Setelah mengikuti perkuliahan BAB III, diharapkan mahasiswa mengerti dan paham
tentang tipe skala pengukuran dengan bentuk-bentuk skala sikap serta cara dan
instrumen pengumpulan data.
Setelah membaca dan mengikuti perkuliahan pada BAB III ini, para mahasiswa
diharapkan mampu memahami dan menjelaskan :
Pada bab pendahuluan kita telah mengetahui jenis-jenis skala pengukuran, dari
keempat jenis skala pengukuran ternyata tersebut, skala interval yang kerap digunakan
para peneliti untuk mengukur gejala sosial. Oleh para sosiolog (ahli sosiologi)
pengukuran gejala sosial dibedakan menjadi 2 (dua) tipe, yaitu :
o Tipe untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian, termasuk didalamnya
adalah: Skala sikap,skala moral, test karakter, skala partisipasi sosial dan lainnya.
o Tipe yang digunakan untuk mengukur aspek budaya dan lingkungan sosial,
termasuk tipe ini adalah : Skala pengukuran status sosial ekonomi, Kondisi sosial
masyarakat suku tertentu dan sebagainya.
1. Skala Likert
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang gejala sosial. Didalam penelitian, gejala sosial ini disebut
sebagai variabel penelitian. Dengan mempergunakan skala Likert, variabel penelitian
dijabarkan sedemikian rupa sehingga menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.
Indikator-indikator yang dapat diukur ini dijadikan titik tolak untuk membuat instrumen
berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab responden.
Jawaban Alternatif
5 4 3 2 1
No PERNYATAAN
SS S N TS STS
Keterangan : Sangat Setuju (SS) = 5 ; Setuju (S) = 4 ; Netral (N) = 3 ; Tidak Setuju
(TS) = 2 ; Sangat Tidak Seruju (STS) = 5
Adapun jumlah skor ideal untuk item no. 1 (skor tertinggi) = 5 x 100 = 500 (SS)
Jumlah skor terendah untuk pernyataan item no.1 = 1 x 100 = 100 (STS)
STS TS N
Persentase pernyataan item no. 1 tersebut yang didapat dari 100 responden,
yaitu: 247/500 x 100% = 49,4% tergolong cukup, gambaran persentase kelompok
respondent untuk item no. 1 sebagai berikut
49,4%
0 20% 40% 60% 80% 100%
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Netral
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Netral
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Netral
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
2. Skala Guttman
Dengan demikian skala guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban
(pernyataan) yang jelas, tegas dan konsisten , misalnya : Yakin –tidak yakin ; Setuju –
tidak setuju ; Benar – salah ; Positif – negatif ; pernah belum pernah dan lain
sebagainya. Data yang diperoleh berupa data interval yang bersifat rasio dikotomi (dua
alternatif yang berbeda). Yang membedakan skala Guttman dengan skala Likert adalah
bila skala Likert terdapat lebih dari 2 (dua) interval / jarak , yaitu dari pernyataan Sangat
Benar (SB) = 5, sampai dengan pernyataan Sangat Tidak Benar (STB) = 1 atau terdapat 5
(lima) pilihan pernyataan : SB = 5, B = 4, N = 3, TB = 2 dan STB = 1, sedangkan skala
Guttman hanya ada 2 (dua) interval, yaitu Benar (B) atau Salah (S)
Disamping berbentuk pilihan berganda , skala Guttman dapat juga dibuat dalam bentuk
checklist. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor terendah
bernilai (0), misalnya jawaban pernyataan Setuju bernilai (1) dan Tidak Setuju (0).
Contoh soal :
Skala Diferensial Semantik (Skala perbedaan Semantik) yaitu skala yang menyatakan
karakteristik bipolar (dua kutup), seperti : Baik-tidak baik ; panas-dingin ; terkenal-tidak
terkenal dan sebagainya.
Dalam hal ini karakteristik bipolar memiliki 3 (tiga) dimensi dasar sikap seseorang
terhadap objek, yaitu :
Contoh
Netral
Kuat Lemah
1 2 3 4 5 6 7
Netral
Tidak santun Santun
1 2 3 4 5 6 7
Untuk contoh diatas, responden akan memberikan tanda silang (X) terhadap nilai yang
sesuai menurut persepsinya. Adapun contoh-contoh penelitian yang menggunakan
skala diferensial semantik antara lain : Memberi penilaian kepribadian seseorang ;
menentukan kekuatan kandidat seorang calon gubernur diantara kelompok pemilih ;
menilai persepsi seseorang terhadap objek sosial yang menarik dari berbagai sudut
pandang dan sebagainya.
Pada skala diferensial semantik ini juga, responden dapat dimintakan untuk menjawab
(memberi penilaian) terhadap suatu objek tertentu, , misalnya kinerja karyawan, gaya
kepemimpinan, peran seorang pemimpin,prosedur kerja, produktivitas kerja, aktivitas
dosen dikampus, kontrol dan dukungan orang tua terhadap anaknya, kontrol dan
dukungan manajer terhadap bawahannya dan lain sabagainya.
Skala diferensial semantik ini menunjukan suatu keadaan yang saling bertentangan,
misalnya ; baik-buruk ; santun-tidak santun; aktif-pasif; positif-negatif; besar-kecil ;
lemah-kuat; sering dilakukan-tidak pernah dilakukan; cerdas-bodoh, dan sebagainya.
Contoh : Berilah tanda contreng (√) pada skala yang paling sesuai menurut anda;
4. Rating Scale.
Pada ketiga skala tersebut diatas (Skala Likert, Skala Guttman dan Skala Difersensial
Semantik), data yang didapat adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan (di-angkakan),
tidak demikian dengan Rating Scale, untuk skala ini data mentah yang didapat berupa
angka (data kuantitatif) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dengan
demikian bentuk skala ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja,
akan tetapi dapat juga untuk mengukur persepsi Responden terhadap gejala (fenomna)
lainnya, misalnya skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kepuasan pelanggan,
produktivitas kerja, motivasi pegawai, Kinerja karyawan dan lainnya.
Contoh :
Peneliti ingin mengetahui seberapa besar keinginan STIEPAN, menciptakan Lulusannya
yang siap pakai. Berilah tanda lingkaran (O) pada angka yang telah disediakan ;
Jika total skor dari rekapitulasi data = 1100, Dengan demikian keinginan STIEPAN
menciptakan kelulusan yang siap pakai, menurut persepsi 25 responden, yaitu :
1100/1375 x 100% = 80%, dan dari kriterium yang ditetapkan. Apabila di interpretasikan
nilai 80% terletak pada daerah kuat, sedangkan nilai 1100 termasuk dalam kategori
interval baik. Secara kontinum dapat dibuat kategori gambar garis sebagai berikut :
1) Saya mengabdi pada yayasan Bina Nusantara yang bergerak dibidang pendidikan
umum, karena kegiatan yang dilakukannya adalah mulia dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan serta bernilai ibadah. 10
Berdasarkan pernyataan item di atas, analisis dapat dilakukan dengan cara berikut
dibawah ini.
a. Peneliti memberikan kunci jawaban dan penilaian yang akurat sebagai berikut :
Cara atau metode yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data, antara
lain melalui : Angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainnya.
Peneliti dapat menggunakan salah satu atau lebih (gabungan) cara tersebut tergantung
dari masalah yang akan diteliti atau yang dihadapi.
1. Angket (Questionnaire)
Angket (Questionnaire) merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada
responden sesuai dengan permintaan pengguna. Penggunaan instrumen angket
bertujuan mencari informasi secara lengkap tentang suatu masalah responden tanpa
kawatir bila responden menjawab tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, selain itu
angket juga memberikan informasi tertentu yang diminta. Angket dapat dibedakan
menjadi 2 bentuk, yaitu angket terbuka dan angket tertutup
Ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana, sehingga responden dapat
mengisi sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Judul karya ilmiah apa saja yang pernah anda hasilkan, pokok bahasannya tentang
apa dan tahun berapa anda terbitkan? Mohon dijawab dengan sebenarnya :
➢ Apa yang anda ketahui tentang Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
yang diberlakukan disetiap perusahaan khususnya yang bergerak dibidang
pertambangan? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Wawancara
a) Wawancara terpimpin
Dalam wawancara ini, pertanyaan yang diajukan yaitu menurut daftar pertanyaan
yang telah dipersiapkan dan disusun sebelumnya.
b) Wawancara bebas.
Prose wawancara ini, terjadi tanya jawab secara bebas antara pewawancara dan
responden, namun demikian pewawancara tetap menggunakan tujuan penelitian
sebagai pedoman wawancara. Baiknya wawancara bebas ini terkadang responden
tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai untuk objek
penelitian.
3. Pengamatan (Observation)
Adalah serangkaian pertanyaan atau bentuk perintah lainnya yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok.
a) Test kepribadian
Adalah test yang dipergunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseoang.
b) Test bakat.
Test bakat atau (talent test) adalah test yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
c) Test prestasi
Test prestasi (achievement test) adalah test yang digunakan dalam mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
d) Test intelegensi
Adalah test yang digunakan untuk membuat penaksiran atau perkiraan terhadap
tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada
personal yang akan diukur intelegensinya.
e) Test sikap
Test sikap (attitude test) adalah test yang digunakan untuk melakukan pengukuran
terhadap berbagai sikap (attitude) seseorang.
5. Dokumentasi
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan 2 tipe pengukuran gejala sosial menurut para ahli sosiologi!