Anda di halaman 1dari 8

Nama: Rezqi Purnama adami

NIM: 200303091

Mata Kuliah: Tafsir Tematik

Dosen Pembimbing: Zulihafni M.A

(Ayat-Ayat Perceraian)

TALAK MENURUT AL-QUR’AN

(RESUME INI DISUSUN GUNA MENYELESAIKAN TUGAS MATA KULIAH


TAFSIR TEMATK)

Kata kunci:‫ متلقة‬,‫طلق‬

A. KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah sama-sama kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana Allah
lah yang telah melimpahkan rahmat dan Karunia-nya sehingga resume tafsir tematik yang
berjudul Talak Menurut Al-qur’an dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam tidak lupa pula
kita hadiahkan kepada baginda nabi besar Muhammad saw. Kemudian tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Dosen kami Bu Zulihafni M.A selaku dosen dalam mata kuliah
Tafsir Tematik, semoga ilmu yang diberikan bisa kami cerna dan kami amalkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Dalam penyusunan makalah, penulis menggunakan Aplikasi Maktabah Syamilah dan


Aplikasi Al-qur’an Al-Hadi sebagai alat pencarian ayat menurut tema diatas. Adapun kata
kunci dalam pencarian ayat penulis memakai kata kunci ‫ متلقة‬,‫طلق‬

Perceraian dalam Islam ada beberapa kali disebutkan dalam Alquran. Secara
kronologis, aturan hukum perceraian diatur dalam surah Al-Baqarah, al ahzab ayat 49 dan
ayat 28, dan surah At-Thalaq Ayat 1 dan 2,Ketiga surah ini masuk dalam kategori surah
madaniyah itu semua aturan tentang hukum perceraian diatur setelah umat Islam hijrah ke
Madinah. Aturan perceraian dalam surah al-baqarah itu disebutkan dalam 11 ayat yaitu ayat
ke 227,228, 229,230, 231, 232,236,237, dan 241.
Surah Lafazh Surah/Ayat Golongan
surah
At-Thalaq ِّ‫ِط ْلقُوْ هُن‬ 65/1 Madaniyah
At-Thalaq ‫فا َ ِرقُوْ ه َُّن‬ 65/1 Madaniyah
Al-Ahzab ‫اَ ْس َر ْه ُك َّن‬ 33/28 Madaniyah
Al-Ahzab ‫طَلَ ْقتُ ُموْ ه َُّن‬ 33/49 Madaniyah
AlBaqarah َ َ‫الطَل‬
‫ق‬ 2/27 Madaniyah
Al-Baqarah ُ ‫الطَاَل‬
‫ق‬ 2/28 Madaniyah
Al-Baqarah ‫ق‬ ْ ‫ال ُم‬
َ ‫طل‬ 2/29 Madaniyah
Al-Baqarah َ ‫طَلَ ْقها‬ 2/30 Madaniyah
Al-Baqarah ‫طَلَ ْقتُ ْم‬ 2/31 Madaniyah
Al-Baqarah ‫طَلَ ْقتُ ْم‬ 2/32 Madaniyah
Al-Baqarah ‫طَلَ ْقتُم‬ 2/36 Madaniyah
Al-Baqarah ‫طَلَ ْقتُ ُموْ ه َُّن‬ 2/37 Madaniyah
Al-Baqarah ْ ‫ُم‬
َ‫طلَقَت‬ 2/41 Madaniyah

Dari sekian banyaknya ayat Alquran yang berkaitan dengan perceraian, penulis hanya akan
membahas 2 ayat yang bersangkutan dengan tema diatas yaitu surah al-baqarah ayat 229 dan
230.

B. PENDAHULUAN

Perceraian merupakan sesuatu yang dapat terjadi karena adanya suatu ikatan
perkawinan. Adapun perkawinan seperti yang telah disebutkan dalam KHI (Kompilasi
Hukum Islam) bab kedua pasal 3 yang bahwa; perkawinan bertujuan untuk mewujudkan
kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warahmah. Demikian juga dalam
undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 yaitu tentang perkawinan pada bab 1 Pasal 1 dan
sebutkan bahwa:Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.1
1
Departemen Agama RI, al-Qur`an danTerjemahnya (Semarang : Kumudasmoro :Grafindo,1994, Cet Ke-4),
664.
Hukum perceraian dalam Islam ada kaitannya dengan hukum perceraian dalam perkawinan
sesuatu yang terjadi pada hukum perkawinan terjadi juga kepada hukum perceraian
maksudnya adalah ada suatu dampak yang akan ditanggung oleh sebuah pasangan baik itu
suami maupun istri. Pada saat perceraian itu terjadi Namun demikian terdapat beberapa
konsekuensi terdapat bias gender seperti halnya hak talak itu hanya dimiliki oleh suami dan
kewajiban kita itu hanya berlaku oleh istri.

C. PEMBAHASAN

Sebuah pernikahan dapat berakhir atau disebut terjadinya talak yang dijatuhkan oleh
suamip terhadap istrinya dikarenakan suatu sebab. Banyak ssebab-sebab terjadinya talak,hal
ini dikemukakan oleh syaikh bin Baz antara lain:

 Tidak cocok antara suami dan istri


 Keduanya ini tidak saling mencintai
 Kejelekan akhlak dari salah satu keduanya
 Suami tidak mampu menunaikan kewajibannya dan begitu pula dengan istri
 Kemunculan perubahan pandangan hidup yang berbeda antara suami dan istri
 Adanya perselisihan pendapat diantara keduanya.

Namun, bila semua cara telah dilakukan dan tidak ada juga hasilnya. Sementara krisis rumah
tangga semakin hebat dan semakin memburuk dan tidak mungkin lagi bisa diselesaikan,
maka jalan yang dianggap paling maslahat bagi keduanya adalah berpisah.2

Talak adalah pemutusan tali perkawinan. Talak merupakan sesuatu yang disyariatkan.
Dan yang menjadi dasarnya adalah Qur’an dan Hadist’ serta Ijma’. Secara bahasa,talak
berasal dari bahasa Arab yaitu “thalaqa yathliqu thalaaqan” yang maknanya melepas atau
mengurai tali pengikat. Kemudian dalam potongan ayat Al-qur’an surah Ath-thalaq ayat 2
disebutkan: “atau lepaskanlah mereka baik-baik.”3Adapun secara istilah para ulama berbeda
pendapat dalam memberikan definisinya. Dalam ensiklopedi Islam disebutkan bahwa
menurut mazhab Hanafi dan Hambali adalah pelepasan ikatan perkawinan secara langsung
atau pelepasan ikatan perkawinan di masa yang akan datang. Secara langsung maksudnya
adalah tanpa terkait dengan sesuatu dan hukumnya langsung berlaku ketika ucapan talak

2
Syaikh Muhammad bin Ibrahim dkk. Fatwa-fatwa tentang wanita(Jakarta:Darul Haq, 2001).201
3
Mustofa Dibulbiga,Terjemahan fiqih syafi’i.oleh: Adlohiyah sunarto, M.Multazam ,(bandung,bintang
belajar,t,th)
tersebut dinyatakan oleh suami. Kemudian sedangkan di masa yang akan datang maksudnya
adalah berlakunya hukum talak tersebut tertunda oleh suatu hal. 4 Kemungkinan tak seperti itu
adalah talak yang dijatuhkan dengan syarat. Menurut Mazhab Syafi’i telah adalah pelepasan
akad nikah dengan lafal talak atau yang semakna dengan lafal itu. 5Sedangkan menurut
mazhab Maliki telah adalah suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan
hubungan suami istri.6

1. Ayat yang terkait


a) Penjelasan mengenai Talak satu, dua dan tiga
 Surah Al-Baqarah ayat 229:

‫ان ۗ َواَل يَ ِحلُّ لَ ُك ْم اَ ْن تَْأ ُخ ُذوْ ا ِم َّمٓا ٰاتَ ْيتُ ُموْ هُ َّن‬ٍ ‫ْر ْي ۢ ٌح بِاِحْ َس‬
ِ ‫ف اَوْ تَس‬ ٍ ْ‫ك بِ َم ْعرُو‬ ٌ ۢ ‫ق َم َّر ٰت ِن ۖ فَا ِ ْم َسا‬
ُ ‫اَلطَّاَل‬
ْ ‫َش ْيـًٔا آِاَّل اَ ْن يَّ َخافَٓا اَاَّل يُقِ ْي َما ُح ُدوْ َد هّٰللا ِ ۗ فَا ِ ْن ِخ ْفتُ ْم اَاَّل يُقِ ْي َما ُح ُدوْ َد هّٰللا ِ ۙ فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َما فِ ْي َما ا ْفتَد‬
‫َت‬
ٰ ‫ك هُم‬ ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
َ‫الظّلِ ُموْ ن‬ ُ َ ‫ول ِٕى‬ ‫بِ ٖه ۗ تِ ْلكَ ُح ُدوْ ُد هّٰللا ِ فَاَل تَ ْعتَ ُدوْ هَا َۚو َم ْن يَّتَ َع َّد ُح ُدوْ َد ِ فَا‬

Artinya: “Talak(yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang
ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali
sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak
akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa mereka
keduanya(suami-istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa
atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah
hukum-hukum Allah Maka jnganlah kamu melanggarnya. Barang siapa yang melanggar
hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim. “7

Dari ayat di atas mengandung pengertian yang bahwa suami boleh mempertahankan
kembali bekas isterinya setelah talak pertama dengan cara yang baik, dan sedemikian pula
talak yang kedua. Adapun maksud dari mempertahankan kembali ialah dengan cara
merujuknya dan mengembalikan isterinya kedalam ikatan perkawinan dan berhak menggauli
nya dengan cara yang baik sesuai dengan aturan syariat islam.

4
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 5, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001, h. 53.
5
Wahbah az-Zuhailī, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhū Jilid 7.., h. 343.
6
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 5..., h. 53.
7
Q.S Al-Baqarah ayat 29
 Surah Al-Baqarah ayat 230:

‫فَا ِ ْن طَلَّقَهَا فَاَل ت َِحلُّ لَهٗ ِم ۢ ْن بَ ْع ُد َح ٰتّى تَ ْن ِك َح َزوْ جًا َغ ْي َر ٗه ۗ فَا ِ ْن طَلَّقَهَا فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َمٓا‬
َ‫اج َعٓا اِ ْن ظَنَّٓا اَ ْن يُّقِ ْي َما ُح ُدوْ َد هّٰللا ِ ۗ َوتِ ْلكَ ُح ُدوْ ُد هّٰللا ِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْ ٍم يَّ ْعلَ ُموْ ن‬
َ ‫اَ ْن يَّتَ َر‬

Artinya: “Kemudian jika si suami mentalaknya(sesudah talak yang kedua),maka perempuan


itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami dengan suami lain. Kemudian,
jika suami yang lain menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya(bekas suami
pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangka-Nya kepada kaum
yang (mau) mengetahui. “8

D. Tafsir
Dalam kitab ringkasan Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Q.S Al-Baqarah 229-230
menerangkan tentang penghapusan tradisi yang berlaku pada permulaan islam, yang
mana seorang suami mempunyai hak merujuk istrinya meskipun dia telah menceraikannya
seratus kali, dengan syarat selama si istri berada pada masa iddah. Namun tradisi ini banyak
merugikan istri, maka Allah membatasi talak hingga tiga kali. Hal ini hanya bisa rujuk pada
talak pertama dan kedua, maka Allah SWT berfirman "Talak itu dua kali. Setelah itu boleh
dirujuk dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik".9

Dengan kalimat “Talak itu hanya dua kali”sudah terang bahwa yang dimaksud ialah
berpisah sampai dua kali, bukan mengucapkan lafaz talak dalam satu majelis dua kali,
apalah lagi tiga kali. Sebab melafazkan talak dua kali atau tiga kali dalam satu majelis akan
menghasilkan pisah satu kali, bukan dua atau tiga kali. Dan lagi perbuatan yang demikian
sangat dimurkai Rasulullah, karena merobohkan karena merobohkan aturan yang sudah
ditentukan. Dizaman Rasulullah dan sayyidina Abu Bakar, melafazkan talak dua atau tiga
kali dalam satu majelis hanya dihukumkan satu yang jatuh.10

8
Q.S Al-Baqarah ayat 30
9
Abu al-Fida Imamuddin Ismail Bin Umar Katsir,Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta, Gema Insani, 1999).
Ada juga yang berpendapat bahwa maksud dari ayat ini adalah penjatuhkan talak
secara terpisah-pisah, tidak sekaligus. Mengumpulkan dua atau tiga talak adalah haram.
Pendapat ini dipegang sejumlah sahabat. 11

“ Maka jika dia talak (lagi) akan dia , maka tidaklah halal baginya sesudah itu,
sehingga dia(perempuan) kawin dengan suami yang lain (pangkal ayat 230) yang dimaksud
ayat ini adalah orang yang sudah bercerai sebanyak dua kali, rupanya terpaksa bercerai yang
ke tiga kalinya. Kalau sudah terjadi cerai yang ketiga, sisuami tidak boleh surut lagi. Selepas
masa iddah perempuan itu, dia sudah boleh kawin dengan laki-laki yang lain pula. Riwayat
lelaki yang pertama sudah habis hingga itu. “ Maka jika ditalaknya pula” oleh suami yang
kedua itu “ maka tidaklah mengapa bagi mereka berdua jika mereka berdua
berkembalian”.12

E. Asbabun Nuzul

 Al-Baqarah ayat 229

Bukhari, Ibnu Majah dan Nasa’i meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa
Jamilah, yang merupakan saudari Abdullah bin Ubay serta isteri Tsabit bin Qais
menemui Rasulullah, lalu berkata “wahai Rasulullah, sebenarnya saya tidak mencela
perangai maupun ketaatan Tsabit bin Qais kepada agama, tapi saya tidak suka
dengan perawakan yang jelek, sementara saya tidak mau melakukan perbuatan jelek
setelah masuk islam” beliau bertanya “Apakah kau bersedia mengembalikan
kebunnya?” ia menjawab “ya” beliau kemudian bersabda kepada Tsabit “Terimalah
kembali kebun itu dan jauhkanlah satu talak kepadanya”13

 Al-Baqarah ayat 230

Ibnu Mundzir meriwayatkan dari muqtil bin Hayyan, bahwa ayat ini turun
sehubungan dengan Aisyah binti Abdurrahman bin Atik yang menjadi isteri dari
putra pamannya sendiri: Rifa’ah bin Wahab bin Atik. Ia diceraikan dengan talak
baa’in oleh suaminya, kemudian ia menikah dengan Abdurrahman Ibnu Zubair al-
Qurazhiy. Setelah diceraikan Abdurrahman, Ia menghadap nabi dan berkata “ ia
menceraikan saya sebelum menyentuh saya. Bolehkah nanti saya rujuk dengan
10
Prof. Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir Al-Azhar jilid 1, (Jakarta, Pustaka Nasional PTE LTD
Singapura, 1989) hal.539.
11
Prof.Dr. Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, ( Jakarta,Gema Insani, 2013) hal. 546
12
Prof. Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Op. Cit , hal. 542.
13
Ibid hal. 545
suami pertama saya? Beliau bersabda “ tidak boleh sebelum ia menggaulimu”.14

F. Munasabah Ayat
Korelasi antara Surah al-Baqarah ayat 229 dan ayat sebelumya yaitu ayat 228. Ayat
228 menjelaskan bahwa perempuan-perempuan yang sudah ditalak itu hendaknya menahan
diri untuk tidak menikah lagi selama mereka tiga kali bersih, maksudnya tiga kali bersih
dari haidh. Hal inilah yang dinamakan masa iddah seorang wanita. Sedangkan surah al-
Baqarah ayat 229 menjelaskan tentang talak yang lebih baik hanya dilakukan dua kali saja.

G. Hadist Terkait

َّ َ‫ـاف َأ ْن يُ ْقت ََح َم َعل‬


َ ‫ قَـ‬,‫ي‬
:‫ـال‬ ‫ َوَأخَـ ُـ‬,‫ث‬
ً ‫إن َزوْ ِجي طَلَّقَنِي ثَاَل‬ ْ َ‫س قَــال‬
َّ !ِ‫ (يَا َر ُس ـواَل هلل‬: ‫ت‬ ِ ‫اط َمـ ةَ بِ ْن‬
ٍ ‫ت قَ ْي‬ ِ َ‫َوع َْن ف‬
ْ َ‫ فَت ََح َّول‬, ‫فََأ َم َرهَاـ‬
‫ت) َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬

Artinya: Fatimah binti Qais berkata: aku berkata: Wahai Rasulullah, suamiku telah
Mentalakku dengan talak tiga, aku takut ada orang mendatangiku. Maka beliau
menyuruhku pindah dan ia kemudian pindah (H.R.Muslim)

b) Hajah

 Surah

H. Kesimpulan

Dari seluruh penjelasan diatas dapat kita ambil kesimpulan:

 Menurut bahasa, Talak berarti melepaskan ikatan. Kata ini diambil dari ithlaq
yang berarti melepaskan atau meninggalkan.

 Permasalahan perceraian atau talak dalam hukum Islam dibolehkan dan diatur
dalam dua sumber hukum islam, yakni berdasarkan Al-qur'an dan hadist. Seperti
dalam surah Al-baqarah ayat 229 ini dijelaskan yang bahwa suami bisa ruju'
dengan istri setelah mentalaknya, dengan syarat 1 dan 2 kali talak tanpa adanya
nikah dan mahar yang baru dari suami Asalkan masih didalam masa iddah,
apabila masa iddah telah habis maka wajib adanya nikah dan dengan mahar yang
baru jika ingin bersama kembali.

14
Ibid, hal. 546
 Di surah Al-baqarah ayat 230 ini dijelaskan yang bahwa suami tidak bisa
kembali lagi bersama istri atau ruju' dengan istri Apabila suami telah mentalak
istri lebih dari 2 kali sebelum sang istri menikah dengan orang lain, apabila
istrinya telah menikah kemudian diceraikan lagi oleh suami yang baru, maka
suami yang pertama boleh kembali lagi bersama istrinya dengan adanya akad
nikah dan mahar yang baru.

Daftar Pustaka
Departemen Agama RI, al-Qur`an danTerjemahnya (Semarang :
Kumudasmoro :Grafindo,1994, Cet Ke-4), 664.

Syaikh Muhammad bin Ibrahim dkk. Fatwa-fatwa tentang wanita(Jakarta:Darul Haq,


2001).201

Mustofa Dibulbiga,Terjemahan fiqih syafi’i.oleh: Adlohiyah sunarto, M.Multazam ,


(bandung,bintang belajar,t,th)

Muslim (no.1472) , Abu Dawud( no.2200), An-nasai(6/145)

Abu al-Fida Imamuddin Ismail Bin Umar Katsir,Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta, Gema Insani,
1999).

Prof. Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir Al-Azhar jilid 1, (Jakarta,
Pustaka Nasional PTE LTD Singapura, 1989) hal.539.

Prof.Dr. Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, ( Jakarta,Gema Insani, 2013) hal. 546

Prof. Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Op. Cit , hal. 542.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 5, Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2001, h. 53.

Wahbah az-Zuhailī, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhū Jilid 7.., h. 343

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 5..., h. 53.

Anda mungkin juga menyukai