang air kecil di dalam masjid. Silahkan simak catatan kaki
nomer: 1 halaman: 17. Dan juga diqiyaskan dengan syarat sucinya pakaian.
132
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
ْ ‫{اِ َّن الص َّٰلوةَ َكان‬
] 103 :‫َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِك ٰتبًا َّموْ قُوْ تًا} [النساء‬
“Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’: 103) Yakni kewajiban yang dibatasi
dengan waktu, oleh karena itu waktu masuknya sholat harus diketahui.
133
) Allah berfirman:
ْ :‫كَ َش‬::َ‫ َو ِّل َوجْ ه‬:َ‫ىهَا ف‬:‫ض‬
‫ ِج ِد‬:‫ط َر ْال َم ْس‬ َ َّ‫ك فِى ال َّس َما ِء فَلَنُ َولِّيَن‬
ٰ ْ‫ةً تَر‬:َ‫ك قِ ْبل‬ َ ُّ‫{قَ ْد ن َٰرى تَقَل‬
َ ‫ب َوجْ ِه‬
] 144 :‫ْال َح َر ِام} [البقراة‬
“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka
akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka
hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram.” (QS. Al-Baqarah: 144)
72
keluar dari shalat143), 18) Tertib ُ‫َعلَى َما َذكَرْ نَاه‬
melakukan rukun-rukun dengan apa
yang telah kami144).

SUNNAH-SUNNAH SHALAT
Sunnah-sunnah shalat sebelum ‫ا‬:::َ‫ ُّد ُخوْ ِل فِ ْيه‬:::‫ َل ال‬:::ْ‫نَنُهَا قَب‬:::‫َو ُس‬
Imam Bukhari (5897) dan Imam Muslim (397) meriwayatkan mengenai
orang yang sholatnya buruk: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
» ْ‫صاَل ِة فََأ ْسبِ ْغ ْال ُوضُو َء ثُ َّم ا ْستَ ْقبِلْ ْالقِ ْبلَةَ فَ َكبِّر‬
َّ ‫«ِإ َذا قُ ْمتَ ِإلَى ال‬
“Jika kamu hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudlu', lalu
menghadap ke arah Kiblat.”
Simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 92 (masalah tumakninah)
Maksud dari Masjidil haram yang terdapat dalam ayat, dan Qiblat dalam
hadits di atas adalah Ka’bah.
Imam Bukhari (390) dan Imam Muslim (525) meriwayatkan dari Bara’
bin ‘Azib, ia berkata: "Rasulullah shalat menghadap Baitul Maqdis selama
enam belas atau tujuh belas bulan. Sedangkan Rasulullah menginginkan kiblat
tersebut dialihkan ke arah Ka'bah. Maka Allah menurunkan ayat: (‘Sungguh
Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit ') (Qs. Al Baqarah: 144).
Kemudian Rasulullah sholat menghadap Ka'bah.
134
) Baik sebab peperangan dan lainnya, apabila penyebabnya itu hukumnya
Mubah. Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 239 :‫{ فَا ِ ْن ِخ ْفتُ ْم فَ ِر َجااًل اَوْ ُر ْكبَانًا } [البقرة‬
“Jika kamu takut (ada bahaya), salatlah sambil berjalan kaki atau
berkendaraan.” (QS. Al-Baqarah: 239)
Maksudnya: Apabila tidak memungkinkan bagi kalian untuk sholat
dalam keadaan yang sempurna, karena takut dan lainnya, maka sholatlah
sebisamu, baik berjalan kaki, atau menaiki hewan kendaraan kalian. Ibnu
Umar berkata: “Baik menghadap Qiblat atau tidak.” Imam Nafi’ berkata: “Aku
tidak mengetahui Abdullah bin Umar mengucapkan hal tersebut kecuali dari
Rasulullah.” (Bukhari: 4261)
135
) Imam Bukhari (391) meriwayatkan dari Jabir, ia berkata: “Rasulullah
melaksanakan sholat di atas hewan kendaraannya ketika menghadap Qiblat
(dalam suatu riwayat: menghadap timur). Ketika beliau hendak melaksanakan
sholat wajib, maka beliau turun dari hewan kendaraan dan sholat menghadap
73
masuk ke dalamnya ada dua, yaitu: ‫ َد‬:‫ ةُ َوبَ ْع‬:‫ اَأْل َذانُ َواِإْل قَا َم‬: ‫َْئان‬
ِ ‫ي‬: ‫َش‬
1) Adzan, 2) Iqomat145) Sedangkan ‫هُّ ُد‬::‫ التَّ َش‬: ‫َْئان‬
sunnah-sunnah shalat sesudah
ِ ‫ي‬::‫ا َش‬::َ‫ ُّد ُخوْ ِل فِ ْيه‬::‫ال‬
‫في‬ِ ‫ْح َو‬ ِ ‫في الصُّ ب‬ ِ ‫ت‬ ُ ْ‫اَأْل َّو ُل َو ْالقُنُو‬
masuk ke dalamnya ada 2, yaitu: 1)
Tasyahud yang pertama146), 2) ‫ف الثَّانِي ِم ْن‬ ِ :::‫ص‬ ْ ِّ‫في الن‬ ِ ‫ْال‬
ِ ‫و ْت ِر‬:::
Membaca do’a Qunut pada shalat َ‫ضان‬َ ‫َشه ِْر َر َم‬
Subuh147) dan shalat Witir pada
pertengahan yang kedua dari bulan
Qiblat.” Dalam sebuah Riwayat (1045) dari Ibnu Umar: “Rasulullah
melakukan sholat di perjalanan ….”
136
) Allah berfirman:
‫هّٰللا‬
ِ ِ‫{ َو َمٓا اُ ِمر ُْٓوا اِاَّل لِيَ ْعبُدُوا َ ُم ْخل‬
]11 :‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ } [األنفال‬
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-
Nya semata-mata karena (menjalankan) agama.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Imam Mawardi berkata: “Ikhlas dalam perkataan mereka adalah niat”.
Dan berdasarkan hadits:
ِ ‫ِإنَّ َما اَأْل ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬ «
»‫ت‬
“Sesungguhnya amal ibadah itu tergantung dengan niat.”
Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 26.
137
) Imam Bukhari (1066) meriwayatkan dari Imran bin Hushain, ia berkata:
“Aku menderita sakit ambien, maka aku bertanya kepada Rasulullah tentang
sholat. Rasulullah bersabda:
ٍ ‫ص ِّل قَاِئ ًما فَِإ ْن لَ ْم تَ ْست َِط ْع فَقَا ِعدًا فَِإ ْن لَ ْم تَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَى َج ْن‬
»‫ب‬ َ «
“Sholatlah kamu dalam keadaan berdiri. Apabila tidak mampu maka dengan
duduk. Apabila tidak mampu, maka dengan tidur (miring).”
Imam Nasa’i menambahkan: “Apabila tidak mampu maka dengan
terlentang. Allah tidak akan memperberat beban kepada seseorang kecuali
sesuai dengan kadar kemampuannya. (Kifayatul Akhyar: 1/103).
138
) Dalil-dalil rukun-rukun yang telah disebutkan mulai awal sampai rukun ini
adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (724) dan Imam Muslim
(397) dari Abu Hurairah: Rasulullah memasuki masjid. kemudian datanglah
laki-laki juga masuk ke dalam masjid dan mengerjakan shalat. Seusai shalat ia
datang menemui beliau sambil mengucapkan salam, dan Rasulullah bersabda:
"Wa'alikas salam, Kembalilah dan ulangi shalatmu karena kamu belum
mengerjakan shalat!”
Kemudian laki-laki itu kembali lagi dan mengulangi shalatnya. Seusai
74
Ramadhan148.

Sunnah Hai’at shalat ada 15, antara : ً‫لَة‬: ‫َص‬ ْ ‫س َع ْش َرةَ خ‬ َ ‫ َخ ْم‬:‫َوهَيَْئاتُهَا‬
lain: 1) Mengangkat kedua tangan ‫ َر ِام‬: ْ‫َر ْف ُع ْاليَ َد ْي ِن ِع ْن َد تَكبِ ْي َر ِة اِإْل ح‬
ْ
ketika takbirotul ikhrom, hendak
ُ‫ه‬:::‫ ُع ِم ْن‬:::‫ع َوال َّر ْف‬ ِ ْ‫و‬:::‫ َد الرُّ ُك‬:::‫َو ِع ْن‬
ruku’, dan bangun dari ruku’149), 2)
Meletakan tangan kanan di atas
ِّ ‫ع ْاليَ ِميْنُ َعلَى‬:ُ ::::‫ض‬
‫ َما ِل‬::::‫الش‬ ْ ‫َو َو‬

shalat ia datang lagi sambil mengucapkan salam dan Rasulullah bersabda:


"Wa'alaikas-salam. Kembali dan ulangi lagi shalatmu karena kamu belum
mengerjakan shalat! “Lantas orang tersebut berkata ketika disuruh
mengulangi yang kedua kali atau setelahnya; "Ajarilah aku wahai Rasulullah!"
Rasulullah bersabda:
‫كَ ِم ْن‬::‫ َر َم َع‬: ‫صاَل ِة فََأ ْسبِ ْغ ْال ُوضُو َء ثُ َّم ا ْستَ ْقبِلْ ْالقِ ْبلَةَ فَ َكبِّرْ ثُ َّم ا ْق َرْأ بِ َما تَيَ َّس‬
َّ ‫« ِإ َذا قُ ْمتَ ِإلَى ال‬
‫َط َمِئ َّن‬ْ ‫ ُج ْد َحتَّى ت‬: ‫اس‬
ْ ‫ا ثُ َّم‬::‫ل قَاِئ ًم‬:َ ‫ ِد‬: َ‫ ْع َحتَّى تَ ْعت‬: َ‫ا ثُ َّم ارْ ف‬::‫َط َمِئ َّن َرا ِك ًع‬ ْ ‫ ْع َحتَّى ت‬:‫رْ آ ِن ثُ َّم ارْ َك‬::ُ‫ْالق‬
ْ َّ َ ُ ْ
‫ ْع َحتى تَط َمِئ َّن‬:‫ا ِجدًا ث َّم ارْ ف‬:‫ ُج ْد َحتى تَط َمِئ َّن َس‬:‫اس‬ َّ ُ
ْ ‫ا ث َّم‬:‫َط َمِئ َّن َجالِ ًس‬ ْ ‫ ْع َحتَّى ت‬:َ‫ا ِجدًا ثُ َّم ارْ ف‬:‫َس‬
» ‫ك ُكلِّهَا‬
َ ِ‫صاَل ت‬َ ‫ك فِي‬ َ ِ‫َجالِسًا ثُ َّم ا ْف َعلْ َذل‬
'Jika kamu hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudlu', lalu
menghadap ke arah Kiblat, setelah itu bertakbirlah, kemudian bacalah Al
Qur'an yang mudah bagimu. Kemudian ruku'lah hingga kamu benar-benar
ruku' dan bangkitlah dari ruku' hingga kamu berdiri tegak. Lalu sujudlah
kamu hingga kamu benar-benar sujud, dan bangkitlah hingga kamu benar-
benar duduk, setelah itu sujudlah hingga kamu benar-benar sujud, lalu
bangkitlah hingga kamu benar-benar duduk, dan Kerjakanlah semua hal
tersebut pada setiap shalatmu."
Ulama menyebut hadits ini dengan nama “hadits seseorang yang
sholatnya buruk.”
Maksud dari “kamu belum mengerjakan shalat” adalah mengerjakan
sholat yang diperintahkan. Maksud “selainnya” adalah selain cara yang telah
saya lakukan. Maksud “bacalah Al Qur'an yang mudah bagimu” sedangkan
dalam Riwayat Imam Ibnu Hibban (484): “kemudian bacalah ummul kitab”
maksudnya adalah Al-Fatihah. Hal ini ditunjukkan dengan hadits yang
diriwayatkan Imam Bukhari (723) dan Imam Muslim (394):
ِ ‫صاَل ةَ لِ َم ْن لَ ْم يَ ْق َرْأ بِفَاتِ َح ِة ْال ِكتَا‬
»‫ب‬ َ ‫« اَل‬
“Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca Al Fatihah."
Sedangkan hadits yang menjelaskan bahwa Basmalah adalah sebagian
dari Al-Fatihah dan setiap surat adalah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim
(400) dari Anas bin Malik, ia berkata: "Pada suatu hari saat Rasulullah di
75
tangan kiri150), 3) Membaca do’a ُ‫َوالتَّ َوجُّ هُ َوااْل ِ ْستِ َعا َذة‬
Iftitah151). 4) Membaca Ta’awudz152)

5) Membaca dengan suara keras ‫وْ ِع ِه‬::::::::‫ض‬ ُ ْ‫في َمو‬ِ ‫ ُر‬::::::::ْ‫َو ْال َجه‬
pada tempatnya, 6) Membaca
dengan suara pelan pada
‫وْ ِع ِه‬::::::‫ض‬ ُ ْ‫في َمو‬ ِ ‫ر‬:ُ ‫ َرا‬::::::‫َواِإْل ْس‬
‫ َد‬::ْ‫وْ َر ِة بَع‬::‫الس‬ُّ ُ‫ َرا َءة‬::ِ‫َوالتَّْأ ِميْنُ َوق‬
tempatnya153) 7) Membaca Amiin154),
8) Membaca surat setelah membaca ِ :‫ َد ال َّر ْف‬:‫ات ِع ْن‬
‫ع‬: ُ ‫ َر‬:‫ْالفَاتِ َح ِة َوالتَّ ْكبِ ْي‬
antara kami, tiba-tiba beliau tertidur, kemudian mengangkat kepalanya dalam
keadaan tersenyum. Kami bertanya: “Apa yang membuat Engkau tertawa
wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Baru saja diturunkan kepadaku suatu
surat.” Lantas beliau membaca:
‫ك ْال َكوْ ثَ َر‬
َ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم ِإنَّا َأ ْعطَ ْينَا‬ 
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
Rasulullah menganggapnya sebagai ayat dari surat tersebut.
Maksud dari “hingga kamu berdiri tegak” adalah kau berdiri dalam
tuma’ninah. Seperti yang diriwayatkan dalam hadits Imam Ibnu Hibban.
Maksud “pada setiap shalatmu” adalah pada setiap rakaat shalatmu.
139
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (794) dari
Humaid As-Sa’idi mengenai sifat sholat Rasulullah: “Dan jika duduk pada
rakaat terakhir, maka beliau memasukkan kaki kirinya (di bawah kaki
kananya) dan menegakkan kaki kanannya dan beliau duduk pada tempat
duduknya."
Disamping itu, duduk terakhir adalah tempat pembacaan dzikir yang
wajib, seperti keterangan yang akan datang, oleh karena itu duduk tersebut
hukumnya wajib, seperti halnya berdiri untuk membaca Al-Fatihah.
140
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (5806)
Imam Muslim (402) dan lainnya dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: “Ketika kami
sholat Bersama Rasulullah, maka kami berkata (dalam riwayatat Imam
Baihaqi: 2/138, dan Imam Daruquthni: 1/350): Kami berkata sebelum
Tasyahud diwajibkan: “As-Salam untuk Allah sebelum hamba-Nya. Semoga
kesejahteraan terlimpahkan kepada malaikat Jibril dan Mika'il, dan semoga
kesejahteraan terlimpahkan kepada si fulan”. Lalu Rasulullah menoleh ke arah
kami seraya bersabda:
ُ ‫ التَّ ِحي‬: ْ‫صلَّى َأ َح ُد ُك ْم فَ ْليَقُل‬
» ... ‫َّات‬ َ ‫« ِإ َّن هللاَ هُ َو ال َّساَل ُم فَِإ َذا‬
“Sesungguhnya Allah adalah As-Salam. Ketika salah seorang diantara kalian
76
Al-fatihah155), 9) Membaca Takbir ِ ‫َو ْالخَ ْف‬
‫ض‬
ketika akan ruku’ dan bangun dari
ruku’156).
10) Membaca “ َ‫َس ِم َع هللاُ لِ َم ْن َح ِم َدهُ َربَّنَا لَك‬ ‫ا‬::َ‫ َدهُ َربَّن‬:‫ ِم َع هللاُ لِ َم ْن َح ِم‬:‫ل َس‬:ُ ْ‫َوقَو‬
ْ (Semoga Allah Mendengar
ِ ‫ك ْال َح ْم ُد َوالتَّ ْسبِ ْي ُح‬
‫”ال َح ْم ُد‬
orang yang memuji-Nya, wahai ِ ْ‫و‬::‫في الرُّ ُك‬
‫ع‬ َ َ‫ل‬
Tuhan kami segala puji hanya bagi َ ‫ َد ْي ِن ع‬: َ‫ع ْالي‬:ُ : ‫ض‬
‫َلى‬ ْ ‫جُوْ ِد َو َو‬: ‫الس‬ ُّ ‫َو‬
ُ‫ط‬:::‫ْس‬ ُ ‫س يَب‬ ُ ْ
ِ ْ‫و‬:::‫في ال ُجل‬ ِ ‫ ذ ْي ِن‬:::‫ْالفَ ِخ‬
َ
Engkau)157), 11) Membaca Tasbih
ُ ‫ التَّ ِحي‬... ”
duduk di dalam sholatnya, maka katakanlah: ‫َّات‬
Maksud dari “Allah adalah As-Salam” adalah As-Salam merupakan salah
satu dari mama-nama Allah. Dalam sebuah pendapat dikatakan bahwa artinya
adalah keselamatan Allah dari segala cela dan kefanaan yang menimpa
makhluk.
Terdapat riwayat-riwayat yang cukup banyak menjelaskan redaksi
Tasyahud, dan semuanya adalah Shahih. Sedangkan redaksi tasyahud yang
sempurna dan diutamakan menurut Imam Syafi’i adalah tasyahud yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim (403) dan lainnya dari Ibnu Abbas, ia
berkata: “Rasulullah mengajarkan kami tasyahhud sebagaimana beliau
mengajarkan kami sebuah surat al-Quran, lalu pada waktu itu beliau membaca:
ُ‫ك َأيُّهَا النَّبِ ُّي َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬ ُ َ‫ات الطَّيِّب‬
َ ‫ات هلِل ِ ال َّساَل ُم َعلَ ْي‬ ُ ‫صلَ َو‬
َّ ‫ات ال‬ ُ ‫َّات ْال ُمبَا َر َك‬
ُ ‫« التَّ ِحي‬
‫ال َّساَل ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هللاِ الصَّالِ ِحينَ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل‬
»ِ‫هللا‬
“Segala penghormatan, shalawat dan juga kebaikan bagi Allah. Semoga
keselamatan terlimpahkan kepadamu wahai baginda Nabi dan rahmat dan
berkah-Nya. Semoga keselamatan terlimpahkan atas kami dan hamba Allah
yang shalih. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan saya
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
141
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
َ ‫صلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا‬
} ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬ َ ُ‫{اِ َّن هللاَ َو َمالَِئ َكتَهُ ي‬
] 56 :‫[األحزاب‬
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai
orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)
Para ulama’ telah sepakat bahwa membaca sholawat tidak wajib diluar
sholat sehingga sholawat hanya wajib dibaca Ketika sholat. Imam Ibnu Hibban
(515) dan Imam Hakim (1/268), ia menshahihkan hadits tersebut,
meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud yang bertanya mengenai cara membaca
77
ketika ruku’ dan sujud158), 12) َّ‫ َرى َويَ ْقبِضُ ْاليُ ْمنَى ِإال‬::::::::‫ْالي ُْس‬
Meletakan kedua tangan di atas ‫ْال ُم َسبِّ َح ِة فَِإنَّهُ يُ ِش ْي ُر بِهَا ُمتَ َشهِّدًا‬
kedua paha ketika duduk tasyahud,
dan membentangkan tangan kiri dan
menggenggam tangan kanan kecuali
jari telunjuk karena memberi
Isyarah, dan mengangkat jari

sholawat: “Bagaimana kami membaca sholawat kepada engkau saat kami


tengah sholat, dan Allah bershalawat kepada engaku?” Rasulullah bersabda:
“Ucapkanlah …”
Hadits ini menunjukkan bahwa tempat membaca sholawat kepada
Rasulullah adalah di dalam sholat. Sedangkan tempat yang sangat sesuai
membaca sholawat adalah akhir sholat. Sehingga membaca sholawat
hukumnya wajib pada duduk terakhir setelah membaca tasyahud.
Lafadz sholawat yang paling sempurna adalah:
‫صلَّيْتَ ع َٰلى اِب ْٰر ِه ْي َم َوع َٰلٓى ٰا ِل اِب ْٰر ِه ْي َم‬ ٓ
َ ‫ص ِّل ع َٰلى ُم َح َّم ٍد َوع َٰلى ٰا ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫« اللهم‬
ٰ ٓ ٰ ٰ ٓ
ْ
َ‫اركتَ عَلى اِب ْٰر ِه ْي َم َوعَلى ا ِل اِب ْٰر ِه ْي َم فِي ال َعالَ ِم ْين‬ ْ َ َ‫ار ْك ع َٰلى ُم َح َّم ٍد َوعَلى ا ِل ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬
ٰ ٰ
ِ َ‫َوب‬
»‫ِإنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
“Ya Allah, limpahkanlah sholawat kepada baginda kami, Nabi Muhammad,
serta keluarga Nabi Muhammad. Sepertihalnya sholawat yang telah Engkau
limpahkan kepada baginda kami, Nabi Ibrahim, serta keluarga Nabi Ibrahim.
Semoga Engkau memberikan keberkahan kepada Nabi Muhammad, serta
keluarga Nabi Muhammad. Sepertihalnya keberkahan yang telah Engkau
limpahkan kepada baginda kami, Nabi Ibrahim, serta keluarga Nabi Ibrahim
dalam alam semesta. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”
Lafadz sholawat ini berdasarkan hadits-hadits Shahih yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, dan lain sebagainya. Pada sebagian jalur
periwatannya terdapat tambahan atau pengurangan dari lafadz sholawat di atas.
142
) Imam Muslim (498) meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah:
َّ ‫ َو َكانَ يَ ْختِ ُم ال‬... ‫ير‬
» ‫صاَل ةَ بِالتَّ ْسلِ ِيم‬ َّ ‫ يَ ْستَ ْفتِ ُح ال‬ ِ‫« َكانَ َرسُو ُل هللا‬
ِ ِ‫صاَل ةَ بِالتَّ ْكب‬
“Baginda Rasulullah mengawali sholat dengan Takbiratul ihram … dan
mengakhiri sholat dengan membaca salam.”
143
) Menurut pendapat Ashah niat keluar dari sholat bukanlah rukun, tetapi hanya
sunnah, karena menjaga pendapat yang mengatakan bahwa itu rukun.
144
) Hal ini berdasarkan hadits orang yang buruk sholatnya. Dalam hadits setiap
rukun dihubungkan dengan lafadz “‫”ثم‬, dan lafadz tersebut menunjukkan arti
78
telunjuk ketika membaca
Syahadat159),
13) Melakukan duduk Iftirasy di ‫ت‬ ِ ‫ا‬: ‫ع ْال َج ْل َس‬:ِ :‫في َج ِم ْي‬ ِ ُ‫َوااْل ِ ْفتِ َراش‬
dalam semua duduk, 14) Melakukan ‫ َر ِة‬::ْ‫ ِة اَأْل ِخي‬::‫في ْال َج ْل َس‬ِ ‫ك‬ ُ ُّ‫ َور‬::‫َوالَّت‬
duduk Tawaruk ketika duduk yang ُ‫َوالتَّ ْسلِ ْي َمةُ الثَّانِيَة‬
terakhir160), 15) Membaca salam
yang kedua161).

tertib. Dan juga karenakan perbuatan Rasulullah yang diriwayatkan dalam


hadits-hadits Shahih.
145
) Adzan dan Iqamah untuk sholat yang diwajibkan. Dalil yang menjelaskan
disyariatkannya Azan dan Iqamah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari (602) dan Imam Muslim (674) dari Malik bin Huwairits:
“Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
» ‫صاَل ةُ فَ ْليَُؤ ِّذ ْن َأ َح ُد ُك ْم َو ْليَُؤ َّم ُك ْم َأ ْكبَ ُر ُك ْم‬ ْ ‫ض َر‬
َّ ‫ت ال‬ َ ‫« فَِإ َذا َح‬
“Apabila waktu shalat telah datang, maka hendaklah seseorang dari kalian
adzan, dan hendaklah seseorang yang paling tua di antara kalian mengimami
sholat."
Dalam Riwayat Imam Abu Daud (499) dari hadits Abdullah bin Zaid:
“Dan ketika sholat hendak dilaksanakan, bacalah: Allahu Akbar, Allahu Akbar
‘Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.”
Lafadz Adzan adalah:
َّ ‫ َح‬، ِ‫ اَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا‬، ُ‫ َأ ْشهَ ُد اَ ْن الَ ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللا‬، ‫ هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬، ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬
‫ي َعلَى‬
ِ َ‫ي َعلَى ْالفَال‬
‫ هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬، ‫ هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬،‫ح‬ َّ ‫ َح‬، ‫صالَ ِة‬ َّ ‫ال‬
Pada Adzan shubuh, ditambahkan lafadz:
‫صالَةُ خَ ْي ٌر ِمنَ النَّوْ ِم‬
َّ ‫اَل‬
Lafadz Iqomah adalah:
َّ ‫ َح‬، ِ‫ اَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا‬، ُ‫ َأ ْشهَ ُد اَ ْن الَ ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللا‬، ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬، ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬
ِ ‫ي َعلَى ْالفَاَل‬
‫ح‬
ُ‫ الَ ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللا‬، ‫ هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬، ‫ هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬، ُ‫صاَل ة‬ ِ ‫ قَ ْد قَا َم‬، ُ‫صاَل ة‬
َّ ‫ت ال‬ َّ ‫ت ال‬ِ ‫ قَ ْد قَا َم‬،
Lafadz adzan dan iqamah itu berdasarkan hadits-hadits Shahih yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan lainnya. Disunnahkan bagi seseorang
yang mendengarkan adzan untuk menjawab seperti yang dikatakan oleh
Muadzin. Ketika adzan telah selesai, lantas ia membaca sholawat kepada
Rasulullah dan berdoa sesuai dengan doa yang telah diriwayatkan dalam
hadits.
Imam Muslim (384) dan lainnya meriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr:
“Sesungguhnya ia mendengar Rasulullah bersabda:
79
PERBEDAAN SHALAT WANITA DAN LAKI-LAKI
(Fasal) Seorang perempuan berbeda ‫ُل‬ َ ‫ َو ْال َمرْ َأةُ تُخَالِفُ ال َّرج‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
dengan laki-laki ketika shalat pada 5 ‫ ُل‬::::ُ‫ فَال َّرج‬:‫يَا َء‬::::‫ش‬ ْ ‫ ِة َأ‬::::‫في خَ ْم َس‬ ِ
keadaan, yaitu: 1) Seorang laki-laki
ُّ‫ل‬::ِ‫ ِه َويُق‬: ‫افي ِمرْ فَقَ ْي ِه ع َْن َج ْنبَ ْي‬:ِ ‫يُ َج‬
merenggangkan kedua siku dari ْ َ‫ب‬
kedua lambungnya162) dan ِ ْ‫و‬::‫في الرُّ ُك‬
‫ع‬ ِ ‫ ِه‬::ْ‫هُ ع َْن فَ ِخ َذي‬::َ‫طن‬
melipatkan perutnya dari kedua ‫َوال ُّسجُوْ ِد‬
‫صلَّى‬َ ً‫صاَل ة‬ َ ‫ي‬ َّ َ‫صلَّى َعل‬ َ ‫ي فَِإنَّهُ َم ْن‬ َّ َ‫صلُّوا َعل‬ َ ‫«ِإ َذا َس ِم ْعتُ ْم ْال ُمَؤ ِّذنَ فَقُولُوا ِم ْث َل َما يَقُو ُل ثُ َّم‬
‫هللاُ َعلَ ْي ِه بِهَا َع ْشرًا ثُ َّم َسلُوا هللاَ لِي ْال َو ِسيلَةَ فَِإنَّهَا َم ْن ِزلَةٌ فِي ْال َجنَّ ِة اَل تَ ْنبَ ِغي ِإاَّل لِ َع ْب ٍد ِم ْن‬
»ُ‫ت لَهُ ال َّشفَا َعة‬ ْ َّ‫ِعبَا ِد هللاِ َوَأرْ جُو َأ ْن َأ ُكونَ َأنَا هُ َو فَ َم ْن َسَأ َل لِي ْال َو ِسيلَةَ َحل‬
"Apabila kalian mendengar mu'adzin, maka ucapkanlah seperti yang ia
ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku. Karena seseorang yang
bershalawat kepadaku dengan satu shalawat, niscaya Allah akan bershalawat
atasnya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada Allah wasilah untukku,
karena itu adalah suatu tempat di surga, tidaklah layak tempat tersebut
kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dan Aku berharap
agar Aku menjadi hamba tersebut. Dan barangsiapa memintakan wasilah
untukku, maka ia berhak mendapatkan syafaatku."
Imam Bukhari (589) dan lainnya meriwayatkan dari Jabir:
“Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
‫ت ُم َح َّمدًا‬ِ ‫صاَل ِة ْالقَاِئ َم ِة آ‬
َّ ‫ اللَّهُ َّم َربَّ هَ ِذ ِه ال َّد ْع َو ِة التَّا َّم ِة َوال‬: ‫ال ِحينَ يَ ْس َم ُع النِّدَا َء‬ َ َ‫« َم ْن ق‬
»‫ت لَهُ َشفَا َعتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬ ْ َّ‫ضيلَةَ َوا ْب َع ْثهُ َمقَا ًما َمحْ ُمودًا الَّ ِذي َو َع ْدتَهُ َحل‬ ِ َ ‫ف‬ ْ
‫ال‬‫و‬ َ َ‫ْال َو ِسيلَة‬
"Barangsiapa berdo'a setelah mendengar adzan: “Ya Allah, Tuhan Pemilik
seruan yang sempurna ini, dan Pemilik shalat yang akan didirikan ini.
Berikanlah wasilah dan keutamaan kepada Nabi Muhammad. Bangkitkanlah
ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan”. Maka ia
berhak mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat.”
Maksud dari “seruan yang sempurna” adalah seruan dakwah Tauhid
yang tidak akan mengalami perubahan dan pergantian. Maksud dari
“keutamaan” adalah derajat yang lebih tinggi dari seluruh makhluk. Maksud
dari “kedudukan yang terpuji” adalah seseorang yang mengerjakannya dipuji.
Maksud dari “yang telah Engkau janjikan” dalam firman Allah:
] 79 :‫ك َمقَا ًما َّمحْ ُموْ دًا} [اإلسرأ‬
َ ُّ‫ك َرب‬ ٓ ٰ ‫{ع‬
َ َ‫َسى اَ ْن يَّ ْب َعث‬
“Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-
Isra’: 79)
Muadzin juga disunnahkan membaca sholawat kepaada Rasulullah dan
berdoa. Ia membaca dengan suara yang pelan dan terpisah dari adzan sehingga
80
pahanya ketika ruku’ dan sujud163).
2) Membaca dengan keras pada ‫ر َوِإ َذا‬: ِ :‫ ِع ْال َج ْه‬:‫ض‬
ِ ْ‫في َمو‬ِ ‫ر‬:ُ َ‫َويَجْ ه‬
tempatnya, dan ketika seorang laki- ‫بَّ َح‬:::‫الَ ِة َس‬:::‫الص‬
laki mengingatkan Imam dengan
َّ ‫في‬ ِ ‫ ْي ٌء‬:::‫هُ َش‬:::َ‫نَاب‬
‫ َّرتِ ِه‬: ‫ا بَ ْينَ ُس‬::‫ ِل َم‬:‫وْ َرةُ ال َّر ُج‬::‫َو َع‬
cara membaca tasbih164), dan
auratnya laik-laki didalam shalat ‫َو ُر ْكبَتِ ِه‬
adalah diantara pusar dan lutut165).

tidak diduga bahwa sholawat dan doa adalah lafadz-lafadz adzan.


Seseorang yang mendengar adzan disunnahkan untuk mengikuti bacaan
adzan selain pada: “‫صالَ ِة‬ َّ ‫”ح َّي َعلَى ال‬
َ dan “‫ح‬ ِ َ‫”ح َّي َعلَى ْالفَال‬,
َ saat itu ia membaca: “
‫هلل‬
ِ ِ ‫ِإ‬‫ا‬ ‫ب‬ َّ ‫ال‬ َ ‫ة‬‫و‬َّ ُ ‫ق‬ َ ‫ال‬‫و‬ ‫ل‬
َ َ ْ‫حَو‬َ ‫ال‬” seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari (588)
Imam Muslim (385) dan lainnya. Ketika mudzin mengumandangkan: “ ُ‫صالَة‬ َّ ‫ال‬
‫”خَ ْي ٌر ِمنَ النّوْ ِم‬, maka ia menjawab: “ َ‫”ص َد ْقتَ َو بَ ِررْ ت‬ َ
Keterangan di atas, mulai dari kesunnah mengucapkan apa yang
dikumandangkan muadzin, juga disunnahkan bagi seseorang yang mendengar,
dan menyelesaikan iqomat. Saat orang yang iqomat mengumandangkan: “ ‫قَ ْد‬
ُ‫صالَة‬ ِ ‫”قَا َم‬, maka ia menjawab: “‫”َأقَا َمهَا هللاُ َو َأ َد َمهَا‬. (HR. Imam Abu Daud: 528)
َّ ‫ت ال‬
146
) Karena mengikuti hadits-hadits Shahih, diantaranya adalah hadits yang
diriwayatkan Imam Bukhari (1167):
‫ َج َد‬:‫اَل تَهُ َس‬:‫ص‬ َ َ‫ا فَلَ َّما ق‬::‫ر لَ ْم يَجْ لِسْ بَ ْينَهُ َم‬:
َ ‫ى‬:‫ض‬ ُّ ‫ن ِم ْن‬:ِ ‫ قَا َم ِم ْن ْاثنَتَ ْي‬ ِ‫ِإ َّن َرسُو َل هللا‬ «
ِ :‫الظ ْه‬
»‫ك‬ َ ِ‫َسجْ َدتَ ْي ِن ثُ َّم َسلَّ َم بَ ْع َد َذل‬
“Sesungguhnya baginda Rasulullah berdiri dari dua raka'at shalat Dhuhur
dan tidak duduk diantaranya. Setelah Beliau (hampir) menyelesaikan
shalatnya, beliau sujud dua kali lalu mengucapkan salam setelah itu.”
Rasulullah melakukan sujud sahwi karena meninggalkan tasyahud awal
adalah dalil yang menjelaskan kesunnahannya.
Dalam hadits seseorang yang buruk shalatnya seperti yang diriwayatkan
oleh Imam Abu Daud (860):
»‫ك ْاليُ ْس َرى ثُ َّم تَ َشهَّ ْد‬ ْ َ‫صاَل ِة ف‬
َ ‫اط َمِئ َّن َوا ْفت َِرشْ فَ ِخ َذ‬ َّ ‫«فَِإ َذا َجلَسْتَ فِي َو َس ِط ال‬
“Ketika kau duduk di pertengahan sholat dan tuma’ninnah, maka
bentangkanlah paha kirimu lalu bacalah tasyahud.”
147
) Imam Hakim meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: “Baginda
Rasulullah ketika mengangkat kepalanya dari ruku’ dalam sholat Subuh rakaat
kedua, kemudian beliau mengangkat kedua tangannya dan membaca doa ini: “
َ‫ اللهم ا ْه ِد ِني ِف ْي َم ْن هَ َديْت‬...” (Mughnil Muhtaj: 1/166)
81
3) Seorang perempuan ketika shalat ‫ْض‬ٍ ‫ْضهَا ِإلَى بَع‬ َ ‫ض ُّم بَع‬ ُ َ‫َو ْال َمرْ َأةُ ت‬
harus mengumpulkan sebagian ْ ‫ بِ َح‬:‫وْ تَهَا‬:::::‫ص‬
‫ َر ِة‬:::::‫ض‬ َ ُ‫َوت َْخفِض‬
anggota tubuhnya dengan sebagian
anggota tubuh yang lain dan
ِ ِ‫ال ِّر َجا ِل اَأْل َجان‬
‫ب‬
memelankan suara ketika berada di
dekat laki-laki yang bukan
Mahram166).

148
) Imam Abu Daud (1425) meriwayatkan dari Hasan bin Ali, ia berkata:
“Rasulullah mengajariku beberapa kalimat yang aku baca saat sholat witir:
ِ :َ‫ َولَّيْتَ َوب‬: َ‫ َولَّنِي فِي َم ْن ت‬: َ‫افَيْتَ َوت‬::‫افِنِي فِي َم ْن َع‬::‫ َديْتَ َو َع‬: َ‫ ِدنِي فِي َم ْن ه‬: ‫اللَّهُ َّم ا ْه‬
‫ا‬::‫ار ْك لِي فِي َم‬:
‫ ِذلُّ َم ْن َوالَيْتَ َواَل‬:َ‫ك َوِإنَّهُ اَل ي‬
َ :‫ى َعلَ ْي‬:‫ض‬ َ ‫ي َواَل يُ ْق‬::‫ك تَ ْقض‬ َ َّ‫يْتَ ِإن‬:‫ض‬ َ َ‫َأ ْعطَيْتَ َوقِنِي َش َّر َما ق‬
َ‫يَ ِع ُّز َم ْن عَا َديْتَ تَبَا َر ْكتَ َربَّنَا َوتَ َعالَيْت‬
Ya Allah, berilah hamba petunjuk diantara orang-orang yang Engkau beri
petunjuk. Berilah hamba keselamatan diantara orang-orang yang telah
Engkau beri keselamatan, kasihilah hamba diantara orang-orang yang telah
Engkau kasihi. Berkahilah untuk hamba apa yang telah Engkau berikan
kepadaku. Lindungilah hamba dari keburukan apa yang telah Engkau
putuskan. Sesungguhnya Engkau Yang Maha memutuskan dan tidak
diputuskan kepada Engkau. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah
Engkau jaga dan Engkau kasihi, dan tidak akan mulia orang yang Engkau
musuhi. Engkau Maha Suci lagi Maha Tinggi.”
Imam Tirmidzi (464) berkata: “Ini adalah hadits shahih.” Ia melanjutkan:
“Kami tidak mengetahui riwayat dari Rasulullah mengenai doa Qunut yang
lebih baik daripada ini.”
Dalam riwayat ImamAbu Daud (1428): “Sesungguhmya Ubay bin Ka’ab
menjadi Imam (pada bulan Ramadhan). Ia melakukan Qunut pada pertengahan
kedua Ramadhan.” Perbuatan sahabat adalah sebuah hujjah yang tidak bisa
diingkari.
149
) Imam Bukhari (705) dan Imam Muslim (390) meriwayatkan dari Ibnu Umar,
ia berkata: “Aku melihat baginda Rasulullah mengawali sholat dengan
takbiratul ihram. Beliau mengangkat kedua tangan saat bertakbir hingga
menjadikan keduanya sejajar dengan kedua Pundak, saat membaca takbir
untuk ruku’, beliau melakukan seperti itu juga. Ketika membaca: “ ‫َس ِم َع هللاُ لِ َم ْن‬
َ beliau juga melakukan seperti itu. Dan berdoa: “ُ‫”ربَّنَا لَكَ ْال َح ْمد‬.
ُ‫”ح ِم َده‬ َ Namun
beliau tidak melakukan itu saat sujud, dan mengangkat kepalanya dari sujud.
150
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim (401) dari Wail
82
4) Seorang perempuan ketika ‫الَ ِة‬:::‫الص‬
َّ ‫في‬ ِ ‫ ْي ٌء‬:::‫ا َش‬:::َ‫َوِإ َذا نَابَه‬
mengingatkan Imam dengan cara ‫ َّر ِة‬:::ُ‫ َد ِن ْالح‬:::َ‫ ُع ب‬:::ْ‫ت َو َج ِمي‬
ْ َ‫فَق‬:::‫ص‬َ
tepuk tangan167), 5) Seluruh anggota ُ‫ َو َكفَّ ْيهَا َواَأْل َّمة‬:‫ُعوْ َرةٌ ِإاَّل َوجْ هَهَا‬
tubuh perempuan itu aurat kecuali
wajah dan telapak tangan168) ‫َكال َّرج ُِل‬
Sedangkan aurat seorang budak
wanita itu seperti aurat laki-laki169).

bin Hijr: “Ia melihat Rasulullah mengangkat kedua tangannya saat memulai
sholatnya. Lantas beliau meletakkan tangan kanan beliau di atas tangan kiri.”
151
) Imam Muslim (771) meriwayatkan dari Ali dari Rasulullah: “Sesungguhnya
Ketika beliau berdiri melaksanakan sholat, beliau berdoa:
‫اَل تِي‬:‫ص‬َ ‫ ِر ِكينَ ِإ َّن‬:‫ا ِم ْن ْال ُم ْش‬::َ‫ا َأن‬::‫ض َحنِيفًا َو َم‬
َ ْ‫ت َواَأْلر‬
ِ ‫ْت َوجْ ِه َي لِلَّ ِذي فَطَ َر ال َّس َما َوا‬
ُ ‫َو َّجه‬
ْ ‫َأ‬ ُ
َ‫ك ِمرْ ت َو نَا ِم ْن ال ُم ْسلِ ِمين‬‫ُأ‬ َ َ َ ْ
َ ِ‫ي َو َم َماتِي هلِل ِ َربِّ ال َعال ِمينَ اَل َش ِريكَ لهُ َوبِذل‬ َ ‫َونُ ُس ِكي َو َمحْ يَا‬
Hamba hadapkan wajahku kepada Dzat yang Menciptakan langit dan bumi
dengan lurus, dan hamba bukanlah golongan orang-orang yang musyrik.
Sesungguhnya sholat, ibadah, hidup dan mati hamba milik Allah, Tuhan alam
semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dengan hal demikian hamba diperintah,
dan hamba termasuk golongan orang-orang yang muslim.
152
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
ِ ‫{فَا ِ َذا قَ َرْأتَ ْالقُرْ ٰانَ فَا ْستَ ِع ْذ بِاهللِ ِمنَ ال َّشي ْٰط ِن الر‬
] 98 :‫َّجي ِْم} [ألنحل‬
“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur'an, mohonlah
perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
153
) Bacaan dikeraskan pada sholat Subuh, dua rakaat pertama sholat Maghrib,
dan Isya’, sholat Jum’at, sholat dua hari raya, sholat gerhana bulan, sholat
Istisqo’, sholat Tarawih dan witir bulan Ramadhan, dua rakaat sholat Tawaf
yang dilakukan malam hari dan Subuh. Semuanya akan dijelaskan pada
tempatnya masing-masing. Sedangkan pada sholat mutlak yang dilakukan
malam hari bacaan dibaca tengah-tengah antara Jahr (keras) dan Sirr (pelan).
Allah berfirman:
َ ِ‫ت بِهَا َوا ْبت َِغ بَ ْينَ ٰذل‬
] 110 :‫ك َسبِ ْياًل } [اإلسراء‬ ْ ِ‫ك َواَل تُ َخاف‬
َ ِ‫صاَل ت‬
َ ِ‫{ َواَل تَجْ هَرْ ب‬
“Dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan janganlah
(pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.” (QS.
Al-Isra’: 110)
Maksud dari sholat di sini adalah sholat malam. Sedangkan sholat-sholat
selain yang telah disebutkan di atas dibaca pelan.
Hal tersebut dijelaskan dalam beberapa hadits, diantaranya adalah:
83
Perkara yang Membatalkan Shalat
(Fasal) Perkara yang membatalkan َّ ‫ ُل‬:‫ َوالَّ ِذي يُ ْب ِط‬:)‫ص ^ ٌل‬
َ‫اَل ة‬: ‫الص‬ ْ َ ‫(ف‬
shalat itu ada 11, yaitu: 1) Berbicara ‫ ُد‬:‫ ْال َكالَ ُم ْال َع ْم‬: ً ‫يْئا‬:‫ َر َش‬:‫َش‬ َ ‫ َد ع‬:‫َأ َح‬
dengan sengaja170), 2) Bergerak ُ ْ‫َث َو ُح ُدو‬ ُ ‫َو ْال َع َم ُل ْال َكثِ ْي ُر َو ْال َحد‬
‫ث‬
dengan banyak171), 3) Hadast, 4)
Kejatuhan najis ‫النَّ َجا َس ِة‬

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (735) dan Imam Muslim
(463) dari Jubair bin Muth’im, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah
membaca surat At-Thur dalam sholat Maghrib.
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (733) dan Imam Muslim
(464) dari Bara’, ia berkata: “Aku mendengar baginda Rasulullah membaca
surat At-Tin pada sholat Isya’. Dan aku tidak pernah mendengar seseorang
yang suara atau qiraatnya lebih bagus dibanding beliau.”
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (739) dan Imam Muslim
(449) dari hadits Ibnu Abbas mengenai kehadiran jin. Mereka mendengarkan
Al-Qur’an dari Rasulullah. Dalam hadits itu disebutkan: “Rasulullah tengah
melaksanakan sholat Subuh bersama sahabat-sahabat beliau. Ketika mereka
mendengar Al-Qur’an, mereka memperhatikannya.”
Hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa Rasulullah mengeraskan bacaan
sholatnya sehingga didengar oleh orang yang hadir.
Sedangkan hadits yang menjelaskan pembacaan sholat dengan sirr
(pelan) adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (713) dari
Khabab: “Seseorang bertanya kepadanya: “Apakah Rasulullah membaca
bacaan saat sholat Dzuhur dan Ashar?” Khabab menjawab: “Benar.” Kami
bertanya: “Dengan apa kalian mengetahuinya?” Khabab menjawab: “Dengan
jenggot beliau yang bergerak-gerak.”
Imam Bukhari (738) dan Imam Muslim (396) meriwayatkan dari Abu
Hurairah, ia berkata: “Rasulullah membaca bacaan pada setiap sholat. Apa
yang Rasulullah perdengarkan kepada kami, maka kami perdengarkan kepada
kalian. Sedangkan apa yang Rasulullah pelankan kepada kami, maka kami
juga pelankan kepada kalian.”
154
) Imam Abu Daud (934) meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:
“Rasulullah Ketika membaca:
ِ ْ‫َغي َْر ْال َم ْغضُو‬
َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َوالَالضَّالِّ ْين‬
Kemudian Rasulullah bersabda: “Amiin.” Sehingga orang di shaf pertama
yang dekat dengan beliau mendengarnya.”
84
5) Terbukanya aurat, 6) Berubahnya ‫ ِة‬:َ‫ ُر النِّي‬:‫وْ َر ِة َوتَ ْغيِ ْي‬::‫َوا ْن ِكشَافُ ْال َع‬
niat172), 7) Membelakangi Qiblat173), ‫ ُل‬:::::‫ ِة َواَأْل ْك‬:::::َ‫ر ْالقِ ْبل‬:ُ ‫تِ ْدبَا‬:::::‫اس‬
ْ ‫َو‬
8) Makan, 9) Minum, 10) Tertawa ُ‫َوال ُّشرْ بُ َو ْالقَ ْهقَهَةُ َوالرِّ َدة‬
terbahak-bahak 11) Murtad174)

JUMLAH ROKA’AT DAN RUKUN SHALAT WAJIB

Imam Ibnu Majah (853) menambahkan: “Sampai bacaan Amiin bergaung


di dalam masjid.”
Pembacaan amiin ini juga disunnahkan untuk makmum. Dan
pembacaannya setelah imam membaca amiin. Imam Bukhari (749) dan Imam
Muslim (410) meriwayatkan dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah
bersabda:
َ َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َواَل الضَّالِّينَ » فَقُولُوا آ ِمينَ فَِإنَّهُ َم ْن َواف‬
‫ق‬ ِ ‫ « َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬: ‫ال اِإْل َما ُم‬
َ َ‫«ِإ َذا ق‬
ْ َ ْ َّ َ َ ُ َ ‫اَل‬ ْ
:»‫قَوْ لُهُ قَوْ َل ال َم ِئك ِة غفِ َر لهُ َما تَقد َم ِمن ذنبِ ِه‬
"Jika Imam membaca:
ِ ْ‫َغي َْر ْال َم ْغضُو‬
َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َوالَالضَّالِّ ْين‬
Maka ucapkanlah 'Amiin’. Karena siapa yang mengucapkan 'Amiin'
bersamaan dengan bacaan 'Amiin ' Malaikat, maka dosanya yang telah lalu
akan diampuni."
Dalam riwayat Imam Abu Daud (936): “Ketika Imam membaca Amiin,
maka bacalah Amiin.”
155
) Pada dua rakaat yang pertama. Hal ini berdasarkan beberapa diantaranya
adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (745) dan Imam Muslim
(451) dari Abu Qatadah: “Sesungguhnya Rasulullah membaca Al-fatihah dan
surat pada dua rakaat yang pertama dari sholat Dhuhur, dan sholat Ashar.”
Dalam sebuah riwayat: “Seperti inilah Rasulullah melakukankannya pada
sholat Subuh.” Bersamaan hadits-hadits lainnya mengenai pembacaan Jahr
(keras) dalam sholat.
Makmum tidak membaca selain Al-Fatihah pada sholat Jahriyyah. Hal ini
berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh imam Abu Daud (823-824), Imam
Nasa’i (2/141), dan lainnya dari Ubadah bin Shamit, ia berkata: “Kami shalat
Subuh di belakang Rasulullah, sepertinya bacaan beliau terasa berat. Setelah
shalat, beliau bersabda: "Sepertinya kalian membaca di belakang imam
kalian." Mereka menjawab: "Benar, wahai Rasulullah! (sehingga) kami
menyusul bacaanmu dengan cepat." Beliau bersabda:
85
(Fasal) Jumlah rakaat dalam shalat ‫ض‬ِ ‫راِئ‬:: َ َ‫ات ْالف‬::ُ ‫ َو َر َك َع‬:)‫ص^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
fardlu ada 17, yang mana ‫ ٌع‬: َ‫ا َأرْ ب‬::َ‫ فِ ْيه‬: ً‫ ة‬:‫َس ْب َعةَ َع َش َر َر ْك َع‬
didalamnya terdapat 34 kali sujud, ً‫َوثَاَل ثُوْ نَ َسجْ َدة‬

94 kali takbir, 9 kali tasyahud, 10 ‫ ُع‬:‫ َرةً َوتِ ْس‬:‫عُوْ نَ تَ ْكبِ ْي‬:‫ ٌع َوتِ ْس‬:َ‫َوَأرْ ب‬
kali membaca salam, dan 153 kali ٌ‫ت َو ِماَئة‬ٍ ‫ت َو َع ْش ُر تَ ْسلِ ْي َما‬ ٍ ‫تَ َشهُّدَا‬
membaca tasbih.

» ‫صاَل ةَ لِ َم ْن لَ ْم يَ ْق َرْأ بِهَا‬ ِ ‫« اَل تَ ْف َعلُوا ِإاَّل بِفَاتِ َح ِة ْال ِكتَا‬


َ ‫ب فَِإنَّهُ اَل‬
"Jangan kalian lakukan kecuali Al-Fatihah, karena tidak sah shalat seseorang
yang tidak membacanya."
Dalam sebuah riwayat: “Kalian jangan membaca sesuatu dari Al-Qur’an
Ketika aku membaca dengan keras kecuali Ummil Qur’an (Al-Fatihah).”
156
) Imam Bukhari (752) dan Imam Muslim (392) meriwayatkan dari Abu
Hurairah: “Abu Hurairah shalat bersama orang-orang. Ia membaca takbir
setiap bangun dan turun dari ruku’. Setelah sholat selesai, ia berkata:
“Sesungguhnya aku adalah seseorang yang sholatnya paling mirip dengan
sholat Rasulullah diantara kalian.”
157
) Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 102.
158
) Imam Muslim (772) dan lainnya meriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata:
“Pada suatu malam, aku sholat bersama Rasulullah…” Dalam hadits ini
disebutkan: “Lantas Rasulullah ruku’, lalu beliau berdoa: “ ‫” ُسب َْحانَ َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم‬.
Kemudian Rasulullah bersujud dan berdoa: “‫” ُسب َْحانَ َربِ َّي اَأْل ْعلَى‬.
159
) Imam Muslim (580) meriwayatkan dari Ibnu Umar mengenai sifat duduk
Rasulullah, ia berkata: “Rasulullah ketika duduk di dalam sholat, beliau
meletakkan telapak kaki kanan beliau di bawah paha kanan. Beliau
menggenggam semua jari-jari beliau, dan berisyarah dengan jari telunjuk yang
dekat dengan jempol. Serta beliau meletakkan telapak tangan beliau di atas
paha kiri.”
160
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (794) dari
hadits Abu Humaid As-Sa’idi, ia berkata: “Aku adalah seseorang yang paling
hafal dengan sholat baginda Rasulullah …” Dalam hadits itu disebutkan:
“Ketika beliau duduk pada dua rakaat, maka beliau duduk di atas kaki kiri dan
menegakkan kaki kanannya. Saat beliau duduk pada rakaat terakhir, beliau
memajukan kaki kiri (dari bawah kaki kanan yang ditegakkan), menegakkan
kaki kanan, dan duduk di atas pantat beliau.”
Maksud “memajukan kaki kiri” adalah dari bawah kaki kanan yang
86
ً‫ث َو َخ ْمسُوْ نَ تَ ْسبِي َْحة‬ ٌ ‫َوثَاَل‬
Jumlah rukun di dalam shalat adalah ‫اَل ِة‬:::‫الص‬ َّ ‫في‬ ِ ‫ان‬:::ِ ‫ةُ اَأْلرْ َك‬:::َ‫َو ُج ْمل‬
ِ : ً ‫ِماَئةٌ َو ِستَّةٌ َو ِع ْشرُوْ نَ ُر ْكنا‬
117, pada shalat subuh terdapat 30 ‫في‬
rukun, pada shalat maghrib 42
rukun, dan pada shalat yang
‫في‬ ِ ‫ا ً َو‬::::‫وْ نَ ُر ْكن‬::::ُ‫ْح ثَاَل ث‬ ِ ‫ب‬::::‫الص‬ ُّ
ً ‫ا‬:‫وْ نَ ُر ْكن‬::‫ا ِن َوَأرْ بَ ُع‬::َ‫ب اِ ْثن‬ِ ‫ر‬: ِ :‫ْال َم ْغ‬
berjumlah 4 rakaat berjumlah 54
rukun. َ‫وْ ن‬:‫ ةٌ َو َخ ْم ُس‬:‫اعيَّ ِة َأرْ بَ َع‬
ِ َ‫في الرُّ ب‬
:ِ ‫َو‬

ditegakkan.
Dalam riwayat Imam Muslim (579) dari Abdullah bin Zubair:
“Rasulullah Ketika duduk di dalam sholat menjadikan telapak kaki kanan
diantara paha dan betis beliau, dan membentangkan telapak kanan beliau.”
161
) Imam Muslim (582) meriwayatkan dari Sa’ad, ia berkata: “Aku melihat
Rasulullah ke arah kanan dan kiri sampai aku bisa melihat pipi beliau yang
putih.”
Imam Abu Daud (992) dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud:
“Sesungguhnya Rasulullah ke arah kanan dan kiri sampai pipi beliau yang
putih bisa dilihat. Beliau membaca: “ِ‫”ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللا‬.
Imam Tirmidzi (295) berkata: “Hadits Ibnu Mas’ud adalah hadits Hasan
Shahih.”
162
) Imam Bukhari (383) dan Imam Muslim (495) meriwayatkan dari Abullah bin
malim ibnu Buhainah: “Sesungguhnya baginda Rasulullah merenggangkan
kedua tangan beliau sampai putih ketiaknya terlihat.”
Dalam riwayat Imam Abu Daud (734) dan Imam Tirmidzi (270) dari Abu
Humaid: “Baginda Rasulullah menjauhkan kedua tangan beliau dari sisi badan
beliau, dan mengangkat kedua telapak tangan beliau sejajar dengan kedua
pundaknya.”
163
) Imam Abu Daud (735) meriwayatkan dari Abu Humaid mengenai sifat shalat
Rasulullah, ia berkata: “Ketika Rasulullah sujud, beliau merenggakan kedua
pahanya tanpa menempelkan perutnya dengan kedua paha beliau.”
164
) Ketika seorang imam atau lainnya melakukan kesalahan, dan hendak
diingatkan, maka apabila orang laki-laki mengucapkan: “Subhanallah.” Hal
ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (652) dan Imam
Muslim (421) dari Sahal bin Sa’ad: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
ُ ‫صاَل تِ ِه فَ ْليُ َسبِّحْ فَِإنَّهُ ِإ َذا َسبَّ َح ْالتُفِتَ ِإلَ ْي ِه َوِإنَّ َما التَّصْ فِي‬
»‫ق لِلنِّ َسا ِء‬ َ ‫« َم ْن َرابَهُ َش ْي ٌء فِي‬
“Barangsiapa (menjadi makmum lalu merasa ada) kekeliruan dalam shalat,
87
ً ‫ُر ْكنا‬
Ketika seseorang tidak mampu ‫في‬
ِ ‫ام‬::::::
ِ َ‫زَ َع ِن ْالقِي‬::::::‫َو َم ْن ع ََج‬
berdiri pada shalat Fardhu maka ia ‫ا َو َم ْن‬:::‫لَّى َجالِ ًس‬:::‫ص‬ َ ‫ ِة‬:::‫ْض‬ َ ‫ْالفَ ِري‬
shalat dengan duduk, dan ketika
duduk tidak mampu maka dengan
‫لَّى‬::::‫ص‬ َ ‫س‬ ِ ْ‫و‬::::ُ‫زَ َع ِن ْال ُجل‬::::‫َع َج‬
cara tidur miring175), :‫ُمضْ طَ ِج ًعا‬
Apabila seseorang tidak mampu ‫ت َْلقِيًا‬: ‫لَّى ُم ْس‬: ‫ص‬ َ ُ‫ه‬:‫َو َم ْن ع ََج َز َع ْن‬

hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, ia (imam) akan
memperhatikannya. Sedangkan tepukan untuk wanita."
Maksud dari “tepukan” adalah memukulkan punggung telapak tangan
kiri dengan bagian dalam telapak tangan kanan.
165
) Imam Daruquthni (1/231) dan Imam Baihaqi (2/229) meriwayatkan dalam
bentuk hadits Marfu’:
»‫ْن ِمنَ ْال َعوْ َر ِة‬:ِ ‫ق الرُّ ْكبَتَي‬
َ ْ‫ َو َما َأ ْسفَ َل ال ُّس َّر ِة َوفَو‬، ‫ق الرُّ ْكبَتَ ْي ِن ِمنَ ْال َعوْ َر ِة‬
َ ْ‫« َما فَو‬
“Bagian yang berada di atas dua lutut adalah aurat. Dan bagian yang berada
di bawah pusar dan di atas kedua lutut adalah aurat.”
Imam Bukhari (346) meriwayatkan dari Jabir: “Sesungguhnya ia
melakukan sholat dengan memakai satu pakaian.” Jabir berkata:
ِ ‫صلِّى‬
ٍ ْ‫في ثَو‬
‫ب َوا ِح ٍد‬ َ ُ‫ ي‬ ‫ي‬ ُ ‫َرَأي‬
َّ ِ‫ْت النَّب‬
“Aku melihat baginda Rasulullah melaksanakan sholat memakai satu
pakaian.” Dalam sebuah riwayat (345): “Jabir melaksanakan sholat dengan
memakai izar (sarung) yang telah diikat pangkalnya.”
Sedangkan izar pada umumnya adalah pakaian yang menutup bagian
tengah badan, yakni bagian antara pusar, lutut, bagian yang dekat dengan
keduanya.
166
) Hal ini dikarenakan khawatir timbuknya fitnah. Allah berfirman:
ْ َ‫ض ْعنَ بِ ْالقَوْ ِل فَي‬
] 32 :‫ط َم َع الَّ ِذيْ فِ ْي قَ ْلبِ ِه َم َرضٌ } [األحزاب‬ َ ‫{فَاَل ت َْخ‬
“Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara
sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (QS. Al-
Ahzab: 32)
Maksud dari “penyakit dalam hatinya” adalah kefasikan dan sedikitnya
wira’i.
Ayat ini menjelaskan bahwa suara seorang wanita terkadang bisa
menimbulkan fitnah. Oleh karena itu, seorang wanita dianjurkan untuk
merendahkan suara saat berada di dekat laki-laki yang bukan mahramnya.
88
َ :َ‫ ِه َون‬:‫ َأ بِ َرْأ ِس‬:‫زَ َأوْ َم‬::‫ِإ ْن َع َج‬:َ‫ف‬
tidur miring, maka ia shalat dengan :‫وى‬:
cara berbaring, apabila tidak mampu ‫بِقَ ْلبِ ِه‬
maka shalat dengan memberi Isyarat
dengan kepala dan niat di dalam
hati.

Meninggalkan pekerjaan Shalat


167
) Silahkan simak catatan kaki nomer: 3 halaman: 97.
168
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 31 :‫ َواَل يُ ْب ِد ْينَ ِز ْينَتَه َُّن اِاَّل َما ظَهَ َر ِم ْنهَا} [النور‬ {
“Dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa)
terlihat.” (QS. An-Nur: 31)
Menurut pendapat masyhur dikalangan para ulama’ bahwa yang
dimaksud dengan “perhiasan” adalah tempat perhiasan tersebut. Sedangkan
maksud dari “kecuali yang (biasa) terlihat” adalah wajah dan telapak tangan.
(Ibnu Katsir: 3/283)
Imam Abu Daud (640) dan lainnya meriwayatkan dari Ummi Salamah:
“Sesungguhnya ia bertanya kepada Rasulullah: “Apakah seorang wanita bisa
sholat memakai baju, kerudung, sedangkan ia tidak memiliki sarung?”
Rasulullah bersabda:
» ‫ع َسابِ ًغا يُ َغطِّي ظُهُو َر قَ َد َم ْيهَا‬
ُ ْ‫« ِإ َذا َكانَ الدِّر‬
“(Boleh), Ketika dir’-nya panjang dan menutupi punggung telapak kakinya.”
Maksud “dir’” adalah gamis wanita yang bisa menutupi badan sampai
kedua kakinya. Sedangkan “khimar” adalah kerudung yang digunakan untuk
menutupi kepala.
Jelasnya, apabila gamis itu bisa menutupi punggung kedua telapak kaki
wanita tersebut Ketika berdiri dan ruku’, maka gamis itu akan memanjang saat
sujud dan menutupi punggung telapak kakinya karena sebagian merapat
kepada sebagian yang lain. Silahkan simak catatan kaki nomer: 2 halaman: 86.
169
) Maksudnya kesamaan dalam menutup aurat ketika sholat. Sedangkan aurat
budak wanita di luar sholat itu sama dengan aurat wanita merdeka.
170
) Imam Bukhari (4260) dan Imam Muslim (539) meriwayatkan dari Zaid bin
Arqam, ia berkata: “Kami berbicara di tengah sholat. Salah seorang dari kami
berbicara kepada saudaranya mengenai kebutuhannya sampai turun ayat ini:
ٰ ‫ت َوالص َّٰلو ِة ْال ُوس‬
] 238 :‫ْطى َوقُوْ ُموْ ا هلِل ِ ٰقنِتِ ْينَ } [البقرة‬ َّ ‫{ َحافِظُوْ ا َعلَى ال‬
ِ ‫صلَ ٰو‬
“Peliharalah semua salat dan salat wustha. Dan laksanakanlah (salat) karena
89
(Fasal) Perkara yang ditinggal pada ‫اَل ِة‬:‫الص‬ َّ َ‫ك ِمن‬ :ُ ْ‫ َو ْال َم ْترُو‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
shalat itu ada tiga: 1) Fardhu, 2) ٌ‫نَّة‬:::‫رْ ضٌ َو ُس‬:::َ‫ ف‬:‫يَا َء‬:::‫ةُ َأ ْش‬:::َ‫ثَالَث‬
Sunnah Ab’ad, 3) Sunnah Hai’at, ٌ‫َوهَيَْئة‬
Apabila perkara Fardhu yang ‫جُوْ ُد‬:‫هُ ُس‬:‫وْ بُ َع ْن‬::ُ‫الفَرْ ضُ اَل يَن‬: ْ :َ‫ف‬
ditinggal maka perkara itu tidak bisa ُ‫ان‬::‫رهُ َوال َّزم‬:: َ ‫لْ ِإ ْن َذ َك‬::َ‫ه ِْو ب‬::‫الس‬ َّ
َ
diganti dengan sujud Sahwi. Tetapi
‫ َج َد‬: ‫ َعلَ ْي ِه َو َس‬:‫قَ ِريْبٌ َأتَى بِ ِه َوبَنَى‬
ketika seseorang ingat dan
waktunya masih sebentar, maka ia ‫لِل َّسه ِْو‬
kembali melakukan perkara fardlu
yang ditinggal itu, dan disunnahkan
sujud Sahwi176).

Allah dengan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 238) Kami diperintahkan untuk


diam.
Imam Muslim (537) dan lainnya meriwayatkan dari Muawiyyah bin
Hakam As-Salami dari Rasulullah, beliau bersabda:
ُ‫را َءة‬: ِ َّ‫صاَل ةَ اَل يَصْ لُ ُح فِيهَا َش ْي ٌء ِم ْن كَاَل ِم الن‬
َ :ِ‫ي ُر َوق‬::ِ‫اس ِإنَّ َما ه َُو التَّ ْسبِي ُح َوالتَّ ْكب‬ َّ ‫« ِإ َّن هَ ِذ ِه ال‬
» ‫ْالقُرْ آ ِن‬
“Sesungguhnya shalat ini, tidak pantas di dalamnya terdapat percakapan
manusia, karena shalat itu hanyalah tasbih, takbir dan membaca al-Qur'an.”
171
( Karena hal ini bertentangan dengan aturan sholat.
172
) Seperti apabila niat keluar dari sholat.
173
) Dikarenakan lima perkara ini telah meninggalkan syarat-syarat atau rukun-
rukun sholat seperti yang telah diketahui.
174
) Hal ini dikarenakan perkara ini bertentangan dengan keadaan dan syarat
Sholat. Silahkan simak catatan kaki nomer: 2, halaman: 113.
175
) Hal ini berdasarkan hadits ‘Imran bin Khusain:
ٍ ‫ص ِّل قَاِئ ًما فَِإ ْن لَ ْم تَ ْست َِط ْع فَقَا ِعدًا فَِإ ْن لَ ْم تَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَى َج ْن‬
»‫ب‬ َ «
“Sholatlah kamu dalam keadaan berdiri. Apabila tidak mampu dengan duduk.
Apabila tidak mampu, maka dengan tidur (miring).” Silahkan simak catan
kaki nomer: 1 halaman: 91.
176
) Imam Bukhari (1169) meriwayatkan dari Abu Hurairah: “Rasulullah sholat
Dhuhur atau Ashar bersama kami. Lantas Rasulullah membaca salam.
Dzulyadain berkata kepada beliau: “Apakah sholat dikurangi, wahai
Rasulullah?” Rasulullah bersabda kepada sahabat-sahabat beliau lainnya:
90
Apabila Sunnah Ab’ad yang ِ ‫َوال ُّسنَّةُ اَل يَعُوْ ُد ِإلَ ْيهَا بَ ْع َد التَّلَب‬
‫ُّس‬
ditinggal maka ia tidak perlu kepada َّ ِ‫ ُج ُد ل‬:::‫ض لَ ِكنَّهُ يَ ْس‬
‫ه ِْو‬:::‫لس‬ ِ ْ‫الفَر‬::: ْ ِ‫ب‬
perkara Sunnah tersebut setelah
‫َع ْنهَا‬
melakukan fardlu, tetapi ia
disunnahkan melakukan sujud
Sahwi177).
Ketika sunnah Hai’at yang ‫ا‬::َ‫َو ْالهَيَْئةُ اَل يَعُوْ ُد ِإلَ ْيهَا بَ ْع َد تَرْ ِكه‬
ditinggal, maka ia tidak boleh ‫ك‬َّ :‫َواَل يَ ْس ُج ُد لِل َّسه ِْو َع ْنهَا َوِإ َذا َش‬
kembali pada sunnah Hai’at tersebut
setelah meninggalkannya, dan tidak ِ ‫في َع َد ِد َما َأتَى بِ ِه ِمنَ ال َّر َك َعا‬
‫ت‬ ِ
melakukan sujud Sahwi178). Apabila ُّ‫ل‬:::::َ‫ َو اَأْلق‬:::::ُ‫بَنَى َعلَى ْاليَقِ ْي ِن َوه‬
ia ragu pada rakaat yang telah ‫د لِل َّسه ِْو‬:َ ‫َو َس َج‬
dilakukannya, maka ia meneruskan
rakaat yang diyakini, yaitu rakaat
yang sedikit, dan melakukan sujud

“Apakah ucapannya benar?” Para sahabat menjawab: “Benar.” Maka beliau


mengerjakan dua rakaat lainnya, dan melakukan sujud dua kali (Sahwi).
177
) Imam Bukhari (1166) dan Imam Muslim (570) meriwayatkan dari Abdullah
bin Bukhainah, ia berkata: “Kami melaksanakan sholat bersama baginda
Rasulullah dua rakaat pada Sebagian sholat. (Dalam sebuah riwayat: ‘Beliau
berdiri pada rakaat kedua shalat Dhuhur). Kemudian Rasulullah berdiri dan
tidak duduk, lalu orang-orang juga mengikuti berdiri bersama Rasulullah.
Setelah Rasulullah menyelesaikan sholat dan kami menunggu salam beliau,
lantas Rasulullah bertakbir sebelum salam. Rasulullah melakukan sujud dua
kali saat masih duduk. Kemudian beliau salam.” Silahkan simak catatan kaki
nomer: 1 halaman: 100.
Imam Ibnu Majah (1208), Imam Abu Daud (1036) dan lainnya
meriwayatkan dari Mughirah bin Syu’bah, ia berkata: Rasulullah bersabda:
ْ ‫ا فَ ْليَجْ لِسْ َوِإ َذا‬:‫تَتِ َّم قَاِئ ًم‬:‫يَ ْس‬ ‫في َر ْك َعتَ ْي ِن فَلَ ْم‬
‫ َج َد‬:‫ا فَالَيَجْ لِسْ َو َس‬:‫تَتِ َّم قَاِئ ًم‬:‫اس‬ ِ ‫« ِإ َذا قَا َم َأ َح ُد ُك ْم‬
» ‫َسجْ َدت َِي ال َّسه ِْو‬
“Jika salah seorang di antara kalian berdiri pada rakaat kedua, maka apabila
belum sempurna, hendakklah ia duduk kembali. Namun apabila telah
sempurna, maka janganlah ia duduk, dan hendaklah ia melaksanakan dua
sujud sahwi”
178
) Dikarenakan tidak dikukuhkannya sunnah Hai’at tersebut, dan tidak adanya
hadits yang menjelaskan dianjurkannya sujud sahwi pada sunnah Hai’at ini.
91
Sahwi179).
Sujud Sahwi itu hukumnya َ :‫نَّةٌ َو َم َحلُّهُ قَ ْب‬:‫َو ُسجُوْ ُد ال َّسه ِْو ُس‬
‫ل‬:
Sunnah180), dan tempatnya adalah ‫ال َّساَل ِم‬
sebelum salam181)

Waktu-waktu yang tidak diperbolehkan Shalat

179
) Imam Muslim (571) meriwayatkan dari Abu Sa’id, ia berkata: Rasulullah
bersabda:
‫ك َو ْليَ ْب ِن َعلَى‬ ْ َ‫صلَّى ثَاَل ثًا َأ ْم َأرْ بَعًا فَ ْلي‬
َّ ‫ط َرحْ ال َّش‬ َ ‫ك َأ َح ُد ُك ْم فِي‬
َ ‫صاَل تِ ِه فَلَ ْم يَ ْد ِر َك ْم‬ َّ ‫«ِإ َذا َش‬
‫صاَل تَهُ َوِإ ْن‬ َ ُ‫صلى خَ ْمسًا َشفَ ْعنَ لَه‬ َّ ِّ ‫َأ‬ ُ
َ َ‫َما ا ْستَ ْيقَنَ ث َّم يَ ْس ُج ُد َسجْ َدتَ ْي ِن قَ ْب َل ْن يُ َسل َم فَِإ ْن َكان‬
»‫صلَّى ِإ ْت َما ًما َأِلرْ بَ ٍع َكانَتَا تَرْ ِغي ًما لِل َّش ْيطَا ِن‬َ َ‫َكان‬
“Apabila salah seorang diantara kalian ragu dalam shalatnya, dan tidak
mengetahui berapa rakaat ia shalat, tiga ataukah empat rakaat, maka
buanglah keraguan, dan ambilah yang pasti (yaitu yang sedikit). Kemudian
sujudlah dua kali sebelum salam. Apabila dia shalat lima rakaat, maka
sujudnya telah menggenapkan shalatnya. Dan apabila shalatnya empat
rakaat, maka kedua sujudnya itu adalah sebagai penghinaan untuk setan.”
180
) Karena sujud Sahwi tidak disyariatkan sebab meninggalkan perkara yang
wajib.
181
) Seperti yang diuraikan pada hadits-hadits sebelumnya.
92
(Fasal) Terdapat 5 waktu yang tidak ‫ت اَل‬ ٍ ‫ا‬:::َ‫ةُ َأوْ ق‬:::‫ َو َخ ْم َس‬:)‫ص^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
diperbolehkan melakukan shalat ‫ا‬:::َ‫اَل ةٌ لَه‬:::‫ص‬ َ ‫ا ِإاَّل‬:::َ‫لَّى فِ ْيه‬:::‫ُص‬ َ ‫ي‬
didalamnya, kecuali shalat yang َّ ‫اَل‬
mempunyai sebab, yaitu: 1) Setelah
‫ْح َحتى‬ ِ ‫ب‬:‫الص‬
ُّ ‫ ِة‬:‫ص‬ َ ‫ بَ ْع َد‬: ٌ‫َسبَب‬
ْ ‫ت‬
ُ‫َطلُ َع ال َّش ْمس‬
shalat Subuh hingga Matahari terbit
2) Ketika terbitnya matahari hingga َ ‫ا َحتَّى تَتَ َكا َم‬:::َ‫ َد طُلُوْ ِعه‬:::‫َو ِع ْن‬
‫ل‬:::
terbit sempurna, dan naik sampai ْ ‫ت ََو‬:‫اس‬ ْ ‫ح َوِإ َذا‬
kadar satu tombak, 3) Ketika waktu
‫ت‬ ٍ ‫ ْد َر ُر ْم‬:َ‫ َع ق‬:ِ‫َوتَرْ تَف‬
‫ ِر‬: ‫ص‬ ْ ‫صاَل ِة ْال َع‬َ ‫َحتَّى تَ ُزوْ َل َوبَ ْع َد‬
Istiwa’ (saat Matahari berada di
tengah langit) sampai Matahari ‫ َد‬::::‫ ْمسُ َو ِع ْن‬::::‫الش‬ َّ ‫ُب‬ َ ‫ ر‬::::‫َحتَّى تَ ْغ‬
tergelincir, 4) Setelah shalat Ashar :‫ب َحتَّى يَتَ َكا َم َل ُغرُوْ بُهَا‬ ِ ْ‫ْال ُغرُو‬
hingga Matahari terbenam, 5)
Ketika Matahari mulai terbenam
sampai terbenam dengan

93
sempurna182).

Shalat Jama’ah
(Fasal) Shalat jama’ah itu ٌ‫نَّة‬: ‫ ِة ُس‬:‫صاَل ةُ ْال َج َما َع‬ َ ‫ َو‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
‫ْأ‬
ِ :‫م َأ ْن يَ ْن‬:ِ ْ‫ ُمو‬:‫ُمَؤ َّك َدةٌ َو َعلَى ْال َم‬
hukumnya Sunnah Muakkad 183)
‫ي‬َ ‫و‬:
Makmum diwajibkan untuk niat
‫ااْل ِ ْئتِ َما َم ُدوْ نَ اِإْل َم ِام‬
bermakmum bukan Imam184),
182
) Imam Bukhari (561) dan Imam Muslim (827) meriwayatkan dari Abu Sa’id
Al-Khudri, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
َ ‫صاَل ةَ بَ ْع َد ْال َعصْ ِر َحتَّى ت َِغ‬
» ُ‫يب ال َّش ْمس‬ َ ‫ْح َحتَّى تَرْ تَفِ َع ال َّش ْمسُ َواَل‬ َ َ ‫« لا‬
ِ ‫صاَل ةَ بَ ْع َد الصُّ ب‬
"Tidak ada shalat setelah Shubuh sampai matahari meninggi dan tidak ada
shalat setelah 'Ashar sampai matahari menghilang."
Maksud larangan di sini adalah penegasan larangan tersebut. Yakni:
“Janganlah kalian sholat di waktu-waktu tersebut.”
Imam Muslim (831) meriwayatkan dari Uqbah bin ‘Amir, ia berkata:
“"Ada tiga waktu yang baginda Rasulullah melarang kami untuk shalat atau
menguburkan jenazah pada waktu-waktu tersebut. (Pertama), saat matahari
terbit sampai agak tinggi. (Kedua), saat panas terik (tengah hari) sampai
tergelincir, (Ketiga), saat matahari hampir terbenam." Larangan yang telah lalu
itu bersifat pengharaman (Nahi lit-Tahrim).
Adapun sholat yang memiliki sebab, maka sholat tersebut bisa dilakukan
pada waktu mana saja. Baik itu sholat sunnah, atau wajib. Hal ini berdasarkan
beberapa hadits, diantaranya:
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (572) dan Imam Muslim
(684) dari Anas dari Rasulullah. Beliau bersabda:
َّ ‫{وَأقِ ْم ال‬
:‫صاَل ةَ ِل ِذ ْك ِري} [طه‬ َ َ‫ارةَ لَهَا ِإاَّل َذلِك‬ َ ُ‫صاَل ةً فَ ْلي‬
َ َّ‫ص ِّل ِإ َذا َذ َك َرهَا اَل َكف‬ َ ‫« َم ْن نَس َي‬
»] 14
“Barangsiapa yang lupa suatu shalat, maka hendaklah ia melaksanakannya
ketika ia ingat. Karena tidak ada tebusannya kecuali itu. Allah berfirman:
'(Dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku) ' (Qs. Thaahaa: 14).”
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (1176) dan Imam Muslim
(834) dari Sayyidah Ummi Salamah: “Sesungguhnya baginda Rasulullah
melakukan sholat dua rakaat setelah shalat Ashar. Kemudian aku bertanya
mengenai hal tersebut. Rasulullah bersabda:
ِ ‫ ِد ْالقَي‬:‫اسٌ ِم ْن َع ْب‬::َ‫انِي ن‬::َ‫ ِر َوِإنَّهُ َأت‬:‫ص‬
‫ْس‬ ْ ‫ َد ْال َع‬:‫ َّر ْك َعتَي ِْن بَ ْع‬:‫ت ع َْن ال‬ِ ‫َأ ْل‬:‫ا بِ ْنتَ َأبِي ُأ َميَّةَ َس‬::َ‫« ي‬
» ‫الظه ِْر فَهُ َما هَاتَا ِن‬ ُّ ‫ن اللَّتَي ِْن بَ ْع َد‬:ِ ‫فَ َش َغلُونِي ع َْن ال َّر ْك َعتَ ْي‬
94
Diperbolehkan apabila orang yang ‫ ِد‬::ْ‫بِ ْال َعب‬ ُّ‫ر‬::ُ‫ْأتَ َّم ْالح‬::َ‫وْ ُز َأ ْن ي‬::ُ‫َويَج‬
merdeka bermakmum kepada ُّ‫ح‬:::‫َص‬
ِ ‫ت‬ ‫ق َواَل‬ ْ ِ‫الِ ُغ ب‬:::َ‫َو ْالب‬
ِ ‫ال ُم َرا ِه‬:::
budak, orang baligh bermakmum ‫ا ْم َرَأ ٍة َواَل‬::ِ‫ ٍل ب‬::‫ ْد َوةُ ُر َج‬::ُ‫ق‬
kepada orang yang akan baligh ِ َ‫ق‬
‫ارٍئ‬::
(murahik)185). Dan tidak sah apabila ‫بُِأ ِّم ٍي‬
seorang laki-laki bermakmum
kepada wanita186), seorang qari’

“Wahai putri Abu Umayyah, kamu bertanya tentang dua raka'at setelah
Ashar. Sungguh aku kedatangan rambongan orang dari suku 'Abdul Qais
sehingga menyebabkanku terhalang dari mengerjakan dua raka'at setelah
Dhuhur. Dua rakaat itulah yang aku kerjakan (setelah 'Ashar).”
183
) Baik untuk laki-laki maupun wanita. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan Imam Bukhari (619) dan Imam Muslim (650) dari Abdullah bin
Umar: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»ً‫صاَل ةَ ْالفَ ِّد بِ َسب ٍْع َو ِع ْش ِر ْينَ َد َر َجة‬ ُ ‫صاَل ةُ ْال َج َما َع ِة تَ ْف‬
َ ‫ض ُل‬ َ «
“Shalat jamaa’ah lebih utama dari shalat sendiri sebanyak 27 derajat.”
Sedangkan menurut pendapat Ashah shalat Jama’ah hukumnya adalah
fardhu kifayah bagi orang laki-laki yang mukim sampai terlihat syi’ar dari
sholat berjama’ah. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Abu Daud (547) dan dishahihkan oleh Imam Ibnu Hibban (425):
َّ ‫ ال‬:‫الج َما َعةُ وفي رواية‬
‫صاَل ةُ ِإاَّل قَ ْد ا ْستَحْ َو َذ‬ َ ‫ َما ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة فِي قَرْ يَ ٍة َواَل بَ ْد ٍو اَل تُقَا ُم فِي ِه ْم‬ «
» ُ‫َعلَ ْي ِه ْم ال َّش ْيطَان‬
"Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat
berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah mengalahkan
mereka.”
184
) Hal ini agar pengikutan makmum kepada Imam hukumnya sah, dan ia
mendapatkan pahal berjamaah, berdasarkan hadits:
ِ ‫ِإنَّ َما اَأْل ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬ «
»‫ت‬
“Sesungguhnya amal ibadah itu tergantung dengan niat.”
185
) Murahiq adalah seseorang yang mendekati usia baligh. Sedangkan yang
dikehendaki disini adalah seorang anak kecil yang telah mumayiz (anak yang
telah mampu membedakan perkara baik dan buruk, serta yang benar dan
salah). Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
(4051): “Sesungguhnya ‘Amr bin Salamah menjadi imam kaumnya saat ia
berusia 6 atau 7 tahun.”
186
) Imam Abu Daud (596) dan lainnya meriwayatkan dari Malik bin Huwarits, ia
95
(bisa membaca) bermakmum
kepada orang yang ummi (tidak bisa
membaca)187).
Dimanapun seseorang shalat di ‫ ِج ِد‬:‫في ْال َم ْس‬ ِ ‫لَّى‬:‫ص‬ َ ‫ُع‬ ٍ ‫َوَأيُّ َموْ ض‬
dalam masjid dengan mengikuti ‫الِ ٌم‬::‫ َو َع‬: ُ‫ ِه َوه‬: ‫ام فِ ْي‬:ِ :‫اَل ِة اِإْل َم‬: ‫ص‬ َ ِ‫ب‬
shalat Imam yang juga berada di َ َ َ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫اَل‬
‫ص تِ ِه جْ َز هُ َما ل ْم يَتَق َّد ْم َعل ْي ِه‬ َ ِ‫ب‬
dalamnya dan ia mengetahui
gerakan imamnya itu188), maka hal

berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:


»‫« َم ْن زَ ا َر قَوْ ًما فَاَل يَُؤ َّمهُ ْم َو ْليَُؤ َّمهُ ْم َر ُج ٌل ِم ْنهُ ْم‬
"Barangsiapa yang mengunjungi suatu kaum maka janganlah ia mengimami
mereka, tetapi hendaklah yang mengimami adalah seorang laki-laki dari
mereka."
Mafhum dari hadits ini adalah seorang Wanita tidak bisa mengimami
suatu kaum yang di dalamnya terdapat orang laki-laki.
187
) Qari’ adalah seseorang yang bagus bacaan Fatihahnya. Sedangkan Ummi
adalah seseorang yang rusak salah satu bacaan Fatihah. Seorang Qari’ tidak
sah bermakmum kepada ummi karena membaca fatihah dengan sempurna
adalah rukun seperti yang telah diketahui. Sedangkan sholat ummi untuk
dirinya sendiri itu hukumnya sah dikarenakan darurat sebab ia tidak mampu
untuk belajar.
188
) Maksudnya makmum mengetahui shalat imam seperti mendengar Imam, dan
melihatnya, mendengar suara orang yang menyampaikan suara imam, atau
melihat sebagian shaf.
96
itu sudah mencukupi selama tempat
shalatnya tidak lebih maju dari
tempat Imam.
Ketika Imam shalat di dalam masjid ‫م‬:ُ ْ‫ْج ِد َو ْال َمْأ ُمو‬
ِ ‫في ْال َمس‬ ِ ‫صلَّى‬ َ ‫َوِإ ْن‬
sedangkan makmum berada di luar ‫و‬: َ :ُ‫هُ َوه‬:‫ا ِم ْن‬::ً‫خَار َج ْال َم ْس ِج ِد قَ ِر ْيب‬
ِ
masjid namun dekat dan ia
mengetahui gerakan shalat Imam
َ‫اك‬::َ‫اَل تِ ِه َواَل َحاِئ َل هُن‬::‫ص‬ َ ِ‫الِ ٌم ب‬::َ‫ع‬
dan tidak ada penghalang pada َ‫َجاز‬
tempat tersebut189), maka hal

189
) Suatu penghalang yang menyebabkan tidak bisa sampai kepada Imam atau
melihatnya.
97
tersebut diperbolehkan«»

Shalat Jama’ dan Qashar


(Fasal) Diperbolehkan bagi orang ‫افِ ِر‬::::‫ز لِ ْل ُم َس‬:ُ ْ‫و‬::::ُ‫ َو يَج‬:)‫ص^^^^ ٌل‬
ْ َ ‫(ف‬
yang bepergian untuk Qashar ْ َ‫ق‬
(meringkas) shalat yang memiliki
ِ ‫الَ ِة الرُّ بَا ِعيَّ ِة بِ َخ ْم‬: ‫الص‬
‫س‬ ّ ‫ ُر‬: ‫ص‬
‫في‬ ُ ‫َأ‬ َ
ِ ُ‫فَ ُره‬:::‫وْ نَ َس‬:::‫ ْن يَك‬: ‫ َراِئط‬:::‫َش‬
jumlah 4 rakaat190) dengan lima

190
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya shalat Qashar adalah:
 Al-Qur’an, firman Allah:
] 101 :‫صرُوْ ا ِمنَ الص َّٰلو ِة} [النساء‬
ُ ‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح اَ ْن تَ ْق‬ ِ ْ‫ض َر ْبتُ ْم فِى ااْل َر‬
َ ‫ض فَلَي‬ َ ‫{ َواِ َذا‬
“Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-
qasar salat.” (QS. An-Nisa’: 101)
 Hadits, Imam Muslim (686) meriwayatkan dari Ya’la bin Umayyah, ia
berkata: “Aku berkata kepada Umar bin Khattab mengenai ayat: ‘Tak ada dosa
atasmu meng-qashar shalat, jika kamu khawatir terhadap orang-orang kafir
yang hendak memberi cobaan kepadamu." (QS. An-nisa'; 101), sementara
manusia saat ini dalam kondisi aman.” Umar menjawab; "Aku juga heran
dengan apa yang kau herankan. Kemudian aku bertanya kepada Rasulullah.
Beliau lalu bersabda:
َ ‫ق هللاُ بِهَا َعلَ ْي ُك ْم فَا ْقبَلُوا‬
»ُ‫ص َدقَتَه‬ َ َ‫ص َدقَةٌ ت‬
َ ‫ص َّد‬ َ «
"Itu (mengqashar shalat) adalah sedekah yang Allah berikan kepada kalian.
Oleh karena itu, terimalah sedekah-Nya."
Hadits ini menjelaskan bahwasannya shalat Qashar itu bukanlah suatu
shalat yang hanya khusus dalam keadaan yang mengkhawatirkan.
Imam Bukhari (1039) dan Imam Muslim (690) meriwayatkan dari Anas,
ia berkata:
‫ن‬:ِ ‫ة َأرْ بَعًا َوبِ ِذي ْال ُحلَ ْيفَ ِة َر ْك َعتَ ْي‬:ِ َ‫ بِ ْال َم ِدين‬ ‫الظ ْه َر َم َع النَّبِ ِّي‬
ُّ ‫ْت‬
ُ ‫صلَّي‬
َ
"Aku shalat Dhuhur bersama Baginda Rasulullah di Madinah sebanyak empat
rakaat sedangkan di Dzulhulaifah dua raka'at.”
98
syarat yaitu: 1) Ketika bepergian ِ ‫َغي ِْر َمع‬
‫ْصيَّ ٍة‬
tidak bertujuan maksiat
2) Ketika jarak tempuhnya ‫ َر‬: ‫َش‬ ْ ‫تَّةَ ع‬: ‫افَتُهُ ِس‬: ‫وْ نَ َم َس‬::‫َوَأ ْن تَ ُك‬
mencapai 16 farsakh191), 3) Apabila :‫ا‬::::ً‫وْ نَ ُمَؤ ِّدي‬::::‫ َوَأ ْن يَ ُك‬:‫ ًخا‬::::‫فَرْ َس‬
seseorang melakukan shalat 4
rakaat192), 4) Apabila seseorang niat
‫ي‬ ِ ‫ ِة َوَأ ْن يَ ْن‬:::َ‫اعي‬
:َ ‫و‬::: ِ َ‫اَل ِة الرُّ ب‬:::‫لص‬
َّ ِ‫ل‬
‫ْأ‬
‫ تَ َّم‬::َ‫ْالقَصْ َر َم َع اِإْل حْ َر ِام َوَأ ْن اَل ي‬
Qashar shalat bersamaan dengan

191
) Imam Bukhari meriwayatkan dalam bentuk hadits Mu’alaq (mengenai shalat
Qashar: Bab berapa yang diperbolehkan mengqashar shalat?): “Ibnu Umar dan
Ibnu Abbas melakukan Qashar shalat, dan berbuka puasa pada jarak 4 burud
yaitu 16 farshakh.” Jarak ini kira-kira sama dengan 81 km. Mereka berdua
melakukan berdasarkan ilmu dari baginda Rasulullah.
192
) Maksudnya shalat yang berjumlah 4 rakaat diqashar ketika tengah melakukan
perjalanan. Apabila seseorang mengqadha’ shalat yang tertinggal saat tidak
berpergian, maka ia tidak diperbolehkan mengqashar shalat tersebut. Begitu
juga tidak diperbolehkan qashar, ketika shalat yang tertinggal saat berpergian,
ia qadha’ saat berada di rumah.
99
takbirotul Ihram, 5) Apabila ia tidak ‫بِ ُمقِي ٍْم‬
bermakmum kepada orang yang
mukim193.
Diperbolehkan bagi orang yang َ‫ َع بَ ْين‬:‫ر َأ ْن يَجْ َم‬:ِ ِ‫اف‬: ‫ز لِ ْل ُم َس‬:ُ ْ‫و‬::‫َويَ ُج‬
bepergian untuk menjama’ antara ‫ا‬::‫ت َأيِّ ِه َم‬ ِ ‫ر‬:ِ ْ‫الظه ِْر َو ْال َعص‬
ِ ‫في َو ْق‬ ُّ
shalat Dzuhur dan Ashar di waktu
dari keduanya yang ia kehendaki, ِ ‫ا ِء‬: ‫ب َو ْال ِع َش‬
‫في‬ ِ ‫َشا َء َوبَ ْينَ ْال َم ْغ ِر‬
dan antara shalat Maghrib dan Isya ‫ت َأيِّ ِه َما َشا َء‬ِ ‫َو ْق‬
di waktu dari keduanya yang ia
kehendakinya194).

193
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal,
dari Ibnu Abbas: Suatu ketika, ia diberi pertanyaan: “Mengapa seorang musafir
melakukan shalat dua rakaat saat sendirian, dan shalat empat rakaat ketika
menjadi makmum dengan seseorang yang mukim?” Ibnu Abbas menjawab:
“Itu adalah sunnah.”
194
) Imam Bukhari (1056) meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
‫الظه ِْر َو ْال َعصْ ِر ِإ َذا َكانَ َعلَى ظَه ِْر َسي ٍْر َويَجْ َم ُع‬
ُّ ‫صاَل ِة‬
َ َ‫ يَجْ َم ُع بَ ْين‬ ِ‫ َكانَ َرسُو ُل هللا‬ 
‫ب َو ْال ِع َشا ِء‬
ِ ‫بَ ْينَ ْال َم ْغ ِر‬
"Baginda Rasulullah pernah men-jama' shalat Dhuhur dan Ashar, Maghrib
dan shalat Isya' dalam perjalanan.”
Imam Abu Daud (1208), Imam Tirmidzi (553), dan lafadz hadits
menggunakan riwayatnya, dan lainnya meriwayatkan dari Mu’adz: “Bahwa
Rasulullah berada di Perang Tabuk. Ketika Rasulullah berangkat sebelum
matahari tergelincir, maka beliau mengakhirkan shalat Dhuhur sampai beliau
menggabungkan dengan shalat ashar, lalu beliau mengerjakan kedua shalat
tersebut. Apabila beliau berangkat setelah matahari tergelincir, maka beliau
segera mengerjakan shalat Ashar dan Dhuhur semuanya, kemudian beliau
berangkat. Apabila beliau berangkat sebelum Maghrib, maka beliau
mengakhirkan shalat Maghrib hingga beliau mengerjakannya bersamaan
dengan shalat Isya'. Apabila beliau berangkat setelah Maghrib, maka beliau
bersegera mengerjakan shalat Isya' bersama shalat Maghirb.”
100
Bagi orang yang mukim, ketika ِ َ‫في ْال َمط‬
‫ر‬:: ِ ‫ز لِ ْل َح‬:ُ ْ‫و‬::ُ‫ َويَج‬.
ِ ‫ ِر‬::‫اض‬
ِ ‫ا‬::::::‫ َع بَ ْينَهُ َم‬::::::‫َأ ْن يَجْ َم‬
ِ ‫في َو ْق‬
hujan diperbolehkan untuk ‫ت‬
menjama’ dua shalat pada waktu
‫اُأْلوْ لَى ِم ْنهُ َما‬
yang pertama dari kedua shalat
tersebut195).

Shalat Jum’at
(Fasal) Syarat wajib shalat ِ ْ‫و‬::::ُ‫ ُوج‬:ُ‫ َراِئط‬::::‫ َو َش‬:)‫ص^^^^ ٌل‬
‫ب‬ ْ َ ‫(ف‬
Jum’at196) itu ada 7, antar lain: 1) ‫الَ ُم‬: ‫ اِإْل ْس‬:‫يَا َء‬: ‫ ْب َعةُ َأ ْش‬: ‫ ِة َس‬:‫ْال ُج ْم َع‬
Islam, 2) Baligh, 3) Berakal, 4)
195
) Imam Bukhari (518) dan Imam Muslim (705) meriwayatkan dari Ibnu Abbas:
“Sesungguhnya baginda Rasulullah melaksanakan shalat di Madinah tujuh dan
delapan rakaat, yakni shalat Dhuhur dan Ashar, Maghrib dan ISya’.” Imam
Muslim menambahkan: “Tidak dalam keadaan yang menakutkan atau
bepergian.” Menurut riwayat Imam Bukhari: “Ayyub (salah seorang perawi
hadits) berkata: ‘Kemungkinan dilakukan pada hujan pada malam hari’, ia
berkata: ‘Mungkin.”
Shalat Jama’ yang dilaksanakan karena hujan disyaratkan dilaksanakan
berjama’ah di dalam masjid, atau suatu tempat yang jauh secara ‘Urf. Tidak
diperbolehkan menjama’ kedua shalat (Dhuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya’)
pada waktu shalat yang kedua, karena terkadang hujan telah reda sehingga bisa
menyebabkan mengeluarkan shalat dari waktunya tanpa adanya udzur.
196
) Dalil yang menjelaskan disyariatkan dan diwajibkannya shalat Jum’at adalah:
 Al-Qur’an, firman Allah:
‫ي لِلص َّٰلو ِة ِم ْن يَّوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا اِ ٰلى ِذ ْك ِر هللاِ َو َذرُوا ْالبَ ْي َع‬
َ ‫{ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا نُوْ ِد‬
] 9 :‫ٰذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ نَ } [الجمعة‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan
salat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)
 Hadits, Imam Muslim (865) dan lainnya meriwayatkan dari Abu Huraira dan
Ibnu Umar: Mereka berdua mendengar Rasulullah bersabda di atas mimbar:
»‫صاَل ِة َأوْ اَل تَرْ ِج ُع ِإلَ ْي ِه ْم‬
َّ ‫ارهُ ْم ِإلَى ال َّس َما ِء فِي ال‬
َ ‫ص‬َ ‫«لَيَ ْنتَ ِهيَ َّن َأ ْق َوا ٌم يَرْ فَعُونَ َأ ْب‬
"Sungguh, apabila suatu kaum tidak berhenti dari kebiasaan mereka
meninggalkan shalat Jum’at, ataukah mereka ingin Allah membutakan hati
mereka, dan sesudah itu mereka benar-benar menjadi orang yang lalai."
101
Merdeka, 5) Laki-laki, 6) Sehat, 7) ‫ ُل َو ْال ُح ِّريَّةُ َو‬:::::‫غ َو ْال َع ْق‬
ُ ْ‫و‬:::::ُ‫َو ْالبُل‬
Mukim197). ُ‫ال ُّذ ُكوْ ِريَّةُ َوالصِّ َحةُ َوااْل ِ ْستِ ْيطَان‬

Syarat-syarat melakukan shalat َ‫وْ ن‬::‫ َأ ْن تَ ُك‬: ٌ‫َو َش َراِئطُ فِ ْعلِهَا ثَاَل ثَة‬
Jum’at itu ada 3, antara lain: 1) َ‫وْ ن‬::‫ْالبَلَ ُد ِمصْ رًا َأوْ قَرْ يَةً َوَأ ْن يَ ُك‬
Apabila shalat Jum’at dilakukan di
‫ْال َع َد ُد َأرْ بَ ِع ْينَ ِم ْن َأ ْه ِل ْال ُج ْم َع ِة‬
desa maupun di kota198), 2) Apabila
jumlah orang yang melakukan

197
) Dalil yang menjelaskan 3 syarat pertama adalah hadits-hadits yang terdapat
pada permulaan “Kitab Sholat”. Sedangkan dalil yang menjelaskan 4 syarat
lainnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Daruquthni (2/3) dan
lainnya dari Jabir, dari Rasulullah. Beliau bersabda:
»‫« َم ْن َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم ااْل َ ِخ ِر فَ َعلَ ْي ِه ْال ُج ُم َعةُ ِإالَّ ا ْم َرَأةً َو ُم َسافِرًا َو عبَ ْداً َو َم ِر ْيضًا‬
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka ia wajib
melaksanakan shalat Jum’at, kecuali wanita, musafir, budak, dan orang yang
sakit.”
Dalam riwayat Imam Abu Daud (1067) yang diriwayatkan dari Thariq
bin Syihab, dari Rasulullah. Beliau bersabda:
ْ‫صبِ ٌّي َأو‬
َ ْ‫ك َأوْ ا ْم َرَأةٌ َأو‬
ٌ ‫ق َوا ِجبٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم فِي َج َما َع ٍة ِإاَّل َأرْ بَ َعةً َع ْب ٌد َم ْملُو‬
ٌّ ‫« َح‬
» ٌ‫َم ِريض‬
"Shalat Jum'at itu hak kewajiban bagi setiap Muslim dengan berjama'ah,
kecuali empat orang, yaitu; budak, wanita, anak-anak dan orang yang sakit." 
198
) Hal ini karena Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tidak pernah mendirikan
shalat Jum’at kecuali dengan keadaan yang seperti itu. Beberapa kabilah Arab
yang mukim disekitar Madinah tidak mengerjakan shalat Jum’at, dan
Rasulullah juga tidak memerintahkan mereka untuk mengerjakannya.
Dimaksud dengan ‘kota’ (Al-Mishr) adalah sebuah tempat yang memiliki
pasar, amir (pemimpin), dan seorang Qadhi. Menurut sebuah pendapat tidak
seperti ketentuan ini.
102
shalat jum’at 40 orang199,
3) Apabila waktu melakukan shalat ‫ِإ ْن‬:::َ‫ا ف‬:::ً‫ت بَاقِي‬ُ ‫ َو ْق‬:::‫وْ نَ ْال‬:::‫َوَأ ْن يَ ُك‬
Jum’at masih berada dalam waktu :ُ‫ت ال ُّشرُوْ ط‬ ِ ‫ت َأوْ ُع ِد َم‬ ُ ‫خَر َج ْال َو ْق‬
َ
Dzuhur200). Ketika waktu Dzuhur ُ ْ
‫صلِيَت ظ ْهرًا‬ ُ
telah habis atau beberapa syarat
shalat Jum’at ditiadakan maka
shalat Jum’at dilakukan sebagai

199
) Mereka adalah orang-orang yang telah memenuhi syarat-syarat wajib Shalat
Jum’at yang telah diuraikan dipermulaan bab. Sedangkan hadits yang
menjelaskan disyaratkannya jumlah minimal orang yang mengerjakan shalat
Jum’at adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Daruquthni (4/2) dan Imam
Baihaqi (3/177) dari Jabir, ia berkata:
ٌ‫ك ُج ُم َعة‬ َ ْ‫في ُكلِّ َأرْ بَ ِع ْينَ فَ َما فَو‬
َ ِ‫ق َذل‬ ِ ‫ت ال ُّسنَةُ َأ َّن‬
ِ ‫ض‬
َ ‫َم‬
“Sunnah telah menetapkan bahwa pada setiap orang 40 atau lebih wajib
melaksanakan shalat Jum’at.”
Imam Abu Daud (1069) dan lainnya meriwayatkan dari Ka’ab bin Malik:
“Bahwasannya seseorang yang pertama kali melaksanakan shalat Jum’at
bersama mereka adalah As’ad bin Zurarah. Pada saat itu mereka berjumlah 40
orang.”
200
) Imam Bukhari (3935) dan Imam Muslim (860) meriwayatkan dari Salamah
bin Akwa’, ia berkata: “Kami melaksanakan shalat Jum’at Bersama baginda
Rasulullah. Saat kami membubarkan diri, dinding tidak memiliki bayangan
yang bisa kami gunakan untuk berteduh.”
Diriwayatkan dari keduanya (859, 897) dari Sahal bin Sa’ad, ia berkata:
“Kami tidak tidur Qailulah, dan makan kecuali setelah shalat Jum’at.”
Tidur Qailulah adalah tidur di siang hari untuk istirahat. Hadits ini
menjelaskan bahwa shalat Jum’at tidak dilaksanakan kecuali pada waktu
Dzuhur, bahkan di awal waktu tersebut.
103
shalat Dzuhur.
Fardlu shalat Jum’at itu ada 3, ‫وْ ُم‬::ُ‫َان يَق‬
ِ ‫طبَت‬ ْ ‫ ُخ‬:ٌ‫ ثَاَل ثَة‬:‫ضهَا‬ ُ ‫َوفَ َراِئ‬
antara lain: 1) Khutbah dua kali, ‫ا َوَأ ْن‬::::::‫ا َويَجْ لِسُ بَ ْينَهُ َم‬::::::‫فِ ْي ِه َم‬
dimana khatib berdiri dalam kedua
khutbah tersebut, 2) Duduk diantara
‫في َج َما َع ٍة‬ ِ ‫صلَّى َر ْك َعتَي ِْن‬ َ ُ‫ت‬
dua khutbah tersebut201), 3). Shalat
Jum’at dilakukan dua rakaat202)

201
) Imam Bukhari (878) dan Imam Muslim (861) meriwayatkan dari Ibnu Umar,
ia berkata:
َ‫ يَ ْخطُبُ قَاِئ ًما ثُ َّم يَ ْق ُع ُد ثُ َّم يَقُو ُم َك َما تَ ْف َعلُونَ اآْل ن‬ ‫َكانَ النَّبِ ُّي‬
"Baginda Rasulullah berkhuthbah dengan berdiri, kemudian duduk lalu berdiri
kembali seperti yang kalian lakukan di zaman sekarang ini."
202
) Hal ini berdasarkan Ijma’ para ulama’ dan hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Nasa’i (3/111) dan lainnya dari Umar, ia berkata: “Shalat Jum’at itu dua
rakaat … berdasarkan sabda baginda Nabi Muhammad.”
104
secara berjama’ah203).
Sunnah Hai’at Jum’at ada 4, yaitu: ‫ ُل‬:‫ ْال ُغ ْس‬:‫ا ٍل‬:‫ص‬
َ ‫ ُع ِخ‬:َ‫ َأرْ ب‬:‫َوهَيَْئاتُهَا‬
1) Mandi dan membersihkan badan, ِ ‫ا‬::َ‫ ِد َولُبْسُ الثِّي‬::‫ف ْال َج َس‬::ْ
‫ب‬ :ُ ‫َوتَ ْن ِظي‬
2) Memakai pakaian berwarna ُّ ‫ْض َوَأ ْخ ُذ‬
putih, 3) Memotong kuku, 4)
ُ‫الظ ْف ِر َوالطِّيْب‬ ِ ‫ْالبِي‬
Memakai minyak wangi204).
Disunnahkan diam ketika khutbah ِ ‫في َو ْق‬
‫ت‬ ِ ‫ات‬ َ ‫ اِإْل ْن‬: ُّ‫تَ َحب‬::‫َوي ُْس‬
ُ ::‫ص‬
dilaksanakan205). Barang siapa
203
) Dikarenakan shalat Jum’at pada masa Rasulullah dan Khulafa’ur Rasyidin
juga dilaksanakan seperti itu.
204
) Imam Bukhari (843) dan lainnya meriwayatkan dari Salman Al-Farisi, ia
berkata: Rasulullah bersabda:
ُّ‫« اَل يَ ْغتَ ِس ُل َر ُج ٌل يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة َويَتَطَهَّ ُر َما ا ْستَطَا َع ِم ْن طُه ٍْر َويَ َّد ِهنُ ِم ْن ُد ْهنِ ِه َأوْ يَ َمس‬
‫ت ِإ َذا تَ َكلَّ َم‬ ِ ‫ب لَهُ ثُ َّم يُ ْن‬
ُ ‫ص‬ َ ‫ق بَ ْينَ ْاثنَي ِْن ثُ َّم ي‬
َ ِ‫ُصلِّي َما ُكت‬ ُ ِّ‫ب بَ ْيتِ ِه ثُ َّم يَ ْخ ُر ُج فَاَل يُفَر‬
ِ ‫ِم ْن ِطي‬
» َ‫اِإْل َما ُم ِإاَّل غفِ َر لهُ َما بَينهُ َوبَين‬
ْ َ ْ َ ُ
“Seorang laki-laki tidak mandi pada hari Jum'at lalu bersuci semampunya,
memakai minyak rambut miliknya atau minyak wangi keluarganya. Kemudian
ia keluar rumah menuju Masjid, ia tidak memisahkan dua orang pada tempat
duduknya lalu dia shalat yang dianjurkan baginya dan diam mendengarkan
khutbah Imam, kecuali akan diampuni dosa-dosanya yang ada antara Jum'at
itu dan Jum'at lainnya."
Dalam riwayat Imam Ahmad (3/81): “Dan memakai baju yang paling
bagus.” Disunnahkan memakai baju putih berdasarkan hadits yang
diriwayatkan Imam Tirmidzi (994) dan lainnya:
َ َ‫« ْالبَسُوا ِم ْن ثِيَابِ ُك ْم ْالبَي‬
» ‫اض فَِإنَّهَا ِم ْن خَ ي ِْر ثِيَابِ ُك ْم َو َكفِّنُوا فِيهَا َموْ تَا ُك ْم‬
"Pakailah pakaian kalian yang berwarna putih, karena itu adalah pakaian
kalian yang terbaik. Kafanilah dengannya orang-orang mati kalian."
Imam Al-Bazzar meriwayatkan dalam Musnadnya: “Sesungguhnya
baginda Rasulullah memotong kuku, memotong kumisnya pada hari Jum’at.”
(Silahkan simak catatan kaki nomer:1 halaman: 45)
205
) Imam Bukhari (892) dan Imam Muslim (851) dan lainnya meriwayatkan dari
Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
» َ‫ت َواِإْل َما ُم يَ ْخطُبُ فَقَ ْد لَ َغوْ ت‬ ِ ‫صا ِحبِكَ يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة َأ ْن‬
ْ ‫ص‬ َ ِ‫« ِإ َذا قُ ْلتَ ل‬
"Apabila kau berkata kepada temanmu pada hari Jum'at: 'Diamlah',
sedangkan Imam sedang berkhutbah, maka kamu sudah berbuat sia-sia."
Dalam riwayat Imam Abu Daud (1051) yang diriwayatkan dari Ali:
105
masuk ke dalam masjid dan Imam ‫ا ُم‬:::‫ َل َواِإْل َم‬:::َ‫ ِة َو َم ْن دَخ‬:::‫طب‬ ْ ‫ْال ُخ‬
tengah berkhutbah, maka ia hanya ‫لَّى َر ْك َعتَي ِْن َخفِ ْيفَتَ ْي ِن‬:::‫ص‬
َ ُ‫يَ ْخطُب‬
melakukan shalat dua raka’at yang
ُ‫ثُ َّم يَجْ لِس‬
ringan kemudian duduk206).

Shalat Idul Fitri dan Idul Adha


(Fasal) Shalat dua hari raya (Idul ٌ‫نَّة‬: ‫ َد ْي ِن ُس‬: ‫صاَل ةُ ْال ِع ْي‬ ْ َ ‫(ف‬
َ ‫ َو‬:)‫ص ^ ٌل‬
Fitri dan Idul Adha) itu hukumnya
Sunnah Muakkad207) Shalat ini
‫في‬ِ ‫ا ِن يُ َكبِّ ُر‬:::َ‫ َر ْك َعت‬:‫ُمَؤ َّك َدةٌ َو ِه َي‬
َ ‫ َوى تَ ْكبِي‬::::‫ ْبعًا ِس‬::::‫اُأْلوْ لَى َس‬
‫رة‬::::ْ
dilakukan dua rakaat208) pada rakaat ِ
َ ‫ْس لَهُ فِي ُج ُم َعتِ ِه تِ ْل‬
‫ك َش ْي ٌء‬ َ ‫َو َم ْن لَغَا فَلَي‬
“Barangsiapa bermain-main, maka ia tidak mendapatkan apa-pun dari
Jum'atnya. “
Maksudnya ia tidak mendapatkan pahala shalat Jum’at dengan sempurna.
Maksud dari ‘bermain-main’ adalah mengucapkan perkataan yang tidak baik.
Silahkan simak catatan kaki sebelumnya.
206
) Imam Muslim (875) meriwayatkan dari Jabir, ia berkata: Rasulullah
bersabda:
» ‫« ِإ َذا َجا َء َأ َح ُد ُك ْم يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة َواِإْل َما ُم يَ ْخطُبُ فَ ْليَرْ َك ْع َر ْك َعتَي ِْن َو ْليَت ََجو َّْز فِي ِه َما‬
"Apabila salah seorang dari kalian datang (ke masjid) pada hari Jum'at,
sedangkan Imam sedang khutbah, maka hendaklah ia shalat dua raka'at
dengan ringan."
Silahkan simak juga hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam
kitabnya pada nomer hadits: 888.
207
) Imam Bukhari (913) dan Imam Muslim (889) meriwayatkan dari Abu Sa’id
Al-Khudri, ia berkata:
َّ ‫صلَّى فََأ َّو ُل َش ْي ٍء يَ ْب َدُأ بِ ِه ال‬
ُ‫صاَل ة‬ َ ‫ط ِر َواَأْلضْ َحى ِإلَى ْال ُم‬ ْ ِ‫ يَ ْخ ُر ُج يَوْ َم ْالف‬ ِ‫َكانَ َرسُو ُل هللا‬
‫ُوصي ِه ْم‬ ُ
ِ ‫صفوفِ ِه ْم فيَ ِعظهُ ْم َوي‬َ ُ َ ُ
ُ ‫اس َوالناسُ ُجلوسٌ َعلى‬ َّ ِ َّ‫ص ِرفُ فَيَقُو ُم ُمقَابِ َل الن‬ َ ‫ثُ َّم يَ ْن‬
ُ‫ص ِرف‬ َ ‫َويَْأ ُم ُرهُ ْم فَِإ ْن َكانَ ي ُِري ُد َأ ْن يَ ْقطَ َع بَ ْعثًا قَطَ َعهُ َأوْ يَ ُم َر بِ َش ْي ٍء َأ َم َر بِ ِه ثُ َّم يَ ْن‬
‫ْأ‬
“Pada hari raya Idul Firi dan Adlha Rasulullah menuju tempat shalat.
Pertama kali yang beliau kerjakan adalah shalat hingga selesai. Kemudian
beliau berdiri menghadap orang banyak sedangkan mereka dalam keadaan
duduk di barisan mereka. Beliau memberikan nasehat, wasiat dan
memerintahkan mereka. Dan apabila beliau ingin mengutus pasukan, maka
beliau sampaikan atau beliau perintahkan (untuk mempersiapkannya), setelah
itu beliau berlalu pergi."
106
pertama melakukan Takbir ‫ا‬:::‫ ِة خَ ْم ًس‬:::َ‫في الثَّانِي‬ ِ ‫ َر ِام َو‬:::ْ‫اِإْل ح‬
sebanyak 7 kali sekalin Takbiratul ْ
‫ِس َوى تَ ْكبِي َْر ِة القِيَ ِام‬
Ihram. Pada rakaat kedua membaca
takbir 5 kali, selain takbir hendak
berdiri dari sujud209).
Setelah melaksanakan Shalat, Imam ‫طبَتَ ْي ِن يُ َكبِّ ُر‬ْ ‫ َدهَا ُخ‬::::ْ‫َو يَ ْخطُبُ بَع‬
berkhutbah dua kali dengan ‫ ِة‬::::َ‫في الثَّانِي‬ ‫ُأْل‬
membaca takbir 9 kali pada khutbah ِ ‫عًا َو‬::::‫في ا وْ لَى تِ ْس‬ ِ
ً ‫َسبْعا‬
pertama, dan membaca takbir 7 kali

208
) Imam Nasa’i (3/111) dan lainnya meriwayatkan dari hadits Umar, ia berkata:
“Sesungguhnya Shalat Idul Fitri dua rakaat, shalat Idul Adha dua rakaat,” lalu
ia berkata: “berdasarkan sabda baginda Nabi Muhammad.” Berdasarkan hadits
ini para ulama’ kemudian Ijma’.
209
) Imam Tirmidzi (536) meriwayatkan dari Amr bin ‘Auf Al-Muzani:
‫ن فِي اُأْلولَى َس ْبعًا قَ ْب َل ْالقِ َرا َء ِة َوفِي اآْل ِخ َر ِة خَ ْمسًا قَب َْل ْالقِ َرا َء ِة‬:ِ ‫ َكبَّ َر فِي ْال ِعي َد ْي‬ ‫ي‬
َّ ِ‫َأ َّن النَّب‬
“Sesungguhnya baginda Nabi bertakbir dalam dua shalat hari raya, pada
raka'at pertama tujuh kali sebelum membaca ayat dan pada raka'at kedua
lima kali sebelum membaca ayat.”
Imam Tirmidzi berkata: “Hadits ini adalah hadits terbaik pada bab ini
yang diriwayatkan dari baginda Rasulullah.”
107
pada khutbah yang kedua210.
Seseorang membaca takbir dimulai ‫س ِم ْن‬ َّ ‫ب‬
ِ ‫ ْم‬::‫الش‬ ِ ْ‫ رُو‬::‫ر ِم ْن ُغ‬:ُ ِّ‫ُويَ َكب‬
dari terbenamnya matahari pada ‫ا ُم‬::‫ ْد ُخ َل اِإْل َم‬:َ‫ ِد ِإلَى َأ ْن ي‬:‫ ِة ْال ِع ْي‬:َ‫لَ ْيل‬
malam hari raya sampai imam
‫صاَل ِة‬ َّ ‫في ال‬ ِ
masuk dalam shalat211).
Ketika Idul Adha membaca takbir ِ ‫لَ َوا‬:‫الص‬
‫ت‬ َّ َ‫ف‬::‫ اَأْلضْ َحى َخ ْل‬:‫َوفِي‬
setelah melakukan shalat fardlu ‫وْ ِم‬:::َ‫ْح ي‬ِ ‫ب‬:::‫ص‬ ُ ‫ت ِم ْن‬ ِ ‫ا‬:::‫ض‬ َ ْ‫ْال َم ْفرُو‬
mulai Subuh hari Arafah sampai
‫ر َأي َِّام‬::
ِ ‫آخ‬ ِ ‫ع ََرفَةَ ِإلَى ْال َعصْ ِر ِم ْن‬
waktu Ashar hari terakhir hari
Tasyriq212. :ِ ‫التَّ ْش ِري‬
‫ْق‬
210
) Imam Bukhari (920) dan Imam Muslim (888) meriwayatkan dari Ibnu Umar:
ْ ‫صلُّونَ ْال ِعي َدي ِْن قَ ْب َل ْال ُخ‬
‫طبَ ِة‬ َ ُ‫ ي‬ ‫ َوَأبُو بَ ْك ٍر َو ُع َم ُر‬ ِ‫َكانَ َرسُو ُل هللا‬
"Baginda Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar melaksanakan shalat dua hari
raya sebelum khutbah."
Imam Bukhari (932) meriwayatkan dari Ibnu Abbas:
َ َ‫صلَّى ثُ َّم خَ ط‬
‫ب‬ ْ ِ‫ يَوْ َم ف‬ ‫ت َم َع النَّبِ ِّي‬
َ َ‫ط ٍر َأوْ َأضْ َحى ف‬ ُ ْ‫َخ َرج‬
"Aku pernah keluar bersama baginda Rasulullah untuk shalat Idul Fitri atau
Adha. Beliau melaksanakan shalat kemudian menyampaikan khutbah.” 
Imam Syafi’i (Al-Umm: 1/211) meriwayatkan dari Ubaidillah Ibn
Abdullah bin Utbah, ia berkata: “Sunnahnya adalah apabila Imam
menyampaikan dua kali khutbah yang keduanya dipisah dengan duduk.”
Imam Baihaqi (3/299) meriwayatkan dari Ubaidillah ibn Abdullah, ia
berkata: “Sunnahnya apabila khutbah pertama dimulai dengan 9 takbir yang
terus menerus, dan khutbah kedua dengan 7 takbir yang terus menerus.”
211
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 185 :‫{ َولِتُ ْك ِملُوا ْال ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّرُوا هللاِ ع َٰلى َما ه َٰدى ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ نَ } [البقرة‬
“Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-
Baqarah: 185)
Para ulama berkata: “Ini adalah Takbir pada hari raya Idul Fitri,
sedangkan Idul Adha hukumnya diqiyaskan dengan takbir ini.”
212
) Imam Hakim (1/299) meriwayatkan dari Ali dan Ammar: “Sesungguhnya
baginda Rasulullah mengeraskan suara pada sholat fardhu bacaan: “ ‫بسم هللا‬
‫ ”الرحمن الرحيم‬beliau berdo’a qunut pada sholat shubuh, beliau bertakbir
mulai hari Arafah pada waktu shalat shubuh, dan berhenti pada waktu shalat
108
Shalat Gerhana
(Fasal) Shalat gerhana itu ٌ‫نَّة‬::‫ف ُس‬:ِ ْ‫صاَل ةُ ْال ُكسُو‬ َ ‫ َو‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
hukumnya Sunnah Muakkad. ‫ض‬ َ ‫َت لَ ْم تُ ْق‬ ْ ‫ات‬::::::َ‫ِإ ْن ف‬::::::َ‫ُمَؤ َّك َدةٌ ف‬
Apabila waktu melakukan shalat
gerhana telah habis maka tidak
‫س‬ِ ‫ ْم‬::::‫الش‬َّ ‫ف‬ ِ ْ‫و‬::::‫لِّى لِ ُك ُس‬::::‫ُص‬ َ ‫َوي‬
ْ
‫ف القَ َم ِر َر ْك َعتَي ِْن‬
ِ ْ‫َو ُخسُو‬
wajib diqadha’. Seseorang
melakukan shalat gerhana matahari

ashar akhir dari hari Tasyriq”. Imam Hakim berkata: Ini adalah hadits yang
sanadnya Shahih, dan perawi hadits ini tidak saya ketahui memiliki cacat.
Imam Bukhari berkata: “Umar melantunkan takbir di qubahnya di Mina
sehingga orang yang ada di masjid mendengarkan dan mereka melantunkan
takbir bersama-sama. Bahkan orang yang berada di pasar juga melantunkan
takbir sehingga Mina bergema karena takbir. Ibnu Umar melantunkan takbir di
Mina pada hari itu, setiap sesudah sholat, di atas tempat duduk, di rumah, di
pertemuan, perjalanan, dan pada hari itu secara keseluruhan. (Kitab Al-‘Idain,
bab: At-Takbir Ayyam Mina)
109
dan gerhana rembulan sebanyak dua
rakaat
Pada setiap rakaat terdapat dua kali ِ ‫ ٍة قِيَا َم‬:::‫ ِّل َر ْك َع‬:::‫في ُك‬
‫ ُل‬:::ْ‫ان يُ ِطي‬::: ِ
berdiri yang mana seseorang ‫ ُل‬:ْ‫ا ِن ي ُِطي‬:َ‫ا َو ُر ُكوْ ع‬:‫ْالقِ َرا َءةَ فِ ْي ِه َم‬
memanjangkan bacaanya. Di
‫جُوْ ِد‬:::‫الس‬ ُّ َ‫ا ُدوْ ن‬:::‫بِ ْي َح فِ ْي ِه َم‬:::‫التَّ ْس‬
samping itu juga terdapat dua kali ْ ‫ َدهَا ُخ‬:‫َويَ ْخطُبُ بَ ْع‬
rukuk yang mana seseorang ُّ‫ر‬: ‫طبَتَي ِْن َوي ُِس‬
memanjangkan bacaan tasbihnya ‫في‬ ِ ‫ ُر‬:َ‫س َويَجْ ه‬ َّ ‫ف‬
ِ ‫ ْم‬:‫الش‬ :ِ ْ‫في ُكسُو‬ ِ
bukan pada waktu sujud. Imam ‫ف ْالقَ َم ِر‬:ِ ْ‫ُخسُو‬
berkhutbah dua kali setelah
melakukan shalat213. Imam
membaca pelan ketika shalat
gerhana matahari dan membaca
keras ketika shalat gerhana
rembulan214.
213
) Imam Bukhari (997) dan Imam Muslim (901) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah, ia berkata: Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah.
Rasulullah lantas mendirikan shalat bersama orang-orang. Beliau berdiri
(dalam shalatnya) dan memanjangkan berdirinya. kemudian rukuk dan
memanjangkan rukuknya. Lantas berdiri dan memanjangkan berdirinya,
namun tidak selama berdiri yang pertama. Lalu beliau ruku’ dan
memanjangkan rukuknya, namun tidak selama ruku’nya yang pertama. Lantas
beliau sujud dengan memanjangkan sujudnya. Beliau kemudian mengerjakan
rakaat kedua seperti pada rakaat yang pertama. Ketika beliau selesai
melaksanakan shalat, matahari telah terlihat kembali. Kemudian beliau
menyampaikan khutbah kepada orang banyak, beliau memulai khutbahnya
dengan memuji Allah dan mengangungkan-Nya. Kemudian beliau bersabda:
َ‫ت َأ َح ٍد َواَل لِ َحيَاتِ ِه فَِإ َذا َرَأ ْيتُ ْم َذلِك‬ ِ ‫س َو ْالقَ َم َر آيَتَا ِن ِم ْن آيَا‬
ِ ْ‫ت هللاِ اَل يَ ْخ ِسفَا ِن لِ َمو‬ َ ‫« ِإ َّن ال َّش ْم‬
» ‫صدقوا‬ُ َّ َ ُّ
َ ‫صلوا َوت‬ َ ‫فَا ْدعُوا هَّللا َ َوكبِّرُوا َو‬
َ
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda
kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati
atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah
berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah."
Gerhana matahari yang terjadi pada saat itu bertepatan dengan
meninggalnya putra Rasulullah, Ibrahim. Pada zaman Jahiliyyah, apabila
terjadi gerhana mereka menduga bahwa salah seorang pembesar telah
meninggal.
110
Shalat Istisqo’
(Fasal) Shalat Istisqo’ hukumnya ‫قَا ِء‬:::‫اَل ةُ ااْل ِ ْستِ ْس‬:::‫ص‬ َ ‫ َو‬:)‫ص^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
Sunnah . maka Imam ‫ ِة‬: َ‫ا ُم بِالتَّوْ ب‬::‫م اِإْل َم‬:ُْ‫َم ْسنُوْ نَةٌ فَيَْأ ُم ُره‬
215)

memerintahkan masyarakatnya
‫ج ِمنَ ْال َمظَالِ ِم‬ ِ ْ‫ص َدقَ ِة َو ْال ُخرُو‬ َّ ‫َوال‬
untuk bertaubat, bersedekah, ‫َأْل‬
َ َ َ :ِ َ‫صي‬
berhenti dari perbuatan dzalim, dan ‫ام ثاَل ثة‬ ِ ‫صالَ َح ِة ا ْعدَا ِء َو‬ َ ‫َو ُم‬
berbuat baik kepada musuh- ‫َأي ٍَّام‬
musuhnya dan berpuasa selama 3
hari216).

214
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (562), ia
berkata: ‘Hadits ini adalah hadits Hasan dan Shahih,’ daru Samurah bin
Jundub, ia berkata:
‫صوْ تًا‬ ٍ ‫ فِي ُكس‬ ‫صلَّى بِنَا النَّبِ ُّي‬
َ ُ‫ُوف اَل نَ ْس َم ُع لَه‬ َ
Baginda Rasululullah melasanakan shalat gerhana matahari bersama kami, dan
kami tidak mendengar suara bacaannya.
Dan juga berdasarkan hadits Imam Bukhari (1016) dan Imam Muslim
(901) yang diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah:
َِ ْ‫صاَل ِة ْال ُخسُو‬
‫ف بِقِ َراَئتِ ِه‬ ِ  ‫َجهَّ َر النَّبِ ُّي‬
َ ‫في‬
“Baginda Rasulullah mengeraskan bacaan shalatnya pada shalat gerhana
bulan.”
215
) Imam Bukhari (966) dan Imam Muslim (894), meriwayatkan dari Abdullah
bin Zaid bin Ashim: “Baginda Rasulullah keluar ke musholla dan
melaksanakan sholat istisqo’. Beliau menghadap ke arah qiblat dan
meindahkan letak selendang beliau. Beliau menjalankan shalat sebanyak dua
raka’at. Dalam suatu riwayat Imam Bukhari: “Beliau mengeraskan bacaan
shalat dalam dua rakaat itu.”
216
) Dikarenakan pada 3 perkara ini memiliki pengaruh besar dikabulkannya doa
seperti yang telah diuraikan dalam beberapa hadits. Maksud dari musuh adalah
seorang muslim yang memiliki permasalahan duniawi dengan muslim lainnya.
111
Kemudian pada hari keempat imam ِ :ِ‫وْ ِم الرَّاب‬::َ‫في ْالي‬
‫ع‬: ِ ‫ ُر ُج بِ ِه ْم‬:‫ثُ َّم يَ ْخ‬
dan kaumnya keluar dengan ْ ‫ ٍة َو‬:::::َ‫ب بِ ْذل‬
‫تَ َكانَ ٍة‬:::::‫اس‬ ِ ‫ا‬:::::َ‫في ثِي‬ ِ
menggunakan pakaian yang biasa217) ْ ِّ
َ
‫ بِ ِه ْم َرك َعتي ِْن‬:‫لى‬::‫ُص‬ َ ‫ َوي‬:‫ع‬ ٍ ُّ‫ر‬ ::‫َض‬َ ‫َوت‬
dalam keadaan khusu’, serta ْ
ُ ْ ُ ‫اَل‬
ُ‫ َدي ِْن ث َّم يَخطب‬:::::ْ‫ ِة ال ِعي‬:::::‫ص‬ َ ‫َك‬
merendahkan diri218. Lantas imam
dan kaumnya melakukan shalat dua ‫بَ ْع َدهُ َما‬
rakaat seperti shalat dua hari
raya219), setelah itu imam
berkhutbah220).
217
) Demikianlah seperti yang telah diatur (para ulama’) dalam syarah-syarah
kitab Fiqih. Maksudnya adalah pakaian yang digunakan ketika bekerja dan
tidak menimbulkan ketakjuban dan rasa sombong.
218
) Imam Ibnu Majah (1266) dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas:
‫صلَّى َر ْك َعتَي ِْن َك َما‬ َ َ‫ضعًا ُمتَبَ ِّذاًل ُمتَخَ ِّشعًا ُمت ََر ِّساًل ُمت‬
َ َ‫ض ِّرعًا ف‬ ِ ‫ ُمت ََوا‬ ِ‫َخ َر َج َرسُو ُل هللا‬
‫ُصلِّي فِي ْال ِعي ِد‬
َ ‫ي‬
"Baginda Rasulullah keluar dengan penuh tawadlu', memakai baju biasa,
khusyu', perlahan-lahan dan menunduk. Lalu Beliau shalat dua raka'at
sebagaimana shalat hari raya.”
219
) Maksudnya Imam melakukan takbir pada rakaat pertama sebanyak tujuh kali,
sedangkan pada rakaat kedua sebanyak lima kali. Hal ini
berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (1165) dan
Imam Tirmidzi (558) dari Ibnu Abbas: bahwa dia ditanya mengenai shalat
Istisqa' yang dikerjakan oleh Rasulullah. Ibnu Abbas menjawab,"Beliau
mengerjakan shalat dua rekaat sebagaimana shalat ketika hari raya.”
Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 138, dan nomer: 1 halaman: 139.
220
) Imam Ibnu Majah (1268) meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:
“Baginda Rasulullah keluar menjalankan shalat Istisqa`. Beliau shalat dua
rakaat bersama kami tanpa adzan dan iqamah. Kemudian beliau berkhutbah di
hadapan kami dan berdo`a kepada Allah, beliau mengarahkan wajahnya ke
arah kiblat seraya mengangkat kedua tangannya. Setelah itu beliau membalik
selendangnya, menjadikan bagian kanan pada bagian kiri dan bagian kiri pada
bagian kanan.
Beliau membaca istighfar dalam kedua khutbahnya sebagai pengganti
takbir yang terdapat dua khutbah shalat hari raya. Berdasarkan firman Allah:
ُ ‫{ فَقُ ْل‬
] 11-10 :‫ت ا ْستَ ْغفِرُوْ ا َربَّ ُك ْم ِانَّهُ َكانَ َغفَّارًا يُّرْ ِس ِل ال َّس َما َء َعلَ ْي ُك ْم ِّم ْد َرارًا } [نوح‬
“Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu,
112
Dan imam memindahkan ‫ر ِمنَ ال ُّدعَا ِء‬:ُ ِ‫ل ِردَا َءهُ َويُ ْكث‬:ُ ‫َويُ َح ِّو‬
selendangnya221) dan memperbanyak
membaca doa dan Istighfar222).
ِ َ‫تِ ْغف‬::::‫َوااْل ِ ْس‬
‫ ُدعَا ِء‬::::ِ‫ ْد ُعوْ ب‬::::َ‫ار َوي‬
 ِ‫َرسُوْ ِل هللا‬
Imam membaca doa dengan doa
Rasulullah,
Yaitu: “Ya Allah, Jadikanlah hujan ‫ "اللهم اجْ َع ْلهَا ُس ْقيَا َرحْ َم ٍة‬:‫َوهُ َو‬
itu hujan rahmat, jangan Engkau ‫ق‬ٍ ْ‫ب َواَل َمح‬ ٍ ‫َوالَ تَجْ َع ْلهَا ُس ْقيَا َع َذا‬

Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang
lebat dari langit kepadamu.” (QS, Nuh: 10-11)
221
) Imam membalik selendangnya sehingga bagian atas menjadi bagian bawah,
bagian kanan menjadi bagian kiri. Hal ini untuk Tafa’ulan (mengharapkan
datangnya kebaikan) dari Allah semoga Allah merubah keadaan yang gersang
menjadi subur. Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 139.
222
) Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 139.
113
jadikan hujan itu sebagai hujan ‫ق اللهم‬ ٍ ‫َواَل بَاَل ٍء َواَل هَ ْد ٍم َواَل غ ََر‬
adzab, hujan yang menghilangkan ‫ت‬ :ِ ‫ب َواآْل َك‬
ِ ِ‫اب‬::َ‫ام َو َمن‬:: ِ ‫َعلَى الظِّ َرا‬
berkah, hujan bala’, hujan yang
‫ال َّش َج ِر َوبُطُوْ ِن اَأْلوْ ِديَ ِة‬
menghancurkan, dan hujan yang
merobohkan223). Ya Allah, semoga
Engkau menurunkan hujan ke
gunung-gunung kecil, tempat
tumbuhnya pepohonan, dan ke

223
) Mursal. Hadits diriwayatkan Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm: 1/222.
114
dalam jurang
Ya Allah, semoga Engkau ‫ا اللهم‬::::َ‫ا َواَل َعلَ ْين‬::::َ‫اللهم َح َوالَ ْين‬
menurunkan hujan ke sekitar kami, ‫ا هَنِ ْيًئا َم ِر ْيًئا‬:::ً‫ا ُم ِغ ْيث‬:::ً‫قِنَا َغ ْيث‬:::‫اس‬ ْ
dan janganlah Engkau memberikan ً‫ا‬::‫ َدقًا طَبَق‬:‫ا َغ‬::‫ ًّحا عَا ًّم‬: ‫ا َس‬::‫َم ِر ْي ًع‬
hujan yang membahayakan kami224.
Ya Allah, berikanlah kami hujan ‫ ِّدي ِْن اللهم‬: ‫ُم َجلِّاًل دَاِئ ًما ِإلَى يَوْ ِم ال‬
yang menyelamatkan, menyegarkan, َ‫ا ِمن‬::::َ‫ْث َواَل تَجْ َع ْلن‬ َ ‫قِنَا ْال َغي‬::::‫اس‬ ْ
yang baik setelahnya, menyuburkan, َ‫ْالقَانِ ِط ْين‬
deras, rata, dan melimpah,
menyelimuti bumi, dan yang meratai
sampai hari kiamat225). Ya Allah,
berikanlah kami hujan, dan jangan

224
) Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari (967) dan Imam Muslim (897).
225
) Hadits diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (1169) dan lainnya.
115
jadikan kami orang-orang yang
berputus asa226).
Ya Allah, sesungguhnya pada َ‫ا ِد َو ْالبِاَل ِد ِمن‬:::::::::َ‫اللهم ِإ َّن بِ ْال ِعب‬
ِ ْ‫و‬::‫ ِد َو ْال ُج‬:‫ْال َج ْه‬
hamba-hamba(MU) dan negara- ِ ‫ ْن‬:‫الض‬
‫ا اَل‬::‫ك َم‬ َّ ‫ع َو‬
negara (ini) terdapat kesulitan,
kelaparan dan kesengsaraan yang
َ ‫نَ ْش ُكوْ ِإاَّل ِإلَ ْي‬
‫ك‬
tidak dapat kami adukan kecuali

226
) Putus asa karena terlambatnya turun hujan.
116
kepada Engkau227).
Ya Allah, tumbuhkanlah tumbuh- ‫ا‬::َ‫ َّزرْ َع َوَأ ِّد َر لَن‬: ‫ا ال‬::َ‫ت لَن‬ْ ِ‫اللهم َأ ْنب‬
ِ ‫رْ َع َوَأ ْن‬::::‫الض‬
tumbuhan kepada kami, ‫ا ِم ْن‬::::َ‫زلْ َعلَ ْين‬:::: َّ
limpahkanlah kepada kami susu- َ ْ ْ ‫َأ‬
‫ا ِم ْن‬::َ‫ َما ِء َو نبِت لن‬::‫الس‬ َّ ‫ت‬ ِ ‫ا‬::‫بَ َر َك‬
susu (hewan)228), turunkanlah ‫َأْل‬
َّ‫ف َعنا‬ ْ
:ْ :::‫ض َواك ِش‬ ِ ْ‫ت ا ر‬ ِ ‫ا‬:::‫بَ َر َك‬
keberkahan dari langit kepada
kami, dan tumbuhkanlah ‫ ٌد‬:::‫فهُ َح‬:::‫ا اَل يَك ِش‬:::‫ِمنَ ْالبَاَل ِء َم‬
‫َأ‬ ْ ْ

227
) Lafadz “‫”الجهد‬: Masyaqat (kesulitan), lafadz “‫”الضنك‬: kesempitan dan
kesengsaraan.
228
) Lafadz “ ‫”الدرع‬: perbanyaklah, lafadz “‫”الضرع‬: Dikatakan seekor kambing
telah mengeluarkan air susu, yakni air susunya keluar sebelum melahirkan
kandungannya.
117
keberkahan dari bumi kepada kami, َ ‫َغ ْي ُر‬
‫ك‬
lenyapkapkanlah segala musibah
dari kami yang tidak ada yang
mampu melenyapkannya kecuali
Engkau.
Ya Allah, sesungguhnya kami َ‫ك ِإنَّكَ ُك ْنت‬ َ ‫تَ ْغفِ ُر‬:::::::‫اللهم ِإنَّا ن َْس‬
memohon ampunan kepada Engkau, َّ ‫ل‬:ِ :::‫َغفَّارًا فََأرْ ِس‬
‫ا‬:::َ‫ َما َء َعلَ ْين‬:::‫الس‬
sesungguhnya Engkau Dzat Yang
:"‫ِم ْد َرارًا‬
Maha Pengampun, maka
turunkanlah kepada kami hujan

118
yang deras.229)”
Dan seseorang dianjurkan mandi di َ :::‫ َوا ِدى ِإ َذا َس‬:::‫في ْال‬
‫ال‬ ِ ‫ ُل‬:::‫َويَ ْغت َِس‬
telaga air ketika airnya telah :ِ ْ‫َويُ َسبِّ ُح لِل َّر ْع ِد َو ْالبَر‬
‫ق‬
banjir230), dan membaca tasbih
karena adanya guntur dan kilat231).

Shalat Khauf
229
) Karena Ittiba’ (mengikuti keteladanan baginda Rasulullah). Hadits tersebut
diriwayatkan Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm: 1/222. Silahkan simak
catatan kaki: nomer: 1 halaman: 139.
230
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatan Imam Syafi’i: “Sesungguhnya
Rasulullah ketika air banjir telah mengalir bersabda:
»‫ فَنَتَطَهَّ ُر ِم ْنهُ َو نَحْ َم ُدهُ َعلَ ْي ِه‬، ‫«اخ ُرجُوْ ا بِنَا ِإلَى هَ َذا الَّ ِذي َج َعلَهُ هللاُ طَهُوْ رًا‬
ْ
“Keluarlah kalian bersama kami ke air ini yang dijadikan sebagai perkara
yang suci oleh Allah sehingga kita bisa bersuci dengannya dan memuji kepada
Allah dengannya.” (HR. Al-Umm: 1/223)
Imam Muslim (898) dan lainnya meriwayatkan dari Anas, ia berkata:
“Kami diguyur hujan ketika bersama Rasulullah. Beliau kemudian membuka
pakaiannya sehingga terkena hujan. Lalu kami bertanya: "Wahai Rasulullah,
kenapa Anda melakukan hal itu?" Beliau bersabda:
ُ ‫« لَِأنَّهُ َح ِد‬
»‫يث َع ْه ٍد بِ َربِّ ِه تَ َعالَى‬
“Karena (hujan) ini dekat masa (peciptaanya) dengan Tuhannya.”
Imam Nawawi berkata: “Artinya adalah Sesungguhnya hujan ini adalah
rahmat. Dan hujan ini begitu dekat masa penciptaannya oleh Allah sebagai
rahmat. Sehingga beliau melakukan Tabarruk dengan hujan rahmat tersebut.
(Silahkan simak Syarah Muslim: 6/195)
231
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab
Al-Muwattho’ (2/992) dari Abdullah bin Zubair: Sesungguhnya ketika ia
mendengar suara petir, ia berhenti berbicara dan berdoa:
‫ُس ْب َحانَ الَّ ِذي يُ َسبِّ ُح ال َّر ْع ُد بِ َح ْم ِد ِه َو ْال َماَل ِئ َكةُ ِم ْن ِخ ْيفَتِ ِه‬
“Maha Suci Dzat yang petir bertasbih dengan memujinya, dan para malaikat
karena takut kepada-Nya.”
Kemudian ia berkata: “Sesungguhnya petir ini adalah peringatan yang
keras untuk penduduk bumi. Karena memperingatkan akan turunnya halilintar,
banjir dan lain-lainnya. Dan doa ini diambil dari ayat: 13 surat: Ar-Ra’du.
119
(Fasal) Shalat Khauf itu ada 3 ِ ْ‫و‬::َ‫اَل ةُ ْالخ‬:‫ص‬
‫ف َعلَى‬ َ ‫ َو‬:)‫ص^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
macam, antara lain: ٍ ‫ثَاَل ثَ ِة َأضْ ُر‬
:‫ب‬

1) Jika musuh datang dari selain ‫في َغي ِْر‬ ِ ‫ َأ ْن يَ ُكوْ نَ ْال َع ُد ُو‬: ‫َأ َح ُدهَا‬
arah qiblat, maka imam membagi
pasukan menjadi dua bagian. Bagian
ِ ‫م اِإْل َما ُم فِرْ قَت‬:ُ ُ‫ِجهَ ِة ْالقِ ْبلَ ِة فىِ َرقِّه‬
‫َىن‬
‫ د ُِّو‬::‫ ِه ْال َع‬::ْ‫فى َوج‬ِ ُ‫ف‬::ِ‫ةٌ تَق‬::َ‫ فِرْ ق‬:
pertama berdiri ke arah musuh, dan
bagian yang lain berdiri ‫ ِة‬::َ‫ بِ ْالفِرْ ق‬:‫لِّى‬::‫ص‬َ ِ‫هُ فى‬::َ‫ةٌ خَ ْلف‬::َ‫َوفِرْ ق‬
dibelakangnya imam. Kemudian ً‫الَّتِى خَ ْلفَهُ َر ْك َعة‬
imam shalat bersama dengan bagian
yang berdiri dibelakangnya dengan
satu rakaat
Kemudian bagian tersebut ‫ ِإلَى َوجْ ِه‬:‫ضى‬ ِ ‫ثُ َّم تَتِ ُّم لِنَ ْف ِسهَا َوتَ ْم‬
menyempurnakan shalatnya secara ‫ َرى‬:‫ةُ ا ْخ‬: َ‫ الطَّاِئف‬:‫ْأتِى‬: َ‫ د َِّو َوت‬:‫ْال َع‬
‫ُأْل‬
sendiri-sendiri. Kemudian mereka
‫هَا‬: ‫ ةً َوتَتِ ُّم لِنَ ْف ِس‬:‫ا َر ْك َع‬::َ‫ بِه‬:‫ُصلِّى‬ َ ‫فَى‬
berdiri ke arah musuh. Lantas
pasukan yang lain datang dan shalat ‫م بِهَا‬:َ ِّ‫َوىُ َسل‬
bersama dengan imam satu rakaat
dan menyempurnakan shalatnya
sendiri dan salam bersama dengan
imam232.
2) Jika musuh datang dari arah ِ َ‫وْ ن‬:::::‫ َأ ْن يَ ُك‬: ‫انى‬
‫ ِة‬:::::َ‫في ِجه‬ ِ َّ‫َوالث‬
qiblat, maka imam membagi ‫فَّ ْي ِن‬::‫ص‬ ُ َ‫ ِة فَي‬::َ‫ْالقِ ْبل‬
َ ‫ا ُم‬::‫فُّهُ ُم اِإْل َم‬::‫ص‬
232
) Imam Bukhari (3900), Imam Muslim (842) dan lainnya meriwayatkan dari
Shalih bin Khawwat dari orang yang menyaksikan Rasulullah melaksanakan
shalat khauf ketika perang Dzatur Riqa'. Sesungguhnya sekelompok pasukan
berbaris dalam shaf bersama Rasulullah. Sedangkan kelompok lain berjaga-
jaga menghadap musuh. Beliau kemudian shalat bersama kelompok pertama
satu raka'at, beliau tetap berdiri sementara kelompok tersebut menyelesaikan
shalat mereka masing-masing. Setelah itu mereka beranjak dan berjaga-jaga
menghadap musuh (menggantikan kelompok kedua). Kemudian datang
kelompok lain (yang sebelumnya berjaga menghadapi musuh) lalu shalat satu
rakaaat bersama beliau dari shalat beliau yang masih tersisa, kemudian beliau
duduk. Sedangkan kelompok kedua menyelesaikan kekurangan rakaat mereka
masing-masing, setelah itu beliau salam bersama mereka."
120
pasukan menjadi dua barisan. Imam ُ‫ ه‬:‫م بِ ِه ْم فَِإ َذا َس َج َد َس َج َد َم َع‬:ُ ‫َويُحْ ِر‬
melakukan Takbiratul Ihram ‫ف‬ُّ ::‫الص‬
َّ ‫ف‬:: :َ َ‫فَّي ِْن َو َوق‬::‫الص‬َّ ‫ ُد‬::‫َأ َح‬
bersama dengan mereka semua.
‫ َع‬:::َ‫ِإ َذا َرف‬:::َ‫م ف‬:ُْ‫ه‬:::‫ ُر يَحْ ِر ُس‬:::َ‫اآْل خ‬
Ketika imam sujud maka salah satu
dari barisan tersebut ikut sujud, dan ُ‫ َولَ ِحقُوْ ه‬:‫َس َج ُدوْ ا‬
barisan yang lain tetap berdiri
menjaga barisan yang sujud
bersama imam. Saat imam bangun
dari sujud maka barisan yang lain
sujud kemudian mengikuti imam233).

233
) Imam Bukhari (902) meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Baginda
Rasulullah berdiri (hendak melaksanakan shalat) dan diikuti orang-orang
lainnya. Beliau lalu bertakbir dan mereka pun bertakbir bersama beliau.
Sementara sekelompok pasukan ruku’. Lantas beliau sujud dan kelompok
pertama ini ikut sujud. Kemudian beliau berdiri untuk rakaat kedua, maka
orang-orang yang sujud bersama beliau berdiri dan berjaga-jaga untuk saudara
mereka. Kemudian datanglah kelompok kedua, mereka lalu rukuk dan sujud
bersama beliau. Dan masing-masing orang melanjutkan shalat mereka. Mereka
semua tengah shalat namun tetap menjaga satu sama lain."
121
3) Ketika shalat dalam keadaan ‫ َّد ِة‬::::‫في ِش‬ ِ َ‫وْ ن‬::::‫ َأ ْن يَ ُك‬: ‫ث‬ ُ ِ‫َوالثَّال‬
yang sangat menakutkan dan perang :‫ُصلِّى‬ َ ‫ب فَي‬ ِ ْ‫م ْال َحر‬:ُ ‫ف َو ْالتِ َحا‬ ِ ْ‫ْالخَ و‬
sedang berkecamuk, maka ً ‫ا‬:::‫اجالً َأوْ َرا ِكب‬
seseorang melakukan shalat ِ ‫هُ َر‬:::َ‫فَ َأ ْم َكن‬:::‫َك ْي‬
semampunya, baik berdiri, atau ‫ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة َو َغي َْر ُم ْستَ ْقبِ ٍل لَهَا‬
menaiki kendaraan, baik menghadap
kiblat, atau tidak234).

Pakaian dan Perhiasan


َ ‫ ُر ُم َعلَى الر‬: ْ‫ َويَح‬:)‫ص ^ ٌل‬
(Fasal) Diharamkan bagi kaum laki- ‫ ا ِل‬:‫ِّج‬ ْ َ ‫(ف‬
laki memakai kain sutra, dan cincin ‫ب‬
ِ َ‫ذه‬:::‫ال‬ :ِ ‫لُبْسُ ْال َح ِري‬
َّ ِ‫ر َوالتَّخَ تُّ ُم ب‬:::ْ
yang terbuat dari emas. Namun hal َّ ‫ل‬:ُ :::ْ‫ا ِء َوقَلِي‬:::‫ لُّ لِلنِّ َس‬:::‫َويَ ِح‬
‫ب‬ِ َ‫ذه‬:::‫ال‬
itu dihalalkan bagi kaum wanita.
Adapun sedikit dan banyaknya emas ‫في التَّحْ ِري ِْم َس َوا ٌء‬
ِ ُ‫َو َكثِ ْي ُره‬
dalam hukum keharamannya itu
sama235.

234
) Allah berfirman:
ٰ ‫ت َوالص َّٰلو ِة ْال ُوس‬
‫ْطى َوقُوْ ُموْ ا هلِل ِ ٰقنِتِ ْينَ فَا ِ ْن ِخ ْفتُ ْم فَ ِر َجااًل اَوْ ُر ْكبَانًا‬ َّ ‫{ َحافِظُوْ ا َعلَى ال‬
ِ ‫صلَ ٰو‬
] 239-238 :‫فَا ِ َذٓا اَ ِم ْنتُ ْم فَ ْاذ ُكرُوا هللاِ ك َما َعل َمك ْم َّما ل ْم تَكوْ نوْ ا تَ ْعل ُموْ نَ } [البقرة‬
َ ُ ُ َ ُ َّ َ
“Peliharalah semua shalat dan shalat wustha. Dan laksanakanlah (salat)
karena Allah dengan khusyuk. Jika kamu takut (ada bahaya), salatlah sambil
berjalan kaki atau berkendaraan. Kemudian apabila telah aman, maka
ingatlah Allah (salatlah), sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu apa
yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 238-239)
Maksud “shalat wustha” adalah shalat Ashar. Maksud “sebagaimana Dia
telah mengajarkan kepadamu” adalah mengajarkan amalan-amalan shalat.
Imam Bukhari (4261) meriwayatkan dari Ibnu Umar mengenai sifat
Shalat Khauf: “Apabila keadaan lebih menakutkan daripada itu, maka mereka
shalat dengan berjalan kaki atau dengan menunggangi tunggangan, baik
menghadap qiblat atau tidak." Imam Malik berkata: Nafi' berkata: "Saya tidak
melihat Abdullah bin Umar menceritakannya melainkan dari baginda
Rasulullah."
235
) Imam Bukhari (5110) dan Imam Muslim (2067) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah, dari Rasulullah, beliau bersabda:
» .... ‫«الَ ت َْلبَسُوا ْال َح ِر ْي َر َواَل ال ِّد ْيبَا َج‬
122
Ketika sebagian kain terbuat dari ‫ ًما‬::‫ب ِإب َْري ِْس‬ َ ْ‫َوِإ َذا َكانَ بَعْضُ الثَّو‬
sutra dan sebagian yang lain dari ُ‫طنًا َأوْ َكتَّانًا َجا َز لُ ْب ُسه‬ ْ ُ ‫ضه ُ ق‬ُ ‫َوبَ ْع‬
kapas atau katun maka ً ‫َما لَ ْم يَ ُك ِن اِإْل ب َْري ِْس ُم غَالِبا‬
diperbolehkan untuk
menggunakannya, selama kain sutra
secara umum tidak lebih banyak236).

‫َاب ا ْل َجنَاِئ ِز‬


ُ ‫ ِكت‬
Kitab Perawatan Jenazah

(Fasal) Diwajibkan melakukan 4 ‫ت‬ِ ِّ‫في ْال َمي‬ ِ ‫ َز ُم‬:::::‫ َويَ ْل‬:)‫ص^^^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
perkara terhadap jenazah, yaitu: 1) ْ ‫ غ‬:‫يَا ُء‬::‫ ةُ َأ ْش‬::‫َأرْ بَ َع‬
ُ‫ه‬::ُ‫لُهُ َوتَ ْكفِ ْين‬::‫َس‬
Memandikannya, 2)
ُ‫صاَل ةُ َعلَ ْي ِه َو َد ْفنُه‬
َّ ‫َوال‬
Mengkafaninya, 3) Menshalatinya,
4) Menguburnya237).
2 orang yang tidak perlu ‫لَّى‬::‫ُص‬ َ ‫اَل ِن َواَل ي‬::‫ا ِن اَل يُ َّغ َس‬::َ‫َو ْاثن‬
dimandikan dan disholati, yaitu: 1) ‫ ِة‬:::‫في َمع َْر َك‬ َّ :‫ا‬:::‫َعلَ ْي ِه َم‬
Orang yang mati Syahid karena ِ ‫ ِه ْي ُد‬:::‫الش‬
ِّ ‫ ِر ِك ْينَ َو‬:::::‫ْال ُم ْش‬
‫ ْقطُ الَّ ِذى لَ ْم‬:::::‫الس‬
memerangi orang-orang musyrik238),
“Janganlah kalian memakai kain sutra dan sutra Dibaj …”
Imam Tirmidzi (1720) meriwayatkan bahwasannya Rasulullah bersabda:
» ‫ور ُأ َّمتِي َوُأ ِح َّل ِإِل نَاثِ ِه ْم‬
ِ ‫ب َعلَى ُذ ُك‬ ِ ‫« ُح ِّر َم لِبَاسُ ْال َح ِر‬
َّ ‫ير َو‬
ِ َ‫الذه‬
“Pakaian sutera dan emas diharamkan bagi umatku yang laki-laki dan
dihalalkan bagi yang wanita."
236
) Imam Bukhari (5490) dan Imam Muslim (2069) meriwayatkan dari Umar:
“Sesungguhnya Rasulullah melarang mengenakan kain sutera kecuali hanya
sebatas ini dan ini. Beliau mengisyaratkan dengan kedua jarinya yaitu jari
telunjuk dan jari tengah, Rawi hadits berkata: "Sebagaimana yang kami
ketahui yang di maksud itu adalah tandanya yaitu garis-garis yang berada di
bagian pinggiran pakaian dan lainnya."
237
) Kaum muslimin telah sepakat bahwa keempat perkara ini hukumnya adalah
Fardhu Kifayah. Dalil yang menjelaskan akan kewajibannya adalah Ijma’ yang
disandarkan kepada hadits-hadits yang Sebagian akan dijelaskan pada bab ini.
123
dan 2) Bayi keguguran yang belum ‫ار ًخا‬
ِ ‫ص‬َ ْ‫يَ ْستَ ِهل‬
bisa menangis keras239).

Memandikan
Jenazah dimandikan dengan ‫في‬ِ ُ‫وْ ن‬::‫رًا َويَ ُك‬:‫ِّت ِو ْت‬ ُ ‫َويُ َغ َّس ُل ْال َمي‬
ِ ‫ ْد ٌر َو‬:::‫لِ ِه ِس‬:::‫َأ َّو ِل ُغ ْس‬
hitungan ganjil. Pada permulaan ‫ر ِه‬:::
memandikan jenazah menggunakan
ِ ‫آخ‬ِ ‫في‬
‫َش ْي ٌء ِم ْن َكافُوْ ٍر‬
daun bidara, dan pada akhir
memandikanya diberi sedikit

238
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (1278) dari
Jabir:
‫ُأ‬
َ ُ‫في ِد َماِئ ِه ْم َولَ ْم يُ َغ َّسلُوْ ا َولَ ْم ي‬
»‫ص َّل َعلَ ْي ِه ْم‬ ِ ‫ َأ َم َر‬ ‫ي‬
ِ ‫في قَ ْتلَى ُح ٍد بِ َد ْفنِ ِه ْم‬ َّ ِ‫«َأ َّن النَّب‬
Sesungguhnya baginda Rasulullah memerintahkan untuk mengubur orang
yang terbunuh dalam perang Uhud dengan darah mereka, tanpa dimandikan,
dan dishalatkan.
239
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (1032) dan
lainnya dari Jabir dari Rasulullah, beliau bersabda:
ُ ‫ُور‬
»َّ‫ث َحتَّى يَ ْستَ ِهل‬ ُ ‫صلَّى َعلَ ْي ِه َواَل يَ ِر‬
َ ‫ث َواَل ي‬ َ ُ‫«الطِّ ْف ُل اَل ي‬
"Seorang bayi tidak perlu dishalati, juga tidak mewarisi dan mewariskan
hingga dia dapat menangis." 
Imam Ibnu Majah (1508) meriwayatkan dari Jabir, ia berkata: Rasulullah
bersabda:
ُ ُ‫«ِإ َذا ا ْستُ ِه َّل ال ِّس ْقط‬
َ ‫صلِّ َي َعلَ ْي ِه َو ُو ِر‬
»‫ث‬
“Bayi keguguran apabila menangis maka ia dishalati, dan diwarisi”
Maksud “‫”استهل‬: adalah menjerit, bersin, atau bergerak yang dengannya
diketahui bahwa ia lahir dalam keadaan hidup.
124
minyak wangi240).

Mengkafani
Jenazah dikafani dengan tiga potong ‫ْض‬
ٍ ‫ب بِي‬ِ ‫ َوا‬:::‫ ِة َأ ْث‬:::َ‫في ثَاَل ث‬
ِ ُ‫َويُ َكفَّن‬
kain warna putih, yang mana tidak ٌ‫ْس فِ ْيهَا قَ ِميْصٌ َواَل ِع َما َمة‬َ ‫لَي‬
terdapat baju kurung, dan serban

240
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (165) dan
Imam Muslim (939) dari Ummi ‘Athiya Al-Anshari, ia berkata: Rasulullah
masuk menemui kami ketika kami sedang memandikan jenazah putrinya.
Beliau bersabda:
‫ َواجْ َع ْلنَ فِي‬، ‫ بِ َما ٍء َو ِس ْد ٍر‬، َ‫ ِإ ْن َرَأ ْيتُ َّن َذلِك‬،َ‫ َأوْ َأ ْكثَ َر ِم ْن َذلِك‬، ‫ َأوْ خَ ْمسًا‬,‫«ا ْغ ِس ْلنَهَا ثَاَل ثًا‬
ِ ‫ َأوْ َش ْيًئا ِم ْن َكافُور َوا ْب َدْأنَ بِ َميَا ِمنِهَا َو َم َو‬، ‫اآْل ِخ َر ِة َكافُورًا‬
»َ‫اض ِع اَ ْل ُوضُو ِء ِم ْنه‬
“Mandikanlah tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu.
Apabila kamu pandang perlu pakailah air dan bidara, dan pada yang terakhir
kali dengan kapur atau sedikit darinya. Dan dahulukan bagian kanan dan
tempat-tempat wudhu.”
125
pada tiga potong kain itu241).

Menshalati
Takbir shalat jenazah itu sebanyak 4 :‫ت‬ ٍ ‫ َرا‬::ْ‫ َع تَ ْكبِي‬::َ‫ ِه َأرْ ب‬::ْ‫ر َعلَي‬:ُ َّ‫َويُ َكب‬
kali242), membaca surat Al-Fatihah ‫ُصلِّى‬َ ‫يَ ْق َرُأ ْالفَاتِ َحةَ بَ ْع َد اُأْلوْ لَى َوي‬
setelah takbir pertama243), membaca
sholawat kepada Rasulullah setelah
ْ‫ بَ ْع َد الثَّانِيَ ِة َويَ ْد ُعو‬ ‫َعلَى النَّبِ ِّي‬
takbir kedua244), dan mendoakan ِ ِّ‫لِ ْل َمي‬
‫ت بَ ْع َد الثَّالِثَ ِة‬

241
) Imam Bukhari (1214) dan Imam Muslim (941) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah, ia berkata: “Rasulullah dikafani dalam tiga lapis kain putih Suhuliyyah
yang tidak terdapat baju kurung dan serban.”
Maksud dari “Suhuliyyah” adalah bersih yang terbuat hanya dari katun.
Menurut suatu pendapat itu adalah sebuah kain yang dinisbatkan pada daerah
di Yaman. Silahkan simak catatan kaki nomer: 4 halaman: 130.
242
) Imam Bukhari (1188) dan Imam Muslim (951) meriwayatkan dari Abu
Hurairah:
َ ‫ي فِي ْاليَوْ ِم الَّ ِذي َماتَ فِي ِه خَ َر َج ِإلَى ْال ُم‬
َ َ‫صلَّى ف‬
َّ ‫ص‬
‫ف‬ َّ ‫ نَ َعى النَّ َجا ِش‬ ِ‫« َأ َّن َرسُو َل هللا‬ 
» ‫بِ ِه ْم َو َكبَّ َر َأرْ بَعًا‬
Baginda Rasulullah mengumumkan kematian Raja An-Najasyi pada hari
kematiannya. Kemudian beliau keluar menuju tempat shalat lalu beliau
membariskan shaf lantas bertakbir empat kali.
243
) Imam Bukhari (1270) meriwayatkan dari Thalhah bin Abdullah bin ‘Auf:
“Aku melakukan shalat jenazah di belakang Ibnu Abbas. Ia kemudian
membaca Al-Fatihah. Kemudian ia berkata: ‘Hendaknya mereka mengetahui
bahwa ini adalah sunnah.”
244
) Imam Syafi’i dalam Musnadnya dan Imam Nasa’i (4/75) meriwayatkan
dengan sanad Shahih dari Abu Umamah bin Sahal: bahwa seorang lalaki dari
kalangan sahabat Rasulullah memberitahunya: “Menurut sunnah dalam shalat
jenazah adalah: apabila imam bertakbir, lalu membaca Al-Fatihah sesudah
takbir pertama dengan pelan. Kemudian membaca shalawat kepada baginda
Rasulullah dan berdo’a untuk jenazah dengan ikhlas pada setiap takbir, dan
tidak membaca bacaan apapun selain itu. Lantas membaca salam dengan
pelan.” (Silahkan simak catatan kaki Al-Umm: 6/265).
126
jenazah setelah takbir ketiga.
Maka seseorang berdoa: “Ya Allah, ُ‫ك َوابْن‬ َ ‫ ُد‬:‫ َذا َع ْب‬:َ‫ "اللهم ه‬: ‫فَيَقُوْ ُل‬
ini adalah hamba-Mu dan anak ‫ ُّد ْنيَا‬::‫ح ال‬
kedua hamba-Mu. Ia keluar dari ِ ْ‫ َر َج َم ْن َرو‬::َ‫ك خ‬ َ ‫ َد ْي‬::ْ‫َعب‬
‫َأ‬
‫ا‬::َ‫هُ َو ِحبَّاُؤ هُ فِ ْيه‬:ُ‫ َو َمحْ بُوْ ب‬:‫َو َس َعتِهَا‬
kenikmatan dan kelapangan dunia,
kekasih, dan orang-orang yang ‫ِإلَى ظُ ْل َم ِة ْالقَب ِْر َو َما ه َُو اَل قِ ْي ِه‬
mengasihinya berada di sana. Ia

127
pergi menuju gelapnya alam kubur
dan semua perkara yang akan ia
temui di sana
Ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan َ‫هَ ِإاَّل َأ ْنت‬:::َ‫هَ ُد َأ ْن اَل ِإل‬:::‫انَ يَ ْش‬:::‫َك‬
selain Engkau, Maha Esa Engkau ‫ك َوَأ َّن ُم َح َّمدًا‬ َ َ‫ك اَل َش ِر ْيكَ ل‬ َ ‫َوحْ َد‬
dan tidak ada sekutu bagi Engkau, َ ْ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬ ُ
‫ه‬:‫وْ لكَ َو نتَ علم ب‬:‫ك َو َر ُس‬ َ ‫ ُد‬:‫َع ْب‬
dan sesungguhnya Nabi Muhammad ِ ِ ُ

128
adalah hamba dan utusan-Mu, dan ‫ِمنَّا‬
Engkau lebih mengetahui
keadaannya dibandingkan kami
Ya Allah, ia pergi menghadap ‫ ُر‬::ْ‫كَ َوَأ ْنتَ خَ ي‬::ِ‫زَ َل ب‬::َ‫اللهم ِإنَّهُ ن‬
Engkau, dan Engkau adalah sebaik- ‫رًا ِإلَى‬: ‫بَ َح فَقِ ْي‬: ‫ص‬ ْ ‫ ِه َوَأ‬: ِ‫ ُزوْ ٍل ب‬: ‫َم ْن‬
baiknya Dzat yang ditemui. Ia
sangat membutuhkan kepada
‫ ِه‬::ِ‫ي ع َْن َع َذاب‬ ٌ ِ‫كَ َوَأ ْنتَ َغن‬::ِ‫َرحْ َمت‬

129
ُ ‫ك‬
rahmat-Mu, dan Engkau tidak butuh ‫فَ َعا َء‬::‫ش‬ َ ‫د ِجْئنَاكَ َرا ِغبِ ْينَ ِإلَ ْي‬:ْ َ‫َوق‬
menyiksa-Nya. Kami datang ُ‫لَه‬
kepada-Mu seraya mengharapkan
Syafa’at kepadanya
Ya Allah, apabila ia adalah orang ‫في‬ِ ‫ز ْد‬::ِ َ‫نًا ف‬::‫انَ ُمحْ ِس‬::‫اللهم ِإ ْن َك‬
yang berbuat kebajikan, maka ‫ا َو ْز‬::‫ِإحْ َسانِ ِه َوِإ ْن َكانَ ُم ِس ْيًئا فَتَ َج‬
tambahkanlah kebajikannya. ِّ َ ْ
‫ ِه‬::ِ‫ضاكَ َوق‬ :َ ِ‫َعنهُ َولق ِه بِ َرحْ َمت‬
َ ‫ك ِر‬

130
Apabila ia adalah orang yang ‫فِ ْتنَةَ ْالقَب ِْر َو َع َذابِ ِه‬
berbuat cela, maka ampunilah ia
dan masukkan ia ke dalam rahmat
dan ridha-Mu, dan lindungi ia dari
fitnah dan siksa kubur
Luaskanlah ia di dalam kuburnya, ‫اف‬:::
ِ ‫ر ِه َو َج‬:::ْ ِ ‫في قَب‬ ِ ٌ‫ه‬:::َ‫حْ ل‬:::‫َوا ْف َس‬
lapangkanlah bumi dari kedua ‫ ِه َولَقِّ ِه‬:::::::::::::ْ‫ض ع َْن َج ْنبَي‬ َ ْ‫اَأْلر‬
sisinya, dan temukanlah ia dengan
Rahmat-Mu, dan aman dari siksa-
‫ك َحتَّى‬ َ ِ‫ك اَأْل ْمنَ ِم ْن َع َذاب‬ :َ ِ‫بِ َرحْ َمت‬
Mu sampai Engkau membangkitkan ‫ك بِ َرحْ َمتِكَ يَا‬ َّ
َ ِ‫تَ ْب َعثَهُ آ ِمنا ِإلى َجنت‬
َ ً
ia dalam keadaan aman menuju " َ‫َأرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْين‬
surga-Mu, dengan wasilah rahmat-
Mu, Wahai Dzat yang Maha
Penyayang diantara para
penyayang.245”
245
) Doa-doa ini diambil oleh Imam Syafi’i dari Majmu’ul Akhbar. Kemungkinan
Imam Syafi’i menyebutkannya dengan makna, dan para Ashab Imam Syafi’i
menilai doa tersebut bagus. Hadits yang paling Shahih pada masalah ini adalah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (963) dari ‘Auf bin Malik, ia
berkata: “Rasulullah melaksanakan shalat jenazah, kemudian beliau berdoa:
‫«اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ َوارْ َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنهُ َوَأ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ َو َو ِّس ْع ُم ْد َخلَهُ َوا ْغ ِس ْلهُ بِ ْال َما ِء‬
‫َس َوَأ ْب ِد ْلهُ دَارًا خَ ْيرًا‬ِ ‫ض ِم ْن ال َّدن‬ َ َ‫ب اَأْل ْبي‬ َ ْ‫ج َو ْالبَ َر ِد َونَقِّ ِه ِم ْن ْال َخطَايَا َك َما نَقَّيْتَ الثَّو‬ ِ ‫َوالثَّ ْل‬
‫ب‬ َ ْ ‫َأ‬ َّ ْ ْ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ِ ‫َار ِه َو ْه َخ ْيرًا ِم ْن ْهلِ ِه َو َزوْ جًا خَ ْيرًا ِم ْن زَ وْ ِج ِه َو ْد ِخلهُ ال َجنةَ َو ِعذهُ ِم ْن َعذا‬ ‫اًل‬ ‫َأ‬ ِ ‫ِم ْن د‬
»‫ار‬ِ َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ب‬
ِ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫ع‬
َ ‫ن‬ْ ‫م‬
ِ ْ‫ْالقَب ِْر َأو‬
“Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah, lindungilah dan maafkanlah
ia, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnya. Bersihkanlah ia
dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan,
sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran,
gantilah rumahnya (di dunia) dengan rumah yang lebih baik (di akhirat) serta
gantilah keluarganya (di dunia) dengan keluarga yang lebih baik, dan
pasangan (di dunia) dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-
Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka."
‘Auf berkata: “Seandainya saja aku yang menjadi mayit itu, karena doa
Rasulullah kepada mayit tersebut.
Serta hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (1024) dan Imam
Abu Daud (3201) dari Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah ketika
131
Dan ia berdoa pada takbir keempat: ‫ "اللهم اَل‬:‫ ِة‬:::‫في الرَّابِ َع‬ ِ ‫وْ ُل‬:::ُ‫َويَق‬
“Ya Allah, janganlah engkau ُ‫ َده‬:::ْ‫ َرهُ َواَل تَ ْفتِنَّا بَع‬:::ْ‫ َأج‬:‫ا‬:::َ‫تَحْ ِر ْمن‬
menghalangi kami dari pahalanya,
‫ َد‬::ْ‫لِّ ُم بَع‬::‫هُ" َوي َُس‬::َ‫ا َول‬::َ‫رْ لَن‬::َ‫َوا ْغف‬
jangan Engkau fitnah kami
sesudahnya, dan ampunilah kami ‫الرَّابِ َع ِة‬
dan dirinya.” 246) Setelah itu ia
mengucapkan salam sesudah takbir

melaksanakan shalat jenazah, beliau berdoa:


‫ اللَّهُ َّم َم ْن‬، ‫يرنَا َو َذ َك ِرنَا َوُأ ْنثَانَا‬
ِ ِ‫يرنَا َو َكب‬
ِ ‫ص ِغ‬ َ ‫« اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ َحيِّنَا َو َميِّتِنَا َو َشا ِه ِدنَا َوغَاِئبِنَا َو‬
» ‫َأحْ يَ ْيتَهُ ِمنَّا فََأحْ يِ ِه َعلَى اِإْل ْساَل ِم َو َم ْن تَ َوفَّ ْيتَهُ ِمنَّا فَت ََوفَّهُ َعلَى اِإْل ي َما ِن‬
“Ya Allah, ampunilah orang yang masih hidup dan orang yang sudah
meninggal kami, orang yang hadir dan orang yang tidak hadir di antara kami,
orang yang masih kecil dan orang yang sudah tua di antara kami, dan orang
laki-laki dan wanita kami. Ya Allah, orang yang Engkau hidupkan di antara
kami maka hidupkanlah dia dalam (keadaan) Islam, sedangkan orang yang
Engkau wafatkan diantara kami, maka wafatkanlah mereka dalam keadaan
iman.”
246
) Imam Abu Daud (3201) meriwayatkan dengan lafadz:
»ُ‫ضلَّنَا بَ ْع َده‬
ِ ُ‫« َوالَ ت‬
“Dan jangan Engkau sesatkan kami setelahnya.”
132
keempat247).

Menguburkan
Jenazah dikubur didalam liang lahat, ‫ ِة‬: َ‫تَ ْقبِ َل ْالقِ ْبل‬: ‫س‬ْ ‫ ٍد ُم‬: ْ‫في لَح‬
ِ ُ‫ ْدفَن‬: ُ‫َوي‬
dengan manghadapkannya ke arah ‫ق‬ ‫ْأ‬
ٍ ‫َويُ َسلُّ ِم ْن قِبَ ِل َر ِس ِه بِ ِر ْف‬
Qiblat Jenazah dimasukkan dari
248)

arah kepala dengan pelan249).

247
) Imam Baihaqi (4/43) dengan sanad yang bagus meriwayatkan dari Abdullah
bin Mas’ud, ia berkata:
» ‫صالَ ِة‬ ِ ‫ يَ ْف َع ُل التَّ ْسلِ ْي َم َعلَى ْال َجنَازَ ِة ِم ْث َل التَّ ْسلِي ِْم‬ ‫« َكانَ النَّبِ ُّي‬
َّ ‫في ال‬
“Baginda Rasulullah melakukan salam pada shalat jenazah sama dengan
salam pada shalat.”
248
) Imam Muslim (966) meriwayatkan dari Sa’ad bin Waqosh bahwasanya ia
berkata saat berada dalam sakit menjelang kematiannya: ‘Kuburkanlah aku
dalam liang lahat, dan tuangkan kepadaku air susu satu kali, sebagaimana yang
dilakukan kepada Rasulullah.”
Liang lahat adalah lubang yang berada di arah kiblat dari liang kubur.
249
) Imam Abu Daud (3211) meriwayatkan dengan sanad Shahih: Sesungguhnya
Abdullah bin Yazid yang merupakan salah seorang sahabat Rasulullah
memasukkan jenazah Haris ke dalam liang kubur dari arah kaki kubur. Ia
berkata: “Ini adalah sebagian dari Sunnah.”
133
Orang yang menerima jenazah di ِ‫ ِم هللا‬::‫ "بِ ْس‬:ُ‫ ُده‬::‫وْ ُل الَّ ِذي يَ ْل َح‬::ُ‫َويَق‬
dalam liang lahat membaca doa: " ِ‫وْ ُل هللا‬::::::::::‫َو َعلَى ِملَّ ِة َر ُس‬
“Dengan Menyebut nama Allah,
dan mengikuti agama
َ ‫ َد َأ ْن يُ َع َّم‬:‫في ْالقَب ِْر بَ ْع‬
‫ق‬ ِ ‫ع‬:ُ ‫َويُضْ َج‬
ً‫قَا َمةً َوبَ ْسطَة‬
Rasulullah”250). Kemudian jenazah
ditidurkan miring di dalam kubur
setelah kuburan itu digali dengan
kedalaman orang berdiri dan satu
lambaian tangannya251).

250
) Imam Abu Daud (3213) dan Imam Tirmidzi (1046) ia menilkai hadits ini
Hasan, meriwayatkan dari Ibnu Umar:
َ َ‫ض َع ْال َميِّتَ فِي ْالقَب ِْر ق‬
ِ ‫ بِس ِْم هللاِ َو َعلَى ُسنَّ ِة َرس‬: ‫ال‬
» ِ‫ُول هللا‬ َّ ِ‫«َأ َّن النَّب‬
َ ‫ َكانَ ِإ َذا َو‬ ‫ي‬
Baginda Rasulullah apabila meletakkan jenazah ke dalam kuburan, beliau
bersabda: “Dengan menyebut nama Allah dan berdasarkan sunnah
Rasulullah.” 
251
) Maksudnya kedalaman liang kubur adalah sekadar tinggi seseorang yang
standar tingginya dengan posisi mengangkat kedua tangannya ke atas. Imam
Abu Dayd (3215) dan Imam Tirmidzi (1713), ia berkata: ‘Hadits ini Hasan dan
Shahih’, meriwayatkan dari Hisyam bin ‘Amir, dari Rasulullah yang bersabda
mengenai yang syahid dalam perang Uhud:
»‫«احْ فِرُوْ ا َوَأوْ ِسعُوْ ا َوَأحْ ِسنُوا‬
“Galilah lubang (untuk mereka), lebarkan, dan perbaikilah.”
134
Kuburan diratakan, dan kuburan ‫ ِه‬::ْ‫ ُر َواَل يُ ْبنَى َعلَي‬::ْ‫طَّ ُح ْالقَب‬::‫َوي َُس‬
tidak boleh dibangun, dan tidak َ ‫ْأ‬:َ‫صُ َواَل ب‬:‫ص‬
‫ا ِء‬::‫س بِ ْالبُ َك‬ َّ ‫َواَل يُ َج‬
boleh dikapur252) Tidak dilarang
menangisi jenazah253) tanpa
‫ح َواَل‬ ِ ‫ت ِم ْن َغي‬
ٍ ْ‫و‬:::َ‫ر ن‬:::ْ ِ ِّ‫َعلَى ْال َمي‬
meraung-raung dan merobek ‫هُ ِإلَى‬:::ُ‫ َأ ْهل‬:‫ َّزى‬:::‫ب َويُ َع‬ ٍ ‫ق َج ْي‬ ِّ :::‫َش‬
baju254). Keluarga jenazah ُ‫ ْدفَن‬:::ُ‫ ِه َواَل ي‬:::ِ‫ ِة َأي ٍَّام ِم ْن َد ْفن‬:::َ‫ثَاَل ث‬
dita’ziyyahi sampai tiga hari setelah َ ‫في قَب ٍْر ِإاَّل لِ َح‬
‫اج ٍة‬ ِ ‫ْاثنَا ِن‬
252
) Dikarenakan terdapat larangan mengenai hal ini. Imam Muslim (969) dan
lainnya meriwayatkan: Sesungguhnya Ali bin Abi Thalib berkata kepada Abi
Hayyaj Al-Asadi: “Bukankah aku mengutusmu sebagaimana Rasulullah telah
mengutusku? Apabila kamu tidak meninggalkan gambar kecuali kamu
hancurkan, dan apabila kami tidak meninggalkan kuburan yang tinggi kecuali
kamu meratakannya."
Maksud dari “gambar” adalah gambar yang memiliki ruh. Maksud dari
“kamu meratakannya” adalah meratakannya dengan tanah dan
meninggikannya sedikit.
Imam Muslim (970) meriwayatkan dari Jabir, ia berkata:
» ‫َّص ْالقَ ْب ُر َوَأ ْن يُ ْق َع َد َعلَ ْي ِه َوَأ ْن يُ ْبنَى َعلَ ْي ِه‬
َ ‫ َأ ْن يُ َجص‬ ِ‫« نَهَى َرسُو ُل هللا‬
"Baginda Rasulullah melarang mengapur kuburan, duduk dan membuat
bangunan di atasnya."
Maksud dari “mengapur” adalah meletakkan kapur di atasnya. Apabila
hal ini dilarang, lantas bagaimana dengan meletakkan batu marmer dan
lainnya, meninggikan dan menghiasinya setelah ada pelarangan yang jelas dari
Rasulullah ini? Tidak diragukan lagi bahwa hal itu adalah haram karena
menyelisihi Sunnah dan menyia-nyiakan harta yang dilarang oleh Syara’.
253
) Imam Bukhari (1241) dan Imam Muslim (2315, 2316) meriwayatkan:
Sesungguhnya Rasulullah menangisi Ibrahmi, putra beliau sebelum ia
meninggal, saat beliau melihatnya dalam keadaan akan meninggal dunia.
Rasulullah bersabda:
َ ‫ِإ َّن ْال َع ْينَ تَ ْد َم ُع َو ْالقَ ْل‬ «
َ ْ‫ب يَحْ زَنُ َواَل نَقُو ُل ِإاَّل َما يَر‬
‫ضى َربُّنَا َوِإنَّا بِفِ َراقِكَ يَا ِإب َْرا ِهي ُم‬
» َ‫لَ َمحْ ُزونُون‬
"Air mata bercucuran, dan hati bersedih. Kami tidak mengatakan kecuali apa
yang diridhai oleh Tuhan kita. Dan kami dengan perpisahan ini, wahai
Ibrahim pastilah bersedih.”
Imam Muslim (976) meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:
» ُ‫ قَ ْب َر ُأ ِّم ِه فَبَ َكى َوَأ ْب َكى َم ْن َحوْ لَه‬ ‫« َزا َر النَّبِ ُّي‬
135
pemakamannya255). Dan tidak
diperbolehkan apabila dua jenazah
dikubur dalam satu liang kubur
kecuali karena hajat256).

Baginda Rasulullah menziarahi makam ibunya. Kemudian beliau menangis


sehingga orang yang berada di sekelilingnya pun ikut menangis.
254
) Meraung-raung (‫ )النوح‬dan merobek baju (‫ )النياحة‬adalah setiap perbuatan
atau ucapan yang mengandung sikap yang menampakkan keputus asaan,
meniadakan kepatuhan dan kepasrahan kepada Takdir Allah. Diantara hal
tersebut adalah merobek saku, memukul pipi dan lain sebagainya. Dan semua
hal tersebut hukumnya diharamkan menurut Syara’.
Imam Muslim (935) meriwayatkan dari Malik Al-Asy’ari: Sesungguhnya
Rasulullah bersabda:
‫ع ِم ْن‬ ٍ ‫« النَّاِئ َحةُ ِإ َذا لَ ْم تَتُبْ قَ ْب َل َموْ تِهَا تُقَا ُم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َو َعلَ ْيهَا ِسرْ بَا ٌل ِم ْن قَ ِط َر‬
ٌ ْ‫ان َو ِدر‬
»‫ب‬ ٍ ‫َج َر‬
"Orang yang meratapi mayit, Apabila ia belum bertaubat sebelum ajalnya
tiba, maka pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan memakai jubah dari
getah dan memakai pakaian dari kudis."
Maksudnya adalah anggota badan orang tersebut akan dipenuhi dengan
kudis dan gatal-gatal sehingga menutupi seluruh tubuhnya seperti baju jubah
menutupinya. Sedangkan getah adalah sejenis getah tumbuhan yang digunakan
ketika kambing terkena penyakit kudis.
Imam Bukhari (1232) meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ia
berkata:
» ‫ُوب َو َدعَا بِ َد ْع َوى ْال َجا ِهلِيَّ ِة‬
َ ‫ق ْال ُجي‬
َّ ‫ْس ِمنَّا َم ْن لَطَ َم ْال ُخدُو َد َو َش‬
َ ‫« لَي‬
"Tidak termasuk golongan kami seseorang yang menampar-nampar pipi,
merobek-robek baju dan menyeru dengan seruan jahiliyyah (meratap).”
255
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah (1601)
dari Rasulullah, beliau bersabda:
» ‫صيبَ ٍة ِإاَّل َك َساهُ هللاُ ُس ْب َحانَهُ ِم ْن ُحلَ ِل ْال َك َرا َم ِة يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
ِ ‫« َما ِم ْن ُمْؤ ِم ٍن يُ َع ِّزي َأ َخاهُ بِ ُم‬
"Tidaklah seorang mukmin bertakziah kepada saudaranya yang terkena
musibah, kecuali Allah akan memberikan pakaian kehormatan untuknya pada
hari kiamat. "
136
 ‫َاب ال َّز َكا ِة‬
ُ ‫ ِكت‬
Kitab Zakat

Harta yang wajid dizakati


(Fasal) Zakat diwajibkan pada 5 ‫في َخ ْم َس ِة‬ ِ ُ‫ تَ ِجبُ ال َّز َكاة‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
perkara, yaitu: 1) Hewan ternak, 2) ُ‫ َواَأْل ْث َمان‬:‫ ْال َم َوا ِشى‬: ‫َأ ْشيَا َء َو ِه َي‬
Emas dan perak, 3) Makanan pokok,
ُ‫ رُوْ ض‬:‫ر َو ُع‬:ُ ‫ا‬::‫ع َوالثِّ َم‬ :ُ ْ‫زرُو‬: ُّ :‫َو ال‬
4) Buah-buahan, 5) Harta
dagangan257). ‫التِّ َجا َر ِة‬

“Bertakziyah kepada saudaranya” artinya adalah mendorong orang yang


tertimpa musibah untuk sabar, dan menghiburnya semisal dengan perkataan:
“Semoga Allah memberimu pahala yang besar.”
Dimakruhkan bertakziyah setelah melewati 3 hari kecuali bagi seorang
musafir. Dikarenakan pada umumnya kesedihan telah hilang setelah 3 hari
sehingga mengukit kesedihan dinilai tidak baik. Begitu juga dimakruhkan
mengulang-ulangi takziyah. Sedangkan takziyah yang paling utama adalag
setelah mayit dimakamkan dikarenakan keluarga mayit disibukkan untuk
merawat jenazah mayit tersebut. Kecuali apabila kesedihan keluarga mayit
sangat besar, sehingga mendahulukan takziyah itu lebih utama karena untuk
menghibur mereka.
256
) Imam Bukhari (1280) meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah:
»‫ كاَنَ يَجْ َم ُع ال َّر ُجلَي ِْن ِم ْن قَ ْتلَى ُأ ُح ٍد‬ ‫ي‬
َّ ِ‫«َأ َّن النَّب‬
“Baginda Rasulullah mengumpulkan dua laki-laki yang syahid dalam perang
Uhud.”

257
) Dalil yang menjelaskan disyari’atkan dan diwajibkannya zakat secara mutlak
adalah:
 Al-Qur’an, diantaranya adalah firman Allah:
َ ‫{ ُخ ْذ ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْم‬
] 103 :‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّك ْي ِه ْم بِهَا} [التوبة‬
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan
mereka.” (QS. At-Taubah: 103)
Zakat dapat memperbaiki keadaan orang-orang kaya dan menjaga mereka
dari kekikiran dan lain sebagainya. Dengan zakat tersebut mereka berhak
137
Hewan Ternak
Hewan ternak yang wajib dizakati ِ ُ‫ فَت َِجبُ ال َّز َكاة‬:‫فََأ َّما ْال َم َوا ِشى‬
‫في‬
ada 3 jenis, antara lain: 1) Unta, 2) ‫ اِإْل بِ ُل‬: ‫س ِم ْنهَا َو ِه َي‬ ٍ ‫ثَاَل ثَ ِة َأجْ نَا‬
Sapi, 3) Kambing258).
‫َو ْالبَقَ ُر َو ْال َغنَ ُم‬
Syarat wajib zakat itu ada 6 macam, :‫ ِستَّةُ َأ ْشيَا َء‬:‫َو َش َراِئطُ ُوجُوْ بِهَا‬
antara lain: 1) Islam, 2) Merdeka, 3) ‫ك التَّا ُم‬ ُ ‫اِإْل ْسالَ ُم َو ْال ُح ِّريَّةُ َو ْال ِم ْل‬
Memiliki dengan sempurna, 4)
‫ل َو ال َّسوْ ُم‬:ُ ْ‫صابُ َو ْال َحو‬ َ ِّ‫َوالن‬
mendapatkan pujian dan sanjungan.
 Hadits, diantaranya adalah sabda Rasulullah kepada Muadz ketika ia diutus ke
Yaman:
‫ص َدقَةً فِي َأ ْم َوالِ ِه ْم تُْؤ َخ ُذ ِم ْن َأ ْغنِيَاِئ ِه ْم َوتُ َر ُّد َعلَى‬ َ ‫« فََأ ْعلِ ْمهُ ْم َأ َّن هللاَ ا ْفت ََر‬
َ ‫ض َعلَ ْي ِه ْم‬
»‫فُقَ َراِئ ِه ْم‬
“Beritahukan mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka sedekah
(zakat) dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan
diberikan kepada orang-orang faqir mereka.” (HR. Imam Bukhari: 1331,
Imam Muslim: 19, dan lainnya. Silahkan simak catatan kaki nomer: 1
halaman: 71)
Sedangkan dalil-dalil yang menjelaskan kewajiban zakat pada lima
perkara di atas akan dijelaskan pada tempatnya masing-masing.
258
) Dalil yang menjelaskan diwajibkan jenis-jenis ini, dan sebagian besar syarat-
syaratnya yang akan dijelaskan nanti adalah hadits yang diirwayatkan oleh
Imam Bukhari (1386) dari Anas bin Malik: Sesungguhnya Abu Bakar menulis
surat untuknya dan mengutusnya dengan membawa surat tersebutr ke Bahrain.
Dalam permulaan surat tersebut adalah:
َ‫ َعلَى ْال ُم ْسلِ ِمين‬ ِ‫ض َرسُو ُل هللا‬ َ ‫ص َدقَ ِة الَّتِي فَ َر‬ َّ ‫يضةُ ال‬
َ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم هَ ِذ ِه فَ ِر‬ 
‫َوالَّتِي َأ َم َر هللاُ بِهَا َرسُولَهُ فَ َم ْن َسَألَهَا ِم ْن ال ُم ْسلِ ِمينَ َعلَى َوجْ ِههَا فَليُ ْعطَهَا َو َم ْن َس َل فَوْ قَهَا‬
‫َأ‬ ْ ْ
َ‫فَاَل يُ ْعط‬
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Inilah kewajiban zakat yang telah diwajibkan oleh Rasulullah kepada kaum
Muslimin dan ketentuan yang diperintahklan Allah kepada rasul-Nya.
Barangsiapa dari kaum Muslimin memintanya sesuai dengan ketentuan, maka
berikanlah. Barang siapa yang memintanya dengan lebih, maka diberi.
Dalam surat tersebut dijelaskan jenis-jenis hewan yang wajib dizakati,
nisabnya, dan kewajibannya. Penjelasan mengenai hal tersebut akan diuraikan
secara terpisah pada tempat masing-masing.
138
Genap satu Nisab259), 5) Genap satu
tahun260), 6) Digembala261).

Barang berharga
Barang berharga itu ada 2 macam, ُ‫ذهَب‬::‫ال‬ ِ ‫ي‬::‫انُ فَ َش‬::‫َوَأ َّما اَْأل ْث َم‬
َّ : ‫َْئان‬
yaitu: Emas dan Perak262). Syarat ِ ْ‫ ُوجُو‬:ُ‫ضةُ َو َش َراِئط‬
‫ب ال َّز َكا ِة‬ َّ ِ‫َو ْالف‬
wajib zakatnya itu ada 5, yaitu: 1)
259
) Maksudnya harta tersebut telah mencapai suatu kadar yang telah ditentukan
sehingga wajib dikeluarkan zakatnya. Dalam kamus Misbahul Munir
disebutkan Nisab adalah kadar yang dinilai wajib untuk mengeluarkan zakat.
260
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
»‫ال َز َكاةٌ َحتَّى يَحُو َل َعلَ ْي ِه ْال َحوْ ُل‬ َ ‫«لَي‬
ٍ ‫ْس فِي َم‬
“Tidak ada zakat pada harta hingga masuk satu haul.” (HR. Imam Abu Daud:
1573) Artinya sampai lewat satu tahun Qamariyyah semenjak harta itu
dimiliki.
261
) Artinya binatang itu digembalakan di rumput yang mubah selama setahun
atau lebih. Dalam surat Abu Bakar disebutkan: “Dan pada zakat kambing yang
digembalakan…”
262
) Dalil yang menjelaskan kewajiban zakat emas dan perak adalah:
 Al-Qur’an, firman Allah:
َّ ِ‫َب َو ْالف‬
ٍ ‫ضةَ َواَل يُ ْنفِقُوْ نَهَا فِ ْي َسبِ ْي ِل هللاِ فَبَ ِّشرْ هُ ْم بِ َع َذا‬
} ‫ب اَلِي ٍْم‬ َ ‫{ َوالَّ ِذ ْينَ يَ ْكنِ ُزوْ نَ ال َّذه‬
] 34 :‫[التوبة‬
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.” (QS. At-Taubah:
34)
Maksud dari “‫ ”الكنز‬adalah harta yang tidak dikeluarkan zakatnya. Imam
Bukhari (1339) meriwayatkan mengenai tafsirannya dari Ibnu Uamr: “Barang
siapa yang menyimpan emas dan perak dan tidak mau menunaikan zakatnya,
maka kecelakan baginya.”
 Hadits, Imam Muslim (978) meriwayatkan dari Abu Hurairoh, ia berkata:
Rasulullah bersabda: 
ُ‫ت لَه‬ ْ ‫صفِّ َح‬ُ ‫ض ٍة اَل يَُؤ دِّي ِم ْنهَا َحقَّهَا ِإاَّل ِإ َذا َكانَ يَوْ ُم ْالقِيَا َم ِة‬ َّ ِ‫ب َواَل ف‬ٍ َ‫ب َذه‬ ِ ‫صا ِح‬ َ ‫« َما ِم ْن‬
َّ ْ
ْ ‫َار َجهَنَّ َم فَيُك َوى بِهَا َج ْنبُهُ َو َجبِينُهُ َوظَ ْه ُرهُ ُكل َما بَ َرد‬ ‫ُأ‬
‫َت‬ ِ ‫َار فَ حْ ِم َي َعلَ ْيهَا فِي ن‬ ٍ ‫صفَاِئ ُح ِم ْن ن‬َ
‫ضى بَ ْينَ ْال ِعبَا ِد فَيَ َرى َسبِيلَهُ ِإ َّما‬َ ْ
‫ق‬ ُ ‫ي‬ ‫ى‬ َّ ‫ت‬‫ح‬ ‫ة‬ َ
َ ٍ َ ‫ن‬ ‫س‬ َ‫ف‬ ْ
‫ل‬ ‫َأ‬ َ‫ين‬‫س‬ ‫م‬
ِ ْ َُ‫خ‬ ‫ه‬‫ر‬ُ ‫َا‬
‫د‬ ْ
‫ق‬ ‫م‬
ِ َ‫ان‬ َ
‫ك‬ ‫م‬ ْ‫و‬
ٍ َ ِ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ْ
‫َت‬‫د‬ ‫ي‬ ‫ُأ ِع‬
139
Islam, 2) Merdeka, 3) Memiliki ‫اَل ُم‬::‫ اِإْل ْس‬: ‫يَا َء‬::‫ةُ َأ ْش‬::‫ا خَ ْم َس‬::َ‫فِ ْيه‬
dengan sempurna, 4) Genap satu ُ‫صاب‬ َ ِّ‫ك التَّا ُم َوالن‬ ُ ‫ُريَّةُ َو ْال ِم ْل‬
ِ ‫َو ْالح‬
Nisab, 5) Genap satu tahun
‫َو ْال َحوْ ُل‬

Tanaman
Tanaman itu wajib dizakati dengan ‫ا‬::َ‫ع فَت َِجبُ ال َّز َكاةُ فِ ْيه‬ ُّ ‫َوَأ َّما‬
:ُ ْ‫الزرُو‬
3 syarat, yaitu: 1) Apabila tanaman ‫وْ نَ ِم َّما‬::‫ َأ ْن يَ ُك‬: َ‫ َراِئط‬::‫ ِة َش‬::َ‫بِثَاَل ث‬
tersebut adalah perkara yang
ditanam manusia, 2) Apabila
َ‫وْ ن‬::::‫ هُ اآْل َد ِميُّوْ نَ َوَأ ْن يَ ُك‬::::ُ‫يَ ْز َرع‬
tanaman itu adalah makanan pokok
ً ‫ابا‬:‫ص‬ َ ِ‫وْ نَ ن‬::‫ َد َّخرًا َوَأ ْن يَ ُك‬:‫ ُم‬:‫ا‬:ً‫قُوْ ت‬
yang bisa disimpan263), 3) Apabila ‫ َر‬::‫ق اَل قَ ْش‬ :ٍ ::‫ةُ َأوْ ُس‬::‫ َخ ْم َس‬:‫و‬::ُ َ ‫َوه‬
mencapai satu Nisab yaitu 5 wasak, ‫َعلَ ْيهَا‬

ِ َّ‫ِإلَى ْال َجنَّ ِة َوِإ َّما ِإلَى الن‬


»‫ار‬
"Tidak ada seseorang yang mempunyai emas dan perak, tetapi ia tidak
menunaikan zakatnya, keculai pada hari kiamat akan bentangkan untuknya
lempengan-lempengan neraka. Ia dibakar menggunakan itu dalam neraka
Jahannam. Sisi lambung dan punggungnya disetrika dengan itu. Setiap kali
dingin, maka akan dipanaskan kembali kemudian diseterikakan kembali
padanya selama hari yang kadarnya setara lima puluh tahun (di dunia),
sampai ia diadili diantara hamba. Kemudian ia diperlihatkan jalan untuknya,
adakalanya ke surga atau neraka."
263
) Maksudnya dimungkinkan menyimpan makanan pokok tersebut tanpa
mengalami kerusakan. Makanan pokok adalah makanan pokok yang umumnya
digunakan oleh penduduk suatu negara, maksudnya seperti gandum, padi-
padian (jewawut), kacang-kacangan, dan lain sebagainya.
140
yang tidak ada kulit pada tanaman
tersebut264).

Buah-buahan dan Harta dagangan


Buah-buahan yang wajib dizakati ِ ُ‫اة‬:::‫ا ُر فَت َِجبُ ال َّز َك‬:::‫َوَأ َّما الثِّ َم‬
‫في‬
itu ada 2 jenis, yaitu: 1) Kurma, 2) َ :‫ ثَ ْم َرةُ النَّ ْخ ِل َوثَ ْم‬:‫َشيَْئ ْي ِن ِم ْنهَا‬
ُ‫رة‬:

264
) Keterangan lebih rinci akan diuraikan pada fasalnya tersendiri.
141
Anggur265). ‫ْال َك َر ِم‬
Syarat wajib zakat buah-buahan itu ‫ا‬::َ‫ا ِة فِ ْيه‬::‫ب ال َّز َك‬ِ ْ‫و‬::ُ‫ ُوج‬:ُ‫ َراِئط‬::‫َو َش‬
ada 4, antara lain: 1) Islam, 2) ُ‫الَ ُم َو ْال ُح ِّريَّة‬:‫ اِإْل ْس‬:‫يَا َء‬:‫َأرْ بَ َعةُ َأ ْش‬
Merdeka, 3) Memiliki dengan
َ ِّ‫ك التَّا ُم َوالن‬
ُ‫صاب‬ ُ ‫َو ْال ِم ْل‬
sempurna, 4) Genap satu Nisab
Harta dagangan itu wajib dizakati َ ‫ رُوْ ضُ التِّ َج‬:::ُ‫َوَأ َّما ع‬
ُ‫ار ِة فَتَ ِجب‬:::
dengan syarat-syarat yang telah ْ ‫ال َّز َكاةُ فِ ْيهَا بِال َّش َراِئ ِط ْال َم‬
‫ذ ُكوْ َر ِة‬::
disebutkan pada zakat barang
‫في اَأْل ْث َما ِن‬ِ
berharga (Emas dan perak)266).

Nisab Unta
(Fasal) Permulaan zakat unta adalah ‫ ِل‬::ِ‫ب اِإْل ب‬ َ ِ‫ َوَأ َّو ُل ن‬:)‫ص^^ ٌل‬
ِ ‫ا‬::‫ص‬ ْ َ ‫(ف‬
265
) Imam Abu Dawud (1603) dan dinyatakan hadits Hasan oleh Imam Tirmidzi
(644) meriwayatkan dari ‘Utab bin Asid, ia berkata: “Rasulullah
memerintahkan untuk memperkirakan jumlah anggur sebagaimana
memperkirakan jumlah kurma dan diambil zakatnya dalam bentuk kismis
(anggur kering) sebagaimana zakat kurma diambil zakatnya dalam bentuk
tamar (kurma kering).” 
Maksud dari “‫ ”الخرص‬adalah memperkirakan tamar (kurma kering) dari
kumpulan ruthab (kurma basah), dan anggur dari kismis.
266
) Dalil yang menjelaskan kewajiban zakat harta dagangan adalah:
 Al-Qur’an, firman Allah:
] 267 :‫} [البقرة‬ ‫ت َما َك َس ْبتُ ْم‬ َ ‫{ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ْنفِقُوْ ا ِم ْن‬
ِ ‫طيِّ ٰب‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik” (QS. Al-Baqarah: 267)
Imam Mujahid berkata: “Ayat ini diturunkan mengenai perdagangan.”
Imam An-Nasafi berkata mengenai tafsiran ayat ini: “Firman Allah di atas
adalah dalil kewajiban zakat pada harta dagangan.”
 Hadits, Imam Abu Dawud (1562), meriwayatakan dari Samuroh bin Jundub, ia
berkata:
َّ ‫ َكانَ يَْأ ُم ُرنَا َأ ْن نُ ْخ ِر َج ال‬ ِ‫َأ َّما بَ ْع ُد فَِإ َّن َرسُو َل هللا‬
‫ص َدقَةَ ِم ْن الَّ ِذي نُ ِع ُّد لِ ْلبَي ِْع‬
“Amma Ba’du. Sesungguhnya Rasulullah memerintahkan Kami untuk
mengeluarkan zakat dari sesuatu yang kami persiapkan untuk dijual.”
142
5 ekor unta. Pada 5 ekor unta, ْ ‫في ع‬
‫ ٍر‬::‫َش‬ :ِ ‫اةٌ َو‬::‫ َش‬:‫ا‬::َ‫ةٌ َوفِ ْيه‬::‫خَ ْم َس‬
zakatnya 1 ekor kambing. Pada 10 ُ ‫ َر ثَاَل‬: ‫َش‬ َ ‫ةَ ع‬: ‫في َخ ْم َس‬
ekor unta, zakatnya 2 ekor kambing.
‫ث‬ ِ ‫َشاتَا ِن َو‬
‫في ِع ْش ِر ْينَ َأرْ بَ ُع ِشيَا ٍه‬:ِ ‫ِشيَا ٍه َو‬
Pada 15 ekor unta, zakatnya 3 ekor
kambing. Pada 20 ekor unta,
zakatnya 4 ekor kambing
Pada 25 ekor unta, zakatnya 1 ekor ُ ‫ ِر ْينَ بِ ْن‬::::::::::‫س َو ِع ْش‬
‫ت‬ ٍ ‫في َخ ْم‬
:ِ ‫َو‬
unta Bintu Makhod. Pada 36 ekor

143
unta, zakatnya 1 ekor unta Bintu ‫ت‬ ُ ‫ت َوثَاَل ثِ ْينَ بِ ْن‬ ٍّ : ‫في ِس‬ ِ ‫اض َو‬ ٍ َ‫َمخ‬
Labun. Pada 46 ekor unta, zakatnya ٌ‫ت َوَأرْ بَ ِع ْينَ ِحقَّة‬ ٍّ :::‫في ِس‬ِ ‫وْ ٍن َو‬:::ُ‫لَب‬
1 ekor unta Hiqqoh. Pada 61 ekor
unta, zakatnya 1 ekor unta Jadza’ah. ِ ‫ ةٌ َو‬:‫تِّ ْينَ ِج َذ َع‬: ‫في ِإحْ دَى َو ِس‬
‫في‬ :ِ ‫َو‬
Pada 76 ekor unta, zakatnya 2 ekor
َ ْ
‫ت َو َسب ِْع ْينَ بِنتَا لبُوْ ٍن‬ ٍّ ‫ِس‬
unta Bintu Labun.
Pada 91 ekor unta, maka zakatnya 2 ‫في‬ِ ‫َان َو‬ ِ ‫في ِإحْ دَى َوتِ ْس ِع ْينَ ِحقَّت‬
:ِ ‫َو‬
ekor unta Hiqqoh. ketika mencapai ُ‫ ِر ْينَ ثَاَل ث‬:::‫ َو ِع ْش‬:‫ َدى‬:::ْ‫ِماَئ ٍة َوِإح‬
121 ekor unta, zakatnya 3 ekor unta
Bintu Labun. Dan setiap kali unta
َ‫ ِّل َأرْ بَ ِع ْين‬::‫في ُك‬
ِ ‫وْ ٍن ثُ َّم‬::ُ‫ت لَب‬
ِ ‫ا‬::َ‫بَن‬
ٌ‫في ُكلِّ َخ ْم ِس ْينَ ِحقَّة‬ ِ ‫ت لَبُوْ ٍن َو‬ ُ ‫بَ ْن‬
berjumlah 40 ekor, maka zakatnya
adalah 1 ekor unta Bintu Labun.
Dan setiap berjumlah 50 ekor unta,
maka zakatnya 1 ekor unta
Hiqqoh267).

Nisab Sapi

267
) Dalam surat Abu Bakar, disebutkan: “Pada 24 ekor unta ke bawah, maka
zakatnya kambing. setiap 5 ekor unta, zakatnya seekor kambing. Apabila
sudah mencapai jumlah 25 ekor sampai 35 ekor unta, maka zakatnya adalah
seekor bintu makhodl. Apabila mencapai 36 sampai 45 ekor unta, maka
zakatnya bintu labun. Apabila mencapai 46 sampai 60 ekor unta, maka
zakatnya hiqqoh yang kuat dikawinkan dengan pejantan. Apabila mencapai 61
sampai 75 ekor unta, maka zakatnya seekor unta Jadza’ah. Apabila mencapai
76 sampai 90 ekor unta, maka zakatnya dua ekor binta labun. Apabila lebih
dari 120 ekor unta, maka setiap bertambah 40 ekor, maka zakatnya bertambah
seekor binta labun. Pada setiap bertambah 50 ekor, maka zakatnya ditambah
lagi seekor unta hiqqoh. Barang siapa yang hanya memiliki unta sebanyak
empat ekor, maka ia tidak wajib zakat. Kecuali apabila sang pemilik
menghendakinya. Apabila sudah mencapai lima ekor, maka zakatnya seekor
kambing.”
Maksud dari “Bintu Makhod” adalah unta yang berumur 1 tahun
menginjak umur 2 tahun. “Bintu Labun” adalah unta yang berumur 2 tahun
menginjak umur 3 tahun. “Hiqqoh” adalah unta yang berumur 3 tahun
menginjak umur 4 tahun. “Jadza’ah” adalah unta yang berumur 4 tahun
menginjak umur 5 tahun.
144
(Fasal) Permulaan Nisab sapi ِ َ‫ب ْالبَق‬
‫ر‬::: ِ ‫ا‬:::‫ص‬َ ِ‫ َوَأ َّو ُل ن‬:)‫ص^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
adalah 30 ekor. Pada 30 ekor sapi, َ‫في َأرْ بَ ِع ْين‬:ِ ‫ ٌع َو‬::ْ‫ثَاَل ثُوْ نَ َوفِ ْيهَا تَبِي‬
zakatnya sapi Tabi’. Ketika 40 ekor
ْ‫ُم ِسنَّةٌ َو َعلَى هَ َذا َأبَدًا فَقِس‬
sapi, zakatnya satu ekor sapi
Musinah. Dan berdasarkan
keterangan ini maka samakanlah
hukum seterusnya268).

Nisab kambing
(Fasal) Permulaan Nisab kambing ‫ب ْال َغن َِم‬ِ ‫ا‬::::‫ص‬َ ِ‫ َوَأ َّو ُل ن‬:)‫ص^^^^ ٌل‬ْ َ ‫(ف‬
adalah 40 ekor. Pada 40 ekor َ‫ ٍة ِمن‬:‫اةُ َج َذ َع‬:‫ َش‬:‫ا‬:َ‫وْ نَ َوفِ ْيه‬::‫َأرْ بَ ُع‬
kambing, zakatnya satu ekor ‫َّ ْأ‬
kambing gibas Jadza’ah269), atau
‫ز َوفِي‬::ْ ِ ‫ ِن َأوْ ثَنِيَّةٌ ِمنَ ْال َمع‬::‫الض‬
satu ekor Tsaniyyah270) dari kambing ِ ‫ َو ِع ْش ِر ْينَ َشات‬:‫ِماَئ ٍة َوِإحْ َدى‬
‫َان‬
kacang. Pada 121 ekor kambing,
maka zakatnya 2 ekor kambing271.
Pada 201 ekor kambing, maka ‫ث ِشيَا ٍه‬ُ ‫اح َدةٌ ثَاَل‬ِ ‫في ِماَئتَي ِْن َو َو‬ :ِ ‫َو‬
ِ ‫في َأرْ بَ ِع ِماَئ ٍة َأرْ بَ ُع ِشيَا ٍه ثُ َّم‬
zakatnya 3 ekor kambing. Pada 400 ‫في‬ :ِ ‫َو‬
ekor kambing, maka zakanya 4 ekor ٌ‫ُك ِّل ِماَئ ٍة َشاة‬
kambing. Kemudian setiap 100 ekor
kambing, zakatnya adalah 1 ekor
kambing
268
) Imam Tirmidzi (623) dan Imam Abu Daud (1576) dan lainnya meriwayatkan
dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata:
ِّ‫ ِإلَى ْاليَ َم ِن فََأ َم َرنِي َأ ْن آ ُخ َذ ِم ْن ُكلِّ ثَاَل ثِينَ بَقَ َرةً تَبِيعًا َأوْ تَبِي َعةً َو ِم ْن ُكل‬ ‫بَ َعثَنِي النَّبِ ُّي‬
‫َأرْ بَ ِعينَ ُم ِسنَّةً َو ِم ْن ُك ِّل َحالِ ٍم ِدينَارًا َأوْ ِع ْدلَهُ َم َعافِ َر‬
Baginda Rasulullah mengutusku ke Yaman dan menyuruhku untuk mengambil
zakat dari setiap 30 ekor sapi, zakatnya satu ekor Tabi' atau Tabi'ah. Setiap 40
ekor sapi, zakatnya satu ekor Musinnah. Serta mengambil jizyah dari setiap
yang baligh satu dinar atau seharga satu dinar seperti baju Ma'afir.
Maksud “Tabi’” adalah anak sapi jantan berumur 1 tahun menginjak
umur 2 tahun. “Musinah adalah sapi yang berumur 2 tahun menginjak umur 3
tahun. Sedangkan “Ma’afir” adalah baju yang dibuat di Ma'afir salah satu
daerah di Yaman.
269
) Jadza’ah adalah kambing yang berumur 1 tahun menginjak umur 2 tahun.
145
Zakat ternak campuran
(Fasal) Dua orang yang ِ َ‫ا ِن يُزَ ِّكي‬:::َ‫ َو ْال َخلِ ْيط‬:)‫ص^^^ ٌل‬
‫ان‬::: ْ َ ‫(ف‬
mencampurkan hewan ternak, maka ‫ َذا‬:َ‫ َراِئط‬:‫ش‬
‫ِإ‬ ِ ‫َز َكاةَ ْال َو‬
َ ‫ب ِْع‬:‫ ِد بِ َس‬:‫اح‬
wajib mengeluarkan zakat seperti
‫ َر ُح‬: ‫ دًا َو ْال َم ْس‬:‫اح‬ ِ ‫ َرا ُح َو‬:‫انَ ال ُم‬::‫َك‬
zakat satu orang272 dengan 7 syarat,
yaitu: 1) Ketika kandang binatang ‫َوا ِحدًا َو ْال َمرْ عَى َوا ِحدًا‬
itu satu, 2) Tempat melepaskan
binatang hanya satu, 3) Tempat
mengembala binatang hanya satu
4) Pejantanya juga satu, 5) Tempat ِ ‫احدًا َو ْال َم ْش َربُ َو‬
‫ دًا‬:‫اح‬ ِ ‫َو ْالفَحْ ُل َو‬
minum binatang itu satu, 6) Orang ِ ‫ع ْال َح ْل‬:ُ ‫ض‬
‫ب‬ ِ ْ‫َو ْال َحالِبُ َوا ِحدًا َو َمو‬
yang memerah susu satu, 7) Tempat
271
) Dalam surat Abu Bakar, disebutkan: “Dan pada zakat kambing yang
digembalakan ketentuannya adalah apabila mencapai 40 hingga 120 ekor
kambing, maka zakatnya adalah satu ekor kambing. Apabila lebih dari 120
hingga 200 ekor kambing, maka zakatnya 2 ekor kambing. Apabila lebih dari
200 hingga 300 ekor, maka zakatnya 3 ekor kambing. Apabila lebih dari 300
ekor, maka pada setiap kelipatan 100 ekor maka zakatnya 1 ekor kambing.
Dan apabila seorang pengembala memiliki kurang dari 40 ekor kambing,
maka tidak ada kewajiban zakat baginya kecuali bila pemiliknya mau
mengeluarkannya.”
272
) Dua orang yang memiliki harta bersama, maka mereka wajib mengeluarkan
zakat seperti ketika semua harta mereka berdua dimiliki oleh salah seorang
diantara mereka saat syarat-syarat yang akan diuraikan nanti telah terpenuhi.
Dalam surat Abu Bakar disebutkan: “Tidak bisa dikumpulkan perkara yang
dimiliki secara terpisah. Dan tidak dipisah perkara yang dimiliki secara
bersama karena takut zakat. Harta yang dikumpulka oleh dua orang, (pada
waktu zakat) keduanya harus Kembali dibagi rata.”
Artinya apabila bagian setiap pemilik terpisah dan berbeda dari yang lainnya,
maka bagiannya tidak bisa dikumpulan dengan bagian pemilik harta lain agar
harta itu wajib dikeluarkan zakat. Ketika bagian keduanya campur, maka
bagian harta itu tidak perlu dipisah sehingga tidak ada kewajiban zakat
padanya. Dikarenakan dengan adanya pemisahan tersebut jumlahnya kurang
dari nisab. Ketika zakat diambil dari harta yang dicampur, maka setiap pemilik
dari beberapa orang yang berserikat tersebut menangung sesuai jumlah yang ia
miliki. Ia harus mengembalikan kepada rekan serikatnya, atau meminta
darinya.
146
memerah susu satu273. ً‫َوا ِحدا‬

Nisab Emas dan perak


(Fasal) Nisab emas adalah 20 ‫ب‬ َّ
ِ َ‫ذه‬::::‫ال‬ ُ‫اب‬::::‫ص‬ َ ِ‫ َون‬:)‫ص^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
Mistqal. Pada emas yang mencapai ‫ِع ْشرُوْ نَ ِم ْثقَااًل َوفِ ْي ِه ُربُ ُع ْال ُع ْش ِر‬
satu nisab, maka zakatnya 1/4 dari
‫ا زَا َد‬::‫ا ٍل َوفِ ْي َم‬::َ‫فُ ِم ْثق‬: ‫ص‬ ْ ِ‫و ن‬: َ :ُ‫َوه‬
1/10 yaitu 1/2 mistqal. Perkara yang
melebihi 20 mitsqal maka dengan ‫بِ َح َسابِ ِه‬
hitunganya sendiri274).
‫ا ِدرْ ه ٍَم‬:::َ‫ق ِماَئت‬ :ِ ‫ َو ِر‬:::‫ابُ ْال‬:::‫ص‬ َ ِ‫َون‬
ُ‫ة‬:‫و خَ ْم َس‬: َ :ُ‫ ِر َوه‬:‫ُش‬ ْ ‫ ُع ْالع‬:ُ‫ ِه ُرب‬:‫َوفِ ْي‬
‫ابِ ِه َواَل‬:::‫ زَا َد بِ َح َس‬:‫ ا‬:::‫َد َرا ِه َم َوفِ ْي َم‬
ٌ‫اح َز َكاة‬ ِ َ‫في ْال ُحلِ ِّي ْال ُمب‬ ِ ُ‫تَ ِجب‬
Nisab tanaman dan buah
273
) Maksud “‫”المراح‬: Tempat istirahat ketika malam, “‫”المسرح‬: Tempat hewan
ternak dilepaskan, “‫”المرعى‬: Tempat pengembalaan.
274
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (1573)
dan lainnya dari Ali, dari Rasulullah. Beliau bersabda:
« َ‫ك ِع ْشرُونَ ِدينَارًا فَِإ َذا َكانَ لَك‬َ َ‫ب َحتَّى يَ ُكونَ ل‬ ِ َ‫ك َش ْي ٌء يَ ْعنِي فِي ال َّذه‬
َ ‫ْس َعلَ ْي‬
َ ‫َولَي‬
َ ِ‫ب َذل‬
‫ك‬ ْ َ ‫» ِع ْشرُونَ ِدينَارًا َو َح‬
ٍ ‫ال َعلَ ْيهَا ال َحوْ ُل فَفِيهَا نِصْ فُ ِدين‬
ِ ‫َار فَ َما زَ ا َد فَبِ ِح َسا‬
“Dan kau tidak berkewajiban apapun (yaitu pada emas) hingga kau memiliki
dua puluh dinar. Maka apabila kau memiliki dua puluh dinar dan telah
mencapai haul, maka pada uang itu zakatnya setengah dinar. Kemudian
selebihnya sesuai dengan perhitungan tersebut.”
Dinar adalah mitsqal. Saat ini setara dengan setengah lebih Lira Inggris.
275
) Dalam surat Abu Bakar, disebutkan: “Zakat perak adalah ¼ dari 1/10.” Dan
berdasarkan sabda Rasulullah:
»ٌ‫ص َدقَة‬ ٍ ‫س َأ َوا‬
َ ‫ق‬ َ ‫«لَي‬
ِ ‫ْس فِي َما ُدونَ خَ ْم‬
"Tidak ada zakat harta dibawah lima auqiyah.” (HR. Imam Bukhari (1413),
dan Imam Muslim (980), lafadz hadits menggunakan riwayatnya)
Auqiyah adalah 40 dirham.
147
(Fasal) Nisab tanaman dan buah- ‫ع‬ ُّ
ِ ْ‫زرُو‬:::‫ال‬ ُ‫اب‬:::‫ص‬ َ ِ‫ َون‬:)‫ص^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
buahan adalah 5 Wasaq277). 5 wasaq : ‫ق َو ْه َي‬ :ٍ ::‫ةُ َأوْ َس‬::‫ار َخ ْم َس‬:: ِ ‫َوالثِّ َم‬
itu sama dengan 1600 kati Iraq278). ْ :ِ‫ ٍل ب‬:‫ط‬ْ ‫تُّ ِماَئ ِة ِر‬:‫فُ َو ِس‬::‫َأ ْل‬
‫ال ِع َراقِ ِّي‬:
Perkara yang melebihi 5 wasaq,
maka dengan hitungannya sendiri. ‫ زَا َد بِ َح َسابِ ِه‬:‫َوفِ ْي َما‬
Ketika tanaman dan buah-buahan ‫ َما ِء َأ ِو‬::‫الس‬ َّ ‫ت بِ َما ِء‬ ْ َ‫ ِإ ْن ُسقِي‬:‫َوفِ ْيهَا‬
itu diairi dengan air hujan atau ‫ت‬ ْ َ‫قِي‬::::‫ ُر َوِإ ْن ُس‬::::‫ُش‬ ْ ‫ْح ْالع‬ ِ ‫ي‬::::‫الس‬َّ
irigasi, maka zakatnya 1/10. Ketika ْ ْ ‫َأ‬ ‫اَل‬
‫ح نِصْ ال ُعش ِر‬ ُ‫ف‬ ٍ ْ‫ب وْ نَض‬ ٍ ْ‫بِدَو‬
diairi dengan kincir air atau disiram
dengan tenaga, maka zakatnya
setengah dari 1/10279.
276
) Hal ini berdasarkan hadits Imam Baihaqi dan lainnya dari hadits Jabir:
Rasulullah bersabda:
»‫في ْال ُحلِ ِّي‬
ِ َ‫«اَل زَ َكاة‬
“Tidak ada zakat pada perhiasan.” (HR. Imam Baihaqi: 4/138)
Maksud dari “perhiasan yang diperbolehkan (mubah)” seperti cincin
perak untuk laki-laki, gelang emas dan lain sebagainya untuk Wanita.
277
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
»ٌ‫ص َدقَة‬ ٍ ‫س َأ َوا‬
َ ‫ق‬ َ ‫«لَي‬
ِ ‫ْس فِي َما ُدونَ خَ ْم‬
"Tidak ada zakat harta dibawah lima auqiyah.” (HR. Imam Bukhari (1413),
dan Imam Muslim (980). Dalam riwayat Imam Muslim (979):
ٍ ‫ص َدقَةٌ َحتَّى يَ ْبلُ َغ َخ ْم َسةَ َأوْ ُس‬
»‫ق‬ َ ‫« لَي‬
َ ‫ْس فِي َحبٍّ َواَل تَ ْم ٍر‬
"Tidak ada zakat pada biji-bijian dan kurma yang tidak mencapai lima
Wasaq.”
Imam Ibnu Hibban menambahkan: “Wasaq adalah 60 Sha’.”
278
) 1600 kati Iraq sekarang setara dengan ukuran kurang lebih 715 kilogram.
279
) Maksud dari “ ‫”السيح‬: air yang mengalir di atas tanah baik yang berasal dari
gunung atau sungai besar, “‫”النضح‬: mengeluarkan air dengan menggunakan
alat dari sumur dan lain sebagainya.
Imam Bukhari (1412) meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Rasulullah.
Beliau bersabda:
» ‫ح نِصْ فُ ْال ُع ْش ِر‬
ِ ْ‫ت ال َّس َما ُء َو ْال ُعيُونُ َأوْ َكانَ َعثَ ِريًّا ْال ُع ْش ُر َو َما ُسقِ َي بِالنَّض‬
ْ َ‫« فِي َما َسق‬
“Pada tanaman yang diairi dengan hujan, mata air, atau air tanah maka
zakatnya 1/10. Sedangkan tanaman yang diairi menggunakan tenaga maka
zakatnya 1/20".
148
Zakat dagangan, tambang, dan Rikaz
(Fasal) barang dagangan ُ‫ رُوْ ض‬::::ُ‫ ِّو ُم ع‬::::َ‫ َوتُق‬:)‫ص^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
dikalkukasi ketika akhir tahun, ‫ا‬::‫وْ ِل بِ َم‬::‫ر ْال َح‬: ِ ‫ َد‬: ‫ار ِة ِع ْن‬:
ِ :‫آخ‬ َ :‫التِّ َج‬
dengan mata uang yang digunakan ْ
membeli dagangan280). Ketika
َ ::ِ‫ َر ُج ِم ْن َذل‬:‫ ِه َوي ُْخ‬: ِ‫ت ب‬
‫ك‬ ْ َ‫تُ ِري‬::‫اش‬
ْ
‫ُربُ ُع ال ُع ْش ِر‬
mencapai satu Nisab harus
mengeluarkan 1/4 dari 1/10.
Barang yang dikeluarkan dari ‫ب‬ِ َ‫ذه‬:َّ :‫َو َما ا ْستُ ْخ ِر َج َم ْن َم َعا ِد ِن ال‬
beberapa tambang emas dan perak ْ ‫ض ِة يَ ْخ ُر ُج ِم ْنهُ ُربُ ُع ْالع‬
‫ ِر‬::‫ُش‬ َّ ِ‫َو ْالف‬
ketika mencapai satu Nisab maka
wajib mengeluarkan zakat 1/4 dari ِ :‫في ْال َحا ِل َو َما يُوْ َج ُد ِمنَ الرِّ َك‬
‫از‬: ِ
1/10 dengan seketika. Sedangkan ُ‫فَفِ ْي ِه ْال ُخ ُمس‬
barang yang didapatkan dari harta
Rikaz, maka zakatnya 1/5281).

Imam Muslim (981) meriwayatkan dari Jabir: Sesungguhnya ia


mendengar Rasulullah bersabda:
» ‫ت اَأْل ْنهَا ُر َو ْال َغ ْي ُم ْال ُع ُشو ُر َوفِي َما ُسقِ َي بِالسَّانِيَ ِة نِصْ فُ ْال ُع ْش ِر‬
ْ َ‫« فِي َما َسق‬
"Tanaman yang diairi dengan air sungai dan hujan, maka zakatnya 1/10.
Sedangkan tanaman yang mendapat air dengan kincir, maka zakatnya 1/20."
Zakat buah-buahan dikeluarkan setelah anggur basah menjadi kismis (anggur
kering), dan ruthab (kurma basah) menjadi Tamar (kurma kering). Sedangkan
zakat tanaman ketika panen. Allah berfirman:
َ ‫{ َو ٰاتُوْ ا َحقَّهُ يَوْ َم َح‬
]141 : ‫صا ِدهِ} [األنعام‬
“Dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya.” (QS. Al-
An’am: 141)
280
) Barang dagangan dikalkulasi menggunakan mata uang. Ketika dibeli
menggunakan emas, maka dikalkulasi menggunakan emas. Ketika dibeli
menggunakan perak, maka dikalkulasi menggunakan perak, dan seterusnya.
Dan barang dagangan tidak dikalkulasi dengan barang lain apabila dibeli
menggunakan barang tersebut.
281
) Imam Bukhari (1428) dan Imam Muslim (1710) meriwayatkan dari Abu
Hurairah, dari Rasulullah, beliau bersabda:
» ُ‫از ْال ُخ ُمس‬
ِ ‫في ال ِّر َك‬
ِ ‫« َو‬
“Pada rikaz, zakatnya 1/5.”
Rikaz adalah barang yang dikeluarkan dari harta timbunan pada
149
Zakat Fitrah
(Fasal) Zakat fitrah diwajibkan ‫ر‬:::
ِ ‫ط‬ ْ ِ‫اةُ ْالف‬:::‫ َوتَ ِجبُ َز َك‬:)‫ص^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
karena 3 perkara, yaitu: 1) Islam, 2)
‫ب‬ ِ ْ‫ اِإْل ْسالَ ُم َوبِ ُغرُو‬: ‫بِثَاَل ثَ ِة َأ ْشيَا َء‬
Terbenamnya matahari pada hari
terakhir bulan Ramadhan.
‫ه ِْر‬:‫وْ ٍم ِم ْن َش‬::َ‫ر ي‬: ِ :‫س ِم ْن آ ِخ‬ ِ ‫ال َّش ْم‬
َ‫ضان‬َ ‫َر َم‬
3) Adanya kelebihan makanan :ِ ْ‫َو ُوجُوْ ُد ْالفَضْ ِل ع َْن قُوْ تِ ِه َوقُو‬
‫ت‬
pokok untuk dirinya sendiri dan ‫ ع َْن‬:‫في َذلِكَ ْاليَوْ ِم َويُزَ ِّكى‬ ِ ‫ِعيَالِ ِه‬
keluarganya pada hari itu. ْ
Seseorang menzakati dirinya sendiri
َ‫هُ ِمن‬:::ُ‫ هُ نَفَقَت‬:::‫ ِه َو َع َم ْن تَل َز ُم‬:::‫نَ ْف ِس‬
َ ِ ْ‫و‬::ُ‫اعًا ِم ْن ق‬:‫ص‬
dan orang-orang Islam yang nafkah ‫ ِد ِه‬:‫ت بَل‬ َ َ‫ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬
mereka ditangggung olehnya, maka ‫ث‬ ٌ ُ‫ا ٍل َوثُل‬:::َ‫ةُ َأرْ ط‬:::‫ ْد ُرهُ َخ ْم َس‬:::َ‫َوق‬
ia wajib mengeluarkan zakat 1 Sha’ ‫بِ ْال ِع َراقِ ِّي‬
dari makanan pokok daerahnya . 282

masa jahiliyyah, baik emas atau perak. Zakat Rikaz segera dikeluarkan setelah
mendapatkannya.
282
) Imam Bukhari (1433) Imam Muslim (984), dan lafadz hadits menggunakan
riwayatnya, meriwayatkan dari Ibnu Umar:
َ ْ‫صاعًا ِم ْن تَ ْم ٍر َأو‬
‫صاعًا‬ ِ َّ‫ضانَ َعلَى الن‬
َ ‫اس‬ َ ‫ط ِر ِم ْن َر َم‬ْ ِ‫ض َز َكاةَ ْالف‬َ ‫ فَ َر‬ ِ‫َأ َّن َرسُو َل هللا‬
ْ َ ْ ‫ُأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
َ‫ير َعلَى ُكلِّ ُح ٍّر وْ َع ْب ٍد ذ َك ٍر وْ نثى ِم ْن ال ُم ْسلِ ِمين‬
َ ٍ ‫ِم ْن َش ِع‬
“Baginda Rasulullah mewajibkan zakat Fithrah di bulan Ramadlan pada
setiap orang dengan satu sha' kurma atau satu sha' gandum, baik ia merdeka,
budak, laki-laki atau wanita.”
‫صاعًا ِم ْن طَ َع ٍام َو َكانَ طَ َعا َمنَا ال َّش ِعي ُر‬ ْ ِ‫ يَوْ َم ْالف‬ ِ‫ُكنَّا نُ ْخ ِر ُج فِي َع ْه ِد َرسُو ِل هللا‬
َ ‫ط ِر‬
‫َوال َّزبِيبُ َواَأْلقِطُ َوالتَّ ْم ُر‬

"Pada zaman baginda Rasulullah kami mengeluarkan (zakat fitrah) pada hari
Raya Idul fitri satu sha' dari makanan. Makanan kami adalah gandum, kismis,
keju dan kurma.”
150
Adapaun 1 Sha’ adalah 5 1/3 Ritl
Irak.

Golongan penerima Zakat


(Fasal) Zakat diberikan kepada 8 ‫اةُ ِإلَى‬:::‫ ْدفَ ُع ال َّز َك‬:::ُ‫ َوت‬:)‫ص^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
:ِ ‫اَْألصْ ن‬
َ :‫َاف الثَّ َمانِيَ ِة الَّ ِذ ْينَ َذ َك‬
golongan yang disebutkan di dalam ‫رهُ ُم‬:

151
kitab Allah yang Maha Mulia ‫في ِكتَابِ ِه ْال َع ِزي ِْز‬
ِ ‫هللاُ تَ َعالَى‬
Di dalam firman Allah: ُ َ‫ َدق‬: ‫الص‬
‫ات‬ َّ ‫ِإنَّ َما‬ :‫في قَوْ لِ ِه تَ َعالَى‬ ِ
“Sesungguhnya zakat itu diberikan ْ
kepada orang 1) fakir, 2) miskin, 3)
َ‫ا ِملِين‬::‫ين َوال َع‬ ِ ‫ا ِك‬::‫ َرا ِء َوال َم َس‬::‫لِ ْلفُق‬
ْ َ
‘Amil, 4) Orang yang diluluhkan
‫م َوفِي‬:ُْ‫وبُه‬:::ُ‫ ِة قُل‬:::َ‫ا َو ْال ُمَؤ لَّف‬:::َ‫َعلَ ْيه‬
hatinya, 5) budak, 6) orang yang ‫يل‬
ِ ِ‫ب‬: ‫ َس‬:‫ار ِمينَ َوفِي‬: ِ :‫ب َو ْال َغ‬
ِ ‫ا‬::َ‫ال ِّرق‬
memiliki hutang, 7) orang yang :‫ة‬::::‫ [التوب‬‫يل‬ َّ ‫هللاِ َوا ْب ِن‬
ِ ِ‫ب‬::::‫الس‬
berjuang di jalan Allah, dan 8) Ibnu ] 60
Sabil” (QS. At-Taubah: 60)283.

283
) Arti “‫( ”الفقراء‬fakir) adalah orang yang tidak mempu memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari, seperti orang yang kebutuhannya 10, namun ia hanya
mampu mendapatkan 2, atau tidak sama sekali.
  Arti “‫”المساكين‬ (miskin) adalah orang yang tidak mampu
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti orang yang kebutuhannya 10,
dan ia hanya mendapatkan 8. 
  Arti “‫”العاملين عليها‬ (amil) adalah orang membantu Imam untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat.
Arti “‫”المؤلفة قلوبهم‬ (muallaf) adalah orang yang lemah
keislamannya dan sejenisnya.
   Arti “‫”الرقاب‬ (budak) adalah seorang budak Mukatab (seorang
budak yang melakukan akad dengan majikannya dengan memberikan sejumlah
uang. Apabila ia telah melunasi jumlah uang yang telah disepakati, maka ia
merdeka) atau seseorang yang ingin memerdekakan budak.
  Arti “‫”الغارمين‬ (ghorim) orang yang memiliki banyak hutang,
dan tidak mampu membayarnya.
Arti “‫( ”فى سبيل هللا‬sabilillah) adalah orang ikut berperang untuk
membela Islam, yang tidak digaji dari baitul mal (uang negara).
   Arti “‫”ابن السبيل‬ (ibnu sabil) adalah musafir yang ingin pulang
ke negerinya, tetapi kehabisan biaya perjalanan yang bisa mengantarkannya
pulang ke tujuannya.
152
Kepada seorang yang ditemukan ‫ ُد ِم ْنهُ ْم َواَل‬::::::::::::‫َوِإلَى َم ْن يُوْ َج‬
dari golongan tersebut, seseorang ‫ ٍة ِم ْن‬:َ‫ ِّل ِم ْن ثَاَل ث‬:َ‫ ُر َعلَى َأق‬:‫َص‬ ِ ‫يَ ْقت‬
tidak boleh meringkas kurang dari
‫ف ِإاَّل ْال َعا ِم َل‬
ٍ ‫ص ْن‬
ِ ‫ُك ِّل‬
tiga dari setiap golongan kecuali
‘amil.
5 golongan yang zakat tidak boleh :‫ا ِإلَ ْي ِه ْم‬::َ‫وْ ُز َد ْف ُعه‬::‫ةٌ اَل يَ ُج‬: ‫َوخَ ْم َس‬
diberikan kepada mereka, yaitu: 1) ‫ ُد‬:::ْ‫ب َو ْال َعب‬ٍ :::‫ال َأوْ َك ْس‬::: ٍ ‫ْال َغنِ ُّي بِ َم‬

153
Orang kaya karena harta atau ِ ِّ‫وْ ْال ُمطَل‬::::ُ‫ ٍم َوبَن‬::::‫َاش‬
‫ب‬ ِ ‫وْ ه‬::::ُ‫َوبَن‬
pekerjaan284), 2) Budak, 3) Bani ‫َو ْال َكافِ ُر‬
Hasyim, 4) Bani Mutholib285), 5)
Orang kafir286.
Adapun orang-orang yang Muzakki ‫هُ اَل‬:::ُ‫ نَفَقَت‬:‫زَ ِّكى‬:::‫ َز ُم ْال ُم‬:::‫َو َم ْن ت َْل‬
(seseorang yang mengeluarkan َ َ‫ ِم ْالفُق‬::::‫اس‬
‫را ِء‬:::: ْ ِ‫ ْدفَ ُعهَا ِإلَ ْي ِه ْم ب‬::::َ‫ي‬
zakat) wajib menafkahi mereka,
‫َو ْال َم َسا ِكي ِْن‬
maka ia tidak boleh memberikan
284
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
»ٍّ‫ص َدقَةُ لِ َغنِ ٍّي َواَل لِ ِذي ِم َّر ٍة َس ِوي‬
َّ ‫« اَل تَ ِحلُّ ال‬
“Sesungguhnya zakat diboleh diberika kepada orang kaya dan orang yang
kuat berusaha dengan sempurna.” (HR. Imam Tirmidzi (652), dan Imam Abu
Daud (1634).
َ ‫ ” ِم َّر ٍة‬adalah orang yang memiliki kekuatann dan
Maksud “ ٍّ‫س ِوي‬
kemampuan bekerja.
Dalam riwayat Imam Abu Daud (1633): “Dan tidak kepada orang kuat
yang mampu bekerja.”
285
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
ِ َّ‫ت ِإنَّ َما ِه َي َأوْ َسا ُخ الن‬
»‫اس َوِإنَّهَا اَل تَ ِحلُّ لِ ُم َح َّم ٍد َواَل آِل ِل ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ص َدقَا‬
َّ ‫« ِإ َّن هَ ِذ ِه ال‬
"Sesungguhnya zakat ini adalah kotoran manusia. Dan zakat tidak
diperkenankan untuk Muhammad dan keluarga Muhammad.” (HR. Imam
Muslim: 1072)
Imam Bukhari (1420) dan Imam Muslim (1069) meriwayatkan dari Abu
Hurairah: Hasan bin Ali mengambil sebuah kurma zakat. Kemudian ia
memasukkan ke mulutnya. Lantas Rasulullah bersabda:
َّ ‫ َأ َما َش َعرْ تَ َأنَّا اَل نَْأ ُك ُل ال‬:‫ط َر َحهَا ثُ َّم قَا َل‬
» َ‫ص َدقَة‬ ْ َ‫« ِك ْخ ِك ْخ لِي‬
“Khukh, khukh” Maksudnya agar hasan membuangnya. Rasulullah bersabda:
"Tidakkah kamu menyadari bahwa kita tidak boleh memakan zakat.”
Maksud dengan keluarga nabi Muhammad adalah bani Hasyim dan bani
Muthalib. Sebagai ganti diharamkannya zakat kepada mereka adalah 1/5
ghanimah, seperti yang akan dijelaskan pada kitab Jihad.
286
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
‫ص َدقَةً فِي َأ ْم َوالِ ِه ْم تُْؤ َخ ُذ ِم ْن َأ ْغنِيَاِئ ِه ْم َوتُ َر ُّد َعلَى‬ َ ‫« فََأ ْعلِ ْمهُ ْم َأ َّن هللاَ ا ْفت ََر‬
َ ‫ض َعلَ ْي ِه ْم‬
»‫فُقَ َراِئ ِه ْم‬
“Beritahukan mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka sedekah
(zakat) dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan
154
zakat kepada mereka dengan nama
orang-orang faqir dan miskin287.

diberikan kepada orang-orang faqir mereka.” (HR. Imam Bukhari: 1331,


Imam Muslim: 19, dan lainnya.)
Maksudnya adalah orang-orang kaya kaum muslimin dan orang fakir mereka.
Seperti halnya zakat tidak diambil dari orang kaya non muslim, zakat juga
tidak diberikan kepada orang fakir non muslim. Silahkan simak catatan kaki: 1
halaman: 160.
287
) Zakat tidak boleh dibagika kepada mereka apabila mereka orang fakir dan
miskin. Dikarenakan mereka dinilai cukup dengan nafkah wajib yang
diberikan oleh muzakki. Namun zakat boleh diberikan kepada mereka tidak
atas nama fakir dan miskin, seperti apabila mereka orang gharim atau orang
yang berjihad, dan lain sebagainya. Silahkan simak mengenai orang-orang
yang wajib diberikan nafkah di bab Nafkah pada Kitab Nikah.
155
 ‫الصيَ ِام‬
ِّ ‫َاب‬
ُ ‫ ِكت‬
Kitab Puasa

Syarat wajib dan Fardhu Puasa


Syarat wajib puasa288) itu ada 4, ُ‫ ة‬:‫يَ ِام َأرْ بَ َع‬:‫الص‬
ِّ ‫ب‬ ِ ْ‫َو َش َراِئطُ ُوجُو‬
yaitu: 1) Islam, 2) Baligh 3) ‫ ُل‬:‫غ َو ْال َع ْق‬ُ ْ‫و‬:ُ‫ اِإْل ْسالَ ُم َو ْالبُل‬:‫َأ ْشيَا َء‬
Berakal289), 4) Mampu menjalankan
‫صوْ ِم‬ َّ ‫َو ْالقُ ْد َرةُ َعلَى ال‬
puasa290).

288
) Dalil yang menjelaskan kewajiban puasa secara mutlak adalah:
 Al-Qur’an, firman Allah:
} َ‫ب َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ن‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫{ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
]183 :‫[البقرة‬
“Wahai orang-orang yang beriman, Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)
Dalil yang menjelaskan kewajiban puasa khusus pada bulan Ramadhan
adalah firman Allah:
ِ َ‫ت ِّمنَ ْاله ُٰدى َو ْالفُرْ ق‬
‫ان فَ َم ْن َش ِه َد‬ ِ َّ‫ضانَ الَّ ِذيْٓ اُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُرْ ٰانُ هُدًى لِّلن‬
ٍ ‫اس َوبَي ِّٰن‬ َ ‫{ َش ْه ُر َر َم‬
]185 :‫ص ْمهُ} [البقرة‬ ْ
ُ َ‫ِم ْن ُك ُم ال َّش ْه َر فلي‬
َ
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an,
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa
di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.” (QS. Al-Baqarah: 185)
 Hadits, diantaranya adalah sabda Rasulullah kepada orang badui yang
bertanya: “Beritahu saya apa yang diwajibkan Allah kepadaku mengenai
puasa?” Rasulullah bersabda:
» َ‫ضان‬
َ ‫صيَا ُم َر َم‬
ِ ‫« َو‬
"Dan puasa Ramadlan.” (HR. Imam Bukhari: 1792, Imam Muslim: 11)
289
) Hal ini berdasarkan hadits:
» .... ‫« ُرفِ َع ْالقَلَ ُم ع َْن ثَاَل ثَ ٍة‬
“Pena malaikat diangkat dari 3 orang…” Silahkan disimak catatan kaki
nomer 1 halaman 76.
156
Fardhu puasa itu ada 4, yaitu: 1) : ‫صوْ ِم َأرْ بَ َعةُ َأ ْشيَا َء‬ َّ ‫ض ال‬ :ُ ‫َوفَ َراِئ‬
Niat291), 2) Menahan diri dari makan ‫ ِل‬::::‫ك ع َِن اَأْل ْك‬ :ُ ‫ا‬::::‫ةُ َواِإْل ْم َس‬::::ِ‫النَّي‬
dan minum, 3). Menahan dari
‫ َوتَ َع ُّم ِد ْالقَ ْي ُء‬:‫اع‬ِ ‫ب َو ْال ِج َم‬ ِ ْ‫َوال ّشر‬
bersetubuh292), 4) dari menyengaja
muntah293).

290
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
]184 :‫{ َو َعلَى الَّ ِذ ْينَ يُ ِط ْيقُوْ نَهُ فِ ْديَةٌ} [البقرة‬
“Dan bagi orang yang berat menjalankannya.” (QS. Al-Baqarah: 184)
Terdapat Sebagian qiraat yang membaca: “ُ‫ ”يُطَ َّوقُونَه‬artinya mereka
diwajibkan puasa namun tidak mampu menjalankannya.
Imam Bukhari (4235) meriwayatkan dari Atha’: Ia mendengar Ibnu
Abbas membaca:
َ ٌ‫فِ ْديَة‬ ُ‫َو َعلَى الَّ ِذينَ يُطَ َّوقُونَه‬
‫ط َعا ُم ِم ْس ِك ْي ٍن‬
Ibnu Abbas berkata: “Ayat ini tidak dinaskh. Orang yang dimaksud pada
ayat tersebut adalah kakek dan nenek tua renta yang tidak mampu
menjalankan puasa, maka mereka memberi makan kepada orang miskin
sebagai ganti tiap harinya.”
291
) Membaca niat sebelum fajar setiap hari. Hal ini berdasarkan sabda
Rasululullah:
ِ ‫وع ْالفَجْ ِر فَاَل‬
»ُ‫صيَا َم لَه‬ ِ ُ‫ِّت الصِّ يَا َم قَ ْب َل طُل‬
ْ ‫« َم ْن لَ ْم يُبَي‬
“Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar subuh, maka tidak ada puasa
baginya.” (HR. Imam Baihaqi: 4/202, Imam Daruquthni: 2/172, dan lainnya.)
Imam Daruquthni berkata: “Perawi hadits ini adalah orang yang tsiqah.”
292
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
‫{ َو ُكلُوْ ا َوا ْش َربُوْ ا َح ٰتّى يَتَبَيَّنَ لَ ُك ُم ْال َخ ْيطُ ااْل َ ْبيَضُ ِمنَ ْال َخي ِْط ااْل َ ْس َو ِد ِمنَ ْالفَجْ ِر ثُ َّم اَتِ ُّموا‬
]186 :‫اشرُوْ ه َُّن َواَ ْنتُ ْم عَا ِكفُوْ نَ فِى ْال َم ٰس ِج ِد} [البقرة‬ ِ َ‫صيَا َم اِلَى الَّ ْي ِل َواَل تُب‬ِّ ‫ال‬
“Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih
dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai
(datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf
dalam masjid.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Maksud “benang putih” adalah cahaya siang. Maksud “benang hitam”
adalah kegelapan malam. Maksud “fajar” adalah cahaya yang terbit
membentang di ufuk timur. Apabila fajar terbit, maka malam telah berakhir
dan dimulailah siang.
157
Perkara yang Membatalkan Puasa
Perkara yang membatalkan puasa ْ ‫اِئ ُم ع‬:‫الص‬
ُ‫ َرة‬:‫َش‬ َّ ‫ ِه‬:ِ‫َوالَّ ِذى يُ ْف ِط ُر ب‬
seseorang itu ada 10, yaitu: 1) َ ‫ا َو‬:::‫ َم‬:‫يَا َء‬:::‫َأ ْش‬
‫داً ِإلَى‬:::‫ َل َع ْم‬:::‫ص‬
Perkara yang masuk pada anggota ‫ْأ‬
tubuh bagian dalam, dan 2) Kepala, ِ ُ‫ة‬::َ‫س َو ْال ُح ْقن‬
‫في‬ ِ ‫ َّر‬::‫ف َوال‬ ِ ْ‫و‬::‫ْال َج‬

293
) Imam Abu Daud (2380), Imam Tirmidzi (720) dan lainnya meriwayatkan
dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda:
ِ ‫ضا ٌء َوِإ ْن ا ْستَقَا َء فَ ْليَ ْق‬
»‫ض‬ َ َ‫ْس َعلَ ْي ِه ق‬
َ ‫صاِئ ٌم فَلَي‬
َ ‫« َم ْن َذ َر َعهُ قَ ْي ٌء َوهُ َو‬
"Barangsiapa yang muntah tanpa disengaja ketika sedang berpuasa, maka ia
tidak berkewajiban untuk mengqadha`. Apabila ia sengaja muntah, maka ia
wajib mengqadha`."
158
3) Memasukan obat dari salah satu ً‫َأ َح ِد ال َّسبِ ْيلَ ْي ِن َو ْالقَ ْي ُء َع ْمدا‬
dua jalan (Qubul atau Dubur), 4)
Muntah dengan sengaja,
ْ ‫و‬:::::
5) Bersetubuh dengan sengaja pada ِ ْ‫ر‬:::::َ‫في ْالف‬
‫ج‬ ِ ً‫دا‬:::::‫ط ُء َع ْم‬ َ ‫َو ْال‬
alat kelamin perempuan, 6) ‫ َر ٍة َو‬:::::::‫اش‬ َ َ‫زَ ا ُل ع َْن ُمب‬:::::::‫َواِإْل ْن‬
Mengeluarkan sperma karena ُ‫وْ ن‬:::::ُ‫اسُ َو ْال ُجن‬:::::َ‫ْال َحيْضُ َوالنِّف‬
bertemunya kulit294), 7) Haidl, 8)
ُ‫َوال ِّر َّدة‬

294
) Maksudnya keluar mani sebab bersentuhan, mencium, dan lain sebagainya.
159
Nifas, 9) Gila, 10) Murtad295).

Perkara yang disunnahkan dan dimakruhkan


Disunnahkan ketika puasa ُ‫ة‬:::َ‫م ثَاَل ث‬:ِ ْ‫و‬:::‫الص‬
َّ ‫في‬ ِ ُّ‫ت ََحب‬:::‫َوي ُْس‬
melakukan 3 perkara, yaitu: 1) ‫ْأ‬
‫ ِخ ْي ُر‬: َ‫ر َوت‬: ْ ْ ِ ‫ تَع‬:‫يَا َء‬: ‫َأ ْش‬
Menyegerakan berbuka296), 2)
ِ :‫ ُل الفِط‬: ‫ْج ْي‬
Mengakhirkan sahur297), 3).
َ‫ ِر ِمن‬::::ْ‫ك ْالهُج‬ ُ ْ‫ر‬::::َ‫حُوْ ِر َوت‬::::‫الس‬
َّ

295
) Dikarenakan seseorang yang melakukan perkara-perkara ini telah keluar dari
kelayakan menjalankan ibadah.
296
) Imam Bukhari (1856) dan Imam Muslim (1098) meriwayatkan dari Sahal bin
Sa’ad: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
» ‫«اَل تَزَا ُل النَّاسُ بِ َخي ٍْر َما َع َّجلُوا اِإْل ْفطَا َر‬
"Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan
berbuka.”
Paling utama apabila seseorang berbuka dengan beberapa kurma atau
sedikit air, lantas ia melakukan shalat Maghrib. Kemudian ia mengambil
makan apabila mau. Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dengan sanad Shahih:
“Sesungguhnya baginda Rasulullah apabila berpuasa, maka beliau tidak shalat
sampai beliau diberikan ruthab (kurma basah) atau air. Kemudian beliau
menyantapnya atau meminumnya. Apabila berada pada musim dingin, beliau
tidak shalat sampai diberikan kurma kering atau air.”
297
) Imam Ahmad (5/147) meriwayatkan dalam Musnadnya: Sesungguhnya
Rasulullah bersabda:
َ َ‫« اَل تَزَا ُل ُأ َّمتِي بِ َخي ٍْر َما َع َّجلُوا اِإْل ْفط‬
» ‫ار َوَأ َّخرُوا ال ُّسحُو َر‬
"Ummatku akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka
menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur."
Imam Ibnu Hibban meriwayatakan:
» َ‫« ِإ َّن تَْأ ِخ ْي َر ال َّسحُوْ ِر ِم ْن ُسنَ ِن ْال ُمرْ َسلِ ْين‬
“Sesungguhnya mengakhirkan sahur adalah salah satu sunnahnya para
Rasul.”
Mengakhirkan makan sahur, artinya makan dan minum telah selesai tidak
lama sebelum terbitnya fajar. Imam Bukhari (556) meriwayatkan dari Ibnu
Malik: “Sesungguhnya baginda Rasulullah dan Zaid bin Tsabit makan sahur
bersama. Setelah keduanya selesai makan sahur, beliau lalu bangkit
melaksanakan shalat." Kami bertanya kepada Anas: "Berapa rentang waktu
antara selesainya makan sahur hingga keduanya melaksanakan shalat?" Anas
160
Meninggalkan ucapan yang tidak ‫ْالكَاَل ِم‬
baik .
298)

Diharamkan berpuasa pada 5 hari, :‫ ِة َأي ٍَّام‬::::‫يَا ُم َخ ْم َس‬::::‫ص‬ ِ ‫ ُر ُم‬::::ْ‫َويَح‬


ِ ‫م التَّ ْش ِري‬:ُ ‫َان َوَأيَّا‬
‫ْق الثَّاَل ثَ ِة‬ ِ ‫ْال ِع ْيد‬
yaitu: 1) Dua hari raya (Idul fitri dan
Idul Adha)299), 2) Tiga hari
tasyrik300).
Dimakruhkan berpuasa pada hari ‫كِّ ِإاَّل َأ ْن‬:‫الش‬ َّ ‫وْ ِم‬:َ‫وْ ُم ي‬:‫ص‬ َ ُ‫ َره‬:‫َويُ ْك‬
Syak (ragu) kecuali apabila hari itu ُ‫ق عَا َدةً لَه‬ :َ ِ‫ي َُواف‬
bertepatan dengan kebiasaannya
berpuasa301).

Qadha’ dan Kafarat Puasa


Barang siapa yang bersetubuh pada َ‫ان‬:::‫ض‬ ِ َ‫في نَه‬
َ ‫ار َر َم‬::: ِ ‫َو َم ْن َوطَِئ‬
siang hari pada bulan Ramadhan ‫ا ُء‬:‫ض‬ َ َ‫ ِه ْالق‬:‫ج فَ َعلَ ْي‬
ِ ْ‫ر‬::َ‫في ْالف‬
ِ ً‫عَا ِمدا‬
dengan sengaja ke dalam alat
‫ ٍة‬::::َ‫ق َرقَب‬ُ ::::‫ ِع ْت‬:‫ا َرةُ َو ِه َي‬::::َ‫َو ْال َكف‬
kelamin wanita, maka ia wajib
mengqadha’ puasa dan membayar ‫ُمْؤ ِمنَ ٍة‬
Kafarah, yaitu memerdekakan
budak wanita yang beriman
Ketika tidak menemukan hal ‫ ْه َري ِْن‬:::‫م َش‬:ُ ‫يَا‬:::‫ص‬ ِ َ‫ ْد ف‬:::‫ِإ ْن لَ ْم يَ ِج‬:::َ‫ف‬
tersebut, maka ia berpuasa dua ْ
‫ا ُم‬::‫ُمتَتَابِ َعي ِْن فَِإ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَِإط َع‬
bulan dengan terus menerus. Ketika
‫ِستِّ ْينَ ِم ْس ِكيْنا ً لِ ُكلِّ ِم ْس ِكي ٍْن ُم ٌّد‬
tidak mampu, maka ia memberi
makanan kepada 60 orang miskin,
setiap satu orang miskin diberi satu
Mud302).
302
) Imam Bukhari (1834) dan Imam Muslim (1111) dan lainnya meriwayatkan
dari Abu Hurairah, ia berkata: "Ketika kami duduk bersama Rasulullah tiba-
tiba datang seorang laki-laki. lalu laki-laki itu berkata: "Wahai Rasulullah,
binasalah aku.” Rasulullah bersabda: "Ada apa denganmu?” laki-laki itu
menjawab: “Saya telah berhubungan dengan isteriku sedangkan saya sedang
berpuasa (dalam sebuah riwayat: pada bulan Ramadhan).”
Rasulullah bertanya: “Apakah kamu memiliki budak, sehingga kamu bisa
memerdekannya?” Laki-laki itu menjawab: "Tidak.” Rasulullah bertanya lagi:
161
Barang siapa yang meninggal dunia ‫م ِم ْن‬:ٌ ‫يَا‬:::‫ص‬ِ ‫ ِه‬:::ْ‫اتَ َو َعلَي‬:::‫َو َم ْن َم‬
dan masih mempunyai tanggungan ْ ‫ضانَ ُأ‬
‫ط ِع َم َع ْنهُ لِ ُك ِّل يَوْ ٍم ُم ٌّد‬ َ ‫َر َم‬
puasa ramadhan maka keluarga
mayat memberikan makan sebagai
pengganti puasa mayat setiap
harinya satu mud303).
Adapun orang yang tua renta yang ‫ َز َع ِن‬:::‫ َر ُم اِ َذا َع َج‬:::َ‫ ْي ُخ ْاله‬:::‫الش‬
َّ ‫َو‬
"Apakah kamu mampu berpuasa selama dua bulan berturut-turut?” Laki-laki
itu menjawab: "Tidak.” Rasulullah bertanya lagi: "Apakah kamu memiliki
makanan untuk diberikan kepada enam puluh orang miskin?” Laki-laki itu
menjawab: "Tidak.”
Sejenak Rasulullah terdiam. Ketika kami masih dalam keadaan tadi,
Rasulullah diberikan satu keranjang berisi kurma. Rasulullah bertanya: "Mana
orang yang bertanya tadi?” Laki-laki itu menjawab: "Saya.” Rasulullah
bersabda: "Ambillah kurma ini lalu bersedekahlah dengannya.” Laki-laki itu
berkata: "Apakah ada orang yang lebih fakir dari saya, wahai Rasulullah. Demi
Allah, tidak ada keluarga yang tinggal diantara dua gunung Madinah, yang ia
maksud adalah dua gurun batu hitam (Harrah), yang lebih fakir daripada
keluarga saya.” Mendengar itu, Rasulullah tertawa hingga tampak gigi seri
beliau. Kemudian Beliau bersabda: "Kalau begitu, berilah makan keluargamu
dengan kurma ini.”
Tidak diperbolehkan bagi seorang fakir yang mampu memberikan makan
untuk mengalihkan kewajiban pemberian makanan tersebut kepada
keluarganya sendiri. Begitu juga kafarah-kafarah lainnya. Sedangkan apa yang
terjadi pada hadits di atas itu adalah kekhususan untuk laki-laki tersebut.
303
) Makanan pokok yang dikonsumsi oleh penduduk negaranya, seperti gandum,
dan lainnya. 1 mud setara dengan sebuah wadah yang berbentuk persegi empat
yang panjang sisinya 9,2 cm dan beratnya kurang lebih setara 600 gram.
Kewajiban memberikan makan ini diambil dari harta peninggalan mayit
layaknya hutang. Apabila mayit tidak memiliki harta, maka diperbolehkan
untuk mengeluarkan harta atas namanya dan tanggungan kewajibannnya
menjadi terlepas.
Imam Tirmidzi (817) dan menshahihkan Mauqufnya hadits ini,
meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: “Barang siapa yang meninggal
dunia, sedangkan ia memiliki tanggungan puasa, hendaknya keluarganya
memberi makan orang miskin dengan mengatas namakannya sebagai ganti tiap
harinya.”
Imam Abu Daud (2401) meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
162
tidak mampu melakukan puasa ْ ‫ ُر َوي‬::‫م يُ ْف ِط‬:ِ ْ‫و‬::‫الص‬
‫ ِّل‬::‫م ع َْن ُك‬:ُ ‫ُط ِع‬ َّ
maka diperbolehkan tidak berpuasa ً‫يَوْ ِم ُم ّدا‬
dan menggantikan memberikan
makanan saru harinya satu mud304).
Wanita hamil dan wanita menyusui ‫ا‬::َ‫ع ِإ ْن خَافَت‬:ُ ::‫ض‬ ِ ْ‫ ُل َو ْال ُمر‬::‫َو ْال َحا ِم‬
apabila takut akan keadaan dirinya ‫ا‬::‫ َو َعلَ ْي ِه َم‬:‫ا‬: َ‫ َأ ْفطَرْ ت‬:‫َعلَى َأ ْنفُ ِس ِه َما‬
sendiri, maka keduanya
diperbolehkan tidak berpuasa dan
‫ضا ُء‬ َ َ‫ْالق‬
diwajibkan qadha’ bagi
“Ketika seorang laki-laki jatuh sakit pada bulan Ramadhan, kemudian ia
meninggal dan tidak berpuasa, maka keluarganya memberikan makanan
dengan mengatas namakannya.”
Paling utama daripada memberikan makanan adalah apabila kerabat,
orang yang diizinkan oleh mayit, dan ahli warisnya berpuasa dengan mengatas
namakannya. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
(1851) dan Imam Muslim (1148) dari Sayyidah Aisyah: Sesungguhnya
Rasulullah bersabda:
» ُ‫صا َم َع ْنهُ َولِيُّه‬ ِ ‫« َم ْن َماتَ َو َعلَ ْي ِه‬
َ ‫صيَا ٌم‬
"Barangsiapa meninggal dunia dan memiliki hutang puasa, maka hendaknya
walinya berpuasa untuknya.”
Imam Bukhari (1852) dan Imam Muslim (1148) meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, ia berkata: "Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah. Ia berkata:
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meningal dunia dan dia
mempunyai kewajiban (hutang) puasa selama sebulan, apakah aku boleh
menunaikannya?” Beliau bersabda:
َ ‫ق َأ ْن يُ ْق‬
» ‫ضى‬ ُّ ‫« نَ َع ْم فَ َديْنُ هللاِ َأ َح‬
“Iya, hutang Allah lebih berhak untuk dilunasi.”
Ketentuan ini bagi orang yang berbuka karena suatu udzur dan mampu
mengqadha’nya, seperti apabila udzurnya yang berupa sakit dan lainnya hilang
sebelum ia meninggal dengan jarak waktu yang bisa digunakan untuk
mengqadha’ puasa, namun ia tidak berpuasa. Begitu juga orang yang berbuka
karena tidak adanya udzur secara mutlak. Adapun seseorang yang berbuka
karena udzur dan tidak mampu mengqadha’nya, seperti apabila ia meinggal
sebelum udzurnya tersebut hilang, atau meninggal setelah udzur hilang dengan
jangka waktu yang tidak bisa digunakan qadha’, makai a tidak memiliki
kewajiban qadha dan fidyah, serta tidak ada dosa baginya.
304
) Silahkan simak catatan kaki nomer: 2 halaman: 181, nomer: 1 halaman: 189.
163
keduanya305).
Ketika keduanya takut akan keadaan :‫ ا‬::::::‫ا َعلَى َأوْ اَل ِد ِه َم‬::::::َ‫َوِإ ْن خَافَت‬
anaknya, maka keduanya ‫ا ُء‬:::::‫ض‬ َ َ‫ا ْالق‬:::::‫ َو َعلَ ْي ِه َم‬:‫ا‬:::::َ‫َأ ْفطَرْ ت‬
diperbolehkan tidak berpuasa dan
wajib untuk qadha’ dan membayar
‫و‬: َ :ُ‫ ٌّد َوه‬:‫وْ ٍم ُم‬::َ‫َو ْال َكفَا َرةُ ع َْن ُكلِّ ي‬
ْ
‫ال ِع َراقِ ِّي‬::::::::: ِ‫ث ب‬ ُ ُ‫ ٌل َوثُل‬:::::::::‫ط‬ ْ ‫ِر‬
Kafarah306), satu harinya satu mud.
Satu mud adalah 1 1/3 Ritl Irak307). ً‫فَرا‬:::‫افِ ُر َس‬:::‫ريْضُ َو ْال ُم َس‬::: ِ ‫َو ْال َم‬
Bagi orang yang sakit dan orang ِ ‫طَ ِو ْيالً يُ ْف ِط َرا ِن َويَ ْق‬
‫ضيَا ِن‬
yang bepergian jauh boleh tidak
berpuasa dan wajib qadha’
puasanya308).

305
) Imam Tirmidzi (715), Imam Abu Daud (2408) dan lainnya meriwayatkan
dari Anas bin Malik Al-Ka’bi, dari Rasulullah. Beliau bersabda:
ِ ْ‫صاَل ِة َوع َْن ْال َحا ِم ِل َأوْ ْال ُمر‬
‫ض ِع‬ ْ ‫ض َع ع َْن ْال ُم َسافِ ِر الصَّوْ َم َو َش‬
َّ ‫ط َر ال‬ َ ‫« ِإ َّن هللاَ تَ َعالَى َو‬
» ‫الصَّوْ َم‬
“Sesungguhnya Allah meringankan puasa kepada musafir dan separuh shalat,
serta (meringankan) puasa bagi wanita hamil dan menyusui.”
Maksudnya Allah memberi keringanan dengan diperbolehkannya Qashar
shalat 4 rakaat, dan berbuka serta kewajiban qadha’ setelahnya.
306
) Imam Abu Daud (2318) meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
َ ٌ‫{ َو َعلَى الَّ ِذ ْينَ يُ ِط ْيقُوْ نَهُ فِ ْديَة‬
ٍ ‫ط َعا ُم ِم ْس ِك‬
]184 :‫ين } [البقرة‬
“Dan bagi orang yang berat menjalankanya, wajib membayar fidyah, yaitu
memberi makan seorang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184)
“Ayat ini adamerupakan keringanan bagi laki-laki tua dan wanita tua, dan
mereka mampu menjalankan puasa, agar berbuka dan memberi makan setiap
hari satu orang miskin. Keringanan bagi Wanita hamil dan menyusui apabila
merasa khawatir (kepada anak mereka berdua) maka mereka diperbolehkan
berbuka dan memberi makan.”
307
) Silahkan simak ukuran mud dengan timbangan kontemporer pada nomer: 1
halaman: 189.
308
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 185 :‫{ َو َم ْن َكانَ َم ِر ْيضًا اَوْ ع َٰلى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن اَي ٍَّام اُخ ََر} [البقرة‬
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (ia tidak berpuasa), maka
(wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 185)
164
I’tikaf
I’tikaf itu hukumnya sangat ُ‫ه‬:َ‫ت ََحبَّةٌ َول‬:‫نَّةٌ ُم ْس‬:‫افُ ُس‬::‫َوااْل ِ ْعتِ َك‬
disunnahkan . Syaratnya ada 2,
309)
‫في‬
ِ ُ ‫ةُ َو ْاللُب‬::::::َ‫ النِّي‬:‫رْ طَا ِن‬::::::‫َش‬
‫ْث‬
yaitu: 1) Niat, 2) Berdiam diri di
‫ْال َم ْس ِج ِد‬
dalam masjid
Seseorang tidak boleh keluar dari ‫اف‬::::::
ِ ‫ ُر ُج ِمنَ ْااِل ْعتِ َك‬::::::‫َواَل يَ ْخ‬
I’tikaf yang dinadzari kecuali ْ‫ان َأو‬ِ :‫ ِة اِإْل ْن َس‬:‫ ُذوْ ِر ِإاَّل لِ َحا َج‬:‫ْال َم ْن‬
karena adanya hajat manusia atau
udzur310), sebab haidl atau sakit yang ٍ ‫ َر‬:::‫ْض َأوْ َم‬
‫ض اَل‬ ٍ ‫ذ ٍر َم ْن َحي‬:::ُ ْ ‫ع‬
ْ ُ‫يُ ْم ِكنُ ال ُمقَا ُم َم َعه‬

Arti ayat di atas, Wallahu A’lam, adalah seseorang yang ditengah-tengah


bulan Ramadhan sakit yang menyebabkna ia tidak mampu menjalankan puasa,
atau ia sedang bepergian, maka ia diperbolehkan berbuka apabila ia mau.
Kemudian ia berpuasa pada selain bulan Ramadhan setelah udzurnya tersebut
hilang. Ia berpuasa sesuai hitungan hari yang ditinggalkannya.
309
) Imam Bukhari (1922) dan Imam Muslim (1172) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah:
ُ‫ضانَ َحتَّى تَ َوفَّاهُ هللاُ ثُ َّم ا ْعتَ َكفَ َأ ْز َوا ُجه‬
َ ‫ َكانَ يَ ْعتَ ِكفُ ْال َع ْش َر اَأْل َوا ِخ َر ِم ْن َر َم‬ ‫ي‬ َّ ِ‫َأ َّن النَّب‬
‫ِم ْن بَ ْع ِد ِه‬
“Baginda Rasulullah beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan hingga
Allah mewafatkannya. Kemudian isteri-isteri beliau beri'tikaf setelah
kepergian beliau.”
Imam Bukhari (1936) meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah pada sebuah hadits
yang panjang: “Sesungguhnya baginda Rasulullah juga melaksanakan I’tikaf
pada 10 terakhir Syawal.”
310
) Imam Bukhari (1925) dan Imam Muslim (297) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah, ia berkata:
َ‫ي َرْأ َسهُ َوه َُو فِي ْال َم ْس ِج ِد فَُأ َرجِّ لُهُ َو َكانَ اَل يَ ْد ُخ ُل ْالبَيْت‬
َّ َ‫ لَيُ ْد ِخ ُل َعل‬ ‫َوِإ ْن َكانَ َرسُو ُل هِللا‬
‫ِإاَّل لِ َحا َج ٍة ِإ َذا َكانَ ُم ْعتَ ِكفًا‬
"Sungguh baginda Rasulullah pernah menjulurkan kepala beliau kepadaku
saat sedang berada di masjid. Lalu aku menyisir rambut beliau. Beliau tidak
akan masuk ke rumah selain ada keperluan (buang hajat) ketika beliau sedang
beri'tikaf.”
165
tidak memungkinkan melakukan
I’tikaf.
I’tikaf menjadi batal sebab ْ ‫َويَ ْبطُ ُل بِ ْال َو‬
‫ط ِء‬
bersetubuh311).
 ‫َاب ا ْل َح ِّج‬
ُ ‫ ِكت‬
Kitab Haji

Syarat Wajib dan Rukun Haji

311
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 185 :‫{ َواَل تُبَا ِشرُوْ ه َُّن َواَ ْنتُ ْم عَا ِكفُوْ نَ فِى ْال َم ٰس ِج ِد} [البقرة‬
“Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid.”
(QS. Al-Baqarah: 185)

166
Syarat-syarat wajib haji312) itu ada 7, ُ‫ ْب َعة‬::‫ب ْال َحجِّ َس‬ ِ ْ‫و‬::ُ‫ َراِئطُ ُوج‬::‫َو َش‬
antara lain: 1) Islam, 2) Baligh, 3) ‫ ُل‬:‫غ َو ْال َع ْق‬
ُ ْ‫و‬:ُ‫ اِإْل ْساَل ُم َو ْالبُل‬:‫َأ ْشيَا َء‬
Berakal, 4) Merdeka, 5) Adanya
biaya dan kendaraan313), 6)
ِ ‫َو ْال ُح ِّريَّةُ َو ُوجُوْ ُد ال َّزا ِد َوالر‬
ُ‫َّاحلَة‬
Amannya perjalanan, 7) ‫ْق َوِإ ْمكَانُ ْال َم ِسي ِْر‬ ِ ‫َوت َْخلِيَةُ الطَّ ِري‬
Memungkinkan melakukan
perjalanan314).
Rukun-rukun haji itu ada 4, yaitu: 1) ‫م‬:ُ ‫ َرا‬:ْ‫ اِإْل ح‬:ٌ‫ة‬:‫انُ ْال َحجِّ َخ ْم َس‬::‫َوَأرْ َك‬
312
) Dalil yang menjelaskan kewajiban haji, adalah:
 Al-Qur’an, yakni firman Allah:
ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬
] 97 :‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع اِلَ ْي ِه َسبِ ْياًل } [ال عمران‬ ِ َّ‫ َوهلِل ِ َعلَى الن‬ {
"Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan
ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana.” (QS. Ali-Imran: 97)
 Hadits, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim (1337) dari
Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah menyampaikan khutbah kepada kami,
beliau bersabda:
 » ‫ض هللاُ َعلَ ْي ُك ْم ْال َح َّج فَحُجُّ وا‬
َ ‫«يَا َأيُّهَا النَّاسُ قَ ْد فَ َر‬
"Wahai sekalian manusia, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk
menunaikan ibadah haji. Karena itu, tunaikanlah ibadah haji."
Dan juga hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
» َ‫ضان‬
َ ‫صوْ ِم َر َم‬ ِ ‫ َو َح ِّج ْالبَ ْي‬.... ‫س‬
َ ‫ َو‬، ‫ت‬ ٍ ‫«بُنِ َي اِإْل ْساَل ُم َعلَى َخ ْم‬
"Islam dibangun di atas lima perkara …. pergi haji, dan puasa di bulan
Ramadhan.” Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 65.
313
) Hal ini dikarenakan penafsiran “perjalanan” pada ayat di atas. Imam Hakim
meriwayatkan dari Anas, dari Rasulullah dalam firman Allah:
ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬
] 97 :‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع اِلَ ْي ِه َسبِ ْياًل } [ال عمران‬ ِ َّ‫ َوهلِل ِ َعلَى الن‬ {
"Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan
ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana.” (QS. Ali-Imran: 97)
Anas berkata: Seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah, apa yang
dimaksud dengan perjalanan?” Rasulullah bersabda: “Biaya dan kendaraan.”
Imam Hakim berkata: “Ini adalah hadits Shahih.”
314
) Maksudnya perjalanan aman dari perkara-perkara yang merintangi, dan ada
waktu lapang untuk sampai ke tempat tujuan (haji) menurut kebiasaan.
167
Ihram315) bersamaan dengan niat, 2) َ‫ة‬:::َ‫وْ فُ بِ َع َرف‬:::ُ‫ ِة َو ْال ُوق‬:::َ‫ َع النِّي‬:::‫َم‬
Wuquf di padang Arafah316), 3) َ‫ْي بَ ْين‬ َّ ‫ت َو‬
ِ ‫ع‬::‫الس‬ ْ ِ‫َوالطَّ َوافُ ب‬
ِ ‫البَ ْي‬::
Thawaf mengelilingi Ka’bah317), 4) ُ ‫صفَا َو ْال َمرْ َوةَ َو ْال َح ْل‬
‫ق‬ َّ ‫ال‬
Sa’i diantara bukit Shafa dan
Marwa318). 5) Mencukur rambut319).

Rukun Umrah

315
) Ihram adalah niat masuk ke dalam ibadah Haji atau Umrah. Dalam Misbahul
Munir dikatakan: “Seseorang dikatakan melaksanakan Ihram, apabila ia
melakukan niat masuk ke dalam ibadah Haji atau Umrah.” Artinya seseorang
memasukkan dirinya pada larangan-larangan yang sebelumnya halal baginya.
Maksud Ihram disini adalah masuk, karena Mushanif menyebut niat
bersamanya.
316
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
» ‫ك ْال َح َّج‬
َ ‫وع ْالفَجْ ِر فَقَ ْد َأ ْد َر‬
ِ ُ‫« ْال َحجُّ َع َرفَةُ َم ْن َجا َء لَ ْيلَةَ َج ْم ٍع قَ ْب َل طُل‬
“Haji adalah Arafah, barangsiapa yang datang pada malam Jama’
(Muzdalifah) sebelum terbit fajar, maka ia telah mendapatkan haji.” (HR.
Imam Tirmidzi: 899, Imam Abu Daud: 1949, dan lainnya.)
Maksud dari “Jama’ (berkumpul)” adalah Muzdalifah, dinamakan
demikian karena orang-orang berkumpul di tempat tersebut.
317
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
ِ ‫ت ْال َعتِي‬
] 29 :‫ْق } [الحج‬ ِ ‫{ َو ْليَطَّ َّوفُوْ ا بِ ْالبَ ْي‬
“Dan melakukan thawaf sekeliling rumah tua (Baitullah).” (QS. Al-Hajj: 29).
Serta Ijma’ Ulama’ bahwa yang dimaksud thawaf pada ayat tersebut
adalah Thawaf Ifadhah.
318
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Imam Daruquthni (1/270)
dan lainnya dengan sanad yang baik: Sesungguhnya Rasulullah menghadap
orang-orang di tempat Sa’i. Beliau bersabda:
َ ‫َب َعلَ ْي ُك ُم ال َّسع‬
» ‫ْي‬ َ ‫« اس َعوْ ا فَِإ َّن هللاَ َكت‬
“Sa’ilah kalian, seseungguhnya Allah mewajibkan sa’i kepada kalian.”
Imam Bukhari (1565) meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata:
"Baginda Rasulullah datang ke Makkah. Beliau kemudian thawaf di Baitullah.
Lantas shalat dua raka'at. Lalu melakukan Sa'i antara bukit Shafa dan
Marwah". Kemudian Ibnu Umar membaca firman Allah:
] 21 :‫{ لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هللاِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ } [األحزاب‬
168
Rukun-rukun umroh itu ada tiga, ‫ َرا ُم‬: ْ‫ اِإْل ح‬:ٌ‫ة‬: َ‫َوَأرْ كَانُ ْال ُع ْم َر ِة ثَاَل ث‬
yaitu: 1). Ihram 2). Thawaf 3). Sa’i, ‫ق َأو‬
mencukur semua rambut kepala atau
ِ :ُ ::‫ي َو ْال َح ْل‬ ُ ‫ ْع‬::‫الس‬َّ ‫َوالطَّ َوافُ َو‬
‫في َأ َح ِد ْالقَوْ لَي ِْن‬
ِ ‫ص ْي ُر‬ِ ‫التَّ ْق‬
sebagian, menurut salah satu dari
kedua qoul320).

Wajib Haji
"Sungguh bagi kalian ada suri tauladan yang baik pada diri Rasulullah.” (QS.
Al-Ahzab: 21)
319
) Mencukur (memendekkan) sebagian rambut kepala (Taqshir). Imam Bukhari
(169) dan Imam Muslim (1305), lafadz hadits menggunakan riwayatnya, serta
lainnya: “Sesungguhnya Rasulullah tiba di Mina. Kemudian beliau pergi ke
Jumrah dan melemparinya. Lantas beliau kembali ke tendannya di Mina dan
menyembelih hewan. Kemudian beliau bersabda kepada tukang pangkas
rambut: “Ambillah.” Dalam sebuah riwayat, beliau bersabda: “Cukurlah.”
Rasulullah berisyarat ke arah kanan, kemudian arah kiri. Kemudian beliau
membagikan rambut tersebut kepada orang-orang.
Bagi orang laki-laki, mencukur gundul (Khalq) lebih utama daripada
memendekkan sebagian rambut (Taqshir), karena perbuatan Rasulullah yang
telah lalu. Dan sebab sabda Rasulullah: "Ya Allah, rahmatilah orang-orang
yang mencukur gundul rambutnya". Orang-orang berkata: "Dan juga bagi
orang-orang yang memendekkan rambutnya, wahai Rasulullah?” Beliau
bersabda: " Ya Allah, rahmatilah orang-orang yang mencukur gundul
rambutnya.” Orang-orang berkata: "Dan juga bagi orang-orang yang hanya
memendekkan rambutnya, wahai Rasulullah?" Beliau baru bersabda: "Dan
juga bagi orang-orang yang memendekkan rambutnya.”
Sedangkan memendekkan rambut (Taqshir) bagi Wanita itu lebih utama.
Dan mereka dimakruhkan melakukan Khalq. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah:
»ُ‫ص ْير‬ ُ ‫ْس عَل َى النِّ َسا ِء ْال َح ْل‬
ِ ‫ق ِإنَّ َما َعلَى النِّ َسا ِء التَّ ْق‬ َ ‫«لَي‬
“Khalq tidak diperuntukan kaum Wanita, tetapi mereka diperuntukan dengan
Taqshir” (HR. Imam Tirmidzi: 1984-1985).
Dalam riwayat Imam Abu Daud, dari Ali, ia berkata: “Rasulullah
melarang kaum Wanita mencukur gundul rambutnya.”
320
) Qaul ini adalah qaul Adhar. Imam Bukhari (1568) meriwayatkan dari Jabir,
ia berkata:
ِ ‫ َأِلصْ َحابِ ِه َأ ْن يَجْ َعلُوهَا ُع ْم َرةً يَطُوفُوا بِ ْالبَ ْي‬ ‫ي‬
»‫ت ثُ َّم يُقَصِّ رُوا َويَ ِحلُّوا‬ َّ ِ‫« فََأ َم َر النَّب‬
169
Wajib-wajib haji selain rukun-rukun ‫ا ِن‬::‫ ُر اَْألرْ َك‬::ْ‫ات ْال َح ِّج َغي‬::
:ُ َ‫َو َوا ِجب‬
haji itu ada 3, antara lain: 1). Ihram َ‫ َرا ُم ِمن‬::::ْ‫ اِإْل ح‬: ‫يَا َء‬::::‫ةُ َأ ْش‬::::َ‫ثَالَث‬
dari Miqat321), 2) Melempar Jumrah
yang jumlahnya ada tiga322), 3)
‫ث‬ ِ ‫ي ْال ِج َم‬
ِ ‫ار الثَّاَل‬:: :ُ ‫ت َو َر ْم‬ِ ‫ا‬::َ‫ْال ِم ْيق‬
Mencukur seluruh rambut kepala323). ُ ‫َو ْال َح ْل‬
‫ق‬

“Baginda Rasulullah memerintahkan para sahabat beliau untuk menjadikan


ihram mereka sebagai 'umrah, mereka thawaf di Baitullah, kemudian
memotong rambut lalu bertahallul.”
Dalam sebuah riwayat Imam Bukhari (1470) dari Ibnu Abbas: “Apabila
mereka melakukan Thawaf di Baitullah, lantas Sa’i antara Shafa dan Marwa.
Kemudian mereka mencukur rambut kepala mereka, lalu bertahallul.” Dan
juga dalam sebuah riwayatnya (1644): “Lantas mereka bertahallul. Kemudian
mencukur gundul atau memendekkan rambut mereka.” Imam Muslim (1227)
juga meriwayatkan hadits serupa dari Ibnu Umar.
321
) Miqat adalah tempat yang telah dibatasi oleh baginda Rasulullah bagi
penduduk seluruh penjuru dunia untuk melakukan Ihram sebelum melewati
tempat tersebut ketika hendak menuju Makkah bertujuan Haji atau Umrah.
Imam Bukhari (1454) dan Imam Muslim (1181) meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, ia berkata:
َ‫ َأِل ْه ِل ْال َم ِدينَ ِة َذا ْال ُحلَ ْيفَ ِة َوَأِل ْه ِل ال َّشْأ ِم ْالجُحْ فَةَ َوَأِل ْه ِل نَجْ ٍد قَرْ ن‬ ِ‫َوقَّتَ َرسُو ُل هللا‬
‫َاز ِل َوَأِل ْه ِل ْاليَ َم ِن يَلَ ْملَ َم فَه َُّن لَه َُّن َولِ َم ْن َأتَى َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن َغي ِْر َأ ْهلِ ِه َّن لِ َم ْن َكانَ ي ُِري ُد‬
ِ ‫ْال َمن‬
‫ْال َح َّج َوال ُع ْم َرةَ فَ َم ْن َكانَ دُونَه َُّن فَ ُمهَلهُ ِم ْن ْهلِ ِه َو َك َذاكَ َحتَّى ْه ُل َم َّكةَ يُ ِهلونَ ِم ْنهَا‬
ُّ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ُّ ْ
"Baginda Rasulullah telah menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul
Hulaifah, bagi penduduk Syam di Juhfah, bagi penduduk Najed di Qarnul
Manazil dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam. Itulah ketentuan masing-
masing bagi setiap penduduk negeri-negeri tersebut dan juga bagi yang bukan
penduduk negeri-negeri tersebut bila datang melewati tempat-tempat tersebut
dan berniat untuk Haji dan Umrah. Dan bagi orang yang lebih dekat (ke
Makkah) dari tempat-tempat tersebut mereka mulai berihram dari (rumah)
keluarganya. Demikian juga bagi penduduk Makkah, mereka berihram mulai
adalah dari (rumah mereka) di Makkah.”
Imam Bukhari (1458) meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata:
“Ketika kota Kufah dan Basrah telah dibuka, penduduk kota tersebut
mendatangi Umar. Mereka berkata: “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya
Rasulullah telah memberi batas untuk penduduk Najed dengan Qarnul
170
Sunnah-sunnah haji
Sunah-sunah haji itu ada 7, yaitu: 1) َ :ُ‫ اِإْل ْف َرا ُد َوه‬: ‫َو ُسنَنُ ْال َحجِّ َس ْب ٌع‬
‫و‬:
Ifrad yaitu mendahulukan ُ‫تَ ْق ِد ْي ُم ْال َحجِّ َعلَى ْال ُع ْم َر ِة َوالتَّ ْلبِيَة‬
melaksanakan haji daripada ُ ‫ ُدوْ ِم َو ْال َمبِي‬::::::ُ‫ َوافُ ْالق‬::::::َ‫َوط‬
‫ْت‬
Umrah324), 2) Membaca Talbiyah325),
3) Thawaf Qudum326) 4). Bermalam
َ‫بِ ُم ْز َدلِفَة‬
di Muzdalifah327).
Manazil. Tempat itu jauh dari daerah kami. Sedangkan apabila kami bertujuan
ke Qarnul Manazil hal itu sangat berat.” Umar berkata: “Lihatlah papasannya
dari jalan kalian.” Kemudian Umar menetapkan untuk mereka Dzatu Irq
sebagai miqat.”
Maksud dari “menetapkan untuk mereka” adalah menjadikan tempat
tersebut sebagai Miqat mereka berdasarkan Ijtihad Umar.
Tempat-tempat yang disebutkan pada hadits di atas, sudah diketahui oleh
orang-orang yang hendak melaksanakan ibadah haji dengan perantara
penduduknya, atau perantara-perantara lainnya. Terkadang nama-nama itu
disebut dengan nama lain.
322
) Pada hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. Melempar Jumrah
Aqabah dilaksanakan pada hari raya kurban, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah.
Silahkan simak catatan kaki nomer: 2 halaman: 198.
Imam Bukhari (1665) meriwayatkan: Sesungguhnya Ibnu Umar
melempar Jumrah yang dekat (Al-Ulaa) dengan tujuh kerikil dengan membaca
takbir pada setiap kali lemparannya. Lantas ia maju sampai pada permukaan
yang datar. Ia berdiri seraya menghadap kiblat agak lama. Lalu berdo'a dengan
mengangkat kedua tangannya. Lantas melempar Jumrah Al-Wustho dengan
cara demikian. Kemudian ia mengambil jalan sebelah kiri pada dataran yang
rata. Lalu berdiri menghadap qiblat agak lama. Kemudian berdo'a dengan
mengangkat kedua tangannya. Lalu ia melempar Jumrah Al-'Aqabah dari dasar
lembah dan tidak berhenti disitu. Lantas ia segera pergi dan berkata:
ُ‫ يَ ْف َعلُه‬ ‫ي‬ ُ ‫هَ َك َذا َرَأي‬
َّ ِ‫ْت النَّب‬
“Begitulah aku melihat baginda Rasulullah mengerjakannya.”
Melempar Jumpar pada hari raya Kurban dilaksanakan pada waktu
Dhuha, sedangkan pada hari Tasyriq dilaksanakan setelah matahari tergelincir.
Imam Muslim (1299) meriwayatkan dari Jabir, ia berkata:
ْ َ‫د فَِإ َذا زَ ال‬:ُ ‫ضحًى َوَأ َّما بَ ْع‬
ُ‫ت ال َّش ْمس‬ ُ ‫ ْال َج ْم َرةَ يَوْ َم النَّحْ ِر‬ ِ‫َر َمى َرسُو ُل هللا‬
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melontar Jumrah pada hari raya
kurban pada waktu Dluha; dan sesudah itu (yaitu 11, 12, dan 13) sesudah
171
5) Shalat dua rakaat karena ُ ‫اف َو ْال َمبِي‬
‫ْت بِ ِمنَى‬ :ِ ‫ا الطَّ َو‬::َ‫َو َر ْك َعت‬
ِ ‫َوطَ َوافُ ْال َود‬
Thawaf328), 6) Bermalam di Mina329), ‫َاع‬
7) Thawaf Wada’330).
Ketika Ihram bagi laki-laki tidak ‫ام‬:ِ ‫ َر‬: ْ‫ َد اِإْل ح‬: ‫ ُل ِع ْن‬:‫ َّر ُد ال َّر ُج‬:‫َويَت ََج‬
boleh memakai pakain yang berjahit ً‫ ِط َو يَ ْلبَسُ ِإزَ ارا‬::::::::::ْ‫ِمنَ ْال َم ِخي‬
dan ia memakai sarung dan
selendang yang berwarna putih331).
‫ض ْي ِن‬َ َ‫َو ِردَا ًء َأ ْبي‬

matahari tergelincir."
Dalam riwayat Imam Abu Daud (1973) dari Sayyidah Aisyah: “Lantas
Rasulullah kembali ke Mina. Beliau berada di sana pada malam-malam
Tasyriq. Beliau mulai melempar Jumrah setelah matahari tergelincir, setiap
Jumrah dengan 7 butir kerikil.”
323
) Mencukur seluruh rambut dihitung sebagai wajib haji itu berdasarkan Qaul
Majruh. Sedangkan menurut Qaul Rajih, mencukur rambut (Khalq) adalah
rukun Haji dan Umrah. Silahkan simak catatan kaki nomer: 2 halaman: 198,
nomer: 1 halaman: 199.
324
) Hal ini dikarenakan Rasulullah melaksanakan dengan cara seperti ini pada
haji Wada’. Imam Bukhari (4146) meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah, ia
berkata: "Kami berangkat bersama baginda Rasulullah pada haji Wada'.
Diantara kami terdapat orang yang berihram untuk umrah, berihram untuk haji
dan 'umrah, dan ada pula yang berihram untuk haji. Sedangkan Rasulullah
berihram untuk haji. Adapun orang yang berihram untuk haji atau
menggabungkan haji dan umrah maka mereka tidak bertahallul sampai hari
raya Kurban.”
325
) Disunnahkan apabila seseorang yang Ihram meringkas dengan menggunakan
talbiyah yang dibaca Rasulullah. Imam Bukhari (1474) dan Imam Muslim
(1184), lafadz hadits menggunakan riwayatnya, meriwayatkan dari Ibnu Umar:
“Sesungguhnya apabila Rasulullah telah duduk dengan sempurna di atas
hewan tunggangannya di samping Masjid Dzul Khulaifah, maka beliau
melaksanakan Ihram. Beliau bersabda:
» َ‫ك َو ْال ُم ْلكَ اَل َش ِريكَ لَك‬
َ َ‫ك ِإ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل‬
َ ‫ك لَبَّ ْي‬
َ َ‫ك ل‬ َ ‫ك اللَّهُ َّم لَبَّ ْي‬
َ ‫ك لَبَّ ْي‬
َ ‫ك اَل َش ِري‬ َ ‫« لَبَّ ْي‬
“Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah. Aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi
panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu.
Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanyalah milik-Mu, begitu juga
kerajaan. Tiada sekutu bagi-Mu.”
Dalam riwayat Imam Bukhari (1478): “Sesungguhnya Ibnu Umar
membaca Talbiyyah hingga sampai ke tanah Haram. Ia memberitahu bahwa
172
Perkara yang haram bagi orang Ihram
(Fasal) Diharamkan bagi orang ‫ ِر ِم‬: ْ‫ ُر ُم َعلَى ْال ُمح‬: ْ‫ َويَح‬:)‫ص ^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
yang Ihram melakukan 10 hal, ِ ‫ لُبْسُ ْال َم ِخي‬:‫يَا َء‬:::‫ َرةُ َأ ْش‬:::‫َش‬
‫ط‬:::ْ ْ ‫ع‬
yaitu: 1) Memakai pakaian yang ‫ْأ‬
dijahit bagi seorang laki-laki, 2)
‫ ِل‬:::ُ‫س ِمنَ الرُّ ج‬ ِ ‫ َّر‬:::‫ةُ ال‬:::َ‫َوتَ ْغ ِطي‬
‫َو ْال َوجْ ِه َو ْال َكفَّي ِْن ِمنَ ْال َمرْ ِةَأ‬
Menutup kepala bagi seorang laki-
laki, dan menutup wajah dan kedua
Rasulullah juga melakukan hal demikian.”
326
) Imam Bukhari (1536) dan Imam Muslim (1235) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah:
ِ ‫ضَأ ثُ َّم طَافَ بِ ْالبَ ْي‬
‫ت‬ َّ ‫ ِحينَ قَ ِد َم َأنَّهُ ت ََو‬ ‫َأ َّن َأ َّو ُل َش ْي ٍء بَ َدَأ بِ ِه النِّبِ ُّي‬
“Sesungguhnya perkara yang pertama kali dilakukan oleh baginda Rasulullah
saat tiba (di Makkah) adalah berwudhu kemudian thawaf di Baitullah.”
327
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (1218) dari
Jabir:
‫ب َو ْال ِع َشا َء َواضْ طَ َج َع َحتَّى ِإ َذا طَلَ َع ْالفَجْ ُر‬
َ ‫صلَّى بِهَا ْال َم ْغ ِر‬
َ َ‫ َأتَى ْال ُم ْز َدلِفَةَ ف‬ ‫ي‬ َّ ِ‫َأ َّن النَّب‬
‫صلَّى ْالفَجْ َر‬ َ
“Baginda Rasulullah begitu tiba di Muzdalifah, maka beliau segera
mendirikan shalat Magrib dan Isya’ di sana. Kemudian beliau tidur miring
sampai ketika fajar telah terbit, beliau mendirikan shalat Subuh.”
Pendapat yang menilai Mabit di Muzdalifah hukumnya Sunnah adalah
Qaul Majruh. Sedangkan menurut Qaul yang Rajih hukukmya adalah wajib.
Imam Nawawi dalam kitab Syarah Al-Muhadzab menshahihkan pendapat ini.
Sedangkan yang Shahih menurutnya Mabit Muzdalifah bisa dihasilkan dengan
berdiam sebentar pada bagian kedua malam (Nisfu Lail). Wallahu A’lam. (Al-
Majmu’: 8/127-128).
328
) Imam Bukhari (1544) meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata:
‫صلَّى َخ ْلفَ ْال َمقَ ِام َر ْك َعتَ ْي ِن‬ ِ ‫ فَطَافَ بِ ْالبَ ْي‬ ‫قَ ِد َم النَّبِ ُّي‬ 
َ ‫ت َس ْبعًا َو‬
"Baginda Rasulullah tiba di Makkah. Beliau lalu thawaf mengelilingi Kakbah
tujuh kali, kemudian shalat di belakang Maqam (Ibrahim) dua rakaat.”
329
) Hal ini dikarenakan Rasulullah juga melaksanakan Mabit di Mina. Imam
Nawawi (8/188) berkata: “Adapun hadits yang menjelaskan baginda
Rasulullah Mabit di Mina pada malam-malam Tasyriq adalah hadits Shahih
yang Masyhur.” Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 201.
Sedangan pendapat yang menilai bahwa Mabit di Mina hukumnya sunnah
adalah Qaul Majruh. Sedangkan Qaul Rajih mengatakan bahwa Mabit di Mina
173
telapak tangan bagi Wanita332.
3) Menyisir rambut333), 4) Mencukur ‫ ِه َوتَ ْقلِ ْي ُم‬::ِ‫ْر َو َح ْلق‬
ِ ‫ع‬::‫الش‬ َّ ‫ ُل‬::ْ‫َوتَرْ ِجي‬
rambut334), 5) Memotong kuku335), 6) ‫ ْي ِد‬: ‫الص‬َّ ‫ ُل‬: ‫ار َوالطِّيْبُ َوقَ ْت‬: ِ :َ‫ظف‬ ْ ‫اَأْل‬
Memakai minyak wangi336), 7) ُ‫ط ُء َو ْال ُمبَا َش َرة‬ ْ ‫َو َع ْق ُد النِّ َكاح َو ْال َو‬
Membunuh binatang buruan337), 8) ِ
Melakukan akad nikah338), 9) ‫بِ َش ْه َو ٍة‬
Bersetubuh, 10) Bersentuhan kulit

hukumnya adalah wajib.


Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari (1553), dan
Imam Muslim (1315), dari Ibnu Umar. Ia berkata: “Abbas bin Abdul Muthalib
meminta izin kepada Rasulullah untuk bermalam di Makkah pada malam
Mina, karena ia dalam keadaan sakit. Kemudian Rasulullah mengizinkannya.”
Hal ini menunjukkan bahwa tidak diperbolehkan meninggalkan bermalam di
Mina tanpa adanya udzur. Dan Mabit di Mina disyaratkan untuk mendapatkan
sebagian besar malamnya di sana.
330
) Menurut Qaul Adhar, Thawaf wada’ hukumnya wajib. Hal ini berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (1327) dari Ibnu Abbas, ia
berkata: Orang-orang telah kembali ke negerinya masing-masing. Kemudian
Rasulullah bersabda:
ِ ‫« اَل يَ ْنفِ َر َّن َأ َح ٌد َحتَّى يَ ُكونَ آ ِخ ُر َع ْه ِد ِه بِ ْالبَ ْي‬
»‫ت‬
"Janganlah seseorang pulang sebelum akhir perjalannya adalah (melakukan
Thawaf Wada') di Baitullah."
Dalam riwayat Imam Abu Daud (2002): “Sehingga akhir perjalanannya
Thawaf di Baitullah.”
Kewajiban Thawaf Wada’ gugur bagi Wanita yang tengah haidl atau
nifas. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (1668)
dan Imam Muslim (1328) dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Orang-orang
diperintahkan apabila akhir perjalanan (hajinya) adalah di Baitullah, namun hal
itu diringakan bagi Wanita yang haidl.” Sedangkan hukum Wanita yang nifas
diqiyaskan dengan Wanita yang haidl.
331
) Imam Bukhari (1470) meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Baginda
Rasulullah berangkat dari Madinah setelah menyisir rambutnya dan memakai
minyak wangi. Beliau mengenakan sarung dan selandangnya. Begitu juga para
sahabat. Beliau tidak melarang beberapa selendang dan sarung yang dipakai.”
Sedangkan pakaian itu berwarna putih berdasarkan sabda Rasulullah:
َ َ‫« ْالبَسُوا ِم ْن ثِيَابِ ُك ْم ْالبَي‬
» ‫اض‬
174
dengan syahwat339).
Semua perkara tersebut jika ‫ َد‬:‫ةُ ِإاَّل َع ْق‬: َ‫كَ ْالفِ ْدي‬::ِ‫في َج ِمي ِْع َذل‬ :ِ ‫َو‬
dilakukan, maka wajib membayar ْ ْ َّ
ُ‫ ُده‬:‫ ُد َواَل يُف ِس‬:ِ‫اح فِإنهُ اَل يَن َعق‬: َ ِ :‫النِّ َك‬
fidyah kecuali akad nikah karena ْ ‫ِإاَّل ْال َو‬
akad nikah hukumnya tidak sah340).
‫ ُر ُج‬::‫ج َواَل يَ ْخ‬ ِ ْ‫في ْالفَر‬ ِ ‫ط ُء‬
Tidak merusak ibadah haji kecuali ‫ِم ْنهُ بِ ْالفَ َسا ِد‬
bersetubuh pada alat kelamin.

"Pakailah pakaian kalian yang berwarna putih.” Silahkan simak catatan kaki
nomer: 3 halaman: 130.
Disunnahkan bagi seseorang yang hendak melakukan Ihram untuk
mandi, memakai minyak wangi lantas memakai baju Ihram. Kemudian
melaksanakan shalat dua rakaat sunnah Ihram, lalu memulai Ihram. Imam
Bukhari (1479) meriwayatkan dari Nafi’, ia berkata: “Ibnu Umar ketika
hendak keluar menuju Makkah, ia memamaki minyak wangi yang tidak
memiliki bau wangi. Kemudian memasuki masjid Dzul Hulaifah lalu shalat.
Lantas menaiki tunggangannya. Ketika tunggangannya sudah berdiri tegak, ia
memulai ihram. Lantas ia berkata:
‫ يَ ْف َع ُل‬ ‫ي‬ ُ ‫هَ َك َذا َرَأي‬ 
َّ ِ‫ْت النَّب‬
"Beginilah aku melihat baginda Rasulullah melaksanakannya" 
332
) Imam Bukhari (1468) dan Imam Muslim (1177) dari Ibnu Umar:
“Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah: “Pakaian apa
yang dikenakan oleh seseorang yang berihram?” Rasulullah bersabda:
ْ ‫س ِإاَّل َأ ْن يَ ُكونَ َأ َح ٌد لَ ْي َس‬
‫ت‬ َ ِ‫ت َواَل ْال َع َماِئ َم َواَل ْالبَ َران‬
ِ ‫اوياَل‬ ِ ‫يص َواَل ال َّس َر‬ َ ‫«اَل ت َْلبَسُوا ْالقَ ِم‬
‫ان َواَل‬ٌ ‫لَهُ نَ ْعاَل ِن فَ ْليَ ْلبَسْ ْال ُخفَّ ْي ِن َو ْليَ ْقطَ ْع َأ ْسفَ َل ِم ْن ْال َك ْعبَ ْي ِن َواَل ت َْلبَسُوا َش ْيًئا َم َّسهُ زَ ْعفَ َر‬
»  ُ‫ْال َورْ س‬
“Janganlah kalian mengenakan baju gamis, celana, surban, mantel
(bertudung kepala), jangan memakai muzah kecuali seseorang yang tidak
memiliki sandal, lantas ia mengenakan muzah tapi dipotong hingga berada
dibawah mata kaki. Jangan memakai pakaian yang diberi minyak za’faran
atau dari daun tumbuhan.”
Dalam riwayat Imam Bukhari (1741) ditambahkan:
» ‫« َواَل تَ ْنتَقِبْ ْال َمرْ َأةُ ْال ُمحْ ِر َمةُ َواَل ت َْلبَسْ ْالقُفَّا َزي ِْن‬
“Dan wanita yang ihram jangan memakai cadar (penutup wajah) dan sarung
tangan.”
Wanita yang ihram diperbolehkan mengenakan pakaian yang dijahit dan
lain-lainnya. Ia tidak diperbolehkan memperlihatkan anggota badan selain
175
Seseorang yang melakukan Ihram
tidak keluar dari ibadah haji sebab
melakukan perkara yang merusak
haji341).
Barang siapa yang tertinggal ‫ةَ تَ َحلَّ َل‬: َ‫وْ فُ بِ َع َرف‬::ُ‫َو َم ْن فَاتَهُ ْال ُوق‬
melakukan Wuquf di Arafah, maka ‫ا ُء‬:::‫ض‬ َ َ‫ ِه ْالق‬:::ْ‫ َرةَ َو َعلَي‬:::‫ل ُع ْم‬:::
ِ ‫بِ َع َم‬
ia wajib melakukan Tahallul dengan
‫ َّل‬:‫ك ُر ْكنًا لَ ْم يَ ِح‬ َ ‫ي َو َم ْن ت ََر‬:ُ ‫َو ْالهَ ْد‬
amal Umrah, dan ia wajib Qadha’
wajah dan telapak tangan. Apabila khawatir akan timbulnya fitnah, maka ia
diperbolehkan menutupnya dan membayar fidyah.
333
) Larangan ini diarahkan apabila diketahui bahwa menyisir rambut akan
menyebabkan rambut menjadi rontok karena kusut dan lain sebagainya.
Apabila tidak, maka hukumnya menjadi Mahruh karena dugaan kuat bahwa
rambut itu menjadi rontok karena disisir.
334
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
ُ ‫{ َواَل تَحْ لِقُوْ ا ُرءُوْ َس ُك ْم َح ٰتّى يَ ْبلُ َغ ْالهَ ْد‬
] 196 :‫ي َم ِحلَّهُ} [البقرة‬
“Dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat
penyembelihannya.” (QS. Al-Baqarah: 196)
335
) Hal ini karena diqiyaskan dengan larangan memotong rambut, sebab hal ini
mengandung unsur kesenangan ketika dilakukan. Sedangkan seseorang yang
melaksanakan ibadah haji itu semestinya rambutnya acak-acakan dan
wajahnya penuh debu seperti yang terdapat dalam hadits. Yakni rambutnya
kusut, dan ia dipenuhi dengan debu.
336
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (1742) dan
Imam Muslim (1206) dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Seorang laki-laki yang
tengah berihram dilindas oleh untanya hingga ia meninggal. Lalu jenazahnya
dibawa kepada Rasulullah. Beliau bersabda:
ُ ‫َطوا َرْأ َسهُ َواَل تُقَ ِّربُوهُ ِطيبًا فَِإنَّهُ يُ ْب َع‬
» ُّ‫ث يُ ِهل‬ ُّ ‫« ا ْغ ِسلُوهُ َو َكفِّنُوهُ َواَل تُغ‬
"Mandikanlah dan kafanilah ia. Jangan kalian tutup kepalanya dan jangan
kalian beri wewangian, karena ia akan dibangkitkan dalam keadaan
berihram.”
337
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 96: ‫ص ْي ُد ْالبَ ِّر َما ُد ْمتُ ْم ُح ُر ًما} [المائدة‬
َ ‫{ َو ُح ِّر َم َعلَ ْي ُك ْم‬
“Dan diharamkan atasmu (menangkap) hewan darat, selama kamu sedang
ihram.” (QS. Al-Maidah: 96)
338
) Imam Muslim (1409) meriwayatkan dari Utsman bin Affan, ia berkata:
176
dan menyembelih kurban342). Barang ‫ِم ْن ِإحْ َرا ِم ِه َحتَّى يَْأتِ َي بِ ِه‬
siapa yang meninggalkan rukun
haji343), maka ia tidak bisa terlepas
dari ihramnya kecuali sampai ia
kembali melakukan rukun yang ia
tinggal itu344).
Barang siapa yang meninggalkan ‫ك َوا ِجبا ً لَ ِز َمهُ ال َّد ُم َو َم ْن‬ َ ‫َو َم ْن ت ََر‬
wajib haji maka ia wajib membayar
Rasulullah bersabda:
»‫«اَل يَ ْن ِك ُح ْال ُمحْ ِر ُم َواَل يُ ْن َك ُح‬
“Seseorang yang tengah melakukan Ihram tidak boleh menikah, dan dinikah.”
339
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
} ِّ‫ق َواَل ِجدَا َل فِى ْال َحج‬ َ َ‫ض فِ ْي ِه َّن ْال َح َّج فَاَل َرف‬
َ ْ‫ث َواَل فُسُو‬ ٌ ٰ‫{اَ ْل َحجُّ اَ ْشهُ ٌر َّم ْعلُوْ م‬
َ ‫ت فَ َم ْن فَ َر‬
] 197 :‫[البقرة‬
“(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa
mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia
berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan
ibadah) haji.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Maksud dari “‫( ”الرفث‬berkata jorok) adalah berhubungan badan. Lafadz
itu digunakan pada pendahuluan hubungan badan, mulai bersentuhan dan lain
sebagainya.
340
) Maksudnya akad nikah tersebut tidak sah, sehingga tidak ada fidyah yang
diwajibkan atasnya karena tujuannya belum tercapai.
341
) Maka seseorang yang melakukan Ihram wajib meneruskan ibadah hajinya
dan menyempurnakannya meskipun hajinya menjadi rusak. Hal ini juga
dikarenakan firman Allah:
] 196 :‫{ َواَتِ ُّموا ْال َح َّج َو ْال ُع ْم َرةَ هلِل ِ} [البقرة‬
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” (QS. Al-
Baqarah: 196)
Imam Malik dalam kitab Muwattho’ (1/381) meriwayatkan bahwa
sesungguhnya Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Hurairah diberi
pertanyaan: “Bagaimana hukum seorang laki-laki yang berhubungan badan
dengan istrinya saat sedang Ihram haji?” Mereka menjawab: “Mereka berdua
meneruskan amalan ibadah haji hingga menyelesaikannya. Kemudian mereka
berdua wajib mengerjakan haji pada tahun berikutnya dan menyembelih
kurban.”
177
Dam345). Barang siapa yang ‫ك ُسنَّةً لَ ْم يَ ْل َز ْمهُ بِتَرْ ِكهَا َش ْي ٌء‬
َ ‫ت ََر‬
meninggalkan sunnah haji maka ia
tidak diwajibkan membayar apapun
sebab meninggalkan sunnah itu.

Dam Haji dan Umrah


ِ ‫ ِّد َما ُء ْال َو‬::‫ َوال‬:)‫ص^^ ٌل‬
ِ ُ‫ة‬::َ‫اجب‬
(Fasal) Dam yang wajib didalam ‫في‬ ْ َ ‫(ف‬
342
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
‫ فَ ْليُه َّل‬، ُّ‫ َو َم ْن فَاتَهُ َع َرفَةَ لَ ْياًل فَقَ ْد فَاتَهُ ْال َحج‬، ‫ك ْال َح َّج‬
َ ‫« َم ْن َأ ْد َركَ َع َرفَةَ لَ ْيالً فَقَ ْد َأ ْد َر‬
»‫بِ ُع ْم َر ٍة َو َعلَ ْي ِه ْال َحجُّ ِم ْن قَابِ ٍل‬
“Barang siapa yang mencapai Arafah pada malam hari, berarti ia medapati
haji. Barang siapa yang ketinggalan wukuf di Arafah pada malam hari, maka
ia kehilangan haji. Maka ia melakukan amalan umrah, dan wajib
melaksanakan haji di tahun mendatang” (HR. Imam Daroquthni: 2/241)
Dalam sanad hadits tersebut terdapat Ahmad Al-Faro Al-Wasithi, dan ia
seorang rawi yang dhaif.
Namun hadits di atas dikuatkan oleh hadits lain yang diriwayatkan Imam
Malik dalam Muwattho’ (1/383) dengan sanad Shahih: “Sesungguhnya Habbar
bin Aswad datang pada hari kurban. Sementara Umar bin Khattab tengah
menyembelih hewan kurban. Hababr berkata: Wahai Amirul Mukminin, saya
salah perhitungan. Kami menduga bahwa hari ini hari Arafah.” Umar berkata:
“Pergilah ke Makkah, thawaflah beserta orang yang bersamamu, dan
sembelihlah hewan untuk kurban jika telah kamu persiapkan. Lalu bercukurlah
atau potonglah rambutmu, dan kembalilah. Apabila datang musin haji tahun
mendatang, maka berhajilah dan sembelihlah hewan untuk kurban. Barang
siapa yang tidak mendapatkan hewan untuk kurban, maka hendaklah mereka
berpuasa tiga hari di waktu haji dan tujuh hari setelah tiba di rumah.”
Imam Baihaqi (5/175) dengan sanad yang Shahih meriwayatkan dari
Ibnu Umar hadits seperti ini. Imam Nawawi dalam kitab Syarah Al-Muhadzab
berkata: “Hadits tersebut masyhur dan tidak ada seseorang yang
mengingkarinya sehingga hal ini menjadi Ijma’.” (Kifayah: 1/232).
343
) Meninggalkan rukun haji selain wufuq di Arafah. Apabila meninggalkan
wuquf Arafah, maka penjelasan hukumnya telah diuraikan di depan.
344
) Maksudnya rukun yang ditinggal tersebut tidak bisa diganti dengan
membayar dam. Akan tetapi ibadah haji tergantung dengan rukun tersebut.
Karena inti ibadah haji tidak akan dihasilkan kecuali dengan mengerjakan
seluruh rukun-rukunnya. Orang tersebut harus tetap menjalankan ibadah haji.
178
Ihram itu ada 5, yaitu: : ‫اِإْل حْ َر ِام َخ ْم َسةُ َأ ْشيَا َء‬
1) Dam wajib karena meninggalkan ‫ك‬ ٍ ‫ك نُ ُس‬ ِ ْ‫ ال َّد ُم ْال َوا ِجبُ بِتَر‬:‫َأ َح ُدهَا‬
perkara yang diperintahkan. Dam ini ‫شاةٌ فَ ْن لَ ْم‬ ِ ‫َوهُ َو َعلَى التَّرْ تِ ْي‬
‫ َ ِإ‬: ‫ب‬
dilakukan secara berurutan:
Menyembelih 1 ekor kambing,
‫في‬ِ ٌ‫صيَا ُم َع ْش َر ِة َأي ٍَّام ثَاَل ثَة‬ ِ َ‫يَ ِج ْد ف‬
ketika tidak menemukan kambing, ‫ْال َح ِّج َو َس ْبعٌا ِإ َذا َر َج َع ِإلَى َأ ْهلِ ِه‬
maka berpuasa 10 hari, 3 hari di
dalam keadaan haji dan 7 hari
berikutnya ketika kembali ke
keluarganya346).

Ia tidak diperbolehkan melakukan Tahallul sampai mengerjakan rukun-rukun


tersebut. Sedangkan rukun haji selain Wuquf tidak memiliki waktu tertentu,
sehingga ia mungkin untuk melaksanakannya.
345
) Imam Baihaqi meriwayatkan dengan sanad Shahih dari Ibnu Abbas, ia
berkata: “Barang siapa yang meninggalkan Nusuk, maka ia wajib membayar
dam.” (Al-Majmu': 8/106) Maksud dari “Nusuk” adalah wajib haji.
346
) Allah berfirman:
‫صيَا ُم ثَ ٰلثَ ِة اَي ٍَّام فِى‬ ِ ‫فَ َم ْن تَ َمتَّ َع بِ ْال ُع ْم َر ِة اِلَى ْال َح ِّج فَ َما ا ْستَ ْي َس َر ِمنَ ْالهَ ْد‬ {
ِ َ‫ي فَ َم ْن لَّ ْم يَ ِج ْد ف‬
] 196 :‫ْال َح ِّج َو َس ْب َع ٍة اِ َذا َر َج ْعتُ ْم} [البقرة‬
“Maka barangsiapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib
menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak
mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan
tujuh (hari) setelah kamu kembali.” (QS. Al-Baqarah: 196)
Maksud ayat di atas adalah seseorang yang melakukan umrah terlebih
dahulu. Lantas ia melaksanakan Ihram haji dari Makkah dan tidak keluar dari
Miqat. Sedangkan Ihram dari Miqat hukumnya wajib, seperti yang telah
diketahui. Oleh karena ia meninggalkan Ihram dari Miqat, makai a wajib
membayar dam yang akan disebukan. Sedangkan yang lain hukumnya
diqiyaskan dengannya.
179
2) Dam wajib karena memotong ‫ق‬ ِ ‫ال َح ْل‬::
ْ ِ‫ َوا ِجبُ ب‬::‫ َّد ُم ْال‬::‫ ال‬: ‫اني‬ ِ َّ‫َوالث‬
rambut dan bersenang-senang. Dam
ِ ‫و َعلَى التَّ ْخيِي‬::::ُ
: ‫ر‬::::ْ َ ‫َوالتَّ َرفُّ ِه َوه‬
ini diperbolehkan memilih:
‫ ِة َأي ٍَّام َأ ِو‬::::َ‫وْ ُم ثَاَل ث‬::::‫ص‬
َ ْ‫اةٌ َأو‬::::‫َش‬
Menyembelih 1 ekor kambing, atau
puasa 3 hari, atau bersedekah ‫تَّ ِة‬:‫ ٍع َعلَى ِس‬:‫آص‬ َ ‫ق بِثَاَل ثَ ِة‬
:ِ ‫ص ُّد‬ َ َّ‫الت‬
sebanyak tiga Sha’ pada enam orang َ‫َم َسا ِك ْين‬
miskin347).

yaitu pada hari Idul Adha dan Idul Fitri.”


Imam Bukhari (1890) juga meriwayatkan hadits serupa dari Abi Sa’id.
300
) Imam Muslim (1142) meriwayatkan dari Ka’ab bin Malik: Sesungguhnya
Rasulullah mengutusnya dan ‘Auf bin Hadatsan pada hari Tasyriq. Beliau
berseru:
ٍ ْ‫« َأنَّهُ اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ ِإاَّل ُمْؤ ِم ٌن َوَأيَّا ُم ِمنًى َأيَّا ُم َأ ْك ٍل َو ُشر‬
»‫ب‬
"Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali seorang yang mukmin, dan
hari-hari di Mina merupakan hari makan dan minum."
Imam Abu Daud (2418) meriwayatkan dari Amr bin ‘Ash, ia berkata:
“Ini adalah hari yang kami diperintahkan baginda Rasulullah agar berbuka dan
melarang kami untuk melakukan puasa.”
Malik berkata: “Hari tersebut adalah hari-hari Tasyriq.”
301
) Hari Syak (ragu-ragu) tersebut adalah hari ke 30 Sya’ban. Hari ketika orang-
orang ragu, apakah hari itu masih bulan Sya’ban atau Ramadhan? Menurut
Qaul Mu’tamad dalam madzhab adalah puasa pada hari itu hukumnya haram,
dan tidak sah. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu
Daud (1334) dan Imam Tirmidzi (686), dan ia menilai hadits ini Shahih, dari
Amar bin Yasar, dari Rasulullah. Beliau bersabda:
ِ َ‫صى َأبَا ْالق‬
»  ‫اس ِم‬ َ ‫صا َم هَ َذا ْاليَوْ َم فَقَ ْد َع‬
َ ‫« َم ْن‬
“Barangsiapa yang berpuasa pada hari ini, maka ia telah durhaka kepada
Abu Qasim (Rasulullah).”
Perkataan Mushanif: “Dimakruhkan” itu arahkan pada Makruh Tahrim.
Sehingga hal ini sesuai dengan Qaul Mu’tamad. Diharamkan juga berpuasa
pada separuh kedua bulan Sya’ban. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (2337), dan dishahihkan oleh Imam
Tirmidzi (738) dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
» ُ‫صوْ َم َحتَّى يَ ِجَئ َر َمضاَن‬
َ َ‫«ِإ َذا َكانَ النِّصْ فُ ِم ْن َش ْعبَانَ فَال‬
“Ketika telah tiba separuh dari bulan Sya’ban maka tidak ada puasa sampai
datang bulan Ramadhan.”
180
3) Dam wajib karena tercegah untuk ‫ار‬ َ ْ‫ ال َّد ُم ْال َوا ِجبُ بِِإح‬:‫ث‬
ٍ ::‫ص‬ ُ ِ‫َوالثَّال‬
menyempurnakan haji. Maka ً‫ َشاة‬:‫فَيَت ََحلَّ ُل َويُ ْه ِدى‬
seseorang bertahallul dan
menyembelih 1 ekor kambing348).
4) Dam wajib karena membunuh ‫ ِل‬::‫ َوا ِجبُ بِقَ ْت‬::‫ َّد ُم ْال‬::‫ ال‬: ‫ ُع‬::ِ‫َوالرَّاب‬
hewan buruan. Dam ini
diperbolehkan memilih: a) ketika
‫ ِإ ْن‬: ‫ر‬: ِ :‫و َعلَى التَّ ْخيِ ْي‬:َ :ُ‫ ْي ِد َوه‬:‫الص‬
َّ
‫َأ‬ ْ
‫ َر َج‬:‫ ٌل ْخ‬: ‫هُ ِمث‬: َ‫ص ْي ُد ِم َّما ل‬ َّ ‫َكانَ ال‬
hewan buruan itu memiliki hewan
Keharaman berpuasa pada hari Syak, dan separuh kedua dari bulan
Sya’ban menjadi hilang, apabila hari itu bertepatan dengan kebiasaan
seseorang berpuasa, atau ia menyambung puasanya dengan hari sebelum
separuh kedua bulan Sya’ban.
Imam Bukhari (1815) dan Imam Muslim (1082), lafadz hadits
menggunakan redaksi Imam Muslim, meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari
Rasulullah. Beliau bersabda:
ُ َ‫صوْ ًما فَ ْلي‬
» ُ‫ص ْمه‬ َ ‫صوْ ِم يَوْ ٍم َواَل يَوْ َم ْي ِن ِإاَّل َر ُج ٌل َكانَ يَصُو ُم‬ َ ‫« الَ تَقَ َّد ُموا َر َم‬
َ ِ‫ضانَ ب‬
“Janganlah kalian mendahului Ramadlan dengan berpuasa sehari atau dua
hari, kecuali bagi seseorang yang telah terbiasa berpuasa sebelumnya. Maka
berpuasalah" 
346
) Allah berfirman:
‫صيَا ُم ثَ ٰلثَ ِة اَي ٍَّام فِى‬ ِ ‫فَ َم ْن تَ َمتَّ َع بِ ْال ُع ْم َر ِة اِلَى ْال َح ِّج فَ َما ا ْستَ ْي َس َر ِمنَ ْالهَ ْد‬ {
ِ َ‫ي فَ َم ْن لَّ ْم يَ ِج ْد ف‬
] 196 :‫ْال َح ِّج َو َس ْب َع ٍة اِ َذا َر َج ْعتُ ْم} [البقرة‬
“Maka barangsiapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib
menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak
mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan
tujuh (hari) setelah kamu kembali.” (QS. Al-Baqarah: 196)
Maksud ayat di atas adalah seseorang yang melakukan umrah terlebih
dahulu. Lantas ia melaksanakan Ihram haji dari Makkah dan tidak keluar dari
Miqat. Sedangkan Ihram dari Miqat hukumnya wajib, seperti yang telah
diketahui. Oleh karena ia meninggalkan Ihram dari Miqat, makai a wajib
membayar dam yang akan disebukan. Sedangkan yang lain hukumnya
diqiyaskan dengannya.
347
) Allah berfirman:
‫ي َم ِحلَّهُ فَ َم ْن َكانَ ِم ْن ُك ْم َّم ِر ْيضًا اَوْ بِ ِه اَ ًذى ِّم ْن‬ُ ‫ َواَل تَحْ لِقُوْ ا ُرءُوْ َس ُك ْم َح ٰتّى يَ ْبلُ َغ ْالهَ ْد‬ {
] 196 :‫ُك} [البقرة‬ ٍ ‫ص َدقَ ٍة اَوْ نُس‬ َ ْ‫صيَ ٍام اَو‬ ِ ‫َّرْأ ِس ِه فَفِ ْديَةٌ ِّم ْن‬
“Dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat
penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di
181
yang mirip, maka seseorang harus ُ‫ ه‬:::::::‫ل ِمنَ النَّ َع ِم َأوْ قَ َّو َم‬:::::::
َ ‫ْال ِم ْث‬
mengganti dengan hewan yang ‫ق‬ َ ‫َوا ْشتَ َرى بِقِ ْي َمتِ ِه طَ َعاما ً َوت‬
َ ‫ َّد‬:‫َص‬
mirip dari hewan ternak, atau
mengkrus harga hewan tersebut dan
ً ‫صا َم ع َْن ُك ِل ُم ٍّد يَوْ ما‬ َ ْ‫بِ ِه َأو‬
membelikan makanan dengan harga
kurs hewan itu dan
menyedekahkannya, atau berpuasa
dari setiap satu mud satu hari
kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa,
bersedekah atau berkurban.” (QS. Al-Baqarah: 196)
Maksud dari “tempat penyembelihannya” adalah Mina sedangkan
waktunya adalah tanggal 10 Dzulhijjah.
Ketiga fidyah (puasa, sedekah, dan kurban) ini telah dijelaskan pada hadits
Ka’ab bin ‘Ujrah ketika Rasulullah melihatnya di Hudaibiyyah ada kutu-kutu
yang jatuh dari kepalanya. Rasulullah bersabda: “Apakah kutu-kutu itu
mengganggumu?” Ka’ab menjawab: “Iya.” Rasulullah bersabda:
» َ‫ َأو أط ِع ْم فَ َرقًا بَ ْينَ ِستَّ ِة َم َسا ِك ْين‬، ‫ص ْم ثَاَل ثَةَ َأي ٍَّام‬
ُ ْ‫ َأو‬، ً‫ُك َشاة‬ َ ‫« احْ لِ ْق َرْأ َس‬
ْ ‫ك َوا ْنس‬
“Cukurlah rambutmu lalu sembelihlah seekor kambing, atau berpuasalah
selama tiga hari atau berilah makan seukuran satu farkh untuk enam orang
miskin.”
Di dalam hadits tersebut, Ka’ab berkata: “Diturunkalah ayat tentang
diriku: (‫فَ َم ْن َكانَ ِم ْن ُك ْم‬...).” Ia menambahkan: “Ayat ini memang dikhusukan
untukku, namun ayat ini juga untuk kalian secara umum.” (HR. Imam Bukhari:
1719, Imam Muslim: 1201)
Maksud dari Farkh adalah 3 sha’. Sedangkan 1 sha’ kurang lebih 2.400
gram.
Kesenangan-kesenangan lain yang hukumnya diharamkan bagi seseorang
yang melaksanakan ihram hukumnya diqiyaskan dengan mencukur rambut,
seperti memakai minyak wangi, minyak rambut, mengenakan pakaian,
memotong kuku, dan hal-hal yang dilakukan sebelum berhubungan intim
menurut Qaul Ashah. Dikarenakan semua hal ini mengandung unsur
kesenangan.
348
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
ِ ‫صرْ تُ ْم فَ َما ا ْستَ ْي َس َر ِمنَ ْالهَ ْد‬
] 196 :‫ي} [البقرة‬ ِ ْ‫ َواَتِ ُّموا ْال َح َّج َو ْال ُع ْم َرةَ هلِل ِ فَا ِ ْن اُح‬ {
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kamu
terkepung (oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat.”
(QS. Al-Baqarah: 196)
182
b) Ketika hewan tersebut tidak َ :‫ص ْي ُد ِم َّما اَل ِم ْث‬
ُ‫ه‬: َ‫ل ل‬: َّ ‫َوِإ ْن َكانَ ال‬
memiliki hewan yang mirip, maka َ ْ‫ا ً َأو‬: ‫ ِه طَ َعام‬: ِ‫ َر َج بِقِ ْي َمت‬:‫َأ ْخ‬
‫ا َم‬: ‫ص‬
seseorang menyedekahkan makanan ً ‫ع َْن ُك ِّل ُم ٍّد يَوْ ما‬
dari harga hewan tersebut atau
berpuasa dari setiap satu mud satu
hari349.

5) Dan wajib sebab bersetubuh. ‫ط ِء‬ ْ ‫ال َو‬:


ْ :ِ‫ ال َّد ُم ْال َوا ِجبُ ب‬: ُ‫َو ْالخَا ِمس‬
Dam ini secara berurutan: ‫ بَ َدنَةٌ فَِإ ْن لَ ْم‬: ‫ب‬ِ ‫َوهُ َو َعلَى التَّرْ تِ ْي‬
Menyembelih unta Badanah,
‫يَ ِج ْدهَا فَبَقَ َرةٌ فَِإ ْن لَ ْم يَ ِج ْدهَا فَ َس ْب ٌع‬
apabila tidak menemukannya maka
1 ekor sapi, dan apabila tidak ‫ِمنَ ْال َغن َِم‬

Maksud dari “jika kamu terkepung” adalah ketika kalian dicegah untuk
meneruskan Ibadah haji atau umrah. Arti dari (‫ُص َر‬
ِ ‫)ح‬: dicegah, yakni dikepung
dan dicegah untuk sampai tujuan.
Dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim dijelaskan bahwa baginda
Rasulullah melaksanakan Tahallul di Hudaibiyyah dicegah oleh kaum
Musyirikin. Sedangkan Rasulullah tengah melaksanakan Ihram Umrah. (HR.
Imam Bukhari: 1558, Imam Muslim: 1230).
Menyebelih kambing minimal adalah seekor kambing yang mencukupi
untuk dijadikan sebagai hewan kurban.
Menyembelih kurban harus didahulukan dari mencukur rambut. Hal ini
berdasarkan firman Allah:
ُ ‫ َواَل تَحْ لِقُوْ ا ُرءُوْ َس ُك ْم َح ٰتّى يَ ْبلُ َغ ْالهَ ْد‬ {
] 196 :‫ي َم ِحلَّهُ } [البقرة‬
“Dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat
penyembelihannya.” (QS. Al-Baqarah: 196)
Imam Bukhari (1717) meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: “Kami
keluar bersama Rasulullah untuk menunaikan ibadah Umrah. Kemudian kafir
Quraiys menghalangi kami untuk sampai ke Baitullah. Lantas Rasulullah
menyembih untanya, dan mencukur rambut kepalanya.”
349
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
‫ص ْي َد َواَ ْنتُ ْم ُح ُر ٌم َو َم ْن قَتَلَهُ ِم ْن ُك ْم ُّمتَ َع ِّمدًا فَ َجزَ ا ٌء ِّم ْث ُل َما قَت ََل‬َّ ‫{ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَ ْقتُلُوا ال‬
َ ِ‫ارةٌ طَ َعا ُم َم ٰس ِك ْينَ اَوْ َع ْد ُل ٰذل‬
‫ك‬ َ َّ‫ِمنَ النَّ َع ِم يَحْ ُك ُم بِ ِه َذ َوا َع ْد ٍل ِّم ْن ُك ْم هَ ْديًا ٰبلِ َغ ْال َك ْعبَ ِة اَوْ َكف‬
ُ‫َز ْي ٌز ذو‬ ِ ‫ق َوبَا َل اَ ْم ِر ِه َعفَا هللاُ َع َّما َسلَفَ َو َم ْن عَا َد فَيَ ْنتَقِ ُم هللاُ ِم ْنهُ َوهللاُ ع‬ َ ْ‫صيَا ًما لِّيَ ُذو‬
ِ
] 95 :‫ا ْنتِقَ ٍام} [المائدة‬
183
5) Dan wajib sebab bersetubuh. ‫ط ِء‬ ْ ‫ال َو‬:
ْ :ِ‫ ال َّد ُم ْال َوا ِجبُ ب‬: ُ‫َو ْالخَا ِمس‬
Dam ini secara berurutan: ‫ بَ َدنَةٌ فَِإ ْن لَ ْم‬: ‫ب‬ِ ‫َوهُ َو َعلَى التَّرْ تِ ْي‬
Menyembelih unta Badanah,
‫يَ ِج ْدهَا فَبَقَ َرةٌ فَِإ ْن لَ ْم يَ ِج ْدهَا فَ َس ْب ٌع‬
apabila tidak menemukannya maka
1 ekor sapi, dan apabila tidak ‫ِمنَ ْال َغن َِم‬
menemukannya maka 7 ekor
kambing.
Ketika tidak menemukan Unta َ‫ة‬::::َ‫ َّو َم ْالبَ َدن‬::::َ‫ ْدهَا ق‬::::‫ِإ ْن لَ ْم يَ ِج‬::::َ‫ف‬
Badanah maka unta badanah ً ‫ا‬:::::‫ا طَ َعام‬:::::َ‫تَ َرى بِقِ ْي َمتِه‬:::::‫اش‬ ْ ‫َو‬
dikruskan, hasilnya digunakan
untuk membeli makanan dan
‫ا َم‬:‫ص‬َ ‫ ْد‬:‫ِإ ْن لَ ْم يَ ِج‬:َ‫ ِه ف‬:ِ‫ق ب‬ َ ‫ َّد‬:‫َص‬
َ ‫َوت‬
ً ‫ع َْن ُك ِّل ُم ٍّد يَوْ ما‬
menyedekahkanya. Apabila tidak
menemukan makanan, maka
berpuasa dari setiap satu mud satu

orang-orang miskin, atau berpuasa, seimbang dengan makanan yang


dikeluarkan itu, agar dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah
telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa kembali
mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Dan Allah Mahaperkasa,
memiliki (kekuasaan untuk) menyiksa.” (QS. Al-Maidah: 95)
Maksud “dengan sengaja” adalah seseorang yang ingat dengan ihramnya
dan sengaja membunuh hewan buruan itu. Maksud “sepadan” adalah
keserupaan pada bentuknya. Sedangkan perkara yang mendekati keserupaan
hewan buruan adalah bentuk hewan tersebut bukan jenisnya.
184
hari350.
Menyembelih kurban dan ‫ا ُم‬::‫ط َع‬ ْ ‫ي َواَل اِإْل‬ ُ ‫ ْد‬::َ‫َواَل يُجْ ِزُئهُ ْاله‬
memberikan makanan itu tidak ‫م‬:َ ْ‫و‬:::‫ص‬ ُ َ‫م َويُجْ ِزُئهُ َأ ْن ي‬:ِ‫ال َح َر‬:::ْ ِ‫ِإاَّل ب‬
mencukupi kecuali dilakukan di ُ ‫َحي‬
‫ ْيد‬: ‫ص‬
tanah haram351). Sedangkan berpuasa ِ
َ ‫ ُل‬: ‫ز قَ ْت‬:ُ ْ‫ْث َشا َء َواَل يَجُو‬
ُّ‫ ل‬:‫ َج ِر ِه َو ْال ُم ِح‬:‫ط ُع َش‬ ْ َ‫ْال َح َر ِم َواَل ق‬
mencukupi bagi seseorang
dimanapun ia mau. Tidak ‫في َذلِكَ َس َوا ٌء‬ ِ ‫م‬:ُ ‫َو ْال ُمحْ ِر‬
diperbolehkan membunuh hewan
buruan dan memotong pepohonan
tanah Haram. Orang yang halal dan
orang yang Ihram dalam hukum
masalah tersebut itu sama352.
350
) Dalil yang dijadikan hujjah akan kewajiban menyembelih unta adalah
fatwa sahabat mengenai hal tersebut. Imam Malik dalam kitab Muwattho’
(1/384) meriwayatkan dari Ibnu Abbas: “Sesungguhnya ia ditanyai mengenai
seorang laki-laki yang berhubungan badan dengan istrinya ketike mereka
berada di Mina sebelum melaksanakan Thawaf Ifadah. Maka Ibnu Abbas
memerintahkan orang tersebut untuk menyembelih seekor unta.”
Dalil serupa juga diriwayatkan dari Umar, putranya; Abdullah bin Umar,
dan Abu Hurairah. Pemindahan penyembelihan kepada seekor sapi, dan 7 ekor
kambing, disebabkan ketiga hewan ini dalam masalah kurban seperti halnya
unta.
Sedangkan peralihan kepada pemberian makan lalu berpuasa,
dikarenakan syari’at memindahkan penyembelihan hewan kepada dua hal ini
untuk memberikan pilihan. Sehingga seseorang bisa pindah kepada dua hal ini
ketika ia memiliki udzur untuk melaksanakannya secara berurutan.
351
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 95 :‫{هَ ْديًا ٰبلِ َغ ْال َك ْعبَ ِة…} [المائدة‬
“Sebagai kurban yang dibawa ke Kakbah…..” (QS. Al-Maidah: 95)
Oleh karena itu, diwajibkan memberikan daging dan makanan kepada
orang-orang miskin tanah Suci, baik itu orang yang mukim atau pendatang.
352
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah pada hari Fathu Makkah:
َ ‫« ِإ َّن هَ َذا ْالبَلَ َد َح َرا ٌم بِحُرْ َم ِة هللاِ ِإلَى يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة اَل يُع‬
َ ‫ْض ُد َشوْ ُكهُ َواَل يُنَفَّ ُر‬
‫ص ْي ُدهُ َواَل‬
» ُ‫يَ ْلتَقِطُ لُقَطَتَهُ ِإاَّل َم ْن َع َّرفَهَا َواَل ي ُْختَلَى خَ اَل ه‬
"Sesungguhnya negeri ini suci dengan pensucian Allah hingga hari kiamat.
Tidak boleh ditebang pepohonannya, tidak boleh diburu hewan buruannya dan
185
tidak ditemukan satupun barang temuan kecuali harus dikembalikan kepada
yang mengenalnya (pemiliknya) dan tidak boleh dicabut rumput basahnya.” 
Abbas bin Abdul Muthalib berkata: “Wahai Rasulullah, kecuali pohon
Idzkhir yang berguna untuk wewangian tukang besi penduduk Makkah, dan
rumah-rumah mereka.” Rasulullah bersabda: “Selain pohon Idzkhir.”
186
ِ ‫ َأ ْح َكا ُ^م ا ْلبُيُ ْو‬
‫ع‬
Hukum-hukum Jual beli

Macam-macam Jual beli


(Fasal) Jual beli itu ada 3 macam, :‫يَا َء‬: ‫ةُ َأ ْش‬: َ‫ع ثَاَل ث‬ ُ ْ‫و‬::ُ‫ ْالبُي‬:)‫ص ^ ٌل‬ْ َ ‫(ف‬
yaitu: Menjual sesuatu yang bisa ‫ ُع‬:ْ‫ َوبَي‬، ‫ز‬:ٌ ‫اِئ‬:‫بَ ْي ُع َع ْي ٍن ُم َشاهَ َد ٍة فَ َج‬
dilihat, hukumnya adalah
‫في ال ِّذ َّم ِة‬
ِ ‫ف‬ :ٍ ْ‫و‬:::::‫ص‬ ُ ْ‫ ْي ٍء َمو‬:::::‫َش‬
diperbolehkan353), Menjual sesuatu
yang telah disifati dalam ‫فَةُ َعلَى‬: ‫الص‬ ِّ ‫ت‬ ِ ‫ َد‬:‫ز ِإ َذا ُو ِج‬:ٌ ‫اِئ‬::‫فَ َج‬
tanggungan seseorang, hukumnya ‫ ٍة لَ ْم‬: َ‫ ُع غَاِئب‬: ‫ ِه َوبَ ْي‬: ِ‫فَ ب‬: ‫ص‬ ِ ‫ا ُو‬::‫َم‬
adalah diperbolehkan apabila .‫تُ َشاهَ ْد فَاَل يَجُوْ ُز‬
ditemukan sifat yang telah diuraikan

353
) Dalil yang menjelaskan disyari’atkannya jual beli antara lain:
 Al-Qur’an, diantaranya adalah firman Allah:
] 275 :‫{ َوَأ َح َّل هللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّربَا} [البقرة‬
“Dan Allah menghalalkan jual beli, dan mengharamkan riba.” (QS. Al-
Baqarah: 275)
 Hadits, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Hakim (2/10):
Suatu ketika, Rasulullah diberi pertanyaan: “Pekerjaan apakah yang baik?”
Rasulullah bersabda:
»‫ َو ُكلُّ بَي ٍْع َم ْبرُوْ ٍر‬، ‫« َع َم ُل ال َّر ُج ُل بِيَ ِد ِه‬
“Pekerjaan seorang laki-laki dengan kedua tangannya dan setiap jual beli
yang baik.” Yakni jual beli yang tidak ada tipu daya dan khianat.
187
oleh orang yang memesan, Menjual
sesuatu yang tidak ada dan tidak
bisa dilihat, maka hukumnya tidak
diperbolehkan354).
Sah menjual sesuatu yang suci, bisa ٍ :َ‫صحُّ بَ ْي ُع ُكلِّ طَا ِه ٍر ُم ْنتَف‬
‫ ِه‬:ِ‫ع ب‬: ِ َ‫َوي‬
diambil kemanfaatannya dan ‫ ُع َع ْي ٍن‬:::ْ‫حُّ بَي‬:::‫ص‬ ٍ ْ‫و‬:::ُ‫َم ْمل‬
ِ َ‫ك َواَل ي‬
dimiliki355). Dan tidak sah menjual
‫نَ َج َس ٍة َواَل َما اَل َم ْنفَ َعةَ فِ ْي ِه‬
setiap perkara najis dan perkara
yang tidak bisa diambil
kemanfaatannya356).

Riba
(Fasal) Riba hukumnya adalah ْ َ ‫(ف‬
‫ َوالرِّ بَا َح َرا ٌم َواِنَّ َما‬:)‫ص ٌل‬
354
) Dikarena pada akad tersebut terdapat unsur Gharar yaitu adanya
kekhawatiran terjadianya tipudaya dan penipuan. Dan Rasulullah telah
melarang jual beli yang mengandung unsur Gharar, seperti hadits yang
diriwayatkan Imam Muslim (1513)
355
) Menjual barang yang tidak dimiliki hukumnya tidak Sah, hal ini dikarenakan
sabda Rasulullah:
»ُ‫« َواَل بَ ْي َع اِالَّ فِ ْي َما تَ ْملِك‬
“Tidak sah jual beli selain atas barang yang kau miliki.” Hadits diriwayatkan
oleh Imam Abu Daud (2190)
356
) Perkara yang bisa diambil manfaatnya dari sudut pandang Syara’, seperti
arak, babi, permainan yang bisa melalaikan, dan lain sebagainya.
Imam Bukhari (2121) dan Imam Muslim (1581) meriwayatkan dari Jabir:
Sesungguhnya ia mendengar Rasulullah bersabda pada hari pembebasan kota
Makkah: “Sesungguhnya Allah dan rasul-Nya mengharamkan jual beli arak,
bangkai, babi, dan berhala.” Seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah, Lantas
bagaimana dengan lemak bangkai. Sesungguhnya orang-orang menjadikannya
minyak untuk perahu mereka, menyamak kulit, dan digunakan untuk lentera-
lentera mereka? Rasulullah bersabda:
»ُ‫ ثُ َّم بَا ُعوْ هُ فََأ َكلُوْ ا ثَ َمنَه‬،ُ‫ ِإ َّن هللاَ لَ َّما َح َّر َم ُشحُوْ َمهَا َج َملُوْ ه‬، ‫« قَاتَ َل هللاُ ْاليَهُوْ َد‬
“Semoga Allah memerangi orang Yahudi. Sesungguhnya ketika Allah
mengharamkan kulit bangkai, mereka malah mencarikannya, kemudian
menjualnya, dan lalu memakan harganya.”
188
Haram. Riba terdapat pada emas, َّ ِ‫ب َو ْالف‬
‫ض ِة‬ ِ َ‫في ال َّذه‬ِ ُ‫يَ ُكوْ ن‬
perak, dan beberapa makanan357). ‫ت َواَل يَجُوْ ُز بَ ْي ُع‬ ِ ‫طعُوْ َما‬ ْ ‫َو ْال َم‬
Tidak diperbolehkan menjual emas
َ‫ض ِة َك َذلِك‬ َّ ِ‫ب َو ْالف‬ِ َ‫ب بِال َّذه‬ ِ َ‫ال َّذه‬
yang dibeli dengan emas, dan
menjual perak dibeli dengan perak, ‫ِإاَّل ُمتَ َماثِاًل نَ ْقدًا‬
kecuali berat timbangan keduanya
sama dan dibayar dengan kontan358).
Tidak sah menjual barang yang َ ِ‫َوالَ بَ ْي ُع َما ا ْبتَا َعهُ َحتَّى يَ ْقب‬
ُ ‫ضه‬
telah dibeli sebelum barang tersebut ‫َواَل بَ ْي ُع ْاللَحْ ِم بِ ْال َحيَ َوا ِن َويَجُوْ ُز‬
diterima359) Tidak sah menjual
357
) Arti Riba secara Syara’ telah menjadi jelas dengan perkara-perkara yang
telah disebutkan diatas. Riba secara bahasa adalah penambahan. Sedangkan
secara Syara’ adalah salah satu bagian transaksi yang secara pasti memiliki
unsur penambahan dengan satu cara khusus, dimana cara tersebut bertentangan
dengan pondasi Syar’iat Islam.
Transaksi-transaksi yang mengandung unsur Riba termasuk dari kategori
dosa besar. Dalil-dalil yang mengharamkan Riba, antara lain:
 Al-Qur’an, yakni Firman Allah:
] 275 :‫{ َوَأ َح َّل هللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّربَا} [البقرة‬
“Dan Allah menghalalkan jual beli, dan mengharamkan riba.” (QS. Al-
Baqarah: 275)
 Hadits: Diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
(1598) dari Jabir, ia berkata:
َ َ‫ َوق‬، ‫ َو َشا ِه َد ْي ِه‬، ُ‫ َو َكاتِبَه‬، ُ‫ َو ُموْ ِكلَه‬،‫ آ ِك َل ال ِّربَا‬ ِ ‫لَ َعنَ َرسُو ُل هللَا‬
 ‫ هُ ْم َس َوا ٌء‬: ‫ال‬
“Rasulullah melaknat pemakan riba, wakilnya, penulisnya, dan dua orang
saksinya. Beliau bersabda: “Mereka itu sama”.
Arti “Mereka itu sama” yakni mereka sama dalam melakukan perbuatan
maksiat dan dosa.
358
) Hal ini dikarenakan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (1588) dari
Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda:
‫ فَ َم ْن‬,‫ض ِة َو ْزنا ً بِ َو ْز ٍن ِم ْثاًل بِ ِم ْث ٍل‬
َّ ِ‫ضةُ بِ ْالف‬
َّ ِ‫ َو ْالف‬،‫ب َو ْزنا ً بِ َو ْز ٍن ِم ْثاًل بِ ِم ْث ٍل‬ َّ ِ‫لذهَبُ ب‬
ِ َ‫الذه‬ َّ َ‫«ا‬
‫َأ‬
»‫َزا َد وْ اِ ْستَ َزا َد فَهُ َو ِربًا‬
“Diperbolehkan menjual) emas dengan emas yang sama timbangannya dan
sama sebanding, dan perak dengan perak yang sama timbangannya dan sama
sebanding. Barangsiapa menambah atau meminta tambahan maka itu riba.”
Menurut riwayat Abu Sa’id: “Saling menerima.”
189
daging dibeli dengan hewan360). Dan ‫اضاًل‬ َّ ِ‫ب َو ْالف‬
ِ َ‫ض ِة ُمتَف‬ ِ َ‫بَ ْي ُع ال َّذه‬
diperbolehkan menjual emas dibeli ‫نَ ْقدًا‬
dengan perak dengan adanya selisih
dan kontan361).
Demikian juga dengan beberapa ‫ات اَل يَجُوْ ُز‬ :ُ ‫طعُوْ َم‬ ْ ‫ك ْال َم‬
َ ِ‫َو َك َذل‬
makanan, tidak diperbolehkan ْ
‫س ِم ْنهَا بِ ِمثلِ ِه ِإاَّل‬ِ ‫بَ ْي ُع ْال ِج ْن‬
menjual satu jenis dari beberapa
359
) Imam Bukhari (2028) meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: Perkara
yang Rasulullah larang adalah makanan yang jual sampai makanan itu
diterima. Ibnu Abbas berkata: Aku tidak menilai segala sesuatu kecuali seperti
ini. Maksudnya seperti makanan yang tidak boleh dijual kecuali setelah
diterima.
360
) Dikarenakan terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Tsamurah:
» ‫ نَهَى ع َْن بَي ِْع ال َّشا ِة بِ ْاللَحْ ِم‬ ‫ي‬
َّ ِ‫« اَ َّن النَّب‬
“Sesungguhnya Rasulullah melarang menjual kambing dibeli dengan daging.”
(HR. Imam Hakim :2/35).
Ia berkata: Hadits ini Sahih sanadnya. Para rawi hadits ini mulai awal
hingga akhir adalah para Imam, Hafidz, dan orang-orang Tsiqah.
Imam Malik meriwayatkan dalam kitab Muwatha’ (2/655) secara Mursal
dari Said bin Musayyib:
» ‫ان بِ ْاللَحْ ِم‬
ِ ‫ نَهَى ع َْن بَي ِْع ْال َحيَ َو‬ ‫ي‬
َّ ِ‫« اَ َّن النَّب‬
“Sesungguhnya Rasulullah melarang menjual hewan dibeli dengan daging.”
361
) Imam Muslim (1587) meriwayatkan dari Ubadah bin Shamit, ia berkata:
Rasulullah bersabda:
، ‫ َوالتَّ ْم ُر بِالتَّ ْم ِر‬، ‫ َوال َّش ِع ْي ُر بِال َّش ِعي ِْر‬، ‫ َو ْالبُرُّ بِ ْالبُ ِّر‬، ‫ض ِة‬
َّ ِ‫ضةُ بِ ْالف‬
َّ ِ‫ َو ْالف‬، ‫ب‬ ِ َ‫«ال َّذهَبُ بِال َّذه‬
‫َأل‬ ْ
ْ ْ
َ‫ فَِإ َذا اختَلَفَت هَ ِذ ِه ا صْ نَافُ فَبِيعُوا َك ْيف‬، ‫ يَدًا بِيَ ٍد‬،‫ َس َوا ًء بِ َس َوا ٍء‬،‫ح َمثَال بِ ِمث ٍل‬ ً ِ ‫َو ْال ِم ْل ُح بِ ْال ِم ْل‬
» ‫ِشْئتُ ْم ِإ َذا َكانَ يَدًا بِيَ ٍد‬
“Emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan
gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum) dijual dengan sya’ir, kurma dijual
dengan kurma, dan garam dijual dengan garam, dengan takara yang sama
dan dibayar dengan kontan. Ketika sifat-sifat ini berbeda, maka jualah semau
kalian apabila dibayar dengan kontan.”
Imam Bukhari (2070) dan Imam Muslim (2589) meriwayatkan dari Bara’
bin Azib dan Zaid bin Arqam:
ِ ‫ب بِ ْال َو ِر‬
» ‫ق َد ْينًا‬ ِ َ‫ ع َْن بَي ِْع ال َّذه‬ ِ‫« نَهَى َرسُو ُل هللا‬
“Rasulullah melarang menjual emas dibeli dengan perak dengan cara
190
makanan dengan sejenisnya kecuali ِ ‫ُمتَ َماثِاًل نَ ْقدًا َويَجُوْ ُز بَ ْي ُع ْال ِج ْن‬
‫س‬
sama timbangannya dan kontan362). ‫اضاًل نَ ْقدًا َواَل‬
ِ َ‫ِم ْنهَا بِ َغي ِْر ِه ُمتَف‬
Diperbolehkan menjual satu jenis
‫ز بَ ْي ُع ْال َغ َر ِر‬:ُ ْ‫يَجُو‬
dari beberapa makanan dengan jenis
yang lain dengan adanya selisih
timbangannya dan kontan363). Tidak
diperbolehkan menjual barang yang
samar (tidak jelas)364).
hutang.”
362
) Imam Muslim (1588) meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:
Rasulullah bersabda:
‫ح ِم ْثالً بِ ِم ْث ٍل يَدًا بِيَ ٍد فَ َم ْن‬
ِ ‫ير َو ْال ِم ْل ُح بِ ْال ِم ْل‬
ِ ‫« التَّ ْم ُر بِالتَّ ْم ِر َو ْال ِح ْنطَةُ بِ ْال ِح ْنطَ ِة َوال َّش ِعي ُر بِال َّش ِع‬
» ُ‫ت َأ ْل َوانُه‬ ْ ‫َزا َد َأ ِو ا ْستَ َزا َد فَقَ ْد َأرْ بَى ِإالَّ َما‬
ْ َ‫اختَلَف‬
“Kurma dibeli dengan kurma, gandum dibeli dengan gandum, syair dibeli
dengan syair, garam dibeli dengan garam, dengan timbangan yang sama, dan
dibayar dengan kontan. Barang siapa yang memberi tambahan atau meminta
tambahan, maka ia telah berbuat Riba, selain perkara yang berbeda-beda
jenisnya.”
Yakni jenisnya berbeda-beda, maka diperbolehkan menjualnya secara
lebih dan kontan.
Imam Bukhari (2089) dan Imam Muslim (1593) meriwayatkan dari Abu
Said Al-Khudri dan Abu Hurairah:
Sesungguhnya Rasulullah menjadikan Amil seorang laki-laki atas
Khaibar. Suatu ketika ia datang menemui Rasulullah dengan membawa kurma
yang bagus. Rasulullah bersabda: “Apakah semua kurma Khaibar itu seperti
ini?” Laki-laki itu menjawab: “Tidak, demi Allah. Kami membeli kurma ini
satu Sha’ dengan kurma dua Sha’, dua Sha’ dibeli dengan tiga Sha’.”
Rasulullah bersabda:
» ‫« فَالَ تَ ْف َعلْ بِ ِع ْال َج ْم َع بِال َّد َرا ِه ِم ثُ َّم ا ْبتَ ْع بِال َّد َرا ِه ِم َجنِيبًا‬
“Jangan lakukan itu. Juallah kurma yang jelek dengan beberapa dirham.
Kemudian belilah kurma yang bagus dengan beberapa dirham.”
363
) Lihat catatan kaki nomer: 2 halaman: 223, nomer: 2 halama: 224.
364
) Bai’ Gharar adalah jual beli yang di dalamnya masih terdapat sesuatu yang
tidak diketahui. Jual beli Gharar dijadikan diantara perkara yang masih
memiliki kemungkinan memberi manfaat dan bahaya, dan tidak diketahui
labanya. Seperti menjual janin hewan yang masih berada dalam kandungan,
susu di dalam kantong susu, perkara yang tidak diketahui jenisnya, dan lain
191
Khiyar (Memilih barang)
(Fasal) Dua orang yang menjual ‫ار َما‬ ِ َ‫ان بِ ْال ِخي‬ ِ ‫ َو ْال ُمتَبَايِ َع‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
dan membeli diperkenakan memilih ‫تَرطَا‬:::‫ش‬
ِ ْ َ‫ا َأ ْن ي‬:::‫ا َولَهُ َم‬:::َ‫لَ ْم يَتَفَ َّرق‬
selama keduanya belum berpisah .
365)
‫ َد‬:‫ ِة َأي ٍَّام َوِإ َذا ُو ِج‬:َ‫ْال ِخيَا َر ِإلَى ثَاَل ث‬
Diperbolehkan bagi keduanya untuk
melakukan perjanjian memilih ُ‫ َر ُّده‬:‫بِ ْال َمبِي ِْع َعيْبٌ فَلِ ْل ُم ْشت َِرى‬
sampai tiga hari366). Ketika pada
barang yang dijual terdapat cacat
maka bagi orang yang membeli
diperbolehkan untuk
mengembalikannya367).
sebagainya.
Imam Muslim (1513) meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:
»‫صا ِة َوع َْن بَي ِْع ْالغ ََر ِر‬
َ ‫ ع َْن بَي ِْع ْال َح‬ ِ‫« نَهَى َرسُو ُل هللا‬
“Rasulullah melarang jual beli (dengan metode) batu kerikil, dan Gharar.”
Jual beli (dengan metode) batu kerikil adalah ketika pembeli membeli
barang dalam keadaan yang masih belum diketahui. Lantas ia melempar
barang tersebut menggunakan batu kerikil. Barang yang terkena lemperan batu
itu, maka itu adalah barang yang dibeli.
365
) Imam Bukhari (2005) dan Imam Muslim (1531) meriwayatkan daru
Abdullah bin Umar: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
ِ َ‫صا ِحبِ ِه َما لَ ْم يَتَفَ َّرقَا ِإاَّل بَ ْي َع ْال ِخي‬
»‫ار‬ ِ َ‫«ال ُمتَبَايِ َعا ِن ُكلُّ َوا ِح ٍد ِم ْنهُ َما بِ ْال ِخي‬
َ ‫ار َعلَى‬ ْ
“Penjual dan pembeli diantara mereka memiliki hak khiyar atas kawan
mereka selagi mereka berdua belum berpisah kecuali jual beli khiyar.”
366
) Imam Bukhari (2011) dan Imam Muslim (1533) meriwayatkan dari Abdullah
bin Umar: Sesungguhnya seorang laki-laki bercerita kepada Rasulullah bahwa
ia telah ditipu ketika jual beli. Rasulullah bersabda:
»َ‫«ِإ َذا بَايَعْتَ فَقُلْ اَل ِخاَل بَة‬
“Ketika kau melakukan jual beli, maka katakanlah: Jangan menipu.”
Sedangnkan menurut riwayat Imam Baihaqi (5/273) dengan sanad yang
baik, Rasulullah bersabda:
َ َ‫في ُكلِّ ِس ْل َع ِة ا ْبتَ ْعتَهَا ثَال‬
»‫ث لَيَا ٍل‬ ِ َ‫«ثُ َّم اَ ْنتَ بِ ْال ِخي‬
ِ ‫ار‬
“Kemudian kau memiliki hak khiyar atas setiap perkara yang kalian beli
selama 3 hari.”
367
) Imam Bukhari (2041) dan Imam Muslim (1515) meriwayatkan dari Abu
192
Tidak diperbolehkan menjual buah- ‫ا ً ِإاَّل‬:‫طلَق‬ْ ‫ر ِة ُم‬:
َ :‫َواَل يَجُوْ ُز بَ ْي ُع الثَّ َم‬
buahan secara mutlak kecuali ‫صاَل ِحهَا َواَل بَ ْي ُع َما فِ ْي ِه‬ َ ‫بَ ْع َد بُد ُِّو‬
setelah buah-buahan itu nampak َّ ‫اَّل‬ ً ْ
matang368). Tidak diperbolehkan
َ‫ ِإ اللبَن‬:‫ال ِّربَا بِ ِج ْن ِس ِه َرطبا‬
menjual barang yang didalamnya
terdapat riba369) dengan barang yang
sejenis denganya, dalam keadaaan
basah kecuali air susu370).

Hurairah, dari Rasulullah. Beliau bersabda:


‫صرُّ وا اِإْل بِ َل َو ْال َغنَ َم فَ َم ْن ا ْبتَا َعهَا بَ ْع ُد فَِإنَّهُ بِ َخي ِْر النَّظَ َري ِْن بَ ْع َد َأ ْن يَحْ تَلِبَهَا ِإ ْن َشا َء‬
َ ُ‫«اَل ت‬
»‫صا َع تَ ْم ٍر‬ َ ‫ك َوِإ ْن َشا َء َر َّدهَا َو‬ َ ‫َأ ْم َس‬
“Janganlah kalian mentasriyyah unta dan kambing. Maka barang siapa
membeli susu dari hasil tasriyyah, ia boleh memilih dua hal yang dipandang
lebih baik setelah susu selesai diperas. Jika ia tidak keberatan, ia boleh
menahannya dan jika keberatan, ia boleh mengembalikannya beserta satu sha’
kurma.”
Maksud dari Tasriyyah adalah unta dan kambing tidak diperah susunya
selama beberapa hari, atau terkadang kantong susunya diikat dengan tali
sampai susu terkumpul banyak dan pembeli menduga bahwa kambing atau
unta itu memiliki kantong susu yang besar. 
Oleh sebab itu, pembeli diperkenankan untuk mengembalikan hewan
tersebut apabila diketahui bahwa hewan itu ditasriyyah. Dan hadits ini adalah
dalil yang menetapkan adanya Khiyar mengembalikan barang yang dibeli
sebab cacat.
368
) Imam Bukhari (2082) dan Imam Muslim (1534) meriwayatkan dari Abdullah
bin Umar:
‫صاَل ُحهَا نَهَى ْالبَاِئ َع َو ْال ُم ْبتَا َع‬ ِ ‫ نَهَى ع َْن بَي ِْع الثِّ َم‬ ِ‫َأ َّن َرسُو َل هللا‬
َ ‫ار َحتَّى يَ ْبد َُو‬
“Sesungguhnya Rasulullah melarang menjual buah-buahan sampai tampak
matang. Rasulullah melarang bagi pejual dan pembeli.”
Dalam riwayat Imam Muslim: Rasulullah bersabda:
َ ‫صالَ ُحهُ َوت َْذه‬
»ُ‫َب َع ْنهُ اآلفَة‬ َ ‫«الَ تَ ْبتَاعُوا الثَّ َم َر َحتَّى يَ ْب ُد َو‬
“Janganlah kalian menjual buah-buahan sampai tampak matang, dan bahaya
yang dikandungnya hilang.”
369
) Yakni perkara yang mengandung ‘Illat Ribawi. Yaitu barang yang memiliki
harga, atau barang yang berupa makanan.
370
) Dikarenakan pada masalah air susu di dalamnya terdapat unsur kesamaan
193
Salam (Akad pemesanan barang)
(Fasal) Akad salam hukumnya ً‫اال‬::‫لَ ُم َح‬::‫الس‬
َّ ُّ‫ح‬::‫ص‬ ِ َ‫ َوي‬:)‫ص^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
sah dengan cara kontan maupun
371)
ُ‫هَ َخ ْمس‬:‫ َل فِ ْي‬:‫ا تَ َكا َم‬::‫ فِ ْي َم‬:ً‫َو ُمَؤ َّجال‬
tempo pada perkara yang telah
ْ ‫وْ نَ َم‬::‫ َأ ْن يَ ُك‬: َ‫ َراِئط‬::‫َش‬
:ً‫بُوْ طا‬::‫ض‬
memenuhi 5 syarat, yaitu: Barang
yang dipesan (Muslam Faih) ‫صفَ ِة‬
ِّ ‫بِال‬
didefinisikan (dijelaskan) dengan

jenis. Adapun pada barang selainnya seperti anggur dan lain sebagainya, tidak
jelas terdapat unsur kesamaan jenis seperti ini.
371
) Dalil yang menjelaskan halalnya akad Salam adalah:
 Al-Qur’an, Firman Allah:
]282 :‫{يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم بِ َدي ٍْن ِإلَى َأ َج ٍل ُم َس ّمًى فَا ْكتُبُوهُ} [البقرة‬
“Wahai orang-orang yang beriman, ketika kalian berhutang dengan masa
yang pasti, maka catatlah.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Ibnu Abbas berkata: “Dalam ayat ini, Allah menghendaki akad Salam.”
 Hadits, seperti hadits Imam Bukhari (2125) dan Imam Muslim (1604) yang
meriwayatkan dari Ibnu Abbas: Saat Rasulullah tiba di kota Madinah, beliau
menemukan penduduk Madinah melakukan Akad Salam dengan kurma selama
2 dan 3 tahun. Rasulullah bersabda:
ٍ ُ‫وم ِإلَى َأ َج ٍل َم ْعل‬
» ‫وم‬ ٍ ُ‫وم َو َو ْز ٍن َم ْعل‬ ْ ِ‫« َم ْن َأ ْسلَفَ فِى َش ْيٍئ فَ ْليُ ْسل‬
ٍ ُ‫ف فِى َكي ٍْل َم ْعل‬
“Barang siapa melakukan akad Salam pada suatu barang, maka hendaknya ia
melakukan akad salam pada takaran dan timbangan yang diketahui, sampai
masa yang diketahui.”
194
sifat
Barang yang dipesan tidak ْ :ِ‫ا ً لَ ْم يَ ْختَل‬: ‫وْ نَ ِج ْنس‬::‫َوَأ ْن يَ ُك‬
‫ ِه‬: ِ‫ط ب‬:
bercampur dengan jenis yang lain, ‫ ِه‬: ِ‫هُ النَّا ُر ِإِل َحالَت‬: ‫ ُرهُ َولَ ْم تَ ْد ُخ ْل‬: ‫َغ ْي‬
Barang yang dipesan tidak
‫ا َواَل ِم ْن‬::::ً‫وْ نَ ُم َعيَّن‬::::‫َوَأ ْن اَل يَ ُك‬
dipanaskan dengan api untuk
merubahnya, Barang yang dipesan ‫ُم َعيَّ ٍن‬
bukan barang yang ditentukan372)

372
) Yakni barang yang dipesan. Karena hakikatnya akad Salam itu adalah
hutang.
195
dan bukan barang yang tempatnya
ditentukan,
Mengenai keabsahan Muslam Faih ِ ِ‫ثُ َّم ل‬
ُ‫ة‬::َ‫ ِه ثَ َمانِي‬::ْ‫لَم فِي‬::‫ َّح ِة ال ُم ْس‬::‫ص‬
(barang pesanan) terdapat 8 syarat, ‫ َد‬::ْ‫فَّهُ بَع‬::‫ص‬ِ َ‫ َو َأ ْن ي‬::ُ‫ َوه‬: َ‫ َراِئط‬::‫َش‬
yaitu: Apabila seseorang menyifati
barang pesanan setelah
‫ت‬ِ ‫فَا‬: ‫الص‬ِّ ِ‫ ِه ب‬:‫ ِه َونَوْ ِع‬: ‫ر ِج ْن ِس‬: ِ :‫ِذ ْك‬
menyebutkan jenis, dan macamnya ُ‫الَّتِي يَ ْختَلِفُ بِهَا الثَّ َمن‬

196
dengan sifat-sifat yang
menyebabkan perbedaan harga.
Apabila pemesan barang ْ َ‫َوَأ ْن ي‬
‫ا يَ ْنفِى‬::::‫ ْد َرهُ بِ َم‬::::َ‫ذ ُك َر ق‬::::
menyebutkan ukuran barang yang ‫َؤ َّجاًل‬::‫انَ ُم‬::‫هُ َوِإ ْن َك‬:‫ةَ َع ْن‬: َ‫ْال َجهَال‬
dipesan dengan perkara yang bisa
menghilangkan ketidaktahuan akan
َ‫وْ ن‬:::::‫ َر َو ْقتَ َم َحلِّ ِه َوَأ ْن يَ ُك‬:::::‫َذ َك‬
barang tersebut, Apabila akad ‫في‬
ِ ‫اق‬ :ِ َ‫تِحْ ق‬:::‫ َد ااْل ِ ْس‬:::‫وْ دًا ِع ْن‬:::ُ‫َموْ ج‬

197
tersebut tempo, maka pemesan ِ ِ‫ْالغَال‬
‫ب‬
menyebutkan tempat dan waktu
pembayaran, Barang pesanan itu
pada umumnya harus ada ketika
akan dimiliki
Apabila pemesan barang ‫ ِه َوَأ ْن‬::‫ْض‬ ِ ْ‫ذ ُك َر َمو‬::
ِ ‫ع قَب‬:َ ::‫ض‬ ْ َ‫َوَأ ْن ي‬
menyebutkan tempat penerimaan ‫ا َوَأ ْن‬:::::::‫وْ نَ الثَ َمنُ َم ْعلُوْ ًم‬:::::::‫يَ ُك‬
barang pesanan, Harga barang
pesanan diketahui373), Barang
َ‫وْ ن‬::‫ق َوَأ ْن يَ ُك‬
ِ ُّ‫ر‬::َ‫ضا قَب َْل التَّف‬ َ َ‫يَتَقَاب‬
pesanan harus diterima sebelum ‫ا ُر‬::َ‫َاج ًزا اَل يَ ْد ُخلُهُ ِخي‬ ِ ‫َع ْق ُد ال َّسلَ ِم ن‬
keduanya berpisah374), Akad salam ‫ال َّشرْ ِط‬
tetap berlaku selama tidak dimasuki

373
) Dalil dari syarat-syarat Akad salam yang telah disebutkan adalah firman
Allah yang terdapat dalam ayat:
]282 :‫{يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم بِ َدي ٍْن ِإلَى َأ َج ٍل ُم َس ّمًى فَا ْكتُبُوهُ} [البقرة‬
“Wahai orang-orang yang beriman, ketika kalian berhutang dengan masa
yang pasti, maka catatlah.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Dan sabda Rasulullah:
ٍ ُ‫وم ِإلَى َأ َج ٍل َم ْعل‬
»‫وم‬ ٍ ُ‫وم َو َو ْز ٍن َم ْعل‬ ْ ِ‫« َم ْن َأ ْسلَفَ فِى َش ْيٍئ فَ ْليُ ْسل‬
ٍ ُ‫ف فِى َكي ٍْل َم ْعل‬
“Barang siapa melakukan akad Salam pada suatu barang, maka hendaknya ia
melakukan akad salam pada takaran dan timbangan yang diketahui, sampai
masa yang diketahui.”
Firman Allah dan Hadits inilah diambil dalil atas syarat-syarat di atas yang masih
belum disebutkan dalilnya.
374
) Yakni apabila penjual yang menerima akad Salam (pesanan) menerima
pokok uang barang yang dipesan ketika keduanya berada di tempat akad. Hal
ini berdasarkan sabda Rasulullah:
ْ ِ‫« َم ْن َأ ْسلَفَ فِى َش ْيٍئ فَ ْليُ ْسل‬
» ... ‫ف‬
“Barang siapa melakukan akad Salam pada suatu barang, maka hendaknya ia
melakukan akad salam…”
Dan keterangan seperti inilah arti dari hadits tersebut. Wallahu A’lam.
198
Khiyar Syarat375).

Rahn (Pegadaian)
(Fasal) Setiap perkara yang boleh َ‫ َو ُكلُّ َما َجازَ بَ ْي ُعهُ َجاز‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
dijual maka boleh digadai pada ْ ‫ ُّديُوْ ِن ِإ َذا‬:::‫في ال‬
hutang376) yang tetap dalam
‫تَقَ َّر‬:::‫اس‬ ِ ُ‫ه‬:::ُ‫َر ْهن‬
tanggungannya. Seseorang yang
ِّ
‫رَّا ِه ِن‬::::::‫في الذ َّم ِة َولِل‬ ِ ‫ا‬::::::َ‫ثُبُوْ تُه‬
menggadaikan barang boleh ُ‫ع فِ ْي ِه َما لَ ْم يَ ْقبِضْ ه‬
:ُ ْ‫الرُّ جُو‬
meminta kembali barang yang
digadaikan selama barang tersebut
belum diterima oleh orang yang

375
) Karena akad Salam apabila dilihat dari segi barang yang hendak dibeli masih
belum ada, termasuk dalam kategori Gharar. Sedangkan Khiyar Syarat apabila
dilihat dari segi memiliki kekhawatiran digagalkan atau diteruskan, termasuk
dalam kategori Gharar. Oleh sebab itu, akad yang memiliki dua kemungkinan
Gharar tidak boleh disatukan.
376
) Dalil yang menjelaskan akad Rahn adalah firman Allah:
َ ‫َان َم ْقبُو‬
]283 :‫ضةٌ} [البقرة‬ ٌ ‫{ َوِإ ْن ُك ْنتُ ْم َعلَى َسفَ ٍر َولَ ْم تَ ِجدُوا َكاتِبًا فَ ِره‬
“Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang
penulis, maka hendaklah ada barang gadaian (jaminan) yang dipegang.” (QS.
Al-Baqarah: 293)
Akad Rahn hukumnya sah baik dilakukan ketika bepergian, atau tidak.
Imam Bukhari (1926) dan Imam Muslim (1603) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah:
»‫ط َعا ًما ِإلَى َأ َج ٍل َو َرهَنَهُ ِدرْ عًا لَهُ ِم ْن َح ِدي ٍد‬
َ ٍّ‫ ا ْشتَ َرى ِم ْن يَهُو ِدى‬ ِ‫«َأ َّن َرسُو َل هللا‬
“Sesungguhnya Rasulullah membeli makanan kepada seorang Yahudi sampai
waktu tertentu, dan beliau memberi gadai kepadanya dengan baju perang
yang terbuat dari besi.”
199
menerima gadaian377).
Seseorang yang menerima barang َّ‫رْ تَ ِهنُ ِإال‬:::::::‫ َمنُهُ ْال ُم‬:::::::‫ض‬ ْ َ‫َواَل ي‬
gadaian tidak wajib mengganti ‫ق‬ ْ
ِّ :‫ْض ال َح‬َ ‫ض بَع‬ َ َ‫ َوِإذا قب‬:‫بِالتَّ َع ِّدى‬
َ َ
barang tersebut kecuali karena
‫ َّر ْه ِن َحتَّى‬: ‫لَ ْم يَ ْخرُجْ َش ْي ٌء ِمنَ ال‬
kecerobohannya378). Ketika orang
yang menerima barang gadaian ُ‫ض َي َج ِم ْي َعه‬ِ ‫يَ ْق‬
sudah menerima sebagian dari
haknya maka tidak wajib
mengeluarkan sesuatu dari gadaian
sampai orang yang menggadaikan
itu mengembalikan seluruh haknya

Hajr (Pencegahan membelanjakan harta)


(Fasal) Hajr (pencegahan ‫ ُر َعلَى‬::::::::ْ‫ َو ْال َحج‬:)‫ص^^^^^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
membelanjakan harta) itu pada 6 ُ‫صبِ ُّي َو ْال َمجْ نُوْ نُ َوال َّسفِ ْيه‬
َّ ‫ال‬: ‫ِستَّ ٍة‬
377
) Diperbolehkan bagi seseorang yang menggadaikan barang diperbolehkan
meminta kembali barang yang digadaikan selama orang yang menerima
gadaian belum menerima barang yang digadaikan. Karena firman Allah:
َ ‫َان َم ْقبُو‬
] 283 :‫ضةٌ} [البقرة‬ ٌ ‫}فَ ِره‬
“Maka hendaklah ada barang gadaian (jaminan) yang dipegang.” (QS. Al-
Baqarah: 293)
Oleh sebab itu, akad Rahn hukumnya belum tetap selama belum terjadi
serah terima barang gadaian.
378
) Hal ini dikarenakan sabda Rasulullah:
» ُ‫ َو َعلَ ْي ِه ُغرْ ُمه‬، ُ‫ لَهُ ُغ ْن ُمه‬، ُ‫صا ِحبِ ِه الَّ ِذي َرهَنَه‬ ُ َ‫« اَل يَ ْغل‬
َ ‫ق ال َّرهْنُ ِم ْن‬
“Barang yang digadai tidak bisa menutup (kepemilikan) dari orang yang
menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung nafkah (dan
biaya barang gadaian).”
Maksud dari “Barang yang digadai tidak bisa menutup (kepemilikan)”
adalah seseorang yang menerima barang gadaian tidak memiliki hak atas
barang gadaian ketika orang yang menggadaikan barangnya tidak memutus
akad gadai tersebut. Sedangkan maksud “dari orang yang menggadaikannya”
adalah akad Rahn itu berada dalam tanggungan sang pemilik barang. Oleh
sebab itu, orang yang menerima barang gadaian tidak wajib mengganti kecuali
karena kecerobohannya.
200
orang, yaitu: anak kecil, orang gila, ‫ ِه َو ْال ُم ْفلِسُ الَّ ِذي‬::::ِ‫ ِّذ ُر لِ َمال‬::::َ‫ْال ُمب‬
orang yang menyia-nyiakan ُ‫ارْ تَ َكبَ ْتهُ ال ُّديُوْ ن‬
hartanya379), dan orang bangkrut
yang terlilit hutang380).
Orang sakit (yang dihajr)381) pada ِ ُ‫ا زَا َد َعلَى الثُّل‬::‫ريْضُ فِ ْي َم‬:
‫ث‬ ِ :‫َو ْال َم‬
ِ ُ‫ه‬:::َ‫ْؤ َذ ْن ل‬:::ُ‫ ُد الَّ ِذي لَ ْم ي‬:::ْ‫َو ْال َعب‬
harta yang melebihi sepertiga dari ‫في‬
kekayaannya382), budak yang tidak
dizinkan untuk berdagang.
َّ ‫ف‬
‫بِ ِّي‬::::‫الص‬ :ُ ُّ‫ر‬::::‫َص‬َ ‫ا َر ِة َوت‬::::‫التِّ َج‬
379
) Allah berfirman:
]5 :‫{ َواَل تُْؤ تُوا ال ُّسفَهَا َء َأ ْم َوالَ ُك ُم الَّتِي َج َع َل هللاُ لَ ُك ْم قِيَا ًما} [النساء‬
“Dan janganlah kalian serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya,
harta (mereka yang berada dalam kekuasaan) kalian yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan.” (QS. An-Nisa: 5)
Maksud dari “Orang yang belum sempurna akalnya” adalah seseorang
yang belum baik membelanjakan hartanya, dan ia membelanjakannya pada
tempat yang tidak semestinya. Maksud dari “Harta kalian” adalah harta
tersebut dinisbatkan kepada orang banyak, karena harta itu sejatinya adalah
harta milik Allah. Dan orang lain (yang membutuhkannya) juga memiliki hak.
Meskipun harta tersebut adalah milik individual. Sedangkan maksuda “Pokok
kehidupan” adalah pokok-pokok kehidupan kalian, dan perkara yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalian.
Dan firman Allah:
ُ‫ض ِعيفًا َأوْ اَل يَ ْستَ ِطي ُع َأ ْن يُ ِم َّل هُ َو فَ ْليُ ْملِلْ َولِيُّه‬
َ ْ‫ق َسفِيهًا َأو‬
ُّ ‫{فَِإ ْن َكانَ الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ْال َح‬
]282 :‫بِ ْال َع ْد ِل} [البقرة‬
“Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya),
atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya
mendiktekannya dengan benar.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Perkara yang dijadikan dalil dari ayat ini adalah: Sesungguhnya Allah
mengabarkan bahwa wali dari keenam orang yang memiliki keadaan tersebut
menggantikan mereka berdua dalam masalah membelanjakan harta. Dan ini
adalah arti yang dikehendaki dari Hajr.
Serta firman Allah:
} ‫{ َوا ْبتَلُوا ْاليَتَا َمى َحتَّى ِإ َذا بَلَ ُغوا النِّ َكا َح فَِإ ْن آنَ ْستُ ْم ِم ْنهُ ْم ُر ْشدًا فَا ْدفَعُوا ِإلَ ْي ِه ْم َأ ْم َوالَهُ ْم‬
]6 :‫[النساء‬
“Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah.
Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara
harta), maka serahkanlah kepada mereka hartanya.”
201
Tasarufnya anak kecil, orang gila ‫ْح‬ َ ‫َو ْال َمجْ نُوْ ِن َوال َّسفِ ْي ِه َغ ْي ُر‬
ٍ ‫ص ِحي‬
dan orang yang menyia-nyiakan
hartanya itu tidak sah.

Tasaruf orang yang bangkrut ‫في‬


ِ ُّ‫ح‬::::‫ص‬ ِ َ‫س ي‬ ِ ِ‫ف ْال ُم ْفل‬:ُ ُّ‫ر‬::::‫َص‬
َ ‫َوت‬
hukumnya sah dan berada dalam ‫َأ‬
َ َ‫ِذ َّمتِ ِه ُدوْ نَ ْعيَا ِن َمالِ ِه َوت‬
ُ‫صرُّ ف‬
tanggungannya bukan pada

Ayat diatas menjelaskan bahwasannya anak-anak yang yang belum pandai


mengelola hartanya, maka ia tidak diberikan hartanya, dan ia dilarang
membelanjakan hartanya sendirian.
380
) Imam Malik meriwayatkan dari Umar bin Khattab. Ia berkata:
“Sesungguhnya Asyafa’ Juhainah, rela apabila diucapkan mengenai hutang
dan amanahnya: “Ia telah menyalip orang yang berhaji.” Ia mencari hutangan
tetapi tidak berencana melunasinya. Akhirnya hutang yang ia miliki semakin
bertumpuk. Barang siapa yang menghutanginya sesuatu, maka datanglah besok
pagi. Karena aku akan menjual hartanya dan membagikannya kepada orang-
orang yang memberikannya hutang. Oleh sebab itu, takutlah kalian akan
hutang. Karena permulaannya kesusahan dan akhirnya hanyalah kesedihan.”
381
) Yang dikhawatirkan meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya.
382
) Keterangan di atas dikarenakan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
(1233) dan Imam Muslim (1628) dari Sa’ad bin Abi Waqqas, ia berkata:
“Suatu ketika, setelah menyelesaikan haji Wada’ Rasulullah datang
menjengukku yang sakit parah.
Aku berkata: ‘Sesungguhnya saya terkena penyakit yang sangat parah.
Sedangkan saya memiliki harta, dan tidak ada seseorang yang akan
mewarisinya kecuali anak perempuan saya. Apakah boleh saya bersedekah
dengan 2/3 harta saya?’ Rasulullah bersabda: ‘Tidak’. Aku bertanya:
‘Bagaimana apabila separuhnya?’ Rasulullah bersabda: ‘Tidak.’
Kemudian beliau bersabda:
َ َّ‫ع َو َرثَتَكَ َأ ْغنِيَا َء َخ ْي ٌر ِم ْن َأ ْن تَ َذ َرهُ ْم عَالَةً يَتَ َكفَّفُونَ الن‬
»‫اس‬ :َ ‫ث َكبِ ْي ٌر اَوْ َكثِي ٌر َأ ْن تَ َد‬
ُ ُ‫«الثُّل‬
“1/3 itu besar atau banyak. Sesungguhnya apabila kau meninggalkan ahli
warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik, daripada kau meninggalkan
mereka dalam keadaan faqir seraya meminta-minta kepada orang-orang.”
202
hartanya. Tasaruf orang sakit pada ِ ُ‫ا زَا َد َعلَى الثُّل‬:::‫ْض فِ ْي َم‬
‫ث‬ ِ ‫ري‬::: ِ ‫ْال َم‬
harta yang melebihi sepertiga dari ‫ ِة ِم ْن‬::َ‫ف َعلَى ِإ َجازَ ِة ْال َو َرث‬ ٌ ْ‫َموْ قُو‬
kekayaannya itu ditangguhkan
sampai ahli waris menyetujuinya ِ ُ‫وْ ن‬::‫ ِد يَ ُك‬:‫ف ْال َع ْب‬
‫في‬ :ُ ُّ‫ر‬:‫َص‬ َ ‫بَ ْع ِد ِه َوت‬
setelah kematiannya. Tasaruf budak ‫ِذ َّمتِ ِه يُ ْتبَ ُع بَ ْع َد ِعتقِ ِه‬
ْ
itu tetap berada didalam
tanggungannya dan ditagih setelah

203
budak tersebut merdeka

Suluh (Perdamaian)
(Fasal) Akad Shuluh itu sah ‫ َع‬::‫ ْل ُح َم‬::‫الص‬
ُّ ُّ‫ح‬::‫ص‬
ِ َ‫ َوي‬:)‫ص^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
bersama dengan pengakuan pada ‫ى‬: ‫ض‬ َ ‫ال َو َما َأ ْف‬
ِ ‫في اَأْل ْم َو‬ :ِ ‫اِإْل ْق َر‬
383)

harta dan perkara yang ِ ‫ار‬


mendatangkan harta384). Akad damai
‫را ٌء‬:::ْ
َ ‫ ِإب‬: ‫ان‬:::َ ِ ‫و نَوْ ع‬:::ُ َ ‫ا َوه‬:::َ‫ِإلَ ْيه‬
ٌ ‫ضة‬
َ ‫او‬ َ ‫َو ُم َع‬

383
) Yakni dari pengakuan yang diucapkan oleh orang yang didakwa atas barang
yang dijadikan akad Shuluh.
384
) Yakni suatu perkara yang bisa dijadikan harta. Seperti seseorang yang
dijatuhi Qisas karena menyakiti orang lain. Lantas ia mengajukan akad Shuluh
atas orang tersebut dengan menggunakan beberapa hartanya. Akad Shuluh ini
disyariatkan dengan tendensi:
 Al-Qur’an, Firman Allah:
]128 :‫ [النساء‬‫ َوالصُّ ْل ُح َخ ْي ٌر‬
“Dan perdamaian itu baik.” (QS. An-Nisa: 128)
 Hadits, seperti sabda Rasullullah:
‫«الص ْل ُح َجاِئ ٌز بَ ْينَ ْال ُم ْسلِ ِم ْي ِن ِإالَّ ص ُْلحًا َح َّر َم َحالَالً َأوْ َأ َح َّل َح َرا ًما َو ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ َعلَى‬
ُّ
»‫ُشرُوْ ِط ِه ْم ِإالَّ شَرْ طا ً َح َّر َم َحالَالً َأوْ َح َّل َح َرا ًما‬
“Shuluh (perdamaian) dianatara dua orang muslim itu diperbolehkan selain
Shuluh yang mengharamkan perkara haram dan menghalalkan perkara
haram. Dan kaum Muslimin harus memenuhi syarat-syarat yang telah mereka
sepakati kecuali syarat yang mengharamkan perkara yang halal atau
menghalalkan perkara yang haram.” (HR. Imam Tirmidzi (1352). Ia berkata:
Hadits ini adalah hadits Hasan dan Shahih)
204
itu dibagi menjadi dua: 1), Shuluh
Ibro’, 2) Shuluh Mu’awadloh
Shuluh Ibro’ adalah Muda’i (orang َ ‫ اِ ْقت‬: ‫اِإْل ْب َرا ُء‬::::َ‫ف‬
‫ا ُرهُ ِم ْن َحقِّ ِه‬::::‫َص‬
yang mendakwa) meringkas seluruh ُ‫ه‬::ُ‫وْ ُز تَ َعلُّق‬::ُ‫ ِه َواَل يَج‬::‫ْض‬
ِ ‫َعلَى بَع‬
haknya menjadi sebagian dan tidak
‫َعلَى شَرْ ٍط‬
diperbolehkan menggantungkan
akad suluh dengan syarat

205
Shuluh Mu’awadloh adalah orang ‫هُ ع َْن َحقِّ ِه‬::ُ‫ ُع ُدوْ ل‬: ُ‫ة‬::‫ض‬ َ ‫َو ْال ُم َعا َو‬
yang mendakwa (Muda’i) ‫ ِه ُح ْك ُم‬: ‫ ِرى َعلَ ْي‬: ْ‫ر ِه َو يَج‬:
memindahkan haknya kepada orang
ِ :‫ِإلَى َغ ْي‬
‫ْالبَي ِْع‬
lain. Pada akad Shuluh berlaku juga
hukum jual beli385).
Diperbolehkan bagi seseorang untuk ‫ ِر َع‬:::‫ا ِن َأ ْن ي ُْش‬:::‫وْ ُز لِِإْل ْن َس‬:::ُ‫َويَج‬
ِ :ً‫َروْ َشنا‬
memanjangkan atap rumah386) di ُ ‫ ٍذ بِ َحي‬: ِ‫ْق نَاف‬
jalan lurus selama tidak
‫ْث اَل‬ ِ ‫في طَ ِري‬
menimbulkan bahaya bagi orang
‫في‬ِ ‫وْ ُز‬::ُ‫ر ْال َمارُّ بِ ِه َواَل يَج‬:ُ ‫ض َّر‬ َ َ‫يَت‬
yang melewati jalan tersebut387). ‫ِإ ْذ ِن‬::::ِ‫ك ِإاَّل ب‬
ِ ‫تَ َر‬::::‫ب ْال ُم ْش‬ِ ْ‫ َّدر‬::::‫ال‬

385
) Dilihat dari segi adanya khiyar Majlis dan khiyar Syarat, dikembalikan
apabila ditemukan cacat, dan lain sebagainya.
386
) Rausyan (atap rumah) adalah memanjangkan atap di atas tembok yang keluar
dari batasnya sampai ke samping jalan raya. Dalil yang menjelaskan
dibolehkannya memanjangkan Rausyan adalah: “Sesungguhnya Rasulullah
memasang talang di rumah Abbas bin Abdul Muthalib, paman beliau.
Sedangkan rumah Abbas adalah jalanan menuju masjid Rasulullah.” Hadits ini
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, Imam Baihaqi, dan Imam
Hakim. Dan hukum perkara selain talang diqiyaskan dengannya. (Kifayah)
387
) Apabila seseorang mendapatkan bahaya dari adanya atap rumah tersebut,
atau atap rumah tersebut terlalu panjang sampai ke rumah orang lain, maka
atap rumah tersebut hukumnya tidak diperbolehkan. Karena sabda Rasulullah:
ِ ‫ض َر َر َواَل‬
»‫ض َرا َر‬ َ َ‫«ال‬
“Tidak diperkenankan berbuat bahaya untuk dirinya sendiri, dan berbuat
bahaya kepada orang lain.” (HR. Imam Ibnu Majah (2340, 2341) dan Imam
lainnya.)
206
Namun membuat jalan buntu tidak ‫ال ُّش َر َكا ِء‬
diperbolehkan pada jalan milik
bersama kecuali telah mendapatkan
izin dari yang lainnya.
Diperbolehkan memajukan pintu ِ ْ‫ َّدر‬::‫في ال‬
‫ب‬ ِ ‫ب‬ ِ ‫ا‬::َ‫َويَجُوْ ُز تَ ْق ِد ْي ُم ْالب‬
pada jalanan yang dimiliki bersama. ‫ْأ ِخ ْي ُرهُ ِإاَّل‬:َ‫وْ ُز ت‬::‫ك َواَل يَ ُج‬ :ِ ‫ْال ُم ْشت ََر‬
Tidak diperbolehkan memundurkan
‫بِِإ ْذ ِن ال ُّش َر َكا ِء‬

207
pintu pada jalan milik bersama
kecuali telah mendapatkan izin dari
yang lainnya

Hawalah (Peralihan hutang)


(Fasal) Syarat Hawalah388) itu ada 4 ‫ ِة‬::::َ‫ح َوال‬َ ‫ ْال‬:ُ‫ َراِئط‬::::‫ َو َش‬:)‫ص^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
macam, antara lain: Ridha Muhil ‫ل‬::ِْ ‫ا ْال ُم ِحي‬::‫ض‬ َ ‫ ِر‬: ‫يَا َء‬::‫ ةَ َأ ْش‬::‫َأرْ بَ َع‬
(orang yang mengalihkan hutang),
‫ق‬ ِّ ::‫وْ نُ ْال َح‬::‫ ا ِل َو َك‬::‫وْ ُل ْال ُم َح‬::ُ‫َوقَب‬
Menerimanya Muhal (orang yang
menerima peralihan hutang), ‫في ال ِّذ َّم ِة‬
ِ ً‫ُم ْستَقِ ّرا‬
Adanya hak tetap berada dalam
tanggungan.

388
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya Hawalah adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2166) dan Imam Muslim (1564) dari Abu
Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»ْ‫ط ُل ْال َغنِ ِّي ظُ ْل ٌم فَِإ َذا ُأ ْتبِ َع َأ َح ُد ُك ْم َعلَى َملِ ٍّي فَ ْليَ ْتبَع‬
ْ ‫« َم‬
“Menunda-nundanya orang kaya (untuk melunasi hutang) itu adalah dzalim.
Barang siapa yang hutangnya dialihkan kepada orang kaya, maka seyogyanya
ia menerimanya.”
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah bersabda:
» ْ‫« َواِ َذا اُ ِحي َْل اَ َح ُد ُك ْم َعلَى َملِ ٍّي فَ ْليَحْ تَل‬
“Ketika salah seorang dari kalian yang hutangnya dialihkan kepada orang
kaya, maka seyogyanya ia menerimanya” (HR. Imam Ahmad dalam
Musnadnya (2/463).
208
4) Samanya jumlah hutang yang ِ ‫في ِذ َّم ِة ْال ُم ِحي‬
‫ل‬::::ْ ِ ‫ا‬::::‫ق َم‬ ُ ‫ا‬::::َ‫َوِإتِّف‬
ِ ‫في ْال ِج ْن‬
ِ ‫ ِه‬::::::ْ‫ ا ِل َعلَي‬::::::‫َو ْال ُم َح‬
berada didalam tanggungan Muhil ‫س‬
dan Muhal ‘Alaih (orang yang
dialihkan hutangnya) pada jenis, ِ ‫وْ ِل َوالتَّْأ ِجي‬:::::ُ‫ َو ْال ُحل‬:‫ع‬
‫ل‬:::::ْ ِ ْ‫َوالنَّو‬
warna, kontan dan tempo, dan ‫َوتَ ْب َرُأ بِهَا ِذ َّمةُ ْال ُم ِح ْي ِل‬
terbebasnya tanggungan muhil
sebab Hawalah

Dhoman (Jaminan)
(Fasal) Hukumnya sah menanggung ‫ ُّديُوْ ِن‬: ‫ض َمانُ ال‬ َ ُّ‫صح‬ِ َ‫ وي‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
ِ ‫تَقَ َّر ِة‬:::::::::‫ْال ُم ْس‬
‫في ال ِّذ َّم ِة ِإ َذا ُعلِ َم‬
hutang yang tetap berada dalam
tanggungan ketika diketahui ُ‫ة‬: َ‫ق ُمطَالَب‬ ِّ ‫ب ْال َح‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ َ ِ‫ َو ل‬:‫قَ ْد ُرهَا‬
kadarnya389). Bagi orang yang
389
) Imam Bukhari (2168) meriwayatkan dari Salamah bin Akwa’, ia berkata:
Suatu ketika kami duduk di sisi Rasulullah. Kemudian beberapa sahabat
datang mengusung jenazah dan dihadapkan kepada Rasulullah. Mereka
berkata: “Silahkan anda shalati jenazah ini”. Rasulullah bersabda: “Apakah ia
memiliki hutang?” Para sahabat menjawab: “Tidak.” Rasulullah bersabda:
“Apakah ia meninggalkan sesuatu?” Para sahabat menjawab: “Tidak.”
Kemudian Rasulullah menyolati jenazah itu.
Setelah itu, datanglah jenazah lainnya. Para sahabat berkata: “Wahai
Rasulullah, silahkan Anda shalati jenazah ini.” Rasulullah bersabda: “Apakah
ia memiliki hutang?” Para sahabat menjawab: “Iya.” Rasulullah bersabda:
“Apakah ia meninggalkan sesuatu?” Para sahabat menjawab: “Iya, uang 3
dinar.” Kemudian Rasulullah menyolati jenazah itu.
Lantas datanglah jenazah ketiga. Para sahabat berkata: “Wahai
Rasulullah, silahkan Anda shalati jenazah ini.” Rasulullah bersabda: “Apakah
ia meninggalkan sesuatu?” Para sahabat menjawab: “Tidak.” Rasulullah
bersabda: “Apakah ia memiliki hutang?” Para sahabat menjawab: “Iya, 3
dinar.” Rasulullah bersabda: “Maka shalatilah, sahabat kalian ini.” Abu
Qatadah berkata: “Shalatilah jenazah itu, wahai Rasulullah, dan saya yang
menanggung hutangnya.” Maka Rasulullah berkenan menyolati jenazah itu.
Sedangkan menurut redaksi Imam Nasa’i (4/65): Rasulullah bersabda:
“(Menanggung hutang) dengan melunasinya.” Abu Qatadah berkata: “Dengan
melunasinya.” Maka Rasulullah berkenan menyolati jenazah itu. Maksud dari
sabda Rasulullah itu adalah: “Janji melunasi hutang itu wajib bagimu, apabila
kau menepatinya.”
209
mempunyai hak diperbolehkan ‫هُ ِإ َذا‬::‫ ُموْ نُ َع ْن‬::‫ض‬ ْ ‫ا ِم ِن َو ْال َم‬::‫الض‬
َّ
menagih kepada orang yang َ
‫ض َم َعلى َما بَيَّنَا‬ُ‫ان‬ َّ ‫َكانَ ال‬
menanggung atau orang yang
ditanggung390), ketika tanggungan
tersebut berada pada suatu perkara
yang akan kami jelaskan.
Ketika orang yang menanggung ‫ َع َعلَى‬:‫ا ِمنُ َر َج‬: ‫الض‬
َّ ‫ر َم‬: ِ :‫َوِإ َذا َغ‬
sudah membayar tanggungan maka َّ ‫ْال َمضْ ُموْ ِن َع ْنهُ ِإ َذا َكانَ ال‬
ُ‫ض َمان‬
seseorang mencabut tanggungan
‫ضا ُء بِِإ ْذنِ ِه‬َ َ‫َو ْالق‬
dari orang yang ditanggung ketika

Berdasarkan riwayat Imam Ibnu Majah (2407): Abu Qatadah berkata:


“Saya yang akan menanggung hutang itu.”
Disamping itu, terdapat Firman Allah yang dijadikan dalil dhaman
(menanggung) hutang. Yakni firman Allah:
]72 :‫ير َوَأنَا بِ ِه زَ ِعي ٌم} [يوسف‬
ٍ ‫{ َولِ َم ْن َجا َء بِ ِه ِح ْم ُل بَ ِع‬
“Dan siapa yang bisa mengembalikannya akan mendapatkan (bahan makanan
seberat) beban unta, dan aku menjamin itu.” (QS. Yusuf: 72)
390
) Adapun bagi orang yang menanggung (Dhamin) adalah karena sabda
Rasulullah:
ِ ‫اريَةُ ُمَؤ دَاةٌ َوال َّز ِع ْي ُم غ‬
»‫َار ٌم‬ ْ
ِ ‫«ال َع‬
“Pinjaman itu harus dikembalikan, dan orang yang menanggung (hutang) itu
adalah yang membayar (hutang).” (HR. Imam Tirmidzi (1265), dan ia menilai
Hasan hadits tersebut.
Sedangkan yang ditanggung (Madmun ‘Anhu) dikarenakan sabda
Rasulullah kepada Abu Qadatah setelah ia melunasi hutang yang ia tanggung
dari mayit (yang hendak dishalati):
»ُ‫َت َعلَ ْي ِه ِج ْل ُده‬
ْ ‫«اَاْل َنَ بَ َرد‬
“Sekarang barulah kulit mayit itu menjadi dingin.” (HR. Imam Ahmad (3/330)
210
tanggungan dan pembayaran dengan
izin orang yang ditanggung itu.
Tidak sah menanggung barang yang ‫وْ ِل َواَل‬::ُ‫ض َمانُ ْال َمجْ ه‬
َ ُّ‫صح‬ ِ َ‫َواَل ي‬
tidak diketahui dan perkara yang ‫ك ْال َمبِي ِْع‬
َ ْ‫َما لَ ْم يَ ِجبْ ِإاَّل َدر‬
belum wajib391), kecuali pada
dhaman penemuan perkara yang
dijual392).

Kafalah (Penanggungan badan)


(Fasal) Menanggung dengan badan ٌ‫اِئزَ ة‬::‫ج‬َ ‫ َد ِن‬:َ‫ةُ بِ ْالب‬:َ‫ َو ْال َكفَال‬:)‫ص ٌل‬ْ َ ‫(ف‬
ٌّ :‫ ِه َح‬:ِ‫وْ ِل ب‬::ُ‫انَ َعلَى ْال َم ْكف‬::‫ِإ َذا َك‬
itu diperbolehkan ketika pada orang ‫ق‬
yang ditanggung terdapat hak
‫آِل َد ِم ٍّي‬
adam393).

Syirkah (Perserikatan)

391
) Yakni perkara tersebut telah menjadi tetap berada dalam suatu tanggungan.
Seperti seseorang berkata: “Aku menanggungmu atas apa yang akan kau
hutangkan kepada fulan.”
392
) Darkal Mabi’ adalah seperti seseorang menanggung ongkos kepada pembeli,
ketika barang yang hendak dibeli ternyata dimiliki oleh selain penjual, atau
ternyata barang itu memiliki cacat, dan hal lain semisalnya. Maka akad ini
adalah suatu tanggungan atas perkara yang masih belum tetap. Namun hal ini
diperbolehkan karena adanya kebutuhan pada akad tersebut.
393
) Dalil yang menjelaskan diperbolehkannya Kafalah adalah firman Allah:
] 78 :‫ك ِمنَ ْال ُمحْ ِسنِينَ } [يوسف‬
َ ‫{ فَ ُخ ْذ َأ َح َدنَا َم َكانَهُ ِإنَّا ن ََرا‬
“Maka ambillah salah seorang diantara kami sebagai penggantinya.
Sesungguhnya kami melihatmu termasuk orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Yusuf: 78)
211
(Fasal) Akad Syirkah394) ُ‫رْ َك ِة َخ ْمس‬::::::‫لش‬ ِّ ِ‫ َول‬:)‫ص^^^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
ٍ :َ‫وْ نَ َعلَى ن‬::‫ َأ ْن تَ ُك‬: :َ‫ َراِئط‬: ‫َش‬
mempunyai 5 syarat, yaitu: 1) ‫اض‬:
Ketika harta syirkah berbentuk emas
‫ا‬::َ‫ْر َوَأ ْن يَتَفِّق‬:ِ ‫ِمنَ ال َّد َرا ِه ِم َوال َّدنَانِي‬
perak dari dirham dan dinar. 2)
Apabila keduanya cocok didalam ِ ْ‫س َوالنَّو‬
:‫ع‬ ِ ‫في ْال ِج ْن‬ ِ
jenis dan warnanya.
3) Apabila dua harta itu dicampur. َ‫ْأ َذن‬::َ‫الَي ِْن َوَأ ْن ي‬::‫ا ْال َم‬::َ‫َوَأ ْن يَ ْخلِط‬

394
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya akad Syirkah adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (3383) dari Abu Hurairah: Sesungguhnya
Rasulullah bersabda:
ُ ْ‫خَرج‬
‫ت ِم ْن‬ َ ‫ث ال َّش ِري َك ْي ِن َما لَ ْم يَ ُخ ْن َأ َح ُدهُ َما‬
َ ُ‫صا ِحبَهُ فَِإ َذا خَ انَه‬ ُ ِ‫ َأنَا ثَال‬: ‫«ِإ َّن هللاَ يَقُو ُل‬
»‫بَ ْينِ ِه َما‬
“Sesungguhnya Allah berfirman: "Aku adalah pihak ketiga dari dua orang
yang berserikat, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat
kepada sahabatnya. Apabila ia telah mengkhianatinya, maka aku keluar dari
keduanya.”
Maksud dari “Pihak ketiga dari dua orang yang berserikat” adalah Allah
senantiasa menjaga, memberikan pertolongan, menurunkan keberkahan kepada
harta mereka berdua. Sedangkan maksud “Aku keluar dari keduanganya”
adalah keberkahan harta mereka berdua dicabut oleh Allah.
212
4) apabila seseorang memberi izin ‫في‬ِ ‫ا ِحبِ ِه‬::‫ص‬ َ ِ‫ا ل‬::‫ ٍد ِم ْنهُ َم‬::‫لُّ َوا ِح‬::‫ُك‬
pada teman kerjasamanya untuk ‫رِّ ْب ُح‬:::‫وْ نَ ال‬:::‫ف َوَأ ْن يَ ُك‬ :ِ ُّ‫ر‬:::‫ص‬َ َّ‫الت‬
menasarufkan harta. 5) Apabila laba
‫َو ْال ُخس َْرانُ َعلَى قَ ْد ِر ْال َمالَ ْي ِن‬
dan kerugian ditentukan dengan
kadar dua harta tersebut
Diperbolehkan bagi salah satu dari ‫ ُخهَا َمتّى‬:‫ا فَ ْس‬::‫ ٍد ِم ْنهُ َم‬:‫اح‬
ِ ‫َولِ ُك ِّل َو‬
kedua orang yang melakukan ‫ت‬ْ َ‫َشا َء َو َمتَى َماتَ َأ َح ُدهُ َما بَطَل‬

213
Syirkah merusak akad Syirkah
kapanpun dia mau. Ketika salah satu
dari keduanya meningeal dunia,
maka akad Syirkah menjadi batal.

Wakalah (Perwakilan)
(Fasal) Setiap perkara yang boleh ِ : ‫ا َز لِِإْل ْن َس‬::‫ َو ُكلُّ َما َج‬:)‫ص ٌل‬
‫ان‬ ْ َ ‫(ف‬
ditasarufkan oleh seseorang dengan ‫هُ َأ ْن‬:َ‫ازَ ل‬::‫ج‬ َ ‫رف فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‬:ُ ‫ص‬ َ َّ‫الت‬
dirinya sendiri, maka ia ‫َأ‬
ِ ‫ي َُو ِّك َل وْ يَت ََو َّك َل فِ ْي ِه‬
diperbolehkan mewakilkan atau
menjadi wakil dari perkara

214
tersebut395).
Akad Wakalah adalah akad yang ‫َو ْال َو َكالَةُ َع ْق ٌد َجاِئ ٌز ِمنَ الطَّرْ فَيْن‬
diperbolehkan dari dua arah396). ‫ا َء‬: ‫ ُخهَا َمتَى َش‬: ‫ا فَ ْس‬::‫ ٍّل ِم ْنهُ َم‬:‫َولِ ُك‬
Diperbolehkan bagi orang yang
‫ ُل‬:‫ت َأ َح ِد ِه َما َو ْال َو ِك ْي‬ ِ ْ‫َوتَ ْنفَ ِس ُخ بِ َمو‬
mewakilkan dan menjadi wakil
untuk merusak akad Wakalah ُ‫ ِرفُه‬: ‫ُص‬ ْ ‫ ي‬:‫ضهُ َوفِ ْي َما‬ ُ ِ‫َأ ِمي ٌْن فِ ْي َما يَ ْقب‬
kapanpun dia mau. Akad Wakalah ‫َواَل يَضْ َمنُ ِإاَّل بِالتَّ ْف ِر ْي ِط‬

395
) Dalil-dalil yang menjelaskan masalah Akad Wakalah sangat banyak.
Diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2182) dan
Imam Muslim (1601) dari Abu Hurairah: Seseorang laki-laki memiliki unta
yang dipinjam oleh Rasulullah. Suatu ketika, laki-laki itu datang kepada
Rasulullah untuk menagihnya. Rasulullah bersabda: “Carikanlah untuknya.”
Para sahabat segera mencari unta yang memiliki umur yang sama dengan unta
tanggungan Rasulullah. Namun mereka tidak menemukannya selain unta yang
berusia lebih tua. Rasulullah bersabda: “Berikanlah.” Laki-laki itu berkata:
“Engkau memberikanku yang lebih bagus, Semoga Allah melebihkan Anda.”
Rasulullah bersabda:
َ َ‫«اِ َّن ِخيَا َر ُك ْم اَحْ َسنُ ُك ْم ق‬
»‫ضا ًُء‬
“Sesungguhnya sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik melunasi
hutang.”
Sedangakan akad Wakalah dalam masalah jual beli adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (1258) dengan sanad Shahih dari Urwah Al-
Bariqi, ia berkata: Rasulullah memberikanku satu dinar agar aku membelikan
beliau seekor kambing. Aku membelikan beliau dua ekor kambing. Lantas aku
menjual salah satunya dengan satu dinar. Kemudian aku kembali menemui
Rasulullah dengan membawa uang satu dinar dan seekor kambing. Lalu aku
menceritakan kejadian yang telah terjadi. Rasulullah bersabda:
َ ِ‫ص ْفقَ ِة يَ ِم ْين‬
:»‫ك‬ َ ‫في‬
ِ ‫ك‬َ َ‫ك هللاُ ل‬
َ ‫ار‬
َ َ‫«ب‬
“Semoga Allah memberkahimu pada transaksimu.”
Sedangkan akad Wakalah dalam masalah pernikahan adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2186) dan Imam Muslim (1425) dari Sahal
bin Sa’ad, ia berkata: Suatu ketika seorang wanita datang menemui Rasulullah.
Wanita itu berkata: “Wahai Rasulullah, saya memberikan diri saya kepada
Anda.” Seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasulullah, nikahkan saya
dengannya.” Rasulullah bersabda:
»‫«قَ ْد َز َّوجْ نَا َكهَا بِ َما َم َعكَ ِمنَ ْالقُرْ اَ ِن‬
“Aku menikahkanmu dengannya dengan mahar apa yang kau miliki dari Al-
215
menjadi rusak dengan meninggalnya
salah seorang dari keduanya. Orang
yang menjadi wakil adalah orang
yang dipercaya pada barang yang
diterimanya dan barang yang
ditasarufkannya. Orang yang
menjadi wakil tidak perlu
mengganti rugi kecuali karena

Qur’an.”
396
) Yakni akad Wakalah tidak mengharuskan orang yang mewakilkan dan orang
yang mewaikili untuk meneruskan akad tersebut.
216
kecerobohannya
Tidak diperbolehkan bagi wakil ‫ت َِرى ِإاَّل‬::‫َواَل يَجُوْ ُز َأ ْن يَبِ ْي َع َويَ ْش‬
untuk menjual dan membeli kecuali ‫ َع بثَمن‬::ْ‫ َأ ْن يَبي‬: :َ‫ َراِئط‬::‫ش‬ َ ‫ ِة‬::َ‫بِثَاَل ث‬
dengan 3 syarat, antara lain: Apabila
ِ َ ِ ِ
‫د‬:َ‫ ِد ْالبَل‬:‫دًا بِنَ ْق‬:‫ْال ِم ْث ِل َوَأ ْن يَ ُكوْ نَ نَ ْق‬
wakil menjual dengan harga umum, ِ
Apabila dengan kontan, Apabila ‫ ِه َو‬:‫ َع ِم ْن نَ ْف ِس‬:‫وْ ُز َأ ْن يَبِ ْي‬::‫َواَل يَ ُج‬
menggunakan mata uang negara. ‫اَل يُقِرُّ َعلَى ُم َو ِّكلِ ِه ِإاَّل بِِإ ْذنِ ِه‬

217
Tidak diperbolehkan bagi wakil
menjual barang untuk dirinya
sendiri. Tidak diperbolehkan bagi
wakil melakukan Iqrar
(pendakwaan) atas nama orang yang
mewakilkan kecuali dengan izinnya.

Iqrar
(Fasal) Perkara yang diiqrari itu :‫ان‬ ِ َ‫رْ ب‬: ‫ض‬َ ‫ ِه‬: ِ‫رُّ ب‬::َ‫ َو ْال ُمق‬:)‫ص ^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
397)

ada 2, yaitu: Hak kepada Allah, Hak ‫ق اآْل َد ِم ِّي‬


ُّ :::‫الَى َو َح‬:::‫ق هللاِ تَ َع‬ ُّ :::‫َح‬
kepada sesama manusia. Adapun
hak kepada Allah itu hukumnya sah
ُ ْ‫و‬::‫حُّ الرُّ ُج‬:‫ص‬
‫ع‬ ِ َ‫الَى ي‬::‫ق هللاِ تَ َع‬ ُّ ‫فَ َح‬
ْ
ِ ‫فِ ْي ِه ع َِن اِإْل ق َر‬
‫ار بِ ِه‬
mencabut kembali Iqrar pada
perkara tersebut398).

397
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya akad Iqrar adalah:
 Al-Qur’an, Allah berfirman:
]135 :‫{ ُكونُوا قَوَّا ِمينَ بِ ْالقِ ْس ِط ُشهَدَا َء هلِل ِ َولَوْ َعلَى َأ ْنفُ ِس ُك ْم} [النساء‬
“Jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa: 135)
 Hadits, Rasulullah bersabda:
ْ َ‫«ا ْغ ُد يَا ُأنَيْسُ ِإلَى ا ْم َرَأ ِة هَ َذا فَِإ ْن ا ْعتَ َرف‬
»‫ت فَارْ ُج ْمهَا‬
“Berangkatlah, wahai Unais, menemui istri laki-laki ini. Apabila ia mengaku,
maka rajamlah ia.” Maka Unais segera berangkat menemui istri laki-laki itu.
Kemudian wanita itu mengaku telah berzina. Maka Rasulullah memerintahkan
wanita itu dirajam. Maka wanita itu dirajam. (HR. Imam Bukhari (2575) dan
Imam Muslim (1697).
398
) Keabsahan pencabutan hukum Iqrar yang berhubungan dengan hak Allah
berdasarkan peristiwa yang terjadi pada kisah rajam Ma’iz. Sesungguhnya
ketika ia kesakitan karena lemparan batu rajam, maka ia melarikan diri. Para
sahabat segera membuntutinya dan berhasil menemukannya, mereka kemudian
segera melanjutkan pelemparan batu rajam. Hal tersebut kemudian dikabarkan
kepada Rasulullah. Rasulullah bersabda:
» ُ‫«هَالَّ تَ َر ْكتُ ُموْ ه‬
“Kenapa kalian tidak meninggalkannya saja.”
218
Keabsahan Iqrar membutuhkan 3 ‫ ِة‬:َ‫ار ِإلَى ثَاَل ث‬ :ِ ‫ص َّحةُ اِإْل ْق َر‬
ِ ‫َوتَ ْفتَقِ ُر‬
syarat, yaitu: Baligh, Berakal, ‫ ُل‬:::::‫غ َو ْال َع ْق‬ُ ْ‫و‬:::::ُ‫ ْالبُل‬: َ‫ َراِئط‬:::::‫َش‬
Pilihan sendiri399). Apabila Iqrar itu
‫ َر‬: ِ‫َوااْل ِ ْختِيَا ُر َوِإ ْن َكانَ بِ َما ٍل اُ ْعتُب‬
menggunakan harta maka
dibutuhkan syarat ke-4, yaitu: pintar ‫ َرابِ ٌع َوهُ َو الرُّ ْش ُد‬:ٌ‫فِ ْي ِه شَرْ ط‬

Ketika seseorang melakukan Iqrar ِ ‫ ِه‬: ‫َوِإ َذا َأقَ َّر بِ َمجْ هُوْ ٍل َر ِج َع ِإلَ ْي‬
‫في‬
ِ ‫تِ ْثنَا ُء‬::::‫حُّ ااْل ِ ْس‬::::‫ص‬
pada perkara yang tidak diketahui, ‫في‬ ِ َ‫ ِه َوي‬::::ِ‫بَيَان‬
maka ia ditanyai akan penjelasan
‫في‬ِ ‫و‬: َ :ُ‫ ِه َوه‬:ِ‫لهُ ب‬:‫ص‬َ :ِ ‫اِإْل ْق َر‬
َ ‫ار ِإ َذا َو‬
perkara tersebut. Hukumnya sah
melakukan pengecualian pada Iqrar ‫ض َس َوا ٌء‬ ِ ‫ال الصِّ َح ِة َو ْال َم َر‬ ِ ‫َح‬
ketika orang tersebut
menyebangung perkara yang
dikecualikan. Dan Iqrar dalam
keadaan sehat dan sakit400)
hukumnya sama.

I’arah (Peminjaman)
399
) Maka hukumnya tidak sah, iqrar seseorang yang dipaksa untuk mengiqrari
perkara yang dipaksakan kepadanya. Imam Ibnu Majah (2044) meriwayatkan
dari Abu Hurairah: Rasulullah bersabda:
ُ ‫او َز ُأِل َّمتِي َع َّما تُ َوس ِْوسُ بِ ِه‬
‫صدُو ُرهَا َما لَ ْم تَ ْع َملْ بِ ِه َأوْ تَتَ َكلَّ ْم بِ ِه َو َما‬ َ ‫«ِإ َّن هللاَ ت ََج‬
»‫ا ْستُ ْك ِرهُوا َعلَ ْي ِه‬
“Sesungguhnya Allah mengampuni umatku dari sesuatu yang terbesit dari hati
mereka, selama mereka tidak melakukannya, membicarakannya, dan perkara
yang mereka dipaksa melakukannya.”
Maksudnya Allah meletakkan hukum Taklif orang yang dipaksa atas
perkara yang dipaksakan kepadanya. Maka iqrar orang tersebut atas perkara
yang ia dipaksa untuk mengakuinya hukumnya tidak sah. Bahkan Allah
menggugurkan pertimbangan iqrar kekufuran dalam keadaan dipaksa
sementara hatinya tetap tenang dalam keimanan. Allah berfirman:
ْ ‫{ِإاَّل َم ْن ُأ ْك ِرهَ َوقَ ْلبُهُ ُم‬
]106 :‫ط َمِئ ٌّن بِاِإْل ي َما ِن} [النحل‬
“Kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya tetap tenang dalam
beriman (dia tidak berdosa).” (QS. An-Nahl: 106)
400
) Yakni sakit yang mendekati kematian.
219
(Fasal) Semua barang yang bisa ‫ع‬ُ ‫ا‬::َ‫ َو ُكلُّ َما يُ ْم ِكنُ ااْل ِ ْنتِف‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
diambil kemanfaatannya serta ُ‫ه‬: ُ‫ت ِإعَا َرت‬ ْ َ‫بِ ِه َم َع بَقَا ِء َع ْينِ ِه َجاز‬
tetapnya keadaan barang itu, maka ً‫َت َمنَافِ ُعهَ آثَارا‬
ْ ‫ِإ َذا َكان‬
diperbolehkan untuk dipinjamkan401)
ketika kemanfaatan barang tersebut
berupa atsar402).
Akad peminjaman itu diperbolekan ً‫ةً َو ُمقَيَّ َدة‬: َ‫طلَق‬ ْ ‫ةُ ُم‬: َ‫اري‬ِ ‫وْ ُز ْال َع‬::‫َوتَ ُج‬
secara mutlak, dan dibatasi dengan ‫ ُموْ نَةٌ َعلَى‬::::::‫ض‬ ْ ‫ َّد ٍة َو ِه َي َم‬::::::‫بِ ُم‬
waktu. Barang pinjaman itu berada
‫ْر بِقِ ْي َمتِهَا يَوْ َم تَلَفِّهَا‬:ِ ‫ْال ُم ْستَ ِعي‬
dalam tanggungan peminjam
dengan harga pada hari rusaknya403).

Ghasab
(Fasal) Barang siapa menghasab ‫ب َماالً َأِل َح ٍد‬ ْ َ ‫(ف‬
َ ‫ َو َم ْن َغ‬:)‫ص ٌل‬
َ ‫ص‬
harta seseorang, maka ia wajib
401
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya akad I’arah adalah:
 Al-Qur’an, Allah berfirman:
] 7 :‫اعون‬:::::::::::::::::::::‫ا ُعونَ } [الم‬:::::::::::::::::::::‫ونَ ْال َم‬:::::::::::::::::::::ُ‫{ َويَ ْمنَع‬
“Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al-Maa’un: 7)
Sedangkan yang dimaksud ayat tersebut seperti yang ditafsirkan oleh
Jumhur Ulama adalah suatu perkara yang ingin dipinjam oleh seorang tetangga
dengan tetangga yang lainnya.
 Hadits, seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2484) dan Imam
Muslim (2307): “Sesungguhnya Rasulullah meminjam kuda milik Abu
Thalhah dan beliau menaikinya.”
402
) Menurut Qaul Ashah bahwa sesungguhnya Akad I’arah diperbolehkan pada
suatu barang yang kemanfaatannya itu berupa keadaan barang tersebut. Seperti
seseorang meminjam pohon agar bisa dimakan buahnya. Tetapi tidak
diperbolehkan meminjamkan suatu barang yang keadaan barang tersebut rusak
apabila digunakan, seperti lilin, dan lain sebagainya.
403
) Diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (3562): Pada Perang Hunain, Rasulullah
meminjam baju perang kepada Shafwan bin Umayyah. Shafwan berkata:
“Apakah Kau mengghasab, wahai Muhammad?” Rasulullah bersabda:
» ٌ‫ ُموْ نَة‬:::::::::::::::::::::::::::::::::‫ض‬
ْ ‫ةٌ َم‬:::::::::::::::::::::::::::::::::َ‫َاري‬
ِ ‫لْ ع‬:::::::::::::::::::::::::::::::::َ‫ ب‬،َ‫«ال‬
“Tidak tetapi ini adalah akad A’riyyah yang ditanggung.”
220
untuk mengembalikannya404) dan ُ‫ َرة‬::ْ‫ص ِه َوُأج‬ ِ ‫لَ ِز َمهُ َر ُّدهُ َوَأرْ شُ نَ ْق‬
menutupi kekurangannya dan Ujrah ‫ ِه ِإ ْن‬: ِ‫ ِمنَهُ بِ ِم ْثل‬: ‫ض‬
َ َ‫ف‬::َ‫ِم ْثلِ ِه فَِإ ْن تَل‬
Mistil barang yang dighasab. Ketika
‫َكانَ لَهُ ِم ْث ٌل‬
barang yang dighasab rusak maka
wajib mengganti rugi dengan
sepadannya, apabila barang tersebut
memiliki sepadan.

404
) Hal ini dikarenakan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud (3561) dan
Imam Tirmidzi (1266) dari Samurah, dari Rasulullah. Sesungguhnya beliau
bersabda:
» ‫َت َحتًّى تَُؤ ِدي‬
ْ ‫« َعلَى ْاليَ ِد َما اَخَ د‬
“Wajib (bertanggung jawab) bagi tangan seseorang atas barang yang telah ia
ambil sampai ia mengembalikannya.”
Ghasab adalah salah satu perkara yang termasuk dalam kategori dosa-
dosa besar. Sedangkan banyak dalil-dalil yang menjelaskan hukum keharaman
Ghasab. Diantaranya adalah:
 Al-Qur’an, Allah berfirman:
ِ َ‫{ َواَل تَْأ ُكلُوا َأ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬
]188 :‫اط ِل} [البقرة‬
“Dan janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain di antara
kalian dengan jalan yang bathil.”
 Hadits, diantaranya adalah sabda Rasulullah ketika khutbah di Mina:
ِ ‫«ِإ َّن ِد َما َء ُك ْم َوَأ ْم َوالَ ُك ْم َواَ ْغ َرا‬
»‫ض ُك ْم َح َرا ٌم َعلَ ْي ُك ْم َكحُرْ َم ِة يَوْ ِم ُك ْم هَ َذا فِى بَلَ ِد ُك ْم هَ َذا‬
“Sesungguhnya darah, harta, dan harga diri kalian itu hukumnya haram atas
kalian seperti kemuliaan hari kalian ini pada Negara kalian ini.” (HR. Imam
Bukhari, Imam Muslim: 1218, dan lain-lainnya).
221
Atau mengganti rugi dengan harga ‫ ٌل‬:::‫هُ ِم ْث‬:::َ‫ ِه ِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن ل‬:::ِ‫َأوْ بِقِ ْي َمت‬
barang yang dighasab ketika yang ‫ب‬
ِ :‫َص‬ ْ ‫وْ ِم ْالغ‬::َ‫َت ِم ْن ي‬ ْ ‫َأ ْكثَ َر َما َكان‬
dighasab tidak memiliki sepadan.
Dengan menggunakan harga
ِ َ‫ِإلَى يَوْ ِم التَّل‬
‫ف‬
tertinggi mulai dari hari meghasab
sampai hari kerusakan.

Syuf’ah (Hak Pembelian Paksa)


(Fasal) Syuf’ah hukumnya wajib ٌ‫ة‬::::َ‫اجب‬ ِ ‫ ْف َعةُ َو‬::::‫الش‬
ُّ ‫ َو‬:)‫ص^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
ِ ‫بِ ْال ِخ ْلطَ ِة ُدوْ نَ ْال ِج َو‬
sebab adanya percampuran, bukan ‫ار فِ ْي َما يَ ْنقَ ِس ُم‬
bertetangga pada suatu barang yang
‫ُدوْ نَ َما اَل يَ ْنقَ ِس ُم‬
bisa dibagi bukan barang yang tidak
bisa dibagi.
Dan pada setiap barang yang tidak ‫ض‬ِ ْ‫في ُك ِّل َما اَل يُ ْنقَ ُل ِمنَ اَأْلر‬ :ِ ‫َو‬
َّ َّ ِ َ‫َك ْال ِعق‬
bisa dipindah dari bumi, seperti
pekarangan dan selainnya dengan
‫الث َم ِن ال ِذي‬:::ِ‫ر ِه ب‬:::ْ ِ ‫ار َو َغي‬:::
‫َوقَ َع َعلَ ْي ِه ْالبَ ْي ُع َو ِه َي عَل َى ْالفَوْ ِر‬
harga sesuai saat barang dijual405).
Syuf’ah dilakukan dengan segera. ‫ا‬::َ‫ ْد َر ِة َعلَ ْيه‬: ُ‫ َع ْالق‬:‫ا َم‬::َ‫ِإ ْن َأ َّخ َره‬: َ‫ف‬
Ketika seseorang mengakhirkan .‫ت‬ْ َ‫بَطَل‬
Syuf’ah padadal mampu
melakukannya maka hak Syuf’ah
menjadi batal406).
405
) Dalil yang menjelaskan tentang Syuf’ah adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari (2138) dan Imam Muslim (1608) dari Jabir. Ia berkata:
»‫ بِال ُّش ْف َع ِة فِي ُكلِّ َما ٍل لَ ْم يُ ْق َس ْم‬ ‫ضى النَّبِ ُّي‬
َ َ‫«ق‬
“Baginda Rasulullah menghukumi dengan Syuf’ah setiap harta yang tidak
bisa dibagi.”
Dalam riwayat Imam Muslim: “Pada setiap bumi, rumah, atau kebun.”
Sampai Rasulullah bersabda:
»َ‫ق فَاَل ُش ْف َعة‬ ُّ ‫ت‬
ُ ‫الط ُر‬ ُ ‫ت ْال ُحدُو ُد َو‬
ْ َ‫ص ِّرف‬ ْ ‫«فَِإ َذا َوقَ َع‬
“Ketika telah dibatasi dan telah diatur jalannya, maka tidak ada syuf’ah.”
406
) Imam Ibnu Majah (2500) meriwayatkan dari hadits Ibnu Umar, ia berkata:
Rasulullah bersabda:
ِ َ‫«ال ُّش ْف َعةُ َك َح ِّل ْال ِعق‬
»‫ال‬
222
Ketika seseorang menikahi seorang ٍ ‫ ْق‬: ‫رَأةً َعلَى ِس‬:
‫ص‬ َ :‫ َز َّو َج اِ ْم‬: َ‫َوِإ َذا ت‬
wanita dengan mahar bagian ‫ ِل َوِإ ْن‬: ‫ر ْال ِم ْث‬: َّ ُ‫ َذه‬:‫َأ َخ‬
ِ :‫فِ ْي ُع بِ َم ْه‬: ‫الش‬
separuh dari barang serikatan407),
‫تَ َحقُّوْ هَا‬:‫ ةً اِ ْس‬:‫َكانَ ال ُّشفَ َعا ُء َج َما َع‬
maka orang yang Syuf’ah
mengambil bagian separuh itu ِ ‫َعلَى قَ ْد ِر اِإْل ْماَل‬
‫ك‬
dengan Mahar Mitsil. Ketika hak
Syuf’ah itu milik orang banyak,
maka Syuf’ah menjadi hak mereka
bersama sesuai kadar
kepemilikannya.

Qiradl (Mudharabah atau Pembagian hasil)


(Fasal) Akad Qiradh408) mempunyai ُ‫ ة‬::::‫اض َأرْ بَ َع‬
ِ ‫ر‬:::: َ ِ‫ َولِ ْلق‬:)‫ص^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
ٍ :َ‫وْ نَ َعلَى ن‬::‫ َأ ْن يَ ُك‬: :َ‫ َراِئط‬: ‫َش‬
4 syarat, yaitu: Modal yang ‫اض‬:
digunakan berupa Dirham dan Dinar
‫ْر‬:ِ ‫ِمنَ ال َّد َرا ِه ِم َوال َّدنَانِي‬
‫ْأ‬
Apabila pemilik modal memberi ِ ‫ ِل‬:‫َوَأ ْن يَ َذنَ َربُّ ْال َما ِل لِ ْل َعا ِم‬
‫في‬
izin kepada pengelola usaha ْ ‫ف ُم‬
‫ا اَل‬:::‫ا ً َأوْ فِ ْي َم‬:::‫طلَق‬ :ِ ُّ‫ر‬:::‫ص‬َ َّ‫الت‬
mentasarufkan modal secara mutlak
“Syuf’ah itu seperti melepaskan ikatan tali.”
Maksudnya adalah Syuf’ah itu hukumnya gugur apabila tidak segera
bergegas untuk menuntutnya. Seperti seekor unta yang melarikan diri saat tali
kekangnya dilepas, dan pemiliknya tidak bergegas mengikatnya kembali.
407
) Yakni separuh dari tanah, atau satu bagian dari suatu kebun.
408
) Akad Qiradl juga disebut dengan Mudarabah. Dalil yang menjelaskan
diperbolehkannya akad Qiradl ini adalah Ijma’ dan perbuatan para sahabat.
Dalam kitab Takmilatul Majmu’ dikatakan: Imam Ibnu Mundzir berkata:
“Para ulama Ahli ilmu telah melakukan Ijma’ akan diperbolehkannya
Mudarabah dalam satu jumlah.” Imam As-Shan’ani berkata: “Tidak ada khilaf
diantara kaum Muslimin akan diperbolehkannya akad Qiradl. Dan akan
tersebut adalah akad yang telah dilakukan semenjak masa Jahiliyyah kemudian
ditetapkan oleh Islam.”
Dan juga telah dinukil pekerjaan para sahabat yang melakukan akad
Qiradl ini. Diantara mereka adalah Umar bin Khattab dan putranya; Abdullah,
Utsman bin Affan. Silahkan simak kitab Muwatha’: Kitab Qiradl (2/687).
223
atau secara umum pada sesuatu َ‫يَ ْنقَ ِط ُع ُوجُوْ ُدهُ غَالِبا ً َوَأ ْن يَ ْشت َِرط‬
yang tidak terputus wujudnya, ‫ْح َوَأ ْن‬
ِ ‫رِّ ب‬::‫لَهُ ج ُْزءاً َم ْعلُوْ ما ً ِمنَ ال‬
Pemilik modal mensyaratkan
‫اَل يُقَد َِّر بِ ُم َّد ٍة‬
kepada pengelola usaha dengan
bagian keuntungan yang
diketahui409), Pemilik modal tidak
membatasi akad Qiradh dengan

409
) Yakni keuntungan yang telah ditentukan, seperti 1/2 atau 1/3.
224
suatu jangka waktu.
Tidak ada tanggungan mengganti ِ ‫ َمانَ َعلَى ْال َعا ِم‬::::‫ض‬
‫ل ِإاَّل‬:::: َ ‫َواَل‬
rugi bagi pengelola kecuali karena ‫ َل ِر ْب ُح‬::::::‫ص‬ َ
َ ‫ ْد َوا ٍن َوِإذا َح‬::::::ُ‫بِع‬
kecerobohanya410). Ketika
didapatkan keuntungan dan ِ ‫َو ُخ ْس َرانُ ُجبِ َر ْال ُخ ْس َرانُ بِال ِّرب‬
‫ْح‬
kerugian, maka hasil dari
keuntungan digunakan untuk

410
) Yakni Pengelola ceroboh dalam membelanjakan modal, atau ia sembrono
ketika melakukan pekerjaan dimana hal itu adalah perkara yang dituntut dari
pekerjaan itu.
225
menutupi kerugian.

Musaqah (Siraman)
(Fasal) Akad Musaqah411 itu ‫اِئزَ ةٌ َعلَى‬:‫اقَاةُ َج‬:‫ َو ْال ُم َس‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
hukumnya diperbolehkan pada
tanaman kurma dan anggur. Akad
: ‫ان‬ ِ َ‫رْ ط‬:‫ا َش‬::َ‫ َر ِم َولَه‬:‫ ِل َو ْال َك‬:‫النَّ ْخ‬
‫ َّد ٍة‬::::‫ ِّد َرهَا بِ ُم‬::::َ‫ َأ ْن يُق‬: ‫ ُدهُ َما‬::::‫َأ َح‬
ini memiliki 2 syarat, yaitu: 1)
ً‫ َأ ْن يُ َعيِّنَ لِ ْل َعا ِم ِل ج ُْزءا‬: ‫اني‬ :ِ َّ‫َوالث‬

411
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya akad Musaqah adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2203) dan Imam Muslim (1551) dari Ibnu
Umar:
ْ ‫ َأ ْعطَى َخ ْيبَ َر بِ َش‬ ِ‫« َأ َّن َرسُو َل هللا‬
ٍ ْ‫ط ِر َما خ ََر َج ِم ْنهَا ِم ْن ثَ َم ٍر اَوْ زَ ر‬
»‫ع‬
“Sesungguhnya Rasulullah memberikan penduduk Khaibar dengan separuh
perkara yang tumbuh diatasnya baik dari buah-buahan atau tanaman.”
Sedangkan dalam riwayat Imam Muslim:
ِ ‫ضهَا َعلَى َأ ْن يَ ْعتَ ِملُوهَا ِم ْن َأ ْم َوالِ ِه ْم َولِ َرس‬
 ِ‫ُول هللا‬ َ ْ‫« َدفَ َع ِإلَى يَهُو ِد خَ ْيبَ َر ن َْخ َل َخ ْيبَ َر َوَأر‬
» َ ‫طرُها‬ ْ ‫َش‬
“Rasulullah memberikan Yahudi Khaibat kurma Khaibar dan tanahnya
dengan syarat mereka merawat keduanya dengan harta mereka dan
Rasulullah mendapatkan bagian separuhnya.”
Maka dengan adanya nash ini akad Musaqah hukumnya telah tetap pada
tanaman kurma, sedangkan pohon anggur hukumnya diqiyaskan padanya.
Disamping itu, akad Musaqah juga diperbolehkan kepada tanaman ketika
tanaman itu mengikuti pohonnya, seperti yang telah diuraikan di dalam hadits.
226
Pemilik memperkirakan Musaqah ‫َم ْعلُوْ ما ً ِمنَ الثَّ َم َر ِة‬
sampai waktu tertentu, 2) Pemilik
menetukan bagian keuntungan yang
jelas bagi pekerja yang diambil dari
buah.
Pekerjaan pada akad Musaqah ada 2 َ ‫ا َعلَى‬::َ‫ ُل فِ ْيه‬::‫ثُ َّم ْال َع َم‬
: ‫رْ بَ ْي ِن‬::‫ض‬
macam, yaitu: 1) Pekerjaan yang َ :ُ‫َع َم ٌل يَعُوْ ُد نَ ْف ُعهُ ِإلَى الثَّ َم َر ِة فَه‬
‫و‬:

227
kemanfaatanya kembali kepada ُ‫ ه‬:‫وْ ُد نَ ْف ُع‬::‫ ٌل يَ ُع‬:‫َعلَى ْال َعا ِم ِل َو َع َم‬
ِ ْ‫ِإلَى اَأْلر‬
buah 2) Pekerjaan yang ِّ‫و َعلَى َرب‬::::::::ُ ‫ض فَه‬
َ
kemanfaatannya kembali kepada
‫ْال َما ِل‬
bumi, maka pekerjaan ini menjadi
bagian pemilik lahan tersebut.

Ijarah (Persewaan)
(Fasal) Setiap perkara yang bisa ‫ع‬ُ ‫ا‬::َ‫ َو ُكلُّ َما َأ ْم َكنَ ااْل ِ ْنتِف‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
diambil kemanfaatnya serta tetapnya ُ‫ارتُه‬
َ ‫َّت ِإ َج‬ ْ ‫صح‬ َ ‫بِ ِه َم َع بَقَا ِء َع ْينِ ِه‬
keadaan perkara tersebut maka
hukumnya sah menyewakannya412).
َ ‫ ِد َأ ْم‬:‫هُ بَِأ َح‬:ُ‫ت َم ْنفَ َعت‬
:‫ر ْي ِن‬: ْ ‫ِإ َذا قُ ِّد َر‬
412
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya akad Ijarah adalah:
 Al-Qur’an, yakni Firman Allah:
]6 :‫ض ْعنَ لَ ُك ْم فَآتُوه َُّن ُأجُو َره َُّن} [الطالق‬
َ ْ‫{فَِإ ْن َأر‬
“Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)-mu untukmu, maka
berikanlah kepada mereka upahnya.” (QS. At-Thalaq: 6)
 Hadits, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
(2150) dari Abu Hurairah, dari Rasulullah. Beliau bersabda:
‫ ًّرا‬:ُ‫ا َع ح‬::َ‫ ٌل ب‬:ُ‫ د ََر َو َرج‬:‫ ٌل َأ ْعطَى بِي ثُ َّم َغ‬:ُ‫ َرج‬: ‫ ِة‬:‫وْ َم ْالقِيَا َم‬::َ‫ ُمهُ ْم ي‬:‫ص‬ْ َ‫ ثَاَل ثَةٌ َأنَا خ‬: ُ‫ال هللا‬ َ َ‫«ق‬
»ُ‫ْط َأجْ َره‬
‫ع‬ ُ ‫ي‬
ِ ْ َ ِ‫م‬َ ‫ل‬ ‫و‬ ُ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫ى‬َ ‫ف‬ ْ‫و‬َ ‫ت‬‫س‬ْ ‫ا‬َ ‫ف‬ ‫ًا‬
‫ر‬ ‫ي‬‫ج‬ ‫َأ‬ ‫ر‬
ِ َ َ ‫ج‬‫ْأ‬َ ‫ت‬‫س‬ْ ‫ا‬ ‫ل‬
ٌ ‫ج‬
ُ َ َ َ ‫فََأ َك َل‬
‫ر‬ ‫و‬ ُ ‫ه‬َ ‫ن‬‫م‬َ ‫ث‬
“Allah berfirman: ‘Tiga orang yang Aku menjadi seteru mereka pada hari
Kiamat: seorang laki-laki yang berjanji menggunakan nama-Ku, kemudian ia
mengkhianatinya, seorang laki-laki yang menjual seorang yang merdeka,
lantas ia memakan ongkos orang itu, dan seorang laki-laki yang menyewa
seorang buruh kemudian buruh itu menyelesaikan pekerjaannya, namun ia
tidak memberikan upahnya.”
Imam Bukhari (2159) dan Imam Muslim (1202) meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, ia berkata:
» ‫ َوَأ ْعطَى الَّ ِذي َح َج َمهُ َولَوْ َكانَ َح َرا ًما لَ ْم يُ ْع ِط ِه‬ ‫« احْ تَ َج َم النَّبِ ُّي‬
“Rasulullah melakukan bekam, dan beliau memberikan upah kepada tukang
bekam. Apabila Rasulullah mengetahui keharaman hal itu, niscaya beliau
tidak akan memberikan upah.”
Maksudnya tidak disukainya pekerjaan seperti ini, atau mengambil upah
atas pekerjaan itu. Arti “Karahiyyah” (tidak disukai) dalam hadits ini adalah
keharaman. Apabila bukan, maka pekerjaan seperti ini termasuk pekerjaan
yang dimakruhkan.
228
Ketika kemanfaatan perkara tersebut ‫بِ ُم َّد ٍة َأوْ َع َم ٍل‬
diperkirakan dengan salah satu dari
dua perkara, yaitu: 1) Masa waktu,
2) Pekerjaan.
Kemutlakan akad Ijarah itu ‫َضى تَ ْع ِدي َْل اُأْلجْ َر ِة‬ ِ ‫طاَل قُهَا يَ ْقت‬ْ ‫َوِإ‬
menyebabkan pembayaran akad ‫ التَّْأ ِجي َْل َواَل تَ ْبطُ ُل‬:َ‫ِإاَّل َأ ْن يُ ْشتَ َرط‬
Ijarah tersebut dengan kontan َ ْ ‫َأ‬ ُ
‫ َدي ِْن‬:ِ‫ ِد ال ُمت َعاق‬:‫ت َح‬
ِ ْ‫و‬:‫ارة بِ َم‬
َ ‫اِإْل َج‬

229
kecuali apabila disyaratkan ‫تَْأ ِج َر ِة‬:‫ف ْال َع ْي ِن ْال ُم ْس‬:
ِ :َ‫ ُل بِتَل‬:ُ‫َوتَ ْبط‬
ِ ‫ َمانَ َعلَى اَأْل ِجي‬:::::‫ض‬
pembayaran secara tempo. Akad ‫ر ِإاَّل‬:::::ْ َ ‫َواَل‬
Ijarah tidak batal sebab
meninggalnya salah satu dari dua ٍ ‫بِ ُع ْد َو‬
‫ان‬
orang yang telah melakukan akad.
Akad Ijarah menjadi batal ketika
barang yang disewakan rusak.
Penyewa barang tidak wajib

230
mengganti barang yang disewa
kecuali karena kecerobohannya.

Ju’alah (Sayembara)
(Fasal) Ju’alah itu ‫ َوه َُو‬: ٌ‫ َو ْال ُج َعالَةُ َجاِئ َزة‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
ِ َ‫ت َِرط‬::::::‫َأ ْن يَ ْش‬
diperbolehkan413), apabila seseorang ‫الَتِ ِه‬::::::‫ض‬
َ ‫في َر ِّد‬
memberi syarat dengan imbalan
‫ا‬:::َ‫ِإ َذا َر َّده‬:::َ‫ا ً ف‬:::‫ا ً َم ْعلُوْ م‬:::‫ِع َوض‬

413
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya akad Ju’alah adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2156) dan Imam Muslim (2201) dari Abu
Said Al-Khudri: Sesungguhnya sekelompoh sahabat Rasulullah bertamu
kepada suatu kaum namun mereka tidak diberikan suguhan. Kemudian
pemimpin kaum itu disengat seekor ular atau serangga. Lantas salah seorang
sahabat mengobati pemimpin kaum itu dengan bacaan fatihah dengan upah
segerombolan kambing. Ternyata pemimpin kaum itu sembuh, dan mereka
mengambil upah tersebut. Mereka kemudian memberitahukan hal tersebut
kepada Rasulullah. Rasulullah bersabda:
َ ‫«قَ ْد َأ‬
»‫ص ْبتُ ْم ا ْق ِس ُموا َواضْ ِربُوا لِي َم َع ُك ْم َس ْه ًما‬
“Kalian telah benar, maka bagilah upah itu dan jadikan untukku satu bagian
bersama kalian.”
231
yang jelas bagi yang bisa :َ‫رُوْ ط‬::‫ض ْال َم ْش‬
َ ‫ق َذلِكَ ال ِع َو‬
َّ ‫ا ْستَ َح‬
mengembalikan barang miliknya ُ‫لَه‬
yang hilang. Ketika ada seseorang
berhasil mengembalikan barang
hilang tersebut, maka orang itu
berhak atas imbalan yang dijanjikan
padanya.

Muzara’ah wa Mukhabarah
(Fasal) Ketika pemilik lahan ٍ ‫ َع ِإلَى َرج‬:::َ‫ َوِإ َذا َدف‬:)‫ص^^^ ٌل‬
‫ل‬:::ُ ْ َ ‫(ف‬
menyerahkan sebidang lahan kepada ُ‫ه‬:::َ‫ َرطَ ل‬:::‫ش‬ َ ‫ا َو‬:::َ‫ا لِيَ ْز َر َعه‬:::‫ض‬ ً ْ‫َأر‬
seseorang untuk ditanami, dan ia
‫ج ُْزءاً َم ْعلُوْ ما ً ِم ْن َر ْي ِعهَا لَ ْم يَج ُْز‬
menyaratkan bagi orang itu
keuntungan dari hasil lahan itu, ‫ ٍة‬::‫ض‬ َّ ِ‫ب َأوْ ف‬ ٍ َ‫َوِإ ْن َأ ْك َراهُ ِإيَّاهَا بِ َذه‬
maka hal itu hukumnya tidak ِ ً ‫ا‬: ‫ا ً َم ْعلُوْ م‬: ‫هُ طَ َعام‬: َ‫َأوْ َش َرّطَ ل‬
‫في‬
diperbolehkan414). Ketika pemilik ‫ِذ َّمتِ ِه َجا َز‬
414
) Dalil yang menjelaskan tidak diperbolehkannya akad seperti ini adalah hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2214) dan Imam Muslim (1548) dan
lafadz hadits tersebut menggunakan redaksi Imam Muslim. Diriwayatkan dari
Nafi’ bin Khadij. Ia berkata: Pada masa Rasulullah, kami menyerahkan
penggarapan sebidang tanah dengan upah 1/3, 1/4, dan makanan yang telah
ditentukan.
Suatu ketika, datanglah seorang pamanku. Kemudian ia berkata:
‫ا َأ ْن‬:َ‫ا نَهَان‬:َ‫ ُع لَن‬:َ‫ولِ ِه َأ ْنف‬:‫ةُ هللاِ َو َر ُس‬:َ‫ا َوطَ َوا ِعي‬:ً‫ا نَافِع‬:َ‫انَ لَن‬:‫ر َك‬: ٍ ‫ ع َْن َأ ْم‬ ِ‫و ُل هللا‬:‫«نَهَانَا َر ُس‬
‫ض َأ ْن‬
ِ ْ‫ر َربَّ اَألر‬: َ :‫ َّمى َوَأ َم‬:‫ام ْال ُم َس‬:
ِ :‫ع َوالطَّ َع‬: ِ ْ‫اَألر‬::ِ‫ َل ب‬:ِ‫نُ َحاق‬
ِ ُ‫ا َعلَى الثُّل‬::َ‫ض فَنُ ْك ِريَه‬
ِ :ُ‫ث َوالرُّ ب‬
»َ‫يَ ْز َر َعهَا َأوْ ي ُْز ِر َعهَا َو َك ِرهَ ِك َرا َءهَا َو َما ِس َوى ذلِك‬
َ
“Rasulullah telah melarang kami, untuk melakukan sesuatu yang ada
manfaatnya bagi kami, akan tetapi taat kepada Allah dan Rasul-Nya lebih
besar manfaatnya bagi kami. Beliau melarang kami untuk menyerahkan
penggarapan tanah kepada orang lain, lalu kami pungut upah sewanya, dari
1/3, 1/4, atau dari makanan ditentukan. Beliau menyuruh pemilik tanah untuk
menanaminya sendiri, atau ditanami oleh saudaranya. Beliau melarang akad
sewa lahan atau akad sejenisnya.”
Maksud dari “Makanan yang ditentukan” adalah bagian yang ditentukan
dari tanaman yang dihasilkan oleh sebidang tanah itu. Atau larangan tersebut
diarahkan atas penyewaan tanah dengan upah 1/3, atau 1/4 (dari hasil
232
lahan menyewa orang tersebut
dengan upah emas atau perak atau ia
menyaratkan upah makanan yang
diketahui dalam tanggungannya,
maka hal itu hukumnya
diperbolehkan415).

Ihya’ul Mawat (Menghidupkan lahan kosong)


(Fasal) Mengidupkan lahan kosong ‫اِئ ٌز‬::‫ج‬
َ ‫ت‬ ِ ‫وا‬:َ :‫ َوِإحْ يَا ُء ْال َم‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
itu diperbolehkan dengan 2 syarat, ‫وْ نَ ْال ُمحْ يِي‬:::‫ َأ ْن يَ ُك‬: ‫رْ طَي ِْن‬:::‫بِ َش‬
yaitu: Orang yang menghidupkan ً ‫ُم ْسلِما‬
lahan beragama Islam

penggarapan tanah).
415
) Imam Muslim (1549) meriwayatkan dari Tsabit bin Dhakha:
َ ‫ « الَ بَْأ‬: ‫ال‬
» ‫س بِهَا‬ َ ‫نَهَى َع ِن ْال ُم َزا َر َع ِة َوَأ َم َر بِ ْال ُم‬ ِ‫«َأ َّن َرسُو َل هللا‬
َ َ‫َؤاج َر ِة َوق‬
“Rasulullah melarang akad Muzara’ah dan memerintahkan dengan akad
Mu’ajarah. Beliau bersabda: “Tidak masalah dengan akad tersebut.”
233
Lahan yang akan dihidupkan adalah ‫ َّرةً لَ ْم‬::::ُ‫وْ نَ اَأْلرْ ضُ ح‬::::‫َو َأ ْن تَ ُك‬
lahan kosong yang tidak dimiliki ُ‫فَة‬:‫ص‬ ٌ :‫يَجْ ِر َعلَ ْيهَا ِم ْل‬
ِ ‫لِ ٍم َو‬:‫ك لِ ُم ْس‬
oleh orang Muslim lain416). Sifat
‫ا َد ِة‬::‫في ْال َع‬
ِ َ‫ان‬::‫ا َك‬::‫ َم‬: ‫ا ِء‬::َ‫اِإْل حْ ي‬
menghidupkan lahan yang kosong
adalah menurut kebiasaan disebut ‫َع َّماراً لِ ْل ُمحْ يَا‬
merawat lahan yang dihidupkan.
Diwajibkan mengarahkan air : َ‫َويَ ِجبُ بَ ْذ ُل ْال َما ِء بِثَاَل ثَ ِة َش َراِئط‬
dengan 3 syarat, yaitu: Air melebihi ‫ ِه َو َأ ْن‬::::ِ‫ َل ع َْن َحا َجت‬::::‫ض‬ ُ ‫َأ ْن يَ ْف‬
dari kebutuhannya417), Apabila orang
lain membutuhkan air tersebut
ْ‫ ِه َأو‬:::‫ ُرهُ لِنَ ْف ِس‬:::ْ‫ ِه َغي‬:::ْ‫ا َج ِإلَي‬:::َ‫يَحْ ت‬

416
) Imam Bukhari (2210) meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah dari Rasulullah.
Beliau bersabda:
ُّ ‫ت َأِل َح ٍد فَه َُو َأ َح‬
»‫ق‬ ْ ‫« َم ْن َأ ْع َم َر َأرْ ضًا لَ ْي َس‬
“Barang siapa yang memakmurkan tanah yang tidak dimiliki oleh seseorang
maka ia lebih berhak dengan tanah itu.”
Maksudnya ia lebih berhak dengan tanah itu daripada orang lain.
Memakmurkan dan menghidupkan itu memiliki arti yang sama. Sedangkan
maksud dari dua kata itu adalah memperbaiki tanah dengan menanaminya atau
membuat bangunan.
Imam Bukhari juga meriwayatkan berupa Ta’liqan (13/46): “Pada selain
yang telah dimiliki oleh seorang muslim.”
417
) Imam Bukhari (2230) dan Imam Muslim (107) meriwayatkan dari Abu
Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda:
‫«ثَاَل ثَةٌ اَل يَ ْنظُ ُر هللاُ ِإلَ ْي ِه ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َواَل يُ َز ِّكي ِه ْم َولَهُ ْم َع َذابٌ َألِي ٌم َر ُج ٌل َكانَ لَهُ فَضْ ُل َما ٍء‬
» …‫يق فَ َمنَ َعهُ ِم ْن ا ْب ِن ال َّسبِي ِل‬ ِ ‫بِالطَّ ِر‬
“Tiga orang yang Allah tidak melihat dengan rahmat-Nya pada hari Kiamat
kepada mereka, Allah tidak membersihkan dosa mereka, dan untuk mereka
siksa yang menyakitkan, yaitu: seorang laki-laki yang memiliki kelebihan air
di tengah jalan, namun ia menyegah memberikannya kepada Ibnu Sabil…”
Imam Muslim (1565) meriwayatkan dari Jabir: ia berkata:
»‫ ع َْن بَي ِْع فَضْ ِل ْال َما ِء‬ ِ‫«نَهَى َرسُوْ ُل هللا‬
“Rasulullah melarang menjual kelebihan airnya.”
234
untuk dirinya sendiri atau hewan ُ‫لِبَ ِه ْي َمتِ ِه َوَأ ْن يَ ُكوْ نَ ِم َّما يُ ْست َْخلَف‬
ternaknya, Air tersebut termasuk air ‫في بِْئ ٍر َأوْ َع ْي ٍن‬ ِ
yang terus berganti di sumur atau
mata air418).

Waqaf

418
) Air tersebut berada di dalamnya dan tidak diletakkan dalam suatu wadah dan
semisalnya.
235
(Fasal) Wakaf hukumnya ‫ ِة‬: َ‫اِئ ٌز بِثَالَث‬::‫فُ َج‬::‫ َو ْال َو ْق‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
diperbolehkan dengan 3 syarat, ‫ ِه‬: ِ‫ ُع ب‬: َ‫ َأ ْن يَ ُكوْ نَ ِم َّما يُ ْنتَف‬: َ‫َش َراِئط‬
yaitu: Barang yang diwakafkan
‫َم َع بَقَا ِء َع ْينِ ِه‬
adalah barang yang bisa diambil
kemanfaatnya serta tetapnya
keadaan barang tersebut.
Wakaf itu diberikan pada Asal yang ‫وْ ٍد‬::‫ ٍل َموْ ُج‬: ‫ص‬ ْ ‫وْ نَ َعلَى َأ‬::‫َوَأ ْن يَ ُك‬
telah wujud dan cabang yang tidak َ‫وْ ن‬::‫ ُع َوَأ ْن اَل يَ ُك‬::‫ اَل يَ ْنقَ ِط‬:‫ع‬ ٍ ْ‫ر‬::َ‫َوف‬
terputus419), Wakaf itu tidak pada َ‫في َمحْ ظوْ ٍر َوه َُو َعلَى َما َش َرط‬ ُ
perkara yang diharamkan420). Wakaf ِ
itu harus sesuai dengan syarat ْ‫ْأ ِخي ٍْر َأو‬: َ‫ ِدي ٍْم َأوْ ت‬: ‫ف ِم ْن تَ ْق‬::ُ :ِ‫ْال َواق‬
pewakaf, mulai dari mendahulukan ‫ضي ٍْل‬ ِ ‫تَس ِْويَّ ٍة َأوْ تَ ْف‬
wakaf, mengakhirkan,
menyamakan, atau melebihkan
wakaf421).
419
) Yakni orang yang diwaqafi (Mauquf Alaih) atau salah satu keturunannya
telah ada ketika penyerahan akad Waqaf. Dan apabila orang yang diwaqafi
adalah seseorang yang tidak terputus keturunannya. Kecuali apabila pewaqaf
menentukan penerima waqaf lainnya yang tidak terputus. Seperti ia
mewaqafkan kepada anak-anaknya setelah itu kepada orang-orang faqir.
420
) Yakni perkara yang diharamkan secara Syara’.
421
) Dalil yang menjelaskan keterangan-keterangan yang telah diuraikan itu
adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2586) dan Imam Muslim
(1632) dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Umar bin Khattab mendapatkan
sebidang tanah di Khaibar. Kemudian ia mendatangi Rasulullah dan meminta
pendapat beliau mengenai tanah itu.
Umar berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mendapatkan
sebidang tanah di Khaibar. Saya tidak pernah mendapatkan tanah yang sangat
baik dibanding tanah itu. lantas apa yang Engkau perintahkan mengenai tanah
itu?”
Rasulullah bersabda:
َ َ‫«ِإ ْن ِشْئتَ َحبَسْتَ َأصْ لَهَا َوت‬
»‫ص َّد ْقتَ بِهَا‬
“Apabila kau mau, kau bisa mengambil pokoknya, dan bersedekah
dengannya.”
Rawi berkata: “Kemudian Umar bersedekah dengan tanah tersebut
dengan syarat tidak dijual, dihadiahkan, dan diwaris. Umar menyedekahkan
236
Hibah
(Fasal) Setiap barang yang boleh َ‫ َو ُكلُّ َما َجازَ بَ ْي ُعهُ َجاز‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
dijual maka boleh dihibahkan422). ُ‫ِهبَّتُه‬
Hibah itu tidak bisa dimiliki kecuali ‫ْض َوِإ َذا‬
ِ ‫القَب‬: ْ ِ‫ةُ ِإاَّل ب‬:َ‫َواَل ت َْل َز ُم ْال ِهب‬
setelah diterima . Ketika orang ‫هُ لَ ْم يَ ُك ْن‬:::َ‫وْ بُ ل‬:::ُ‫هَا ْال َموْ ه‬:::‫ض‬
423)
َ َ‫قَب‬
dihibahi menerima pemberian, maka ْ ‫اَّل َأ‬ ‫َأ‬
‫ا ِإ ن‬::َ‫ َع فِ ْيه‬::‫ب ْن يَرْ ِج‬ ِ ‫ َوا ِه‬::‫لِ ْل‬
tanahnya untuk orang faqir, kerabat, untuk memerdekakan budak, Sabilillah,
Ibnu Sabil, dan tamu. Tidak berdosa bagi orang yang mengurusinya untuk
memakan dari hasil kebun itu dan memberi makan dengan cara yang baik dan
tidak menimbun.
Syariat Islam memotivasi untuk melakukan Waqaf. Hal itu ditunjukkan
dengan haidts yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (1631) dari Abu
Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
‫ ُع‬:َ‫ ٍة َأوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَف‬:َ‫اري‬ َ ‫« ِإ َذا َماتَ اِإل ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع ْنهُ َع َملُهُ ِإالَّ ِم ْن ثَالَثَ ِة َأ ْشيَا َء ِم ْن‬
ِ ‫ َدقَ ٍة َج‬:‫ص‬
» ُ‫ح يَ ْدعُو لَه‬ ٍ ِ‫صال‬َ ‫بِ ِه َأوْ َولَ ٍد‬
“Ketika seorang manusia mati, maka amalnya akan terputus kecuali dari tiga
perkara: sedekah jariyyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak sholih
yang mendoakannya.”
Para Ulama menafsirkan sabda Rasulullah: “Sedekah jariyyah” dengan waqaf.
422
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya Hibah adalah:
 Al-Qur’an, yaitu Firman Allah:
} ‫وهُ هَنِيًئا َم ِريًئا‬::ُ‫ا فَ ُكل‬:‫هُ نَ ْف ًس‬:‫ ْي ٍء ِم ْن‬:‫ِإ ْن ِط ْبنَ لَ ُك ْم ع َْن َش‬:َ‫ةً ف‬:َ‫ ُدقَاتِ ِه َّن نِحْ ل‬:‫ص‬
َ ‫ا َء‬:‫{ َوآتُوا النِّ َس‬
] 4 :‫[النساء‬
“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan
kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah
(ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.”
(QS. An-Nisa’: 4)
 Hadits, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2437) dan Imam
Muslim (1077), lafadz hadits menggunakan riwayatnya, dari Abu Hurairah:
‫ َدقَةٌ لَ ْم‬:‫ص‬
َ ‫ل‬: َ :‫ َكانَ ِإ َذا ُأتِ َى بِطَ َع ٍام َسَأ َل َع ْنهُ فَِإ ْن قِي‬ ‫ى‬
َ :‫ا َوِإ ْن قِي‬::َ‫ َل ِم ْنه‬:‫ل هَ ِديَّةٌ َأ َك‬: َّ ِ‫«َأ َّن النَّب‬
»‫يَْأ ُكلْ ِم ْنهَا‬
“Sesungguhnya Rasulullah ketika dihidangkan makanan, maka beliau akan
bertanya mengenai makanan itu. apabila dijawab bahwa itu adalah hadiah,
maka beliau akan memakannya. Apabila dijawab bahwa itu adalah sedekah,
237
penghibah tidak boleh mencabut ً‫يَ ُكوْ نَ َوالِدا‬
kembali barang pemberiannya
kecuali orang yang diberi adalah
anaknya424).
Ketika penghibah memberikan َ‫ان‬::‫هُ َك‬:َ‫يْئا ً َأوْ َأرْ قَب‬:‫ َر َش‬:‫َوِإ َذا َأ ْع َم‬
sesuatu seumur hidup atau berjaga- ِ َ‫رْ ق‬::‫ر َأوْ لِ ْل ُم‬::
‫ ِه‬::ِ‫ب َو لِ َو َرثَت‬ ِ ‫لِ ْل ُم ْع َم‬
jaga maka sesuatu tersebut menjadi
‫ِم ْن بَ ْع ِد ِه‬
milik orang yang diberi seumur
hidup atau berjaga-jaga dan juga
bagi ahli warisnya setelah dia

maka beliau tidak akan memakannya.”


423
) Yakni barang yang dihibahkan tidak lepas dari milik pemberi hibah, dan
menjadi milik orang yang menerima hibah sebelum ia menerima barang yang
dihibahkan itu. Dan diperbolehkan bagi penghibah menarik kembali barang
yang dihibahkan selama barang tersebut belum diterima.
Hal ini ditunjukkan oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleg Imam
Hakim, dan ia menshahihkannya: “Sesungguhnya Rasulullah memberikan
hadiah minyak misik kepada Raja Najasyi. Namun Raja Najasyi keburu
meninggal dunia sebelum hadiah itu sampai kepadanya. Maka Rasulullah
membagikan minyak misik itu kepada istri-istri beliau.
424
) Imam Bukhari (2449) dan Imam Muslim (1622) meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, ia berkata: Rasulullah bersabda:
ِ ‫«ال َعاِئ ُد فِي ِهبَتِ ِه َك ْال َك ْل‬
»‫ب يَقِي ُء ثُ َّم يَعُو ُد فِي قَ ْيِئ ِه‬ ْ
“Seseorang yang menarik kembali barang yang ia hibahkan, itu seperti anjing
yang muntah lantas ia menelan kembali muntahannya itu.”
Imam Abu Daud (3539 dan Imam Tirmidzi (2133) dan ia berkata:
“Hadits ini adalah hadits Hasan dan Shahih”. Mereka meriwayatkan dari Ibnu
Umar dan Ibnu Abbas, dari Rasulullah. Sesungguhnya beliau bersabda:
ِ ‫ب ِهبَةً فَيَرْ ِج َع فِيهَا ِإالَّ ْال َوالِ َد فِي َما يُع‬
»ُ‫ْطى َولَ َده‬ َ َ‫ْط َى َع ِطيَّةً َأوْ يَه‬
ِ ‫« الَ يَ ِحلُّ لِ َر ُج ٍل َأ ْن يُع‬
“Tidak halal bagi seorang laki-laki apabila ia memberikan suatu pemberian,
atau memberikan hibah lantas ia mencabutnya kembali kecuali pada orang
tua atas barang yang ia berikan kepada anaknya.”
238
meninggal425).

Luqatah (Barang temuan)


(Fasal) Ketika seseorang ِ ً‫ة‬:::َ‫ َد لُ ْقط‬:::‫ َوِإ َذا َو َج‬:)‫ص^^^ ٌل‬
‫في‬ ْ َ ‫(ف‬
menemukan barang di tanah kosong ‫ ُذهَا‬:::‫هُ َأ ْخ‬:::َ‫ق فَل‬ :ٍ :::ْ‫ت َأوْ طَ ِري‬
ٍ ‫وا‬:::
َ ‫َم‬
atau jalanan, maka ia diperbolehkan َ ‫َأ‬ ُ ْ ‫َأ‬ ُ
‫ َو خذهَا وْ لى ِم ْن تَرْ ِكهَا‬:‫َوتَرْ كهَا‬
untuk mengambil atau
‫ِإ ْن َكانَ َعلَى ثِقَ ٍة ِمنَ ْالقِيَ ِام بِهَا‬

425
) Hibah Al-Umra (seumur hidup), itu seperti seseorang berkata: “Aku
memberikan kebun ini selama masa hidupmu. Apabila kau mati, maka kebun
itu kembali kepadaku. Hibah Ar-Ruqba (berjaga-jaga), itu seperti: Aku
menjagakan barang kepadamu. Apabila kau mati sebelumku, maka barang itu
kembali kepadaku. Apabila aku mati sebelummu, maka barang itu tetap
menjadi milikmu.
Imam Muslim (1625) meriwayatkan dari Jabir: Sesungguhnya Rasulullah
bersabda:
.‫ ٌد‬:‫ا بَقِ َى ِم ْن ُك ْم َأ َح‬::‫ك َم‬
َ :َ‫« َأيُّ َما َر ُج ٍل َأ ْع َم َر َر ُجالً ُع ْم َرى لَهُ َولِ َعقِبِ ِه فَقَا َل قَ ْد َأ ْعطَ ْيتُ َكهَا َو َعقِب‬
‫ ِه‬:‫ا ًء َوقَ َعت فِي‬::‫ ِل َأنَّهُ َأ ْعطَى َعط‬:ْ‫ا ِحبِهَا ِم ْن َأج‬:‫ص‬
ْ َ َ ‫ ُع ِإلَى‬:‫ا الَ تَرْ ِج‬::َ‫ َوِإنَّه‬.‫ا‬::َ‫فَِإنَّهَا لِ َم ْن ُأ ْع ِطيَه‬
» ‫يث‬ ِ ‫ْال َم َو‬
ُ ‫ار‬
“Barang siapa seorang laki-laki yang memberikan sesuatu seumur hidup,
maka barang itu miliknya dan keturunannya. Laki-laki itu berkata: ‘Aku
memberikan barang ini kepadamu dan anakmu selama salah seorang dari
kalian masih hidup’. Maka sesungguhnya barang itu menjadi milik orang yang
diberi dan keturunanannya dan barang itu tidak bisa kembali kepada pemilik
aslinya. Karena ia telah memberikan pemberian yang terkait dengan
warisan.”
Yakni pemberian seumur hidup itu telah berhubungan dengan hukum
perkara yang diwaris, dan perkara tersebut terdapat hak ahli waris.
Imam Abu Daud (3558) dan Imam Tirmidzi (1351), ia berkata: ‘Hadits
ini adalah hadist Hasan’, mereka meriwayatkan dari Jabir, ia berkata:
Rasulullah bersabda:
» ‫« ْال ُع ْم َرى َجاِئ َزةٌ َأل ْهلِهَا َوالرُّ ْقبَى َجاِئزَ ةٌ َأل ْهلِهَا‬
“Hibah seumur hidup itu diperbolehkan bagi keluarganya, dan hibah berjaga
juga diperbolehkan untuk keluarganya.”
239
meninggalkan barang tersebut.
Menggambil barang tersebut itu
lebih utama dari pada
meninggalkannya, apabila orang
yang mengambil itu adalah orang
biasa dipercaya untuk menjaga
barang tersebut.

240
Apabila seseorang mengambil ‫ ِه َأ ْن‬:::::ْ‫ب َعلَي‬
َ ‫ َذهَا َو َج‬:::::َ‫َوِإ َذا َأخ‬
barang temuan, maka ia wajib ‫ا‬::َ‫ ِوعَا َءه‬:‫يَا َء‬::‫تَّةَ َأ ْش‬::‫رفَ ِس‬::ْ ِ ‫يَع‬
mengetahui 6 perkara, yaitu: ْ
Wadah, Bungkus, Tali, Jenis,
َ
:‫هَا‬::‫ا َو ِجن َس‬::َ‫هَا َو ِوكا َءه‬::‫اص‬ َ َ‫َو ِعف‬
Jumlah, Berat benda tersebut. Dan ِ :‫ا‬: َ‫ َويَحْ فَظَه‬:‫ا‬: َ‫ َد َدهَا َو َو ْزنَه‬:‫َو َع‬
‫في‬
ia menyimpan barang temuan pada ‫ِحرْ ِز ِم ْثلِهَا‬
tempat umumnya barang tersebut

241
disimpan.
Ketika orang yang menemukan ً‫نَة‬: ‫ا َس‬::َ‫ا َع َّرفَه‬::َ‫ثُ َّم ِإ َذا َأ َرا َد تَ َملُّ َكه‬
ِ ‫ا ِج ِد َو‬:::::‫ب ْال َم َس‬ ِ ‫ َوا‬:::::ْ‫َعلَى َأب‬
barang ingin memiliki barang ‫في‬
tersebut, maka ia harus
mengumumkannya selama setahun
‫ِإ ْن‬: َ‫ ِه ف‬:‫ َدهَا فِ ْي‬:‫ض ِع الَّ ِذي َو َج‬ ِ ْ‫ْال َمو‬
di pintu-pintu masjid dan di tempat ‫هُ َأ ْن‬:::َ‫انَ ل‬:::‫ َك‬:‫ا ِحبَهَا‬:::‫ص‬ َ ‫ ْد‬:::‫لَ ْم يَ ِج‬
ia menemukan barang tersebut. َّ ‫ط ال‬:ِ ْ‫يَتَ َملَّ َكهَا بِشَر‬
‫ض َما ِن‬
Ketika orang yang menemukan
tidak menemukan pemilik barang
tersebut maka barang tersebut
menjadi miliknya dengan syarat ia
mau mengganti rugi426).

426
) Dalil-dalil yang menjelaskan disyariatkanya Luqatah dan hukum-hukum
yang berkaitan dengannnya adalah beberapa hadits.
Diantaranya adalah hadits yang telah diriwayatkan Imam Bukhari (2296)
dan Imam Muslim (1722) dari Zaid bin Khalid Al-Jahmi: Sesungguhnya
Rasulullah ditanyai mengenai barang temuan emas atau perak. Rasulullah
bersabda:
َ ‫ َد‬: ‫ ةً ِع ْن‬:‫ف فَا ْستَ ْنفِ ْقهَا َو ْلتَ ُك ْن َو ِدي َع‬
‫ك‬ ِ ‫صهَا ثُ َّم َع ِّر ْفهَا َسنَةً فَِإ ْن لَ ْم تَع‬
ْ ‫ْر‬ َ ‫ف ِو َكا َءهَا َو ِعفَا‬ْ ‫« ا ْع ِر‬
» ‫طالِبُهَا يَوْ ًما ِمنَ ال َّد ْه ِر فََأ ِّدهَا ِإلَ ْي ِه‬
َ ‫فَِإ ْن َجا َء‬
“Kenalilah tali dan wadah barang tersebut. Kemudian umumkan selama satu
tahun. Apabila pemiliknya tidak mengenalinya maka kau bisa memanfaatkan
barang temuan itu dan barang temuan itu menjadi titipan disisimu. Apabila
pada suatu hari pemiliknya datang, maka berikanklah barang temuan itu
kepadanya.”
Dalam riwayat Imam Bukhari (2294) dan Imam Muslim (1723) dari
Ubay bin Ka’ab: Rasulullah bersabda:
»‫صا ِحبُهَا َوِإاَّل ا ْستَ ْمتِ ْع بِهَا‬
َ ‫ف ِع َّدتَهَا َو ِو َكا َءهَا َو ِوعَا َءهَا فَِإ ْن َجا َء‬
ْ ‫«ا ْع ِر‬
“Kenalilah jumlah, tali, dan wadah barang temuan itu, apabila pemiliknya
datang. Apabila tidak kau kau bisa menikmatinya.”
242
Adapun barang temuan itu ada 4 :‫ب‬ ٍ ‫ ُر‬::‫ض‬ ْ ‫ ِة َأ‬::‫ةُ َعلَى َأرْ بَ َع‬::َ‫َواللُّقَط‬
macam, yaitu: 1) Barang yang bisa ‫ َّد َو ِام‬:::‫ا يَ ْبقَى َعلَى ال‬:::‫ َم‬: ‫ ُدهَا‬:::‫َأ َح‬
bertahan lama maka keterangan di
‫ا اَل يَ ْبقَى‬::‫ َم‬: ‫اني‬ :ِ َّ‫فَهَ َذا ُح ْك ُمهُ َوالث‬
atas adalah hukumnya, 2) Barang
yang tidak bisa bertahan lama َ‫و ُمخَ يَّ ٌر بَ ْين‬:َ :ُ‫ب فَه‬ ِ َ‫ام الرُّ ط‬:ِ ‫َكالطَّ َع‬
seperti makanan basah, maka orang ‫ ِظ‬::‫ ِه َو ِح ْف‬::‫ ِه َأوْ بَ ْي ِع‬::‫ ِه َوغَرْ ِم‬::ِ‫َأ ْكل‬
yang menemukan bisa memilih ‫ثَ َمنِ ِه‬

243
antara memakan dan mengganti rugi
barang tersebut atau menjualnya dan
menjaga uang barang tersebut.
Barang yang bisa bertahan lama ٍ ‫ا يَ ْبقَى بِ ِعاَل‬::::::::::::‫ َم‬: ‫ث‬
‫ج‬ ُ ِ‫َوالثَّال‬
dengan cara dirawat seperti anggur ‫ ِه‬::::ْ‫ا فِي‬::::‫ ُل َم‬::::‫ب فَيَ ْف َع‬ ِ َ‫الرُّ ط‬::::‫َك‬
basah, maka orang yang
‫ ِه‬: ِ‫ ِظ ثَ َمن‬: ‫ْال َمصْ لَ َحةُ ِم ْن بَي ِْع ِه َو ِح ْف‬
menemukan mengerjakan sesuatu
yang bernilai maslahat dari menjual ‫َأوْ تَجْ فِ ْيفِ ِه َو ِح ْف ِظ ِه‬

244
dan menjaga uang barang tersebut
atau mengeringkannya dan menjaga
barang tersebut
Barang yang membutuhkan nafkah ‫ ٍة‬::َ‫ا ُج ِإلَى نَفَق‬::َ‫ا يَحْ ت‬::‫ َم‬: ‫ ُع‬::ِ‫َوالرَّاب‬
seperti hewan. Masalah ini dibagi :‫رْ بَا ِن‬:::‫ض‬ َ ‫ َو‬:::ُ‫ َوه‬، ‫ال َحيَ َوا ِن‬::: ْ ‫َك‬
menjadi 2: Hewan yang tidak bisa
: ‫ه فَه‬:::‫ ُع بنَ ْفس‬:::ِ‫ان اَل تَ ْمتَن‬
‫و‬:::ُ ٌ ‫و‬:::
َ َ‫َحي‬
menjaga dirinya sendiri, maka orang َ ‫ِ ِ ِ َأ‬ ‫َأ‬
َ ْ
ْ‫ ِه و‬: ِ‫رْ ِم ث َمن‬::‫ ِه َو َغ‬: ِ‫ُمخَ يَّ ٌر بَ ْينَ كل‬
yang menemukan bisa memilih

245
antara memakannya dan mengganti ْ‫اق َعلَ ْي ِه َأو‬
ِ َ‫ بِاِإْل ْنف‬:‫ع‬ِ ‫تَرْ ِك ِه َوالتَّطَ ُّو‬
rugi harganya, atau tidak ‫بَ ْي ِع ِه َو ِح ْف ِظ ثَ َمنِ ِه‬
memakannya dan menolong hewan
itu dengan cara memeliharanya atau
menjualnya dan menjaga uang
penjualan tersebut
Hewan yang bisa menjaga dirinya ُ‫ َده‬::‫ان تَ ْمتَنِ ُع بِنَ ْف ِس ِه فَِإ ْن َو َج‬ ٌ ‫َو َحيَ َو‬
sendiri. Ketika seseorang ُ‫ َده‬:‫ هُ َوِإ ْن َو َج‬:‫في الصَّحْ َرا ِء تَ َر َك‬
menemukannya di tempat lapang, ِ
maka orang tersebut boleh
َ‫ َو ُم َخيَّ ٌر بَ ْين‬:::::ُ‫ ِر فَه‬:::::‫ض‬ َ ‫في ْال َح‬ ِ
meninggalkannya. Apabila ‫اَْأل ْشيَاِء الثَّاَل ثَ ِة فِ ْي ِه‬
menemukannya di pemukiman,
maka orang yang menemukan bisa
memilih tiga hal yang sudah
diuraikan di atas427).

Laqit (Anak yang ditemukan)


(Fasal) Ketika ditemukan anak ِ َ‫ َوِإ َذا ُو ِج َد لَقِيْطٌ بِق‬:)‫ص ٌل‬
‫ار َع ِة‬ ْ َ ‫(ف‬
temuan di tengah jalan, maka ُ‫ه‬:ُ‫هُ َو َكفَالَت‬:ُ‫ْق فََأ ْخ ُذهُ َوتَرْ بِيَت‬
:ِ ‫الطَّ ِري‬
mengambil anak tersebut, mendidik,
‫َوا ِجبَةٌ َعلَى ْال ِكفَايَ ِة‬
dan mencukupi kebutuhannya
hukumnya adalah Fardhu
Kifayah428).
427
) Disebutkan dalam hadits Zaid bin Khalid: bahwa ia bertanya kepada
Rasulullah mengenai barang hilang yang berupa unta. Rasulullah bersabda:
‫ك َولَهَا َد ْعهَا فَِإ َّن َم َعهَا ِح َذا َءهَا َو ِسقَا َءهَا ت َِر ُد ْال َما َء َوتَْأ ُك ُل ال َّش َج َر َحتَّى يَ ِج َدهَا َربُّهَا‬
َ َ‫« َما ل‬
»
“Bagaimana kau ini, padahal unta itu selalu membawa sepatu dan tempat
airnya sehingga ia bisa hilir mudik mencari air dan makan rerumputan hingga
pemiliknya menemukannya.”
Maka ia bertanya mengenai kambing. Rasulullah bersabda:
ِ ‫ك َأوْ لِلذِّْئ‬
»‫ب‬ َ ‫ك َأوْ َأِل ِخي‬
َ َ‫«ل‬
“Kambing itu untukmu, saudaramu, atau serigala.”
428
) Hal itu dikarenakan untuk menjaga kehidupan anak tersebut yang dimuliakan
246
Anak temuan tidak boleh diserahkan ‫ِإ ْن‬:::َ‫ ٍد َأ ِم ْي ٍن ف‬:::َ‫في ي‬ِ ‫رُّ ِإاَّل‬:::َ‫َواَل يُق‬
kecuali pada orang yang dipercaya. ‫حا ِك ُم‬َ ‫ق َعلَ ْي ِه ْال‬ َ َ‫ُو ِج َد َم َعهُ َما ٌل َأ ْنف‬
Ketika harta ditemukan bersama
ُ‫ه‬: ُ‫ا ٌل فَنَفَقَت‬::‫ هُ َم‬:‫ ْد َم َع‬:‫َوِإ ْن لَ ْم يُوْ َج‬
anak tersebut, maka hakim
menginfakkan harta itu pada anak ِ ‫ت ْال َم‬
‫ال‬ ِ ‫في بَ ْي‬
ِ
tersebut. Ketika tidak ditemukan
harta bersama anak tersebut, maka
nafkah anak tersebut ditanggung
oleh Baitul Mal429).

Wadi’ah (Titipan)
(Fasal) Wadi’ah (titipan) adalah ‫ةٌ َو‬:::َ‫ ةُ َأ َمان‬:::‫ َو ْال َو ِد ْي َع‬:)‫ص^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
amanah430). Disunnahkan untuk ‫ ِة‬::َ‫يُ ْستَ َحبُّ قَبُوْ لُهَا لِ َم ْن قَا َم بِاَأْل َمان‬
menerima titipan bagi orang yang
‫فِ ْيهَا‬
bisa menjaga barang titipan dengan
amanah.
dari kematian. Serta memelihara kehidupan seorang manusia seperti yang telah
Allah firmankan:
َ َّ‫{ َو َم ْن َأحْ يَاهَا فَ َكَأنَّ َما َأحْ يَا الن‬
]32 :‫اس َج ِميعًا} [المائدة‬
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka
seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al-
Maidah: 32)
429
) Hal ini dikarenakan Umar bin Khattab bermusyawarah dengan para sahabat
mengenai nafkah anak yang ditemukan. Maka mereka sepakat bahwa
nafkahnya diambil dari Baitul Mal. Mughni MUhtaj: 2/421.
430
) Dalil yang menjelaskan disyariatkannya Wadi’ah adalah:
 Al-Qur’an, diantaranya Firman Allah:
]283 :‫ض ُك ْم بَ ْعضًا فَ ْليَُؤ ِّد الَّ ِذي اْؤ تُ ِمنَ َأ َمانَتَهُ } [البقرة‬
ُ ‫{ِإ ْن َأ ِمنَ بَ ْع‬
“Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya.” (QS. Al-Baqarah: 283)
 Hadits, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud
(4545) dan Imam Tirmidzi (1264) dari Abu Hurairah, ia berkata:
Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
:َ ‫« َأ ِّد اَأل َمانَةَ ِإلَى َم ِن اْئتَ َمن‬
» َ‫َك َوالَ تَ ُخ ْن َم ْن خَانَك‬
“Tunaikanlah amanat kepada orang yang mempercayaimu, dan jangan kau
247
Dan orang yang dititipi tidak wajib ‫وْ ُل‬::َ‫ دِّى َوق‬:‫ َمنُ ِإاَّل بِالتَّ َع‬: ‫ض‬ ْ َ‫َواَل ي‬
ِ ‫وْ ٌل‬::ُ‫َع َم ْقب‬ ِ ‫وْ د‬::‫ْال ُم‬
mengganti rugi kecuali atas ‫ا َعلَى‬::َ‫في َر ِّده‬
kecerobohannya. Ucapan orang
yang dititipi bahwa barang tersebut
‫في‬ِ ‫ا‬::َ‫ ِه َأ ْن يَحْ فَظَه‬: ‫ع َو َعلَ ْي‬ ِ ‫وْ ِد‬::‫ْال ُم‬
telah dikembalikan kepada orang َ ِ‫وْ ل‬::ُ‫ِحرْ ِز ِم ْثلِهَا َوِإ َذا ط‬
‫ا فَلَ ْم‬::َ‫ب بِه‬
yang menitipkan bisa diterima. ‫ا َحتَّى‬::َ‫ ْد َر ِة َعلَ ْيه‬: ُ‫ َم َع ْالق‬:‫ي ُْخ ِرجْ هَا‬
Wajib bagi orang yang dititipi untuk َ‫ض ِمن‬
َ ‫ت‬ ْ َ‫تَلِف‬

mengkhianati orang yang telah mengkhianatimu.”


248
menjaga barang titipan pada tempat
semestinya. Ketika orang yang
dititipi diminta untuk
mengembalikan barang titipan,
kemudian ia tidak menyerahkannya
padahal mampu sampai barang
titipan itu rusak, maka ia wajib
mengganti rugi.

249
َ ‫ض َوا ْل َو‬
‫صايَا‬ ِ ‫َاب ا ْلفَ َراِئ‬
ُ ‫ ِكت‬
Kitab Faraidl dan Wasiat

Ahli Waris
Ahli waris dari orang laki-laki itu : ٌ‫ِّجا ِل َع ْش َرة‬ ِ ‫َو ْال َو‬
َ ‫ارثُوْ نَ ِمنَ الر‬

250
ada 10, yaitu: Anak laki-laki, Anak ‫فَ َل‬:::::::::‫ااْل ِ بْنُ َوابْنُ ااْل ِ ْب ِن َوِإ ْن َس‬
laki-lakinya anak laki-laki dan ‫َواَأْلبُّ َو ْال َج ُّد َوِإنَ َعاَل‬
orang yang berada dibawahnya,
Ayah, Kakek dan orang-orang yang
berada diatasnya,
Saudara laki-laki, Anak laki-laki َ ‫َواَأْل ُّخ َوابْنُ اَأْل ِّخ َوِإ ْن ت‬
‫راخَى‬:::::َ
saudara laki-laki walaupun jauh431, ‫ دَا‬::::::::َ‫َو ْال َع ُّم َوابْنُ ْال َع ِّم َوِإ ْن تَبَاع‬
Paman dari ayah, Anak laki-laki

431
) Seperti cucu saudara laki-laki.
251
paman dari ayah walaupun jauh, ُ ِ‫ج َو ْال َموْ لَى ْال ُم ْعت‬:ُ ْ‫َوال َّزو‬
‫ق‬
Suami, Majikan yang
memerdekakan
Ahli waris dari golongan perempuan : ‫ ْب ٌع‬::‫ا ِء َس‬::‫ات ِمنَ النِّ َس‬:: ُ َ‫ارث‬ ِ ‫َو ْال َو‬
itu ada 7, yaitu: Anak perempuan, ُ‫ َّدة‬:‫ت ااْل ِ ْب ِن َواُأْل ُّم َو ْال َج‬ ُ ‫ْالبَن‬
ُ ‫َت َوبِ ْن‬
Anak perempuannya anak laki-laki, ُ‫وْ اَل ة‬::::‫ ةُ َو ْال َم‬::::‫ت َوال َّزوْ َج‬ ُ ‫َواُأْل ْخ‬
Ibu, Nenek, Saudari perempuan,

252
Istri, Majikan wanita yang ُ‫ْال ُم ْعتِقَة‬
memerdekakan.

Bagian yang tidak gugur seketika


Orang yang tidak gugur dari ahli : ٌ‫ة‬::‫ الٍّ خَ ْم َس‬::‫قُطُ بِ َح‬::‫َو َم ْن اَل يَ ْس‬
waris ada 5, yaitu: Suami istri, ‫ب‬ِ ‫ان َو َولَ ُد الصُّ ْل‬ ِ ‫ال َّزوْ َجا ِن َواَأْلبَ َو‬
kedua orang tua, Anak kandung432).
‫ ُد‬:‫ ْال َع ْب‬:ٌ‫ال َس ْب َعة‬ ٍ ‫ث بِ َح‬ ُ ‫َو َم ْن اَل يَ ِر‬
Sedangkan orang yang tidak bisa
mewarisi ada 7, yaitu: Budak, ُ‫اتَب‬:::‫ ِد َو ْال ُم َك‬:::َ‫ر َوُأ ُّم ْال َول‬:ُ َّ‫ َدب‬:::‫َو ْال ُم‬
Budak Mudabbar433), Ummul ‫َو ْالقَاتِ ُل َو ْال ُمرْ تَ ُد َوَأ ْه ُل ِملَّتَ ْي ِن‬
Walad434), Budak Mukatab435), Orang
yang membunuh436), Murtad, Orang
yang memiliki agama berbeda437).

432
) Seperti anak laki-laki, dan anak perempuan.
433
) Budak Mudabbar adalah seorang budak yang kemerdekaannya digantungkan
dengan kematian majikannya.
434
) Ummul Walad adalah seorang budak wanita yang telah berhubungan badan
dengan majikannya, dan ia mengandung anak majikannya tersebut.
435
) Budak Mukatab adalah seorang budak yang melakukan akad dengan
majikannya dengan memberikan sejumlah uang. Apabila ia telah melunasi
jumlah uang yang telah disepakati, maka ia merdeka. Budak Mukatab ini dan
budak-budak sebelumnya tidak bisa mewarisi dikarenakan mereka tidak
memiliki hak miliki secara asal.
436
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
ُ ‫« القَاتِ ُل اَل يَ ِر‬
»‫ث‬
“Seorang pembunuh itu tidak bisa mewarisi.” HR. Imam Tirmidzi (2110).
437
) Yakni seperti orang muslim dan orang kafir. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (6383) dan Imam Muslim
(1614) dari Usamah bin Zaid: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»‫ث ْال ُم ْسلِ ُم ْال َكافِ َر َواَل ْال َكافِ ُر ْال ُم ْسلِ َم‬
ُ ‫«اَل يَ ِر‬
“Seorang muslim tidak bisa mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak bisa
mewarisi orang muslim.”
253
Orang yang lebih dekat ‫ ااْل ِ بْنُ ثُ َّم‬: ‫ت‬ِ ‫بَا‬::::‫ص‬ َ ‫ َربُ ْال َع‬::::ِ‫َوَأق‬
mendapatkan waris Asobah438) ‫وْ هُ ثُ َّم اَأْل ُّخ‬::::ُ‫هُ ثُ َّم اَأْلبُّ ثُ َّم َأب‬::::ُ‫ا ْبن‬
adalah: anak laki-laki, kemudian
anak laki-lakinya, ayah, kakek,
ِ ‫ب َواُأْل ِّم ثُ َّم اَأْل ُّخ لَِأْل‬
‫ب‬ ِ ‫لَِأْل‬
saudara laki-laki kandung, ibu,
kemudian saudara laki-laki seayah.
kemudian anak laki-lakinya saudara ُ‫ب َواُأْل ِّم ثُ َّم ابْن‬
ِ ‫ثُ َّم ابْنُ اَأْل ِّخ لَِأْل‬

438
) Waris Asobah adalah sekelompok orang yang mendapatkan warisan dari
harta yang tersisa, setelah orang-orang yang memiliki bagian pasti mengambil
bagian pasti mereka yang telah ditentukan.
Imam Bukhari (6351) dan Imam Muslim (1615) meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»‫ض بَِأ ْهلِهَا فَ َما بَقِ َي فَهُ َو َأِلوْ لَى َرج ٍُل َذ َك ٍر‬
َ ‫«َأ ْل ِحقُوا ْالفَ َراِئ‬
“Berikanlah bagian-bagian pasti bagi mereka yang berhak. Sedangkan harta
yang tersisa itu untuk lebih dekatnya laki-laki.”
254
kandung, kemudian anak laki-laki ‫ َذا‬::::::::َ‫ب ثُ َّم ْال َع ُّم َعلَى ه‬ ِ ‫اَأْل ِّخ لَِأْل‬
saudara seayah, kemudian paman, ِ ‫ ِد َم‬:::ُ‫ِإ ْن ع‬:::َ‫هُ ف‬:::ُ‫ب ثُ َّم ا ْبن‬
‫ت‬ ِ ‫التَّرْ تِ ْي‬
sesuai dengan urutan ini, kemudian
anak laki-laki paman. Ketika waris
‫ق‬ِ ِ‫ ْال ُم ْعت‬:‫ات فَ ْال َموْ لَى‬
ُ َ‫صب‬ َ ‫ْال َع‬
Asobah tidak ada, maka yang
menerima warisan adalah orang
yang memerdekakan.

Bagian-bagian pasti
Jumlah bagian pasti warisan yang ُ‫ذ ُكوْ َرة‬:ْ :‫رُوْ ضُ ْال َم‬:ُ‫ َو ْالف‬:)‫ص^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
disebutkan dalam Al-Qur’an itu ada :ٌ‫تَّة‬::::‫س‬ ِ ‫الَى‬::::‫ب هللاِ تَ َع‬ِ ‫ا‬::::َ‫في ِكت‬
enam439), yait: 1/2, 1/4, 1/8, 2/3, 1/3, ِ
‫ان‬ َ ُ ُّ ُ‫ن‬ ُّ
ِ ‫َوالرُّ بُ ُع َوالث ُم َوالثلث‬ ُ‫ف‬ ْ‫ص‬ ِّ‫الن‬
1/6
ُ‫ث َوال ُّس ُدس‬ ُ ُ‫َوالثُّل‬

439
) Keenam bagian ini disebutkan dalam ayat: 10, 11, 176 surat An-Nisa’.
Keterangannya akan diuraikan dengan lengkap pada tempat pembahasannya.
255
Bagian pasti 1/2 adalah milik 5 ُ ‫ ْالبِ ْن‬:‫ فَرْ ضُ خَ ْم َس ٍة‬: ُ‫فَالنِّصْ ف‬
‫ت‬
orang, yaitu: Anak perempuan440), ِ ‫ت ِمنَ اَأْل‬
‫ب‬ ُ ‫ت ااْل ِ ب ِْن َواُأْل ْخ‬ ُ ‫َوبِ ْن‬
Anak perempuan anak laki-laki441), ُ ‫َواُأْل ِّم َواُأْل ْخ‬
Saudari perempuan dari ayah dan
ِ ‫ت ِمنَ اَأْل‬
‫ب‬
ibu Saudari perempuan dari ayah442), ‫ج ِإ َذا لَ ْم يَ ُك ْن َم َعهُ َولَ ٌد‬:ُ ْ‫َوال َّزو‬
Suami yang tidak mempunyai
anak443).
Bagian pasti 1/4 adalah milik 2 ‫ َّزوْ ُج‬: ‫ ال‬: ‫رْ ضُ ْاثنَ ْي ِن‬::َ‫ ف‬:ُ‫ع‬: ُ‫َوالرُّ ب‬
orang, yaitu: Suami yang َ ‫ ُد ااْل ِ ب ِْن َوه‬::َ‫ ِد َأوْ َول‬::َ‫ َع ْال َول‬:::‫َم‬
‫و‬::ُ
mempunyai anak, Anak laki-lakinya
anak laki-laki. Bagian 1/4 juga
‫ َع‬:‫ت َم‬ ِ ‫ ا‬:‫ ِة َوال َّزوْ َج‬:‫فَرْ ضُ ال َّزوْ َج‬
menjadi milik istri yang tidak ‫َعد َِم ْال َولَ ِد َأوْ َولَ ُد ااْل ِ ب ِْن‬
mempunyai anak atau cucu444).
440
) Hal ini berdasarkan Firman Allah:
ْ ‫{ َوِإ ْن َكان‬
] 11 :‫َت َوا ِح َدةً فَلَهَا النِّصْ فُ } [النساء‬
“Jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separuh harta.”
(QS. An-Nisa’: 11)
441
) Hal ini diqiyaskan kepada bagian anak perempuan berdasarkan Ijma’ Ulama.
442
) Hal ini berdasarkan Firman Allah:
] 176 :‫ك} [النساء‬ ٌ ‫ْس لَهُ َولَ ٌد َولَهُ ُأ ْخ‬
َ ‫ت فَلَهَا نِصْ فُ َما تَ َر‬ َ ‫ك لَي‬
َ َ‫{ِإ ِن ا ْم ُرٌؤ هَل‬
“Jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai
saudari perempuan, Maka bagi saudara perempuan itu 1/2 dari harta yang
ditinggalkannya.” (QS. An-Nisa: 176).
Sedangkan yang dimaksud dari firman Allah: “saudari perempuan”
adalah saudari perempuan dari ayah dan ibu, atau dari ayah saja.
443
) Hal ini berdasarkan Firman Allah:
] 12 :‫ك َأ ْز َوا ُج ُك ْم ِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن لَه َُّن َولَ ٌد} [النساء‬
َ ‫{ َولَ ُك ْم نِصْ فُ َما ت ََر‬
“Dan bagimu (suami-suami) 1/2 dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-
isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak.” (QS. An-Nisa: 12)
444
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
‫ ُع‬::ُ‫صينَ بِهَا َأوْ َد ْي ٍن َولَه َُّن الرُّ ب‬ ِ ‫{فَِإ ْن َكانَ لَه َُّن َولَ ٌد فَلَ ُك ُم الرُّ بُ ُع ِم َّما تَ َر ْكنَ ِم ْن بَ ْع ِد َو‬
ِ ‫صيَّ ٍة يُو‬
] 12 :‫ِم َّما تَ َر ْكتُ ْم ِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن لَ ُك ْم َولَ ٌد } [النساء‬
“Jika Isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat
dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat
atau (dan) sudah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat
256
Bagian pasti 1/8 adalah milik istri, ‫ ِة‬:::::::‫رْ ضُ ال َّزوْ َج‬:::::::َ‫ ف‬: ُ‫َوالثُّ ُمن‬
beberapa istri bersama anak dan ‫ ُد‬::َ‫ ِد َأوْ َول‬::َ‫ َع ْال َول‬::‫ت َم‬
ِ ‫ ا‬::‫َوال َّزوْ َج‬
cucu445.
‫ااْل ِ ْب ِن‬
Bagian pasti 2/3 adalah milik 4 ‫ ْالبِ ْنتَ ْي ِن‬:‫ ٍة‬:‫رْ ضُ َأرْ بَ َع‬::َ‫ ف‬:‫َوالثُّلُثَا ِن‬
orang, yaitu: Dua anak, Dua anak ِ ‫َي ااْل ِ ب ِْن َواُأْل ْختَ ْي ِن ِمنَ اَأْل‬:ِ ‫َوبِ ْنت‬
‫ب‬
perempuannya anak laki-laki446,
Saudari perempuan dari ayah dan ِ ‫َواُأْل ِّم َواُأْل ْختَي ِْن ِمنَ اَأْل‬
‫ب‬
ibu, Saudari perempuan dari ayah447.

harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak.” (QS. An-Nisa:
12)
445
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 12 :‫{فَِإ ْن َكانَ لَ ُك ْم َولَ ٌد فَلَه َُّن الثُّ ُمنُ ِم َّما تَ َر ْكتُ ْم} [النساء‬
“Jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan.” (QS. An-Nisa: 12)
446
) Hal ini berdasarkan firman Allah dalam masalah anak perempuan:
َ ْ‫لذ َك ِر ِم ْث ُل َحظِّ اُأْل ْنثَيَ ْي ِن فَِإ ْن ُك َّن نِ َسا ًء فَو‬
‫ا‬::‫ق ْاثنَتَي ِْن فَلَه َُّن ثُلُثَا َم‬ َّ ِ‫ُوصي ُك ُم هللاُ فِي َأوْ اَل ِد ُك ْم ل‬
ِ ‫{ي‬
] 11 :‫ك} [النساء‬ َ ‫تَ َر‬
“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian harta warisan untuk)
anak-anakmu, yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua
orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari
dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan.” (QS. An-
Nisa: 12)
447
) Hal ini berdasarkan firman Allah mengenai saudari perempuan:
َ ‫ن فَلَهُ َما الثُّلُثَا ِن ِم َّما ت ََر‬:ِ ‫{فَِإ ْن َكانَتَا ْاثنَتَ ْي‬
] 176 :‫ك} [النساء‬
“Jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga
dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal.” (QS. An-Nisa: 12)
257
Bagian 1/3 adalah milik 2 orang, ‫ اُأْل ُّم ِإ َذا‬: ‫رْ ضُ ْاثنَتَ ْي ِن‬::َ‫ ف‬:‫ث‬ ُ ُ‫َوالثُّل‬
yaitu: Ibu ketika tidak dihalangi448), ‫اعدًا‬ ِ :‫ص‬ َ َ‫لَ ْم تُحْ َجبْ َوه َُو لِاْل ِ ْثنَي ِْن ف‬
Dua orang ke atas dari saudara laki-
‫ ِد‬:َ‫ت ِم ْن َول‬ :ِ ‫ َوا‬:َ‫ َو ِة َواَأْلخ‬:‫ِمنَ ااْل ِ ْخ‬
laki atau saudari perempuan dari
anak ibu449). ‫اُأْل ِّم‬
Bagian 1/6 adalah milik 7 orang, ‫ اُأْل ُّم‬: ‫ ْب َع ٍة‬::‫رْ ضُ َس‬::َ‫ ف‬: ُ‫ ُدس‬::‫الس‬ ُّ ‫َو‬
yaitu: Ibu bersamaan anak, atau َ ْ ‫َأ‬ ‫اْل‬ ُ َ ‫َأ‬
‫د ا ِ ْب ِن ِو اثن ْي ِن‬: ‫ ِد وْ َول‬: ‫َم َع ال َول‬ َ ْ
anaknya anak laki-laki, atau dua
orang lebih dari saudara laki-laki
‫ت‬
:ِ ‫وا‬:َ‫خ‬ َ ‫ َو ِة َواَأْل‬:‫صا ِعدًا ِمنَ اِإْل ْخ‬ َ َ‫ف‬
dan saudari perempuan450), dan ‫َوهُ َو لِ ْل َج َّد ِة ِع ْن َد َعد َِم اُأْل ِّم‬
menjadi bagian Nenek ketika tidak
ada ibu451).
448
) Maksudnya ibu tidak terhalangi dengan pengurangan bagian pasti sehingga ia
mendapatkan bagian 1/6, seperti keterangan yang akan datang. Hal ini
berdasarkan firman Allah:
ُ ُ‫{فَِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ َولَ ٌد َو َو ِرثَهُ َأبَ َواهُ فَُأِل ِّم ِه الثُّل‬
] 11 :‫ث} [النساء‬
“Jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-
bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga.” (QS. An-Nisa: 11)
449
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
َ ِ‫{فَِإ ْن َكانُوا َأ ْكثَ َر ِم ْن َذل‬
ِ ُ‫ك فَهُ ْم ُش َر َكا ُء فِي الثُّل‬
] 12 :‫ث} [النساء‬
“Jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka berserikat
dalam yang sepertiga itu.” (QS. An-Nisa: 12)
450
) Allah berfirman:
َ ‫{ َوَأِلبَ َو ْي ِه لِ ُك ِّل َوا ِح ٍد ِم ْنهُ َما ال ُّس ُدسُ ِم َّما تَ َر‬
] 11 :‫ك ِإ ْن َكانَ لَهُ َولَ ٌد } [النساء‬
“Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari
harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak.” (QS. An-
Nisa:11)
Dan Firman Allah:
] 11 :‫{فَِإ ْن َكانَ لَهُ ِإ ْخ َوةٌ فَُأِل ِّم ِه ال ُّس ُدسُ } [النساء‬
“Jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya
mendapat seperenam.” (QS. An-Nisa:11)
451
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (2795)
dari Buraidah:
» ‫ُس ِإ َذا لَ ْم تَ ُك ْن دُونَهَا ُأ ٌّم‬
َ ‫ َج َع َل لِ ْل َج َّد ِة ال ُّسد‬ ‫ى‬
َّ ِ‫«َأ َّن النَّب‬
“Sesungguhnya Rasulullah menetapkan 1/6 bagian untuk nenek ketika tidak
258
Anak perempuannya anak laki-laki ‫ب‬ِ ‫ ْل‬:::‫الص‬
ُّ ‫ت‬ ِ ‫ َع بِ ْن‬:::‫ت ااْل ِ ْب ِن َم‬
ِ ‫َولبِ ْن‬
bersama anak perempuan ‫ َع‬:::::‫ت ِمنَ اَأْلبِّ َم‬ ِ ‫ َو لُِأْل ْخ‬:::::ُ‫َوه‬
kandung452), dan menjadi bagian
‫و‬:::::::ُ
َ ‫ت ِمنَ اَأْلبِّ َواُأْل ِّم َوه‬ ِ ‫اُأْل ْخ‬
saudari perempuan dari ayah
bersama saudari perempuan dari ‫ ِد‬: َ‫ ِد َأوْ َول‬: َ‫ َع ْال َول‬:‫ب َم‬
ِ ‫رْ ضُ اَأْل‬::َ‫ف‬
ayah dan ibu453), dan menjadi bagian ‫ااْل ِ ْب ِن‬
Ayah bersama anak atau anaknya
anak laki-laki454).

bersamaan dengan ibu.”


452
) Hal ini berdasarkan ketetapan Rasulullah, seperti hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari (6355) dari Ibnu Mas’ud.
453
) Hal ini diqiyaskan pada hukum bagian cucu perempuan anak laki-laki
bersama anak perempuan.
454
) Silahkan disimak catatan kaki nomer 3 pada halaman sebelumnya.
259
Dan menjadi bagian Kakek ketika ِ ‫ د َِم اَأْل‬::َ‫ َد ع‬::‫ ِّد ِع ْن‬::‫رْ ضُ ْال َج‬::َ‫َوف‬
‫ب‬
tidak adanya ayah455) dan juga, dan ‫َوهُ َو فَرْ ضُ ْال َوا ِح ِد ِم ْن َولَ ِد اُأْل ِّم‬
menjadi bagian satu orang dari
anaknya ibu456).
Bagian nenek bisa gugur sebab ‫ دَا ُد‬:ْ‫اُأْل ِّم َواَأْلج‬:ِ‫ات ب‬ ُ ‫ َّد‬:‫َوتَ ْسقُطُ ْال َج‬
adanya ibu, dan bagian kakek bisa ‫ َع‬:::‫ ُد اُأْل ِّم َم‬:::َ‫قُطُ َول‬:::‫اَْألبِّ َويَ ْس‬:::ِ‫ب‬
gugur sebab adanya ayah457).
ُ‫ ُد ْااِل ْب ِن َواَأْلب‬::َ‫ ْال َولَ ُد َو َول‬:‫َأرْ بَ َع ٍة‬
Anaknya ibu itu bisa gugur karena
adanya 4 orang, yaitu: Anak, ‫ب َواُأْل ِّم‬ِ ‫قُطُ اَأْل ُّخ لَِأْل‬:‫ ُد َويَ ْس‬:‫َو ْال َج‬
Anaknya anak laki-laki, Ayah, ‫ ااْل ِ بْنُ َوابْنُ ااْل ِ ْب ِن‬: ‫ ٍة‬::::َ‫ َع ثَاَل ث‬::::‫َم‬
Kakek458). Saudara laki-laki yang ُ‫َواَأْلب‬

455
) Hal ini diqiyaskan pada hukum bagian ayah berdasarkan Ijma’ Ulama.
456
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
ٌ ‫هُ َأ ٌخ َأوْ ُأ ْخ‬:َ‫رَأةٌ َول‬:
ُّ ‫ا‬::‫ ٍد ِم ْنهُ َم‬:‫ ِّل َوا ِح‬:‫ت فَلِ ُك‬
} ُ‫ ُدس‬:‫الس‬ َ :‫ةً َأ ِو ا ْم‬:َ‫ث كَاَل ل‬
ُ ‫و َر‬::ُ‫ ٌل ي‬:‫{ َوِإ ْن َكانَ َر ُج‬
] 12 :‫[النساء‬
“Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang
saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja),
Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.”
(QS. An-Nisa: 12)
Maksud dari kata “Kalalah” pada ayat di atas adalah seseorang yang
bukan termasuk ayah dan anak dari para ahli waris, atau tidak memiliki ayah
atau anak dari para ahli waris.
457
) Dikarenakan seseorang yang sederajat dengan mayit dengan sebuah perantara
(seperti kakek dengan perantara ayah), maka ia akan dihalangi sebab wujudnya
perantara itu.
458
) Dikarenakan kakek mendapatkan warisan sebab adanya factor Kalalah, yaitu
nama bagi seseorang yang tidak meninggalkan ayah atau anak, seperti yang
telah diketahui. Sehingga kakek tidak bisa menerima warisan ketika
diketemukan ayah dan anak.
260
seayah dan seibu bisa gugur karena
adanya 3 orang, yaitu: Anak laki-
laki, Anak laki-lakinya anak laki-
laki, dan Ayah.
Anaknya ayah gugur dengan adanya ‫ب بِهَُؤاَل ِء الثَّاَل ثَ ِة‬ ِ ‫َويَ ْسقُطُ َولَ ُد اَأْل‬
3 orang di atas dan saudara laki-laki ‫ب َواُأْل ِّم‬
ِ ‫َوبِاَأْل ِّخ لَِأْل‬
seayah dan seibu459).

459
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
» ‫ض بَِأ ْهلِهَا فَ َما بَقِ َى فَهُ َو َألوْ لَى َرج ٍُل َذ َك ٍر‬
َ ‫« َأ ْل ِحقُوا ْالفَ َراِئ‬
“Berikanlah bagian-bagian pasti bagi mereka yang berhak. Sedangkan harta
yang tersisa itu untuk lebih dekatnya laki-laki.”
Dan silahkan disimak catatan kaki nomer 3 pada halaman sebelumnya.
261
Adapun 4 orang yang : ‫ َواتِ ِه ْم‬:::َ‫بُوْ نَ َأخ‬:::‫ص‬ِّ ‫ ةٌ يُ َع‬:::‫َوَأرْ بَ َع‬
mengashobahkan saudari َ‫ااْل ِ بْنُ َوابْنُ ااْل ِ ْب ِن َواَأْل ُّخ ِمن‬
perempuannya adalah: Anak laki-
ِّ‫اَأْلبِّ َواُأْل ُّم َواَأْل ُّخ ِمنَ اَأْلب‬
laki, Anak laki-lakinya anak laki-
laki, Saudara laki-laki dari ayah dan
ibu, Saudara laki-laki dari ayah460).
Adapun 4 orang yang mewariskan : ‫م‬:ْ ‫ َواتِ ِه‬: َ‫وْ نَ ُدوْ نَ َأخ‬::ُ‫َوَأرْ بَ َعةٌ يَ ِرث‬
bukan pada saudari perempuannya :‫َوهُ ُم اَأْل ْع َما ُم َوبَنُو اَْأل ْع َم ِام َوبَنُو‬
yaitu: Paman, Anak laki-lakinya
paman, Anak laki-lakinya saudara,
‫ق‬ِ ِ‫ات ْال َموْ لَى ْال ُم ْعت‬
ُ َ‫صاب‬ َ ‫اَأْل ِّخ َو َع‬
Ahli waris Ashobah majikan yang
memerdekakan461).

Wasiat

460
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 11 :‫ُوصي ُك ُم هللاُ فِي َأوْ اَل ِد ُك ْم لِل َّذ َك ِر ِم ْث ُل َحظِّ اُأْل ْنثَيَ ْي ِن} [النساء‬
ِ ‫{ي‬
“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian harta warisan untuk)
anak-anakmu. yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua
orang anak perempuan.” (QS. An-Nisa: 11)
Dan firman Allah:
] 176 :‫{ َوِإ ْن َكانُوا ِإ ْخ َوةً ِر َجااًل َونِ َسا ًء فَلِل َّذ َك ِر ِم ْث ُل َحظِّ اُأْل ْنثَيَ ْي ِن} [النساء‬
“Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan
perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua
orang saudara perempuan.” (QS. An-Nisa: 176)
461
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
» ‫ َألوْ لَى َرج ٍُل َذ َك ٍر‬..... «
“….untuk lebih dekatnya laki-laki.”
Disamping itu, pewarisan ‘Ashobah itu dengahn unsur tolong menolong.
Sedangkan orang perempuan tidak termasuk sebagai orang yang bisa
menolong.
262
(Fasal) Diperbolehkan Wasiat462) ُ‫يَّة‬::::‫ص‬ ِ ‫ز ْال َو‬:ُ ْ‫و‬::::ُ‫ َوتَج‬:)‫ص^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
dengan perkara yang diketahui, ‫وْ ِد‬::‫ل َو ْال َموْ ُج‬:ِ ْ‫و‬::ُ‫م َو ْال َمجْ ه‬:ِ ْ‫بِ ْال َم ْعلُو‬
perkara yang tidak diketahui463),
perkara yang wujud, dan yang tidak
‫ِإ ْن‬:::َ‫ث ف‬ ِ ُ‫م َو ِه َي ِمنَ الثُّل‬:ِ ْ‫ ُدو‬:::ْ‫َو ْال َمع‬
wujud464). Adapun wasiat itu berasal ‫زَا َد َوقَفَ َعلَى ِإ َجا َز ِة ْال َو َرثَ ِة‬
dari 1/3 dari harta orang
berwasiat465). Ketika melebihi 1/3
harta,maka harus mendapat izin dari
462
) Dalil yang menjelaskan diperbolehkannya Wasiat, adalah:
 Al-Qur’an, yaitu firman Allah:
] 11 :‫ُوصي بِهَا َأوْ َدي ٍْن} [النساء‬ ِ ‫{ ِم ْن بَ ْع ِد َو‬
ِ ‫صيَّ ٍة ي‬
“Sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar
hutangnya.” (QS. An-Nisa: 11)
 Hadits, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
(2587) dan Imam Muslim (1627) dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Rasulullah
bersabda:
ٌ‫ة‬:َ‫يَّتُهُ َم ْكتُوب‬:‫ص‬
ِ ‫يت لَ ْيلَتَ ْي ِن ِإالَّ َو َو‬ ِ ‫ ُد َأ ْن ي‬:‫ ْى ٌء ي ُِري‬:‫هُ َش‬:َ‫ق ا ْم ِرٍئ ُم ْسلِ ٍم ل‬
ُ ِ‫ ِه يَب‬:‫ َى فِي‬:‫ُوص‬ ُّ ‫« َما َح‬
» ُ‫ِع ْن َده‬
“Tidak pantas bagi seorang laki-laki Muslim yang memiliki sesuatu yang ingin
ia wasiatkan dan ia melewati dua malam kecuali wasiatnya itu tertulis di
sisinya.”
Sehingga yang lebih berhati-hati ialah jika ia segera menulis wasiatnya.
Dan disunnahkan apabila hal ini dilakukan ketika ia masih dalam keadaan
sehat.
463
) Seperti apabila seseorang berwasiat dengan sebuah baju yang tidak ia
tentukan.
464
) Seperti apabila seseorang berwasiat dengan pohon tertentu yang akan
berbuah.
465
) Hal ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
(2591) dan Imam Muslim (1628) dari Sa’ad bin Abi Waqqas: Suatu ketika
Rasulullah datang menjengukku. Aku berkata: “Saya mewasiatkan dengan
seluruh harta saya.” Rasulullah bersabda: “Jangan.” Aku berkata:
“Separuhnya?” Rasulullah bersabda: “Jangan.” Aku berkata: “Lantas
bagaimana dengan sepertiga?” Rasulullah bersabda:
ُ ُ‫ َوالثُّل‬، ‫« نَ َع ْم‬
»ٌ‫ث َكثِ ْير‬
“Benar, dan sepertiga itu banyak.”
263
ahli waris466).
Tidak diperboleh berwasiat pada ‫ث ِإاَّل‬ٍ ‫ار‬ ِ ‫وْ ُز ْال َو‬::‫َواَل تَ ُج‬
ِ ‫ َو‬: ِ‫يَّةُ ل‬: ‫ص‬
salah seorang ahli waris kecuali ُّ‫ح‬::‫َص‬ ِ ‫اقي ْال َو َرثَ ِة َوت‬ ِ َ‫َأ ْن يُ ِج ْي َزهَا ب‬
diperbolehkan oleh ahli waris yang
lain467. Adapun wasiat itu sah dari
‫ ِّل‬:‫ل لِ ُك‬: ٍ ِ‫صيَّةُ ِم ْن ُكلِّ بَالِ ٍغ عَاق‬ ِ ‫ْال َو‬
setiap orang yang baligh, berakal, ‫في َسبِ ْي ِل هللاِ تَ َعال َى‬
ِ ‫ك َو‬ ٍ ِّ‫ُمتَ َمل‬
pada setiap orang yang bisa
memiliki dan untuk kepentingan

466
) Yakni sesudah mendapatkan persetujuan ahli waris. Karena hak mereka
masih berhubungan dengan harta lebihan itu.
467
) Imam Abu Daud (2870) dan Imam Tirmidzi (2121), ia berkata: Hadits itu
adalah hadits Hasan dan Sahih, dan Imam lainnya. Mereka meriwayatkan dari
Abu Umamah, ia berkata: Aku mendengar Rasululllah bersabda:
»‫ث‬ ِ ‫صيَّةَ لِ َو‬
ٍ ‫ار‬ ٍّ ‫«ِإ َّن هللاَ َأ ْعطَى ُك ِّل ِذي َح‬
ِ ‫ق َحقَّهُ َواَل َو‬
“Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada orang yang memilikinya,
dan tidak ada wasiat kepada ahli waris.”
Imam Daruquthni (4/152) meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
Rasulullah bersabda:
»ُ‫ث ِإالَّ َأ ْن يَ َشا َء ْال َو َرثَة‬ ِ ‫«اَل تَجُوْ ُز ْال َو‬
ِ ‫صيَّةُ لِ َو‬
ٍ ‫ار‬
“Tidak diperbolehkan memberikan wasiat kepada salah satu ahli waris,
kecuali diizinkan oleh ahli waris yang lain.”
264
jihad di jalan Allah
Wasiat hukumnya sah468), apabila ‫يَّةُ ِإلَى َم ِن‬:::::::‫ص‬ِ ‫حُّ ْال َو‬:::::::‫َص‬ ِ ‫َوت‬
berwasiat kepada orang yang : ‫ا ٍل‬:::‫ص‬ ْ
َ ‫ ِه خَ ْمسُ ِخ‬:::ْ‫اجْ تَ َم َعت فِي‬
mengumpulkan 5 hal, yaitu: Islam,
‫ ُل‬::::‫غ َو ْال َعق‬
ْ :ُ ْ‫و‬::::ُ‫اَل ُم َو ْالبُل‬::::‫اِإْل ْس‬
Baligh, Berakal, Merdeka, Bisa
ُ‫ُريَّةُ َواَأْل َمانَة‬
ِ ‫َو ْالح‬
dipercaya.

468
) Yakni memberikan wasiat dengan mentasharufkan harta, mengawasi anak-
anak kecil dan lain sebagainya.
265
 ‫ق بِ ِه ِمنْ َأ ْح َك ٍام‬
ُ َّ‫اح َو َما يَتَ َعل‬
ِ ‫َاب النِّ َك‬
ُ ‫ ِكت‬
Kitab Nikah dan perkara lain yang berhubungan

Hukum Menikah
Nikah hukumya sunnah bagi orang ‫النِّ َكا ُح ُم ْستَ َحبٌّ لِ َم ْن يَحْ تَا ُج ِإلَ ْي ِه‬
yang membutuhkannya 469)
.

469
) Dalil-dalil yang menjelaskan hal ini adalah:
 Al-Qur’an, yakni firman Allah:
َ :َ‫وا فُق‬::ُ‫اِئ ُك ْم ِإ ْن يَ ُكون‬::‫{ َوَأ ْن ِكحُوا اَأْليَا َمى ِم ْن ُك ْم َوالصَّالِ ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َوِإ َم‬
‫را َء يُ ْغنِ ِه ُم هللاُ ِم ْن‬:
] 32 :‫فَضْ لِ ِه} [النور‬
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-
orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.” (QS. An-Nur: 32)
 Hadits, diantaranya seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (4779) dan
Imam Muslim (1400) dari Abdullah bin Mas’ud: Saat kami tengah berada
bersama Rasulullah, ketika itu keadaan kami adalah para pemuda yang tidak
memiliki sesuatu. Lantas Rasulullah bersabda kepada kami:
ِ ْ‫ر‬::َ‫نُ ِل ْلف‬:‫ص‬
‫ج َو َم ْن‬ َ ْ‫ ِر َوَأح‬:‫ص‬
َ َ‫ب َم ْن ا ْستَطَا َع ْالبَا َءةَ فَ ْليَتَزَ َّوجْ فَِإنَّهُ َأغَضُّ لِ ْلب‬
ِ ‫«يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬
»‫لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَ ْي ِه بِالصَّوْ ِم فَِإنَّهُ لَهُ ِو َجا ٌء‬
“Wahai para pemuda, barang siapa yang memiliki biaya menikah, maka
menikahlah. Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan menjaga
kemaluan. Barang siapa yang tidak memilikinya, maka berpuasalah.
Sesungguhnya puasa itu baginya adalah tameng (pemutus syahwat
berhubungan badan).”
266
Diperbolehkan bagi orang merdeka َ‫ َع بَ ْين‬:::‫ ِّر َأ ْن يَجْ َم‬:::ُ‫وْ ُز لِ ْلح‬:::ُ‫َويَج‬
untuk mengumpulkan 4 istri yang ‫َأرْ بَ ِع َح َراِئ َر َولِ ْل َع ْب ٍد بَ ْينَ ْاثنَي ِْن‬
merdeka470) dan bagi budak boleh
mengumpulkan 2 istri.
Orang merdeka tidak diperbolehkan ‫ْن‬:ِ ‫َواَل يَ ْن ِك ُح ْالحُرُّ َأ َمةً ِإاَّل بِشَرْ طَي‬
menikahi budak wanita kecuali ُ‫وْ ف‬:::‫ َّر ِة َو َخ‬:::ُ‫َاق ْالح‬
:ِ ‫د‬:::‫ص‬ َ ‫ َد ُم‬:::َ‫ع‬
dengan 2 syarat, yaitu: Tidak
adanya mahar untuk wanita ِ َ‫ْال َعن‬
‫ت‬
merdeka, Khawatir melakukan
zina471).

Hukum melihat wanita Ajnabi


Laki-laki melihat wanita itu ada 7 ‫رْ َأ ِة َعلَى‬::‫ل ِإلَى ْال َم‬:ِ :‫ ُر ال َّر ُج‬: َ‫َونَظ‬
macam, yaitu: Pertama, Laki-laki ُ‫ ُره‬:َ‫ نَظ‬: ‫ ُدهَا‬:‫ َأ َح‬:‫ب‬ ٍ ‫ ُر‬:‫ض‬ ْ ‫ ْب َع ِة َأ‬:‫َس‬
melihat wanita yang bukan mahrom
tanpa adanya hajat, maka hukumnya ِ ‫ ٍة لِ َغي‬::َ‫ِإلَى َأجْ نَبِي‬
‫ ُر‬::ْ‫ ٍة فَ َغي‬::‫ر َحا َج‬::ْ
tidak diperbolehkan472). ‫َجاِئ ٍز‬
470
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
َ ‫اب لَ ُك ْم ِمنَ النِّ َسا ِء َم ْثنَى َوثُاَل‬
] 3 :‫ث َو ُربَا َع } [النساء‬ َ َ‫{ فَا ْن ِكحُوا َما ط‬
“Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau
empat.” (QS. An-Nisa: 3)
Imam Abu Daud dan lainnya meriwayatkan dari Wahab Al-Asadi: Ketika
aku memeluk agama Islam, aku memiliki 8 orang istri. Lantas aku
menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah. Rasulullah bersabda:
»‫«اِ ْختَرْ ِم ْنه َُّن اَرْ بَعًا‬
“Pilihlah empat orang diantara mereka.”
471
) Hal ini berdasarkan firman Allah”
‫انُ ُك ْم ِم ْن‬:‫ت َأ ْي َم‬ ِ ‫ا‬:َ‫ت ْال ُمْؤ ِمن‬
ْ ‫ا َملَ َك‬:‫ت فَ ِم ْن َم‬ َ ْ‫وْ اًل َأ ْن يَ ْن ِك َح ْال ُمح‬:َ‫{ َو َم ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع ِم ْن ُك ْم ط‬
ِ ‫نَا‬:‫ص‬
] 25 :‫ َذلِكَ لِ َم ْن خَ ِش َي ْال َعنَتَ ِم ْن ُك ْم} [النساء‬.…‫ت‬ ِ ‫فَتَيَاتِ ُك ُم ْال ُمْؤ ِمنَا‬
“Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup
perbelanjaannya untuk menikahi wanita merdeka lagi beriman, ia boleh
mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki…
(Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut
kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu.”
(QS. An-Nisa: 25)
267
Kedua, Laki-laki melihat istri dan ْ‫ ِه َأو‬: ِ‫ ُرهُ ِإلَى زَ وْ َجت‬: َ‫ نَظ‬: ‫اني‬ :ِ َّ‫َوالث‬
budaknya, maka ia diperbolehkan ‫ا‬::‫ر ِإلَى َم‬:َ ::ُ‫ز َأ ْن يَ ْنظ‬:ُ ْ‫و‬::ُ‫ ِه فَيَج‬::ِ‫َأ َمت‬
melihat perkara selain kemaluan
‫َعدَا الفَّرْ َج ِم ْنهُ َما‬
mereka berdua473.
Ketiga, Laki-laki melihat wanita ‫ت‬ ِ ‫ ُرهُ ِإلَى َذ َوا‬:::::::::َ‫ نَظ‬: ‫ث‬ ُ ِ‫َوالثَّال‬
mahramnya atau budaknya yang ‫ ِة‬::::‫ ِه ْال ُم َز َّو َج‬::::ِ‫ ِه َأوْ َأ َمت‬::::‫ار ِم‬ِ ‫َم َح‬
telah menikah, maka hukumnya
ُّ َ‫ا بَ ْين‬::‫ دَا َم‬:‫فَيَجُوْ ُز فِ ْي َما َع‬
‫ َر ِة‬: ‫الس‬
diperbolehkan melihat perkara
selain pusar dan lutut474. ‫َوالرُّ ْكبَ ِة‬

472
) Hal ini disebabkan karena Firman Allah:
] 30 :‫ُوجهُ ْم َذلِكَ َأ ْز َكى لَهُ ْم} [النور‬
َ ‫ار ِه ْم َويَحْ فَظُوا فُر‬
ِ ‫ص‬َ ‫{قُلْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِينَ يَ ُغضُّ وا ِم ْن َأ ْب‬
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih Suci bagi mereka.” (QS. An-Nur: 30)
473
) Adapun hukum melihat kemaluan adalah Makruh apabila tidak ada suatu
hajat. Dikarenakan hal itu bertentangan dengan Adab. Dan telah diriwayatkan
dari Sayyidah Aisyah, bahwa ia berkata:
‫ْت ِم ْنهُ َوالَ َراَى ِمنِّي‬
ُ ‫َما َراَي‬
“Aku tidak pernah melihat (kemaluan) Rasulullah, dan beliau tidak pernah
melihat (kemaluan)ku.”
474
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
‫ولَتِ ِه َّن‬::‫ا ِء بُ ُع‬::َ‫ين ِزينَتَه َُّن ِإاَّل لِبُعُولَتِ ِه َّن َأوْ آبَاِئ ِه َّن َأوْ آبَا ِء بُعُولَتِ ِه َّن َأوْ َأ ْبنَاِئ ِه َّن َأوْ َأ ْبن‬:َ ‫{ َواَل يُ ْب ِد‬
] 31 :‫َأوْ ِإ ْخ َوانِ ِه َّن وْ بَنِي ِإ ْخ َوانِ ِه َّن وْ بَنِي َخ َواتِ ِه َّن} [النور‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
“Janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka.” (QS. An-Nur:31)
Imam Abu Daud (4113) meriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari
ayahnya dari kakeknya dari Rasulullah. beliau bersabda:
ِ ‫ا » َو‬::َ‫رْ ِإلَى عَوْ َرتِه‬::ُ‫هُ فَالَ يَ ْنظ‬:َ‫ َدهُ َأ َمت‬:‫« ِإ َذا َز َّو َج َأ َح ُد ُك ْم َع ْب‬
‫ا‬::‫رْ ِإلَى َم‬::ُ‫ ٍة «فَالَ يَ ْنظ‬:َ‫في ِر َواي‬
»‫ق الرُّ ْكبَ ِة‬ َ ْ‫ُدونَ ال ُّس َّر ِة َوفَو‬
“Ketika salah seorang dari kalian menikahkan budak laki-lakinya dengan
budak wanitanya, maka jangan melihat auratnya.” Dalam riwayat lain: “Maka
jangan melihat perkara diatara pusar dan lutut.”
268
Keempat, Laki-laki melihat wanita ِ :‫ ِل النِّ َك‬:ْ‫ ُر َأِلج‬:َ‫ النَّظ‬: ‫ ُع‬:ِ‫َوالرَّاب‬
‫اح‬:
karena untuk dinikahi, maka ‫فَيَجُوْ ُز ِإلَى ْال َوجْ ِه َو ْال َكفَّي ِْن‬
hukumnya diperbolehkan khusus
pada wajah dan kedua telapak
tangan475.
Kelima, Laki-laki melihat wanita َ ‫ د‬:::‫ ُر لِ ْل ُم‬:::َ‫ النَّظ‬: ُ‫ا ِمس‬:::َ‫َو ْالخ‬
‫َاوا ِة‬
karena untuk pengobatan, maka ‫ الَّتِي‬:‫ ِع‬:::::‫اض‬ ِ ‫ز ِإلَى ْال َم َو‬:ُ ْ‫و‬:::::ُ‫فَيَج‬
hukumnya diperbolehkan pada
‫يُحْ تَا ُج ِإلَ ْيهَا‬

475
) Imam Bukhari (4833) dan Imam Muslim (1425) meriwayatkan dari Sahal bin
Sa’ad: Suatu ketika datanglah seorang wanita menemui Rasulullah. Wanita itu
berkata: “Wahai Rasulullah, saya datang dengan tujuan memberikan diri saya
kepada Anda.” Lantas Rasulullah mengamati wanita itu. beliau mengangkat
dan menurunkan pandangannya kepada wanita itu. Kemudian beliau
menundukkan kepalanya.
Imam Muslim (1424) meriwayatkan dari Abu Hurairah: Suatu ketika aku
duduk di sisi Rasulullah kemudian datanglah seorang laki-laki. Lantas laki-laki
itu memberitahu Rasulullah bahwa ia telah menikah dengan seorang wanita
Anshar. Rasulullah bersabda: “Apakah kau telah melihatnya?” Laki-laki itu
menjawab: “Tidak.” Rasulullah bersabda:
» ‫ار َش ْيًئا‬
ِ ‫ص‬َ ‫« فَ ْاذهَبْ فَا ْنظُرْ ِإلَ ْيهَا فَِإ َّن فِى َأ ْعيُ ِن اَأل ْن‬
“Pergi dan lihatlah ia, karena pada mata orang Anshar terdapat sesuatu.”
Yakni sesuatu itu berbeda dengan mata wanita Anshar lainnya, yang
terkadang hal itu tidak membuatmu kagum padanya.
Imam Tirmidzi (1187) dan ia menilai hadits tersebut Hasan. Ia
meriwayatkan dari Mughirah bin Syu’bah: Suatu ketika ia melamar seorang
wanita. Maka Rasulullah bersabda kepadanya:
»‫«اُ ْنظُرْ اِلَ ْيهَا فَِإنَّهُ اَحْ َرى اَ ْن يُْؤ َد َم بَ ْينَ ُك َما‬
“Lihatlah ia, karena hal tersebut lebih pantas menjamin hubungan kalian
berdua.”
Anjuran melihat pada hadits-hadits diatas diarahkan hanya kepada wajah
dan dua telapak tangan. Karena tidak ada kebutuhan untuk melihat pada
anggota badan selain kedua hal tersebut.
269
tempat-tempat yang dibutuhkan476).
Keenam, Laki-laki melihat wanita ْ‫هَا َد ِة َأو‬::‫لش‬
َّ ِ‫ ُر ل‬::َ‫ النَّظ‬: ُ‫ا ِدس‬::‫الس‬
َّ ‫َو‬
karena untuk persaksian atau urusan ‫ ُر ِإلى‬:::‫وْ ز النظ‬:::ُ‫ ِة فيَج‬:::‫لِ ْل ُم َعا َمل‬
َ َ َّ ُ َ َ
dagang, maka hukumnya
َّ ‫ْال َوجْ ِه خَا‬
ً ‫صة‬
diperbolehkan pada wajah saja477).
Ketujuh, Laki-laki melihat budak ‫ َد‬::‫ النَّظَ ُر ِإلَى اَأْل َم ِة ِع ْن‬: ‫َوالسَّابِ ُع‬
wanita ketika hendak membelinya,

476
) Imam Muslim (2206) meriwayatkan dari Jabir: Suatu ketika Ummi Salamah
meminta izin kepada Rasulullah untuk melakukan bekam. Lantas Rasulullah
memerintahkan Abu Thaibah untuk membekam Ummi Salamah.
Disamping itu, pengobatan itu disyaratkan harus disertai dengan seorang
laki-laki Mahram atau sang suami, dan tidak ditemukan seorang dokter wanita.
Ketika terdapat seorang dokter Muslim, maka tidak diperbolehkan untuk
berpindah kepada dokter non Muslim.
477
) Apabila memang sangat dibutuhkan untuk mengetahui wanita tersebut, dan
wanita tersebut tidak dikenali selain dengan melihat wajahnya.
270
maka hukumnya diperbolehkan ِ ‫ز ِإلَى ْال َم َو‬:ُ ْ‫و‬::‫ا فَيَ ُج‬::َ‫اعه‬
‫ ِع‬: ‫اض‬ ِ َ‫ا ْبتِي‬
melihat pada tempat yang ‫الَّتِي يَحْ تَا ُج ِإلى تقلِ ْيبِهَا‬
ْ َ َ
dibutuhkan untuk dibolak-balik478).

Rukun Nikah
(Fasal) Akad nikah tidak sah ِ :‫ ُد النِّ َك‬:‫صحُّ َع ْق‬
‫اح‬: ِ َ‫ َواَل ي‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
kecuali dengan adanya wali dan dua ‫ِإاَّل بِ َول ٍّي َوشا ِه َديْ َع ْد ٍل‬
saksi yang adil479).

478
) Selain anggota badan yang terdapat diantara pusar dan lutut. Oleh karena itu
tidak diperbolehkan melihat anggota badan yang berada diantara pusar dan
lutut tersebut.
479
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
َ ِ‫اح َعلَى َغي ِْر َذل‬
ِ َ‫ك فَه َُو ب‬
»ٌ‫اطل‬ ِ ‫«الَ نِ َكا َح ِإالَّ بِ َولِ ٍّي َو َشا ِهد‬
ٍ ‫َي َع ْد ٍل َو َما َكانَ ِم ْن نِ َك‬
“Tidak ada Nikah (hukumnya sah) selain dengan wali, dua saksi yang adil.
Nikah yang tidak memenuhi hal tersebut, maka nikahnya batal.”
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban (1247) ia berkata:
“Tidak sah menyebut selain dua saksi (yang adil).”
Imam Abu Daud (2085) dan Imam Tirmidzi (1101) meriwayatkan dari
Abu Musa Al-Asy’ari, ia berkata: Rasulullah bersabda:
»‫«الَ نِ َكا َح ِإالَّ بِ َولِ ٍّي‬
“Tidak ada Nikah (hukumnya sah) selain dengan wali.”
Imam Daruquthni (3/227) meriwayatkan dari Abu Hurairah:
Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
» ‫«الَ تُ َز ِّو َج ْال َمرْ َأةُ ْال َمرْ َأةَ َوالَ تُ َز ِّو َج ْال َمرْ َأةُ نَ ْف َسهَا‬
“Seorang wanita tidak bisa menikahkan wanita lainnya. Dan seorang wanita
tidak bisa menikahkan dirinya sendiri.”
Kami berkata: “Seorang wanita yang menikahkan dirinya sendiri adalah
seorang pelacur.”
271
Wali dan saksi itu membutuhkan 6 ‫ا ِهدَا ِن ِإلَى‬::‫الش‬ َّ ‫ َولِ ُّي َو‬::‫ ُر ْال‬::ِ‫َويَ ْفتَق‬
syarat, antara lain: Islam480), Baligh, :ُ ْ‫و‬::ُ‫اَل ُم َو ْالبُل‬:‫ اِإْل ْس‬: َ‫ َراِئط‬:‫تَّ ِة َش‬:‫ِس‬
‫غ‬
Berakal, Merdeka, Laki-laki,
Adil481).
ُ‫ ُّذ ُكوْ َرة‬:::::‫ُريَّةُ َوال‬ِ ‫ ُل َو ْالح‬:::::‫َو ْال َع ْق‬
ُ‫َو ْال َعدَالَة‬
Kecuali pernikahan wanita Dzimmi ‫ا ُح ال ِّذ ِميَّ ِة ِإلَى‬::‫ ُر نَ َك‬: ِ‫ِإاَّل َأنَّهُ اَل يَ ْفتَق‬
tidak membutuhkan Islamnya wali, ‫ ِة َإلَى‬::‫ِإ ْساَل ِم ْال َولِ ِّي َوالَنِ َكا ُح اَأْل َم‬

480
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
ٍ ‫ضهُ ْم َأوْ لِيَا ُء بَع‬
] 71 :‫ْض} [التوبة‬ ُ ‫{ َو ْال ُمْؤ ِمنُونَ َو ْال ُمْؤ ِمن‬
ُ ‫َات بَ ْع‬
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain.”
Sedangkan persaksian pada hakikatnya adalah menguasakan. Oleh sebab
itu, tidak diterima persaksian dari seorang non Muslim kepada seorang
Muslim.
481
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
ِ ‫«الَ نِ َكا َح ِإالَّ بِ َولِ ٍّي ُمرْ ِش ٍد َو َشا ِهد‬
»‫َي َع ْد ٍل‬
“Tidak ada nikah (yang hukumnya sah) kecuali dengan wali yang bisa
memberi petunjuk dan dua saksi yang adil.”
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Syafi’I dalam kitab Musnadnya.
Imam Ahmad berkata: “Sesungguhnya hadits tersebut adalah yang paling
Shahih dalam bab ini.” (Mughnil Muhjat: 3/155, silahkan simak catatan kaki
nomer 2 pada halaman sebelumnya)
272
dan juga pernikahan budak wanita ‫َعدَالَ ِة ال َّسيِّ ِد‬
tidak membutuhkan sifat adil
majikan.
Seseorang yang paling berhak ‫ اَأْلبُ ثُ َّم ْال َج ُّد َأبُو‬: ‫ ْال ُواَل ِة‬:‫َوَأوْ لَى‬
menjadi wali: Ayah, Kakek; ‫ب َواُأْل ِّم ثُ َّم‬
ِ ‫ب ثُ َّم اَأْل ُّخ لَِأْل‬
ِ ‫اَأْل‬
ayahnya ayah, saudara kandung,
saudara satu ayah, anak saudara ِ ‫ب ثُ َّم ابْنُ اَأْل ِّخ لَِأْل‬
‫ب‬ ِ ‫اَأْل ُّخ لَِأْل‬

273
kandung, anak saudara satu ayah, ِ ‫َواُأْل ِّم ثُ َّم ابْنُ اَأْل ِّخ لَِأْل‬
‫ب ثُ َّم ْال َع ُّم‬
paman, anak paman berdasarkan ِ ‫ثُ َّم ا ْبنُهُ َعلَى هَ َذا التَّرْ تِ ْي‬
‫ب‬
urutan-urutan ini
Apabila ahli waris Ashabah tidak ْ :َ‫ات ف‬
:‫ال َموْ لَى‬: ُ َ‫ب‬:‫ص‬ َ ‫ت ْال َع‬
ِ ‫ ِد َم‬:‫فَِإ َذا ُع‬
ada, maka majikan wanita yang ‫َصابَتُهُ ثُ َّم ْال َحا ِك ُم‬
َ ‫ق ثُ َّم ع‬ِ ِ‫ْال ُم ْعت‬
memerdekakan, ahli waris
Ashabahnya, kemudian hakim482).
Tidak diperbolehkan melamar ْ ‫ ِّر َح بِ ِخ‬::‫ُص‬
‫ ِة‬::َ‫طب‬ َ ‫وْ ُز َأ ْن ي‬::ُ‫َواَل يَج‬
dengan terang-terangan wanita yang ‫ا‬::َ‫ض لَه‬َ ِّ‫ر‬::‫وْ ُز َأ ْن يُ َع‬::‫ َّد ٍة َويَ ُج‬: َ‫ُم ْعت‬
masih memiliki ‘Iddah. Dan
diperbolehkan apabila seseorang
‫ضا ِء ِع َّدتِهَا‬َ ِ‫ بَ ْع َد ا ْنق‬:‫َويُ ْن ِك َحهَا‬
melamar dalam bentuk sindiran
kepadanya dan menikahinya setelah
masa ‘iddahnya selesai483).

482
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
َّ ِ‫«الس ُّْلطَانُ َوالِ ُّي َم ْن الَ َوال‬
»ُ‫ي لَه‬
“Sulthan adalah wali bagi seseorang wanita yang tidak memiliki wali.”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (1083) Imam
Tirmidzi (1102) dan lainnya dari Sayyidah Aisyah.
483
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
ْ ‫ ِه ِم ْن ِخ‬:ِ‫تُ ْم ب‬:‫َّض‬
‫ ُك ْم َعلِ َم هَّللا ُ َأنَّ ُك ْم‬:‫ا ِء َأوْ َأ ْكنَ ْنتُ ْم فِي َأ ْنفُ ِس‬:‫ ِة النِّ َس‬:َ‫طب‬ ْ ‫{ َواَل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم فِي َما َعر‬
ِ ‫ْز ُموا ُع ْق َدةَ النِّ َك‬
‫اح‬ ِ ‫َست َْذ ُكرُونَه َُّن َولَ ِك ْن اَل تُ َوا ِعدُوه َُّن ِس ًّرا ِإاَّل ْن تَقُولُوا قَوْ اًل َم ْعرُوفًا َواَل تَع‬
‫َأ‬
] 235 :‫َحتَّى يَ ْبلُ َغ ْال ِكتَابُ َأ َجلَهُ} [البقرة‬
“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran
atau kamu menyembunyikan (keinginan menikahi mereka) dalam hatimu.
Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada
saat itu janganlah kamu mengadakan janji menikah dengan mereka secara
rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang
ma'ruf. Dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah,
sebelum habis masa 'iddahnya.” (QS. Al-Baqarah: 235)
Imam Muslim (1480) meriwayatkan: Sesungguhnya Fatimah binti Qaits
dithalaq Bain oleh suaminya. Kemudian Rasulullah bersabda kepadanya:
ِ ‫«اِ َذا َحلَ ْل‬
»‫ت فَا َ ِذنِ ْينِي‬
“Saat kau telah halal, maka panggilah aku.”
274
Wanita dibagi menjadi 2: Janda, dan ٌ :َ‫ ثَيِّب‬: ‫رْ بَي ِْن‬:‫ض‬
‫ات‬: َ ‫ا ُء َعلَى‬:‫َوالنِّ َس‬
Perawan. Apabila seorang perawan, ‫ب‬ِ ‫وْ ُز لَِأْل‬:::ُ‫البِ ْك ُر يَج‬::: ْ َ‫ر ف‬:ٌ ‫ا‬:::‫َوَأ ْب َك‬
maka bagi ayah dan kakeknya
diperbolehkan untuk memaksanya ِ ‫ا َعلَى النِّ َك‬:::َ‫ ِّد ِإجْ بَا ُره‬:::‫َو ْال َج‬
‫اح‬:::
‫ا ِإاَّل‬:::َ‫وْ ُز ت َْز ِو ْي ُجه‬:::ُ‫َوالثَّيِّبُ اَل يَج‬
menikah. Sedangkan apabila janda,
maka tidak diperbolehkan :‫بَ ْع َد بُلُوْ ِغهَا َوِإ ْذنِهَا‬
menikahkannya kecuali setelah ia
baligh dan ia memberikan izin484).

Wanita Mahram
(Fasal) Wanita-wanita Mahram ِّ‫النَّص‬::ِ‫ت ب‬ ُ َ ‫ا‬::‫ َو ْال ُم َحرَّم‬:)‫ص^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
menurut Nash (Al-Qur’an) ada ِ ‫ َس ْب ٌع بِالنَّ َس‬: َ‫َأرْ بَ َع َع ْش َرة‬
485)
‫ب َوه َُّن‬
14, yaitu: 7 wanita Mahram sebab ُ ‫ت َو ْالبِ ْن‬ ْ َ‫ اُأْل ُّم َوِإ ْن َعل‬:
‫ت َوِإ ْن‬
nasab, antara lain: Ibu ke atas, Anak
perempuan ke bawah, Saudari
ُ‫ةُ َو ْال َع َّمة‬:َ‫ت َو ْالخَال‬ ُ ‫ت َواُأْل ْخ‬ ْ َ‫فَل‬:‫َس‬
perempuan, Bibi dari ibu, Bibi dari ‫ت‬ِ ‫ت ا ْخ‬‫ُأْل‬ ‫َأْل‬
ُ ‫ت ا ِّخ َوبِ ْن‬ ُ ‫َوبِ ْن‬
ayah, putri saudara lelaki, putri
saudari perempuan486).

484
) Imam Muslim (1421) meriwayatkan dari Ibnu Abbas: Sesungguhnya
Rasulullah bersabda:
‫ا‬::َ‫ ٍة « َوِإ ْذنُه‬:َ‫في ِر َواي‬ ُ ‫ا‬::َ‫تَْأ َم ُر َوِإ ْذنُه‬:‫ ُر ي ُْس‬:‫ق بِنَ ْف ِسهَا ِم ْن َولِيِّهَا َو ْالبِ ْك‬
ِ ‫ َماتُهَا » َو‬:‫ص‬ ُّ ‫«الثَّيِّبُ َأ َح‬
» ‫ُس ُكوتُهَا‬
“Seorang janda itu lebih berhak dengan dirinya sendiri daripada walinya.
Sedangkan seorang perawan itu dimintai musyarah, dan izinnya adalah
diamnya.” Dalam riwayat lain: “Dan izinnya adalah diamnya.”
485
) Yakni wanita-wanita Mahram berdasarkan Nash Al-Qur’an yang tertera
dalam Surat An-Nisa’ ayat: 22-23. Dan pembagian wanita Mahram akan
dijelaskan secara terperinci pada tempatnya masing-masing.
275
2 wanita sebab hubungan persusuan: ‫ ْاُأل ُّم‬: :‫اع‬
ِ :::::::‫َّض‬ َ ‫ان بِالر‬:::::::َ
ِ ‫َو ْاثنَت‬
Ibu susuan, saudari perempuan :‫اع‬
ِ ‫ض‬ َ ‫ت ِمنَ ال َّر‬ ُ ‫ض َعةُ َواُأْل ْخ‬ ِ ْ‫ْال ُمر‬
sepersusuan487). 4 orang sebab ُ‫ ة‬:‫ ُأ ُّم ال َّزوْ َج‬: ‫صا ِه َر ِة‬
hubungan besan: Ibu istri, anak
َ ‫َوَأرْ بَ ٌع بِ ْال ُم‬
ُ‫ ة‬::‫َوال َّربِ ْيبَةُ ِإ َذا َد َخ َل بِاُأْل ِّم َو َزوْ َج‬
perempuan tiri ketika seseorang
telah berhubungan badan dengan ‫ب َو َزوْ َجةُ ْااِل ب ِْن‬ ِ ‫اَأْل‬
ibunya, istri ayah, dan istri anak
laki-laki488).
1 wanita sebab dari sudut pandang : ‫ع َو ِه َي‬:: ِ ‫َو َوا ِح َدةٌ ِم ْن ِجهَ ِة ْال َج ْم‬
poligami: Saudari perempuan َ‫ ُع بَ ْين‬::::‫ ِة َواَل يُجْ َم‬::::‫ت ال َّزوْ َج‬ ُ ‫ُأ ْخ‬
istri489). Tidak diperbolehkan
‫رْ َأ ِة‬::‫ا َواَل بَ ْينَ ْال َم‬::َ‫رْ َأ ِة َو َع َّمتِه‬::‫ْال َم‬
mengumpulkan (mempoligami)
antara seorang istri dengan bibi dari :‫َوخَالَتِهَا‬
ibunya, dan antara istri dengan bibi
dari ayahnya 490).
dari saudara-saudaramu yang perempuan.” (QS. An-Nisa: 23)
487
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
َ ْ‫{ َوُأ َّمهَاتُ ُك ُم الاَّل تِي َأر‬
َ ‫ض ْعنَ ُك ْم َوَأ َخ َواتُ ُك ْم ِمنَ الر‬
] 23 :‫َّضا َع ِة} [النساء‬
“Ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan.” (QS.
An-Nisa: 23)
488
) Kemahraman istri ayah ditetapkan berdasarkan firman Allah:
] 22 :‫{ َواَل تَ ْن ِكحُوا َما نَ َك َح آبَاُؤ ُك ْم ِمنَ النِّ َسا ِء} [النساء‬
“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh
ayahmu.” (QS. An-Nisa: 23)
Sedangkan kemahraman wanita-wanita lain yang telah diuraikan di atas
berdasarkan firman Allah:
‫ِإ ْن لَ ْم‬:َ‫اِئ ُك ُم الاَّل تِي َدخَ ْلتُ ْم بِ ِه َّن ف‬: ‫ور ُك ْم ِم ْن نِ َس‬: ُ :َ‫{ َوُأ َّمه‬
ِ :‫اِئبُ ُك ُم الاَّل تِي فِي ُح ُج‬::َ‫اِئ ُك ْم َو َرب‬: ‫ات نِ َس‬:
‫َأ‬ َّ ‫َأ‬ ْ
] 23 :‫تَ ُكونُوا َد َخلتُ ْم بِ ِه َّن فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم َو َحاَل ِئ ُل ْبنَاِئ ُك ُم ال ِذينَ ِم ْن صْ اَل بِ ُك ْم} [النساء‬
“Ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu
dari isteri yang te lah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan
isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu
mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu
(menantu).” (QS. An-Nisa: 23)
489
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 23 :‫{ َوَأ ْن تَجْ َمعُوا بَ ْينَ اُأْل ْختَ ْي ِن ِإاَّل َما قَ ْد َسلَفَ } [النساء‬
276
Diharamkan sebab hubungan ‫ ُر ُم‬:ْ‫ا يَح‬::‫اع َم‬ َ ‫م ِمنَ الر‬:ُ ‫ ُر‬:ْ‫َويَح‬
ِ :‫َّض‬
mahram persusuan semua perkara ِ ‫ِمنَ النَّ َس‬
‫ب‬
yang haram sebab hubungan
mahram nasab491).
Seorang wanita dikembalikan ٍ ْ‫و‬::ُ‫ ِة ُعي‬: ‫رْ َأةُ بِخَ ْم َس‬::‫د ْال َم‬:ُ ‫ َّر‬: ُ‫َوت‬
:‫ب‬
ِ ‫ َر‬:::َ‫ َذ ِام َو ْالب‬:::ُ‫ال ُجنُوْ ِن َو ْالج‬:::ْ ِ‫ب‬
(dicerai) karena 5 cela, yaitu: Gila, ‫ص‬
penyakit Kusta, Lepra, tertutupnya
‫ق َو ْالقَرْ ِن‬:ِ ‫َوال ِّر ْت‬
kemaluan karena daging,
tertutupnya kemaluan karena
tulang492).
“Dan menghimpunkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara,
kecuali yang telah terjadi pada masa lampau.” (QS. An-Nisa: 23)
490
) Imam Bukhari (4820) dan Imam Muslim (1408) meriwayatkan dari Abu
Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»‫«اَل يُجْ َم ُع بَ ْينَ ْال َمرْ َأ ِة َو َع َّمتِهَا َواَل بَ ْينَ ْال َمرْ َأ ِة َو َخالَتِهَا‬
“Tidak diikumpulkan antara seorang istri dengan bibi dari ibunya, dan antara
istri dengan bibi dari ayahnya.”
491
) Imam Bukhari (2503) dan Imam Muslim (41444) meriwayatkan dari
Sayyidah Aisyah: Rasulullah bersabda:
» ُ‫ضا َعةَ تُ َح ِّر ُم َما تُ َح ِّر ُم ْال ِوالَ َدة‬
َ ‫« ِإ َّن ال َّر‬
“Sesungguhnya persusuan itu mengharamkan semua perkara yang
diharamkan karena hubungan mahram sebab dilahirkan.”
Menurut Imam Bukhari (2502) dan Imam Muslim (4144) dalam riwayat
lainnya dari Ibnu Abbas: Rasulullah bersabda mengenai putri Hamzah:
َ ‫ت َأ ِخي ِمنَ الر‬
»‫َّضا َع ِة‬ ُ ‫ب ِه َي بِ ْن‬
ِ ‫اع َما يَحْ ُر ُم ِمنَ النَّ َس‬
ِ ‫ض‬ ِ ُّ‫«الَ تَ ِحل‬
َ ‫لي يَحْ ُر ُم ِمنَ ال َّر‬
“Ia tidak halal bagiku. Diharamkan sebab persusuan perkara yang haram
sebab nasab. Sesungguhnya ia putri saudaraku susuan.”
492
) Maksud “Dikembalikan” adalah suami memiliki hak untuk memilih Faskh
(merusak) akad Nikah. Sehingga pada saat itu, ia tidak diwajibkan untuk
membayar mahar.
Penyakit Judzam atau Kusta adalah sebuah penyakit yang menyebabkan
anggota badan yang terjangkiti akan berwarna merah, kemudian berubah
berwarna hitam. Setelah itu anggota badan itu putus dan rontok dari tubuh
penderita Kusta.
Penyakit Baros atau Lepra adalah penyakit yang berwarna sangat putih
sehingga menyebabkan kulit menjadi belang dan menghilangkan darah dari
277
Seorang laki-laki dikembalikan ٍ ْ‫و‬:ُ‫ ِة ُعي‬:‫ ُل بِ َخ ْم َس‬:ُ‫َو يُ َر ُّد ال َّرج‬
:‫ب‬
ِ ‫ َر‬:::َ‫ َذ ِام َو ْالب‬:::ُ‫ال ُجنُوْ ِن َو ْالج‬:::
ْ ِ‫ب‬
(dicerai) karena 5 cela, yaitu: Gila, ‫ص‬
penyakit Kusta, Lepra,
‫َو ْال َجبِّ َو ْال ُعنَّ ِة‬
Terpotongnya kemaluan,
Impotensi493).

Mahar

kulit tersebut.
Imam Baihaqi (7/214) meriwayatkan dari Ibnu Umar: Sesungguhnya
Rasulullah menikahi seorang wanita dari bani Ghaffar. Saat beliau berkumpul
dengan wanita itu, beliau melihat putih-putih yang berada pada perut wanita
tersebut.
Rasulullah bersabda: “Pakailah bajumu, dan kembalilah kepada
keluargamu.” Kemudian Rasulullah bersabda kepada keluarga wanita itu:
َّ َ‫« َدلَ ْستُ ْم َعل‬
»‫ي‬
“Kalian telah menipuku.”
493
) Seorang wanita memiliki hak memilih Faskh akad nikah karena diqiyaskan
dengan pemilikan hak memilih Faskh suami. Tetapi bagi suami yang terkena
impotensi ditangguhkan selama setahun semenjak masalah tersebut dilaporkan
kepada hakim. Dan apabila pada tengah-tengah masa satu tahun itu, sang
suami tetap tidak mampu berhubungan badan, maka bagi sang Istri memiliki
hak Faskh. Hal itu disebabkan, karena Impotensi adalah suatu penyakit yang
terkadang bisa hilang dengan adanya perbedaan musim.
Disamping itu, hal ini juga karena hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Baihaqi (7/226) dari Umar: Suatu ketika seorang wanita datang menemuinya.
Lantas wanita tersebut memberitahu Umar, bahwa sang suaminya tidak
mampu berhubungan badan dengannya. Kemudian Umar menunda masalah itu
selama satu tahun.
Ternyata setelah genap satu tahun, sang suami tetap tidak bisa
berhubungan badan dengan wanita itu. Maka Umar memberikan hak Faskh.
Wanita tersebut kemudian memilih untuk bercerai. Umar lantas menceraikan
suami istri tersebut dengan menjatuhkan Thalaq Bain kepada wanita itu.
278
(Fasal) Disunnahkan menyebutkan ‫ َويُ ْست ََحبُ تَ ْس ِميَةُ ْال َمه ِْر‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
mahar ketika pernikahan494) Apabila َ ‫ َّم‬::‫ِإ ْن لَ ْم ي َُس‬::َ‫اح ف‬::
mahar tidak disebutkan, maka akad
‫ َّح‬::‫ص‬ ِ ‫في النِّ َك‬ ِ
‫ْال َع ْق ُد‬
hukumnya sah495).
Wajib membayar Mahar Mitsil ‫ َأ ْن‬: ‫ب ْال َم ْه ُر بِثَالَثَ ِة َأ ْشيَا َء‬
َ ‫َو َو َج‬
dengan 3 perkara: Apabila suami ‫َأ‬
ْ‫ ِه و‬::‫ َّزوْ ُج َعلَى نَ ْف ِس‬::‫هُ ال‬::‫ض‬ َ ‫يَ ْف ِر‬
memperkirakan mahar dirinya ‫َأ‬ ْ
sendirinya, Apabila Hakim
‫ا‬::َ‫ ْد ُخ َل بِه‬::َ‫ا ِك ُم وْ ي‬::‫هُ ال َح‬::‫ض‬ َ ‫يَ ْف ِر‬
‫َأِل‬
‫ ِّل‬::َ‫ْس ق‬ ْ ْ
َ ‫ ِل َولَي‬::‫ ُر ال ِمث‬::ْ‫فَيَ ِجبُ َمه‬
memperkirakan mahar, Suami
494
) Allah berfirman:
] 4 :‫ص ُدقَاتِ ِه َّن نِحْ لَةً} [النساء‬
َ ‫{ َوآتُوا النِّ َسا َء‬
“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian dengan penuh kerelaan.” (QS. An-Nisa: 4)
Imam Bukhari (4741) dan Imam Muslim (1425) meriwayatkand ari Sahal
bin Sa’ad, ia berkata: Suatu ketika, seorang wanita datang menemui
Rasulullah. Wanita itu berkata: “Sesungguhnya ia telah memberikan dirinya
kepada Allah dan Rasulullah.” Rasulullah bersabda: “Aku tidak memiliki hajat
kepada wanita.”
Tiba-tiba seorang laki-laki berkata: “Nikahkan saya dengannya.”
Rasulullah bersabda: “Berikalah ia baju.” Laki-laki itu menjawab: “Saya tidak
menemukannya.” Rasulullah bersabda: “Berikan ia apa saja meskipun cincin
dari besi.” Laki-laki itu tetap memberikan alasan kepada Rasulullah.
Rasulullah bersabda: “Apakah kau memiliki (hafalan) Al-Qur’an?” Laki-laki
itu menjawab: “Surat ini dan itu.” Rasululullah bersabda:
»‫ك ِمنَ ْالقُرْ اَ ِن‬
َ ‫«فَقَ ْد َز َّوجْ تُ َكهَا بِ َما َم َع‬
“Aku menikahmu dengan wanita itu dengan mahar (hafalan) yang kau miliki
dari Al-Qur’an.”
495
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
:‫رة‬::‫ةً } [البق‬:‫يض‬ ُ ‫وه َُّن َأوْ تَ ْف ِر‬:‫ا لَ ْم تَ َم ُّس‬::‫ا َء َم‬:‫اح َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْن طَلَّ ْقتُ ُم النِّ َس‬:
َ ‫وا لَه َُّن فَ ِر‬:‫ض‬ َ :َ‫{اَل ُجن‬
] 236
“Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan
istri-istri kamu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu
menentukan maharnya.” (QS. Al-Baqarah: 236)
Ayat di atas menjelaskan bahwasannya pernikahan hukumnya tetap sah
meskipun mahar yang ditentukan tidak disebutkan kepada mempelai wanita.
Dikarenakan Talaq hanya ada setelah sahnya akad Nikah.
279
berhubungan badan dengan istrinya ‫َاق َواَل َأِل ْكثَ ِر ِه َح ٌّد‬
ِ ‫صد‬َّ ‫ال‬
(sebelum memperkirakan mahar)
maka ia wajib membayar Mahar
Mitsil. Dan tidak ada batasan nilai
minimal dan maksimal mahar496).
Diperbolehkan bagi seorang suami ‫َويَجُوْ ُز َأ ْن يَتَزَ َّو َجهَا َعلَى َم ْنفَ َع ٍة‬
ِ َ‫الطَّال‬::ِ‫قُطُ ب‬: ‫ ٍة َويَ ْس‬:‫َم ْعلُوْ َم‬
menikahi istrinya dengan mahar َ :‫ق قَ ْب‬
‫ل‬:
496
) Imam Tirmidzi (1113) meriwayatkan dari Amir bin Rabiah: Sesungguhnya
seorang wanita dari bani Fazarah menikah dengan mahar dua pasang sandal.
Rasulullah bersabda:
»‫ك بِنَ ْعلَي ِْن‬ ِ ‫ت ِم ْن نَ ْف ِس‬
ِ ِ‫ك َو َمال‬ ِ ‫«اَ َرا‬
ِ ‫ض ْي‬
“Apakah kau ridha dari diri dan hartamu hanya dengan dua pasang sanda?”
Wanita itu berkata: “Iya.” Maka Rasulullah memperbolehkannya.
(Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 303, dan nomer 1 halaman:
308).
Allah berfirman:
] 20 :‫{ َوآتَ ْيتُ ْم ِإحْ دَاه َُّن قِ ْنطَا ًرا} [النساء‬
“Dan kamu Telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang
banyak.” (QS. An-Nisa: 20)
Sehingga dari sini ditarik kesimpulan, bahwa dalil-dalil di atas
menunjukkan bahwa tidak ada batasan maksimal pada mahar.
Disunnahkan apabila Mahar tidak kurang dari 10 Dirham, karena untuk
keluar dari pendapat ulama’ Madzhab Hanafi yang mewajibkan hal ini. Dan
apabila mahar tidak melebihi 500 Dirham, karena hitungan Mahar ini
diriwayatkan dari Rasulullah mengenai mahar putri dan istri-istri beliau.
Lima Imam meriwayatkan sebuah atsar yang dishahihkan oleh Imam
Tirmidzi (1114) dari Umar bin Khattab. Ia berkata:
َ‫ان‬:‫ َّل َك‬:‫ َّز َو َج‬:َ‫ َد هللاِ ع‬:‫ق النِّ َسا ِء فَِإنَّهُ لَوْ َكانَ َم ْك ُر َمةً فِي ال ُّد ْنيَا َأوْ تَ ْق َوى ِع ْن‬ َ ‫َأاَل اَل تَ ْغلُوا صُ ُد‬
ْ ٌ ‫َأ‬ ْ َ ‫ُأ‬ ‫اَل‬ ْ ً ‫َأ‬
‫ ِه‬:ِ‫ ا ْم َر ة ِمن نِ َساِئ ِه َو صْ ِدقت ا ْم َر ة ِمن بَنَات‬ ِ‫ق َرسُو ُل هللا‬ َ ‫ َما صْ َد‬ ‫َأوْ اَل ُك ْم بِ ِه النَّبِ ُّي‬
‫َأ‬
ً‫َأ ْكثَ َر ِم ْن ثِ ْنت َْي َع ْش َرةَ ُأوقِيَّة‬
Ingatlah, janganlah kalian memahalkan mahar kaum wanita. Apabila hal
itu suatu perkara mulia di dunia, atau suatu ketakwaan di sisi Allah, niscaya
yang lebih utama dengan hal itu adalah Rasulullah. Rasulullah tidak pernah
memberikan mahar kepada seorang wanita dari istri-istri beliau, dan seorang
wanita dari putri-putri beliau tidak pernah diberikan mahar lebih dari 12
Auqiyyah.
280
suatu kemanfaatan yang ‫ال ُّد ُخوْ ِل نِصْ فُ ْال َمه ِْر‬
diketahui497. Dan separuh mahar
gugur sebab jatuhnya Talaq sebelum
berhubungan badan498.

Walimatul Arusy
(Fasal) Mengadakan acara walimah ِ ‫ ر‬::‫َلى ْال َع‬
‫ُس‬ َ ‫ َو ْال َولِ ْي َمةُ ع‬:)‫ص ٌل‬
ْ َ ‫(ف‬
Perlu diperhatikan, 1 Auqiyyah itu adalah 40 Dirham. Sehingga 12 Auqiyyah
adalah 480 Dirham.
497
) Seperti mengajari sesuatu dari Al-Qur’an, atau melakukan suatu pekerjaan
yang tertentu. Silahkan simak kembali catatan kaki nomer 1 halaman: 303.
498
) Allah berfirman:
}‫تُ ْم‬:‫ض‬ ْ ِ‫ةً فَن‬:‫يض‬
ْ ‫ا فَ َر‬::‫فُ َم‬:‫ص‬ ْ ‫ ْد فَ َر‬:َ‫وه َُّن َوق‬:‫طلَّ ْقتُ ُموه َُّن ِم ْن قَ ْب ِل َأ ْن تَ َم ُّس‬
َ ‫تُ ْم لَه َُّن فَ ِر‬:‫ض‬ َ ‫{ َوِإ ْن‬
] 237 :‫[البقرة‬
“Jika kamu menceraikan Isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan
mereka, padahal Sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, Maka
bayarlah seperdua dari mahar yang Telah kamu tentukan itu.” (QS. Al-
Baqarah: 237).
Seorang istri berhak atas mahar yang sempurna disebabkan adanya kematian atau
hubungan badan. Dalil-dalilnya adalah sebagai berikut:
a) Dalil yang menjelaskan tetapnya mahar dengan sempurna sebab kematian
adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (2114) dan Imam
Tirmidzi (1145), dan ia berkata: “Hadits tersebut adalah hadits yang Hasan dan
Shahih.” Dan Imam lainnya dari Abdullah bin Mas’ud.
Suatu ketika, Abdullah bin Mas’ud diberi pertanyaan mengenai seorang
laki-laki yang menikahi seorang wanita namun belum ditentukan maharnya,
dan ia belum berhubungan badan dengan wanita tersebut sampai ia meninggal.
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Baginya adalah mahar (Mitsil) seperti
mahar wanita-wanita dalam keluarganya. Tidak kurang dan tidak lebih. Dan ia
wajib ‘Iddah dan memiliki hak waris.”
Ma’qil bin Sinan Al-Asyja’I berdiri dan berkata: “Rasulullah
memberikan keputusan hukum kepada Barwa’ binti Wasyiq, yaitu seorang
wanita dari kami, seperti apa yang telah kau tetapkan.” Mendengar hal itu,
Ibnu Mas’ud gembira.
b) Dalil yang menjelaskan tetapnya mahar dengan sempurna sebab hubungan
badan adalah firman Allah:
281
karena pengantin hukumnya ُ‫ة‬:َ‫ا َوا ِجب‬::َ‫ةُ ِإلَ ْيه‬:َ‫تَ َحبَّةٌ َواِإْل َجاب‬:‫ُم ْس‬
sunnah499). Sedangkan mendatangi ‫ِإاَّل ِم ْن ع ُْذ ٍر‬
undangan acara walimah hukumnya
wajib500), kecuali orang yang
memiliki udzur501).

Hukum giliran dan Nusyuz


}‫تُ ْم‬:‫ض‬ ْ ِ‫ةً فَن‬:‫يض‬
ْ ‫ا فَ َر‬::‫فُ َم‬:‫ص‬ ْ ‫ ْد فَ َر‬:َ‫وه َُّن َوق‬:‫طلَّ ْقتُ ُموه َُّن ِم ْن قَ ْب ِل َأ ْن تَ َم ُّس‬
َ ‫تُ ْم لَه َُّن فَ ِر‬:‫ض‬ َ ‫{ َوِإ ْن‬
] 237 :‫[البقرة‬
“Jika kamu menceraikan Isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan
mereka, padahal Sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, Maka
bayarlah seperdua dari mahar yang Telah kamu tentukan itu.” (QS. Al-
Baqarah: 237).
Ayat di atas menjelaskan bahwasannya ketika Talaq terjadi setelah
berhubungan badan maka tidak ada satupun mahar yang gugur. Umar berkata:
َ ‫َأيُّ َما َر ُج ٍل تَ َز َّو َج ا ْم َرَأةً … فَ َم َّسهَا فَلَهَا‬
‫صدَاقُهَا َكا ِماًل‬
Barang siapa seorang laki-laki yang menikahi seorang wanita, kemudian
ia berhubungan badan dengannya. Maka bagi wanita itu maharnya yang
sempurna. (Silahkan simak catatan kaki nomer: 2 halaman: 301)
499
) Imam Bukhari (4860) dan Imam Muslim (1427) meriwayatkan dari Anas bin
Malik: Suatu ketika Rasulullah melihat warna kekuningan pada Abdurrahman
bin Auf. Rasulullah bersabda: “Apa itu?” Abdurrahman bin Auf menjawab:
“Saya menikahi seorang wanita dengan mahar emas seberat biji kurma.”
Rasulullah bersabda:
» ‫ك اَوْ لِ ْم َولَوْ بِ َشا ٍة‬
َ َ‫ك هللاُ ل‬
َ ‫ار‬
َ َ‫« ب‬
“Semoga Allah memberimu keberkahan. Buatlah walimah meskipun dengan
seekor kambing.”
500
) Imam Bukhari (4878) dan Imam Muslim (1429) meriwayatkan dari Ibnu
Umar, ia berkata: Rasulullah bersabda:
» ‫« ِإ َذا ُد ِع َى َأ َح ُد ُك ْم ِإلَى ْال َولِي َم ِة فَ ْليَْأتِهَا‬
“Ketika salah seorang dari kalian diundang ke walimah, maka datanglah.”
Dalam riwayat Imam Muslim (1421), Rasulullah bersabda:
» ُ‫صى هللاَ َو َرسُولَه‬ ِ ‫« َو َم ْن لَ ْم ي ُِج‬
َ ‫ب ال َّد ْع َوةَ فَقَ ْد َع‬
“Barang siapa yang tidak menjawab undangan, maka ia telah durhaka
kepada Allah dan rasul-Nya.”
501
) Seperti apabila ditemukan perkara mungkar yang tidak bisa ia rubah.
282
(Fasal) Berlaku adil dalam ‫ ِم‬::‫في ْالقَ ْس‬
ِ ُ‫ ِويَة‬::‫ َوالتَّ ْس‬:)‫ص^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
menggilir semua istri hukumnya ‫ ْد ُخ ُل‬::َ‫ت َوا ِجبَةٌ َواَل ي‬ ِ ‫بَ ْينَ ال َّزوْ َجا‬
adalah wajib502). Suami tidak boleh
masuk ke selain istri yang mendapat ِ ‫ا لِ َغي‬::َ‫وْ ِم لَه‬::‫ر ْال َم ْق ُس‬::ْ
‫ر‬::ْ ِ ‫َعلَى َغي‬
giliran kecuali karena ada ‫َحا َج ٍة‬
keperluan.
Ketika suami hendak berpergian َ ‫فَ َر َأ ْق‬::::‫الس‬
‫ر َع بَ ْينَه َُّن‬:::: َّ ‫َوِإ َذا َأ َرا َد‬
maka suami mengundi diantara istri- ُ‫ ة‬:‫خَر َج بِالَّتِي ت َْخ ُر ُج لَهَا ْالقُرْ َع‬ َ ‫َو‬
istrinya, dan ia berpergian bersama ً‫َوِإ َذا تَ َز َّو َج َج ِد ْي َدة‬
َّ
‫ب ِْع‬:‫هَا بِ َس‬:‫خَص‬
satu istri yang keluar dari undian
itu503). Apabila suami memiliki istri ‫ث ِإ ْن‬ ٍ ‫ رًا َوبِثَاَل‬:‫َت بِ ْك‬ ْ ‫ان‬::‫لَيَا ٍل ِإ ْن َك‬

Diantara perkara-perkara tersebut adalah perkara yang banyak terjadi saat ini
pada acara resepsi akad dan Zifaf, seperti memasang gambar yang dilarang
Syara’, memetik gitar, dan lain sebagainya.
502
) Imam Abu Daud (2133), Imam Tirmidzi (1141) dan selainnya meriwayatkan
dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
» ‫َان فَ َما َل ِإلَى ِإحْ دَاهُ َما َجا َء يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َو ِشقُّهُ َماِئ ٌل‬
ِ ‫َت لَهُ ا ْم َرَأت‬
ْ ‫« َم ْن َكان‬
“Barang siapa yang memiliki 2 orang istri, kemudian ia condong kepada
salah satunya. Maka pada hari Kiamat ia datang dalam keadaan separuh
tubuhnya miring.”
Dalam riwayat Imam Tirmidzi:
»ٌ‫َان فَلَ ْم يَ ْع ِدلْ بَ ْينَهُ َما َجا َء يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َو ِشقُّهُ َساقِط‬
ِ ‫َت لَهُ ا ْم َرَأت‬
ْ ‫« َم ْن َكان‬
“Barang siapa yang memiliki 2 orang istri, kemudian ia tidak adil diantara
keduanya. Maka pada hari Kiamat ia datang dalam keadaan separuh
tubuhnya jatuh.”
Imam Abu Daud (2134) dan Imam Tirmidzi (1140) meriwayatkan dari
Sayyidah Aisyah, ia berkata: Rasulullah senantiasa menggilir kemudian
berlaku adil. Beliau bersabda:
ُ ِ‫ك َوالَ َأ ْمل‬
»‫ك‬ ُ ِ‫« اللَّهُ َّم هَ َذا قَ ْس ِمى فِي َما َأ ْمل‬
ُ ِ‫ك فَالَ تَلُ ْمنِى فِي َما تَ ْمل‬
“Ya Allah, ini adalah bagian yang hamba miliki. Janganlah Engkau
mencelaku pada apa yang Engkau miliki dan tidak hamba miliki.” Imam Abu
Daud berkata: “Maksudnya adalah hati.”
503
) Imam Bukhari (3910) dan Imam Muslim (2770) meriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah, ia berkata: “Rasulullah ketika hendak keluar, beliau akan melakukan
undian diantara istri-istri beliau. siapa saja yang nama undiannya keluar, maka
beliau akan pergi bersamanya.”
283
baru, maka ia mengkhususkan ْ ‫َكان‬
‫َت ثَ ْيبًا‬
dengan 7 malam bila istrinya
perawan, dan 3 malam bila istri
barunya janda504).
Apabila suami takut dengan Nusyus ‫َوِإ َذا َخافَ نُ ُشوْ َز ْال َمرْ َأ ِة َو َعظَهَا‬
istri, maka suami menasehatinya. ‫ت ِإاَّل النُّ ُشوْ َر ه ََج َرهَا فَِإ ْن‬ ْ َ‫فَِإ ْن َأب‬
Ketika istri tidak mau kecuali ْ ‫ا َم‬::َ‫َأق‬
Nusyuz, maka suami
:‫ َربَهَا‬:‫ض‬ َ ‫ا َو‬::َ‫ ِه هَ َج َره‬:‫ت َعلَ ْي‬
mendiamkannya. Ketika istri tetap ‫ َونَفَقُتُهَا‬:‫َويَ ْسقُطُ بِالنُّ ُشوْ ِز قَ ْس ُمهَا‬
Nusyuz, maka suami
mendiamkannya dan
memukulnya505). Jatah nafkah dan
giliran menjadi gugur sebab sikap
Nusyuz.

Hukum Khulu’
(Fasal) Khulu’ diperbolehkan ‫اِئ ٌز َعلَى‬:::‫ ُع َج‬:::‫ َو ْال ُخ ْل‬:)‫ص^^^ ٌل‬
ْ َ ‫(ف‬
dengan biaya yang diketahui506) Istri
504
) Imam Bukhari (4916) dan Imam Muslim (1461) meriwayatkan dari Anas, ia
berkata: “Diantara perkara Sunnah adalah apabila kalian menikah dengan
seorang perawan atas janda, maka ia mukim disisinya selama 7 hari lantas
melakukan giliran. Ketika ia menikah dengan janda, maka ia mukim disisinya
selama 3 hari kemudian melakukan giliran.”
Abu Qilabah berkata: “Apabila aku mau, niscaya aku akan berkata:
“Sesungguhnya Anas menyandarkan perkataannya kepada Rasulullah.”
505
) Allah berfirman:
‫ِإ ْن‬::َ‫ ِربُوه َُّن ف‬::‫اض‬
ْ ‫اج ِع َو‬ َ ‫ رُوه َُّن فِي ْال َم‬::ُ‫وه َُّن َوا ْهج‬::ُ‫و َزه َُّن فَ ِعظ‬::‫ افُونَ نُ ُش‬::َ‫{ َوالاَّل تِي تَخ‬
ِ ::‫ض‬
] 34 :‫َأطَ ْعنَ ُك ْم فَاَل تَ ْب ُغوا َعلَ ْي ِه َّن َسبِياًل } [النساء‬
“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan Nusyuz-nya, Maka nasehatilah
mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya.” (QS. An-Nisa: 34)
506
) Dalil-dalil yang menjelaskan disyariatkannya Khulu’, diantaranya adalah:
 Al-Qur’an, diantaranya adalah Firman Allah:
‫{ َواَل يَ ِحلُّ لَ ُك ْم َأ ْن تَْأ ُخ ُذوا ِم َّما آتَ ْيتُ ُموه َُّن َش ْيًئا ِإاَّل َأ ْن يَخَافَا َأاَّل يُقِي َما ُحدُو َد هللاِ فَِإ ْن ِخ ْفتُ ْم َأاَّل‬
284
kembali memiliki dirinya sendiri ُ‫رْ َأة‬::‫ ِه ْال َم‬:ِ‫ك ب‬ُ ِ‫ض َم ْعلُوْ ٍم َوتَ ْمل‬ ٍ ‫ِع َو‬
sebab adanya Khulu’ tersebut507. ‫ا ِإاَّل‬::َ‫هُ َعلَ ْيه‬: َ‫ ةَ ل‬::‫هَا َواَل رُجْ َع‬::‫نَ ْف َس‬
Suami tidak bisa meruju’ wanita
tersebut kecuali dengan nikah baru.
‫اح َج ِد ْي ٍد‬ِ ‫بِالنِّ َك‬
Diperbolehkan Khulu’ baik dalam ‫في‬
ِ ‫ر َو‬: ُّ ‫في‬
ِ :‫الط ْه‬ ِ ‫ ُع‬: ‫ز ْال ُخ ْل‬:ُ ْ‫و‬::‫َويَ ُج‬
keadaan suci maupun haidl. Wanita ُ‫ ة‬::::‫ق ْال ُم ْختَلِ َع‬ُ ::::‫ْض َواَل يَ ْل َح‬ ِ ‫ْال َحي‬
yang telah Khulu’ tidak bisa
mendapatkan Talaq508.
َ ‫الطَّاَل‬
‫ق‬

Klasifikasi Talaq
(Fasal) Talaq itu dibagi menjadi 2, ‫ان‬ِ َ‫رْ ب‬::::‫ض‬َ ‫ق‬ ُ َ‫ َوالطَّال‬:)‫ص^^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
yaitu: 1) Talaq Sharih (jelas), 2) ّ َ‫ص ِر ْي ٌح َو ِكنَايَةٌ ف‬
ُ‫ة‬: َ‫ ِر ْي ُح ثَالَث‬: ‫الص‬ َ
Talaq Kinayah (kiasan). Talaq ْ
:ُ ‫را‬:::::::
‫ق‬ َ ِ‫ق َوالف‬ُ ‫ الطاَل‬: ‫ا ٍظ‬:::::::َ‫َأ ْلف‬
َّ
Sharih itu ada tiga lafadz: Lafadz
Talaq, Lafadz Firoq, Lafadz Saroh. َ ‫ ُر‬:::ِ‫ َرا ُح َواَل يَ ْفتَق‬:::‫الس‬
‫ ِر ْي ُح‬:::‫ص‬ َّ ‫َو‬
Dan Talaq Sharih tidak ِّ َ ِ ‫الطَّاَل‬
‫ق ِإلى النيَ ِة‬

ْ ‫يُقِي َما ُحدُو َد هللاِ فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َما فِي َما ا ْفتَد‬
] 229 :‫َت بِ ِه} [البقرة‬
“Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu
berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami
isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa
atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus
dirinya.” (QS. Al-Baqarah: 229)
 Hadist, diantaranya adalah seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
(4971) dari Ibnu Abbas: Suatu ketika Istri Tsabit bin Qais datang menghadap
Rasulullah. ia berkata: “Wahai Rasulullah, saya tidak mencela Tsabit
mengenai akhlak dan agamanya. Namun saya takut akan kufur dalam Islam.”
Rasulullah bersabda: “Apakah kau mau mengembalikan kebun Tsabit
kepadanya?” Istri Tsabit berkata: “Iya, saya mau.” Rasulullah bersabda:
ْ ‫طلِ ْقهَا ت‬
»ً‫َطلِ ْيقَة‬ َ ‫«اَ ْقبِلْ ْال َح ِد ْيقَةَ َو‬
“Terimalah kebunmu itu, dan talaqlah ia satu kali.”
507
) Yakni suami tidak memiliki kekuasaan sama sekali kepada istrinya itu karena
Khulu’ itu adalah Talaq Ba’in.
508
) Karena setelah jatuhnya Talaq tersebut, sang istri telah menjadi wanita
Ajnabi dengan suami yang menjatuhkan Khulu’.
285
membutuhkan niat509.
Talaq Kinayah (kiasan) yaitu setiap َ ‫ َل الطَّاَل‬:‫َو ْال ِكنَايَةُ ُكلُّ لَ ْف ٍظ احْ تَ َم‬
‫ق‬
lafadz yang mengandung makna ‫َو َغ ْي َرهُ َويَ ْفتَقِ ُر ِإلَى النِّيَ ِة‬
Talaq dan selainnya. Talaq ini
membutuhkan niat510.
Wanita dalam masalah Talaq dibagi ٌ‫رْ ب‬: ‫ض‬ َ : ‫رْ بَا ِن‬: ‫ض‬ َ ‫ ِه‬:‫َوالنِّ َسا ُء فِ ْي‬
menjadi 2, yaitu: Bagian pertama ‫ ةٌ َوه َُّن‬:::َ‫نَّةٌ َوبِ ْدع‬:::‫في طَاَل قِ ِه َّن ُس‬
ِ
509
) Karena lafadz-lafadz tersebut telah diriwayatkan dalam Syariat. Dan lafadz-
lafadz tersebut sering dijumpai dalam Qur’an dengan menggunakan arti Talaq.
a) Lafadz Talaq, Allah berfirman:
َ ‫{يَا َأيُّهَا النَّبِ ُّي ِإ َذا‬
] 1 :‫طلَّ ْقتُ ُم النِّ َسا َء فَطَلِّقُوه َُّن لِ ِع َّدتِ ِه َّن} [الطالق‬
“Wahai nabi, apabila kamu menceraikan Isteri-isterimu Maka hendaklah
kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya
(yang wajar). (QS. At-Talaq: 1)
b) Lafadz Saroh, Allah berfirman:
]28 :‫{ َوُأ َسرِّحْ ُك َّن َس َراحًا َج ِمياًل } [األحزاب‬
“Aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.” (QS. Al-Ahzab: 28)
c) Lafadz Firoq, Allah berfirman:
ِ َ‫{َأوْ ف‬
ٍ ‫ارقُوه َُّن بِ َم ْعر‬
] 2 :‫ُوف} [الطالق‬
“Lepaskanlah mereka dengan baik.” (QS. At-Talaq: 2)
510
) Seperti ucapan: “Temuilah keluargamu, kau bukanlah istriku, kau adalah
wanita yang tidak memiliki suami.” Apabila sang suami mengatakan ucapan
seperti itu dan berniat Talaq, maka sang istri tertalaq.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (4955)
dari Sayyidah Aisyah: Sesungguhnya ketika Ibnatul Jun masuk kepada
Rasulullah, dan beliau mendekatinya. Tiba-tiba Ibnatul Jun berkata: “Aku
berlindung kepada Allah darimu.”
Rasulullah bersabda:
ِ ِ‫ت بِ َع ِظي ٍْم اَ ْل ِحقِي بَِأ ْهل‬
»‫ك‬ ِ ‫«لَقَ ْد ع ُْذ‬
“Sungguh kau telah berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, Maka
temuilah keluargamu.”
Namun apabila sang suami tidak niat Talaq, maka talaq tidak jatuh. Hal
ini seperti yang terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
(4156) dan Imam Muslim (2869) mengenai kisah terlambatnya Ka’ab bin
Malik dari perang Tabuk.
286
dalam menceraikan mereka itu ِ ‫ات ْال َحي‬
‫ْض‬ ُ ‫َذ َو‬
Sunnah dan Bid’ah yaitu istri dalam
keadaan haid.
Talaq Sunnah adalah ketika suami ‫في‬
ِ ‫ق‬ َ ‫ َع الطَّاَل‬::::ِ‫نَةُ َأ ْن يُوْ ق‬::::‫الس‬ ُّ َ‫ف‬
menjatuhkan Talaq sedang istrinya ُ‫ ة‬:َ‫ ِه َو ْالبِ ْدع‬:ْ‫ا ِم ٍع فِي‬:‫طُه ٍْر َغي ِْر ُم َج‬
dalam keadaan suci dan belum
disetubuhi. Talaq Bid’ah adalah
ْ‫ْض َأو‬
ِ ‫في ْال َحي‬ ِ ‫ق‬ َ ‫ َع الطَّاَل‬:ِ‫َأ ْن يُوْ ق‬
ketika suami menjatuhkan Talaq ‫طُه ٍْر َجا َم َعهَا فِ ْي ِه‬
sedang istrinya dalam keadaan haid
atau suci akan tetapi istri sudah
disetubuhi511).

Ka’ab bin Malik berkata: “Ketika telah berlalu 40 hari dari jatah 50 hari,
dan wahyu tidak juga turun. Tiba-tiba utusan Rasulullah datang menemuiku. Ia
berkata: “Sesungguhnya Rasulullah memerintahkanmu untuk menjauhi
istrimu.” Aku bertanya: “Apakah aku mentalaqnya atau bagaimana?” Utusan
Rasulullah menjawab: “Tetapi jauhilah ia, dan hangan mendekatinya.”
Ka’ab berkata kepada Istrinya: “Temuilah keluargamu.” Ia mengatakan
demikian karena khawatir mengingkari perintah Rasulullah, dan berhubungan
badan dengan istrinya ketika ia masih berada disampingnya.
Ketika ayat yang menjelaskan diterimanya taubat Ka’ab, maka istri Ka’ab
kembali lagi kepadanya. Rasulullah tidak memerintahkan Ka’ab untuk
menceraikan istrinya, atau memperbarui akad nikahnya. Maka dari kejadian ini
disimpulkan bahwa perkataan: “Temulilah keluargamu,” bukanlah termasuk
dari lafadz-lafadz Talaq.
511
) Hal tersebut berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
(4953) dan Imam Muslim (1471) dari Abdullah bin Umar: Sesungguhnya pada
zaman Rasulullah, Ibnu Umar menjatuhkan Talaq kepada istrinya ketika
istrinya tengah Haidl. Kemudian Umar bin Khattab bertanya kepada
Rasulullah mengenai hal itu.
Rasulullah bersabda:
ْ ‫يض ثُ َّم ت‬
‫ ُد َوِإ ْن‬:‫كَ بَ ْع‬:‫ا َء َأ ْم َس‬:‫َطهُ َر ثُ َّم ِإ ْن َش‬ ْ ‫« ُمرْ هُ فَ ْليُ َرا ِج ْعهَا ثُ َّم ْليَ ْت ُر ْكهَا َحتَّى ت‬
َ ‫َطه َُر ثُ َّم تَ ِح‬
» ‫ق لَهَا النِّ َسا ُء‬ َ ‫ك ْال ِع َّدةُ الَّتِى َم َر هللاُ ْن يُطَل‬
َّ ‫َأ‬ ‫َأ‬ َ ‫ق قَ ْب َل َأ ْن يَ َمسَّ فَتِ ْل‬َ َّ‫َشا َء طَل‬
“Perintahkan ia untuk meruju’ istrinya itu. Kemudian ia meninggalkannya
sampai ia suci, kemudian haidl, suci, dan haidl lagi. Lantas apabila ia mau, ia
bisa tetap bersamanya setelah haidl itu, atau ia bisa menceraikannya sebelum
ia menyentuhnya. Itulah maksud Iddah yang telah Allah perintahkan dalam
menceraikan wanita.” Yakni firman Allah:
287
Bagian selanjutnya adalah ketika ٌ‫نَّة‬:‫في طَاَل قِ ِه َّن ُس‬ ِ ‫ْس‬ َ ‫رْ بٌ لَي‬:‫ض‬ َ ‫َو‬
menceraikan istri tidak Sunnah dan ٌ‫ص ِغي َْرة‬ ‫َأ‬ ٌ
َّ ‫ ال‬: ‫َواَل بِد َعة َوه َُو رْ بَ ٌع‬ ْ
Bid’ah. Hal ini ada 4 orang, yaitu: ُ‫ ة‬::‫ ُل َو ْال ُم ْختَلِ َع‬::‫يَةُ َو ْال َحا ِم‬::‫َواآْل ِس‬
1) Perempuan kecil, 2) Wanita
Menopouse (wanita yang berhenti ‫الَّتِي لَ ْم يَ ْد ُخلْ بِهَا‬
total mengeluarkan darah haidl), 3)
Wanita hamil, 4) Wanita Khulu’

َ ‫{يَا َأيُّهَا النَّبِ ُّي ِإ َذا‬


] 1 :‫طلَّ ْقتُ ُم النِّ َسا َء فَطَلِّقُوه َُّن لِ ِع َّدتِ ِه َّن} [الطالق‬
“Wahai nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah
kamu ceraikan mereka pada waktu mereka mendapatkan masa iddahnya (yang
wajar).” (QS. At-Talaq: 1)
Hal ini dikarenakan pada keadaan seperti ini, wanita tersebut bisa
memulai masa hitungan Iddah ketika telah jatuh Talaq. Berbeda dengan
apabila ia ditalaq pada saat haidl, karena hitungan Iddah tidak bisa dimulai
sampai ia telah suci dari haidl tersebut. Dan ketika seorang wanita dicerai
setelah berhubungan badan, terkadang Wanita tersebut tengah hamil.
Sedangkan sang suami tidak suka menceraikan istrinya yang tengah hamil.
Sehingga hanya penyesalan yang ditimbulkan dari Talaq itu.
288
yang belum berhubungan badan.

Seputar Talaq
(Fasal) Orang merdeka memiliki 3 ‫ث‬ َ ‫رُّ ثَاَل‬:::ُ‫ك ْالح‬ ُ :::ِ‫ َويَ ْمل‬:)‫ص^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
Talaq . Sedangkan budak
512)
ْ ‫ ُد ت‬::::::ْ‫ت َو ْال َعب‬
‫َطلِ ْيقَتَ ْي ِن‬ ْ ‫ت‬
ٍ ‫ا‬::::::َ‫َطلِ ْيق‬
memiliki 2 Talaq513). Hukumnya Sah َ
memberikan pengecualian (Istisna’)
‫ق ِإذا‬ ِ ‫في الطَّاَل‬ ِ ‫صحُّ ااْل ِ ْستِ ْثنَا ُء‬ ِ َ‫َوي‬
dalam Talaq, ketika ia menyambung
َ
‫صلهُ بِ ِه‬ َ ‫َو‬
512
) Hal ini berdasarkan Firman Allah:
ِ ‫ُوف َأوْ تَس‬
ٍ ‫ْري ٌح بِِإحْ َس‬
] 229 :‫ان } [البقرة‬ ٍ ‫ك بِ َم ْعر‬ ُ ‫{الطَّاَل‬
ٌ ‫ق َم َّرتَا ِن فَِإ ْم َسا‬
“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara
yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” (QS. Al-Baqarah:
229)
Dan firman Allah pada ayat selanjutnya:
] 230 :‫طلَّقَهَا فَاَل تَ ِحلُّ لَهُ ِم ْن بَ ْع ُد َحتَّى تَ ْن ِك َح زَ وْ جًا َغ ْي َرهُ} [البقرة‬
َ ‫{فَِإ ْن‬
“Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang kedua), Maka
perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang
lain.” (QS. Al-Baqarah: 230)
Imam Abu Daud (2195) meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
‫ق هللاُ فِي‬َ : َ‫ا خَ ل‬::‫ن َم‬:َ ‫ لُّ لَه َُّن َأ ْن يَ ْكتُ ْم‬:‫رُو ٍء َواَل يَ ِح‬:ُ‫ةَ ق‬: َ‫ ِه َّن ثَاَل ث‬: ‫نَ بَِأ ْنفُ ِس‬: ‫َّص‬ ُ :َ‫{ َو ْال ُمطَلَّق‬
ْ ‫ات يَت ََرب‬:
‫كَ ِإ ْن َأ َرادُوا‬:ِ‫ َر ِّد ِه َّن فِي َذل‬:ِ‫ق ب‬ ُّ :‫ولَتُه َُّن َأ َح‬:ُ‫ ِر َوبُع‬:‫وْ ِم اآْل ِخ‬:َ‫ْؤ ِم َّن بِاهللِ َو ْالي‬:ُ‫ ا ِم ِه َّن ِإ ْن ُك َّن ي‬:‫َأرْ َح‬
] 228 :‫ِإصْ اَل ًحا} [البقرة‬
“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali
quru'. tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. dan suami-
suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para
suami) menghendaki ishlah.” (QS. Al-Baqarah: 228)
Ibnu Abbas berkata: “Ayat tersebut menunjukkan ketika seorang lelaki
mencerai istrinya, maka ia berhak untuk merujuk istrinya meskipus ia
menjatuhkan Talaq 3. Lantas Allah menghapus ketetapan itu, dan berfirman:
ُ َ‫«الطَّال‬
»‫ق َم َّرتَا ِن‬
“Talaq (yang bisa dirujuk) itu dua kali.”
513
) Imam Daruqutni (4/39) meriwayatkan bahwasannya Rasulullah bersabda:
ْ ‫ق ْال َع ْب ِد ت‬
»‫َطلِ ْيقَا ِن‬ ُ َ‫«طَال‬
“Talaq seorang budak itu adalah dua kali.”
289
perkara yang dikecualikan
(Mustasna Minhu) dengan
pengecualian itu514).
Hukumnya sah menggantungkan ‫ط‬:ِ ْ‫ر‬:‫الش‬ّ ‫فَ ِة َو‬:‫الص‬ ِّ ِ‫صحُّ تَ ْعلِ ْيقُهُ ب‬ ِ َ‫َوي‬
Talaq dengan suatu sifat dan ِّ َ َّ َ
ُ ‫ ُع الط‬:::‫َواَل يَق‬
‫اَل‬
syarat515. Dan Talaq tidak bisa jatuh ِ ‫ َل الن َك‬:::ْ‫ق قب‬
‫اح‬:::
َّ : ‫َوَأرْ بَ ٌع اَل يَقَ ُع طَاَل قِ ِه َّن‬
‫بِ ُّي‬: ‫الص‬
sebelum pernikahan516). Terdapat 4
‫م َو ْال ُم ْك َر ِه‬:ُ ‫َو ْال َمجْ نُوْ ٌن َوالنَّاِئ‬
514
) Seperti seorang suami berkata kepada istrinya: “Kau tertalaq 3 kecuali 2.”
Maka Talaq seperti ini hukumnya sah, dan jatuh 1 Talaqan. Rasulullah
bersabda:
»ُ‫ق َو ا ْست َْثنَى فَلَهُ ثُ ْنيَاه‬
َ َّ‫ق اَوْ طَل‬
َ َ‫« َم ْن ا ْعت‬
“Barang siapa yang memerdekakan (budak) atau menceraikan (istrinya) dan
ia melakukan pengecualian, maka (yang jatuh) baginya adalah apa yang ia
kecualikan.”
Imam Ibnu Atsir menyebutkan hadits tersebut dalam kitab “An-Nihaya”
dalam judul: (‫) ثنا‬.
515
) Contoh Ta’liq (menggantungkan) Talaq dengan suatu sifat adalah: Apabila
seorang suami berkata kepada istrinya: “Kau tertalaq pada bulan begini”, atau
“Ketika hujan telah turun.” Maka sang istri tertalaq ketika sifat tersebut telah
wujud.
Sedangkan contoh Ta’liq Talaq dengan Syarat adalah: Ketika seorang
suami berkata kepada istrinya: “Apabila kau masuk ke dalam rumah, maka kau
tertalaq.” Hal ini berdasarkan hadits riwayat Imam Hakim (2/49), Rasulullah
bersabda:
ْ
»‫«ال ُم ْسلِ ُموْ نَ ِع ْن َد ُشرُوْ ِط ِه ْم‬
“Kaum Muslim itu tergantung dengan syarat-syarat mereka.”
516
) Imam Abu Daud (2190) dan Imam Tirmidzi (1181), ia berkata: “Hadits
tersebut adalah hadits Hasan dan Shahih.” Mereka meriwayatkan dari Amr bin
Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata: Rasulullah bersabda:
َ َ‫ك َوالَ طَال‬
»ُ‫ق لَهُ فِ ْي َما الَ يَ ْملِك‬ ُ ِ‫ق لَهُ فِ ْي َما الَ يَ ْمل‬ ُ ِ‫« الَ ن َْذ َر اِل ب ِْن آ َد َم فِ ْي َما الَ يَ ْمل‬
َ ‫ك َوالَ ِع ْت‬
“Tidak ada nadzar bagi anak Adam atas perkara yang tidak ia miliki. Tidak
ada memerdekakan atas budak yang tidak ia miliki. Dan tidak ada Talaq atas
pernikahan yang tidak ia miliki.”
Maksudnya adalah atas segala perkara yang ia tidak memiliki kekuasaan
kepada perkara tersebut. Dan ia tidak memiliki kekuasaan kepada seorang
wanita sebelum terjadinya pernikahan.
290
orang yang Talaqnya tidak bisa
jatuh, yaitu: Anak kecil, Orang gila,
Orang yang tidur, Orang yang
dipaksa517).

Ruju’
(Fasal) Ketika suami mentalaq ُ‫ه‬:::::َ‫ق اِ ْم َرَأت‬
َ َّ‫ َوِإ َذا طَل‬:)‫ص^^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
istrinya satu kali atau dua kali, maka :‫ا‬:َ‫ج َعتُه‬ ْ ‫َأ‬
َ ‫هُ ُم َرا‬:َ‫ َدةً ِو اثنَتَ ْي ِن فَل‬:‫َوا ِح‬
baginya diperbolehkan meruju’
istrinya selama masa ‘iddahnya
‫ض ِع َّدتُهَا‬ ِ َ‫َما لَ ْم تَ ْنق‬
belum selesai518.
Sedangkan dalam riwayat Imam Hakim (2/205), Rasulullah bersabda:
ٍ ‫ق قَ ْب َل نِ َك‬
»‫اح‬ َ َ‫«ال‬
َ َ‫طل‬
“Tidak ada Talaq sebelum terjadinya pernikahan.”
517
) Hal ini berdasarkan hadits:
» .... ‫« ُرفِ َع ْالقَلَ ُم ع َْن ثَاَل ثَ ٍة‬
“Pena malaikat diangkat dari 3 orang…” Silahkan disimak catatan kaki
nomer 1 halaman 76.
Imam Abu Daud (2193) dan lainnya meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah,
ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda:
ٍ َ‫في َغال‬
»‫ق‬ ِ ‫ق‬َ ‫ق َوالَ َعتَا‬ َ َ‫«ال‬
َ َ‫طال‬
“Tidak ada Talaq, dan memerdekakan budak pada waktu marah.”
Sedangkan dalam riwayat Imam Ibnu Majah (2046) menggunakan lafadz:
“‫ق‬
ٍ َ ‫ال‬ ْ
‫غ‬ ِ‫( ”ا‬tertutup) yang diartikan dengan terpaksa. Karena orang yang dipaksa
segala bentuk urusan dan tasharufnya ditutup.
Imam Ibnu Majah (2045) meriwayatkan bahwasannya Rasulullah
bersabda:
» ‫ض َع ع َْن ُأ َّمتِي ْال َخطََأ َوالنِّ ْسيَانَ َو َما ا ْستُ ْك َرهُوْ ا َعلَ ْي ِه‬
َ ‫« ِإ َّن هللاَ َو‬
“Sesungguhnya Allah meletakkan (kewajiban hukum) dari umatku apabila
mereka salah, lupa, dan perkara yang mereka dipaksa dengannya.”
Hadits di atas dishahihkan oleh Imam Ibnu Hiban dan Imam Hakim dari
Ibnu Abbas. Maksud dari hadits tersebut adalah Allah meletakkan hukum
kewajiban yang dilakukan dalam keadaan tersebut, dan segala hal yang timbul
darinya. Bukan bentuk perkara-perkara ini, karena hal tersebut telah terjadi.
518
) Hal ini berdasarkan beberapa dalil:
291
Ketika masa ‘iddah sang istri ُ‫ه‬::َ‫ َّل ل‬::‫ َّدتُهَا َح‬::‫ت ِع‬ ْ ::‫ض‬ َ َ‫ِإ ْن ا ْنق‬::َ‫ف‬
selesai, maka halal bagi suami untuk ُ‫ ه‬:‫وْ نُ َم َع‬::‫ ٍد َوتَ ُك‬:‫نِ َكا ُحهَا بِ َع ْق ٍد َج ِد ْي‬
menikahinya dengan akad nikah
yang baru. Istri yang kembali ِ ‫َعلَى َما بَقِ َي ِمنَ الطَّاَل‬
‫ق‬
bersama suaminya itu memiliki sisa
talaq yang masih ada519).
Apabila suami mentalaq istrinya ‫ َد‬:‫ َّل ِإاَّل بَ ْع‬:‫طلَّقَهَا ثَاَل ثا ً لَ ْم ت َِح‬
َ ‫فَِإ ْن‬
dengan 3 kali, maka istrinya tidak َ ِ‫ اِ ْنق‬: َ‫ َراِئط‬: ‫س َش‬
‫ا ُء‬: ‫ض‬ ِ ‫د خَ ْم‬:ِ ْ‫ُوجُو‬

 Al-Qur’an, yaitu Firman Allah:


ُّ ‫{ َوبُعُولَتُه َُّن َأ َح‬
] 228 :‫ق بِ َر ِّد ِه َّن فِي َذلِكَ } [البقرة‬
“Dan suami-suaminya berhak merujuknya dalam masa menanti itu.” (QS. Al-
Baqarah: 228)
 Hadits, seperti yang terdapat dalam catatan kaki nomer:1 halaman: 315, yakni
sabda Rasulullah:
» ....‫« ُمرْ هُ فَ ْليُ َرا ِج ْعهَا‬
“Perintakan ia untuk merujuknya…”
Menurut suatu riwayat Ibnu Umar melakukan satu Talaqan. Sedangkan
dalam riwayat Imam Muslim: Ketika Ibnu Umar ditanyai masalah seputar
Talaq, maka ia akan menjawab: “Ingatlah, apabila kalian menjatuhkan Talaq
kepada istrimu satu atau dua Talaq. Karena Rasulullah memerintahkanku
dengan hal itu (merujuk istrinya).”
Imam Abu Daud (2283) meriwayatkan dari Umar bin Khattab:
َ ‫صةَ ثُ َّم َر‬
‫اج َعهَا‬ َ َّ‫ طَل‬ ِ‫َأ َّن َرسُوْ َل هللا‬
َ ‫ق َح ْف‬
“Sesungguhnya Rasulullah menceraikan Hafshah, kemudian beliau
merujuknya kembali.”
519
) Imam Malik dalam kitab Muwwatho’ (2/586) meriwayatkan dari Umar bin
Khattab: Sesungguhnya Umar ditanyai mengenai seorang laki-laki yang telah
menjatuhkan 2 kali talaqan, dan mantan istrinya telah menyelesaikan
Iddahnya. Kemudian mantan istrinya itu menikah dengan laki-laki lain dan
bercerai dengan suami barunya itu. apakah ia bisa menikahi suami yang
pertama? Umar menjawab:
ِ َ‫ِه َي ِع ْن َدهُ بِ َما بَقِ َي ِمنَ الطَّل‬
‫ق‬
“Ia kembali kepada suaminya yang pertama bersama sisa Talaq yang masih
ada.”
292
halal kecuali setelah memenuhi 5 ُ‫ِع َّدتِهَا ِم ْنه‬
syarat, yaitu: Habisnya masa ‘iddah
dari suami.
Wanita itu sudah menikah dengan ‫ا‬::َ‫ ِه بِه‬: ِ‫ر ِه َو ُد ُخوْ ل‬:ِ :‫ بِ َغ ْي‬:‫ا‬: َ‫َوت َْز ِو ْي ُجه‬
laki-laki lain, Suami lain sudah ُ‫ه‬:::::‫ا ِم ْن‬:::::َ‫ابَتِهَا َوبَ ْينُوْ نَتِه‬:::::‫ص‬ َ ‫َوِإ‬
berhubungan badan dan ُْ‫ضا ُء ِع َّدتِهَا ِمنه‬
mengenainya520), Wanita itu telah
َ ِ‫َوا ْنق‬

520
) Yakni suami baru itu telah berhubungan badan dengan wanita tersebut. hal
ini berdasarkan firman Allah:
‫ا َأ ْن‬:‫اح َعلَ ْي ِه َم‬:َ
َ ‫ا فَاَل ُجن‬:َ‫ِإ ْن طَلَّقَه‬:َ‫طلَّقَهَا فَاَل تَ ِحلُّ لَهُ ِم ْن بَ ْع ُد َحتَّى تَ ْن ِك َح زَ وْ جًا َغ ْي َرهُ ف‬
َ ‫{فَِإ ْن‬
] 230 :‫اج َعا ِإ ْن ظنا ْن يُقِي َما ُحدُو َد هللاِ} [البقرة‬ ‫َأ‬ َّ َ َ ‫يَتَ َر‬
“Kemudian jika si suami mentalaqnya (pada talaqan yang ketiga), maka
perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga ia menikah dengan suami yang
lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa
bagi keduanya (mantan suami pertama dan isteri) untuk menikah kembali jika
keduanya berpendapat akan bisa menjalankan hukum-hukum Allah.” (QS. Al-
Baqarah: 230)
Imam Bukhari (2496) dan Imam Muslim (1433) meriwayatkan dari
Sayyidah Aisyah: Suatu ketika Istri Rifa’ah Al-Quradhi datang menemui
Rasulullah.
Ia berkata: “Saya adalah istri Rifa’ah. Ia lantas mentalaqku dengan Talaq Bain.
Kemudian saya menikah lagi dengan Abdurrahman bin Zubair. Namun apa
yang ia miliki hanyalah layaknya ujung baju (lemahnya kekuatannya ketika
berhubungan badan).”
Rasulullah bersabda:
َ ‫« َأتُ ِري ِدينَ َأ ْن تَرْ ِج ِعى ِإلَى ِرفَا َعةَ الَ َحتَّى تَ ُذوقِى ُع َس ْيلَتَهُ َويَ ُذو‬
» ‫ق ُع َس ْيلَت َِك‬
“Apakah kau mau kembali kepada Rifa’ah? Tidak, sampai kau mencicipi
sedikit madunya (Abdurrahman bin Zubair) dan ia mencicipi sedikit
madumu.”
Maksud dari sabda Rasulullah: “Kau mencicipi sedikit madunya” adalah
sebuah kinayah dari hubungan badan. Beliau menyamakan kenikmatan
hubungan badan dengan kenikmatan mencicipi madu. Disamping itu, sabda
tersebut memberi pengertian bahwa Ruju’ Talaq Bain sudah dianggap cukup
dengan adanya hubungan badan yang sekedarnya. Yakni masuknya kemaluan
suami ke dalam kemaluan istrinya.
293
tertalaq Ba’in, Selesainya masa
‘iddah wanita itu dari suami.

Sumpah Ila’
(Fasal) Ketika suami bersumpah ‫َأ‬:::َ‫فَ َأاَّل يَط‬:::َ‫ َوِإ َذا َحل‬:)‫ص^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
tidak menyetubuhi istrinya secara ْ
‫ ُد َعلَى‬: ‫َزوْ َجتَهُ ُمطلَقًا َأوْ ُم َّدةً ت َِز ْي‬
mutlak atau suatu masa yang lebih

294
dari empat bulan, maka ia adalah ‫و ُم َو ٍّل‬:َ َ‫َأرْ بَ َع ِة َأ ْشه ٍُر فُه‬
orang yang bersumpah Ila’
Suami diberi tenggat tempo selama َ‫ ة‬::‫ك َأرْ بَ َع‬َ ِ‫ت َذل‬ ْ َ‫ل لَهُ ِإ ْن َسَأل‬:ُ ‫َويَُؤ َّج‬
4 bulan, apabila istri meminta ‫ه ٍُر ثُ َّم يُ َخيَّ ُر بَ ْينَ ْالفِيَْئ ِة‬::::::::::::‫َأ ْش‬
demikian. Kemudian ia diminta
memilih antara membatalkan
‫ َع‬::َ‫ِإ ِن ا ْمتَن‬::َ‫ق ف‬ ِ َ‫ر َوالطَّال‬::ْ ِ ‫َوالتَّ ْكفِي‬
sumpah, membayar kafarot dan ‫ق َعلَ ْي ِه ْال َحا ِك ُم‬
َ َّ‫طَل‬
mentalaknya521) Apabila suami
menolak, maka hakim yang
mentalaqnya522).

Dhihar
(Fasal) Dzihar adalah apabila suami ‫وْ َل‬:::ُ‫ا ُر َأ ْن يَق‬:::َ‫ َوالظِّه‬:)‫ص^^^ ٌل‬
ْ َ ‫(ف‬
521
) Suami diminta untuk menarik kembali sumpahnya, lantas ia berhubungan
badan dengan istrinya, dan membayar kafarah atas sumpahnya. Apabila sang
suami tidak mau, maka ia diminta untuk menceraikan sang istri.
Allah berfirman:
)226( ‫و ٌر َر ِحي ٌم‬:ُ‫ِإ َّن هللاَ َغف‬:َ‫ا ُءوا ف‬:َ‫ِإ ْن ف‬:َ‫ه ٍُر ف‬:‫ ِة َأ ْش‬:‫{لِلَّ ِذينَ يُْؤ لُونَ ِم ْن نِ َساِئ ِه ْم تَ َربُّصُ َأرْ بَ َع‬
] 227 -226 :‫ق فَِإ َّن هللاَ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم} [البقرة‬ َ ‫َوِإ ْن َع َز ُموا الطَّاَل‬
“Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya diberi tangguh empat bulan
(lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika
mereka ber'azam (bertetap hati untuk) talaq, Maka Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 226-227)
Imam Malik dalam Kitab Muwatha’ (2/556) meriwayatkan dari Ali:
Sesungguhnya ia berkata:
َ‫ف‬::َ‫ه ُِر َحتَّى يُوق‬:‫ ةُ اَأْل ْش‬:‫ت اَأْلرْ بَ َع‬
ْ :‫ض‬ ٌ ‫ ِه طَاَل‬:‫ِإ َذا آلَى ال َّر ُج ُل ِم ْن ا ْم َرَأتِ ِه لَ ْم يَقَ ْع َعلَ ْي‬
َ ‫ق وَِإ ْن َم‬
‫ق َوِإ َّما َأ ْن يَفِي َء‬ َ ِّ‫فَِإ َّما َأ ْن يُطَل‬
Ketika seorang suami menjatuhkan sumpah Li’an kepada istrinya, lantas ia
tidak menjatuhkan talaq. Apabila 4 bulan telah berlalu, sampai sang suami itu
diberi tenggat tempo, maka (ia diberi pilihan) untuk menjatuhkan Talaq atau
membatalkan sumpah (dengan hubungan badan).
522
) Hal ini bertujuan untuk menghilangkan bahaya kepada sang istri. Dan tidak
ada jalan lain untuk menghilangkan efek bahaya kepada sang istri selain
dengan cara menjatuhkan Talaq kepadanya.
295
berkata kepada istrinya: “Kau ‫ي‬َّ َ‫ "َأ ْنتَ َعل‬:‫ ِه‬::::ِ‫ ُل لِ َزوْ َجت‬::::ُ‫ال َّرج‬
bagiku seperti punggung ibuku.523)” "‫َكظَه ِْر ُأ ِّمي‬
Ketika suami berkata demikian ُ‫ ه‬::ْ‫ك َولَ ْم يُ ْتبِع‬
َ ::ِ‫ا َذل‬::َ‫ا َل لَه‬::َ‫ِإ َذا ق‬::َ‫ف‬
kepada istrinya dan tidak ُ‫ه‬::‫ا َر عَاِئدًا َولَ ِز َم ْت‬::‫ص‬ َ ‫ق‬ :ِ ‫الطَّاَل‬::ِ‫ب‬
mengikutinya dengan talaq, maka ia ُ‫ْال َكفَا َرة‬
menjadi orang yang kembali kepada
istrinya524 dan ia wajib membayar

523
) Makudnya “Aku haram berhubungan denganmu seperti keharamanku
berhubungan dengan ibuku layaknya suami istri.” Ucapan seperti ini adalah
Haram berdasarkan Ijma’ kaum Muslimin. Allah berfirman:
‫ ْدنَهُ ْم َوِإنَّهُ ْم‬:َ‫اتُهُ ْم ِإاَّل الاَّل ِئي َول‬::َ‫اتِ ِه ْم ِإ ْن ُأ َّمه‬::َ‫ا ه َُّن ُأ َّمه‬::‫اِئ ِه ْم َم‬:‫{الَّ ِذينَ يُظَا ِهرُونَ ِم ْن ُك ْم ِم ْن نِ َس‬
] 2 :‫لَيَقُولُونَ ُم ْن َكرًا ِمنَ ْالقَوْ ِل َو ُزورًا وَِإ َّن هللاَ لَ َعفُ ٌّو َغفُورٌ} [المجادلة‬
“Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap
isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. ibu-
ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan
Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan
mungkar dan dusta. dan Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun.” (QS. Al-Mujadilah: 2)
524
) Maksudnya mengingkari apa yang diucapkan oleh sang suami. Sedangkan
perkara yang diucapkan oleg sang suami adalah mengharamkan sang istri atas
dirinya. Dikarenakan mencegah dan tidak menjatuhkan Talaq kepada sang istri
itu sama saja dengan mengingkari keharaman (berhubungan) dengan sang istri.
296
kafarot.
Kafarot Dzihar adalah ‫ ٍة‬:::َ‫ ٍة ُمْؤ ِمن‬:::َ‫ق َرقَب‬ ُ :::‫ا َرةُ ِع ْت‬:::َ‫َو ْال َكف‬
memerdekakan budak wanita ‫ َّر ِة‬:::‫ض‬ِ ‫ب ْال ُم‬ ِ ْ‫و‬:::ُ‫لِ ْي َم ٍة ِمنَ ْال ُعي‬:::‫َس‬
beriman yang selamat dari beberapa
cacat yang membahayakan
‫ ْد‬::‫ِإ ْن لَ ْم يَ ِج‬::َ‫ب ف‬ ِ ::‫ ِل َو ْال َك ْس‬::‫بِ ْال َع َم‬
pekerjaan dan usahanya. Ketika ‫م َشه َْر ْي ِن ُمتَتَابِ َع ْي ِن‬:ُ ‫صيَا‬ َ َ‫ف‬
suami tidak menemukannya, maka

297
wajib puasa dua bulan berturut-turut
Ketika suami tidak mampu berpuasa ْ ‫ت َِط ْع فَِإ‬::‫ِإ ْن لَ ْم يَ ْس‬::َ‫ف‬
َ‫تِّ ْين‬::‫م ِس‬:ُ ‫ا‬::‫ط َع‬
2 bulan berturut-turut, maka ia ُّ‫ ل‬:‫ِم ْس ِك ْينًا ُكلُّ ِم ْس ِكي ٍْن ُم ٌّد َواَل يَ ِح‬
wajib memberi makan 60 orang ْ ‫لِ ْل ُمظَا ِه ِر َو‬
‫طُؤ هَا َحتَّى يُ َكفِّ َر‬
miskin. Setiap 1 orang miskin
mendapat satu Mud. Tidak halal
bagi orang yang Dzihar
menyetubuhi istrinya sampai ia
membayar kafarot525).

Hukum Qadzaf
(Fasal) Ketika suami menuduh ‫ ُل‬:::::ُ‫ َوِإ َذا َر َمى ال َّرج‬:)‫ص^^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
istrinya berbuat zina maka baginya ‫ف‬ ْ
ِ ‫ َذ‬:َ‫ ُّد الق‬:‫ ِه َح‬:‫َزوْ َجتَهُ بِال ِّزنَا فَ َعلَ ْي‬
hukuman menuduh zina kecuali
apabila suami mendatangkan bukti
َ‫ِإاَّل َأ ْن يُقِ ْي َم ْالبَيِّنَةَ َأوْ يُاَل ِعن‬
atau ia bersumpah Li’an526).

525
) Allah berfirman:
‫{ َوالَّ ِذينَ يُظَا ِهرُونَ ِم ْن نِ َساِئ ِه ْم ثُ َّم يَعُو ُدونَ لِ َما قَالُوا فَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ِم ْن قَب ِْل َأ ْن يَتَ َماسَّا َذلِ ُك ْم‬
‫ل َأ ْن‬:ْ ِ َ‫ ْد ف‬:‫ي ٌر فَ َم ْن لَ ْم يَ ِج‬:ِ‫ونَ خَ ب‬::ُ‫ا تَ ْع َمل‬:‫تُو َعظُونَ بِ ِه َوهللاُ بِ َم‬
ِ ‫ابِ َع ْي ِن ِم ْن قَب‬::َ‫ه َْر ْي ِن ُمتَت‬:‫يَا ُم َش‬:‫ص‬
ِ‫ دُو ُد هللا‬:ُ‫كَ ح‬::‫ولِ ِه َوتِ ْل‬:‫وا بِاهللِ َو َر ُس‬::ُ‫كَ لِتُْؤ ِمن‬::ِ‫ط َعا ُم ِستِّينَ ِم ْس ِكينًا َذل‬ ْ ‫يَتَ َماسَّا فَ َم ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَِإ‬
] 4-3 :‫َولِ ْل َكافِ ِرينَ َع َذابٌ َألِي ٌم} [المجادلة‬
“Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak
menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya)
memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur.
Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka
(wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya
bercampur. Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan
enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir siksaan
yang sangat pedih.” (QS. Al-Mujadilah: 3-4)
526
) Imam Bukhari (4470) meriwayatkan dari Ibnu Abbas: Sesungguhnya Bilal
bin Umayyah di sisi Rasulullah menuduh istrinya melakukan zina dengan
Syuraik bin Bisyr. Kemudian Rasulullah bersabda:
َ ‫في ظَه ِْر‬
»... ‫ك‬ ْ
ِ ‫«البَيِّنَةَ اَوْ َح ُّد‬
298
Kemudian ia berkata di samping ‫ا ِم ِع‬::‫في ْال َج‬ ِ ‫ا ِك ِم‬::‫ َد ْال َح‬:‫وْ ُل ِع ْن‬::ُ‫فَيَق‬
ِ َ‫َعلَى ْال ِم ْنب‬
Hakim di atas mimbar Masjid Jami’ َ‫ ٍة ِمن‬:::::َ‫في َج َماع‬
di depan sekelompok orang527): “Aku ِ ‫ر‬:::::
bersaksi demi Allah, sesunggunya
َ‫هَ ُد بِاهللِ ِإنَّنِي لَ ِمن‬::::‫ " َأ ْش‬: ‫اس‬ِ َّ‫الن‬
Aku termasuk orang yang benar ‫ ِه‬::::ِ‫ْت ب‬ ُ ‫ ا َ َر َمي‬::::‫ا ِدقِ ْينَ فيِ ْم‬::::‫الص‬
َّ
atas apa yang aku tuduhkan kepada َ‫الزنَا َوِإ َّن هَذا‬ ِّ َ‫ فُاَل نَةَ ِمن‬:‫َزوْ َجتِي‬
istriku Fulanah dari perbuatan zina. "‫ْس ِمنِّي‬ َ ‫ا َولَي‬::::َ‫الزن‬ ِّ َ‫ َد ِمن‬::::َ‫ْال َول‬
Dan sesungguhnya anak ini adalah ٍ ‫َأرْ بَ َع َمرَّا‬
‫ت‬
hasil perbuatan zina bukan
“Datangkan bukti, atau kau mendapatkan had pada punggungmu.”
Bilal bin Umayyah berkata: “Demi Dzat yang telah mengutus Engkau
dengan membawa kebenaran, sesungguhnya saya adalah orang yang jujur.
Sungguh Allah akan menurunkan wahyu yang akan membebaskan punggung
saya dari had.”
Kemudian turunlah malaikat Jibril menemui Rasulullah, dan Allah
menurunkan firman kepada beliau:
] 6 :‫} [النور‬...‫اجهُ ْم َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ْم ُشهَدَا ُء ِإاَّل َأ ْنفُ ُسهُ ْم‬
َ ‫{ َوالَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ َأ ْز َو‬
“Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak
ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri…” (QS. An-Nur: 6)
527
) Imam Bukhari (5003) dan Imam Muslim (1492) meriwayatkan dari Sahal bin
Sa’ad: Suatu ketika seorang laki-laki dari kalangan Anshar datang menemui
Rasulullah. Ia bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana bila seorang suami
mendapati Istrinya bersama dengan laki-laki lain. Apakah ia membunuhnya
atau ia melakukan apa?”
Kemudian Allah menurunkan wahyu yang mengenai laki-laki itu yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an berkenan masalah suami istri yang saling
menjatuhkan Li’an. Rasulullah bersabda:
»َ‫في ا ْم َرَأتِك‬ َ َ‫«قَ ْد ق‬
َ ‫ضى هللاُ فِ ْي‬
ِ ‫ك َو‬
“Allah telah memberikan hukum mengenai dirimu dan istrimu.”
Sahal berkata: Kemudian laki-laki itu dengan istrinya saling menjatuhkan
sumpah Li’an di dalam masjid sedangkan aku menyaksikannya.” Dalam
riwayat lain: “Maka keduanya menjatuhkan sumpah Li’an, sedangkan aku
bersama orang-orang berada disisi Rasulullah.”
Dalam riwayat Imam Abu Daud (2250): Sahal berkata: “Aku menghadiri
penjatuhan sumpah Li’an itu disisi Rasulullah.”
Sunnah telah menetapkan bahwa suami istri yang menjatuhkan sumpah
Li’an diceraikan, dan mereka berdua tidak bisa berkumpul selamanya.
299
anakku.” sebanyak empat kali.
Suami berkata pada yang kelima, ‫ َد‬:‫ ِة بَ ْع‬: ‫ َّر ِة ْالخَا ِم َس‬:‫في ْال َم‬ِ ‫َويَقُوْ ُل‬
setelah Hakim memberinya nasehat: ُ‫ة‬::َ‫ي لَ ْعن‬َّ َ‫ " َو َعل‬: ‫َأ ْن يَ ِعظَهُ ْال َحا ِك ُم‬
“Laknat Allah wajib bagiku jika aku
"‫ت ِمنَ ْال َكا ِذبِ ْي ِن‬ ُ ‫هللاِ ِإ ْن ُك ْن‬
termasuk orang yang
berbohong.528)”
Ada 5 hukum yang berkaitan ٍ ‫ةُ َأحْ َك‬::‫ ِه َخ ْم َس‬::َ‫ق بِلِ َعان‬
: ‫ام‬:: :ُ َّ‫َويَتَ َعل‬
528
) Allah berfirman:
ٍ ‫هَادَا‬:‫ ُع َش‬: َ‫ ِد ِه ْم َأرْ ب‬:‫هَا َدةُ َأ َح‬: ‫اجهُ ْم َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ْم ُشهَدَا ُء ِإاَّل َأ ْنفُ ُسهُ ْم فَ َش‬
‫ت‬ َ ‫{ َوالَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ َأ ْز َو‬
ْ َ َ ‫َأ‬ ُ ْ
-6 :‫ور‬:‫ا ِذبِينَ } [الن‬:‫انَ ِمنَ ال َك‬:‫ ِه ِإ ْن َك‬:ْ‫ة َّن ل ْعنَتَ هللاِ َعلي‬:‫بِاهللِ ِإنَّهُ لَ ِمنَ الصَّا ِدقِينَ َوال َخا ِم َس‬
]7
“Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak
ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang
itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya dia adalah
termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la'nat
Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. An-Nur:
6-7)
Imam Bukhari (5001) meriwayatkan dari Ibnu Abbas: Sesungguhnya
Hilal bin Umayyah menuduh zina istrinya. Ia datang menemui Rasulullah dan
bersaksi. Rasulullah bersabda:
» ٌ‫«ِإ َّن هللاَ يَ ْعلَ ُم َأ َّن َأ َح َد ُك َما َكا ِذبٌ فَهَلْ ِم ْن ُك َما تَاِئب‬
“Sesungguhnya Allah mengetahui bahwa salah seorang diantara kalian
berdua adalah pembohong. Lantas adakah diantara kalian yang mau
bertaubat”
Dalam riwayat Ibnu Umar (5006), Rasulullah mengulangi sabda tersebut
sebanyak 3 kali, kemudian Istri Hilal bin Umayyah berdiri, dan bersaksi.
Imam Abu Daud (2263) dan lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah: ia
mendengar Rasulullah bersabda:
ُ‫ ْد ِخلَهَا هللا‬:ُ‫ ْى ٍء َولَ ْن ي‬:‫ت ِمنَ هللاِ فِى َش‬ ْ :‫ْس ِم ْنهُ ْم فَلَي َْس‬َ ‫وْ ٍم َم ْن لَي‬::َ‫ت َعلَى ق‬ ْ َ‫رَأ ٍة َأ ْد َخل‬:
َ :‫ا ا ْم‬::‫« َأيُّ َم‬
ِ ‫ َحهُ َعلَى ُر ُء‬:‫ض‬
‫وس‬ َ ‫ ِه احْ تَ َج‬:‫ ُر ِإلَ ْي‬:ُ‫ َو يَ ْنظ‬:ُ‫ َدهُ َوه‬:َ‫ َد َول‬:‫ ٍل َج َح‬:‫ا َر ُج‬::‫هُ َوَأيُّ َم‬:َ‫َجنَّت‬
َ َ‫هُ َوف‬:‫ب هللاُ ِم ْن‬
» َ‫اَأل َّولِينَ َواآل ِخ ِرين‬
“Wanita manapun yang memasukkan seseorang ke dalam sekelompok kaum
yang bukan berasal dari golongan mereka. Maka ia tidak memiliki sesuatu
dari Allah, dan Allah tidak akan memasukkan wanita itu ke dalam surga-Nya.
Dan laki-laki manapun yang mengingkari anaknya, sementara ia melihatnya,
maka Allah akan menghalanginya dan mencemarkannya di depan golongan
300
dengan sumpah Li’an suami, antara ‫ ِّد‬:‫وْ بُ ْال َح‬::‫ُسقُوْ طُ ْال َح ِّد َع ْنهُ َو ُو ُج‬
lain: 1) Gugurnya hukuman Had ‫ي‬ ُ ‫اش َونَ ْف‬
ِ ‫ر‬::::َ ِ‫ل ْالف‬:ُ ‫ا َو َز َوا‬::::َ‫َعلَ ْيه‬
kepada suami, 2) Wajib hukuman
‫م ِإلَى اَأْلبَ ِد‬:ُ ‫ْال َولَ ِد َوالتَّحْ ِر ْي‬
Had kepada istri, 3) Rusaknya
hubungan pernikahan, 4)
Meniadakan anak, 5) Pengharaman
untuk selamanya529).
Had gugur dari sang istri apabila ia َ‫َأ ْن ت َْلت َِعن‬::ِ‫ا ب‬::َ‫ ُّد َع ْنه‬::‫قُطُ ْال َح‬::‫َويَ ْس‬

terdahulu dan terakhir.”


529
) Imam Bukhari (5009) dan Imam Muslim (1494) meriwayatkan dari Ibnu
Umar:
‫ َد‬: َ‫ق ْال َول‬
َ :‫ا َوَأ ْل َح‬::‫ق بَ ْينَهُ َم‬
َ ‫ َّر‬: َ‫ ِدهَا فَف‬: َ‫ا ْنتَفَى ِم ْن َول‬::َ‫ ِه ف‬: ِ‫ ٍل َوا ْم َرَأت‬:‫ اَل عَنَ بَ ْينَ َر ُج‬ ‫ي‬
َّ ِ‫«َأ َّن النَّب‬
»‫بِ ْال َمرْ َأ ِة‬
Sesungguhnya Rasulullah melaknat antara laki-laki dan istrinya. Kemudian
sang laki-laki tidak mengakui anak istrinya. Lantas Rasulullah menceraikan
keduanya, dan mengumpulkan wanita itu dengan anaknya.
Dalam riwayat lain Imam Bukhari (5006) meriwayatkan bahwasannya
Rasulullah bersabda:
َ َ‫« ِح َسابُ ُك َما َعلَى هللاِ اَ َح ُد ُك َما َكا ِذبٌ الَ َسبِ ْي َل ل‬
»‫ك َعلَ ْيهَا‬
“Hisab kalian kepada Allah, sesungguhnya salah seorang dari kalian berdua
terdapat seseorang yang berbohong. Dan kau tidak memiliki jalan (kembali)
kepada istrimu.”
Yakni kau tidak bisa melakukan Ruju’ kepadanya, dan kalian berdua tidak bisa
berkumpul kembali meskipun dengan akad pernikahan yang baru. Silahkan
simak catatan kaki nomer: 1 halaman: 331.
301
berani sumpah Li’an. Ia berkata: ‫ "َأ ْشهَ ُد بِاهللِ ِإ َّن فُاَل نًا هَ َذا‬: ‫فَتَقُوْ ُل‬
ِ ‫لَ ِمنَ ْال َكا ِذبِ ْينَ فِ ْي َما َر َم‬
“Aku bersaksi demi Allah, َ‫اني بِ ِه ِمن‬
sesungguhnya Fulan ini adalah
orang-orang yang berdusta
ٍ ‫ال ِّزنَا" َأرْ بَ َع َمرَّا‬
‫ت‬
mengenai apa yang ia tuduhkan
kepadaku mengenai zina.”
Sebanyak 4 kali.
Sang istri berkata pada yang kelima ‫ َد‬:‫ ِة بَ ْع‬: ‫ َّر ِة ْالخَا ِم َس‬:‫في ْال َم‬ِ ‫َوتَقُوْ ُل‬
kali setelah hakim memberinya ‫ي‬ َ : ‫ا ِك ُم‬:::‫ا ْال َح‬:::َ‫َأ ْن ي َ ِعظَه‬
َّ َ‫"و َعل‬
nasehat: “Dan bagiku murka Allah
apabila ia adalah orang-orang yang
َ‫انَ ِمن‬::::::::‫بُ هللاِ ِإ ْن َك‬::::::::‫َض‬ َ ‫غ‬
benar.530)” ْ
:" َ‫الصَّا ِدقِين‬

Wanita ‘Iddah
Wanita ‘Iddah dibagi menjadi 2, َ ‫ َو ْال ُم ْعتَ َدةُ َعلَى‬:)‫ص ٌل‬
‫ضرْ بَي ِْن‬ ْ َ ‫(ف‬
yaitu: Wanita yang ditinggal mati ‫ َوفَّى‬::َ‫ ُر ُمت‬::ْ‫ا َو َغي‬::َ‫ َع ْنه‬:‫ َوفَّى‬::َ‫ ُمت‬:
suaminya, Wanita yang tidak
‫َع ْنهَا‬
ditinggal mati suaminya.

530
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
‫ب‬ َ ‫ين َو ْالخَا ِم َسةَ َأ َّن غ‬
َ ::‫َض‬ :َ ِ‫ت بِاهللِ ِإنَّهُ لَ ِمنَ ْال َكا ِذب‬ َ ‫{ َويَ ْد َرُأ َع ْنهَا ْال َع َذ‬
ٍ ‫اب َأ ْن تَ ْشهَ َد َأرْ بَ َع َشهَادَا‬
] 9-8 :‫هللاِ َعلَ ْيهَا ِإ ْن َكانَ ِمنَ الصَّا ِدقِينَ } [النور‬
“Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama
Allah sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang
dusta. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya
itu termasuk orang-orang yang benar.” (QS. An-Nur: 8-9)
Dalam hadits riwayat Imam Muslim: “Kemudian Rasulullah memanggil
sang istri, menasehati dan mengingatkannya. Rasulullah memberitahunya
bahwa adzab dunia itu lebih ringan daripada adzab Akhirat.”
302
Wanita yang ditinggal mati ْ ‫ان‬::‫ َع ْنهَا ِإ ْن َك‬:‫فَ ْال ُمت ََوفَّى‬
‫ا ِماًل‬::‫َت َح‬
suaminya, apabila tengah ‫َت‬ْ ‫ بِ َوضْ ِع ْال َح ْم ِل َوِإ ْن َكان‬:‫فَ ِع َّدتُهَا‬
mengandung, maka ‘Iddahnya
‫ه ٍُر َو‬::‫ ةَ َأ ْش‬::‫ َّدتُهَا َأرْ بَ َع‬::‫اِئاًل فَ ِع‬::‫َح‬
sampai ia melahirkan anaknya531)
Apabila ia tidak mengandung, maka ‫َع ْش َر‬
sampai 4 bulan 10 hari532).
Wanita yang tidak ditinggal mati533), ‫َت‬ْ ‫ان‬:‫ا ِإ ْن َك‬::َ‫ َع ْنه‬:‫ َوفَّى‬:َ‫ ُر ْال ُمت‬:‫َو َغ ْي‬
apabila mengandung maka
ِ ‫ ِع ْال َح ْم‬::‫ض‬
‫ل‬:: ْ ‫ َّدتُهَا بِ َو‬::‫ا ِماًل فَ ِع‬::‫َح‬
‘Iddahnya sampai melahirkan
‫اِئالً َو ِه َي ِم ْن‬:::::‫َت َح‬ ْ ‫ان‬:::::‫َوِإ ْن َك‬
anaknya534). Apabila tidak
531
) Hal ini berdasarkan
 Al-Qur’an, yaitu firman Allah:
َ َ‫ال َأ َجلُه َُّن َأ ْن ي‬
] 4 :‫ض ْعنَ َح ْملَه َُّن} [الطالق‬ ُ ‫{ َوُأواَل‬
ِ ‫ت اَأْلحْ َم‬
“Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah
sampai mereka melahirkan kandungannya.” (QS. At-Thalaq: 4)
 Hadits, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (5014) dari Miswar bin
Markhomah:
‫تَْأ َذنَ ْتهُ َأ ْن تَ ْن ِك َح‬: ‫اس‬ ْ ‫ ا َء‬:‫ال فَ َج‬:
َّ ِ‫ت النَّب‬
ْ َ‫ ف‬ ‫ي‬ ْ ‫«َأ َّن ُسبَ ْي َعةَ اَأْل ْسلَ ِميَّةَ نُفِ َس‬
ٍ :َ‫ا بِلَي‬::َ‫ت بَ ْع َد َوفَا ِة زَ وْ ِجه‬
»‫ت‬ ْ ‫فََأ ِذنَ لَهَا فَنَ َك َح‬
“Sesungguhnya Subai’ah Al-Aslamiyyah melahirkan setelah suaminya
meninggal dunia selang beberapa malam. Kemudian ia mendatangi Rasulullah
untuk meminta izin menikah lagi. Rasulullah memberinya izin, lantas ia
menikah.”
532
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
َ‫ِإ َذا بَلَ ْغن‬: َ‫{ َوالَّ ِذينَ يُتَ َوفَّوْ نَ ِم ْن ُك ْم َويَ َذرُونَ َأ ْز َواجًا يَت ََربَّصْ نَ بَِأ ْنفُ ِس ِه َّن َأرْ بَ َعةَ َأ ْشه ٍُر َو َع ْشرًا ف‬
}ٌ‫ير‬::ِ‫ونَ خَ ب‬::ُ‫ا تَ ْع َمل‬::‫ُوف َوهللاُ بِ َم‬ ِ ‫ال َم ْعر‬:: ْ ِ‫ ِه َّن ب‬::‫ا فَ َع ْلنَ فِي َأ ْنفُ ِس‬::‫ا َح َعلَ ْي ُك ْم فِي َم‬::َ‫َأ َجلَه َُّن فَاَل ُجن‬
] 234 :‫[البقرة‬
“Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan
isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah)
empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila Telah habis 'iddahnya, Maka
tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri
mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS.
Al-Baqarah: 234)
533
) Yakni wanita yang dicerai, atau ia dipisahkan dengan suaminya dengan
sumpah Li’an atau Faskh, setelah berhubungan badan, dan lain sebagainya.
534
) Silahkan disimak kembali catatan kaki nomer: 1 halaman: 333.
303
mengandung dan ia adalah wanita ِ ‫ت ْال َحي‬
َ‫ة‬::::َ‫ َّدتُهَا ثَاَل ث‬::::‫ْض فَ ِع‬ ِ ‫َذ َوا‬
yang Haidl maka ‘Iddahnya 3 kali ‫ر‬:ُ ‫طهَا‬ْ َ ‫قُرُوْ ٍء َو ِه َي ااْل‬
sucian535).
Apabila ia masih kecil atau ً‫ة‬:::‫ ِغي َْرةً َأوْ آيِ َس‬:::‫ص‬ َ ‫َت‬ ْ ‫ان‬:::‫َوِإ ْن َك‬
Monopouse536) maka ‘Iddahnya 3 ُ‫ة‬: َ‫ه ٍُر َو ْال ُمطَلَّق‬: ‫ةَ َأ ْش‬: َ‫ َّدتُهَا ثَاَل ث‬:‫فَ ِع‬
bulan. Wanita yang terthalaq
‫قَب َْل ال ُّد ُخوْ ِل بِهَا اَل ِع َّدةَ َعلَ ْيهَا‬
sebelum berhubungan badan maka
ia tidak memiliki masa ‘Iddah537).

535
) Hal ini berdasarkan Firman Allah:
َ :َ‫ا خَ ل‬:‫ن َم‬:َ ‫ لُّ لَه َُّن َأ ْن يَ ْكتُ ْم‬:‫رُو ٍء َواَل يَ ِح‬:ُ‫ةَ ق‬:َ‫ ِه َّن ثَاَل ث‬:‫نَ بَِأ ْنفُ ِس‬:‫َّص‬
‫ق هللاُ فِي‬ ُ َ‫{ َو ْال ُمطَلَّق‬
ْ ‫ات يَتَ َرب‬:
] 228 :‫َأرْ َحا ِم ِه َّن ِإ ْن ُك َّن يُْؤ ِم َّن بِاهللِ َواليَوْ ِم اآْل ِخ ِر} [البقرة‬
ْ
“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali
quru'. Mereka tidak boleh menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat.” (QS. Al-
Baqarah: 228)
536
) Ayisah atau monopause adalah wanita tua yang telah terputus keluar darah
haidl dan putus asa akan kembalinya darah haidl tersebut. Allah berfirman:
‫ه ٍُر َوالاَّل ِئي لَ ْم‬:::‫ةُ َأ ْش‬:::َ‫ َّدتُه َُّن ثَاَل ث‬:::‫اِئ ُك ْم ِإ ِن ارْ تَ ْبتُ ْم فَ ِع‬:::‫يض ِم ْن نِ َس‬
ِ ‫نَ ِمنَ ْال َم ِح‬:::‫{ َوالاَّل ِئي يَِئ ْس‬
] 4 :‫يَ ِحضْ نَ } [الطالق‬
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara
perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya),
Maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-
perempuan yang tidak haid.” (QS. At-Thalaq: 4)
Maksud “perempuan-perempuan yang tidak haid” adalah perempuan
kecil yang belum menginjak usia wanita keluar darah haidl, maka Iddahnya
adalah 3 bulan sama seperti wanita Monopause.
537
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
‫ا لَ ُك ْم‬::‫وه َُّن فَ َم‬:‫ ِل َأ ْن تَ َم ُّس‬:‫وه َُّن ِم ْن قَ ْب‬::‫ت ثُ َّم طَلَّ ْقتُ ُم‬
ِ ‫ا‬::َ‫وا ِإ َذا نَكَحْ تُ ُم ْال ُمْؤ ِمن‬::ُ‫ا الَّ ِذينَ آ َمن‬::َ‫{ يَا َأيُّه‬
] 49 :‫َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن ِع َّد ٍة تَ ْعتَ ُّدونَهَا فَ َمتِّعُوه َُّن َو َس ِّرحُوه َُّن َس َراحًا َج ِمياًل } [األحزاب‬
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi wanita-wanita
yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu
mencampurinya. Maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu
yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut'ah dan
lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik- baiknya.” (QS. Al-Ahzab:
49)
304
Masa ‘Iddah budak wanita yang ‫ َّر ِة‬:‫َو ِع َّدةُ اَأْل َّم ِة بِ ْال َح ْم ِل َك ِع َّد ِة ْال ُح‬
mengandung itu seperti wanita ‫رْ َأ ْي ِن‬::::َ‫ َّد بِق‬::::َ‫اَأْل ْق َرا ِء َأ ْن تَ ْعت‬::::ِ‫َوب‬
merdeka. Masa ‘Iddahnya dengan
‫ َّد‬::َ‫ا ِة اِ ْن تَ ْعت‬::َ‫ر ع َِن ْال َوف‬:ِ ْ‫هُو‬::‫الش‬ ُّ ِ‫َوب‬
sucian, apabila ia ber‘iddah 2
sucian538). Masa ‘Iddahnya yang ‫ا ٍل َو َع ِن‬::::َ‫س لَي‬ ِ ‫ ْه َر ْي ِن َو َخ ْم‬::::‫بِ َش‬
dengan bulan karena ditinggal mati ‫ف‬ ٍ :‫ص‬ ْ ِ‫ه ٍْر َون‬:‫ق َأ ْن تَ ْعتَ َّد بِ َش‬ ِ ‫الطَّاَل‬
suaminya, apabila ia ber‘iddah 2 ‫ت بِ َش ْه َر ْي ِن َكانَ َأوْ لَى‬ ْ ‫فَِإن ا ْعتَ َّد‬
bulan 5 hari. Masa ‘iddahnya dari
Thalaq, apabila ia ber‘iddah 1 bulan
setengah539), namun apabila ia
ber‘iddah 2 bulan, maka hal itu
lebih utama540).

KEWAJIBAN WANITA ‘IDDAH

538
) Hal ini berdasarkan perkataan Umar bin Khattab dan Abdullah anaknya:
“Seorang budak wanita ber’iddah dengan 2 kali sucian.” Dan tidak ada salah
seorang sahabat yang mengingkari hal tersebut sehingga ketetapan itu menjadi
Ijma’. Disamping itu, dalam sebagain besar hukum fiqih, budak Wanita
memiliki separuh bagian dari Wanita merdeka, seta diqiyaskan kepada budak
laki-laki yang hanya memiliki 2 kali talaqan. (Demikian uraian dalam kitab
An-Nihayah.)
539
) Hal ini diqiyaskan dari masa ‘Iddah wanita yang memiliki sucian dan diambil
separuhnya.
540
) Dikarenakan ‘Iddah hitungan bulan adalah pengganti dari ‘Iddah hitungan
masa suci. Seorang wanita merdeka ‘Iddah selama 3 bulan sebagai ganti dari 3
kali sucian. Oleh karena itu juga, lebih utama bagi seorang budak wanita
apabila ia melakukan ‘Iddah selama 2 bulan sebagai pengganti dari 2 kali
sucian.
305
Diwajibkan bagi wanita ‘Iddah yang ‫ َّد ِة‬:::::::َ‫ َويَ ِجبُ لِ ْل ُم ْعت‬:)‫ص^^^^^^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
bisa dirujuk, mendapatkan tempat ُ‫ةُ َويَ ِجب‬: َ‫الرَّجْ ِعيَّ ِة ال ُّس ْكنَى َوالنَّفَق‬
tinggal dan nafkah. Diwajibkan bagi
‫لِ ْلبَاِئ ِن ال ُّس ْكنَى ُدوْ نَ النَّفَقَ ِة ِإاَّل َأ ْن‬
wanita yang telah tertalaq Ba’in
mendapatkan tempat tinggal tanpa
‫تَ ُكوْ نَ َحا ِماًل‬
nafkah, kecuali apabila ia
mengandung541).
Diwajibkan bagi wanita yang َ ‫َويَ ِجبُ َعلَى ْال ُمت‬
‫ا‬:::::َ‫ َع ْنه‬:‫وفَّى‬:::::َ
ditinggal mati suaminya untuk ُ ‫ا‬::َ‫ َو ااْل ِ ْمتِن‬:ُ‫ دَا ُد َوه‬:ْ‫ا اِإْل ح‬::َ‫َزوْ ُجه‬
‫ع‬
Ihdad, yaitu mencegah diri dari
memakai perhiasan dan minyak
‫ب‬ِ ‫ِمنَ ال ِّز ْينَ ِة َوالطِّ ْي‬

541
) Maksudnya wanita yang tertalaq Ba’in yang tengah mengandung juga wajib
diberikan nafkah. Dalil yang menjelaskan hal ini adalah:
 Al-Qur’an, yaitu Firman Allah:
ِ ‫يِّقُوا َعلَ ْي ِه َّن َوِإ ْن ُك َّن ُأواَل‬: ‫ض‬
‫ت‬ َ ُ‫ْث َس َك ْنتُ ْم ِم ْن ُوجْ ِد ُك ْم َواَل ت‬
َ ُ‫ارُّوه َُّن لِت‬: ‫ض‬ ُ ‫{َأ ْس ِكنُوه َُّن ِم ْن َحي‬
‫ رُوا‬:‫وره َُّن َوْأتَ ِم‬:
َ :‫آتُوه َُّن ُأ ُج‬:َ‫ ْعنَ لَ ُك ْم ف‬:‫ض‬َ ْ‫ِإ ْن َأر‬:َ‫ ْعنَ َح ْملَه َُّن ف‬:‫ض‬
َ َ‫َأ ْنفِقُوا َعلَ ْي ِه َّن َحتَّى ي‬:َ‫َح ْم ٍل ف‬
] 6 :‫ض ُع لَهُ ْخ َرى} [الطالق‬ ‫ُأ‬ ٍ ‫بَ ْينَ ُك ْم بِ َم ْعر‬
ِ ْ‫ُوف َوِإ ْن تَ َعا َسرْ تُ ْم فَ َستُر‬
“Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk
menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah
ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga
mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu
maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara
kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka
perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (QS. At-Talaq: 6)
 Hadits, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Daruqutni dan Imam Nasa’I
(6/144) dalam kisah Fatimah bin Qais ketika ia dijatuhkan Talaq yang masih
tersisa padanya oleh suaminya. Rasulullah bersabda pada Fatimah:
ُ ِ‫«ِإنَّ َما النَّفَقَة َوال ُّس ْكنَى لِ َم ْن تَ ْمل‬
»َ‫ك الرَّجْ َعة‬
“Sesungguhnya nafkah dan tempat tinggal hanya untuk wanita yang masih
bisa diruju’.”
Dalam riwayat Imam Abu Daud (2290), Rasulullah bersabda:
»ً‫ك اِالَّ اَ ْن تَ ُكوْ نِي َحا ِمال‬
ِ َ‫«ال نَفَقَةَ ل‬
“Tidak ada nafkah bagimu, kecuali apabila kau tengah hamil.”
306
wangi542).
Diwajibkan bagi wanita yang :‫ا‬:::َ‫ا زَ وْ ُجه‬:::َ‫ َوفَّى َع ْنه‬:::َ‫َو َعلَى ْال ُمت‬
ditinggal mati suaminya, dan wanita ِ ‫ ةُ ْالبَ ْي‬::::‫ةُ ُماَل َز َم‬::::َ‫َو ْال َم ْبتُوْ ت‬
‫ت ِإاَّل‬
yang tertalaq Bai’n untuk tetap
‫اج ٍة‬
َ ‫لِ َح‬
berada di dalam rumah kecuali
karena adanya suatu hajat543).

542
) Imam Bukhari (50274) dan Imam Muslim (1486, 1489) meriwayatkan dari
Sayyidah Ummi Habibah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
ٍ ْ‫ث لَيَ ٍل ِإاَّل َعلَى زَ و‬
‫ج‬ ِ ‫ق ثَاَل‬ ٍ ِّ‫«اَل يَ ِحلُّ اِل ْم َرَأ ٍة تُْؤ ِمنُ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر َأ ْن تُ ِح َّد َعلَى َمي‬
َ ْ‫ت فَو‬
»‫َأرْ بَ َعةَ َأ ْشه ٍُر َو َع ْش َرا‬
“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari Akhir,
apabila ia Ihdad atas mayit lebih dari 3 hari kecuali atas suaminya dalam 4
bulan 10 hari.”
Imam Bukhari (307) dan Imam Muslim (938) meriwayatkan dari Ummi
‘Athiyyah Al-Anshariyyah, ia berkata:
‫ َل‬:‫رًا َواَل نَ ْكت َِح‬:‫َش‬ ْ ‫ه ٍُر َوع‬:‫ ةَ َأ ْش‬:‫ج َأرْ بَ َع‬ٍ ْ‫ث ِإاَّل َعلَى َزو‬ ٍ ‫ق ثَاَل‬ ٍ ِّ‫ُكنَّا نُ ْنهَى َأ ْن نُ ِح َّد َعلَى َمي‬
َ ْ‫و‬::َ‫ت ف‬
‫ر ِإ َذا‬: ُّ ‫ َد‬:‫ا ِع ْن‬::َ‫ص لَن‬
ِ :‫الط ْه‬ َ ‫ ْد ُر ِّخ‬:َ‫ب َوق‬ ٍ :‫َص‬ْ ‫بع‬ َ ْ‫و‬::َ‫بُو ًغا ِإاَّل ث‬:‫ص‬ َ َ‫َّب َواَل ن َْلب‬
ْ ‫ا َم‬::ً‫س ثَوْ ب‬ َ ‫َواَل نَتَطَي‬
ْ ْ ‫َأ‬
ِ َ‫ار َو ُكنَّا نُ ْنهَى ع َْن اتِّب‬
‫اع ال َجنَاِئ ِز‬ ٍ َ ‫ت ظف‬ ِ ‫ضهَا فِي نُ ْب َذ ٍة ِم ْن ُك ْس‬ ِ ‫ت ِإحْ دَانَا ِم ْن َم ِحي‬ ْ َ‫ا ْغتَ َسل‬
“Kami dilarang untuk Ihdad atas mayit lebih dari 3 hari kecuali atas suami
dalam 4 bulan 10 hari, dan tidak pula memakai celak, minyak wangi, pakaian
yang berwarna kecuali pakaian Lurik (Yaman). Dan kami diberi keringanan
ketika salah seorang dari kami telah suci dan hendak mandi setelah haidl
untuk menggunakan kayu wangi. Dan kami dilarang untuk menghantar
jenazah.”
543
) Allah berfirman:
‫ دُو ُد هللاِ َو َم ْن‬:‫كَ ُح‬::‫{اَل تُ ْخ ِرجُوه َُّن ِم ْن بُيُوتِ ِه َّن َواَل يَ ْخرُجْ نَ ِإاَّل َأ ْن يَْأتِينَ بِفَا ِح َش ٍة ُمبَيِّنَ ٍة َوتِ ْل‬
] 1 :‫يَتَ َع َّد حُ دُو َد هللاِ فَقَ ْد ظَلَ َم نَ ْف َسهُ} [الطالق‬
“Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah
mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang
terang. Itulah hukum-hukum Allah, Maka Sesungguhnya dia Telah berbuat
zalim terhadap dirinya sendiri.” (QS. At-Talaq: 1)
Imam Muslim (1483) meriwayatkan dari Jabir, ia berkata: Bibiku dicerai
oleh suaminya. Kemudian ia hendak keluar untuk memanen buah kurma
miliknya. Namun seorang laki-laki melarangnya. Ia mendatangi Rasulullah,
dan beliau bersabda:
307
Istibra’
Barang siapa yang memiliki budak َ‫ك‬::‫َث ِم ْل‬َ ‫تَحْ د‬::‫اس‬ ْ ‫ َو َم ِن‬:)‫ص^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
wanita baru, maka ia haram ‫ا‬::َ‫ع بِه‬ُ ‫تِ ْمتَا‬:‫ ِه ااْل ِ ْس‬:‫ ُر َم َعلَ ْي‬:‫ ٍة َح‬:‫َأ َم‬
bersenang-senang dengannya
:‫َحتَّى يَ ْستَب ِْرَئهَا‬
sampai ia meng-istibra’kan
(membersihkan rahim) budak itu.
Apabila budak itu tergolong wanita ِ ‫ت ْال َحي‬
‫ْض‬ ِ ‫َت ِم ْن َذ َوا‬ ْ ‫ان‬:::::::‫ِإ ْن َك‬
yang masih mengeluarkan Haidl, ‫ت‬ِ ‫َت ِم ْن َذ َوا‬ ْ ‫ان‬:::‫ ٍة َوِإ ْن َك‬:::‫ْض‬
َ ‫بِ َحي‬
maka istibra’nya satu Haidlan. ْ
ْ ‫ان‬::‫ط َوِإ ْن َك‬::َ‫ه ٍْر فَق‬: ‫ر بِ َش‬:ِ ْ‫ال ُّشهُو‬
‫َت‬
Apabila ia tergolong dari wanita
yang memiliki ‘iddah bulanan, maka ‫ت ْال َح ْم ِل بِ ْال َوضْ ِع‬
ِ ‫ِم ْن َذ َوا‬
masa istibra’nya satu bulan. Apabila
ia tergolong dari wanita yang
mengandung, maka masa istibra’nya
sampai ia melahirkan544).

» ‫ص َّدقِى َأوْ تَ ْف َعلِى َم ْعرُوفًا‬


َ َ‫ك َع َسى َأ ْن ت‬ ِ َ‫« بَلَى فَ ُجدِّى ن َْخل‬
ِ َّ‫ك فَِإن‬
“Benar, panenlah kurmamu. Karena kami siapa tahu bisa bersedekah atau
berbuat kebajikan.”
544
) Dalil yang menjelaskan hal ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Abu Daud (2157) dari Abu Said Al-Khudri: Sesungguhnya Rasulullah
bersabda perihal tawanan wadhi Authas:
» ً‫ْضة‬ َ ‫ت َح ْم ٍل َحتَّى ت َِح‬
َ ‫يض َحي‬ َ َ‫« الَ تُوطَُأ َحا ِم ٌل َحتَّى ت‬
ِ ‫ض َع َوالَ َغ ْي ُر َذا‬
“Jangan berhubungan badan dengan wanita yang hamil sampai ia
melahirkan. Dan tidak pula dengan wanita yang tidak hamil sampai ia haidl
satu kali.”
Kemudian budak yang diperoleh dengan sebab kepemilikan hukumnya
diqiyaskan dengan budak tawanan.
308
Ketika majikan Ummi Walad ْ ‫َوِإ َذا َماتَ َسيِّ ُد ُأ ِّم ْال َولَ ِد ا ْستَب َْرَأ‬
‫ت‬
(budak wanita yang melahirkan ‫نَ ْف َسهَا َكاَأْل َم ِة‬
anak majikannya) meninggal dunia,
maka ia juga meng-istibra’kan
dirinya sendiri seperti budak wanita
biasa545).

Hukum persusuan
(Fasal) Ketika seorang wanita ُ‫رْ َأة‬::‫ت ْال َم‬
ِ ‫ َع‬:‫ض‬َ ْ‫ َوِإ َذا ار‬:)‫ص^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
menyusui seorang bayi, maka bayi ‫ض ْي ُع َولَ َدهَا‬ َ ‫بِلَبَنِهَا َولَدًا‬
ِ ‫صا َر ال َّر‬
itu menjadi anak susuannya dengan
ُ‫ه‬::َ‫ َأ َح ُدهُ َما ْن يَ ُكوْ نَ ل‬: ‫بِشَرْ طَ ْي ِن‬
‫َأ‬
2 syarat, yaitu: 1) Apabila bayi
tersebut berumur dibawah 2 ‫ُدوْ نَ ْال َحوْ لَ ْي ِن‬
tahun546.
545
) Hal ini karena diqiyaskan dengan budak wanita. Imam Malik (2/592)
meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, sesungguhnya ia berkata:
َ ‫ِع َّدةُ ُأ ِّم ْال َولَ ِد ِإ َذا تُ ُوفِّ َي َع ْنهَا َسيِّ ُدهَا َح ْي‬
ٌ‫ضة‬
‘Iddah Ummi walad ketika majikannya meninggal dunia adalah satu kali
haidlan.
Ummi Walad adalah seorang budak wanita yang berhubungan badan
dengan majikannya kemudian ia mengandung anaknya, atau datang dengan
membawa anak.
546
) Imam Bukhari (4814) meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah: Sesungguhnya
Rasulullah masuk menemuinya, sementara di samping Aisyah terdapat seorang
laki-laki. Maka seakan-akan wajah Rasulullah berubah, seperinya beliau
membenci hal itu. Lantas Aisyah berkata: “Sesungguhnya ia adalah
saudaraku.” Rasulullah bersabda:
»‫ضا َعةُ ِمنَ ْال َم َجا َع ِة‬
َ ‫« اُ ْنظُرْ نَ َم ْن ِإ ْخ َوانُ ُك ْم ِإنَّ َما ال َّر‬
“Perhatikanlah siapa saudara kalian. Sesungguhnya persusuan itu karena
lapar.”
Yakni persusuan bisa menjadikan hubungan Mahram apabila hal itu
terjadi pada waktu seseorang merasa lapar karena tidak mendapatkan susu, dan
kenyang saat telah meminumnya. Dan hal ini tidak akan terjadi selain saat
masih kecil.
Imam Tirmidzi (1152) meriwayatkan dari Sayyidah Ummi Salamah, ia
berkata: Rasulullah bersabda:
309
2) Apabila wanita tersebut ‫س‬ ِ ْ‫اني َأ ْن تَر‬
َ ‫ َعهُ َخ ْم‬::::::::::‫ض‬ :ِ َّ‫َوالث‬
menyusui bayi itu sebanyak 5 kali ‫ ْي ُر‬:::‫ص‬ ٍ ‫ا‬:::َ‫ت ُمتَفَرِّ ق‬
ِ َ‫ت َوي‬ ٍ ‫ َعا‬:::‫ض‬ َ ‫َر‬
dengan persusuan yang terpisah- َُ‫ َأبا ً له‬:‫َزوْ ُجهَا‬
pisah547) Sehingga oleh karena itu,
suami wanita yang menyusui
menjadi ayah bayi tersebut548).
Diharamkan anak yang disusui ِ ْ‫َو يَحْ ُر ُم َعلَى ْال ُمر‬
‫ ِع التَّ ْز ِو ْي ُج‬: ‫ض‬
menikahinya dan semua orang yang
»‫ي َو َكانَ قَ ْب َل الفِّطَ ِام‬ ِ ‫ق اَأْل ْم َعا َء‬
ِ ‫في الثَّ ْد‬ َ َ‫ضا َع ِة ِإالَّ َما فَت‬
َ ‫«اَل يُ َح ِّر ُم ِمنَ ال َّر‬
“Persusuan tidaklah menyebabkan hubungan mahram kecuali apa yang
mengeyangkan perut di masa menyusui yang dilakukan sebelum penyapihan.”
Maksud dari sabda “‫ ”فتق االمعاء‬adalah suatu perkara yang membelah
usus, dan mengalir di dalamnya. Sedangkan arti sabda: “‫ ”الثدي‬adalah pada
masa menyusui sebelum masa penyapihan. Sedangkan masa penyapihan
dilakukan saat sempurna 2 tahun. Allah berfirman:
َ ٰ ِ‫} َوف‬
] 14 :‫صلُهُۥ فِى عَا َم ْي ِن{[لقمان‬
“Dan menyapihnya dalam dua tahun.” (QS. Luqman: 14)
َ ‫ا ِملَي ِْن لِ َم ْن َأ َرا َد َأ ْن يُتِ َّم الر‬::‫ وْ لَي ِْن َك‬::‫ ْعنَ َأوْ اَل َده َُّن َح‬::‫ض‬
:‫رة‬::‫ا َعةَ} [البق‬::‫َّض‬ ُ ‫د‬::ِ‫{ َو ْال َوال‬
ِ ْ‫َات يُر‬
] 233
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh,
bagi yang ingin menyusui secara sempurna.” (QS. Luqman: 233)
Imam Daruquthni (4/174) meriwayatkan: Rasulullah bersabda:
»‫فى ْال َحوْ لَي ِْن‬
ِ َ‫ضا َع ِإاَّل َما َكان‬
َ ‫«اَل َر‬
“Tidak ada hubungan persusuan kecuali pada bayi yang masih berusia 2
tahun.” Silahkan disimak kembali pada catatan kaki nomer: 1 halaman: 299,
nomer: 1 halaman: 301.
547
) Imam Muslim (4/174) meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah: Diantara perkara
yang diturunkan di dalam Al-Qur’an adalah: “Adapun 10 susuan yang jelas itu
menyebabkan hubungan mahram.” Kemudian hal itu dihapus dengan “5 kali
susuan yang diketahui.” Kemudian Rasulullah meninggal dunia, dan ayat
tersebut sebagai bagian yang dibaca di dalam Al-Qur’an.
Maksudnya perombakan (Naskh) ayat tersebut terjadi dikemudian hari,
sehingga ketika Rasulullah meninggal sebagian orang tetap membaca ayat itu
sebagai bagian dari Al-Qur’an. Karena hadits Naskh ayat tersebut belum
sampai kepada mereka setelah beliau meninggal.
Maksud “‫( ”المعلومات‬yang jelas) adalah satu susuan itu terpisah dari
310
senasab dengannya549). :‫ِإلَ ْيهَا َوِإلَى ُكلِّ َم ْن نَا َسبَهَا‬
Diharamkan bagi wanita yang ‫ا التَّ ْز ِو ْي ُج ِإلَى‬:::::َ‫ ُر ُم َعلَ ْيه‬:::::ْ‫َويَح‬
menyusui menikahi anak susuannya َ‫ان‬::‫ ِد ِه ُدوْ نَ َم ْن َك‬::َ‫ ِع َو َول‬::‫ض‬ ِ ْ‫ْال ُمر‬
dan anak keturunannya550) bukan
ُ‫في َد َر َجتِ ِه َأوْ َأ ْعلَى طَبَقَةً ِم ْنه‬ ِ
orang yang berada dalam satu
derajat dengannya551) atau lebih
tinggi derajatnya552).

susuan lainnya. Dan 5 kali susuan itu dalam keadaan terpisah-pisah dan
mengenyangkan. Imam Muslim (1451) meriwayatkan dari Ummi Fadl:
Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»‫َان‬
ِ ‫صت‬َّ ‫صةُ َو ْال َم‬
َّ ‫« اَل تُ َح ِّر ُم الرَّضْ َعةُ َأ ِو الرَّضْ َعتَا ِن َأ ِو اَ ْل َم‬
“Satu kali susuan, dua kali, atau satu kali, dua kali sesapan tidak menjadikan
Mahram.”
548
) Imam Bukhari (4518) dan Imam Muslim (1448) meriwayatkan:
bahwasannyaz Sayyidah Aisyah berkata: “Aflah, saudara Abu Qu’ais meminta
izin bertemu denganku setelah turunnya ayat Hijab. Aku berkata: Aku tidak
bisa mengizinkannya sampai ia meminta izin kepada Rasulullah. karena
saudaranya, Abu Qu’ais bukanlah seseorang yang menyusuiku, tetapi
istrinyalah yang menyusuiku. Lantas Rasulullah datang menemuiku.
Aku berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Aflah,
saudara Abu Qu’ais meminta izin. Namun aku tidak mengizinkannya sampai ia
meminta izin kepada engkau”. Rasulullah bersabda: “Mengapa kau tidak
mengizinkan pamanmu?”
Aku berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya laki-laki itu bukanlah
yang menyusuiku. Tetapi yang menyusuiku adalah istri Abu Qu’ais.”
Rasulullah bersabda:
ْ َ‫«اِْئ َذنِي لَهُ فَِإنَّهُ َع ُّمكَ تَ َرب‬
»َ‫ت يَ ِم ْينُك‬
“Berikanlah ia izin, karena ia adalah pamanmu, dan kau akan beruntung.”
Yakni kau akan beruntung dan mendapatkan keuntungan. Dimana arti ini
bertentangan dengan arti asli lafadz tersebut yakni: “Kau faqir, dan tangan
kananmu dipenuhi debu.”
549
) Yakni seseorang yang senasab dengannya baik sebab nasab maupun
persusuan. Seperti anak perempuannya, saudarinya, dan lain sebagainya.
550
) Silahkan disimak kembali pada catatan kaki nomer: 1 halaman: 299, nomer: 1
halaman: 301.
551
) Seperti saudaranya, dan anak pamannya.
311
Nafkah
(Fasal) Memberi nafkah kepada dua َ‫وْ َد ْي ِن ِمن‬::‫ةُ ْال َع ُم‬::َ‫ َونَفَق‬:)‫ص^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
orang yang menjadi pusaka keluarga ‫ َد ْين‬::::::ِ‫ةٌ لِ ْل َوال‬::::::َ‫ل َواجب‬::::::‫ه‬
ِ ِ ِ ْ ‫اَأْل‬
itu hukumnya wajib bagi beberapa
orang tua553) dan anak-anak554).
َ‫َو ْال َموْ لُوْ ِد ْين‬

552
) Seperti ayahnya dan pamannya.
553
) Hal ini dikarenakan firman Allah mengenai hak kedua orang tua:
] 15 :‫صا ِح ْبهُ َما فِي ال ُّد ْنيَا َم ْعرُوفًا} [لقمان‬
َ ‫{ َو‬
“Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).
Sedangkan memberi mereka berdua nafkah adalah salah satu bentuk
kebaikan.”
Rasulullah bersabda:
»‫ب َما َأ َك َل ال َّر ُج ُل ِم ْن َك ْسبِ ِه َوِإ َّن َولَ َدهُ ِم ْن َك ْسبِ ِه‬ ْ ‫«ِإ َّن َأ‬
َ َ‫طي‬
“Sesungguhnya sebaik-baik apa yang dimakan seseorang adalah yang berasal
dari usahanya dan anaknya adalah berasal dari usahanya.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (3528), Imam Tirmidzi
(1358), dan imam lainnya, dari Sayyidah Aisyah. Diriwayatkan dari Imam Abu
Daud (3530):
»‫ب َأوْ الَ ِد ُك ْم‬
ِ ‫ب َك ْسبِ ُك ْم فَ ُكلُوا ِم ْن َك ْس‬ ْ ‫ك ِإ َّن َأوْ الَ َد ُك ْم ِم ْن َأ‬
ِ َ‫طي‬ َ ُ‫«َأ ْنتَ َو َمال‬
َ ‫ك لِ َوالِ ِد‬
“Engkau dan hartamu adalah milik orang tuamu. Sesungguhnya anak-anak
kalian adalah usaha kalian yang terbaik. Maka makanlah dari hasil usaha
anak-anakmu.”
Imam Nasa’I (5/61) meriwayatkan dari Thariq Al-Muharibi, ia berkata:
“Aku tiba di kota Madinah. Saat itu, ternyata Rasulullah tengah berdiri di atas
mimbar tengah berkhutbah kepada orang-orang. Beliau bersabda:
» َ‫ك ثُ َّم َأ ْدنَاكَ َأ ْدنَاك‬
َ ‫ك َوَأ َخا‬ َ ‫«يَ ُد ْال ُم ْع ِطي ْالع ُْليَا َوا ْب َدْأ بِ َم ْن تَعُو ُل ُأ َّم‬
َ َ‫ك َوَأبَاكَ َوُأ ْخت‬
“Tangan seorang pemberi itu mulia, dan mulailah dari orang yang menjadi
tanggung jawabmu, baik ibu, ayah, saudari, dan saudaramu, lantas yang
semakin dekat, semakin dekat.”
Imam Abu Daud (1540) meriwayatkan dari Kulaib bin Manfa’ah dari
kakeknya: Sesungguhnya kakeknya datang menemui Rasulullah. Ia kemudian
bertanya: “Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku berbakti?” Rasulullah
bersabda:
312
Adapun orang tua itu wajib diberi ‫ ُدوْ نَ فَتَ ِجبُ نَفَقَتُهُ ْم‬:::::::::ِ‫فََأ َّما ْال َوال‬
nafkah dengan 2 syarat, yaitu: 1) ‫ةُ َأ ِو‬::َ‫الز َمان‬ ُّ ‫ ُر َو‬::‫ ْالفَ ْق‬: ‫رْ طَ ْي ِن‬::‫بِ َش‬
Fakir dan lumpuh, 2) Fakir dan gila.
Adapun anak wajib diberi nafkah
َ‫ ُدوْ ن‬: ُ‫وْ نُ َوَأ َّما ْال َموْ ل‬::ُ‫ ُر َو ْال ُجن‬: ‫ْالفَ ْق‬
dengan 3 syarat, yaitu: 1) Fakir dan : :َ‫ َراِئط‬:::‫ ِة َش‬:::َ‫فَتَ ِجبُ نَفَقَتُهُ ْم بِثَاَل ث‬
masih kecil, 2) Fakir dan lumpuh 3) ‫ ُر‬:::::‫ر َأ ِو ْالفَ ْق‬:ُ ‫ ِغ ْي‬:::::‫الص‬
َّ ‫ ُر َو‬:::::‫ْالفَ ْق‬
Fakir dan gila. ُ‫الز َمانَةُ َأ ِو ْالفَ ْق ُر َو ْال ُجنُوْ ن‬
ُّ ‫َو‬

»ٌ‫اجبٌ َو َر ِح ْي ٌم َموْ صُوْ لَة‬ ٌّ ‫ك الَّ ِذي يَلى َذاكَ َح‬


ِ ‫ق َو‬ َ ‫ك َو ُأ ْختَكَ َو َأ َخا‬
َ ‫ك َو َموْ اَل‬ َ ‫«اُ ُّم‬
َ ‫ك َو اَبَا‬
“Ibu, dan ayahmu, saudari, dan saudaramu, dan majikanmu yang menguasai
mereka. ini adalah suatu hak yang wajib, dan sanak kerabat yang harus
disambung.”
554
) Allah berfirman:
‫و ِد‬::ُ‫َّضا َعةَ َو َعلَى ْال َموْ ل‬
َ ‫ض ْعنَ َأوْ اَل َده َُّن َحوْ لَي ِْن َكا ِملَي ِْن لِ َم ْن َأ َرا َد َأ ْن يُتِ َّم الر‬
ِ ْ‫َات يُر‬ ُ ‫{ َو ْال َوالِد‬
] 233 :‫ُوف} [البقرة‬ ِ ‫لَهُ ِر ْزقُه َُّن َو ِك ْس َوتُه َُّن بِ ْال َم ْعر‬
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf.” (QS. Al-
Baqarah: 233)
Allah berfirman:
] 6 :‫ض ْعنَ لَ ُك ْم فَآتُوه َُّن ُأجُو َره َُّن } [الطالق‬
َ ْ‫{فَِإ ْن َأر‬
“Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka
berikanlah kepada mereka upahnya.” (QS. At-Thalaq: 6)
Kedua ayat di atas secara dzahir (Mafhum Manthuq) menjelaskan
bahwasannya seorang ayah wajib memberikan nafkah bagi seseorang yang
menyusui anaknya. Ini adalah dalil mengenai wajibnya memberikan nafkah
terutama kepada anak.
Imam Bukhari (5049) dan Imam Muslim (1714) meriwayatkan dari
Sayyidah Aisyah: “Sesungguhnya Hindun binti Utbah berkata: “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seseorang yang kikir. Ia tidak
pernah memberikanku nafkah yang bisa mencukupiku dan anak-anakku selain
apa yang aku ambil darinya dan ia tidak mengetahuinya.” Rasulullah bersabda:
ِ ‫َك بِ ْال َم ْعر‬
»‫ُوف‬ ِ ‫« ُخ ِذي َما يَ ْكفِي‬
ِ ‫ك َو َولَد‬
“Ambillah apa yang mencukupimu dan anakmu dengan cara yang baik.”
Maksudnya sesuai apa yang kau ketahui dari nafkah orang lain yang
sepadan denganmu, menyesuaikan keadaan suamimu, tanpa berlebihan dan
terlalu mengirit.
313
Memberi nafkah budak dan hewan ٌ‫ة‬: َ‫اِئ ِم َوا ِجب‬::َ‫ق َو ْالبَه‬:
ِ :‫ةُ ال َّرقِ ْي‬: َ‫َونَفَق‬
peliharaan itu hukumnya adalah ‫ا اَل‬:::‫ ِل َم‬:::‫وْ نَ ِمنَ ْال َع َم‬:::ُ‫َواَل يُ َكلَّف‬
wajib. Budak dan hewan ternak
tidak diperbolehkan melakukan
َ‫يُ ِط ْيقُوْ ن‬
pekerjaan yang tidak mampu
mereka lakukan555.
Memberi nafkah istri yang telah ‫ ِة ِم ْن‬::::َ‫ ِة ْال ُم ْم ِكن‬::::‫ةُ ال َّزوْ َج‬::::َ‫َونَفَق‬
555
) Imam Muslim (1662) meriwayatkan dari Abu Hurairah: Sesungguhnya
Rasulullah bersabda:
»ُ‫ف َواَل يُ َكلَّفُ ِمنَ ْال َع َم ِل ِإال َما ي ُِطيق‬
ِ ْ‫ك طَ َعا ُمهُ َو ِك ْس َوتُهُ بِ ْال َم ْعرُو‬
ِ ‫«لِ ْل َم ْملُو‬
“Seorang budak berhak mendapatkan makanan dan pakainnya yang baik
(layak). Mereka jangan dibebankan pekerjaan kecuali yang mereka mampu
kerjakan.”
Dalam sebuah riwayat (996) (dikatakan):
َ ِ‫« َكفَى بِ ْال َمرْ ِء ِإ ْث ًما َأ ْن يَحْ ب‬
»ُ‫س َع َّم ْن يَ ْملِ ُكهُ قُوْ تَه‬
“Cukuplah seseorang berdosa apabila ia menyegah makanan pokok dari
budak yang dimilikinya.”
Imam Bukhari (30) dan Imam Muslim (1661) meriwayatkan dari Abu
Dzar, ia berkata: “Rasulullah bersabda:
‫ ُل‬:‫ هُ ِم َّما يَْأ ُك‬:‫ُط ِع ْم‬
ْ ‫ ِد ِه فَ ْلي‬:َ‫وهُ تَحْ تَ ي‬::‫انَ َأ ُخ‬::‫ ِدي ُك ْم فَ َم ْن َك‬:‫ َولُ ُك ْم َج َعلَهُ ْم هللاُ تَحْ تَ َأ ْي‬:َ‫«ِإ ْخ َوانُ ُك ْم خ‬
»‫َو ْلي ُْلبِ ْسهُ ِم َّما يَ ْلبَسُ َواَل تُ َكلِّفُوهُ ْم َما يَ ْغلِبُهُ ْم فَِإ ْن َكلَّ ْفتُ ُموهُ ْم فََأ ِعينُوهُ ْم َعلَ ْي ِه‬
“Saudara-saudara kalian adalah pelayan kalian, Allah telah menjadikan
mereka di bawah (milik) tangan kalian. Maka barang siapa yang saudaranya
berada di bawah tangannya (tanggungannya) maka berilah ia makan dari apa
yang kalian makan, dan berikanlah pakaian dari apa yang ia kenakan.
Janganlah kalian membebani mereka sesuatu yang di luar batas kemampuan
mereka. Jika kalian membebani mereka, maka bantulah mereka.”
Imam Bukhari (3295) dan Imam Muslim (2242) meriwayatkan dari Ibnu
Umar: “Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
ْ ‫ اَل ِه َي َأ‬، ‫ار‬
‫ط َع َم ْتهَا َواَل َسقَ ْتهَا‬ ْ ‫ت ا ْم َرَأةٌ فِي ِه َّر ٍة َس َجنَ ْتهَا َحتَّى َمات‬
ْ َ‫َت فَ َد َخل‬
َ َّ‫ت فِيهَا الن‬ ْ َ‫« ُع ِّذب‬
‫ْأ‬
»‫ض‬ ِ ْ‫اش اَألر‬ ِ ‫ َواَل ِه َي تَ َر َك ْتهَا تَ ُك ُل ِم ْن خَ َش‬،‫ِإ ْذ َحبَ َس ْتهَا‬
“Seorang wanita disiksa karena ia kurung sampai mati. Sehingga wanita itu
masuk neraka karenanya. Ia tidak memberi makan, dan minum kepada kucing
itu ketika ia kurung. Dan ia juga tidak meninggalkan kucing itu untuk
memakan serangga yang ada di atas tanah.”
Hadits di atas menunjukkan memberikan nafkah kepada hewan yang
314
memasrahkan dirinya kepada suami ‫ِإ ْن‬:َ‫ َّد َرةٌ ف‬:َ‫ي ُمق‬ َ ‫ةٌ َو ِه‬:َ‫هَا َوا ِجب‬:‫نَ ْف ِس‬
hukumnya wajib . Nafkah tersebut ‫ َّدان ِم ْن‬:‫رًا فَ ُم‬:‫س‬
556)
ِ ْ‫ َّزوْ ُج ُمو‬:‫انَ ال‬:‫َك‬
diperkirakan. Apabila suami adalah
ِ
‫ا َويَ ِجبُ ِمنَ اُأْل ْد ِم‬:::َ‫ب قُوْ تِه‬ ِ ِ‫ال‬:::َ‫غ‬
orang kaya, maka wajib memberi 2
mud makanan pokok daerah istri557.
ُ ‫َو ْال ِكس َْو ِة َما َج َرت بِ ِه ال َعا َدة‬
ْ ْ
Dan wajib memberikan lauk pauk
dan pakaian sesuai dengan
kebiasaan yang berlaku.
dikurung (di dalam kandang). Apalagi apabila hewan itu dimiliki dan
digunakan untuk kemaslahatan pemiliknya.
556
) Allah berfirman:
َ ‫ْض َوبِ َما َأ ْنفَقُوا ِم ْن َأ ْم‬
}‫والِ ِه ْم‬:: ٍ ‫ْضهُ ْم َعلَى بَع‬ َّ َ‫{لرِّ َجا ُل قَوَّا ُمونَ َعلَى النِّ َسا ِء بِ َما ف‬
َ ‫ض َل هللاُ بَع‬
] 34 :‫[النساء‬
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka.” (QS. An-Nisa: 34)
Ayat di atas menunjukkan bahwa suami adalah seseorang yang
bertanggung jawab mengenai urusan nafkah.
Dalam hadits Jabir yang panjang, dimana hadits itu diriwayatkan oleh
Imam Muslim (1218):
‫ ِة هللاِ َولَ ُك ْم‬:‫رُو َجه َُّن بِ َكلِ َم‬:ُ‫تَحْ لَ ْلتُ ْم ف‬:‫اس‬
ْ ‫ا ِن هللاِ َو‬::‫ذتُ ُموه َُّن بَِأ َم‬:
ْ :‫ِإنَّ ُك ْم َأ َخ‬:َ‫ا ِء ف‬:‫«فَاتَّقُوا هللاَ فِى النِّ َس‬
ٍ ِّ‫ضرْ بًا َغي َْر ُمبَر‬
‫ح‬ َ ‫ فَِإ ْن فَ َعلنَ َذلِكَ فَاضْ ِربُوه َُّن‬.ُ‫َعلَ ْي ِه َّن َأ ْن الَ يُو ِطْئنَ فُ ُر َش ُك ْم َأ َحدًا تَ ْك َرهُونَه‬
ْ
‫ َدهُ ِإ ِن‬::ْ‫لُّوا بَع‬::‫َض‬ ِ ‫ا لَ ْن ت‬::‫ت فِي ُك ْم َم‬ ُ ‫ َر ْك‬::َ‫ ْد ت‬::َ‫ُوف َوق‬
ِ ‫ال َم ْعر‬::ْ ِ‫ َوتُه َُّن ب‬::‫َولَه َُّن َعلَ ْي ُك ْم ِر ْزقُه َُّن َو ِك ْس‬
»ِ‫َاب هللا‬َ ‫ص ْمتُ ْم بِ ِه ِكت‬
َ َ‫ا ْعت‬
“Takutlah kepada Allah mengenai masalah wanita. Karena kalian mengambil
mereka dengan keamanan dari Allah. Kalian menghalalkan kemaluan mereka
dengan kalimat Allah. dan kalian memiliki hak atas mereka apabila mereka
tidak membiarkan seseorang yang kalian benci untuk tidur di ranjang kalian.
Apabila mereka melakukannya, maka pukullah mereka dengan pukulan yang
tidak memberikan luka. Mereka memiliki hak atas kalian apabila kalian
memberikan rizqi, dan pakaian mereka dengan baik. Sungguh aku telah
meninggalkan sesuatu untuk kalian yang kalian tidak akan tersesat selama
kalian berpegang teguh dengannya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an).”
Diantara perkara baik adalah apabila suami memberikan makan kepada
istrinya seperti makanan yang dikonsumsi oleh penduduk suatu negara yang
sepadan dengan istrinya, dan memberikan pakaian kepadanya seperti yang
315
Ketika suami orang yang miskin, ِ ِ‫ال‬::َ‫َوِإ ْن َكانَ ُم ْع ِسرًا فَ ُم ٌّد ِم ْن غ‬
‫ب‬
maka wajib memberi 1 mud ‫ ِه‬:::ِ‫ ِد ُم ب‬:::َ‫ا يَْأت‬:::‫ ِد َو َم‬:::َ‫ت ْالبَل‬
ِ ْ‫و‬:::ُ‫ق‬
makanan pokok daerah dan
memberikan lauk pauk dan pakaian
ُ‫ْسرُوْ نَ َويَ ْكسُوْ نَه‬ِ ‫ْال ُمع‬
sesuai dengan orang yang miskin.
Ketika suami orang yang sedang, ‫ف‬ ْ ِ‫ ٌّد َون‬:‫َوِإ ْن َكانَ ُمتَ َو ِّسطًا فَ ُم‬
:ٌ : ‫ص‬
maka wajib memberi nafkah 1 Mud :ُ‫َو ِمنَ اُأْل ْد ِم َو ْال ِك ْس َو ِة ْال َو َسط‬
1/2, berikut lauk pauk dan pakaian
orang yang berekonomi sedang558.

mereka pakai. Silahkan simak kembali catatan kaki nomer: 1 halaman: 347.
557
) Yakni seperti makanan pokok umum yang dikonsumsi oleh orang-orang
sepadan istrinya.
558
) Allah berfirman:
‫ا ِإاَّل‬:‫اهُ هللاُ اَل يُ َكلِّفُ هللاُ نَ ْف ًس‬::َ‫{ لِيُ ْنفِ ْق ُذو َس َع ٍة ِم ْن َس َعتِ ِه َو َم ْن قُ ِد َر َعلَ ْي ِه ِر ْزقُهُ فَ ْليُ ْنفِ ْق ِم َّما آت‬
] 7 :‫ْر يُ ْسرًا} [الطالق‬ ٍ ‫َما آتَاهَا َسيَجْ َع ُل هللاُ بَ ْع َد ُعس‬
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.
Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta
yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak
akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. At-Thalaq: 7)
Imam Abu Daud (2144) meriwayatkan dari Muawiyyah Al-Qusyairi, ia
berkata: “Aku datang menemui Rasulullah, lantas aku berkata: “Bagaimana
pendapat Anda mengenai wanita-wanita kami?” Rasulullah bersabda:
»‫ط ِع ُموْ ه َُّن ِم َّما تَْأ ُكلُوْ نَ َوا ْكسُوْ ه َُّن ِم َّما تَ ْكتَسُوْ نَ َوالَ تَضْ ِربُوْ ه َُّن َوالَ تُقَبِّحُوْ ه َُّن‬
ْ ‫«َأ‬
“Berilah mereka makan, dari apa yang kalian makan. Berilah mereka pakaian
dari apa yang kalian pakai. Janganlah kalian memukul dan mencela mereka.”
Kebiasan dan tradisi di tengah masyarakat memiliki peranan yang sangat
besar dalam menentukan jumlah nafkah berdasarkan waktu, tempat, dan
keadaan. Semua ketentuan ini ketika tinggal serumah dan makan dengan
suaminya. Apabila ia tinggal bersama suami, dan makan bersamanya, maka
hak nafkahnya menjagi gugur. Silahkan simak catatan kaki nomer: 1 halaman:
347, nomer: 1 halaman: 351.
316
Ketika istri tergolong wanita yang ‫ا‬:::َ‫ َد ُم ِم ْثلُه‬:::‫َت ِم َّم ْن ي ُْخ‬
ْ ‫ان‬:::‫َوِإ ْن َك‬
membutuhkan pembantu, maka ‫ َر‬::::‫ دَا ُمهَا َوِإ ْن َأ ْع َس‬::::‫ ِه ِإ ْخ‬::::ْ‫فَ َعلَي‬
wajib bagi suami untuk memberikan
pembantu559. Ketika suami tidak
َ‫ َذلِك‬:‫اح َو َك‬:
ِ :‫بِنَفَقَتِهَا فَلَهَا فَ ْس ُخ النِّ َك‬
mampu memberi nafkah, maka istri ‫َاق قَب َْل ال ُّد ُخوْ ِل‬
:ِ ‫صد‬ َّ ‫اِ ْن َأ ْع َس َر بِال‬
diperbolehkan merusak
pernikahan560. Begitu juga apabila

559
) Apabila sang istri meminta seorang pelayan. Dikarenakan hal itu termasuk
dalam bagian bergaul dengan baik.
560
) Imam Ad-Daruquthni (2276) meriwayatkan dari Abu Hurairah:
“Sesungguhnya Rasulullah bersabda mengenai seorang suami yang tidak bisa
memberikan nafkah kepada istrinya:
ُ ‫«يُفَ َّر‬
»‫ق بَ ْينَهُ َما‬
“Mereka berdua dipisahkan.”
317
suami tidak mampu memberikan
mahar sebelum berhubungan badan.

Hak Asuh anak


(Fasal) Apabila seorang suami ‫ ُل‬:::ُ‫ق ال َّرج‬ َ َ‫ َوِإ َذا ف‬:)‫ص^^^ ٌل‬
َ ‫ار‬::: ْ َ ‫(ف‬
bercerai dengan istrinya dan ia ‫ق‬ُّ :‫ ٌد فَ ِه َي َأ َح‬:َ‫َزوْ َجتَهُ َولَهُ ِم ْنهَا َول‬
memiliki anak dari istrinya, maka
istri lebih berhak merawat sang anak
َ‫ضانَتِ ِه ِإلَى َسب ِْع ِسنِ ْين‬َ ‫بِ َح‬

318
sampai berumur 7 tahun561).
Kemudian anak disuruh memilih َ :َ‫اخت‬
‫ار‬: ْ ‫ثُ َّم يُ َخيَّ ُر بَ ْينَ َأبَ َو ْي ِه فََأيُّهُ َما‬
antara kedua orang tuanya itu. ‫ضانَ ِة َس ْب ٌع‬ َ ‫ُسلِ َم ِإلَ ْي ِه َو َش َراِئطُ ْال َح‬
Kepada siapaun ia memilih diantara ُ‫ ِّديْنُ َو ْال ِعفَّة‬::‫ُريَّةُ َوال‬
keduanya, maka ia diserahkan ِ ‫ ْال َع ْق ُل َو ْالح‬:
kepadanya562). Syarat hak asuh anak ‫و ِم ْن‬:: ُّ ُ‫ ةُ َو ْال ُخل‬::‫ةُ َواِإْل قَا َم‬::َ‫َواَأْل َمان‬
itu ada 7, yaitu: 1) Berakal, 2) ‫ا‬:::َ‫رْ طٌ ِم ْنه‬:::‫ َّل َش‬:::َ‫اخت‬ ْ ‫ِإ ِن‬:::َ‫ج ف‬ ٍ ْ‫َزو‬
Merdeka, 3) Beragama563), 4) Iffah ْ‫َسقَطَت‬
561
) Imam Abu Daud (2276) dan Imam lainnya meriwayatkan dari Amr bin
Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya: “Sesungguhnya suatu ketika Rasulullah
didatangi oleh seorang wanita. Ia berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya
anak saya ini, menjadikan perut saya sebagai wadahnya, air susu saya menjadi
minumannya, dan pangkuan saya menjadi tempatnya. Namun ayah anak ini,
menceraikanku, dan mengambil anak ini dariku.” Rasulullah bersabda:
ُّ ‫«َأ ْنتَ اَ َح‬
»‫ق بِ ِه َما لَ ْم تَ ْن ِك ِحي‬
“Kau lebih berhak dengannya selama kau belum menikah.”
562
) Imam Tirmidzi (1357) dan lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah:
“Sesungguhnya Rasulullah memerintahkan seseorang anak memilih antara
ayah dan ibunya.”
Dalam riwayat lain yang disampaikan oleh Imam Abu Daud (2277) dan
lainnya: “Sesungguhnya seorang wanita datang menemui Rasulullah. ia
berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya suaminya ingin pergi dariku
membawa anakku. Sedangkan anakku telah memberiku minum dari sumur Abi
‘Inabah, dan ia memberikan kemanfaatan lainnya kepadaku.
Rasulullah bersabda:
»‫«ا ْستَ ِه َما َعلَ ْي ِه‬
“Lakukanlah undian untuk memilihnya.”
Suami wanita itu berkata: “Siapa yang akan menyelisihiku mengenai
anakku?” Rasulullah bersabda:
َ ‫ك َوهَ ِذ ِه ُأ ُّم‬
» َ‫د َأيِّ ِه َما ِشْئت‬:ِ َ‫ك فَ ُخ ْذ بِي‬ َ ‫« هَ َذا َأبُو‬
“Ini adalah ayahmu, dan ini ibumu. Ambillah tangan diantara mereka yang
kau suka.”
Kemudian sang anak mengambil tangan ibunya, lantas wanita itu pergi
membawanya. Hadits di atas juga memberikan pengertian bahwa anak yang
diperselisihkan oleh wanita itu statusnya telah beranjak dewasa sehingga ia
mampu melakukan pekerjaan yang bisa bermanfaat untuk diri wanita itu,
setelah sekian lama ia merawatnya. Ketika sang anak masih kecil dan belum
319
(terjaga dari perkara haram), 5)
Amanah, 6) Mukim, 7) Tidak
mempunyai suami564). Ketika salah
satu syarat menjadi rusak, maka hak
asuh anak menjadi gugur.

bisa melakukan pekerjaan yang bermanfaat sama sekali.


563
) Maksudnya orang tua yang mengasuhnya adalah orang Islam apabila
anaknya juga Islam.
564
) Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
»‫« َما لَ ْم تَ ْن ِك ِحي‬
“Selama kau belum menikah.”
Silahkan simak catatan kaki nomer: 3 halaman: 353.
320
ِ ‫َاب ا ْل ِجنَايَا‬
‫ت‬ ُ ‫ ِكت‬
Kitab Hukum Pidana

Had Pembunuhan

321
Pembunuhan itu ada 3 macam, ‫ ٌد‬:‫ َع ْم‬:‫ب‬ ْ ‫ْالقَ ْت ُل َعلَى ثَاَل ثَ ِة َأ‬
ٍ ‫ ُر‬: ‫ض‬
antara lain: 1) Pembunuhan murni ‫ ُد‬::::‫ٌأ َمحْ ضٌ َو َع ْم‬::::َ‫َمحْ ضٌ َوخَ ط‬
disengaja, 2) Pembunuhan murni
tidak disengaja, 3) Pembunuhan
‫خَ طٍَأ‬
disengaja tapi salah.
Pembunuhan murni disengaja ‫ َد‬::‫ َو َأ ْن يَ ْع ِم‬::ُ‫ ه‬: ُ‫د ْال َمحْ ض‬:ُ ::‫فَ ْال َع ْم‬
adalah: ketika seseorang sengaja ً ‫ا‬:::‫ ُل غَالِب‬:::ُ‫ا يَ ْقت‬:::‫رْ بِ ِه بِ َم‬:::‫ض‬ َ ‫ِإلَى‬
memukul orang lain dengan perkara
yang secara umum bisa membunuh َ :َ‫ك فَيَ ِجبُ ْالق‬
‫و ُد‬: ِ ‫َويَ ْق‬
َ ِ‫ َذل‬: ِ‫هُ ب‬: َ‫ص ُد قَ ْتل‬
ٌ‫ة‬:َ‫ت ِدي‬ ْ َ‫هُ َو َجب‬:‫ا َع ْن‬::َ‫ِإ ْن َعف‬:َ‫َعلَ ْي ِه ف‬
dan ia mempunyai tujuan untuk
membunuhnya565). Maka ia wajib ‫ال ْالقَاتِ ِل‬
ِ ‫في َم‬ ِ ٌ‫ُمغَلَّظَةٌ َحالَّة‬
diqisas566). Ketika keluarga yang
dibunuh memberi maaf, maka orang
565
) Pembunuhan adalah salah satu dosa yang paling besar dan tercela. Allah
berfirman:
ُ‫ه‬:َ‫ َّد ل‬:‫هُ َوَأ َع‬:َ‫ ِه َولَ َعن‬:‫ب هللاُ َعلَ ْي‬ ِ ‫ا َوغ‬::َ‫دًا فِيه‬:ِ‫ َزاُؤ هُ َجهَنَّ ُم خَال‬:‫ فَ َج‬:‫{ َو َم ْن يَ ْقتُلْ ُمْؤ ِمنًا ُمتَ َع ِّم ًدا‬
َ :‫َض‬
] 93 :‫َع َذابًا َع ِظي ًما } [النساء‬
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka
balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”
(QS. An-Nisa’: 93)
Imam Muslim (89) meriwayatkan dari Abu Hurairah: Rasulullah
bersabda:
»ِّ‫س الَّتِي َح َّر َم هللاُ ِإاَّل بِال َحق‬
ِ ‫ َوقَ ْت ُل النَّ ْف‬: .... ‫ت‬
ِ ‫«اجْ تَنِبُوا ال َّس ْب َع ال ُموبِقَا‬
“Jauhilah 7 dosa yang membinasakan (diantaranya adalah) membunuh
seseorang yang telah Allah haramkan (membunuhnya) melainkan dengan
Haq.”
Imam Ibnu Majah (2619) meriwayatkan dengan sanad yang Shahih dari
Bara’ bin ‘Azib: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»ٍّ‫« لَ َز َوا ُل ال ُّد ْنيَا َأ ْه َونُ َعلَى هللاِ ِم ْن قَ ْت ِل ُمْؤ ِم ٍن بِ َغي ِْر َحق‬
“Sungguh hancurnya dunia di sisi Allah lebih ringan dari membunuh seorang
mukmin (lain) tanpa Haq.”
Imam Tirmidzi (1395) dan lainnya juga meriwayatkan hadits serupa dari
Ibnu Umar. Dan nash-nash lainnya mengenai hal ini sangat banyak dan
sempurna.
566
) Yakni Qisas atau mengeksekusi mati si pembunuh. Allah berfirman:
322
yang membunuh wajib membayar
Diyat Mughaladah secara kontan
dengan hartanya567).
Pembunuhan murni tidak disengaja ‫ي ِإلَى‬ َ ‫رْ ِم‬::َ‫ َأ ْن ي‬: ُ‫َو ْالخَ طَُأ ْال َمحْ ض‬
adalah: ketika seorang melempar ‫هُ فَاَل‬:َ‫يْبُ َر ُجالً فَيَ ْقتُل‬:‫ُص‬ ِ ‫ ْي ٍء فَي‬:‫َش‬
suatu barang kemudian mengenai ٌ‫ة‬:َ‫ةٌ ُمخَ فَّف‬:َ‫لْ ت َِجبُ ِدي‬::َ‫ ِه ب‬:‫د َعلَ ْي‬:َ ‫قُ َّو‬
orang lain dan orang itu meninggal.
Maka ia tidak wajib diqisas tetapi ‫ث‬ِ ‫في ثِاَل‬ ِ ٌ‫ة‬:::َ‫ ِة ُمَؤ َّجل‬:::َ‫َعلَى ْال َعاقِل‬
‫ ِد َواُأْل ْنثَى‬:ْ‫ ُد بِ ْال َعب‬:‫ال ُح ِّر َو ْال َع ْب‬:
ْ ِ‫رُّ ب‬::‫صاصُ فِي ْالقَ ْتلَى ْال ُح‬ َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ْالق‬ َ ِ‫{يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
ْ َ َ
ٌ :‫كَ تَخفِي‬::ِ‫ا ٍن ذل‬:‫ ِه بِِإحْ َس‬:‫ُوف َو دَا ٌء ِإل ْي‬
‫ف‬: ‫َأ‬ ْ
ِ ‫ال َم ْعر‬::ِ‫ع ب‬ ٌ ‫بِاُأْل ْنثَى فَ َم ْن ُعفِ َي لَهُ ِم ْن ِخي ِه َش ْي ٌء فاتبَا‬
ِّ َ ‫َأ‬
‫َأ‬
] 178 :‫ِم ْن َربِّ ُك ْم َو َرحْ َمةٌ فَ َم ِن ا ْعتَدَى بَ ْع َد َذلِكَ فَلَهُ َع َذابٌ لِي ٌم} [البقرة‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berkenaan dengan
orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba
dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat
suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti
dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat)
kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu
adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa
yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.”
(QS. Al-Baqarah: 178)
Imam Bukhari (4228) dan imam lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas,
ia berkata: “Maksud dari ‘Pemaafan’ adalah apabila saudara (korban)
menerima Diyat dalam kasus pembunuhan yang disengaja. Sedangkan maksud
dari ‘mengikuti dengan cara yang baik’ adalah pelaku mengikuti dengan cara
yang baik dan ia memberikan diyat kepada saudara (korban) dengan cara yang
baik pula. Tidak ada perbedaan tentang wajibnya Qishsas bagi laki-laki dan
wanita. Hal ini berdasarkan firman Allah:
َ ‫{ َو َكتَ ْبنَا َعلَ ْي ِه ْم فِيهَا َأ َّن النَّ ْف‬
ِ ‫س بِالنَّ ْف‬
] 45 :‫س} [المائدة‬
“Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa nyawa
(dibalas) dengan nyawa.” (QS. Al-Maidah: 45)
Imam Thobarani meriwayatkan dari Amr bin Hazm Al-Anshari bahwa
sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»‫«ال َع ْم ُد قَ َو ٌد‬
“Hukum pembunuhan yang disengaja adalah Qisas.”
567
) Imam Bukhari (112) dan Imam Muslim (1355) meriwayatkan dari Abu
Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
َ ‫« َم ْن قُتِ َل لَهُ قَتِي ٌل فَهُ َو بِ َخي ِْر النَّظَ َر ْي ِن ِإ َّما َأ ْن يَ ْقتُ َل َوِإ َّما َأ ْن يَ ِد‬
»‫ي‬
323
wajib membayar Diyat Mukhafafah َ‫ِسنِ ْين‬
kepada ahli waris Ashabah orang
yang terbunuh dengan mengangsur
selama tiga tahun568).
Pembunuhan yang disengaja tapi ُ‫ضرْ بَه‬َ ‫ص َد‬ ِ ‫ َأ ْن يَ ْق‬: ‫َو َع ْم ُد ْالخَ طَِأ‬
salah adalah: ketika seseorang ‫ت فَاَل‬ُ ْ‫و‬::‫ا ً فَيَ ُم‬::‫ ُل غَالِب‬::ُ‫ا اَل يَ ْقت‬::‫بِ َم‬
memukul orang lain dengan perkara

“Barangsiapa yang kerabatnya ada yang dibunuh, maka baginya dua


pilihan, ia menuntut Qisas agar pelaku dibunuh, atau ia mengambil diyat.”
Mengenai diyat Mughaladah (pembayaran diyat diberatkan) akan
diuraikan arti dan dalil-dalilnya pada fasal kedua. Diyat wajib dikeluarkan
secara kontan dari harta pelaku pembunuhan untuk lebih memberatkannya.
Imam Baihaqi (8/104) meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Ahli
waris Ashobab tidak membayar pembunuhan yang disengaja, diyat Shuluh,
diyat pengakuan, dan diyat dari segala kejahatan (aniaya) yang dilakukan oleh
budak. Keterangan semisal juga diriwayatkan dari Sahabat Umar.”
Diyat Shuluh adalah perdamaian yang dilakukan oleh keluarga orang
yang pembunuh untuk berdamai dengan pelaku pembunuhan. Sedangkan diyat
pengakuan adalah diyat dari tindakan kekerasan yang diakui oleh pelaku
namun tidak ditemukan adanya saksi.
Imam Malik dalam kitab Al-Muwatto (3/865) meriwayatkan dari Ibnu
Syihab, ia berkata: “Sesungguhnya Sunnah telah menetapkan bahwa waris
Ashobah tidak dikenakan tanggung jawab atas diyat kejahatan yang disengaja,
kecuali apabila mereka mau menerima hal ini.”
Sedangkan waris Ashobah adalah keluarga dan kerabat pihak laki-laki,
yang laki-laki itu meminta pertolongan kepada mereka atau dimintai
pertolongan oleh mereka.
568
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
ٌ‫{ َو َما َكانَ لِ ُمْؤ ِم ٍن َأ ْن يَ ْقتُ َل ُمْؤ ِمنًا ِإاَّل خَ طًَأ َو َم ْن قَت ََل ُمْؤ ِمنًا َخطًَأ فَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُمْؤ ِمنَ ٍة َو ِديَة‬
] 92 :‫ص َّدقُوا} [النساء‬ َّ َ‫ُم َسلَّ َمةٌ ِإلَى َأ ْهلِ ِه ِإاَّل َأ ْن ي‬
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang
lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh
seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang
hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah.” (QS. An-Nisa: 92)
Penyebab diyat pada kasus pembunuhan ini diringankan akan
324
yang secara umum tidak bisa ٌ‫ة‬: َ‫ةٌ ُم َغلَّظ‬: َ‫لْ تَ ِجبُ ِدي‬::َ‫د َعلَ ْي ِه ب‬:َ ‫قَ َو‬
ِ ٌ‫ة‬:::َ‫ ِة ُمَؤ َّجل‬:::َ‫َعلَى ْال َعاقِل‬
membunuh kemudian ia meninggal. ‫ث‬ِ ‫في ثِاَل‬
Maka ia tidak wajib diqisas tetapi
wajib membayar Diyat Mughaladah
َ‫ِسنِ ْين‬
kepada ahli waris Asahabah orang
yang terbunuh secara diangsur
selama tiga tahun569).

diterangkan pada fasal yang akan datang.


Dalil yang menjelaskan diyat ini diberikan kepada waris Ashabah adalah
hadits yang diriwayatkan dari Imam Bukhari (6512) dan Imam Muslim (1681)
dari Abu Hurairah.
Ia berkata: “Suatu ketika ada dua orang wanita dari kabilah Hudzail
bertengkar. Lantas salah seorang dari mereka berdua melempar batu besar
hingga menyebabkan Wanita lainnya dan anak yang di kandungannya
terbunuh. Akhirnya mereka segera melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah.
Rasulullah memberikan keputusan bahwa diyat atas terbunuhnya bayi yang
ada dikandungan si wanita adalah memerdekakan budak laki-laki atau
perempuan. Dan memutuskan diyat atas terbunuhnya sang wanita diberikan
kepada waris Ashobah si pelaku.”
Ulama berkata: “Pembunuhan pada hadits di atas adalah Syibh ‘Amd
(menyerupai pembunuhan disengaja), maka Rasulullah menetapkan diyat
tersebut dibayarkan kepada waris Ashabah korban pembunuhan. Jika
pembunuhan murni tidak disengaja, maka pembayaran diyat kepada korban
yang dibunuh itu lebih utama.”
Imam Ibnu Majah (2633) meriwayatkan dari Mughirah bin Syu’bah, ia
berkata:
»‫ بِال ِّديَ ِة عَل َى ْال َعاقِلَ ِة‬ ‫ضى َرسُوْ ُل هللا‬
َ َ‫«ق‬
“Rasulullah memberikan keputusan diyat harus dibayarkan kepada waris
Ashabah.”
Sedangkan dalil yang menjelaskan pembayaran diangsur dalam tiga
tahun adalah haidts yang diriwayatkan dari Umar, Ali, Ibnu Umar, dan Ibnu
Abbas. Bahwasannya mereka semua memberikan keputusan hukum seperti ini
dan tidak ada yang mengingkarinya. Maka hal itu menjadi Ijma’. Sedangkan
mereka semua tidak akan mengatakan hal demikian, kecuali setelah
mendapatkan pengajaran dari Rasulullah. Imam Syafii berkata: “Aku tidak
mengetahui seseorang yang mengingkari bahwasannya Rasulullah menetapkan
bahwa diyat dibayarkan kepada waris Ashabah selama tiga tahun."
325
Syarat Wajib Qisas
Syarat wajib Qisas itu ada 4, yaitu: ‫اص‬
ِ :::‫ص‬ َ ِ‫ب ْالق‬ ِ ْ‫و‬:::ُ‫ َراِئطُ ُوج‬:::‫َو َش‬
1) Pembunuh adalah orang yang ‫ا‬::‫ ُل بَالِ ًغ‬::ِ‫وْ نَ ْالقَات‬::‫ َأ ْن يَ ُك‬:ٌ‫ ة‬::‫َأرْ بَ َع‬
sudah baligh570) 2) Pembunuh adalah
‫دًا‬::::ِ‫وْ نَ َوال‬::::‫اقِالً َوَأ ْن الَ يَ ُك‬::::َ‫ع‬
orang yang berakal, 3) Pembunuh
bukan orang tua orang yang ‫وْ ُل‬::ُ‫وْ نَ ْال َم ْقت‬::‫وْ ِل َوَأ ْن اَل يَ ُك‬::ُ‫لِ ْل َم ْقت‬
dibunuh571), 4) Orang yang dibunuh ٍّ ‫ص ِمنَ ْالقَاتِ ِل بِ ُك ْف ٍر َأوْ ِر‬
‫ق‬ َ َ‫َأ ْنق‬
Imam Tirmidzi (1386) berkata: “Ahli Ilmu telah Ijma’ bahwa diyat
diambil selama 3 tahun.” Silahkan simak juga kitab Nailul Authar 7/90.
569
) Imam Ibnu Majah (2627), Imam Abu Daud (4547) dan lainnya meriwayatkan
dari Abdullah bin Amr, dari Rasulullah, beliau bersabda:
َ ‫وْ ِط َو ْال َع‬:‫الس‬
ِ :ِ‫ ِه ِماَئةٌ ِمنَ اِإل ب‬:‫ فِ ْي‬:‫ ٍة‬:َ‫ا ِماَئةٌ َوفِي ِر َواي‬:‫ص‬
‫ل‬: َّ ‫ ُل‬:‫ ِد قَتَ ْي‬:‫ ْب ِه ال َع ْم‬:‫ِإ ِش‬:َ‫ ُل ْالخط‬:‫«قَتِ ْي‬
»‫في بُطُوْ نِهَا َأوْ اَل ُدهُا‬
ِ ٌ‫َأرْ بَعُوْ نَ ِم ْنهَا خَ لِفَة‬
“Sesungguhnya orang yang dibunuh dengan pembunuhan salah seperti
disengaja yaitu orang yang dibunuh dengan cambuk atau tongkat, (diyatnya)
adalah 100 ekor unta (dalam sebuah riwayat: di dalam 100 ekor unta itu)
terdapat 40 ekor unta yang di dalam kandungannya terdapat anak-anaknya
(unta yang hamil).” Silahkan simak kembali catatan kaki nomer 1 halaman
193, nomer 1 halaman 196.
Imam Abu Daud (4565) meriwayatkan bahwasannya Rasulullah
bersabda:
َ ‫ َواَل يَ ْقتَ ُل‬,‫« َع ْق ُل ِش ْب ِه اَ ْل َع ْم ِد ُمغَلَّظٌ ِم ْث ُل َع ْق ِل اَ ْل َع ْم ِد‬
»ُ‫صا ِحبُه‬
“Diyat pembunuhan seperti disengaja itu diberatkan seperti diyat
pembunuhan disengaja, tetapi pelaku tidak dibunuh.”
Maksud dengan “Diberatkan” itu memiliki 3 macam seperti yang akan
diuraikan nanti. Silahkan simak catatan kaki nomer 1 halaman: 360.
570
) Dikarenakan Qisas adalah hukuman badan. Dan hukumannya tidak wajib
kecuali dengan melakukan tindak pidana. Sedangkan tindakan yang dilakukan
oleh anak kecil dan orang gila tidak dikategorikan sebagai tindak pidana
karena tidak dinilainya kesengajaan melewati batas dari keduanya. Oleh
karena itu keduanya tidak dimasukkan dalam kategori pelaku tindak pidana.
Dan mereka berdua tidak memiliki hukum Qisas, meskipun ketika mereka
melakukan pembunuhan dengan bentuk disengaja.
571
) Apabila pelaku pembunuhan yang disengaja adalah orang tua korban
pembunuhan, maka ia tidak dijatuhi hukuman mati. Hal ini dikarenakan
sebuah hadits yang diriwayatkan dari Imam Daruquthni (3/141) dari sabda
Rasulullah:
326
tidak lebih rendah dari pembunuh
sebab sifat kafir atau perbudakan572).
Sekelompok orang dihukum mati ُّ‫ل‬::‫ ِد َو ُك‬:‫اح‬ِ ‫ ةُ بِ ْال َو‬:‫ ُل ْال َج َما َع‬: َ‫َوتُ ْقت‬
sebab membunuh satu orang573). ُ‫اص‬::::‫ص‬ َ ِ‫ َرى ْالق‬::::‫ ْي ِن َج‬::::‫ص‬ َ ‫َش ْخ‬
Setiap dua orang yang hukum Qisas
berlaku bagi mereka karena
‫ا‬::‫ ِرى بَ ْينَهُ َم‬: ْ‫س يَج‬ ِ ‫في النَّ ْف‬ِ ‫بَ ْينَهُ َما‬
‫اف‬
:ِ ‫ط َر‬ ْ ‫في اَأْل‬ ِ
membunuh seseorang, maka hukum
Qisas juga berlaku bagi mereka
karena memotong anggota badan

»‫«الَ يُقَا ُد لِاْل ِ ْب ِن ِم ْن اَبِ ْي ِه‬


“Ayah tidak diQisas karena membunuh anaknya.”
Orang yang memiliki hukum sama dengan ayah adalah semua Ushul
(orang tua ke atas), seperti kakek, buyut ke atas.
572
) Hal ini dikarenakan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (6507) dari
Ali, dari Rasulullah:
»‫«الَ يُ ْقتَ ُل ُم ْسلِ ٌم بِ َكافِ ٍر‬
“Seorang muslim tidak diqisas karena membunuh orang Kafir.”
Dan juga dikarenakan firman Allah dalam ayat Qisas:
] 178 :‫«الحُرُّ بِ ْالحُرِّ » [البقرة‬
“Orang merdeka dengan orang merdeka” (QS. Al-Baqarah: 178)
Ali bin Abi Thalib berkata: “Diantara (ketetapan) sunnah adalah orang
merdeka tidak diQisas karena membunuh budak.” Dan juga karena hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Daud (4517):
»‫«الَ يُ ْقتَ ُل ُح ٌّر بِ َع ْب ٍد‬
“Orang merdeka tidak diQisas karena membunuh budak.”
573
) Imam Malik dalam kitab Muwattho’ (2/781) meriwayatkan dari Said bin
Musayyab bahwa sesungguhnya Umar bin Khattab menghukum mati
sekelompok orang (yang berjumlah lima atau tujuh orang) dikarenakan
membunuh seorang laki-laki dengan cara tipu muslihat.
Umar bin Khattab berkata: “Apabila penduduk Shan’a sepakat untuk
membunuh laki-laki itu, niscaya aku akan menghukum mati mereka semua.”
Hadits serupa juga diriwayatkan oleh sahabat lainnya dan tidak ada yang
mengingkari sehingga hal ini menjadi Ijma’.
327
(kaki dan tangan) seseorang574).
Syarat wajib Qisas sebab merusak ‫في‬ِ ‫اص‬ ِ :‫ص‬ َ ِ‫ب ْالق‬ ِ ْ‫و‬::‫َو َش َراِئطُ ُو ُج‬
beberapa anggota badan setelah ‫ائط‬
ِ ‫ َر‬:::::‫الش‬ َّ ‫ َد‬:::::ْ‫اف بَع‬ ِ ‫ َر‬:::::‫ط‬ ْ ‫اَأْل‬
syarat-syarat yang telah disebutkan
‫في‬
ِ ‫ك‬ :ُ ‫تِ َرا‬:‫ ااْل ِ ْش‬: ‫ا ِن‬::َ‫ْال َم ْذ ُكوْ َر ِة اِ ْثن‬
di atas itu ada 2, yaitu: 1) Sama ْ ِ‫ اصِّ ْاليَ ِميْنُ ب‬::َ‫ ِم ْالخ‬::‫ااْل ِ ْس‬
dalam nama yang tertentu, yaitu ‫اليَ ِمي ِْن‬::
anggota badan kanan dipotong :‫َو ْاليُس َْرى بِ ْاليُ ْس َرى‬

574
) Dan juga anggota badan selain kaki dan tangan. Hal ini berdasarkan firman
Allah:
‫اُأْل ُذ ِن‬::ِ‫ف َواُأْل ُذنَ ب‬
ِ ‫اَأْل ْن‬::ِ‫فَ ب‬::‫ال َع ْي ِن َواَأْل ْن‬:
ْ :ِ‫س َو ْال َع ْينَ ب‬ َ ‫ا َأ َّن النَّ ْف‬::َ‫ا َعلَ ْي ِه ْم فِيه‬::َ‫{ َو َكتَ ْبن‬
ِ ‫النَّ ْف‬::ِ‫س ب‬
] 45 :‫صاصٌ } [المائدة‬ َ ِ‫َوالس َِّّن بِال ِّسنِّ َو ْال ُجرُو َح ق‬
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat)
bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan
hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada
Qisasnya.” (QS. An-Nisa’: 45)
328
sebab memotong anggota badan
kanan, dan anggota anggota badan
kiri dipotong sebab memotong
anggota badan kiri.
2) Pada salah satu anggota badan ‫ ِد الطَّ َرفَي ِْن‬::::‫وْ نَ بَِأ َح‬::::‫َوَأ ْن اَل يَ ُك‬
tidak ada lumpuh575). Setiap anggota ‫ َذ ِم ْن‬:::‫ ٍو ُأ ِخ‬:::‫ُض‬ْ ‫لُّ ع‬:::‫لَ ٌل َو ُك‬:::‫َش‬
badan yang dipotong dari
persendian, maka berlaku hukum
‫اصُ َواَل‬::::‫ص‬ َ ِ‫ ِه ْالق‬::::ْ‫ ٍل فَفِي‬::::‫ص‬
َ ‫َم ْف‬
ِ ‫ح ِإاَّل‬
‫في‬ ْ
Qisas576). Tidak ada hukum Qisas ِ ْ‫ رُو‬::::ُ‫في الج‬ ِ ‫اص‬ َ ::::‫ص‬ َ ِ‫ق‬
pada beberapa luka kecuali pada ِ ْ‫ْال ُمو‬
‫ض َح ِة‬
luka Mudikhah577).

Diyat
(Fasal) Diyat ada 2 macam, yaitu: َ ‫ةُ َعلَى‬: َ‫ َوال ِّدي‬:)‫ص ^ ٌل‬
‫رْ بَي ِْن‬: ‫ض‬ ْ َ ‫(ف‬
1) Diyat Mugholadhoh, 2) Diyat ٌ‫ُمغَلَّظَةٌ َو ُم َخفَّفَة‬
Mukhofafah
Diyat Mugholadah adalah 100 ekor ‫ ِل‬:::::ِ‫ ِماَئةٌ ِمنَ اِإْل ب‬: ُ‫ة‬:::::َ‫فَ ْال ُمغَلَّظ‬
unta, yang terdiri atas 30 unta ً‫ ة‬:::َ‫وْ نَ َج َذع‬:::ُ‫وْ نَ ِحقَّةً َوثَالَث‬:::ُ‫ثَاَل ث‬
Khiqah, 30 unta Jadza’ah, 40 unta
hamil yang di dalam perutnya
:‫ا‬:::َ‫في بُطُوْ نِه‬ِ ً‫ة‬:::َ‫وْ نَ َخلِف‬:::ُ‫َوَأرْ بَع‬
‫َأوْ اَل ُدهَا‬
575
) Hal ini disebabkan yang dinamakan Qisas adalah pemberian hukum setimpal
dan tidak ada pemberian hukum setimpal antara tangan kiri dengan tangan
kanan dari segi kemanfaatannya. Dan juga tidak antara anggota badan yang
lumpuh dengan normal.
576
) Dikarenakan sangat mungkinnya pemberian hukum yang setimpal, berbeda
dari pemberian hukum dari anggota tubuh selain persendian.
577
) Luka Mudikhah adalah sebuah luka yang menyobek daging dan tembus ke
tulang sampai daging tersobek (terkelupas) darinya. Hal ini berdasarkan firman
Allah:
] 45 :‫صاصٌ } [المائدة‬ َ ‫{ َو ْال ُجر‬
َ ِ‫ُوح ق‬
“Dan luka luka (pun) ada nya.” (QS. An-Nisa’: 45)
Dari segi artinya adalah pemberian (hukum) setimpal seperti yang telah
dilakukan oleh pelaku. Dan pemberlakuan hukuman tidak bisa terjadi diselain
luka Mudikhah.
329
terdapat anak mereka578).
Diyat Mukhofafah adalah 100 unta, ‫ ِل‬::::::ِ‫ ِماَئةٌ ِمنَ اِإْل ب‬: ُ‫ة‬::::::َ‫َو ْال ُمخَ فَّف‬
yang terdiri atas 20 unta Khiqah, 20 ً‫ ة‬:‫رُوْ نَ َج َذ َع‬:‫ِعشرُوْ نَ ِحقَّةً َو ِع ْش‬
unta Jadza’ah, 20 unta Bintu Labun,
20 unta Ibnu Labun, 20 unta Bintu
َ‫رُوْ ن‬::‫َو ِع ْشرُوْ نَ بِ ْنتَ لَبُوْ ٍن َو ِع ْش‬
Makhad579). َ‫رُوْ نَ بِ ْنت‬::::::‫وْ ٍن َو ِع ْش‬::::::ُ‫ا ْبنَ لَب‬
ٍ َ‫َمخ‬
‫اض‬
Ketika unta tidak ada, maka diyat ‫ل ِإلَى‬:: َ َ‫ ُل ا ْنتَق‬::ِ‫ت اِإْل ب‬
ِ ‫ ِد َم‬::ُ‫ِإ ْن ع‬::َ‫ف‬
berpindah pada harga unta tersebut. ِ ‫ ُل ِإلَى َأ ْل‬::َ‫ل يُ ْنتَق‬:::ْ
‫ف‬:: َ ‫ا َوقِي‬:::َ‫قِ ْي َمتِه‬
dikatakan diyat dipindah pada 1.000
578
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (1387) dari
Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya bahwasannya Rasulullah
bersabda:
َ‫ة‬: َ‫ ُذوا ال ِّدي‬:‫« َم ْن قَتَ َل ُمْؤ ِمنًا ُمتَ َع ِّمدًا ُدفِ َع ِإلَى َأوْ لِيَا ِء ْال َم ْقتُو ِل فَِإ ْن َشا ُءوا قَتَلُوا َوِإ ْن َشا ُءوا َأ َخ‬
‫ك‬ َ ‫ا‬::‫ةً َو َم‬:َ‫ونَ َخلِف‬::‫ ةً َوَأرْ بَ ُع‬:‫ونَ َج َذ َع‬::ُ‫َو ِه َي ثَاَل ثُونَ ِحقَّةً َوثَاَل ث‬
َ :ِ‫ َو لَهُ ْم َو َذل‬:ُ‫ ِه فَه‬:‫الَحُوا َعلَ ْي‬:‫ص‬
»‫لِتَ ْش ِدي ِد ْال َع ْق ِل‬
“Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin secara sengaja, maka ia
diserahkan kepada wali dari orang yang dibunuh, jika mereka mau
boleh membunuhnya, dan jika mereka mau boleh mengambil diyatnya sebesar
tiga puluh unta betina Khiqah, tiga puluh unta jadza’ah atau empat puluh unta
Khilqah, adapun jika mereka berdamai dengannya maka itu hak mereka, hal
itu merupakan bentuk memperberat diyat."
Khiqah adalah unta yang masuk umur 4 tahun. Jadza’ah adalah unta
yang masuk umur 5 tahun. Khilqah adalah unta betina yang bunting. Silahkan
simak catatan kaki nomer 1 halaman 362.
579
) Ini adalah arti diyat Mukhofafah, yakni dari 5 jenis unta. Hal ini berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Daruqutni (3/172) dari Ibnu Mas’ud yang
berupa hadits Mauquf: Ia berkata:
‫وْ ٍن‬::ُ‫رُوْ نَ ا ْبنَ لَب‬:‫وْ ٍن َو ِع ْش‬:ُ‫رُوْ نَ بِ ْنتَ لَب‬:‫رُوْ نَ ِحقَّةً َو ِع ْش‬:‫ ةً َو ِع ْش‬:‫رُوْ نَ َج َذ َع‬:‫في ْالخَ طَا ِء ِعش‬
ِ
ٍ ‫َو ِع ْشرُوْ نَ بِ ْنتَ َمخ‬
‫َاض‬
“Pada pembunuhan yang tidak disengaja (membayar diyat) 20 unta Jadza’ah,
20 unta Khiqah, 20 unta Bintu Labun, 20 unta Ibnu Labun, 20 unta Bintu
Makhad.”
Terdapat hadits lain yang menyerupai hadits Mauquf diatas yang
memiliki hukum Hadits Marfu’ (disambungkan) kepada baginda Rasulullah
dikarenakan hal ini adalah sebagian dari hukum yang telah ditetapkan, dan hal
ini bukanlah hukum yang dikatakan hanya berdasarkan logika.
330
dinar atau 12.000 dirham. Apabila ‫فَ ِدرْ ه ٍَم‬::‫ َر َأ ْل‬: ‫َش‬َ ‫َار َأ ِو ْاثن َْي ع‬
ٍ ‫ِد ْين‬
diyat diberatkan lagi maka diyat ُ‫ت ِز ْي َد َعلَ ْيهَا الثُّلُث‬
ْ َ‫َوِإ ْن ُغلِّظ‬
tersebut ditambah 1/3580).
Diyat pembunuhan yang tidak ِ ‫في ثَاَل‬
‫ث‬ ِ ‫ِأ‬::::َ‫ةُ ْال َخط‬::::َ‫ ِدي‬:ُ‫َوتُغَلَّظ‬
sengaja diberatkan pada 3 kejadian, ْ‫ َر ِم َأو‬:‫في ْال َح‬ِ ‫ل‬: َ :َ‫ ِإ َذا قَت‬: ‫اض َع‬
ِ ‫َم َو‬
yaitu: 1) Ketika seseorang َ‫في اَأْل ْشه ُِر ْال َح َر ِم َأوْ قَت ََل ذا‬
membunuh di tanah Haram, 2) ِ ‫قَت ََل‬
Membunuh di bulan Haram, 3) ‫رْ َأ ِة َعلَى‬::‫ةُ ْال َم‬::َ‫ َر ٍم َو ِدي‬::ْ‫َر ِح ٍم َمح‬
Membunuh kerabat yang masih ‫ف ِم ْن ِديَ ِة ال َّر ُج ِل‬ ِ ْ‫النِّص‬
mahram581). Diyat wanita adalah

580
) Pendapat ini menurut Qaul Qadim. Sedangkan menurut Qaul Jadid adalah
pembayaran diyat dikembalikan ke harga unta tersebut apabila harga unta telah
mencapai (ukuran pembayaran diyat). Pendapat ini adalah Qaul Shahih yang
Mu’tamad. Karena pembayaran diyat yang asli adalah dengan unta, sehingga
ketika unta tidak ada maka pembayaran dikembalikan ke harga unta tersebut.
581
) Maksud dari “Tanah Haram” adalah Makkah. Maksud “bulan Haram”
adalah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Dalil yang
menjelaskan pemberatan diyat pada kejadian-kejadian ini adalah pekerjaan
para sahabat, dan hal tersebut masyhur diriwayatkan dari mereka.
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab ia berkata:
ٌ ُ‫فى ْال َح َر ِم َأوْ َذا َر ِح ٍم َأوْ فِى اَأْل ْشه ُِر ْال َح َر ِم فَ َعلَ ْي ِه ِديَةٌ َو ثُل‬
‫ث‬ ِ ‫َم ْن قَتَ َل‬
“Barang siapa yang membunuh di tanah Haram, membunuh kerabat (yang
masih memiliki hubungan mahram), atau pada bulan-bulan Haram, maka ia
wajib membayar diyat ditambah 1/3.”
Atsar serupa juga diriwayatkan dari Utsman, Ibnu Abbas. Keterangan ini
diriwayatkan dari Imam Baihaqi. Silahkan simak kitab Takmilah Al-Majmu’:
17/367 dan keterangan sesudahnya.
331
separuh dari diyat laki-laki582).
Diyat kaum Yahudi, dan Nasrani ‫ث‬ ُ ُ‫ َرانِ ِّى ثُل‬::‫ص‬ْ َّ‫ى َوالن‬ ِّ ‫َو ِديَةُ ْاليَهُوْ ِد‬
adalah 1/3 diyat orang muslim 583). ‫ ِه‬:‫ ُّى فَفِ ْي‬:‫ِديَ ِة ْال ُم ْسلِ ِم َوَأ َّما ْال َمجُوْ ِس‬
Sedangkan diyat kaum Majusi 2/3
‫ثُلُثَا ُع ْش ِر ِديَ ِة ْال ُم ْسلِ ِم‬
dari 1/10 dari diyat orang muslim
584)
.

582
) Dalil yang menjelaskan hal ini adalah atsar yang diriwayatkan dari Umar bin
Khattab, Utsman, Ali, Ibnu Mas’ud dan lain-lainnya. mereka berkata:
‫ِديَةُ ْال َمرْ َأ ِة نِصْ فُ ِديَ ِة ال َّر ُج ِل‬
“Diyat seorang wanita itu adalah separuh diyat laki-laki.”
Sementara itu tidak ada seorang sahabat pun yang mengingkari hal ini,
sehingga hal ini menjadi Ijma’. Disamping itu keterangan ini adalah diantara
hukum yang tidak dikatakan berdasarkan logika. Sehingga hukum ini menjadi
hukum yang Marfu’ (disandarkan) kepada Rasulullah. Lihat Takmilah Al-
Majmu’: 17/378, Nailul Authar: 7/70.
Adapun hikmahnya adalah diyat itu mengandung sebuah manfaat yang
berhubungan dengan harta. Sedangkan Syara’ telah menetapkan bahwa
manfaat yang berhubungan dengan harta dari sudut pandang wanita itu separuh
dari bagian laki-laki, seperti yang terjadi pada masalah hukum waris. Sehingga
hal ini adalah suatu keadilan yang sangat sesuai dengan realita individual laki-
laki, dan wanita serta tabiat mereka berdua.
583
) Dalil yang menjelaskan hal ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Syafi’I dalam kitab Al-Umm (6/92), ia berkata: “Umar bin Khattab dan Ustman
bin Affan menetapkan bahwa diyat bagi orang Yahudi dan Nasrani adalah 1/3
diyat orang Muslim.” Silahkan simak Sunan Abu Daud (4542).
584
) Imam Syafi’I berkata dalam kitab Al-Umm (6/92): “Umar bin Khattab telah
menetapkan bahwa diyat orang majusi dengan 800 dirham.” Hal itu adalah 2/3
dari 1/10 diyat orang muslim. Dikarenakan Umar berkata: “Diyat diuangkan
dengan 12.000 dirham.”
Hal serupa juga diriwayatkan dari Utsman dan Ibnu Mas’ud. Lantas
ketetapan itu masyhur dikalangan para sahabat, dan tidak ada satu orang dari
mereka yang mengingkari ketetapan itu sehingga menjadi Ijma’. Lihat
Takmilah Al-Majmu’: 17/379.
332
ْ ِ ‫س‬ ِ ‫ةُ النَّ ْف‬:::َ‫ ُل ِدي‬:::‫َوتَ ْك ُم‬
Diyat pembunuhan seseorang ِ ‫في قَط‬
‫ع‬:::
disempurnakan ketika memotong :ِ ‫رِّجْ لَي ِْن َواَأْل ْن‬::::‫ َد ْي ِن َوال‬::::َ‫ْالي‬
‫ف‬::::
kedua tangan, kedua kaki, hidung,
‫وْ ِن‬::::::::ُ‫َواُأْل ُذنَي ِْن َو ْال َع ْينَي ِْن َو ْال ُجف‬
kedua telinga, kedua mata, 4
pelupuk mata, lisan, dan kedua ‫اَأْلرْ بَ َع ِة َو ْاللِ َسا ِن َوال َّشفَتَي ِْن‬
bibir.
Menghilangkan ucapan, ‫ ِر‬: ‫ص‬ َ َ‫ب ْالب‬ ِ ‫ا‬::َ‫ب ْالكَاَل ِم َو َذه‬ ِ ‫ا‬::َ‫َو َذه‬
penglihatan, pendengaran, َّ ‫ب‬
‫ ِّم‬::‫الش‬ ِ ‫ا‬::َ‫ ْم ِع َو َذه‬::‫الس‬
َّ ‫ب‬ ِ ‫ا‬::َ‫َو َذه‬
penciuman, akal, kekuatan dzakar, ‫َأْل‬ َّ ْ ْ
‫ب ال َعق ِل َوالذ َك ِر َوا ْنثَيَ ْي ِن‬ ِ ‫َو َذهَا‬
dua testis585).

585
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Imam Nasa’I (8/58) dan
lainnya, dari Amr bin Hazem: Sesungguhnya Rasulullah mengirimkan surat
kepada penduduk Yaman yang di dalamnya terdapat masalah Fara’id, sunnah-
sunnah, dan diyat. Rasulullah mengirimkan surat itu bersama Amr bin Hazem,
di dalamnya adalah:
ُ‫ة‬:َ‫ان ال ِّدي‬ ِ :‫ب َج ْد ُعهُ ال ِّديَةُ َوفِي اللِّ َس‬ َ ‫ف ِإ َذا ُأو ِع‬ ِ ‫س ال ِّديَةَ ِماَئةً ِم ْن اِإْل بِ ِل َوفِي اَأْل ْن‬ ِ ‫«َأ َّن فِي النَّ ْف‬
ْ
‫ن‬:ِ ‫ةُ َوفِي ال َع ْينَ ْي‬:َ‫ب ال ِّدي‬ ْ
ِ ‫ل‬:‫الص‬ َّ
ُّ ‫ضتَي ِْن ال ِّديَةُ َوفِي الذ َك ِر ال ِّديَةُ َوفِي‬ ْ
َ ‫َوفِي ال َّشفَتَي ِْن ال ِّديَةُ َوفِي البَ ْي‬
ُ‫ف‬: ‫ص‬ ْ ِ‫ َد ِة ن‬:‫اح‬ ‫و‬ ْ
‫ال‬ ‫د‬:: ‫ي‬ ْ
‫ال‬ ‫في‬ ‫و‬
ِ َ ِ َ ِ َ ٍ َ َِ ِ َ ِ َ « : ‫ة‬ : ‫ي‬‫ا‬ ‫و‬‫ر‬ ‫في‬ ‫و‬ ، ‫ة‬ :: ‫ي‬‫د‬ِّ ‫ال‬ ُ‫ف‬ : ْ
‫ص‬ ِ ‫ َد ِة‬:‫ ِل ْال َوا ِح‬: ْ‫ةُ َوفِي ال ِّرج‬: َ‫ال ِّدي‬
‫ن‬
‫َأ‬ ‫ُأْل‬
‫في‬ ِ ‫«و‬ َ :‫ َو ِع ْن َدهُ ْيضًا‬، »‫«في ا ذ ِن خَ ْمسُوْ نَ ِمنَ اِإْل بِ ِل‬ ُ ِ :‫في ِر َوايَ ٍة ِع ْن َد ْالبَ ْيهَقِي‬ ِ ‫ َو‬، »‫ال ِّديَ ِة‬
» ُ‫َب ال ِّديَةُ التَّا َمة‬
َ ‫ال َّس ْم ِع ِإ َذا َذه‬
“Untuk sebuah nyawa satu diyat yaitu seratus ekor unta, hidung apabila
dipotong semuanya adalah satu diyat, untuk lidah satu diyat, untuk dua bibir
satu diyat, dua buah pelir satu diyat, penis satu diyat, kekuatan berhubungan
badan pada tulang belakang satu diyat, dua mata satu diyat, satu kaki
setengah diyat,” dalam sebuah riwayat: “Untuk satu tangan setengah diyat,
dalam riwayat Imam Baihaqi (8/85): “Untuk telinga adalah 50 ekor unta,
dalam riwayatnya juga (8/86): “Untuk telingan ketika hilang adalah membayar
diyat sempurna.”
Anggota badan yang tidak disebutkan hukumnya diqiyaskan dengan anggota
badan yang disebutkan di atas, begitu juga beberapa faidah dan manfaat
anggota badan diqiyaskan pada hilangnya kemampuan melakukan hubungan
badan.
Diyat dari satu jari tangan atau kaki adalah ½ diyat yang sempurna. Hal ini
berdasarkan hadits Amr bin Hazem:
َ ‫« َوفِي ُك ِّل ُأصْ ب ٍُع ِم ْن َأ‬
»‫صابِ ِع ْاليَ ِد َوالرِّجْ ِل َع ْش ٌر ِم ْن اِإْل بِ ِل‬
“Dan untuk setiap jari tangan dan kaki sepuluh unta.”
333
Pada luka Mudhikhah586), dan gigi, ٌ‫ ِن َخ ْمس‬:::‫الس‬ ِّ ‫ َح ِة َو‬:::‫ض‬ ِ ْ‫في ْال ُمو‬ :ِ ‫َو‬
harus membayar diyat 5 ekor unta. ‫ِمنَ اِإْل بِ ِل‬
Diyat budak adalah harga budak ‫ ِه‬::ْ‫ ةَ فِي‬::‫ ٍو اَل َم ْنفَ َع‬::‫ُض‬ ْ ‫لِّ ع‬::‫في ُك‬ :ِ ‫َو‬
tersebut. Diyat janin wanita ُ‫ة‬: َ‫هُ َو ِدي‬: ُ‫ ِد قِ ْي َمت‬:‫ُح ُكوْ َمةٌ َو ِديَةُ ْال َع ْب‬
merdeka adalah memerdekakan
‫ْق ُع ْش ُر قِ ْي َم ِة ُأ ِّم ِه‬ :ِ ‫ْال َجنِي ِْن ال َّرقِي‬
seseorang budak laki-laki atau
perempuan587). Sedangkan diyat
Tidak ada perbedaan antara jari dan lainnya. Hal ini berdasarkan hadits
yang diriwayatkan Imam Bukhari (6500) dan lainnya dari Ibnu Abbas, dari
Rasulullah, beliau bersabda:
»‫«هَ ِذ ِه َو هَ ِذ ِه َس َوا ٌُء‬
“Ini dan ini hukumnya sama.” Yakni jari kelingking dan jempol.
Sedangkan dalam riwayat Imam Abu Daud (4559) adalah:
َ ‫«اَأل‬
»‫صابِ ُع َس َوا ٌُء‬
“Jari-jemari hukumnya sama.”
Apabila pelaku melukai beberapa anggota badan pada satu tindakan
pidana kriminal, maka ia wajib membayar semua diyat anggota badan tersebut
meskipun melebihi biaya diyat membunuh nyawa seseorang. Hal ini
berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Umar bin Khattab:
“Sesungguhnya Umar telah menetapkan pemberian hukuman kepada seorang
pelaku yang memukul korban sehingga menyebabkan penciuman, penglihatan,
kekuatan bersetubuh, dan akalnya hilang dengan 4 diyat.”
586
) Luka Mudhikhah adalah sebuah luka yang sampai kepada tulang dan
membuat daging sobek dari tulang tersebut. Hal ini berdasarkan hadits Amr
bin Hazem yang telah lalu:
ِ ‫« َوفِي ال ِّسنِّ َخ ْمسٌ ِم ْن اِإْل بِ ِل َوفِي ْال ُمو‬
»‫ض َح ِة خَ ْمسٌ ِم ْن اِإْل بِ ِل‬
“Untuk gigi lima unta, untuk luka Mudhikhah (yang menampakkan tulang)
lima unta.”
Di samping itu, tidak ada perbedaan antara satu gigi dengan gigi lainnya.
hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (4559) dan
lainnya dari Ibnu Abbas: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
»‫« َواَأْل ْسنَانُ َس َوا ٌء الثَّنِيَّةُ َوالضِّ رْ سُ َس َوا ٌء‬
“Semua gigi sama (diyatnya), gigi seri dan gigi geraham sama.”
Diantara luka-luka yang menyebabkan wajibnya diyat adalah:
a) Luka Ja’ifah adalah luka yang sampai ke anggota tubuh bagian dalam seperti
tenggorokan, dada, perut dan lain sebagainya. Pada luka ini membayar 1/3
334
janin seorang budak adalah 1/10
diyat ibu janin itu588).

Pendakwaan
(Fasal) Ketika dakwaan ‫ َد ْع َوى‬::ِ‫رنَ ب‬::َ َ ‫ َوِإ َذا ا ْقت‬:)‫ص^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
ِ ‫في النَّ ْف‬ ٌ ْ‫و‬:::َ‫ َّد ِم ل‬:::‫ال‬
pembunuhan bersamaan adanya
bukti589) yang membuktikan
‫س‬ ِ ‫ ِه‬:::ِ‫ ُع ب‬:::َ‫ث يَق‬
‫ َّد ِعى‬:‫فَ ال ُم‬::َ‫ َّد ِعى َحل‬:‫ق ال ُم‬ ُ ‫ ْد‬: ‫ص‬ ِ
kebenaran ucapan pendakwa di
dalam hati, maka pendakwa
َ‫ة‬::َ‫ق ال ِّدي‬ ْ ‫ا َو‬::ً‫ ْينَ يَ ِم ْين‬::‫خَ ْم ِس‬
َّ ‫تَ َح‬::‫اس‬
bersumpah sebanyak 50 kali, dan ia ْ :َ‫ث ف‬
ُ‫اليَ ِميْن‬: ٌ ْ‫و‬::َ‫ك ل‬َ ‫َوِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن هُنَا‬

diyat.
b) Luka Ma’mumah adalah luka yang tembus ke ujung otak, yaitu lapisan kulit
yang berada di bawah tulang batok kepala. Pada luka ini membayar 1/3 diyat.
c) Luka Munaqilah adalah luka yang memecah tulang dan menggeser tulang
tersebut dari tempatnya semula. Pada luka ini membayar 1/10 dan setengah
1/10 diyat.
Dalil Asal yang menjelaskan ketiga luka di atas adalah hadits yang
diriwayatkan dari Amr bin Hazem:
َ ‫ث ال ِّديَ ِة َوفِي ْال ُمنَقِّلَ ِة َخ ْم‬
»‫س َع ْش َرةَ ِم ْن اِإْل بِ ِل‬ ُ ُ‫« َوفِي ْال َمْأ ُمو َم ِة ثُل‬
ُ ُ‫ث ال ِّديَ ِة َوفِي ْال َجاِئفَ ِة ثُل‬
“Untuk luka Ma’munah 1/3 diyat, luka Ja’ifah 1/3 diyat, luka Munaqilah 15
ekor unta.”
d) Luka Hasyimah adalah luka yang meremuk dan memecah tulang. Pada luka ini
membayar 1/10 diyat. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Imam
Baihaqi (8/82) dari Zaid bin Tsabit, ia berkata: “Pada luka Hasyimah
membayar 1/10 diyat.” Lihat Takmilah Majmu’: 17/392, 393.
587
) Silahkan simak hadits riwayat Abu Hurairah pada nomer: 1 halaman: 360.
588
) Hal ini diqiyaskan kepada janin wanita merdeka, dikarenakan seseorang
budak itu ditaksir dengan 1/10 diyat seroang wanita.
589
) Baik bukti yang bersifat keadaan atau ucapan. Bukti yang bersifat keadaan
seperti korban pembunuhan ditemukan di sebuah tempat atau perkampungan
yang antara dirinya dan beberapa penduduk setempat terdapat permusuhan.
Sementara di perkampungan itu tidak ada orang lain selain mereka.
Sedangkan bukti yang berupa ucapan itu seperti satu orang adil atau
orang yang persaksiannya tidak diterima pada kasus tindakan criminal semisal
wanita dan anak kecil memberikan saksi: “Sesungguhnya fulan membunuh
orang itu.”
335
hanya berhak mendapatkan diyat. ‫َعلَى ال ُم َّدعَى َعلَ ْي ِه‬
Namun apabila tidak ada bukti,
maka sumpah diberikan kepada
terdakwa590).
Diwajibkan bagi orang yang telah ‫ ِة‬::::‫س ْال ُم َح َّر َم‬ ِ ‫ل النَّ ْف‬::::
ِ ِ‫َو َعلَى قَات‬
membunuh nyawa seseorang yang ‫لِ ْي َم ٍة‬: ‫ ٍة َس‬: َ‫ق َرقَبَ ٍة ُمْؤ ِمن‬ُ ‫ارةٌ ِع ْت‬
َ َ‫َكف‬
dimuliakan591) membayar kafarah ْ ْ
‫ض َّر ِة فَِإ ْن لَ ْم يَ ِج ْد‬
ِ ‫ب ال ُم‬ ِ ْ‫ِمنَ ال ُعيُو‬
590
) Dalil yang menjelaskan hal ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari (5791), Imam Muslim (1669) dan lainnya, dari Sahal bin Abu
Hasmah, ia berkata: Abdullah bin Sahal dan Muhayyishah bin Mas'ud
berangkat menuju Khaibar yang saat itu masih terikat dengan perjanjian damai
lalu keduanya berpisah dalam kebun kurma.
Kemudian Muhayyishah menemukan Abdullah bin Sahal telah
meninggal dunia dalam keadaan bersimbah darah. Dia segera
menguburkannya. Kemudian dia kembali ke Madinah. Lantas Abdurrahman
bin Sahal, Muhayyishah dan Huwayyishah, keduanya anak Mas'ud, menemui
Rasulullah.
Abdurrahman bin Sahal memulai berbicara. Rasulullah bersabda:
“Tolong yang bicara yang lebih tua, tolong yang bicara yang lebih tua.”
Kebetulan Abdurrahman memang yang paling muda diantara mereka,
lalu dia pun diam. Maka kedua putra Mas'ud berbicara. Kemudian Rasulullah
bersabda:
َ ْ‫«تَحْ لِفُونَ َوتَ ْستَ ِحقُّونَ قَاتِلَ ُك ْم َأو‬
»‫صا ِحبَ ُك ْم‬
“Hendaknya kalian bersumpah sehingga bisa menuntut pembunuhnya atau
kalian tuntut darah saudara kalian.”
Mereka berkata; "Bagaimana kami dapat bersumpah padahal kami tidak
menyaksikan dan tidak melihat kejadiannya". Beliau berkata: “Kalau begitu
kaum Yahudi bisa menyatakan ketidak terlibatannya dengan lima puluh
sumpah.”
Mereka bertanya; "Bagaimana mungkin kami terima sumpah kaum
kafir?” Akhirnya Rasulullah membayar diyat kepada mereka dari harta beliau
sendiri.”
591
) Maksud “nyawa seseorang yang dimuliakan” adalah setiap nyawa seorang
muslim yang tidak disia-siakan darahnya. Darah seorang muslim tidak disia-
siakan kecuali sebab melakukan 3 perkara, seperti yang telah disabdakan oleh
Rasulullah dalam hadits riwayat Imam Bukhari (6484) dan Imam Muslim
(1676), beliau bersabda:
336
memerdekakan budak wanita ِ َ‫ف‬
‫م َشه َْر ْي ِن ُمتَتَابِ َع ْي ِن‬:ُ ‫صيَا‬
mukmin yang terbebas dari cela
yang membahayakan. Apabila tidak
menemukan maka berpuasa 2 bulan
terus menerus592).
‫َاب ا ْل ُحد ُْو ِد‬
ُ ‫ ِكت‬
Kitab Hukuman
ٍ ‫ دَى ثَاَل‬::ْ‫«اَل يَ ِحلُّ َد ُم ا ْم ِرٍئ ُم ْسلِ ٍم يَ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوَأنِّي َرسُو ُل هللاِ ِإاَّل بِِإح‬ 
ُ‫ث النَّ ْفس‬
»‫ك لِ ْل َج َما َع ِة‬ ِ َّ‫ق ِم ْن الدِّي ِن الت‬
ُ ‫ار‬ ِ ‫س َوالثَّيِّبُ ال َّزانِي َو ْال َم‬
ُ ‫ار‬ ِ ‫بِالنَّ ْف‬
“Darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan aku utusan Allah tidak halal kecuali karena tiga perkara: membunuh
nyawa seseorang, janda (atau duda) yang berzina dan meninggalkan agama
meninggalkan jama’ah kaum muslimin.”
Seseorang yang memiliki hukum sama seperti orang muslim adalah kafir Dzimmi,
dan Musta’man, baik itu kecil ataupun tua, begitu pula janin.
592
) Keterangan ini berdasarkan firman Allah mengenai pembunuhan yang murni
disengaja:
‫ِإ ْن‬:َ‫ َّدقُوا ف‬:‫ص‬ َّ َ‫ ِه ِإاَّل َأ ْن ي‬:ِ‫لَّ َمةٌ ِإلَى َأ ْهل‬:‫ةٌ ُم َس‬:َ‫ ٍة َو ِدي‬:َ‫{ َو َم ْن قَتَ َل ُمْؤ ِمنًا َخطًَأ فَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُمْؤ ِمن‬
‫وْ ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَهُ ْم‬:َ‫انَ ِم ْن ق‬:‫ ٍة َوِإ ْن َك‬:َ‫ ٍة ُمْؤ ِمن‬:َ‫ ُر َرقَب‬:‫ ْؤ ِم ٌن فَتَحْ ِري‬:‫َكانَ ِم ْن قَوْ ٍم َع ُد ٍّو لَ ُك ْم َوهُ َو ُم‬
‫ْن‬:ِ ‫ابِ َعي‬:َ‫ه َْر ْي ِن ُمتَت‬:‫يَا ُم َش‬:‫ص‬ ِ َ‫ ْد ف‬:‫ ٍة فَ َم ْن لَ ْم يَ ِج‬:َ‫ق فَ ِديَةٌ ُم َسلَّ َمةٌ ِإلَى َأ ْهلِ ِه َوتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُمْؤ ِمن‬
ٌ ‫ِميثَا‬
] 92 :‫تَوْ بَةً ِمنَ هَّللا ِ َو َكانَ هَّللا ُ َعلِي ًما َح ِكي ًما} [النساء‬
“Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena salah (hendaklah) ia
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat
yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka
(keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang
ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si
pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh)
serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak
memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa: 92)
Diyat juga diwajibkan pada Syibh ‘Amd (pembunuhan yang mirip dengan
disengaja) dikarenakan keserupaanya dengan pembunuhan yang disengaja.
Wajibnya pembayaran diyat pada pembunuhan yang disengaja ini berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (3964) dan lainnya dari
Wasilah bin Asqa’, ia berkata: “Kami datang menemui Rasulullah mengenai
sahabat kami yang divonis masuk neraka karena membunuh. Lantas beliau
337
Klasifikasi Zina
Orang yang zina itu ada 2 macam, ‫ص ٌن‬ َ ْ‫ ُمح‬:‫ضرْ بَ ْي ِن‬ :ِ ‫َوال َّز‬
َ ‫اني َعلَى‬
yaitu: 1) Zina Mukshan, dan 2) Zina ْ
َ ْ‫ ٍن فَال ُمح‬:‫ص‬
ُ‫ ُّده‬:‫نُ َح‬:‫ص‬ َ ْ‫َو َغ ْي ُر ُمح‬
ghairu Mukshan. Hukuman zina
‫ال َّر َج ُم‬
Mukshan adalah rajam593).

bersabda:
ِ َّ‫ فَ ْليُ ْعتِ ْق َرقَبَةً يُ ْعتِ ْق هللاُ بِ ُك ِّل عُضْ ٍو ِم ْنهُ عُضْ ًوا ِم ْنهُ ِم ْن الن‬:‫«َأ ْعتِقُوا َع ْنهُ َوفِي ِر َوايَ ٍة‬
»‫ار‬
“Bebaskan budak untuknya (dalam sebuah riwayat: ‘Seyogyanya ia
memerdekakan budak’), maka Allah akan membebaskan dengan setiap
anggota badan budak tersebut satu anggotan badannya dari Neraka."
Para ulama berkata: “Seorang pembunuh tidak akan dimasukkan ke
dalam neraka kecuali seseorang yang membunuh dengan sengaja. Maka hadits
di atas menunjukkan kafarah pembunuhan dengan sengaja. Dan penqiyasan hal
ini untuk pembunuhan tidak disengaja itu lebih utama.
593
) Penjelasan mengenai Mukhsan akan diuraikan pada bab selanjutnya. Imam
Bukhari (6430) dan Imam Muslim (1691) meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia
berkata: “Suatu ketika seorang laki-laki datang menemui Rasulullah yang
tengah berada di dalam masjid.
Laki-laki itu memanggil Rasulullah dan berkata: ‘Wahai Rasulullah,
saya telah berzina.” Rasulullah berpaling dari laki-laki itu. laki-laki itu terus
mengulangi pengakuannya sampai empat kali.
Saat laki-laki itu telah melakukan pengakuan sampai keempat kalinya,
Rasulullah bersabda: “Apakah kau memiliki penyakit gila?” laki-laki itu
berkata: “Tidak, wahai Rasulullah.”
Rasulullah bersabda: “Kamu sudah menikah?” laki-laki itu menjawab:
“Iya, Wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda:
ْ
»ُ‫«اذهَبُوا بِ ِه فَارْ ُج ُموه‬
“Bawa laki-laki itu, dan rajamlah ia”
Jabir berkata: “Aku diantara orang-orang yang merajamnya, dan kami
merajamnya di tanah lapang. Dikala ia merasa kesakitan karena lemparan batu,
ia kabur hingga kami menangkapnya di Harrah, dan kami meneruskan
merajamnya.”
Imam Bukhari (6467) dan Imam Muslimn (1697) meriwayatkan dari Abu
Hurairah dan Zaid bin Khalid, mereka berkata: Suatu ketika seorang laki-laki
338
Hukuman zina ghairu Mukshan ‫ َد ٍة‬:‫ ُّدهُ ِماَئةُ َج ْل‬:‫ص ِن َح‬
َ ْ‫َو َغ ْي ُر ْال ُمح‬
adalah dicambuk 100 kali dan ‫َام ِإلَى َم َسافَ ِة ْالقَصْ ِر‬ ٍ ‫ْب ع‬ :ُ ‫َوتَ ْغ ِري‬
diasingkan selama 1 tahun594) sejauh
: ‫ ٌع‬:::َ‫ا ِن َأرْ ب‬:::‫ص‬ َ ْ‫ اِإْل ح‬:ُ‫ َراِئط‬:::‫َو َش‬
jarak diperbolehkanya Qashar
Shalat595). Syarat Zina Mukshan ada ‫وْ ُد‬::ُ‫غ َو ْال َع ْق ُل َو ْالحُرِّ يَةُ َو ُوج‬ ُ ْ‫ْالبُلُو‬
4, yaitu: 1) Balig, 2) Berakal, 3) ‫ْح‬
ٍ ‫ص ِحي‬ َ ‫اح‬ٍ ‫في نِ َك‬ ِ ‫ط ِء‬ ْ ‫ْال َو‬
Merdeka, 4) Terjadinya hubungan
badan dalam pernikahan yang sah596.
datang menemui Rasulullah dan berkata: “Saya bersumpah atas nama Allah
kepadamu, putuskanlah perkara diantara kami dengan kitabullah.”
Lantas berdirilah lawan sengketanya yang lebih faqih dari dia dan
berkata: “Putuskanlah masalah diantara kami dengan kitabullah, dan
izinkanlah aku untuk berbicara, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda:
“Bicaralah.”
Laki-laki itu berkata: “Anakku menjadi pekerja keluarga laki-laki ini,
kemudian anakku berzina dengan isterinya, maka aku menebusnya dengan
seratus ekor kambing dan satu pembantu. Lantas aku bertanya kepada
beberapa ahli ilmu, mereka mengatakan bahwa anakku berkewajiban
dicambuk 100 kali dan diasingkan selama setahun, sedang isteri laki-laki ini
harus dirajam.”
Baginda Rasulullah bersabda:
َ :ْ‫ ا ِد ُم َر ٌّد َعلَي‬:َ‫ا ٍة َو ْالخ‬:‫ ُرهُ ْال ِماَئةُ َش‬:‫ َّل ِذ ْك‬:‫ب هللاِ َج‬
‫ك‬ ِ ‫« َوالَّ ِذي نَ ْف ِسي بِيَ ِد ِه َأَل ْق‬
ِ ‫ا‬:َ‫ا بِ ِكت‬::‫ضيَ َّن بَ ْينَ ُك َم‬
»‫ت فَارْ ُج ْمهَا‬ ْ َ‫َام َوا ْغ ُد يَا ُأنَيْسُ َعلَى ا ْم َرَأ ِة هَ َذا فَِإ ْن ا ْعت ََرف‬
ٍ ‫َو َعلَى ا ْبنِكَ َج ْل ُد ِماَئ ٍة َوتَ ْغ ِريبُ ع‬
“Demi Dzat yang jiwaku berada di Kekuasaan-Nya, aku akan memutuskan
diantara kalian dengan kitabullah yang agung sebutan-Nya. seratus ekor unta
dan pembantu dikembalikan kepadamu, anakmu di cambuk sebanyak seratus
kali dan disaingkan selama setahun, dan wahai Unais, pergilah ke istri orang
ini, jika ia mengakuinya, maka rajamlah dia.”
Unais segera pergi menemui istri orang tersebut, dan wanita itu
mengakuinya, maka ia merajamnya.”
594
) Allah berfirman:
ِ ‫ةٌ فِي ِد‬:َ‫ا َرْأف‬::‫ذ ُك ْم بِ ِه َم‬:
ِ‫ين هللا‬ ْ :‫ َد ٍة َواَل تَْأ ُخ‬:‫{ال َّزانِيَةُ َوال َّزانِي فَاجْ لِدُوا ُك َّل َوا ِح ٍد ِم ْنهُ َما ِماَئةَ َج ْل‬
] 2 :‫ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُونَ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر َو ْليَ ْشهَ ْد َع َذابَهُ َما طَاِئفَةٌ ِمنَ ْال ُمْؤ ِمنِينَ } [النور‬
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan)
339
Hukuman budak laki-laki dan budak :ُ ْ‫َو ْال َع ْب ُد َواَأْل َمةُ َح ُّدهُ َما نِص‬
‫ف َح ِّد‬
perempuan itu separuh hukuman ‫ْال ُح ِّر‬
orang yang merdeka597).
Hukuman sodomi dan menyetubuhi ‫اِئ ِم‬:::َ‫ا ِن ْالبَه‬:::َ‫ َوا ِط َوِإ ْيت‬:::ِ‫َو ُح ْك ُم ْالل‬
hewan itu seperti hukuman berbuat ‫ا‬::::‫ا َو َم ْن َوطَِئ فِ ْي َم‬::::َ‫َك ُح ْك ِم ال ِّزن‬
zina598) Barang siapa menyetubuhi
sesuatu diselain kemaluan wanita,
‫ز َر َواَل يُبَلِّ ُغ‬:::::ُ
ِ ‫جع‬ ِ ْ‫ر‬:::::َ‫ُدوْ نَ ْالف‬
‫ْر َأ ْدنَى ْال ُح ُدوْ ِد‬:ِ ‫ْزي‬
ِ ‫بِالتَّع‬
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”
(QS. An-Nur: 2)
Maksud dari “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina” pada
ayat di atas adalah mereka yang zina Ghairu Mukhsan (belum pernah
menikah). Hal dikarenakan mengenai kewajiban rajam bagi pezina yang telah
menikah (Mukhsan) seperti yang sudah diketahui.
Dalil yang menerangkan kewajiban pengasingan adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim yang telah diuraikan pada
catatan kaki nomer 1 halaman: 380.
Serta hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (6443) dari Zaid bin
Khalid, ia berkata:
»‫َام‬
ٍ ‫بع‬ َ ْ‫ َأنَّهُ يَْأ ُم ُر فِي َم ْن زَ نَى َولَ ْم يُح‬ ‫ْت َع ِن النَّبِ ِّي‬
ِ ‫ص ْن َج ْل َد ِماَئ ٍة َوتَ ْغ ِري‬ ُ ‫« َس ِمع‬
“Aku mendengar dari Rasulullah, bahwasannya beliau memerintahkan pezina
yang belum pernah menikah untuk dicambuk sebanyak 100 kali, dan
diasingkan setahun.”
Imam Ibnu Syihab berkata: “Urwah bin Zubair menceritakan kepadaku
bahwasannya Umar bin Khattab mengasingkan seseorang selama setahun. Dan
ketetapan sunnah itu senantiasa dilaksanakan.”
Imam Muslim (1690) meriwayatkan dari hadits ‘Ubadah bin Shamit, ia
berkata: Rasulullah bersabda:
»‫«البِ ْك ُر بِ ْالبِ ْك ِر ِج ْل ُد ِماَئ ٍة َو نَ ْف ُي َسنَ ٍة‬
“Had seorang perjaka dan perawan adalah 100 kali cambukan, dan
diasingkan setahun.”
Maksud hadits di atas adalah ketika seorang laki-laki perjaka berzina
dengan wanita perawan maka hukumannya adalah 100 kali cambukan. “Al-
Bikr” adalah seseorang yang belum pernah menikah, baik itu laki-laki
(perjaka) atau wanita (perawan). Sedangkan “An-Nafy” adalah diasingkan dan
dijauhkan dari keluarga dan daerahnya.

340
maka orang tersebut harus
ditakzir599) Dan Imam tidak
diperbolehkan mencapai batas
minimal had600).

Had Qadzaf (menuduh Zina)


(Fasal) Ketika seseorang menuduh ‫ا‬::َ‫الزن‬ ْ َ ‫(ف‬
ِّ ِ‫ َوِإ َذا قَ َذفَ َغي َْرهُ ب‬:)‫ص ٌل‬
595
) Sejauh dua Marhalah atau lebih sesuai kebijakan seorang hakim yang adil.
Pengasingan tidak diperkenankan dengan jarak kurang dari dua marhalah,
karena dalam pandangan Syara’ hal itu tidak dihitung sebagai bepergian, dan
tujuan utama pengasingan tidak akan diperoleh. Sedangkan tujuan pengasingan
untuk membuat tersangka gelisah karena jauh dari keluarga dan daerahnya.
Disamping itu, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita mengenai
penerapan hukuman ini. Namun seorang wanita wajib disertai oleh seorang
Mahramnya, karena tidak diperbolehkannya seorang wanita bepergian tanpa
mahram.
596
) Maksudnya adalah seorang pelaku zina Mukhsan pernah menikah dan
berhubungan badan dengan istri sahnya. Dan status akad pernikahannya sah
dengan terpenuhinya syarat-syarat, dan rukun-rukun pernikahan dalam
pandangan Syara’, seperti wali dari calon istri mewalikan akad nikah, adanya
saksi-saksi yang adil, dan lain sebagainya.
Begitu juga wanita pelaku zina, ia juga disyaratkan pernah menikah, dan
suaminya telah berhubungan badan dengannya. Dan status pernikahannya sah
seperti yang telah kami jelaskan.
Di samping itu, status hubungan pernikahan tidak disyaratkan masih
terjalin. Sehingga apabila setelah pernikahan tersebut lantas suami istri
bercerai, dan dari salah satunya melakukan zina, maka ia dinilai sebagai
seorang yang Mukhsan dan wajib dihukum rajam.
Ketika salah satu dari keempat syarat ini tidak ada, maka pelaku zina
tidak masuk dalam kategori Mukhsan, dan had hukuman rajam tidak bisa
dilaksanakan. Tetapi ia dikenakan hukuman cambuk selayaknya orang yang
belum menikah, ketika ia telah baligh, dan berakal. Sedangkan apabila pelaku
masih kecil atau gila, maka ia didisiplinkan dengan perkara-perkara yang bisa
mencegahnya melakukan perbuatan tercela itu.
597
) Hal ini berdasarkan firman Allah:
ِ ‫ت ِمنَ ْال َع َذا‬
] 25 :‫ب} [النساء‬ َ ْ‫{فَِإ ْن َأتَ ْينَ بِفَا ِح َش ٍة فَ َعلَ ْي ِه َّن نِصْ فُ َما َعلَى ْال ُمح‬
ِ ‫صنَا‬
“Ketika mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka
341
orang lain melakukan zina601, maka ِ ‫ َذ‬::::َ‫ ُّد ْالق‬::::‫ ِه َح‬::::ْ‫فَ َعلَي‬
‫ ِة‬::::َ‫ف بِثَ َمانِي‬
ِ ‫ا‬:::::َ‫ةٌ ِم ْنه‬:::::َ‫ ثَاَل ث‬: َ‫ َراِئط‬:::::‫َش‬
orang tersebut mendapatkan had ‫في‬
tuduhan dengan 8 syarat, yaitu: 3
‫ا‬::‫وْ نَ بَالِ ًغ‬::‫ َو َأ ْن يَ ُك‬: ُ‫ َوه‬: ‫ف‬ ِ ‫ا ِذ‬::َ‫ْالق‬
syarat berlaku bagi penuduh, antara
lain: 1) Apabila penuduh baligh602),
‫عَاقِاًل‬
2) Berakal
3) Penuduh bukan orang tua orang ِ ْ‫ ُذو‬:::‫دًا لِ ْل َم ْق‬:::ِ‫وْ نَ َوال‬:::‫َوَأ ْن اَل يَ ُك‬
‫ف‬
separuh hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami.”
(QS. An-Nisa: 25)
Maksud ayat di atas adalah apabila seorang budak wanita melakukan
zina, maka ia dijatuhi setengah dari hukuman wanita merdeka, yaitu dijatuhi
50 cambukan, dan diasingkan setengah tahun. Baik ia telah menikah atau
belum. Dan ia tidak dikenakan rajam, karena hukuman rajam tidak memiliki
dispensasi setengah. Hukuman budak laki-laki itu diqiyaskan dengan budak
wanita, karena mereka berdua memiliki arti (dan status) yang sama.
598
) Liwath atau sodomi adalah hubungan badan seorang laki-laki dengan laki-
laki lainnya melalui lubang anus. Begitu juga berhubungan badan dengan
seorang wanita Ajnabi yang bukan istrinya melalui lubang anusnya.
Pelaku sodomi dikenakan hukuman seperti pelaku zina,
dikarenakan hal itu juga merupakan tindakan yang sangat tercela. Oleh karena
itu, pelaku sodomi dijatuhi hukum rajam apabila ia Mukhsan, dan dijatuhi
hukuman cambuk dan pengasingan apabila ia masih perjaka (Ghairu
Mukhsan).
Sedangkan pasangan sodomi dijatuhi hukuman Ghairu Mukhsan secara
mutlak, meskipun ia telah menikah. Dikarena pezina Mukhsan adalah orang
yang menjima’ atau dijima’ dengan hubungan badan yang memiliki padanan
yang telah diuraikan dimuka dengan jalan yang Mubah. Sedangkan orang yang
dijima’ (pasangan sodomi) melalui anus itu tidak bisa diketemukan hal itu
padanya. Oleh karena itu ia tidak menjadi Mukhsan.
Seseorang yang menyetubuhi binatang, maka ia dikenakan hukuman
Takzir dan ia tidak memiliki hukuman Had. Hal ini berdasarkan pendapat yang
Rajih dan Mu’tamad di dalam madzhab. Hal ini dikarenakan tindakan kriminal
yang ia lakukan adalah sesuatu perkara yang normalnya tidak diinginkan oleh
siapa pun. Bahkan seseorang yang memiliki tabiat normal akan menjauhi hal
tersebut dan tidak dicondongi oleh jiwa yang benar. Sehingga tindakan ini
tidak dibutuhkan adanya pelarangan. Sementara hukuman Had diberlakukan
untuk melarang seseorang untuk mendekati perkara-perkara yang diinginkan
secara naluri dengan jalan yang tidak diperkenankan oleh Syara’.
342
tertuduh603). Sedangkan 5 syarat bagi ‫و َأ ْن‬:َ :ُ‫ َوه‬: ‫ف‬ ِ ْ‫في ْال َم ْق ُذو‬
ِ ٌ‫َوخَ ْم َسة‬
orang tertuduh, yaitu: 1) Apabila ‫ ًّرا‬:‫اقِاًل ُح‬::‫ا َع‬::‫لِ ًما بَالِ ًغ‬:‫وْ نَ ُم ْس‬::‫يَ ُك‬
tertuduh adalah orang Islam, 2)
‫َعفِ ْيفًا‬
Baligh, 3) Berakal, 4) Merdeka, 5)
Orang yang menjaga diri dari
perkara haram604).
Orang merdeka dihad sebanyak 80 ‫ ُد‬:::ْ‫انِ ْينَ َو ْال َعب‬:::‫رُّ ثَ َم‬:::ُ‫ ُّد ْالح‬:::‫َويُ َح‬
cambukan dan budak 40
605)

Keterangan ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu


Daud (4465) dan Imam Tirmidzi (1455) dari Ibnu Abbas, ia berkata:
‫ْس َعلَى الَّ ِذي يَْأتِي ْالبَ ِه ْي َمةَ َح ٌّد‬
َ ‫لَي‬
“Seseorang yang menyetubuhi binatang tidak memiliki had.”
Hukum yang seperti ini itu tidak akan dikeluarkan hanya berdasarkan
logika. Oleh sebab itu, hukum atsar ini menjadi Marfu’ kepada baginda
Rasulullah. Ketika Had tidak wajib, maka diwajibkan Ta’zir. Dikarenakan si
pelaku telah melakukan suatu tindakan Maksiyat yang tidak memiliki Had dan
Kafarat.
599
) Bersetubuh atau Jima’ adalah seseorang yang melakukan sesuatu dengan alat
kemaluannya kepada tubuh wanita atau laki-laki Ajnabi. Seperti melakukan
tindakan yang dilakukan sebelum berhubungan intim semisal mencium dan
lain sebagainya.
Takzir adalah tindakan pendisiplinan yang diputuskan oleh seorang Imam
yang adil, dan muslim, mulai dari hukuman pukul, pengasingan, penjara,
teguran dan lain sebagainya.
600
) Hukuman itu adalah 40 kali pukulan, yakni Had peminum arak. Had wajib
dikurangi dari batas umumnya berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Baihaqi (8/327) dari Nu’man bin Basyir, ia berkata: Rasulullah
bersabda:
» َ‫في َغي ِْر َح ٍّد فَهُ َو ِمنَ ْال ُم ْعتَ ِد ْين‬
ِ ‫« َم ْن بَلَ َغ َحدًا‬
“Barang siapa yang mencapai had diselain (perkara yang mewajibkan) had,
maka ia termasuk dari orang-orang yang melebihi batas.”
Maksudnya adalah batas minimal had seperti yang telah anda ketahui.
601
) Ia menduga dan menuduh orang lain melakukan zina, seperti ia berkata:
“Wahai laki-laki pezina, atau wanita pezina”, atau apabila ia meniadakan
nasab orang tersebut kepada ayahnya yang dikenal, maka ia menuduh ibu
orang tersebut berzina, dan lain sebagainya.
602
) Dikarenakan Had itu adalah hukuman, sementara anak kecil atau orang gila
343
cambukan. َ‫َأرْ بَ ِع ْين‬
Hukuman menuduh zina itu bisa :‫يَا َء‬:‫ف بِثَاَل ثَ ِة َأ ْش‬ ِ ‫َويَ ْسقُطُ َح ُّد ْالقَ َذ‬
gugur dengan 3 hal, antara lain: 1) ‫ف َأ ِو‬ِ ْ‫ِإقَا َمةُ ْالبَيِّنَ ِة َأوْ َع ْف ُو ْال َم ْق ُذو‬
Adanya saksi606), 2) Orang tertuduh
memaafkan607, 3) Sumpah Li’an
‫ق ال َّزوْ َج ِة‬ ِّ ‫في َح‬ ِ ‫ْاللِ َعا ِن‬
pada hak Istri608).

tidak layak mendapatkannya.


603
) Hal ini disebabkan orang tua tidak dijatuhi hukuman mati () karena
membunuh anaknya. Maka sangat layak apabila had menuduh zina tidak bisa
dijatuhkan kepadanya. Orang-orang yang memiliki hukum sama seperti orang
tua adalah semua Ushul (orang tua ke atas; kakek, buyut, dst …) baik itu laki-
laki maupun wanita.
604
) Yakni orang yang tertuduh tidak dijatuhi had zina sebelum terjadinya
penuduhan tersebut. Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 4 :‫ت ثُ َّم لَ ْم يَْأتُوا بَِأرْ بَ َع ِة ُشهَدَا َء فَاجْ لِدُوهُ ْم } [النور‬ َ ْ‫{ َوالَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ ْال ُمح‬
ِ ‫صنَا‬
“Dan orang-orang yang menuduh (berbuat zina) wanita-wanita yang baik-
baik (Mukhsan) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka
deralah mereka (yang menuduh itu).” (QS. An-Nur: 4)
Syarat wajib Had adalah jika orang yang tertuduh zina itu Mukhsan, dan
kelima syarat ini itu juga syarat-syarat Mukhsan. Mengenai dalil yang
menjelaskan disyaratkannya Islam, merdeka, dan terjaga dari tindakan haram
adalah firman Allah:
ِ ‫ت ْال ُمْؤ ِمنَا‬
ٌ‫ َذاب‬:‫ َر ِة َولَهُ ْم َع‬:‫ ُّد ْنيَا َواآْل ِخ‬:‫ت لُ ِعنُوا فِي ال‬ ِ ‫ت ْالغَافِاَل‬ َ ْ‫{ِإ َّن الَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ ْال ُمح‬
ِ ‫صنَا‬
] 23 :‫َع ِظي ٌم } [النور‬
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang
lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat,
dan bagi mereka azab yang besar.” (QS. An-Nur: 23)
Maksud dari firman Allah ‘Al-Mukhsonat’ adalah wanita-wanita yang
merdeka, ‘Al-Ghafilat’ adalah wanita yang terjaga dari perbuatan haram,
hatinya bersih dan selamat, ‘Al-Mu’minat’ adalah wanita-wanita yang
beragama Islam.
Imam Daruquthni dalam kitab Sunan-nya (3/147) meriwayatkan dari Ibnu
Umar, ia berkata: Rasulullah bersabda:
َ ْ‫ْس بِ ُمح‬
»‫ص ٍن‬ َ ‫« َم ْن َأ ْش َر‬
َ ‫ك بِاهللِ فَلَي‬
“Barang siapa yang menyekutukan Allah, maka ia tidak termasuk orang
344
Had Minum Arak
(Fasal) Barangsiapa yang meminum ْ‫راً َأو‬::‫خ ْم‬ َ ‫ب‬ َ ‫ ِر‬:‫ َو َم ْن َش‬:)‫ص ^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
arak atau minuman yang َ‫ ُّد َأرْ بَ ِع ْين‬::::‫ ِكراً يُ َح‬::::‫ َرابًا ُم ْس‬::::‫َش‬
memabukan , maka orang tersebut
609)
‫انِ ْينَ َعلَى‬::‫ ِه ثَ َم‬:ِ‫َويَجُوْ ُز َأ ْن يَ ْبلُ َغ ب‬
dihad sebanyak 40 kali
cambukan610). Diperbolehkan bagi ِ ‫َوجْ ِه التَّع‬
‫ْز‬:ِ ‫ْزي‬
imam untuk menambah hukuman

yang Mukhsan.”
Imam Daruquthni berkata: “Yang benar adalah hadits ini disandarkan
dari perkataan Ibnu Umar (hadits Mauquf).”
Disamping itu, seseorang yang menuduh zina diwajibkan Had karena
dicurigai berbohong, dan untuk menolak aib bagi seseorang yang tertuduh
zina.
Sedangkan seseorang yang diketahui tidak terjaga dari perbuatan zina,
maka menjadi besar dugaan kebenaran orang yang menuduhnya zina itu. Dan
ia tidak mendapatkan aib hanya dengan kecurigaan ini. Begitu juga orang
kafir, ia tidak memiliki sesuatu hal yang bisa menghalanginya berbuat zina.
Adapun mengenai disyaratkannya berakal, dan baligh, hal ini disebabkan
orang gila dan anak kecil tidak akan mendapatkan aib. Sedangkan hukuman
had ditegakkan untuk menolak aib bagi seseorang yang dicurigai.
Ketika had tidak bisa dijatuhkan karena tidak terpenuhinya syarat, maka
seseorang yang menuduh dijatuhi takzir dengan kebijaksaan hakim yang sesuai
dengan perbuatannya.
605
) Hal berdasarkan firman Allah:
‫وا‬::ُ‫ َدةً َواَل تَ ْقبَل‬:‫انِينَ َج ْل‬::‫ت ثُ َّم لَ ْم يَْأتُوا بَِأرْ بَ َع ِة ُشهَدَا َء فَاجْ لِدُوهُ ْم ثَ َم‬ َ ْ‫{ َوالَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ ْال ُمح‬
ِ ‫صنَا‬
] 4 :‫ك هُ ُم الفَا ِسقُونَ } [النور‬ ْ َ ‫لَهُ ْم َشهَا َدةً َأبَدًا َوُأولَِئ‬
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat
zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah
mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu
terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-
orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 4)
Ketetapan ini untuk orang merdeka, sedangkan budak hukumannya
adalah setengah dari hukuman orang merdeka, seperti keterangan yang sudah
diketahui.
606
) Adanya saksi yang menjelaskan akan kebenaran perkara yang didakwa oleh
penuduh dan tindakan zina yang ia tuduhkan kepada orang tersebut. hal ini
345
sampai 80 kali cambukan dalam
bentuk takzir611).
Hukum had wajib bagi peminum ‫ ِة‬::َ‫َويَ ِجبُ َعلَ ْي ِه بَِأ َح ِد َأ ْم َر ْي ِن بِ ْالبَيِّن‬
minuman keras dengan salah satu ْ ِ‫ ُّد ب‬:::‫ار َواَل يُ َح‬
‫القَ ْي ِء‬::: :ِ ‫ َر‬:::‫َأ ِو اِإْل ْق‬
dua perkara, yaitu: 1) Adanya saksi,
‫َوااْل ِ ْستِ ْن َكا ِه‬
2) Pengakuan612). Peminum tidak
dihad sebab adanya muntah dan bau
arak613).
berdasarkan firman Allah:
] 4 :‫{ ثُ َّم لَ ْم يَْأتُوا بَِأرْ بَ َع ِة ُشهَدَا َء } [النور‬
“Dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi.” (QS. An-Nur: 4)
Ayat ini menjelaskan, bahwa ketika seseorang yang menuduh zina
mendatangkan 4 orang saksi, maka ia tidak dijatuhi hukuman Had, dan hukum
zina menjadi tetap bagi pihak yang tertuduh.
607
) Hukuman had ditegakkan untuk menolak aib bagi orang yang tertuduh zina.
Oleh karena itu Had adalah murni hak Adam. Sehingga hukuman had bisa
gugur apabila penuduh telah dimaafkan, seperti halnya hukuman had hanya
dijatuhkan atas izin dan tuntutan dari orang yang tertuduh zina seperti Qisas.
608
) Hal ini berlaku ketika suami menuduh istrinya berzina, dan ia tidak mampu
mendatangkan saksi. Pada sang suami dikenakan hukuman tuduhan zina
kecuali apabila ia menjatuhkan sumpah Li’an. Sehingga ketika ia telah
menjatuhkan Li’an kepada istrinya, maka hukuman had tuduhan zina menjadi
gugur. Silahkan simak kembali catatan kaki nomer: 1 halaman: 328, nomer: 1
halaman: 329.
609
) Ketika bahan baku arak ditemukan atau namanya berbeda. Serta minuman itu
memabukkan ketika diminum sedikit atau banyak. Hal ini dikarenakan
Rasulullah pernah diberi pertanyaan mengenai Al-Bit’i; minuman yang terbuat
dari madu, dan Al-Mirzi; minuman yang terbuat dari gandum atau jagung.
Rasulullah bersabda: “Apakah itu memabukkan?” Sahabat menjawab: “Benar.”
Rasulullah lantas bersabda:
» ‫« ِإ َّن َعلَى هللاِ َع َّز َو َج َّل َع ْهدًا لِ َم ْن يَ ْش َربُ ْال ُم ْس ِك َر َأ ْن يَ ْسقِيَهُ ِم ْن ِطينَ ِة ْالخَ بَا ِل‬
“Setiap yang memabukkan adalah haram, sesungguhnya Allah menjanjikan
kepada siapa saja yang minum minuman memabukkan, maka akan
memberinya minuman kepadanya Thinatul Khabal.”
Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apa itu Thinatul Khabal?”
Rasulullah menjawab: “Keringat penghuni neraka, atau perasan keringat
penghuni neraka.” Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim (2001-2003).
346
Had Pencuri
Tangan pencuri dipotong dengan 3 ‫ق‬
ِ ‫ار‬ َّ ‫ ُد‬::َ‫ ُع ي‬::َ‫ َوتُ ْقط‬:)‫ص^^ ٌل‬
ِ ::‫الس‬ ْ َ ‫(ف‬
syarat614), yaitu: 1) Apabila pencuri ‫ا‬::‫وْ نَ بَالِ ًغ‬::‫ َأ ْن يَ ُك‬: َ‫ َراِئط‬:‫بِثَاَل ثَ ِة َش‬
sudah baligh, 2) Berakal ‫عَاقِاًل‬
3) Ketika barang yang dicuri sudah ‫ ُع‬: ُ‫هُ ُرب‬: ُ‫ابًا قِ ْي َمت‬: ‫ص‬
َ ِ‫ق ن‬َ ‫ ِر‬: ‫َوَأ ْن يَ ْس‬
mencapai satu nisob dengan krus ُ‫ه‬: َ‫كَ ل‬::‫َار ِم ْن ِحرْ ِز ِم ْثلِ ِه اَل ِم ْل‬ٍ ‫ِد ْين‬
1/4 dinar615), diambil dari tempat
Imam Abu Daud (3688) dan imam lainnya meriwayatkan dari Abu Malik
Al-Asy’ari: Sesungguhnya ia mendengar Rasulullah bersabda:
» ‫« لَيَ ْش َربَ َّن نَاسٌ ِم ْن ُأ َّمتِي ْال َخ ْم َر يُ َس ُّمونَهَا بِ َغي ِْر ا ْس ِمهَا‬
“Sungguh akan ada beberapa umatku yang meminum arak, mereka
menyebutnya dengan selain namanya.”
Imam Abu Daud (3681), Imam Tirmidzi (1866) dan lainnya
meriwayatkan dari Jabir, ia berkata: Rasulullah bersabda:
»‫« َما َأ ْس َك َر َكثِ ْي ُرهُ َو قَلِ ْيلُهُ َح َرا ٌم‬
“Setiap minuman yang banyak dan sedikitnya bisa memabukkan, maka
hukumnya haram.”
610
) Imam Muslim (1706) meriwayatkan dari Anas:
» َ‫في ْالخَ ْم ِر بِالنَّ َعا ِل َو ْال َج ِر ْي ِد َأرْ بَ ِع ْين‬
ِ ُ‫ َكانَ يَضْ ِرب‬ ‫«َأ َّن النَّبِ َي‬
“Sesungguhnya baginda Rasulullah memukul orang yang meminum arak
menggunakan sandal atau pelepah pohon kurma sebanyak 40 kali.”
611
) Apabila seorang Imam yang adil menilai terdapat sebuah maslahat pada hal
tersebut. Terutama ketika pekerjaan ini menyebarluas dan keburukannya ada
dimana-mana.
Imam Muslim (1706) meriwayatkan dari Anas: Sesungguhnya Rasulullah
menghukum cambuk peminum arak menggunakan pelepah kurma, dan sandal.
Abu Bakar menghukum cambuk 40 kali. Ketika masa Umar, kaum muslimin
berdiam dekat daerah subur (sehingga mereka memiliki banyak buah-buahan
dan anggur). Umar berkata: “Bagaimana pendapat kalian mengenai hukuman
cambuk peminum arak?” Abdurrahman bin Auf berkata: “Saya berpendapat
apabila engkau menjadikannya seperti batas minimal had.” Maka Umar
menjatuhkan hukuman cambuk sebanyak 80 kali.
Tambahan cambukan sebanyak 40 kali itu adalah bentuk dari ta’zir dan
bukanlah had. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim (1707) bahwa Utsman bin Affan memerintahkan menghukum cambuk
Walid bin Uqbah bin Abi Mughits. Maka Abdullah bin Ja’far melaksanakan
347
umumnya penyimpanan616). Pencuri ‫ق‬ ِ ْ‫في َما ِل ْال َم ْسرُو‬ ِ َ‫فِ ْي ِه َواَل ُش ْبهَة‬
tidak memiliki hak milik pada ُ‫ِم ْنه‬
barang curian itu617), dan tidak ada
keserupaan dengan harta orang yang
dicuri618).
Tangan pencuri dipotong mulai ‫ ِل‬::‫ص‬ْ َ‫ ُدهُ ْاليُ ْمنَى ِم ْن ِمف‬::َ‫ ُع ي‬::َ‫َوتُ ْقط‬
ِ ْ‫و‬::‫ْال ُك‬
persendian pergelangan tangan ‫ت‬ ْ ‫ا قُ ِط َع‬::ً‫ق ثَانِي‬
:َ ‫ َر‬: ‫ِإ ْن َس‬: َ‫ع ف‬
hukuman cambuk itu, sementara Ali bin Abi Thalib menghitungnya hingga
mencapai 40 kali pukulan. Utsman berkata: “Berhenti. Baginda Rasulullah
menghukum cambuk 40 kali, Abu Bakar 40 kali, dan Umar 80 kali. Semua itu
adalah sunnah. Sedangkan 40 cambuk ini lebih aku sukai.” Karena ini yang
dikerjakan oleh Rasulullah. Dan jumlah ini lebih hati-hati mengenai
penjatuhan hukuman dibanding menambahkan jumlah dari yang seharusnya
sehingga hal ini menjadi kedzaliman.
Hukuman cambuk tidak dilaksanakan ketika pelaku dalam keadaan
mabuk. Karena tindakan pencegahan tidak akan dihasilkan dalam keadaan
seperti itu.
612
) Hukuman cambuk kepada peminum arak ditegakkan apabila ada dua orang
laki-laki menyaksikannya atau ia mengakuinya sendiri. Dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim (1207), disebutkan: “Maka dua orang laki-
laki menyaksikannya.” Sedangkan pengakuan adalah sebuah hujjah yang
posisinya seperti saksi.
613
) Yaitu terciumnya bau arak dari mulut tersangka. Dikarenakan terdapat
kemungkinan ia minum karena dipaksa, darurat, atau salah minum. Bau arak
terkadang bercampur dengan bau lainnya. Perkara-perkara ini menyebabkan
Syubhat (kesamaran) pada seseorang yang sengaja meminum arak. Sedangkan
hukuman had gugur sebab Syubhat.
614
) Dalil Asal yang menjelaskan hal ini adalah firman Allah:
ِ ‫ ااًل ِمنَ هللاِ َوهللاُ ع‬:‫بَا نَ َك‬:‫ا َك َس‬::‫ زَ ا ًء بِ َم‬:‫َّارقَةُ فَا ْقطَعُوا َأ ْي ِديَهُ َما َج‬
}‫ ٌز َح ِكي ٌم‬:‫َزي‬ ُ ‫َّار‬
ِ ‫ق َوالس‬ ِ ‫{ َوالس‬
] 38 :‫[المائدة‬
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-
Maidah: 38)
Maksud ayat: “Pencuri” adalah seseorang yang mencuri harta orang lain
dari tempat penyimpanan dengan cara yang tidak diperkenankan oleh Syara’.
“Nakalan (Balasan)” yakni sebuah hukuman yang bisa mencegah orang lain
348
kanan619). Apabila mencuri kedua َ ‫ َر‬:‫ِإ ْن َس‬:َ‫ ف‬:‫ َرى‬:‫ِرجْ لُهُ ْالي ُْس‬
‫ا‬::ً‫ق ثَالِث‬
kali, maka kaki kiri pencuri َ ‫ َر‬: ‫ِإ ْن َس‬: َ‫ َرى ف‬: ‫ت يَ ُدهُ ْالي ُْس‬
‫ق‬ ْ ‫قُ ِط َع‬
dipotong620). Apabila mencuri ketiga
‫ت ِرجْ لُهُ ْاليُ ْمنَى‬
ْ ‫َرابِعًا قُ ِط َع‬
kali, maka tangan kirinya
dipotong621). Apabila mencuri
keempat kalinya, maka kaki
kanannya dipotong622).

melakukan tindakan kejahatan yang serupa sehingga hal itu menjadi contoh
bagi lainnya.
615
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (6408) dan
Imam Muslim (1684), redaksi hadits menggunakan riwayat Imam Muslim, dari
Sayyidah Aisyah, dari Rasulullah, beliau bersabda:
»‫اعدًا‬
ِ ‫ص‬ ٍ ‫ق ِإاَّل فِي ُرب ِْع ِدين‬
َ َ‫َار ف‬ ِ ‫«الَ تُ ْقطَ ُع يَ ُد الس‬
ِ ‫َّار‬
"Tangan pencuri tidak dipotong hingga ia mencuri (harta) senilai seperempat
dinar atau lebih."
616
) Al-Khirzi adalah sebuah tempat yang pada umumnya digunakan untuk
menyimpan harta dan sebagainya, atau sebuah keadaan yang bisa mencegah
tangan selain pemilik untuk mengambil harta itu. Sedangkan Al-‘Urf
(kebiasaan umum) adalah rujukan utama batasan kriteria tempat penyimpanan
(Khirzi Mistlihi) masuk atau tidaknya.
Beberapa hadits yang menjelaskan disyaratkannya tempat penyimpanan
diantaranya adalah: Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (4390)
dan lainnya, dari Abdullah bin Amr bin Ash, dari Rasulullah. Sesungguhnya
beliau ditanyai mengenai buah kurma yang masih menggantung di pohon.
Rasulullah bersabda:
ُ‫ه‬:‫ ْي ٍء ِم ْن‬:‫ َر َج بِ َش‬:‫ ِه َو َم ْن َخ‬:‫اب بِفِي ِه ِم ْن ِذي َحا َج ٍة َغي َْر ُمتَّ ِخ ٍذ ُخ ْبنَةً فَاَل َش ْي َء َعلَ ْي‬ َ ‫ص‬ َ ‫« َم ْن َأ‬
ِّ‫ َغ ثَ َمنَ ْال ِم َجن‬:َ‫ ِرينُ فَبَل‬:‫د َأ ْن يُْؤ ِويَهُ ْال َج‬:َ ‫ق ِم ْنهُ َش ْيًئا بَ ْع‬
َ ‫فَ َعلَ ْي ِه غ ََرا َمةُ ِم ْثلَ ْي ِه َو ْال ُعقُوبَةُ َو َم ْن َس َر‬
»‫ط ُع‬ْ َ‫فَ َعلَ ْي ِه ْالق‬
“Barangsiapa makan darinya karena kebutuhan, tidak menyembunyikan (buah
yang lain), maka ia tidak berdosa. Barangsiapa keluar dari (kebun) tersebut
dengan mengambil sesuatu darinya, maka ia harus mengganti dua kali lipat
beserta hukuman tambahan. Barangsiapa mencuri sesuatu darinya setelah
dikumpulkan dalam keranjang dan senilai tameng, maka baginya hukuman
potong tangan.”
617
) Apabila pencuri memiliki hak kepemilikan pada harta yang dicuri, maka ia
tidak dijatuhi hukuman potong tangan. Seperti seorang teman akad syirkah
(perserikatan) mencuri harta syirkah.
349
Ketika setelah keempat kalinya ia ِ ‫ق بَ ْع َد َذلِكَ ع‬
:‫ َل‬::ْ‫ُز َر َوقِي‬ َ ‫فَِإ ْن َس َر‬
masih mencuri, maka ia ditakzir623). ً‫صبْرا‬
َ ‫يُ ْقتَ ُل‬
Dikatakan: ia dibunuh dengan
perlahan624).

Had Perampok
(Fasal) Perampok dibagi menjadi ‫علَى‬ ِ ‫ع الطَّ ِري‬
َ ‫ق‬::ْ ُ ‫ َوقُطَّا‬:)‫ص ^ ٌل‬
ْ َ ‫(ف‬
625)

618
) Yakni apabila pencuri tidak memiliki syubhat (keserupaan) kepemilikan pada
harta yang ia curi. Seperti ketika orang tua mencuri harta milik anaknya, atau
sebaliknya anak mencuri harta orang tuanya, maka ia tidak dijatuhi hukuman
potong tangan karena syubhat kepemilikan dengan hak pemberian nafkah.
619
) Yaitu tulang yang mencuat berdekatan dengan jempol pada persendian
telapak tangan dengan lengan tangan bagian bawah. Dalil yang menjelaskan
tangan tersebut tangan kanan adalah Qiro’ah Ibnu Mas’ud pada firman Allah
di atas menjadi:
{ ... ‫}فَا ْقطَعُوا َأ ْي َمانَهُ َما‬
“Maka potonglah tangan kanan mereka.”
Qiro’ah tersebut termasuk dalam bagian hadits-hadits Ahad dari segi
penggunaan hujjah hukum Fiqih. Imam Thabarani meriwayatkan:
»ُ‫ق فَقَطَ َع يَ ِم ْينَه‬
ٍ ‫ار‬ َّ ِ‫«َأ َّن النَّب‬
ِ ‫ اُتِ َي بِ َس‬ ‫ي‬
“Sesungguhnya Rasulullah didatangkan seorang pencuri, lantas beliau
memerintahkan memotong tangannya.” (Mughnil Muhtaj: 4/177)
Dalil yang menjelaskan pemotongan tangan dilakukan pada persendian
pergelangan tangan adalah hadits yang menceritakan pencuri yang mengambil
selendang Shofwan bin Umayyah. Imam Daruquthni (3/205) meriwayatkan:
ْ َ‫«ثُ َّم َأ َم َر بِق‬
َ ‫ط ِع ِه ِمنَ ْال ِم ْف‬
»‫ص ِل‬
“Lantas Rasulullah memerintahkan memotong tangan pencuri dari
persendian.”
620
) Imam Daruquthni (3/103) meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata:
“Ketika seseorang mencuri, maka tangan kanannya dipotong. Apabila ia
mengulanginya, maka kaki kirinya dipotong.”
Kaki pencuri dipotong mulai dari persendian betis dan telapak kaki. Hal
ini berdasarkan ketetapan Umar bin Khattab dan tidak ada satupun sahabat
yang mengingkarinya sehingga hal ini menjadi Ijma’. Nihayatul Muhtaj: 3/60
621
) Imam Maliki dalam kitab Muwattho’ (2/835) dan Imam Syafi’I dalam kitab
Musnadnya (catatan pinggir Al-Umm: 6/2550): Sesungguhnya seorang laki-
350
4 macam, yaitu: 1) Ketika perampok ‫ َولَ ْم‬:‫وا‬::::ُ‫ ِإ ْن قَتَل‬:‫ام‬ٍ ::::‫ ِة َأ ْق َس‬::::‫َأرْ بَ َع‬
membunuh dan tidak mengambil ‫وا‬::ُ‫ِإ ْن قَتَل‬: َ‫وا ف‬::ُ‫ا َل قُتِل‬::‫ ْال َم‬:‫ ُذوا‬:‫يَْأ ُخ‬
hartanya, maka mereka harus
dibunuh, 2) Ketika perampok
:‫صلِبُوْ ا‬ َ ‫ ْال َم‬:‫َوَأ َخ ُذوا‬
ُ ‫ال قُتِلُوْ ا َو‬
membunuh dan mengambil
hartanya, maka mereka harus
dibunuh dan disalib626).

laki Yaman yang telah dipotong kaki dan tangannya datang dan beristirahat di
rumah Abu Bakar As-Shiddiq. Kemudian ia mengadukan bahwa Gubernur
Yaman telah menganiaya dirinya.
Ketika malam hari, ia melaksanakan shalat malam. Abu Bakar berkata:
“Demi ayahmu, malammu bukanlah malam seorang pencuri.” Kemudian
orang-orang kehilangan kalung milik Asma’ binti Umais, istri Abu Bakar.
Laki-laki itu ikut berkeliling bersama orang-orang. Ia berkata: “Celakah, orang
yang mencuri dari rumah keluarga laki-laki shalih ini.”
Lantas mereka menemukan kalung itu pada tukang perhiasan. Tukang
perhiasan menjelaskan bahwa laki-laki yang terpotong kaki dan tangannya
itulah yang membawa perhiasan itu kepadanya. Laki-laki itu mengakui hal
tersebut atau ada orang yang menyaksikan akad tersebut. Abu Bakar
memerintahkan pemotongan tangan kiri laki-laki itu. Lalu tangan kiri laki-laki
itu dipotong. Abu Bakar berkata: “Demi Allah, doa buruk untuk dirinya
menurutku lebih berat dari pencuriannya itu.”
622
) Imam Syafi’i meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah:
Sesungguhnya Rasulullah bersabda mengenai pencuri:
‫ ثُ َّم ِإ ْن‬، ُ‫ َده‬: َ‫ا ْقطَعُوْ ا ي‬::َ‫ق ف‬
َ ‫ ثُ َّم ِإ ْن َس َر‬، ُ‫ق فَا ْقطَعُوْ ا ِرجْ لَه‬
َ ‫ ثُ َّم ِإ ْن َس َر‬، ُ‫ق فَا ْقطَعُوْ ا يَ َده‬
َ ‫«ِإ ْن َس َر‬
» ُ‫ق فَا ْقطَعُوْ ا ِرجْ لَه‬ َ ‫َس َر‬
“Apabila ia mencuri maka potonglah tangannya. Apabila ia mencuri lagi,
maka potonglah kakinya. Apabila ia mencuri lagi, maka potonglah tangannya.
Dan apabila ia masih mencuri, maka potonglah kakinya.” (Mughnil Muhtaj:
4/178, Al-Umm: 6/138)
623
) Pencuri dijatuhi hukuman Takzir mulai dari hukuman pukul, penjara, atau
pengasingan sesuai dengan kebijaksaan hakim yang menilai bahwa hal itu bisa
menghentikan tindakan pencurian lagi.
624
) Maksudnya pencuri dipenjara terlebih dahulu sebelum dieksekusi meskipun
hanya sehari semalam.
Dalam redaksi kitab yang lain menggunakan lafadz “‫( ”يُ ْقتَ ُل‬si pencuri
dieksekusi mati). Hal ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
351
3) Ketika perampok mengambil َ ‫ ُذوا ْال َم‬:::َ‫َوِإ ْن َأخ‬
‫وْ ا‬:::ُ‫ال َولَ ْم يَ ْقتُل‬:::
harta dan tidak membunuhnya, ‫ ِد ْي ِه ْم َو اَرْ ُجلُهُ ْم ِم ْن‬:::::::::ْ‫تُقَطَّ ُع َأي‬
maka tangan mereka dipotong
َّ :‫افُوا‬::َ‫ِإ ْن َأخ‬: َ‫ف ف‬
‫بِ ْي َل َولَ ْم‬: ‫الس‬ ٍ ‫ِخاَل‬
selang seling627), 4) Ketika
perampok hanya menakut-nakuti di :‫وْ ا‬:‫وْ ا ُحبِ ُس‬::ُ‫االً َولَ ْم يَ ْقتُل‬::‫ َم‬:‫ ُذوْ ا‬:‫يَْأ ُخ‬
jalanan dan mereka tidak :‫َوع ُِّزرُوْ ا‬
mengambil hartanya628, maka
mereka dipenjara dan diberi
takzir629.

Imam Abu Daud (4410) dan lainnya. Namun pendapat ini dikoreksi dan dinilai
dhaif dikarenakan lemahnya hadits yang diriwayatkan dalam masalah ini, dan
dikarenakan adanya Ijma’ ulama yang bertentangan dengan hadits tersebut.
Meskipun hadits tersebut dinilai tetap namun hadits tersebut telah Mansukh.
625
) Perampok atau Qutho’ut Thariq adalah sekelompok orang yang berkumpul.
Mereka memiliki pertahanan diri dan saling menjaga antara satu dengan
lainnya. Mereka saling membantu dan menopang untuk mendapatkan
tujuannya. Mereka mengintai orang lain di tempat-tempat tersembunyi. Ketika
mereka melihat orang-orang itu, maka mereka menampakkan diri dengan
tujuan mengambil harta orang-orang itu. Mereka terkadang membunuh orang
yang menjadi target.
626
) Perampok-perampok itu digantung pada dua kayu yang dibuat salib dan
sebagainya. Hal ini dilakukan setelah mereka dimandikan, dikafani, dan
dishalati apabila mereka orang Islam. Hukuman ini dilaksanakan agar
perampok-perampok semakin jera, dan keadaan mereka menyebar di tengah
masyarakat karena tindakan criminal mereka yang sangat menakutkan, dan
dosa-dosa besarmereka. Sehingga orang lain takut melakukan hal serupa.
Mereka disalib selama 3 hari apabila tubuhnya belum berubah busuk. Apabila
dikhawatirkan tubuh mereka berubah busuk, maka mereka diturunkan sebelum
3 hari.
627
) Mereka dikenakan hukuman potong tangan kanan, dan kaki kiri. Apabila
mereka kembali melakukan perampokan kedua kalinya, maka tangan kiri dan
kaki kanan mereka dipotong.
628
) Perampok itu berada di jalanan yang dilalui orang-orang. Mereka menakut-
nakuti dan mengganggu orang-orang yang melintas.
629
) Ketika mereka hanya mengganggu tanpa mengambil harta dan membunuh,
maka mereka dikenakan ta’zir baik dengan hukuman pemukulan dan lain
sebagainya. Hal ini berdasarkan kebijkasanaan hakim yang bisa membuat
mereka takut dan menjauhinya. Akan tetapi yang lebih utama apabila mereka
352
Barang siapa bertaubat dari para ‫ ِه‬:‫َاب ِم ْنهُ ْم قَ ْب َل ْالقُ ْد َر ِة َعلَ ْي‬
َ ‫َو َم ْن ت‬
perampok sebelum ditangkap Imam, ‫ َذ‬::::‫خ‬ ِ ‫ ُدوْ ُد َوُأ‬::::ُ‫هُ ْالح‬::::‫قَطَ َع ْن‬::::‫َس‬
maka beberapa had menjadi
gugur630), dan beberapa hak tetap ِ ْ‫بِ ْال ُحقُو‬
‫ق‬
berlaku631).

Hukum pembuat jahat dan perusakan binatang


dipenjara bukan di tempat itu. Karena hal itu lebih membuat mereka merasa
pilu dan lebih mampu menjadikan mereka jera. Mereka terus dipenjara sampai
benar-benar bertaubat, dan tingkah mereka Istiqomah, sebagai tindakan
kehatian-hatian untuk keamanan masyarakat.
Dalil yang menjelaskan keterangan di atas adalah:
‫ُصلَّبُوا‬َ ‫ض فَ َسادًا َأ ْن يُقَتَّلُوا َأوْ ي‬
ِ ْ‫اربُونَ هللاَ َو َرسُولَهُ َويَ ْس َعوْ نَ فِي اَأْلر‬ِ ‫{ِإنَّ َما َجزَا ُء الَّ ِذينَ يُ َح‬
ْ
‫ ُّدنيَا َولَهُ ْم‬:‫ي فِي ال‬ ْ
ٌ ‫ ز‬:‫ك لَهُ ْم ِخ‬ َ :ِ‫ض َذل‬ ‫َأْل‬ ْ
ِ ْ‫ف وْ يُنفَوْ ا ِمنَ ا ر‬‫َأ‬ ٍ ‫َأوْ تُقَطَّ َع َأ ْي ِدي ِه ْم َوَأرْ ُجلُهُ ْم ِم ْن ِخاَل‬
] 33 :‫َظي ٌم} [المائدة‬ ِ ‫فِي اآْل ِخ َر ِة َع َذابٌ ع‬
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah
dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka
dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal
balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu
(sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka
beroleh siksaan yang besar.” (QS. Al-Maidah: 33)
Maksud “memerangi Allah dan Rasul-Nya” adalah adalah mereka
menyelisihi perintah Allah dan rasul-Nya dengan berbuat dzalim kepada
makhluk-Nya. Maksud “dan membuat kerusakan di muka bumi” mereka
melakukan tindakan yang bisa merusak kehidupan, seperti membunuh,
mengambil harta dengan paksa, membuat orang lain cemas dan takut. Maksud
“dibuang” adalah mereka diusir dan disingkar dari daerah mereka baik dengan
pengasingan atau pemenjaraan. Maksud “penghinaan” adalah celaan dan
pendisiplinan.
Demikianlah Ibnu Abbas menafsirkan ayat di atas seperti yang
diriwayatkan oleh Imam Syafii dalam musnad-nya (Al-Umm: 6/255 catatan
kaki).
630
) Seorang perampok yang sungguh-sungguh bertaubat sebelum ditangkap,
maka hukuman had perampok yang telah diuraikan di depan menjadi gugur
padanya. Hal ini berdasarkan firman Allah:
] 34 :‫{ ِإاَّل الَّ ِذينَ تَابُوا ِم ْن قَب ِْل َأ ْن تَ ْق ِدرُوا َعلَ ْي ِه ْم فَا ْعلَ ُموا َأ َّن هللاَ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم } [المائدة‬
“Kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat
353
(Fasal) Barang siapa yang ‫َأ ًذى فِي‬::ِ‫ َد ب‬::‫ص‬ ِ ُ‫ َو َم ْن ق‬:)‫ص^^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
ditargetkan penyerangan pada َ :َ‫ ِه فَقَات‬:‫ ِه َأوْ َح ِر ْي ِم‬:ِ‫ ِه َأوْ َمال‬:‫نَ ْف ِس‬
‫ل‬:
dirinya, hartanya, serta istrinya, dan
‫ض َمانَ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫ع َْن َذلِكَ َوقَتَ َل فَاَل‬
orang itu membela hal-hal tersebut
sampai membunuh orang yang
menyakitinya, maka ia tidak
diwajibkan membayar ganti rugi632).

menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha


Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah: 34)
631
) Mantan perampok itu tetap dituntut dengan berbagai hak yang diakibatkan
dari perbuatannya seperti halnya ia belum menjadi perampok, seperti Qisas,
dhoman (pengembalian harta), dan lain sebagainya.
632
) Orang tersebut tidak dikenakan dhoman atas barang yang ia rusak, dan ia
tidak memiliki dosa atas tindakannya tersebut. Apabila orang yang
menyakitinya itu adalah seorang manusia, dan ia terpaksa membunuh orang
tersebut untuk membela dirinya, maka ia tidak dijatuhi hukuman, Diyat, dan
Kafarah. Apabila itu berupa hewan, dan ia terpaksa membunuhnya, maka ia
juga tidak dikenakan pembayaran harga hewan tersebut. Begitu juga apabila ia
sampai memotong anggotan seseorang yang akan menyakitinya, atau membuat
cacat pada tubuh orang tersebut. Ketika ia tidak mampu melindungi dirinya
dari orang tersebut sampai terbunuh, maka ia mati syahid. Masalah ini dalam
Fiqih Islam yang dinamakan Daf’ul Sha’il, yaitu menolak Tindakan seseorang
yang hendak melakukan kedzaliman kepada orang lain dengan tujuan
mengambil harta, nyawa, dan harga diri orang tersebut.
Dalil yang menjelaskan hal ini adalah:
 Al-Qur’an, yaitu firman Allah:
] 194 :‫{ فَ َم ِن ا ْعتَدَى َعلَ ْي ُك ْم فَا ْعتَدُوا َعلَ ْي ِه بِ ِم ْث ِل َما ا ْعتَدَى َعلَ ْي ُك ْم} [البقرة‬
“Barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan
serangannya terhadapmu.” (QS. Al-Baqarah: 194)
Maksudnya tolaklah tindakan dzalim mereka dengan sepadan. Ayat
tersebut sangat Sharih mengenai disyariatkannya menolak kedzaliman, dan
membela diri sendiri.
 Hadits, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (4772) dan Imam
Tirmidzi (1420) dan lainnya, dari Said bin Zaid, dari baginda Rasulullah.
Beliau bersabda:
»‫« َم ْن قُتِ َل ُدونَ َمالِ ِه فَهُ َو َش ِهي ٌد َو َم ْن قُتِ َل ُدونَ َأ ْهلِ ِه َأوْ ُدونَ َد ِم ِه َأوْ ُدونَ ِدينِ ِه فَه َُو َش ِهي ٌد‬
354
Diwajibkan bagi orang yang ‫ا‬::‫ َمانُ َم‬: ‫ض‬ ِ ‫َو َعلَى َرا ِك‬
َ ‫ ِة‬: َ‫ب ال َّداب‬
menaiki hewan kendaraan ُ‫َأ ْتلَفَ ْتهُ دَابَتُه‬
mengganti rugi semua perkara yang
dirusak oleh hewannya itu633).

BUGHAT (PEMBERONTAK)
(Fasal) Pemberontak634) boleh ‫ ُل ْالبَ ْغ ِي‬:::‫ ُل َأ ْه‬:::َ‫ َويُقَات‬: )‫ص^^^ ٌل‬
ْ َ ‫(ف‬
“Siapa yang dibunuh karena membela hartanya maka ia syahid, siapa yang
dibunuh karena membela keluarganya maka ia syahid, atau karena membela
darahnya, atau karena membela agamanya maka ia syahid."
Maksud “keluarganya” adalah istri, dan lain sebagainya, seperti anak,
saudari, ibu, dan semua orang yang ia bisa mendapatkan aid sebab melalaikan
mereka.
Makna hadits di atas adalah: Sesungguhnya ketika orang tersebut dinilai
sebagai syahid ketika dibunuh, maka hal ini menunjukkan bahwa orang
tersebut diperkenankan untuk berjuang melawannya. Seperti halnya orang
yang syahid dalam peperangan diperkenankan untuk berperang melawan
musuhnya. Terkadang dengan tindakan melawannya itu ia terbunuh oleh
musuhnya itu.
Hadits di atas juga menjelaskan bahwa orang itu adalah seseorang yang
diberi izin membunuh karena melawan orang yang hendak menyakitinya. Dan
orang yang diberikan izin tidak dikenakan dhoman. Ketika ia harus
membunuh, maka melakukan tindakan yang lebih ringan dari membunuh lebih
utama. Ia tidak harus melakukan tindakan yang besar, saat si pelaku
menyerang dengan ringan. Ketika ia cukup hanya dengan berteriak, meminta
tolong, maka ia tidak perlu sampai memukul. Saat ia cukup hanya memukul,
maka ia tidak perlu sampai memotong dan seterusnya.
Membela diri hukumnya wajib, ketika yang didzalimi adalah harga diri
dan nyawa. Karena tidak mau membela kehormatan itu sama seperti
memperkenankan pencemaran kehormatan itu. Dan seseorang tidak memiliki
hak memperkenankan orang lain mencemarkan kehormatannya dalam keadaan
apapun juga. Begitu juga tidak membela nyawa sama seperti menyerahkan
nyawa kepada orang yang dzalim, dan hal itu hukumnya tidak boleh. Kecuali
pelakunya seorang muslim, dan hal itu terkadang disunnahkan.
Apabila target penyerangan adalah hartanya, maka ia diperkenankan
untuk membela atau meninggalkannya. Karena ia memiliki hak untuk
memberikan harta itu kepada orang lain. Maka tidak membela harta miliknya
dialihkan seperti pemberian izin mengambil hartanya.
355
diperangi dengan 3 syarat, antara ‫في‬ِ :‫وْ ا‬:::ُ‫ َأ ْن يَ ُكوْ ن‬:َ‫ َراِئط‬:::‫ث َش‬
ِ ‫بِثَاَل‬
lain: َ ‫ ع َْن قَب‬:‫وْ ا‬::‫ ٍة َوَأ ْن يَ ْخ ُر ُج‬:‫َمنَ َع‬
‫ ِة‬: ‫ْض‬
1) Mereka mempunyai kekuatan635), ‫اِإْل َم ِام‬
2) Mereka keluar dari kekuasaan
imam636),
3) Mereka memiliki takwil ‫اِئ ٌغ َواَل‬: ‫ ٌل َس‬: ‫َوَأ ْن يَ ُكوْ نَ لَهُ ْم تَْأ ِو ْي‬
(pemahaman dalil) yang mungkin
Adapun membela nyawa orang lain, harta, dan kehormatan orang itu
hukumnya sama seperti membela diri, harta, dan kehormatannya sendiri. Hal
ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab
Musnad-nya (3/487): Sesungguhnya baginda Rasulullah bersabda:
ِ ْ‫هُ هللاُ َعلَى ُرُؤ و‬:َ‫ َأ َّذل‬، ُ‫ َره‬:‫ص‬
‫س‬ ُ ‫ا ِد ٌر َعلَى َأ ْن يَ ْن‬::َ‫و ق‬: ُ ‫ ْؤ ِم ٌن فَلَ ْم يَ ْن‬:‫ َدهُ ُم‬:‫« َم ْن اُ ِذ َل ِع ْن‬
َ :ُ‫ َرهُ َوه‬:‫ص‬
»‫ق يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬ِ ‫ْال َخاَل ِئ‬
“Barang siapa yang disampingnya ada seorang muslim yang dihina dan ia
tidak menolongnya, sementara ia mampu untuk menolong orang itu. Maka
Allah akan menghinanya di depan semua makhluk pada hari kiamat.”
633
) Baik hewan itu merusak barang menggunakan kaki depan atau belakang,
mulut, dan lain sebagainya. Karena tindakan perusakan hewan tunggangan
disebabkan kecerobohan penunggangnya.
Dalil yang menjelaskan hal ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Abu Daud (3570) dan lainnya:
َ ‫ا َأ‬::‫يَ ِة َم‬: ‫اش‬
ْ َ‫اب‬: ‫ص‬
‫ت‬ ِ ‫ ِل ْال َم‬: ‫ار َوَأ َّن َعلَى َأ ْه‬:
ِ :َ‫ا فِي النَّه‬::َ‫ ِل ْال َح َواِئ ِط ِح ْفظُه‬: ‫ى َأ َّن َعلَى َأ ْه‬: ‫ض‬ ٰ َ‫«ق‬
»‫َما ِشيَتُهُ ْم بِاللَّ ْي ِل‬
“Rasulullah menetapkan bahwa pemilik kebun harus menjaganya di siang
hari. Sedang pemilik hewan ternak bertanggung jawab atas apa yang dirusak
hewan ternaknya di malam hari.”
Makna hadits di atas adalah berdasarkan kebiasaan yang terjadi bahwa
pemilik kebun akan menjaga tanaman mereka pada siang hari, dan
meninggalkannya tanpa ada penjaga saat malam hari, sedangkan pemilik
hewan ternak menggembalakan hewan ternak mereka di siang hari, dan
menjaganya saat malam hari. Maka Rasulullah menetapkan sebuah keputusan
berdasarkan kebiasaan ini.
Ketika pemilik kebun ceroboh dan tidak menjaga tanamannya saat siang
hari, hingga hewan ternak masuk ke dalam kebun dan merusak sesuatu dari
tanaman itu, maka kewajiban membayar dhoman ada padanya. Begitu juga,
apabila pemilik hewan ternak ceroboh hingga meninggalkan hewan ternaknya
tetap bergembala pada malam hari hingga masuk ke dalam kebun dan merusak
356
benar637). Tawanan pemberontak ‫يُ ْقتَ ُل َأ ِس ْي ُرهُ ْم َواَل يُ ْغنَ ُم َمالُهُ ْم َواَل‬
tidak boleh dibunuh. Harta mereka ‫ف َعلَى َج ِر ْي ِح ِه ْم‬ :ُ َّ‫يُ َذف‬
tidak boleh dirampas. Dan
pemberontak yang terluka tidak
boleh dibunuh638).

Murtad
(Fasal) Barang siapa keluar dari ْ َ ‫(ف‬
‫ َو َم ِن ارْ تَ َّد ع َِن اِإْل ْساَل ِم‬:)‫ص ٌل‬
agama Islam, maka ia diperintahkan َ ‫ْب ثَالَثا ً فَِإ ْن ت‬
‫َاب َوِإاَّل قُتِ َل‬ َ ‫ا ْستُتِي‬
tanaman yang ada, maka apa yang dirusak hewan ternak itu berada pada
tanggungan pemilik hewan ternak.
Ketetapan baginda Rasulullah ini menjelaskan bahwa seseorang yang
memiliki tanggung jawab pada suatu perkara, dan ia lalai pada perkara yang
menjadi tanggung jawabnya hingga menyebabkan suatu dampak kerusakan,
maka hal itu menjadi tanggungannya.
Kerusakan yang disebabkan karena kendaraan bermotor pada zaman
modern saat ini diqisakan kepada kerusakan karena hewan ternak. Maka sopir
kendaraan wajib membayar tanggungan segala kerusakan yang diakibatkan
kelalaian, dan perbuatannya selama ia mampu menghindarinya. Diantaranya
adalah menyibakkan debu-debu yang banyak, tanah dan air yang kotor karena
laju kendaraannya yang berlebihan. Apabila hal ini menyebabkan dharar bagi
pejalan kaki, dan orang-orang yang ada di pasar, maka ia wajib menanggung
semua hal yang diakibatkan dari hal tersebut.
634
) Pemberontak adalah sekelompok kaum muslimin yang keluar dari ketaatan
kepada seorang Imam yang sah, yaitu Imam yang dipilih oleh sebagian besar
kaum muslimin. Mereka tidak mau menjalankan kewajiban dan memerangi
kaum muslimin lainnya. Hal ini berdasarkan takwil mereka terhadap hukum-
hukum yang menyelisihi muslimin lainnya. Di samping itu, mereka mengklaim
bahwa mereka benar, dan kekuasaan pemerintahan yang sah adalah milik
mereka. memerangi mereka hukumnya wajib bagi orang yang adil bersama
imam mereka apabila syarat-syarat yang telah diuraikan terpenuhi.
Dalil-dalil yang menjelaskan disyariatkannya memerangi pemberontak adalah:
 Al-Qur’an, yaitu firman Allah:
‫ َرى‬:‫ دَاهُ َما َعلَى اُأْل ْخ‬:ْ‫َت ِإح‬ ْ ‫ِإ ْن بَغ‬:َ‫ا ف‬:‫لِحُوا بَ ْينَهُ َم‬:‫ص‬ْ ‫وا فََأ‬::ُ‫ ْؤ ِمنِينَ ا ْقتَتَل‬:‫َان ِمنَ ْال ُم‬
ِ ‫طاِئفَت‬ َ ‫{ َوِإ ْن‬
ُ ْ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬
‫طوا ِإ َّن‬:‫ت فَ صْ لِحُوا بَ ْينَهُ َما بِال َع ْد ِل َو ق ِس‬ ‫َأ‬ َّ
ْ ‫فَقَاتِلُوا التِي تَ ْب ِغي َحتَّى تَفِي َء ِإلَى ْم ِر هللاِ فَِإ ْن فَا َء‬
] 9 :‫هللاَ يُ ِحبُّ ْال ُم ْق ِس ِطينَ } [الحجرات‬
357
bertaubat sampai 3 hari. Apabila ia
tidak mau bertaubat, maka ia harus
dibunuh639).
Dan mayat orang yang murtad tidak ‫ ِه َولَ ْم‬:‫ َّل َعلَ ْي‬: ‫ُص‬َ ‫لْ َولَ ْم ي‬: ‫َس‬َّ ‫َولَ ْم يُغ‬
boleh dimandikan, dishalati, dan ‫في َمقَابِ ِر ْال ُم ْسلِ ِميْن‬ِ ُ‫يُ ْدفَن‬
dikubur pada makam orang
islam640).

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar
perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu
perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut,
damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku
adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”
Point Istidlal dengan ayat di atas adalah memerangi sekelompok
pemberontak hukumnya wajib atas perintah Imam. Ketika pemberontakan itu
berasal dari satu kelompok kepada kelompok lainnya. Apabila pemberontakan
itu dilakukan kepada imam saja, maka berperang bersama imam itu lebih
utama.
 Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (1852) dan lainnya, dari Arfajah,
ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
َ ‫ ِّر‬:َ‫ا ُك ْم َأوْ يُف‬:‫َص‬
‫ا َعتَ ُك ْم‬::‫ق َج َم‬ َّ :‫ ُد َأ ْن يَ ُش‬:‫ ٍد ي ُِري‬:‫اح‬
َ ‫قع‬ ٍ :‫« َم ْن َأتَا ُك ْم َوَأ ْم ُر ُك ْم َج ِمي ٌع َعلَى َر ُج‬
ِ ‫ل َو‬:
»ُ‫فَا ْقتُلُوْ ه‬
“Apabila terdapat seorang laki-laki yang mendatangi kalian, sementara
kepemimpinan kalian berada pada seseorang. Dan laki-laki itu datang hendak
memecah tongkat kalian atau memisahkan persatuan kalian, maka bunuhlah
laki-laki itu.”
Maksud “kepemimpinan kalian” adalah kepemimpinan yang disepakati.
Maksud “hendak memecah tongkat kalian” adalah kinayah dari memprovokasi
untuk menimbulkan persilihan dan kebencian sehingga orang-orang menjadi
terpisah belah seperti hancurnya tongkat yang dipecah.
Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda:
ِ ‫ق َأ ْم َر هَ ِذ ِه اُأْل َّمةَ َوهُ ْم َج ِمي ٌع فَاضْ ِربُوهُ بِال َّسي‬
» َ‫ْف َكاِئنًا َم ْن َكان‬ َ ‫«فَ َم ْن َأ َرا َد َأ ْن يُفَ ِّر‬
“Barangsiapa ingin memecah belah urusan umat ini sedang mereka dalam
keadaan bersatu, maka bunuhlah ia dengan pedang kapan dan dimanapun
saja."
358
Orang yang meninggalkan shalat
(Fasal) Orang yang meningalkan ‫اَل ِة َعلَى‬: ‫الص‬ َّ ‫ك‬ ُ ‫ار‬:
ِ :َ‫ َوت‬:)‫ص ^ ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
shalat itu ada 2 macam, yaitu: 1) :‫ا‬::َ‫ َأ ْن يَ ْت ُر َكه‬: ‫ ُدهُ َما‬::‫رْ بَي ِْن َأ َح‬::‫ض‬ َ
Meningalkan shalat tanpa meyakini
‫ا‬::َ‫ فَ ُح ْك ُمه‬:‫ا‬::َ‫ ٍد لِ ُوجُوْ بِه‬::ِ‫ر ُم ْعتَق‬::ْ
َ ‫َغي‬
kewajiban shalat, maka hukumnya ْ
‫ُح ْك ُم ال ُمرْ تَ ِد‬
635
) Pemberontak memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan Imam dan
orang yang adil. Kriteria kekuatan itu apabila mereka memiliki pasukan yang
bisa bergabung dengan mereka, benteng tempat berlindung, atau mereka
menguasai daerah kaum muslimin. Dikarenakan tujuan memerangi mereka
adalah untuk menolak kejahatan mereka. Apabila mereka tidak memiliki
kekuatan dengan kriteria seperti ini, maka kejahatan mereka tidak perlu
ditakuti.
636
) Disamping itu, pemberontak memisahkan diri ke suatu negeri atau desa yang
mereka memiliki seorang pemimpin yang ditaati.
637
) Maksudnya adalah mereka memiliki dalil-dalil syubhat yang mungkin benar,
baik bersumber dari Al-Qur’an atau Sunnah. Dimana dengan dalil itu mereka
memiliki pemahaman diperbolehkannya mereka keluar dari imam yang sah,
atau tidak mau menjalankan kebenaran yang diarahkan kepada mereka. Barang
siapa yang keluar (dari imam) tanpa memiliki takwil maka ia adalah Mu’anid
(orang yang keras kepala) dan bukan Bughot (pemberontak). Seperti
penakwilan sebagian kelompok yang keluar dari pemerintahan Sayyidina Ali
bin Abi Thalib yang beranggapan bahwa beliau mengetahui siapa pembunuh
Sayyidina Utsman, namun ia tidak menjatuhkan kepada mereka. Dalam
pemahanam mereka, hal ini adalah sebuah kekufuran, karena beliau melalaikan
hukum yang telah Allah turunkan. Allah berfirman:
َ ‫{ َو َم ْن لَ ْم يَحْ ُك ْم بِ َما َأ ْن َز َل هللاُ فَُأولَِئ‬
] 45 :‫ك هُ ُم الظَّالِ ُمونَ } [المائدة‬
“Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah,
maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah: 45)
Seperti juga penakwilan orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat
kepada Sayyidina Abu Bakar. Mereka beranggapan bahwa mereka wajib
memberikan zakat hanya kepada seseorang yang doanya menjadi rahmat bagi
mereka, yaitu Rasulullah. Allah berfirman:
}‫ َك ٌن لَهُ ْم‬:‫اَل تَكَ َس‬:‫ص‬ َ ‫ َوالِ ِه ْم‬:‫ذ ِم ْن َأ ْم‬:
َ ‫ا َو‬::َ‫ َز ِّكي ِه ْم بِه‬:ُ‫ َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوت‬:‫ص‬
َ ‫ ِّل َعلَ ْي ِه ْم ِإ َّن‬:‫ص‬ ْ :‫{ ُخ‬
] 103 :‫[التوبة‬
359
seperti orang murtad641).
2) Meninggalkan shalat karena ً‫ال‬:::::‫ا َك َس‬:::::َ‫ َأ ْن يَ ْت ُر َكه‬: ‫اني‬ :ِ َّ‫َوالث‬
malas dan meyakini kewajiban :ُ ‫تَت‬: ‫ا فَي ُْس‬::َ‫داً لِ ُوجُوْ بِه‬::ِ‫ُم ْعتَق‬
‫ِإ ْن‬: َ‫َاب ف‬
shalat, maka ia diperintahkan untuk
bertaubat. Apabila ia sudah
َ‫ َوِإاَّل قُتِ َل ح َّداً َو َكان‬:‫صلَّى‬ َ ‫َاب َو‬
َ ‫ت‬
ْ
َ‫ُح ْك ُمهُ ُحك ُم ال ُم ْسلِ ِم ْين‬
ْ
bertaubat kemudian melakukan
shalat (maka ia dimaafkan). Apabila
tidak, maka ia harus dibunuh
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.” (QS.
At-Taubah: 103)
Apabila ketiga syarat di atas tidak terpenuhi, maka mereka tidak masuk
dalam klasifikasi pemberontak. Dan memerangi mereka hukumnya tidak
wajib. Tetapi mereka hanya dihukum dengan perbuatan mereka, dan akibat
yang ditimbulkannya. Dan mereka tidak diperlakukan seperti halnya
pemberontak.
Disamping itu, hukum diperbolehkannya memerangi mereka disyaratkan
juga apabila seorang imam mengutus seorang laki-laki amanah yang cerdas.
Laki-laki itu ditugaskan untuk memberi nasehat kepada pemberontak dan
mengajak mereka kepada ketaatan. Ia juga menjelaskan syubhat-syubhat dalil
yang mereka gunakan, ketika pemberontak mengemukakan dalil syubhat
mereka. ia juga bertanya kepada mereka apa yang mereka benci dari imam
yang adil, dan menakut-nakuti mereka akibat dari pemberontakan. Dan ia juga
mengancam mereka dengan peperangan apabila mereka tetap seperti itu.
Hal ini berdasarkan Allah memerintahkan perdamaian sebelum meletusnya
peperangan. Allah berfirman:
] 9 :‫َت ِإحْ دَاهُ َما َعلَى اُأْل ْخ َرى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَ ْب ِغي } [الحجرات‬
ْ ‫{ فََأصْ لِحُوا بَ ْينَهُ َما فَِإ ْن بَغ‬
“Hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu
melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar
perjanjian itu kamu perangi sampai surut.” (QS. Al-Hujurat: 9)
Hal inilah yang juga dilaksanakan oleh Sayyidina Ali ketika beliau
mengutus Ibnu Abbas menemui Khawarij. Ibnu Abbas mengajak mereka
berdialog sehingga 4.000 orang bertaubat dan kembali kepada imam yang sah
sementara lainnya tetap pada pendiriannya. Maka Sayyidina Ali memerangi
mereka yang tersisa itu. (Musnad Imam Ahmad: 1/871)
638
) Perbedaan antara memerangi pemberontak dan orang kafir adalah:
360
sebagai had642). Dan statusnya
seperti stastus orang-orang Islam
umumnya643).

 Apabila diantara pasukan pemberontak berhasil ditahan, maka mereka tidak


akan dibunuh, seperti halnya mereka tidak dijadikan budak. Mereka hanya
dipenjara sampai pemberontakan mereka habis, kemudian mereka dibebaskan.
 Apabila harta pemberontak diambil, maka harta itu tidak dibagi seperti harta
ghanimah. Tetapi harta itu ditahan sampai pemberontakan selesai, kemudian
dikembalikan lagi.
 Apabila diantara pasukan pemberontak ditemukan yang terluka, maka ia tidak
dieksekusi mati. Apabila diantara mereka melarikan diri, maka ia tidak dikejar.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi (8/182)
dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Rasulullah bersabda kepada Abdullah bin
Mas’ud: “Wahai Ibnu Mas’ud, apakah kau tahu apa hukum Allah kepada
pemberontak diantara umat ini?” Abdullah bin Mas’ub menjawab: “Allah dan
rasul-Nya lebih mengetahui.”
Rasulullah bersabda:
‫ ِري ِْح ِه ْم وفي‬:‫ َذفَّفُ َعلَى َج‬:ُ‫ ْي ُرهُ ْم َواَل ي‬:‫ ُل َأ ِس‬:َ‫«فَِإ َّن ُح ْك َم هللاِ فِ ْي ِه ْم َأ ْن اَل يُ ْتبَ َع ُم ْدبِ ُرهُ ْم َواَل يُ ْقت‬
» ‫ َواَل يُ ْق َس ُم فَيُْؤ هُ ْم‬:‫رواية‬
“Sesungguhnya hukum Allah pada mereka adalah orang yang kabur tidak
dikejar, mereka yang ditawan tidak dibunuh, mereka yang terluka tidak
dipercepat kematiannya, dalam sebuah riwayat: harta rampasan dari mereka
tidak dibagi.”
Diriwayatkan dari Ibnu Syaibah dengan sanad Hasan: Sesungguhnya
Sayyidina Ali memerintahkan juru siar pada perang Jamal untuk berseru:
“Orang yang melarikan diri jangan dikejar, orang yang terluka jangan dibunuh,
dan jangan membunuh tawanan. Barang siapa yang menutup pintunya, maka ia
aman. Barang siapa yang membuang senjatanya, maka ia aman.” Mughnil
Muhtaj: 4/127
Diriwayatkan juga darinya: Sesungguhnya Ali membuang apa yang
beliau dapatkan dari pasukan penduduk Nahrawan di sebuah tanah lapang.
Seseorang yang mengenal suatu barang, maka ia mengambilnya hingga yang
361
 ‫َاب ا ْل ِج َها ِد‬
ُ ‫ ِكت‬
Kitab Jihad

Syarat Wajib Jihad

tersisa hanyalah sekadar besi milik seseorang. Kemudian orang itu


mengambilnya.
Nahrawan adalah sebuah daerah yang dekat dengan kota Baghdad.
639
) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari (2854) dari Ibnu
Abbas, ia berkata: Rasulullah bersabda:
»ُ‫« َم ْن بَ َّد َل ِد ْينَهُ فَا ْقتُلُوْ ه‬
“Barang siapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah ia.”
Serta sabda Rasulullah:
ٍ ‫ دَى ثَاَل‬::ْ‫«اَل يَ ِحلُّ َد ُم ا ْم ِرٍئ ُم ْسلِ ٍم يَ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوَأنِّي َرسُو ُل هللاِ ِإاَّل بِِإح‬ 
ُ‫ث النَّ ْفس‬
»‫ك لِ ْل َج َما َع ِة‬ ِ َّ‫ق ِم ْن الدِّي ِن الت‬
ُ ‫ار‬ ِ ‫س َوالثَّيِّبُ ال َّزانِي َو ْال َم‬
ُ ‫ار‬ ِ ‫بِالنَّ ْف‬
“Darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan aku utusan Allah tidak halal kecuali karena tiga perkara: membunuh
nyawa seseorang, janda (atau duda) yang berzina dan meninggalkan agama,
meninggalkan jama’ah kaum muslimin.” Silahkan simak catatan kaki nomer 2
halaman: 201
Memerintahkan bertaubat hukumnya adalah wajib. Seseorang yang
murtad diperintahkan bertaubat dan kembali kepada agama Islam sebelum ia
dijatuhi hukuman mati. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari
Imam Daruquthni (3/118) dari Jabir:
‫ا‬::َ‫ض َعلَ ْيه‬
َ ‫ر‬: ْ ‫د‬:َ‫انَ ِإرْ ت‬::‫ا ُأ ُّم رُوْ َم‬::َ‫ا ُل لَه‬::َ‫ َرَأةً يُق‬:‫«َأ َّن أ ْم‬
َ :‫ َأ ْن يُ ْع‬ ‫َأ َم َر النَّبِ ُّي‬:َ‫الَ ِم ف‬:‫َت َع ِن اِإْل ْس‬
»‫ت‬ْ َ‫ت َوِإالَّ قُتِل‬ ْ ‫اِإْل ْساَل َم فَِإ ْن َر َج َع‬
Sesungguhnya seorang wanita yang bernama Ummi Ruman murtad dari
Islam. Maka Rasulullah memintanya kembali ke agama Islam apabila ia
bertaubat. Apabila tidak maka ia dibunuh.
Dikatakan: Orang yang murtad diberi tenggang waku selama 3 hari,
selama itu ia diperintahkan untuk bertaubat. Hal ini berdasarkan pendapat
Sayyidina Umar bin Khattab mengenai seorang murtad yang dijatuhi hukuman
mati tanpa diberi tenggang waktu. Sayyidina Umar berkata: “Apakah kalian
362
Syarat wajib jihad644) itu ada 7, ‫ ْب ُع‬: ‫ا ِد َس‬::َ‫ب ْال ِجه‬ِ ْ‫و‬::‫ َراِئطُ ُو ُج‬: ‫َو َش‬
yaitu: 1) Islam, 2) Baligh, 3) ‫غ‬ُ ْ‫و‬::::ُ‫اَل ُم َو ْالبُل‬::::‫ اِإْل ْس‬:‫ا ٍل‬::::‫ص‬ َ ‫ِخ‬
Berakal, 4) Merdeka,
ِ ‫َو ْال َعق ُل َوالح‬
ُ‫ُريَّة‬ ْ ْ
5) Seorang laki-laki, 6) Sehat, 7) ُ‫ة‬::َ‫ َحةُ َوالطَّاق‬::‫الص‬ ِّ ‫الذ ُكوْ ِريَّةُ َو‬ ُّ ‫َو‬
Kuat berperang645).
ِ ‫َعلَى ْالقِت‬
‫َال‬
‫ُأ‬
Seseorang yang ditawan dari ‫ار فَ َعلَى‬ِ َّ‫ َر ِمنَ ْال ُكف‬::::::::::‫َو َم ْن ِس‬
tidak memenjarakannya terlebih dahulu, memberinya makan roti setiap hari,
dan memintanya taubat sehingga diharapkan ia bertaubat dan kembali kepada
Allah?” Lantas Sayyidina Umar berkata: “Ya Allah, sesungguhnya hamba
tidak hadir, dan tidak memerintahkan. Hamba tidak ridha akan keputusan
masalah ini.” (Muwwatho’: 2/737)
Pendapat yang Rajih dalam madzhab Imam Syafi’i adalah orang yang
murtad tidak diberi tenggang waktu berdasarkan teks dhahir dalil-dalil yang
dikemukakan di atas. Imam Bukhari (6525) dan Imam Muslim (1733)
meriwayatkan hadits mengenai pengangkatan Abu Musa Al-Asy’ari sebagai
gubernur Yaman. Dalam hadits tersebut dikatakan: Kemudian Muadz bin Jabal
mengikuti Abu Musa Al-Asy’ari. Saat ia telah sampai, Abu Musa
memberikannya bantal. Abu Musa berkata: “Istirahatlah.” Ketika itu, Muadz
melihat seorang laki-laki yang diikat. Muadz bertanya: “Siapa laki-laki itu?”
Abu Musa berkata: “Laki-laki itu sebelumnya beragama Yahudi, lalu
masuk Islam, dan kembali masuk Yahudi.” Abu Musa berkata: “Duduklah.”
Muadz menjawab: “Aku tidak akan duduk sampai ia dihukum mati. Ini adalah
hukum Allah dan rasul-Nya.” Muadz mengatakannya sebanyak 3 kali. Lantas
Abu Musa memerintahkan laki-laki itu dieksekusi mati.
640
) Murtad tidak bisa dikuburkan ke pemakaman kaum muslimin karena ia telah
keluar dari mereka. Allah berfirman:
ْ ‫{ َو َم ْن يَرْ تَ ِد ْد ِم ْن ُك ْم ع َْن ِدينِ ِه فَيَ ُم‬
] 217 :‫ت َوهُ َو َكافِرٌ} [البقرة‬
“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran.” (QS. Al-Baqarah: 217)
641
) Orang yang meninggalkan shalat tersebut diperintahkan taubat. Taubatnya
adalah dengan ia mendirikan shalat seraya mengumumkan keyakinannya
tentang wajibnya shalat. Apabila ia tidak mau bertaubat, maka ia dijatuhi
hukuman mati dalam keadaan kafir. Mayatnya tidak dimandikan, tidak
dishalati, dan tidak dikubur di pemakaman muslimin.
Imam Muslim (82) dan lainnya meriwayatkan dari Jabir: Aku mendengar
Rasulullah bersabda:
363
golongan orang kafir, maka dibagi 2 ‫ا‬::ً‫وْ نُ َرقِ ْيق‬::‫رْ بٌ يَ ُك‬: ‫ض‬
َ : ‫ضرْ بَ ْي ِن‬
َ
ِ ‫بِنَ ْف‬
hal, yaitu: 1) Orang tersebut ُ‫ ْبيَان‬:::::‫الص‬ ُ َّ ‫س‬
ِّ ‫ب ِْي َوه ُم‬:::::‫الس‬
menjadi budak sebab ditawan646),
‫َوالنِّ َسا ُء‬
yaitu anak kecil dan kaum wanita
2) Orang tersebut tidak menjadi َّ ‫س‬
‫ب ِْي‬: ‫الس‬ ِ ‫ق بِنَ ْف‬ ِ :َ‫رْ بٌ اَل ي‬: ‫ض‬
ُّ ‫ر‬: َ ‫َو‬
budak sebab ditawan yaitu orang ْ
َ‫َوهُ ُم الرِّ َجا ُل البَالِ ُغوْ ن‬
laki-laki yang sudah baligh.

َّ ‫ك َو ْال ُك ْف ِر تَرْ كَ ال‬


» ‫صاَل ِة‬ ِ ْ‫« ِإ َّن بَ ْينَ ال َّر ُج ِل َوبَ ْينَ ال ِّشر‬
“Sesungguhnya yang memisahkan seorang laki-laki dengan kesyirikan dan
kekafiran adalah meninggalkan shalat.”
Maksudnya adalah meninggalkan shalat karena menyangkal dan
mengingkari kewajiban shalat.
642
) Orang tersebut dijatuhi sanksi diatas adalah sebagai bentuk hukuman karena
meninggalkan ibadah wajib yang mengharuskan ia untuk diperangi. Hal
tersebut berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (25) dan
Imam Muslim (22) dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
‫وا‬::‫و ُل هللاِ َويُقِي ُم‬:‫هَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َر ُس‬:َ‫هَدُوا َأ ْن الَ ِإل‬:‫اس َحتَّى يَ ْش‬ َ َّ‫ َل الن‬:ِ‫ت َأ ْن ُأقَات‬ ُ ْ‫ر‬::‫«ُأ ِم‬
‫الَ ِم‬:‫ق اِإل ْس‬ِّ :‫ َوالَهُ ْم ِإالَّ بِ َح‬:‫ا َءهُ ْم َوَأ ْم‬::‫ ُموا ِمنِّي ِد َم‬:‫َص‬
َ ‫كع‬ َ ِ‫صالَةَ َويُْؤ تُوا ال َّز َكاةَ فَِإ َذا فَ َعلُوا َذل‬
َّ ‫ال‬
»ِ‫َو ِح َسابُهُ ْم َعلَى هللا‬
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi tidak
ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah
melakukan hal tersebut maka mereka telah memelihara darah dan harta
mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada
Allah.”
Hadits di atas menjelaskan bahwa seseorang yang telah mengucapkan
dua kalimat syahadat, harus diperangi apabila tidak mendirikan shalat. Tetapi
ia tidak menjadi kafir. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Daud (1420) dan lainnya, dari Ubadah bin Shamit, ia berkata: Aku mendengar
Rasulullah bersabda:
‫تِ ْخفَافًا‬: ‫اس‬ َ ‫ ا َء بِ ِه َّن لَ ْم ي‬:‫ فَ َم ْن َج‬،‫ا ِد‬::َ‫ت َكتَبَه َُّن هللاُ َعلَى ْال ِعب‬
ْ ‫ ْيًئا‬: ‫يِّ ْع ِم ْنه َُّن َش‬: ‫ُض‬ ٍ ‫لَ َوا‬: ‫ص‬َ ُ‫« َخ ْمس‬
،‫ ٌد‬:‫ َد هللاِ َع ْه‬:‫هُ ِع ْن‬:َ‫ْس ل‬َ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ ‫ف‬ ‫ن‬َّ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ْأ‬ : ‫ي‬
ِِ ِ َ ْ َ َ ‫م‬َ ‫ل‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ،َ ‫ة‬َّ ‫ن‬‫ج‬َ ْ
‫ال‬ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫خ‬
ِ ْ
‫د‬ ُ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ ‫َأ‬ ٌ
‫د‬ ْ
‫ه‬ ‫ع‬ ‫هللا‬
َ ِ َ ِ ‫د‬‫ن‬ْ ‫ع‬ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ َ‫ َكان‬،‫بِ َحقِّ ِه َّن‬
ْ ‫َأ‬
»َ‫ َوِإ ْن َشا َء ْد َخلَهُ ال َجنة‬،ُ‫ِإ ْن َشا َء ع ََّذبَه‬
َّ
“Allah telah mewajibkan lima shalat kepada manusia. Barangsiapa
melakukannya dengan tidak menyia-nyiakan sesuatupun dari lima shalat itu,
364
Imam diperkenankan memilih 4 ‫ ِة‬::‫م ُم َخيَّ ٌر فِ ْي ِه ْم بَ ْينَ َأرْ بَ َع‬:ُ ‫ا‬::‫َواِإْل َم‬
perkara kepada mereka, yaitu: 1) ‫ق‬ ُ ‫تِرْ قَا‬::::‫ ُل َوااْل ِ ْس‬::::‫ ْالقَ ْت‬: ‫يَا َء‬::::‫َأ ْش‬
Dibunuh, 2) Menjadikan budak, 3)
Membebaskan, 4) Memerintahkan
ْ‫ا ِل َأو‬:::::::‫ةُ بِ ْال َم‬:::::::َ‫َو ْال َم ُّن َو ْالفِ ْدي‬
membayar tebusan baik dengan ‫ ِه‬:‫ا فِ ْي‬::‫كَ َم‬::ِ‫ ُل ِم ْن َذل‬:‫ِّجا ِل يَ ْف َع‬ َ ‫بِالر‬
harta atau beberapa orang laki- ُ‫ص ْل َحة‬َ ‫ال ْم‬
laki647). Imam memilih 4 hal yang

karena meremehkan hak-haknya, maka ia memiliki perjanjian di sisi Allah


apabila Dia akan memasukannya ke dalam surga. Dan barangsiapa tidak
melakukannya, maka ia tidak memiliki perjanjian di sisi Allah. Apabila Allah
menghendaki, Dia akan menyiksanya, dan jika Allah menghendaki, Dia akan
memasukannya ke dalam surga.”
Hadits di atas menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan shalat dan ia
tetap meyakini kewajibannya, maka ia tidak menjadi kafir. Karena apabila ia
menjadi kafir, niscaya ia tidak akan masuk dalam sabda Rasulullah: “Dan jika
Allah menghendaki, Dia akan memasukannya ke dalam surga.” Karena orang
kafir tidak akan bisa masuk surga sama sekali. Sehingga hadits ini menjelaskan
orang yang meninggaklan shalat karena malas dengan mengkombinasikan
beberapa dalil.
643
) Orang tersebut dimandikan, dikafani, dishalati, dan dikuburi di pemakaman
kaum muslimin karena ia termasuk golongan mereka.
644
) Jihad adalah salah satu kewajiban Islam, dan syiar Islam yang paling agung.
Dalil-dalil yang menjelaskan disyariatkannya jihad antara lain:
 Al-Qur’an, sangat banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang jihad, antara
lain: Firman Allah:
‫ى َأ ْن‬:‫َس‬
َ ‫ ٌر لَ ُك ْم َوع‬:‫ َو خَ ْي‬:ُ‫ ْيًئا َوه‬:‫وا َش‬::ُ‫ى َأ ْن تَ ْك َره‬:‫َس‬ َ ‫رْ هٌ لَ ُك ْم َوع‬::‫ َو ُك‬:ُ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ْالقِتَا ُل َوه‬َ ِ‫{ ُكت‬
‫اَل‬ ُ ْ ‫َأ‬ َ ‫هَّللا‬ ُ
] 216 :‫تُ ِحبُّوا ش ْي ا َوهُ َو ش ٌّر لك ْم َو ُ يَ ْعل ُم َو نت ْم تَ ْعل ُمونَ } [البقرة‬
َ َ َ ‫ًئ‬ َ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu
yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:
216)
 Hadits, dalil yang menjelaskannya adalah jihad-jihad yang telah baginda
Rasulullah tegakkan mulai beliau diberi izin melakukan jihad, sampai beliau
kembali kepada Allah. Disamping itu, beliau juga senantiasa menjelaskan
hukum-hukum dan tujuannya. Seperti sabda Rasulullah:
365
paling memberikan
kemaslahatan648).
Barang siapa yang masuk islam َ‫ ِرز‬::ْ‫ ِر ُأح‬::‫ َل اَأْل ْس‬::ْ‫لَ َم قَب‬::‫َو َم ْن َأ ْس‬
sebelum ditawan, maka hartanya, ‫صغَا ُر َأوْ اَل ِد ِه‬
ِ ‫َمالُهُ َو َد ُّمهُ َو‬
darahnya, dan anak-anaknya yang
masih kecil dijaga649).
Anak kecil dihukumi Islam, apabila ‫ َد‬::‫اَل ِم ِع ْن‬::‫بِ ِّي بِاِإْل ْس‬::‫لص‬
َّ ِ‫م ل‬:ُ ‫َويُحْ َك‬
ditemukan beberapa sebab: 1)
َ َّ‫ت َأ ْن ُأقَاتِ َل الن‬
»ُ‫اس َحتَّى يَ ْشهَدُوا َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا‬ ُ ْ‫«ُأ ِمر‬
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi tidak
ada Tuhan selain Allah.” (HR. Imam Bukhari: 2786 dan Imam Muslim: 21)
Di samping itu, banyak sekali dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits nabawi
yang menjelaskan keutamaan Jihad, motivasi untuk menegakkannya, celaan
meninggalkannya, dan ancaman melalaikannya.
645
) Diantara syarat Jihad adalah orang tersebut mampu berperang dengan badan
dan hartanya tanpa kesulitan yang besar. sehingga hal ini mengecualikan orang
buta, pincang, dan orang yang tidak memiliki nafkah. Dalil yang menjelaskan
syarat-syarat ini adalah:
ِ َّ‫{يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قَاتِلُوا الَّ ِذينَ يَلُونَ ُك ْم ِمنَ ْال ُكف‬
] 123 :‫ار } [التوبة‬
“Wahai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di
sekitar kamu itu.” (QS. At-Taubah: 123)
Seseorang yang diperintahkan untuk berjihad adalah orang-orang
muslim, bukan lainnya. Di samping itu, jihad adalah salah satu ibadah yang
paling utama, dan orang non muslim bukanlah ahli ibadah. Jihad juga
bertujuan untuk meluhurkan kalimat Allah, dan orang kafir tidak akan
berusaha melakukan hal tersebut.
Firman Allah:
َ ْ‫ َعفَا ِء َواَل َعلَى ْال َمر‬: ‫الض‬
}ٌ‫ َرج‬:‫ونَ َح‬::ُ‫ا يُ ْنفِق‬::‫ ُدونَ َم‬:‫ى َواَل َعلَى الَّ ِذينَ اَل يَ ِج‬: ‫ض‬ ُّ ‫ْس َعلَى‬
َ ‫{لَي‬
]91 :‫[التوبة‬
“Orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang
yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan tidak berdosa
(lantaran tidak pergi berjihad).” (QS. At-Taubah: 91)
Maksud “Orang-orang yang lemah” adalah anak kecil dan orang gila.
Maksud “dosa” adalah mereka tidak berdosa ketika tidak pergi berjihad.
Peniadaan dosa dikarenakan tidak berangkat berjihad adalah dalil ketidak
wajibannya.
366
Ketika salah satu dari orang tuanya ‫ ُد‬::‫لِ َم َأ َح‬::‫ َأ ْن ي ُْس‬:‫ب‬
ٍ ‫بَا‬::‫د َأ ْس‬:ِ ْ‫و‬::ُ‫ُوج‬
masuk Islam, 2) Anak tersebut ‫َأبَ َو ْي ِه َأوْ يَ ْسبِيَهُ ُم ْسلِ ٌم ُم ْنفَ ِردًا ع َْن‬
ditawan oleh orang Islam dan ia
dalam keadaan sendirian jauh dari
‫َار‬
ِ ‫في د‬ ِ ‫ا‬::ً‫ ُد لَقِ ْيط‬::‫ ِه َأوْ يُوْ َج‬::ْ‫َأبَ َوي‬
ayah dan ibunya, 3) Anak tersebut ‫اِإْل ْساَل ِم‬
ditemukan di negara Islam650).

Imam Bukhari (2521) dan Imam Muslim (1868) redaksi hadits


menggunakan riwayatnya, meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata:
“Rasulullah menawariku untuk ikut serta pada perang Uhud. Saat itu aku
berumur 14 tahun. Saat beliau mengetahuinya, beliau tidak mengizinkanku.
Pada perang Khandzaq, Rasulullah kembali menawariku. Saat itu aku berumur
15 tahun. Maka beliau mengizinkanku ikut serta.”
Imam Bukhari (1762) meriwayatkan dari Sayyidah Aisya. Ia berkata:
“Wahai Rasulullah, tidak bolehkah kami ikut berperang bersama engkau?”
Rasulullah bersabda:
»ٌ‫«لَ ُك َّن َأحْ َسنُ ْال ِجهَا ِد َوَأجْ َملَهُ ْال َحجُّ َح ٌّج َم ْبرُور‬
“Bagi kalian jihad yang paling baik dan utama adalah haji yang diterima
(Allah).”
646
) Maksudnya adalah orang yang ditawan atau diambil dari barisan musuh, atau
saat mereka berhasil diusir.
647
) Apabila pasukan musuh memberikan uang tebusan sebagai syarat
pembebesan tawanan perang, atau dengan penukaran tawanan perang.
648
) Allah berfirman:
‫ ُد‬:‫ا بَ ْع‬:ًّ‫ق فَِإ َّما َمن‬
َ ‫ا‬:َ‫ ُّدوا ْال َوث‬:‫ب َحتَّى ِإ َذا َأ ْثخَ ْنتُ ُموهُ ْم فَ ُش‬
ِ ‫ب ال ِّرقَا‬ َ َ‫{فَِإ َذا لَقِيتُ ُم الَّ ِذينَ َكفَرُوا ف‬
َ ْ‫ضر‬
] 4 :‫ارهَا} [محمد‬ َ ‫ض َع ْال َحرْ بُ وْ َز‬
‫َأ‬ َ َ‫َوِإ َّما فِدَا ًء َحتَّى ت‬
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka
pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan
mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan
mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir.” (QS. Muhammad:
4)
Imam Bukhari (3804) dan Imam Muslim (1766) meriwayatkan dari Ibnu
Umar, ia berkata: Sesungguhnya Yahudi bani Nadhir dan bani Quraidhah
memerangi Rasulullah. Lantas Rasulullah mengusir bani Nadhir, serta
membiarkan bani Quraidhah menetap dan membebaskan mereka. sampai bani
Quraidhah memerangi kaum muslimin. Kemudian Rasulullah menjatuhkan
367
Ghanimah (Harta rampasan perang)
(Fasal) Barang siapa membunuh ‫ َو َم ْن قَتَ َل قَتِ ْيالً ُأ ْع ِط َى‬:)‫ص ٌل‬
ْ َ ‫(ف‬
musuh, maka ia diberikan harta ُ‫َسلَبَه‬
jarahannya651)
.

Harta Ghanimah (rampasan ‫ك َعلَى‬ َ ::ِ‫ َد َذل‬::ْ‫ ةُ بَع‬::‫ ُم ْال َغنِ ْي َم‬::‫َوتُ ْق َس‬
perang)652) dibagi menjadi 5/5 ُ‫ ة‬::‫ َأرْ بَ َع‬:‫س فَيُ ْعطَى‬ ٍ ‫ا‬::‫ ِة َأ ْخ َم‬::‫خَ ْم َس‬
hukuman mati bagi kaum laki-laki mereka, dan membagi kaum wanita, anak-
anak dan harta mereka diantara kaum muslimin.
Sa’ad bin Muadz menjatuhkan hukuman mati kepada mereka setelah
Rasulullah memintanya menjatuhkan hukuman. Hal ini dilakukan karena bani
Quraidhah sendiri yang meminta Sa’ad bin Muadz yang memberikan
hukuman. Silahkan simak Imam Bukhari (1878) dan Imam Muslim (1768).
Rasulullah menjadikan budak para tawanan Hawazin. Kemudian beliau
memintakan syafaat kepada kaum muslimin setelah tawanan Hawazin
dibagikan diantara muslimin. Hal itu dilakukan saat datangnya utusan bani
Hawazin yang muslim. Mereka meminta kepada Rasulullah agar
mengembalikan tawanan, dan harta mereka. Lantas kaum muslimin
membebaskan seluruh tawanan Hawazin tersebut. (HR. Imam Bukhari: 2963).
Diriwayatkan dari Imam Muslim (1755): Suatu ketika, sekelompok
pasukan perang muslimin datang dengan membawa tawanan. Diantara
tawanan itu terdapat seorang wanita dari bani Fazarah. Lantas Rasulullah
membawa wanita tersebut ke penduduk Makkah. Maka dengan wanita Fazarah
itu, Rasulullah menukar beberapa kaum muslimin yang di tawan di Makkah.
Imam Muslim (1763) juga meriwayatkan bahwa Rasulullah mengambil
tebusan dari tawanan perang Badar.
649
) Hal tersebut berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (25)
dan Imam Muslim (22) dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
‫وا‬::‫و ُل هللاِ َويُقِي ُم‬:‫هَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َر ُس‬:َ‫هَدُوا َأ ْن الَ ِإل‬:‫اس َحتَّى يَ ْش‬ َ َّ‫ َل الن‬:ِ‫ت َأ ْن ُأقَات‬ ُ ْ‫ر‬::‫«ُأ ِم‬
‫الَ ِم‬:‫ق اِإل ْس‬ِّ :‫ َوالَهُ ْم ِإالَّ بِ َح‬:‫ا َءهُ ْم َوَأ ْم‬::‫ ُموا ِمنِّي ِد َم‬:‫َص‬
َ ‫كع‬ َ ِ‫صالَةَ َويُْؤ تُوا ال َّز َكاةَ فَِإ َذا فَ َعلُوا َذل‬
َّ ‫ال‬
»ِ‫َو ِح َسابُهُ ْم َعلَى هللا‬
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi tidak
ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah
melakukan hal tersebut maka mereka telah memelihara darah dan harta
mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada
368
setelah pemberian harta jarahan َ‫اسهَا لِ َم ْن َش ِه َد ْال َو ْق َعة‬
ِ ‫َأ ْخ َم‬
tersebut. Bagian 4/5 diberikan
kepada orang-orang yang ikut
berperang653).
ْ ‫ةُ َأ‬:::َ‫س ثَاَل ث‬
Pasukan penunggang kuda diberikan ‫هَ ٍم‬:::‫س‬ ِ َ‫ لِ ْلف‬:‫َويُ ْعطَى‬
ِ ‫ار‬:::
3 bagian, sedangkan pasukan ‫َّاج ِل َس ْه ٌم َواَل يُ ْسهَ ُم ِإاَّل لِ َم ِن‬ ِ ‫َولِلر‬
infateri (pejalan kaki) diberi 1

Allah”
Maksud “mereka telah memelihara” adalah anak-anak kecil dijaga
dikarenakan anak mengikuti kedua orang tuanya dalam memeluk Islam.
Maksud “haq Islam” adalah mereka melakukan tindakan yang menyebabkan
harus mendapatkan hukuman harta atau badan dalam Islam. dikarenakan
mereka dijatuhkan hukuman tersebut sebagai. Maksud “perhitungan mereka
ada pada Allah” adalah hal-hal yang berhubungan dengan rahasia mereka dan
apa yang mereka simpan.
650
) Hal ini dilakukan karena memprioritaskan sisi keislaman, kemaslahatan dan
hal-hal yang bermanfaat bagi si anak tersebut. Karena keislaman adalah sebuah
sifat kesempurnaan dan kemuliaan. Rasulullah bersabda:
»‫«اِإل ْسالَ ُم يَ ْعلُو َوالَ يُ ْعلَى َعلَ ْي ِه‬
“Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.” (HR. Imam
Daruquthni dalam kitab Sunan-nya (kitab Nikah) dan Imam Bukhari dalam
bentuk hadits Mu’alaq dalam jenazah pada bab Idza Aslama As-Shabi… (Al-
A’iniy: 8/169)
651
) Harta jarahan adalah harta yang dibawa oleh musuh yang berhasil dibunuh,
baik senjata, perlengkapan perang, pakaian, dan harta. Imam Bukhari (2973)
dan Imam Muslim (1851) meriwayatkan dari Abu Qatadah, dari baginda
Rasulullah, beliau bersabda:
»ُ‫« َم ْن قَتَ َل قَتِ ْيالً لَهُ َعلَ ْي ِه بَيِّنَةٌ فَلَهُ َسلَبُه‬
“Barangsiapa yang membunuh seorang musuh, dan ia memiliki seorang saksi,
maka harta musuh itu menjadi miliknya." 
652
) Harta Ghanimah adalah harta yang diambil dari orang kafir dengan paksa
saat peperangan sedang berlangsung, walaupun saat sedang mengusir musuh.
653
) Imam Baihaqi (9/62) meriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah. Ia berkata: “Bagaimana pendapat engkau mengenai Ghanimah?”
Rasulullah bersabda:
ِ ‫س لِ ْل َجي‬
»‫ْش‬ ٍ ‫«هلِل ِ ُخ ُم ُسهَا َو َأرْ بَ َعةُ َأ ْخ َما‬
369
bagian654). Harta rampasan itu tidak : :َ‫ َراِئط‬::‫ ِه خَ ْمسُ َش‬::ْ‫ت فِي‬ ْ َ‫تَ ْك َمل‬::‫اس‬
ْ
diberikan kecuali kepada orang ْ ْ ُ ُ ْ ‫اَل‬
: ْ‫و‬:::::‫ ُم َوالبُل‬:::::‫اِإْل ْس‬
‫ ُل‬:::::‫غ َوال َعق‬
yang memenuhi 5 syarat, yaitu: 1)
Islam, 2) Baligh, 3) Berakal, 4) ِ ‫َو ْالح‬
ُ‫ُريَّةُ َوال ُّذ ُكوْ ِريَّة‬
Merdeka, 5) Laki-laki.
Ketika salah satu syarat tersebut ‫ َخ‬: ‫ُض‬ِ ‫كر‬ َ ِ‫اختَ َّل شَرْ طٌ ِم ْن َذل‬ ْ ‫فَِإ ِن‬
rusak, maka hanya diberi bagian ُ‫ ُم ْال ُخ ُمس‬:‫هُ َويُ ْق َس‬:َ‫هَ ْم ل‬:‫لَهُ َولَ ْم ي ُْس‬
sedikitnya dan tidak diberi bagian
‫ ْه ٌم‬::::‫ َس‬: ‫هَ ٍم‬::::‫ ِة َأ ْس‬::::‫َعلَى خَ ْم َس‬
pastinya655). Kemudian 1/5 dari sisa

“1/5 untuk Allah, dan 4/5 untuk pasukan.”


654
) Imam Bukhari (2708) meriwayatkan dari Ibnu Umar:
» ‫صا ِحبِ ِه َس ْه ًما‬ ِ ‫ َج َع َل لِ ْلفَ َر‬ ِ‫« َأ َّن َرسُو َل هللا‬
َ ِ‫س َس ْه َم ْي ِن َول‬
“Rasulullah menjadikan dua bagian untuk kuda, dan satu bagian untuk
pemiliknya.”
Dalam riwayat lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (3988) dan
Imam Muslim (1762), ia berkata:
ِ ‫ يَوْ َم خَ ْيبَ َر لِ ْلفَ َر‬ ِ‫« قَ َس َم َرسُو ُل هللا‬
» ‫س َس ْه َم ْي ِن َولِلرَّا ِج ِل َس ْه ًما‬
“Pada perang Khaibar, Rasulullah membagi untuk pasukan penunggak kuda 2
bagian, dan pasukan infateri 1 bagian.”
655
) Hal ini dikarenakan ia bukanlah seseorang yang diwajibkan jihad. Tetapi
pimpinan pasukan atau Imam memberikan sesuatu dari ghanimah sebelum
pembagiannya dilaksanakan. Pemberian tersebut berdasarkan hasil ijtihad
sesuai dengan kemanfaatan yang diberikan orang tersebut dengan syarat tidak
melebihi bagian pasukan pejalan kaki.
370
lima bagian diberikan kepada :ُ ‫ َر‬::‫ُص‬
ُ‫ َده‬::ْ‫ف بَع‬ ْ ‫ ي‬ ِ‫وْ ِل هللا‬::‫لِ َر ُس‬
bagian Rasulullah. setelah ‫ح‬ َ ‫لِ ْل َم‬
ِ ِ‫صال‬
Rasulullah wafat maka diberikan
untuk kemaslahatan.
Satu bagian diberikan kepada para ‫و‬::ُ‫رْ بَى َوهُ ْم بَن‬::ُ‫ َذ ِوى ْالق‬: ِ‫ ْه ٌم ل‬: ‫َو َس‬
kerabat Rasulullah, yaitu: Bani ‫م‬:ٌ ‫ ْه‬::::‫ب َو َس‬ِ ِ‫و ْال ُمطَّل‬::::ُ‫ ٍم َوبَن‬::::‫َاش‬ ِ ‫ه‬
Hasyim, Bani Muthalib. Satu bagian
‫م‬:ٌ ‫ ْه‬: ‫ا ِك ْي ِن َو َس‬: ‫م لِل َم َس‬:ٌ ‫لِ ْليَتَا َمى َو َس ْه‬
ْ
diberikan kepada anak yatim. Satu
bagian kepada orang miskin, dan ‫َأِل ْبنَا ِء ال َّسبِ ْي ِل‬

371
satu bagian kepada Ibnu Sabil656).

Harta Fai’
(Fasal) Harta Fai’657) dibagikan ‫ َويُ ْق َس ُم َما ُل ْالفَ ْي ِء َعلَى‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
kepada 5 golongan658). Sedangkan ُ‫ه‬:::‫ َرفُ ُخ ُم ُس‬:::‫ُص‬
1/5 harta fai’ diberikan kepada
ْ ‫قي‬ ٍ ‫ َر‬:::ِ‫س ف‬ ِ ‫خَ ْم‬
ُ َ
ُ‫ َرفُ َعل ْي ِه ْم خ ُمس‬:::‫ُص‬ ْ ‫َعلَى َم ْن ي‬
orang yang mendapatkan 1/5 harta
‫ْال َغنِ ْي َم ِة‬
656
) Allah berfirman:
‫ا َمى‬::َ‫رْ بَى َو ْاليَت‬::ُ‫ ِذي ْالق‬::ِ‫و ِل َول‬::‫َّس‬
ُ ‫هُ َولِلر‬::‫َأ َّن هلِل ِ ُخ ُم َس‬::َ‫ ْي ٍء ف‬::‫ا َغنِ ْمتُ ْم ِم ْن َش‬::‫وا َأنَّ َم‬::‫{ َوا ْعلَ ُم‬
] 41 :‫يل} [األنفال‬ ِ ِ‫َو ْال َم َسا ِكي ِن َوا ْب ِن ال َّسب‬
“Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat
Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnus sabil.” (QS. Al-Anfal:
41)
Maksud “seperlima untuk Allah” adalah Allah menghukumi bagian itu
seperti apa yang Dia kehendaki. Maksud “anak-anak yatim” adalah setiap
anak kecil yang tidak memiliki seorang ayah. Apabila ia telah baligh, maka ia
tidak dinamakan yatim lagi. hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
»‫«الَ يُ ْت َم بَ ْع َد احْ تِاَل ٍم‬
“Tidak disebut yatim, anak yang telah baligh”
Maksud “Ibnu Sabil” adalah seorang musafir yang kehabisan bekal dan
ia jauh dari harta miliknya. Imam Bukhari (2971) meriwayatkan dari Jubair bin
Mut’im, ia berkata: “Aku dan Utsman bin Affan berjalan menemui Rasulullah.
Kami berkata: “Wahai Rasulullah, engkau memberi bagian kepada bani
Muthalib dan meninggalkan kami. Sedangkan kami dan mereka di hadapan
engkau sama kedudukannya.” Rasulullah bersabda:
ِ ِ‫« ِإنَّ َما بَنُو ْال ُمطَّل‬
ِ ‫ب َوبَنُو هَا ِش ٍم َش ْي ٌء َو‬
» ‫اح ٌد‬
“Sesungguhnya bani Muthalib dan bani Hasyim adalah satu.”
Maksud “sama kedudukannya” adalah dari sudut pandang kekerabat.
Karena mereka semua berasal dari bani Abdi Manaf. Maksud “satu” adalah
bani Muthalib dan bani Hasyim senantiasa tolong menolong baik sebelum
Islam atau sesudah mereka Islam.
657
) Harta Fa’i adalah harta yang diambil dari orang kafir tanpa melalui
peperangan atau setelah peperangan benar-benar berakhir seluruhnya.
658
) Allah berfirman:
372
Ghanimah
Sedangkan 4/5 harta Fai’ diberikan ‫ ِة‬:َ‫اسهَا لِ ْل ُمقَاتَل‬
ِ ‫ َأرْ بَ َعةُ َأ ْخ َم‬:‫ويُ ْعطَى‬
kepada orang yang berperang659) dan َ‫ح ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬
ِ ِ‫صال‬
َ ‫في َم‬
:ِ ‫َو‬
untuk kemaslahatan kaum
Muslimin660).

Jizyah (Pajak)
‫ا َمى‬::َ‫رْ بَى َو ْاليَت‬::ُ‫ ِذي ْالق‬::ِ‫ول َول‬ ُ ‫ َرى فَلِلَّ ِه َولِلر‬::ُ‫ل ْالق‬::
ِ ::‫َّس‬ ِ ‫ولِ ِه ِم ْن َأ ْه‬::‫ا َء هللاُ َعلَى َر ُس‬::َ‫ا َأف‬::‫{ َم‬
] 7 :‫يل } [الحشر‬ ِ ِ‫َو ْال َم َسا ِكي ِن َوا ْب ِن ال َّسب‬
“Apa saja harta rampasan (fa’i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah,
untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu
Sabil.” (QS. Al-Hasyr: 7)
Ayat di atas masih mutlak dan tidak menjelaskan pembagian seperlima.
Kemudian ayat tesebut dikaitkan dengan ayat Ghanimah yang menjelaskan
seperlimanya.
Rasulullah bersabda:
»‫ َو ْال ُخ ُمسُ َمرْ ُدوْ ٌد فِ ْي ُك ْم‬، ُ‫« َما لِي ِم َّما َأفَا َء هللاُ َعلَ ْي ُك ْم ِإالَّ ْال ُخ ُمس‬
“Aku tidak berhak mengabil harta fa’i yang telah Allah anugerahkan selain
seperlima. Dan seperlima itu aku kembalikan kepada kalian.” (HR. Imam
Baihaqi, An-Nihayah: 3/272)
Maksudnya seperlima harta fa’i tadi digunakan untuk kemaslahatan
kalian. Hal tersebut dibagi setelah Rasulullah meninggal dunia. Yang
dimaksud dari “seperlima” adalah seperlima dari seperlima harta fa’i. Silahkan
simak catatan kaki: 2 halaman: 427.
659
) Mereka adalah pasukan yang fokus mengawasi musuh, melindungi benteng,
dan mereka yang selalu bersiap siaga berjihad.
660
) Bagian 4/5 juga diberikan untuk kemaslahatan kaum muslimin. Dikarenakan
Rasulullah telah memberikan hal tersebut saat beliau masih hidup. Beliau
memberikannya sesuai apa yang telah disebutkan.
Imam Bukhari (2748) dan Imam Muslim (1757) meriwayatkan dari
Umar, ia berkata: “Harta bani Nadzhir adalah diantara harta yang telah jadikan
fa’i kepada Rasul-Nya sehingga kaum muslimin tidak perlu memacu kuda dan
unta mereka. Harta tersebut diberikan khusus kepada Rasulullah. Beliau
memberikannya kepada keluarga beliau sebagai nafkah tahunan. Lantas beliau
menjadikan sisanya untuk senjata, dan kuda sebagai persiapan berjihad di jalan
373
(Fasal) Syarat wajib Jizyah661) ada ِ ْ‫و‬::::ُ‫ ُوج‬:ُ‫ َراِئط‬::::‫ َو َش‬:)‫ص^^^^ ٌل‬
‫ب‬ ْ َ ‫(ف‬
5, antara lain: 1) Baligh, 2) Berakal,
‫غ‬ُ ْ‫و‬::ُ‫ ْالبُل‬: ‫ال‬
ٍ :‫ص‬ َ ‫ْال ِج ْزيَ ِة خَ ْمسُ ِخ‬
3) Merdeka
ِ ‫َو ْال َع ْق ُل َو ْالح‬
ُ‫ُريَّة‬
4) Laki-laki662), 5) Ketika orang ‫ ِل‬: ‫ه‬ ْ ‫وْ نَ ِم ْن َأ‬::‫الذ ُكوْ ِريَّةُ َوَأ ْن يَ ُك‬
ُّ ‫َو‬
tersebut adalah ahli kitab atau yang ٍ ‫ب َأوْ ِم َم ْن لَهُ ُش ْبهَةُ ِكتَا‬
‫ب‬ ِ ‫ْال ِكتَا‬
menyerupai ahli kitab 663)

Allah.”
Diantara obyek pengalokasian harta tersebut adalah keluarga dari
pasukan mujahidin yang meninggal dunia, yaitu orang-orang telah disebutkan.
Mereka disebut Murtaziqah (pasukan tanpa upah) meskipun bukan dalam
kondisi peperangan. Harta itu juga diberikan kepada Ulama’ dan lainnya, dari
orang yang dibutuhkan kontribusinya oleh umat. Harta itu juga diberikan
kepada ahli waris mujahidin yang wajib ia nafkahi saat masih hidup sebesar
kebutuhan hidupnya.
Dalam kitab An-Nihayah disebutkan: “Barang siapa dari kalangan
Murtaziqah meninggal dunia, maka orang yang wajib ia berikan nafkah
diberikan harta dari 4/5 harta fa’i sesuai dengan kadar kebutuhannya. Bukan
dari sesuatu yang menjadi bagiannya. Maka istri diberikan bagiannya
meskipun lebih dari satu orang, anak perempuan sampai ia menikah atau
memiliki pekerjaan, dan lain sebagainya. Dan kepada anak laki-laki sampai
mereka mampu bekerja sendiri atau berangkat perang. hal ini dilakukan agar
orang-orang tidak disibukkan hanya dengan pekerjaan sehingga melalaikan
jihad ketika mereka mengetahui keluarganya terlantar setelah kematiannya.
Anak-anak yang telah mencapai usia baligh namun ia lemah, maka ia sama
seperti anak yang belum baligh.
Imam Ramli berkata: “Anak-anak ulama’ diberikan harta yang digunakan
untuk kemaslahatan kaum muslimin sampai ia mandiri. Begitu juga istrinya
sampai ia menikah kembali. Hal ini sebagai motivasi mencari ilmu. (3/74)
661
) Jizyah adalah Harta yang wajib diberikan oleh non muslim dengan sebuah
akad khusus sebagai kompensasi atas penjagaan keamanan, pemeliharaan
nyawa, penetapan mereka di daerah kita. Dinamakan jizyah ( ‫ )جزية‬karena
berasal dari susunan kata (‫ )أجزأت عن القتل‬sebagai ganti dari pembunuhan.
Dalil yang menjelaskan disyariatkannya Jizyah adalah:
 Al-Qur’an, Allah berfirman:
ْ ِ‫{قَاتِلُوا الَّ ِذينَ اَل يُْؤ ِمنُونَ بِاهللِ َواَل ب‬
‫ولُهُ َواَل‬:‫ َّر َم هللاُ َو َر ُس‬:‫ا َح‬:‫ونَ َم‬:‫ ِر َواَل يُ َحرِّ ُم‬:‫اليَوْ ِم اآْل ِخ‬:
374
Adapun minimal Jizyah adalah satu ‫في ُك ِّل َحوْ ٍل‬ ِ ‫ر‬:ٌ ‫َوَأقَلُّ ْال ِج ْزيَ ِة ِد ْينَا‬
dinar pada setiap tahunnya664). 2 ‫ان‬ِ ‫ار‬: َ :َ‫ ِط ِد ْين‬: ‫ ُذ ِمنَ ْال ُمت ََو ِّس‬: َ‫َو يُْؤ خ‬
dinar diambil dari orang kelas
‫ْر‬:َ ‫انِي‬:::َ‫ ةُ َدن‬:::‫ ِر َأرْ بَ َع‬:::‫َو ِمنَ ْال ُموْ ِس‬
menengah, sedangkan 4 dinar dari
orang kaya665). Diperbolehkan ‫ت َِرطَ َعلَ ْي ِه ُم‬::::::‫ز َأ ْن يَ ْش‬:ُ ْ‫و‬::::::ُ‫َويَج‬
apabila Imam mensyaratkan sajian ِ ‫د‬::::‫اًل ع َْن ِم ْق‬::::‫ض‬
‫َار‬ ْ َ‫يَافَةَ ف‬::::‫الض‬ِّ
hidangan sebagai tambahan dari ‫ْال ِجزيَ ِة‬
ْ

} َ‫اغرُون‬
ِ :‫ص‬ َ ‫ق ِمنَ الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِكت‬
َ ‫ ٍد َوهُ ْم‬:َ‫ةَ ع َْن ي‬:َ‫وا ْال ِج ْزي‬::ُ‫َاب َحتَّى يُ ْعط‬ ِّ ‫ون ِدينَ ْال َح‬
:َ ُ‫يَ ِدين‬
] 29 :‫[التوبة‬
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula)
kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang
diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama
yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab
kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang
mereka dalam keadaan tunduk.” (QS. At-Taubah: 29)
Maksud “yang diberikan Al-Kitab” adalah orang-orang yang diberikan kitab
samawi sebelum terutusnya baginda Rasulullah, mereka adalah Yahudi dan
Nasrani. Maksud “dalam keadaan tunduk” seperti yang dikemukakan Imam
Syafi’i adalah berlakunya hukum-hukum kaum muslimin kepada non muslim.
 Hadits, Imam Bukhari (2988) dan Imam Muslim (2961) meriwayatkan dari
Amr bin Auf Al-Anshari:
»‫َّاح ِإلَى ْالبَحْ َر ْي ِن يَْأتِي بِ ِج ْزيَتِهَا‬
ِ ‫ث َأبَا ُعبَ ْي َدةَ ْبنَ ْال َجر‬
َ ‫ بَ َع‬ ِ‫« َأ َّن َرسُو َل هللا‬
“Sesungguhnya Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah ke Bahrain
untuk mengambil jizyahnya.”
662
) Dalil yang menjelaskan keempat syarat-syarat ini adalah firman Allah di atas.
Ayat di atas juga menunjukka bahwa jizyah diambil dari orang mukallaf yang
mampu berperang. Sehingga wanita tidak dikenakan jizyah karena mereka
tidak mampu berperang. Begitu juga anak kecil dan orang gila, karena mereka
tidak mukallaf.
Imam Baihaqi (9/195) meriwayatkan bahwa sesungguhnya Sayyidina
Umar bin Khattab menuliskan surat kepada para gubernurnya apabila mereka
memungut jizyah dari wanita dan anak-anak. Simak catatan kaki nomer 1
halaman sebelumnya.
663
) Kelompok yang menyerupai dengan ahli kitab itu seperti Majusi. Mereka
adalah para penyembah api. Imam Bukhari (2987) meriwayatkan:
“Sesungguhnya Sayyidina Umar tidak memungut jizyah dari orang Majusi.
375
kadar Jizyah666).
Jizyah itu menyangkut 4 hal, yaitu: َ‫ ة‬::‫ ِة َأرْ بَ َع‬::َ‫ ُد ْال ِج ْزي‬::‫ َّمنُ َع ْق‬::‫َض‬
َ ‫َويَت‬
1) Kaum kafir membayar Jizyah, 2) ‫ة َو ْن‬: َ‫ ال ِجزي‬:‫َؤ ُّدوا‬::ُ‫ ْن ي‬: ‫يَا َء‬: ‫َأ ْش‬
‫َأ‬ َ ْ ْ ‫َأ‬
Berlakunya hukum-hukum Islam
‫ي َعلَ ْي ِه ْم َأحْ َكا ُم اِإْل ْسالَ ِم‬َ ‫تَجْ ِر‬
kepada mereka667).
3) Mereka tidak membicarakan ‫اَل ِم ِإاَّل‬:‫ذ ُكرُوا ِد ْينَ اِإْل ْس‬:ْ :َ‫َوَأ ْن اَل ي‬
agama Islam kecuali dengan baik668), ‫ ِه‬:::ْ‫ا فِي‬:::‫وا َم‬:::ُ‫ر َوَأ ْن اَل يَ ْف َعل‬:::ٍْ ‫بِ َخي‬
4) Mereka tidak melakukan perkara
yang membahayakan bagi kaum
َ‫ر َعلَى ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬:ٌ ‫ض َر‬
َ

Sampai datang persaksian dari Abdurrahman bin Auf bahwa Rasulullah


memungut jizyah dari orang Majusi daerah Hajar.
664
) Hal ini dikarenakan ketika Rasulullah memberangkatkan Muadz bin Jabal ke
Yaman, beliau memerintahkannya untuk mengambil jizyah dari setiap orang
yang baligh satu dinar, atau satu stel baju Ma’afir yang berharga 1 dinar.
Silahkan simak catatan kaki nomer 1 halaman: 168.
665
) Ketentuan ini mengikuti ijtihad Sayyidina Umar bin Khattab. Beliau
menetapkan bahwa orang kaya harus membayar jizyah sebanyak 48 dirham,
orang yang sedang sebanyak 24 dirham, dan orang faqir sebanyak 12 dirham.
(Riwayat Imam Baihaqi: 9/196). Harga 1 dinar sama dengan 12 dirham. Harga
tersebut saat ini kurang lebih sama dengan setengah lira emas Inggris.
666
) Imam Baihaqi (9/195) meriwayatkan bahwa Rasulullah melakukan perjanjian
damai dengan penduduk Ailah dengan pembayaran jizyah sebanyak 300 dinar.
Saat itu jumlah penduduk laki-laki mereka 300 orang. Disamping itu, mereka
juga diminta menyiapkan jamuan untuk kaum muslimin yang melewati
mereka.
667
) Maksudnya dalam perkara-perkara yang juga mereka yakini keharamannya,
seperti zina misalnya. Imam Bukhari (6433) dan Imam Muslim (1699)
meriwayatkan bahwa Rasulullah menjatuhkan hukuman rajam bagi orang
Yahudi laki-laki dan wanita yang melakukan zina.
Sedangkan perkara yang tidak mereka yakini keharamannya, maka
hukum-hukum kita tidak berlaku kepada mereka. Kecuali apabila mereka
melaporkan masalah mereka kepada hakim kaum muslimin, maka hakim
tersebut memberikan keputusan hukum berdasarkan syariat kita.
668
) Apabila mereka menentang Al-Qur’an, mereka menyebut Rasulullah dengan
sesuatu yang tidak layak bagi beliau, atau mereka menghina Syari’at Allah,
sedangkan hal itu merupakan syarat pembatalan perjanjian, maka perjanjian
dibatalkan.
376
Muslimin669).
Dan Kaum kafir diketahui dengan ِ َ‫س ْال ِغي‬
‫ ِّد‬:::‫ار َو َش‬::: ِ َ‫وْ نَ بِلِب‬:::ُ‫َويُع َْرف‬
pakaian berbeda dan memakai ِ ْ‫و‬:::‫وْ نَ ِم ْن ُر ُك‬:::ُ‫ار َويُ ْمنَع‬:::َ
sabuk. Mereka tidak dipebolehkan
‫ب‬ ِ ‫ال ِّزن‬
‫ْالخَ ي ِْل‬
menunggangi kuda670).

669
) Seperti mereka menyembunyikan mata-mata musuh, memberitahu musuh
kelemahan kaum muslimin. Maka dengan perbuatan seperti ini, perjanjian
menjadi batal. Begitu pula mereka memperlihatkan khamar, babi, atau
menampakkan kesyirikan, dan lain sebagainya, maka hal tersebut dilarang.
670
) Pakaian berbeda maksudnya apabila ia menjahit pakaiannya di tempat yang
biasanya tidak dijahit menggunakan warna berbeda dan ia juga memakai
sabuk.
Hal ini bertujuan agar mereka berbeda dengan kaum muslimin, baik dengan
pakaiannya dan lain sebagainya. Di samping itu agar mereka juga mudah
diketahui dan diperlakukan dengan layak. Mereka juga tidak diperkenankan
memperlihatkan sombong dan mulia di depan kaum muslimin. Allah telah
menetapkan kehinaan, kerendahan, dan kekerdilan. Kami berlindungan kepada
Allah dari terbaliknya keadaan ini. Amiin.
377
‫ح‬ َّ ‫ص ْي ِد َو‬
ِ ‫الذبَاِئ‬ َّ ‫َاب ال‬
ُ ‫ ِكت‬
Kitab Hewan Buruan dan Kurban

Penyembelihan dan Hewan buruan

378
Binatang yang mampu ‫في‬ِ ُ‫ه‬: ُ‫ ِه فَ َذ َكات‬: ِ‫َو َما قُ ِد َر َعلَى َذ َكات‬
disembelih671), maka cara ‫ َدرْ َعلَى‬: ‫ا لَ ْم يُ ْق‬::‫ ِه َو َم‬: ِ‫ ِه َولَبَّت‬: ِ‫َح ْلق‬
penyembelihannya pada bagian ُ ‫ ُرهُ َحي‬:‫هُ َع ْق‬: ُ‫ ِه فَ َذ َكات‬: ِ‫َذ َكات‬
‫ ِد َر‬: ُ‫ْث ق‬
tenggorokan dan bagian bawah
leher672). Binatang yang tidak bisa ‫َعلَ ْي ِه‬
dikuasai untuk disembelih, maka
menyembelihnya dengan melukai

671
) Dalil yang menjelaskan disyari’atkannya penyembelihan adalah firman
Allah:
] 3 :‫{ِإاَّل َما َذ َّك ْيتُ ْم } [المائدة‬
“Kecuali apa yang kalian sembelih.” (QS. Al-Maidah: 3)
Maksudnya binatang yang kalian dapatkan dalam keadaan hidup lantas
kalian sembelih. Maka binatang itu hukumnya halal bagi kalian.
Dalil yang menjelaskan disyari’atkannya berburu adalah firman Allah:
] 2 :‫{ َوِإ َذا َحلَ ْلتُ ْم فَاصْ طَادُوا} [المائدة‬
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka kalian boleh berburu.”
(QS. Al-Maidah: 2)
Maksudnya ketika kalian telah menyelesaikan ihram ibadah haji, atau
umrah, maka berburu hukumnya menjadi halal untuk kalian. Dalil-dalil lainnya
akan kami terangkan di tengah-tengah pembahasan pada bab ini.
672
) Penyembelihan yang disyari’atkan adalah diantara kedua bagian ini.
Rasulullah bersabda:
ِ ‫في ْال َح ْل‬
» ‫ق َو الَّلَبَّ ِة‬ َّ ‫« َأاَل َأ َّن‬
ِ َ‫الذ َكاة‬
“Ingatlah, sesungguhnya penyembelihan itu berada antara tenggorokan atas
dan bagian bawah leher.” (HR. Imam Daruquthni 4/283, dan Imam Bukhari
dalam bentuk Hadits Mualaq dari Ibnu Abbas mengenai hewan sembelihan
pada bab Nakhar wa Dabh).
379
hewan itu semampunya673).
Penyembelihan bisa sempurna : ‫يَا َء‬::‫ ةُ َأ ْش‬::‫ذ َكا ِة َأرْ بَ َع‬::‫ال‬
َّ ‫ا ُل‬::‫َو َك َم‬
dengan 4 perkara, yaitu: 1) ‫ط ُع ْالح ُْلقُوْ ِم َو ْال َم ِرِئ َو ْال َو ِد َجي ِْن‬ ْ َ‫ق‬
Memutus kerongkongan (jalur ْ َ‫ ق‬: ‫يَْئا ِن‬: ‫ا َش‬::َ‫ ِزُئ ِم ْنه‬: ْ‫َو ْال ُمج‬
‫ ُع‬:‫ط‬
pernafasan), 2) Memutus jalur
makanan, 3-4) Memotong dua urat ‫ْالح ُْلقُوْ ِم َو ْال َم ِرِئ‬
nadi674. Sedangkan dari keempat hal
ini yang mencukupi adalah 2 hal,
yaitu: 1) memutus kerongkongan, 2)
memutus jalur makanan675).
673
) Luka tersebut harus cepat menghilangkan ruh hewan itu di bagian badan
manapun yang memungkinkan. Imam Bukhari (5190) dan Imam Muslim
(1968) meriwayatkan dari Rafi’ bin Khadij: “Sesungguhnya Rasulullah
mendapatkan unta dan kambing jarahan. ternyata salah satu unta itu kabur,
sedangkan para sahabat tidak memiliki kuda untuk mengejar unta tersebut.
Maka seorang laki-laki memanah unta tersebut dan berhasil membunuhnya.
Rasulullah bersabda:
ِ ْ‫ِإ َّن لِهَ ِذ ِه اِإْل بِ ِل َأ َوابِ َد َكَأ َوابِ ِد ْال َوح‬ «
»‫ش فَِإ َذا َغلَبَ ُك ْم ِم ْنهَا َش ْي ٌء فَا ْف َعلُوا بِ ِه هَ َك َذا‬
“Sesungguhnya diantara unta-unta ini ada yang beringas sebagaimana
binatang buas, jika kalian merasa kesulitan dibuatnya maka lakukanlah
seperti itu."
674
) Keempat bagian ini adalah kerongkongan sebagai urat jalur napas, urat jalur
makanan, dan dua urat darah yang berada di sisi leher. Sehingga pemotongan
keempat bagian ini dengan sempurna hukumnya disunnahkan karena
memudahkan keluarnya ruh. Hal ini termasuk berbuat baik kepada hewan yang
disembelih ketika penyembelihan. Dalam sebuat hadits, Rasulullah bersabda:
» ‫« ُكلْ َما َأ ْف َرى اَأْلوْ دَا َج‬
“Makanlah hewan yang dipotong uratnya.” (HR. Imam Ibnu Atsir dalam An-
Nihayah)
Maksudnya adalah makanlah hewan yang telah dipotong semua uratnya.
Dan keempat hal yang menjadi syarat di atas semuanya adalah urat.
675
) Imam Bukhari (2356) dan Imam Muslim (1968) meriwayatkan dari Rafi’ bin
Khadij, ia berkata: Rasulullah bersabda:
»ُ‫« َما َأ ْنهَ َر ال َّد َم َو ُذ ِك َر ا ْس ُم هللاِ َعلَ ْي ِه فَ ُكلُوه‬
“Setiap hewan yang dialirkan darahnya dengan menyebut nama Allah, maka
makanlah.”
380
Diperbolehkan memburu binatang ِ ‫د بِ ُكلِّ َج‬:ُ ‫َويَجُوْ ُز ااْل ِ صْ ِطيَا‬
‫ ٍة‬::‫ار َح‬
ِ َ‫ُم َعلَّ َم ٍة ِمنَ ال ِّسب‬
dengan menggunakan binatang yang
bisa melukai dan telah diajari, baik
‫ح‬ ِ ‫ َو‬::‫اع َو ِم ْن َج‬
ِ ‫ار‬
‫الطَّي ِْر‬
dari binatang buas dan burung yang
bisa melukai676).
Syarat-syarat mengajari binatang ‫ َأ ْن‬: ٌ‫ ة‬:::‫ا َأرْ بَ َع‬:::َ‫ َراِئطُ تَ ْعلِ ْي ِمه‬:::‫َو َش‬
pemburu itu ada 4, yaitu: 1) Ketika ‫ت‬ْ َ‫ت اِ ْستَرْ َسل‬ ْ َ‫تَ ُكوْ نَ ِإ َذا ُأرْ ِسل‬

Hadits di atas menjelaskan bahwa setiap perkara yang bisa mengalirkan


darah dengan kuat itu sudah mencukupi sebagai penyembelihan. Memotong
kerongkongan atau urat napas dan urat jalur makanan akan mengalirkan darah
sehingga hal ini sah dalam masalah penyembelihan. Dikarenakan kehidupan
seekor hewan menjadi hilang dengan memutus dua urat itu, dan umumnya
hewan masih hidup apabila keduanya masih ada.
676
) Berburu binatang diperbolehkan dengan menggunakan hewan yang bertaring
seperti singa dan anjing, atau burung yang memiliki cakar, seperti elang dan
rajawali. Allah berfirman:
‫ح ُم َكلِّبِينَ تُ َعلِّ ُمونَه َُّن‬
ِ ‫ار‬ ُ َ‫ك َما َذا ُأ ِح َّل لَهُ ْم قُلْ ُأ ِح َّل لَ ُك ُم الطَّيِّب‬
ِ ‫ات َو َما َعلَّ ْمتُ ْم ِمنَ ْال َج َو‬ َ َ‫{ يَ ْسَألُون‬
‫ ِري ُع‬:‫وا هللاَ ِإ َّن هللاَ َس‬:ُ‫ ِه َواتَّق‬:ْ‫ َم هللاِ َعلَي‬:‫اس‬ ْ ‫ رُوا‬:‫ ْكنَ َعلَ ْي ُك ْم َو ْاذ ُك‬:‫ِم َّما َعلَّ َم ُك ُم هللاُ فَ ُكلُوا ِم َّما َأ ْم َس‬
] 4 :‫ب} [المائدة‬ ِ ‫ْال ِح َسا‬
“Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?".
Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap)
oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu;
kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka
makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas
binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.” (QS. Al-Maidah: 4)
381
binatang pemburu dilepas, maka ia
lari,
2) Ketika binatang pemburu disuruh ‫ت َوِإ َذا‬ ْ ‫ َر‬::::‫ت اِ ْن َز َج‬ ْ ‫ر‬::::
َ ‫َوِإ َذا ُز ِج‬
berhenti, maka ia berhenti, 3) Ketika ‫ش ْيًئا َوَأ ْن‬ ‫ْأ‬
َ ُ‫ت َش ْيًئا لَ ْم تَ ُكلْ ِم ْنه‬ ْ َ‫قَتَل‬
binatang pemburu membunuh
‫ك ِم ْنهَا‬
َ ِ‫َّر َذل‬:َ ‫يَتَ َكر‬
buruan, maka ia sedikitpun tidak
memakannya, 4) Apabila hal-hal
tersebut berulang kali dilakukan
oleh binatang pemburu tersebut677).

677
) Apabila hal tersebut dilakukan berulang kali, sebanyak 2 kali atau lebih.
Karena apabila hanya dilalukan 1 kali saja, terkadang hanya karena
keberuntungan saja, dan hal ini tidak menunjukkan keberhasilan pelatihan
hewan tersebut. Di samping itu, bilangan ini dikembalikan kepada orang-orang
yang berpengalaman melatih hewan yang diajarkan untuk berburu.
382
Ketika salah satu syarat-syarat َّ ‫ دَى‬:ْ‫ت ِإح‬
‫ َراِئ ِط لَ ْم‬:‫الش‬ ْ ‫ ِد َم‬:‫ِإ ْن ُع‬:َ‫ف‬
diatas ditiadakan, maka binatang ‫ا‬::ًّ‫ك َحي‬ َ ‫يَ ِح َّل َما َأ َخ َذ ْتهُ ِإاَّل َأ ْن يُ ْد ِر‬
buruan yang ditangkapnya tidak
:‫فَيُ َذ َّكى‬
halal. Kecuali binatang ditemukan
dalam keadaan hidup lantas
disembelih678).

Diperbolehkan menyembelih ‫َوتَجُوْ ُز ال َّذ َكاةُ بِ ُك ِّل َما يَجْ َر ُح ِإاَّل‬


dengan setiap perkara yang bisa ُّ ‫بِال ِّسنِّ َو‬
‫ ِّل‬:‫اةُ ُك‬::‫ لُّ َذ َك‬:‫الظ ْف ِر َوت َِح‬
melukai kecuali gigi dan kuku679).
678
) Dalil yang menjelaskan syarat-syarat ini adalah firman Allah yang telah
diuraikan di muka, dan beberada hadist diantaranya adalah:
Imam Bukhari (5167) dan Imam Muslim (1930) meriwayatkan dari Ady
bin Hatim, dari Rasulullah, beliau bersabda:
»‫« ِإ َذا َأرْ َس ْلتَ َك ْلبَكَ ْال ُم َعلَّ َم فَقَتَ َل فَ ُكلْ َوِإ َذا َأ َك َل فَاَل تَْأ ُكلْ فَِإنَّ َما َأ ْم َس َكهُ َعلَى نَ ْف ِس ِه‬
"Apabila kau melepas anjing buruanmu yang telah terlatih lalu ia
mendapatkan hasil buruan, maka makanlah hasil buruannya. Jika anjing itu
memakannya maka kau jangan memakannya, sebab ia menangkap untuk
dirinya sendiri."
Imam Bukhari (5170) dan Imam Muslim (1930) meriwayatkan dari Abi
Tsa’labah dari Rasulullah, beliau bersabda:
» ْ‫ْس ُم َعلَّ ًما فََأ ْد َر ْكتَ َذ َكاتَهُ فَ ُكل‬ َ ِ‫صدْتَ بِ َك ْلب‬
َ ‫ك الَّ ِذي لَي‬ ِ ‫« َو َما‬
“Dan buruan yang dihasilkan oleh anjingmu yang tidak terlatih, dan kamu
sempat menyembelihnya maka makanlah."
679
) Dikarenakan penyembelihan menggunakan dua perkara ini sangat menyiksa
hewan. Pada umumnya penyembelihan model seperti ini hanya mencekik
hewan tersebut dengan bentuk menyembelih.
Dalam hadits yang dirawikan oleh sahabat Rafi’ (catatan kaki nomer 2
halaman 437) disebutkan: “Kami berharap atau takut apabila besok bertemu
musuh, dan kami tidak membawa pisau. Apakah kami boleh menyembelih
menggunakan bambu” Rasulullah bersabda:
‫كَ َأ َّما‬::ِ‫ُأ َح ِّدثُ ُك ْم ع َْن َذل‬:‫ر َو َس‬: ُّ ‫ َّن َو‬:‫الس‬
َ :ُ‫الظف‬ َ ‫وهُ لَي‬::ُ‫ ِه فَ ُكل‬:‫ ُم هللاِ َعلَ ْي‬:‫اس‬
ِّ ‫ْس‬ ْ ‫« َما َأ ْنهَ َر ال َّد َم َو ُذ ِك َر‬
ْ
» ‫الظفُ ُر ف ُمدَى ال َحبَش ِة‬
َ َ ُّ ‫ظ ٌم َوَأ َّما‬ ْ ‫الس ُِّّن فَ َع‬
"Setiap yang ditumpahkan darahnya dengan menyebut nama Allah maka
makanlah kecuali gigi dan kukunya, dan aku akan sampaikan tentang itu.
Adapun giginya adalah tulang sedangkan kuku adalah pisau orang-orang
383
Hukumnya halal sembelihan orang ُ‫ ة‬:‫ لُّ َذبِي َْح‬:‫ابِ ٍّى َواَل تَ ِح‬::َ‫لِ ٍم َو ِكت‬:‫ُم ْس‬
islam dan Kafir Kitabi680) Dan tidak ‫َمجُوْ ِس ٍّي َواَل َوثَنِ ٍّي‬
halal sembelihan kafir Majusi dan
kafir penyembah berhala681.
Sembelihan janin itu mengikuti ‫ َذ َكا ِة ُأ ِّم ِه ِإاَّل َأ ْن‬::ِ‫اةُ ْال َجنِي ِْن ب‬::‫َو َذ َك‬
sembelihan induknya. Kecuali ‫ َع ِم ْن‬:‫ا قُ ِط‬::‫ َو َم‬:‫ َذ َّكى‬:ُ‫يُوْ َج َد َحيًّا فَي‬
apabila janin ditemukan dalam ُّ ‫ِّت ِإاَّل‬ ٌ ‫و َمي‬:::::ُ
keadaan hidup, maka janin harus di
‫ر‬:َ ْ‫عُو‬:::::‫الش‬ َ ‫َح ٍّي فَه‬
‫ش َو‬ ِ َ‫فى ال َمف‬
ِ ‫ار‬::: ْ ِ ‫ا‬:::َ‫ َع بِه‬:::َ‫ْال ُم ْنتَف‬
sembelih682). Bagian yang dipotong
Habasyah.”
680
) Kafir Kitabi adalah orang Nasrani dan Yahudi. Hal ini berdasarkan firman
Allah:
] 3 :‫{ِإاَّل َما َذ َّك ْيتُ ْم } [المائدة‬
“Kecuali apa yang kalian sembelih.” (QS. Al-Maidah: 3)
Dan firman Allah:
َ ‫{ َوطَ َعا ُم الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِكت‬
] 5 :‫َاب ِح ٌّل لَ ُك ْم} [المائدة‬
“Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu.”
(QS. Al-Maidah: 3)
Di samping itu, berdasarkan Ijma’ ulama tidak ada perbedaan diantara
sembelihan orang laki-laki dan wanita.
681
) Seperti orang-orang penyembah berhala dan lain sebagainya. Hal ini
berdasarkan firman Allah di atas. Ayat tersebut menjelaskan tidak halalnya
sembelihan non muslim dan non kitabi. Karena Rasulullah mengirimkan surat
kepada Majusi daerah Hajar menawarkan agar mereka masuk Islam. siapa saja
yang berkenan masuk Islam, maka ia akan diterima. Dan orang yang tidak mau
masuk Islam, maka ia dikenakan Jizyah, dan hewan sembelihan mereka tidak
halal dimakan, dan wanita mereka tidak halal dinikah.
Imam Baihaqi (9/285) berkata: “Hadits ini hukumnya Mursal. Namun
Ijma’ mayoritas umat menguatkan hal ini.”
Orang yang murtad sama seperti orang kafir penyembah berhal mengenai
keharaman sembelihannya karena ia tidak mengakui agama Islam. Begitu juga
orang atheis, yaitu seseorang yang mengingkari agama dan Sang Pencipta
karena ia tidak memiliki agama. Oleh karena itu, sembelihan salah seorang
dari mereka ini tidak halal dimakan.
682
) Menyembelih induk janin dianggap menyembelih janin itu sendiri. Kecuali
apabila setelah penyembelihan sang induk, janin lahir dalam keadaan hidup,
384
dari tubuh hewan yang masih hidup ِ ِ‫ْال َماَل ب‬
‫س‬
adalah bangkai683) Kecuali bulu yang
bisa diambil manfaatnya untuk
dijadikan tikar dan pakaian684.

Hewan Halal dan haram

maka ia harus disembelih. Imam Abu Daud (2827) meriwayatkan dari Abu
Said Al-Khudri, ia berkata: “Kami bertanya kepada Rasulullah mengenai janin.
Beliau menjawab:
» ‫« ُكلُوهُ ِإ ْن ِشْئتُ ْم فَِإ َّن َذ َكاتَهُ َذ َكاةُ ُأ ِّم ِه‬
“Makanlah apabila kalian mau. Karena sembelihan janin adalah dengan
menyembelih induknya.”
683
) Bagian tubuh hewan yang dipotong hukumnya seperti hukum bangkai hewan
tersebut, dari sisi halal dan haramnya, atau suci dan najisnya. Bagian tubuh
ikan yang dipotong, maka hukumnya halal dimakan karena bangkai ikan
hukumnya suci. Sedangkan bagian tubuh manusia yang dipotong, maka
hukumnya suci seperti yang telah anda ketahui. Silahkan simak catatan kaki
nomer: 4 halaman: 21, nomer: 1 halaman: 447.
Imam Hakim (2858) meriwayatkan sebuah hadits yang ia nilai shahih
dari Abu Said Al-Khudri: “Sesungguhnya Rasulullah ditanyai mengenai
hukum potongan punuk unta dan bagian belakang (bokong) kambing.
Rasulullah bersabda:
ٌ ‫« َما قُ ِط َع ِم ْن َح ٍّي فَه َُو َمي‬
» ‫ِّت‬
“Bagian yang dipotong dari tubuh hewan yang masih hidup adalah bangkai.”
Imam Abu Daud (2858) dan Imam Tirmidzi (1480) redaksi hadits
menggunakan riwayatnya dan ia menilai hadits ini Hasan, dari Abu Waqid Al-
Laitsi, ia berkata: Suatu ketika Rasulullah tiba di Madinah. Saat itu, orang-
orang memotong punuk unta, dan bokong kambing. Rasulullah bersabda:
ٌ ‫« َما قُ ِط َع ِمنَ ْالبَ ِه ْي َمةِ َو ِه َي َحيَّةٌ فَ ِه َي َمي‬
» ‫ِّت‬
“Bagian yang dipotong dari tubuh hewan yang masih hidup adalah bangkai.”
(HR. Imam Hakim: 4/239 dan ia menilainya Shahih).
684
) Syarat-syarat bulu bisa diambil manfaatnya adalah:
 Bulu itu berasal dari hewan yang halal dikonsumsi secara Syara’.
 Bulu diambil dari hewan saat masih hidup atau setelah menyembelihnya secara
Syara’.
385
Setiap hewan yang dianggap baik ُ‫تَطَابَ ْته‬::‫اس‬
ْ ‫ َو ُكلُّ َحيَ َوا ٍن‬:)‫ص ٌل‬ ْ َ ‫(ف‬
oleh orang Arab685), maka ‫ا َو َر َد‬::‫ َو َحاَل ٌل ِإاَّل َم‬::ُ‫ َربُ فَه‬::‫ْال َع‬
hukumnya halal kecuali hewan yang ُ ْ‫ال َّشر‬
‫ع بِتَحْ ِر ْي ِم ِه‬
telah disebutkan oleh syara’ akan
keharamannya.
Setiap hewan yang dianggap ُ‫رب‬:َ :‫تَخَ بَثَ ْتهُ ْال َع‬:‫اس‬ ْ ‫ َوا ٍن‬:َ‫لُّ َحي‬::‫َو ُك‬
menjijikan oleh orang Arab, maka َّ ‫ا َو َر َد‬::‫را ٌم ِإاَّل َم‬:
ُ ْ‫ر‬: ‫الش‬
‫ع‬ َ :‫ َو َح‬: ُ‫فَه‬
hukumnya haram kecuali hewan
ُ‫ه‬::َ‫اع َمال‬ِ َ‫بِِإبَا َحتِ ِه َويَحْ ُر ُم ِمنَ ال ِّسب‬
yang telah disebutkan oleh syara’
akan kebolehannya686). Diharamkan ‫ي يَ ْع ُدوْ بِ ِه‬ٌّ ‫نَابٌ قَ ِو‬

 Bulu tidak berasal dari anggota badan hewan yang terpotong saat masih hidup.
Bulu bangkai selain bangkai manusia itu hukumnya najis dan tidak bisa
suci karena bulu tersebut tidak bisa disamak.
Dalil yang menjelaskan kesucian bulu adalah: firman Allah:
‫{ َوهللاُ َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن بُيُوتِ ُك ْم َس َكنًا َو َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن ُجلُو ِد اَأْل ْن َع ِام بُيُوتًا تَ ْست َِخفُّونَهَا يَوْ َم ظَ ْعنِ ُك ْم‬
] 80 :‫ارهَا َأثَاثًا َو َمتَاعًا ِإلَى ِحي ٍن } [النحل‬ ِ ‫ارهَا َوَأ ْش َع‬ ِ َ‫َويَوْ َم ِإقَا َمتِ ُك ْم َو ِم ْن َأصْ َوافِهَا َوَأوْ ب‬
“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan
Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang
ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan
waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta
dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai)
sampai waktu (tertentu).” (QS. An-Nahl: 80)
Ayat di atas menjelaskan diperbolehkannya menggunakan barang-barang
yang telah disebutkan. Ayat ini adalah dalil kesucian barang tersebut. Sesuatu
yang mirip dengan bulu dari hewan yang halal dikonsumsi seperti bulu burung
dan semisalnya hukumnya disamakan dengan bulu hewan yang telah
disebutkan pada ayat di atas.
685
) ‘Urf (kebiasaan atau tradisi) orang Arab dijadikan patokan dalam penilaian
baik buruknya hewan karena mereka adalah orang yang pertama kali dituju
oleh Syari’at. Rasulullah di utus di antara mereka, begitu juga dengan turunnya
Al-Qur’an.
686
) Allah berfirman:
َ ‫ت َويُ َحرِّ ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخبَاِئ‬
] 157 :‫ث} [األعراف‬ ِ ‫{ َويُ ِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬
“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk,” (QS. Al-A’raf: 157)
386

Anda mungkin juga menyukai